View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
1/25
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
2/25
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Potensi Pengembangan Budidaya Ikan Betutu diDesa Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Indragiri,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
2. Katagori Pengabdian : Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Pelaksana Pelaksana
a. Nama : Syaiful Ramadhan Harahap, S.Pi, M.Si
b. Jenis Kelamin : Laki-Lakic. Golongan/ NIDN : III-b/ 1013068302
d. Pangkat/ Fungsional : Penata Muda Tk I/Asisten Ahli
e. Fakultas/ Program Studi : Pertanian/ Budidaya Perairanf. Pusat Pengabdian : Universitas Islam Indragiri
4. Personalia
a. Jumlah anggota : 2b. Jumlah pembantu : 3
5. Lokasi Kegiatan : Rumah Sekdes Teluk Dalam, Kec. Kuala Indragiri,Kab. Indragiri Hilir
6. Jumlah Dana : 2.750.000,-
7. Sumber Dana : Penelitian Dosen Pemula DIKTI Tahun 2014
Tembilahan, 5 Agustus 2014
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
3/25
TIM PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
a. Nama : `Syaiful Ramadhan Harahap, S.Pi, M.Si
b. NIDN/Golongan : 1013068302 / III-bc. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata Muda Tk.I / Asisten Ahli
d. Pekerjaan : Dosen tetap Budidaya Perairan UNISI
2. Pelaksana 1a. Nama : `Andi Yusapri, S.Pi, M.Si.
b. NIDN/Golongan : 1023037101 / III-c
c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata / Lektord. Pekerjaan : Dosen tetap Budidaya Perairan UNISI
3. Pelaksana 2
a. Nama : `Dwi Sushanty, S.Pi, M.Sib. NIDN/Golongan : 1023017601 / III-c
c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata / Lektor
d. Pekerjaan : Dosen tetap Budidaya Perairan UNISI
4. Pelaksana 3
a. Nama : `Safroin
b. NIDN/Golongan : - / -c. Pangkat/Jab. Fungsional : - / -
d. Pekerjaan : Mahasiswa Budidaya Perairan UNISI
5. Pelaksana 4
a. Nama : `Irawan
b. NIDN/Golongan : - / -c. Pangkat/Jab. Fungsional : - / -
d. Pekerjaan : Mahasiswa Budidaya Perairan UNISI
6. Pelaksana 5a. Nama : `Rafizal
b. NIDN/Golongan : - / -
c. Pangkat/Jab. Fungsional : - / -
d. Pekerjaan : Mahasiswa Budidaya Perairan UNISI
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
4/25
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan atas kehadirat Allah SWT atas semua nikmat
yang telah diberikan-Nya, laporan pengabdian kepada masyarakat dengan judul
Potensi Pengembangan Budidaya Ikan Betutu di Desa Teluk Dalam, Kecamatan
Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau bertujuan untuk mengajak
masyarakat untuk dapat mengoptimalkan potensi daerah mereka yang ada.
Sebagaimana selama ini kecamatan Kuala Indragiri menjadi tempat pengumpulan
ikan Betutu untuk ekspor ke negara tetangga.
Harapan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan terhadap masyarakat
desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri akan potensi ikan Betutu dan potensi
pengembangannya.
Demikianlah laporan pengabdian ini dibuat, semoga kegiatan pengabdian ini
memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa Teluk Dalam kecamatan Kuala
Indragiri akan potensi perikanan yang mereka miliki.
Tembilahan, 5 Agustus 2014
Penulis
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
5/25
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN. 1
Perumusan Masalah... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT 7
Tujuan Kegiatan.... 7
Manfaat Kegiatan...................... 7
BAB IV. PEMECAHAN MASALAH 9
BAB V. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS 10
BAB VI. METODA KEGIATAN.. . 11
BAB VII. PELAKSANAAN DAN JADWAL KEGIATAN 12
BAB VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
6/25
BAB I. PENDAHULUAN
Daerah Riau memiliki sumberdaya perikanan yang baik, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya sungai yang mengalir di daratan Riau serta banyaknya usaha
budidaya perikanan darat. Salah satu ikan potensial dari Riau adalah ikan Betutu atau
lebih dikenal dengan bahasa daerah sebagai ikan Bakut (Oxyeleotris marmoratus).
Nama ikan betutu mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun sebenarnya ikan
betutu termasuk salah satu jenis ikan yang sudah mendunia. Di dunia bisnis, ia
disebut Gabus Malas, di Kalimantan dinamakan Bakukut, orang Cina menyebutnya
Sun Hok, sedangkan dunia internasional menamainya marbled goby atau sand goby,
sedangkan di Riau selain dikenal dengan ikan betutu, ikan malas atau ikan bodoh,
juga disebut dengan nama ikan Bakut.
Tidak seperti namanya, ikan betutu atau ikan malas ternyata mempunyai
potensi ekonomi yang sangat tinggi. Negara pembeli bakut seperti malaysia, jepang
dan singapura mengolah kulit ikan betutu menjadi minyak obat bagi pasien selepas
operasi.
Menu masakan ikan betutu telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang,
Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarif menu ikan
betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00Rp 300.000,00 untuk
satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat
tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 Rp 100.000,00 per
kilogramnya.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
7/25
Mahalnya harga ikan bakut karena cita rasanya lezat, dagingnya putih, empuk
dan nyaris tidak bertulang. Hal ini sejalan dengan pedapat Rupawan, (2005) yang
menyatakan ikan ini mempunyai citarasa yang istimewa, dagingnya tebal dan putih
serta tulangnya sedikit. Daging ikan bakut yang rata-rata mengandung protein (9 -
22%), lemak (0,1 20%), mineral (1 3%), vitamin, lecithin, guanin dan sedikit
mengandung kolesterol (Arif et al., 2009).
Walaupun harga jual ikan bakut cukup tinggi (Rp100.000-Rp150.000/kg),
namun resiko yang dihadapi juga tidak kalah besar. Selain proses pembesaran yang
berlangsung lama, tingkat kematian ikan ini cukup tinggi.
Desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri kabupaten Indragiri Hilir
merupakan salah tempat penangkapan ikan bakut yang bernilai eksport, hampir dua
hari sekali ikan bakut keluar dari daerah kecamatan Kuala Indragiri ke Batam sebagai
gerbang keluar ikan bakut ke negara tentangga. Namun selama ini masyarakat hanya
mengenal perikanan tangkap saja. Oleh karena itu perlu dilaksanakan penyuluhan
potensi pengembangan budidaya ikan Betutu di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuala
Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau sebagai pengantar bagi masyarakat
untuk bisa mengoptimalkan potensi yang ada.
PERUMUSAN MASALAH
Selama ini ikan bakut kebutuhan akan permintaan pasar lokal maupun ekspor
masih belum mencukupi, masih mengandalkan dari hasil tangkapan alam, sedangkan
usaha pembudidayaan ikan ini bisa dikatakan belum ada. Belum ada informasi yang
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
8/25
lengkap tentang potensi perikanan yang lebih pada suatu daerah terutama di desa
Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri menjadi penghalang dalam mengoptimalkan
potensi perikanan yang ada, terutama berkaitan dengan ikan Betutu. Oleh karena itu
pengetahuan masyarakat akan potensi yang ada di daerahnya menjadi penting untuk
melakukan optimalisasi potensi perikanan yang ada.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
9/25
II. TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya ikan adalah suatu usaha manusia untuk mengendalikan pertumbuhan ikan
serta organisme air sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dari hasil
yang diperoleh dari alam (Sumantadinata, 1988). Bila dikategorikan sistem pemeliharaan
ikan (budidaya) tersebut dapat dibedakan menjadi 1) sistem intensif yaitu memanfaatkan
luas kolam yang terbatas, padat penebaran yang tinggi dan pemberian pakan yang cukup
bergizi, 2) sistem intensif yaitu pemeliharaan ikan di genangan air alami dan buatan
ditambah dengan beberapa masukan dari petani seperti pupuk, kapur, pakan dan
pengolahan kolam dan 3) sistem ekstensif yaitu pemeliharaan ikan yang dilakukan dengan
cara memanfaatkan genangan air dan menebari jenis ikan dan kemudian memanennya
setelah jangka waktu tertentu tanpa pemberian pakan, pupuk dan pengolahan kolam
(Jangkaru, 1984).
Di daerah Riau banyak kolam-kolam yang dibuat secara tidak sengaja, sehingga
tidak memenuhi syarat kolam yang diinginkan, contohnya kolam yang terjadi akibat
pengambilan tanah guna pengurukan suatu bangunan ataupun akibat penambangan
sehingga dengan turunnya hujan lama kelamaan akan terjadi genangan air (Sedana,
2004). Selain itu di daerah Riau usaha budidaya ikan bukan saja dilakukan di kolam tetapi
juga banyak di lakukan dalam keramba yang ditempatkan di sungai, terutama bagi
masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai (Sukendi, 2002).
Kualitas air yang ideal memenuhi syarat sebagai media hidup ikan budidaya yaitu
air yang memiliki pH antara 5,08,6 dengan suhu antara 25300
C serta perbedaan suhu
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
10/25
siang dan malam hari kurang dari 5 0 C serta kekeruhan tidak terlalu tinggi karena akan
mengganggu penglihatan ikan dan menyebabkan nafsu makan ikan akan berkurang
(Mulyanto, 1990). Namun keberhasilan suatu usaha budidaya tidak hanya tergantung pada
keadaan lingkungan dan kualitas benih yang ditebar tetapi juga sangat ditentukan oleh
teknologi budidaya yang dilakukan. Keberhasilan usaha budidaya ikan di kolam dan di
keramba perlu dikaji dengan harapan bagi masayarakat yang tinggal jauh dari sungai akan
dapat melakukan usaha budidaya di kolam. Untuk jenis ikan baung (Mystus nemurus CV)
pemeliharaan di keramba memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
pemeliharaan di kolam dengan padat tebar dan pemberian pakan yang sama, hasil penelitian
Sukendi (2002) menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak ikan baung di kolam berkisar
antara 57,8760,12 sedangkan di keramba antara 59,8760,22, pertumbuhan bobot harian
di kolam antara 8,058,09 % sedangkan di keramba antara 8,08 8,12 %, pertumbuhan
panjang di kolam antara 14, 13 14,37 sedangkan di keramba antara 14,2515,03 cm,
sehingga untuk ikan baung direkomendasikan untuk melakukan usaha budidaya di keramba.
Selanjutnya dari hasil penelitian Sukendi, Putra dan Yurisman (2007) juga menunjukkan
bahwa teknologi pemeliharaan ikan kapiek yang terbaik adalah dalam keramba ukuran 1 x 1
x 1 m yang ditempatkan di sungai dengan padat tebar 20 ekor, menghasilkan pertumbuhan
bobot mutlak sebesar 28,29 g, pertumbuhan panjang mutlak sebesar 6,42 cm, pertumbuhan
bobot harian sebesar 2,95 % dan kelulushidupan sebesar 93,30 %.
Pertumbuhan ikan dalam budidaya dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal,
faktor eksternal adalah lingkungan dimana ikan dipelihara, seperti kepadatan, jumlah pakan,
kualitas serta ukuran makanan yang diberikan dan faktor kualitas air, sedangkan faktor
internal adalah jenis kelamin, ukuran dan keturunan (Harris, 1992). Selanjutnya Huet (1986)
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
11/25
meyatakan bahwa selain makanan dan jenis makanan yang diberikan, pertumbuhan juga
dipengaruhi oleh padat tebar. Untuk percepatan pertumbuhan dalam budidaya ikan pantau
(Rasbora lateristrata Blkr) dapat pula dilakukan dengan pemberian hormon tiroksin (T4)
dengan dosis 2 mg/kg pakan buatan yang diberikan (Legimin, 2005).
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
12/25
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan pengetahuan terhadap petani ikan tentang potensi perikanan sebagai
sumber peningkatan ekonomi.
2. Mengetahui potensi perikanan yang ada di desa Teluk Dalam, dan mengetahui
langkah apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai potensi ini menjadi
peluang peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan potensi perikanan di desa Teluk Dalam yang dilakukan ini
diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
a. Bagi Peserta Penyuluh
- Dapat menambah ilmu pengetahuan akan potensi perikanan yang ada di desa
Teluk dalam.
- Dapat melakukan peningkatan nilai potensi menjadi peluang peningkatan
ekonomi bagi warga
b. Bagi Masyarakat
-
Peserta dapat menjadi contoh bagi warga sekitarnya.
c. Bagi Anggota Pelaksana Penyuluhan
- Melaksanakan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
13/25
- Membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh peserta
penyuluhan.
- Mendapatkan pengalaman berharga serta informasi tentang perikanan di
lapangan.
d. Bagi Perguruan Tinggi
- Memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Perguruan Tinggi bukanlah
semata-mata bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan penelitian saja,
tetapi juga turut memikirkan dan membantu memecahkan permasalahan yang
ada dalam masyarakat melalui program pengabdian pada masyarakat.
- Keberadaan perguruan tinggi di tengah-tengah masyarakat akan lebih
kelihatan fungsinya melalui penerapan teknologi tepat guna yang dimiliki
oleh pakar-pakar yang ada di perguruan tinggi.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
14/25
BAB IV. PEMECAHAN MASALAH
Masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat desa Teluk Dalam Kecamatan
Kuala Indragiri adalah mulai terjadi penurunan kualitas lingkungan perairan di daerah
mereka, sedangkan daerah Kuala Indragiri merupakan salah satu daerah yang
memiliki hasil tangkapan ikan bakut yang besar, yang hamper semua hasil ini
menjadi komoditas ekspor ke Negara tetangga. Namun selama ini hasil tangkapan
menurun dan belum mengertinya masyarakat untuk mengembangkan potensi
perikanan sehingga dapat menjadi salah satu peluang ekonomi bagi mereka.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan melakukan
penyuluhan dan melakukan diskusi dengan warga untuk membaca potensi perikanan
di desa Teluk Dalam, sehingga dari mengetahui potensi yang ada dapat diberikan
jalan keluar akan langkah apa yang dapat dilakukan untuk melakukan optimalisasi
potensi ini.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
15/25
BAB V. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS
Jumlah warga desa Teluk Dalam cukup banyak. Dari kegiatan penyuluhan ini
diharapkan minimal dapat diikuti oleh 20 orang warga, dari ke 20 orang warga dini
diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir akan apa yang dapat diperbuat dengan
potensi perikanan yang dimiliki daerahnya untuk dikembangkan sehingga menjadi
salah satu faktor yang dapat meningkatkan ekonomi warga setempat. Serta ini
menjadi contoh bagi warga lainnya.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
16/25
BAB VI. METODA KEGIATAN
Dalam melaksanakan penyuluhan ini digunakan metode ceramah dan diskusi.
Metode ceramah dilakukan untuk memberikan gambaran potensi perikanan dan
kaitannya dengan peningkatan ekonomi dan diskusi dilakukan untuk menggali
enformasi potensi perikanan yang dapat dikembangkan di desa Teluk Dalam sebagai
salah satu daerah yang dikenal dengan hasil ikan tangkapan ikan bakutnya.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
17/25
BAB VII. PELAKSAAN DAN JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama selama 2 hari, tim
penyuluh memberikan materi potensi perikanan sebagai pembuka wawasan bagi
masyarakat.
Berikut merupakan gambaran kegiatan penyuluhan potensi perikanan di desa
Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir.
N0.
Kegiatan Materi Waktu Tempat Pelaksana
1. Persiapan 1.Observasi kelapangan
2.Penyediaan
bahan
3.Penyusunanmateri
1 hariDesa TelukDalam dan
Universitas
Riau
Tim
2. Pelaksanaan 1.Ceramahtentang potensi
perikanan
2.
Diksusi potensipengembangan
perikanan di
desa Teluk
DalamKecamatan
Kuala Indragiri
Semua matericeramah dan
diskusi
dilakukan 1hari
RumahSekretaris
desa Teluk
Dalam
TIM
3. Evaluasi Evaluasipenyusunan
laporan
1 bulan Tim
pelaksana
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
18/25
BAB VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, tim melakukan diskusi dengan
masyarakat, agar memberikan informasi lengkap akan potensi perikanan di desa
Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri. Dalam pelaksanaan pengabdian yang telah
dilaksanakan di dapatkan kesimpulan bahwa ada potensi ikan bakut yang cukup besar
di daerah Teluk Dalam, salah satunya adalah kebanyakan ikan bakut yang tertangkap
berukuran kecil sering dijual dengan harga murah karena tidak masuk ke dalam
ukuran ikan yang menjadi komoditas ekspor, maka salah satu solusi yang ditawarkan
oleh tim adalah bagaimana dilakukan pembesaran ikan bakut ukuran kecil tersebut
oleh masyarakat sehingga ikan bisa mencapai ukuran komoditas ekspor sehingga
memiliki nilai harga yang lebih baik dibandingkan ikan dengan ukuran kecil tersebut.
Harga ikan bakut dengan ukuran di atas 500 gram memiliki harga antara 100 ribu
hingga 120 ribu perkilogram di tingkat nelayan, sedangkan ikan yang berukuran di
bawah 400 gram memiliki harga sekitar 30 ribu perkilogram.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
19/25
Gambar 1. TIM Pelaksanaan Diskusi Dengan Warga
Selain itu teknik penangkapan ikan bakut sudah sangat dikuasai masyarakat,
namun bukan dengan melakukan penangkapan secara tidak bertanggung jawab
dengan lingkungan. Beberapa masyarakat juga ada yang memelihara ikan bakut di
dalam sumur, namun ikan bakut yang dipelihara tidak diberi makan dengan baik
karena ketidak tahuan masyarakat akan kebiasaan makan ikan bakut, sehingga tidak
ada pertumbuhan pada ikan bakut tersebut, salah satunya adalah tidak adanya
informasi akan cara memelihara ikan bakut ini.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
20/25
Gambar 2. Foto Bersama dengan Peserta Setelah Penyuluhan
Sehingga kebiasaan masyarakat yang kadang iseng memelihara ikan bakut di
dalam sumur rumah mereka ini bisa dijadikan peluang untuk menggerakkan
masyarakat untuk dapat membudidayakan ikan bakut dengan lebih baik, sehingga
bisa menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, cara yang terbaik untuk
menstimulus masyarakat ini adalah dengan memberikan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam memelihara bakut di kolam perkarangan rumah
mereka. Hal ini sesuai dengan kegiatan selanjutnya yaitu teknik pemeliharaan ikan
bakut di desa Teluk Dalam, kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir.
Desa tetangga dari desa Teluk Dalam merupakan salah satu pusat
pengumpulan ikan Bakut yang akan di ekspor ke Singapura dan Negara tetangga
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
21/25
melalui Batam, yaitu desa Sungai Jepun, hampir tiap dua hari sekali ikan bakut
dikirim ke Negara tetangga melalui penampung yang ada di desa Sungai Jepun,
selanjutnya penampung di Sungai Jepun mengirimkan ikan tersebut ke Batam sebagai
pintu keluar ikan bakut ke luar negeri.
Dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan, juga ada beberapa
permasalahan yang dialami oleh masyarakat, pertama adalah ada beberapa orang
yang tidak bertanggung jawab melakukan penangkapan ikan dengan racun, namun
kejadian ini sangat jarang terjadi. Selain itu juga didapatkan informasi permasalahan
masyarakat dalam melakukan budidaya ikan seperti belum diketahuinya bagaimana
memelihara ikan bakut, bagaimana metode pemeliharaan, wadah yang digunakan apa
yang terbaik, karena hal ini berkaitan juga dengan permasalahan hama berupa
predator yang sering menyerang perkolamana masyarakat yaitu biawak dan berang-
berang. Selain itu masyarakat juga belum tau jenis makanan yang diberikan untuk
pemeliharaan ikan bakut.
Dari penyuluhan ini juga didapatkan informasi jika di desa Teluk Dalam
memiliki potensi pakan bakut berupa ikan rucah yang cukup murah, ikan rucah di
desa Teluk Dalam harganya berkisar 5 ribu rupiah perkilogram, bahkan pada
beberapa anakan sungai atau parit yang terdapat di desa Teluk Dalam juga terdapat
udang-udang kecil yang dapat menjadi pakan bagi ikan bakut jika dilakukan kegiatan
budidaya.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
22/25
Sehingga dari kegaitan penyuluhan ini dapat disimpulkan jika potensi perikanan
di desa Teluk Dalam dalam mengembangkan keberadaan potensi ikan bakut sangat
besar.
1. Ada potensi ikan bakut yang ukuran diluar ukuran komoditas ekspor yang
dapat dijadikan objek budidaya, karena jika dijual harga sangat murah
2. Potensi perairan di desa Teluk Dalam yang sangat sesuai dengan habitat
hidup ikan bakut
3.
Terdapatnya lahan di antara kebun kelapa yang kosong, dari pengamatan
yang dilakukan ini mempunyai potensial besar untuk dijadikan perkolaman
budidaya ikan bakut
Gambar 3. Potensi Lahan yang ada disekitar warga
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
23/25
4. Adanya potensi ikan rucah yang murah serta keberadaan udang-udang kecil
yang hidup di sungai-sungai kecil di desa Teluk Dalam yang dapat
dijadikan pakan bagi ikan bakut
5. Pendeknya mata rantai pemasaran ikan bakut, karena ada penampung ikan
bakut yang langsung mengirim ke Batam untuk di ekspor, ini merupakan
peluang pasar yang tidak akan putus dan fluktuasi harga yang terjadi juga
akan sangat kecil.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
24/25
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M. I. 1992. Metoda Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Agromedia
Bogor.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta
FAO. 1993. Aquaculture Production. FAO Fisheries Circular No.815, Revision 5.
Rome. 213 hal.
Harvey, B. J. and W. S. Hoar, 1979. The Theory and Practice of Induced Breeding in
Fish. IDRC. Ottawa. Cannada.
Huet, M., 1971. Text Book Fish Culture, Breeding and Cultivation of Fish. Fish New
(books) Ltd. London. 431 p
Jangkaru, Z., 1974. Makanan Ikan. Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Direktorat
Jenderal Perikanan. Bogor. 49 halaman
Koesbiono, 1980. Biologi Laut. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. 150
hal.
Komaruddin, A. K, Ujang. 2000. Betutu. Penebar Swadaya. Jakarta
Larger, K. F. 1972. Fresh Water Fishery Biology. Brown Company Publishers.
Dubuqua-Iowa.
Legimin, 2005. Pengaruh Penambahan hormon tiroksin (T4) pada pakan buatan
terhadap pertumbuhan ikan pantau (Rasbora lateristrata Blkr).Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Lubis, S. 2002. Studi Ekologi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Sungai Seruai
Kabupaten Deli Serdang Suamtera Utara. Tesis. ProgramPascasarjana USU. 104 hal (Tidak diterbitkan).
Mac Pherson, E. 1981. Resource Partitioning in a Mediterrania Demersal Fish
Community. Marine Ecology Program Series, 39. Hal 183-193.
Mudjiman, A., 1999. Makanan Ikan. Cetakan ke 12. Penebar Swadaya. Jakarta. 190
191 hal.
7/24/2019 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVIN
25/25
Nikolsky, G. V. 1963. The ecology of Fishes. Academic Press., New York
Sudrajat A. O dan Effendi, I, 2002. Pemberian Pakan Buatan Bagi Benih Ikan Betutu.Jurnal Akuakultur Indonesia 1(3) hal 109-118.
Sukendi, R. M. Putra dan Yurisman. 2009. Pengembangan Teknologi Pembenihan
dan Budidaya Ikan Motan (Thynnicthys thynnoides Blkr) dalamRangka Menjaga Kelestarianya dari Alam. Universitas Riau
Pekanbaru.
Zonnefeld, N., E.A. Huisman & J.H. Bon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Recommended