View
222
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Pleno modul pemeriksaan dalam
Kelompok 4
anggota
Nurmalinda K. Mappapa (1108011020)Zhevinny Umbu Roga (1108011021)Adilhara Alcitamesa Akal (1108011022)Wilda V. Fangidae (1108011023)Michelle G. Manoeroe (1108011024)Irwan Budiyanto (1108011025)Sri Hartati (1108011026)Chatarina L. S. D. Dando (1108012027)Cindy A. Siar (1108012028)Leonita V. Homalesy (1108012029)
skenario
Seorang pria 29 tahun ditemukan tewas, terbaring dijalan, dan diduga ditikam. Sebuah luka akibat senjata tajam ditemukan pada dada kirinya. Penyidik dari kepolisian meminta dilakukannya otopsi untuk mengungkapkan penyebab kematian dari korban tersebut diatas.
Anatomi(Cavum Thorax)
Otot
• Lapisan superfisial• Lapisan intermedia• Lapisan profunda
Tulang Dibentuk oleh STERNUM, 12 pasang COSTA,
VERTEBRA THORACALIS I – XII Membentuk Rangka THORAX SKELETON THORACIS Karena bentuk Skeleton Thoracis terdapat:
1. APERTURA THORACIS SUP (lubang atas THORAX)Lubang ini terbuka
2. APERTURA THORACIS INF (lubang bawah THORAX)Lubang ini ditutup oleh Diaphragma.
Tulang-tulang tsb membentuk persendian:1. Junctura Costosternalis (Costa + Sternum)2. Junctura Costovertebralis (Costa + Vert. Th.)
ARTERI, VENA NERVUS DINDING THORAX
ARTERI, terdapat1. A. MAMMARIA INTERNA A. Intercostalis Anterior2. A. Intercostalis Posterior (cabang Aorta Descendens)
VENA1. Vena Intercostalis Anterior2. Vena Intercostalis Posterior
NERVUS• N. Intercostalis 11 pasang (I-XI) pada Spatium intercostalis
dan satu pasang sebagai N. SUBCOSTALIS
LETAK COR Dalam Thorax (Cavum Thoracis) pada MEDIASTINUM MEDIUS Dalam CAVUM PERICARDII Diposterior Corpus Sterni, Costa II ― VI kiri (terutama), Costa II ― V kanan (sedikit) Dianterior Aorta Descendens / Thoracalis + Oesophagus Disuperior Diaphragma Thoracis Diantara Pulmo Dexter + Sinister Anatomi Permukaan / Proyeksi Eksterna Cor (diventral)
1. Superior• Kanan Cartilago Costa III, 1 jari = 1 cm tepi lateral Sternum• Kiri Cartilago Costa II, 1 jari = 1 cm tepi lateral Sternum
2. Inferior• Kanan Cartilago Costa VI, 1 jari = 1 cm tepi lateral Sternum• Kiri Cartilago Costa V, 9 cm dari linea mediana / 1jari = 1 cm medial papilla
mammae3. Lateral : melengkung dari batas sup batas inf.
Prwt/sist.cv/JIL/Okt 20089
Pulmo• Parenchym yang berada bersama dgn bronchus
dan percabangannya• Dibungkus oleh pleura• Mengikuti gerakan dinding thorax
(inspirasi/expirasi)• Bentuknya mengikuti organ yang ada
disekitarnya
Pembagian• Apex• Basis• Facies costalis• Facies
mediastinalis• Facies anterior• Margo inferior• Margo pulmonis
Pembagian segmen Paru
• Lobus superior dext.:1. Segmen apical2. Segmen posterior3. Segmen anterior
• Lobus medius4. Segmen lateral5. Segmen medial
• Lobus inferior6. Segmen apical7. Segmen mediobasalis8. Segmen anterobasal9. Segmen laterobasal10. Segmen posterobasal
Apical
Posterior
Apical basal
Posterior basal
Lateral basal
Lateral
AnteriorSuperior lingula
Anterior
Apicoposterior
RightLeft
Posterior view
• Lobus superior sinisterBagian superior1/2 Segmen apicoposterior 3 Segmen anteriorBagian inferior 4 Segmen lingualis sup. 5 Segmen lingualis inferior
• Lobus inferior 6 Segmen apical
8 Segmen anterobasal 9 Segmen laterobasal 10 Segmen posterobasalis
1/2
3
4
5 8
Vascularisasi: a. pulmonalis, a. bronchialis,Innervasi: Sympatis, n.vagus yg membentuk
plexus pulmonalis anterior dan posteriorLymphnodus:gugusan superficial dan profundus
Superficial terletak subpleuralprofundus mengikuti percabangan vasa pulmonalis
DESKRIPSI LUKA
• JUMLAH LUKA : SATU BUAH LUKA• LOKALISASI : TERDAPAT SATU BUAH LUKA PADA BAGIAN
DADA KIRI ATAS- LETAK AXIS : TIDAK BISA DIHITUNG KARENA FOTO
TIDAK TERLIHAT GARIS TENGAH TUBUH- LETAK ORDINAT : TIDAK BISA DIHITUNG KARENA FOTO TIDAK TERLIHAT GARIS TENGAH TUBUH- REGIO : HEMITHORAKS SINISTRA SUPERIOR
• UKURAN LUKA : PANJANG 1,1 cm (0,11 mm) , LEBAR 0,5 cm (0,05 mm) , dalam luka tidak diketahui
• JENIS LUKA : LUKA TUSUK • BENTUK LUKA : LUKA TERBUKA BENTUK LONJONG• SIFAT LUKA : WARNA MERAH, BERBATAS TEGAS, SEKITAR
LUKA TIDAK TERDAPAT LUKA MEMAR
• KARAKTERISTIK LUKA :1. TEPI LUKA : REGULER2. BATAS LUKA : TEGAS3. UJUNG LUKA : SATU SISI TAJAM DAN SATU SISI
TUMPUL4. JEMBATAN JARINGAN : TIDAK ADA5. DASAR LUKA : TIDAK TERLIHAT
TAMPAK SATU BUAH LUKA TUSUK TERBUKA, MENEMBUS DINDING DADA PADA BAGIAN KIRI ATAS DAN MENEMBUS JANTUNG KIRI MENUJU SISI KANAN BAWAH
1. UKURAN : PANJANG DAN LEBAR TIDAK DAPAT DINILAI
2.WARNA JANTUNG : PUTIH PUCAT DAN KEBIRUAN DISEKITAR LUKA3.PERMUKAAN : LICIN4.TERDAPAT PERDARAHAN (HEMATOM) PADA DAERAH MUSCULUS INTERCOSTALIS DEXTRA 3 DAN 4
TAMPAK UJUNG KAKI PUCAT
TAMPAK BANYAK TERJADI
KOAGULASI ATAU
PENGGUMPALAN DARAH YANG MENUNJUKAN LUKA TERJADI
INTRAVITAL
PATOMEKANISME LUKA
TEMBUS KULIT, OTOT,
TULANG
LUKA TUSUK
JANTUNG
PARU-PARU
ROBEK PERDARAHAN MASIF
MEROBEK PEMB. DARAH
HEMATOTHORAX
ASFIKSIA
Keterangan Intravital Postmortem
Koagulasi Banyak Sedikit
Perdarahan di bawah kulit + -
Mulut luka terbuka + -
mikroskopik Tampak platelet pada gumpalan darah dan
infiltrasi eritrosit
Tidak tampak platelet pada gumpalan darah dan
infiltrasi
Luka Intravital dan Postmortem
Multiple Cause of Death
• Penyebab kematian langsung (1a) : kegagalan sirkulasi
• Penyebab kematian antara (b) : perdarahan massive
• Penyebab kematian antara (c) : jantung robek• Penyebab kematian dasar (1d): luka tusuk
akibat trauma benda tajam• Kondisi lai (2) : -
Drajat Keparahan Luka
Pasal 3521. Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 351
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, dikenakan pidana penjara lima tahun3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 90
Luka berat :
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
• Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian;
• Kehilangan salah satu panca indera;• Mendapat cacat berat;• Menderita sakit lumpuh;• Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;• Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.
PERBEDAAN LUKA PEMBUNUHAN, BUNUH DIRI & KECELAKAANPEMBUNUHAN BUNUH DIRI KECELAKAAN
LOKASI LUKA SEMBARANG TERPILIH TERPAPAR
JUMLAH LUKA BANYAK BANYAK TUNGGAL/BANYAK
PAKAIAN + - +
LUKA TANGKIS + - -
LUKA PERCOBAAN - + -
CEDERA SEKUNDER +/- - +
TIME OF DEATH(Post Mortem Interval)
TIME OF DEATHAdalah interval antara waktu kematian hingga ditemukannya jenasah.
Dapat kita tentukan dengan :1. Rigor Mortis2. Livor Mortis3. Algor Mortis4. Decomposition 5. Mummifikasi 6. Aktifitas Serangga7. Adipocere8. Temuan TKP
TUJUAN OTOPSI• Berhubungan dengan kepentingan hukum• Sebagai prasyarat dikeluarkannya surat kematian• Penyebab kematian• Manner of death
• A complete evaluation of the medical history and the events leading to death
• The collection and documentation of trace evidence on and around the body
• The photographing and cataloging of injuries• A detailed external examination from head to toe• An internal examination, including the dissection of
organs and tissues• A microscopic examination of organs and tissues• Laboratory and toxicological examinations of body
tissues and fluids• A written report detailing the pertinent findings,
negative findings, and conclusions, including the cause and manner of death
This examination includes:
Teknik otopsi1. Teknik VirchowOrgans are removed one by one.
2. Teknik Rokitanskyin situ dissection, in part combined with the removal of organ blocks.
3. Teknik Ghonremoved as organs blocks (“en bloc” removal)
4. Teknik Letulleone organ block
Insisi
• Teknik I• Teknik Y
Recommended