View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan media akuntabilitas
yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi
pemerintah setingkat Eselon II ke atas. LKjIP disusun berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
LKjIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 merupakan
LKjIP tahun ketiga atas Implementasi Rencana Strategis 2015-2019 yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian
visi dan misi, serta merupakan sarana penyampaian keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang dituangkan dalam bentuk laporan
akuntabilitas yang disusun berdasarkan realisasi capaian kinerja sebagaimana
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017.
Kami mengharapkan Laporan Kinerja ini dapat menjadi media
pertanggungjawaban capaian kinerja dan dapat mendorong peningkatan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan pada tahun berikutnya.
Palembang, 9 Januari 2018 Kepala Perwakilan.
Gillbert A. H. Hutapea NIP 19600830 198012 1 001
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
Ikhtisar Eksekutif ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ............................................................. 1
B. Aspek Strategis Organisasi ...................................................................................... 4
C. Kegiatan dan Produk Organisasi ............................................................................. 5
D. Struktur Organisasi .................................................................................................. 9
E. Sistematika Penyajian ........................................................................................... 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................ 14
A. Rencana Strategis 2014-2019 ............................................................................... 15
1. Pernyataan Visi ................................................................................................ 15
2. Pernyataan Misi ............................................................................................... 24
3. Tujuan dan Sasaran Program .......................................................................... 33
4. Indikator Kinerja Program ................................................................................ 38
5. Program dan Kegiatan ..................................................................................... 40
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .............................................................................. 41
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 45
A. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................. 45
B. Realisasi Keuangan ............................................................................................ 71
BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 74
Lampiran
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | iii
Ikhtisar Eksekutif
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Provinsi Sumatera Selatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan dilengkapi dengan
indikator kinerja dan target yang akan dicapai.
Melalui proses dan tahapan yang melibatkan seluruh pegawai dan pimpinan
tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan menetapkan suatu
komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yaitu menjadi Auditor Internal
Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional di wilayah Sumatera Selatan.
Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
memiliki tiga misi, yaitu:
1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola
Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera
Selatan;
2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif
di wilayah Sumatera Selatan; dan
3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten di wilayah Sumatera Selatan.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan menetapkan tiga tujuan strategis yang akan dicapai dalam Tahun 2015-
2019, yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional yang bersih dan Efektif di wilayah Sumatera Selatan;
2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Sumatera Selatan; dan
3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten di wilayah Sumatera Selatan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | iv
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan telah merumuskan delapan sasaran program dan menempatkan 39 indikator
kinerja sebagai dasar pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan, yang didukung oleh anggaran DIPA yang tersedia sebesar
Rp29.636.864.000,00. Realisasi anggaran belanja Tahun 2017 sebesar
Rp29.534.631.328,00 atau 99,66% dari dana yang tersedia dalam DIPA.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 ini
merupakan salah satu media yang menunjukkan kemampuan Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Selatan dalam pencapaian kinerja Tahun 2017. LKjIP juga
dimanfaatkan sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif
menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap capaian target outcome dan
output diperoleh hasil yang memuaskan dengan rincian sebagai berikut:
1. Outcome
Sasaran Strategis
(Sasaran Program)
Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Perbaikan
pengelolaan program
prioritas nasional dan
pengelolaan
keuangan
negara/korporasi
Perbaikan tata kelola,
manajemen risiko, dan
pengendalian intern
pengelolaan program
nasional
% 55 47 86
Persentase tindak lanjut
rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan
pengendalian intern
korporasi
% 55 50 91
Meningkatnya
efektivitas hasil
pengawasan
keinvestigasian
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan di
persidangan
% 40 28 70
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH
% 70 0 0
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
% 60 100 167
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | v
Sasaran Strategis
(Sasaran Program)
Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Persentase hasil audit
penyesuaian harga yang
dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
% 70 0 0
Persentase hasil audit
klaim yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
% 0 0 N/A
Meningkatnya
penyelesaian
hambatan
pelaksanaan
pembangunan
nasional
Persentase
penyelesaian hambatan
kelancaran
pembangunan
% 70 0 0
Meningkatnya kualitas
tata kelola pemerintah
dan korporasi dalam
pencegahan korupsi
Persentase K/L/P/K
yang
mengimplementasikan
FCP (termasuk FRA)
% 50 100 200
Meningkatnya
kepedulian K/L/P/K
dan masyarakat
terhadap korupsi
Persentase K/L/P/K
anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang
mengimplementasikan
sistem pengaduan
masyarakat
% 60 100 167
Meningkatnya kualitas
penerapan SPIP
Pemda/korporasi
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 1
% 100 0 100
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 1
% 29 29 100
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 2
% 0 100 N/A
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 2
% 24 24 100
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 3
% 0 0 N/A
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 3
% 47 29 62
Persentase BUMD yang
kinerjanya minimal
% 54 7 13
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | vi
Sasaran Strategis
(Sasaran Program)
Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
berpredikat baik dari
BUMD yang dibina
Persentase BLUD yang
kinerjanya minimal baik
dari BLUD yang dibina
% 60 50 83
Meningkatnya
kapabilitas
pengawasan intern
Pemda
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 3)
% 0 0 N/A
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 3)
% 35 35 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 2)
% 100 100 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2)
% 24 24 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 1)
% 0 0 N/A
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level
1)
% 41 41 100
Tersedianya
Dukungan Teknis
Kepuasan atas
Pelayanan Sekretariat
Utama
Persepsi Kepuasan
Layanan Sekretariat
Utama (skala likert 1-10)
skala 7 7 100
2. Output
Indikator Kinerja Satuan Target 2017
Realisasi 2017
Capaian 2017
1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP
Perwakilan
Laporan 146 139 95,21
2 LHP Pembinaan SPIP BPKP
Perwakilan
Laporan 24 24 100,00
Surat kepala Perwakilan BPKP kepada
Pemda, menyampaikan rekomendasi
hasil asistensi dan penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP di
Provinsi/Kab/Kota
Surat 11 12 109,09
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | vii
Indikator Kinerja Satuan Target 2017
Realisasi 2017
Capaian 2017
3 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP
BPKP Perwakilan
Laporan 11 11 100,00
Surat kepala perwakilan BPKP kepada
Pemda, menyampaikan rekomendasi
hasil bimtek dan penilaian kapabilitas
APIP di Provinsi/Kab/Kota
Surat 11 11 100,00
4 Jumlah Layanan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 81 81 100,00
Pencapaian indikator kinerja tercapai melalui:
1. Kegiatan Pengawasan:
a. Laporan hasil pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah
Pusat (IPP) Perekonomian dan Kemaritiman, dari 19 target laporan yang
direncanakan, terealisasi sebanyak 22 laporan atau mencapai 115,79%;
Selain itu, direalisasikan 58 laporan dari kegiatan tambahan. Realisasi
keseluruhan sebesar 80 laporan atau 104%.
b. Laporan hasil pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah
Pusat (IPP) Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, dari 16 target laporan yang direncanakan, terealisasi
sebanyak 17 laporan atau mencapai 106%; Selain itu, direalisasikan 56
laporan dari kegiatan tambahan. Realisasi keseluruhan sebesar 73
laporan atau 101%.
c. Laporan hasil pengawasan Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah
Daerah (APD), dari 39 target laporan yang direncanakan, terealisasi
sebanyak 37 laporan atau mencapai 94,87%; Selain itu, direalisasikan 99
laporan dari kegiatan tambahan. Realisasi keseluruhan sebesar 136
laporan atau 98,55%.
d. Laporan hasil pengawasan Bidang Akuntan Negara (AN), dari 31 target
Laporan yang direncanakan, terealisasi sebanyak 27 Laporan atau
mencapai 87,10%; Selain itu, direalisasikan 33 laporan dari kegiatan
tambahan. Realisasi keseluruhan sebesar 60 laporan atau 93,75%.
e. Laporan hasil pengawasan Koordinator Bidang Investigasi, dari 41 target
Laporan yang direncanakan, terealisasi sebanyak 36 Laporan atau
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | viii
mencapai 87,80%. Selain itu, direalisasikan 18 laporan dari kegiatan
tambahan. Realisasi keseluruhan sebesar 54 laporan atau 91,53%.
2. Pembinaan SPIP:
a. Laporan hasil pembinaan SPIP, dari 24 target laporan yang direncanakan,
terealisasi sebanyak 24 laporan atau mencapai 100%; Selain itu,
direalisasikan 4 laporan dari kegiatan tambahan. Realisasi keseluruhan
sebesar 28 laporan atau 100%.
b. Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan
rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan
SPIP di Provinsi/Kab/Kota, dari 11 target surat yang direncanakan,
terealisasi sebanyak 11 surat atau mencapai 100%;
3. Peningkatan Kapabilitas APIP:
a. Laporan hasil Peningkatan Kapabilitas APIP, dari 11 target laporan
yang direncanakan, terealisasi sebanyak 11 laporan atau mencapai
100%;
b. Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan
rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di
Provinsi/Kab/Kota, dari 11 target surat yang direncanakan, terealisasi
sebanyak 11 laporan atau mencapai 100%; Selain itu, direalisasikan 3
surat dari kegiatan tambahan. Realisasi keseluruhan sebesar 14 surat
atau 100%.
4. Layanan Dukungan Manajemen:
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP, dari 81 target
laporan yang direncanakan, terealisasi sebanyak 81 laporan atau mencapai
100%.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja, Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan telah dan terus berupaya meningkatkan koordinasi pengawasan,
pembinaan SPIP, dan pembinaan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP), meningkatkan kemitraan dengan stakeholders, dan mendapatkan dukungan
yang kuat dari semua pegawai dalam merespons kepentingan stakeholders di
daerah dan melakukan beberapa strategi penyempurnaan, antara lain:
1. Meningkatkan capaian kinerja agar lebih maksimal;
2. Meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan pada program utama
Perjanjian Kinerja Perwakilan;
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | ix
3. Melakukan Program Pelatihan Mandiri (PPM) setiap akan melaksanakan
penugasan terkait agar pemahaman terhadap materi penugasan lebih
meningkat.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan tugas
utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara serta pembangunan agar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, sekaligus memberikan masukan bagi
penyusunan kebijakan yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk, struktur
organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja
Tahun 2017 diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Sejak terbentuk pada Tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami
beberapa kali penyesuaian. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP menggantikan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 beserta perubahannya. Berdasarkan
Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Tugas dan fungsi Perwakilan BPKP dijabarkan berdasarkan Peraturan Kepala
BPKP Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Berdasarkan Perka
BPKP tersebut, Perwakilan BPKP mempunyai tugas:
1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau atas
permintaan Kepala Daerah;
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 2
4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana dan program;
2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;
4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis
dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah;
5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya;
6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;
8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD,
dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;
9. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang didalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan
pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan
pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas
kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku
kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara,
badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian
keuangan negara serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan
instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 3
12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian
mutu pengawasan; dan
13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mewajibkan
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota melakukan
pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, maka BPKP
sebagai auditor pemerintah diamanahkan untuk melakukan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara daerah dan melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
Terkait dengan implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan
Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian
Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, sehingga BPKP memiliki tambahan tugas dan
fungsinya yaitu melakukan :
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu (Pasal 49 ayat 2), meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Pasal 59
ayat 2).
3. Review atas laporan keuangan pemerintah pusat sebelum disampaikan Menteri
Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4).
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya (Pasal 54 ayat 3).
Selain itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden
menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang rencana aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi, dengan rencana aksi sebagai berikut:
1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;
2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 4
yang menekankan pada soft control;
3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.
B. Aspek Strategis Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah,
BPKP telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang memuat
visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam
Tahun 2015 – 2019 berikut target output dan outcome yang akan dicapai. BPKP
melakukan Pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan yang
diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif dan tepercaya serta untuk mencapai terwujudnya penguatan
kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap
kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern
yang independen, profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem
manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.
Arah kebijakan pengawasan BPKP adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui pemenuhan IA-CM
(Internal Audit Capability Model) yang mampu mendorong pemantapan
penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah
daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam
membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan
dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional;
2. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis
bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang
bersifat lintas bidang pada RPJMN 2015-2019;
3. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan
penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran
negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset
negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 5
pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);
4. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking
dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Pembangunan pengawasan yang dilakukan merupakan bagian dari
pembangunan bidang aparatur dan hukum sebagaimana disebutkan dalam Agenda
Kedua RPJMN 2015-2019, yaitu membuat pemerintah selalu hadir dalam
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
tepercaya, serta Agenda Prioritas Keempat RPJMN 2015-2019, yaitu memperkuat
kehadiran negara dalam reformasi dan penegakan hukum. Sebagai aparat Presiden,
seluruh kapasitas dan kapabilitas Perwakilan BPKP telah diamanatkan untuk
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pencapaian Sasaran Pokok
Pembangunan.
Strategi pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun
waktu 2015-2019 adalah memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil
pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan
kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Sebagai
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, secara lebih spesifik
strategis tersebut tertuang dalam empat butir strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan
program pemerintah dan mendukung penguatan penyelenggaraan SPIP;
2. Pemokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan
nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015-2019, termasuk di dalamnya
menguatkan sistem pengendalian intern program lintas bidang;
3. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah;
4. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
Sesuai dengan renstra, BPKP melaksanakan kegiatan pengawasan yang
disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi
eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 6
indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari masing-masing eselon II teknis akan
menghasilkan Laporan Hasil Pengawasan sebagai indikator kinerja pengawasannya.
Laporan Hasil Pengawasan dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan,
baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools)
pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang
mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman,
pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain.
Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan
kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan
kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara
tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Kegiatan dan produk organisasi
tertuang dalam kompetensi penugasan BPKP sebagaimana disajikan dalam gambar
1.1.
Gambar 1.1 Kompetensi dalam penugasan BPKP
Kompetensi dan Penugasan
BPKP
1.Audit
Konsultasi, asistensi dan
evaluasi
1.Pemberantasan Korupsi
1.Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 7
Berikut kegiatan dan produk yang dilakukan oleh BPKP, antara lain:
1. Audit
Kegiatan audit mencakup:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Kinerja BUMN/BUMD/BLUD/Badan Usaha Lainnya
Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP)
Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
Audit Tindak Lanjut atas Temuan-Temuan Pemeriksaan
Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain sepanjang hal itu
membutuhkan keahlian di bidangnya
Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgen untuk segera
dilakukan.
2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi
Di bidang konsultasi, asistensi dan evaluasi, BPKP berperan sebagai konsultan
bagi para stakeholders menuju tata pemerintahan yang baik (good governance),
yang mencakup Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD), Sistem Keuangan Desa (SisKeuDes), Good Corporate Governance
(GCG) pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, dan
Peningkatan Kapabilitas APIP.
3. Pemberantasan Korupsi
Di bidang pemberantasan korupsi, BPKP membantu pemerintah memerangi
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan membentuk gugus tugas anti
korupsi dengan keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan hukum dan
pemberantasan KKN, BPKP telah mengikat kerja sama dengan Kejaksaan
Agung dan Kepolisian RI yang dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan
Bersama. BPKP juga mengikat kerja sama dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi.
4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, BPKP menjadi instansi
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 8
pembina untuk mengembangkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan
instansi pemerintah. Setiap auditor pemerintah harus memiliki sertifikat sebagai
Pejabat Fungsional Auditor. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
(Pusdiklatwas) BPKP berperan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah. BPKP Perwakilan Provinsi
Sumatera Selatan membantu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
(Pusdiklatwas) BPKP dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan
penyelenggaraan SPIP menurut PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP juga
menghasilkan produk unggulan antara lain:
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA);
3. Sistem Keuangan Desa (SisKeuDes)
4. Standar Pelayanan Minimal di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah;
5. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement
Program);
6. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
7. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik;
8. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
9. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;
10. Program Anti Korupsi (PAK);
11. Fraud Control Plan (FCP);
12. Management Assessment Center (MAC);
13. Peningkatan Maturitas SPIP;
14. Peningkatan Kapabilitas APIP.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 9
D. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan dengan jabatan eselon IIa. Susunan organisasi Perwakilan BPKP terdiri
dari:
1. Kepala Perwakilan
2. Bagian Tata Usaha
3. Kelompok Jabatan Fungsional.
Rincian tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang dan bagian adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Perwakilan
Kepala Perwakilan mempunyai tugas memimpin Perwakilan BPKP dalam
melaksanakan tuigas dan fungsinya.
2. Bagian Tata Usaha
Tugas pokok Bagian Tata Usaha adalah melaksanakan penyusunan rencana
dan program bagian tata usaha, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,
urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan
penyusunan laporan bagian tata usaha dan laporan program pelatihan mandiri
perwakilan.
Fungsi yang diselenggarakan adalah:
a. Penyusunan rencana dan program bagian tata usaha;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,
pengelolaan perpustakaan, perlengkapan, dan rumah tangga;
c. Penyusunan laporan bagian tata usaha dan program pelatihan mandiri
perwakilan.
Bagian Tata Usaha memiliki sub-sub bagian, yaitu:
a. Subbagian Kepegawaian, dengan tugas melakukan urusan kepegawaian
dan pengembangan pegawai, serta penyusunan laporan bagian tata usaha
dan program pelatihan mandiri perwakilan;
b. Subbagian Keuangan, dengan tugas penyiapan bahan penyusunan rencana
dan program bagian tata usaha dan anggaran perwakilan serta pengelolaan
urusan keuangan;
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 10
c. Subbagian Umum, dengan tugas melakukan urusan persuratan,
perlengkapan, urusan dalam, rumah tangga dan pengelolaan perpustakaan.
3. Kelompok jabatan fungsional
Kelompok jabatan fungsional terdiri jabatan fungsional auditor dan fungsional
lainnya.
Kelompok jabatan fungsional auditor mempunyai tugas dan fungsi melakukan
kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing yang dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kelompok jabatan fungsional auditor dipimpin oleh koordinator pengawasan,
terdiri:
a. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, yang bertugas
melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang akuntabilitas
penyelenggaraan keuangan dan pembangunan pusat bidang
Perekonomian dan Kemaritiman .
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan yang bertugas melaksanakan kegiatan
pengawasan di bidang akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan
pembangunan pusat Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan
c. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah yang bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang
akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan pembangunan Daerah.
d. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntan Negara yang
bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang
keakuntanegaraan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi yang bertugas
melaksanakan kegiatan pengawasan keinvestigasian.
f. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang program dan Pelaporan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 11
serta Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang bertugas
melaksanakan kegiatan. penyusunan program dan pelaporan perwakilan
serta kegiatan pembinaan APIP.
Koordinator Pengawasan mempunyai tugas:
a. Koordinasi penyusunan rencana dan program pengawasan
b. Pelaksanaan dan pengendalian pengawasan
c. pemantauan dan evaluasi hasil pengawasan
d. tugas lain yang diberikan kepala perwakilan.
Gambar 1.2 Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Sumatera Selatan
Kepala Perwakilan
Kabag TU
Subbag Kepagawaian
Subbag Keuangan
Subbag Umum
Korwas IPP I dan II
Korwas APD
Korwas AN
Korwas Investigasi
Korwas P3A
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 12
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan didukung tenaga SDM yang cukup
handal. Posisi pegawai per 31 Desember 2017 berjumlah 150 orang dengan rincian
tertuang pada Tabel 1.1.
Tabel. 1.1. Posisi Pegawai per 31 Desember 2017
Jabatan Jumlah
( Orang ) Persentase
Struktural 5 3,33
Pejabat Fungsional Auditor
- Auditor Madya selaku Korwas
- Auditor Madya
- Auditor Muda
- Auditor Pertama
- Auditor Penyelia
- Auditor Pelaksana Lanjutan
- Auditor Pelaksana
7
31
30
19
15
7
8
4,67
20,67
20,00
12,67
10,00
4,67
5,33
Pejabat Fungsional Arsiparis 4 2,67
Analisis Kepegawaian 1 0,67
Fungsional Umum 23 15,33
Jumlah 150 100
Sedangkan Jenjang pendidikan pegawai per 31 Desember 2017 tertuang dalam
Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Jenjang Pendidikan Pegawai per 31 Desember 2017
Pendidikan Jumlah
( Orang ) Persentase
Strata 2 10 6,67
Strata 1 91 60,67
D III 33 10,67
DI / SLTA 16 22,00
Jumlah 150 100
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 13
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
melaporkan capaian kinerja perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan selama
tahun 2017. Capaian kinerja 2017 diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja
Tahun 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian Kinerja
merupakan penjabaran renstra BPKP Tahun 2015-2019.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja Tahun 2017
memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance
gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir
seperti ini, sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Sistematika Penyajian LKJIP BPKP Tahun 2017
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
Rencana Strategis
2015-2019
Perjanjian Kinerja 2017 Bab II
PERENCANAAN KINERJA
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 14
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di
bidang pengawasan intern untuk mendukung keberhasilan pembangunan
sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019. Oleh karena itu, arah
kebijakan strategi, kerangka regulasi serta kerangka kelembagaan BPKP difokuskan
untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai keberhasilan
sasaran pembangunan yang dicita-citakan selama lima tahun ke depan. Untuk itu,
BPKP merancang strategi pengawasan ke dalam empat fokus atau dimensi sebagai
respon terhadap kompleksitas isu pembangunan nasional sebagai berikut:
1. Pengawalan Pembangunan Nasional
Pengawalan Pembangunan Nasional diarahkan untuk memastikan
diterapkannya tata kelola yang baik dalam pencapaian target-target
pembangunan nasional, memberikan early warning dan solusi terhadap
permasalahan yang mungkin menghambat jalannya pembangunan, serta
menyediakan informasi yang mutakhir dan akurat bagi pengambilan keputusan
Presiden.
2. Peningkatan Ruang Fiskal
Pengawasan intern diarahkan antara lain untuk memastikan efektivitas kegiatan
peningkatan ruang fiskal dari sektor penerimaan negara/daerah. Kegiatan
pengawasan difokuskan pada kegiatan dalam rangka optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang berasal dari sektor perpajakan, kepabeanan, dan PNBP.
3. Pengamanan Aset Negara/Daerah
Pengawasan atas pengamanan aset negara/daerah diarahkan untuk
memastikan efektivitas pengamanan terhadap aset-aset negara. Kegiatan
pengawasan difokuskan pada kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, perhitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli, upaya pencegahan korupsi
melalui peningkatan kualitas manajemen aset negara/daerah, permasalahan
terkait aset sebagaimana hasil audit BPK-RI.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 15
4. Peningkatan Governance System
Pengawasan atas peningkatan governance system diarahkan untuk memastikan
efektivitas SPIP dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan
negara/daerah/desa/BUMN/D. Kegiatan pengawasan diarahkan pada
peningkatan kualitas laporan keuangan pada Kementerian, Lembaga, dan
Pemerintah Daerah yang memperoleh opini tidak memberi pendapat dari BPK-
RI, dan peningkatan tata kelola yang baik pada BUMN/BUMD/BUL.
Sebagai alat untuk mengelola sumber daya yang terbatas dalam rangka
mengeksekusi strategi pengawasan tersebut, maka BPKP menyusun rencana
jangka menengah berupa Rencana Strategis (Renstra) periode 2015-2019 dengan
mengacu kepada Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan Renstra K/L.
A. Rencana Strategis 2015-2019
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), BPKP wajib menyusun
Renstra yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, arah kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan pengawasan dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif.
Berdasarkan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Nomor KEP-509/PW07/1/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2019, Rencana Strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Selatan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pernyataan Visi
Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai
hingga pimpinan tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yaitu:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Selatan”
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 16
Pernyataan visi ini relevan dengan visi BPKP dan telah konsisten dengan
visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional.
Sebagai gambaran yang diimpikan Tahun 2019 atau setelahnya, visi Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan diharapkan menjadi acuan bagi setiap
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan di semua tingkatan untuk
melaksanakan tugasnya.
Terdapat beberapa kata kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar
dapat membangun persepsi yang sama di antara insan pegawai di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan.
a. Auditor Internal Pemerintah RI
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu
audit intern dan auditor pemerintah RI.
1) Audit Intern
Audit atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada
definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu
“an independent, objective assurance and consulting activity designed
add value and improve an organization’s operations. It helps an
organization accomplish its objectives by bringing a systematic,
disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk
management, control, and governance processes”.
Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktivitas peran BPKP dalam
melaksanakan pengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance
dan pemberi jasa consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan
intern dimaksud menuntut jasa assurance dan consultancy yang
diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,
pengendalian dan proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program
atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP
menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset) untuk menghasilkan
rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 17
2) Auditor Pemerintah RI
Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat
pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor
Pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang
difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta
lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui
suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas.
Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada tataran
tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden atau
delegatee kekuasaan Presiden. Demi kepentingan Presiden, BPKP juga
berfungsi sebagai mitra strategis Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah dan Korporasi (KLPK) dalam hal pemberian jasa consultancy.
Jika informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap
pencapaian tujuan program pemerintah, maka BPKP berfungsi
memberikan rekomendasi perbaikan untuk memitigasi risiko, dan
memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran
pembangunan nasional, dapat tercapai.
Dalam posisi sebagai auditor pemerintah, BPKP mengemban amanah
dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi
berbagai potensi ataupun simtom-simtom kelemahan maupun
penyimpangan di bidang keuangan negara. Dalam konteks tersebut,
BPKP harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya
terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap
asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan
manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka
meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance
terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga,
pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 18
dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan
bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain
yang menciderai penegakan prinsip independensi.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor
internal berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek
produk.
1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia
Sumber daya Manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional
care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib
memenuhi persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya
ditetapkan dalam standar pengawasan yang berlaku bagi BPKP sebagai
organisasi profesi.
SDM BPKP yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang
pengawasan, diarahkan menjadi personel yang lebih memiliki
kompetensi sesuai tujuan dan sasaran strategis BPKP. Kompetensi
yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP)
yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari Asosiasi Auditor
Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), dengan quality assurance
berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan.
Pemilihan obyek pengawasan dilakukan sejak perencanaan stratejik
sampai dengan perencanaan tahunan dengan memperhatikan risiko
(risk based planning). Demikian juga, pelaksanaan pengawasannya
tetap memperhatikan risiko pengawasan (audit risk) untuk melindungi
timbulnya gugatan pihak ketiga.
2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi
Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas di kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas
yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan
dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki
keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 19
kerja sama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses
yang berlaku di BPKP. Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan
peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga
meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan
solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar
baru di bidang pengawasan.
Pengelolaan sumber daya manusia BPKP telah direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko,
proses governance yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan
sasaran. Laporan yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga
atau Kepala Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap
keberhasilan program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan
stratejik yang perlu diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan
nasional. Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah
dinyatakan dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan,
ruang lingkup dan tanggung jawab BPKP. Pelaksanaan peran tersebut
telah disetujui Presiden sebagaimana tertuang dalam berbagai
peraturan yang mendukung peran BPKP serta menjadi landasan dan
pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu
dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan
yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking)
melalui studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara
yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut,
diharapkan BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi
aparat pengawasan pemerintah lainnya.
Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP
diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model
dengan target minimal kapabilitas Level 3 pada Tahun 2019, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance &
consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak
perubahan (Service and Role of Internal Audit Element).
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 20
b) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai
yang profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan
kompetensi dan kerja sama tim (People Management Element).
c) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan
berfokus pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan
memperhatikan fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi
pengawasan berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktik-
praktik terbaik pengawasan (Professional Practices Element).
d) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi
maupun individu, melalui SIM HP dan Integrated Performance
Management System (IPMS) untuk kepentingan manajemen hasil
pengawasan maupun untuk manajemen sumber daya pengawasan
(Performance Management and Accountability Element).
e) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya
dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra
pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil
pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan BPKP
berupa rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan KLPK dalam
rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan efektif dengan
mitra kerja (Organizational Relationship and Culture Element).
f) Dalam kedudukannya sebagai auditor pemerintah, BPKP melakukan
pengawasan secara independen dengan kewenangan dan
kekuasaan mandiri walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. BPKP
aktif untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan
pengendalian intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan
kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi
(Governance Structure Element).
Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern BPKP
senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern
pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat
tercapai. Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada
penyelenggaraan yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan
implementasi SPIP. Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan
berada pada level 3, dengan karakteristik bahwa BPKP telah
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 21
menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua
kegiatan pokok BPKP, sebagai media pengendalian (control design).
Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas
beberapa kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan
didokumentasikan secara konsisten.
3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan
Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa
informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance
memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata
kelola pemerintahan atas seluruh program prioritas pembangunan telah
dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen
operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi
consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen
risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan . Kualitas
informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang
cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program
pembangunan.
c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen
lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan
lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan,
program prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP
dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat
luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis.
Dengan kualitas tersebut, BPKP diharapkan dapat menjadi mitra strategis
KLPK dalam menyukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan
rakyat.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 22
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan sebagai penjabaran Visi BPKP
yaitu “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” sejalan
dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015 2019. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari adanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa
agenda prioritas Pembangunan Nasional (Nawa Cita) antara lain agenda kedua
yang isinya adalah membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan tepercaya. Dalam
lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta
tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, BPKP mengambil peran penting yang
mengerucut sebagai Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Tepercaya.
Peran penting BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir
dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan tepercaya
tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:
Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir
Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai
pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap
saat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini,
selalu hadir diartikan sebagai keberadaan BPKP sebagai auditor internal
pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada
masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan
pembangunan pengawasan.
Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut;
baik program lintas sektoral maupun program yang masuk dalam kategori
current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada
pelaporan akuntabilitasnya diharapkan menghasilkan informasi hasil
pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden
dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya. Kehadiran fungsi pengawasan
internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyai makna
mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 23
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih
Membangun tata kelola pemerintah yang bersih didefinisikan sebagai
membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya
menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan
tools pengawasan berupa sosialisasi, bimbingan teknis, diklat, audit,
evaluasi, verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan
Nasional, fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan
represif untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam
memberantas Tindak Pidana Korupsi (TPK).
Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, BPKP
dapat memfasilitasi dan mendorong KLPK dengan cara membangun SPIP
serta mendorong peningkatan level maturitas SPIP pada setiap KLPK. Hal
penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus diterapkan
pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat dilakukan
adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan kapabilitas
pengawasan intern masing-masing APIP. Jika beberapa upaya penting di
atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola pemerintahan di
Indonesia akan semakin baik.
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif
Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan barang/jasa
dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah satu indikator
pemerintahan yang efektif.
Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP
hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan
nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan
internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh
BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link antara
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 24
kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di samping itu,
pengawasan internal oleh BPKP dilakukan untuk memastikan efektivitas
pelaksanaan program tersebut.
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Tepercaya
Membangun tata kelola pemerintahan yang tepercaya didefinisikan sebagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan
kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktik birokrasi selama ini
dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam
memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif. Pemerintah pun
berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak
terus-menerus menguat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah.
Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP
diharapkan dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara
pemerintahan dan mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan
dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi
pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga
dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang
Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan adalah:
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola
Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera
Selatan;
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di wilayah Sumatera Selatan; dan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 25
c. Mengembangkan kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di wilayah Sumatera Selatan.
Misi Pertama dan Penjelasannya
Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan yaitu
“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola
Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera
Selatan”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta
manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya
yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif”.
a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi
assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon
pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang
pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan
kepada penyelenggara pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi
pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui
jasa assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian
informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para
mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 26
rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja
KLPK sebagai mitra kerja BPKP.
Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya
harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance
atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran
pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan
peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau
kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya
kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak
tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015
2019.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan
assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada
PP Nomor 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP Nomor 60 Tahun 2008
memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP
melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya
fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan
keuangan antara lain meliputi pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,
kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015 2019,
sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 27
mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional
dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern
BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden
sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan
dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong
mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan
keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK RI
atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK
yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK RI.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada
penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang
diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum
Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan
pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan
pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan
mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan
Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b)
Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan
Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d)
Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan
Korporasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 28
Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara,
namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional.
Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi
pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya
wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas;
dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk melaksanakan
strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung sebagai prasyarat
minimal yang harus terpenuhi. Indikator pencapaian sasaran strategi
pembangunan tersebut dituangkan dalam Sasaran Pokok Pembangunan
RPJMN 2015 2019.
Dalam APBN 2015, maupun RPJMN 2015-2019 terdapat beberapa
program lintas bidang dimana sasaran pokok program pembangunan
tersebut dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal ini,
BPKP akan memastikan sejauh mana program lintas bidang tersebut
dijalankan secara terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari
program lintas bidang tersebut. Arah Pengawasan BPKP selanjutnya
adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis
bersama APIP KLPK untuk mengawal pencapaian Sasaran Program yang
bersifat program lintas bidang dalam RPJMN.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk
melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan
pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif.
BPKP bersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran
pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian
sasaran pembangunan terkait KLPK-nya masing-masing, sedangkan
BPKP meningkatkan kapabilitas pengawasan intern APIP.
Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan
pembangunan juga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban. Pengawasan intern diarahkan untuk memastikan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 29
bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral dengan kegiatan
utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini harus dirancang dan
dilakukan secara memadai yang melibatkan semua pihak untuk mencapai
tujuan kegiatan, dalam kerangka pengelolaan keuangan negara melalui
pelaksanaan kegiatan secara efisien dan efektif. BPKP berupaya
memberi kepastian bahwa penyelenggaraan pembangunan telah
memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam
mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN 2015 2019.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus
konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan
kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor.
Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan
nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, BPKP
berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan
yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana
untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua
atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk
pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab
untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional.
Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan
kewenangan masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering
menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat pencapaian
tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yang berkualitas dari
BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan
kinerja program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk
rekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran
pembangunan.
b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah
yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 30
intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan
secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu,
terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder
kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah
dan pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses
yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan
pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan
mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan
tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara
menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan
jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan
pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas
pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.
Misi Kedua dan Penjelasannya
Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan yaitu “Membina
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di
wilayah Sumatera Selatan”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk
menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka
mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan
pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat
memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien,
diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang
aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP
Nomor 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan
PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan
untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat
program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 31
memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing
KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan
pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari
sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP,
menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan
utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan
membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel
dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam
kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengomunikasian dan
evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan
pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di
KLPK.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung
dengan Misi Pertama yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat
perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi Pertama menyangkut
penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi
pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional),
sedangkan Misi Kedua menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan
untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem
Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah
bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.
Misi Ketiga dan Penjelasannya
Misi Ketiga BPKP yaitu “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di wilayah Sumatera Selatan”.
Misi ini juga terkait dengan Misi Kedua dan Misi Pertama. Salah satu unsur
penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan
instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 32
menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya
pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui
perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif.
Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Gambar 2.1 Kaitan Antar Misi BPKP
Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya,
tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut,
sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan
kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas
organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan
kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP
yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP;
(c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen
kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan
pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata
kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.
Bersama-sama dengan Misi Kedua, Misi Ketiga ini juga mendukung
pencapaian Misi Pertama sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1 di atas.
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif
1. Membina penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang efektif
3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten
Pengawasan
Pembangunan
Pembangunan
Pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 33
3. Tujuan dan Sasaran Program Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan.
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi berupa sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Sedangkan
sasaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara
spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan.
Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
menetapkan tiga tujuan, yang merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019 yaitu:
a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera
Selatan;
b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Sumatera Selatan; dan
c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten di wilayah Sumatera Selatan.
Uraian lebih lanjut atas tiga tujuan dimaksud, sebagai berikut:
a. Tujuan dan Sasaran Strategis Satu
Tujuan 1: Peningkatan kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional Yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera
Selatan
Sasaran Strategis/Sasaran Program
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi.
Penyelenggaraan misi “Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata
Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Sumatera Selatan” secara kualitatif dan kuantitatif perlu diukur. Ukuran
kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang
Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera Selatan”. Peningkatan kualitas
akuntabilitas inilah yang diharapkan tercapai di akhir Tahun 2019. Ukuran
kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 34
“Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara”.
Sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan merupakan
kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan pada Tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari program teknis BPKP yaitu
pengawasan intern akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan
pembangunan nasional. Sasaran program ini sekaligus menjadi indikator
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang
Bersih dan Efektif di wilayah Sumatera Selatan”.
Sebagai bagian dari BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
terus mendukung upaya perbaikan tata kelola manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan keuangan negara di wilayah Provinsi
Sumatera Selatan sebagaimana definisi audit internal menurut IIA, yaitu
aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang
untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal
ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan
pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola.
BPKP harus dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi stakeholder untuk
menilai efisiensi dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern
perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi
dan memberi nilai tambah bagi stakeholder khususnya. Sebagai auditor
yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP memiliki tanggung jawab
memberikan informasi dan saran-saran kepada Presiden atas kelemahan-
kelemahan yang ditemukannya. Hal ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan untuk selalu meningkatkan kualitas dukungan
rekomendasi bagi BPKP Pusat dalam merumuskan rekomendasi kepada
Presiden.
Untuk tindak lanjut hasil pemeriksaan, audit intern harus terus menerus
meninjau/melakukan tindak lanjut (followup) untuk memastikan bahwa
terhadap saran/rekomendasi telah dilakukan tindakan yang tepat. Audit
intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 35
memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah stakeholder telah
menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap
berbagai temuan yang dilaporkan.
BPKP juga memiliki peran dalam bidang keinvestigasian, untuk itu
penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak
hukum sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan perlu menjadi perhatian
bagi pegawai BPKP provinsi Sumatera Selatan dalam menjaga nama dan
kewibawaan instansi.
b. Tujuan dan Sasaran Strategis Dua
Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Wilayah Sumatera Selatan
Sasaran Strategis/Sasaran Program
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi
Penyelenggaraan misi “membina penyelenggaraan SPIP yang efektif di
Wilayah Sumatera Selatan” secara kualitatif dan kuantitatif perlu diukur.
Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Efektivitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah
Sumatera Selatan”. Peningkatan kualitas pembinaan penyelenggaraan SPIP
dan korporasi inilah yang diharapkan tercapai di akhir tahun 2019. Ukuran
kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu
“Meningkatnya kualitas SPIP Pemda/Korporasi”.
Sasaran strategis meningkatnya kualitas SPIP Pemda/Korporasi di wilayah
Sumatera Selatan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh KLPK di wilayah
Sumatera Selatan pada Tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari berbagai kegiatan pembinaan
SPIP terhadap KLPK bahkan program prioritas nasional. Sasaran strategis
ini sekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan
“Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Sumatera Selatan”.
Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan
sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Efektivitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai ukuran
kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. BPKP menetapkan indikator
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 36
pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Maturitas SPIP. Tingkat Maturitas
SPIP ini merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik dasar
kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan yang
dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik
peningkatan efektivitas SPIP.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP pada program prioritas pembangunan
nasional menjadi perhatian Presiden karena merupakan sarana untuk
mewujudkan tujuan nasional yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. BPKP akan melakukan pembinaan SPI kepada kementerian,
lembaga, pemerintah daerah dan korporasi yang terlibat dalam
pembangunan nasional. Fokus pembangunan nasional yang akan menjadi
prioritas perhatian BPKP adalah program pembangunan di bidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kedaulatan pangan, kemaritiman,
kedaulatan energi, perhubungan, perlindungan sosial dan pariwisata.
Penyelenggaraan ini mencakup:
1) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan upaya pencegahan
korupsi pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah.
Tujuan penyelenggaraan SPIP di Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara/daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Terkait dengan upaya pencegahan korupsi, BPKP akan secara aktif
menawarkan antara lain kegiatan fraud control plan dan sosialisasi
pemahaman anti korupsi.
2) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi
SPI korporasi sebagaimana layaknya internal auditor diharapkan dapat
meningkatkan peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah
kualitas tata kelola dan pengelolaan risiko korporasi di Indonesia. Di
samping hal tersebut, peran SPI korporasi diharapkan dapat mendorong
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 37
upaya pencegahan korupsi di sektor korporasi, sehingga dapat
meningkatkan kontribusi korporasi terhadap APBN. Perwakilan BPKP
sesuai dengan perannya akan berperan aktif dalam membantu dan
bekerjasama dengan korporasi untuk meningkatkan kapabilitas SPI
korporasi.
c. Tujuan dan Sasaran Strategis ( Sasaran Program) Tiga
Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Selatan
Sasaran Strategis/Sasaran Program
Meningkatnya Kapabilitas Pemerintah Pemerintah Daerah Pengawasan
Penyelenggaraan misi “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Selatan”
perlu diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Ukuran kualitatif pencapaian misi
ini adalah adanya “Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Selatan”. Peningkatan
kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten
inilah yang diharapkan tercapai di akhir Tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan
ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu “Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah Daerah”.
Sasaran strategis Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah
pada KLPK di wilayah Sumatera Selatan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
APIP KLPK di wilayah Sumatera Selatan pada Tahun 2019 yang
mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari
berbagai kegiatan pembinaan APIP. Sasaran strategis ini sekaligus menjadi
indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan
Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
di wilayah Sumatera Selatan”.
Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan
sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten, sebagai
ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. BPKP menetapkan indikator
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 38
pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas
APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau
meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari
tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif
dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks.
Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dinyatakan bahwa peran aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan
dari unsur lingkungan pengendalian. Peran tersebut sekurang-kurangnya
harus:
1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah;
2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan
3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
4. Indikator Kinerja Program
Indikator kinerja program BPKP Perwakilan Sumatera Selatan merupakan
indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang
menunjukkan peran utama BPKP Perwakilan Sumatera Selatan dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP yang dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
TABEL 2.1 INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan PIC
1 Perbaikan pengelolaan
program prioritas
nasional dan
pengelolaan keuangan
negara /korporasi
Perbaikan tatakelola, manajemen
risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional.
% IPP, APD,
AN
Persentase tindak lanjut rekomendasi
tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan
korporasi
% IPP, APD,
AN
2 Meningkatnya
efektivitas hasil
pengawasan
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan
%
Investigasi
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 39
Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan PIC
keinvestigasian Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH
% Investigasi
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
% Investigasi
Persentase hasil audit penyesuaian
harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% Investigasi
Persentase hasil audit klaim yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% Investigasi
3 Meningkatnya
penyelesaian
hambatan
pelaksanaan
pembangunan
nasional
Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan
%
Investigasi
4 Meningkatnya kualitas
tata kelola pemerintah
dan korporasi dalam
pencegahan korupsi
Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
%
Investigasi
5 Meningkatnya
kepedulian K/L/P/K
dan masyarakat
terhadap korupsi
Persentase K/L/P/K anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang mengimplementasikan
sistem pengaduan masyarakat
% Investigasi
6
Meningkatnya kualitas
penerapan SPIP
Pemda/korporasi
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
Level 1
% APD
Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 1
% APD
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
Level 2
% APD
Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 2
% APD
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
Level 3
% APD
Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 3
% APD
Persentase BUMD yang kinerjanya
minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina
% AN
Presentase BLUD yang kinerjanya
minimal baik dari BLUD yang dibina
% AN
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 40
Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan PIC
7 Meningkatnya
kapabilitas
pengawasan intern
Pemda
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
% P3A
Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 3)
% P3A
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(Level 2)
% P3A
Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2)
% P3A
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi
(Level 1)
% P3A
Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 1)
% P3A
8 Tersedianya
Dukungan Teknis
Kepuasan atas
Pelayanan Sekretariat
Utama
Persepsi Kepuasan Layanan
Sekretariat Utama (skala likert 1-10)
skala TU
5. Program dan Kegiatan
Dalam melaksanakan arah kebijakan dan strategi, Pewakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan mengacu pada Program BPKP yang merupakan penjabaran
dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang rumusannya
mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk mencapai
hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini
sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran
strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP tersebut terdiri dari:
a. Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
b. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya bersifat
generik antar K/L. Program ini ditujukan untuk memastikan terciptanya kondisi
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan oleh kedeputian
teknis. Baik program teknis pengawasan maupun program dukungan akan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di
lingkungan BPKP.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 41
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis
BPKP Tahun 2016 konsisten dengan nomenklatur perencanaan dan
penganggaran, yaitu terdapat tiga kegiatan pengawasan (program 06) dan satu
kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (program
01) di lingkungan BPKP, yaitu:
a. Monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah
dengan output 146 laporan;
b. Asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas
penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab dengan menghasilkan output
24 laporan dan 11 Surat kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda,
menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota;
c. Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab dengan output
11 laporan dan 11 Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda,
menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP
di Provinsi/Kab/Kota;
d. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
dalam mencapai kepuasan layanan dengan menghasilkan output
sebanyak 81 laporan.
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya.
Perjanjian Kinerja BPKP berisi indikator kinerja yang berada pada
perspektif manfaat bagi stakeholders dan berfungsinya output BPKP yang
menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan
negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator Kinerja BPKP
merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan, sasaran strategis, dan sasaran
program BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan visi,
misi, dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 42
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan telah menandatangani
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dengan Kepala BPKP yang dituangkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sesuai dengan kedudukan, tugas dan
fungsi yang ada. Rincian perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017 tertuang dalam Tabel 2.2.
TABEL 2.2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
Satuan Jumlah
1 2 3 4
A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program
1.
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
1,1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 55,00
1.2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi
% 55,00
2.
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
% 40,00
2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
% 70,00
2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 60,00
2.4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 70,00
2.5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0,00
3. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
3.1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
% 70,00
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
% 50,00
5. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat
% 60,00
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 43
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
Satuan Jumlah
1 2 3 4
6.
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
6.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 1
% 100,00
6.2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1
% 29,00
6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 2
% 0,00
6.4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2
% 24,00
6.5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3
% 0,00
6.6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3
% 47,00
6.7 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 54,00
6.8 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
% 60,00
7.
Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
% 0,00
7.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
% 35,00
7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
% 100,00
7.4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
% 24,00
7.5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)
% 0,00
7.6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
% 41,00
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
1. Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah
1.1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan
Laporan 146,00
2.
Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab
2.1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan
laporan 24,00
2.2 Surat kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota
Surat 11,00
3.
Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab
3.1 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
laporan 11,00
3.2 Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Surat 11,00
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 44
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
Satuan Jumlah
1 2 3 4
B. Sasaran Program Indikator Kinerja Program
1. Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama
1.1
Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)
skala 7,00
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
1.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
laporan 81,00
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 45
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target
dengan realisasi masing-masing indikator kinerja outcome dan output yang
mendukung pencapaian sasaran strategis. Pengukuran kinerja dilakukan
dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan
dalam dokumen perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017.
Rumusan yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target
indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin baik
Capaian =r𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
Target 𝑥 100%
b. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin buruk
Kondisi ini hanya terjadi pada Tingkat Maturitas SPIP Level 1 dan Tingkat
Kapabilitas APIP Level 1. Hal ini disebabkan sasaran strategis BPKP adalah
mencapai Tingkat Maturitas SPIP Level 3 dan Tingkat Kapabilitas APIP Level
3, sehingga Level 1 diharapkan semakin sedikit.
Capaian =(2 x Target) − r𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
Target 𝑥 100%
Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan perbandingan-perbandingan antara
realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan
dengan realisasi tahun lalu dan perbandingan lain yang diperlukan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap
indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan
kendala pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 46
menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
2. Pengungkapan Akuntabilitas Kinerja
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP,
kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta penggunaan
dana, berikut disajikan akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2017.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran program
tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan secara ringkas
disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ikhtisar Capaian kinerja Perwakilan BPKP Prov, Sumatera Selatan
Sasaran Program Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Perbaikan
pengelolaan program
prioritas nasional dan
pengelolaan
keuangan
negara/korporasi
Perbaikan tatakelola,
manajemen risiko, dan
pengendalian intern
pengelolaan program
nasional
% 55 47 86
Persentase tindak lanjut
rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan
pengendalian intern
korporasi
% 55 50 91
Meningkatnya
efektivitas hasil
pengawasan
keinvestigasian
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan di
persidangan
% 40 28 70
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH
% 70 0 0
Persentase hasil
pengawasan
keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
% 60 100 167
Persentase hasil audit
penyesuaian harga yang
% 70 0 0
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 47
Sasaran Program Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Persentase hasil audit
klaim yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
% 0 0 N/A
Meningkatnya
penyelesaian
hambatan
pelaksanaan
pembangunan
nasional
Persentase
penyelesaian hambatan
kelancaran
pembangunan
% 70 0 0
Meningkatnya kualitas
tata kelola pemerintah
dan korporasi dalam
pencegahan korupsi
Persentase K/L/P/K
yang
mengimplementasikan
FCP (termasuk FRA)
% 50 100 200
Meningkatnya
kepedulian K/L/P/K
dan masyarakat
terhadap korupsi
Persentase K/L/P/K
anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang
mengimplementasikan
sistem pengaduan
masyarakat
% 60 100 167
Meningkatnya kualitas
penerapan SPIP
Pemda/korporasi
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 1
% 100 0 100
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 1
% 29 29 100
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 2
% 0 100 N/A
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 2
% 24 24 100
Maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi
Level 3
% 0 0 N/A
Maturitas SPIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 3
% 47 29 62
Persentase BUMD yang
kinerjanya minimal
berpredikat baik dari
% 54 7 13
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 48
Sasaran Program Indikator Kinerja
Outcome
Satuan Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
BUMD yang dibina
Presentase BLUD yang
kinerjanya minimal baik
dari BLUD yang dibina
% 60 50 83
Meningkatnya
kapabilitas
pengawasan intern
Pemda
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 3)
% 0 0 N/A
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 3)
% 35 35 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 2)
% 100 100 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2)
% 24 24 100
Kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi
(Level 1)
% 0 0 N/A
Kapabilitas APIP
Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level
1)
% 41 41 100
Tersedianya
Dukungan Teknis
Kepuasan atas
Pelayanan Sekretariat
Utama
Persepsi Kepuasan
Layanan Sekretariat
Utama (skala likert 1-10)
skala 7 7 100
Dari target outcome yang ditetapkan dalam IKU, terlihat capaian kinerja
perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan diperoleh hasil yang memuaskan.
Analisis Kinerja
Sasaran Program I: Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi dalam Tahun 2017 dilaksanakan
dengan dua indikator kinerja dengan capaian kinerja indikator dengan rincian
sebagai berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 49
Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
program nasional.
Target dan realisasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian
intern pengelolaan program nasional dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Capaian tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari bidang pengawasan IPP, persentase tindak lanjut rekomendasi tata
kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
sebesar 56%. Sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 101% dari
target yang ditetapkan 55,00%.
Realisasi sebesar 56% tersebut diperoleh berdasarkan jumlah perbaikan
hasil tindak lanjut sebanyak 20 rekomendasi dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi/saran/rencana atas penugasan PKPT sebanyak 36
rekomendasi pada Tahun 2017.
Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti atas laporan sebagai berikut:
1.1 Laporan Audit kinerja program Jaminan Kesehatan Nasional TA
2017 pada Kabupaten Lahat sebanyak 3 rekomendasi (LAK-
252/PW07/2/2017, tanggal 31 Mei 2017);
55 5556
27
0
10
20
30
40
50
60
IPP APD
Gambar 3.1 Target dan Realisasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Program Nasional
Target Realisasi
72,66%
25%
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 50
1.2 Laporan Audit kinerja program Jaminan Kesehatan Nasional TA
2017 pada Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 3 rekomendasi (LAK-
250/PW07/2/2017, tanggal 31 Mei 2017);
1.3 Laporan Audit kinerja atas aksesibilitas dan mutu pelayanan
kesehatan di DTPK pada Kabupaten Musi Banyuasin TA 2016
sebayak 4 rekomendasi (LAK- 435/PW07/2/2017, Tanggal 3 Oktober
2017)
1.4 Laporan Audit kinerja atas aksesibilitas dan mutu pelayanan
kesehatan di DTPK pada Kabupaten OKI TA 2016 sebanyak 7
rekomendasi ( LAK- 430/PW07/2/2017, Tanggal 28 September 2017)
1.5 Laporan Audit dukungan atas Laporan Keuangan program GSC pada
Kabupaten Banyuasin sebanyak 3 rekomendasi (LAI-
148/PW07/2/2017, 17 April 2017).
a. Dari bidang pengawasan APD, perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern pengelolaan program nasional sebesar 27%. Sehingga
capaian Tahun 2017 adalah sebesar 49% dari target yang ditetapkan
sebesar 55%.
Realisasi sebesar 27% tersebut diperoleh berdasarkan jumlah perbaikan
hasil tindak lanjut sebanyak 4 rekomendasi dibandingkan
rekomendasi/saran/rencana tindak atas 16 rekomendasi pada Tahun 2017.
Rekomendasi perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan daerah, antara lain:
a. Perbaikan pada pengelolaan keuangan daerah, dimana Tim BPKP
baik sebagai narasumber maupun tim asistensi penyusunan LKPD dan
reviu LKPD. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya opini BPK RI berupa
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada 17 Pemda dari 18 Pemda se-
Provinsi Sumatera Selatan.
b. Perbaikan pada peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP, dengan
melakukan sosialisasi, bimbingan/pembinaan untuk membangun
infrastruktur SPIP. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya target maturitas
penyelenggaraan SPIP sebanyak lima pemda yaitu Kabupaten Lahat,
Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 51
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi.
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi sebesar 50%, sehingga capaian
Tahun 2017 adalah sebesar 91% dari target yang ditetapkan sebesar 55%.
Realisasi tersebut merupakan persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi sebanyak 30
perbaikan hasil tindak lanjut dari 60 rekomendasi/saran/rencana tindak.
Rekomendasi perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi, dapat dilihat dengan telah
ditindaklanjutinya hasil pengawasan pada:
1. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-
api Triwulan I Tahun 2017.
2. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya
Triwulan I Tahun 2017.
3. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Pematang Panggang-
Kayuagung Triwulan I Tahun 2017.
4. Reviu atas Tata Kelola PSN Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Triwulan I Tahun 2017.
5. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Pematang Panggang-
Kayuagung Triwulan II Tahun 2017.
6. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-
api Triwulan II Tahun 2017.
7. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang - Indralaya
Triwulan III Tahun 2017.
8. Reviu Tata Kelola Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-
api Triwulan III Tahun 2017.
9. Reviu atas Peningkatan Produksi dan Distribusi Benih Pada PT Pertani
(Persero) Kantor Wilayah Sumbagsel Tahun 2016 dan Semester I Tahun
2017.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 52
10. Reviu atas Peran PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun 2016 dan
Semester I Tahun 2017 dalam mendukung Program kedaulatan Pangan.
11. Audit atas Kewajiban Pemerintah Kepada Bank BTN Berupa Subsidi Bunga
Kredit Perumahan Sebagai Kompensasi atas Penyelesaian Tagihan dan
FLPP Tahun 2015 (BTN Konvensional).
12. Audit atas Kewajiban Pemerintah Kepada Bank BTN Berupa Subsidi Bunga
Kredit Perumahan Sebagai Kompensasi atas Penyelesaian Tagihan dan
FLPP Tahun 2015 (BTN Syariah).
13. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Ogan Kabupaten Ogan Ilir Tahun Buku
2016.
14. Evaluasi Kinerja pada PDAM Way Komering Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur Tahun Buku 2016.
15. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Prabujaya Kota Prabumulih Tahun Buku
2016.
16. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tahun Buku 2016.
17. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Saka Selabung Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan Tahun Buku 2016.
18. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklingau Tahun
Buku 2016.
19. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Buku 2016.
20. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Musi Kota Palembang Tahun Buku 2016.
21. Evaluasi Kinerja pada PDAM Lematang Enim Kabupaten Muara Enim Tahun
Buku 2016.
22. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Tahun
Buku 2016.
23. Evaluasi Kinerja pada PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat Tahun Buku
2016.
24. Evaluasi Kinerja pada PDAM OKU Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
Buku 2016.
25. Reviu Laporan Keuangan PD Petro Prabu Kota Prabumulih.
26. Reviu atas Laporan Verifikasi Hibah Air Minum APBN Tahun 2017 pada
Kota Prabumulih.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 53
27. Reviu atas Laporan Verifikasi Hibah Air Minum APBN Tahun 2017 pada
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
28. Reviu atas Laporan Verifikasi Hibah Air Minum APBN Tahun 2017 pada
Kabupaten Muara Enim.
29. Reviu atas Laporan Verifikasi Hibah Air Minum APBN Tahun 2017 pada
Kota Lubuklinggau.
30. Evaluasi Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) BARI Kota Palembang Tahun Buku 2016.
Jika dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2016 sebesar 138%, maka
realisasi IKU Tahun 2017 yang mencapai 91% menunjukkan terjadinya
penurunan capaian kinerja sebesar 47,09%. Hal ini terjadi karena lima belas
penugasan dari enam puluh penugasan yang terealisasi dilaksanakan pada
bulan Desember 2017, sehingga membuat pihak mitra tidak dapat secara
langsung menindaklanjuti rekomendasi pada tahun berjalan.
Sasaran Program II: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan
keinvestigasian dalam Tahun 2017 dilaksanakan dengan lima indikator kinerja
dengan capaian kinerja indikator dengan rincian sebagai berikut:
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan
Jumlah pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan sebesar
28%. Sehingga capaian tahun 2017 adalah sebesar 70% dari target yang
ditetapkan sebesar 40%.
Realisasi tersebut merupakan persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan di persidangan sebanyak 13 jumlah PKA di persidangan dari
47 hasil pengawasan keinvestigasian dalam tiga tahun terakhir.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 54
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan APH sebesar
0%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 0% dari target yang
ditetapkan sebesar 70%.
Realisasi tersebut merupakan persentase hasil Audit Investigatif (AI) yang
dimanfaatkan atau ditindaklanjuti APH Tahun 2017 dibandingkan dengan hasil
Audit Investigatif yang diterbitkan Tahun 2017. Bidang Investigasi Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan satu penugasan pengawasan
AI dan penugasan tersebut sampai dengan Januari 2018 masih berlangsung
sehingga indikator di atas belum bisa direalisasikan.
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
sebesar 100%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 167% dari target
yang ditetapkan sebesar 60%.
Realisasi tersebut merupakan persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan atau ditindaklanjuti K/L/P/K Tahun 2017 dibandingkan
dengan hasil pengawasan keinvestigasian yang diterbitkan Tahun 2017. Bidang
Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan lima
penugasan pengawasan AI dan sudah dimanfaatkan oleh K/L/P/K.
Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Audit penyesuaian harga tidak dilaksanakan sehingga capaian tahun 2017
adalah sebesar nihil dari target yang ditetapkan sebesar 70% dikarenakan tidak
terdapat permintaan.
Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Indikator kinerja outcome Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K pada Tahun 2017 mempunyai target 0% sehingga capaian atas
indikator tersebut tidak diukur.
Sasaran Program III: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan
pembangunan nasional dalam Tahun 2017 dilaksanakan dengan satu indikator
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 55
yaitu persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan dengan
capaian kinerja indikator belum cukup baik.
Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan sebesar
0%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 0% dari target yang
ditetapkan sebesar 70%. Hal ini dikarenakan salah satu pihak meminta
penghentian atas penugasan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan
yang sedang dilakukan.
Sasaran Program IV: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan
korporasi dalam pencegahan korupsi dalam Tahun 2017 dilaksanakan dengan
satu indikator yaitu persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA) dengan capaian kinerja indikator sudah baik.
Jumlah K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) sebesar
100%. Sehingga capaian tahun 2017 adalah sebesar 200% dari target yang
ditetapkan sebesar 50%.
Realisasi tersebut merupakan persentase jumlah K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) Tahun 2017 dibandingkan dengan
jumlah penugasan yang sudah dilakukan Tahun 2017. Bidang Investigasi
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan tiga penugasan
pengawasan FCP (termasuk FRA) yang melibatkan tiga K/L/P/K.
Sasaran Program V: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
terhadap korupsi dalam Tahun 2017 dilaksanakan dengan satu indikator yaitu
Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat (termasuk FRA) dengan
capaian kinerja indikator sudah baik.
Jumlah K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat sebesar 100%. Sehingga
capaian tahun 2017 adalah sebesar 167% dari target yang ditetapkan sebesar
60%.
Realisasi tersebut merupakan persentase jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang
memenuhi tiga unsur kriteria dibandingkan dengan jumlah K/L/P/K atau unit
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 56
kerja yang telah menjadi anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK).
Sasaran Program VI: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
dalam Tahun 2017 dilaksanakan dengan delapan indikator kinerja dengan
capaian kinerja indikator seluruhnya sudah baik dengan rincian sebagai berikut:
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota terbagi dalam 6 indikator
kinerja utama dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2017
Indikator Kinerja Utama Satuan
Tahun 2017 Persentase
Tingkat
Capaian Target Realisasi
1 2 3 4 5
1 Maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Level 1 % 100 0 100
2 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 1 % 29 29 100
3 Maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Level 2 % 0 100 N/A
4 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 2
% 24 24 100
5 Maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Level 3
% 0 0 N/A
6 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/Kota Level 3
% 47 29 61,70
1. Maturitas SPIP Provinsi Sumatera Selatan
Realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada Tahun
2017 telah mencapai Level 2 sehingga berdasarkan rumus perhitungan
semakin rendah realisasi semakin baik capaian kinerjanya, maka pada tahun
2017 target IKU tercapai sebesar 100%. Pada Tahun 2017 BPKP Provinsi
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 57
Sumatera Selatan belum menargetkan pencapaian Maturitas SPIP Level 2
dan Level 3.
2. Maturitas SPIP Kabupaten/Kota dalam Wilayah Sumatera Selatan
a. Realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) sebesar
29%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari target yang
ditetapkan sebesar 29%. Realisasi 24% tersebut diperoleh berdasarkan
jumlah Pemerintah Daerah yang mencapai Level 1 SPIP sebanyak lima
Pemerintah Daerah dibandingkan dengan jumlah Pemerintah Daerah
(Mitra Kerja) sebanyak 17 (Tujuh belas) Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota pada Tahun 2017.
b. Realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) sebesar
24%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari target yang
ditetapkan sebesar 24%. Realisasi 24% tersebut diperoleh berdasarkan
jumlah Pemerintah Daerah yang mencapai Level 2 SPIP sebanyak empat
Pemerintah Daerah dibandingkan dengan jumlah Pemerintah Daerah
(Mitra Kerja) sebanyak 17 (Tujuh belas) Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota pada Tahun 2017.
c. Realisasi Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) sebesar
29%, sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 61,70% dari target
yang ditetapkan sebesar 47%. Realisasi 29% tersebut diperoleh
berdasarkan jumlah Pemerintah Daerah yang mencapai Level 3 SPIP
sebanyak lima Pemerintah Daerah dibandingkan dengan jumlah
Pemerintah Daerah (Mitra Kerja) sebanyak 17 (Tujuh belas) Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota pada Tahun 2017. Pemerintah Daerah yang telah
mencapai Level 3 SPIP adalah Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat,
Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Adapun pencapaian
level Maturitas SPIP pada Pemerintah Daerah se-Provinsi Sumatera
Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 58
Tabel 3.3 Hasil Evaluasi Maturitas Penyelenggaraan SPIP di Wilayah Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017
No Kabupaten/Kota/Provinsi Skor
Maturitas SPIP
Level Maturitas
SPIP
1. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 2.108 2
2. Pemerintah Kab. Lahat 3.045 3
3. Pemerintah Kab. Musi Banyuasin 3.016 3
4. Pemerintah Kab. Muara Enim 3.023 3
5. Pemerintah Kab. Ogan Komering Ilir 3.166 3
6. Pemerintah Kab. Ogan Komering Ulu 1.434 1
7. Pemerintah Kota Palembang 2.508 2
8. Pemerintah Kota Pagar Alam 1.126 1
9. Pemerintah Kota Lubuklinggau 2.408 2
10. Pemerintah Kota Prabumulih 2.533 2
11. Pemerintah Kab. Banyuasin 3.128 3
12. Pemerintah Kab. Ogan Ilir 2.156 2
13. Pemerintah Kab. OKU Timur 1.158 1
14. Pemerintah Kab. OKU Selatan 1.181 1
15. Pemerintah Kab. Musi Rawas Utara 0.747 0
16. Pemerintah Kab. Musi Rawas 1.380 1
17. Pemerintah Kab. PALI 0.585 0
18. Pemerintah Kab. Empat Lawang 0.796 0
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 59
Gambar 3.2 Hasil Evaluasi Maturitas Penyelenggaraan SPIP di Wilayah Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017
Maturitas SPIP Tahun 2017
2,108
1,434
3,16593,023
3,045
3,0159
1,379
3,128
1,156
1,181 2,156
0,7950,585
0,746
2,508
1,126
2,4082,533
0
1
2
3
4
5
Prov
insi
Sum
ater
a Se
lata
n
Oga
n K
omer
ing
Ulu
Oga
n Ko
mer
ing
Ilir
Mua
ra E
nim
Laha
t
Mus
i Ban
yuas
in
Mus
i Raw
as
Bany
uasi
n
Oga
n K
omer
ing
Ulu
Tim
ur
Oga
n K
omer
ing
Ulu
Sel
atan
Oga
n Ili
r
Empa
t La
wan
g
Penu
kal A
bab
Lem
atan
g Ili
r
Mus
i Raw
as U
tara
Pale
mb
ang
Paga
r A
lam
Lub
uklin
ggau
Prab
umul
ih
Skor
17
Terhadap 18 (delapan belas) Pemerintah Daerah yang ada di wilayah Provinsi
Sumatera Selatan yaitu yang terdiri dari satu Pemerintah Provinsi, 13 (tiga belas)
Pemerintah Kabupaten, dan 4 (empat) Pemerintah Kota untuk Tahun 2017
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan evaluasi terhadap
Maturitas Penyelenggaraan SPIP terhadap 18 Pemerintah Daerah.
Berdasarkan hasil evaluasi pada 18 (delapan belas) Pemda yang dievaluasi,
diperoleh skor sebagai berikut:
a. Lima Pemda mendapat skor 3 < x < 4 dengan kategori terdefinisi;
b. Lima Pemda mendapat skor 2 < x < 3 dengan kategori berkembang;
c. Lima Pemda mendapat skor 1 < x < 2 dengan kategori rintisan;
d. Tiga Pemda mendapat skor 0 < x < 1 dengan kategori Belum ada.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 60
Dari lima unsur dan dua puluh lima fokus penilaian SPIP pada Penilaian Tingkat
Maturitas Penyelenggaraan SPIP rata-rata belum mencapai target (Level 3)
sebagai berikut:
a. Unsur Pengendalian Lingkungan
• Penegakan integritas dan nilai etika
• Kepemimpinan yang kondusif
• Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan
SDM
b. Unsur Penilaian Risiko
• Identifikasi Risiko
• Analisis Risiko
c. Unsur Kegiatan Pengendalian
• Pembinaan Sumber Daya Manusia
• Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi
• Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta
transaksi dan kejadian penting
d. Unsur Informasi dan Komunikasi
• Informasi yang relevan
• Komunikasi yang efektif
e. Unsur Pemantauan
• Pemantauan Berkelanjutan
• Evaluasi Terpisah
Tidak tercapainya target Level 3 karena Pemda belum memiliki
Pedoman/Aturan/Kebijakan maupun SOP pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
pelaksanaan kegiatan yang juga digunakan sebagai dasar pemenuhan unsur
unsur SPIP.
Ikhtisar kegiatan pembinaan meliputi sosialisasi asistensi/bimtek, penilaian dan
lain-lain selama Tahun 2017.
Pada Tahun 2017 BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan kegiatan
pembinaan penyelenggaraan SPIP yang telah dilaksanakan antara lain:
1. Evaluasi maturitas atas penyelenggaraan SPIP
2. Narasumber penyusunan SOP Sistem Pengendalian.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 61
3. Narasumber pemetaan dan evaluasi risiko pemda.
4. Narasumber peningkatan penilaian maturitas SPIP
Hambatan yang dihadapi dalam pembinaan penyelenggaraan SPIP di pemda,
antara lain:
1. Kurangnya komitmen pimpinan pemerintah daerah dalam implementasi SPIP.
2. Pemerintah daerah belum menganggarkan kegiatan penyelenggaraan SPIP
di Tahun 2017.
3. Indikator Maturitas SPIP belum dimasukkan dalam target kinerja strategis
RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.
Simpulan dan Rekomendasi/Saran
1. Pembinaan penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah belum diikuti
dengan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP oleh Satgas SPIP
pemerintah daerah secara optimal.
2. Untuk mencapai target nilai maturitas penyelenggaraan SPIP Tahun 2017-
2019 sesuai dalam target Renstra BPKP, agar memprioritaskan kegiatan
pembinaan, peningkatan dan re-maturitas SPIP pada Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Selatan pada PKPT Tahun 2017.
Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang
dibina
BUMD dibentuk dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan
ekonomi daerah. BPKP melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka
meningkatkan kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu
kesejahteraan masyarakat di daerah.
IKU Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina, diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang kinerjanya
mendapatkan skor minimal baik dibandingkan dengan jumlah BUMD yang
dievaluasi kinerjanya oleh BPKP.
Persentase BUMD yang kinerjanya mendapatkan skor minimal baik dari BUMD
yang dibina oleh BPKP pada Tahun 2017 sebesar 7%, sehingga capaian tahun
2017 adalah sebesar 13% dari target yang ditetapkan sebesar 54%.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 62
Realisasi tersebut merupakan BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik
hanya 1 BUMD dari 15 BUMD yang dievaluasi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Evaluasi Kinerja BUMD
No BUMD Kategori
1 PDAM Tirta Ogan Kabupaten Ogan Ilir Kurang
2 PDAM Way Komering Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Kurang
3 PDAM Tirta Prabujaya Kota Prabumulih Cukup
4 PDAM Tirta Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir
Cukup
5 PDAM Tirta Saka Selabung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Cukup
6 PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklingau Kurang
7 PDAM Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Cukup
8 PDAM Tirta Musi Kota Palembang Baik
9 PDAM Lematang Enim Kabupaten Muara Enim
Cukup
10 PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin Cukup
11 PDAM Empat Lawang Kabupaten Empat Lawang
Tidak Baik
12 PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat Cukup
13 PDAM OKU Kabupaten Ogan Komering Ulu Cukup
14 PD Hotel Swarna Dwipa Provinsi Sumatera Selatan
Cukup
15 PD Pasar Palembang Jaya Kota Palembang
Kurang
Jika dibandingkan dengan target Tahun 2019 sebesar 52%, maka realisasi IKU
Tahun 2017 mencapai 7%, sehingga masih diperlukan upaya keras dan terukur
guna mencapai target Tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2016 sebesar 96%, maka realisasi
IKU Tahun 2017 yang mencapai 7% menunjukkan terjadinya penurunan capaian
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 63
kinerja sebesar 89%. Hal ini terjadi karena BUMD belum dapat mencapai
standar capaian kinerja yang telah ditetapkan, antara lain:
1. Belum menyusun laporan keuangan.
2. Pendapatan belum menutupi pengeluaran/beban.
3. Cakupan pelayanan masih rendah.
4. Tingkat kebocoran air masih tinggi
5. Penjualan air belum maksimal
6. Biaya penyusutan tinggi terkait dengan aset.
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
mengutamakan mencari untung, namun tetap memperhatikan efisiensi dan
produktivitas, sehingga wajib menerapkan praktik bisnis yang sehat. Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan rumah
sakit yang didirikan pemerintah daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis
dari instansi yang bertugas di bidang kesehatan dengan pengelolaan berbentuk
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Untuk itu, BPKP melakukan pengawasan terhadap BLUD dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD.
IKU persentase BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BLUD yang
dibina, diukur dengan menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya mendapatkan
skor minimal baik dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dievaluasi kinerjanya
oleh BPKP.
Jumlah BLUD yang kinerjanya mendapatkan skor minimal baik terhadap jumlah
BLUD yang dievaluasi kinerja oleh BPKP pada Tahun 2017 sebesar 50%,
sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 83% dari target 60%. Realisasi
tersebut merupakan BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik sebanyak 1
BLUD dari 2 BLUD yang dievaluasi dengan rincian yang ditampilkan pada Tabel
3.5.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 64
Tabel 3.5 Hasil Evaluasi Kinerja BLUD
No BLUD Kategori
1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ernaldi Bahar Kota Palembang
Kurang Baik
2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) BARI Kota Palembang Baik
Jika dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2016 sebesar 138%, maka
realisasi IKU Tahun 2017 yang mencapai 83% menunjukkan terjadinya
penurunan capaian kinerja sebesar 55%. Hal ini terjadi karena BLUD belum
dapat mencapai standar capaian kinerja yang telah ditetapkan.
Sasaran Program VII: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
dalam tahun 2017 dilaksanakan dengan tiga indikator kinerja dengan capaian
kinerja indikator seluruhnya sudah baik dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kapabilitas Pengawasan Intern
Indikator Kinerja Utama Satuan
Tahun 2017 Persentase
Tingkat
Capaian Target Realisasi
1 2 3 4 5
1 Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 3) % 0 0 N/A
2 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 3) % 35 35 100
3 Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 2) % 100 100 100
4 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota(Level 2)
% 24 24 100
5 Kapabilitas APIP Pemerintah
Provinsi (Level 1)
% 0 0 N/A
6 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 1)
% 41 41 100
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 65
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
Jumlah APIP Kabupaten/Kota yang mencapai level 3 Kapabilitasnya sebesar
35%. Sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari target yang
ditetapkan sebesar 35%.
Realisasi sebesar 35% tersebut diperoleh berdasarkan jumlah Inspektorat
Kabupaten/Kota yang mencapai Level 3 kapabilitasnya sebanyak 6 Inspektorat
Kabupaten/Kota dibandingkan dengan jumlah Inspektorat Kabupaten/Kota (Mitra
Kerja) sebanyak 17 (tujuh belas) Inspektorat Kabupaten/Kota pada Tahun 2017.
Inspektorat Kabupaten/Kota yang telah mencapai Level 3 SPIP adalah
Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Mura Enim, Kabupaten
Lahat, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang.
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah 100%. Sehingga
capaian Tahun 2016 adalah sebesar 100% dari target 100%.
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)
Jumlah APIP Kabupaten/Kota yang mencapai level 2 Kapabilitasnya sebesar
24%. Sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari target yang
ditetapkan sebesar 24%.
Realisasi sebesar 24% tersebut diperoleh berdasarkan jumlah Inspektorat
Kabupaten/Kota yang mencapai Level 2 kapabilitasnya sebanyak 4 Inspektorat
Kabupaten/Kota dibandingkan dengan jumlah Inspektorat Kabupaten/Kota (Mitra
Kerja) sebanyak 17 (tujuh belas) Inspektorat Kabupaten/Kota pada Tahun 2017.
Inspektorat Kabupaten/Kota yang telah mencapai Level 2 adalah Inspektorat
Kabupaten Ogan komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,
Kabupaten Musi Rawas Utara, dan Kota Pagar Alam.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 66
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
Jumlah APIP K/L/P yang mencapai Level 1 kapabilitasnya sebesar 41%.
Sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari target yang ditetapkan
sebesar 41%.
Realisasi sebesar 41% tersebut diperoleh berdasarkan jumlah Inspektorat
Kabupaten/Kota yang mencapai Level 1 kapabilitasnya sebanyak 7 Inspektorat
Kabupaten/Kota dibandingkan dengan jumlah Inspektorat Kabupaten/Kota (Mitra
Kerja) sebanyak 17 (tujuh belas) Inspektorat Kabupaten/Kota pada Tahun 2017.
Inspektorat Kabupaten/Kota yang telah mencapai Level 1 SPIP adalah
Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,
Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir, Kota Lubuklinggau dan Kota Prabumulih.
Pencapaian level Kapabilitas APIP pada Inspektorat Daerah se-Provinsi
Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3
Hasil Evaluasi Kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
Kapabilitas APIP Tahun 2017
0
1
2
3
4
5
Prov
insi
Sum
ater
a Se
lata
n
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
Oga
n Ko
mer
ing
Ilir
Mua
ra E
nim
Laha
t
Mus
i Ban
yuas
in
Mus
i Raw
as
Bany
uasin
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
Tim
ur
Oga
n Ko
mer
ing
Ulu
Sel
atan
Oga
n Ili
r
Empa
t Law
ang
Penu
kal A
bab
Lem
atan
g Ili
r
Mus
i Raw
as U
tara
Pale
mba
ng
Paga
r Ala
m
Lubu
klin
ggau
Prab
umul
ih
LEVEL
19
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 67
Adapun kegiatan Peningkatan Kapabilitas APIP yang telah dilakukan pada
Tahun 2017 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kegiatan Peningkatan Kapabilitas APIP Tahun 2017
No Nama Kegiatan Surat tugas Tempat
kegiatan No. Laporan Kegiatan
1 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-397/PW07/6/2017
tanggal 29 Maret
2017
Itkab Musi Banyuasin
LBA-145/PW07/6/2017
tanggal 12 April 2017
2 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-867/PW07/6/2017
tanggal 29-8-2017
Itko Palembang
LAP-408/PW07/6/2017
tanggal 14-9-2017
3 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-459/PW07/6/2017
tanggal 10 April 2017
Itkab Lahat LAP-173/PW07/6/2017
tanggal 3 Mei 2017
4 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-465/PW07/6/2017
tanggal 13 April 2017
Itko Palembang
LEV- 359/PW07/6/2017
tanggal 8 Juni 2017
5 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-522/PW07/6/2017
tanggal 5 Mei 2017
Itkab Empat Lawang
LBA-319/PW07/6/2017
tanggal 3 Juli 2017
6 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-635/PW07/6/2017
tanggal 14 Juni 2017
Itkab Musi Rawas
LBA-352/PW07/3/2017
tanggal 19 Juli 2017
7 Workshop Peningkatan
kapabilitas APIP (diikuti
seluruh Inspektorat di
Sumsel)
Nomor ST-
907/PW07/6/2017
tanggal 11
September
Kantor BPKP
LAP-85/P3A/2017
tanggal 25 September
2017
8 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1059/PW07/6/2017
tgl 12 Okt 2017
Itprov Sumsel
LEV-611/PW07/6/2017
tanggal 7 Des 2017
9 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1124/PW07/6/2017
tgl 19 Okt 2017
Itkab Muara Enim
LEV-539/PW07/6/2017
tanggal 17 Nov 2017
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 68
No Nama Kegiatan Surat tugas Tempat
kegiatan No. Laporan Kegiatan
10 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1101/PW07/6/2017
tgl 17 Okt 2017
Itkab
Banyuasin
LEV-568/PW07/6/2017
tanggal 22 Nov 2017
11 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1057/PW07/6/2017
tgl 12 Okt 2017
Itkab Ogan
Komering
Ilir
LEV-545/PW07/6/2017
tgl 20 Nov 2017
12 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-
1147/PW07/6/2017
tgl 24 Okt 2017
Itkab Musi
Banyuasin
LKEG-115/P3A/2017 tgl
10 Nov 2017
13 Bimbingan Teknis
Peningkatan kapabilitas
APIP
ST-
1454/PW07/6/2017
tgl 15 Des 2017
Itko
Palembang
LKEG-132/P3A/2017 tgl
22 Des 2017
14 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1191/PW07/6/2017
tgl 11 Nov 2017
Itko
Palembang
LEV-664/PW07/6/2017
tgl 20 Des 2017
15 Evaluasi/Penjaminan
Kualitas Hasil self
assessment Kapabilitas
APIP
ST-
1054/PW07/6/2017
tgl 12 Okt 2017
Itkab Musi
Rawas
LEV-531/PW07/6/2017
tgl 10 Nov 2017
Permasalahan/kendala yang dihadapi baik oleh pihak BPKP maupun pihak APIP
dalam pelaksanaan peningkatan kapabilitas APIP adalah sebagai berikut:
1) Keterbatasan Anggaran
Pada Tahun 2017, target yang tetapkan untuk Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan untuk Level 3 sebanyak 6 APIP dan Level 2 sebanyak 5
APIP. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan mendapat 11 KF1 terkait
pembinaan dan evaluasi kapabilitas APIP. Hal ini masih belum cukup
memadai untuk melaksanakan kegiatan secara optimal dengan jumlah APIP
yang perlu dibina sebanyak 18 Inspektorat.
Sebagai salah satu target nasional, kapabilitas APIP di daerah belum
didukung dengan anggaran yang memadai, sebagian besar APIP belum
memasukan kapabilitas APIP sebagai salah satu Indikator Kinerja Utamanya
dan belum tercantum dalam RPJMD. Anggaran sangat diperlukan untuk
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 69
mendorong percepatan peningkatan kapabilitas APIP untuk memenuhi target
nasional.
2) Sumber Daya Manusia
Inspektorat Daerah memiliki kendala dalam ketersediaan SDM baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Pembatasan/moratorium penerimaan pegawai
cukup menghambat pemenuhan kebutuhan SDM Inspektorat, selain itu
peningkatan kualitas SDM melalui sertifikasi profesi dan pendidikan dan
pelatihan juga belum maksimal karena minimnya anggaran yang tersedia
serta keterbatasan kapasitas diklat. Pemahaman SDM APIP terhadap
perencanaan pengawasan berbasis risiko juga masih kurang, belum terdapat
pelatihan/bimtekterkait yang memadai.
3) Organisasi
APIP masih memerlukan peningkatan dalam organisasi dan tata kelola.
Independensi dan objektivitas APIP belum diterapkan maksimal.
Struktur organisasi dan pola hubungan kerja belum sepenuhnya sesuai
dengan strategi dalam mencapai tujuan APIP yang efektif.
Lemahnya manajemen/tata laksana/bisnis proses APIP.
4) Peran Early Warning System APIP belum optimal
Beberapa Pejabat Daerah yang terjerat Kasus Korupsi semakin menyulitkan
APIP untuk mendapatkan level Kapabiltas yang lebih tinggi. APIP harus
menjadi early warning system yang dapat mendeteksi dan mencegah
terjadinya fraud. Hal ini dapat berdampak pada pencapaian level kapabilitas
APIP.
Agar peningkatan Kapabilitas APIP berjalan lebih cepat, maka diperlukan
dukungan baik dari intern maupun ekstern APIP. Dukungan intern berupa
komitmen dari kepala daerah untuk memberikan kewenangan dan tanggung
jawab kepada Inspektorat untuk menjalankan fungsi pengawasan sebagaimana
telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Disamping itu, Inspektorat
juga perlu didukung dengan penyediaan anggaran, terutama dalam APBD Tahun
2018. Diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui
rekrutmen pegawai baru maupun pengembangan berkelanjutan pegawai yang
ada disertai peningkatan sarana dan prasarana yang memadai serta pemberian
remunerasi kepada pegawai Inspektorat sesuai dengan kompleksitas dan beban
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 70
kerjanya. BPKP telah berupaya memfasilitasi kebutuhan auditor Inspektorat
dengan menyelenggarakan Diklat pembentukan, penjenjangan, maupun Diklat
teknis substantif serta inpassing auditor.
Dukungan ekstern berupa pemberian kepercayaan dari pihak terkait seperti
aparat penegak hukum dan auditor eksternal untuk melakukan pengawasan
tertentu dan atau memanfaatkan hasil pengawasan Inspektorat dalam
menjalankan tugasnya.
Pemerintah yang berwenang juga perlu memberikan motivasi melalui pemberian
reward kepada Inspektorat yang telah berhasil memenuhi target pencapaian level
kapabilitas APIP seperti pemberian sertifikat/award sesuai capaian level
Kapabilitas APIP serta memberitakan dalam media nasional.
Dukungan Manajemen:
Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan manajemen dalam pengawasan
BPKP dalam tahun 2017 dilaksanakan dengan satu indikator kinerja dengan
capaian kinerja indikator seluruhnya baik dengan rincian sebagai berikut:
Persepsi kepuasan layanan ketatausahaan
Hasil survey persepsi kepuasan terhadap layanan ketatausahaan berdasarkan
skala likert sebesar 7. Sehingga capaian Tahun 2017 adalah sebesar 100% dari
target 7 pada skala likert.
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan
Realisasi jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2017 sebanyak 81 laporan. Sehingga capaian Tahun
2017 adalah sebesar 100%.
Adapun realisasi laporan yang diterbitkan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Bidawas P3A sebanyak 35 Laporan yang terdiri dari:
a. Penyusunan Perencanaan dan kinerja sebanyak 2 laporan.
b. Penyusunan laporan dan evaluasi kinerja sebanyak 20 laporan.
c. Pengelolaan layanan kehumasan sebanyak 4 laporan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 71
d. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan sebanyak 4 laporan.
e. Penyelenggaraan SPIP sebanyak 5 laporan.
2. Laporan Subbag Keuangan sebanyak 16 laporan yang terdiri dari:
a. Pengelolaan anggaran dan keuangan sebanyak 1 laporan.
b. Penyusunan laporan keuangan sebanyak 15 laporan.
3. Laporan Subbag Umum sebanyak 7 laporan yang terdiri dari:
a. Perencanaan kebutuhan dan pengelolaan aset sebanyak 4 laporan
b. Layanan umum dan penyusunan laporan sebanyak 3 laporan.
4. Laporan Subbag Kepegawaian sebanyak 23 laporan yang terdiri dari:
a. Pengelolaan kepegawaian dan budaya kerja sebanyak 15 laporan.
b. Pengembangan kapasitas SDM sebanyak 8 laporan.
B. Realisasi Keuangan
Berdasarkan realisasi pencapaian sasaran program tahun 2017 Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan, maka secara ringkas dapat disajikan realisasi
keuangan akuntabilitas kinerja dalam Tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Realisasi Keuangan Akuntabilitas Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Kode
Prog.
Uraian Program Target Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
%
01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP
Layanan Perkantoran 12 Bln 27.184.565.000 27.091.139.484 99,66%
Laporan Dukungan
Manajemen
81 Lap 634.030.000 633.631.802 99,94%
06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP
Laporan Hasil Kegiatan
Pengawasan
146 Lap 1.471.661.000 1.467.468.428 99,72%
Laporan Hasil Kegiatan
Pembinaan SPIP
24 Lap 224.858.000 222.431.724 98,92%
Laporan Hasil Kegiatan
Peningkatan Kapabilitas
APIP
11 Lap 121.750.000 119.959.890 98,53%
Jumlah 29.636.864.000 29.534.631.328 99,66%
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 72
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp29.534.631.328,00 atau sebesar 99,66% dari target sebesar
Rp29.636.864.000,00 yang digunakan untuk membiayai kegiatan PKPT maupun
non PKPT sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi
pendanaan telah efisien.
Secara umum realisasi keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Realisasi Anggaran Belanja
DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Nomor DIPA-
089.01.2.450573/2017 tanggal 5 Desember 2016. Selama Tahun 2017,
telah dilakukan beberapa kali revisi DIPA, terakhir Revisi DIPA ke-04 tanggal
24 November 2017. Ikhtisar anggaran awal dan revisi, serta realisasinya
dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2017
Berdasarkan Jenis Belanja
NO JENIS BELANJA ANGGARAN
AWAL (Rp)
ANGGARAN
REVISI (Rp) REALISASI (Rp) %
1. Belanja Pegawai 21.994.158.000,00 23.775.300.000,00 23.711.812.441,00 99,73
2. Belanja Barang 5.918.531.000,00 5.861.564.000,00 5.822.818.887,00 99.34
JUMLAH 27.912.689.000,00 29.636.864.000,00 29.534.631.328,00 99,66
2. Realisasi biaya penugasan beban mitra kerja
Penugasan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Sumatera Selatan
diantaranya merupakan permintaan K/L/Pemda dan di luar PKP2T serta
biayanya menjadi beban K/L/Pemda yang meminta. Realisasi biaya
penugasan yang menjadi beban K/L/Pemda mitra kerja selama Tahun 2017
dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 73
Tabel 3.10
Realisasi Biaya Penugasan Beban Mitra Kerja Tahun 2017
No. Bidang Realisasi Dana (Rp)
1 Bidang Instansi Pemerintah Pusat (Polhukam &
PMK) 874.721.000,00
2 Bidang Instansi Pemerintah Pusat
(Perekonomian & Kemaritiman) 874.721.000,00
3 Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah 1.389. 807.394,00
4 Akuntan Negara 309.201.000,00
5 Bidang P3A 65.820.000,00
Jumlah 2.883.711.594,00
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 74
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2017, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai
sasaran strategis Tahun 2017, juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah
diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh
komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 tercermin
dari pencapaian sasaran strategis sebagai berikut:
Tabel 4.1 Capaian Sasaran Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017
No Sasaran Program Capaian IKU
1 Sasaran Program 1 IKU 1 Tercapai 86%
IKU 2 Tercapai 91%
2 Sasaran Program 2 IKU 1 Tercapai 70%
IKU 2 Tidak Tercapai
IKU 3 Tercapai 167%
IKU 4 Tidak Tercapai
IKU 5 Tidak diukur
3 Sasaran Program 3 IKU 1 Tidak Tercapai
4 Sasaran Program 4 IKU 1 Tercapai 200%
5 Sasaran Program 5 IKU 1 Tercapai 167%
6 Sasaran Program 6 IKU 1 Tercapai 100%
IKU 2 Tercapai 100%
IKU 3 Tidak diukur
IKU 4 Tercapai 100%
IKU 5 Tidak diukur
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 75
No Sasaran Program Capaian IKU
IKU 6 Tercapai 62%
IKU 7 Tercapai 13%
IKU 8 Tercapai 83%
7 Sasaran Program 7 IKU 1 Tidak diukur
IKU 2 Tercapai 100%
IKU 3 Tercapai 100%
IKU 4 Tercapai 100%
IKU 5 Tidak diukur
IKU 6 Tercapai 100%
8 Sasaran Program 8 IKU 1 Tercapai 100%
Uraian ringkas hasil pengukuran dari sembilan IKU tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sasaran program “Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi”, diukur berdasarkan dua indikator
kinerja yang terdiri dari:
a. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional mencapai 86%;
b. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern korporasi mencapai 91%.
2. Sasaran program “Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan
keinvestigasian” diukur berdasarkan lima indikator kinerja yang terdiri dari:
a. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan mencapai 70%;
b. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH tidak tercapai;
c. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K mencapai 167%;
d. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K tidak tercapai;
e. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K mempunyai
target 0% pada tahun 2017 sehingga capaiannya tidak diukur.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 76
3. Sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan
pembangunan nasional” diukur berdasarkan indikator kinerja persentase
penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan tidak tercapai.
4. Sasaran program “Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan
korporasi dalam pencegahan korupsi” diukur berdasarkan indikator kinerja
persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) dengan
capaian 200%.
5. Sasaran program “Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
terhadap korupsi” diukur berdasarkan indikator kinerja persentase K/L/P/K
anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat dengan capaian
167%.
6. Sasaran program “Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi”
diukur berdasarkan delapan indikator kinerja yang terdiri dari:
1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 1 mencapai 100%;
2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1 mencapai 100%
3. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 2 mempunyai target 0% pada
Tahun 2017 sehingga capaian kinerja tidak diukur;
4. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2 mencapai 100%;
5. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3 mempunyai target 0% pada
Tahun 2017 sehingga capaian kinerja tidak diukur;
6. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 mencapai 62%;
7. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina mencapai 12,96%;
8. Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
mencapai 83,33%.;
7. Sasaran program “Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi”
diukur berdasarkan delapan indikator kinerja yang terdiri dari:
a. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) mempunyai target 0%
pada Tahun 2017 sehingga capaian kinerja tidak diukur;
b. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) mencapai 100%
c. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) mencapai 100%;
d. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) mencapai 100%;
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 77
e. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) mempunyai target 0%
pada Tahun 2017 sehingga capaian kinerja tidak diukur;
f. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) mencapai 100%.
Sedangkan untuk dukungan manajemen, sasaran program “Meningkatnya kualitas
pelayanan dukungan teknis dalam pengawasan BPKP” diukur berdasarkan satu
indikator kinerja, yaitu: Persepsi kepuasan layanan ketatausahaan (skala likert 1-10)
mencapai 100%.
Meskipun capaian indikator kegiatan utama secara keseluruhan cukup memuaskan,
akan tetapi masih terdapat beberapa hambatan yaitu:
1. Kurangnya komitmen pimpinan pemerintah daerah dalam implementasi SPIP.
2. Pemerintah daerah belum menganggarkan kegiatan penyelenggaraan SPIP di
Tahun 2017.
3. Indikator Maturitas SPIP belum dimasukkan dalam target kinerja strategis
RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota
4. Terdapatnya hambatan dari eksternal yaitu kurangnya komitmen pimpinan mitra
kerja terutama untuk BUMD yang masih memiliki capaian kinerja berpredikat
cukup dan kurang.
5. Terkait pembinaan dan evaluasi kapabilitas APIP:
1) Jumlah PKPT masih belum cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan
secara optimal dengan jumlah APIP yang perlu dibina sebanyak 18
Inspektorat.
2) Sebagai salah satu target nasional, kapabilitas APIP di daerah belum
didukung dengan anggaran yang memadai. Anggaran sangat diperlukan
untuk mendorong percepatan peningkatan kapabilitas APIP untuk memenuhi
target nasional
3) Sebagian besar APIP belum memasukan kapabilitas APIP sebagai salah
satu Indikator Kinerja Utamanya dan belum tercantum dalam RPJMD..
4) Inspektorat Daerah memiliki kendala dalam ketersediaan SDM baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Pembatasan/moratorium penerimaan pegawai
cukup menghambat pemenuhan kebutuhan SDM Inspektorat, selain itu
peningkatan kualitas SDM melalui sertifikasi profesi dan pendidikan dan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 78
pelatihan juga belum maksimal karena minimnya anggaran yang tersedia
serta keterbatasan kapasitas diklat.
5) Pemahaman SDM APIP terhadap perencanaan pengawasan berbasis risiko
juga masih kurang, belum terdapat pelatihan/bimtekterkait yang memadai.
6) APIP masih memerlukan peningkatan dalam organisasi dan tata kelola,
berupa:
Independensi dan objektivitas APIP;
Kesesuaian antara struktur organisasi dan pola hubungan kerja dengan
strategi dalam mencapai tujuan APIP yang efektif;
Manajemen/tata laksana/bisnis proses APIP.
7) Peran Early Warning System APIP belum optimal. Beberapa Pejabat Daerah
yang terjerat Kasus Korupsi semakin menyulitkan APIP untuk mendapatkan
level Kapabiltas yang lebih tinggi. APIP harus menjadi early warning system
yang dapat mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud. Hal ini dapat
berdampak pada pencapaian level kapabilitas APIP.
Adapun langkah-langkah perbaikan kinerja yang akan dilakukan untuk
mengantisipasi hambatan dalam pencapaian sasaran strategis antara lain:
1. Mendorong pimpinan mitra kerja untuk melaksanakan perbaikan berupa strategi
atau action plan pembinaan penyelenggaraan SPIP untuk mencapai target nilai
maturitas penyelenggaraan SPIP Tahun 2017-2019 sesuai dalam target Renstra
BPKP.
2. Memprioritaskan kegiatan pembinaan, peningkatan dan re-maturitas SPIP pada
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan dalam PKPT Tahun 2018.
3. Mendorong pimpinan mitra kerja untuk meningkatkan capaian kinerja BUMD
dengan cara memberikan sosialisasi dan pendampingan sehingga capaian
kinerja menjadi berpredikat baik.
4. Agar peningkatan Kapabilitas APIP berjalan lebih cepat, maka diperlukan
dukungan baik dari intern maupun ekstern APIP.
1) Dukungan intern berupa komitmen dari kepala daerah untuk memberikan
kewenangan dan tanggung jawab kepada Inspektorat untuk menjalankan
fungsi pengawasan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Disamping itu, Inspektorat juga perlu didukung dengan
penyediaan anggaran, terutama dalam APBD Tahun 2018. Diperlukan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan | 79
dukungan sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui rekrutmen
pegawai baru maupun pengembangan berkelanjutan pegawai yang ada
disertai peningkatan sarana dan prasarana yang memadai serta pemberian
remunerasi kepada pegawai Inspektorat sesuai dengan kompleksitas dan
beban kerjanya. BPKP telah berupaya memfasilitasi kebutuhan auditor
Inspektorat dengan menyelenggarakan Diklat pembentukan, penjenjangan,
maupun Diklat teknis substantif serta inpassing auditor.
2) Dukungan ekstern berupa pemberian kepercayaan dari pihak terkait seperti
aparat penegak hukum dan auditor eksternal untuk melakukan pengawasan
tertentu dan atau memanfaatkan hasil pengawasan Inspektorat dalam
menjalankan tugasnya. Pemerintah yang berwenang juga perlu memberikan
motivasi melalui pemberian reward kepada Inspektorat yang telah berhasil
memenuhi target pencapaian level kapabilitas APIP seperti pemberian
sertifikat/award sesuai capaian level Kapabilitas APIP serta memberitakan
dalam media nasional.
Recommended