View
113
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
uu tentang kriteria yankes
Citation preview
MENTERI KESEHA TANREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 6 TAHUN 2OL3
TENTANG
KRITERIA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TERPENCIL,
SANGAT TERPENCIL, DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANGTIDAK DIMINATI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KBSBHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan terpencil, snngatterpencil, dan fasilitas pelayanan kesehatan yangtidak diminati, diperlukan ketersediaan sarana,prasarana, dan sumber daya manusia;bahwa pemenuha.n sarana, prasarana, dan sumberdaya manusia di masing-masing fasilitas pelayanankesehatan terpencil, sangat terpencil, dan fasilitaspelayanan kesehatan yang tidak diminati, &kanberbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristikmasing-masing daerah;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentangKriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatart Terpencil,Sangat Terpencil, dan Fasilitas Pelayanan KesehatanYang Tidak Diminati;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44371sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor L2 Tahun 2008 tentang Perubahan KeduaAtas Undang*Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48afl;
Mengingat : 1.
b.
c.
2. Undang-Undang...
2.
3.
4.
MENTERI KESEHATANREPUB.,:
i:"-ESrA
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OOg Nomor L44, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5063);Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun L996 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1996 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36371;Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005tentang Pengangkatan Tenaga Honorer MenjadiCalon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor I22),Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 456 1) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 20L2tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanPemerintah Nomor 48 'lahun 2005 tentangPengangkatan Tenaga Honorer Menjadi calon PegawaiNegeri Sipil (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OL2 Nomor L2I, Tambahan LernbaranNegara Republik Indonesia Nomor 53 1B) ;
MEMUTUSI(AN:
MENTERI KESEHATAN TBN'TANG KRITBRIAPELAYANAN KBSBHATAN TBRPENCIL,
Menetapkan : PERATURANFASILITASSANGATPELAYANAN
TERPENCIL, DAN FASILITASKESEHATAN YANG TIDAK DIMINATI.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan olehpemerintah, pemerintah daerah, danf atau masyarakat.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitaspelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar,
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua adalah fasilitaspelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasardan pelayanan kesehatan spesialistift.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-3-
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga adalah fasilitaspelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar,pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan kesehatan subspesialistik.
5. Daerah Terpencil adalah daerah yang sulit dijangkau karenaberbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan,daratan, hutan dan rawa), transportasi, sosial, dan ekonomi.
6. Daerah Sangat Terpencil adalah daerah yang sangat sulit dijangkaukarena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan,pegunungan, daratan, hutan dan rawa), transportasi, sosial, danekonomi.
7. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurangberkembang dibandingkan daeratr lain dalam skala nasional danberpenduduk relatif tertinggal.
8. Daerah Perbatasan adalah kabupaten/wilayah geografis yangberhadapan dengan negara tetangga, dengan penduduk yangbermukim di wilayah tersebut disatukan melalui hubungan sosio-ekonomi, dan sosio budaya dengan cakupan wilayah administratiftertentu setelah ada kesepakatan antar negara yang berbatasan.
9. Daerah Kepulauan adalah daerah pulau-pulau kecil berpenduduktermasuk pulau-pulau kecil terluar.
10. Pulau-Pulau Kecil Terluar adalah pulau-pulau dengan luas areakr:rang atau sama dengan 2000 km2 yang memiliki titik dasarkoordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal lautkepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional.
1 1. Tempat Tidak Diminati adalah daerah yang bukan merupakandaerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan dengan fasilitaspelayanan kesehatan yang memiliki kesulitan dalam pemenuhankebutuhan tenaga dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan doktergigi spesialis.
12. Tenaga Kesehatan Tertentu adalah tenaga medis yang diperlukanuntuk memenu.hi kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal 2Pengaturan kriteria fasilitas pelayanan kesehatan terpencil, sangatterpencil dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak diminati bertujuansebagai acuan dalam menyeleksi dan menetapkan fasilitas pelayanankesehatan yang memerlukan dukungan khusus sehingga dapatmelaksanakan fungsinya terutama di daerah tertinggal, kawasanperbatasan, dan kepulauan.
BAB TI...
(1)
(2)f
MENTERI KESEHATANREPUBt':
f:o-EsrA
BAB IIKRITERIA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TERPENCIL,
SANGAT TERPENCIL, DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANGTIDAK DIMINATI
Bagian KesatuUmum
Pasal 3
Fasilitas kesehatan yang diatur meliputi:a. fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama;b. fasilitas pelayanan kesehatan tingkat kedua;c. fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga; dand. fasilitas kesehatan yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, b, dan c sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian KeduaKriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil
Pasal 4Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan dengan kriteriaterpencil harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. letak geografis;
b. akses transportasi; danc. sosial, serta ekonomiPersyaratan letak geografis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:a. berada di wilayah yang sulit dijangkau;b. pegunungan, pedalaman, dan rawa-rawa; dan/atauc. rawan bencana alam baik gempa, longsor, maupun gunung api.
Persyaratan akses transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas:a. transportasi yang umum digunakan (darat/air/udara) rutin 1
(satu) kali dalam 1 (satu) minggu;b. waktu tempuh pulang-pergi dari ibukota kabupaten ke fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut memerlukan lebih dari 6 (enam)jam perjalanan; dan/ atau
c. Transportasi yang ada sewaktu-waktu terhalang kondisiiklim/cuaca.
(1)
(21
(3)
(4) Persyaratar...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONE$IA
-5-
(41 Persyaratan sosial dan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huru.f c terdiri atas:a. kesulitan pemenuhan bahan pokok; dan/ataub. kondisi keamanan.
Bagian Ketiga :
Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sangat Terpencil
Pasal 5(1) Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan dengan kriteria
sangat terpencil hanrs memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. letak geografis;b. akses transportasi; danc. sosial serta ekonomi.
(2) Persyaratan letak geografis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:a. berada di wilayah yang sulit dijangkau;b. pegunungan, pedalaman, dan rawa-rawa;c. pulau kecil/gugus pulau dan daerah pesisir; dan/ataud. berada di wilayah perbatasan negara lain, baik darat maupun di
pulau-pulau kecil terluar.(3) Persyaratan akses transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat. (1)
huruf b terdiri atas:a. transportasi yang umum digUnakan (damtlair/udara) rutin 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau hanya tersedia transportasidengan pesawat udara untuk mencapai lokasi;
b. waktu tempuh dari ibr-rkota kabupaten ke fasilitas pelayanankesehatan tersebut memerlukan waktu pulang-pergi lebih dari 8(delapan) jam perjalanan;
c. transportasi yang ada sewaktu-waktu terhalang kondisiiklim/cuaca (seperti: musim angin, gelombang, dan lain-lain);dan/atau
d. tidak ada transportasi umum.(4) Persyaratan sosial dan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri atas:a. kesulitan pemenuhan bahan pokok; dan/ataub. kondisi keamanan.
Pasal 6,,.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasal 6(1) Penetapan kriteria terpencil dan sangat terpencil bagi fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama ditentukan berdasarkan jarakdari ibukota kabupaten ke lokasi fasilitas pelayanan kesehatan dasaryang bersangkutan.
(2) Penetapan kriteria terpencil dan sangat terpencil bagi fasilitaspelayanan kesehatan tingkat kedua dan fasilitas pelayanankesehatan tingkat ketiga ditentukan berdasarkan jarak dari ibukotaprovinsi ke lokasi fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yangbersangkutan.
(3) Penetapan kriteria terpencil dan sangat terpencil bagi fasilitaskesehatan yang ada di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhanditentukan berdasarkan jarak dari ibukota kabupaten ke lokasiwilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yang bersangkutan.
Bagian KeempatKriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Tidak Diminati
Pasal 7(1) Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan dengan kriteria
ternpat yang tidak diminati harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut:a. tidak ada peminat untuk bertugas di fasilitas pelayanan
kesehatan walaupun telah disediakan formasi oleh PemerintahPusat maupun Pemerintah Daerah;
b. tidak terpenuhinya formasi melalui pengangkatan Calon PegawaiNegeri Sipil;
c. tidak ada tenaga yang dibutuhkan dengan usia lulusan di bawahketentuan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;
d. berada di daerah rawan bencana dan konflik; dan/ataue. memerlukan tenaga kesehatan tertentu sesuai kebutuhan.
(21 Pemenuhan tenaga pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidakdiminati dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga difasilitas kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan.
BAB III,..
(1)
(21
(3)
(41
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-7 -
BAB IIITATACARA PENETAPAN
Pasal 8
Menteri Kesehatan menetapkan fasilitas pelayanan kesehatan dengankriteria terpencil, sangat terpencil, serta tempat yang tidak diminatiuntuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan KementerianKesehatan berdasarkan usuian Eselon I yang membawahinya.Gubernur, Bupati, atau Walikota menetapkan fasilitas pelayanankesehatan dengan kriteria terpencil, sangat terpencil, serta tempatyang tidak diminati di wilayah kerjanya dan menyampaikan kepadaMenteri Kesehatan.Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang ada di provinsi harusmelakukan verifikasi terhadap penetapan fasilitas pelayanankesehatan yang dilakukan oleh Bupati atau Walikota.Peneta.pan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan (2), digunakan sebagai pedoman dalam:a. perencanaan tenaga;b. penetapan insentif;c. penetapan program pelayanan kesehatan;d. penyediaan sarana dan prasarana kesehatan;
e. pengembangan karir sumber daya manusia kesehatan; danf. pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatanPenetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3), ditinjaukembali paling lama 3 (tiga) tahun.
BAB IVKETENTIJAN PENUTUP
Pasal 9
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER /VIIII 2OOT
tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan SangatTerpencil; dan
2. Perah.rran Menteri Kesehatan Nomor L239 I ME,NKES/PERIXII I 2OO7
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan NomorQ4Q/MENKES/PER /VIIII2OOT tentang Kriteria Sarana PelayananKesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(5)
Pasal 10. . .
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPera.turan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 9 .Ianuari 2013
MBOI
Diundangkan di Jakartapada tanggal 25 trarua,nt 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI3 NOMOR 153
AMIR SYAMSUDIN
Recommended