View
258
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
1/26
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK)
PENANGKAPAN IKAN LAUT
BANK INDONESIA
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM
Telepon : (021) 3818043 Fax : (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
2/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 1
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan ................................ ................................ ............... 2a. Prospek Menciptakan PKT.................................................................................. 2
b. Permasalahan........................................................................................................ 3
c. Model Kelayakan................................................................................................... 3
d. Tujuan..................................................................................................................... 4
2. Kemitraan Terpadu ................................ ................................ ..... 6a. Organisasi.............................................................................................................. 6
b. Pola Kerjasama..................................................................................................... 8
c. Penyiapan Proyek................................................................................................. 9
d. Mekanisme Proyek............................................................................................. 10
e. Perjanjian Kerjasama........................................................................................ 11
3. Aspek Pemasaran ................................ ................................ ....... 13a. Pasar Ikan Laut secara Makro......................................................................... 13
b. Faktor yang mempengaruhi Harga Ikan Laut............................................. 13
c. Potensi Pasar Ekspor Ikan Laut....................................................................... 14
4. Aspek Produksi ................................ ................................ .......... 16a. Sumberdaya Ikan Pelagis................................................................................. 16
b. Alat Tangkap Ikan.............................................................................................. 18
c. Alat Bantu Penangkapan Ikan......................................................................... 20
d. Kapal Penangkap Ikan...................................................................................... 21
5. Aspek Keuangan ................................ ................................ ........ 23a. Penjelasan Umum.............................................................................................. 23
b. Analisa Aspek Keuangan.................................................................................. 23
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
3/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 2
1. Pendahuluan
a. Prospek Menciptakan PKT
Sektor perikanan laut adalah salah satu subsektor ekonomi yang sangatpotensial untuk dikembangkan. Potensi lestari sumberdaya perikanan lautIndonesia berjumlah 6,6 juta ton per tahun dengan hasil penangkapan
sekitar 3,7 juta per tahun.
Jumlah rumah tangga usaha nelayan laut sebesar 660.000 rumah tangga.Jumlah nelayan tahun 1993 sebanayj 1.889.524 orang terdiri dari 937.261
nelayan fulltime dan 952.263 nelayan parttime.
Nilai ekspor produk ikan mencapai sekitar US $ 2 milyar pada tahun 1997.
Pada masa depan peluang ekspor cukup besar, terutama karena penurunannilai tukar rupiah yang memberikan dampak positif terhadap daya saingproduk ikan dari Indonesia di pasar luat negeri. Disamping itu, permintaaanbeberapa jenis ikan dari Indonesia seperti kakap merah, cakalang, tuna danlain-lain, diluar negeri cukup tinggi dengan harga FOB yang mantap.
Jumlah rumah tangga usaha nelayan laut sebesar 660.000 rumah tangga.Jumlah nelayan tahun 1993 sebanayj 1.889.524 orang terdiri dari 937.261nelayan fulltime dan 952.263 nelayan parttime.
Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia baru-baru ini,
Pemerintah maupun dunia usaha di sektor perikanan mempunyai programdan rencana untuk moderenisasi usaha nelayan. Peraturan baru dari
Pmerintah memberikan peluang untuk impor kalap penangkapan ikan yangcocok di perairan ZEE. Perusahaan domestik dapat juga mendirikan jointventure dengan investor di luat negeri untuk mengembangkan pabrikpengolahan ikan yang modern.
Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia baru-baru ini,Pemerintah maupun dunia usaha di sektor perikanan mempunyai programdan rencana untuk moderenisasi usaha nelayan. Peraturan baru dariPmerintah memberikan peluang untuk impor kalap penangkapan ikan yang
cocok di perairan ZEE. Perusahaan domestik dapat juga mendirikan jointventure dengan investor di luat negeri untuk mengembangkan pabrikpengolahan ikan yang modern.
Beberapa produsen ikan laut, yaitu perusahaan BUMS dan satu BUMN telahmenciptakan proyek kemitraan dengan nelayan dengan tujuanmemperbaharui armada kapal penangkapan di mana pabrik pengolahan ikanberada.
Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia baru-baru ini,Pemerintah maupun dunia usaha di sektor perikanan mempunyai program
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
4/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 3
dan rencana untuk moderenisasi usaha nelayan. Peraturan baru dariPmerintah memberikan peluang untuk impor kalap penangkapan ikan yangcocok di perairan ZEE. Perusahaan domestik dapat juga mendirikan joint
venture dengan investor di luat negeri untuk mengembangkan pabrikpengolahan ikan yang modern.
Dengan PKT yang sedang berjalan dan PKT baru yang direncanakan antrakelompok nelayan dengan BUMS/BUMN, khususnya di KTI, hasilpenangkapan per kapal meningkat dengan pendapatan para nelayan yang
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan keadaan sebelum didirikan PKT.
b.Permasalahan
Sekalipun peluang pengembangan sektor perikanan laut cukup besar, tetapi
masih terdapat kendala atau masalah yang merupakan hambatan ataspengembangan sektor tersebut.
Dengan terbatasnya modal sendiri, perusahaan BUMS dan BUMN tidakmampu memberikan jaminan tambahan sebagai avalis kepada bank pemberikredit untuk membiayai armada kapal laut yang dibutuhkan oleh nelayanpeserta PKT.
Oleh karena krisis ekonomi juga melanda perbankan, maka perbankan saatini juga tidak mampu memberikan kredit baru, meskipun oleh perbankansendiri proyek PKT ini dinilai layak dari segala aspek.
Di beberapa wilayah perairan laut, sektor perikanannya masih sangattradisional dengan kapasitas penangkapan ikan yang terlalu rendah untukmemasok kebutuhan pabrik/coldstorage yang dibangun oleh UB. Oleh karenaitu beberapa UB memproduksi di bawah titik pulang pokok.
UB yang terletak di daeraj tertentu juga terkena dampak dari deplesi stokikan tertentu karena over fishing dan dampak fluktuasi harga di pasar dalammaupun luar negeri.
c. Model Kelayakan
Bank Indonesia pada tahun 1997 meluncurkan Program Kemitraan Terpadu,yaitu program kemitraan antara usaha kecil (UK) dan usaha besar (UB)dengan melibatkan bank sebagai pemberi kredit usaha kecil (KUK) dalamsuatu ikatan kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepakatan (NK).
Model KPKT diharapkan dapat membantu staf perkreditan bank dalam rangkapenilaian kemungkinan pemberian kredit kepada kelompok perusahaan yangrelatif homogen dan bermitra dengan usaha besar maupun koperasi primerdalam program kemitraan terpadu.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
5/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 4
Model KPKT membahas beberapa fakor pokok berkenaan dengan aspek-aspek kelayakan kelompok usaha kecil yang bergerak di subsektorbersangkutan, antara lain aspek pemasaran, aspek teknis produksi, pola
kemitraan terpadu, serta aspek keuangan termasuk kebutuhan biaya proyekuntuk para usaha kecil dan menengah.
Gerakan Kemitraan antara UB dan UK dan Koperasi serta berbagai programpembinaan usaha kecil yang diselenggarakan lembaga-lembaga pendidikandan pelatihan UK dan Koperasi, berupaya mendorong dan mempercepatpengembangan dunia usaha kecil di Indonesia.
Program kredit yang telah membiayai UK dan Koperasi dengan jumlah yangcukup besat antara lalin Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit kepada KoperasiPrimer untuk Anggotanya (KKPA) serta two-step-loan dari Bank
Pembangunan di luar negeri. Program kredit tersebut semuanyamenyalurkan kredit investasi maupun kredit modal kerja permanen untukusaha kecil yang dinilai layak oleh bank.
d.Tujuan
Laporan ini merupakan upaya memacu dan membangkitkan minat bankuntuk mengembangkan hubungan dengan para nelayan melalui KUD Minaatau KUD lainnya dengan para nelayan yang bermitra dengan BUMS atauBUMN melalui pemberian kredit berjangka untuk para nelayan.
Tujuan dari kredit yang diberikan kepada mitra nelayan adalah untukmemperbaharui armada kapal penangkapan serta alat penangkapan ikan,supaya hasil penangkapan dan pendapatan para nelayan lebih meningkat,dimana pada gililrannya akan lebih meningkatkan kesejahteraan nelayanserta mengurangi angka kemiskinan di pedesaan.
Usaha besar yang bermitra dengan para nelayan harus menjamin pasar,yaitu mampu membeli seluruh hasil penangkapan ikan dari mitra nelayan,yang telah membli kapal baru dengan kapasitas penangkapan relatif tinggi.UTB yang bemitra dengan pata nelayan, mempunyai pabrik pengelolaanikan, cold storage pabrik es, dan prasarana lainnya untuk memproduksi hasilpenangkapan ikan dengan nilai tambah yang tinggi.
UB selalu memberikan pembinaan teknis kepada para nelayan, khususnyatentang cara pengawetan hasil penangkapan ikan di dalam palka dari saatpenangkapan sampai ikan diserahkan kepada UB, penyuluhan teknologipenangkapan, dan manajemen operasional kapal penangkapan supayakualitas ikan sesuai dengan persyaratan dari UB.
Usaha Besar harus menyediakan pasokan perbekalan, misalnya air, es, BBM(solar) serta prasarana reparasi dan pemeliharaan kapal maupun alatpenangkapan ikan kepada para mitra nelayan.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
6/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 5
Kredit usaha kecil yang diberikan oleh perbankan kepada para nelayansampai sekarang relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah KUK kepadapengusaha kecil lainnya, yaitu para petani, perkebunan maupun para
peternak. Para nelayan (dinilai oleh perbankan sebagai nasabah yang kurangbankable karena kapal penangkapan ikan tidak bisa diasuransikan, dan kapaltersebut jika diagunkan nilainya relatif rendah.
Oleh karena para nelayan memindahkan kegiatan penangkapan dari suatuwilayah ke wilayah lainnya sesuai dengan musim penangkapan ikan, bankmengalami kesulitan dalam rangka melaksanakan penagihan angsuran.Program kemitraan antra para nelayan dengan UB akan memperkecil resikoserta masalah yang berhubungan dengan pengembalian kredit.
Potensi pemberian kredit kepada kelompok nelayan yang bermitra dengan
UB/Koperasi Mina cukup besar, karena beberapa UB mengekspor hasilproduksi ikan dengan harga jual tinggi. Hasil produksi ikan oleh para nelayandalam negeri masih lebih rendah daripafa potensi penangkapan. Dengan Polakemitraan antara UB dengan para nelayan, investasi yang diperlukan olehnelayan dapat dibiayai sebagian dengan kredit bank.
Tim peneliti Model KPKT-PIL, telah menerima informasi dari beberapa bank,UB maupun pemilik kapal, bahwa portfolio kredit kepada pemilik kapal padaumumnya lancar dan menguntungkan bagi bank maupun para nasabah,serta masalah-masalah yang dikhawatirkan seperti kesulitan penagihanangsuran kredit ternyata dapat diatasi melalui pola kemitraan, dimana UB
berfungsi sebagai administrator pemgembalian kredit yang diberikan olehbank kepada para nelayan calon, pemilik dan pemilik kapal. Demikian jugahaknya dengan resiko kecelakaan kapal di laut, ternyata dengan menerapkanpola kemitraan yang khusus mengoperasikan kalap-kapal 7 GT ke atas resikotersebut dapat diperkecil, oleh karena pada kenyataannya resiko kecelakaankapal yang terjadi tidak lebih dari 10% selama 5 tahun terakhir.
Selain itu investasi pada kapal penangkapan ikan relatif lebihmenguntungkan, karena setelah kapal selesai dibangun yang membutuhkanwaktu 1-3 bulan, dapat langsung dioperasikan sekaligus memperolehpemasukan dengan cepat, yaitu usaha pengakpan ikan adalah proyek quick-yielding yang mendorong ekspor.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
7/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 6
2. Kemitraan Terpadu
a. Organisasi
Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraan terpaduyang melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma) dengan melibatkanbank sebagai pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang dituangkan
dalam nota kesepakatan. Tujuan PKT antara lain adalah untuk meningkatkankelayakan plasma, meningkatkan keterkaitan dan kerjasama yang salingmenguntungkan antara inti dan plasma, serta membantu bank dalammeningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman dan efisien.
Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti (IndustriPengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecil mempunyai
kedudukan hukum yang setara. Kemitraan dilaksanakan dengan disertaipembinaan oleh perusahaan inti, dimulai dari penyediaan sarana produksi,bimbingan teknis dan pemasaran hasil produksi.
Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam bidangusaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Petani/Kelompok Tani atau usaha
kecil, (2) Pengusaha Besar atau eksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.
Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuai denganbidang usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecildengan Pengusaha Pengolahan atau eksportir dalam PKT, dibuat seperti
halnya hubungan antara Plasma dengan Inti di dalam Pola Perusahaan IntiRakyat (PIR). Petani/usaha kecil merupakan plasma dan PerusahaanPengelolaan/Eksportir sebagai Inti. Kerjasama kemitraan ini kemudianmenjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak bank yang memberi bantuanpinjaman bagi pembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini kemudian dikenalsebagai PKT yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanya salingberkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.
1. Petani Plasma
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri atas
(a) Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya untukpenanaman dan perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani /usaha kecilyang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang perlu ditingkatkandalam untuk itu memerlukan bantuan modal.
Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan danpenanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b), kegiatandimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam batasmasih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspekusaha.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
8/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 7
Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala yangdimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap kelompoktani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris merangkap
Bendahara. Tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok adalah mengadakankoordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan oleh parapetani anggotanya, didalam mengadakan hubungan dengan pihak Koperasidan instansi lainnya yang perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketuakelompok wajib menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yangwaktunya ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.
2. Koperasi
Parapetani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT, sebaiknya menjadianggota suata koperasi primer di tempatnya. Koperasi bisa melakukan
kegiatan-kegiatan untuk membantu plasma di dalam pembangunankebun/usaha sesuai keperluannya. Fasilitas KKPA hanya bisa diperolehmelalui keanggotaan koperasi. Koperasi yang mengusahakan KKPA harussudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukupbaik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA paraanggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadirankoperasi primer tidak merupakan keharusan
3. Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir
Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalin kerjasama
sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus memiliki kemampuandan fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersediamembeli seluruh produksi dari plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik danatau diekspor. Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan
teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untukkeperluan petani plasma/usaha kecil.
Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untukmengadakan pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisa dikembangkandengan sekurang-kurangnya pihak Inti memiliki fasilitas pengolahan untukdiekspor, hal ini penting untuk memastikan adanya pemasaran bagi produksipetani atau plasma. Meskipun demikian petani plasma/usaha kecil
dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya, yang kemudian harus dijualkepada Perusahaan Inti.
Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatanpembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi dengan memanfaatkan
bantuan tenaga pihak Dinas Perkebunan atau lainnya yang dikoordinasikanoleh Koperasi. Apabila koperasi menggunakan tenaga Penyuluh PertanianLapangan (PPL), perlu mendapatkan persetujuan Dinas Perkebunan setempatdan koperasi memberikan bantuan biaya yang diperlukan.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
9/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 8
Koperasi juga bisa memperkerjakan langsung tenaga-tenaga teknis yangmemiliki keterampilan dibidang perkebunan/usaha untuk membimbingpetani/usaha kecil dengan dibiayai sendiri oleh Koperasi. Tenaga-tenaga ini
bisa diberi honorarium oleh Koperasi yang bisa kemudian dibebankan kepadapetani, dari hasil penjualan secara proposional menurut besarnya produksi.Sehingga makin tinggi produksi kebun petani/usaha kecil, akan semakinbesar pula honor yang diterimanya.
4. Bank
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihakPetani Plasma dengan Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan/Eksportirsebagai inti, dapat kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modalkerja pembangunan atau perbaikan kebun.
Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspekbudidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihakbank di dalam mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimanapengelolaan kredit dan persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapatmenunjang keberhasilan proyek. Skim kredit yang akan digunakan untukpembiayaan ini, bisa dipilih berdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuaidengan bentuk usaha tani ini, sehingga mengarah pada perolehannyapendapatan bersih petani yang paling besar.
Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petani plasma akan
mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasionallapangan, dan bagaimana petani akan membayar angsuran pengembalianpokok pinjaman beserta bunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjiankerjasama dengan pihak perusahaan inti, berdasarkan kesepakatan pihak
petani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasilpenjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersamauntuk dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya potongan disesuaikandengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kreditdibuat oleh pihak petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akanmemotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yangdisepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank. Besarnyapotongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada
waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.
b.Pola Kerjasama
Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra,
dapat dibuat menurut dua pola yaitu :
a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakanperjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan/ PengolahanEksportir.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
10/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 9
Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPAkepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagaiChanneling Agent, dan pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompoktani. Sedangkan masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh PerusahaanMitra.
b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melaluikoperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi (mewakilianggotanya) dengan perusahaan perkebunan/ pengolahan/eksportir.
Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani plasmadilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalahpembinaan teknis budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapatdilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawabkoperasi.
c.Penyiapan Proyek
Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam
proses kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimaldapat dilihat dari bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akanmempergunakan KKPA untuk modal usaha plasma, perintisannya dimulaidari :
a. Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggota koperasidan lahan pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat usaha ataulahan kebun/usahanya sudah ada tetapi akan ditingkatkanproduktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harus menghimpun diridalam kelompok dengan anggota sekitar 25 petani/kelompok usaha.Berdasarkan persetujuan bersama, yang didapatkan melalui
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
11/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 10
pertemuan anggota kelompok, mereka bersedia atau berkeinginanuntuk bekerja sama dengan perusahaan perkebunan/pengolahan/eksportir dan bersedia mengajukan permohonan kredit
(KKPA) untuk keperluan peningkatan usaha;
b. Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir, yangbersedia menjadi mitra petani/usaha kecil, dan dapat membantumemberikan pembinaan teknik budidaya/produksi serta prosespemasarannya;
c. Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusahaperkebunan/pengolahan dan eksportir tersebut, untuk memperolehkesepakatan di antara keduanya untuk bermitra. Prakarsa bisa dimulaidari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan, atau ada pihak
yang akan membantu sebagai mediator, peran konsultan bisa
dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkanpihak kelompok tani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaanyang dipilih memiliki kemampuan tinggi memberikan fasilitas yangdiperlukan oleh pihak petani/usaha kecil;
d. Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan paraanggotanya oleh pihak koperasi. Koperasi harus memiliki kemampuandi dalam mengorganisasikan dan mengelola administrasi yangberkaitan dengan PKT ini. Apabila keterampilan koperasi kurang, untukpeningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapat pembinaan dariperusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkahyang berkaitan dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalam
kaitannya dengan penggunaan KKPA, Koperasi harus mendapatkanpersetujuan dari para anggotanya, apakah akan beritndak sebagaibadan pelaksana (executing agent) atau badan penyalur (channelingagent);
e. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT ini oleh pihakinstansi pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Perkebunan,Dinas Koperasi, Kantor Badan Pertanahan, dan Pemda);
f. Lahan yang akan digunakan untuk perkebunan/usaha dalam PKT ini,harus jelas statusnya kepemilikannya bahwa sudah/atau akan bisadiberikan sertifikat dan buka merupakan lahan yang masih belum jelasstatusnya yang benar ditanami/tempat usaha. Untuk itu perlu adanya
kejelasan dari pihak Kantor Badan Pertanahan dan pihak DepartemenKehutanan dan Perkebunan.
d.Mekanisme Proyek
Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
12/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 11
Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsipbank teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu notakesepakatan (Memorandum of Understanding = MoU) yang mengikat hak
dan kewajiban masing-masing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasidan Bank). Sesuai dengan nota kesepakatan, atas kuasa koperasi atauplasma, kredit perbankan dapat dialihkan dari rekening koperasi/plasma kerekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam bentuk saranaproduksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengan demikian plasma tidakakan menerima uang tunai dari perbankan, tetapi yang diterima adalahsarana produksi pertanian yang penyalurannya dapat melalui inti ataukoperasi. Petani plasma melaksanakan proses produksi. Hasil tanamanplasma dijual ke inti dengan harga yang telah disepakati dalam MoU.
Perusahaan inti akan memotong sebagian hasil penjualan plasma untukdiserahkan kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan sisanyadikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih.
e.Perjanjian Kerjasama
Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatusurat perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihakyang bekerjasama berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjiankerjasama itu dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi kewajibandan hak dari masing-masing pihak yang menjalin kerja sama kemitraan itu.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
13/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 12
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihakMitra Perusahaan (Inti) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagaiberikut :
1. Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra(inti)
a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penagananhasil;
b.
Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana
produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), penanaman sertapemeliharaan kebun/usaha;
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pascapanen untuk mencapai mutu yang tinggi;
d.
Melakukan pembelian produksi petani plasma; dane.
Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kreditbank (KKPA) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalamrangka pemberian kredit bank untuk petani plasma.
2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma
a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya;;b.
Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yanglahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami;
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-
panen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan;d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yangdisediakan dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit;
e.
Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya
oleh pihak Dinas Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidaktermasuk di dalam rencana waktu mengajukan permintaan kredit;
f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatansesuai petunjuk Perusahaan Mitra untuk kemudian seluruh hasil panendijual kepada Perusahaan Mitra ; dan
g.
Pada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaran hargaproduk sesuai kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahuludipotong sejumlah kewajiban petani melunasi angsuran kredit bank
dan pembayaran bunganya.
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
14/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 13
3. Aspek Pemasaran
a. Pasar Ikan Laut secara Makro
Dari data statistik terlihat jumlah produksi perikanan di Indonesia saat inisekitar 4,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut sekitar 78% atau lebihkurang 3,7 juta ton adalah hasil produksi dari sektor perikanan laut.
Dari total produksi ikan laut maupun ikan tawar sekitar 4,8 juta ton, hanya0,6 juta ton yang diekspor ke luar negeri. Pada tahun 1997 sektor perikananmampu mengumpulkan devisa senilai US$ 2,05 miliar, atau meningkat dari
tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 1,9 miliar.
Dalam pelaksanaan ekspor komoditi perikanan, Indonesia mendapat
beberapa tantangan antara lain persaingan dari banyak negara lain yangmengeskpor udang dan ikan laut. Produk ikan untuk pasar ekspor harusmemenuhi standar kualitas ekspor, dan para eksportir ikan harus mampumemenuhi pesanan dari pembeli di luar negeri, yaitu mampu mengekspordengan kuantitas dan kualitas produk ikan yang diminta olelh para pembeliluar negeri.
Sisa produksi ikan dikonsumsi di dalam negeri maupun dipakai sebagai ikanumpan atau diolah lagi menjadi tepung ikan, kerupuk, serta produk makananlainnya, Meskipun jumlah produksi ikan per kapita sekitar 24 kg per tahunberdasarkan data Dirjen Perikanan, jumlah konsumsi ikan per kapita di
Indonesia menurut data dari BPS, hanya sekitar 14 kg per tahun.
b. Faktor yang mempengaruhi Harga Ikan Laut
Peluang untuk memasarkan ikan di Indonesia maupun di luar negeri sangatbaik. Faktor elastisitas harga ikan relatif rendah, yaitu 1,06, berartipermintaan ikan dari para konsumen akan menurun sedikit, yaitu 0,6%bilamana harga jual ikan naik 1%.
Harga ikan dihitung oleh Dinas Perikanan di masing-masing pelabuhanperikanan. Harga ditetapkan melalui sistem lelang di setiap Temlpat
Pelelangan Ikan (TPI) yang diolah oleh Dinas Perikanan maupun KUD Minabekerjasama dengan Dinas Perikanan. Perkembangan harga pembelian ikanoleh para pedagang di TPI, menunjukkan trend yang meningkat pada periodebeberapa tahun sampai sekarang.
Harga belli di TPI berfluktuasi berdasarkan hasil penagkalpan dari bulan-kebulan maupun musim penangkapan ikan.
Para Usaha Besar yang menciptakan proyek kemitraan terpadu dengankelompok nelayan dan KUD Minaya, menentukan harga beli dari para mitraCPK/PK atas dasar perundingan antra para pihak proyek kemitraan. Harga
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
15/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 14
beli ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti harga beli di TPI (hargadalam negeri) , serta harga beli sesuai daftar harga perusahaan BUMSsejenis (harga saingan), serta harga ekspor yang diterima UB dari
langganannya di luar negeri. Harga beli dalam proyek kemitraan biasanyatetap selama 3 bulan dan ditinjau kembali setiap triwulan.
Ikan laut masih relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewan,misalnya daging ayam, daging domba, dan daging sapi. Oleh karena itu,meskipun produksi ikan naik, masalah pemasaran ikan laut mungkin tidakakan timbul di pasar ikan dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagian besar dari produksi ikan dipasarkan sebagai ikan segar. Hanyasebagiankecil diolah menjadi "fillet" beku, ikan asin, ikan kering, ikan kaleng,ikan asap, ataupun tepung ikan. Kurangnya pengolahan ikan juga
merupakan indikasi bahwa permintaan ikan dari masyarakat mantap dancenderung naik.
Perusahaan besar peserta PKT hampir semua mengekspor ikan olahan. Olahkarena itu, kemampuan menahan dan mengembangkan harga belil yangmenguntungkan untuk para CPK/Pk lebih besar dibandingkan dengan hargaikan di TPI yang merupakan harga beli untuk nelayan yang bermitra denganKUD Mina dari para pedagang pengumpul dan BUMS skala menengah.
c. Potensi Pasar Ekspor Ikan Laut
Jenis-jenis ikan laut yang diolah dan diekspor oleh para usaha besar yangbermitra dengan nelayan di perairan IBT terdilril dari ikan tuna dan ikancakalang (skipjack tuna) dan beberapa jenis ikan yang disebut ikan dasar,misalnya ikan tongkol, ikan kakap, ikan kerapu, ikan merah, dll. Jenis ikantersebut adalah ikan besar yang dieskpor segar atau secara beku ke luatnegeri. Pabrik pengolahan ikan yang memproduksi macam-macam produkikan olahan, seperti 'sashimi", "loins", dan "fillet" mendapat nilai tambahtinggi, karena produk-produk ikan olahan dijual dengan harga valas yangtinggi dengan jumlah yang cukup besar.
Perusahaan pengolahan dari pengekspor ikan beku, misalnya perusahaanyang mengekspor "sashimi", "fillet", "loins" dan produk sejenis mampu
menciptakan dan mengembangkan proyek kemitraan dengan para nelayan.Perusahaan besar tersebut membeli ikan dari kelompok nelayan tradisionalyang menagkap ikan dengan perahu du samping hasil penangkapan ikan darinelayan yang bermitra dengan UB tersebut. Perusahaan besar tersebutsetiap tahun memilij kelompok nelayan baru, yaitu para nelayan yang telah
berhasil dan mampu memenuhi sasaran penangkapan ikan yang ditentukanoleh usaha besar. Para calon nelayan yang akan menjadi CPK dipilih darianggota KUD Mina maupun dari ABK penangkap ikan milik perusahaan besar.
Beberapa jenis ikan pelagis kecil, misalnya ikan teri, ikan lemuru, ikanparang. Ikan kembung, ikan tembang ditangkap oleh para nelayan dengan
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
16/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 15
jumlah besar. Sebagian besar dari hasil penangkapan jenis ikan tersebutdiolah oleh para nelayan bersama keluarga, menjadi ikan kering maupunikan asam. Beberapa perusahaan ekspor di Jawa Timur dan Bali mengekspor
ikan olahan tersebut, akan tetapi hubungan kemitraan antara para nelayandengan perusahaan ekspor masing kurang dikembangkan.
Angka nilai ekspor ikan di dalam tabel berikut ini memberikan suatugambaran tentang nilai ekspor ikan olahan dari perusahaan besar yang telahberhasil mengembangkan proyek kemitraan dengan para nelayan. Potensiuntuk meningkatkan nilai maupun kuantitas ikan tersebut ke pasar-pasarluar negeri masih cukup tinggi. Sektor penangkapan maupun pengelolaanikan melalui pola kemitraan sangat potensial untuk dikembangkan.Penerimaan untuk semua pihak yang bemitra dalam proyek kemitraantersebut dapat memperkecil dampak dari krisis ekonomi yang melanda
Indonesia khususnya di bagian timur Indonesia.
Nilai Ekspor Beberapa Jenis Ikan tahun 1996 (angka US$)
JenisIkan
Nilai US $EksporSegar
Nilai US $EksporRoundBeku
Nilai US $EksporFilletBeku
JumlahNilai
Ekspor
Tuna 47.960.891 7.704.920 55.665.811
Cakalang 300.600 14.890373 15.665.811
IkanTunaLain
27.887.252 13.987.259 41.874.511
Ikandasarlain
105.798.077 130.341.468 236.139.545
Fillet,asrnini,ikanolahanlain
45.328.055 45.328.055
Jumlah 181.946.820 166.924.020 45.328.055 394.198.895
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
17/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 16
4. Aspek Produksi
a. Sumberdaya Ikan Pelagis
Luas perairan laut Indonesia termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)diperkirakan meliputi sekitar 5,8 km2, yang tediri dari :
1. Perairan laut teritorial 0,3 km22. Perairan Nusantara 2,8 km23.
Perairan ZEE 2,7 km2
Berdasarkan perkiraan secara keseluruhan potensi lestari sumberdayaperikanan laut Indonesia berjumlah 6,6 juta ton/tahun, terdiri dari 4,5 jutaton di perairan Indonesia dan 2,1 juta ton di perairan ZEE. Perkiraan potensi
tersebut berasal dari beberapa jenis ikan laut, yaitu ikan pelagis kecil 3,5ton, ika perairan karang 0,048 juta ton per tahun. Perairan laut Indonesiamemiliki banyak sekali jenis ikan (sekitar 3.000 jenis). Banyaknya jenis ikantersebut tidak berarti diikuti kelimpahan populasi untuk setiap jenisnya,walaupun diakui beberapa jenis di antaranya seperti ikan lemuru, ikanlayang, ikan cakalang, serta berbagai jenis ikan lainnya mempunyai populasi
cukup besar.
Tabel 1.Perkembangan Produksi Perikanan, 1994-1997 (Angka dalam Ton)
Keterangan Tahun1994
Tahun1995
Tahun1996
Tahun1997
1. PerikananLaut
3.080.170 3.292.930 3.503.100 3.727.800
2. PerikananDarat
933.600 970.660 1.062.800 1.062.100
a. PerairanUmum
336.140 329.710 335.800 341.000
b. Budidaya 597.520 640.950 681.800 720.100
- Tambak 346.210 361.240 382.400 402.100
- Kolam 140.100 162.240 173.000 183.500
- Karamba 33.010 39.860 45.700 53.200
- Sawah 78.200 77.660 79.900 81.700
Jumlah 4.013.8304.263.5904.519.9004.789.900
Kenaikan perTahun
6,22% 6,01% 5,97%
Sumber : Dirjen Perikanan
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
18/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 17
Tabel 2.Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan
Jenis RumahTangga
Tahun 1983 Tahun 1993 Kenaikan
Perikanan laut 491.000 660.000 34,4%
Perairan UmumDarat
230.000 388.000 68,7%
Kolam 702.000 796.000 13,4%
Tambak 54.000 114.000 111,1%
Petani rumputlaut/mutiara
- 36.000 -
Jumlah RumahTangga
1.477.000 1.994.000 35,0%
Pada dasarnya, sumberdaya ikan laut dapat dikelompokkan ke dalam tigakelompok besar, yaitu :
1. Ikan pelagis kecil terdiri dari jenis ikan antara lain ikan layang, ikankembung, ikan selar, sardin dll.
2. Ikan pelagis besar terdiri dari jenis ikan antara lain ikan tongkol, ikantuna, cakalang dll.
3. Ikan demersal terdiri dari jenis ikan antara lain ikan kakap merah,
bawal, kerapu, manyung, peperek, dll.
Kegiatan usaha penangkapan terhadap jenis-jenis sumberdaua perikanantersebut dapat dikemukakan lebih lanjut sbb:
1. Udang laut yang termasuk sumberdaya demersal ditangkap denganalat penangkap pukat udang, jatilap (jaring trammel) jaring insangdasar serta dogo/cantang
2.
Ikan tuna cakalang dan cucut ditangkap dengan alat tangkap denganalat penangkap seperti rawai tuna, rawai tegak lurus, pancing tonda,huhate, pukat cincin ukuran besar, jaring insang, serta rawai cucut.
3.
Ikan pelagis kecil misalnya lemuru, tembang, japuh, kembung dll.Diusahakan alat penangkap seperti pukat cincin, payang, bagan, pukattepi, jaring insang, jaring lingkar dan pakaya.
4. Untuk Ikan demersal lainnya yaitu Petek, kakap, kerapu, ikan sebelahdll. Dapat ditangkap dengan dogol, jogol, cantrang, jaring insang
dasar, rawai dasar bubu dasar, pukat tepi, serta pancing tangan (handline)
Ikan laut mampu memperhabarui dirinya namun kemampuan ini bukan tidakterbatas, bahkan dapat luruh bila dilakukan eksploitasi yang berlebihan.Sebagian sumberdaya yang pemanfaatannya bersifat terbuka dan pemiliknya
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
19/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 18
umum, diperlukan adanya usaha pengelolaan yang mengatur pemanfaatan,pelestarian dan bila diperlukan juga rehabilitasi. Sebab kelangkaanpengololaan akan mengarah terjadinya "biological overfishing", yaitu bila
hasil penangkapan terhadap satu jenis ikan laut lebih besar dan "maximumyang sustainable" untuk populasi ikan tersebut.
Walaupun sebagian bear komoditi perikanan laut dimanfaatkan untukpeningkatan kebutuhan hidup masyarakat dalam negeri terutama dalampeningkatan gizi yan gberasal dari protein hewan dalam pengelolaansumberdaya laut perlu diprioritaskan juga sebagai komoditas ekspor untukmeningkatkan devisa negara. Penangkapan jenis-jenis ikan laut dibagi sesuaidengan kebutuhan di luar negeri dan dalam negeri sebagai berikut :
1. Udang panaeid yang ditangkap di perairan Irian Jaya, Maluku,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Sumatera adalah komoditi utama.2.
Ikan tuna dan cakalang merupakan komoditi ekspor kedua setelahudang dengan daerah penangkapan di perairan Indonesia bagiantimur, terutama perairan Maluku dan Irian Jaya, Samudera Hindia,maupun perairan ZEE.
3. Jenis Ikan selain Udang, tuna, dan cakalang yang diekspor denganjumah dan nilai besar adalah ikan kakap, kerapu, baronag, tenggiri,serta beberpa ikan hias
b. Alat Tangkap Ikan
Banyaknya jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup di perairan yanglingkungannya berbeda-beda, menimbulkan cara penangkapan termasukpenggunaan alat penangkap yang berbeda-beda pula. Adalah juga sifat dari
ikan pelagis selalau berpindah-pindah tempat, baik terbatas hanya padasuatu daerah maupun berupa jarak jauh seperti ikan tuna dan cakalang yangmelintsi perairan beberapa negara tetangga Indonesia.
Setiap usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya adalah bagaimanamendapatkan daerah penangkapan, gerombolan ikan, dan keadaanpotensinya untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya. Beberapacara untuk mendapatkan kawasan ikan sebelum penangkapan dilakukan
menggunakan alat bantu penangkap yang biasa disebut rumpin dan sinarlampu. Kedudukan rumpon dan sinar lampu untuk usaha penangkapan ikandi perairan Indonesia sangat penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi,biologi, maupun ekonomi. Rumpon digunakan pada siang hari sedangkanlampu digunakan pada malam hari untuk mengumpulkan ikan padatitik/tempat laut tertentu sebelum operasi penangkapan dilakukan denganalat penangkap ikan seperti jaring, huhate dsb.
Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut sertajenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapatdibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
20/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 19
melakukan usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebutdigunakan sekitar 15 s/d 25 jenis alat penangkap yang dapat dibagi dalamempat kelompok sebagai berikut.
Tabel 3.Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan
No Kelompok Nama Alat Tangkap
1 Pukat Payang termasuk lampara, Pukat pantai, Pukatcincin
2 Jaring Jaring insang hanyut, Jaring insang lilngkar,Jaring klitik, Jaring trammel
3 Jaring Angkat Bagan Perahu, Bangan Tancap, Bagan Rakit,
Serok, Bondong dan banrong
4 Pancing Rawi tuna, Rawai hanyut selain, Rawai tetap,
Huhate, Pancing tonda, Pancing tangan-hand lin
Penjelasan Singkat tentang Alat Penangkap Ikan Laut
Pukat cincinharus berbentuk selembar jaring yang terdiri dari sayap dan
pembentuk kantong. Keberhasilan pengoperasian pukat cincin dipengaruhioleh tiga faktor, yaitu ketepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatantenggelam pemberat dan kecepatn penatikan tali kolor. Pengaturan jaringharus tepat dan cepat sehingga gerombolan atau kawanan ikan tidak punyakesempatan untuk keluar dari lingkaran jaring.
Payangmempunyai bentuk terdiri dari sayap, badan dan kantong, dua buahsayap yang terletak di sebelah kanan dan kiri badan payang, setiap sayapberukuran panjang 100-200 meter, bagian badan jaring sepanjang 36-65meter dan bagian kantong terletak di belakang bagian badan payang yangmerupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan ikan adalah sepanjang 10-20 meter
Jaring insang hanyut yang digunakan harus mempunyai spesifikasi yangterdiri dari lima faktor utama, yaitu daya apung jaring harus lebih besar dari
pada daya tenggelamnya, warna jaring yang baik adalah hijau sampai birumuda, benang yang digunakan adalah nylon benang ganda atau tunggal.Besar mata jaring adalah 2,5-3,0 inci yang dipasang pada tali ris atas dengankoefisien pengikatan 30-40%
Jaring lamparamirip jaring payang yaitu terdiri dari sayap kiri dan kanan disamping kantong. Jaring tersebut dilengkapi dengan sebuah cincin dari besiberdiameter sekitar 2 meter. Kantong lampara lebih cenderungmenggelumbung agar ikan pelagis kecil yang ditangkap tidak mudah mati(ikan umpan hidup)
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
21/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 20
Jaring angkat adalah jaring yang diturunkan di laut dan diangkat secaravertikal ke atas pada saat gerombolan ikan ada di atas jaring tersebut. Jaringangkat ditempatkan di beberapa jenis bagan di laut atau dioperasikan dari
perahu kecil maapun langsung oleh para nekayan dekat pantai. Berdasarkanbentuk dan cara pengoperasian ada beberapa macam jaring angkat maupun
jaring dorong, misalnya bagan tancap (stationary), bagan rakit, baganperahu, kelong Betawi, serok, jaring rajungan dan kepiting, Bondong danbanrong. Pecak dan Anco, jaring dorong, sodo biasa, sodo perahu, sodosangir, siru, siu, songko dan seser.
Dogol, cantrang, dapang, potol, payang alit bentuk alat penangkaptersebut mirip payang tetapi ukuran lebih kecil. Dilihat dari fungsi dan hasiltangkapannya ia menyerupai cicncin pukat (trawl), yaitu untuk menangkapikan demersal dan udang.
Jaring Penggiringadalah jaring yang dioperasikan sedemikian rupa, yaitudengan melakukan penggiringan atau menghalau ikan-ikan agar masuk
jaring atau menggerakkan jaring itu sendiri dari tempat yang agak dalam ketempat yang lebih dangkal untuk kemudian dilakukan penangkapan ikan.Jaring penggiring atau drive-innet dapat terdiri dari jaring sayap dan jaringkantong, dapat juga berbentuk segi tiga atau segi empat lengkap dengan
jaringan kantong. Jenis-jenis drive in-net yang terkenal di Indonesia adalah:muroami, soma malalugis, jaring kalase, jaring klotok, jaring saden, pukatrarape, ambai, pukat rosa, dan talido.
Alat pancing terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali dan mata kail.Jumlah mata yang terdapat pada tiap perangkat pancing bisa tunggalmaupun ganda, bahkan banyak sekalli (beberapa ratus mata kail) tergantungdari jenis pancingnya. Selain dua komponen utama tali dan mata pancing,alat pancing dapat dilengkapi dengan komponen lainnya, misalnya tangkai(pole), pemberat, pelampung dan kili-kili (swivel). Pada umumnya matapancing diberikan umpan baik dalam bentuk mati maupun hidup atau umpantiruan. Banyak mavam alat pancing digunakan oleh para nelayan, mulai daribentuk yang sederhana sampai dalam bentuk ukuran skala besar yangdigunakan untuk perikanan industri.
c. Alat Bantu Penangkapan Ikan
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, penangkapan dapatmempergunakan alat bantu penangkapan, antara lain rumpon, lampu, echosounder dan sonar.
Rumpon digunakan untuk membantu mengumpulkan ikan sebelum dilakukanpenangkapan.
Lampu digunakan untuk mengumpulkan ikan. Kekuatan lampu yang cukupbaik untuk mengumpulkan ikan pelagis kecil adalah 500 watt untuk lampu di
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
22/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 21
bawah air, dan 1.000 watt untuk lampu di atas laut. Para nelayan dapatlampu pompa (petromax) sebanyak 6 buah.
Echo sounder digunakan untuk mendeteksi gerombolan ikan di bawah kapalataupun untuk mengetahui kedalaman laut. Alat ini mempunyai prinsip kerjayaitu memancarkan suara ke dalam air dan merekan pantulan secaravertikal.
Sonar digunakan untuk mencari gerombolan ika. Instrumen ini dapatmendeteksi kehadiran ikan secara horizontal dari kapal penangkap, sehingga
ada gambaran dapat menangkap ikan dalam jumlah yang besar.
d. Kapal Penangkap Ikan
Kapal penangkap ikan pelagid yang digunakan oleh para nelayan harus laiklaut dan mampu dioperasikan pada perairan yang digendaki. Desain dankonstruksi kapal harus diperhatikan sesuai dengan kegunaan kapalpenangkap ikan agar stabilitas cukup baik supaya mampu bertahan terhadapserangan ombak dan angin.
Bahan untuk kapal harus terbuat dari bahan yang cukup baik dan kapalharus memiliki ruangan untuk kerja dan penyimpanan alat tangkap yangcukup luas. Ruang kerja yang cukup akan memudahkan dalampengoperasian alat tangkap sehingga keterlambatan penarikan jaring yangdapat mengakibatkan lolosnya ikan dapat dihindari. Kapal harus memiliki
ruangan pneyimpanan ikan (palka) yang cukupbesar dan dapatmempertahankan kesegaran ikan.
Di dalam pengopersian jenis alat penangkapan ikan ada yang membutuhkankecepatan kapal yang cukup tinggi dan ada yang tidak memerlukan
kecepatan tinggi. Kapal yang digunakan untuk alat pancing dan jaring insanghanyut hanya digunakan pergi pulang dari daerah penangkapan, umumnyaberukuran 5 s.d 10 Gt dengan kecepatan 6 s.d knot. Untuk alat tangkappukat cincin dan jaring lingkar, kecepatan kapal yang digunakan cukup tinggikarena di samping pergi dan pulang dari daerah penangkapan juga untukmengejar dan melingkari gerombolan ikan. Kapalyang dapat digunakanuntuk jenis alat tangkap tersebut adalah ukuran 10 s.d. 80 GT dan kecepatan
6 s.d. 12 knot.
Ukuran kapal yang digunakan oleh CPK?PK peserta proyek kemitraan antaralain kapal 3 GT (Gross Tonase ), 5 GT, 7 GT, 10 GT, 30 GT dan kapal besarukuran 50 GT s.d. 150 GT.
Dari sekian jenis ukuran kapal yang digunakan, yang terbanayk adalah kapalkecil ukuran 3 GT s.d. 7 GT kendati badan kapal relatif murah dan terjangkaudibiayai oleh bank dengan bantuan jaminan dari UB. Hambatan kapaltersebut yang relatif kecil antara lain daya tampung umpan maupun hasilpenangkapan ikan sangat kecil dan hasil penangkapan juga kecil. Kapal ini
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
23/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 22
dipakai untuk menangkap satu jenis ikan saja, misalnya tuna saja ataucakalang saja. Jarak jelajahnya terbatas sehingga tidak mampu menjangkau"fishing ground" yang posisinya cukup jauh, tetapi sangat potensial. Dan
terakhir, kelemahan kapal ini lambat sebab menggunakan mesin kecil,biasanya 2 silinder yang agak boros bahan bakar.
Jenis kapal yang banyak diminati nelayan kapal dengan ukutan 10 Gt. Secarateknis kpal ini memiliki kelebihan, antara lain dapat menampung umpan danhasil penangkapan ikan cukup besar, dapat menampung perbekalan (logistik)dalam jumlah yang banayk sehingga bisa beroperasi selama satu sampai duaminggu di tengah lautan. Kecepatan kapal 10 GT antara 9-12 knot dantermasuk dalam kategori kapal cepat yang dapat digunakan untukmenangkap segala jenis ikan laut. Kapal 10 Gt cukup kuat di lautan dandapat beroperaso pada musim gelombang, sehingga operasional kapal dapat
sepanjang tahun dan tidak tergantung pada cuaca.
Sedangkan kapal lebih besar antara 20 s.d. 150 Gt adalah kapl yang mahaldan dapat digunakan untuk perikanan di perairan nusantara dan perairanZEE, dan hanya beberapa nelayan dapat menjadi pemilik kapal besar.
Dari jumlah kapal penangkapan ikan sebesar 404.653 kapal, sekitar 1000kapal berukuran 50 Gt atau lebih besar. Sebagian besar kapal tersebutadalah kapal dengan ukuran 5 GT ke bawah, yaitu sekitar 250.000 unitkapal.
Tabel 4.Jumlah Perahu/Kapal Penangkap Ikan menurut Jenisnya
Rincian Tahun 1994 Tahun 1995
Perahu tanpa Motor 245.846 245.162
Perahu/Kapal Motor Tempel 87.749 94.024
Kapal Motor 62.950 65.467
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
24/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 23
5. Aspek Keuangan
a. Penjelasan Umum
UB yang bermitra dengan para nelayan calon pemilik kapal membantu paraCPK untuk menjadi pemilik penuh atas kapal dan alat tangkap ikan, yangsebagian dibiayai dengan pinjaman bank.
Biasanya, UB memberikan pesanan kepada salah satu usaha galangan kapalyang membangun kasko kapal dari kayu atau dari fiberglas. Galangan kapalmemasang mesin diesel dan seluruh perlengkapan lainnya, yang dibutuhkandi kapal tersenut. Spesifikasi teknis tentang pembuatan maupun pembayarankapal tersebut, dituangkan dalam perjanjian tertulis antra galangan kapaldengan para pihak PKT yang diwakili oleh petugas dari UB, KUD serta
seorang CPK.
Alat penangkapan ikan untuk satu kapal dapat terdiri dari beberapa jenis,tergantung pada jenis ikan yang ditangkap pada suatu musim di wilayahoperasinya. Dalam Laporan KPKT ini, tiga jenis kapal diusulkan untuk paraCPK yang bermitra dengan usaha pengolahan ikan. Tiga jenis kapal tersebutdapat masing-masing jenisnya beroperasi secara serba guna :
1. Kapal kayu penangkapan ukuran 7 GT, dipakai terutama di perairanselat teluk, dekat pantai
2.
Kapal kayu penangkapan ukuran 10 GT, dipakai di seluruh perairan
nusantara3. Kapal kayu penangkapan ukuran 30 GT, dipakai di seluruh perairan
Indonesia termasuk zone ekonomi eksklusif
Untuk membuat analilsa keuangan, tim peneliti Model KPKT-PIL mengambilbeberpa asumsi berdasarkan informasi dari beberapa usaha pengelolaan ikandi Jakarta dan Ambon yang sudah lama melaksanakan proyek kemitraandengan para nelayan pemilik kapal.
Analisa aspek keuangan untuk ketiga jenis kapal, usaha CPK tersebut,dihitung dan dapat dilihat dalam tujuh tabel untuk masing-masing ukurankapal penangkapan. Perhitungan tersebut berdasarkan penangkapan ikancakalang dan tuna dengan alat tangkap pancing (huhate) di perairanIndonesia Bagian Timur.
b. Analisa Aspek Keuangan
Kesimpulan dari analisa aspek keuangan untuk ketiga jenis kapalpenangkapan ikan yang dinilai oleh tim adalah sebagai berikut :
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
25/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 24
No Uraian Kapal 7 GT Kapal 10 GT Kapal 30 GT
1 Biaya Investasi Rp 96.568.000 Rp 37.484.000 Rp 258.342.0002 Biaya Modal Kerja Rp 4.548.667 Rp 8.708.832 Rp 26.126.500
Total Biaya Proyek Rp 101.116.667 Rp 146.192.832 Rp 284.468.500
3 Kredit Investasi Rp 90.000.000 Rp 120.000.000 Rp 200.000.000
Jangka Waktu 5 Tahun 5 Tahun 5Tahun
4 Kredit Modal Kerja Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 20.000.000
Berturun 4 Tahunmenurun
4 Tahunmenurun
4 Tahunmenurun
5 Modal Sendiri Rp 7.116.667 Rp 20.192.833 Rp 64.468.500
6 Hasil Penangkapan 132.480 Ton 276.000 Ton 414.000 Ton
Hasil Penjualan Ikan Rp 198.720.000 Rp 414.000.000 Rp 621.000.000
7 Penghasilan ABK Rp 74.639.700 Rp 157.558.050 Rp 186.820.950
8 Laba Sebelum BiayaTetap
Rp 74.639.700 Rp 157.558.050 Rp 186.820.950
9 IRR 46,66% 35,47% 34%
10 NPV faktor diskonto24%
Rp 48.188.200 Rp 50.843.330 Rp 56.230.782
Dari kesimpulan di atas, masing-masing tipe kapal cukup layak untukdibiayai dengan pinjaman bank. Oleh karena itu kebutuhan kredit masing-
masing model kapal penangkapan lebeih besar daripada plafond pinjamanKKPA, kredit bank untuk proyek ini, adalah kredit usaha kecil dibiayai dengandana bank sendiri maupun pinjaman "two step loan" seperti pinjaman JEXIMVI maupun pinjaman AFP
Biaya bunga dalam perhitungan aspek keuangan dihitung dengan tingkatbunga 24% p.a. untuk kredit investasi maupun kredit modal kerja. Tingkatbunga tersebut sama dengan tingkat bungan kredit umum yang berlakusebelum krisis moneter. Selama krisis moneter berjalan, seperti pada tahun1998, bunga kredit umum berada pada tingkat 50 s.d. 70 persen per tahun.Segala proyek di semua sektor ekonomi tidak layak untuk dibiayai dengankredit bank dengan biaya bunga setinggi ini. Selama krisis moneter, bankumum mapun bank persero tidak membiayai proyek UKM dan koperasi,misalnya proyek kemitraan di sektor penangkapan ikan laut, adalah proyekyang layak untuk dibiayai dengan KLBI maupun dengan dana "two steploan". Tingkat bunga kredit terssbut dari bank umum dan bank perserokepada para nasabah bank bervariasi antara 16% sampai dengan 38% proanno pada tahun 1998.
Selama krisis berjalan, proyek kemitraan penangkapan ikan antara usahaeksportir ikan dengan kelompok nelayan dapat dibiayai dengan KKPA dan
7/25/2019 Pola KKPA Nelayan
26/26
Bank Indonesia Penangkapan Ikan Laut 25
"two step loan" karena tingkat bungan pinjaman tersebut masih berada padatingkat yang layak. Bilamana tingkat bungan pinjaman adalah pada tingkat38 p.a. % semua tipe kapal masih layak untuk dibiayai dengan pinjaman
tersebut, oleh karena aliran kas dari masing-masing tipe kapal masih cukupbesar. Perhitungan IRR dan NPV tidak berubah dengan perubahan biayabunga.
Recommended