View
83
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Selamat Mengikuti dan Semoga SuksesSelamat Mengikuti dan Semoga Sukses
2
3
STANDAR KOMPETENSI 4STANDAR KOMPETENSI 4
Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusiKompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
PERTEMUAN ke 1PERTEMUAN ke 1
4
HubunganDasar NegaradenganKonstitusi
HubunganDasar NegaradenganKonstitusi
1. Dasar negara
2. Konstitusi
3. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
1. Dasar negara
2. Konstitusi
3. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Pengertian Dasar Negara
Dasar berarti landasan atau foundamental. Negara merupakan suatu organisasi kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.
Jadi dasar negara berarti suatu landasan untuk mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 karena idiologi negara kita adalah Pancasila .
Pilihan setiap bangsa di dunia terhadap bentuk dasar negaranya tergantung pada idiologi yang dianut oleh negara tersebut
Di negara barat karena beridiologi libral maka dasar negaranya adalah libral
Di negara beridiologi komunis maka dasar negaranya adalah komunis
Pengertian Dasar Negara
Dasar berarti landasan atau foundamental. Negara merupakan suatu organisasi kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.
Jadi dasar negara berarti suatu landasan untuk mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 karena idiologi negara kita adalah Pancasila .
Pilihan setiap bangsa di dunia terhadap bentuk dasar negaranya tergantung pada idiologi yang dianut oleh negara tersebut
Di negara barat karena beridiologi libral maka dasar negaranya adalah libral
Di negara beridiologi komunis maka dasar negaranya adalah komunis
5
6 Fungsi dan Kedudukan Dasar Negara
Pokok kaidah negara yang fundamental tiada lain adalah dasar negara Pancasila
fungsi dan kedudukannya Pancasila dalam tinjauan pokok kaidah negara yang
fundamental ini berarti segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara
Indonesia baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis harus bersumber dan berada di bawah
pokok kaidah negara yang fundamental tersebut.
Pokok kaidah negara yang fundamental juga mengikat dan mengatur penyelenggara negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan,
warga negara, dan penduduk
Fungsi dan Kedudukan Dasar Negara
Pokok kaidah negara yang fundamental tiada lain adalah dasar negara Pancasila
fungsi dan kedudukannya Pancasila dalam tinjauan pokok kaidah negara yang
fundamental ini berarti segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara
Indonesia baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis harus bersumber dan berada di bawah
pokok kaidah negara yang fundamental tersebut.
Pokok kaidah negara yang fundamental juga mengikat dan mengatur penyelenggara negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan,
warga negara, dan penduduk
Dasar Negara Menurut Tinjauan Yuridis Konstitusional
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi di dalam
negara.serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dan sumber tertib hukum negara RI hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo Tap MPR No. V/MPR/1973 jo Tap MPR No. IX/MPR/1978, selanjutnya dipertegas lagi mengenai kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 yang kemudian dicabut dengan Tap. MPR RI No.
III / MPR / 2000
Dalam Tap MPR RI NO. III / MPR/ 2000 Tentang Sumber Hukum disebutkan bahwa Pancasila dan Batang Tubuh UUD
1945 (setelah diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional, dan dengan ditetapkannya
ketetapan ini maka Pancasila tidak lagi sebagai Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum Dasar
Nasional.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara dalam tinjauan sosiologis berarti sebagai pengatur hidup kemasyarakatan,
sedangkan tinjauan yang bersifat etis filosofis berarti sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara mencari kebenaran
Dasar Negara Menurut Tinjauan Yuridis Konstitusional
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi di dalam
negara.serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dan sumber tertib hukum negara RI hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo Tap MPR No. V/MPR/1973 jo Tap MPR No. IX/MPR/1978, selanjutnya dipertegas lagi mengenai kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 yang kemudian dicabut dengan Tap. MPR RI No.
III / MPR / 2000
Dalam Tap MPR RI NO. III / MPR/ 2000 Tentang Sumber Hukum disebutkan bahwa Pancasila dan Batang Tubuh UUD
1945 (setelah diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional, dan dengan ditetapkannya
ketetapan ini maka Pancasila tidak lagi sebagai Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum Dasar
Nasional.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara dalam tinjauan sosiologis berarti sebagai pengatur hidup kemasyarakatan,
sedangkan tinjauan yang bersifat etis filosofis berarti sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara mencari kebenaran
7
Pengertian atau atribut dari
Pancasila
Pengertian atau atribut dari
Pancasila
8 dasar negara
pandangan hidup bangsa
jiwa bangsa
kepribadian bangsa
sumber dari segala sumber hukum, (Sumber Hukum Dasar Nasional) perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
dasar negara
pandangan hidup bangsa
jiwa bangsa
kepribadian bangsa
sumber dari segala sumber hukum, (Sumber Hukum Dasar Nasional) perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai Dasar Negara sering disebut sebagai Falsafah Negara (Philosofische Grondslag dari negara) atau Idiologi Negara (Staatsidee) dalam pengertian ini, Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau untuk mengatur penyelenggaraan negara
Pancasila sebagai Pandangan Hidup BangsaPancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan way of life, dalam pengertian ini Pancasila merupakan pedoman tingkah laku atau petunjuk hidup bagi setiap warga negara Indonesai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup dalam pelaksanaannya sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, sopan santun dan hukum
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa IndonesiaPancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia mengandung pengertian Pancasila sudah ada sejak adanya bangsa Indonesia (jaman Sriwijaya dan Majapahit)
Pancasila sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai Dasar Negara sering disebut sebagai Falsafah Negara (Philosofische Grondslag dari negara) atau Idiologi Negara (Staatsidee) dalam pengertian ini, Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau untuk mengatur penyelenggaraan negara
Pancasila sebagai Pandangan Hidup BangsaPancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan way of life, dalam pengertian ini Pancasila merupakan pedoman tingkah laku atau petunjuk hidup bagi setiap warga negara Indonesai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup dalam pelaksanaannya sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, sopan santun dan hukum
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa IndonesiaPancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia mengandung pengertian Pancasila sudah ada sejak adanya bangsa Indonesia (jaman Sriwijaya dan Majapahit)
9
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa IndonesiaPancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia mengandung
pengertian sikap mental, tingkah laku, amal perbuatan bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain
Ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain yaitu :
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Musyawarah – mufakat, Kekeluargaan dan Gotong Royong, idak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang paling sulit
Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber HukumPancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
tertib hukum bagi negara Republik Indonesia, pengertian ini terdapat dalam Tap. MPRS No. XX/MPRS/1966, disebutkan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti segala peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan atau berpedoman dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila
Pancasila sebagai sumber tertib hukum bagi negara Republik Indonesia mengandung pengertian: pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa IndonesiaPancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia mengandung
pengertian sikap mental, tingkah laku, amal perbuatan bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain
Ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain yaitu :
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Musyawarah – mufakat, Kekeluargaan dan Gotong Royong, idak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang paling sulit
Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber HukumPancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
tertib hukum bagi negara Republik Indonesia, pengertian ini terdapat dalam Tap. MPRS No. XX/MPRS/1966, disebutkan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti segala peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan atau berpedoman dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila
Pancasila sebagai sumber tertib hukum bagi negara Republik Indonesia mengandung pengertian: pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
10
Pancasila sebagai Perjanjian LuhurPancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara, slogan sekali merdeka tetap merdeka harus kita pertahankan sebagai perwujudan atau manifestasi dari hak azasi manusia
Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia harus kita wujudkan seperti tujuan nasional negara kita yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasan kehidupan bangsa
Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang serba majemuk seperti SARA, hal ini sudah terbukti sejak sumpah pemuda, karena biarpun berbeda daerah bisa disatukan menjadi satu tanah air Indonesia, walaupun berbeda suku bangsa kita bisa bersatu menjadi satu bangsa Indonesai, walaupun berbeda bahasa daerah dapat dipersatukan menjadi bahasa Indonesia semuanya itu karena falsafah hidup Pancasila
Pancasila sebagai Perjanjian LuhurPancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara, slogan sekali merdeka tetap merdeka harus kita pertahankan sebagai perwujudan atau manifestasi dari hak azasi manusia
Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia harus kita wujudkan seperti tujuan nasional negara kita yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasan kehidupan bangsa
Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang serba majemuk seperti SARA, hal ini sudah terbukti sejak sumpah pemuda, karena biarpun berbeda daerah bisa disatukan menjadi satu tanah air Indonesia, walaupun berbeda suku bangsa kita bisa bersatu menjadi satu bangsa Indonesai, walaupun berbeda bahasa daerah dapat dipersatukan menjadi bahasa Indonesia semuanya itu karena falsafah hidup Pancasila
11
11
12
DISKUSIKANLAHDISKUSIKANLAH
Apakah yang menyebabkan Bangsa Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar negara kenapa tidak libral atau komunis ?
Apakah yang menyebabkan Bangsa Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar negara kenapa tidak libral atau komunis ?
13
JAWABAN JAWABAN
Sebab Pancasila itu nilai-nilainya digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Adapun Ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain yaitu :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,2. Musyawarah – mufakat,
3. Kekeluargaan dan Gotong Royong, 4. Tidak mudah menyerah walaupun dalam
keadaan yang paling sulit
Sebab Pancasila itu nilai-nilainya digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Adapun Ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain yaitu :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,2. Musyawarah – mufakat,
3. Kekeluargaan dan Gotong Royong, 4. Tidak mudah menyerah walaupun dalam
keadaan yang paling sulit
11
14
15
STANDAR KOMPETENSI 4STANDAR KOMPETENSI 4
Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusiKompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
PERTEMUAN ke 2PERTEMUAN ke 2
16
KONSTITUSIKONSTITUSI
Pengertian konstitusi
Macam-macam konstitusi
Sifat dan fungsi konstitusi negara
Kedudukan konstitusi
Pembentukan dan pengubahan konstitusi
Pengertian konstitusi
Macam-macam konstitusi
Sifat dan fungsi konstitusi negara
Kedudukan konstitusi
Pembentukan dan pengubahan konstitusi
17
Pengertian Konstitusi
Konstitusi negara atau Undang-Undang Dasar merupakan peraturan negara yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan lainnya yang berada di bawahnya
Pengertian Konstitusi
Konstitusi negara atau Undang-Undang Dasar merupakan peraturan negara yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan lainnya yang berada di bawahnya
11
22
33
44
18Pandangan pakar politik tentang Konstitusi suatu negara Pandangan pakar politik tentang Konstitusi suatu negara
L. J. Van Apeldoorn (Belanda), membedakan antara istilahUUD (grondwet) dengan Konstitusi (Constitutie) dimana UUDmerupakan bagian tertulis dari dari suatu Konstitusi ( Konstitusi lebih luas pengertianya dari UUD ) karena Konstitusi memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis
L. J. Van Apeldoorn (Belanda), membedakan antara istilahUUD (grondwet) dengan Konstitusi (Constitutie) dimana UUDmerupakan bagian tertulis dari dari suatu Konstitusi ( Konstitusi lebih luas pengertianya dari UUD ) karena Konstitusi memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis
Herman Heller, menyebutkan bahwa : Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari UUD. Karena Konstitusi sebenarnyatidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis
Herman Heller, menyebutkan bahwa : Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari UUD. Karena Konstitusi sebenarnyatidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis
Oliver Cromwell, menyebutkan bahwa : Konstitusi dan UUD adalah identik (sama). Karena UUD dibuat sebagai pegangan untuk memerintah
Oliver Cromwell, menyebutkan bahwa : Konstitusi dan UUD adalah identik (sama). Karena UUD dibuat sebagai pegangan untuk memerintah
Lasalle Struycken menyebutkan bahwa : Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan yang nyata di dalam masyarakat. Seperti Kepala Negara, Angkatan Perang, Partai Politik, Buruh Tani, Pegawai dan sebagainya. Dalam hal ini Konstitusi sama dengan UUD
Lasalle Struycken menyebutkan bahwa : Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan yang nyata di dalam masyarakat. Seperti Kepala Negara, Angkatan Perang, Partai Politik, Buruh Tani, Pegawai dan sebagainya. Dalam hal ini Konstitusi sama dengan UUD
19
Macam – Macam Konstitusi
Menurut C. F. Strong, dalam bukunya “ Modern Political Constitution “ membedakan Konstitusi menjadi dua macam yaitu Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak tertulis.
Suatu konstitusi dikatakan tertulis apabila sengaja dibuat oleh lembaga yang berwenang dalam bentuk sebuah naskah (documentary constitution). Sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (non- documentary constitution) dan merupakan suatu tradisi atau konvensi. Contohnya konstitusi negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen piagam atau pernyataan.
Dalam beberapa buku dapat dijumpai bahwa konstitusi itu adalah UUD yang sebenarnya merupakan bagian dari hukum dasar yaitu termasuk hukum dasar yang tertulis sedangkan di luar hukum dasar tertulis adalah hukum dasar tidak tertulis sejenis konvensi atau traktat
Macam – Macam Konstitusi
Menurut C. F. Strong, dalam bukunya “ Modern Political Constitution “ membedakan Konstitusi menjadi dua macam yaitu Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak tertulis.
Suatu konstitusi dikatakan tertulis apabila sengaja dibuat oleh lembaga yang berwenang dalam bentuk sebuah naskah (documentary constitution). Sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (non- documentary constitution) dan merupakan suatu tradisi atau konvensi. Contohnya konstitusi negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen piagam atau pernyataan.
Dalam beberapa buku dapat dijumpai bahwa konstitusi itu adalah UUD yang sebenarnya merupakan bagian dari hukum dasar yaitu termasuk hukum dasar yang tertulis sedangkan di luar hukum dasar tertulis adalah hukum dasar tidak tertulis sejenis konvensi atau traktat
11
20
Sifat dan Fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes), dan juga Rigid (kaku). Konstitusi dikatakan flexible (luwes) apabila konstitusi itu memungkinkanadanya perubahan sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Seperi konstitusi Inggris dan Selandia Baru. Konstitusi dikatakan Rigid atau kaku apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali melalui amandemen
Fungsi pokok konstitusi negara adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintahan negara sedemikian rupa agar penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara tidak bersifat sewenang-wenang, sehingga hak-hakwarga negara terlindungi atau terjamin. Gagasan ini selanjutnya dinamakan konstitusionalisme
Sifat dan Fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes), dan juga Rigid (kaku). Konstitusi dikatakan flexible (luwes) apabila konstitusi itu memungkinkanadanya perubahan sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Seperi konstitusi Inggris dan Selandia Baru. Konstitusi dikatakan Rigid atau kaku apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali melalui amandemen
Fungsi pokok konstitusi negara adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintahan negara sedemikian rupa agar penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara tidak bersifat sewenang-wenang, sehingga hak-hakwarga negara terlindungi atau terjamin. Gagasan ini selanjutnya dinamakan konstitusionalisme
11
21
Kedudukan Konstitusi
Undang-Undang Dasar memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundangan-undangan, karena setiap perundangan yang berada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang ada di atasnya dan apabila ada peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar harus dicabut. Undang-Undang Dasar juga dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan peraturan perundangan yang ada di bawahnya.
UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum dasar). Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah pokok :
1. Jaminan terhadap hak azasi manusia2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar3. Adanya pembagian atau pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga bersifat mendasar
Kedudukan Konstitusi
Undang-Undang Dasar memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundangan-undangan, karena setiap perundangan yang berada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang ada di atasnya dan apabila ada peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar harus dicabut. Undang-Undang Dasar juga dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan peraturan perundangan yang ada di bawahnya.
UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum dasar). Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah pokok :
1. Jaminan terhadap hak azasi manusia2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar3. Adanya pembagian atau pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga bersifat mendasar
11
Pembentukan
Konstitusi
Pembentukan
Konstitusi
22
1. Cara Pemberian (Grants)
2. Cara Pembuatan dengan Sengaja (Deliberate Creation)
3. Cara Revolusi (Revolution)
4. Cara Evolusi (Evolution
1. Cara Pemberian (Grants)
2. Cara Pembuatan dengan Sengaja (Deliberate Creation)
3. Cara Revolusi (Revolution)
4. Cara Evolusi (Evolution
Pembentukan dan Pengubahan Konstitusi Pembentukan dan Pengubahan Konstitusi
23
Cara Pemberian (Grants)
Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan cara pemberian terdapat pada negara-negara yang berbentuk kerajaan. Negara Monarchi yang mula-mula bersifat mutlak lambat laun sebagai akibat timbulnya faham demokrasi berubah sifatnya menjadi negara Monarchi yang Konstitusional
Raja-Raja negara-negara Monarchi membagi-bagikan Undang-Undang Dasar kepada rakyatnya dan Raja berjanji akan melaksanakan kekuasaannya dalam batas-batas seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Undang-Undang Dasar yang dibagi-bagikan itu disebut Undang-Undang Dasar Oktroi seperti Kerajaan Jepang. Kerajaan mau membatasi diri dalam menjalankan kekuasaannya dengan membagi-bagikan Undang-Undang Dasar karena adanya desakan yang hebat dari rakyat agar raja atau penguasa tidak bertindak anarchisme atau sewenang-wenang
Cara Pemberian (Grants)
Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan cara pemberian terdapat pada negara-negara yang berbentuk kerajaan. Negara Monarchi yang mula-mula bersifat mutlak lambat laun sebagai akibat timbulnya faham demokrasi berubah sifatnya menjadi negara Monarchi yang Konstitusional
Raja-Raja negara-negara Monarchi membagi-bagikan Undang-Undang Dasar kepada rakyatnya dan Raja berjanji akan melaksanakan kekuasaannya dalam batas-batas seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Undang-Undang Dasar yang dibagi-bagikan itu disebut Undang-Undang Dasar Oktroi seperti Kerajaan Jepang. Kerajaan mau membatasi diri dalam menjalankan kekuasaannya dengan membagi-bagikan Undang-Undang Dasar karena adanya desakan yang hebat dari rakyat agar raja atau penguasa tidak bertindak anarchisme atau sewenang-wenang
24Cara Pembuatan dengan Sengaja
(Deliberate Creation)
Dalam hal ini pembuatan suatu Undang-unang Dasar dilakukan setelah negara baru didirikan.
Negara Amerika Serikat merupakan negara pertama membuat Undang-Undang Dasar atau Konstitusi sebagai Hukum dasar tertulis yang disahkan pada tanggal 17 September 1787 oleh sidang Konstituante.
Indonesia termasuk dalam cara pembutan dengan sengaja. Di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI menetapkan UUD 1945 dalam sidangnya 18 Agustus 1945
Cara Pembuatan dengan Sengaja (Deliberate Creation)
Dalam hal ini pembuatan suatu Undang-unang Dasar dilakukan setelah negara baru didirikan.
Negara Amerika Serikat merupakan negara pertama membuat Undang-Undang Dasar atau Konstitusi sebagai Hukum dasar tertulis yang disahkan pada tanggal 17 September 1787 oleh sidang Konstituante.
Indonesia termasuk dalam cara pembutan dengan sengaja. Di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI menetapkan UUD 1945 dalam sidangnya 18 Agustus 1945
25
Cara Revolusi (Revolution)
Salah satu cara untuk menggulingkan suatu pemerintahan negara yang tidak disenangi rakyatnya dengan jalan perebutan kekuasaan (Coup d’Etat).
Pemerintah baru yang lahir akibat revolusi lalu membuat UUD yang diusahakan mendapat persetujuan rakyatnya.
Seperti Prancis tahun 1791, Spanyol tahun 1932
Cara Revolusi (Revolution)
Salah satu cara untuk menggulingkan suatu pemerintahan negara yang tidak disenangi rakyatnya dengan jalan perebutan kekuasaan (Coup d’Etat).
Pemerintah baru yang lahir akibat revolusi lalu membuat UUD yang diusahakan mendapat persetujuan rakyatnya.
Seperti Prancis tahun 1791, Spanyol tahun 1932
26
Cara Evolusi (Evolution)
Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan Undang-Undang
Dasar, dan secara otomatis Undang-Undang Dasar lama tidak berlaku lagi, hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan bentuk
pemerintahan atau bentuk negara.
(seperti di Indonesia UUD 1945 berubah ke Konstitusi RIS 1949 ke UUD Sementara 1950 ke
UUD 1945)
Cara Evolusi (Evolution)
Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan Undang-Undang
Dasar, dan secara otomatis Undang-Undang Dasar lama tidak berlaku lagi, hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan bentuk
pemerintahan atau bentuk negara.
(seperti di Indonesia UUD 1945 berubah ke Konstitusi RIS 1949 ke UUD Sementara 1950 ke
UUD 1945)
PengubahanKonstitusi
PengubahanKonstitusi
27
1. Cara Refrendum
2. Cara Pembentukan
Badan khusus
1. Cara Refrendum
2. Cara Pembentukan
Badan khusus
28
Cara Refrendum
pengubahan suatu Undang-Undang Dasar harus mendapat persetujuan langsung dari rakyat. Kalau mendapat persetujuan rakyat
maka Undang-Undang Dasar boleh diubah, jika tidak Undang-Undang Dasar tidak boleh diubah (pernah ada pada jaman orde baru dengan UU.
No. 5 tahun 1985 tentang refrendum)
Sistem Refrendum ini masih ada di Negara Swiss
Cara Refrendum
pengubahan suatu Undang-Undang Dasar harus mendapat persetujuan langsung dari rakyat. Kalau mendapat persetujuan rakyat
maka Undang-Undang Dasar boleh diubah, jika tidak Undang-Undang Dasar tidak boleh diubah (pernah ada pada jaman orde baru dengan UU.
No. 5 tahun 1985 tentang refrendum)
Sistem Refrendum ini masih ada di Negara Swiss
29
Cara Pembentukan Badan khusus
Badan ini khusus dibentuk untuk melaksanakan tugas membuat atau mengubah Undang Undang Dasar ( badan ini pernah ada di Indonesia dengan nama Konstituante yang
bertugas untuk membuat Undang-Undang Dasar yang difinitif untuk mengganti Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tetapi gagal
dalam melaksanakan tugasnya sehingga badan ini dibubarkan dengan dekrit presiden 5 Juli
1959. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 badan yang bertugas untuk mengubah Undang-
Undang Dasar adalah MPR terdapat dalam pasal 3 (1) dan pasal 37 UUD 1945)
Cara Pembentukan Badan khusus
Badan ini khusus dibentuk untuk melaksanakan tugas membuat atau mengubah Undang Undang Dasar ( badan ini pernah ada di Indonesia dengan nama Konstituante yang
bertugas untuk membuat Undang-Undang Dasar yang difinitif untuk mengganti Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tetapi gagal
dalam melaksanakan tugasnya sehingga badan ini dibubarkan dengan dekrit presiden 5 Juli
1959. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 badan yang bertugas untuk mengubah Undang-
Undang Dasar adalah MPR terdapat dalam pasal 3 (1) dan pasal 37 UUD 1945)
30
3.Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Hubungan atau keterkaiatan dasar negara dengan konstitusi suatu negara nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan atau Mukadimah Undang Undang Dasar suatu negara. Dari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk konstitusi atau Undang Undang Dasar
3.Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Hubungan atau keterkaiatan dasar negara dengan konstitusi suatu negara nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan atau Mukadimah Undang Undang Dasar suatu negara. Dari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk konstitusi atau Undang Undang Dasar
31Hubungan Dasar Negara dengan
Konstitusi Atau UUD 1945
1. Dasar negara dan Pembukaan UUD 1945Hubungan dasar negara dengan Pembukaan UUD
1945 dapat digambarkan sebagai berikut :Falsapah dasar negara Pancasila yang abstrak
tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh dan
tersusun secara teratur (sistimatis) dan bertingkat (hierarkis).
Sila yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lain secara bertingkat
Jiwa Pancasila yang abstrak, setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
tercermin dalam pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi Atau UUD 1945
1. Dasar negara dan Pembukaan UUD 1945Hubungan dasar negara dengan Pembukaan UUD
1945 dapat digambarkan sebagai berikut :Falsapah dasar negara Pancasila yang abstrak
tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh dan
tersusun secara teratur (sistimatis) dan bertingkat (hierarkis).
Sila yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lain secara bertingkat
Jiwa Pancasila yang abstrak, setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
tercermin dalam pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
32 2. Dasar negara dan pasal-pasal UUD 1945
Sila-sila Pancasila dalam kaitannya dengan pasal-pasal UUD 1945 sebagai berikut:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berhubungan erat dengan pasal 29 (1, 2) UUD 1945
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berhubungan erat dengan pasal 27, 28, 28 A-28 J, 29,
30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945Sila Persatuan Indonesia berhubungan erat dengan
pasal 1 (1), 32, 35, 36 UUD 1945Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan berhubungan erat dengan pasal 1 (2), 2, 3, 22 E, 28, 37
UUD 1945Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
berhungan erat dengan pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945
2. Dasar negara dan pasal-pasal UUD 1945
Sila-sila Pancasila dalam kaitannya dengan pasal-pasal UUD 1945 sebagai berikut:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berhubungan erat dengan pasal 29 (1, 2) UUD 1945
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berhubungan erat dengan pasal 27, 28, 28 A-28 J, 29,
30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945Sila Persatuan Indonesia berhubungan erat dengan
pasal 1 (1), 32, 35, 36 UUD 1945Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan berhubungan erat dengan pasal 1 (2), 2, 3, 22 E, 28, 37
UUD 1945Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
berhungan erat dengan pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945
33
34
STANDAR KOMPETENSI 4STANDAR KOMPETENSI 4
Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar : 4.2 Menganalisis substansi konstitusi negaraKompetensi Dasar : 4.2 Menganalisis substansi konstitusi negara
PERTEMUAN ke 3PERTEMUAN ke 3
35
B. SUBSTANSI KONSTITUSI NEGARA
B. SUBSTANSI KONSTITUSI NEGARA
1. Klasifikasi konstitusi di Indonesia
2. Implementasi Dasar negara ke Dalam Konstitusi Negara RI
1. Klasifikasi konstitusi di Indonesia
2. Implementasi Dasar negara ke Dalam Konstitusi Negara RI
KlasifikasiKonstitusi
Di Indonesia
KlasifikasiKonstitusi
Di Indonesia
36
1. Konstitusi awal kemerdekaan 1945
2. Konstitusi RIS 1949
3. UUDS 1950
4. UUD 1945 hasil Dekrit
Presiden 5 Juli 1959
5. UUD 1945 hasil reformasi
1. Konstitusi awal kemerdekaan 1945
2. Konstitusi RIS 1949
3. UUDS 1950
4. UUD 1945 hasil Dekrit
Presiden 5 Juli 1959
5. UUD 1945 hasil reformasi
37
Konstitusi Awal Kemerdekaan 1945
Secara garis besarnya UUD 1945 yang memiliki sistimatika :
1. Bagian Pembukaan terdiri dari 4 alenia,
2. Bagian Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab dan 37 pasal dan 4 pasal Aturan Peralihan serta 2 ayat Aturan Tambahan, 3. Bagian Penjelasan Resmi. UUD 1945 ini ditetapkan dan disahkan pada awal kemerdekaan RI pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno sebenarnya merupakan hasil Naskah Rancangan UUD dari sebuah badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk tanggal 28 April 1945 dalam sidangnya pada tanggal 10 – 16 Juli 1945
Konstitusi Awal Kemerdekaan 1945
Secara garis besarnya UUD 1945 yang memiliki sistimatika :
1. Bagian Pembukaan terdiri dari 4 alenia,
2. Bagian Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab dan 37 pasal dan 4 pasal Aturan Peralihan serta 2 ayat Aturan Tambahan, 3. Bagian Penjelasan Resmi. UUD 1945 ini ditetapkan dan disahkan pada awal kemerdekaan RI pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno sebenarnya merupakan hasil Naskah Rancangan UUD dari sebuah badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk tanggal 28 April 1945 dalam sidangnya pada tanggal 10 – 16 Juli 1945
Konstitusi RIS 1949Ternyata setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya 17
Agustus 1945 tidaklah menjadikan bangsa dan negara Indonesia menjadi negara yang aman, tentram dan damai karena kekalahan Belanda oleh Jepang di Indonesia tidak serta merta Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 sebab Belanda selalu berusaha mengusik kemerdekaan Indonesia dengan ingin menjajah kembali Indonesia baik secara diam-diam seperti mendompleng kepada tentara Sekutu yang bertugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, maupun secara terang-terangan dengan melakukan serbuan atau agresi militer Belanda I ( tahun 1947) dan agresi Belanda II (tahun 1948) ternyata agresi Belanda ini menarik perhatian PBB untuk menghentikan pertikaian Indonesia – Belanda . Dan akhirnya diadakanlah Konfrensi Meja Bundar (KMB) yang dilangsungkan di S’Gravenhage pada tanggal 2 November 1949 yang dihadiri oleh fihak Indonesia – Belanda – BFO (Byeenkomst voor Federal Overleg = pertemuan untuk permusyawaratan federal).
•Dari konfrensi ini dihasilkan 3 buah persetujuan pokok :
•1. didirikannya Negara Republik Indonesia Serikat
•2. penyerahan kedaulatan kepada RIS (baca pemulihan kedaulatan)
•3. didirikan Uni Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda
•• Dengan diserahkannya (dipulihkannya) kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949 maka terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat dan dengan Konstitusi Republik Indonesia Serikat sebagai UUDnya
38
39
Undang-Undang Dasar Sementara 1950Konstitusi RIS yang bersifat liberal federalistik tidak sesuai dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan Kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu munculah berbagai reaksi dan unjuk rasa dari negara-negara bagian menuntut pembubaran Negara RIS dan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia atas desakan yang terjadi secara terus menerus maka pada tanggal 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950, yang isinya mengatur tata Cara perubahan susunan kenegaraan Negara RIS. Dengan adanya Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950 hampir semua Negara Bagian dari negara RIS menggabungkan diri dengan Negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta. Akhirnya Negara RIS memiliki tiga negara bagian: Negara Republik Indonesia Yogyakarta, Negara Indonesia Timur dan Negara SumateraTimur. Keadaan ini menyebabkan Negara RIS berunding dengan Negara Republik Indonesia untuk membentuk Negara Kesatuan. Pada tanggal 19 Mei 1950, dicapai kesepakatan membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dituangkan ke dalam sebuah piagam persetujuan. Disebutkan pula bahwa Negara Kesatuan yang akan dibentukan itu berdasarkan Undang-Undang Dasar baru yang merupakan penggabungan dari unsur-unsur UUD 1945 dan Konstitusi RIS yang selanjutnya melahirkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Negara Kesatuan Republik Indonesia resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1950 dan Ir Soekarno terpilih sebagai Presiden dan Drs. Mochammad Hatta sebagai Wakil presiden
Undang-Undang Dasar Sementara 1950Konstitusi RIS yang bersifat liberal federalistik tidak sesuai dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan Kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu munculah berbagai reaksi dan unjuk rasa dari negara-negara bagian menuntut pembubaran Negara RIS dan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia atas desakan yang terjadi secara terus menerus maka pada tanggal 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950, yang isinya mengatur tata Cara perubahan susunan kenegaraan Negara RIS. Dengan adanya Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950 hampir semua Negara Bagian dari negara RIS menggabungkan diri dengan Negara Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta. Akhirnya Negara RIS memiliki tiga negara bagian: Negara Republik Indonesia Yogyakarta, Negara Indonesia Timur dan Negara SumateraTimur. Keadaan ini menyebabkan Negara RIS berunding dengan Negara Republik Indonesia untuk membentuk Negara Kesatuan. Pada tanggal 19 Mei 1950, dicapai kesepakatan membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dituangkan ke dalam sebuah piagam persetujuan. Disebutkan pula bahwa Negara Kesatuan yang akan dibentukan itu berdasarkan Undang-Undang Dasar baru yang merupakan penggabungan dari unsur-unsur UUD 1945 dan Konstitusi RIS yang selanjutnya melahirkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Negara Kesatuan Republik Indonesia resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1950 dan Ir Soekarno terpilih sebagai Presiden dan Drs. Mochammad Hatta sebagai Wakil presiden
40
UUD 1945 HASIL DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berisi : 1. Menetapkan pembubaran Konstituante2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali dan tidak berlakunya UUD Sementara 19503. Pembentukan Majelis Permuayawatan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)Dekrit Presiden 5 Juli 1959 diumumkan oleh Presiden di Istana
Merdeka di hadapan rakyat pada hari Minggu, pukul 17.00 WIBselanjutnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dimuat dalam Kep.Pres.No. 150 tahun 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 75 Tahun 1959.
UUD 1945 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sama persis dengan UUD 1945 yang ditetapkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI, dimasa Orla ada penyimpangan dan ada pelurusan pada masa Orba tapi bersifat otoriter dan KKN
UUD 1945 HASIL DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berisi : 1. Menetapkan pembubaran Konstituante2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali dan tidak berlakunya UUD Sementara 19503. Pembentukan Majelis Permuayawatan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)Dekrit Presiden 5 Juli 1959 diumumkan oleh Presiden di Istana
Merdeka di hadapan rakyat pada hari Minggu, pukul 17.00 WIBselanjutnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dimuat dalam Kep.Pres.No. 150 tahun 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 75 Tahun 1959.
UUD 1945 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sama persis dengan UUD 1945 yang ditetapkan 18 Agustus 1945 oleh PPKI, dimasa Orla ada penyimpangan dan ada pelurusan pada masa Orba tapi bersifat otoriter dan KKN
41UNDANG-UNDANG DASAR 1945 HASIL REFORMASI
Secara lebih rinci gagasan reformasi konstitusi (UUD 1945) didasarkan pada argumen-argumen (alasan-alasan) di bawah ini :1. UUD 1945 dimaksudkan untuk bersifat sementara. Hal ini dapat kita baca atau buktikan pada pernyataannya dalam : Ayat 1 Aturan Tambahan UUD 1945 : Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ini Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 : Dalam enam bulan sesudah MPR
dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar Berdasarkan kedua ayat Aturan Tambahan UUD 1945, maka penyempurnaan atau amandemen sangat perlu dilakukan.
2. Dalam kenyataannya selama berlakunya UUD 1945 pemerintahan yang dihasilkan adalah pemerintahan yang tidak demokratis dan bahkan
otoriter Pemerintahan dikendalikan secara terpusat oleh Presiden sedangkan daerah
maupun rakyat tidak ada kesempatan untuk berkembang. Dan bahkan cendrung seumur hidup, karena tidak ada kepastian pembatasan masa jabatan presiden serta melahirkan pemerintahan yang seumur hidup. Contohnya Presiden Soekarno dan Soeharto
UNDANG-UNDANG DASAR 1945 HASIL REFORMASI
Secara lebih rinci gagasan reformasi konstitusi (UUD 1945) didasarkan pada argumen-argumen (alasan-alasan) di bawah ini :1. UUD 1945 dimaksudkan untuk bersifat sementara. Hal ini dapat kita baca atau buktikan pada pernyataannya dalam : Ayat 1 Aturan Tambahan UUD 1945 : Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ini Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 : Dalam enam bulan sesudah MPR
dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar Berdasarkan kedua ayat Aturan Tambahan UUD 1945, maka penyempurnaan atau amandemen sangat perlu dilakukan.
2. Dalam kenyataannya selama berlakunya UUD 1945 pemerintahan yang dihasilkan adalah pemerintahan yang tidak demokratis dan bahkan
otoriter Pemerintahan dikendalikan secara terpusat oleh Presiden sedangkan daerah
maupun rakyat tidak ada kesempatan untuk berkembang. Dan bahkan cendrung seumur hidup, karena tidak ada kepastian pembatasan masa jabatan presiden serta melahirkan pemerintahan yang seumur hidup. Contohnya Presiden Soekarno dan Soeharto
42
UUD 1945 Reformasi (Hasil Amandemen) :
UUD 1945 yang sama sekali tidak mengalami perubahan adalah Pembukaan dan pasal 29 ayat 1, 2
Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (pasal 2 dan 3 UUD 1945), Presiden (pasal 4 – 16 UUD 1945), Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah (pasal 19 - 22 B dan 22 C – 22 D UUD 1945), Badan Pemeriksa Keuangan ( pasal 23 E - 23 G UUD 1945 ), Kekuasaan Kahakiman terdiri dari Mahkamah Agung, Komisi Konstitusi (Komisi Yudisial) dan Mahkamah Konstitusi ( pasal 24, 24 A - 24 C UUD 1945)
UUD 1945 Reformasi (Hasil Amandemen) :
UUD 1945 yang sama sekali tidak mengalami perubahan adalah Pembukaan dan pasal 29 ayat 1, 2
Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (pasal 2 dan 3 UUD 1945), Presiden (pasal 4 – 16 UUD 1945), Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah (pasal 19 - 22 B dan 22 C – 22 D UUD 1945), Badan Pemeriksa Keuangan ( pasal 23 E - 23 G UUD 1945 ), Kekuasaan Kahakiman terdiri dari Mahkamah Agung, Komisi Konstitusi (Komisi Yudisial) dan Mahkamah Konstitusi ( pasal 24, 24 A - 24 C UUD 1945)
11
22
33
43
2. Implementasi Dasar Negara ke dalam UUD 19452. Implementasi Dasar Negara ke dalam UUD 1945
Sila Pertama berhubungan erat dengan Alenia III dan IV, serta Pokok Pikiran ke IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 29 (1, 2) UUD 1945
Sila Pertama berhubungan erat dengan Alenia III dan IV, serta Pokok Pikiran ke IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 29 (1, 2) UUD 1945
Sila Kedua berhubungan erat dengan alenia I dan IV serta Pokok Pikiran ke IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 27, 28, 28A-28J, 29, 30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945
Sila Kedua berhubungan erat dengan alenia I dan IV serta Pokok Pikiran ke IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 27, 28, 28A-28J, 29, 30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945
Sila ketiga berhubungan erat dengan Alenia II dan IV serta Pokok Pikiran ke I Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 1 (1), 32, 35, 36 UUD 1945
Sila ketiga berhubungan erat dengan Alenia II dan IV serta Pokok Pikiran ke I Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 1 (1), 32, 35, 36 UUD 1945
44
55
44
Sila keempat berhubungan erat dengan Alenia IV serta Pokok Pikiran ke III Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 1 (2), 2, 3, 22 E, 28, 37 UUD 1945
Sila keempat berhubungan erat dengan Alenia IV serta Pokok Pikiran ke III Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 1 (2), 2, 3, 22 E, 28, 37 UUD 1945
Sila kelima berhubungan erat dengan Alenia II dan IV serta Pokok Pikiran Ke II Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945
Sila kelima berhubungan erat dengan Alenia II dan IV serta Pokok Pikiran Ke II Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945
45
T U G A S MANDIRI BERSTRUKTUR
Isilah tabel pada halaman 24 dibuku dengan
tepat dan benar, dalam kertas lembaran
tersendiri dalam bentuk landscape
T U G A S MANDIRI BERSTRUKTUR
Isilah tabel pada halaman 24 dibuku dengan
tepat dan benar, dalam kertas lembaran
tersendiri dalam bentuk landscape
46
47
STANDAR KOMPETENSI 4STANDAR KOMPETENSI 4
Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar : 4.3 Menganalisis kedudukan pembukaan UUD 1945 NKRIKompetensi Dasar : 4.3 Menganalisis kedudukan pembukaan UUD 1945 NKRI
PERTEMUAN ke 4PERTEMUAN ke 4
48
C. Pembukaan UUD 1945
C. Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
4.4 Menganalisis substansi konstitusi negara 4.4 Menganalisis substansi konstitusi negara
1. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945
Oleh karena vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, maka Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan sebagai norma fundamental atau Staats Fundamental Norm (pokok kaedah negara yang fundamental). Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil pemilu, karena pengubahan terhadap Pembukaan UUD 1945 berarti pengubahan essensi cita moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan ditegakkan oleh bangsa Indonesia atau dengan kata lain pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945
49
Alenia pertama
- Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk- Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan di atas dunia- Pernyataan obyektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan- Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa untuk merdeka
Alenia kedua
- Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan di dalam melawan penjajah- Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan- Bahwa kemerdekaan bukan akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
50
2. MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945
Alenia ketiga
- Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa- Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan kehidupan di dunia dan diakhirat- Pengukuhan pernyataan Kemerdekaan oleh rakyat Indonesia
Alenia keempat
- Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia, yaitu Tujuan Nasional : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa Tujuan Internasional: ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social- Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu UUD- Susunan / bentuk negara Indonesia- Sistem pemerintahan negara, berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)- Dasar negara Pancasila
51
Pokok Pikiran Pertama : Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (perwujudan sila ketiga)
Pokok Pikiran Kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (perwujudan sila ke lima)
Pokok Pikiran Ketiga : Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan (perwujudan sila keempat)
Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (perwujudan sila pertama dan kedua)
523. POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
D. Proses
Amandemen UUD 1945
D. Proses
Amandemen UUD 1945
53
Tuntutan Reformasi
Prosedur amandemen UUD 1945
Latar Belakang Perubahan atau
Amandemen UUD 1945
Tujuan Amandemen
Pelaksanaan amandemen UUD 1945
Hasil amandemen
Tuntutan Reformasi
Prosedur amandemen UUD 1945
Latar Belakang Perubahan atau
Amandemen UUD 1945
Tujuan Amandemen
Pelaksanaan amandemen UUD 1945
Hasil amandemen
Keseluruhan tuntutan reformasi, yang kalau disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Amandemen UUD 19452. Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI3. Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN4. Otonomi Daerah5. Kebebasan Pers6. Mewujudkan kehidupan demokrasi
541. TUNTUTAN REFORMASI
Prof. Miriam Budiardjo ada 4 macam prosedur untuk mengubah UUD :
1. Melalui sidang badan legeslatif dengan prosedur menurut UUD (pasal 37 UUD 1945)2. Melalui Refrendum atau plebesit (Tap MPR RI No. IV/MPR/1983 tentang Refrendum Yo. UU RI No. 5 Tahun 1985 tentang Refrendum yang selanjutnya Ketetapan tentang Refrendum ini dicabut dengan Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998)3. Melalui negara-negara bagian dalam negara federal4. Musyawarah khusus (Badan khusus untuk membentuk UUD seperti Konstituante)
Prof. Dr. Sri Soemantri Martosoewignjo, SH prosedur perubahan konstitusi dapat digolongkan menjadi 4 macam diantaranya :
1. dilakukan oleh badan legeslatif2. dilakukan secara refrendum3. dilakukan oleh negara-negara bagian4. dilakukan oleh suatu lembaga khusus (Konstituante)
552. PROSEDUR AMANDEMEN UUD 1945
latar belakang diadakan amandemen terhadap UUD 1945 adalah :
1. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
2. Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
3. Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir
4. Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi
563. LATAR BELAKANG PERUBAHAN UUD 1945
tujuan yang harus mendapatkan perhatian bagi pelaksana amandemen terhadap UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar, mengenai:
1. Tatanan negara
2. Kedaulatan Rakyat
3. HAM
4. Pembagian kekuasaan
5. Kesejahteraan Sosial
6. Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum
7. Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa
57 4. TUJUAN AMANDEMEN UUD 1945
landasan hukum (dasar hukum) dalam pelaksanaan amandemen terhadap UUD 1945 sebagai berikut :1. Pasal 3 UUD 1945 (tentang MPR menetapkan UUD dan GBHN)2. Pasal 37 UUD 1945 (tentang perubahan UUD)3. TAP MPR No.IX/MPR/1999 (tentang penugasan Badan Pekerja MPR RI untuk melanjutkan perubahan UUD 1945)4. TAP MPR No.IX/MPR/2000 (tentang penugasan Badan Pekerja MPR RI untuk mempersiapkan rancangan perubahan UUD 1945)5. TAP MPR No.XI/MPR/2001 (tentang perubahan terhadap TAP MPR No.IX/MPR/2000)
Selanjutnya yang dijadikan kesepakatan dasar dalam amandemen terhadap UUD 1945 sebagai berikut :1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 19452. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia3. Mempertegas sistem presidensiil4. Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”
585. PELAKSANAAN AMANDEMEN UUD 1945
1. Tahap Pertama Perubahan tahap pertama ini dilaksanakan pada Sidang Umum MPR RI tanggal 14 – 21 Oktober 1999 terhadap 9 pasal yang diperioritaskan untuk mengurangi kewenangan Presiden
2. Tahap Kedua Perubahan kedua terhadap UUD 1945 dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI tanggal 7 – 18 Agustus 2000, ada sebanyak 26 pasal yang diubah dan ditambah, sebagaian besar perubahan dan penambahan itu mengenai : Pemerintahan Daerah, Wilayah Negara, DPR (fungsi dan hak DPR), Warga negara dan Penduduk, Hak Azasi Manusia, Pertahanan dan Keamanan Negara, Lambang Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
3. Tahap Ketiga Perubahan ketiga terhadap UUD 1945 dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI tanggal 1 - 9 Nopember 2001, ada 23 pasal yang diubah dan ditambah.
4. Tahap Keempat Perubahan keempat terhadap UUD 1945 dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI tanggal 1 - 11 Agustus 2002, ada 13 pasal yang diubah dan ditambah, serta tiga pasal Aturan peralihan dan dua pasal Aturan Tambahan. Secara garis besarnya perubahan dan penambahan pasal-pasal
59 4 TAHAN AMANDEMEN TERHADAP UUD 1945
Sebelum diadakan perubahan UUD 1945 memiliki sistematika sebagai berikut :PembukaanBatang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan TambahanPenjelasan
Hasil perubahan terhadap UUD 1945 setelah diamandemen :Pembukaan Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan - 2 pasal Aturan Tambahan
60 6. HASIL AMANDEMEN TERHADAP UUD 1945
61
62
STANDAR KOMPETENSI 5STANDAR KOMPETENSI 5
Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di IndonesiaKompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia
PERTEMUAN ke 5PERTEMUAN ke 5
63
A. KEWARGA- NEGARAANA. KEWARGA- NEGARAAN
64
1. Warganegara
2. Azas dan Stelsel Kewarganegaraan
3. Dwi Kewarganegaraan
4. Peraturan Perundangan
Kewarganegaraan di Indonesia
1. Warganegara
2. Azas dan Stelsel Kewarganegaraan
3. Dwi Kewarganegaraan
4. Peraturan Perundangan
Kewarganegaraan di Indonesia
- Warganegara, semua warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang undangan- Kewarganegaraan, segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara- Rakyat sesuatu negara meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk pada kekuasaan negara itu
Pada permulaan rakyat dari sesuatu negara hanya terdiri dari orang –orang dari satu keturunan yang berasal dari satu nenek moyang, dalam hal ini faktor yang terpenting adalah pertalian atau adanya hubungan darah. Akan tetapi dalam perkembangan yang semakin luas, dimana kebutuhan manusia yang satu dengan yang lainnya semakin lama semakin komplek sehingga perlu mengadakan hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya antar satu bangsa dengan bangsa lain dari suatu negara. Agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tidak sedikit rakyat dari suatu negara dalam mencari penghidupan ( bekerja ) menetap di negara lain. Sehingga tidak sedikit pada suatu negara terdapat banyak rakyat yang berasal dari berbagai negara yang memiliki nenek moyang yang berbeda-beda.
Selain karena faktor pertalian darah, faktor bertempat tinggal bersama juga dapat menentukan, apakah seseorang termasuk dalam pengertian rakyat daripada negara itu
651. WARGA NEGARA
Adapun asas atau dasar yang dipergunakan untuk menentukankewarganegaraan seseorang pada umunya diantaranya :
1. Asas keturunan atau ius sanguinis (law of the blood), asas menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan dimana tempat mereka dilahirkan. Contoh : Seseorang yang lahir di negara A, yang orang tuanya adalah warga negara B, adalah warganegara B. Asas ini dianut oleh negara RRC dan Indonesia
2. Asas tempat kelahiran atau ius soli (law of the soil), asas yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat ia dilahirkanContoh : Seseorang yang lahir di negara A, adalah warganegara A walaupun orang tuanya adalah warganegara B. Asas ini dianut oleh negara negara Inggris, Mesir, Amerika dan negara Indonesia menganut azas ius soli terbatas
662. AZAS DAN STELSEL KEWARGANEGARAAN
Adapun asas atau dasar yang dipergunakan untuk menentukan kewarganegaraan Indonesia menurut UU. No. 12 Tahun 2006 diantaranya :
1. asas ius sanguinis atau asas keturunan (law of the blood), asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran
2. Asas ius soli atau asas tempat kelahiran (law of the soil) secara terbatas, asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal, asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang
4. Asas kewarganegaraan ganda (dwi kewarganegaraan atau bipatride), asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini
67AZAS ATAU STELSEL MENURUT UU. NO 12 TH. 2006
Selain 4 asas dasar kewarganegaraan , beberapa asas khusus juga menjadi dasar dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 ini diantaranya :
1. Asas kepentingan nasional2. Asas perlindungan maksimum3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan4. Asas kebenaran substantif5. Asas nondiskriminatif6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia7. Asas keterbukaan8. Asas publisitas
68
AZAS KHUSUS PENYUSUNAN UU NO. 12 TH 2006
Dalam menentukan kewarganegaraanya beberapa negara memakai asas ius sanguinis sedangkan dinegara lain menggunakan asas ius soli, hal yang demikian itu menimbulkan dua kemungkinan :
1. a-patride : seorang penduduk yang sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan
2. bi-patride : seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan (kewarganegaraan rangkap atau dwi kewarganegaraan)
69
3. DWI KEWARGANEGARAAN
Undang-Undang Kewarganegaraan yang berlaku sekarang adalah UU No. 12 Tahun 2006, yang mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1 Agustus 2006, dengan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, beberapa bagian dari undang-undang itu yang mengenai ketentuan-ketentuan :
1. siapa yang menjadi warganegara Indonesia, 2. syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan R I, 3. kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia4. syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia5. ketentuan pidana
70
4. PERATURAN PERUNDANGAN KEWARGANEGARAAN YANG BERLAKU DI INDONESIA
71
72
STANDAR KOMPETENSI 5STANDAR KOMPETENSI 5
Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di IndonesiaKompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia
PERTEMUAN ke 6PERTEMUAN ke 6
73
B. PEWARGA – NEGARAANB. PEWARGA – NEGARAAN
74
1. Pewarganegaraan biasa
atau Naturalisasi biasa
2. Pewarganegaraan Istimewa atau Naturalisasi
Istimewa
3. Kehilangan Kewarganegaraan
1. Pewarganegaraan biasa
atau Naturalisasi biasa
2. Pewarganegaraan Istimewa atau Naturalisasi
Istimewa
3. Kehilangan Kewarganegaraan
Pewarganegaraan (Naturalisasi) sering juga disebut dengan tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraanRapublik Indonesia melalui permohonan.
Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia melalui proses naturalisasi, maka ia harus mengajukan permohonan kepada Menteri Hukum dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat di mana ia bertempat tinggal atau kalau ia bertempat tinggal di luar negeri dapat mengajukan permohonan di Kedutaan Besar RI di negara tempat mereka bertempat tinggal. Permohonan ini harus ditulis di atas kertas bermeterai dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Pengadilan Negeri atau perwakilan diplomatik RI berwenang untuk memeriksa syarat-syarat dan menguji permohonan tentang kecakapannya berbahasa Indonesia dan penguasaan sejarah Indonesia
75
PEWARGANEGARAAN
Oleh karena permohonan untuk menjadi kewarganegaraan RI merupakan syarat formal, maka Menteri Hukum dan HAM dapat menolak atau mengabulkan permohonan tersebut dengan persetujuan Presiden RI. Apabila ditolak, ia dapat mengajukan kembali permohonannya di lain waktu atau pada kesempatan lain, jika dikabulkan maka ia harus mengucapkan sumpah atau janji setia di hadapan Pengadilan Negeri atau Perwakilan Diplomatik RI di luar negeri.
Selanjutnya, pewarganegaraan atau naturalisasi akan diumumkan oleh Menteri Hukum dan HAM dalam Berita Negara. Apabila dalam waktu 3 bulan setelah hari ditetapkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI si pemohon tidak mengucapkan sumpah/janji setia maka keputusan itu dengan sendirinya batal demi hukum.
Permohonan pewarganegaraan atau naturalisasi dapat dibedakanmenjadi pewarganegaraan biasa atau naturalisasi biasa dan pewarganegaraan istimewa atau naturalisasi istimewa
76
PEWARGANEGARAAN lanjutan
SYARAT YANG HARUS DIPENUHI :
1. Telah berusia 18 tahun2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut3. Sehat jasmani dan rohani4. Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 19455. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan RI, tidak menjadi kewarganegaraan ganda7. Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan tetap8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
77
1. PEWARGANEGARAAN BIASA
Naturalisasi istimewa dapat diberikan kepada mereka (warga asing) yang telah berjasa kepada negara RI atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberikan Kewarganegaraan RI oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR RI, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan itu mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda (pasal 20 UU. No. 12 Tahun 2006)
Orang asing yang berjasa kepada negara RI karena : prestasinya yang luar biasa dibidang kemanusiaan, Ilmu Pengetahuan dan tehnologi, kebudayaan, lingkungan hidup, serta keolahragaan telah memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia.
Orang asing yang diberi kewarganegaraan karena alasan kepentingan negara : orang asing yang dinilai oleh negara telah dapat memberikan sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan memantapkan kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan khususnya di bidang perekonomian Indonesia
78
2. PEWARGANEGARAAN ISTIMEWA
Menurut UU No. 12 Tahun 2006 seorang warga negara RI dapat kehilangan kewarganegaraan apabila :
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri2. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedang- kan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dinyatakan hilang Kewarganegaraan RI tidak menjadi/tanpa kewarganegaraan4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh WNI6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
79 3. KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN R I
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya9. Bertempat tinggal diluar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan RI telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
80 3.KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN R I
LANJUTAN
81
82
STANDAR KOMPETENSI 5STANDAR KOMPETENSI 5
Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
Kompetensi Dasar : 5.2 Menganalisis persamaan kedudukan WN dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar : 5.2 Menganalisis persamaan kedudukan WN dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
PERTEMUAN ke 7PERTEMUAN ke 7
83
1. Landasan Persamaan Kedudukan Warganegara2. Persamaan Kedudukan hak dan kewajiban Setiap Warganegara3. Perilaku yang menampilkan Persamaan Kedudukan Warganegara
1. Landasan Persamaan Kedudukan Warganegara2. Persamaan Kedudukan hak dan kewajiban Setiap Warganegara3. Perilaku yang menampilkan Persamaan Kedudukan Warganegara
1.Landasan Persamaan Kedudukan
Warganegara
1.Landasan Persamaan Kedudukan
Warganegara
84
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945
3. Pasal – Pasal UUD 1945
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945
3. Pasal – Pasal UUD 1945
Pancasila khususnya sila ke dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain :Pengakuan terhadap adanya harkat, derajat, martabat, hak dan kewajiban sesama manusiaPerlakuan yang adil terhadap sesama manusia
Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dengan mahluk hidup lainnya
85
1. PANCASILA
Pembukaan Alenia Pertama, dengan tegas menyatakan : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan, ini berarti adanya pengakuan hak kemerdekaan setiap bangsa di dunia tanpa kecuali untuk merdeka atau bebas dari belenggu penjajahan
Pembukaan Alenia Ke dua, dengan tegas menyatakan : Kemerdekaan akan mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, ini berarti Negara Indonesia yang telah merdeka berkewajiban memberikan rakyatnya hak untuk kemerdekaan poleksosbud yang bertanggung jawab, keadilan dan kemakmuran
Pembukaan Alenia Ke tiga, dengan tegas menyatakan : Kemerdekaan Indonesia sesungguhnya adalah berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, ini merupakan prinsip meyakini dan mengakui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia dan kemerdekaan pribadi warganegara merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, bangsa Indonesia dan pribadi warganegara Indonesia berkewajiban selalu bersyukur kepada-Nya
86
2. PEMBUKAAN UUD 1945
Pembukaan Alenia Ke empat, dengan tegas menyatakan :
1. Segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dilindungi, ini berarti kemerdekaan Indonesia mengayomi kemerdekaan warganegara dengan tidak membedakan suku, agama, ras, antar golongan, kebudayaan, gender. Ini berarti merupakan hak bangsa untuk mendapat perlindungan dari negara2. Negara memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan prinsip pengakuan dan jaminan hak azasi kesejahteraan, ekonomi, sosial budaya warganegaranya3. Negara ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ini merupakan prinsip pengakuan atas hak-hak azasi manusia sedunia dalam rangka ikut melaksanakan perdamaian dunia
Negara RI merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila, oleh karena itu lembaga negara dan pemerintah Indonesia berkewajiban menegakkan hukum dan keadilan demi hak-hak azasi warganegaranya
87
2. PEMBUKAAN UUD 1945 lanjutan
Pasal 27 (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya
Pasal 27 (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk memperoleh hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal 27 (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk memiliki hak dan kewajiban dalam upaya pembelaan negara
Pasal 28 : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk berserikat, berkumpul serta untuk mengeluarkan pendapat
Pasal 28 A : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya atas hak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupan
88
3. PASAL – PASAL UUD 1945
Pasal 28 B (1) antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya atas hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunannya melalui perkawinan yang sah
Pasal 28 B (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya sebagai anak dan berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
Pasal 28 C (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya atas hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
Pasal 28 C (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya atas hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
89 PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 28 D (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukumPasal 28 D (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerjaPasal 28 D (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya sebagai warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahanPasal 28 D (4) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas status kewarganegaraanPasal 28 E (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai kebebasan untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali
90
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 28 E (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap sesuai dengan hati nuraninyaPasal 28 E (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapatPasal 28 F : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersediaPasal 28 G (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak azasi
91
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 28 G (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lainPasal 28 H (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatanPasal 28 H (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilanPasal 28 H (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabatPasal 28 H (4) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun
92
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 28 I (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak azasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapunPasal 28 I (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif ituPasal 28 I (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya dalam menyelamatkan Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional agar dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradabanPasal 28 I (4) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai Perlindungan, pemajuan, penegakkan dan pemenuhan hak azasi manusia adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah
93
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 28 I (5) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya Untuk menegakkan dan melindungi hak azasi manusia sesuai dengan perinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak azasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang- undangan
Pasal 28 J (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai kewajiban menghormati hak azasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Pasal 28 J (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
94
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 29 (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu
Pasal 30 (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya mengenai hak dan kewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
Pasal 31 (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya memiliki hak mendapat pendidikan
Pasal 31 (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya memiliki kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Pasal 32 : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
95
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
Pasal 33 (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan sosial
Pasal 33 (3) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya dalam ikut menikmati kemakmuran dan kesejahteraan sosial
Pasal 34 (1) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk dipelihara sebagai fakir miskin oleh negara
Pasal 34 (2) : antara lain menyebutkan, persamaan kedudukannya untuk dapat menikmati fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
96
PASAL – PASAL UUD 1945 lanjutan
97
98
STANDAR KOMPETENSI 5STANDAR KOMPETENSI 5 Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
Kompetensi Dasar : 5.2 Menganalisis persamaan kedudukan WN dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 5.3 Menghargai persamaan kedudukan wn tanpa membedakan SARA
Kompetensi Dasar : 5.2 Menganalisis persamaan kedudukan WN dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 5.3 Menghargai persamaan kedudukan wn tanpa membedakan SARA
PERTEMUAN ke 7PERTEMUAN ke 7
99
1. Landasan Persamaan Kedudukan Warganegara2. Persamaan Kedudukan hak dan kewajiban Setiap Warganegara3. Perilaku yang menampilkan Persamaan Kedudukan Warganegara
1. Landasan Persamaan Kedudukan Warganegara2. Persamaan Kedudukan hak dan kewajiban Setiap Warganegara3. Perilaku yang menampilkan Persamaan Kedudukan Warganegara
Apabila semua kewajiban itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh, maka hak pribadi warganegara akan terwujud sebagai imbalan penunaian kewajibannya. Hak dan kewajiban merupakan dua sisi kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan di dalam rangka melangsungkan dan mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu keseimbangan antara hak dan kewajiban perlu terus untuk dipupuk bersama. Pribadi yang baik akan selalu menunaikan kewajibannya terlebih dahulu baru menuntut haknya, maksudnya kewajiban dahulu ada baru akan memperoleh haknya, diantara hak dan kewajiban sama-sama pentingnya. Jadi dengan demikian persamaan kedudukan hak dan kewajiban antar sesama warganegara menuntut adanya keselarasan, keserasian dan keseimbangan
Apabila semua kewajiban itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh, maka hak pribadi warganegara akan terwujud sebagai imbalan penunaian kewajibannya. Hak dan kewajiban merupakan dua sisi kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan di dalam rangka melangsungkan dan mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu keseimbangan antara hak dan kewajiban perlu terus untuk dipupuk bersama. Pribadi yang baik akan selalu menunaikan kewajibannya terlebih dahulu baru menuntut haknya, maksudnya kewajiban dahulu ada baru akan memperoleh haknya, diantara hak dan kewajiban sama-sama pentingnya. Jadi dengan demikian persamaan kedudukan hak dan kewajiban antar sesama warganegara menuntut adanya keselarasan, keserasian dan keseimbangan
1002. Persamaan Kedudukan WN Dlm Hak & Kewajiban
Persamaan kedudukan sesama warganegara akan tampak dari perwujudan pelaksanaan hak dan kewajiban warganegara dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Persamaan kedudukan sesama warganegara akan tampak dari perwujudan pelaksanaan hak dan kewajiban warganegara dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
1. bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan 2. memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak3. pembelaan negara4. berserikat, berkumpul serta untuk mengeluarkan pendapat5. untuk hidup serta untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya6. untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunannya melalui perkawinan yang sah7. sebagai anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi8. mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia9. untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya10.mendapat pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum sebagai seorang anak
101 Hak – Hak Warga Negara
11. mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja12. memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan13. atas status kewarganegaraan14. kebebasan untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarga- negaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali15. kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap sesuai dengan hati nuraninya16. kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat17. berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia18. mendapat perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak azasi
102 Hak – Hak Warga Negara lanjutan
19. bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan memperoleh suaka politik dari negara lain20. hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yg baik & sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan21. mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan22. mendapat jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat23. hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun24. untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak azasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun25. hak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu
103 Hak – Hak Warga Negara lanjutan
26. hak masyarakat tradisional agar dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban27. Perlindungan, pemajuan, penegakkan dan pemenuhan hak azasi manusia adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah28. memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu29. mendapat pendidikan30. memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya31. memajukan perekonomian dan kesejahteraan sosial32. ikut menikmati kemakmuran dan kesejahteraan sosial33. dipelihara sebagai fakir miskin oleh negara34. menikmati fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak35. dipilih dan memilih dalam pelaksanaan pemilu
104 Hak – Hak Warga Negara lanjutan
1. menjunjung tinggi hukum (peraturan perundangan) dan pemerintahan
2. pembelaan negara 3. menghormati hak azasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara4. tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dgn maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
5. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara6. mengikuti pendidikan dasar
105 Kewajiban Warga Negara
7. membayar pajak8. memelihara fasilitas umum
9. menjaga nama baik keluarga, masyarakat, bangsa dan negara10. Setia dan cinta terhadap Pancasila, UUD 1945, Bangsa dan Negara
11. bekerja untuk kelangsungan hidupnya12. mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan
pribadi dan golongannya13. memberikan suara dalam pemilihan umum
14. menjalankan ibadah agama15. menjaga toleransi beragama
16. menjadi saksi dalam persidangan pengadilan17. belajar dan terus menuntut ilmu dan teknologi untuk masa depan
106 Hak – Hak Warga Negara lanjutan
1. menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1 UUD 1945)
2. pembelaan negara (pasal 27 ayat 3 UUD 1945)
3. usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1)
107 3. Hak Sekaligus Kewajiban WN
Persamaan Kedudukan Warganegara : Tanpa Membedakan Sara, Budaya dan Gender
Kodrat manusia, merupakan keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat alami
(talenta), kekuasaan yang melekat pada keberadaan/eksistensi manusia
Pada hakikatnya warga negara adalah manusia: sebagai mahluk pribadi (individu) dan mahluk sosial,
terdiri dari jasmani dan rohani dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
108 D. Persamaan Kedudukan Warganegara
Pengakuan bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kesamaan :
1. kesamaan harkat, derajat, martabat sebagai mahluk Tuhan berbekal kemampuan kodrat serta hak dan kewajiban
2. kesamaan kewenangan dan kekuasaan dasar yang melekat pada dirinya
3. kesamaan keharusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan norma tertentu (norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum)
109
PEMAHAMAN TENTANG PERSAMAAN HARKAT, MARTABAT DAN DERAJAT MANUSIA
HARKAT
Harkat manusia tiada lain merupakan kemuliaan, taraf, mutu, harga yang merupakan nilai manusia sebagai mahluk Tuhan, yang memiliki kemampuan-kemampuan (potensi) yang kita sebut cipta, karsa, rasa, kebebasan, hak-hak serta kewajiban-kewajiban azasi
MARTABAT
Martabat atau harga diri, merupakan kedudukan luhur manusia di atas mahluk Tuhan lainnya di dunia ini, karena manusia merupakan mahluk berakal budi dan memiliki harkat berupa kemampuan-kemampuan cipta, karsa, rasa serta harga diri yang dijunjung tinggi
110
DERAJAT
Derajat manusia, merupakan tingkatan kedudukan atau kekuasaan dasar yang melekat pada eksistensi manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki bakat kodrat, kebebasan, hak dan kewajiban yang sama selanjutnya derajat seseorang akan menjadi berbeda dari manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, ini disebabkan oleh karena setiap manusia berbeda dalam memaknai kehidupannya sehari-sehari. Seperti derajat seseorang akan menjadi tinggi bila menuntut ilmu setinggi-tingginya, mencari penghidupan dengan cara halal, berpikir, berkata dan berbuat selalu sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, selalu menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tidak disenangi oleh masyarakat luas seperti suka mabuk, suka membuat onar, menjadi provokator, selalu berbuat tercela lainnya
111
112
113
STANDAR KOMPETENSI 6STANDAR KOMPETENSI 6
Menganalisis sistem politik di Indonesia Menganalisis sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.1 Mendiskripsikan Sufra struktur Politik dan infra struktur politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.1 Mendiskripsikan Sufra struktur Politik dan infra struktur politik di Indonesia
PERTEMUAN ke 9PERTEMUAN ke 9
114
A. PendahuluanA. Pendahuluan
Pengertian sistem politik
Ciri dan macam sistem politik
Infra struktur politik sebagai input
Pemilihan umum sebagai proses
Sufra struktur politik sebagai output
Pengertian sistem politik
Ciri dan macam sistem politik
Infra struktur politik sebagai input
Pemilihan umum sebagai proses
Sufra struktur politik sebagai output
115
Pengertian Sistem Politik
Pengertian Sistem Politik
Robert Dahl
Gabriel Almond
David Easton
Rusandi Sumintapura
Sukarna
Pancasila dan UUD 1945
Robert Dahl
Gabriel Almond
David Easton
Rusandi Sumintapura
Sukarna
Pancasila dan UUD 1945
116
Robert Dahl, mengatakan, sistem politik adalah merupakan pola yang tetap dari hubungan antar manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan dan kewenangan
Gabriel Almond. Mengatakan, sistem politik adalah sistem interaksi dalam masyarakat merdeka, yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi
David Easton . Mengatakan, sistem politik adalah suatu interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat
Rusandi Sumintapura, berpendapat bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng
Robert Dahl, mengatakan, sistem politik adalah merupakan pola yang tetap dari hubungan antar manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan dan kewenangan
Gabriel Almond. Mengatakan, sistem politik adalah sistem interaksi dalam masyarakat merdeka, yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi
David Easton . Mengatakan, sistem politik adalah suatu interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat
Rusandi Sumintapura, berpendapat bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng
117
Sukarna, berpendapat bahwa sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana memperoleh kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, mengatur hubungan negara dengan negara, atau dengan rakyatnya. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa sistem politik adalah tata cara mengatur negara
Sistem Politik menurut Pancasila dan UUD 1945, adalah sistem politik Indonesia dalam rangka menciptakan cita-cita bangsa dan tujuan nasional, maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan politik negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik yang cendrung agak sentralistik karena UUD 1945 memang integralistik
Sukarna, berpendapat bahwa sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana memperoleh kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, mengatur hubungan negara dengan negara, atau dengan rakyatnya. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa sistem politik adalah tata cara mengatur negara
Sistem Politik menurut Pancasila dan UUD 1945, adalah sistem politik Indonesia dalam rangka menciptakan cita-cita bangsa dan tujuan nasional, maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan politik negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik yang cendrung agak sentralistik karena UUD 1945 memang integralistik
118
Ciri-Ciri Sistem Politik
Ciri-Ciri Sistem Politik
Gabriel Almond
David Easton
Gabriel Almond
David Easton
119
Gabriel Almond, dalam bukunya yang berjudul The Politics of Developing areas mengemukakan adanya 4 ciri dari sistem politik yaitu :
a. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai
kebudayaan politik yang dapat diperbandingkan satu sama lain
sesuai dgn tingkatan dan bentuk pembidangan kerja yg teratur
b. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama
walaupun tingkatannya berbeda-beda c. Semua struktur politik dispesialisasikan baik pada
masyarakat yang premitif ataupun yang modern d. Semua sistem politik merupakan sistem campuran dalam pengertian kebudayaan
David Easton, menyatakan bahwa ciri-ciri dari sistem politik adalah :
a. Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-
batas pengaruhnya b. Adanya input dan output dalam sistem, yaitu keputusan- keputusan yang dibuat (output) dan proses pembuatan keputusan (input) c. Adanya jenis dan tingkatan diferensiasi dalam sistem d. Adanya tingkat integrasi sistem politik yang
mencerminkan pula tingkat efisiensinya
Gabriel Almond, dalam bukunya yang berjudul The Politics of Developing areas mengemukakan adanya 4 ciri dari sistem politik yaitu :
a. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai
kebudayaan politik yang dapat diperbandingkan satu sama lain
sesuai dgn tingkatan dan bentuk pembidangan kerja yg teratur
b. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama
walaupun tingkatannya berbeda-beda c. Semua struktur politik dispesialisasikan baik pada
masyarakat yang premitif ataupun yang modern d. Semua sistem politik merupakan sistem campuran dalam pengertian kebudayaan
David Easton, menyatakan bahwa ciri-ciri dari sistem politik adalah :
a. Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-
batas pengaruhnya b. Adanya input dan output dalam sistem, yaitu keputusan- keputusan yang dibuat (output) dan proses pembuatan keputusan (input) c. Adanya jenis dan tingkatan diferensiasi dalam sistem d. Adanya tingkat integrasi sistem politik yang
mencerminkan pula tingkat efisiensinya
120
Macam-Macam Sistem Politik
Macam-Macam Sistem Politik
Gabriel Almond dan Powell
Alfian
Gabriel Almond dan Powell
Alfian
121
Almond dan Powell, membagi 3 macam sistem politik , sebagai berikut :
a. Sistem-sistem premitif yang intermittent (bekerja
dengan sebentar-sebentar istirahat). Sistem politik ini
sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah peranannya menjadi terspesialisasi atau lebih
otonom. Sistem ini lebih mencerminkan suatu kebudayaan
yang samar-samar dan bersifat keagamaan b. Sistem-sistem tradisional, dengan struktur-
struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda
dan suatu kebudayaan “subyek” c. Sistem-sistem modern, dimana struktur-struktur
politik yg berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok- kelompok kepentingan dan media massa)
berkembang dan mencerminkan kegiatan budaya politik
partisipan
Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 macam:
a. sistem politik otoriter/totaliter b. sistem politik anarki c. sistem politik demokrasi d. sistem politik demokrasi dalam transisi
Almond dan Powell, membagi 3 macam sistem politik , sebagai berikut :
a. Sistem-sistem premitif yang intermittent (bekerja
dengan sebentar-sebentar istirahat). Sistem politik ini
sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah peranannya menjadi terspesialisasi atau lebih
otonom. Sistem ini lebih mencerminkan suatu kebudayaan
yang samar-samar dan bersifat keagamaan b. Sistem-sistem tradisional, dengan struktur-
struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda
dan suatu kebudayaan “subyek” c. Sistem-sistem modern, dimana struktur-struktur
politik yg berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok- kelompok kepentingan dan media massa)
berkembang dan mencerminkan kegiatan budaya politik
partisipan
Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 macam:
a. sistem politik otoriter/totaliter b. sistem politik anarki c. sistem politik demokrasi d. sistem politik demokrasi dalam transisi
122
Sistem
Politik
Sistem
Politik
In Put
Proses
Out Put
In Put
Proses
Out Put
123
Infra Struktur Politik
sebagaiIn Put
Infra Struktur Politik
sebagaiIn Put
Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammaddiyah
Tarbiyah Islamiah
Mahasiswa
Wartawan
Pengusaha
Partai Politik
Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammaddiyah
Tarbiyah Islamiah
Mahasiswa
Wartawan
Pengusaha
Partai Politik
124
PemilusebagaiProses
PemilusebagaiProses
Sistem Distrik
Sistem Proporsional
Sistem Distrik
Sistem Proporsional
125
Sistem DistrikSistem ini diselenggarakan berdasarkan lokasi daerah
pemilihan, dalam arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah ditentukan. Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki
wakil yang sama dengan daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu sudah barang tentu banyak jumlah suara yang akan terbuang disatu pihak tetapi menguntungkan pihak yang sedikit
atau jarang penduduknya
Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih dengan yang akan dipilih
akrab (personan stelsel), satu distrik biasanya satu wakil (single member constituency)
Sistem ProporsionalSistem ini didasari jumlah penduduk yang akan menjadi peserta pemilih, misalnya setiap 40.000 penduduk pemilih memperoleh satu wakil (suara
berimbang), sedangkan yang dipilih adalah kelompok orang yang diajukan kontestan pemilu,
yaitu para partai politik (multy member constutuency) yang dikenal lewat tanda gambar
(lijsten stelsel), sehingga pemilih dan yang dipilih atau wakilnya kurang akrab
Sistem DistrikSistem ini diselenggarakan berdasarkan lokasi daerah
pemilihan, dalam arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah ditentukan. Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki
wakil yang sama dengan daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu sudah barang tentu banyak jumlah suara yang akan terbuang disatu pihak tetapi menguntungkan pihak yang sedikit
atau jarang penduduknya
Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih dengan yang akan dipilih
akrab (personan stelsel), satu distrik biasanya satu wakil (single member constituency)
Sistem ProporsionalSistem ini didasari jumlah penduduk yang akan menjadi peserta pemilih, misalnya setiap 40.000 penduduk pemilih memperoleh satu wakil (suara
berimbang), sedangkan yang dipilih adalah kelompok orang yang diajukan kontestan pemilu,
yaitu para partai politik (multy member constutuency) yang dikenal lewat tanda gambar
(lijsten stelsel), sehingga pemilih dan yang dipilih atau wakilnya kurang akrab
126
Sufra Struktur Politik
sebagaiOut Put
Sufra Struktur Politik
sebagaiOut Put
MPR, DPR, DPD (Lembaga Legeslatif)
Presiden dan Wakil Presiden
(Lembaga Ekskutif)
MA, MK, KY (Lembaga Yudikatif)
BPK.
MPR, DPR, DPD (Lembaga Legeslatif)
Presiden dan Wakil Presiden
(Lembaga Ekskutif)
MA, MK, KY (Lembaga Yudikatif)
BPK.
127
128
STANDAR KOMPETENSI 6STANDAR KOMPETENSI 6
Menganalisis sistem politik di Indonesia Menganalisis sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan perbedaan sistem politikdi berbagai negara
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan perbedaan sistem politikdi berbagai negara
PERTEMUAN ke 10PERTEMUAN ke 10
129
PerbedaanSistemPolitikDiberbagaiNegara
PerbedaanSistemPolitikDiberbagaiNegara
- ditinjau dari segi idiologi - ditinjau dari segi kabinet
- ditinjau dari segi kekuasaan negara
- ditinjau dari segi kepartaian
- ditinjau dari segi idiologi - ditinjau dari segi kabinet
- ditinjau dari segi kekuasaan negara
- ditinjau dari segi kepartaian
130
SistemPolitikBerdasarkan
SistemPolitikBerdasarkan
Kalau ditinjau dari ideologi suatu bangsa maka akan kita mengenal adanya sistem politik libral, Komunis dan Pancasila. Sistem libral ini umumnya dianut oleh negara-negara Eropah Barat, Amerika, Australia, negara Coomonwealth (bekas jajahan Inggris), ideologi Komunis umumnya dianut oleh negara-negara bekas pecahan Uni Soviet dan termasuk negara satlitnya yaitu Cuba, Korea Utara begitu pula Republik Rakyat China. Sedangkan ideologi Pancasila dianut oleh Indonesia
Kalau ditinjau dari ideologi suatu bangsa maka akan kita mengenal adanya sistem politik libral, Komunis dan Pancasila. Sistem libral ini umumnya dianut oleh negara-negara Eropah Barat, Amerika, Australia, negara Coomonwealth (bekas jajahan Inggris), ideologi Komunis umumnya dianut oleh negara-negara bekas pecahan Uni Soviet dan termasuk negara satlitnya yaitu Cuba, Korea Utara begitu pula Republik Rakyat China. Sedangkan ideologi Pancasila dianut oleh Indonesia
Ideologi Negara
Ideologi Negara
131Sistem Politik Berdasarkan
Tipe Kabinetnya
Sistem Politik Berdasarkan
Tipe Kabinetnya
Tipe Kabinet Ministerial Tipe Kabinet Ministerial
Tipe Kabinet Presidensial
Tipe Kabinet Presidensial
Tipe Pemerintahan ala Komunis
Tipe Pemerintahan ala Komunis
132
Tipe Kabinet Ministerial Tipe Kabinet Ministerial
Kabinet Ekstra
Parlementer
Kabinet Ekstra
Parlementer
Tipe Kabinet
Parlementer
Tipe Kabinet
Parlementer
. Kabinet Partai
. Kabinet Partai
Kabinet Koalisi
Kabinet Koalisi
Kabinet Nasional Kabinet Nasional
133
Sistem Politik dengan sistem Kabinet Ekstra Parlementer berarti kabinet yang pembentukannya tidak dicampuri atau di luar campur tangan Parlemen
Sistem Politik dengan sistem Kabinet Presidensial berarti : Menteri-Menteri diangkat dan bertanggung jawab terhadap Presiden (ekskutif)
Sistem Politik dengan sistem pemerintahan ala Komunis , menurut UUD beberapa negara Komunis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Presidium dari Ketua Paratai Komunis yaitu Sentral komite tingkat Nasional yang selanjutnya bernama Dewan Menteri, negara komunis juga mengenal adanya legeslatif yang berasal dari partai tunggal (mono partai) yaitu partai Komunis
Sistem Politik dengan sistem Kabinet Ekstra Parlementer berarti kabinet yang pembentukannya tidak dicampuri atau di luar campur tangan Parlemen
Sistem Politik dengan sistem Kabinet Presidensial berarti : Menteri-Menteri diangkat dan bertanggung jawab terhadap Presiden (ekskutif)
Sistem Politik dengan sistem pemerintahan ala Komunis , menurut UUD beberapa negara Komunis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Presidium dari Ketua Paratai Komunis yaitu Sentral komite tingkat Nasional yang selanjutnya bernama Dewan Menteri, negara komunis juga mengenal adanya legeslatif yang berasal dari partai tunggal (mono partai) yaitu partai Komunis
134 Sistem Politik. dengan sistem kabinet Parlementer berarti : Menteri-Menteri secara perseorangan atau secara bersama-sama di bawah Perdana Menteri (ekskutif) bertanggung jawab kepada DPR (parlemen atau legeslatif). Sistem kabinet ini pembentukan kabinetnya dicampuri oleh parlemen (DPR) terutama dari fraksi yang memiliki jumlah anggota parlemen mayoritas.
Kabinet Partai, adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari satu partai yang menguasai suara terbanyak di Parlemen
Kabinet Koalisi, adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari beberapa partai, yang secara bersama-sama menguasai kursi terbanyak di parlemen
Kabinet Nasional, adalah kabinet yang menteri-menterinya terdiri dari orang-orang yang berasal dari seluruh partai yang mempunyai fraksi-fraksi di parlemen
Sistem Politik. dengan sistem kabinet Parlementer berarti : Menteri-Menteri secara perseorangan atau secara bersama-sama di bawah Perdana Menteri (ekskutif) bertanggung jawab kepada DPR (parlemen atau legeslatif). Sistem kabinet ini pembentukan kabinetnya dicampuri oleh parlemen (DPR) terutama dari fraksi yang memiliki jumlah anggota parlemen mayoritas.
Kabinet Partai, adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari satu partai yang menguasai suara terbanyak di Parlemen
Kabinet Koalisi, adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari beberapa partai, yang secara bersama-sama menguasai kursi terbanyak di parlemen
Kabinet Nasional, adalah kabinet yang menteri-menterinya terdiri dari orang-orang yang berasal dari seluruh partai yang mempunyai fraksi-fraksi di parlemen
135
Sistem Politik
Berdasarkan Kekuasaan
Menurut Ajaran
Trias Politika
Sistem Politik
Berdasarkan Kekuasaan
Menurut Ajaran
Trias Politika
John Locke John Locke Montesquieu Montesquieu
136
AjaranTrias PolitikaJohn Locke
AjaranTrias PolitikaJohn Locke
Legeslatif Legeslatif
Ekskutif Ekskutif
Federatif Federatif
137Ajaran
Trias PolitikaJohn Locke
AjaranTrias PolitikaJohn Locke
Legeslatif : sebagai lembaga yang bertugas untuk membuat undang-undang
Ekskutif : sebagai lembaga yang bertugas menjalankan undang-undang dan termasuk bertugas mengadili pelanggaran undang-undang
Federatif : sebagai badan yang bertugas : 1. membuat perang dan damai dengan negara lain, 2. membuat perjanjian dan persekutuan dengan negara lain
Legeslatif : sebagai lembaga yang bertugas untuk membuat undang-undang
Ekskutif : sebagai lembaga yang bertugas menjalankan undang-undang dan termasuk bertugas mengadili pelanggaran undang-undang
Federatif : sebagai badan yang bertugas : 1. membuat perang dan damai dengan negara lain, 2. membuat perjanjian dan persekutuan dengan negara lain
138
AjaranTrias PolitikaMontesquieu
AjaranTrias PolitikaMontesquieu
Legeslatif Legeslatif
Ekskutif Ekskutif
Yudikatif Yudikatif
139
AjaranTrias PolitikaMontesquieu
AjaranTrias PolitikaMontesquieu
Legeslatif, yaitu kekuasaan untuk membuat Undang-Undang (rule making function) yang diletakkan dalam sebuah Majelis Kongres Amerika.
Ekskutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang (rule application function). Kekuasaan ekskutif ini dipegang dan dilaksanakan oleh Presiden. Kedudukan Presiden yang menjabat selama 4 tahun (di Amerika Serikat) tidak dapat dijatuhkan oleh Kongres, begitu pula sebaliknya.
Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran Undang-Undang (rule adjudication function) yang dilaksanakan oleh Supreme Court atau Mahkamah Agung.
Legeslatif, yaitu kekuasaan untuk membuat Undang-Undang (rule making function) yang diletakkan dalam sebuah Majelis Kongres Amerika.
Ekskutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang (rule application function). Kekuasaan ekskutif ini dipegang dan dilaksanakan oleh Presiden. Kedudukan Presiden yang menjabat selama 4 tahun (di Amerika Serikat) tidak dapat dijatuhkan oleh Kongres, begitu pula sebaliknya.
Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran Undang-Undang (rule adjudication function) yang dilaksanakan oleh Supreme Court atau Mahkamah Agung.
140
Sistem Satu
Partai
Sistem Satu
Partai
Sistem Multi Partai
Sistem Multi Partai
Sistem Dwi Partai Sistem Dwi Partai
Sistem Politik
Berdasarkan Kepartaian
Sistem Politik
Berdasarkan Kepartaian
141 Sistem PolitikSatu Partai
Sistem PolitikSatu PartaiSistem politik dengan partai tunggal di negara
Republik Rakyat China adalah sebagai berikut : Ekskutif, dipegang oleh ketua partai, sedangkan Sekretaris Jendral Partai merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi setingkat Perdana MenteriLegeslatif, lembaga negara tertinggi adalah Kongres Rakyat Nasional, yang bertindak sebagai badan legeslatif Yudikatif, dijalankan secara bertingkat dan kaku, oleh Pengadilan Rakyat dan bertanggung jawab di bawah pimpinan Mahkamah Agung Cina. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada Kongres Rakyat di setiap Tingkatan
Sistem politik dengan partai tunggal di negara Republik Rakyat China adalah sebagai berikut : Ekskutif, dipegang oleh ketua partai, sedangkan Sekretaris Jendral Partai merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi setingkat Perdana MenteriLegeslatif, lembaga negara tertinggi adalah Kongres Rakyat Nasional, yang bertindak sebagai badan legeslatif Yudikatif, dijalankan secara bertingkat dan kaku, oleh Pengadilan Rakyat dan bertanggung jawab di bawah pimpinan Mahkamah Agung Cina. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada Kongres Rakyat di setiap Tingkatan
142
Sistem PolitikDua Partai
Sistem PolitikDua Partai
Sistem ini merupakan ciri khas negara Anglo Saxon, Sistem ini dianut oleh Inggris, Amerika dan Philipina. Sistem ini hanya ada dua partai yang sangat dominan, yaitu partai yang berkuasa (partai yang menang dalam pemilu) dan partai oposisi (partai yang kalah dalam pemilu). Biasanya partai oposisi berperan sebagai pengecam setia (loyal oposition) terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan partai yang berkuasa bila dianggap tidak sejalan
Sistem ini merupakan ciri khas negara Anglo Saxon, Sistem ini dianut oleh Inggris, Amerika dan Philipina. Sistem ini hanya ada dua partai yang sangat dominan, yaitu partai yang berkuasa (partai yang menang dalam pemilu) dan partai oposisi (partai yang kalah dalam pemilu). Biasanya partai oposisi berperan sebagai pengecam setia (loyal oposition) terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan partai yang berkuasa bila dianggap tidak sejalan
143
Sistem PolitikMulty Partai
Sistem PolitikMulty Partai
Sistem politik dengan banyak partai ini biasanya diterapkan di negara-negara yang terdiri dari banyak agama, suku, ras dan antar golongan (sara). Masyarakat cendrung membentuk ikatan-ikatan terbatas (primodial) sebagai tempat penyaluran aspirasi politiknya. Beberapa negara penganut sistem multi partai adalah Indonesia, Malaysia, India, Prancis dan lainnya
Sistem politik dengan banyak partai ini biasanya diterapkan di negara-negara yang terdiri dari banyak agama, suku, ras dan antar golongan (sara). Masyarakat cendrung membentuk ikatan-ikatan terbatas (primodial) sebagai tempat penyaluran aspirasi politiknya. Beberapa negara penganut sistem multi partai adalah Indonesia, Malaysia, India, Prancis dan lainnya
144
145
STANDAR KOMPETENSI 6STANDAR KOMPETENSI 6
Menganalisis sistem politik di Indonesia Menganalisis sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.3 Menampilkan peranserta dalam sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.3 Menampilkan peranserta dalam sistem politik di Indonesia
PERTEMUAN ke 11PERTEMUAN ke 11
146
C. Peranserta masyarakat dalam sistem politik
C. Peranserta masyarakat dalam sistem politik
Manusia sebagai insan politik
Masyarakat politik
Cara berpolitik sesuai aturan
Tata cara berpolitik
Manusia sebagai insan politik
Masyarakat politik
Cara berpolitik sesuai aturan
Tata cara berpolitik
147
Manusia Sebagai
Insan Politik
Manusia Sebagai
Insan Politik
ManusiaMakhluk
Bermasyarakat
ManusiaMakhluk
Bermasyarakat
Manusia Sebagai
Insan Politik
Manusia Sebagai
Insan Politik
148Manusia MakhlukBermasyarakat
Manusia MakhlukBermasyarakat
Sesuai dengan kodratnya, manusia sejak lahir hingga menjelang meninggal dunia selalu hidup saling bantu-membantu dengan manusia lainnya. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya dalam posisinya sebagai makhluk bermasyarakat. Menurut seorang akhli pikir bangsa Yunani yang bernama Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politican yang artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk Tuhan pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia. Oleh karena sifat manusia itu merupakan mahluk yang suka bergaul antara satu dengan yang lainnya maka manusia itu disebut sebagai makhluk sosial
Sesuai dengan kodratnya, manusia sejak lahir hingga menjelang meninggal dunia selalu hidup saling bantu-membantu dengan manusia lainnya. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya dalam posisinya sebagai makhluk bermasyarakat. Menurut seorang akhli pikir bangsa Yunani yang bernama Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politican yang artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk Tuhan pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia. Oleh karena sifat manusia itu merupakan mahluk yang suka bergaul antara satu dengan yang lainnya maka manusia itu disebut sebagai makhluk sosial
149Manusia Sebagai
Insan PolitikManusia Sebagai
Insan Politik
Di antara hubungan-hubungan yang dilakukan antarmanusia, terdapat suatu hubungan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Hubungan tersebut adalah hubungan politik. Dalam kehidupan politik, manusia mengembangkan kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk membuat, melindungi, dan mengubah aturan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Dalam hubungan antarindividu dalam kehidupan bermasyarakat inilah akhirnya manusia sebagai insan politik mengarah ke dalam pembentukan masyarakat yang namanya masyarakat politik
Di antara hubungan-hubungan yang dilakukan antarmanusia, terdapat suatu hubungan yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Hubungan tersebut adalah hubungan politik. Dalam kehidupan politik, manusia mengembangkan kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk membuat, melindungi, dan mengubah aturan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Dalam hubungan antarindividu dalam kehidupan bermasyarakat inilah akhirnya manusia sebagai insan politik mengarah ke dalam pembentukan masyarakat yang namanya masyarakat politik
150 Partisipasi PolitikDalam masyarakat
Politik
Partisipasi PolitikDalam masyarakat
Politik1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik atau
organisasi kemasyarakatan lainnya, sebagai bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijaksanaan negara
2. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai
kontrol sosial atau sebagai pemberi input terhadap
kebijaksanaan pemerintah3. Pelaksanaan pemilihan umum yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk memilih
atau dipilih4. Munculnya kelompok kontemporer (setiap waktu)
yang memberi warna kepada sistem input dan output
kepada pemerintah, seperti unjuk rasa, demonstrasi,
petisi, protes dan yang sejenisnya
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik atau organisasi kemasyarakatan lainnya, sebagai bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijaksanaan negara
2. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai
kontrol sosial atau sebagai pemberi input terhadap
kebijaksanaan pemerintah3. Pelaksanaan pemilihan umum yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk memilih
atau dipilih4. Munculnya kelompok kontemporer (setiap waktu)
yang memberi warna kepada sistem input dan output
kepada pemerintah, seperti unjuk rasa, demonstrasi,
petisi, protes dan yang sejenisnya
151
Masyarakat Politik
Masyarakat Politik
KerjasamaDan
Konflik
KerjasamaDan
Konflik
Ciri-CiriMasyarakat
Politik
Ciri-CiriMasyarakat
Politik
Pengertian PolitikPengertian Politik
152
Kerja sama danKonflik
Kerja sama danKonflik
Syarat terjadinya interaksi sosial atau interaksi sebagai anggota masyarakat harus ada komunikasi atau kontak antara dua orang atau lebih. Kontak atau interaksi akan menimbulkan dua kondisi yaitu kerja sama (cooperation) dan konflik (coflict) atau pertikaian. Konflik terjadi apabila dalam interaksi itu masing-masing pihak saling melemahkan pihak lawan, saling tidak mau mengalah, selalu ngotot akan kepentingan atau pandangan sendiri tanpa memperhatikan norma atau aturan yang berlaku
Syarat terjadinya interaksi sosial atau interaksi sebagai anggota masyarakat harus ada komunikasi atau kontak antara dua orang atau lebih. Kontak atau interaksi akan menimbulkan dua kondisi yaitu kerja sama (cooperation) dan konflik (coflict) atau pertikaian. Konflik terjadi apabila dalam interaksi itu masing-masing pihak saling melemahkan pihak lawan, saling tidak mau mengalah, selalu ngotot akan kepentingan atau pandangan sendiri tanpa memperhatikan norma atau aturan yang berlaku
153 Proses Interaksi
Sosial dalam Masyarakat
Politik
Proses Interaksi
Sosial dalam Masyarakat
Politik
Proses AsosiatifProses
Asosiatif
Proses DisosiatifProses
Disosiatif
154
Proses Asosiatif yaitu suatu proses interaksi yang cendrung menjalin kesatuan dan peningkatan solidarias anggota-anggota kelompok. Proses Asosiatif ini akan melahirkan kerja sama
Proses Disosiatif yaitu suatu proses interaksi yang cendrung membawa kelompok ke arah perpecahan (konflik) dan merenggangkan solidaritas anggota kelompok. Ada dua proses disosiatif yaitu kompetisi (persaingan) dan konflik (pertentangan) selanjutnya melahirkan kelompok Oposisi
Proses Asosiatif yaitu suatu proses interaksi yang cendrung menjalin kesatuan dan peningkatan solidarias anggota-anggota kelompok. Proses Asosiatif ini akan melahirkan kerja sama
Proses Disosiatif yaitu suatu proses interaksi yang cendrung membawa kelompok ke arah perpecahan (konflik) dan merenggangkan solidaritas anggota kelompok. Ada dua proses disosiatif yaitu kompetisi (persaingan) dan konflik (pertentangan) selanjutnya melahirkan kelompok Oposisi
155 Proses Asosiatif
AtauKerja sama
Proses Asosiatif
AtauKerja sama
Kerja samaPolitik
Kerja samaPolitik
MotivasiKerja sama
MotivasiKerja sama
156
Kerja sama Politik
Kerja sama Politik
Ada empat bentuk kerja sama politik yaitu :
1. Bargaining ( tawar menawar),
2. Kooptasi,
3. Koalisi,
4. Join Venture (usaha patungan)
Ada empat bentuk kerja sama politik yaitu :
1. Bargaining ( tawar menawar),
2. Kooptasi,
3. Koalisi,
4. Join Venture (usaha patungan)
157
Bargaining (tawar menawar) : suatu perjanjian atau persetujuan diantara pihak-pihak yang mengikat diri melalui perdebatan, atau pemberian usul.
Kooptasi (cooptation) : suatu proses penerimaan unsur – unsur baru oleh pemimpin atau organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam organisasi. Kala kooptasi ini tidak dilakukan maka unsur perpecahan dalam organisasi akan pasti terjadi, seperti banyaknya elite politik yang hengkang atau meninggalkan partai yang sudah dibesarkan secara susah payah dengan bergabung ke partai lain atau membentuk partai baru.
Koalisi (coalition) : suatu kombinasi dari dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Pada masa pemerintahan setelah Reformasi sistim politik ini yaitu koalisis sangat efektip di dalam menjalankan pemerintahan karena dalam kenyataannya tidak ada satupun partai sebagai pemenang pemilu secara mutlak.
Usaha Patungan ( Join Venture ) : suatu usaha kerja sama dalam bidang usaha yang selanjutnya akan melahirkan politik ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama
Bargaining (tawar menawar) : suatu perjanjian atau persetujuan diantara pihak-pihak yang mengikat diri melalui perdebatan, atau pemberian usul.
Kooptasi (cooptation) : suatu proses penerimaan unsur – unsur baru oleh pemimpin atau organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam organisasi. Kala kooptasi ini tidak dilakukan maka unsur perpecahan dalam organisasi akan pasti terjadi, seperti banyaknya elite politik yang hengkang atau meninggalkan partai yang sudah dibesarkan secara susah payah dengan bergabung ke partai lain atau membentuk partai baru.
Koalisi (coalition) : suatu kombinasi dari dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Pada masa pemerintahan setelah Reformasi sistim politik ini yaitu koalisis sangat efektip di dalam menjalankan pemerintahan karena dalam kenyataannya tidak ada satupun partai sebagai pemenang pemilu secara mutlak.
Usaha Patungan ( Join Venture ) : suatu usaha kerja sama dalam bidang usaha yang selanjutnya akan melahirkan politik ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama
158Motivasi
Kerja sama Motivasi
Kerja sama
Adapun yang memotivasi seseorang atau organisasi untuk
bekerja sama adalah :1. Adanya Orientasi : adanya tujuan yang jelas, arah
yang jelas dan kepentingan yang jelas2. Adanya Ancaman dari luar (musuh bersama),
seperti dalam semangat membela tanah air atau adanya kelompok oposisi sehingga perlu adanya aliansi
3. Adanya Rintangan dari luar 4. Adanya Kelompok yang merasa dirugikan atau
tersinggung5. Adanya kepentingan untuk mencari keuntungan
pribadi, biasanya kerja sama semacam ini akan
menimbulkan perpecahan karena orang yang bekerja sama ini memanfaatkan orang lain untuk meraih
kepentingannya6. Semata-mata untuk menolong orang lain
Adapun yang memotivasi seseorang atau organisasi untuk
bekerja sama adalah :1. Adanya Orientasi : adanya tujuan yang jelas, arah
yang jelas dan kepentingan yang jelas2. Adanya Ancaman dari luar (musuh bersama),
seperti dalam semangat membela tanah air atau adanya kelompok oposisi sehingga perlu adanya aliansi
3. Adanya Rintangan dari luar 4. Adanya Kelompok yang merasa dirugikan atau
tersinggung5. Adanya kepentingan untuk mencari keuntungan
pribadi, biasanya kerja sama semacam ini akan
menimbulkan perpecahan karena orang yang bekerja sama ini memanfaatkan orang lain untuk meraih
kepentingannya6. Semata-mata untuk menolong orang lain
159 Proses Disosiatif
AtauKonflik
(Oposisi)
Proses Disosiatif
AtauKonflik
(Oposisi)
persaingan (competition) persaingan
(competition)
pertentangan atau
pertikaian (conflict)
pertentangan atau
pertikaian (conflict)
kontravensi (contravention)
kontravensi (contravention)
160Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-
kelompok tertentu mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.Persaingan mempunyai dua tipe umum yaitu persaingan individu dan persaingan kelompok (organisasi). Dalam persaingan individu (pribadi) sering disebut dengan rivalry. Sedangkan persaingan kelompok (organisasi), kalau organisasi politik biasanya bersaing untuk mendapatkan pengaruh, dukungan atau kepercayaan dalam masyarakat.
Kontravensi (contravention) pada hakekatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan (pertikaian). Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian seperti adanya kecurigaan terhadap kurang transparannya (keterbukaan) dalam pengelolaan suatu organisasi tertentu.
Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok (organisasi) tertentu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan disertai ancaman atau kekerasan. Cara ini sering dilakukan oleh elite politik menjelang pemilu seperti pada masa sebelum reformasi. Contohnya Di Bali pada peristiwa Oktober kelabu 1999 di tiga kota besar di Bali seperti Denpasar, Singaraja dan Negara (Jemberana) perkantoran pemerintah dibumihanguskan oleh kelompok masyarakat yang kecewa terhadap gagalnya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI dalam Sidang Umum MPR. 1999
Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok tertentu mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.Persaingan mempunyai dua tipe umum yaitu persaingan individu dan persaingan kelompok (organisasi). Dalam persaingan individu (pribadi) sering disebut dengan rivalry. Sedangkan persaingan kelompok (organisasi), kalau organisasi politik biasanya bersaing untuk mendapatkan pengaruh, dukungan atau kepercayaan dalam masyarakat.
Kontravensi (contravention) pada hakekatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan (pertikaian). Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian seperti adanya kecurigaan terhadap kurang transparannya (keterbukaan) dalam pengelolaan suatu organisasi tertentu.
Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok (organisasi) tertentu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan disertai ancaman atau kekerasan. Cara ini sering dilakukan oleh elite politik menjelang pemilu seperti pada masa sebelum reformasi. Contohnya Di Bali pada peristiwa Oktober kelabu 1999 di tiga kota besar di Bali seperti Denpasar, Singaraja dan Negara (Jemberana) perkantoran pemerintah dibumihanguskan oleh kelompok masyarakat yang kecewa terhadap gagalnya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI dalam Sidang Umum MPR. 1999
161Ciri – Ciri
Masyarakat Politik Ciri – Ciri
Masyarakat Politik
1. Adanya Struktur Politik
2. Adanya Infra Struktur Politik
3. Adanya Budaya Politik
4. Adanya Pemilihan Umum
1. Adanya Struktur Politik
2. Adanya Infra Struktur Politik
3. Adanya Budaya Politik
4. Adanya Pemilihan Umum
162Pengertian Politik Pengertian Politik
a. Roger H. Soltau, Ilmu politik, merupakan pelajaran tentang negara, maksud dan tujuan negara,
lembaga negara, hubungan antara negara dan warga negaranya, hubungan antar negara, serta
apa yang dipikirkan warga negaranya.b. Robert A. Dahl, Ilmu politik adalah pelajaran
tentang siasat
c. Johan Kaspar Bluntschli, Ilmu politik adalah ilmu yang
memperhatikan masalah kenegaraan, yaitu berusaha keras untuk mengerti dalam paham
kondisi situasi negara, yang bersifat penting dalam berbagai bentuk manifestasi pembangunan
d. Raymond G. Gettel, Ilmu politik adalah ilmu dari suatu
negara, hal tersebut berlaku baik antar seseorang dengan orang lain yang paling ujung sekalipun
disentuh oleh hukum, hubungan antar perseorangan atau kelompok dengan negaranya,
serta hubungan negara dengan negara
a. Roger H. Soltau, Ilmu politik, merupakan pelajaran tentang negara, maksud dan tujuan negara,
lembaga negara, hubungan antara negara dan warga negaranya, hubungan antar negara, serta
apa yang dipikirkan warga negaranya.b. Robert A. Dahl, Ilmu politik adalah pelajaran
tentang siasat
c. Johan Kaspar Bluntschli, Ilmu politik adalah ilmu yang
memperhatikan masalah kenegaraan, yaitu berusaha keras untuk mengerti dalam paham
kondisi situasi negara, yang bersifat penting dalam berbagai bentuk manifestasi pembangunan
d. Raymond G. Gettel, Ilmu politik adalah ilmu dari suatu
negara, hal tersebut berlaku baik antar seseorang dengan orang lain yang paling ujung sekalipun
disentuh oleh hukum, hubungan antar perseorangan atau kelompok dengan negaranya,
serta hubungan negara dengan negara
163
164
STANDAR KOMPETENSI 6STANDAR KOMPETENSI 6
Menganalisis sistem politik di Indonesia Menganalisis sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.3 Menampilkan peranserta dalam sistem politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 6.3 Menampilkan peranserta dalam sistem politik di Indonesia
PERTEMUAN ke 12PERTEMUAN ke 12
165
C. Peranserta masyarakat dalam sistem politik
C. Peranserta masyarakat dalam sistem politik
Manusia sebagai insan politik
Masyarakat politik
Cara berpolitik sesuai aturan
Tata cara berpolitik
Manusia sebagai insan politik
Masyarakat politik
Cara berpolitik sesuai aturan
Tata cara berpolitik
166Cara Berpolitik Sesuai Aturan Cara Berpolitik Sesuai Aturan
Perundang-Undangan Partai politik sudah ada sejak pemerintahan awal berdirinya negara RI, seperti Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November
1945 tentang pembentukan partai politik sebanyak-banyaknya (multipartai), pada masa
orba mengeluarkan UU No. 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya, UU No. 3 tahun
1985 tentang Kekuatan Sosial politik, UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik dan UU no. 31
tahun 2002 tentang Partai politik
Semua perundang-undangan tentang partai politik yang dikeluarkan pada perinsipnya untuk memberi kesempatan atau kebebasan kepada
setiap warga negara untuk berpartisifasi dalam dunia atau kancah perpolitikan nasional kita,
karena partai politik merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional
Perundang-Undangan Partai politik sudah ada sejak pemerintahan awal berdirinya negara RI, seperti Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November
1945 tentang pembentukan partai politik sebanyak-banyaknya (multipartai), pada masa
orba mengeluarkan UU No. 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya, UU No. 3 tahun
1985 tentang Kekuatan Sosial politik, UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik dan UU no. 31
tahun 2002 tentang Partai politik
Semua perundang-undangan tentang partai politik yang dikeluarkan pada perinsipnya untuk memberi kesempatan atau kebebasan kepada
setiap warga negara untuk berpartisifasi dalam dunia atau kancah perpolitikan nasional kita,
karena partai politik merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional
167 Pemilu SebagaiWujud Aspirasi
Politik
Pemilu SebagaiWujud Aspirasi
Politik Sebagai wujud aspirasi politik seluruh rakyat Indonesia dapat disalurkan melalui pemilu yang dilaksanakan sebagai konsekuensi dari negara
demokrasi. Perhelatan politik akbar untuk menyalurkan aspirasi politik rakyat sudah
diadakan sejak tahun 1955, pada pemilu pertama ini berdasarkan UUD Sementara 1950 yang
dilaksanakan dua kali yang pertama pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR,
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih Konstituante, pemilu dibawah UUD 1945 sudah
dilaksanakan sejak tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan pemilu 2009 berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen.
Kalau saja semua pihak yaitu penyelenggara negara, rakyat Indonesia, TNI-Polri, semua Partai
politik, penyelenggara pemilu (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) taat pada aturan
yang sudah ditetapkan kita berkeyakinan negara ini akan menjadi negara yang besar dan disegani
dalam percaturan politik internasional
Sebagai wujud aspirasi politik seluruh rakyat Indonesia dapat disalurkan melalui pemilu yang dilaksanakan sebagai konsekuensi dari negara
demokrasi. Perhelatan politik akbar untuk menyalurkan aspirasi politik rakyat sudah
diadakan sejak tahun 1955, pada pemilu pertama ini berdasarkan UUD Sementara 1950 yang
dilaksanakan dua kali yang pertama pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR,
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih Konstituante, pemilu dibawah UUD 1945 sudah
dilaksanakan sejak tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan pemilu 2009 berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen.
Kalau saja semua pihak yaitu penyelenggara negara, rakyat Indonesia, TNI-Polri, semua Partai
politik, penyelenggara pemilu (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) taat pada aturan
yang sudah ditetapkan kita berkeyakinan negara ini akan menjadi negara yang besar dan disegani
dalam percaturan politik internasional
168 TUGAS MANDIRITIDAK
BERSTRUKTUR
TUGAS MANDIRITIDAK
BERSTRUKTUR
Carilah di Media Elektronika : a. Pemilu yang pernah berlangsung di Indonesia b. Parpol Peserta Pemilu c. Hasil Pemilu d. Undang-Undang Pemilu
169
TATA CARA BERPOLITIK DI
INDONESIA
TATA CARA BERPOLITIK DI
INDONESIA
Cara-Cara Politik yang
Berkembang di Indonesia
Cara-Cara Politik yang
Berkembang di Indonesia
Komunikasi Politik
Komunikasi Politik
170
Cara-Cara Politik yang Berkembang di Indonesia
Cara-Cara Politik yang Berkembang di Indonesia
CaraKerja sama
CaraKerja sama
Cara Pengawasan
(Kontrol)
Cara Pengawasan
(Kontrol)
171
CARA KERJA SAMA CARA KERJA SAMA
Cara ini cukup efektif untuk membangun kehidupan berpolitik di Indonesia, karena
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu musyawarah - mufakat,
kekeluargaan dan gotong royong. Apabila hasil pemilu untuk jabatan politik untuk Capres dan Cawapres tidak memenuhi syarat lima puluh prosen lebih sesuai yang ditetapkan oleh undang-undang,
pemilihannya dapat diulang sampai tercapai tujuan sesuai aturan yang
berlakuBegitu pula dalam menjaga stabilitas nasional parpol dapat berkualisi dalam
membentuk pemerintahan nasional. Contoh Pemerintah Kabinet Indonesia bersatu jilid I dan II di bawah Presiden
Susilo Bambang Yudoyono
Cara ini cukup efektif untuk membangun kehidupan berpolitik di Indonesia, karena
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu musyawarah - mufakat,
kekeluargaan dan gotong royong. Apabila hasil pemilu untuk jabatan politik untuk Capres dan Cawapres tidak memenuhi syarat lima puluh prosen lebih sesuai yang ditetapkan oleh undang-undang,
pemilihannya dapat diulang sampai tercapai tujuan sesuai aturan yang
berlakuBegitu pula dalam menjaga stabilitas nasional parpol dapat berkualisi dalam
membentuk pemerintahan nasional. Contoh Pemerintah Kabinet Indonesia bersatu jilid I dan II di bawah Presiden
Susilo Bambang Yudoyono
172 CARA PENGAWASAN
(KONTROL)
CARA PENGAWASAN
(KONTROL)
Cara ini ditempuh apabila cara kerja sama sulit untuk diwujudkan. Oposisi atau disosiatif biasanya dapat kita
jumpai pada Negara Federal yang menganut paham libral, dan dengan telah dibukanya kran demokrasi
lebar-lebar di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut paham integralistik tidak tertutup
kemungkinan adanya gerakan Oposisi yang bertugas sebagai kontrol yang kuat terhadap jalannya
pemerintahan agar tidak kecolongan lagi seperti pada masa pemerintahan orde baru. Menurut UUD 1945
maupun perundangan lainnya lembaga Oposisi tidak dapat kita jumpai tetapi dalam praktiknya dapat kita amati pelaksanaannya. Oposisi yang berkembang di Indonesia bukanlah untuk mencari-cari kesalahan
pemerintah untuk dijatuhkan melainkan hanya untuk memperketat pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan yang prinsipiil, sehingga cita-cita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dapat segera terwujud
Cara ini ditempuh apabila cara kerja sama sulit untuk diwujudkan. Oposisi atau disosiatif biasanya dapat kita
jumpai pada Negara Federal yang menganut paham libral, dan dengan telah dibukanya kran demokrasi
lebar-lebar di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut paham integralistik tidak tertutup
kemungkinan adanya gerakan Oposisi yang bertugas sebagai kontrol yang kuat terhadap jalannya
pemerintahan agar tidak kecolongan lagi seperti pada masa pemerintahan orde baru. Menurut UUD 1945
maupun perundangan lainnya lembaga Oposisi tidak dapat kita jumpai tetapi dalam praktiknya dapat kita amati pelaksanaannya. Oposisi yang berkembang di Indonesia bukanlah untuk mencari-cari kesalahan
pemerintah untuk dijatuhkan melainkan hanya untuk memperketat pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan yang prinsipiil, sehingga cita-cita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dapat segera terwujud
173
Komunikasi Politik Komunikasi Politik
Komunikasi berarti hubungan, berkomunikasi berarti hubungan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dalam penyampaian pesan. Unsur utama yang harus dipenuhi kalau mau berkomunikasi adalah harus ada komunikator (pembicara), pesan (berita atau maksud yang disampaikan) dan komunikan (pendengar atau lawan bicara) sedangkan media atau sarana tidak mutlak harus ada. Contoh dialog, tatap muka, debat, kampanye massa yang langsung dengan audiennya atau komunikannya, media tidak diperlukan. Tetapi kalau penyampaian pesan dari komunikator ke komunikannya tidak langsung berhadapan barulah menggunakan media atau sarana seperti : 1. media elektronika, contohnya : TV, Internet, Telepon, Telex, Radio, Slide, Film dan sebagainya. 2. media cetak, contohnya Surat Kabar, Selebaran, Majalah, Tabloid, Photo, Gambar, Lukisan, Spanduk dan lain sebagainya
Komunikasi berarti hubungan, berkomunikasi berarti hubungan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dalam penyampaian pesan. Unsur utama yang harus dipenuhi kalau mau berkomunikasi adalah harus ada komunikator (pembicara), pesan (berita atau maksud yang disampaikan) dan komunikan (pendengar atau lawan bicara) sedangkan media atau sarana tidak mutlak harus ada. Contoh dialog, tatap muka, debat, kampanye massa yang langsung dengan audiennya atau komunikannya, media tidak diperlukan. Tetapi kalau penyampaian pesan dari komunikator ke komunikannya tidak langsung berhadapan barulah menggunakan media atau sarana seperti : 1. media elektronika, contohnya : TV, Internet, Telepon, Telex, Radio, Slide, Film dan sebagainya. 2. media cetak, contohnya Surat Kabar, Selebaran, Majalah, Tabloid, Photo, Gambar, Lukisan, Spanduk dan lain sebagainya
174
Komunikasi Politik
adalah hubungan yang dilakukan lebih dari satu
orang yang membicarakan masalah kebijaksanaan,
kekuatan, kekuasaan pemerintah, konflik dan kekuatan massa rakyat.
Komunikasi Politik
adalah hubungan yang dilakukan lebih dari satu
orang yang membicarakan masalah kebijaksanaan,
kekuatan, kekuasaan pemerintah, konflik dan kekuatan massa rakyat.
175
Tiga tipe utama saluran komunikasi politik
Tiga tipe utama saluran komunikasi politik
Komunikasi InterpersonalKomunikasi
Interpersonal
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi
Saluran Komunikasi
Massa
Saluran Komunikasi
Massa
176
a. Saluran Komunikasi Massa adalah komunikasi yang terjadi antara satu orang
dengan banyak orang. Ada dua bentuk saluran komunikasi
massa yaitu : 1. Komunikasi tatap muka. Contohnya, kampanye di
lapangan terbuka yang hadiri oleh ribuan orang. 2. Komunikasi
tanpa tatap muka atau berperantara (ada perantara antara komunikator dengan
khalayak/komunikan). Contoh penggunaan media TV atau
Radio
a. Saluran Komunikasi Massa adalah komunikasi yang terjadi antara satu orang
dengan banyak orang. Ada dua bentuk saluran komunikasi
massa yaitu : 1. Komunikasi tatap muka. Contohnya, kampanye di
lapangan terbuka yang hadiri oleh ribuan orang. 2. Komunikasi
tanpa tatap muka atau berperantara (ada perantara antara komunikator dengan
khalayak/komunikan). Contoh penggunaan media TV atau
Radio
177
B. Saluran Komunikasi Interpersonal adalah
komunikasi yang terjadi satu orang dengan satu orang.
Ada dua bentuk saluran komunikasi saluran iterpersonal
yaitu:1. Komunikasi tatap muka.
contohnya komunikasi dilakukan dengan berkunjung kerumah-rumah menemui komunikan
secara perseorangan2. Komunikasi tanpa tatap muka
atau berperantara (ada perantara antara komunikator
dengan komunikannya). Contoh penggunaan telepon
B. Saluran Komunikasi Interpersonal adalah
komunikasi yang terjadi satu orang dengan satu orang.
Ada dua bentuk saluran komunikasi saluran iterpersonal
yaitu:1. Komunikasi tatap muka.
contohnya komunikasi dilakukan dengan berkunjung kerumah-rumah menemui komunikan
secara perseorangan2. Komunikasi tanpa tatap muka
atau berperantara (ada perantara antara komunikator
dengan komunikannya). Contoh penggunaan telepon
178
c.Saluran komunikasi Organisasi adalah merupakan penggabungan antara komunikasi saluran massa dan interpersonal dalam satu organisasi sosial politik, seperti Munas salah satu partai yang harus diadakan karena tuntutan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partainya menghendaki harus diadakan komunikasi, seperti pemilihan Ketua Umum dan Pengurus partai, penyatuan Visi dan Misi tentang seorang calon Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden
c.Saluran komunikasi Organisasi adalah merupakan penggabungan antara komunikasi saluran massa dan interpersonal dalam satu organisasi sosial politik, seperti Munas salah satu partai yang harus diadakan karena tuntutan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partainya menghendaki harus diadakan komunikasi, seperti pemilihan Ketua Umum dan Pengurus partai, penyatuan Visi dan Misi tentang seorang calon Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden
PENUTUP
AKU KENAL NEGERIKU
TERIMA KASIHSemoga Pembelajaran ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
179
Recommended