View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA
KARYAWAN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wisnu Cahya Ardian
NIM : 129114032
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA
KARYAWAN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wisnu Cahya Ardian
NIM : 129114032
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Whatever you make a request for in prayer, have faith that it has been
given to you, and you will have it.”
- Mark 11:24 -
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa
lelah, sampai engkau meraihnya.”
- Giring -
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan
hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja
untuk keabadian.”
- Pramoedya Ananta Toer -
“Semua harus dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani
memenangkan tiga perempat dunia”
- Kartini -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
- Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan kasihNya serta
menjadi pengharapan serta kekuatan dalam menjalani hidup.
- Keluarga yang paling berharga, Ayah, Ibu dan Kakak yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA KARYAWAN
PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Wisnu Cahya Ardian
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas pelatihan mendengarkan pada
karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis penelitian menyatakan pengetahuan dan
perilaku mendengarkan meningkat setelah diberikan pelatihan mendengarkan. Subjek adalah 26 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen sejumlah 13 orang dan kelompok kontrol sejumlah 13 orang. Pengukuran efektivitas
pelatihan melalui 2 level yaitu level evaluasi pengetahuan dan level evaluasi perilaku. Data
diperoleh melalui pre-test dan post-test. Perhitungan paired sample t-test kelompok eksperimen
dalam evaluasi pengetahuan memperoleh nilai t = 6,698 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05;
signifikan), dan kelompok kontrol memperoleh nilai t = 1,238 pada probabilitas 0,239 (p > 0,05;
tidak signifikan). Perhitungan paired sample t-test evaluasi perilaku kelompok eksperimen
memperoleh nilai t = 6,235 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; signifikan), dan kelompok kontrol
memperoleh nilai t = 0,236 pada probabilitas 0, 818 (p > 0,05; tidak signifikan). Perhitungan
independent sample t-test pada gain evaluasi pengetahuan memperoleh nilai t = 6,365 pada
probabilitas 0,00 (p < 0,05; signifikan), dan evaluasi perilaku memperoleh nilai t = 4,979 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; tidak signifikan). Hipotesis penelitian diterima karena kelompok
eksperimen mengalami peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah pelatihan
secara signifikan.
Kata Kunci : mendengarkan, pelatihan, PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE EFFECTIVENESS OF LISTENING TRAINING ON EMPLOYEES
IN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Wisnu Cahya Ardian
ABSTRACT
The study aims to determine the effectiveness of listening training on PT.Mitra Karsa
Sukses Mandiri employees. The research hypothesis states that knowledge and behaviors increase
after being given listening training. Subject is 26 employees of PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.
Subjects were divided into two groups. The experimental group was 13 people and the control
group was 13 people. The measurement of training effectiveness is through 2 levels; knowledge
evaluation level and behavior evaluation level. The measurement uses pre-test and post-test. The
paired sample t-test of the experimental group in the knowledge level evaluation obtained the t
value = 6,698 at the 0.00 probability (p <0.05; significant), and the control group obtained the
value of t = 1,238 in probability 0.239 (p> 0.05; unsignificant). The calculated paired sample t-
test of the behavior of the experimental group obtained t value = 6.235 at probability 0.00 (p
<0.05; significant), and the control group obtained t value = 0.236 at probability 0, 818 (p> 0,05;
unsignificant). The independent sample t-test for the evaluation of knowledge level obtained t
value = 6,365 at probability 0,00 (p <0,05; significant), and behavior got value t = 4,979 at
probability 0,00 (p <0,05; significant). Based on the data above, it is concluded that the research
hypothesis is accepted because the experimental group experiences significant increase in
knowledge and behavior listening after the training.
Keywords: listening, training, PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Efektivitas Pelatihan Mendengarkan pada Karyawan PT. Mitra Karsa
Sukses Mandiri”, dengan baik. Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat
banyak sekali dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. dan P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku
Dekan dan Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terima kasih atas dukungannya sehingga proses pengerjaan skripsi
hingga diujikan dapat berjalan dengan lancar.
2. TM. Raditya Hernawa, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi
yang sudah membimbing saya selama proses pengerjaan skripsi.
3. Teruntuk yang terkasih Babe, Mami, Mbak Wikan dan Mas Aji.
Terima Kasih atas dukungan semangat dan doa yang tulus. Semoga
skripsi ini bisa buat Babe, Mami, dan Mb. Wikan bangga.
4. Orang yang paling spesial: Deivi, yang terkadang bisa jadi adik,
teman, sahabat, dan mentor. Terima kasih untuk semua canda, tawa
dan motivasinya selama proses pengerjaan skripsi.
5. Anak-anak Cobra: Deivi, Lona, Lintang, Teteh, Bella, Yudha,
Sonia, Komang, Yosu, Gede. Goler-goler dan dolan-dolan bareng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
kalian terkadang sangat bermanfaat tatkala fisik terlalu lelah
dengan skripsi.
6. Teman-teman bimbingan Pak Tius: Ocik, Maureen, Vishnu, Ajeng,
Nia, Lindi, Rege. Antri bimbingan pasti membosankan kalau
sendirian.
7. Temen-temen SABOENAM: Bayu, Sandi, Seto, Dilon, Komang.
Terimakasih selalu menemani malam-malam lembur skripsiku
dengan alunan musik akustik yang berisik tapi berisi.
8. Mas Sigit selaku Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.
Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu jalannya proses
penelitian sehingga penelitian dan pelatihan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
9. Mas Acong sebagai Fasilitator dalam pelatihan yang dilaksanakan
untuk kepentingan penelitian. Terimakasih karena telah bersedia
menjadi fasilitator pelatihan serta membantu dan memberikan
banyak saran yang sangat bermanfaat bagi penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ......................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Mendengarkan ....................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Pengertian Mendengarkan.................................................. 5
2. Proses Mendengarkan ........................................................ 7
3. Faktor-faktor Mendengarkan ............................................. 6
B. Pelatihan ................................................................................ 8
C. PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ............................................. 12
D. Hipotesis ................................................................................ 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................... 14
B. Identifikasi Variabel ............................................................... 14
C. Definisi Operasional ............................................................... 14
D. Subjek Penelitian.................................................................... 15
E. Desain Penelitian.................................................................... 15
F. Prosedur Penelitian................................................................. 16
G. Alat Ukur .............................................................................. 17
H. Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 18
I. Teknik Analisis Data ............................................................. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 22
A. Pelaksanaan Pelatihan ............................................................ 22
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 23
1. Data Deskriptif Penelitian .................................................. 23
2. Uji Asumsi ........................................................................ 24
2.1 Uji Normalitas ............................................................ 24
2.2 Uji Homogenitas ......................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Hasil Uji Hipotesis............................................................. 25
C. Pembahasan ........................................................................... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 31
B. Saran ...................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33
LAMPIRAN ................................................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Skala ................................................................................ 18
Tabel 2 Reliabilitas Evaluasi Belajar ............................................................... 19
Tabel 3 Reliabilitas Mendengarkan ................................................................. 19
Tabel 4 Validitas Modul.................................................................................. 20
Tabel 5 Hasil Data Evaluasi Belajar ................................................................ 23
Tabel 6 Hasil Data Skala Mendengarkan ......................................................... 24
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 24
Tabel 8 Homogenitas ...................................................................................... 25
Tabel 9 Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Eksperimen ................................. 26
Tabel 10 Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Kontrol ...................................... 26
Tabel 11 Uji Hipotesis Post tes Kel. Eksperimen dan Kontrol ......................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Experiential Learning ......................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Evaluasi Belajar ................................................................ 37
Lampiran 2 Skala Evaluasi Perilaku ................................................................ 42
Lampiran 3 Reliabilitas ................................................................................. 45
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ...................................................................... 48
Lampiran 5 Paired Sample t-Test Evaluasi Belajar ........................................ 49
Lampiran 6 Independent Sample t-Test Evaluasi Belajar ............................... 50
Lampiran 7 Paired Sample t-Test Skala Mendengarkan ................................. 51
Lampiran 8 Independent Sample t-Test Skala Mendengarkan .......................... 52
Lampiran 9 Maching ....................................................................................... 53
Lampiran 10 Modul Pelatihan Mendengarkan ................................................. 54
Lampiran 11 Dokumentasi Pelatihan ............................................................... 75
Lampiran 12 CV Fasilitator ............................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di
bidang industri manufaktur yang didirikan pada tahun 2003. Visi perusahaan
adalah menjadi perusahaan skala nasional di bidang precision parts, mold dan
die maker, special purpose machine, selalu memperbaharui teknologi dan
dikelola dengan highly component dan customer focused team. Misi
perusahaan adalah selalu mengedepankan kepuasan pelanggan, memberikan
nilai tambah yang bermanfaat bagi perkembangan industri, fokus pada sales
and service yang memuaskan, dan pengembangan yang berkesinambungan.
Perusahaan mengalami banyak kerugian akibat kerusakan produk dan
kerusakan alat. Kerusakan produk dan alat yang terjadi akibat kesalahan kerja
karyawan tercatat dalam dokumen PICA (problem Identification and
Corective Action). Pimpinan perusahaan menyebutkan bahwa salah satu
contoh kesalahan kerja adalah karyawan bagian engginering menuliskan
ukuran yang salah dalam pembuatan sebuah panel box sehingga ukuran panel
box yang diproduksi tidak sesuai dengan pesanan. Dokumen PICA
menyebutkan bahwa karyawan telah diperingatkan oleh atasan mengenai
satuan ukur yang digunakan salah, namun karyawan tersebut lupa
menggantinya. Hal tersebut menunjukan bahwa karyawan tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
proses remembering yang merupakan salah satu proses di dalam
mendengarkan.
Kesalahan kerja lain dilakukan oleh mandor dalam menerima informasi
dari atasan sehingga informasi yang ia berikan pada operator juga tidak tepat.
Dokumen PICA menyebutkan bahwa mandor tidak mengerti tugas dari atasan
dan tidak melakukan konfirmasi atas tugas yang dimaksudkan. Hal tersebut
menunjukan bahwa karyawan tidak melakukan proses responding yang
merupakan salah satu proses di dalam mendengarkan. Pimpinan perusahaan
mengatakan bahwa beberapa kali kesalahan pembelian barang dilakukan oleh
karyawan. Dokumen PICA menyebutkan bahwa penugasan pembelian barang
dilakukan tanpa menggunakan memo atau parts list sehingga karyawan lupa
spesifikasi barang yang harus dibeli. Hal tersebut menunjukan bahwa
karyawan tidak melakukan proses remembering yang merupakan salah satu
proses di dalam mendengarkan. Needs analysis dengan wawancara dan data
dokumen PICA menunjukan bahwa permasalahan-permasalahan di dalam
perusahaan diakibatkan oleh kegagalan proses komunikasi, secara khusus
dalam proses mendengarkan.
Beebe, Beebe dan Redmond (2009) mengatakan bahwa mendengarkan
merupakan proses psikologis dalam kegiatan decoding yang terdiri dari proses
selecting (seleksi), attending (perhatian), understanding (mengerti),
remembering (mengingat), dan responding (merespon). Devito (2010)
menjelaskan bahwa mendengar (hearing) dan mendengarkan (listening)
mempunyai arti yang berbeda. Mendengar adalah proses fisik ketika indra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pendengar menerima rangsangan suara. Mendengarkan adalah proses mental
dalam menerima rangsangan dan meresponnya dengan cara tertentu.
Mendengarkan berpengaruh terhadap keberhasilan proses komunikasi di
dalam organisasi.
Permasalahan dalam PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dapat
ditanggulangi dengan melakukan pelatihan terhadap karyawan. Pelatihan
mampu mengubah atau membentuk perilaku serta meningkatkan kemampuan
karyawan sesuai dengan materi pelatihan. Khanfar (2011) berpendapat bahwa
pelatihan merupakan sarana aktif yang memungkinkan individu untuk
memanfaatkan kemampuan dan kapabilitas potensialnya. Laing (dalam
Saheen, Naqfi dan Khan, 2013) mendefinisikan pelatihan adalah cara untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan kinerja karyawan.
Evaluasi pelatihan dilakukan untuk menunjukan efektivitas pelatihan.
Kirkpatrick (2006) mengungkapkan bahwa evaluasi pelatihan yang terdiri dari
4 level, yaitu evaluasi reaksi (level 1); belajar (level 2); perilaku (level 3); dan
evaluasi hasil (level 4). Penelitian ini menggunakan evaluasi belajar (level 1)
dan perilaku (level 3) karena mampu menggambarkan secara langsung
perubahan subjek setelah mengikuti pelatihan.
Evaluasi tingkat belajar dan evaluasi tingkat perilaku diukur sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan untuk melihat efektivitas pelatihan. Hasil
evaluasi pelatihan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan-
perbaikan pada pelatihan yang telah dilaksanakan. Peningkatan pengetahuan
dan perilaku mendengarkan setelah pelatihan diharapkan mengurangi potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesalahan kerja akibat kesalahan dalam penerimaan informasi. Topno (2010)
menyatakan bahwa pelatihan menjadi alat bantu untuk menyelesaikan
permasalahan perusahaan melalui pengetahuan dan pembelajaran baru yang
diberikan dalam pelatihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian adalah
apakah pelatihan mendengarkan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi psikologi komunikasi,
secara khusus dalam proses konsep mendengarkan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini menjadi sumber informasi dan dasar dalam
melakukan evaluasi terhadap suatu program pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mendengarkan
Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih. Satu orang
bertindak sebagai pengirim pesan dan yang lainnya sebagai penerima pesan.
Mendengarkan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses komunikasi,
terutama dalam peran seseorang sebagai penerima pesan.
1. Pengertian Mendengarkan
DeVito (2010) berpendapat bahwa mendengarkan diartikan sebagai
proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural) dan
meresponnya dengan cara tertentu. Beebe et al. (2009) mengatakan bahwa
mendengarkan merupakan proses psikologis dalam kegiatan decoding yang
terdiri dari proses selecting (seleksi), attending (perhatian), understanding
(mengerti), remembering (mengingat), dan responding (merespon). Wood
(2013), menambahkan bahwa mendengarkan (listening) adalah sebagai
proses kompleks yang terdiri atas mendengar (hearing), berpikir, memilih
dan mengorganisasikan informasi, menerjemahkan informasi, merespon
situasi, dan mengingat.
Definisi dari DeVito, Beebe, dan Wood menyimpulkan bahwa
mendengarkan adalah proses aktif dalam kegiatan menerima pesan yang
melibatkan proses mendengar, memberikan perhatian, menyeleksi, mengerti
isi pesan, mengingat dan memberikan respon terhadap situasi yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Proses Dalam Mendengarkan
Beebe et al. (2009) berpendapat bahwa mendengarkan merupakan
proses psikologis dalam kegiatan decoding yang terdiri dari proses :
a. Selecting : Proses memilah-milah pesan yang akan
dijadikan fokus perhatian.
b. Attending : Proses memfokuskan perhatian pada sumber
informasi.
c. Understanding : Proses memaknai informasi berupa suara atau
nonverbal yang telah melalui proses seleksi
dan menjadi fokus perhatian.
d. Remembering : Proses recalling (memanggil kembali)
informasi-informasi yang telah diterima.
e. Responding : Dilakukan agar orang lain tahu bahwa
informasi yang disampaikan telah diterima.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Mendengarkan
DeVito (2010) menjelaskan beberapa hal yang dapat menjadi
hambatan dalam mendengarkan, yaitu :
a. Sibuk dengan diri sendiri
Penerima pesan tidak memperhatikan pokok pembicaraan, namun
memusatkan perhatian pada kepentingan dan perilakunya sendiri.
b. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
Penerima pesan memusatkan perhatian pada masalah-masalah
yang tidak relevan dengan interaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
c. Mempertajam
Penerima pesan menekankan pada satu atau dua aspek dari pesan
yang diterima.
d. Asimilasi
Penerima pesan merekonstruksi pesan sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan sikap, prasangka, dan nilai-nilai pribadi.
e. Faktor kawan atau lawan
Penerima pesan mendistorsi pesan berdasarkan orang yang
menjadi lawan bicaranya.
f. Mendengar yang diharapkan
Penerima pesan tidak mendengarkan apa yang sebenarnya
dikatakan, namun mendengar apa yang diharapkan.
Tanner (dalam Oduolowu dan Akintemi, 2014) menambahkan bahwa
perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses mendengarkan karena
perbedaan gaya komunikasi antara pria dan wanita. Tanner menyebutkan
bahwa wanita sangat dipengaruhi oleh suasana hati.
B. Pelatihan
Pelatihan berpengaruh pada keberhasilan suatu perusahaan karena melalui
pelatihan, ilmu pengetahuan dan keterampilan baru dimiliki oleh karyawan
sehingga mampu bekerja secara optimal di dalam perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Definisi Pelatihan
Hardjana (2001) mengemukakan bahwa pelatihan sebagai kegiatan
yang berlangsung dalam jangka waktu pendek. Muchinsky (2003)
mengatakan bahwa pelatihan merupakan proses ketika pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills), dan kemampuan (abilities) seseorang
bertambah atau meningkat. Gomes (2003) mengemukakan bahwa pelatihan
adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Dessler (2009)
mengungkapkan bahwa pelatihan adalah proses mengajarkan keterampilan
dasar yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan pekerjaan serta menjadi
salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
dunia kerja.
Definisi dari beberapa tokoh di atas menyimpulkan bahwa pelatihan
merupakan suatu program yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan karyawan terkait dengan pekerjaannya.
2. Experiential Learning
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan dengan metode experiential
learning atau pembelajaran berbasis pengalaman dengan model structured
experiences (pengalaman berstruktur). Supratiknya (2008) mengatakan
bahwa experiential learning pada dasarnya merupakan student centered
learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pembelajaran tersebut peserta pelatihan diajak untuk mengalami siklus
experiential learning. Berikut ini adalah siklus experiential learning:
Gambar 1. Siklus Experiential Learning
Experiencing : Melibatkan peserta pada aktifitas tertentu, baik secara
individu, berpasangan, kelompok kecil atau kelompok
besar.
Publishing : Pengalaman-pengalaman individu atau kelompok
dibagikan agar dapat diketahui oleh semua peserta.
Intinya peserta melaporkan data.
Processing : Melihat ulang pola-pola dan hubungan-hubungan dari
hasil sharing yang telah mereka laporkan.
Generalizing : Mengambil kesimpulan yang mereka dapatkan dari hasil
processing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Applying : Menerapkan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan
pada tahap sebelumnya dalam situasi aktual yang mereka
alami sehari-hari.
3. Siklus Pelatihan
Pilbeam dan Corbridge (dalam Karim, 2012) memaparkan tentang
empat tahap utama siklus pelatihan, yaitu:
a. Identifying training needs yaitu tahap melakukan penelitian
tentang kebutuhan pelatihan dari permasalahan-permasalahan
yang ada.
b. Plan and design training yaitu tahap membuat rancangan
pelatihan sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada.
c. Delivering training yaitu tahap pelaksanaan pelatihan.
d. Evaluating training yaitu tahap yang dilakukan untuk
melakukan penilaian terhadap pelatihan sehingga diketahui hal-
hal mana yang perlu diubah dalam pelatihan.
Hasil evaluasi pelatihan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelatihan dengan memperbaiki hal-hal yang dinilai kurang. Selanjutnya
siklus pelatihan akan dimulai lagi dari awal.
4. Evaluasi Pelatihan
Hardjana (2001) menyebutkan bahwa evaluasi pelatihan berarti
penilaian atas training yang sudah terlaksana. Data evaluasi dikumpulkan
melalui dua cara yaitu pre-test-posttest. Kirkpatrick (2006) menyebutkan
bahwa evaluasi program pelatihan dibedakan dalam 4 level yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Evaluasi Reaksi (Reaction Evaluation) yaitu evaluasi terhadap
reaksi peserta pelatihan yang berkaitan dengan emosi dan
perasaan peserta (Rafiq, 2015). Evaluasi reaksi ditujukan untuk
mengukur kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan
pelatihan. Pelatihan dianggap berkualitas apabila pelatihan
memuaskan dan memenuhi harapan peserta peserta sehingga
mereka mempunyai motivasi dan merasa nyaman untuk belajar.
b. Evaluasi Belajar (Learning Evaluation) digunakan untuk
melihat tingkat pengetahuan peserta pelatihan (Dhliwayo dan
Nyanumba, 2014). Evaluasi belajar didefinisikan sebagai
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang akan
diterapkan pada pekerjaan setelah selesai mengikuti program
pelatihan. Peserta pelatihan dikatakan telah belajar apabila pada
dirinya telah mengalami perbaikan pengetahuan maupun
peningkatan keterampilan.
c. Evaluasi Perilaku (Behavior Evaluation) yaitu penilaian yang
difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi setelah peserta
kembali ke tempat kerja. Pada level ini dinilai bagaimana
peserta mentransfer pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh selama training untuk diimplementasikan di tempat
kerjanya.
d. Evaluasi Hasil (Result Evaluation) yaitu evaluasi yang
difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
peserta telah mengikuti suatu program. Evaluasi dilakukan
terhadap perubahan kinerja institusi, misalnya membandingkan
kualitas dan kuantitas hasil kerja serta waktu proses kerja,
sebelum dan sesudah ada pelatihan.
5. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan
Hasil evaluasi pelatihan digunakan sebagai pertimbangan untuk
memutuskan apakah program pelatihan akan tetap dilaksanakan kembali di
kemudian hari atau tidak. Dey (2013) menyebutkan bahwa evaluasi
pelatihan bukanlah untuk menilai baik atau buruknya suatu program
pelatihan, namun untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelatihan
dan melihat tepat atau tidaknya suatu program pelatihan untuk mengatasi
permasalahan tertentu. Hogan, Capela, dan Fentress (2014)
mengemukakan bahwa evaluasi pelatihan digunakan untuk melihat hal-hal
yang perlu diperbaiki dalam pelatihan dan memutuskan apakah pelatihan
layak tepat untuk terus dilakukan.
C. PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri manufaktur dan melayani pembuatan precision parts, automation
packaging machine, special purpose machine, stamping, forging dies,
inspection jig, machining jig, welding jig, dan aluminium die casting. Mitra
Karsa Sukses Mandiri didirikan pada tahun 2003 dan memiliki 60 karyawan
yang terbagi dalam dua divisi besar yaitu Divisi Technical yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan proses produksi dan Divisi Operation yang berkaitan dengan
administrasi perusahaan serta marketing.
D. Efektivitas Pelatihan Mendengarkan Pada Karyawan PT. Mitra Karsa
Sukses Mandiri
Tujuan dari pelatihan mendengarkan adalah agar seluruh karyawan PT.
Mitra Karsa Sukses Mandiri memiliki kemampuan untuk memilah-milah suara
atau pesan nonverbal yang akan dijadikan fokus perhatian, memfokuskan
perhatian pada sumber informasi, memaknai informasi berupa suara atau
nonverbal yang telah melalui proses seleksi dan menjadi fokus perhatian,
mengingat atau melakukan proses recalling (memanggil kembali) informasi-
informasi yang telah diterima, dan memberikan respon atau tanggapan yang
berupa verbal ataupun nonverbal.
Robins dan Judge (2008) mengatakan bahwa sumber daya manusia
yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dipandang
mampu mendukung peningkatan kinerja karyawan dan memberikan kontribusi
dalam menentukan masa depan perusahaan. Sesuai dengan pernyataan Robins
dan Judge, proses komunikasi didalam PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dapat
berjalan secara efektif dan seluruh informasi dapat diterima dengan baik oleh
karyawan apabila karyawan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan mendengarkan.
Apabila pelatihan mendengarkan yang dilakukan berhasil maka peserta
pelatihan memiliki pengetahuan dan perilaku berupa ketrampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mendengarkan sehingga potensi terjadinya kesalahan kerja akibat kesalahan
informasi yang diterima akan berkurang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Kirkpatrick (2009) yaitu pelatihan adalah upaya sistematis untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap kerja (behaviors),
para karyawan melalui proses belajar.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
HA : Ada peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah
diberikan pelatihan
H0 : Tidak ada peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah
diberikan pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang menggunakan
penelitian lapangan. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan pelatihan
mendengarkan yang kepada kelompok eksperimen. Kontrol dalam penelitian
ini dilakukan pada variabel jenis kelamin yaitu hanya menggunakan subjek
laki-laki. Kontrol terhadap jenis kelamin dilakukan sesuai pernyataan Tanner
(dalam Oduolowu dan Akintemi, 2014) yang menyebutkan bahwa ada
perbedaan yang sangat besar antara gaya komunikasi pria dan wanita.
B. Identifikasi Variabel
Variabel Bebas : Pelatihan mendengarkan
Variabel Tergantung : Mendengarkan
Variabel Kontrol : Jenis kelamin
C. Definisi Operasional
1. Pelatihan Mendengarkan
Pelatihan mendengarkan merupakan program untuk meningkatkan
pengetahuan dan perilaku mendengarkan dengan metode eksperiensial
learning yang dilaksanakan dalam 3 sesi selama 1 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses menyeleksi sumber informasi,
memberikan perhatian, mengerti isi pesan, mengingat, dan memberikan
respon terhadap situasi yang diukur menggunakan lembar evaluasi belajar
dan skala mendengarkan melalui pre-test dan post-test.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 30 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses
Mandiri yang terdiri dari 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang
sebagai kelompok kontrol. Teknik sampling menggunakan random sampling
dan random assignment. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara
matching.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang dikenai pre-test dan post-test. Skema desain penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Ypre X Ypost
Qpre X Qpost
Keterangan :
pre = pengukuran sebelum perlakuan
post = pengukuran setelah perlakuan
Y = kelompok eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Q = kelompok kontrol
X = perlakuan berupa pelatihan
X = tidak diberikan pelatihan
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan Training
Need Analisis di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Peneliti menentukan
permasalahan perusahaan dan merancang modul pelatihan yang
diharapkan menjadi penyelesaian masalah di dalam perusahaan.
2. Tahap Penelitian
a) Prosedur Pengambilan Data
Tahap pengambilan data menggunakan pre-test dan post-test.
Pre-test diikuti oleh 30 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
sebelum pelaksanaan pelatihan. Post-test dilakukan setelah
pelaksanaan pelatihan dan diikuti oleh 30 karyawan yang dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang masing-masing berjumlah 15 orang.
b) Prosedur Pelatihan
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan dalam tiga sesi. Sesi 1
membahas definisi dan konsep mendengarkan pada karyawan, sesi 2
membahas hambatan dan jenis-jenis non mendengarkan, sesi 3
membahas proses mendengarkan. Pelatihan dimulai pukul 08.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sampai dengan pukul 17.00 di kantor pusat PT. Mitra Karsa Sukses
Mandiri. Perserta pelatihan adalah kelompok eksperimen. Fasilitator
pelatihan adalah salah satu penggiat eksperiensial learning yaitu Bpk.
Dian Wibowo Utomo.
G. Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu skala mendengarkan
dan lembar evaluasi belajar. Penjelasan detail mengenai masing-masing alat
ukur adalah sebagai berikut :
1. Alat Ukur Tingkat Pengetahuan / Evaluasi Belajar
Alat ukur pada tingkat pengetahuan digunakan untuk
mengukur pengetahuan mengenai materi pelatihan. Tambahan
pengetahuan merupakan suatu kriteria untuk menilai efektivitas
pelatihan. Tipe soal yang akan diberikan adalah pilihan ganda
dengan jumlah 30 soal. Penentuan jumlah soal tersebut telah sesuai
dengan pedoman pokok untuk membuat alat ukur pengetahuan
yang obyektif, yakni menggunakan pertanyaan pilihan ganda dan
pertanyaan benar atau salah (Moekijat, 1993).
2. Alat Ukur Tingkat Perilaku / Skala mendengarkan
Evaluasi tingkat perilaku digunakan untuk melihat
bagaimana peserta mentransfer pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh selama training untuk
diimplementasikan di tempat kerjanya. Skala mendengarkan terdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dari aitem-aitem yang berkaitan dengan proses mendengarkan
menurut Beebe et al. (2009) yaitu selecting, attending,
understanding, remembering, dan responding. Alat ukur tersebut
disusun dengan menggunakan skala likert dengan komposisi
sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Skala
No. Aspek Fav Unfav Bobot
1 Selecting 1, 2 3, 4 20%
2 Attending 5, 6 7, 8 20%
3 Understanding 9, 10 11, 12 20%
4 Remembering 13, 14 15, 16 20%
5 Responding 17, 18 19, 20 20%
Total 20 100%
H. Validitas dan Reliabilitas
1. Skala Evaluasi Belajar
Validitas alat ukur menggunakan validitas isi yaitu diperiksa oleh
dosen pembimbing. Peneliti melakukan uji reliabilitas pada hasil post-test
kelompok eksperimen untuk menghindari ketidakakuratan data akibat
jawaban yang acak karena pengetahuan yang diukur belum pernah
diperoleh subjek sebelumya. Pengguguran aitem dilakukan dalam 2 tahap
untuk mendapatkan koefisien korelasi aitem-total (rix) ≥ 0,25.
Tahap pertama adalah pengguguran terhadap aitem nomor 3, 11,
13, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 28, dan 29. Tahap kedua adalah pengguguran
terhadap aitem nomor 30. Dari proses pengguguran diperoleh 18 aitem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang digunakan sebagai alat ukur tingkat pengetahuan. Hasil reliabilitas
dan daya beda aitem dengan menggunakan perhitungan alpha cronbach’s
melalui program SPSS versi 18.0 for windows pada 18 butir soal yang
telah melalui tahap pengguguran aitem adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Reliabilitas Evaluasi Belajar
2. Skala Mendengarkan
Pengujian validitas untuk menentukan apakah aitem-aitem yang
digunakan layak untuk mendefinisikan suatu variabel juga telah dilakukan
dengan menggunakan validitas isi yaitu diperiksa oleh dosen pembimbing.
Uji reliabilitas menggunakan perhitungan alpha cronbach’s pada seluruh
aitem. Hasil perhitungan alpha cronbach’s melalui program SPSS versi
18.0 for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Reliabilitas Skala Mendengarkan
Hasil perhitungan di atas menyimpulkan bahwa skala
mendengarkan sudah memenuhi syarat reliabilitas karena memiliki nilai
alpha cronbach’s sebesar 0,955. Hasil tersebut telah memenuhi syarat
Cronbach's Alpha
N of
Items
0,851 18
Cronbach's
Alpha N of Items
0,955 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
reliabilitas konstruk variabel yang baik yaitu memiliki alpha cronbach >
0,6 (Nugroho, 2005). Daya diskriminasi masing-masing aitem telah
melebihi 0,25 sehingga tidak dilakukan pengguguran aitem. Azwar (2005)
menyebutkan bahwa batasan koefisien korelasi aitem-total (rix) diturunkan
sampai dengan ≥ 0,25 untuk mendapat target soal yang telah ditentukan.
3. Validitas Modul
Validitas modul diukur menggunakan indeks validitas aiken. Indeks
validitas aiken berkisar antara 0 - 1. Indeks validitas aiken dikatakan
kurang valid apabila V < 0,4 dan sangat valid apabila V > 0,8. Aiken
(1985) merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung content-validity
coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak n
orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana aitem tersebut mewakili
konstrak yang diukur. Indeks validitas aiken dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
V = Σ s / [n(c-1)]
S = r – lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (misalnya 1)
c = angka penilaian validitas tertinggi (misalnya 5)
r = angka yang diberikan oleh penilai
n = Jumlah ahli yang menilai
Tabel 4. Validitas Modul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
∑ s
V
15
0,83
15
0,83
15
0,83
15
0,83
14
0,78
15
0,83
14
0,78
15
0,83
15
0,83
14
0,78
14
0,78
Skor Total 0,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Indeks validitas aiken dari penilaian tiga orang ahli yang telah
dihitung dengan rumus di atas menghasilkan V = 0,81 yang menunjukan
bahwa modul memiliki validitas yang sangat tinggi. Hasil perhitungan
tersebut membuktikan bahwa modul pelatihan yang telah dirancang oleh
peneliti layak untuk dilaksanakan.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial
menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test. Santoso
(2010) mengatakan bahwa paired sample t-test digunakan untuk
membandingkan perbedaan mean dari dua sampel yang berasal dari dua
populasi yang berbeda. Independent sample t-test digunakan untuk melakukan
penelitian yang menggunakan satu sampel yang diukur dua kali. Paired
Sample T-test digunakan peneliti untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan serta tingkat perilaku sebelum dan sesudah diberikan pelatihan
pada kelompok eksperimen. Independent Sample T-test digunakan peneliti
untuk mengetahui perbedaan gain antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Untuk melakukan analisis paired sample t-test dan independent
sample t-test, maka uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pelatihan
1. Pre-test
Pre-test dilakukan tanggal 24 November 2016 pada saat karyawan
melakukan briefing pagi pukul 08.00 - 09.00. Skoring dilakukan pada hari
yang sama. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki skor
rata-rata 6,38 pada evaluasi perilaku dan 52,15 pada evaluasi
pengetahuan. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata 5,38 pada
evaluasi perilaku dan 52,23 pada evaluasi pengetahuan.
2. Pelatihan Mendengarkan
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan pada tanggal 25 November
2016, pukul 08.00 - 17.00. Jumlah peserta pelatihan pada awal sesi hanya
berjumlah 10 orang. Tiga orang peserta lain memasuki ruangan pelatihan
kurang lebih 5 menit setelah sesi pertama dimulai. Fasilitator memberi
instruksi pada ketiga peserta tersebut untuk mengikuti permainan yang
sedang berlangsung. Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
memberikan konfirmasi bahwa 2 orang peserta lain tidak dapat mengikuti
pelatihan karena memperoleh tugas mendadak. Jumlah peserta pelatihan
adalah 13 orang. Pelatihan berjalan dengan baik dan lancar sampai
dengan pelatihan berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Post-test
Post-test dilakukan 2 minggu setelah pelatihan dilaksanakan yaitu
pada tanggal 9 Desember 2016. Moekijat (1993) menyatakan bahwa
pengambilan skala pengamatan diri pada kelompok eksperimen dilakukan
minimal 2 minggu setelah tahap manipulasi, sehingga memungkinkan
bagi subyek untuk menerapkan pengetahuan dan perilaku berupa
keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pelatihan. Post-test diikuti
oleh 13 orang dari kelompok eksperimen dan 13 orang dari kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen memiliki skor rata-rata 12,53 pada
evaluasi pengetahuan dan 64,61 pada evaluasi perilaku. Kelompok
kontrol memiliki skor rata-rata 4,69 pada evaluasi pengetahuan dan 51,84
pada evaluasi perilaku.
B. Hasil Penelitian
1. Data Deskriptif Penelitian
a. Data Evaluasi Belajar
Data hasil evaluasi belajar untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada tahap pre-test dan posttest adalah sebagai
berikut :
Tabel 5. Hasil Data Evaluasi Belajar
Kelompok Pre-test Post-test
Gain Mean Sd Mean Sd
Eksperimen 6,3846 2,59931 12,5385 3,30695 6,1539
Kontrol 5,3846 1,60927 4,6923 1,97419 -0,6923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Data Skala Mendengarkan
Data skala mendengarkan untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada tahap pre-test dan post-test adalah sebagai
berikut :
Tabel 6. Hasil Data Skala Mendengarkan
Kelompok Pre-test Post-test
Gain Mean Sd Mean Sd
Eksperimen 52,1538 5,27330 64,6154 3,45298 12,461
Kontrol 52,2308 6,49556 51,8462 4,61603 -0,3846
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data pada
variabel tergantung. Peneliti menggunakan Shapiro-Wilk untuk
melakukan uji normalitas. Shapiro-Wilk merupakan metode uji
normalitas untuk sampel kurang dari lima puluh orang (Shapiro dan
Wilk dalam Oktaviani, 2014). Data dikatakan memiliki distribusi
normal apabila nilai sig (p) > 0,05. Uji normalitas menggunakan
program SPSS versi 18.0. for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
Kelompok / Tahap Evaluasi
Pengetahuan (p)
Skala
Mendengarkan (p)
Eksperimen / Pre-test 0,066 0,922
Eksperimen / Post-test 0,314 0,692
Kontrol / Pre-test 0,383 0,400
Kontrol / Post-test 0,502 0,668
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa sampel untuk
evaluasi tingkat pengetahuan dan skala mendengarkan berasal dari
populasi data berdistribusi normal (p > 0,05).
b. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent
sample t-test untuk membuktikan bahwa varian dari populasi adalah
sama (Priyatno, 2008). Varian populasi yang sama ditunjukan apabila
nilai p > 0,05. Hasil uji homogenitas data dengan menggunakan
Levene’s Test dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. for
windows adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Homogenitas
Levene Statistic Sig.
Evaluasi belajar 2,207 0,150
Skala Mendengarkan 0,929 0,345
Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh bahwa data pada
evaluasi belajar memiliki varian populasi sama yang ditunjukan oleh
nilai sig (p) 0,445 > 0,05 pada evaluasi belajar. Data pada skala
mendengarkan juga memiliki varian populasi sama yang ditunjukan
oleh nilai sig (p) 0,262 > 0,05.
3. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan,
peneliti menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test
untuk memutuskan penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian. Hasil
yang diperoleh pada masing-masing perhitungan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Hasil Uji Paired Sample t-Test Kelompok Eksperimen
Hasil uji paired sample t-test untuk evaluasi belajar dan skala
mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Eksperimen
t Df Sig
Evaluasi Belajar 6,698 12 0,000
Skala mendengarkan 6,235 12 0,000
Uji paired sample t-test evaluasi belajar dan skala
mendengarkan pada p = 0,00 (p < 0,05) memperoleh nilai t = 6,698
dan t = 6,235. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok
eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan setelah
mengikuti pelatihan.
b. Hasil Uji Paired Sample t-Test Kelompok Kontrol
Hasil uji paired sample t-test untuk evaluasi belajar dan skala
mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Kontrol
t Df Sig
Evaluasi Belajar 1,238 12 0,239
Skala mendengarkan 0,236 12 0,818
Uji paired sample t-test evaluasi belajar dan skala
mendengarkan memperoleh nilai t = 1,238 dan t = 0,236 pada
probabilitas 0,239 dan 0,818 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukan
bahwa kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Hasil Uji Independent Sample t-Test
Hasil uji independent sample t-test untuk evaluasi belajar dan
skala mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Uji Hipotesis Kel. Eksperimen dan Kontrol
t Df Sig
Evaluasi
Belajar
6,365 24 0,000
Skala
Mendengarkan
4,979 24 0,000
Tabel tersebut menunjukan hasil uji independent sample t-test
dari evaluasi belajar dan skala mendengarkan pada probabilitas
0,000 (p < 0,05) memperoleh nilai t = 6,365 dan t = 4,979. Hasil
tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain
yang signifikan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.
C. Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa pelatihan mendengarkan pada
karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dinilai efektif. Efektivitas
pelatihan mendengarkan diuraikan melalui level evaluasi belajar dan level
evaluasi perilaku menurut Kirkpatrick (2006) sebagai berikut :
Hasil perhitungan paired sample t-test pada kelompok eksperimen
dalam evaluasi tingkat pengetahuan memperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) dan
t = 6,698. Perolehan skor rata-rata sebelum pelatihan adalah 6,38 dan setelah
mengikuti pelatihan 12,53. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
eksperimen mengalami peningkatan perolehan skor rata-rata yang signifikan.
Peningkatan perolehan skor rata-rata yang signifikan terjadi karena peserta
pelatihan telah memperoleh pengetahuan yang baru terkait materi
mendengarkan.
Hasil perhitungan paired sample t-test pada kelompok kontrol dalam
evaluasi tingkat pengetahuan memperoleh nilai p = 0,239 (p > 0,05) dan t =
1,238. Perolehan skor rata-rata sebelum pelatihan adalah 5,38 dan setelah
mengikuti pelatihan 4,69. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok
kontrol mengalami penurunan perolehan skor rata-rata karena perbedaan
situasi, waktu, dan kondisi karyawan dalam post-test dan pre-test
mempengaruhi konsentrasi karyawan. Pre-test dilaksanakan pagi hari
sebelum karyawan mulai bekerja, sedangkan post-test dilakukan pada sore
hari setelah karyawan selesai bekerja.
Hasil perhitungan independent sample t-test dalam evaluasi tingkat
pengetahuan memperoleh nilai p= 0,00 (p < 0,05) dan t = 6,365. Gain pada
kelompok eksperimen sebesar 6,1539 dan kelompok kontrol sebesar -0,6923.
Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang
signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan gain
menunjukan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan
pengetahuan terkait materi mendengarkan secara signifikan.
Alyahya dan Norsiah (2014) menyatakan bahwa evaluasi pada tingkat
perilaku dilihat dari kemampuan mengimplementasikan materi pelatihan dan
keterampilan atas materi pelatihan yang telah diberikan. Perolehan skor rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rata evaluasi perilaku kelompok eksperimen sebelum mengikuti pelatihan
adalah 52,15. Setelah mengikuti pelatihan mendengarkan kelompok
eksperimen memperoleh skor rata-rata 64,61. Perhitungan paired sample t-
test skala mendengarkan kelompok eksperimen memperoleh nilai p = 0,00 (p
< 0,05) dan t = 6,235. Hasil tersebut menunjukan perubahan intensi perilaku
subjek pada kelompok eksperimen. Perubahan intensi perilaku tersebut terjadi
karena di dalam pelatihan, subjek diarahkan untuk melakukan perilaku
tertentu sesuai dengan materi pelatihan mendengarkan.
Notoadmodjo (1992) menyatakan bahwa pelatihan pada akhirnya
menghasilkan perubahan perilaku sesuai tujuan dari sebuah pelatihan.
Perhitungan paired sample t-test evaluasi perilaku kelompok kontrol
memperoleh nilai p = 0, 818 (p > 0,05) dan t = 0,236. Perolehan skor rata-rata
sebelum pelatihan adalah 52,230 dan setelah mengikuti pelatihan 51,846.
Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok kontrol mengalami penurunan
skor rata-rata pada evaluasi intensi perilaku. Penurunan skor rata-rata pada
evaluasi intensi perilaku terjadi karena kelompok kontrol tidak diarahkan
untuk melakukan perilaku tertentu sesuai dengan materi pelatihan
mendengarkan sehingga subjek pada kelompok kontrol berperilaku sesuai
dengan kebiasaannya masing-masing. Perbedaan situasi, waktu, dan kondisi
karyawan dalam post-test dan pre-test mempengaruhi konsentrasi karyawan
sehingga terjadi penurunan skor rata-rata. Pre-test dilaksanakan pagi hari
sebelum karyawan mulai bekerja, sedangkan post-test dilakukan pada sore
hari setelah karyawan selesai bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
. Hasil perhitungan independent sample t-test evaluasi perilaku
memperoleh nilai p= 0,00 (p < 0,05) dan t = 7,987. Gain pada kelompok
eksperimen adalah 12,461 dan pada kelompok kontrol adalah -0,384. Hasil
tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang
signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan gain
menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki intensi perilaku yang
lebih sesuai dengan tujuan dari pelatihan dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan mendengarkan mampu
meningkatkan keterampilan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa
Sukses Mandiri. Hasil penelitian berbanding lurus dengan penelitian
Oduolowu dan Akintemi (2014) bahwa keterampilan mendengarkan
ditingkatkan melalui storytelling. Persamaan hasil penelitian menyimpulkan
bahwa mendengarkan mampu ditingkatkan melalui metode pelatihan tertentu
sesuai dengan latar belakang peserta pelatihan.
Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
penelitian ini adalah efektivitas pelatihan dilihat dari dua level evaluasi yaitu
evaluasi belajar yang mengukur tingkat pengetahuan peserta pelatihan
mengenai materi pelatihan, dan evaluasi perilaku yang mengukur intensi
perilaku peserta terkait tujuan pelatihan yang diberikan. Kekurangan
penelitian ini adalah efektivitas pelatihan tidak diukur pada level evaluasi
reaksi dan hasil. Kekurangan lain penelitian ini adalah jumlah subjek hanya
26 orang dan data evaluasi perilaku berupa intensi, bukan penilaian terhadap
perilaku yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan mendengarkan
efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku mendengarkan. Hasil
perhitungan paired sample t-test menunjukan bahwa kelompok eksperimen
mengalami peningkatan perolehan nilai yang signifikan setelah mengikuti
pelatihan, sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan.
Perhitungan independent sample t-test menunjukan bahwa kelompok
eksperimen memiliki gain yang signifikan lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol.
B. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran terhadap
perilaku yang muncul, bukan pengukuran terhadap intensi.
2. Untuk karyawan dan perusahaan
a. Karyawan diharapkan menerapkan proses mendengarkan dengan baik
dalam bekerja sehingga informasi diterima dengan tepat.
b. Perusahaan disarankan memberi pelatihan-pelatihan mendengarkan
untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi karyawan dalam
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Daftar Pustaka
Agha, S.R. (2008). Evaluating and Benchmarking Non-Governmental Training
Programs: An Analytic Hierarchy Approach. Jordan Journal of
Mechanical and Industrial Engineering. Vol. 2, No. 2, p. 77 – 84.
Aiken, L.R. (1985). Three Coefficients for Analyzing the Reliability, and Validity
of Ratings. Educational and Psychological Measurement. No. 45, p. 131-
142.
Alyahya, M.S., dan Norsiah, M. (2014). Evaluation of Effectiveness of Training
And Development : The Krikpatrick Model. Asian Journal of Business and
Management Sciences. Vol. 2, No. 11, 14-24.
Azwar, S. (2005). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Beebe, S.A., Beebe, S.J., dan Redmond, M.V. (2009). Interpersonal
Communication: Relating To Others 6th Edition. United States: Pearson
Education, Inc.
Dessler, G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Devito, J.A. (2010). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group.
Dey, A. (2013). Evaluating Training Efficacy – Some Challengs. Indian Journal
of Research. Vol. 2.
Dhliwayo, S., dan Nyanumba, L.K. (2014). An Evaluation of an on The Job
Training Program at a UK Based Public Health Care Company. Problems
and Perspectives in Management. Vol. 12.
Dunnette. (1976). Keterampilan Mengaktifkan Siswa. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Gomes, F.C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Hardjana, A.M. (2001). Training SDM Yang Efektif. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Harianti, D. (2010). Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat. Jakarta: Tangga
Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hogan, R.L., Capela, D., dan Fentress, B. (2014). Training Evaluation: Audience
Resonse System as an Evaluation Tool. Journal of Education and Human
Development. Vol. 3, No. 2, p. 259 - 269.
Karim, M.R., Huda, K.N., dan Khan, R.S. (2012). Significance of Training and
Post Training Evaluation for Employee Effectiveness: An Empirical Study
on Sainsbury’s Supermarket Ltd, UK. International Journal of Business
and Management. Vol. 7, No 18.
Khanfar, S.M. (2011). Impact of Training on Improving Hotelling Service
Quality. Journal of Business Studies Quarterly. Vol. 2.
Kirkpatrick, D.L. (2007). The Hiddern Power Of Kirkpatrick Four Levels. T + D,
61(8). 34-37. Diakses 15 Januari 2016 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=1dandid=1327907221danSrchMo
de=1dansid=1danFmt=6danVInst=PRODdanVType=PQDdanRQT=309da
nVName=PQDdanTS=1190704277danclientId=78722.
Kirkpatrick, D.L., dan Kirkpatrick, J.D. (2006). Evaluating Training Programs:
The Four Level Third Edition. San Fransisco : Berrett-Koehler Publisher
inc.
Kirkpatrick, D.L., dan Kirkpatrick, J. D. (2009). Evaluating Training Programs.
San Fransisco : Berrett-Koehler Publisher inc.
Kristianto, E. (2004). Evaluasi Efektifitas Pelatihan. Jurnal Psiko Wacana, Vol.
III No. 1, Mei 2004 : 63-77.
Moekijat. (1993). Pengembangan Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Muchinsky, P.M. (2003). Psychology Applied To Work: An Introduction To
Industrial And Organizational Psychology. Melbourne: Thomson Learning
Inc.
Notoadmodjo, S. (1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Nugroho. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi Offset
Oduolowu, E., dan Akintemi, E.O. (2014). Effect of Storytelling on Listening
Skills of Primary One Pupil in Ibadan North Local Government Area of
Oyo State, Nigeria. International Journal of Humanities and Social
Science. Vol. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Oktavani, M.A., dan Notobroto, H.B. (2014). Perbandingan Tingkat Konsistensi
Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-
Wilk, dan Skewness-Kurtosis. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. Vol.
3, No. 2.
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik.
Yogyakarta : Mediakom.
Rafiq, M. (2015). Training Evaluation in an Organization Using Krikpatrick: A
Case Study of PIA. Journal of Enterpreneurship dan Organization
Management. Vol. 1
Robbins, S.P., dan Timothy, A.J. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba
Empat.
Saheen, A., Nafiq, S.M., dan Khan, M.A. (2013). Employees Training and
Organizational Performance: Mediation by Employees Performance.
Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. Vol. 5.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Seniati, Y., dan Setiadi. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.
Supratiknya, A. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Topno, H. (2012). Evaluation of Training and Development: An Analysis of
Various Models. IOSR Journal of Business and Management. Vol. 5, No.
2, 16-22.
Wood, J.T. (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta:
Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
L A M P I R A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
A. SKALA EVALUASI BELAJAR
I. Evaluasi Pengetahuan
Pilihlah dengan cara memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban
yang menurut anda tepat. Apabila anda ingin mengganti jawaban,
berikan tanda sama dengan (=) pada pilihan sebelumnya dan berikan
tanta silang (x) pada pilihan jawaban lain yang menurut anda tepat.
1. Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah .....
a. Mendengarkan hanya merupakan proses fisik
b. Mendengar membutuhkan tenaga dan komitmen
c. Mendengarkan merupakan sesuatu yang lebih kompleks dari
sekedar mendengar
d. Tidak ada pernyataan yang tepat
2. Mendengarkan adalah suatu proses aktif dalam kegiatan
menerima pesan yang melibatkan proses dibawah ini kecuali .....
a. Menyeleksi
b. Mengerti isi pesan
c. Memberikan respon
d. Melihat
3. Pak Marsudi sedang mendengarkan rekan kerjanya berbicara,
namun di sekitar mereka ada banyak sumber suara seperti suara
lagu dari mp3 player dan suara orang lain yang juga sedang
berbicara. Dalam hal ini proses dalam mendengarkan yang
berperan agar pak Marsudi dapat mendengarkan dengan baik
adalah proses .....
a. Understanding
b. Hearing
c. Selecting
d. Listening
4. Pernyataan di bawah ini yang tepat terkait “hearing” dan “listening” adalah ..... a. Hearing dan listening merupakan kegiatan fisik dalam
proses komunikasi
b. Hearing dan listening merupakan kegiatan mental dalam
proses komunikasi
c. Dalam proses komunikasi, hearing merupakan kegiatan
fisik dan listening merupakan kegiatan mental
d. Dalam proses komunikasi, hearing merupakan kegiatan
mental dan listening merupakan kegiatan fisik
5. Seseorang yang dapat mengorganisasikan isi pesan yaitu
menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan
yang telah ia miliki menandakan bahwa orang tersebut telah
melalui proses ......
a. Understanding
b. Hearing
c. Selecting
d. Listening
6. Kegiatan menerima pesan melibatkan proses .....
a. Menyeleksi, memperhatikan, mengerti isi pesan, mengingat
dan merespon
b. Melihat, mendengar, memahami, mengingat dan
memberikan respon
c. Menyeleksi, mendengar, mengerti isi pesan, mengingat dan
memberikan respon
d. Menyeleksi, memberikan perhatian, evaluasi, mengingat dan
memberikan respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
7. Hambatan dalam mendengarkan yang terjadi akibat penerima
pesan lebih memusatkan perhatian pada tindak-tanduknya
sendiri adalah
a. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
b. Sibuk dengan diri sendiri
c. Asimilasi
d. Tidak merespon
8. Hambatan dalam mendengarkan yang terjadi akibat penerima
pesan lebih memusatkan perhatian pada permasalahan lain yang
tidak ada hubungannya dengan konteks pembicaraan adalah .....
a. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
b. Sibuk dengan diri sendiri
c. Asimilasi
d. Tidak merespon
9. Banu sedang berbicara dengan Aan. Ketika Banu sedang
berbicara, Aan terlihat sesekali melihat kearah smartphone
miliknya karena ternyata Aan sedang bermain media sosial.
Kejadian di atas adalah contoh hambatan dalam mendengarkan
yaitu.....
a. Sibuk dengan diri sendiri
b. Tidak melihat
c. Tidak merespon
d. Tidak mendengarkan
10. Pak Alex sedang diajak bicara oleh pak Andi, namun ketika pak
Andi sedang berbicara, pak Alex sebenarnya juga sedang
memikirkan tentang laptop miliknya yang rusak karena terkena
virus. Kejadian diatas adalah contoh hambatan dalam
mendengarkan yaitu .....
a. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
b. Sibuk dengan diri sendiri
c. Asimilasi
d. Tidak merespon
11. Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah .....
a. Ambushing bukan termasuk jenis-jenis non mendengarkan
b. Asimilasi bukan termasuk jenis-jenis non mendengarkan
c. Selective listening bukan termasuk jenis-jenis non
mendengarkan
d. Linear listening termasuk jenis-jenis non mendengarkan
12. Pura-pura untuk mendengarkan orang lain termasuk jenis non
mendengarkan yaitu .....
a. Selective listening
b. Literal listening
c. Pseudolistening
d. Asimilasi
13. Yang dimaksud dengan Ambushing adalah .....
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu
dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan
untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk
menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata
tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan.
14. Yang dimaksud dengan Selective listening adalah .....
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu
dari percakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan
untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk
menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata
tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan.
15. Yang dimaksud dengan Defensive listening adalah .....
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu
dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan
untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk
menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata
tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan.
16. Yang dimaksud dengan Literal listening adalah .....
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu
dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan
untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk
menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata
tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan.
17. Selecting adalah proses ...... suara atau pesan nonverbal yang
akan dijadikan fokus perhatian.
a. Memilah-milah
b. Mendengarkan
c. Menghasilkan
d. Mengontrol
18. Didalam proses mendengarkan, setelah seseorang melakukan
proses selecting, attending, dan seterusnya sampai dengan
proses remembering maka orang tersebut akan melakukan
proses......
a. Responding
b. Identifikasi
c. Eliminasi
d. Konkulsi
19. Ketika seseorang dapat menghubungkan informasi yang mereka
terima dengan sesuatu yang telah mereka ketahui, maka orang
tersebut telah dapat mampu melalui proses ..... dalam
mendengarkan
a. Selecting
b. Attending
c. Understanding
d. Responding
20. Ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain dan melihat dunia
seperti yang orang lain lihat adalah definisi dari .....
a. Simpati
b. Empati
c. Mengerti
d. Memahami
21. Proses dimana seseorang dituntut untuk tidak hanya mendengar
saja tetapi juga memaknai setiap kata dan konteks yang ada
untuk dapat benar benar mencerna apa yang dimaksudkan oleh
orang lain melalui pesan yang disampaikannya adalah proses ...
a. Selecting
b. Attending
c. Understanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
d. Responding
22. Proses dalam mendengarkan dimana terjadi recalling
(memanggil kembali) informasi-informasi yang telah diterima
adalah proses .....
a. Remembering
b. Attending
c. Understanding
d. Responding
23. Di bawah ini merupakan jenis memori kecuali .....
a. Memori jangka pendek
b. Memori kerja
c. Memori perantara
d. Memori pasif
24. Ingatan yang telah keluar dari memori kerja, sebelum memasuki
memori jangka panjang akan melalui penampungan sementara
yang disebut .....
a. Memori jangka panjang
b. Memori kerja
c. Memori perantara
d. Memori pasif
25. Sebuah informasi dapat tersimpan dalam memori jangka
panjang tanpa perlu adanya pengulangan apabila informasi
tersebut .....
a. Terjadi pada usia balita
b. Mengandung muatan emosi yang kuat
c. Tidak ada muatan emosi
d. Berlangsung setelah bangun tidur
26. Malam ini Sanjaya belajar hingga larut malam karena dia harus
menghadapi ujian pada pagi harinya. Sistem kebut semalam ini
dia lakukan karena sebelumnya dia tidak pernah belajar. Pada
saat ujian Sanjaya dapat menjawab semua soal ujian karena
semua yang dia pelajari tadi malam keluar dalam soal-soal
tersebut. Meskipun demikian beberapa hari setelah itu sanjaya
tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dia pelajari. Hal
tersebut menandakan bahwa informasi materi yang dipelajari
Sanjaya diproses dalam .....
a. Memori jangka panjang
b. Memori kerja
c. Memori perantara
d. Memori pasif
27. Memori yang tidak terbatas dan berdurasi selamanya adalah .....
a. Memori jangka panjang
b. Memori kerja
c. Memori perantara
d. Memori pasif
28. Teknik cerita adalah teknik meningkatkan daya ingat yang
digunakan untuk mengingat .....
a. Urutan angka
b. Beberapa kata yang tidak saling berhubungan
c. Alamat rumah
d. Penjumlahan angka
29. Teknik meningkatkan daya ingat dengan plesetan sering disebut
juga .....
a. Sound-a-man
b. Man-a-like
c. Like-a-man
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Sound-a-like
30. Sesuatu yang dilakukan ketika kita menginginkan orang lain
tahu bahwa kita memahami atau tidak isi pesan yang telah
disampaikan pada kita adalah .....
a. Selecting
b. Attending
c. Understanding
d. Responding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. SKALA EVALUASI PERILAKU
Yogyakarta, 20 November 2016
Kepada:
Yth. Rekan-rekan partisipan dalam penelitian
Dengan hormat, saya
Nama / NIM : Wisnu Cahya Ardian / 129114032
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi
tugas akhir (skripsi). Oleh karena itu saya membutuhkan sejumlah data
yang akan saya dapatkan dengan bantuan dari rekan-rekan dengan
mengisi skala berikut ini. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan.
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah.
Saya berharap keterbukaan dan kejujuran rekan-rekan dalam pengisian
skala. Semua jawaban rekan-rekan akan terjaga kerahasiaannya
dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Kerjasama rekan-rekan dalam menjawab pernyataan pada skala
ini merupakan kerjasama yang amat berarti bagi keberhasilan penelitian
ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Penyusun
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini
tanpa paksaan dengan suka rela demi membantu terlaksananya
penelitian.
Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya
saat ini dan bukan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya
juga memberikan izin untuk jawaban saya dipergunakan sebagai data
dalam penelitian ini.
Cikarang, ..…. November 2016
Menyetujui,
(……………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
IDENTITAS DIRI
Inisial : …………………………
Usia : …………………...…….
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan. Pilihlah jawaban
yang paling sesuai dengan diri anda. Anda dapat menjawab
pernyataan dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari
empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :
SS : apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut
Anda bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda
sendiri, tidak ada jawaban yang benar atau salah karena jawaban ini
mencerminkan diri anda sendiri. Usahakan agar setiap pernyataan
dalam skala dapat dijawab tanpa ada yang terlewati.
Berikut ini contoh cara menjawab pernyataan :
No Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa dicintai oleh
keluarga saya
X X
(ketika ada kesalahan, anda dapat mengganti dengan memberikan
coretan pada jawaban yang salah)
No. Pernyataan STS TS S SS
1
Saya memiliki kontrol penuh
untuk memilih apa yang akan
saya dengarkan meskipun kondisi
lingkungan kerja sangat bising
2
Saya memiliki kontrol penuh
untuk memilih apa yang akan
saya jadikan fokus perhatian
meskipun ada banyak hal yang
menarik perhatian saya
3
Saya kesulitan dalam memilah-
milah apa yang akan saya
dengarkan ketika kondisi
lingkungan kerja sangat bising
4
Saya kesulitan dalam memilah-
milah apa yang akan saya jadikan
fokus perhatian ketika ada
banyak hal yang menarik
perhatian saya
5
Saya dapat menyimak dengan
baik informasi yang diberikan
kepada saya meskipun kondisi
lingkungan kerja sedang tidak
kondusif.
6
Saya mampu memfokuskan
perhatian saya terhadap sumber
informasi dalam waktu yang
cukup lama.
7
Saya kesulitan dalam menyimak
informasi yang diberikan kepada
saya ketika kondisi lingkungan
kerja sedang tidak kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No. Pernyataan STS TS S SS
8
Saya kesulitan dalam
mempertahankan fokus perhatian
saya terhadap sumber informasi.
9
Saya dapat dengan mudah
memahami pesan atau informasi
yang disampaikan oleh rekan
kerja saya.
10
Saya menyadari dan mampu
menghubungkan informasi yang
saya terima dengan sesuatu yang
telah saya ketahui sebelumnya
11
Saya merasa kesulitan dalam
memahami pesan atau informasi
yang disampaikan oleh rekan
kerja saya.
12
Saya kesulitan untuk
menghubungkan informasi yang
saya terima dengan sesuatu yang
telah saya ketahui sebelumnya
13
Saya dapat mengingat secara
detail isi pesan atau informasi
yang disampaikan oleh rekan
kerja atau atasan saya terkait
dengan pekerjaan saya.
14
Saya tetap dapat mengingat inti
dari pesan atau informasi yang
disampaikan oleh rekan kerja
saya meskipun tidak secara
mendetail.
No. Pernyataan STS TS S SS
15
Saya kesulitan untuk mengingat
secara detail isi pesan atau
informasi yang disampaikan oleh
rekan kerja atau atasan saya
terkait dengan pekerjaan saya.
16
Terkadang saya melupakan
keseluruhan pesan atau informasi
yang disampaikan oleh rekan
kerja atau atasan saya.
17
Saya rasa penting untuk orang
lain ketahui bahwa saya telah
memahami pesan atau informasi
yang dia berikan.
18
Saya memberikan umpan balik
berupa ungkapan atau bahasa
tubuh pada rekan kerja saya
untuk menegaskan bahwa saya
telah menerima dan mengerti
pesan atau informasi yang
disampaikan pada saya.
19
Saya rasa orang lain tidak perlu
mengetahui apakah saya telah
memahami pesan atau informasi
yang dia berikan atau belum.
20
Saya tidak memberikan umpan
balik berupa ungkapan atau
bahasa tubuh pada rekan kerja
saya untuk menegaskan bahwa
saya telah menerima dan
mengerti pesan atau informasi
yang disampaikan pada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
RELIABILITAS
1. Tingkat Pengetahuan
a. Tahap 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,830 ,830 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 13,1923 35,602 ,373 ,824 Aitem02 13,1923 33,762 ,695 ,813 Aitem03 13,3462 36,955 ,153 ,832 Aitem04 13,0769 35,354 ,439 ,822 Aitem05 13,2692 35,805 ,339 ,825 Aitem06 13,4615 35,218 ,503 ,820 Aitem07 13,2692 33,885 ,673 ,814 Aitem08 13,2692 35,965 ,312 ,826 Aitem09 13,2692 35,005 ,476 ,821 Aitem10 13,2692 36,125 ,285 ,827 Aitem11 13,2692 36,685 ,192 ,830 Aitem12 13,3462 35,675 ,372 ,824 Aitem13 13,1923 36,802 ,173 ,831 Aitem14 13,1154 35,386 ,422 ,823 Aitem15 13,2308 34,505 ,561 ,818 Aitem16 13,3077 36,142 ,285 ,827 Aitem17 13,2692 36,685 ,192 ,830 Aitem18 13,3462 34,955 ,498 ,820 Aitem19 13,3462 36,475 ,234 ,829 Aitem20 13,2692 37,405 ,074 ,834 Aitem21 13,3077 36,382 ,245 ,829 Aitem22 13,3077 35,342 ,422 ,823 Aitem23 13,4615 36,978 ,171 ,831 Aitem24 13,2308 35,065 ,464 ,821 Aitem25 13,3846 36,726 ,198 ,830 Aitem26 13,1923 33,922 ,666 ,814 Aitem27 13,1923 35,522 ,387 ,824 Aitem28 13,2692 37,325 ,087 ,834 Aitem29 13,2692 37,325 ,087 ,834 Aitem30 13,2692 36,045 ,298 ,827
b. Tahap 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,850 ,850 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 8,5385 22,578 ,372 ,846 Aitem02 8,5385 21,058 ,711 ,831 Aitem04 8,4231 22,414 ,432 ,844 Aitem05 8,6154 22,486 ,392 ,845 Aitem06 8,8077 22,562 ,435 ,844 Aitem07 8,6154 21,206 ,677 ,833 Aitem08 8,6154 22,566 ,375 ,846 Aitem09 8,6154 22,486 ,392 ,845 Aitem10 8,6154 22,886 ,306 ,849 Aitem12 8,6923 22,462 ,410 ,845 Aitem14 8,4615 22,418 ,419 ,844 Aitem15 8,5769 21,934 ,511 ,840 Aitem16 8,6538 22,875 ,312 ,849 Aitem18 8,6923 22,142 ,481 ,841 Aitem22 8,6538 22,475 ,399 ,845 Aitem24 8,5769 22,254 ,441 ,843 Aitem26 8,5385 21,138 ,692 ,832 Aitem27 8,5385 22,498 ,389 ,846 Aitem30 8,6154 23,126 ,255 ,851
c. Tahap 3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,851 ,851 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 8,0769 21,194 ,358 ,848 Aitem02 8,0769 19,594 ,727 ,831 Aitem04 7,9615 20,918 ,444 ,844 Aitem05 8,1538 21,095 ,380 ,847 Aitem06 8,3462 21,115 ,434 ,845 Aitem07 8,1538 19,735 ,693 ,832 Aitem08 8,1538 21,015 ,397 ,846 Aitem09 8,1538 20,935 ,415 ,846 Aitem10 8,1538 21,335 ,326 ,850 Aitem12 8,2308 20,985 ,417 ,845 Aitem14 8,0000 20,960 ,423 ,845 Aitem15 8,1154 20,666 ,475 ,843 Aitem16 8,1923 21,522 ,289 ,851 Aitem18 8,2308 20,745 ,472 ,843 Aitem22 8,1923 21,042 ,396 ,846 Aitem24 8,1154 20,826 ,438 ,845 Aitem26 8,0769 19,914 ,651 ,834 Aitem27 8,0769 20,954 ,411 ,846
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Skala Mendengarkan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.955 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 48.5333 118.878 .782 .951 Aitem02 48.6333 116.654 .755 .952 Aitem03 48.6333 128.654 .259 .958 Aitem04 48.6667 124.644 .511 .955 Aitem05 48.5667 116.599 .790 .951 Aitem06 48.5000 123.569 .583 .954 Aitem07 48.5667 129.151 .275 .957 Aitem08 48.4333 124.461 .714 .953 Aitem09 48.5667 116.530 .831 .950 Aitem10 48.4667 114.189 .891 .949 Aitem11 48.5333 120.602 .832 .951 Aitem12 48.4333 120.668 .852 .951 Aitem13 48.4667 118.947 .744 .952 Aitem14 48.5333 120.464 .781 .951 Aitem15 48.7667 123.771 .630 .953 Aitem16 48.5000 123.431 .552 .954 Aitem17 48.5333 119.706 .733 .952 Aitem18 48.5333 115.085 .873 .950 Aitem19 48.4667 120.947 .760 .952 Aitem20 48.5667 117.978 .833 .950
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
DISKRIPTIF
a. Evaluasi Belajar
1. Pre-test Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 3 12 6,3846 2,59931 Kntrol 13 3 9 5,3846 1,60927 Valid N (listwise) 13
2. Post-test Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 3 16 12,5385 3,30695 Kntrol 13 1 8 4,6923 1,97419 Valid N (listwise) 13
b. Skala Mendengarkan
1. Pre-test Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 43 61 52,1538 5,27330 Kntrol 13 43 63 52,2308 6,49556 Valid N (listwise) 13
2. Post-test Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 60 72 64,6154 3,45298 Kntrol 13 43 58 51,8462 4,61603 Valid N (listwise) 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ANALISIS
A. EVALUASI BELAJAR
1. Paired Sample T Test Kel. Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 6,3846 13 2,59931 ,72092
Posttest 12,5385 13 3,30695 ,91718
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest ,253 13 ,023 ,878 13 ,066
Posttest ,259 13 ,017 ,927 13 ,314
a. Lilliefors Significance Correction
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval Difference
Lower Upper
Pretest –
Posttest
-6,15385 3,31276 ,91879 -8,15573 -4,15197 -6,698 12 ,000
2. Paired Sample T Test Kel. Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre_trst 5,3846 13 1,60927 ,44633
Post_test 4,6923 13 1,97419 ,54754
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_test ,210 13 ,121 ,934 13 ,383
Post_test ,209 13 ,124 ,943 13 ,502
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre_test -
Post_test
,69231 2,01596 ,55913 -,52593 1,91054 1,238 12 ,239
3. Independent Sample T Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Evaluasi_Belajar Eksperimen 13 6,1538 3,31276 ,91879
Kontrol 13 -,6923 2,01596 ,55913
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Evaluasi_Belajar ,194 26 ,013 ,919 26 ,042
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Independent Samples Test
Evaluasi_Belajar
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
2,207 ,150 6,365 24 ,000 6,84615 4,62633 9,06598
Equal variances
not assumed
6,365 19,816 ,000 6,84615 4,60126 9,09105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. SKALA MENDENGARKAN
1. Paired Sample T Test Kel. Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 52,1538 13 5,27330 1,46255
Posttest 64,6154 13 3,45298 ,95768
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Pretset ,125 13 ,200* ,973 13 ,922
Posttest ,113 13 ,200* ,956 13 ,692
a. Lilliefors Significance Correction
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretest -
Posttest
-12,46154 7,20666 1,99877 -16,81648 -8,10660 -6,235 12 ,000
2. Paired Sample T Test Kel. Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre_trst 52,2308 13 6,49556 1,80154
Post_test 51,8462 13 4,61603 1,28026
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_trst ,152 13 ,200* ,935 13 ,400
Post_test ,141 13 ,200* ,955 13 ,668
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre_test -
Post_test
,38462 5,88130 1,63118 -3,16942 3,93865 ,236 12 ,818
3. Independent Sample t Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skala_Mendengarkan Eksperimen 13 12,4615 7,20666 1,99877
Kontrol 13 -,3846 5,88130 1,63118
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skala_Mendengarkan ,112 26 ,200* ,970 26 ,616
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Independent Samples Test
Skala_Mendeng
arkan
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
,929 ,345 4,979 24 ,000 12,84615 7,52153 18,17078
Equal variances
not assumed
4,979 23,073 ,000 12,84615 7,51018 18,18213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
MACHING
1. Evaluasi Belajar Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
1,252 ,274 1,179 24 ,250 -,74998 2,74998
Equal variances not
assumed
1,179 20,021 ,252 -,76857 2,76857
2. Skala Mendengarkan Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
,756 ,393 -,033 24 ,974 -4,86615 4,71231
Equal variances
not assumed
-,033 23,028 ,974 -4,87688 4,72303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
MODUL
PELATIHAN MENDENGARKAN
A. Rundown
No Waktu Durasi Acara Keterangan
1 08.00 – 08.15 15 menit Pembukaan Ucapan selamat datang
2 08.15 – 08.45 30 menit Pretest Pengisian skala pretest
3 08.45 – 09.00 15 menit
Sesi 1
Mendengarkan
Game (Fase mengalami)
4 09.00 – 09.10 10 menit Sharing (Fase mempublikasikan)
5 09.10 – 09.20 10 menit Tugas 1 (Fase memproses)
6 09.20 – 09.50 30 menit Materi (Fase generalisasi)
7 09.50 – 10.00 10 menit Tugas 2 (Fase Mengaplikasikan)
8 10.00 – 10.15 15 menit Sesi 2
Hambatan dalam
mendengarkan dan
jenis non
mendengarkan
Game (Fase mengalami)
9 10.15 – 10.25 10 menit Sharing (Fase mempublikasikan)
10 10.25 – 10.40 15 menit Tugas 1 (Fase memproses)
11 10.40 – 11.40 60 menit Materi (Fase generalisasi)
12 11.40 – 12.00 20 menit Tugas 2 (Fase Mengaplikasikan)
13 12.00 – 13.00 60 menit Istirahat Ishoma
14 13.00 – 13.20 20 menit
Sesi 3
Keterampilan
mendengarkan
Game (Fase mengaami)
15 13.20 – 13.30 10 menit Sharing (Fase mempublikasikan)
16 13.30 – 14.45 15 menit Tugas 1 (Fase memproses)
17 14.45 – 16.15 90 menit Materi (Fase generalisasi)
18 16.15 – 16.30 15 menit Tugas 2 (Fase Mengaplikasikan)
19 16.30 – 17.00 30 menit Penutup Pengisian skala posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sesi 1
1. Topik
Mendengarkan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta:
1) Memahami konsep mendengarkan
2) Memahami adanya proses-proses yang terjadi dalam mendengarkan
b. Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta:
1) Mampu menjelaskan definisi yang tepat dari mendengarkan
2) Mampu menunjukan perbedaan antara mendengar dengan mendengarkan
3. Waktu
90 menit
4. Tata Ruang
a. Sebuah ruang berukuran minimal 5 x 10 meter dengan penerangan dan sirkulasi udara
yang baik.
b. Kursi yang dilengkapi alat tulis berjumlah 50 buah yang ditata membentuk huruf U
c. Dua pasang meja dan kursi untuk fasilitator dan kofasilitator yang ditata di sudut
kanan atau kiri depan.
d. Sebuah LCD Projector beserta perlengkapan audio dan alat kelengkapannya ditata di
depan sesuai dengan fungsi dan kegunaan masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5. Materi
Semua orang di ruangan ini pastinya tidak asing ketika mendengar kata
“mendengarkan”. Namun terkadang kita lupa bahwa mendengar dan mendengarkan
adalah dua kata yang berbeda. Kata mendengarkan berasal dari kata dengar yang diberi
imbuhan “ me dan kan” sedangkan kata mendengar hanya mendapat imbuhan “me”.
Mendengar dan mendengarkan di dalam bahasa inggris juga diterjemahkan dengan dua
kata yang berbeda yaitu hearing dan listening. Jika mendengar adalah proses fisik yaitu
ketika indra pendengar kita menerima rangsangan suara, maka mendengarkan diartikan
sebagai proses mental dalam menerima rangsangan dan meresponnya dengan cara
tertentu.
Ketika ada seseorang yang sedang berbicara, pastinya setiap orang di sekitarnya yang
tidak memiliki gangguan pendengaran mampu mendengarnya. Namun untuk dapat
“mendengarkan” memerlukan lebih dari sekedar telinga sebagai indra pendengaran.
Mendengar merupakan sesuatu yang lebih kompleks dari sekedar mendengar karena
mendengarkan memerlukan tenaga dan komitmen.
Mendengarkan adalah suatu proses aktif dalam kegiatan menerima pesan yang
melibatkan proses menyeleksi, memberikan perhatian, mengerti isi pesan dengan
menterjemahkan isi pesan serta mengorganisasikan informasi, mengingat dan
memberikan respon terhadap situasi yang sedang terjadi. Di dalam proses mendengarkan,
seseorang juga dituntut untuk memiliki keterampilan pada masing-masing proses agar
dapat mendengarkan dengan baik.
6. Prosedur
a. Fase Mengalami
Dalam fase ini peserta akan diajak untuk mengalami materi yang diberikan melalui
permainan Robot dan Robet. Adapun petunjuk permainan ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1) Fasilitator mengajak semua peserta untuk berdiri, kemudian fasilitator
menjelaskan bahwa fasilitator akan menceritakan sebuah cerita, namun apabila di
dalam cerita tersebut fasilitator menyebut kata ROBET maka semua peserta harus
duduk dan apabila fasilitator menyebut kata ROBOT, maka semua peserta harus
berdiri
2) Fasilitator bercerita tentang kejadian sehari-hari dan menyisipkan kata ROBET
dan ROBOT pada cerita tersebut.
3) Permainan dimulai
b. Fase Mempublikasikan
Peserta pelatihan dipersilahkan duduk kemudian beberapa peserta ditunjuk untuk
menceritakan apa yang telah mereka alami. Fasilitator juga akan memberikan
beberapa pertanyaan pada peserta yang ditunjuk.
c. Fase Memproses
Masih dengan posisi duduk yang sama, fasilitator meminta peserta pelatihan agar
membuka Handout mereka pada Lembar Kerja 1 dan mempersilahkan peserta
pelatihan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya.
d. Fase Generalisasi
1) Fasilitator menunjuk dua peserta yang paling sering melakukan kesalahan dalam
permainan dan peserta yang paling jarang melakukan kesalahan untuk
mensharingkan alasan mereka sering melakukan kesalahan ataupun bagaimana
cara mereka sehingga sangat jarang melakukan kesalahan.
2) Fasilitator menanggapi sharing peserta dengan menghubungkannya dengan materi
Mendengarkan yang ada pada Handout.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
e. Fase Mengaplikasikan
1) Peserta pelatihan diminta untuk membentuk kelompok kecil berjumlah 2 orang
yaitu dengan rekan yang ada di sebelahnya kemudian saling berbagi pengalaman
masing-masing sesuai dengan Lembar Kerja 1.
2) Peserta saling menanggapi pengalaman yang telah dibagikan oleh rekan sesuai
dengan kelompoknya
3) Peserta mengisi Lembar Kerja 2 yang berisi pertanyaan tentang apa yang
diperlukan agar kita dapat mendengarkan dengan baik
f. Evaluasi
Seluruh kegiatan pelatihan ini akan diakhiri dengan penyelenggaraan evaluasi pada
tahap evaluasi pengetahuan dan evaluasi perilaku.
g. Media
1. Handout peserta dan handout fasilitator
2. Lembar kerja peserta pelatihan
7. Sumber Pustaka
Devito, Joseph A. (2010). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group.
Wood, Julia. T. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba
Humanika.
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Sesi 2
1. Topik
Hambatan Dalam Mendengarkan dan Jenis-Jenis Non Mendengarkan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta:
1) Memahami adanya faktor-faktor yang dapat menghambat dalam mendengarkan.
2) Memahami bahwa ada beberapa hal yang digolongkan sebagai non mendengarkan
atau bukan termasuk mendengarkan
b. Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta:
1) Mengerti dan mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat menghambat dalam
mendengarkan.
2) Mengerti dan mampu menjelaskan hal-hal apa saja yang termasuk dalam jenis-
jenis non mendengarkan
3. Waktu
120 menit
4. Tata Ruang
a. Sebuah ruang berukuran minimal 5 x 10 meter dengan penerangan dan sirkulasi udara
yang baik.
b. Kursi yang dilengkapi alat tulis berjumlah 50 buah yang ditata membentuk huruf U
c. Dua pasang meja dan kursi untuk fasilitator dan kofasilitator yang ditata di sudut
kanan atau kiri depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. Sebuah LCD Projector beserta perlengkapan audio dan alat kelengkapannya ditata di
depan sesuai dengan fungsi dan kegunaan masing-masing.
5. Materi
Hambatan dalam mendengarkan adalah sebagai berikut:
1. Sibuk dengan diri sendiri sehingga pendengar tidak memperhatikan apa yang menjadi
pembicaraan, tetapi lebih memusatkan perhatian kepada tindak tanduknya sendiri.
Maksudnya adalah pendengar tidak menyimak dengan baik informasi yang diberikan
karena sibuk dengan apa yang sedang dikerjakannya sehingga informasi yang
diterima tidak maksimal. Contoh : Ada rekan kerja yang sedang menyampaikan
informasi pada kita tetapi kita mendengarkannya sambil bermain facebook atau
memperhatikan hal lain di sekitar kita sehingga tidak dapat fokus pada rekan kerja
yang menyampaikan informasi
2. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal sehingga ada kecenderungan untuk
memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak ada hubungannya dengan
pembicaraan. Dalam hal ini pendengar memikirkan hal lain yang tidak berhubungan
dengan informasi yang diterima yang menyebabkan perhatiannya tidak tertuju penuh
pada orang yang sedang menyampaikan informasi. Contoh: kita sedang bingung
karena HP rusak. Saat itu ada rekan kerja yang sedang menyampaikan informasi
tetapi ketika mendengarkan dia menyampaikan informasi, kita sambil memikirkan
dimana tempat reparasi Hp yang murah dan bagus.
3. Kecenderungan untuk menyoroti dan menekankan pada satu atau dua aspek dari
pesan yang diterima. Di dalam hal ini pendengar sudah memfokuskan perhatiannya
pada sumber informasi, namun hanya sesaat saja pada beberapa kata atau kalimat saja.
Akibatnya informasi yang diterima kurang tepat. Contoh : ketika ada suatu pekerjaan
yang berhubungan dengan ukuran dan rekan kerja menyampaikan ukuran suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
barang 3 inci. Pada saat itu kita hanya fokus pada angka 3. Akibatnya yang kita
tangkap dari informasi tersebut adalah 3cm bukan 3 inci.
4. Asimilasi, yaitu kecenderungan untuk merekonstruksi pesan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan sikap, prasangka, kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi. Contoh :
ada informasi yang disampaikan oleh rekan kerja mengenai adanya perubahan
kebijakan dari perusahaan. Orang yang memiliki prasangka buruk akan beranggapan
bahwa pasti kebijakan baru yang dikeluarkan akan menyengsarakan karyawan
ataupun sebaliknya.
5. Faktor kawan atau lawan. Faktor ini seringkali membuat seseorang mendistorsi pesan
karena sikap kita terhadap orang lain. Contoh : apa bila informasi disampaikan oleh
orang yang disukai maka akan didengarkan dengan penuh perhatian, namun saat
orang yang menyampaikan adalah orang yang tidak disukai maka seseorang
cenderung merasa tidak penting untuk memperhatikannya
6. Kecenderungan untuk tidak mendengarkan apa yang sebenarnya dikatakan, tapi
mendengar apa yang kita harapkan. Contoh : rekan kerja menyampaikan informasi
bahwa perusahaan akan memiliki cabang dan beberapa karyawan lama akan naik
jabatan dan ditempatkan di cabang baru tersebut. Seseorang akan beranggapan bahwa
dia akan naik jabatan. Padahal tidak semua karyawan akan naik jabatan.
Setelah mengetahui tentang hambatan-hambatan dalam mendengarkan, kita juga harus
mengerti hal-hal seperti apa yang tidak termasuk mendengarkan karena terkadang
seseorang terlihat seperti mendengarkan, namun sebenarnya dia tidak sedang melakukan
proses mendengarkan. Beberapa jenis non mendengarkan tersebut juga erat kaitannya
dengan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam mendengarkan. Adapun jenis-jenis
non-mendengarkan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pseudolistening : Adalah pura-pura untuk mendengarkan orang lain. ketika
melakukan pseudolistening kita tampak seperti benar-benar
memperhatikan, tetapi pikiran kita entah melayang dimana.
Hal ini sering terjadi karena seseorang tidak dapat fokus
terhadap informasi yang diterima, tapi tidak enak pada orang
yang sedang berbicara sehingga kita bersikap seolah-olah
mendengarkannya. Tindakan seperti ini akan sangat fatal
karena orang yang memberikan informasi merasa bahwa dia
telah didengarkan dan informasi telah diterima dengan baik.
Dalam hal ini, sibuk dengan urusan pribadi dan masalah
eksternal menjadi faktor utama penyebab seseorang
melakukan pseudolistening
Monopoli pembicaraan : Adalah sikap memonopoli komunikasi dengan berpusat pada
diri sendiri tanpa menghiraukan topik pembicaraan yang
disampaikan oleh lawan bicara. Hal semacam ini akan sangat
mengganggu proses komunikasi karena informasi yang
seharusnya akan di sampaikan justru tidak tersampaikan
secara maksimal.
Selective listening : Adalah ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian
tertentu dari percakapan. Contohnya adalah pada saat
mengikuti pertemuan atau rapat kita hanya fokus pada
pembicaraan yang menyangkut divisi kita saja, sedangkan
ketika sedang membicarakan divisi lain, kita tidak
mempedulikannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Defensive listening : Adalah menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak
bertujuan untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
Contohnya adalah ketika ada rekan kerja yang memberi
masukan atas hasil kerja kita yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya. Rekan kerja kita sebenarnya berniat baik agar kita
tidak mendapatkan teguran dari atasan atas kesalahan kita,
namun kita menilai ucapannya adalah sebagai hinaan atau
bertujuan untuk menyerang kita.
Ambushing : Adalah proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan
untuk menyerang lawan bicara. Hal semacam ini biasanya
terjadi ketika kita mendengarkan orang yang tidak kita sukai.
Alasan kita mendengarkan semata-mata hanyalah untuk
mencari kesalahannya saja. Alhasil kita tidak menyerap semua
informasi dengan baik.
Literal listening : Merupakan proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi
semata tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan.
Biasanya hal semacam ini terjadi karena kita hanya terfokus
pada kata-kata yang keluar dari mulut pemberi informasi.
Padahal dalam setiap tingkatan kata sebenarnya mengandung
makna tertentu. Contohnya kata “dibantai” memiliki arti
dibunuh dengan kejam. Biasanya korban lebih dari satu orang.
Namun kata dibantai dalam kalimat “dalam pertandingan
semalam Indonesia dibantai 3-0” . terkadang satu kata
memiliki arti lain tergantung kalimat dan konteksnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
6. Prosedur
a. Fase Mengalami
Dalam fase ini peserta akan diajak untuk mengalami materi yang diberikan melalui
permainan Crazy Stick. Adapun petunjuk permainan ini adalah sebagai berikut :
1) Peserta dipersilahkan untuk membentuk kelompok dengan jumlah 5 orang.
2) Masing-masing kelompok menunjuk satu orang untuk ditugaskan mengawasi
kelompok lain yang melakukan kesalahan dalam permainan
3) Setiap kelompok diminta untuk berbaris membentuk dua bersap
4) Kelompok ditugaskan untuk mengangkat tongkat menggunakan satu jari mereka
dari posisi mereka jongkok hingga posisi berdiri
5) Setiap kelompok akan diawasi oleh satu orang dari kelompok lain yang ikut
bermain juga dalam kelompok mereka
6) Apa bila ada salah satu jari peserta yang tidak menyentuh tongkat (termasuk
pengawas dari kelompok lain), maka dinyatakan gagal dan harus mengulangnya.
b. Fase Mempublikasikan
Peserta pelatihan dipersilahkan duduk kemudian beberapa peserta ditunjuk untuk
menceritakan apa yang telah mereka alami.
c. Fase Memproses
Masih dengan posisi duduk yang sama, fasilitator meminta peserta pelatihan agar
membuka Handout mereka pada Lembar Kerja 3 dan menuliskan refleksi mereka
tentang permainan yang mereka lakukan.
d. Fase Generalisasi
1) Fasilitator menunjuk dua kelompok yang paling awal menyelesaikan permainan
dan kelompok yang paling akhir menyelesaikan permainan untuk mensharingkan
apa yang terjadi di dalam kelompok mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2) Fasilitator menanggapi sharing peserta dengan menghubungkannya dengan materi
Hambatan Dalam Mendengarkan dan Jenis-Jenis Non Mendengarkan yang ada
pada Handout.
e. Fase Mengaplikasikan
1) Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing
kemudian pengawas dari masing-masing kelompok menceritakan apa yang terjadi
di dalam kelompok lain.
2) Kelompok diminta menanggapi dan mengidentifikasi apa yang terjadi di dalam
kelompok lain berkaitan dengan materi yang telah dibahas
3) Tanggapan dan identifikasi terhadap kelompok lain dituliskan pada lembar kerja 4
f. Evaluasi
Seluruh kegiatan pelatihan ini akan diakhiri dengan penyelenggaraan evaluasi pada
tahap evaluasi pengetahuan dan evaluasi perilaku.
g. Media
1. Handout peserta dan handout fasilitator
2. Lembar kerja peserta pelatihan
3. Frame tenda sebagai magic stick
7. Sumber Pustaka
Devito, Joseph A. (2010). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group.
Wood, Julia. T. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba
Humanika.
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sesi 3
1. Topik
Keterampilan Mendengarkan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta memahami bahwa diperlukan keterampilan-
keterampilan tertentu dalam masing-masing proses mendengarkan.
b. Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan diharapkan peserta mampu:
1) Mengerti keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki dalam masing-masing
proses mendengarkan
2) Menyadari dan mengelola keterampilan-keterampilan dalam masing-masing
proses mendengarkan.
3. Waktu
150 menit
4. Tata Ruang
a. Sebuah ruang berukuran minimal 5 x 10 meter dengan penerangan dan sirkulasi udara
yang baik.
b. Kursi yang dilengkapi alat tulis berjumlah 50 buah yang ditata membentuk huruf U
c. Dua pasang meja dan kursi untuk fasilitator dan kofasilitator yang ditata di sudut
kanan atau kiri depan.
d. Sebuah LCD Projector beserta perlengkapan audio dan alat kelengkapannya ditata di
depan sesuai dengan fungsi dan kegunaan masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5. Materi
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa proses mendengarkan juga
membutuhkan suatu keterampilan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Oleh
sebab itu setiap orang harus memiliki keterampilan mendengarkan yaitu :
f. Selecting
Adalah proses memilah-milah suara atau pesan nonverbal yang akan dijadikan
fokus perhatian. Kunci utama dari proses ini adalah kemampuan untuk menetapkan
satu sumber informasi yang penting dan tidak mempedulikan sumber suara ataupun
sumber informasi lain.
g. Attending
Proses memfokuskan perhatian pada sumber informasi. Seseorang cenderung akan
memfokuskan perhatiannya pada hal-hal lain yang lebih menarik perhatiannya.
Seperti pada permainan sebelumnya, setelah kita melalui tahap dimana kita
menentukan satu dari beberapa gelas yang ada sebagai fokus perhatian kita, maka
kita memasuki fase dimana kita harus konsisten menetapkan fokus perhatian kita
pada satu gelas tersebut.
h. Understanding
Memahami adalah proses memaknai informasi berupa suara atau nonverbal yang
telah melalui proses seleksi dan menjadi fokus perhatian. Seseorang yang dapat
memahami dengan baik adalah ketika seseorang dapat menghubungkan informasi
yang mereka terima dengan sesuatu yang telah mereka ketahui. Pada tahap ini,
seseorang dituntut untuk tidak hanya mendengar saja tetapi juga memaknai setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kata dan konteks yang ada untuk dapat benar benar mencerna apa yang
dimaksudkan oleh orang lain melalui pesan yang disampaikannya.
Seseorang akan lebih mudah melalui tahap ini apabila orang tersebut mampu
berempati pada lawan bicaranya. Kenapa? Kita simpan dulu pertanyaan ini.
Empati.
Empati menurut ahli (Devito, 2011) adalah ikut merasakan apa yang dirasakan
mereka dan melihat dunia seperti yang mereka lihat. Maksudnya adalah
menempatkan diri kita pada orang lain yaitu seolah-olah kita ada di posisi orang
tersebut sehingga kita juga dapat merasakan apa yang mereka rasakan dan
memikirkan apa yang mereka pikirkan karena kita juga menggunakan sudut
pandang mereka. Contoh : Seseorang dengan jabatan tertentu mungkin tahu
mengapa seseorang dengan jabatan lain mengalami depresi dan stres saat
mengalami situasi tertentu, namun hal ini tidak akan membuat dia paham akan
perasaan emosional yang dialami mereka. Untuk dapat merasakan, dia harus
menempatkan diri pada posisi seseorang dengan jabatan lain tersebut, bermain peran
dan mulai merasakan apa yang sebenarnya mereka rasakan dan berpikir menurut
jalan pikiran mereka. Dengan penjelasan tentang empati dan contoh yang ada maka
terjawablah pertanyaan sebelumnya. Dengan berempati seseorang dapat melalui
tahap understanding dengan mudah karena melalui empati, kita dapat memahami
maksud orang lain sepenuhnya.
i. Remembering
Mengingat adalah proses recalling (memanggil kembali) informasi-informasi yang
telah diterima. Mengingat mungkin dianggap sebagai hal yang sederhana karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
hampir setiap hari kita melakukan aktivitas ini. Mengingat berkaitan erat dengan
ingatan atau memori. Mengingat adalah proses memanggil kembali memori yang
disimpan didalam otak kita.
Jenis memori
Memori dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Memori jangka pendek
Memori ini hanya berdurasi 15 – 30 detik dengan 5-9 kapasitas memori. Oleh
karena itu memori ini hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
informasi yang akan diolah. Contoh : coba ulang urutan angka yang saya
sebutkan. 57463849, 75937503, 095628455, 08563856. Coba anda ulang lagi
urutan angka yang pertama saya sebutkan. Mungkin anda cukup kesulitan untuk
mengulang urutan angka pertama meskipun sebenarnya anda sudah cukup dapat
mengingatnya sehingga dapat mengulangi urutan angka tersebut sebelumnya.
Namun apabila anda mengulang terus menerus informasi yang diperoleh,
kemungkinan besar informasi tersebut akan masuk ke dalam jenis memori
lainnya yaitu memori kerja.
b. Memori kerja
Memori ini dapat menyimpan informasi mulai dari beberapa menit hingga
beberapa jam kemudian. Memori ini biasanya berfungsi ketika memperbaharui
informasi yang ada, memanggil kembali informasi, membuat perbandingan, dan
membagi perhatian. Mungkin orang-orang IT atau yang mengerti komputer
dapat menyamakannya seperti halnya RAM yang bekerja pada saat suatu
program sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Memori perantara
Memori yang telah keluar dari memori jangka pendek dan memori kerja
kemudian masuk ke tempat penampungan sementara yang disebut memori
perantara dan kemudian akan di transfer menuju memori jangka panjang.
d. Memori jangka panjang
Memori ini tidak terbatas dan berdurasi selamanya. Di dalam memori jangka
panjang, informasi dapat dipanggil kembali sewaktu waktu. Transfer informasi
dari memori jangka pendek menuju memori jangka panjang dapat mengalami
hambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah seberapa
penting informasi tersebut bagi seseorang. Informasi yang dikategorikan penting
ini termasuk juga informasi yang mengandung muatan emosi yang kuat.
Semakin penting informasi itu maka akan semakin cepat tersimpan ke dalam
memori jangka panjang meskipun tanpa melakukan pengulangan atas informasi
tersebut. Contohnya seseorang tidak perlu digigit anjing berkali-kali sehingga
untuk seumur hidup mengingat bahwa dia pernah merasakan takut dan kesakitan
karena digigit anjing.
Teknik meningkatkan daya ingat
Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa informasi yang kita terima bisa saja
hanya diproses pada memori jangka pendek kita. Akibatnya terkadang kita
kesulitan untuk mengingat informasi tersebut setelah beberapa waktu kemudian.
Didalam pekerjaan, hal tersebut bisa berdampak fatal. Ada beberapa teknik yang
dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat kita. Pada pertemuan ini kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
hanya akan membahas dua teknik yang kemungkinan besar dapat dengan mudah
diterapkan.
1. Teknik cerita
Teknik ini dapat digunakan untuk mengingat kata yang tidak saling
berhubungan dalam jumlah yang cukup banyak.
Contoh :
Cobalah mengingat beberapa kata yang akan saya ucapkan sesuai urutannya:
Budi, sepeda, piring, rumah, tongkat, mobil, kuda, meja, atas, bulan.
Nah kemungkinan ada beberapa orang yang dapat menghafal kata-kata
tersebut dalam waktu kurang dari satu menit. Namun apakah kita masih bisa
mengingatnya besok atau bahkan beberapa jam lagi? Apabila informasi
hanya kita olah sebatas menggunakan memori jangka pendek, maka
kemungkinan besar beberapa jam setelah ini kita akan melupakannya. Untuk
menghapalkan beberapa kata yang tidak saling berhubungan diatas dan
mengingatnya sampai dengan waktu yang lama mungkin memang cukup
sulit apa bila tidak melakukan pengulangan secara terus menerus. Namun
coba rangkaian kata tersebut dibuat sebuah cerita maka akan lebih mudah
mengingatnya hanya dengan beberapa kali mengulang.
Contohnya kata-kata tersebut kita rubah menjadi sebuah cerita yaitu: Budi
naik sepeda dan tidak sengaja menabrak piring di depan rumah penjual
tongkat. Lalu ada mobil yang lewat membawa kuda yang sedang berdiri di
atas meja sambil melihat keatas kearah bulan. Coba dengan memvisualkan
apa yang sedang terjadi pada cerita diatas. Dengan cara tersebut kita akan
lebih mudah menghafalnya dan dapat mengingatnya dengan mudah pula.
Oleh karena itu teknik ini menuntut kreatifitas dan imajinasi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Teknik plesetan
Teknik plesetan biasanya juga disebut sound-a-like karena menggunakan
kemiripan pengucapan kata. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengingat
kata-kata asing yang kita masih belum cukup familiar. Sama seperti teknik
sebelumnya, teknik ini juga menuntut kreatifitas dan imajinasi yang tinggi.
Kata Asing Arti Plesetan Plesetan Pengait
Kuchi (jepang) Mulut Kunci Mulut dikunci
Goat (inggris) Kambing Got Kambing kecebur got
House (inggris) Rumah Haus Rumah yang kehausan
j. Responding
Respon adalah sesuatu yang kita lakukan ketika kita menginginkan orang lain tahu
bahwa kita memahami isi pesan yang telah disampaikan pada kita. Respon dapat
berupa nonverbal ataupun dengan verbal. Contoh : apakah kamu berkata bahwa
kamu tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak lagi untuk bersama dengan
saya?
Mungkin kebanyakan orang menganggap hal ini tidak penting, namun dengan
memberikan respon maka kita dapat mencegah kesalah pahaman dengan
menanyakan apakah maksud yang ditangkap sudah benar seperti maksud dari orang
yang menyampaikan informasi. Selain itu respon juga dapat berupa pernyataan
kejelasan dan pertanyaan terkait hal lain yang berkaitan erat dengan informasi yang
diterima sehingga dapat menggali informasi dengan lebih dalam lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
6. Prosedur
a. Fase Mengalami
Dalam fase ini peserta akan diajak untuk mengalami materi yang diberikan melalui
permainan Transfer Kata. Adapun petunjuk permainan ini adalah sebagai berikut :
1) Peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelompok atau lebih dan berbaris satu lajur
ke belakang
2) Peserta paling depan berperan sebagai pengirim pesan, peserta paling belakang
berperan sebagai penerima pesan terakhir, dan peserta yang ada di tengah
berperan sebagai perantara pesan
3) Peserta paling depan bertugas memberikan instruksi pada peserta paling belakang
melalui perantara pesan yaitu peserta yang ada di tengah
4) Fasilitator memberikan suatu tugas yang harus diselesaikan oleh peserta paling
belakang berdasarkan instruksi dari peserta paling depan menggunakan kalimat
yang terbalik.
5) Permainan dilaksanakan dua kali dengan instruksi yang berbeda
6) Instruksi yang diberikan adalah sebagai berikut. :
k. Gambarlah lingkaran yang besar dan jangan di hapus
l. Tuliskan instruksi yang sebelumnya kamu terima dan jangan sampai ada kata
yang terlewat
7) Selama permainan berlangsung, fasilitator memutar musik melalui mp3 player
b. Fase Mempublikasikan
Peserta pelatihan dipersilahkan duduk kemudian beberapa peserta ditunjuk untuk
menceritakan apa yang telah mereka alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
c. Fase Memproses
Masih dengan posisi duduk yang sama, fasilitator meminta peserta pelatihan agar
membuka Handout mereka pada Lembar Kerja 5 dan menuliskan refleksi mereka
tentang permainan yang mereka lakukan.
d. Fase Generalisasi
Fasilitator menyampaikan materi Keterampilan Mendengarkan yang ada pada
Handout dan menghubungkannya dengan hal-hal yang terjadi pada permainan yang
telah dilakukan.
e. Fase Mengaplikasikan
1) Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing
kemudian mendiskusikan apa yang terjadi di dalam kelompok mereka pada saat
permainan berlangsung
2) Kelompok diminta menuliskan keterampilan dalam proses mendengarkan apa saja
yang tidak mereka maksimalkan dalam melakukan permainan pada lembar kerja 6
f. Evaluasi
Seluruh kegiatan pelatihan ini akan diakhiri dengan penyelenggaraan evaluasi pada
tahap evaluasi pengetahuan dan evaluasi perilaku.
g. Media
1. Handout peserta dan handout fasilitator
2. Lembar kerja peserta pelatihan
7. Sumber Pustaka
Beebe, S. A.,. Beebe, S. J., dan Redmond M. V. 2009. Interpersonal Communication:
Relating To Others 6th Edition. United States: Pearson Education, Inc.
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dokumentasi Pelatihan Mendengarkan Pada Karyawan
PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURR
Name
Nick Name
Place and Date of Birth
Nationality
Sex
Religion
Marital Status
Permanent Address
Temporary Address
Telephone
Email Address
RRICULUM VITAE
: Dian Wibowo Utomo
: Aan/ Aconk
: Purwokerto / October, 5th 1982
: Indonesian
: Male
: Christian
: Single
: Jl. Raya Karang Kemiri No. 41, Karang K
Lewas, Purwokerto, Indonesia
: Jl. Garuda RT 04/ RW 40, Maredan, Sen
Berbah, Sleman, Jogjakarta, Indonesia
: 081 7269 836
: dianwibowo@witgedhang.com
aconkyoi@yahoo.com
ng Kemiri, Karang
Sendang Tirto,
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
About me
• Willing to learn
• Quick learner
• Honest and trustworthy
• Hardworking and having great sense of responsibility
• Highly motivated and like changing
• Like traveling
Educations
2015 Certified Experiential Learning Programmer, Badan Nasional Sertifikasi
Profesi; Indonesia
2008 Psychology; Sanata Dharma University; Yogyakarta
1997 Senior High School, SMU N 2; Purwokerto
1994 Junior High School; SMP N 2; Purwokerto
1988 Elementary School; SD N 2; Karang Kemiri; Purwokerto
Competences
• Developing People with Adventure & Experiential Learning Method
• Facilitation Skill & Technique
• Training Need Analysis
• Personal & Team Development Training Program
• Safety & Risk Management
• Presentation & Negotiation Skill
• Coaching & Counselling Skill
• Delegation & Time Management
• Effective Leadership
• Interpersonal Communication Skill
• Talent Management Program
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Training and Courses
2016 - Training For Trainer Batch I; DPD AELI DIY; Certificate
- Certified Organization Development “Strategic Workforce Planning” by
Pungki Purnadi & Associates; held in Duta Wacana Christian University
Yogyakarta; Certificate
- Certified Organization Development “Organizational Change Management”
by Pungki Purnadi & Associates; held in Duta Wacana Christian University
Yogyakarta; Certificate
2015 - Certified Organization Development “The Important of Vision Mission for
the Company Organization” by Pungki Purnadi & Associates; held in Duta
Wacana Christian University Yogyakarta; Certificate
- Certified Organization Development “Strategic Human Capital Planning” by
Pungki Purnadi & Associates; held in Duta Wacana Christian University
Yogyakarta; Certificate
- Certified Organization Development “Designing Effective Organization” by
Pungki Purnadi & Associates; held in Duta Wacana Christian University
Yogyakarta; Certificate
- Certified Organization Development “Job Analysis in Making Job
Description” by Pungki Purnadi & Associates; held in Duta Wacana Christian
University Yogyakarta; Certificate
- Penyusunan Kerangka Pedoman Keselamatan Pendakian Gunung; Kelompok
Studi Kawasan Merapi, Certificate
- Workshop “Facilitation Techique & Marketing for Experiential Learning
Program” by DPD AELI DIY, Certificate
- Workshop “Inclusivity for Disability” by Y. Hastadi Kurniawan; WGLC;
Certificate
- Kelas SiuNg (Sinau BareNg) DPD AELI DIY; 10 Batch (#1 Teknik Presentasi; #2
Peran & Tanggung Jawab Fasilitator; #3 Kategorisasi Game; #4 Operasional
Sistem dalam Manajemen Kerja, #5 Teknik Fasilitasi Program Rekreasi, #6
Administrasi Logistik, #7 Maintenance & Repair, #8 Understanding Human
Needs, #9 Safety Awareness & Risk Analysis, #10 Rope Course); Yogyakarta;
Certificate
2014 - Workshop “River Running System” by Tonny Dumalang; Magelang
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Workshop “To Be Great With Experiential Learning Process”; AELI (Asosiasi
Experiential Learning Indonesia) Daerah Istimewa Yogyakarta; Yogyakarta;
Certificate
- Workshop 2 for DPD AELI; AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia);
Yogyakarta; Certificate
2012 - Training of Trainer Tahap I; AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia)
Pengda Jatim; Certificate
2011 - AELI Seminar Series “Creative Facilitation Skills for More Effective Learning”;
AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia) Pusat; Bukit Berani, Bogor;
Certificate
- Uji Coba Sertifikasi SKKNI Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif – AELI
(Asosiasi Experiential Learning Indonesia); Jatiluhur, Purwakarta
- Basic Safety Training; CV. Safar Bersaudara, Semarang; Certificate
Hazard Identification and Risk Analysis Control (HIRAC) Training; CV. Safar
Bersaudara, Semarang; Certificate
- Work Permit System Training; CV. Safar Bersaudara, Semarang; Certificate
Task Risk Assesment Training; CV. Safar Bersaudara, Semarang; Certificate
2009 - Breaking the Limit; Asmi Desanta, Jogjakarta; Certificate
2007 - Personal Effectiveness Workshop; Gloria Edukasindo; Jogjakarta; Certificate
Touch My Heart; Penerbit Andi Offset; Jogjakarta; Certificate
- White Water Rafting III; Forum Arung Jeram Yogyakarta; Jogjakarta;
Certificate
- Training Of Trainer; Performind Consultainment, Jogjakarta; Certificate
- Training Of Trainer; Performind Consultainment, Jogjakarta; Certificate
2006 - Training of Public Speaking; Psychology of Sanata Dharma University;
Certificate
2005 - Training for Leader, Psychology of Sanata Dharma University,
Jogjakarta,Certificate
2004 - Training for Trainer; Psychology of Sanata Dharma University; Jogjakarta;
Certificate
2003 - Pendidikan Dasar Search & Rescue; Sanata Dharma University, Jogjakarta
2002 - Team Building Training; Psychology of Sanata Dharma University; Certificate
2001 - Pelatihan Pengembangan Kepribadian; Sanata Dharma University, Certificate
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Working/ Organizational Experiences
2014 – Now Secretary at Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Experiential Learning Indonesia
Daerah istimewa Yogyakarta
2013 – Now Coordinator at Asosiasi Penggiat Experiential Learning Yogyakarta; Jogjakarta
2013 – Now Creative Program Development Manager at Jelajah Archipelago, Jogjakarta
2013 – 2014 Consultant at Care for Disability Team, Jogjakarta
2009 – 2011 People Development Consultant at CV. Interkoneksi Persada; Jogjakarta
2008 – Now Managing Director & Experiential Learning Facilitator at Wit Gedhang
Consulturement; Jogjakarta
2009 Manager at Orisa Satifa Band; Jogjakarta
2007 - 2009 Road Manager at Perfect Band; Jogjakarta
2007 - 2008 Facilitator for Experiential Learning Program at Transformind Consultainment;
Jogjakarta
2006 Customer Service at Victory Studio Disc; Jogjakarta
2003 – 2005 Facilitator for Experiential Learning Program at Watu Kali Training Center
Experiences
At Wit Gedhang Consulturement, Jogjakarta:
2016 Lynn Hotel; Program Designer & Facilitator
Allianz Jawa Tengah; Program Designer & Facilitator
Balance Mountaineer Club “Safety Awareness”; Facilitator
Desa Wisata Karang Asri “Training for Facilitator”; Program Designer &
Facilitator
2015 PT. Sumber Cipta Multiniaga; Program Designer & Course Director
Aqua Danone; Program Designer
CV. Tajusutama; Program Designer & Facilitator
Arbeiter Samariter Bund for Desa Wisata Kebon Agung; Program Designer &
Course Director
Alumni SMP Budya Wacana ’76; Course Director
Kanaan Global School; Program Designer & Course Director
GSK; Operational Support
Astra Credit Company; Operational Support
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2014 Sari Husada Supply Chain Dept.; Course Director
Red Hat; Program Designer & Course Director
KPEI for Anggota Kliring; Program Designer
PNPM Magelang; Program Designer
Yayasan Antasena; Program Designer & Course DIrector
MPM Finance Head Office Program; Course Director
MPM Finance Batch 15, 16, 17; Management Trainee Program; Course
Director
K24; Program Designer
STIE YKPN; Program Designer & Course Director
2013 MPM Finance Batch 14; Management Trainee Program; Course Director
STIE YKPN; Program Designer & Course Director
Pemda Jabung Timur; Jambi, Course Director
Care for Disability Team; Course Director
Dairy Danone; Program Designer & Course Director
MPM Finance Branch Office; Course Director
PT. Ciputra Optima Mitra; Program Designer & Course Director
Rodamas Grup; Program Designer & Course Director
2012 PT. Ciputra Optima Mitra; Program Designer & Course Director
Wyeth – Pfiezer; Course Director,
Supply Chain Dept. PT. Sari Husada; Program Designer
P3UKDW; Course Director
Aqua Danone; Program Designer & Course Director
Bank Central Asia Regional IV; Program Designer & Course Director
Amigo Grup, Klaten; Program Designer & Course Director
PT. Sadar Djaya Komputer, Solo; Program Designer & Course Director
BTPN Collection Div., BTPN Pusat; Program Designer & Course Director
2011 SMA Stella Maris BSD City, Tangerang; Facilitator
Politeknik Banjarnegara; Facilitator
Bank Syariah Jogjakarta; Program Designer & Course Director
Bank Kesejahteraan Ekonomi, Relationship Manager; Facilitator
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia, Marketing; Program Designer
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Program Internasional; Course
Director
PT. Sari Husada, Supply Chain Department; Facilitator
PT. Sari Husada, Plant SH 2; Program Designer
2010 BRI Syariah BSD City; Course Director
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar; Program Designer
Pt. Fonterra Brands Indonesia; Course Director
Bank Mandiri Jakarta; Game Master
SMP I Kranggan Temanggung; Facilitator
PT. Sari Husada; Course Director
2009 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Program Internasional;
Program Designer
PT. Interbat Solo; Course Director
PT. Interbat Jogja; Course Director
PT. Sari Husada; Program Designer
CV. Interkoneksi Persada; Program Designer
CV. Jogja 4 Roda; Course Director
RSU Simo Boyolali; Course Director
Dinas Pengairan Jawa Timur; Facilitator
PT. Sumaplan Adicipta; Course Director
2008 Herbalife; Course Director & Facilitator
Sogan Village Resto; Facilitator
PT. Kalbe Morinaga Jakarta; Facilitator
At Transformind Consultainment, Jogjakarta:
2008 WOM Finance; Facilitator
2007 WOM Finance; Facilitator
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
At Watu Kali Training Center, Jogjakarta:
2005 Silver Quint Band Jakarta; Facilitator
Herbalife Jogjakarta; Facilitator
2004 GKJ Mergangsan; Facilitator
2003 SMP 5 Jogjakarta; Facilitator
Others:
2011 Citylink Surabaya; held by Kreative Entertrainment, Surabaya; Facilitator
United Tractor; held by Experiential Learning Facilitator - PT WARANI,
Bandung; Facilitator
Pemkab Nganjuk, Jawa Timur; held by Tree Jump Adventure, Surabaya;
Facilitator
KPP. Singosari, Jawa Timur; held by SongAdventure, Surabaya; Facilitator
Kompas Gramedia; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor; Facilitator
KPP. Jatinegara; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor, Facilitator
KPP. Tamansari I Jakbar; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor;
Facilitator
PT. GNI Ceragon; held by Arus Liar, Sukabumi, Facilitator
Jaringan Komunikasi Keuskupan Semarang; held by Unison Outbound
Training, Jogjakarta; Facilitator
2010 PT. Astra Credit Company; held by Experiential Learning Facilitator – PT.
WARANI, Bandung; Facilitator
Pt. Yamaha Motor Kencana Indonesia; Facilitator
Politeknik Banjarnegara; Facilitator
Apotek K 24; Facilitator
UOB Buana Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
PT. Intan Pariwara Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta;
Facilitator
2009 Fakultas Sains & Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; held by
Divisi Training Fak. Psikologi USD; Technical Support
PDAM Kulonprogo; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bank Danamon Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Bank Mandiri; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Yakkum Solo; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Keluarga Ikatan Notaris Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta;
Facilitator
Wahana Disc; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Kantor Wilayah Pajak DIY; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; ass. Course
Director and Game Master
Astra Company Jawa Tengah dan DIY; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta;
Facilitator
SMU Stella Duce II Yogyakarta; held by Aswangga Psychology Center,
Jogjakarta; Facilitator
Training OMR Telkomsel Kalimantan; held by Aswangga Psychology Center,
Jogjakarta; Technical Support
Mudika Delanggu; held by Aswangga Psychology Center, Jogjakarta;
Facilitator
Penerima Beasiswa Misserior Jerman; held by Aswangga Psychology Center,
Jogjakarta; Technical Support
2008 LPPM Surabaya University; held by PT. Grhatma Semesta, Jogjakarta;
Technical Support
Deutch Bank, Jakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Alumni SMA 1 Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
PT. Unilever Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Kedokteran Internasional UGM; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta;
Facilitator
Lippo Bank Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Bank Danamon Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
BRI Purworejo; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
BNI 46 Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Bank Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Prodia Banjarmasin; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
FasNet UGM; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2007 Bank Tabungan Negara Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta;
Facilitator
PT. Artha Jasa Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta; Facilitator
PT. Frisian Flag Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta;
Facilitator
SD Kristen Maria Fatima Jember; Facilitator
SD Kristen Santa Maria Banyuwangi; Facilitator
Supervisor for Placement Test SMU N I Jogjakarta
Trauma Healing Facilitator Pasca Gempa Jogjakarta, Psychosocial Department
at Pusat Rehabilitasi Yakkum, Jogjakarta
2006 SMA Yos Sudarso Sokaraja; held by Divisi Training Fak. Psikologi USD,
Jogjakarta; Technical Support
Program Sekolah Darurat Pasca Gempa, Jogjakarta; Facilitator
Merapi Disaster, Jogjakarta; Facilitator
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended