View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
FORMULASI EMULGEL MINYAK CENGKEH (Oleum caryophylli):
PENGARUH LAMA DAN KECEPATAN PUTAR PADA PROSES
PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Lia Susanti
NIM : 098114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
FORMULASI EMULGEL MINYAK CENGKEH (Oleum caryophylli):
PENGARUH LAMA DAN KECEPATAN PUTAR PADA PROSES
PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Lia Susanti
NIM : 098114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku hendak mengajar & menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh, Aku hendak memberi nasihat, Mata-Ku tertuju
kepadamu.Mazmur 32:8
Sekolah kehidupan menawarkan beberapa pelajaran yang sulit, tetapi dalam pelajaran yang sulitlah seseorang belajar banyak - terutama ketika guru anda adalah Tuhan Yesus
sendiri.
~Corrie Ten Boom~
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Bapa Tuhan Yesus, Juruselamat & penolongku
Papa, mama dan Ku Anton tercinta
Adik-adikku:
Lisa, Lydia dan Anthony,
Teman-teman angkatan 2009 dan Almamaterku.
Try not to become a man of success,
Rather become a man of value.
-Albert Einstein-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Bapa atas berkat dan penyertaan yang
diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan akhir yang
berjudul “Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh Minyak (Oleum cariophylli):
Pengaruh Lama dan Kecepatan Putar pada Proses Pencampuran terhadap Sifat
Fisik dan Stabilitas Fisik” dengan baik.
Penulis mengalami banyaknya kesulitan dan hambatan selama
menyelesaikan laporan akhir ini. Namun, oleh bantuan dan dukungan dari banyak
pihak, maka penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu,
dengan keredahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua dan Ku Anton yang telah memberikan kasih sayang,
semangat, dukungan, dan perjuangan untuk membiayai selama penulis
menempuh perkuliahan.
2. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
3. Christophori Maria Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt., selaku pembimbing,
atas perhatian, bimbingan, arahan, semangat, dan dukungan yang diberikan
selama penyusunan proposal, penelitian, dan penyusunan laporan akhir.
4. Enade Perdana Istyastono, Ph. D., selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji serta kesediaannya untuk berkonsultasi dan
memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Rini Dwiastuti, M. Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji, sekaligus saran dan kritik yang diberikan kepada
penulis.
6. Dra. Yetty Tjandrawati, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik atas
segala perhatian yang diberikan kepada penulis.
7. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S. J., S. Si., atas kesediaan untuk
berkonsultasi dan memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
8. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., dan Agung Santosa, M. A., atas masukan-
masukan yang diberikan selama mengadakan penelitian.
9. Dra. Lily Widjaja, M. Si., Apt., yang telah membantu penulis untuk
pengadaan minyak cengkeh serta memberikan masukan-masukan kepada
penulis.
10. Pak Musrifin, Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Otok, Pak Sigit, Pak Mukminin,
dan laboran-laboran lain atas bantuan yang diberikan selama penelitian dan
menempuh perkuliahan.
11. Lisa, Lydia, dan Anthony, keluarga yang senantiasa mendoakan serta
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
12. Selvia, Jenny, Anta, Lani, dan Melisa selaku teman satu tim atas kerja sama,
semangat, dukungan, dan suka duka yang telah dilewati bersama.
13. Yuni, Rebecca, Catur, Tia, Mawar, Fajar, Didik, Alfa, dan teman-teman
PSKM atas doa, dukungan, semangat, kesetiaan, pengertian, dan persaudaraan
tiada akhir yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Sahabat-sahabatku Nia, Rika, Ratih, dan Febrin sahabat berbagi cerita yang
menguatkan, menghibur, dan mendoakan selama ini, serta kesediaan untuk
selalu direpotkan.
15. Teman-teman GKI Pahlawan Magelang dan guru-guru sekolah minggu (Bu
Reni, Bu Kusnomo, Bu Endang, Bu Lukito, Bu Yayuk, Bu Atien, Andre)
untuk semangat, doa, perhatian, dan pengertian yang diberikan selama ini.
16. Ester, Sisca, Dicky, Inggrid, Uci, Rea, Alvi, Dara, dan teman-teman kost Dewi
1 untuk semangat, dukungan, dan doa yang diberikan.
17. Semua teman-teman angkatan 2009, khususnya kelompok praktikum F dan
FST B atas kebersamaan, semangat, dukungan, keceriaan selama ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari adanya kekurangan selama penyusunan laporan
akhir ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan akhir ini
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi
PRAKATA ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
INTISARI ....................................................................................................... xviii
ABSTRACT ....................................................................................................... xix
BAB I. PENGANTAR ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1. Perumusan Masalah ............................................................................ 3
2. Keaslian Penelitian ............................................................................. 4
3. Manfaat ............................................................................................. 5
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1. Tujuan Umum .................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus.................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................. 7
A. Jerawat ............................................................................................... 7
B. Minyak Cengkeh ................................................................................ 8
C. Emulgel ............................................................................................ 10
D. Bahan Formulasi............................................................................... 11
1. Emulsifying agent ....................................................................... 11
2. Gelling agent .............................................................................. 12
3. Triethanolamin .......................................................................... 13
4. Parafin cair ................................................................................ 14
5. Gliserin ....................................................................................... 14
6. Preservative ............................................................................... 15
E. Pencampuran .................................................................................... 16
F. Uji Sifat Fisik Emulgel ..................................................................... 18
1. Daya Sebar ................................................................................. 18
2. Viskositas ................................................................................... 18
G. Metode Desain Faktorial .................................................................. 20
H. Landasan Teori ................................................................................. 20
I. Hipotesis .......................................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 22
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 22
1. Variabel Penelitian ........................................................................... 22
2. Definisi Operasional ......................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Bahan Penelitian ..................................................................................... 25
D. Alat penelitian ........................................................................................ 26
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 26
1. Identifikasi Minyak Cengkeh ............................................................ 26
2. Verifikasi Minyak Cengkeh .............................................................. 26
3. Formulasi Emulgel dengan Kombinasi Lama Pencampuran dan
Kecepatan Putar Mixer ..................................................................... 27
4. Uji pH .............................................................................................. 28
5. Uji Iritasi Primer Emulgel ................................................................. 28
6. Uji Sifat Fisik Emulgel ..................................................................... 29
7. Uji Stabilitas Fisik Emulgel .............................................................. 29
8. Uji Antimikroba Emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis ....... 30
F. Analisis Hasil ......................................................................................... 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 34
A. Identifikas dan Verifikasi Minyak Cengkeh ............................................ 34
B. Uji Iritasi Primer Formula Optimum ....................................................... 35
C. Formulasi Emulgel dengan Kombinasi Lama Pencampuran dan Kecepatan
Putar Mixer ........................................................................................... 37
D. Uji pH .................................................................................................... 44
E. Uji Sifat Fisik Sediaan Emulgel ............................................................. 45
F. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel ...................................................... 47
G. Pengaruh Lama Pencampuran dan Kecepatan Putar terhadap Viskositas,
Daya Sebar, dan Pergeseran Viskositas................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Viskositas ......................................................................................... 48
2. Daya Sebar ....................................................................................... 52
3. Pergeseran Viskositas ....................................................................... 55
H. Uji Antimikroba Emulgel terhadap Staphyloccus epidermidis ................. 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 64
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 64
B. SARAN .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
LAMPIRAN ...................................................................................................... 70
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kandungan kimia minyak cengkeh .................................................. 9
Tabel II. Level rendah dan level tinggi lama pencampuran dan kecepatan putar
pada proses pembuatan emulgel minyak cengkeh........................... 28
Tabel III. Hasil verifikasi sifat fisik minyak daun cengkeh ............................ 34
Tabel IV. Sifat fisik emulgel dengan variasi kecepatan putar ......................... 42
Tabel V. Sifat fisik emulgel dengan variasi kecepatan putar ......................... 43
Tabel VI. Hasil uji sifat fisik emulgel minyak cengkeh ................................. 45
Tabel VII. Uji Shapiro-Wilk viskositas tiap formula ....................................... 49
Tabel VIII. Wilcoxon rank sum test respon viskositas ...................................... 51
Tabel IX. Uji Shapiro-Wilk daya sebar tiap formula ...................................... 52
Tabel X. Wilcoxon rank sum test respon daya sebar ..................................... 53
Tabel XI. Uji Shapiro-Wilk respon pergeseran viskositas ............................... 55
Tabel XII. Nilai efek faktor lama dan kecepatan putar serta interaksinya
terhadap respon daya sebar ............................................................ 56
Tabel XIII. Zona hambat yang dihasilkan tiap formula dibandingkan dengan
kontrol basis .................................................................................. 60
Tabel XIV. Hasil uji Shapiro-Wilk zona hambat ............................................... 61
Tabel XV. Analisis statistik untuk melihat signifikansi zona hambat ............... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar terjadinya jerawat. .............................................................. 8
Gambar 2. Struktur kimia komponen terbesar minyak cengkeh (eugenol,
eugenol asetat, caryophyllene) ......................................................... 9
Gambar 3. Tween 80 ....................................................................................... 11
Gambar 4. Span 80.......................................................................................... 12
Gambar 5. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol.......................... 13
Gambar 6. Triethanolamin .............................................................................. 14
Gambar 7. Gliserin .......................................................................................... 14
Gambar 8. Metil paraben................................................................................. 15
Gambar 9. Propil paraben ............................................................................... 16
Gambar 10. Kurva hubungan diameter droplet dan viskositas ........................... 17
Gambar 11. Pengujian iritasi primer pada punggung kelinci .............................. 36
Gambar 12. Hasil uji iritasi primer pada kulit punggung kelinci 48 jam ............ 37
Gambar 13. Skema tetesan minyak dalam emulsi minyak air, menunjukkan
orientasi molekul tween dan span pada antarmukanya.................... 40
Gambar 14. Struktur skematik carbopol sebelum dan sesudah netralisasi dengan
basa .......................................................................................... 41
Gambar 15. Profil kurva variasi lama pencampuran terhadap daya sebar ........... 42
Gambar 16. Profil kurva variasi lama pencampuran terhadap viskositas ............ 42
Gambar 17. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap daya sebar ................ 44
Gambar 18. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap viskositas. ................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 19. Penampilan emulgel setelah pembuatan dan setelah penyimpanan
satu bulan . ................................................................................... 47
Gambar 20. Kurva pengaruh lama pencampuran terhadap pergeseran viskositas
emulgel. ......................................................................................... 56
Gambar 21. Kurva pengaruh kecepatan putar terhadap pergeseran viskositas
emulgel. ......................................................................................... 57
Gambar 22. Hasil two-way ANOVA pergeseran viskositas ............................... 58
Gambar 23. Signifikansi efek dengan uji ANOVA ............................................ 58
Gambar 24. Zona hambat emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis. ......... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis Clove Leaf Oil Light ................................ 70
Lampiran 2. Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis ............................ 71
Lampiran 3. Verifikasi minyak cengkeh.......................................................... 72
Lampiran 4. Perhitungan HLB ........................................................................ 72
Lampiran 5. Hasil uji iritasi emulgel .............................................................. 73
Lampiran 6. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel ........................... 74
Lampiran 7. Analisis statistika sifat fisik dan stabilitas fisik menggunakan
program R-2.14.1 ........................................................................ 76
Lampiran 8. Hasil uji antimikroba emulgel terhadap Staphylococcus
epidermidis ................................................................................ 83
Lampiran 9. Hasil analisis statistika antimikroba emulgel ............................... 83
Lampiran 10. Dokumentasi ............................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel dipengaruhi oleh faktor proses pencampuran yaitu lama pencampuran dan kecepatan putar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh lama dan kecepatan putar pada level yang diteliti terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh.
Jenis penelitian adalah eksperimental murni dengan desain faktorial 22. Level rendah dan tinggi lama pencampuran adalah 10 dan 30 menit, sedangkan kecepatan putar adalah 200 dan 500 rpm. Pengujian sifat fisik berfokus pada viskositas dan daya sebar, sedangkan stabilitas fisik berfokus pada pergeseran viskositas. Data dianalisis menggunakan program R-2.14.1 dengan uji two-way ANOVA untuk data parametrik, serta uji Wilcoxon untuk data nonparametrik. Analisis statistik dilakukan dengan taraf kepercayaan 95%. Organoleptis, iritasi primer, dan aktivitas antimikroba emulgel juga diamati pada penelitian ini.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kecepatan putar signifikan terhadap viskositas pada level rendah lama pencampuran. Lama pencampuran signifikan berpengaruh terhadap daya sebar pada level rendah kecepatan putar, kecepatan putar signifikan berpengaruh terhadap daya sebar pada level rendah maupun tinggi lama pencampuran. Lama pencampuran merupakan faktor yang dominan dalam menaikkan pergeseran viskositas. Hanya formula 1 yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik sesuai dengan kriteria.
Kata kunci : minyak cengkeh, emulgel, lama pencampuran, kecepatan putar, desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Physical properties and physical stability of emulgel were influenced by mixing duration and mixing rate. The aim of this study was to determine the significancy of the effect of mixing duration and mixing rate in level studied on the physical properties and physical stability of the clove oil emulgel.
The study was a pure experimental study with 22 factorial design. Low and high level of mixing duration are 10 and 30 minute, while low and high mixing rate were 200 and 500 rpm. Testing of physical properties was focused on viscosity and spreadability, while for physical stability was on viscosity shift. Data were analyzed using the R-2.14.1 program with two-way ANOVA test for parametric data, and Wilcoxon rank sum test was used for nonparametric data. Statistical analysis performed at 95% confidence interval. Organoleptic, primary irritation, and microbial activity of emulgel were also studied.
The result of this analysis showed that the mixing rate was significantly affecting the viscosity at low level mixing duration. Mixing duration had a significant effect on the spreadability at low level of mixing rate. Mixing rate significantly affect the spreadability at low and high levels of mixing duration. Mixing duration was the dominant factor in increasing the viscosity shift response. Only formula 1 which was eligible the physical properties and stability in accordance with the criteria.
Keywords : clove oil, emulgel, mixing duration, mixing rate, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penampilan wajah menjadi faktor penting yang saat ini mendapatkan
perhatian khusus dari kebanyakan orang. Hal ini disebabkan karena penampilan
wajah dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Namun, penampilan
wajah bisa diganggu oleh munculnya jerawat. Jerawat timbul karena adanya
sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat, peningkatan
produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan fisiologis yang jika
disertai sumbatan di muara kelenjar sebasea, aliran keluar sebum akan terbendung
(Dwikarya, 2011). Selain itu disebabkan oleh adanya bakteri Propionibacterium
acnes dan Staphyloccocus epidermidis sebagai dua strain bakteri yang dapat
menginduksi terjadinya jerawat (Bialecka, Mak, Biedron, Bobek, Kasprowics, dan
Marcinkiewics, 2005). Jerawat yang terjadi dengan adanya infeksi bakteri bisa
menyebabkan inflamasi dan berakibat dengan bertambah parahnya jerawat.
Minyak cengkeh (Oleum caryophylli) dikenal sebagai bahan alam yang
memiliki khasiat sebagai antibakteri dan efektif dapat menghambat pertumbuhan
Staphyloccocus epidermidis. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Kusuma (2010), konsentrasi minyak cengkeh sebesar 15% dapat
menghasilkan zona jernih yang artinya terjadi penghambatan terhadap
Staphyloccocus epidermidis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Deveda, Jain, Vyas, Khambete, dan Jain (2010), sediaan
topikal emugel bersifat lebih stabil dan merupakan pembawa yang lebih baik
untuk zat aktif yang bersifat hidrofobik. Zat aktif yang akan digunakan yaitu
minyak cengkeh, bersifat hidrofobik sehingga untuk meningkatkan acceptability
pada kulit wajah diformulasikan dalam emulsi tipe minyak dalam air yang
kemudian distabilkan dengan sistem gel. Mohamed (2004) menyatakan bahwa gel
memiliki karakteristik yang menguntungkan seperti sifatnya yang tiksotropi, tidak
berminyak, daya sebarnya baik, mudah dicuci, emolien, dapat bercampur dengan
bermacam-macam eksipien, dan dapat larut dengan air. Polimer pada gel dapat
berfungsi sebagai emulsifying agent dan pengental sehingga emulsi menjadi lebih
stabil dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan sekaligus meningkatkan
viskositas fase air (Panwar, Upadhyay, Bairagi, Gujar, Darwhekar, dan Jain,
2011).
Pencampuran merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan
sediaan karena berperan untuk mencapai homogenitas partikel dalam suatu
sediaan (Voigt, 1994). Banyak faktor yang mempengaruhi proses pencampuran,
antara lain suhu, kecepatan geser, tegangan geser, tekanan, dan waktu
pencampuran (Nielloud dan Mestres, 2000). Proses pencampuran memerlukan
energi kinetik berupa kecepatan putar mixer yang juga dipengaruhi oleh lama
pencampuran. Voigt (1994) menyatakan bahwa setiap alat pengemulsi memiliki
lama dan kecepatan pencampuran yang optimal, sehingga pencampuran yang
berlangsung lebih lama pada hakekatnya belum tentu meningkatkan kualitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kecepatan putar mixer akan memberikan energi kinetik berupa gaya
geser yang mempengaruhi perubahan sifat fisik emulgel yaitu viskositas. Hal ini
karena emulsi yang dibuat pada emulgel memiliki sistem reologi non-Newtonian
sehingga rheologi dan viskositas sangat dipengaruhi oleh berbagai proses
pencampuran terutama oleh adanya gaya geser yang dihasilkan oleh kecepatan
putar alat. Gaya geser yang diaplikasikan selama proses pencampuran tersebut
dapat menurunkan viskositas emulgel dan selanjutnya berpengaruh pada kualitas
sediaan yang terbentuk (Amiji dan Sandmann, 2003). Proses pencampuran pada
pembuatan emulgel berpengaruh dalam menghasilkan emulgel yang memenuhi
persyaratan sifat fisik dan stabilitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya optimasi
terhadap lama pencampuran dan kecepatan putar pada proses pembuatan emulgel.
Desain faktorial merupakan metode yang memungkinkan untuk
mengamati kedua faktor secara simultan tanpa membuat salah satu faktor konstan
sehingga dapat diketahui pengaruh dari faktor secara simultan dan adanya
interaksi dari kedua faktor (Armstrong dan James, 1996). Lama pencampuran dan
kecepatan putar merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam sifat fisik dan
stabilitas fisik emulgel. Melalui desain faktorial dapat diketahui faktor mana yang
dominan berpengaruh dan ada tidaknya interaksi antar faktor.
1. Perumusan masalah
a. Apakah diperoleh formula yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan
stabilitas fisik yang sesuai dengan kriteria?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Apakah variasi lama dan kecepatan putar pada level yang diteliti
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas
fisik emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli)?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Kusuma (2010)
adalah membandingkan kemampuan krim antiacne minyak cengkeh dan
emulgel antiacne minyak cengkeh dalam menghambat Staphylococcus
epidermidis. Hasilnya adalah konsentrasi minyak cengkeh 15% dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dan diperoleh
kesimpulan bahwa krim antiacne dan emulgel antiacne minyak minyak
cengkeh tidak berbeda dalam kemampuannya menghambat Staphylococcus
epidermidis.
Suryarini (2011) meneliti pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai
emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne
minyak cengkeh (Oleum caryophylli) menggunakan aplikasi desain faktorial.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tween 80 merupakan faktor
yang paling signifikan dalam menentukan respon viskositas, daya sebar, dan
pergeseran viskositas.
Penelitian tentang pengaruh proses pencampuran dalam formulasi
sediaan emulgel (kajian dari aspek suhu dan kecepatan pencampuran) pernah
dilakukan oleh Lestari (2012) dengan menggunakan zat aktif yang lain, yaitu
ekstrak teh hijau. Hasil yang didapatkan adalah faktor suhu dan kecepatan
putar mixer berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Khunt, Mishra, dan Shah (2012) meneliti tentang formulasi
emulgel Piroxicam menggunakan aplikasi desain faktorial dua faktor tiga level
(32). Variabel bebasnya adalah konsentrasi emulsifying agent dan konsentrasi
carbopol. Sebagai variabel tergantung adalah % kumulatif pelepasan setelah 2
jam (Q2) dan % kumulatif pelepasan setelah 6 jam (Q6). Hasilnya adalah
kedua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tergantung. Degradasi
Piroxicam dari emulgel mengikuti orde 1.
Formulasi emulgel Miconazole Nitrate dengan investigasi terhadap
karakteristik pelepasan obat dan rheologi diteliti oleh Sabri, Sulayman, dan
Khalil (2009). Faktor yang diteliti adalah emulsifying agent, konsentrasi fase
minyak (paraffin liquidum), dan tipe gelling agent (Sodium
Carboximethylcellulose dan Carbopol). Diperoleh hasil bahwa emulsifying
agent merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pelepasan obat
diikuti oleh konsentrasi fase minyak dan yang terakhir adalah tipe gelling
agent.
Namun, sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis,
penelitian tentang Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh Minyak (Oleum
caryophylli): Pengaruh Lama dan Kecepatan Putar pada Proses Pencampuran
terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik belum pernah dilakukan.
3. Manfaat
a. Manfaat teoretis
Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengaruh lama
dan kecepatan putar pada proses pencampuran emulgel terhadap sifat fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan stabilitas emulgel minyak cengkeh agar dapat dihasilkan emulgel
dengan sifat yang diinginkan dan dapat diterima oleh konsumen.
b. Manfaat metodologis
Memberikan contoh aplikasi penerapan desain faktorial dan uji
statistika dalam mengamati pengaruh lama dan kecepatan putar pada
proses pencampuran emulgel terhadap sifat fisik dan stabilitas emulgel
minyak cengkeh.
c. Manfaat praktis
Menghasilkan formulasi emulgel minyak cengkeh yang
memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik yang dapat diterima
oleh konsumen.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya sediaan emulgel dengan zat aktif minyak cengkeh
(Oleum caryophylli) dengan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) serta
stabilitas fisik (pergeseran viskositas) yang memenuhi kriteria.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh lama dan kecepatan putar
pada level yang diteliti terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak
cengkeh (Oleum caryophylli).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jerawat
Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit karena adanya
sumbatan di pori-pori kulit yang disebabkan oleh peningkatan ekskresi sebum
oleh kelenjar sebasea (Dwikarya, 2011). Jerawat bisa ditemukan di wajah, leher,
dada, dan punggung.
Paling tidak ada empat faktor penting yang menyebabkan terjadinya
jerawat, yaitu tersumbatnya folikel rambut oleh sel yang secara normal mengalami
deskuamasi, hiperaktivitas kelenjar sebasea, proliferasi bakteri di dalam sebum,
dan inflamasi (American Academy of Family Phisicians, 2000).
Propionibacterium acnes dan Staphyloccocus epidermidis adalah dua strain
bakteri yang dapat menginduksi terjadinya jerawat (Bialecka, et al., 2005).
Inflamasi yang terjadi pada jerawat diakibatkan oleh aksi enzim yang
diproduksi oleh bakteri. Enzim tersebut dapat menyebabkan sebum terhidrolisis
menjadi asam lemak bebas yang menstimulasi proses inflamasi. Chemotactic
factor dilepaskan pada reaksi ini sehingga menarik neutrofil dan terjadi inflamasi.
Peningkatan produksi sebum dapat menyebabkan kolonisasi bakteri sehingga
inflamasi terjadi lebih parah (AAFP, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Tahap terjadinya jerawat. (A) folikel normal; (B) komedo
terbuka (blackhead); (C) komedo tertutup (whitehead); (D) papule; (E) pustule (AAFP, 2000)
B. Minyak Cengkeh (Oleum caryophilli)
Minyak cengkeh merupakan produk samping dari tanaman cengkeh.
Tergantung dari bahan bakunya ada tiga macam minyak cengkeh, yaitu minyak
bunga cengkeh, minyak tangkai cengkeh, dan minyak daun cengkeh.
(Nurdjannah, 2004).
Kandungan utama dari minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol
asetat, caryophyllen, dan α-humelene. Eugenol merupakan senyawa yang
terbanyak (Ayoola, et al, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2. Struktur kimia komponen terbesar minyak cengkeh (eugenol,
eugenol asetat, caryophyllene) (Ayoola, et al., 2008)
Minyak cengkeh yang diperoleh dari bagian tanaman yang berbeda
memiliki kandungan kimia dengan presentase yang berbeda pula. Kandungan
eugenol terbesar ada pada minyak cengkeh yang berasal dari tangkai, sedangkan
kandungan terendah terdapat pada minyak cengkeh yang berasal dari daun.
Tabel I. Kandungan kimia minyak cengkeh (Lis-Balchin, 2006) Kandungan Kimia
(%) Minyak bunga
cengkeh Minyak tangkai cengkeh
Minyak daun cengkeh
Eugenol 82 – 88 85 – 95 75 – 90 Eugenol asetat 11 – 27 Kurang dari 5 Kurang dari 10 β-caryophyllene Kurang dari 16 2,5 – 3,5 15 – 19 α-humelene Kurang dari 2 0,3 – 0,4 1,5 – 2,5
Minyak cengkeh dapat digunakan sebagai antimikroba, antijamur,
antimual, analgesik, antispasmodik, antikarminatif, antiseptik, parfum, dan
penyedap makanan (Bhuiyan, Begum, Nandi, dan Akter, 2010). Tiga komponen
utama dalam minyak cengkeh yaitu eugenol, eugenol asetat, dan caryophyllene
memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas terhadap bakteri gram negatif
(Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella paratyphi, Citrobacter spp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan Enterobacter cloacae) maupun gram positif (Staphylococcus aureus), serta
memiliki khasiat antifungi (Candida albicans) (Ayoola, et al, 2008).
Minyak daun cengkeh biasanya diperoleh dari daun cengkeh yang
sudah gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung dari
keadaan daun serta cara destilasinya, minyak yang dihasilkan biasanya
mengandung eugenol antara 80-88% dengan kadar eugenol asetat yang rendah
tetapi kadar caryophyllene yang tinggi. Penyulingan daun dengan kadar air 7 –
12% yang dilakukan dalam tangki stainless steel volume 100 Liter selama delapan
jam, menghasilkan minyak dengan rendemen 3,5% dan total eugenol 76,8%
(Nurdjannah, 2004).
C. Emulgel
Emulgel merupakan emulsi, baik emulsi tipe minyak dalam air atau air
dalam minyak dimana ditambahkan gelling agent untuk membentuk sistem gel di
dalamnya. Sediaan bentuk emulgel lebih stabil dan merupakan pembawa yang
lebih baik bagi obat yang bersifat hidrofobik atau tidak larut air (Deveda et al.,
2010).
Gel mengandung komposisi air dalam jumlah tinggi sehingga dapat
meningkatkan disolusi obat dan juga memudahkan migrasi obat melalui basis
yang utamanya berbentuk cair, dibandingkan dengan salep atau krim. Akan tetapi,
karakteristik ini menjadi keterbatasan bagi senyawa yang bersifat hidrofobik. Oleh
karena itu, untuk mengatasi keterbatasan ini, emulgel disiapkan sehingga senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
hidrofobik bisa disiapkan dengan memanfaatkan kelebihan gel (Khullar, Kumar,
Seth, dan Saini, 2011).
D. Bahan Formulasi
1. Emulsifying agent
Emulsifying agent adalah suatu molekul yang memiliki rantai
hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya.
Emulsifying agent memiliki kemampuan menarik fase air dan fase minyak
sekaligus, serta dapat menempatkan diri di antara kedua fase tersebut.
Keberadaan emulsifying agent tersebut akan menurunkan tegangan permukaan
fase air dan fase minyak (Friberg, Quencer, dan Hilton, 1996).
Kombinasi emulsifying agent dipilih karena dapat menghasilkan
tipe emulsi yang diinginkan, yaitu M/A atau A/M sesuai dengan proporsi
emulsifying agent yang digunakan (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1983).
Kombinasi dua macam emulsifying agent yang sering digunakan adalah tween
80 dan span 80.
a. Polioksietilen Sorbitan Monooleat (Tween 80)
Gambar 3. Tween 80 (Aulton, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tween 80 berbentuk cairan kental berwarna kuning terang
sampai kuning sawo. Tween 80 bersifat nontoksik. Tween 80 mudah larut
dalam air, etanol, minyak tumbuhan, etil asetat, metanol, tetapi tidak larut
dalam minyak mineral. Tween 80 memiliki nilai HLB 15. Penggunaannya
adalah sebagai emulsifying agent, wetting agent, penetrating agent, dan
diffusan (Iro, 2012).
b. Sorbitan monooleat (Span 80)
Gambar 4. Span 80 (Aulton, 2002)
Span 80 berbentuk cairan kental berwarna kuning terang. Span
80 tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik. Memiliki nilai HLB
4,3. Span 80 dapat digunakan sebagai emulsifying agent, solubilizer,
softener, dan antistatic agent (Iro, 2012).
2. Gelling agent
Gelling agent merupakan bahan yang digunakan untuk membentuk
gel. Secara umum gelling agent memiliki bobot molekul yang tinggi dan
diperoleh dari alam maupun sintetik. Gelling agent dapat terdispersi dalam air
dan bisa mengembang, serta meningkatkan viskositas. Gelling agent yang
ideal harus tidak berinteraksi dengan komponen lain dari formulasi dan harus
bebas dari kontaminasi mikroba. Perubahan suhu dan pH selama pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan penggunaan preservative tidak boleh mengubah rheologinya, ekonomis,
membentuk gel yang tidak berwarna, menimbulkan sensasi dingin saat
digunakan di tempat aplikasi, dan bau yang menyenangkan (Mahalingam, Li,
dan Jasti, 2008).
Carbopol merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan
bobot molekul tinggi. Rantai polimernya terhubung silang-menyilang
(crosslinked) dengan alil sukrosa atau alil pentaeritriol. Carbopol terdiri dari
52% – 68% gugus asam karboksilat (COOH). Secara teoritis bobot molekul
carbopol diperkirakan antara 7 x 105 sampai 4 x 109. Carbopol dapat
digunakan sebagai material bioadhesiv, controlled release agent, emulsifying
agent, rheology modifier, agen stabilisasi, agen pensuspensi, dan pengisi tablet
(Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).
Gambar 5. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol
(Rowe, et al., 2009)
Carbopol 940 merupakan tipe carbopol yang paling efisien karena
viskositasnya yang tinggi yaitu 40.000-60.000 cps (pada kadar 0,5% dengan
pH 7,5) dan menghasilkan gel dengan penampilan yang jernih (Allen Jr,
1999).
3. Triethanolamin
Triethanolamin yang bersifat basa digunakan untuk netralisasi
carbopol. Penambahan triethanolamin pada carbopol akan membentuk garam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang larut. Sebelum netralisasi, carbopol di dalam air akan ada dalam bentuk
tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel dan
strukturnya random coil. Penambahan triethanolamin akan menggeser
kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Hasilnya adalah ion yang
tolak menolak dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid,
sehingga meningkatkan viskositas (Osborne, 1990).
Gambar 6. Triethanolamin (Rowe, et al., 2009)
4. Parafin cair
Nama lain dari parafin cair adalah nujol, mineral oil, bayol F. Parafin
cair berbentuk cairan kental, dan tidak berwarna. Parafin cair bersifat
mengiritasi membran mukosa dan saluran pencernaan atas (Dunlevy, 2001).
Paraffin liquidum juga dapat berfungsi emolien, yang mencegah dehidrasi
pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit (Anonim, 2012).
5. Gliserin
Gambar 7. Gliserin (Rowe, et al., 2009)
Gliserin memiliki nama lain croderol, E422, glycerol, glycerolum,
glycon G-100, kemstrene, optim, pricerine, 1,2,3-propanetriol;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
trihydroxypropane glycerol. Gliserin berfungsi sebagai antimikroba, kosolven,
emolien, humektan, plasticizer, sweetening agent, dan tonicity agent. Pada
formulasi sediaan topical dan kosmetika, gliserin digunakan sebagai humektan
atau emolien. Gliserin digunakan sebagai humektan dengan konsentrasi
kurang dari 30%. Gliserin bersifat higroskopis (Rowe, et al., 2009).
6. Preservative
a. Metil paraben
Gambar 8. Metil paraben (Rowe, et al., 2009)
Metil paraben secara luas digunakan sebagai antimikroba pada
kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi. Paraben efektif pada
range pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas,
meskipun paraben paling efektif menghambat yeast dan fungi. Aktivitas
antimikroba meningkat seiring dengan peningkatan rantai gugus alkil,
tetapi kelarutannya dalam air menjadi menurun. Oleh karena itu,
penggunaan campuran paraben sering digunakan untuk menghasilkan efek
antimikroba yang lebih efektif. Konsentrasi penggunaan metil paraben
sebagai antimikroba pada sediaan topikal adalah 0,02-0,3%. Metil paraben
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bersifat nonmutagenik, nonteratogenik, dan nonkarsinogenik (Rowe, et al.,
2009).
b. Propil paraben
Gambar 9. Propil paraben (Rowe, et al., 2009)
Propil paraben digunakan sebagai antimikroba pada
penggunaan topikal dengan konsentrasi 0,01-0,6%. Propil paraben
menunjukkan aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Aktivitas dapat
ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi paraben. Propil paraben
digunakan bersama dengan metil paraben pada formulasi topikal (Rowe, et
al., 2009).
E. Pencampuran
Pencampuran merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
menangani dua atau lebih komponen, yang belum bercampur atau sebagian
bercampur, sehingga setiap unit (partikel, molekul, dan lain-lain) dari komponen
terletak sedekat mungkin berinteraksi dengan unit lain dari komponen (Aulton,
2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran yaitu suhu, kecepatan
geser, tegangan geser, tekanan, dan waktu pencampuran (Nielloud dan Mestres,
2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ketika proses pengadukan berlangsung, kedua fase cairan akan
membentuk droplet. Droplet-droplet ini bisa terbentuk dan terjadinya fase
kontinyu diakibatkan karena droplet-droplet tersebut tidak stabil (Lieberman,
Rieger, dan Banker, 1996). Energi bebas permukaan dari sistem emulsi yang
tergantung pada total luas permukaan dan tegangan permukaan meningkat seiring
dengan peningkatan luas permukaan akibat proses pencampuran. Untuk
mengurangi energi bebas permukaan ini, droplet berenergi tinggi pertama kali
diasumsikan sebagai bentuk bulat sehingga luas permukaan menjadi kecil.
Kemudian tumbukan antardroplet menyebabkan terjadinya fusi droplet untuk
mengurangi luas permukaan dan tegangan permukaan menjadi stabil (Swarbrick
dan James, 2007).
Secara elektrostatis dan hambatan sterik yang berinteraksi droplet,
viskositas emulsi akan lebih tinggi ketika droplet semakin kecil. Viskositas juga
akan lebih tinggi bila ukuran droplet relatif homogen, yaitu ketika distribusi
ukuran droplet sempit. Sifat alami emulsifying agent dapat mempengaruhi tidak
hanya stabilitas emulsi, tetapi juga distribusi ukuran droplet, rata-rata ukuran
droplet, dan selanjutnya viskositas (Schramm, 2005).
Gambar 10. Kurva hubungan diameter droplet dan viskositas
(Schramm, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
F. Uji Sifat Fisik Emulgel
1. Daya sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan
dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan sediaan tersebut,
yang berhubungan dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan
karakteristik yang penting karena bertanggung jawab untuk ketepatan transfer
dosis atau melepaskan zat aktifnya, dan kemudahan penggunaannya (Garg,
Aggarwal, Garg, dan Singla, 2002).
Metode plat sejajar adalah metode yang paling banyak digunakan
untuk menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semi padat. Keuntungan
dari metode ini adalah sederhana dan relatif murah. Selain itu, peralatan dapat
didesain dan dibuat sesuai dengan kebutuhan tiap individu berdasarkan tipe
data yang dibutuhkan, rute administrasi, luas permukaan yang ditutupi, dan
pertimbangan model membran. Di sisi lain, metode ini kurang akurat dan
sensitif, serta data yang dihasilkan harus diinterpretasikan dan disajikan secara
manual (Garg, et al., 2002).
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya
(Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1983). Peningkatan viskositas akan
meningkatkan waktu retensi pada tempat aplikasi, tetapi menurunkan daya
sebar (Garg, et al, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi
menjadi dua yaitu, sistem Newton dan sistem non-Newton. Tipe alir plastis,
pseudoplastis, dan dilatan termasuk dalam sistem non-Newton (Martin,
Swarbrick, dan Cammarata, 1983).
Banyak produk farmasi menunjukkan aliran pseudoplastis, antara
lain dispersi cair dari gom alam dan sintetis (misalnya tragakan, natrium
alginat, metilselulosa, dan natrium karboksimetilselulosa). Aliran
pseudoplastis secara khas diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan,
ini merupakan kebalikan dari sistem plastis, yang tersusun atas partikel-
partikel yang terflokulasi dalam suspensi. Viskositas zat pseudoplastis
berkurang dengan meningkatnya laju geser. Rheogram yang melengkung
untuk bahan pseudoplastis diakibatkan oleh kerja geser terhadap molekul-
molekul bahan yang berantai panjang seperti polimer-polimer linear. Dengan
meningkatnya tegangan geser, molekul-molekul yang biasanya tidak beraturan
mulai meluruskan sumbunya yang panjang sesuai dengan arah aliran.
Orientasi ini mengurangi tahanan internal dari bahan tersebut dan
mengakibatkan laju geser yang lebih besar pada setiap tegangan geser
berikutnya. Selain itu, sebagian dari pelarut yang berikatan dengan molekul
kemungkinan dilepaskan, sehingga menyebabkan penurunan efektif baik
konsentrasi maupun ukuran molekul yang terdispersi. Hal ini juga akan
mengakibatkan penurunan viskositas yang nyata (Sinko, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan metode untuk menentukan secara
simultan efek dari beberapa faktor dan interaksinya. Desain faktorial dua faktor
dan dua level berarti ada dua faktor yang masing-masing diuji pada dua level yang
berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Faktor yang berpengaruh dominan
dan adanya interaksi yang berpengaruh secara bermakna dapat diketahui melalui
desain faktorial (Bolton, 1997). Persamaan umum yang digunakan dalam desain
faktorial adalah:
Y = B0 + B1X2 + B2X2 + B12X1X2
Y = respon hasil percobaan X1, X2 = level bagian A, level bagian B B1, B2, B12 = koefisien yang dihitung dari hasil percobaan B0 = rata-rata dari semua percobaan (Bolton, 1997).
Analisis desain faktorial menggunakan uji statistik two-way ANOVA.
Two-way ANOVA memungkinkan untuk melihat efek yang paling dominan dari
dua variabel dan interaksinya (De Muth, 1999).
H. Landasan Teori
Minyak cengkeh memiliki khasiat sebagai antibakteri dan dapat
digunakan sebagai obat jerawat karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penginduksi jerawat yaitu Staphylococcus epidermidis. Minyak cengkeh bersifat
hidrofobik sehingga bentuk sediaan emulgel cocok digunakan sebagai pembawa
karena membuat zat aktif lebih stabil dan nyaman digunakan.
Sifat fisik dan stabilitas emulgel dipengaruhi oleh proses
pencampuran yaitu lama pencampuran dan kecepatan putar. Kecepatan putar akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memberikan energi kinetik yang menimbulkan gaya geser yang akan
mempengaruhi viskositas sediaan emulgel sehingga mempengaruhi sifat fisiknya.
Setiap alat pengemulsi memiliki lama dan kecepatan pencampuran yang optimal,
sehingga pencampuran yang berlangsung lebih lama pada hakekatnya tidak
memberi perbaikan kualitas emulsi.
Lama pencampuran akan mempengaruhi besarnya energi yang
diberikan di dalam sistem sehingga memungkinkan pembentukan dan pergerakan
droplet-droplet. Pergerakan droplet-droplet ini memungkinkan terjadinya
tumbukan antar droplet sehingga pada saat penyimpanan bisa terjadi
penggabungan antar droplet menjadi droplet yang ukurannya lebih besar.
I. Hipotesis
Faktor lama dan kecepatan putar pada level rendah dan tinggi serta
interaksi kedua faktor memiliki pengaruh yang bermakna terhadap sifat fisik dan
stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitan
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental
murni dengan desain faktorial.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas. Level tinggi dan level rendah dari lama pencampuran dan
kecepatan putar.
b. Variabel tergantung.
1) Uji iritasi primer: eritema dan edema
2) Uji aktivitas antimikroba: diameter zona hambat
3) Uji sifat fisik: viskositas dan daya sebar
4) Uji stabilitas fisik: pergeseran viskositas setelah penyimpanan
selama satu bulan
c. Variabel pengacau terkendali.
1) Uji iritasi: kelinci yang digunakan yaitu kelinci albino, kondisi
kandang, lama aplikasi.
2) Uji aktivitas antimikroba: kepadatan suspensi bakteri
Staphylococcus epidermidis (setara dengan larutan standar Mac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Farland 0.5), diameter lubang sumuran, suhu inkubasi, dan lama
inkubasi.
3) Uji sifat fisik: jenis dan ukuran mixer, suhu pencampuran, kondisi
penyimpanan.
4) Uji stabilitas fisik: kondisi wadah dan penyimpanan.
d. Variabel pengacau tak terkendali.
1) Uji iritasi: makanan kelinci, kondisi fisiologis kelinci, laju
evaporasi minyak cengkeh.
2) Uji aktivitas antimikroba: suhu ruangan saat pengujian, laju
evaporasi minyak cengkeh.
3) Uji sifat fisik: suhu ruangan saat proses pembuatan emulgel.
4) Uji stabilitas fisik: suhu ruangan saat penyimpanan.
2. Definisi Operasional
a. Minyak cengkeh adalah minyak esensial dari daun tanaman cengkeh
(Eugenia caryophyllata Thunb.) yang diperoleh dari CV Indaroma
Yogyakarta (sertifikat analisis terlampir).
b. Emulgel adalah sediaan semisolid hasil emulsifikasi minyak daun cengkeh
dengan emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 dan penambahan
Carbopol 940 sebagai gelling agent yang dibuat sesuai prosedur dalam
penelitian ini.
c. Lama pencampuran adalah waktu yang diperlukan mixer untuk proses
emulsifikasi dan pencampuran emulsi dengan gelling agent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Kecepatan putar adalah banyaknya putaran mixer per menit dalam proses
emulsifikasi dan penambahan gelling agent.
e. Desain faktorial adalah metode untuk mengetahui faktor yang dominan
dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh.
f. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
yaitu lama dan kecepatan putar pada prosese pencampuran emulgel.
g. Level adalah tingkatan jumlah atau besarnya faktor, dalam penelitian ini
terdapat dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah lama
pencampuran adalah 10 menit dan level tinggi adalah 30 menit. Level
rendah kecepatan putar adalah 200 rpm dan level tinggi adalah 500 rpm.
h. Respon adalah hasil percobaan yang akan diamati perubahannya secara
kuantitatif.
i. Pengaruh adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan
faktor.
j. Iritasi primer adalah terjadinya eritema dan edema pada kulit kelinci
yang diolesi emulgel minyak cengkeh. Eritema merupakan terjadinya
kemerahan dan edema merupakan terjadinya pembengkakan yang
disebabkan oleh akumulasi cairan dalam jaringan tubuh.
k. Aktivitas antimikroba adalah daya hambat emulgel minyak cengkeh
terhadap Staphylococcus epidermidis yang ditunjukkan dengan diameter
zona hambat dalam media Mueller Hinton Agar (MHA).
l. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas fisik emulgel yang meliputi viskositas dan daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
m. Stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan emulgel dalam penyimpanan yaitu
perubahan viskositas selama penyimpanan (1 bulan).
n. Daya sebar adalah diameter penyebaran 1 gram emulgel yang didiamkan
48 jam setelah pembuatan pada alat uji daya sebar yang diberi beban kaca
seberat 55 gram yang didiamkan selama 1 menit.
o. Viskositas adalah hambatan emulgel yang didiamkan 48 jam setelah
pembuatan untuk mengalir setelah adanya pemberian gaya.
p. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas emulgel
dalam penyimpanan selama 1 bulan dengan viskositas emulgel setelah
dibuat.
C. Bahan Penelitian
Minyak cengkeh (Oleum caryophylli) yang diperoleh dari CV
Indaroma Yogyakarta, Carbopol 940 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas
farmasetis), Tween 80 dan Span 80 sebagai emulsifying agent, parafin cair,
trietanolamin, dan aquadest, media Mueller Hinton Agar (Merck) dan Mueller
Hinton Broth (Merck), dan bakteri uji Staphylococcus epidermidis yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta, Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Alat Penelitian
Alat-alat gelas (bekker glass, kaca pengaduk, erlenmeyer), neraca digital,
waterbath, mixer merk Philip modifikasi (Elecsa, USD), pipet ukur, cawan petri,
tabung reaksi, viscotester seri VT 04 (RION-JAPAN), stopwatch, alat pengukur daya
sebar, mistar, vortex, jarum ose, alat pembuat sumuran, autoklaf, dan inkubator.
E. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh (Oleum caryophylli) yang diperoleh dari CV
Indaroma Yogyakarta dan telah diuji identitasnya, dibuktikan dengan Certificate
of Analysis.
2. Verifikasi Minyak Cengkeh
a. Verifikasi indeks bias minyak cengkeh. Indeks bias minyak cengkeh diukur
menggunakan refractometer Abbe. Minyak cengkeh diteteskan pada prisma
utama, kemudian prisma ditutup dan refraktometer diarahkan ke cahaya
terang, sehingga melalui lensa skala sehingga dapat dilihat dengan jelas dan
ditentukan nilai indeks biasnya. Refraktometer dialiri air mengalir dan diatur
suhunya menjadi 20oC. Nilai indeks bias minyak cengkeh ditunjukkan oleh
skala yang pada saat terdapat garis batas yang memisahkan sisi terang dan sisi
gelap pada bagian atas dan bawah. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
b. Verifikasi bobot jenis minyak cengkeh. Bobot jenis minyak cengkeh diukur
dengan menggunakan piknometer yang telah dikalibrasi, dengan menetapkan
bobot piknometer kosong dan bobot air pada suhu 25OC. Piknometer diisi
minyak cengkeh dan suhu dikondisikan pada 25OC, kemudian piknometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ditimbang. Bobot piknometer yang telah diisi minyak cengkeh kemudian
dikurangi bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak cengkeh merupakan
perbandingan antara bobot jenis minyak cengkeh dengan bobot air, pada suhu
25OC. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
3. Formulasi Emulgel dengan Kombinasi Lama pencampuran dan
Kecepatan Putar mixer
Formula yang digunakan adalah :
R/ Minyak cengkeh 15 g Carbopol 940 2 g
Trietanolamin 0,6 g Paraffin liquidum 1 g Tween 80 17,5 g Span 80 2,5 g Gliserin 2,0 g Metil paraben 0,18 g Propil paraben 0,02 g Aquadest 56,3 g
Cara pembuatan emulgel:
Carbopol 940 dikembangkan dengan menggunakan
sebagian aquadest dari formula selama 24 jam, kemudian semua bahan
yang termasuk dalam fase minyak (minyak cengkeh, parafin cair, dan
span 80) dicampur terlebih dahulu pada suhu 50oC. Semua bahan yang
termasuk fase air juga dicampur terlebih dahulu pada suhu 50oC.
Campuran fase minyak dicampurkan ke dalam fase air dengan mixer.
Selanjutnya ke dalam emulsi ditambahkan Carbopol 940 yang
sebelumnya telah dikembangkan dengan aquadest dan dicampur
dengan mixer. Proses pencampuran (emulsifikasi dan penambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Carbopol) dilakukan sesuai dengan level faktor yang telah ditentukan
(lama pencampuran : 10 menit dan 30 menit; kecepatan putar 200 rpm
dan 500 rpm). Triethanolamin ditambahkan ke dalam campuran,
kemudian campuran diaduk kembali dengan mixer selama 5 menit dan
terbentuk emulgel.
Tabel II. Level rendah dan level tinggi lama dan kecepatan putar pada proses pembuatan emulgel minyak cengkeh
Formula Lama Pencampuran Kecepatan Putar 1 10 menit 200 rpm a 30 menit 200 rpm b 10 menit 500 rpm ab 30 menit 500 rpm
Keterangan :
F (1) = lama pencampuran level rendah, kecepatan putar level rendah F (a) = lama pencampuran level tinggi, kecepatan putar level rendah F (b) = lama pencampuran level rendah, kecepatan putar level tinggi F (ab) = lama pencampuran level tinggi, kecepatan putar level tinggi
4. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan cara mengukur pH sediaan emulgel
minyak cengkeh setelah dibuat menggunakan indikator kertas pH. Nilai pH
yang diinginkan adalah berada dalam rentang pH yang tidak mengiritasi kulit,
yaitu 5-6.
5. Uji Iritasi Primer Emulgel
Bulu bagian punggung kelinci dicukur kemudian dibagi menjadi 2
sisi (kiri dan kanan) untuk sediaan emulgel dan basis emulgel sebagai kontrol
dengan area berukuran kira-kira 1 inchi x 1 inchi (2,54 cm x 2,54 cm) di
masing-masing sisi. Setiap formula yang akan diuji dan basis ditimbang 0,5
gram, kemudian diaplikasikan ke kulit kelinci. Bagian kulit kelinci ditutup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dibungkus dengan kain kasa. Kelinci tersebut dikembalikan ke kandang. Hasil
uji diamati pada 24, 48, dan 72 jam setelah perlakuan. Sediaan emulgel dan
basis dihilangkan, sisi perlakuan dibersihkan dengan air untuk menghilangkan
residu (Deveda, et al., 2010).
6. Uji Sifat Fisik Emulgel
a. Uji viskositas. Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion-
Japan seri VT-04 dengan cara : sediaan emulgel dimasukkan dalam wadah
dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas emulgel diketahui
dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Viskositas yang
dikehendaki dalam penelitian ini antara 200 – 300 d.Pa.s. Pengujian
viskositas dilakukan 48 jam setelah emulgel dibuat. Dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali.
b. Uji daya sebar. Sediaan emulgel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan
di tengah kaca bulat berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain
seberat 55 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat
penyebarannya. Daya sebar yang dikehendaki di dalam penelitian ini yaitu
3 – 5 cm. Pengujian daya sebar dilakukan 48 jam setelah emulgel selesai
dibuat. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
7. Uji Stabilitas Fisik Emulgel
Uji stabilitas fisik dilihat dengan melihat presentase pergeseran
viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan. Presentase pergeseran
viskositas dihitung dengan cara selisih viskositas setelah satu bulan
penyimpanan dan viskositas setelah 48 jam pendiaman dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
viskositas setelah 48 pendiaman dikalikan 100%. Pergeseran viskositas yang
dikehendaki dalam penelitian ini adalah kurang dari 10%.
8. Uji Antimikroba Emulgel terhadap Staphyloccus epidermidis
a. Pembuatan stok bakteri Staphylococcus epidermidis. Media Muller Hinton
Agar (MHA) dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL,
kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit. Selanjutnya dimiringkan dan dibiarkan memadat.
Diambil 1 ose biakan murni Staphylococcus epidermidis dan
diinokulasikan secara goresan zig-zag, kemudian diinkubasi selama 48 jam
pada suhu 37oC dalam inkubator.
b. Pembuatan suspensi Staphylococcus epidermidis. Diambil 1 ose koloni
bakteri Staphylococcus epidermidis dari stok bakteri, dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi media Mueller Hinton Broth (MHB)
steril, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam
inkubator, selanjutnya kekeruhan suspensi bakteri Staphylococcus
epidermidis disesuaikan dengan standar 0,5 Mac Farland (1,5 x 108
CFU/mL).
c. Pembuatan kontrol media. Media MHA steril dituang ke dalam cawan
petri, dan ditunggu hingga memadat, kemudian diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 37oC. Setelah diinkubasi, diamati, dan dibandingkan dengan
perlakuan.
d. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus epidermidis.
Dalam kondisi aseptis, suspensi bakteri dituangkan pada cawan petri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kemudian ditambahkan media MHA steril dengan suhu 45-50oC, cawan
petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri
tersebut kemudian diinkubasi selama 48 jam, dengan suhu 37oC. Setelah
diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri uji melalui kekeruhan media dan
dibandingkan dengan perlakuan.
e. Uji daya antibakteri emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis. Dalam
kondisi aseptis, suspensi bakteri dituangkan pada cawan petri, kemudian
ditambahkan media MHA steril dengan suhu 45-50oC, cawan petri
digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Media dibiarkan
memadat kemudian dilakukan pelobangan sampai ke dasar dan
penambalan kembali dengan media untuk memberikan sejumlah ruang
bagi sediaan (single layer method). Lubang sumuran yang dibuat
berjumlah 5, masing-masing diisi dengan emulgel formula 1, formula a,
formula b, formula ab, dan kontrol basis. Cawan petri tersebut kemudian
diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37oC. Kemudian diukur diameter
zona hambat yang dihasilkan. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
F. Analisis Hasil
Aplikasi program R-2.14.1 digunakan sebagai alat untuk melakukan
uji statistika pada penelitian ini. Pada uji sifat fisik dan stabilitas emulgel,
besarnya pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran dapat
dihitung dengan metode desain faktorial menggunakan uji statistik two-way
ANOVA. Uji two-way ANOVA ini dapat dilakukan apabila data yang didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terdistribusi normal. Analisis data dilakukan untuk mengetahui signifikansi
pengaruh lama, kecepatan putar, dan interaksi keduanya sehingga dapat diketahui
faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel.
Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka faktor dikatakan berpengaruh jika nilai p
(probability value) kurang dari 0,05.
Apabila data terdistribusi tidak normal, analisis yang dapat dilakukan
adalah uji nonparametrik Mann-Whitney/Wilcoxon rank sum test dengan
membandingkan dua formula yang memiliki satu nilai variabel (lama
pencampuran atau kecepatan putar) yang berbeda. Dengan tingkat kepercayaan
95%, maka jika nilai p<0,05 dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan antara dua
formula, sebaliknya apabila nilai p>0,05 dapat disimpulkan jika tidak terdapat
perbedaan antara dua formula. Perbedaan kedua formula dapat menunjukkan
adanya pengaruh dari nilai variabel yang berbeda tersebut.
Pada uji aktivitas antimikroba emulgel, untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan zona hambat antara kontrol basis dan keempat formula yang dibuat,
digunakan uji one-way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis terhadap formula 1,
formula a, formula b, formula ab, dan kontrol basis. Uji one-way ANOVA
digunakan apabila distribusi data normal, sedangkan uji Kruskal Wallis digunakan
apabila distribusi datanya tidak normal. Dengan tingkat kepercayaan 95%, maka
jika didapatkan hasil p<0,05 diambil kesimpulan bahwa paling tidak terdapat
perbedaan zona hambat pada dua kelompok formula, sebaliknya apabila
didapatkan hasil p>0,05 dapat disimpulkan jika tidak terdapat perbedaan antara
tiap-tiap formula (Dahlan, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, maka
dilakukan analisis Post Hoc. Analisis Post Hoc untuk uji one-way ANOVA adalah
dengan uji T dan untuk uji Kruskal-Wallis adalah uji Mann-Whitney/Wilcoxon
rank sum test.
Selanjutnya diamati perbedaan zona hambat dari keempat formula
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama dan kecepatan putar proses
pencampuran terhadap zona hambat emulgel terhadap Staphylococcus
epidermidis. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji one-way
ANOVA atau uji Kruskal-Wallis terhadap formula 1, formula a, formula b, dan
formula ab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi dan Verifikasi Minyak Cengkeh
Penelitian ini menggunakan minyak cengkeh (Eugenia caryophyllata
Thunb.) yang diperoleh dari CV Indaroma, Yogyakarta. Identifikasi dibuktikan
dengan Certificate of Analysis (CoA) yang terlampir di Lampiran 1.
Identifikasi dilakukan dengan pengamatan organoleptis, yang meliputi:
bentuk, warna, dan bau. Minyak cengkeh berwujud cair, berwarna kuning jernih,
dan berbau khas aromatik cengkeh.
Verifikasi minyak cengkeh diperlukan untuk memastikan kebenaran
identitas minyak cengkeh yang digunakan. Verifikasi yang dilakukan berupa
penetapan bobot jenis dan indeks bias. Hasil verifikasi minyak cengkeh adalah
sebagai berikut:
Tabel III. Hasil verifikasi sifat fisik minyak cengkeh
Sifat fisik Literatur
(Parthasarathy, 2008 )
CoA Hasil verifikasi
Bobot jenis 1,040 - 1,054 (250C) 1,010 – 1,035 1,0207 ± 0,0021
(250C)
Indeks bias 1,5231 – 1,5338 (200C) 1,520 – 1,540 1,534 ± 1,00 (200C)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa verifikasi indeks bias pada suhu
200C sesuai dengan nilai indeks bias pada suhu 200C dari studi pustaka yang
didapatkan (Parthasarathy, 2008) dan CoA. Namun, hasil verifikasi bobot jenis
tidak masuk dalam range bobot jenis dari studi pustaka yang didapat. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mungkin dikarenakan perbedaan kemurnian dan kandungan minyak cengkeh yang
diuji dengan minyak cengkeh yang terdapat pada studi pustaka tersebut. Minyak
cengkeh mengandung senyawa yang bermacam-macam, di antaranya terdapat
eugenol (74,28%), eucalyptol (5,78%), caryophyllen (3,85%), α-cadinol (2,43%),
limonenen (2,08%), dan lain-lain (Bhuiyan, et al., 2010). Faktor-faktor seperti
tempat tumbuh dan kondisi iklim mempengaruhi perbedaan kandungan senyawa-
senyawa di dalam minyak daun cengkeh sehingga mempengaruhi besarnya bobot
jenis.
B. Uji Iritasi Primer Formula Optimum
Uji iritasi primer ini dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk
memastikan keamanan formula emulgel yang akan dilihat pengaruh lama
pencampuran dan kecepatan putarnya. Uji iritasi ini dilakukan pada hewan uji
kelinci.
Uji iritasi primer dilakukan dengan mengolesi punggung kelinci
dengan basis dan sediaan emulgel. Pengujian terhadap basis dimaksudkan untuk
melihat apakah basis emulgel juga dapat berpotensi mengiritasi kulit atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 11 . Pengujian iritasi primer pada punggung kelinci.
Adanya iritasi ditunjukkan dengan munculnya eritema dan edema pada
punggung kelinci yang diolesi dengan emulgel setelah 24, 48, 72 jam. Hasil uji
iritasi primer menunjukkan bahwa formula yang digunakan tidak mengiritasi
ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema pada punggung kelinci
(Gambar 12 dan Lampiran 5). Skor eritema dan edema keseluruhan ditambahkan
dari jam ke-24 sampai jam ke 72 dan skor rata-rata untuk kulit utuh dan lecet
digabungkan, rata-rata gabungan ini disebut indeks iritasi primer (Dewi, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 12 . Hasil uji iritasi primer pada kulit punggung kelinci 48 jam
Hasil uji iritasi yang terdapat pada gambar tidak menunjukkan adanya
iritasi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang terjadi
pada kulit kelinci setelah diolesi emulgel.
C. Formulasi Emulgel dengan Kombinasi Lama Pencampuran dan
Kecepatan Putar Mixer
Minyak cengkeh diketahui memiliki kandungan eugenol yang dapat
berfungsi sebagai antimikroba. Konsentrasi minyak cengkeh 15% sudah dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis, mikroorganisme
penginduksi munculnya jerawat (Kusuma, 2010). Berdasarkan data tersebut, maka
minyak cengkeh memiliki peluang untuk dapat diformulasikan menjadi sediaan
yang dapat berfungsi sebagai obat jerawat.
Bentuk sediaan emulgel dipilih karena zat aktif yang digunakan, yaitu
minyak cengkeh memiki acceptability yang rendah bila diaplikasikan di kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
muka yang berjerawat. Sensasi oily saat digunakan dan kurangnya kemudahan
untuk dicuci dengan air akan tidak menyenangkan bagi pemakai. Selain itu,
jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit karena adanya sumbatan di
pori-pori kulit yang disebabkan oleh peningkatan ekskresi sebum oleh kelenjar
sebasea (Dwikarya, 2011). Dengan adanya minyak akan dapat semakin menutup
pori-pori kulit sehingga memperparah terjadinya jerawat. Oleh karena itu minyak
cengkeh diformulasikan menjadi bentuk emulsi tipe M/A dengan fase eksternal air
yang lebih acceptable bagi pemakainya.
Alasan stabilitas menjadi pertimbangan bagi pemilihan bentuk sediaan
emulgel. Emulsi M/A yang sudah terbentuk akan lebih stabil jika ditambahkan
gelling agent untuk membentuk sistem gel di dalamnya. Sediaan bentuk emulgel
lebih stabil dan merupakan pembawa yang lebih baik bagi obat yang bersifat
hidrofobik atau tidak larut air (Deveda et al., 2010). Droplet-droplet minyak akan
lebih stabil dan tidak terjadi koalesen karena akan berada dalam sistem gel yang
dihasilkan oleh polimer-polimer gelling agent. Gelling agent dapat meningkatkan
konsistensi dan juga berfungsi sebagai pengental sehingga meningkatkan
viskositas emulgel. Kondisi kental ini membuat droplet-droplet menjadi susah
untuk bergerak sehingga kemungkinan terjadinya koalesen semakin kecil.
Bahan yang digunakan antara lain minyak cengkeh, carbopol 940,
triethanolamin, parafin cair, tween 80, span 80, gliserin, metil paraben, dan propil
paraben. Minyak cengkeh digunakan sebagai zat aktif yang mengandung eugenol
yang berfungsi sebagai obat jerawat. Selain itu, minyak cengkeh bersama parafin
cair berfungsi sebagai fase minyak. Parafin cair juga dapat berfungsi emolien,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang mencegah dehidrasi pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit (Anonim,
2012). Fungsi moisturizer juga ditunjukkan oleh adanya gliserin sebagai
humektan, yang dapat menjaga kelembaban, baik kelembaban dari sediaan
emulgel sendiri maupun kelembaban kulit saat emulgel diaplikasikan. Mekanisme
gliserin sebagai humektan adalah dengan cara membentuk ikatan hidrogen antara
gugus –OH pada gliserin dengan air yang terdapat pada lingkungan (Prankerd,
2004).
Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulsifying agent.
Kombinasi emulsifying agent dipilih karena dapat menghasilkan tipe emulsi yang
diinginkan, yaitu M/A sesuai dengan proporsi tween dan span yang digunakan
(Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1983). Emulsi yang dibuat memiliki nilai
HLB 13,66 (Lampiran 4) yang merupakan emulsi tipe M/A (Allen Jr, 2011).
Prinsip kerja kombinasi tween dan span ini adalah bagian hidrokarbon
molekul span (sorbitan monooleat) berada dalam globul minyak dan radikal
sorbitan berada dalam fase air. Kepala sorbitan yang besar pada molekul span
mencegah ekor-ekor hidrokarbon bergabung rapat dalam fase minyak. Ketika
tween (polioksietilen sorbitan monopalmitat) ditambahkan, senyawa ini mengarah
pada antarmuka dengan ekor hidrokarbonnya berada dalam fase minyak,
sedangkan sisa rantainya, bersama dengan cincin sorbitan dan rantai
polioksietilen, berada dalam fase air. Rantai hidrokarbon molekul tween teramati
berada dalam globul minyak di antara rantai span, dan orientasi ini menghasilkan
tarik-menarik Van der Waals yang efektif. Dengan cara ini, selaput antarmuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
diperkuat dan stabilitas emulsi M/A ditingkatkan terhadap penggabungan partikel
(Sinko, 2006).
Gambar. 13. Skema tetesan minyak dalam emulsi minyak air, menunjukkan
orientasi molekul tween dan span pada antarmukanya (Sinko, 2006)
Carbopol 940 digunakan sebagai gelling agent dengan konsentrasi 0,5-
2% (Rowe, et al., 2009). Carbopol termasuk dalam salah satu polimer sintetik
yang di dalam air akan mengembangkan rantai-rantai polimernya membentuk
struktur random coil. Carbopol dalam air bersifat asam (pH kira-kira 3) dan perlu
dinetralkan dengan penambahan basa. Mekanisme gelasi tergantung pada
netralisasi gugus asam karboksilat untuk membentuk garam yang larut. Sebelum
netralisasi, carbopol di dalam air akan ada dalam bentuk tak terion pada pH
sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel dan strukturnya random coil.
Penambahan basa akan menggeser kesetimbangan ionik membentuk garam yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
larut. Hasilnya adalah ion yang tolak menolak dari gugus karboksilat dan polimer
menjadi kaku dan rigid, sehingga meningkatkan viskositas (Osborne, 1990).
Gambar 14. Struktur skematik Carbopol sebelum netralisasi (kiri) dan
sesudah netralisasi dengan basa (Noveon, 2002)
Preservative yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah metil
paraben dan propil paraben. Konsentrasi untuk penggunaan topikal bagi metil
paraben untuk penggunaan topikal adalah 0,02-0,3%, sedangkan propil paraben
adalah 0,01-0,6% (Rowe, et al., 2009). Alasan digunakannya kombinasi dua
preservative adalah karena metil paraben lebih larut pada fase air dan propil
paraben lebih larut pada fase minyak sehingga diharapkan dapat mencegah
kontaminasi bakteri pada tiap-tiap fase dalam emulgel.
Faktor yang akan dilihat pengaruhnya adalah lama pencampuran dan
kecepatan putar. Lama pencampuran pada level rendah dan level tinggi adalah 10
menit dan 30 menit. Tabel IV menunjukkan bahwa lama pencampuran 6 menit
sampai 34 menit menghasilkan emulgel dengan respon daya sebar yang
dikehendaki, yaitu 3 cm - 5 cm. Pada respon viskositas, mulai lama pencampuran
10 menit menghasilkan respon viskositas yang dikehendaki (200 d.Pa.s-300
d.Pa.s) dan pada 30 menit pencampuran masih menghasilkan respon viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dikehendaki. Oleh karena itu, dipilih lama pencampuran 10 menit dan 30
menit.
Tabel IV. Sifat fisik emulgel dengan variasi lama pencampuran Waktu pencampuran (menit) Daya sebar (cm) Viskositas (dPas)
6 3,70 190 10 3,45 210 14 3,45 220 18 3,45 220 22 3,50 225 26 3,45 220 30 3,48 220 34 3,68 190
Gambar 15. Profil kurva variasi lama pencampuran terhadap daya sebar
Gambar 16. Profil kurva variasi lama pencampuran terhadap viskositas
3,403,503,603,703,80
0 10 20 30 40daya
seba
r (cm
)
lama pencampuran (menit)
Profil Lama Pencampuran terhadap Daya Sebar
185195205215225235
0 10 20 30 40visk
osita
s (dP
as)
lama pencampuran (menit)
Profil Lama Pencampuran terhadap Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kecepatan putar pada level rendah dan level tinggi adalah 200 rpm dan
500 rpm. Penentuan ini juga didasarkan pada orientasi yang dilakukan. Orientasi
dilakukan dengan mengambil 6 titik kecepatan putar mulai dari 100 rpm sampai
600 rpm. Pada respon daya sebar, kecepatan putar 100 rpm sampai dengan 600
rpm menghasilkan respon daya sebar sesuai dengan kriteria yang dikehendaki
yaitu 3-5 cm. Pada respon viskositas, mulai pada kecepatan 200 rpm
menghasilkan respon viskositas yang dikehendaki. Pada kecepatan 100 rpm,
viskositasnya kurang dari 200 d.Pa.s sehingga tidak memenuhi kriteria. Pada
kecepatan putar 600 rpm sudah menunjukkan respon daya sebar dan viskositas
yang konstan (Tabel V, gambar 17 dan 18) . Hal ini menunjukkan bahwa sudah
tidak ada perubahan respon akibat penambahan kecepatan putar. Kecepatan putar
500 rpm lebih dipilih untuk tujuan efisiensi energi.
Tabel V. Sifat fisik emulgel dengan variasi kecepatan putar Kecepatan putar (rpm) Daya sebar (cm) Viskositas (dPas)
100 3.73 160 200 3.60 200 300 3.53 225 400 3.55 225 500 3.48 220 600 3.48 220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 17. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap daya sebar
Gambar 18. Profil kurva variasi kecepatan putar terhadap viskositas
D. Uji pH
Selain itu diuji juga pH emulgel. Seluruh formula dalam sediaan
emulgel pada penelitian ini memiliki pH antara 5 – 6 yang diuji dengan
menggunakan indikator kertas pH sehingga karena masuk dalam pH kulit yaitu 4 -
7 (Lambers, et al., 2006) maka emulgel tidak mengiritasi kulit dan nyaman saat
digunakan.
3,453,503,553,603,653,703,75
0 200 400 600 800
daya
seba
r (cm
)
kecepatan putar pencampuran (rpm)
Profil Kecepatan Putar Pencampuran terhadap Daya Sebar
050
100150200250
0 100 200 300 400 500 600 700
visk
osita
s (dP
as)
kecepatan putar pencampuran (rpm)
Profil Kecepatan Putar Pencampuran terhadap Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
E. Uji Sifat Fisik Emulgel
Sediaan emulgel yang dibuat selanjutnya diuji sifat fisiknya. Sifat fisik
yang akan diuji meliputi viskositas dan daya sebar. Sifat fisik merupakan hal yang
penting karena akan mempengaruhi acceptability bagi pengguna.
Tabel VI. Hasil uji sifat fisik emulgel
Formula Viskositas (d.Pa.s)
Daya sebar (cm)
Pergeseran Viskositas (%)
Formula 1 236,67 ± 5,77 4,01 ± 0,05 6,31 ± 5,48 Formula a 241,67 ± 2,89 3,75 ± 0,09 25,50 ± 2,86 Formula b 208,33 ± 10,41 3,63 ± 0,07 11,80 ± 9,03 Formula ab 230 ± 10 3,58 ± 0,03 23,85 ± 2,84
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin, et
al., 1983). Viskositas suatu sediaan tidak boleh terlaku tinggi (kental) atau terlalu
rendah (encer). Jika emulgel terlalu kental akan susah dikeluarkan dari
kemasannya dan juga jika terlalu encer akan menurunkan lama tinggal emulgel
pada kulit saat digunakan. Viskositas yang dikehendaki yaitu 200-300 d.Pa.s.
Penentuan rentang viskositas ini didasarkan pada orientasi peneliti, dimana pada
viskositas 200 d.Pa.s tidak terlalu encer dan pada viskositas 300 d.Pa.s tidak
terlalu kental. Pengukuran viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Hal ini
bertujuan untuk membebaskan sistem dari pengaruh energi dan gaya geser yang
ditimbulkan selama pembuatan, yang dapat mempengaruhi nilai viskositas.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscotester
Rion-Japan seri VT-04 dengan rotor nomor 2. Saat pengukuran, setelah emulgel
dituang ke dalam wadah viscotester didiamkan terlebih dahulu selama 5 menit
(untuk menyamakan perlakuan) yang bertujuan untuk membebaskan emulgel dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pengaruh gaya geser yang diakibatkan oleh penuangan emulgel. Nilai viskositas
emulgel ditunjukkan dengan skala yang ditunjukkan oleh jarum pada alat
viscotester tersebut.
Sifat fisik lainnya yang diukur adalah daya sebar. Pengukuran daya
sebar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana emulgel dapat menyebar ketika
diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam
formulasi yang bertanggung jawab terhadap kemudahan saat diaplikasikan di
kulit, pengeluaran dari wadah, dan yang paling penting mempengaruhi
penerimaan konsumen (Garg, et al., 2002). Efisiensi terapetik suatu sediaan obat
juga dipengaruhi oleh nilai daya sebar (Bhanu, Shanmugam, dan Lakhsmi, 2011).
Daya sebar suatu sediaan pada umumnya berbanding terbalik dengan viskositas
sediaan tersebut. Daya sebar yang diinginkan pada penelitian ini adalah 3-5 cm
yang diperoleh dari orientasi peneliti. Pada daya sebar tersebut sediaan dengan
mudah diaplikasikan tanpa memerlukan tekanan yang besar, tetapi juga bisa
mempertahankan waktu tinggal di kulit.
Dilihat dari hasilnya, maka semua formula masuk dalam range
viskositas yang diharapkan, dimana viskositas tertinggi adalah formula a
sedangkan formula terrendah adalah formula b. Untuk daya sebar, semua formula
juga menunjukkan memenuhi range daya sebar yang diharapkan, dengan daya
sebar terbesar pada formula 1 dan daya sebar terkecil pada formula ab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
F. Uji Stabilitas Fisik Emulgel
Stabilitas fisik juga penting dalam menentukan acceptability dari
pasien. Stabilitas emulgel menunjukkan kemampuan emulgel dalam menjaga sifat
fisik yang sesuai dengan kriteria dan menjamin kualitas serta kemurniannya.
Stabilitas emulgel bisa dilihat dari tidak berubahnya warna, bau, pH, viskositas,
sifat alir, tekstur, ukuran droplet, serta adanya pemisahan selama penyimpanan.
Pengamatan organoleptis setelah penyimpanan emulgel selama satu
bulan menunjukkan terjadinya perubahan penampilan dari emulgel, dimana
setelah satu bulan tampak adanya fase minyak yang keluar dari sistem. Hal ini
menunjukkan adanya ketidakstabilan emulgel. Fase minyak yang keluar dari
sistem ini bisa disebabkan oleh kurangnya kemampuan emulsifying agent dalam
menurunkan tegangan permukaan, sehingga selama penyimpanan terjadi koalesen.
Keluarnya minyak ini juga bisa disebabkan oleh masih berprosesnya carbopol
dalam menarik air untuk mengembangkan rantai polimernya sehingga sistem
emulsi terganggu, yang mengakibatkan fase minyak keluar dari sistem.
Ketidakstabilan ini tentu saja tidak menguntungkan karena dapat mengurangi
acceptability konsumen, dosis penggunaan juga menjadi kurang tepat.
Gambar 19. Penampilan emulgel setelah pembuatan (kiri) dan setelah
penyimpanan satu bulan (kanan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Stabilitas fisik emulgel diukur secara kuantitatif dengan melihat
pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan. Sediaan emulgel
dikatakan stabil bila pergeseran viskositas awal setelah pembuatan dan setelah
penyimpanan selama 1 bulan kecil. Besarnya persen pergeseran viskositas
merupakan selisih antara viskositas pada awal pembuatan dan viskositas setelah
penyimpanan dibagi viskositas awal pembuatan dikalikan 100%. Pergeseran
viskositas dapat menggambarkan stabilitas emulgel selama penyimpanan karena
viskositas sediaan emulsi akan cenderung menurun selama penyimpanan. Hal ini
karena dalam penyimpanan akan terjadi kecenderungan ketidakstabilan emulsi
berupa koalesen yang dapat menurunkan viskositas sediaan.
Untuk pergeseran viskositas, hanya formula 1 yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Pergeseran viskositas terbesar ada pada formula a
yang menunjukkan formula tersebut paling tidak stabil selama penyimpanan.
G. Pengaruh Lama Pencampuran dan Kecepatan Putar terhadap
Viskositas, Daya Sebar, dan Pergeseran Viskositas
1. Viskositas
Viskositas merupakan parameter yang penting dalam sifat fisik
suatu emulgel. Emulgel mengandung emulsi yang bisa mengalami salah satu
bentuk instabilitas, yaitu koalesensi. Koalesen merupakan bergabungnya
droplet-droplet menjadi droplet besar. Koalesensi terjadi karena kekuatan
tarik-menarik antara droplet-droplet sejenis lebih besar dibandingkan tarik-
menarik antara droplet yang berbeda jenis (Wasan, 2012). Viskositas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengurangi adanya koalesen sebab dengan adanya viskositas, pergerakan
droplet menjadi terbatas.
Untuk mengetahui distribusi data yang dihasilkan mempunyai
distribusi normal atau tidak secara analitis digunakan uji Shapiro-wilk karena
sampel yang sedikit (kurang atau sama dengan dari 50). Uji Kolmogorov-
Smirnov digunakan untuk sampel yang besar (lebih dari 50) (Dahlan, 2008).
Dalam uji normalitas Shapiro-wilk hipotesis null-nya (H0) adalah “data
terdistribusi normal” dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah “data tidak
terdistribusi normal”. Dengan taraf kepercayaan 95% jika nilai p (p-value)
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima dan sebaliknya jika nilai p
(p-value) tidak kurang dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak (Istyastono,
2012).
Hasil uji viskositas 4 formula menunjukkan distribusi data yang
tidak normal, ditunjukkan dengan nilai p<0,05 pada formula 1 dan a. Uji
distribusi normalitas data keseluruhan formula juga menunjukkan distribusi
data yang tidak normal (Tabel VII). Oleh karena itu, uji two-way ANOVA
tidak bisa digunakan karena syaratnya adalah distribusi datanya harus normal.
Tabel VII. Uji Shapiro-wilk viskositas tiap formula Formula W p-value Formula 1 0,75 1,154e-07 Formula a 0,75 5,483e-8 Formula b 0,9231 0,4633 Formula ab 1 1
Semua formula 0,8431 0,03017
Alternatif uji nonparametrik yang digunakan adalah menggunakan
uji Mann-Whitney atau Wilcoxon rank sum test. Uji ini dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
membandingkan tiap dua formula yang salah satu faktornya sama untuk
melihat pengaruh dari faktor lain yang nilainya berbeda.
Formula 1 dan formula a dibandingkan untuk mengetahui pengaruh
lama pencampuran pada level rendah kecepatan putar, dimana formula 1 dan
formula a memiliki nilai kecepatan putar yang sama yaitu 200 rpm dan
memiliki variasi lama pencampuran. Lama pencampuran pada formula 1
adalah 10 menit, sedangkan formula a adalah 30 menit. Dari perbandingan ini,
dapat dilihat pengaruh lama pencampuran pada level rendah kecepatan putar.
Hasilnya adalah tidak berbeda (p>0,05), yang berarti lama pencampuran tidak
berpengaruh terhadap respon viskositas pada level rendah kecepatan putar.
Kemudian untuk melihat pengaruh lama pencampuran pada level
tinggi kecepatan putar dibandingkan formula b dan formula ab. Formula b dan
ab memiliki kecepatan putar yang sama yaitu 500 rpm dan berbeda lama
pencampurannya. Lama pencampuran formula b adalah 10 menit, sedangkan
formula ab adalah 30 menit. Hasilnya adalah tidak berbeda (p>0,05), yang
berarti lama pencampuran tidak berpengaruh terhadap respon viskositas pada
level tinggi kecepatan putar. Dapat disimpulkan jika lama pencampuran tidak
berpengaruh terhadap respon viskositas. Hasil yang tidak berbeda ini dapat
dilihat pada orientasi yang sudah dilakukan (Tabel IV, Gambar 15), dimana
pada lama 10 menit sampai 30 menit menunjukkan stabilisasi viskositas.
Level lama yang diambil seharusnya lama dimana menunjukkan respon
viskositas yang masih linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel VIII. Wilcoxon rank sum test viskositas Formula W p-value
Formula 1 : formula a 2 0.1967 Formula b : formula ab 0,5 0.07652 Formula 1 : formula b 9 0.0463 Formula a : formula ab 8 0.1046
Pengaruh kecepatan putar pada level rendah lama pencampuran
dapat diketahui dengan membandingkan formula 1 dan formula b. Formula 1
dan formula b memiliki nilai lama pencampuran yang sama yaitu 10 menit dan
memiliki nilai kecepatan putar yang berbeda. Kecepatan putar pada formula 1
adalah 200 rpm, sedangkan formula b adalah 500 rpm. Hasilnya adalah
berbeda (p<0,05), yang artinya kecepatan putar berpengaruh terhadap respon
viskositas pada level rendah lama pencampuran. Pengaruh kecepatan putar
tersebut adalah menurunkan respon viskositas, dimana pada kecepatan putar
200 rpm rata-rata viskositasnya 236,67 d.Pa.s dan pada kecepatan putar 500
rpm rata-rata viskositasnya adalah 208,33 d.Pa.s (tabel VI) Kecepatan putar
berpengaruh terhadap respon viskositas karena kecepatan putar akan
memberikan energi kinetik yang menghasilkan gaya geser pada proses
pencampuran yang dapat menurunkan viskositas sesuai dengan tipe aliran
emulgel yaitu pseudoplastik (Amiji dan Sandmann, 2003).
Selanjutnya untuk melihat pengaruh kecepatan putar pada level
tinggi lama pencampuran, formula a dan formula ab dibandingkan. Formula a
dan formula ab memiliki nilai lama pencampuran yang sama yaitu 30 menit
dan memiliki nilai kecepatan putar yang berbeda. Kecepatan putar pada
formula a adalah 200 rpm, sedangkan pada formula ab adalah 500 rpm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hasilnya adalah tidak berbeda (p>0,05), yang artinya kecepatan putar tidak
berpengaruh terhadap respon viskositas pada level tinggi lama pencampuran.
2. Daya sebar
Hasil uji daya sebar 4 formula menunjukkan distribusi data yang
tidak normal, ditunjukkan dengan nilai p<0,05 pada formula a dan ab. Uji
distribusi normalitas keseluruhan formula juga menunjukkan bahwa data pada
respon daya sebar menunjukkan jika distribusi data tidak normal (Tabel IX).
Oleh karena itu, sama seperti pada respon viskositas, desain faktorial tidak
bisa digunakan sehingga dipakai alternatif uji nonparametrik Wilcoxon rank
sum test dengan membandingkan tiap dua formula yang salah satu faktornya
sama untuk melihat pengaruh dari faktor lain yang nilainya berbeda.
Tabel IX. Uji Shapiro-wilk daya sebar tiap formula Formula W p-value Formula 1 0,8929 0,3631 Formula a 0,75 5,583e-08 Formula b 0,871 0,2983 Formula ab 0,75 1,156e-07
Semua formula 0,85 0,03672
Formula 1 dan formula a dibandingkan untuk mengetahui pengaruh
lama pencampuran pada level rendah kecepatan putar. Formula 1 dan formula
a memiliki nilai kecepatan putar yang sama, yaitu 200 rpm dan lama
pencampuran yang berbeda. Lama pencampuran pada formula 1 adalah 10
menit, sedangkan formula a adalah 30 menit. Hasilnya adalah berbeda
(p<0,05), yang berarti lama pencampuran berpengaruh terhadap respon daya
sebar pada level rendah kecepatan putar. Pengaruh lama pencampuran tersebut
adalah menurunkan respon daya sebar, dimana pada lama pencampuran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menit daya sebarnya 4,01 cm dan pada lama pencampuran 30 menit adalah
3,75 cm (Tabel VI). Waktu pencampuran yang semakin lama akan
menyebabkan energi yang dibutuhkan bagi pembentukan droplet semakin
besar. Droplet yang dihasilkan semakin sempurna dan proses pencampuran
polimer gel dengan emulsi juga semakin sempurna, sehingga dihasilkan sistem
emulgel yang semakin rigid. Hal ini menyebabkan kemampuan penyebaran
emulgel saat diaplikasikan semakin kecil.
Pengaruh lama pencampuran pada level tinggi kecepatan putar
diketahui dengan membandingkan formula b dan formula ab. Formula b dan
formula ab memiliki kecepatan putar yang sama, yaitu 500 rpm dan lama
pencampuran yang berbeda. Lama pencampuran pada formula b adalah 10
menit, sedangkan pada formula ab adalah 30 menit. Hasilnya adalah tidak
berbeda (p>0,05), yang berarti lama pencampuran tidak berpengaruh terhadap
respon daya sebar pada level tinggi kecepatan putar.
Tabel X. Wilcoxon rank sum test daya sebar Formula W p-value
Formula 1 : formula a 9 0.0463 Formula b : formula ab 3 0.4867 Formula 1 : formula b 9 0.04953 Formula a : formula ab 9 0.0431
Pengaruh kecepatan putar pada level rendah lama pencampuran,
formula 1 dan formula b dibandingkan. Formula 1 dan formula b memiliki
nilai lama pencampuran yang sama, yaitu 10 menit dan kecepatan putar yang
berbeda. Kecepatan putar pada formula 1 adalah 200 rpm, sedangkan formula
b adalah 500 rpm. Hasilnya adalah berbeda (p<0,05), yang artinya kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
putar berpengaruh terhadap respon daya sebar pada level rendah lama
pencampuran. Pengaruh kecepatan putar tersebut adalah menurunkan respon
daya sebar, dimana pada kecepatan putar 200 rpm rata-rata daya sebarnya 4,01
cm dan pada kecepatan putar 500 rpm rata-rata daya sebarnya 3,63 cm (Tabel
VI).
Selanjutnya, pengaruh kecepatan putar pada level tinggi lama
pencampuran diketahui dengan membandingkan formula a dan formula ab.
Formula a dan formula b memiliki nilai lama pencampuran yang sama, yaitu
30 menit dan nilai kecepatan putar yang berbeda. Kecepatan putar pada
formula a yaitu 200 rpm, sedangkan formula ab yaitu 500 rpm. Hasilnya
adalah berbeda (p<0,05), yang artinya kecepatan putar berpengaruh terhadap
respon daya sebar pada level tinggi lama pencampuran. Pengaruh kecepatan
putar tersebut adalah menurunkan respon daya sebar, dimana pada kecepatan
putar 200 rpm rata-rata daya sebarnya 3,75 cm dan pada kecepatan putar 500
rpm rata-rata daya sebarnya 3,58 cm (Tabel VI).
Pengaruh kecepatan putar terhadap respon daya sebar adalah
kecepatan putar akan menghasilkan energi kinetik yang diperlukan bagi
pembentukan droplet-droplet pada proses emulsifikasi dan pengembangan
carbopol, serta netralisasi pada penambahan triethanolamin. Energi kinetik ini
akan membuat droplet-droplet semakin terbentuk dalam ukuran lebih kecil dan
pengembangan polimer di medium lebih sempurna serta netralisasinya lebih
sempurna sehingga struktur emulgel yang terbentuk semakin rigid sehingga
saat diaplikasikan daya sebarnya menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Pergeseran viskositas
Hasil uji pergeseran viskositas dari keempat formula menunjukkan
distribusi data yang normal (seluruh data pergeseran viskositas memiliki nilai
p-value >0,05 pada uji Shapiro-wilk) dan memiliki kesamaan varians. Oleh
karena itu, bisa diaplikasikan uji two-way ANOVA, dimana bisa diketahui
faktor mana yang dominan berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas
dan interaksinya.
Untuk uji parametrik, terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan,
yaitu skala pengukuran variabel, distribusi data, dan varians data. Kesamaan
varians adalah syarat mutlak untuk >2 kelompok tidak berpasangan, artinya
varians data harus/wajib sama. Uji varians (Levene’s test) digunakan untuk
mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data mempunyai varians data
yang sama atau tidak (Dahlan, 2008). Nilai Pr (>F) lebih dari 0,05
menunjukkan bahwa adanya kesamaan varians antarkelompok, apabila nilai
Pr(>F) kurang dari 0,05 maka data tidak memiliki kesamaan varians
antarkelompok. Hasil Levene’s test data pergeseran viskositas menunjukkan
nilai Pr(>F) sebesar 0,2787 yang membuktikan varians dari data yang diuji
adalah sama (Lampiran 8).
Tabel XI. Uji Shapiro-wilk pergeseran viskositas Formula W p-value Formula 1 0,904 0,3985 Formula a 0,9773 0,7114 Formula b 0,9954 0,871 Formula ab 0,8834 0,3345
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 20. Hasil two-way ANOVA pergeseran viskositas
Persamaan desain faktorial yang didapatkan dari program R-2.14.1:
Y = -9,318889 + 1,197111X1 + 0,030178X2 – 0,001189X12, dengan p-value =
0,008128 dan multiple R-squared = 0,7536. Nilai p<0,05 dan multiple R-
squared>0,64 di atas menunjukkan bahwa persamaan desain faktorial yang
didapatkan signifikan sehingga dapat digunakan untuk memprediksi respon
pergeseran viskositas.
Tabel XII. Nilai efek faktor lama dan kecepatan putar serta interaksinya terhadap respon daya sebar
Faktor Nilai efek Lama 15,6189
Kecepatan putar 1,9207 Interaksi 3,5668
Dari tabel di atas, didapat informasi bahwa lama pencampuran
merupakan faktor yang dominan dalam menaikkan respon pergeseran
viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 21. Signifikansi efek dengan uji ANOVA
Istyastono (2012) menunjukkan bahwa hipotesis null (H0) dalam uji
ANAVA adalah “data tidak berbeda”, sedangkan hipotesis alternatifnya (H1)
adalah “data berbeda”. Dengan taraf kepercayaan 95%, apabila nilai Pr (>F)
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Pada data pada tabel di atas
hanya faktor lama yang berbeda, sehingga dapat disimpulkan hanya faktor lama
yang berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas.
Lama pencampuran berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas
karena waktu pencampuran akan mempengaruhi besarnya energi yang diberikan
di dalam sistem sehingga memungkinkan pembentukan dan pergerakan droplet-
droplet. Pergerakan droplet-droplet ini memungkinkan tumbukan antar droplet
sehingga pada saat penyimpanan terjadi penggabungan antar droplet menjadi lebih
besar. Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam sistem emulsi (Lestari,
2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 22. Kurva pengaruh lama pencampuran terhadap pergeseran
viskositas emulgel
Gambar 23. Kurva pengaruh kecepatan putar terhadap pergeseran
viskositas emulgel
Dari kurva di atas tampak apabila pada proses pencampuran
emugel minyak cengkeh, semakin tinggi lama pencampuran, baik pada level
rendah maupun level tinggi kecepatan putar akan menaikkan respon
pergeseran viskositas emulgel. Semakin tinggi kecepatan putar, pada level
rendah lama pencampuran akan menaikkan respon pergeseran viskositas,
51015202530
10 15 20 25 30
perg
eser
an vi
skos
itas (
%)
lama pencampuran (menit)
Pengaruh Lama Pencampuran terhadap Pergeseran Viskositas Emulgel
level rendah kecepatan putar
level tinggi kecepatan putar
5
10
15
20
25
30
200 300 400 500perg
eser
an vi
skos
itas (
%)
kecepatan putar (rpm)
Pengaruh Kecepatan Putar terhadap Pergeseran Viskositas Emulgel
level rendah lama pencampuran
level tinggi lama pencampuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sedangkan pada level tinggi lama pencampuran akan menurunkan respon
pergeseran viskositas emulgel.
Lama pencampuran dan kecepatan putar merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas emulgel. Oleh karena itu, perlu
bagi seorang formulator menaruh perhatian dalam menentukan proses yang
tepat saat memformulasi sediaan emulgel supaya dihasilkan emulgel yang
memenuhi kriteria sifat fisik dan stabilitas fisiknya.
H. Uji Antimikroba Emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis
Uji antimikroba yang dilakukan terhadap emulgel dilakukan untuk
memastikan efektivitas emulgel terhadap bakteri penginduksi terjadinya jerawat,
yaitu Staphylococcus epidermidis. Kusuma (2010) telah meneliti bahwa 15%
minyak cengkeh dapat menghambat pertumbuhan Staphyloccus epidermidis. Perlu
dilihat aktivitasnya setelah diformulasikan menjadi emulgel, apakah dengan
pengaruh penambahan eksipien masih tetap menunjukkan aktivitas yang
ditunjukkan oleh adanya zona hambat.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Suryarini (2011) yang
melakukan uji terhadap emulgel yang berasal dari gagang. Hasilnya konsentrasi
15% minyak gagang cengkeh dalam emulgel menunjukkan zona hambat terhadap
Staphylococcus epidermidis. Emulgel minyak daun cengkeh dengan konsentrasi
15% pada penelitian ini juga menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
Staphylococcus epidermidis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 24. Zona hambat emulgel terhadap Staphylococcus epidermidis
Uji antimikroba ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi
sumuran karena sediaan yang akan diuji bentuknya semisolid. Pada cawan petri
yang telah berisi media Mueller Hinton Agar (MHA) dibuat lima lubang sumuran
yang kemudian diisi dengan basis sebagai kontrol negatif, emulgel formula 1,
emulgel formula a, emulgel formula b, dan emulgel formula ab. Replikasi
dilakukan tiga kali. Aktivitas antimikroba dilihat dari besarnya zona jernih yang
dihasilkan senyawa pada area pertumbuhan, diukur dengan cara mengurangi
diameter zona hambat (termasuk sediaan) dikurangi dengan diameter sumuran.
Hasil dari uji antibakteri keempat formula dibandingkan dengan
kontrol basis adalah sebagai berikut :
Tabel XIII. Zona hambat yang dihasilkan tiap formula dibandingkan dengan kontrol basis
Formula Rata-rata zona hambat ± SD (mm) Kontrol basis 0 ± 0
Formula 1 6,67 ± 0,58 Formula a 6,67 ± 0,58 Formula b 8 ± 1,00 Formula ab 7 ± 1,00
Keterangan :
1. Emulgel formula 1 2. Emulgel formula a 3. Emulgel formula b 4. Emulgel formula ab 5. Kontrol basis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antimikroba emulgel
dibandingkan dengan kontrol basis dilihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan
zona hambat yang dihasilkan dari keempat formula dan basis. Apabila hasilnya
berbeda, berarti sediaan emulgel memiliki aktivitas antibakteri, sedangkan apabila
hasilnya tidak berbeda, berarti sediaan emulgel tidak mempunyai aktivitas
antibakteri.
Hasil uji Shapiro-wilk menunjukkan distribusi data tidak normal pada
kelompok formula 1 dan formula a dengan nilai p<0,05 sehingga uji statistik yang
digunakan adalah uji Kruskal-wallis.
Tabel XIV. Hasil uji Shapiro-wilk zona hambat Formula W p-value
Kontrol basis - - Formula 1 0,75 1.045e-7 Formula a 0,75 1.045e-7 Formula b 1 1 Formula ab 1 1
Uji Kruskal-wallis yang digunakan untuk melihat signifikansi
perbedaan zona hambat keempat formula dan kontrol basis menunjukkan hasil
paling tidak terdapat perbedaan zona hambat antara dua kelompok, ditunjukkan
dengan nilai p<0,05. Selanjutnya analisis Post-Hoc dilakukan untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2008). Analisis Post-Hoc
untuk uji Kruskal-wallis adalah dengan uji Mann-Whitney untuk membandingkan
tiap kelompok dengan kontrol basis. Hasilnya adalah terdapat perbedaan
bermakna tiap kelompok dibandingkan dengan kontrol basis, ditunjukkan dengan
nilai p<0,05 (Tabel VIII). Selanjutnya untuk melihat pengaruh lama dan
kecepatan putar dilakukan uji Kruskal-wallis terhadap 4 formula, hasilnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
p>0,05 yang artinya hasil berbeda tidak bermakna antara keempat formula,
sehingga dapat dikatakan bahwa lama dan kecepatan putar pada proses
pencampuran emugel tidak berpengaruh terhadap aktivitas antimikroba emulgel
terhadap Staphylococcus epidermidis.
Tabel XV. Analisis statistik untuk melihat signifikansi zona hambat Formula p-value
kontrol basis : formula 1 : formula a : formula b : formula ab 0,04589 kontrol basis : formula 1 0,03389 kontrol basis : formula a 0,03389 kontrol basis : formula b 0,0369 kontrol basis : formula ab 0,0369
formula 1 : formula a : formula b : formula ab 0,2719
Eugenol yang merupakan kandungan terbesar minyak cengkeh
(74,28% dalam minyak daun cengkeh) memiliki aktivitas antibakteri karena
mengandung gugusan fenolik yang membuat fosfolipid bilayer dari membran
sitoplasma bakteri sensitif sehingga meningkatkan permeabilitasnya dan sel
kehilangan komponen yang vital (Gupta, Garg, Uniyal, dan Gupta, 2009).
Keterbatasan dari penelitian ini adalah belum menyertakan evaluasi
kemasan pada formulasi sediaan emulgel sehingga tidak bisa dilakukan evaluasi
terhadap extrudability emulgel. Extrudability menunjukkan kemudahan emulgel
untuk mengalir dan keluar dari kemasannya. Evaluasi ini tidak bisa dilakukan
karena keterbatasan peneliti dalam mendapatkan kemasan tube yang sesuai
dengan kriteria peneliti.
Pengemas yang ideal untuk sediaan topikal harus dapat melindungi
produk dari atmosfer eksternal, seperti panas, kelembaban, dan partikel asing,
tidak reaktif dengan komponen produk, mudah digunakan, ringan, dan ekonomis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tube bisa dibuat dari aluminium dan dilengkapi dengan lapisan khusus dari epoxy
di bagian dalam yang bertujuan untuk meningkatkan kompatibilitas dan stabilitas
produk (Mahalingam, et al., 2008). Tube untuk sediaan emulgel ini akan memiliki
nozzle tip dengan diameter 2 mm, supaya dapat membantu aplikasi emulgel hanya
di tempat tumbuhnya jerawat dan tidak menyebar di bagian kulit yang lain
sehingga meningkatkan efisiensi penggunaannya.
Perlu dilakukan sterilisasi terhadap emulgel sebab emulgel akan
digunakan sebagai obat jerawat sehingga adanya kontaminan akan berpengaruh
dalam penyembuhan jerawat. Sterilisasi menggunakan metode panas basah
maupun panas kering tidak mungkin dilakukan pada emulgel, sebab sistem emulsi
yang terdapat di dalamnya dapat rusak oleh tingginya suhu. Teknik yang bisa
dilakukan untuk menimimalkan adanya kontaminan adalah dengan cara formulasi
emulgel menggunakan teknik aseptik, atau sterilisasi dengan tanpa panas seperti
sterilisasi dengan radiasi atau sterilisasi gas. Pada penelitian ini belum
menyertakan teknik sterilisasi pada formulasi emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Formula 1 merupakan formula yang memenuhi syarat sifat fisik dan stabilitas
fisik sesuai kriteria.
2. Faktor kecepatan putar signifikan terhadap respon viskositas pada level rendah
lama pencampuran. Faktor lama pencampuran signifikan berpengaruh
terhadap respon daya sebar pada level rendah kecepatan putar, faktor
kecepatan putar signifikan berpengaruh terhadap respon daya sebar pada level
rendah maupun level tinggi lama pencampuran. Faktor lama pencampuran
merupakan faktor yang dominan dalam menaikkan respon pergeseran
viskositas.
B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan pengujian dengan replikasi yang lebih banyak sehingga
dapat memperkecil kemungkinan didapatkan distribusi data yang tidak
normal.
2. Sebaiknya dilakukan pengembangan uji statistika terkait data nonparametrik
untuk analisis dengan desain faktorial.
3. Sebaiknya dilakukan optimasi proses (suhu, lama, dan kecepatan putar)
emulgel sehingga didapatkan proses yang optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Sebaiknya dilakukan evaluasi kemasan terhadap formulasi sediaan emulgel
minyak cengkeh.
5. Sebaiknya dilakukan uji antiinflamasi emulgel minyak cengkeh karena pada
jerawat juga terjadi inflamasi dan eugenol memiliki kemapuan sebagai
antiinflamasi.
6. Sebaiknya formulasi emulgel dilakukan dengan menggunakan teknik aseptis
atau dilakukan sterilisasi dengan radiasi/gas untuk menjamin sterililitas
emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Family Physicians, 2000, Use of Systemic Agent in the Treatment of Acne Vulgaris, http://www.aafp.org/afp/2000/1015/p1823.html, diakses tanggal 29 Desember 2012.
Allen Jr., 1999, The Basics of Compounding: Compounding Gels, International Journal of Pharmaceutical Compounding, 3 (5), pp. 385-389.
Allen Jr., L. V., Popovich, N. G., and Ansel, H. C., 2011, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 9th ed., Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 398.
Amiji, M. M., and Sandmann, B. J., 2003, Applied Physical Pharmacy,, McGraw-Hill Companies Inc., United States of Amerika, pp 372-381.
Anonim, 2012, Oilatum Emmolient, http://www.nhs.uk/medicine-guides/pages/MedicineOverview.aspx?medicine=Oilatum%20emollient, diakses tanggal 10 Desember 2012.
Armstrong, N. A., and James, K. C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor and Francis, USA, pp. 131-132.
Ayoola, G. A., et al, 2008, Chemical Analysis and Antimicrobial Activity of The Essential Oil of Syzigium aromaticum (Clove), African Journal of Microbiology Research. Vol 2, 162-166.
Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd ed., ELBS, Churchill Livingstone, p.189.
Aulton. M. E., 2007, Aulton’s Pharmaceutics the Design and Manufacture of Medicines, 3rd ed, Churchill Livingstone Elsevier, Philadelphia, pp. 153.
Bhanu, P. V., Shanmugam, V., and Lakshmi, P. K., 2011, Development and Optimization of Novel Diclofenac Emulgel for Topical Drug Delivery, International Journal of Comprehensive Pharmacy, 9 (10), 1-4.
Białecka A, Mak M, Biedroń R, Bobek M, Kasprowicz A, and Marcinkiewicz J., 2005, Different Pro-inflammatory and Immunogenic Potentials of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis : Implications for Chronic Inflammatory Acne, Arch Immunol Ther Exp (Warsz), 53(1), 79-85.
Block, L. H., 1996, Pharmaceutical Emulsions and Microemulsions, in Liebermann, H. A., Lachman, L., Schwatz, J. B., (Eds), Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse System, Vol. 2, 2nd ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 67-69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd ed., Marcel Dekker Inc, New York, pp. 308-313, 547-553.
Bhuiyan, N. I., Begum, J., Nandi, N. C., and Akter, F., 2010, Constituents of the Essential Oil from Leaves and Buds of Clove (Syzigium caryophyllatum (L.) Alston), African Journal of Plant Science, 4(11), 451-454.
Dahlan, M. S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 3, Salemba Medika, Jakarta, hal. 53,83.
Deveda, P., Ankur J., Naveen V., Hemant K., and Sanjay J., 2010, Gellified Emulsion for Sustain Delivery of Itraconazole for Topical Fungal Diseases, International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences, 2(1), 104-112.
Dewi, F. R., Optimasi Komposisi Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Emulgel Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L) O. K. ) Basis Carbopol® 940 dengan Aplikasi Simplex Lattice Design, Skripsi, 43, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
De Muth, J. E., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Applications, Marcell Dekker, New York, p.269.
Dwikarya, M., 2011, Cara Tuntas Membasmi Jerawat, Kawan Pustaka, Jakarta, hal. 5.
Dunlevy, B., 2001, Chemical Paraffin (liquid), chemistry.slss.ie/resources/downloads/ph_sd_md_liquidparaffin.pdf, diakses tanggal 30 Desember 2012.
Friberg, S. E., Quencer, L. G., and Hilton, M. C., 1996, Theory of Emulsions, in Lieberman, H. A., Rieger, M. M., and Banker, G. S., Pharmaceutical Dossage Forms: Disperse Systems, Volume 1, 2nd ed., Marcell Dekker Inc., New York, p. 57.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations, Pharmaceutical Technology, 84-102.
Gupta, C., Garg, A. P., Uniyal, R. C., and Gupta, S., 2009, Comparison of Antimicrobial Activities of Clove Oil & Its Extract on Some Food Borne Microbes, The Internet Journal of Microbiology, 7 (1).
Iro, 2012, Span 80, http://www.irochemical.com/product/Surfactants/Span-80.htm, diakses tanggal 30 Desember 2012.
Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows : Aplikasi Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit USD, Yogyakarta, hal. 21, 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Khullar, R., Kumar, D., Seth, N., and Saini, S., 2011, Formulation and Evaluation of Mefenamic Acid Emulgel, Saudi Pharmaceutical Journal, 20, pp. 63-67.
Khunt, D. M., Mishra, A. D., and Shah, D. R., 2012, Formulation Design & Development of Piroxicam Emulgel, International Journal of Pharm Tech Research, 4 (3), 1332-1344.
Kusuma, D., 2010, Perbandingan Daya Antibakteri Krim Antiacne Minyak Cengkeh dengan Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh terhadap Staphylococcus epidermidis, Skripsi, 30-31, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lambers, et al., 2006, Natural Skin Surface pH is on Average below 5, which is Beneficial for Its Resident Flora, International Journal Cosmet Sci., 28 (5), 357-370.
Lestari, A. B. S., 2012, Pengaruh Proses Pencampuran dalam Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Teh Hijau (Kajian dari Aspek Suhu dan Kecepatan Pencampuran), Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9 (1), hlm. 6-11.
Lieberman, H. A., Rieger, M. M., and Banker, G. S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, 2nd Ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 78-79, 90-91.
Lis-Balchin, M., 2006, Aromateraphy Science: A Guide for Healthcare Professionals, The Bath Press, Great Britain, pp. 171.
Mahalingam, R., Li, X., and Jasti, B. R., 2008, Semisolid Dosages: Ointments, Creams, and Gels, in Gad, S. C., Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and Processes, Wiley-Interscience, New Jersey, p. 279.
Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 1983, Physical Pharmacy, 3rd ed., Lea&Febriger, Philadelphia, pp. 522-523, 1077-1119.
Mohamed, M. I., 2004, Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation, The AAPS Journal 2004, 6 (3) Article 26.
Nielloud, F., and Mestres, G. M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 561.
Noveon, 2002, Neutralizing Carbopol® and Pemulen® Polymers in Aqueous and Hydroalcoholic Systems, http://talasonline.com/photos/msds/carbopol_mixing.pdf, diakses tanggal 21 Desember 2012.
Nurdjannah, N., 2004, Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Perspektif, 3(2), 61-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Osborne, D. W., and Amann, A. H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations, Marcell Dekker, New York, pp. 383-384.
Panwar, A. S., Upadhyay, N., Bairagi, M., Gujar, S., Darwhekar, G. N., and Jain, D. K., 2011, Emulgel : a Review, Asian Journal of Pharmacy and Life Science, 1(3), 1-11.
Parthasarathy, F. A., Chempakam, B., and Zachariah, T. J., 2008, Chemistry of Spices, Bliddles Ltd., UK, p. 149.
Prankerd, R. J., 2004, Formulations Chemistry II : Humectans and Preservatives, http://cmapspublic.ihmc.us/rid=1099887089839_1869867864_1886/08VCF2071SIIHumectantsPreservatives.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2012.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 110, 442, 596.
Sabri, L. A., Sulayman, H. T., and Khalil, Y. I., 2009, An Investigation Release and Rheological Properties of Miconazole Nitrate from Emulgel, Iraq J Pharm Sci, 18 (2), 26-31.
Schramm, L. L., 2005, Emulsions, Foams, and Suspensions: Fundamentals and Applications, Wiley-VCH, Weinheim, p. 190.
Sinko, P. J., 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5th Ed., diterjemahkan oleh Djajadisastra, J., Hadinata, A. H., hal. 711, Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta.
Suryarini, S., 2011, Pengaruh Tween dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh (Oleum caryophylli) : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, 26, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Swarbrick, J., and James, C. B., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 3rd Ed., (Vol. 1), Marcel Dekker Inc., USA, pp. 1556-1560.
Voigt R., 1994, Lehrbuch Der Pharmazeutischen Technologie, diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N., hal. 439, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Wasan, K., 2012, Introduction to Emulsions, http://www.wasanlab.com/pharm/emulsion.html, diakses tanggal 9 Desember 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1. Certificate of Analysis Clove Leaf Oil Light
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3. Verifikasi minyak cengkeh
a. Indeks bias
Replikasi Indeks bias 1 1,535 2 1,533 3 1,534
Rata-rata ± SD 1,534 ± 1,00
b. Bobot jenis
Replikasi 1 2 3 Bobot piknometer (g) 24,6291 24,3469 24,6159 Bobot piknometer + air (g) 34,8958 34,5556 34,8720 Bobot air (g) 10,2667 10,2087 10,2561 Kerapatan air (250C) (g/mL) 0,99707 0,99707 0,99707 Volume air (mL) 10,2969 10,2387 10,2862
Replikasi 1 2 3 Bobot piknometer (g) 24,6286 24,3450 24,6158 Bobot piknometer + minyak cengkeh (g) 35,0843 34,7819 35,0891
Bobot minyak cengkeh (g) 10,4557 10,4369 10,4733 Volume minyak cengkeh (mL) 10,2969 10,2387 10,2862
ρ minyak cengkeh (g/mL) 1,0154 1,0194 1,0182 Bobot jenis minyak cengkeh 1,0184 1,0224 1,0212 Rata-rata ± SD 1,0207 ± 0,0021
Lampiran 4. Perhitungan HLB
Emulgator Jumlah untuk 100 g (g) HLB Tween 80 17,5 15 Span 80 2,5 4,3
HLB = ቀଵ,ହଶቁ15 ݔ + ቀଶ,ହ
ଶቁ 4,3 ݔ = 13,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 5. Hasil uji iritasi emulgel
Kelinci Parameter Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam
internal observasi 24 jam 48 jam 72 jam
I Eritema 0 0 0 Edema 0 0 0
II Eritema 0 0 0 Edema 0 0 0
III Eritema 0 0 0 Edema 0 0 0
Foto uji iritasi emulgel setelah pengamatan 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 6. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel
Formula Lama (menit)
Kecepatan (rpm)
Viskositas (dpas)
Daya sebar (cm)
Pergeseran viskositas
(%) 1 10 200 236,67 4,01 6,31 A 30 200 241,67 3,75 25,50 B 10 500 208,33 3,63 11,80 ab 30 500 230 3,58 23,85
1. Viskositas
Replikasi F(1) d.Pa.s
F(a) d.Pa.s
F(b) d.Pa.s
F(ab) d.Pa.s
1 240 240 205 220 2 240 245 200 240 3 230 240 220 230
rata-rata 236,67 241,67 208,33 230 SD 5,77 2,89 10,41 10
2. Daya sebar
Replikasi F(1) (cm)
F(a) (cm)
F(b) (cm)
F(ab) (cm)
1 4,03 3,85 3,58 3,60 2 4,05 3,70 3,60 3,60 3 3,95 3,70 3,70 3,55
rata-rata 4,01 3,75 3,63 3,58 SD 0,05 0,09 0,07 0,03
3. Pergeseran viskositas
Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas adalah |ି|
%100 ݔ
Dimana a = viskositas emulgel 48 jam setelah pembuatan
b = viskositas emulgel setelah penyimpanan selama 1 bulan (30
hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Formula 1
Replikasi Viskositas Pergeseran Viskositas
2 hari 1 bulan 1 240 235 2,08 2 240 210 12,50 3 230 220 4,35
Rata-Rata ± SD 6,31 ± 5,48
b. Formula a
Replikasi Viskositas Pergeseran Viskositas 2 hari 1 bulan
1 240 180 25,00 2 245 175 28,57 3 240 185 22,92
Rata-Rata ± SD 25,50 ± 2,86
c. Formula b
Replikasi Viskositas Pergeseran Viskositas 2 hari 1 bulan
1 205 200 2,44 2 200 175 12,50 3 220 175 20,45
Rata-Rata ± SD 11,80 ± 9,03
d. Formula ab
Replikasi Viskositas Pergeseran Viskositas 2 hari 1 bulan
1 220 170 22,73 2 240 175 27,08 3 230 180 21,74
Rata-Rata ± SD 23,85 ± 2,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Analisis statistika sifat fisik dan stabilitas fisik menggunakan
program R-2.14.1
1. Viskositas
a. Uji normalitas data viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b. Wilcoxon Rank Sum Test
Membandingkan formula 1: formula a dan formula fb : formula ab
untuk melihat pengaruh lama pada level rendah dan level tinggi
kecepatan putar
- Formula 1 : formula a
- Formula b : formula ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Membandingkan formula 1 : formula b dan formula a : formula ab
untuk melihat pengaruh kecepatan putar pada level rendah dan
level tinggi lama pencampuran.
- Formula 1 : formula b
- Formula a : formula ab
2. Daya sebar
a. Uji normalitas data daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Wilcoxon Rank Sum Test
Membandingkan formula 1: formula a dan formula fb : formula ab
untuk melihat pengaruh lama pada level rendah dan level tinggi
kecepatan putar
- Formula 1 : formula a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
- Formula b : formula ab
Membandingkan formula 1 : formula b dan formula a : formula ab
untuk melihat pengaruh kecepatan putar pada level rendah dan
level tinggi lama pencampuran.
- Formula 1 : formula b
- Formula a : formula ab
3. Pergeseran viskositas
a. Uji normalitas data pergeseran viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Uji kesamaan varians
c. Perhitungan efek pergeseran viskositas
Perhitungan efek lama pencampuran, kecepatan putar, dan interaksinya
terkait respon pergeseran viskositas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1. Efek lama pencampuran = ି,ଷଵାଶହ,ହିଵଵ,଼ାଶଷ,଼ହଶ
= 15,6189
2. Efek kecepatan putar = ି,ଷଵିଶହ,ହାଵଵ,଼ାଶଷ,଼ହଶ
= 1,9207
3. Efek interaksi lama pencampuran dan kecepatan putar =
,ଷଵିଶହ,ହିଵଵ,଼ାଶଷ,଼ହଶ
= -3,5668
d. Signikansi efek
e. Uji two-way ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 8. Hasil uji antimikroba emulgel terhadap Staphylococcus
epidermidis
Keterangan Diameter Zona Hambat (mm) Rata-rata ± SD (mm) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Kontrol basis
0 0 0 0 ± 0
Emulgel F1 7 6 7 6,67 ± 0,58 Emulgel Fa 7 7 6 6,67 ± 0,58 Emulgel Fb 9 7 8 8 ± 1,00 Emulgel Fab
8 7 6 7 ± 1,00
Lampiran 9. Hasil analisis statistika antimikroba emulgel
1. Uji normalitas data zona hambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Uji Kruskal-Wallis (kontrol basis : formula 1 : formula a : formula b : formula
ab)
3. Post-Hoc : Wilcoxon Rank Sum Test
a. Kontrol negatif : f1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
b. Kontrol negatif : fa
c. Kontrol negatif : fb
d. Kontrol negatif : fab
4. Uji Kruskal-Wallis (formula 1 : formula a : formula b : formula ab)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 10. Dokumentasi
1. Uji viskositas
2. Uji daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Emulgel setelah pembuatan
Emulgel formula 1 Emulgel formula a
Emulgel formula b Emulgel formula ab
4. Emulgel setelah penyimpanan satu bulan
Emulgel formula 1 Emulgel formula a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Emulgel formula b Emulgel formula ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BIOGRAFI PENULIS
Lia Susanti, lahir di Temanggung pada 19 Juli 1989, merupakan anak sulung dari empat bersaudara dan anak dari pasangan Sandjaja Santosa dan Linawati. Penulis menempuh pendidikan di TK Darmayusiwi I Magelang pada tahun 1993-1995, SD Kristen Indonesia Magelang pada tahun 1995-2001, SMP Negeri I Magelang pada tahun 2001-2004, SMF Nasional Surakarta pada tahun 2004-2007. Kemudian pada tahun 2007-2009, penulis bekerja menjadi asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Harapan Magelang. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma pada tahun 2009-2013. Selama kuliah, penulis pernah menjadi asisten Praktikum Kimia Dasar pada tahun 2010-2012, asisten Praktikum Kimia Organik pada tahun 2011, dan asisten Praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Solid-A pada tahun 2011. Penulis juga pernah menjadi seksi konsumsi pada acara Pelepasan Wisuda pada tahun 2009, seksi acara pada Kampanye Informasi Obat pada tahun 2010, dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Gubernur BEMF dan Ketua DPMF pada tahun 2011. Di bidang organisasi, penulis pernah menjabat sebagai anggota Divisi Quality Control DPMF pada tahun 2010. Penulis juga pernah mendapatkan juara II kategori poster terbaik Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Makasar tahun 2011, juara II dalam Olimpiade Nasional MIPA bidang kimia tingkat Kopertis V Yogyakarta tahun 2012, dan juara III Olimpiade Farmasi di Universitas Andalas Padang tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended