View
3.055
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PRASANGKA SOSIAL( Hasil pengumpulan dan penyusunan dari berbagai sumber informasi )
MAKALAH( Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Sosial )
Oleh
MUHAMAD YOGI41032161121007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Prasangka
Sosial dalam mata kuliah Psikologi Sosial.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bandung, 21 September 2013
Penulis
Muhamad Yogi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A . Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B . Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C . Tujuan ............................................................................................... 3
D . Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
A . Pengertian Prasangka Sosial ............................................................ 4
B . Sebab- sebab Timbulnya Prasangka Sosial....................................... 5
C . Terbentuknya Jarak Sosial ............................................................... 6
D . Usaha Mengurangi Prasangka Sosial .............................................. 7
E . Prasangka, Propaganda, Desas- desus dan Stereotip ....................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
A . Kesimpulan ...................................................................................... 11
B . Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya teknologi Di
bidang informasi, telah membawa umat manusia ke suatu era yang belum pernah
dialami sebelumnya. Cepatnya harus informasi telah memungkinkan apa yang
terjadi di belahan dunia yang satu dapat segera diketahui, dan hal ini akan
mempengaruhi tindakan dan keputusan - keputusan orang dalam berbagai bidang
yang berada dibelahan dunia yang lain. Fenomena dimana dunia semakin
mengecil serta adanya interdependensi yang semakin besar diantara bangsa-
bangsa inilah yang sering dinamakan sebagai era globalisasi.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia yang sedang giat-giatnya
membangun, tentu tidak luput dari pengaruh globalisasi ini. Pengaruh globalisasi
terlihat di berbagai aspek pembangunan,baik pembangunan fisik maupun
pembangunan yang bersifat nonfisik, dimana unsur manusia nya lebih besar
peranannya. Berbicara mengenai pembangunan tentu tidak terlepas dari sumber
daya manusia yang ada. Pembangunan menurut La-Piere, (1981) adalah
merupakan usaha yang secara sistematis direncanakan dan dilakukan untuk
mengubah situasi dan kondisi masyarakat ke taraf yang lebih sempurna.
Pengertian di atas mengandung makna bahwa pembangunan, sebenarnya
merupakan perubahan tingkah laku manusia sebagai warga negara yang sedang
membangun.
Dalam kaitannya dengan pengertian diatas sumber daya manusia dalam
pembangunan mengandung arti bahwa manusia itu sendiri merupakan instrumen
untuk mencapai perubahan yang direncanakan sekaligus menjadi sasaran
pembangunan. Dengan demikian manusia sebagai instrumen yang berarti alat,
mengindikasikan bahwa manusia berperan sebagai obyek dan sasaran
pembangunan itu sendiri. Sebagaimana diuraikan dalam GBHN (Garis Besar
Haluan Negara) tahun 1988-1993 secarajelas dinyatakan bahwa manusia
Indonesia merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan.
1
2
Oleh Karenanya sebagai obyek dan subyek pembangunan, manusia memegang
peranan yang sangat penting.
Masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa dan sedang
berkembang ke era industrialisasi yang diikuti kemajuan yang pesat dibidang
informasi dan transportasi, tidak saja memperkecil jarak antar bangsa tetapi juga
meningkatkan tukar rnenukar informasi, saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu interaksi sosial dari berbagai kelompok etnis yang tersebar di berbagai
pelosok tanah air yang terdiri dari ribuan pulau juga meningkat. Sebagai
konsekuensi antar kelornpok etnis dan semakin banyak organisasi atau
perusahaan ataupun kelompok kerja lainyang beranggotakan orang dari berbagai
kelornpok etnis, golongan, agarna, ras dan sukubangsa. (Setiadi, 1993).
Masing-masing suku bangsa yang ada di Indonesia menurut Martaniah,
(1984) sudah barang tentu rnemiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.
Dengan rnengetahui perbedaan - perbedaan tersebut bukan berarti bertujuan
untuk memisah – misahkan mereka atau menonjolkan jurang pemisah di antara
suku bangsa yang ada, akan tetapi justru dengan mengetahui perbedaan-
perbedaan tersebut akan dapat dicarikan jalan keluar untuk lebih mempersatukan.
Namun demikian tidak dipungkiri dengan adanya perbedaan - perbedaan latar
belakang kehidupan suku bangsa tersebut akan dapat memicu terjadinya
prasangka sosial. Mar'at, (1982) mengemukakan bahwa suatu bangsa yang
memiliki heterogenitas dari kelompok - kelompok etnis senantiasa rnenimbulkan
isu-isu yang menjurus kearah prasangka sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prasangka sosial ?
2. Apa sebab – sebab timbulnya prasangka ?
3. Jelaskan terbentuknya jarak sosial ?
4. Bagaimana usaha mengurangi prasangka sosial ?
5. Apa yang dimaksud dengan prasangka, propaganda, desas – desus dan
stereotip ?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian prasangka sosial
2. Mengetahui sebab – sebab timbulnya prasangka
3. Mengetahui terbentuknya jarak sosial
4. Mengetahui usaha mengurangi prasangka sosial
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan prasangka, propaganda, desas – desus dan
stereotip
D. Manfaat
Makalah ini dibuat dan disusun agar mampu membawa suatu manfaat diantarnya :
1. Menjadi bahan tambahan untuk perkuliahan mahasiswa dan dosen pengajar.
2. Sebagai literatur materi khusus psikologi sosial
3. Bermanfaat bagi pembaca dan memberi pengetahuan para penikmat pendidikan.
4. Agar bisa menjadi salah satu acuan dalam belajar memahami psikologi sosial
terutama tentang motif sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prasangka Sosial
Di dalam kehidupan sehari-hari, istilah prasangka (prejudice) adalah sikap
prasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau
kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu,
prasangka sosial terdiri atas attitude-attitude sosial yang negatif terhadap
golongan orang lain dan tidak mempengaruhi tingkah lakunya terhadap golongan
manusia lain. Prasangka sosial yang pada awalnya hanya merupakan sikap-sikap
perasaan negatif itu lambat laun menyatakan dirinya dalam tindakan-tindakan
yang diskriminatif terhadap orang-orang yang termasuk golongan yang di
perasangka itu tanpa terdapat alasan-alasan yang objektif. Pada pribadi orang
yang dikenai tindakan-tindakan diskriminatif. Atau perasangka sosial adalah
sebuah sikap terhadap anggota kelompok tertentu, semata-mata berdasarkan
keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut, prasangka terhadapa kelompok
lain bisanya cenderung mengevaluasi anggotanya dengan cara yang sama (bisanya
negatif) tingkah laku pribadi mereka memainkan peranyang kecil mereka tidak
disukai. Hanya karena mereka termasuk dalam kelompok tertentu. Sebaliknya
diskriminasi merujuk pada aksi negatif terhadap kelompok yang menjadi sasaran
prasangka. Adorno menyatakan bahwa prasangka adalah merupakan salah satu
tipe kepribadian. Oleh karena itu, kita tidak dapat menyalahkan suatu tindakan
kekerasan yang mengakibatkan timbulnya kerusakan, apalagi kerusakannya hanya
sebatas wilayah di mana kekerasan itu terjadi (rasisme misalnya).
Pengertian prasangka sosial menurut beberapa ahli antara lain :
1. Menurut Kimball Young menyatakan prasangka adalah mempunyai ciri khas
pertentang-an antara kelompok yang ditandai oleh kuatnya im group dan out
group.
2. Menurut Sherif and Sherif menyatakan prasangka sosial adalah sikap negatif para
anggota suatu kelompok,berasal dari norma mereka anut kepada kelompok lain
beserta anggota-nya.
4
5
3. Menurut Mar’at menyatakan bahwa prasangka sosial adalah dugaan-dugaan yang
memi-liki nilai positif atau negatif,tetapi biasanya lebih negatif.
4. Menurut Brehm dan Kassin memyatakan bahwa prasangka sosial adalah perasaan
negatif terhadap seseorang semata berdasarkan keanggotanya dalam kelompok
tertentu.
5. Menurut Kartono menyatakan bahwa prasangka merupakan pernilaian yang terlalu
tegesa-gesa,berdasarkan generalisai yang terlalu cepat,sifatnya berat sebelah,dan
disertai dengan tindakan menyenderhanakan kenyataan.
B. Sebab-sebab timbulnya prasangka social
Prasangka timbul dari adanya norma sosial, seperti yang terjadi pada anak-
anak di amerika serikat prasangka terhadap orang negro terlihat pada tahu-tahun
prasekolah anak menyadari bahwa itu telah termasuk dalam kelompoknya yaitu
keluarga nya dan meluas kepada bangsanya.
Orang tidak begitu saja berprasangka terhadap orang lain. Tetapi ada faktor
tertentu yang menyebabkan ia berprasangka, dan prasangka di sini berkisar pada
masalah yang bersifat negatif terhadap orang atau kelompok lain. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan timbulnya prasangka.
a) Orang dalam berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dalam berusaha
seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan, sebab dari kegagalan atau
kelemahantidak di caridirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang lain inilah
yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
b) Orang berprasangka karena memang ia sudah di persiapkan didalam
lingkungannya atau kelompok untuk berprasangka attitude tidak di bawa oleh
manusia sejak dilahirkan, tetapi bermacam-macam attitude itu di pelajari dan di
bentuk pada manusia selama perkembangannya, seorang anak kecil tidak
mempunyai attitude tetapi ia memprolehnya pertama-tama dari orang tua dan
keluarganya yang merupakan kelompok primer baginya yang pertama-tama
mendidik atau merupakan lingkungan sosial pertama tampak anak itu berkembang
sebagai manusia sosial demikian halnya dengan prasangka sosial yang tidak di
6
bawa sejak lahir tetapi di bentuk selama perkembangannya, baik melalui didikan
maupun dengan cara identifikasi dengan orang lain yang sudah berprasangka.
c) Prasangka timbul karena adanya perbedaan, di mana perbedaan ini menumbulkan
prasaan superior. Perbedaan disini bisa meliputi.
1. Perbedaan fisik /biologis
2. Perbedaan lingkungan / geografis
3. Perbedaan kekayaan
4. Perbedaan status sosial
5. Perbedaan kepercayaan
d) Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak
menyenangkan
e) Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum
atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu. Seperti orang berprasangka pada
status ibu tiri.
C. Terbentuknya jarak sosial
Prasangka sosial merupakan gejala psikologi sosial, prasangka sosial ini merupakan
masalah yang penting di bahas di dalam intergruop relation, prasangka sosial atau
juga prasangka klompok yaitu suatu prasangka yang diperlihatkan anggota-anggota
suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok lain termasuk para anggotanya satu
kelompok menilai kelompok lain dengan norma atau ukuran yang terdapat di dalam
klompoknya sendiri.
1. Dengan adanya penyelidikan yang cukup lama terlihat bahwa sosial distance di
hembuskan dari group yang dominan sesuai dengan status dan sudut
pandangannya. Agar grup-grup yang lemah atau group minoritas dapat di terima
kedalam gr0up moyoritas mau tidak mau harus mnyesuaikna diri dengan
kelompok mayoritas dan ia harus mnerima status yang diberikan.
2. Disamping itu menurut observasinya Allport berkesimpulan bahawa social
doistance dalam suatu masyarakat hanya terdapat pada masyarakat yang
heterogen yang didalam nya terdapat kelompok- kelompok yang memiliki fungsi
dan interest yang berbeda beda.
7
3. Adanya rasa superioritas atau keunggulan kelompok atas kelompok yang lain,
rasa superioritas bisa bersumber pada agama, geografis rasa, warna kulit dan
sebagainya, anggota keolompok di sini menganggap bahwa kelompok lain berada
jauh di bawah kelompoknya.
Faktor – Faktor yang dapat menimbulkan prasangka antara lain :
Warna kulit, tingkat hidup, agama dan sebagainya. Pada tahun 1935 dodd
di dalam penelitianya menemukan bahwa social distance yang terbesar ada pada
kelompok keagamaan.
Timbulnya prasangka dapat diperkuat oleh keadaan politik individu atau
kelompok yang diliputi prasangka memiliki sikap serta pandangan yang tidak
obyektif dan wajar.
Hal ini tentu saja merupakan perkembangan kepribadianya. Misalnya
Orang Amerika terhadap Orang Negro.
D. Usaha mengurangi prasangka sosial
Usah-usaha mengurangi prasangka sosial antara golongan itu kiranya jelas
harus di mulai pada didikan, jelasnya bahwa orasangka sosial itu sebenarnya
adalah karena salah sangka, miss informasi, miss interprestasi. Oleh karena itu
usah untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka tetap di jalankan , di
kembangkan dan di usahakan perbaikannya. Usaha mengurangi prasangka ini di
bedakan atas atas dua usaha .
1. Usaha preventif: ini berupa usaha jangan sampai orang atau kelompok terkena
prasangaka. Menciptakan situasi atau susasana yang tentram, damai, jauh dari rasa
permusahan. Melainkan dalam arti lapang dada dalam bergaul dengan sessama
manusia meskipun ada perbedaan, perbedaan bukan berarti pertentangan ,
memperpendek jarak sosial sehingga tidak sempat timbul prasangka. Usaha ini
sebaiknya harus di lakukan oleh orang tua pada anak, guru terhadap anak
didiknya, masyarkat, media dan sebagainya.
2. Usaha curatif. Usaha ini menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka,
usaha disini berupa usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal yang selalu
merugikan tidak ada hal yang bersifat positif bagi kehidupan bersama , justru
8
adanya prasangka itu pihak luar/pihak ketiga melahan dapat menarik kuntungan
dengan jalan memperalat atau menimbulkan suasana panas dan kacau dari
golongan yang diprasangkai demi keuntungan pihak ketiga.
E. Prasangka, Propaganda, Desas-desus dan Stereotip.
Seperti kita ketahui bahwa orang di dalam hubungannya dengan orang lain
tidak hanya berbuat begitu saja, tetapi juga harus menyadari perbuatan yang
dilakukan dan menyadari situasi yang ada sangkut paut nya dengan perbuatan itu.
Kesadaran ini tidak hanya menegenai tingkah laku yang sudah terjadi, tetapi juga
tingkah laku yang mungkin akan terjadi.
Kesadaran individu – individu yang menentukan perbuatan- perbuatan
yang nyata dan perbuatan perbuatan yang mungkin akan terjadi itulah yang
dinamakan sikap. Jadi sikap adala suatau hala yang menentukan sifat dan
hakikat, baikperbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan dating. Oleh karena
itu ahli Psycology W.J. memeberi batasan sikap itu sebagai suatu kesadaran
individu yangmenentukan perbuatan perbuatan yang nyata atau pun yang
mungkin akan terjadi didalam kegiatan- kegiatan social
Tiap tiap sikap biasanya memepunyai 3 macam aspek
1. Aspek Kognitif : yaitu sikap yang berhubungan dengan gejalamengenal
dalam fikiran, ini terwujud pengolahan pengalaman dan keyakinan serta
harapan –harapan individu tentang sekelompok obyek tertentu.
2. Aspek Efektif : yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-
perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian simpati, antipasti dan
sebagainya yang ditunjukan kepada obyek- obyek tertentu.
3. Aspek Konatif : yaitu berwujud proses tendensi/ kecenderungan untuk
berbuat sesuatu objek misalnya : kecenderungan memeberi pertolongan
menjauhkan diri dan sebagainya.
9
Kecuali itu perlu dikemukakan bahwa siakap mempunyai hubungan yang erat
dengan 2 macam proses kewajiban yang lain yaitu yang berwujud prasangka dan
kompleks sebenarnya prasangka ini juga sikap, tetapi dalam arti yang khusus.
A. Prasangka
Prasangka Berasal dari kata pra = sebelum; sangka = dugaan, pendapat yang
didasarkan atas perasaan hati, syak, kesangsian, keraguan.
Prasangka : anggapan dan pendapat yang kurang menyenangkan atau
penilaian negatif yang tidak rasional, yang ditujukan pada individu atau suatu
kelompok tertentu (yang menjadi objek prasangka), sebelum mengetahui,
menyaksikan, menyelidiki objek-objek prasangka tersebut.
Prasangka juga dapat dikatakan sebagai attitude-attitude sosial negatif, yang
ditujukan pada individu atau golongan lain dan hal ini mempengaruhi tingkah
laku golongan individu yang berprasangka tersebut.
Prasangka mulanya hanya merupakan sikap-sikap negatif, tapi lama kelamaan
akan memunculkan tindakan-tindakan yang menghambat, merugikan bahkan
mengancam kehidupan pribadi golongan tertentu’
B. Kompleks
Kompleks merupakan aspek jiwa yang terjadi di dalam alam bawah sadar
seseorang yang mendorongnya bersikap.
C. Propaganda
Propaganda adalah alat meyakinkan seseorang terhadap suatu
pandangan/citacita seseorang. Bermacam-macam propaganda antara lain:
Progresif, yaitu mengganti ideologi lama dengan ideologi baru.
Reaksioner, yaitu mencegah perkembangan sosial dan timbulnya ideologi
baru.
Konservatif, yaitu memepertahankan ideologi.
D. Desas-desus
10
Desas –desus adalah suatu gejala sosial psikologis yang menarik perhatian
bagi ahli psikologi, karena : 1. desas – desus itu terjadi dimana saja, didalam tiap
– tiap masyarakat 2. desas – desus mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan
masyarakat, dan orang dalam masyarakat.
jadi, desas – desus adalah pemberitahuan lisan/tulisan dari orang perorang
pada orang lain. Macam-macamnya bisa desas-desus yang merembes, berkoar,
dan bertahan.
E. Stereotip
Stereotip merupakan gambaran atau tanggapan tertentu seseorang terhadap
individu/kelompok yang diprasangkai.stereotip oleh mayor polak diartikan
sebagai contoh ejekan
Menurut Johnson & Johnson stereotipe dilestarikan dan di kukuhkan dalam empat
cara,:
1. Stereotipe mempengaruhi apa yang kita rasakan dan kita ingat berkenaan dengan
tin-dakan orang-orang dari kelompok lain.
2. Stereotipe membentuk penyederhanaan gambaran secara berlebihan pada anggota
kelompok lain. Individu cenderung untuk begitu saja menyamakan perilaku
individu-individu kelompok lain sebagi tipikal sama.
3. Stereotipe dapat menimbulkan pengkambing hitaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam kehidupan sehari-hari, istilah prasangka (prejudice) adalah sikap
prasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau
kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu,
prasangka sosial terdiri atas attitude-attitude sosial yang negatif terhadap
golongan orang lain dan tidak mempengaruhi tingkah lakunya terhadap golongan
manusia lain. Usaha mengurangi prasangka ini di bedakan atas atas dua usaha :
1. Usaha preventif: ini berupa usaha jangan sampai orang atau kelompok terkena
prasangaka.
2. Usaha curatif. Usaha ini menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka,
usaha disini berupa usaha menyadarkan.
B. Saran
Secara umum pendidik, baik guru maupun orang tua dalam mengarahkan
belajar anak hendaklah harus lebih memperhatikan masalah yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan psikologis, perkembangan intelegensi, emosional dan
motivasi, serta mengembangkan kreativitas anak. Supaya peserta didik lebih
mudah dalam memahami semua pelajaran yang ada. Terutama tentang identitas
nasional bangsa indonesia yang kita cintai ini.
Semoga apa yang saya sampaikan ini dapat berguna bagi kita semua,
apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kepada Allah saya
mohon ampun, saran serta kritikan yang membangun saya sangat harapkan guna
penyempurnaan makalah ini.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi ,Abu,. 2007, Psikologi Sosial . Jakarta : Rineka CiptaGerungan, 2004. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Adi Tama
Recommended