View
281
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap hari manusia memerlukan udara segar untuk dapat hidup, namun semakin
hari udara yang dihirup semakin berkurang akibat pemanasan global, tak
mungkin dihindari temperature udara yang ada disekitar kita berubah-ubah
sesuai dengan padatnya dan beroperasinya pabrik-pabrik ataupun kendaraan
yang ada. Kondisi suhu udara yang tidak stabil ataupun berubah-ubah
menjadikan kurang nyaman berada dimana-mana. Kenyamanan dalam ruangan
yang ber AC memang sangat diinginkan oleh orang-orang yang hidup di gedung-
gedung perkantoran maupun sekolah pada zaman sekarang. Akan tetapi
pernahkah kita berfikir bahwa dingin pun ternyata tidak cukup untuk kebutuhan
didalam tubuh manusia, karena perlu adanya keseimbangan antara suhu dingin
dan suhu panas atau suhu yang berkisar antara 24 °C- 28 °C yaitu suhu normal
yang dibutuhkan dalam tubuh kita agar tubuh kita selalu merasa nyaman.
Beberapa penelitian telah membuat sistem telemetri maupun sistem informasi
suhu. Salah satunya adalah sistem telemetri menggunakan frekuensi FM. Akan
tetapi masih terdapat kekurangan yaitu sistem hanya mampu mengirim data
pada jarak yang dijangkau frekuensi dan tidak bisa menunjukkan atau
mengirimkan data pada saat suhu tinggi atau rendah sehingga diperlukan suatu
penelitian tentang alat sistem informasi yang simple dan modern yaitu sistem
informasi suhu via sms berbasis mikrokontroler untuk bisa memantau suhu
kondisi ruangan pada saat suhu normal yaitu 24 °C sampai 28 °C. yaitu sistem
informasi suhu via sms bekerja atau mengirim data apabila alat tersebut
mendeteksi suhu dibawah 24 °C dan diatas 28 °C Kepada handphone pengguna
alat tersebut. Si pengguna juga bisa memantau suhu suatu ruangan dengan
menggunakan sms yang nantinya sistem informasi via sms akan mengirimkan
data kepada handphone pengguna dan sistem informasi suhu via sms bisa juga
mensetting otomatis waktu yaitu sistem informasi suhu akan mengirim data tiap
berapa menit sekali kepada handphone user. Penelitian yang meliputi
perencanaan dan pembuatan rancang bangun sistem kendali suhu ini perlu
dikembangkan untuk menunjang perkembangan teknologi dalam hal sistem
kendali, sehingga akan memberikan manfaat pada pengguna dan bagi penelitian
yang lain.
Pada sistem instumentasi perkembangan yang mencolok terjadi pada
sistem instrumentasi jarak jauh atau telemetri. Pada sistem telesensing, sensor
yang dipasang posisi yang jauh, sedangkan telemetri, perangkat yang dipasang
pada daerah yang disensor, namun informasi pengukuran ditransmisikan dengan
media komunikasi. Sistem informasi suhu adalah perpaduan sistem
instrumentasi dengan sistem telekomunikasi. Pada sistem digital terjadi revolusi
teknologi kontrol, dan data prosesor yaitu dengan lahirnya mikrokontroler.
Mikrokontroler diharapkan mampu memberikan sebagai sistem pengolah data
yang mampu memproses masukan dan memberikan keluaran yang sesuai.
Sistem instrumentasi jarak jauh tidak akan lepas dari media komunikasi.
Sehingga dengan menggabungkan keunggulan yang ada pada dunia komunikasi
dan kecanggihan yang ada pada teknologi processing maka diharapkan akan
diperoleh hasil penguran jarak jauh yang maksimal. Telemetri suhu memberikan
kemudahan dalam mengukur jarak jauh, dengan pemantauan dari tempat yang
aman dan memungkinkan, telemetri suhu biasanya diterapkan pada
pemanatauan gunung berapi, pemantauan suhu pada peleburan baja yang tidak
memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara langsung pada jarak yang
dekat.
Dengan adanya penelitian mengenai pengiriman dan penerimaan data
suhu hasil pengukuran sensor LM 35 yang menggunakan GSM modem.
diharapkan akan memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Misalnya sistem
dapat bekerja secara otomatis, dapat dipantau dari jarak jauh menggunakan
sebuah handphone sehingga penyampaian data akan lebih mudah.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifisikan
masalah yang muncul sebagai berikut :
1. Apakah Mikrokontroller AVR ATMEGA 8535 dan GSM modem dapat
digunakan untuk memproses sistem suhu pada remote area?
2. Bagaimana membuat sistem pengiriman data suhu menggunakan modem
GSM?
3. Bagaimana pengiriman data hasil pengukuran sensor untuk setiap waktu
yang ditentukan?
4. Bagaimana cara sensor suhu LM 35 dapat digunakan untuk memancarkan
dan menerima data suhu yang terukur melalui jaringan wireless ?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Masalah yang akan diteliti dibatasi pada pembuatan sensor suhu
menggunakan IC LM 35 via sms. Hal lain yang dibatasi yaitu . Dalam pengiriman
data suhu tanpa menggunakan kabel antara blok pemancar dan penerima dari
sistem remote area suhu,peneliti menggunakan suatu modul pemancar dan
penerima yang akan menggunakan SMS sebagai media penyampaiannya.
1.4 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
diatas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
”Bagaimanakah membuat sistem informasi suhu via sms berbasis
mikrokontroller?”
1.5 KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian remote monitoring via sms berbasis
mikrokontroller adalah :
1. Untuk mengetahui suatu suhu ruangan atau suhu pada remote area
2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk membuat sistem pengukuran jarak
jauh.
3. Dapat diimplementasikan pada bidang kedokteran maupun industri
khususnya pengaturan suhu dengan melalui jarak jauh.
4. mikrokontroler dapat dijadikan alat remote area menggunakan teknologi sms.
.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2. Kajian Teoritis
2.1.1 Definisi Sistem informasi dan telemetri suhu
Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan
bekerja sama untuk memroses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem
tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran
(output) yang diinginkan1, sedangkan pengertian sebuah sistem informasi
merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta
perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak tersebut2.
Menurut kamus teknik elektronika, telemetri adalah penggunaan
telekomunikasi untuk penggunaan atau pencatatan pengukuran-pengukuran
secara otomatis yang dilakukan pada jarak jauh terhadap alat pengukurnya.3
Secara istillah telemetri dapat diartikan pengukuran jarak jauh.
Dari definisi menurut kamus teknik elektronika, maka dapat disimpulkan
bahwa telemetri adalah pengukuran yang dilakukan berdasarkan parameter
tertentu (suhu, tegangan, tekanan) yang dapat dipantau dari jarak jauh dengan
menggunakan suatu alat.
Suhu adalah besaran yang menunjukkan derajat dari suatu benda, baik
derajat panas atau dingin suatu benda.4 Dari uraian definisi telemetri dan suhu
dapat disimpulkan bahwa telemetri suhu adalah pengukuran terhadap suatu
1 Andi Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya,(Yogyakarta,2008), hlm 12 Ibid, hlm 123 Arif Budiman, Kamus Teknik Elektronika (Inggris-Indonesia), (Bandung : M2S,1992), hlm 2174 Tim Gamma science, Kamus pintar plus fisika SMA,(Bandung : 2006)
benda yang diukur yang dapat dipantau dari jarak jauh dengan menggunakan
suatu alat.
2.1.2 Sensor suhu IC LM 35
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Intergrated Circuits (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear
berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor LM 35 berfungsi sebagai
pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien
sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1°C maka akan terjadi
kenaikan 10 mV. 5 Bentuk dan simbol IC LM 35 ditunjukkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Simbol dan Bentuk Fisik IC LM 35
Sensor LM 35 memiliki tegangan kerja +5 Volt namun outputnya hanya
antara 0,01 V sampai 1,00 V mengingat LM 35 yang digunakan adalah seri DZ
sehingga range pengukuran hanya berkisar antara 0 – 100˚C dengan perubahan
sebesar 10 mV per 1˚C. Dengan ketelitian yang dimiliki sensor tersebut dapat
diterapkan langsung dengan mikrokontroler ATMega 8535 yang memiliki ADC
internal 10 bit.
2.1.3 Mikrokontroler AVR ATMega 85355 National semiconductor. LM 35 Precision Centrigrade Temperature Sensors. Datasheet. Hlm 1
2.1.3.1 Pengertian Mikrokontroler
mikrokontroler dapat dianalogikan dengan sebuah sistem komputer yang
dikemas dalam sebuah chip. Artinya bahwa di dalam sebuah IC Mikrokontroler
terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja yaitu
mikroprosesor, ROM, RAM, Input dan output dan clock seperti halnya yang
dimiliki oleh sebuah komputer. Mikrokontroler biasanya digunakan untuk yang
berorientasi kendali (control), mengingat kemasannya yang hanya berupa chip
yang berukuran relatif kecil tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki
oleh mikrokontroler menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan sistem
komputer baik dilihat dari segi kecepatannya, kapasitas memori maupun fitur
yang dimiliki. Meskipun dari sisi kemampuan rendah terapi mikrokontroler
mempunyai kelebihan yang yang tidak dimiliki sistem komputer yaitu kemasan
yang kecil dan kompak membuat mikrokontroler lebih fleksibel dan praktis
digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif komplek atau tidak
membutuhkan bebab komputasi yang tinggi.
Kebutuhan yang tinggi terhadap mikrokontroler dengan berbagai
fasilitasnya membuat para vendor merancang berbagai produk mikrokontroler.
Ada banyak jenis mikrokontroler yang beredar biasanya masing-masing
mikrokontroler memiliki keluarga atau series sendiri-sendiri, salah satu vendor
yang membuat produk mikroprosesor adalah perusahaan Atmel. Atmel
memperkenalkan mikrokontroller seri terbaru yaitu keluarga AVR (ALF and
Vegards Risc Prosesor) yang sebelumnya mengeluarkan mikrokontroler seri
AT89S51/52 yang masih banyak digunakan masyarakat.
Mikrokontroler AVR merupakan mikrokontroler yang bertipe RISC
(Reduce Instruction Set Programs), secara umum, AVR dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelas yaitu Keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, Keluarga ATmega,
dan keluarga AT86RFxx. 6 Pada dasarnya yang membedakan kelas AVR adalah
dari segi fitutnya yaitu memori, jumlah input dan output sedangkan dari segi
arsitektur dan instruksinya hampir sama.
2.1.3.2 Arsitektur mikrokontroller
Mikrokontroler AVR ATMega 8535 memiliki arsitektur Harvard, yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk kode program dan
memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat
memaksimalkan unjuk kerja. Umumnya arsitektur Harvard menyimpan kode
program dalam memori permanen atau semi-permanen (non-volatile) sedangkan
data disimpan dalam memori tidak permanen (volatile). Sehingga dengan
arsitektur Harvard, memori program mikrokontroler menjadi lebih terlindungi dari
spike tegangan dan faktor lingkungan lain yang dapat merusak kode program.7
Kelemahan arsitektur Harvard tidak menempatkan data pada ROM.
Arsitektur Harvard tidak memungkinkan untuk mengakses data yang ada di
ROM. Agar arsitektur Harvard memungkinkan akses data yang ada di ROM
maka dapat diatasi dengan cara membuat instruksi dan mekanisme khusus
untuk pengalamatan data di ROM.
6 Wardhana, Lingga. 2006. Belajar sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535 simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta:Penerbit Andi, hlm.1 7 Bejo, Agus.2008 C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam mikrokontroler ATMega 8535, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu, hlm .5
Gambar 2.2 Arsitektur Mikrokontroler AT Mega 8535
2.1.3.3 Susunan PIN IC Mikrokontroler AVR ATMega 8535
Mikrokontroler AVR ATMega 8535 mempunyai 40 pin. Pin Mikrokontroler
ATMega8535 terdiri dari beberapa port yang setiap port-nya terdiri dari 8 pin, port
tersebut adalah port A, port B, port C, dan port D. untuk pada lebih jelas
mengenai konfigurasi pin ATMEGA8535 dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Konfigurasi pin ATMega 8535
Pin 1 sampai dengan 8 merupakan port B. Port B merupakan port
input/output 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up internal. Selain
sebagai port input/output, port B juga dapat difungsikan sebagai berikut :
1. PB 7 : SCK (SPI Bus Serial Clock)
2. PB 6 : MISO (SPI Bus master input/slave Output
3. PB 5 : MOSI (SPI Bus Master Output/slave input
4. PB 4 : SS (SPI Slave Select Input)
5. PB 3 : AIN1 (Analog Comparator Negatif Input)
OC0 (Output Compare Timer / Counter 0)
6. PB 2 : AIN1 (Analog Comparator Positif Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
7. PB 1 : T1 (Timer / Counter 1 External Counter Input)
8. PB 0 : T0 (Timer / Counter 0 External Counter Input)
XCK (USART External Clock Input/Output)
Pin 9 merupakan reset. Pin reset akan bekerja bila pulsa rendah (active
low) selama minimal 1,5 µs yang menyebabkan mikrokontroller kembali ke
program awal.
Pin 10 (VCC) merupakan PIN koneksi sumber tegangan mikrokontroller.
Sedangkan PIN 11 adalah ground untuk catu daya digital.
Pin 12 merupakan XTAL2 merupakan Output dari penguat osilator
pembalik. Sedangkan pin 13 merupakan XTAL 1 adalah input ke penguat osilator
pembalik dan input ke internal clock.
Pin 14 sampai dengan 21 merupakan PORT D. PORT D merupakan port
input/output 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up internal. Port D
juga dapat difungsikan secara individu sebagai berikut :
1. PD7 : OC 2 (Output Compare Timer / Counter 2)
2. PD6 : ICP1 (Timer / Counter 1 Input Capture
3. PD5 : OC1A (Output Compare A Timer / Counter 1)
4. PD4 : OC 1B (Output Compare B timer / Counter 1)
5. PD3 : INT1 (External Interrupt 1 input)
6. PD2 : INT0 (External Interrupt 0 Input)
7. PD1 : TXD (USART Transmit)
8. PD0 : RXD (USART Receive)
Pin 22 sampai dengan 29 merupakan port C. Port C merupakan
input/output 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up internal. 4 bit
port C dapat difungsikan secara individu sebagai berikut :
1. PC7 : TOSC2 (Timer Oscillator 2)
2. PC6 : TOSC1 (Timer Oscillator 1)
3. PC5 : SDA (Serial Data Input / Output, I2 C)
4. PC0 : SCL (Serial Clock, I2C)
Pin 30 merupakan catu daya yang digunakan untuk masukan analog ADC
yang terhubung ke port C. Sedangkan pin 31 merupakan ground untuk catu daya
analog. Pin 32 merupakan AREF yang merupakan tegangan referensi analog
untuk ADC.
Pin 33 sampai dengan 40 merupakan port A. Port A merupakan port input
/ output 8 bit dua arah (bidirectional) dengan resistor pull-up internal. Port A juga
dapat berfungsi untuk masukan 8 channel ADC.
2.1.3.4 Analog Digital Converter Mikrokontroler AVR ATMega8535.
Rangkaian atau chip ADC berfungsi untuk mengubah sinyal
analog menjadi sinyal digital. Umumnya menggunakan chip ADC 8 bit
untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 V menjadi level digital 0-
255 untuk ADC 8 bit, meskipun banyak ADC yang memproses data 12
bit.
Analog to Digital Converter (ADC) berfungsi untuk mengubah
tegangan analog pada input menjadi tegangan digital pada outputnya.
Sehingga data tersebut dapat dibaca oleh peralatan interface dan
dapat diproses oleh mikroprosesor.
Mikrokontroller AVR ATmega 8535 memiliki fasilitas analog digital
converter yang sudah dalam chip. Fitur ADC internal inilah yang menjadi salah
satu kelebihan mikrokontroler AVR ATMega 8535 bila dibandingkan dengan
beberapa jenis mikrokontroler yang lain. Untuk mangatur mode dan cara kerja
ADC dilakukan melalui tegister ADMUX,ADCSCRA, ADCL, ADCH, dan SFIOR.8
1. ADC Multiplexer Selection Register (ADMUX)
Register ADMUX merupakan register yang mempunyai beberapa fungsi,
antara lain mengatur pin ADC yang digunakan untuk membaca sinyal input,
mengatur tegangan referensi yang digunakan dan mengatur format penyimpanan
data ADC. Gambar 2.4 menunjukkan skema dari register ADMUX
Bit 7 6 5 4 3 2 1 0
REFS1 REFS0 ADLAR MUX4 MUX3 MUX2 MUX1 MUX0
Read Write R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W
Initial Value 0 0 0 0 0 0 0 0
GAMBAR 2.4 Register ADMUX9
BIT 7 : 6 – REF 1 : 0 Reference Selection Bits
Bit REFS1 dan REFS0 digunakan untuk menentukan tegangan referensi ADC
diperlihatkan pada tabel .1 10
Tabel 1. Pengaturan tegangan referensi AD
REFS1 REFS0 Tegangan Referensi
0 0 PIN AREF
0 1 Pin AVCC, dengan pin AREF diberi kapasitor
1 0 Tidak digunakan
8 Agus Bejo, Op.Cit., hlm.729 ATMEL, Op.Cit. hlm 21910 Agus Bejo, Op.Cit. hlm 73
1 1 Internal 2.56 V, dengan pin AREF diberi kapasitor
Keterangan :
‘00’ : Tegangan referensi menggunakan tegangan terhubung ke pin AREF
‘01’ : Tegangan referensi menggunakan tegangan AVCC dan pin AREF di
beri kapasitor
‘10’ : tidak digunakan
‘11’ : Tegangan referensi internal 2,56 V dan pin AREF diberi kapasitor
BIT 5 – ADLAR : ADC Left Adjust Result
Bit ADLAR digunakan untuk mengatur format penyimpanan data ADC pada
register ADCL dan ADCH.
BIT 4 : 0 – MUX 4 : 0 Analog Channel and Gain Selections Bits
Bit-bit MUX 4 : 0 dapat digunakan untuk menentukan masukan analog ADC pada
mode konversi tunggal atau untuk menetukan pin-pin masukan analog.
2. ADC Control and Status Register A (ADCSRA)
Register ADCSRA merupakan register yang mempunyai beberapa fungsi, antara
lain mengaktifkan ADC, dan mebgatur mode operasi ADC. Gambar 2.5
menunjukkan skema register ADCSRA
Bit 7 6 5 4 3 2 1 0 ADCSRA
REFS1 REFS0 ADLAR MUX4 MUX3 MUX2 MUX1 MUX0
Read Write R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W
Initial Value 0 0 0 0 0 0 0 0
GAMBAR 2.5 Register ADCSRA11
11 ATMEL, Op.Cit. hlm 221
Bit 7- ADEN : ADC Enable
Bit ADEN digunakn untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan fasilitas
ADC. Jika bit ADEN diset ‘1’ maka ADC diaktifkan dan jika bernilai 0 maka ADC
tidak aktif.
3. ADC Data Register (ADCH-ADCL)
Register ADCL dan ADCH digunakan untuk menyimpan data 10-bit hasil
konversi ADC. Data 10 bit tersebut dapat dismpan dalam 2 format yang berbeda
tergantung pada nilai bit ADLAR. Gambar 2.6 menunjukkan skema format
penyimpanan data ADC dari register ADCH-ADCL
15 14 13 12 11 10 9 8
ADC 9 ADC 8 ADC 7 ADC 6 ADC 5 ADC 4 ADC 3 ADC 2
ADC1 ADC 0
Read Write R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W
R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W R/W
Initial Value 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Format data ADCH-ADCL jika bit ADLAR =0
GAMBAR 2.6 Format Penyimpanan data ADC
2.1.3.5 Organisasi memori mikrokontroler AVR ATMega 8535
mikrokontroler AVR ATMega 8535 memiliki 3 jenis memori yaitu memori
program, memori data dan memori EEPROM
1. Memori Program
ATMega 8535 memiliki kapasitas memori program sebesar 8 Kbyte yang
terpetakan dari alamat 0000h sampai dengan 0FFFH dimana masing-masing
alamat memiliki lebar 16 bit. Sehingga organisasi program sering dituliskan
dengan 4K x 16 Bit
2. Memori data
\ATMEGA 8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi
menjadi 3 bagian terbesar yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM 32
byte alamat terendah digunakan untuk register serba guna yaitU R0 sampai
dengan R31. 64 byte berikutnya digunakan untuk register I/O yang digunakan
untuk mengatur fasilitas seperti timer/counter, interupsi, ADC, USART, SPI,
EEPROM dan port I/O seperti port A, port B, port C dan Port D. selanjutnya 512
Byte diatasnya digunakan untuk memori SRAM
3. Memori EEPROM
ATMega 8535 memiliki EEPROM sebesar 512 Byte yang terpisah dari memori
program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses
dengan menggunakan register I/O yaitu register EEPROM Adress (EEARH-
EEARL), Register EEPROM data (EEDR) dan EEPROM Control (EECR). Untuk
mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal
sehingga waktu eksekusinya relative lebih lama bila dibandingkan dengan
megakses data dari SRAM
2.1.4 Komunikasi serial RS 232
Salah satu mode transmisi dalam komunikasi serial adalah mode
asynchronous. Transmisi serial mode asynchronous digunakan apabila
pengiriman data dilakukan satu karakter tiap pengiriman, dimana antara satu
karakter dengan yang lainnya tidak ada jeda waktu yang tetap. Karakter dapat
dikirimkan sekaligus ataupun beberapa karakter kemudian berhenti untuk waktu
yang tidak tentu, kemudian dikirimkan sisanya. Dengan demikian bit-bit data ini
dikirimkan dengan periode yang acak sehingga pada sisi penerima data akan
diterima kapan saja. Adapun sinkronisasi yang terjadi pada mode transmisi ini
adalah dengan memberikan bit-bit penanda awal (start bit) dari data dan
penanda akhir (stop bit) dari data pada sisi pengirim maupun dari sisi penerima.
Perangkat yang menggunakan kabel serial untuk komunikasi dibagi
mejadi dua kategori, yaitu DCE ( Data Communications Equipment) dan DTE
(Data Terminal Equipment). Peralatan komunikasi adalah perangkat seperti
modem dan adaptor
Komunikasi serial merupakan hal yang penting dalam system embedded,
karena dengan komunikasi serial kita dapat dengan mudah menghubungkan
mikrokontroler dengan devais lainnya. Port serial pada mikrokontroler terdiri atas
dua pin yaitu RXD dan TXD. RXD berfungsi untuk mengirim data dari komputer
atau perangkat lainnya, standard komunikasi serial untuk komputer adalah RS-
232, RS-232 maka dibutuhkan suatu tegangan converter, IC yang digunakan
bermacam-macam, tapi yang paling mudah adalah menggunakan IC MAX 232.
Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman
data dilakukan per bit. Sehingga lebih lambat dibandingkan komuniikasi paralel
seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali
detak. Beberapa contoh komunikasi serial adalah mouse, scanner, dan system
akuisisi data yang terhubung ke port COM1/COM2.
Pada gambar 2.12 menunjukkan rangkaian RS 232 yang digunakan
pada perancangan rangkaian RS 232 menjalankan komunikasi antara
mikrokontroler dengan GSM modem.
Gambar 2.7 Rangkaian IC MAX 232 12
Hardware pada komunikasi serial port dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE).
12 Widodo Budiharto S., Si., M.Kom., Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Andi, Yogyakarta, 2005
Contoh DCE seperti modem, plotter, scanner, sedangkan contoh DTE seperti
terminal di komputer. Spesifikasi elektronik dari serial port merujuk pada
Electronic Industry Association (EIA) adalah sebagai berikut [3]:
1. “Space” (logika 0) adalah tegangan antara +3V hingga +25V.
2. “Mark” (logika 1) adalah tegangan antara -3V hingga -25V.
3. Daerah antara +3V hingga -3V tidak didefinisikan/tidak terpakai.
4. Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25V.
Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500 mA.
2.1.5 Modem GSM Wavecom
Modem GSM Wavecom berfungsi sebagai bagian pengirim data. Modem GSM
digunakan, karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan
bandrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200. Selain
itu, modem GSM ini menggunakan catu daya DC 12 V dan tidak memerlukan
tombol ON untuk mengaktifkannya, sehingga sangat cocok untuk digunakan
pada sistem yang berjalan secara terus menerus. Gambar 2.8 menunjukkan
modem GSM wavecom.
Gambar 2.8 Modem GSM Wavecom
Spesifikasi modem GSM Wavecom adalah:
1. Dual Band GSM/GPRS 900/1800 MHz.
2. GSM/GPRS (cl. 10) Data, SMS, Voice dan Fax.
3. Open AT: menanamkan program langsung pada modem.
4. Keluaran daya maksimum: 2W untuk GSM 900/ 1W untuk GSM 1800.
5. Masukan tegangan : 5,5 volt s/d 32 volt.
6. Antarmuka SIMCard 3volt.
7. Dimensi : 73mm x 54,5mm x 25,5 mm.
8. Bobot: 80g.
9. Suhu operasi : -25 OC s/d 70 C.
GSM Modem menggunakan ATCommand standar, sebagai protokolnya. Yaitu
Standad ETSI GSM 07.07.
a. Hardware Mikrokontroler ATMega 8535 dengan GSM Modem
Gambar 2.9 Perancangan Hardware Mikrokontroler ATMega 8535 yang
terhubung dengan IC MAX 232 yang terhubung dengan GSM modem
B. Software Mikrokontroler terhubung Modem wavecom dengan Tampilan LCD menggunakan BASCOM-AVR
$regfile = "m16def.dat"$crystal = 11059200$baud = 9600 Const Cmaxchar = 160'-------------------------------------------------------------------------------'Configurasi pin'-------------------------------------------------------------------------------Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0Config Lcd = 16 * 2
'-------------------------------------------------------------------------------'Declarasi variabel'-------------------------------------------------------------------------------Dim Bc As ByteDim Buf1 As String * CmaxcharDim S As String * 23Dim Sambung As String * 2Dim Type As String * 20Dim Pesan As String * 2Dim Pesane As String * 2Dim Hp As String * 15Dim A As IntegerDim Smse As String * 14
'-------------------------------------------------------------------------------'Salam pembuka'-------------------------------------------------------------------------------
ClsLcd " SENSOR SUHU "LowerlineWaitms 700Lcd " REAL TIME "Wait 1Lcd " DENGAN SMS "Lowerline
Waitms 10 700Lcd " MODEM WAVEWCOM "Wait 1
'---------------------------------------'hidupkan komunikasi serial hp'---------------------------------------On Urxc Rec_isr
'-------------------------------------------------------------------------------'Rutin program utama'-------------------------------------------------------------------------------
ClsDo Print "AT" Enable Urxc Enable Interrupts Cls Lcd "CHECK CONNECTION" Lowerline Lcd "CHECK UOUR CABLE" Wait 3 Cls Lcd "== WAITTING ==" Lowerline Lcd "==============" Wait 3 S = Right(buf1 , 4) Sambung = Left(s , 2) Disable Urxc Disable Interrupts Buf1 = ""Loop Until Sambung = "OK"
ClsLcd " CONNECTION "LowerlineLcd "CONGGRATULATION"Wait 3
Do Print "AT+CGMI" Enable Urxc Enable Interrupts Cls Lcd "What is your HP?"
Lowerline Lcd "================" Wait 3 S = Mid(buf1 , 11) Hp = Left(s , 15) Cls Lcd Hp Disable Urxc Disable Interrupts Buf1 = "" Print "AT+CGMM" Enable Urxc Enable Interrupts Lowerline Wait 3 S = Mid(buf1 , 11) Type = Left(s , 20) Lcd Type Wait 3 Cls Disable Urxc Disable Interrupts Buf1 = ""
LoopEnd
'-------------------------------------------------------------------------------'Interupsi Serial'-------------------------------------------------------------------------------
Rec_isr:If Bc < Cmaxchar Then Buf1 = Buf1 + Chr(udr)End IfReturn
2.1.6 LCD
LCD merupakan salah satu penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik menarik arus yang kecil (beberapa mikro
ampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan
catu daya yang kecil13. Teknologi LCD berfungsi menampilkan suatu nilai hasil
sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi
mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632. LCD M 1632
merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya
rendah.
Gambar 2.10
LCD M1632
Tabel 2 Konfigurasi PIN LCD M1632
13 20 Aplikasi Mikrokontroller ATMega 8535 dan ATMega 16, (Yogyakarta. 2010), hlm 25
No Nama Pin Deskripsi
1 VDD 5V
2 V ss 0 V (Ground)
3 V LC Tegangan kontras LCD
4 RS Register select, 0 : register perintah, 1 : Register data
5 R/W 1 : read, 0 : Write
6 E Enable clock LCD
7 D0 Data Bus 0
8 D1 Data Bus 1
9 D2 Data Bus 2
10 D3 Data Bus 3
11 D4 Data Bus 4
12 D5 Data Bus 5
13 D6 Data Bus 6
14 D7 Data Bus 7
15 Anoda Tegangan Positif Backlight
16 Katoda Tegangan Negatif Backlight
Gambar 2.11 menunjukkan Hardware Mikrokontroler ATMega 8535 terhubung
dengan LCD 2 X16
A. Hardware mikrokontroler ATMega 8535 terhubung dengan LCD
B. SOFTWARE Mikrokontroier ATMega 8635 terhubung dengan LCD
menggunakan bahasa pemrograman BASCOM AVR
$regfile = "8535def.dat" ' use the Mega8535$crystal = 11059200
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , _Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0Config Lcd = 16 * 2
Cursor Off NoblinkCls
DoLcd " SENSOR SUHU "LowerlineWaitms 10Lcd " REAL TIME "Waitms 100Lcd " DENGAN SMS "LowerlineWaitms 10Lcd " MODEM WAVEWCOM "Waitms 100
Lcd " SUHU AKTUAL "LowerlineWaitms 10Lcd " "Waitms 100Loop
End
2.1.7 SMS14
SMS adalah salah satu fasilitas dari teknologi GSM yang memungkinkan
Mobile Station (MS) mengirim dan mengirimkan pesan singkat berupa text
dengan kapasitas maksimal 160 karakter. Kapasitas maksimal imi tergantung
dari alphabet yang digunakan untuk alphabet latin maksimal 160 karakter, dan
untuk non-latin seperti alphabet arab dan china maksimal hanya 70 karakter.
SMS adalah pesan pendek dalam bentuk teks yang berkembang dalam
dunia telekomunikasi seluler. Sekilas fasilitas ini tidak jauh beda dengan layanan
pesan teks dari perangkat sebelumnya, yaitu pager yang kini sudah menjadi
barang langka, bahkan sudah mendekati kepunahan.
14 Gunawan Wibisono, Uke Kurniawan Usman dan Gunadi Dwi Hantoro, “Konsep Teknologi Seluler”, Informatika, Bandung, 2008
Sejarah SMS muncul pada Desember 1992. Pesan itu dikirim dari sebuah
komputer ke sebuah telepon seluler dalam jaringan GSM milik operator seluler
Vodafone di Inggris. Hingga saat ini, SMS semakin banyak digunakan oleh
pelanggan.
Pengguna telepon seluler, bahkan kini mereka yang menggunakan layanan
berbasis CDMA, tak akan pernah lupa menanyakan layanan SMS sebelum
membeli suatu jenis layanan telepon seluler. Jika di dunia ini ada sekitar 1,4
milliar manusia menggunakan layanan telepon selular, maka sekitar 85% dari
jumlah itulah manusia yang setiap hari menggunakan SMS (Aryani, 2006).
Kemudahan pemberian informasi melalui media SMS inilah yang menjadi dasar
dibuatnya penelitian ini
Sebenarnya, di dalam kebanyakan handphone dan GSM/CDMA modem
terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat diperintah antara
lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol tertentu. Standar perintah
tersebut dikenal sebagai AT-Command,. Melalui AT-Command dan inilah kita
dapat membuat komputer/mikrokontroler mengirim/menerima SMS secara
otomatis berdasarkan program yang kita buat.
2.1.7.1 AT-Command
AT-Command adalah perintah yang dapat diberikan kepada handphone atau
GSM/CDMA modem untuk melakukan sesuatu hal, termasuk untuk mengirim dan
menerima SMS. Dengan memprogram pemberian perintah ini di dalam
komputer/mikrokontroler maka perangkat kita dapat melakukan pengiriman atau
penerimaan SMS secara otomatis untuk mencapai tujuan tertentu. Komputer
ataupun mikrokontroler dapat memberikan perintah AT-Command melalui
hubungan kabel data serial ataupun bluetooth.
AT-Command ini sebenarnya adalah pengembangan dari perintah yang dapat
diberikan kepada modem Hayes yang sudah ada sejak dulu. Dinamakan AT-
Command karena semua perintah diawali dengan karakter A dan T.
Antar perangkat handphone dan GSM/CDMA modem bisa memiliki AT-
Command yang berbeda-beda, namun biasanya mirip antara satu perangkat
dengan perangkat lain. Untuk dapat mengetahui secara persis maka kita harus
mendapatkan dokumentasi teknis dari produsen pembuat handphone atau
GSM/CDMA modem tersebut. Handphone atau GSM/CDMA modem akan
merespon dengan memberikan data PDU dari SMS yang diinginkan, dimana di
dalamnya memuat nomor pengirim, waktu kirim, dan pesan SMS yang dikirim.
PDU ini kemudian dapat diterjemahkan oleh komputer/mikrokontroler sehingga
didapatkan informasi yang ingin diketahui. Beberapa jenis perintah AT Command
yang penting untuk SMS adalah ditunjukkan pada tabel 3 :
Daftar Perintah FungsiAT Test TerminalAT+CMGS Mengirim pesanAT+CMGF Format pesanAT+CMGD Menghapus pesanAT+CNMI Prosedur indikasi pesan baru yang diterimaAT+CPMS Pemilihan target memoriAT+CMGL Membaca pesan masuk, 0: belum terbaca; 1: AT+CMGR Membaca pesan menurut lokasi pesan di memoriAT+CBC Mengetahui status dan level batteryAT+CSQ Mengetahui kualitas sinyalAT+CGSN Mengetahui imei / serial number hpAT+CGMI Mengetahui nama manufactureAT+GMM Mengetahui model hp
SMS gateway merupakan sistem aplikasi untuk mengirim atau menerima
SMS, terutama digunakan dalamaplikasi bisnis, baik untuk kepentingan promosi,
servis
kepada pelanggan, pengadaan kontent produk atau jasa,dan seterusnya. Karena
merupakan sebuah aplikasi, maka fitur-fitur yang terdapat di dalam SMS gateway
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
2.1.8 Real-time Clock (RTC) DS 1307
Real-time Clock (RTC) DS1307 adalah IC yang dibuat oleh perusahaan dallas
Semiconductor. IC ini memiliki kristal yang dapat mempertahankan frekuensinya
dengan baik. Real-time clock DS1307 memiliki fitur sebagai berikut:
1. Real-time clock (RTC) meyimpan data-data detik, menit, jam, tanggal dan
bulan dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100.
2. 56-byte, battery-backed, RAM nonvolatile (NV) RAM untuk penyimpanan.
3. Antarmuka serial Two-wire (I2C).
4. Sinyal keluaran gelombang-kotak terprogram (Programmable squarewave).
5. Deteksi otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch.
6. Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterei cadangan
dengan operasional osilator.
7. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu: -40°C hingga +85°C.
8. Tersedia dalam kemasan 8-pin DIP atau SOIC.
Real Time Clock berhubungan dengan waktu mulai dari detik, menit, jam,
hari, tanggal, bulan dan tahun RTC 1307 menggunakan teknik I2C yaitu
memakai 2 jalur untuk keperluan transfer data secara seri, sedangkan SPI dan
MicroWire memakai 3 jalur. Semua teknik mempunyai 1 jalur untuk Clock, I2C
hanya punya satu jalur data 2 arah, sedangkan SPI dan MicroWire mempunyai 2
jalur data satu arah, masing-masing untuk jalur data masuk dan jalur data keluar.
2.1.8.1 KONFIGURASI PIN DS 1307
Untuk lebih jelas mengenai fungsi dan kegunaan dari IC ini terlebih
dahulu akan dijelaskan fungsi dari tiap-tiap pin pada IC keluarga DS1307, di
mana diketahui bahwa IC DS1307 memiliki 8 pin atau kaki, seperti pada Gambar
Gambar 2.12 Pin-pin IC DS1307 (Dallas, 2004)
Fungsi dari tiap pin RTC DS1307 antara lain :
1. X1, X2
Terhubung dengan kaki kristal 32768kHz
2. Vbat
Terhubung dengan battery 3,3 volt
3. GND, Vcc
Input tegangan Vcc adalah +5V.
4. SQW (Square Wave Output)
Pin SQW dapat mengeluarkan sinyal salah satu dari 13 taps yang
disediakan oleh 15 tingkat pembagi internal dari RTC.
5. SCL
Pin SCL mengeluarkan sinyal clock. Pin ini harus diberi resistor Pull Up.
6. SDA
Pin SCL mengeluarkan sinyal data
a. Gambar 2.13 Perancangan Hardware Mikrokontroler ATMega 8535
terhunbung dengan rangkaian RTC DS1307
b. Software mikrokontroler ATMega 8535 terhubung dengan rangkaian
RTC DS1307 menggunakan BASCOM AVR
$regfile = "8535def.dat" ' use the Mega8535$crystal = 11059200
$lib "ds1307clock.lib"Config Scl = Porta.2Config Sda = Porta.1
'address of ds1307Const Ds1307w = &HD0 ' Addresses of Ds1307 clockConst Ds1307r = &HD1Config Clock = User
Dim Weekday As ByteDim W As String * 5
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , _Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0Config Lcd = 16 * 2Cursor Off NoblinkCls
Lcd " SENSOR SUHU "LowerlineWaitms 10Lcd " REAL TIME "Waitms 100Lcd " DENGAN SMS "LowerlineWaitms 10Lcd " MODEM WAVEWCOM "Waitms 100
Lcd " SUHU AKTUAL "LowerlineWaitms 10Lcd " "Cls
Lcd "SUHU"Waitms 10LowerlineLcd "JAM "
Do Locate 2 , 9 Lcd Time$Loop
Getdatetime:I2cstartI2cwbyte Ds1307wI2cwbyte 0I2cstartI2cwbyte Ds1307rI2crbyte _sec , AckI2crbyte _min , AckI2crbyte _hour , AckI2crbyte Weekday , AckI2crbyte _day , AckI2crbyte _month , AckI2crbyte _year , NackI2cstop_sec = Makedec(_sec) : _min = Makedec(_min) : _hour = Makedec(_hour)_month = Makedec(_month) : _day = Makedec(_day) : _year = Makedec(_year)Return
Setdate:_day = Makebcd(_day) : _month = Makebcd(_month) : _year = Makebcd(_year)I2cstartI2cwbyte Ds1307wI2cwbyte 4I2cwbyte _dayI2cwbyte _monthI2cwbyte _yearI2cstopReturn
Settime:_sec = Makebcd(_sec) : _min = Makebcd(_min) : _hour = Makebcd(_hour)I2cstartI2cwbyte Ds1307wI2cwbyte 0I2cwbyte _secI2cwbyte _min
I2cwbyte _hourI2cstopReturn
2.1.9 BASCOM-AVR
Bahasa pemprograman BASIC dikenal di seluruh dunia sebagai bahasa
pemrograman handal, cepat, mudah dan tergolong kedalam bahasa
pemprograman tingkat tinggi. Bahasa BASIC adalah salah satu bahasa
pemprograman yang banyak digunakan untuk aplikasi mikrokontroler karena
kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR dan didikung oleh
compiler software berupa BASCOM-AVR.
2.1.9.1 Kontruksi bahasa BASIC pada BASCOM-AVR
Setiap bahasa pemprograman mempunyai standar penulisan program.
Konstruksi dari program bahasa BASIC harus mengikuti aturan sebagai berikut:
$regfile = “header”
’inisialisasi
’deklarasi variabel
’deklarasi konstanta
Do
’pernyataan-pernyataan
Loop
End
2.10 Keypad
Keypad sering digunakan sebagai media masukan dalam berbagai aplikasi
elektronik. Rangkaian keypad berupa kaki baris dan kolom yang dapat
dihubungkan dengan piranti luar. Bila salah satu tombol keypad ditekan maka
keluaran yang dihasilkan berupa kombinasi baris dan kolom tersebut. Jenis
keypad dibedakan berdasarkan jumlah baris dan kolomnya. Gambar 2.7
menunjukkan salah satu jenis keypad, yaitu keypad 4x3.
Gambar 2.14 Gambar Keypad 4 X 3
2.2 Kerangka Berpikir
Membangun sistem informasi suhu pada remote area menggunakan IC
LM 35 berbasis mikrokontroller AVR ATMega 8535 dilakukan dengan merancang
suatu blok pemancar (Transmitter) dan Penerima (Receiver).
Blok pemancar (Transmitter) terdiri dari IC LM 35, Mikrokontroller, antarmuka
wireless dan GSM modem transmitter, sedangkan blok penerima (receiver) terdiri
dari GSM modem receiver, mikrokontroller, penerima modulasi wireless dan
penampil LCD.
Adapun yang dapat dulakukan sistem ini yaitu :
1. Sistem infomasi suhu pada remote area untuk mengukur suhu dari jarak
jauh.
2. sistem informasi suhu pada remote area yang dibuat bersifat mobile
(Bergerak) pada blok penerimanya (receiver) dan statis pada pemancar
(Transmitter) yang diletakkan pada benda yang akan diukur.
3. Blok Pemancar (Transmitter) akan mengolah masukan dari sensor suhu
sebelum ditransmisikan ke media transmisi. Pada blok pemancar
(Transmitter), sensor suhu akan memberikan sinyal data pada
mikrokontroller. Data yang telah diolah mikrokontroller akan dikirim melalui
rangkaian GSM modem transmitter. Selanjutnya data akan dikirim melalui
jaringan wireless. Gambar 2.13 menunjukkan blok pemancar (Transmitter)
dari sistem informasi suhu via sms.
4. Blok Penerima (receiver) akan mengolah informasi masukan dari data
yang diterima. Pada blok penerima (receiver) data diteima oleh rangkaian
Handphone user. Gambar 2.14 Menunjukkan blok penerima (receiver) dari
sistem informasi suhu.
GAMBAR 2.13 Blok Pemancar (Transmitter) dari sistem informasi suhu
Gambar 2.14 Blok Penerima (Receiver) dari sistem informasi suhu
Mikrokontroller ATMega 8535
GSM MODEMWAVE COM
Hand Phone USER
Sensor LM 35
Hand Phone USER
LCD
RTC DS 1307
Keypad 4X 3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Instrumentasi dan kendali Elektronika
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Penelitian
dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Juli 2011 sampai Desember 2011.
3.2 Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan untuk membuat alat pengendali suhu
menggunakan wireless menggunakan metode eksperimen laboratorium. Dalam
penelitian terdapat lima bagian yang akan diteliti, yaitu Ic sensor suhu LM 35,
rangkaian mikrokontroller ATMega 8535, rangkaian IC MAX 232, Rangkaian IC
RTC DS 1307, bahasa pemrograman BASCOM AVR yang nantinya dijadikan
bahasa AT-command dan telemetri suhu pada remote area. Yang dimana
nantinya akan diuji tentang data suhu, pengiriman dan penerimaan data dan
kinerja sistem secara keseluruhan
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dalam membuat alat di tunjukkan pada gambar 3.1.
Hardware
Membuat Sistem Minimum Mikrokontroler
Membuat rangkaian sistem IC MAX 232
Membuat rangkaian Sistem telemetri suhu
Pengujian Hardware
Software
Membuat Program Inisialisasi Alat
Inisialisasi I/O
Pengujian Software
Pengujian Alat Keseluruhan
Alat siap digunakan
Perbaikan alat
Rencana Pembuatan Alat
Gambar 3.1 Rancangan Dalam Membuat Sistem Informasi
Suhu Menggunakan Wireless.
Penelitian dibagi menjadi dua tahap perancangan yaitu perancangan
perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software).
Perancangan perangkat keras (hardware) diawali dengan pembuatan
rangkaian sistem minimum mikrokontroler. Rangkaian sistem minimum
mikrokontroler kemudian diuji terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan pembuatan
catu daya 5 volt dan 12 volt, rangkaian IC MAX 232 Untuk port serial, rangkaian
GSM MODEM dan rangkaian IC LM 35. Seluruh rangkaian tersebut dikerjakan
melalui beberapa tahap seperti penentuan rangkaian dan komponen yang akan
digunakan, penggambaran layout pada papan PCB, proses perendaman
menggunakan larutan FeCI5 (Feriklorida), peletakkan dan penyolderan
komponen elektronika.
Setelah perangkaian selesai dilanjutkan dengan pengujian pada setiap
rangkaian dengan mengukur tegangan keluaran (output) menggunakan AVO
meter digital. Bila hasil pengukuran tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan
maka dilakukan analisa rangkaian atau yang lebih dikenal dengan istilah trouble
shooting. Bila hasil pengukuran sesuai dengan hasil yang diinginkan maka
dilanjutkan ke tahap perancangan perangkat lunak (software).
Sebelum merancang program perangkat lunak (software), peneliti
membuat diagram alur (flowchart) terlebih dahulu. Diagram alur (flowchat)
berfungsi untuk menggambarkan urutan proses kerja suatu program secara
terstruktur sehingga jika terjadi masalah dapat dengan mudah menelusuri
kesalahan dalam pemprograman. Perancangan perangkat lunak (software).
Kemudian dilanjutkan dengan program GSM MODEM.
Setelah seluruh program tersebut teruji dan berhasil, maka akan
dilakukan penyatuan antara hardware dengan software. Bila ada penyatuan
antara hardware dengan software belum berhasil maka akan dilakukan analisa
rancangan (trouble shooting). Pada trouble shooting dilakukan pengecekkan
hardware maupun software. Bila trouble shooting telah terselesaikan dan
hardware dengan software telah sejalan atau dapat bekerja dan dapat diujikan,
maka tahap terakhir yaitu mengambil kesimpulan.
3.4 Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan penelitian yang digunakan untuk mengukur pada
penelitian antara lain :
1. Multimeter digital yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan
serta mengecek komponen-komponen yang akan digunakan.
2. Komponen-komponen seperti sistem minimum mikrokontroler ATMega
8535, IC LM 35 DZ, Rangkaian IC MAX 232, GSM MODEM, LCD display
dan Rangkaian RTC DS 1307 merupakan penyusun dalam pembuatan
alat.
3. PC (Personal Computer) digunakan untuk menuliskan listing program dan
untuk men-download data ke mikrokontroler.
4. Program AVR Studio compiler adalah program untuk menuliskan listing
program yang telah di compile sehingga berformat biner ke IC
mikrokontroler dan Bahasa Basic Bascom AVR yang akan dijadikan
perintah AT-Command
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dimulai dari pembuatan rencana alat dan juga proses
sampai pelaksanaan pembuatan alat. Pembuatan alat dimulai dari perancangan
masing-masing blok rangkaian berdasarkan tingkat kesulitannya. Kemudian
masing-masing blok rangkaian diuji cobakan sehingga sesuai dengan rencana
yang telah dibuat. Setelah semua blok rangkaian berhasil dibuat, kemudian
dipadukan semua blok rangkaian, yang kemudian dijadikan bahan acuan untuk
tahap perancangan perangkat lunak (software), yang berbasiskan bahasa C.
setelah blok rangkaian telah selesai dibuat dan juga perangkat lunak (software)
telah dibuat, semua blok disatukan dan kemudian diuji cobakan.
3.5,1. Perancangan Penelitian
3.5.1.1 Perancangan Elektronik
1) Rangkaian sistem minimum mikrokontroller AVR ATMega 8535
Sistem minimum mikrokontroller adalah rangkaian elektronik minimum yang
diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroller. Kemudian pada sistem
minimum. Port-portnya dapat dihubungkan dengan rangkaian lain untuk
menjalankan fungsi tertentu. Seperti dihubungkan dengan rangkaian sensor,
rangkaian RTC DS 1307 dan rangkaian GSM modem.
Pada penelitian IC mikrokontroller dihubungkan dengan beberapa
komponen diantaranya :
1) Regulator tegangan, menggunakan IC 7805
2) Rangkaian osilator, menggunakan kristal 12 Mhz dan kapasitor 22 Pf
3) Rangkaian reset, menggunakan kapasitor 100 nF, resistor 4K7 dan
switch.
Gambar 3.1 Rangkaian Sistem Minimum AVR ATMega 8535
2) Rangkaian Sensor suhu LM 35
Sensor suhu LM 35 digunakan untuk mengukur suhu dari benda yang akan
diukur. Sensor LM 35 berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu
kebesaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV/C yang berarti
bahwa kenaikan suhu 1C maka akan terjadi kenaikan sebesar 10 mV.15
IC LM 35 dapat langsung digunakan dengan cara menghubungkan pin-
pinnya. Keluaran IC LM 35 yang berupa tegangan langsung masuk ADC
Mikrokontroller.
Gambar 3.2 Rangkaian LM 35
15 National Semikondukt.,Op.cit. hlm 1
3). Perancangan RTC DS 1307
Rangkaian Real-time Clock Menggunakan IC RTC DS 1307 Sebagai pewaktu
otomatis yang dihubungkan dengan beberapa komponen elektronik yang lain
seperti :
1) Rangkaian osilator yaitu menggunakan Crystal 12.MHz
2) Regulator tegangan, yaitu baterai CMOS 32 dan 2 buah resistor 10 k.
Gambar 3.3 menunjukkan rangkaian RTC DS 1307
Gambar 3.3 Rangkaian RTC DS 1307
4) Perancangan Keypad 4x3
Keypad 4 X3 digunakan untuk Input dan output rangkaian RTC DS 1307
5) Rangkaian Skematik LCD
LCD yang digunakan adalah tipe M 1632 dengan tampilan 16x2 Karakter
Gambar 3.4 Menunjukkan blok dari rangkaian skematik LCD
Gambar 3.4 Rangkaian skematik LCD
Kabel downloader berfungsi untuk men-download file .hex ke
mikrokontroler. Kabel downloader ini menggunakan USB Downloader K-125 R
6) Penggunaan rangkaian GSM modem
Dalam menyampaikan data dari nilai suhu yang teukur oleh sensor suhu
LM 35 DZ, digunakan modul GSM modem yang mempunyai frekuensi antara
900/1800 MHz dengan merk wavecom dengan jangkauan tak terbatas antara
pengguna dengan sistem informasi suhu. Power supply yang digunakan adalah
Tegangan AC yang akan diubah didalam rangkaian GSM modem menjadi
tegangan DC.
7) Rancangan Sistem Informasi Suhu
Dalam penelitian Sistem informasi suhu, interface yang digunakan adalah
IC LM 35 dihubungkan dengan ADC mikrokontroler AVR ATMega 8535,
sedangakan output dari mikrokontroler AVR ATMega 8535 adalah LCD display
dan Rangkaian DS 1307 Sebagai sistem penjawab sms otomatis dari
mikrokontroler.
3.5.1.2 Perancangan program
1) Penentuan Port Mikrokontroler pada ATMega 8535
Penentuan port pada mikrokontroler sangat penting sebelum membuat
program yang berfungsi sebagai masukan dari sensor suhu LM 35 dan Keluaran
dari Mikrokontroler adalah LCD display, RTC DS 1307 dan GSM modem. Jumlah
port mikrokontroler AVR ATMega 8535 sebanyak 32 port, Berikut port-port yang
digunakan
1. Port A
Port A digunakan sebagai masukan dari sensor suhu yang digunakan yaitu IC
LM 35 CZ. Port A yang digunakan yaitu Port A.0, sedangkan port A.6 dan Port
A,7 digunakan pada rangkaian RTC DS 1307
2. Port B
Port B digunakan sebagai masukan dari LCD display. Port B yang digunakan
yaitu Port B.0, Port B.4 sampai dengan Port B.7
3. Port C
Port C digunakan sebagai masukan Keypad. Port C yang digunakan yaitu Port
C.0 dan Port C.7
4. Port D
Port D digunakan sebagai Rangkaian IC MAX 232 yang nantinya akan dijadikan
sebagai masukan rangkaian GSM modem, Port D yang digunakan yaitu Port D.0
dan Port D.1
2) Perancangan Diagram alir Program
Diagram alir program pada penelitian komunikasi antara.sistem informasi
suhu terdiri dari Pengukuran sensor suhu IC LM 35 sampai ke LCD display
kemudain dilanjutkan dengan pengiriman data dari GSM modem sampai diterima
Handphone pengguna. Gambar 3.5 menunjukkan diagram alir sistem informasi
suhu.
3) Perancangan program mikrokontroler
Pada saat mikrokontroler menerima data suhu dari sensor suhu. Maka
data yang dibaca oleh sensor suhu akan langsung dibandingkan dengan data
yang telah diprogram oleh mikrokontroler sama dengan data masukan, maka
START
Inisialiasi :Port. A4 = Sensor suhu, Port A.6 & A7 = RTC DS 1307 Port B = LCD, Port C = Keypad,
Baca pin A.4
Baca pin A.6 & A7
Baca port B Baca Port C
PA4 = 1
PA6 & PA7 = 1
PB = 1
PC =1
Alamat sensor suhu
Alamat RTC DS 1307
Alamat LCD
Alamat Keypad
mikrokontroler akan menjalankan perintah sesuaidengan program yang telah
ditentukan. Berikut program listing pada Mikrokontroler
4) Pengujian alat
Pengujian terhadap sistem informasi suhu, dibagi menjadi beberapa
bagian :
1. Pengujian sensor suhu LM 35 DZ
2. Pengujian ADC Internal mikrokontroller ATMega 8535
3. Pengujian Rangkaian IC RTC DS 1307
4. Pengujian Rangkaian GSM modem
5. Pengujian Sistem Informasi suhu
1. Pengujian Sensor suhu LM 35 DZ
Pengujian Terhadap sensor suhu LM 35 DZ bertujuan untuk mencari
linearitas dari sensor suhu LM 35 yang akan digunakan. Untuk pengujian sensor
LM 35, diperlukan beberapa alat tambahan, antara lain :
a. Termometer digital Merk TP 101
b. Multimeter digital merek Heles ux 33 TR
c. Wadah Air dan Air Panas
Skema rangkaian saat pengujian terhadap sensor suhu LM 35 DZ
ditunjukkan pada gambar 3.6 :
Setelah LM 35 DZ telah dipersiapkan pada gambar 3.6, maka selanjutnya
adalah mengukur suhu air dengan yang diinginkan dengan menggunakan
termometer digital (merk TP 101). Setelah suhu yang diinginkan terukur pada
termometer digital selanjutnya LM 35 dimasukkan ke dalam wadah air. Nilai
keluaran tegangan dari sensor LM 35 diukur menggunakan mulitimeter digital
merek Heles seri UX- 838 TR Hasil dari pengujian LM 35 dicatat pada tabel 4
Tabel 4. Pengujian Sensor suhu LM 35 DZ
No Suhu Termometer Digital (°C) Vout LM 35 DZ (mV)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2. Pengujian ADC Internal; mikrokontroler AVR ATMega 8535
Pengujian ADC Internal mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui
apakah ADC internal mikrokontroler ATMega 8535 berfungsi dengan baik.
Pengujian dilakukan dengan cara memberi input tegangan ke Port ADC
mikrokontroler kemudian melihat keluarannya. Dalam pengujian diperlukan
beberapa peralatan, antara lain :
a. Sistem minimum dari mikrokontroler AVR ATMega 8535
b. Potensiometer 5 k
c. Multimeter digital merek Heles UX 33 TR
Gambar 3.7 menunjukkan gambar sistem minimum mikrokontroler AVR ATMega
8535
3. Pengujian IC RTC DS 1307
Spesifikasi pengujian IC RTC DS 1307 Sebagai mesin penjawab sms
otomatis dan dibutuhkan power supply 5 V untuk mengaktifkan Rangkaian RTC
DS 1307 serta mikrokontroler ATMega 8535 yang digunakan sebagai masukan
program dan LCD 2 x16 sebagai media visualisasi dari sistem alat sistem
informasi suhu
4. Pengujian Rangkaian GSM Modem
Pengujian Rangkaian GSM modem menggunakan hyperterminal yang
ada pada perintah accecories pada program komputer :
1. Menghubungkan modem GSM dengan port serial pada PC menggunakan
kabel yang sudah disediakan dalam pembelian (DB 9 to DB 15).
2. Menjalankan aplikasi hyperterminal atau bisa menggunakan sofftware
yang lain seperti Teraterm. Misalnya kita menggunakan HyperTerminal,
yaitustart—>Program—>Accesories—>Communications >HyperTerminal.
3. Kemudian akan ada tampilan seperti ini ;
4. Pilih cancel. Kemudian muncul, klik YES
5. Buat nama koneksi misalnya kita beri nama “Tes Modem Wavecom”
seperti di bawah ini :
6. Konfigurasi port komputer yang terhubung dengan GSM modem :
7. Setup kecepatan koneksi (baudrate) modem GSM Wavecom.
8. Ketik perintah "AT". Wavecom GSM Modem akan merespon dengan
"OK". Jika Anda tidak mendapatkan respon "OK", kembali dan cek
langkah 6 dan 7.
5. Pengujian sistem Informasi secara keseluruhan
Pengujian sistem informasi suhu bertjuan untuk mengetahui apakah
sistem yang dibuat telah bekerja dengan baik dan benar. Pengujian dilakukan
dengan cara menggabungkan seluruh rangkaian dari sistem informasi menjadi
satu. Pada blok pengirim terdiri dari beberapa rangkaian, antara lain :
a. Sensor suhu LM 35
b. Sistem minimum mikrokontroller AVR ATMega 8535
c. Rangkaian RTC DS 1307
d. Rangkaian GSM modem
e. Tampilan LCD Display
Skema sistem informasi suhu via SMS ditunjukkan pada gambar 3.8
Gambar 3.8 Skema Sistem Informasi Suhu via SMS secara keseluruhan
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur suatu benda ataupun suhu
ruangan. Sensor LM 35 DZ akan mengukur suhu disekitar area. Kemudian data
dari suhu yang telah terukur akan masuk ke mikrokontroler untuk diolah. Data
yang telah diolah mikrokontroler akan dikeluarkan pada Port B (LCD) dan Port D
(Rangkaian IC MAX 232), selanjutnya data masuk ke rangkaian LCD yang
dimana LCD tersebut memberitahu data suhu yang terukur, data yang diterima
LCD. Kemudian diolah oleh rangkaian DS 1307 yang akan diolah mikrokontroler
dan akan membuat rangkaian DS 1307 membuat sistem penjawab otomatis,
kemudian mikrokontroler akan mengeluarkan data yang akan disampaikan pada
rangkaian IC MAX 232 untuk diteruskan ke GSM modem yang nantinya data
sensor suhu akan diterima oleh Handphone pengguna.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengujian Sensor suhu
Hasil dari pengujian suhu LM 35 ditunjukkan pada tabel 4
Tabel 4 Pengujian sensor suhu LM 35
No Data suhu Pada LCD
(˚C)
Vout LM 35 DZ (mV)
1 24,4 0,244
2 24,9 0,249
3 25,4 0,254
4 25.9 0,259
5 26,4 0,264
6 26,9 0,269
7 27,4 0,274
8 27,9 0,279
9 28,4 0,284
10 28,9 0,289
11 29,4 0,294
12 29,9 0,299
13 30,4 0,304
14 30,9 0,309
15 31,4 0,314
16 31,9 0,319
17 32,4 0,324
18 32,9 0,329
19 33,4 0,334
20 33,9 0,339
4.1.2 Pengujian ADC Internal Mikrokontroler AVR ATMega 8535
Pengujian ADC Internal Mikrokontroler AVR ATMega 8535 dilakukan
untuk mengetahui apakah ADC mikrokontroler AVR ATMega 8535 berfungsi
dengan baik. Pengujian dilakukan dengan memberi input tegangan ke Port ADC
mikrokontroler kemudian melihat keluarannya. Dalam pengujian diperlukan
beberapa rangkaian antara lain : sistem minimum mikrokontroler AVR ATMega
8535, potensiometer 5 k, dan multimeter digital merk Heles UX 33 TR. Gambar
4.1 menunjukkan gambar dari sistem minimum AVR ATMega 8535.
Tabel 5 Pengujian ADC Internal Mikrokontroler AVR ATMega 8535 dengan
potensiometer 5 kΩ
No. Input ADC(Port A.0)
Nilai ADC Aktual(LCD)
Nilai Hasil Perhitungan
1 1 Volt 205
2 2 Volt 410
3 3 Volt 615
4 4 Volt 820
5 5 Volt 1024
Penjelasan :
Berdasarkan hasil perhitungan dan output adc yang ditampilkan pada LCD, maka
perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan sehingga data tersebut valid
apabila nanti input potensiometer dirubah dengan sensor suhu LM35.
Rumus : (V / 5V) x 1024
V : Tegangan yang akan dirubah menjadi output digital
5V : Tegangan referensi ADC internal mikrokontroler ATMEGA 8535
1024 : Output digital maksimal ADC internal 10 bit (210).
4.1.3 Pengujian Keypad dengan LCD
Data ADC204
Data ADC204
Data ADC408
Data ADC408
Data ADC616
Data ADC616
Data ADC820
Data ADC820
Data ADC1023
Data ADC1023
Pengujian Papan tombol dilakukan dengan metode scanning baris pada
PC0-PC3. Hasil Pengujian rangkaian papan tombol ditunjukan pada tabel 1.
Tabel 6. Hasil pengujian rangkaian papan tombol ( keypad).
Tombol
PC7
Kolom Baris Kode
Hex.
3
PC6
2
PC5
1
PC4
4
PC3
3
PC2
2
PC1
1
PC0
1 0 1 1 0 1 1 1 0 6E
2 0 1 0 1 1 1 1 0 5E
3 0 0 1 1 1 1 1 0 3E
4 0 1 1 0 1 1 0 1 6D
5 0 1 0 1 1 1 0 1 5D
6 0 0 1 1 1 1 0 1 3D
7 0 1 1 0 1 0 1 1 6B
8 0 1 0 1 1 0 1 1 5B
9 0 0 1 1 1 0 1 1 3B
* 0 1 1 0 0 1 1 1 67
0 0 1 0 1 0 1 1 1 57
# 0 0 1 1 0 1 1 1 37
Pengujian rangkaian penampil LCD dilakukan dengan cara melakukan
penekanan tombol-tombol tertentu pada keypad. Hasil pengujian rangkaian
Keypad 4 x 3 dengan penampil LCD dapat dilihat pada tabel 7.
No. Data Keypad Tampilan LCD
1 Angka 1
2 Angka 2
3 Angka 3
4 Angka 4
5 Angka 5
6 Angka 6
7 Angka 7
8 Angka 8
9 Angka 9
10 Angka 0
11 Kode *
12 Kode #
4.1.4 Pengujian GSM modem
Data Keypad 1Data Keypad 1
Data Keypad 2
PINTU TERKUNCI
Data Keypad 2
PINTU TERKUNCI
Data Keypad 3
KUNCI TERBUKA
Data Keypad 3
KUNCI TERBUKA
Data Keypad 4Data Keypad 4
Data Keypad 5Data Keypad 5
Data Keypad 6Data Keypad 6
Data Keypad 7Data Keypad 7
Data Keypad 8Data Keypad 8
Data Keypad 9Data Keypad 9
Data Keypad 0Data Keypad 0
Data Keypad #Data Keypad #
Data Keypad *Data Keypad *
Gambar hasil uji coba pada hiperterminal
4.2 Pembahasan
4.2.1. Rangkaian sensor suhu LM 35 DZ
Rangkaian sensor suhu berfungsi untuk mendeteksi kondisi suhu yang diukur.
Perubahan besarnya suhu menentukan besarnya tegangan keluaran pada
sensor suhu. Sensor suhu yang digunakan adalah IC LM 35 DZ. IC LM 35 DZ
dapat mengkonversi suhu ke dalam bentuk sinyal-sinyal tegangan dengan skala
10 mV setiap derajat celcius (10 mV/˚C). Sehingga diperoleh persamaan berikut :
VLM 35 = Temperatur x 10mV
Hasil dari keluaran dari sensor LM 35 DZ nantinya akan diolah lagi oleh
mikrokontroler. Hasil pengujian LM 35 DZ dapat dilihat pada tabel 4.
4.2.2 Pengujian ADC Internal mikrokontroler AVR Atmega 8535
ADC yang digunakan merupakan ADC internal mikrokontroler AVR ATMega
8535. Agar dapat digunakan mikrokontroler telah didownload program
ADC.berikut program yang di download.
$regfile = "8535def.dat" ' use the Mega8535$crystal = 11059200
$baud = 9600
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.4 , Db5 = Portb.5 , Db6 = Portb.6 , _Db7 = Portb.7 , E = Portb.2 , Rs = Portb.0Config Lcd = 16 * 2Cursor Off NoblinkCls
Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc 'config ADCStart Adc
Dim Z As Word , Perc As Word , Volt As Word , Volt_d As Byte , Channel As Byte , I As Byte , Cols As Byte , Cols_d As Byte
ClsCursor Off
Lcd " DATA ADC "LowerlineWaitms 10Lcd " "Waitms 100
Do Z = Getadc(4) Locate 2 , 6 Lcd Z
Waitms 200 Lowerline Lcd " " Waitms 100 LoopEnd
Setelah mikrokontroler diisikan program diatas, selanjutnya kita memberi input
tegangan ke port A.4 dari mikrokontroler menggunkan potensiometer 5 kΩ. Hasil
dari pengujian terhadap ADC internal mikrokontroler dapat dilihat pada tabel 5.
4.2.3 Pengujian GSM modem
Dari data pengujian gsm modem telah berjalan dengan baik dengan
menggunakan perintah AT-Command.
4.2.4 Pengujian Sistem Informasi Suhu Secara keseluruhan
Berdasarkan cara kerja alat secara keseluruhan dapat diketahui bahwa sistem
informasi suhu via sms bekerja dengan baik yaitu dengan cara mengirim sms
dengan kata ”data” maka sistem informasi suhu via sms akan mengirim suhu ke
handphone user secara otomatis. Dan pengujian selanjutnya yaitu sistem
informasi suhu akan menyampaikan informasi secara langsung kepada
Handphone user apabila suhu disekitar remote area melebihi suhu kamar
(>28˚C).
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem informasi suhu yang dibuat dengan menggunakan IC LM 35 DZ
sebagai suhu telah bekerja dengan baik. IC sensor suhu LM 35 berfungsi
sebagai pengubah besaran suhu ke besaran tegangan yang memiliki
koefisien suhu 10Mv/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1°C maka
akan terjadi kenaikan 10 mV. IC Mikrokontroler AVR ATMega 8535 yang
memiliki internal ADC, mampu mengkonversi sinyal masukan analog dari
keluaran LM 35 yang mewakili suhu yang terukur menjadi sinyal digital.
Rangkaian RTC DS 1307 sebagai penjawab sms berdasarkan waktu juga
telah bekerja dengan baik, dan Rangkaian GSM modem dan rangkaian IC
MAX 232 juga bekerja dengan baik, dimana sinyal GSM modem dapat
mengirimkan data yang terukur oleh LM 35 yang ditampilkan oleh LCD.
B. IMPLIKASI
Sistem informasi suhu via sms Berbasis mikrokontroler AVR ATMega
8535 diharapkan dapat berimplikasi pada pengembangan sistem
informasi khususnya informasi jarak jauh via SMS berbasis mikrokontroler
AVR ATMega 8535 dengan menggunakan GSM modem dan Handphone
sedangkan dari segi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipelajari sehingga menjadi tambahan wawasan bagi mahasiswa, dan
dapat dijadikan sebagai bahan analisa dan diperbaiki kekurangannya
sehingga diperoleh hasil yang sempurna
C. Saran
Dari penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang hendak
dipertimbangkan yaitu :
1. Sistem Informasi dapat dilakukan jarak jauh menggunakan
Handphone
2. Handphone penerima sebaiknya dalam keadaan berbunyi jika ada
sesuatu informasi bisa langsung mengetahui keadaan tempat tersebut
3. Sistem informasi nantinya dikembangkan dengan memakai kipas dan
pemanas untuk suhu diatas dan dibawah suhu kamar
Daftar Pustaka
Atmel. 8-Bit Micrrocontroller With 4K-Bytes Flash ATMega 8535. Datasheet 2006
Budiharto, Widodo. 2005. Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Andi :
Yogyakarta
Budiman, Arif. 1992 Kamus Teknik Elektronika (Inggris-Indonesia). Bandung.
Bejo, Agus.2008. C & AVR Rahasia Kemudian Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega 8535. Yogyakarta.
Dallas Semiconductor. DS 1307 64x8 serial Real-Time Clock. Data Sheet
Fakultas Teknik. 2008. Pedoman Skripsi, Komprehensif dan Karya Inovatif. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
Kristanto Andi, 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gava Media
National Semiconductor. LM 35 Precision Centrigrade Temperature Sensors. Data Sheet.
Setaiwan, Afrie. 2011. 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega 8535 & ATMega 16 menggunakan BASCOM-AVR.Yogyakarta: Andi
Wardhana, Lingga. 2006. Belajar sendiri mikrokontroler AVR Seri AVR ATMega 8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi
Wibisono, Gunawan, Dkk, 2008. Konsep Teknologi Seluler, Bandung : Informatika
Lampiran foto alat sistem informasi suhu
Recommended