View
3.222
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
PRINSIP-PRINSIP EKOLOGI
EKOSISTEM PERTANIAN
Soemarno 2007
Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.
Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu").
Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada matahari
kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
geografi yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus.
Ekologi dalam politik
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi
yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia
dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik
dalam kebanyakan partai politik.
Sangat sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan,
khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan
akademisi juga.
Ekologi dalam ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat
kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
Mike Nickerson mengatakan bahwa "ekonomi tiga perlima ekologi" sejak ekosistem
menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan
"untuk bebas".
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi
dengan lainnya, namun susah.
Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah.
"Modal alam" ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
Ekologi dalam kacamata antropologi
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya
menggunakan banyak metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak
bisa tinggal tanpa itu.
Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita are dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang
bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek
ekologi — masalah subyek-obyek.
Dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.
"Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita.
Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan."
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:Komponen hidup (biotik)
Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur.
Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air,
plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air.
Habitat
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal
dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan—paling tidak lingkungan fisiknya—di
sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau
populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies
(mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu
lokasi geografis tertentu.
Habitus
Habitus merupakan istilah biologi yang berarti tindakan naluriah (instinktif) hewan atau
kecenderungan alamiah bentuk suatu tumbuhan.
Dalam zoologi, istilah ini paling sering dipakai untuk menunjukkan di mana seekor hewan
menghabiskan sebagian besar masa hidupnya. Kata "perilaku" dapat digunakan
untuk menggantikan habitus.
Contohnya:Bekantan memiliki habitus arboreal dan jarang
menjelajah lantai hutan.
Dalam botani, penggunaan habitus lebih sering dan dipakai untuk menggambarkan penampilan
umum atau arsitektur suatu tumbuhan.
Sebagai contoh:Melinjo merupakan contoh jenis Gnetum yang
berhabitus pohon.
Habitus biasanya diperjelas lagi dengan suatu istilah morfologi penjelas atau kisaran ukuran yang dapat dijumpai pada keadaan alamiah.
Prinsip kesehatan ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak
dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman
sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak
saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental,
sosial dan ekologi.
Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat. Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan,
distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan
organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia.
Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi
yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus
dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat
berefek merugikan kesehatan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa
produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui
ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme
laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat
universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal.
Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala
lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara,
meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola
sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan
pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses,
memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi
dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di
dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air
Prinsip Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, salingmenghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia
secara bersama, baik antar manusia dan dalamhubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibatdalam pertanian organik harus membangun hubunganyang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani,
pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.
Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk
lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik,
alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus
dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi
mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi,
distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan
lingkungan yang sebenarnya.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang
bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan
produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam
pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik.
Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis
yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat.
Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat
guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic
engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat
terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif
Ekosistem dan Lingkungan
Memelihara hewan demi dagingnya mempunyai resiko yang menyebabkan kerusakan hutan tropis, naiknya panas bumi,
pemborosan sumber energi, dan kelaparan dunia.
Penggunaan tanah, air dan energi untuk menghasilkan daging bukanlah cara yang efisien.
Sejak 1960, sekitar 25% dari hutan tropis (rain forest) di Amerika Latin telah dibakar dan dileyapkan untuk
menciptakan lahan peternakan sapi. Dipekirakan bahwa setiap empat ons ham burger yang berasal dari sapi di hutan tropis memusnakan 55 kaki persegi dari hutan di
negara tropis.
Memelihara sapi adalah penyebab utama terciptanya tiga macam gas yang menyebabkan peningkatan panas bumi, penyebab utama polusi air, dan memerlukan jumplah air yang luar biasa yaitu 2.464
gallon untuk memproduksi setiap poun daging sapi. Hanya diperlukan 29 gallon air untuk menghasilkan satu poun tomat, dan 139 galon air untuk menghasilkan satu poun roti gandum. Hampir
separuh penggunakan air di Amerika Serikat dipakai untuk mehasilkan pakan sapi dan ternak lainya.
Bertambah banyak orang yang mendapat makanan jika sumber daya yang digunakan untuk peternakan sapi dimanfaatkan untuk menghasilkan gandum sebagai makanan penduduk dunia. Satu acre tanah yang ditanami gandum akan menghasilkan protein
sebanyak delapan kali lipat dan kalori sebanyak dua puluh lima kali lipat, jika gandum itu dikonsumsi manusia daripada untuk sapi.
Satu acre tanah digunakan untuk menanam brocoli menghasilkan sepuluh kali lipat protein, kalori dan niacin dari pada satu acre
tanah yang digunakan untuk menghasilkan daging sapi.
Banyak data statistik semacam ini. Sumber daya alam akan digunakan lebih efisien jika tanah peternakan diubah menjadi lahan
pertanian untuk menghasilkan makanan bagi manusia. Menjadi vegetarian mengijinkan anda "menelusuri planet ini dengan lebih
ringan". Disamping mengambil yang diperlukan saja dan mengurangi kelebihan, anda akan merasa lebih baik ketika
mengetahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang harus kehilangan nyawanya setiap kali anda menikmati hidangan.
The FAO of the United Nations reports problems created or significantly increased by animal excrement and growing animal
feed:
Decreased biodiversity through habitat loss and ecosystem damage
Soil erosion Reduction in the availability of irrigation water
Greenhouse gas production (nitrous oxide and carbon dioxide) Aquifer depletion
Nitrogen, phosphorus, and pesticide contamination of water through run-off from fields
"Kotoran Hewan Peternakan di buang di danau yang dangkal"
The report lists the following problems created by manure:
Contamination of surface waters Aquatic ecosystem damage
Greenhouse gas production (nitrous oxide and methane)
Soil contamination with heavy metals Acid rain and forest damage from ammonia emissions
"Tanah Longsor di Rio Puerco, New Meksiko, akibat darihewan peternakan terlalu banyak makan rumput"
Perkembangan Ekosistem
Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang
terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan
klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru.
Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut
suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi.
Rangkaian suksesinya sebagai berikut.
Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan perintis,
misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan tanah, sehingga
tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan
makin gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk
menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji
semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak.
Dengan makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi
oleh pepohonan.
Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami
perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada.
Ada hewan yang datang dan ada hewan yang pergi.
Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga
komunitas yang heterogen.
Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang
heterogen misalnya hutan hujan tropis.
Recommended