View
239
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIYAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata1 pada Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
Harti Cahya Hati
J 210.151.042
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1
KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN
OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIYAH
Oleh:
Harti Cahya Hati
J210151042
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
(Enita Dewi, S.Kep.,Ns.,MN)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oranglain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaan dalam pernyataan saya di atas,maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, April 2017
Penulis
HARTI CAHYA HATI
J210.151.042
1
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Harti Cahya Hati*
Enita Dewi, S.Kep.,Ns.,MN**
*Mahasiswa Keperawatan FIK UMS
**Dosen Keperawatan FIK UMS
Abstract
Pendahuluan OSCE/OSCA merupakan metode evaluasi yang digunakan untuk menilai
kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan psikomotor, pengetahuan, dan sikap yang
dinilai secara bersamaan dalam satu waktu. Dalam pelaksanaan OSCA ada beberapa
perangkat yang disediakan sebelum ujian, seperti ruangan atau station, penguji, checklist
penilaian, pasien atau probandus, serta alat dan bahan yang akan digunakan mahasiswa.
OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki keunggulan bahwa OSCE berdampak
positif yaitu salah satunya menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik di Rumah Sakit.
Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan mengenai tingkat kepuasan mahasiswa S1
keperawatan dalam menjalani ujian OSCA. Metode penelitian yang digunakan merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa
semester III keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 105
responden. Tehknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah kuisioner tentang tingkat
kepuasan mahasiswa dalam OSCA. Analisi yang digunakan adalah univariat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari lima kategori yang di teliti, pertama kategori kepuasan
mahasiswa terhadap fasilitator OSCA distibusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak
61 (58,1%), kedua kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA distribusi terbesar
adalah cukup memuaskan sebanyak 46 (43,8%), ketiga kepuasan mahasiwa terhadap diri
sendiri dalam proses OSCA distribusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak 59
(56,2%), keempat kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA distribusi terbesar adalah
memuaskan sebanyak 51 (48,5%), dan kelima kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA
distribusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak 71, (67,6%). Simpulan dari penelitian
ini kelima kategori yang diteliti distribusi terbanyak adalah cukup memuaskan dari seluruh
responden kemudian memuaskan.
Kata kunci: OSCA (objective structured clinical assessment), kepuasan, mahasiswa.
Abstract
Introduction OSCE/OSCA is a method of evaluation used to assess the students‟ clinical
skill, either psychomotor skill, knowledge, or attitude which are simultaneously assessed at
the same time. In the implementation of OSCA, there are several equipment which are
provided before the examination, such as room or station, examiner, assessment checklist,
standardized patient, as well as the equipment and materials that will be used by the students.
OSCE/OSCA is important for the students and has superiority that OSCE has positive
impacts, one of the impacts is making the students more prepared before practicing in the
hospital. Purpose this research aims to explain about the students‟ satisfaction level of
nursing undergraduate in having the examination of OSCA. The method of research used is
a descriptive quantitative research. The sample used in this research is the nursing students of
2
the 3rd semester of Muhammadiyah University of Surakarta as many as 105 respondents. The
technique of sampling used is purposive sampling. The instrument used to obtain the data is
questionnaire about the the students‟ satisfaction level in OSCA. The analysis used is
univariate. The results of the research revealed that from the five researched categories, in
the first category, the students‟ satisfaction on the facilitator of OSCA, the biggest
distribution is satisfying enough as much as 61 (58.1%); second, the students‟ satisfaction on
the assessment system of OSCA, the biggest distribution is satisfying enough as much as 46
(43.8%); third, from the students‟ satisfaction on themselves in the process of OSCA, the
biggest distribution is satisfying enough as much as 59 (56.2%), fourth, from the students‟
satisfaction on the facilities of OSCA, the biggest distribution is satisfying enough as much as
51 (48.5%), and fifth, from the students‟ satisfaction on the process of OSCA, the biggest
distribution is satisfying enough as much as 71 (67.6%). Conclusion from this research, from
the five categories which are researched, the most distribution is satisfying enough from all
respondents.
Keywords: OSCA (objective structured clinical assessment), satisfaction, students.
1. PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan yang profesional memerlukan penataan pendidikan
keperawatan yaitu pengembangan pendidikan keperawatan profesional dengan landasan
kokoh yang berlandaskan pada wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta kerangka
konsep pendidikan (Nursalam, 2015). Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi
keperawatan di Indonesia yaitu untuk menghasilkan perawat yang mampu memberikan
pelayanan keperawatan profesional untuk pasien (Hannie, 2001).
Masyarakat dalam menghadapi peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta
perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat di era globalisasi ini, maka setiap institusi
pendidikan kesehatan diharuskan untuk dapat menghasilkan lulusan yang profesional dalam
keterampilan, sikap, dan perilaku. Menyikapi masalah tersebut maka Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah melalui Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) memberikan
kewenangan untuk meningkatkan mutu lulusan tenaga kesehatan melalui standart
kewenangan profesi dengan metode OSCA (Objective Structured Clinical Assessment)
(MTKP, 2008).
OSCE/OSCA pertama kali diperkenalkan tahun 1975 oleh Ronald Harden dari
University of Dendee, Skotlandia. OSCE/OSCA kemudian di adaptasi untuk diterapkan oleh
disiplin ilmu kesehatan lainnya termasuk keperawatan pada tahun 2004 di Inggris (Ahmad &
Abu Bakar, 2009). Program sarjana keperawatan menggunakan objective srtuctural clinical
assessment (OSCA) untuk menilai pengetahuan dan menentukan kompetensi mahasiswa
(McWillian & Botwinski, 2012). OSCE/OSCA merupakan metode evaluasi yang digunakan
3
untuk menilai kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan psikomotor, pengetahuan, dan
sikap yang dinilai secara bersamaan dalam satu waktu dengan kondisi yang dibuat berbeda-
beda (Nursalam & Effendi, 2008; McWilliam & Botwinski, 2009; Ahmad & Abu Bakar,
2009). Tujuan utama OSCE adalah untuk mengevaluasi keterampilan dan sikap pada tingkat
yang lebih tinggi untuk pembelajaran terintegrasi (Harden, 1975; Gupta et all, 2010; Zayyan,
2011).
Dalam pelaksanaan OSCA ada beberapa perangkat yang harus disediakan sebelum
ujian di mulai, seperti ruangan atau station, penguji, checklist penilaian, pasien atau
probandus, serta alat dan bahan yang akan digunakan mahasiswa (Wahyuni, 2012).
Komponen tersebut sangat penting dan mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam OSCA.
Menurut Brannick & Prewett (2011), Kekuatan dan keuntungan dari penilaian OSCE adalah
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan dalam melakukan
keterampilan klinis yang spesifik.
OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki berbagai keunggulan bahwa
OSCE berdampak positif yaitu, memiliki penilaian yang berarti (47,7%), sebagai penilaian
yang fair (57,3%), dan menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik di Rumah Sakit
(47,7%) (Brosnan et all, 2006). Dampak positif OSCE/OSCA bagi mahasiswa yaitu OSCA
memiliki dampak positif pada pengetahuan tentang teori-teori yang mendukung keterampilan
(97,7%), OSCA memiliki dampak positif pada motivasi untuk menjadi perawat yang sangat
baik (97,1%), OSCA memiliki dampak positif pada keterampilan klinis (98,8%) (Maran,
2014).
Menurut hasil penelitian Wahyuni (2012), tentang kepuasan mahasiswa terhadap
metode OSCA menunjukkan bahwa (19%) yang menyatakan tidak puas dan sebanyak (1%)
yang dalam kategori sangat tidak puas terhadap pelaksanaan ujian dengan metode OSCA. Hal
tersebut dikuatkan mengenai bimbingan sebelum OSCA dirasakan kurang oleh mahasiswa,
sedangkan (45%) menyatakan cukup puas dan sebanyak (7%) dalam kategori sangat puas, hal
ini dikarenakan kemudahan dan kejelasan mendapatkan informasi pelaksanaan ujian metode
OSCA serta pelayanan kepada mahasiswa dilakukan dengan cepat dan tepat mendapatkan
penilaian cukup memuaskan dari mahasiswa.
Penilitian lain oleh Amiri & Nickbakht (2012) tentang kepuasan mahasiswa, dosen,
dan tutor terhadap ujian OSCE, sebagian besar siswa dan pemeriksa lebih suka metode OSCE
dibandingkan dengan metode konvensional. Kepuasan tertinggi di kedua kelompok itu terkait
dengan peralatan, dan kepuasan terendah terkait dengan waktu yang dialokasikan untuk
setiap tes.
4
Peneliti melakukan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada lima mahasiswa
tentang kepuasan mereka menjalani ujian OSCA di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dua dari mereka mengatakan bahwa mahasiswa merasa waktu yang diberikan belum cukup.
Ada beberapa penguji yang memberikan feedback/komentar saat ujian berlangsung membuat
mahasiswa gugup dan sulit berkonsentrasi, namun secara keseluruhan dari kelima mahasiswa
mengatakan puas terhadap pelaksanaan OSCA.
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan mengenai tingkat kepuasan mahasiswa S1
keperawatan terhadap pelaksanaan OSCA.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Furchan, 2007). Populasi
penelitian adalah mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
terdiri dari mahasiswa semester tiga dengan jumlah 105 responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 keperawatan semester III
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini menggunakan nonprobability sampling
dengan jenis pengambilan sampel purposive sampling sesuai dengan kriteria. Penelitian ini
menggunakan alat ukur kuisioner tingkat kepuasan mahasiswa. Tekhnik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Univariate.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia
12,4
87,6
0
20
40
60
80
100
Laki-laki perempuan
Persentase (%)
5
Grafik 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelami
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 1 di atas diketahui bahwa distribusi
terbesar karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak
87,6%, kemudian laki-laki sebanyak 12,4%. Hal ini menggambarkan bahwa
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Grafik 2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 2 di atas di ketahui bahwa distribusi
terbesar karakteristik responden berdasarkan usia adalah 19 tahun sebanyak 81%.
kemudian usia 20 tahun adalah sebanyak (11,4%), dan usia 18 tahun adalah
sebanyak (7,6%).
1. Tingkat Kepuasan Mahasiswa
a. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik
Grafik 3. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA
7,6
81
11,4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
18 tahun 19 tahun 20 tahunPersentase (%)
2
4
3,15
0,635
0
1
2
3
4
5
Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi
nilai
6
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 3 di atas diketahui bahwa
nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA
berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang
berarti kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 4
yang berarti memuaskan. Dari kelima kategori tentang kepuasan mahasiswa
terhadap fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik tidak ada responden yang
menyatakan tidak puas dan sangat puas terhadap fasilitator OSCA. Nilai rata-
rata adalah 3,15 yang menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap
fasilitator OSCA cukup memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,635 yang
berarti bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.
Grafik 4. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA
Grafik 4 di atas menunjukkan bahwa distribusi terbesar dari kepuasan
mahasiswa terhadap fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik adalah cukup
memuaskan sebanyak (58,1%), hal tersebut menggambarkan bahwa peran
fasilitator sangat membantu dalam pelaksanaan ujian OSCA. Kemudian
distribusi memuaskan sebanyak (26,1%), dan kurang memuaskan sebanyak
(15,3%). Dari 105 jumlah responden tidak ada responden yang menyatakan
tidak puas dan sangat puas terhadap fasilitator OSCA.
a. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Sistem Penilaian OSCA berdasarkan
karakteristik
15,3
58,1
26,1
0
10
20
30
40
50
60
70
Kurang memuaskan Cukup memuaskan Memuaskan
Persentase (%)
7
Grafik 5. Kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 3 di atas diketahui bahwa
nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap penilaian OSCA
berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal adalah 1
yang berarti tidak puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5
yang berarti sangat memuaskan. Nilai rata-rata adalah 2,84 yang menunjukkan
bahwa kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA cukup
memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,776 yang berarti bahwa rentang
variasi data adalah besar/lebar.
Grafik 6. Kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA
Grafik 6 di atas menunjukkan bahwa distribusi terbesar dari kepuasan
mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA berdasarkan karakteristik adalah
cukup memuaskan sebanyak 43,8%, hal tersebut menggambarkan bahwa
sistem penilaian dalam OSCA sudah baik dan mudah dipahami oleh
1
5
2,84
0,776
0
1
2
3
4
5
6
Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi
nilai
5,8
26,7
43,8
15,2
8,6
0
10
20
30
40
50
Tidakmemuaskan
Kurangmemuaskan
Cukupmemuaskan
Memuaskan Sangatmemuaskan
Presentase (%)
8
mahasiswa. Kemudian distribusi memuaskan sebanyak 15,2%, dan sangat
memuaskan sebanyak 8,6%. Dari 105 jumlah responden terdapat sebanyak
5,8% responden yang menyatakan tidak puas dan sebanyak 26,7% responden
mengatakan kurang puas terhadap sistem penilaian OSCA.
b. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan
karakteristik
Grafik 7. tendensi sentral mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 7 di atas diketahui bahwa nilai
tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA
berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang
berarti kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5
yang berarti sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,25 yang menunjukkan bahwa
kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan
karakteristik cukup memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,575 yang berarti
bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.
2
5
3,25
0,575
0
1
2
3
4
5
6
Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi
nilai
10,6
56,2
32,2
1 0
10
20
30
40
50
60
Kurangmemuaskan
Cukupmemuaskan
memuaskan Sangatmemuaskan
Presentase (%)
9
Grafik 8. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA
Grafik 8 di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap
diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan karakteristik adalah distribusi
terbesar cukup memuaskan sebanyak 56,2%, hal tersebut menggambarkan
bahwa mahasiswa merasa ujian OSCA sangat penting dan memiliki dampak
positif terhadap diri mahasiswa itu sendiri. Kemudian distribusi memuaskan
sebanyak 32,2%, dan sangat memuaskan sebanyak 1%. Dari 105 jumlah
responden tidak ada responden yang mengatakan tidak puas terhadap diri
sendiri dalam proses OSCA.
b. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik.
Grafik 9. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 9 di atas diketahui bahwa nilai
tendensi sentrak kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan
karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal adalah 2 yang berarti
kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5 yang
berarti sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,44 yang menunjukkan bahwa
kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik cukup
memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,599 yang berarti bahwa rentang
variasi data adalah kecil/sempit.
2
5
3,44
0,599
0
1
2
3
4
5
6
Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi
nilai
10
Grafik 10. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA
Grafik 10 diatas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap
diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan karakteristik adalah distribusi
terbesar yaitu memuaskan sebanyak 48,5%, hal tersebut menggambarkan
bahwa mahasiswa puas terhadap fasilitas yang disediakan untuk pelaksanaan
ujian OSCA. Kemudian distribusi cukup memuaskan sebanyak 43,9%, dan
sangat memuaskan sebanyak 1,9%, serta kurang memuaskan sebanyak 5,7%.
Dari 105 jumlah responden tidak ada responden yang mengatakan tidak puas
terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik.
c. Kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik
Grafik 11. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 11 di atas diketahui bahwa
nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap rposes OSCA berdasarkan
karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang berarti kurang
puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 4 yang berarti
memuaskan. Dari kelima kategori kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA
berdasarkan karakteristik tidak ada responden yang menyatakan tidak puas
dan sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,13 yang menunjukkan bahwa
5,7
43,9 48,5
1,9 0
10
20
30
40
50
60
Kurangmemuaskan
Cukupmemuaskan
Memuaskan Sangatmemuaskan
Presentase (%)
2
4
3,13
0,513
0
1
2
3
4
5
Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi
nilai
11
kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator cukup memuaskan, standar deviasi
sebanyak 0,513 yang berarti bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.
Grafik 12. Kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA
Grafik 12 diatas menunjukkan menunjukkan bahwa distribusi terbesar
dari kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik
adalah cukup memuaskan sebanyak 67,6%, hal tersebut menggambarkan
bahwa mahasiswa setuju dengan sistem pelaksanaan OSCA untuk
mengevaluasi mahasiswa. Kemudian distribusi memuaskan sebanyak 22%,
dan kurang memuaskan sebanyak 10,6%. Dari 105 jumlah responden tidak ada
responden yang menyatakan tidak puas dan sangat puas terhadap proses
OSCA berdasarkan karakteristik.
3.2 Pembahasan
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini adalah data demografi responden yaitu jenis
kelamin dan usia, dalam penelitian ini rara-rata responden terbanyak adalah perempuan
dibandingkan laki-laki. Usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berusia 19
tahun, kemudian 20 tahun, dan 18 tahun.
b. Kategori Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitator
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar responden menyatakan
cukup memuaskan, seperti pada pernyataan tentang “fasilitator mempersiapkan alat
atau instrumen untuk ujian OSCA dengan baik dan tertata”. Hal tersebut
menggambarkan bahwa mahasiswa puas dengan adanya fasilitator yang membantu
dalam pelaksanaan ujian OSCA dan peralatan-peralatan yang disediakan pihak
10,6
67,6
22
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kurang memuaskan Cukup memuaskan Memuaskan
Presentase (%)
12
akademik sudah termasuk lengkap sehingga memudahkan mahasiswa dalam
pelaksanaan ujian OSCA. McCoy dan Merrick (2001) menjelaskan bahwa
keberhasilan ujian OSCA tidak terlepas dari komponen yang mempengaruhinya, di
antaranya yaitu mahasiswa, fasilitator, SP/probandus dan dosen sebagai penguji.
Namun meskipun demikian masih ada dari responden yang mengatakan kurang
memuaskan yaitu pernyataan tentang “fasilitator memberikan pengarahan kepada
mahasiswa sebelum memasuki ruang ujian”. Hal tersebut dirasakan mahasiswa
karena fasilitator hanya memberikan pengarahan pada awal sebelum ujian
berlangsung, mahasiswa yang memberikan pernyataan kurang puas tersebut
memiliki pengalaman ujian ulang/remidi ujian OSCA. Ross at all (2005),
mengungkapkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan OSCE juga tidak terlepas
dari peran dan fungsi tenaga pendukung seperti pengelola dan asisten laboratorium,
peran mereka sangat penting terutama dalam persiapan ruangan, alat-alat, logistic
termasuk konsumsi, dan mendukung pelaksaan OSCE agar berjalan dengan baik.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu laboran Mini
Hospital FIK UMS, tugas fasilitator dalam ujian OSCA yaitu mempersiapkan alat,
dan sebagai timer, mempersiapkan stase/ ruang ujian dan memberikan pengarahan
kepada mahasiswa sebelum memasuki ruang ujian. Maka fasilitator dalam ujian
OSCA sangat berperan penting dan fasilitator dalam OSCA sudah menjalankan
tugasnya dengan baik.
c. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Sistem Penilaian berdasarkan karakteristik
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden
mengatakan cukup memuaskan, seperti pada pernyataan tentang “Kepuasan anda
terhadap penjelasan skenario kasus yang diberikan”. Kasus yang diberikan dalam
ujian OSCA sudah jelas dan mudah dipahami oleh mahasiswa terbukti bahwa dari
105 jumlah responden, rata-rata responden menjawab cukup memuaskan terhadap
penjelasan skenario kasus yang diberikan. Namun meskipun demikian masih ada
dari responden yang mengatakan tidak puas yaitu pernyataan tentang “kepuasan
anda terhadap format penilaian yang diujikan dalam ujian OSCA”. Menurut
Katrina (2011), checklist berisi daftar materi-materi keterampilan klinis yang harus
dilakukan peserta saat ujian OSCE berlangsung. Checlist juga dapat dipakai oleh
penguji untuk menilai kemampuan dan pengetahuan peserta pada setiap pos yang
dilajanin. Daftar-daftar ini dapat dipakai peserta dalam persiapan untuk menilai
13
kemampuan untuk melakukan materi keterampilan klinis baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk menilai orang lain dalam suatu kelompok belajar, sebelum OSCE
dilaksanakan.
d. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan
karakteristik
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden
mengatakan cukup memuaskan, seperti pernyataan tentang “Kepuasan anda
terhadap diri anda sendiri dalam menjalani ujian OSCA”. Hal tersebut
menggambarkan bahwa kepuasan diri yang dirasakan oleh mahasiswa setelah
keinginan, harapan, dan kebutuhannya terpenuhi setelah menjalani ujian OSCA.
Meskipun demikian masih ada dari mahasiswa yang berada dalam kategori kurang
memuaskan yaitu pernyataan tentang “kepuasan anda terhadap persiapan diri anda
sendiri sebelum pelaksanaan ujian OSCA”. Pratiwi (2010) beberapa hal yang
dilakukan oleh sebagian besar peserta sebelum menghadapi ujian praktikum
dengan metode OSCA, seperti istirahat cukup, makan-makanan bergizi dan sarapan
pagi sebelum menghadapi ujian. Sedangkan persiapan psikis, faktor kejiwaan atau
suasana batin yang menyelimuti diri peserta didik pada saat dilaksanakannya
evaluasi seperti suasana gembira, dan murung atau pikiran yang sedang kacau, baik
secara langsung atau tidak langsung akan dapat mempengaruhi diri peserta.
Kemudian menurut Tavia (2014), kondisi kesehatan yang baik sangat dibutuhkan
baik sebelum maupun saat menghadapi OSCE, karena akan mempengaruhi
persiapan dan performa saat ujian.
Beberapa mahasiswa telah melakukan berbagai persiapan sebelum
menghadapi ujian OSCA, mahasiswa melakukan persiapan baik persiapan fisik
maupun psikis. Meskipun demikian tetap saja beberapa mahasiswa mengalami
perasaan cemas sebelum menghadapi OSCA, hal ini yang mempengaruhi persiapan
psikis mahasiswa.
e. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden
mengatakan memuaskan terhadap fasilitas OSCA, seperti pada pernyataan
“Kepuasan anda terhadap laboratorium sebagai penyelenggara secara keseluruhan
dalam ujian OSCA”. Standar mutu laboratorium Mini Hospital FIK UMS sudah
sesuai dengan Standar mutu laboratorium menurut LP3M 2015 dari komponen
sarana dan prasarana, peralatan, manajemen, pendukung layananan praktikum dan
14
kebersihan, kesehatan dan keselamatan. Sedangkan masih ada dari mahasiswa yang
mengatakan kurang memuaskan yaitu pernyataan tentang “kepuasan anda terhadap
ketersediaan alat atau instrumen dalam ujian OSCA”. Alinier (2003), menemukan
bahwa OSCE untuk penilaian formatif mahasiswa keperawatan diaktifkan untuk
menjadi akrab dengan prosedur, potongan-potongan peralatan, atau keterampilan
yang membantu untuk membangun kepercayaan dan kompetensi. Penelitian lain
oleh mahasiswa Mitchell et all (2010) keterbatasan sumber daya dan peralatan
yang ada bisa berdampak pada kualitas hasil evaluasi yang pada gilirannya
berdampak pada kompetensi yang dicapai.
f. Kepuasan terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian responden menyatakan
cukup memuaskan, seperti pada pernyataan” Kepuasan anda terhadap sistem
pelaksanaan OSCA”. Hal tersebut menggambarkan bahwa mahasiswa merasa ujian
OSCA memberikan banyak manfaat dan dampak positif. Brosnan et all (2006),
OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki berbagai keunggulan bahwa
OSCE berdampak positif yaitu, memiliki penilaian yang berarti (47,7%), sebagai
penilaian yang fair (57,3%), dan menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik
di Rumah Sakit (47,7%). Tetapi masih ada dari mahasiswa yang mengatakan
kurang memuaskan terutama pernyataan tentang “Kepuasan anda terhadap
SP/probandus dalam OSCA menjalankan tugasnya dengan baik”. Menurut
Widyandana (2006) penggunaan pasien simulasi adalah salah satu inovasi besar
dalam dunia pendidikan keterampilan medis, penggunaan pasien simulasi dapat
mendorong mahasiswa untuk dapat berlatih keterampilan medis secara terintergrasi
dan sesuai dengan konteks klinik.
Penggunaan SP/probandus dalam ujian sangat penting karena bertujuan untuk
melatih mahasiswa menghadapi pasien sessungguhnya meskipun masih ada dari
mahasiswa yang mengatakan kurang memuaskan karena mahasiswa merasa bahwa
SP/probandus kurang kooperatif dalam ujian, tetapi meskipun demikian kepuasan
mahasiswa terhadap proses OSCA rata-rata mahasiswa puas meskipun dalam
rentang cukup puas.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
15
karakteristik demografi mahasiswa Sarjana Keperawatan semester III Universitas
Muhammadiyah Surakarta jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berusia 19 tahun, kemudian 20
tahun, dan 18 tahun. Analisa univariat menunjukkan dari 105 jumlah responden bahwa
distribusi terbesar adalah cukup memuaskan dan memuaskan.
4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Institusi pendidikan diharapkan dapat bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
terhadap pelaksanaan OSCA agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menjalani ujian
OSCA.
2. Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan agar mahasiswa lebih aktif lagi terhadap pembelajaran praktek di
laboratorium, agar saat pelaksaan OSCA mahasiswa lebih siap sehingga dapat
meningkatkan kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan OSCA.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, C., Ahmad, N., & Abu Bakar, R. (2009). Assessing nursing clinical skills
performance using objective structured clinical examination (OSCE) for open distance
learning students in Open University Malaysia Paper presented at the ICI9 -
International Conference on Information.
Alinier, G. (2003). Nursing students‟ and lecturers‟ perspectives of objective structured
clinical examination incorporating stimulation. Nursing Education Today, 23, 419-426.
Alma, Bbuchari. 2010. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabet.
Amiri, Marzieh & Nickbakht, Mansoureh. 2012. The Objective Structured Clinical
Examination: A Study On Satisfaction Of Students, Faculty Members, And Tutors. Life
Science Journal; 9 (4).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bartfay, W., Rombough, R., Howse, E., & Leblanc, R. (2004). The OSCE approach in
nursing education. Canadian Nurse, 100(3), 19-23.
16
Bedewy, D. & Gabriel, A. 2013. The Development and Psychometric Assessment of a Scale
to Measure The Severity of Examination Anxiety Among Undergraduate University
Student. International journal of educational psychology, 2 (1), pp.81-104.
Brannick, M, T., Erol-Korkmaz, H.T., Prewett, M., 2011. A Systematic Review Of The
Reliability Of Objective Structured Clinical Examination Scores, Med. Educ. 45, 1181-
1189. Doi: 10.1111/j. 1365-2923. 2011. 0407. X .
Brosnan M et all. 2006. Implementing Objective Structured Clinical Skill Evaluation (OSCE)
In Nurse Education Programmes In A Centre In Ireland: A Utilisation Focused
Evaluation. Nurse Education Today: 26:2, 115-122.
Cazzel, Mary (2011). Qualitative Analisys Of Student Beliefs And Attitudes After An
Objective Stuctural Clinical Evaluation: implication for effective domain learning in
undergraduate nursing edication. Jurnal Of Nursing Education. Vol 50
Creswell, John W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed
Edisi Tiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP)
Emerson, Ralph Waldo. 2009. Experience. Essays. USA: Accessible Systems.
Esswi, A, Badawy, A, S., & Shaliabe, H. 2013. OSCE In Maternity And Community Health
Nursing: Saudi Nursing Students Perspective. American Journal Of Research
Communication, Vol.1, no.3, 143-162.
Febriyani, K. 2014. Perbedaan Adversity Question Pada Mahasiswa Yang Mengikuti
Objective Structural Clinical Examination (OSCE) Berdasarkan Motivasi Berprestasi
(skripsi). Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Gadjah
Mada.
Fidment, S. 2012. The Objective Structured Clinical Exam (OSCE) A Qualitative Study
Exploring The Health Care Students Experience. Students Engagement And Experience
Journal, 1 (1). Pp 1-11
Gemiyani, et all. 2014. Hubungan Adversity Quotient (AQ) Dengan Nilai OSCE Pada
Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jom FK Volume 1
No.2 Oktober 2014.
17
Green, Kathryn & Taylor, Celia. 2013. OSCE Feedback: A Ramdomized Trial Of
Effectiveness, Cost-Effectiveness And Students Satisfaction. Creative Education vol 4,
no 6A 9-14.
Gupta, et all. 2010. Objective Structured Clinical Examination Revisited. Indian pediatric,
47: 911-920.
Handoko, T Hani. 2009. Manajemen. Cetakan Duapuluh Yogyakarta: Penerbit BPEE.
Hannie, M.H.G. (2001). Penjaminan Kualitas Dalam Keperawatan; Konsep Metode Dan
Studi Kasus. Jakarta: EGC.
Harden, R. M. 1988. What is an OSCE?. Med Teacher, 10 (1): 19-12
Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan
Jurusan Pilihan Orang Tua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Hidayat, A Aziz, Alimul. 2008. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
HPEQ komponen 2. (2013). Panduan Penyelenggaraan OSCE
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008
Kementrian Kesehatan R.I. 2014. Profil Kesehatan 2014. Jakarta
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta.
Maran, Di Mark. 2014. Students Perceptions of Practice Assessment In The Skill Laboratory:
An Evaluation Study of OSCAs With Immediate Feedback. Jurnal of Nurse Education
in Practice. 14, 627-634
Martin, I., Stark, P., & Jolly, B. (2000). Benefiting from clinical experience: The influence of
learning style and clinical experience on performance in an undergraduate objective
structured clinical examination. Medical Education, 34, 530-534.
Martono M, et all. 2010. Perbedaan Gender Dalam Prestasi Belajar Mahasiswa Unsoed.
Purwokerto; Universitas Jendral Soedirman.
McCoy, J. A., & Merrick, H. W. (2001). The objective structured clinical examination.
18
McWilliam, et.,all. (2010). Developing a Successful Nursing Objective Structured Clinical
Examination. Jurnal of Nuesing Education. Vol.49. no.1
Mcwilliam, PL, botwinski,CA. 2012. Identifying Strenghs And Weaknesess In The
Utilization Of Objective Structured Clinical Examination (OSCE) In A Nursing
Program . nurs educ.perspect . 33 (1), 35e39
Miller G. 1990. The assessment of clinical skill/ competence/ performance. Academic
medicine; 65: 9, 63-67
Mitchell, M. L., Henderson, A., Groves, M., Dalton, M., & Nulty, D. (2010). The objective
structured clinical examination (OSCE): Optimising its value in the undergraduate
nursing curriculum. Retrieved from http://www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/
10072/28505/1/56208_1.pdf
Notoatmodjo, s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurhidayah, Rieka Endah. 2009. Pendidikan Keperawatan. USU Press
Nursalam & Effendi, Ferry. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Nurul & Mubarok. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika
Poerwandari, E.k. 2009. Pendekatan Kualittaif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta:
LPSP3. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Redfern, et all. (2002). Assessing competence to practice in nursing: A review of the
literature. Research Papers in Education, 17(1), 51-77.
Riana, Eka 2011. Pengalaman Mahasiswa Mengikuti Evaluasi Praktikum Dengan Metode
OSCA Di DIII Kebidanan Stikes „Aisyiah Yogyakarta Tahun 2011
Rusli et,.all . 2000. Panduan Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Bandung: Angkasa Pura
19
Santrock, Jhon W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
Sarjono, yetty. 2007. Faktor-Faktor Strategik Pelayanan Dosen Dan Dampaknya Terhadap
Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Varidika, Vol 19,
No 1.
Saryono & Anggraeni, Mekar Dwi. 2010. Metodologi penelitian kualitatif dalam bidang
kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Srinadi, G.A.M & Nilakusumawati, Desak P. 2008. Faktor-Faktor Penentu Kepuasan
Mahasiswa Terhadap Pelayanan Fakultas Sebagai Lembaga Pendidikan Universitas
Udayana. Cakrawala pendidikan. November, Th XXVII, No 3, hal. 217-231.
Suciati & Prasetya Irawan. 2005. Teori Belajar dan Motivasi. Cetakan Kelima. Jakarta: PAU.
PPAI, Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta
Suharmo & Retnoningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Suryadi, E. 2008. Pendidikan Di Laboratorium Keterampilan Klinik. Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Tomey, Ann Marriner & Martha Raile Alligod. 2006. Nursing Theories And Ther Work.
USA: Mosby Elsevier.
Wahyuni & Baharudin. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Wahyuni, sri. 2012. Analisi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Metode OSCA Pada Ujian Akhir
Semester Di Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, hlm 1-94.
20
Walsh, M., Bailey, P. H., & Koren, I. (2009). Objective structured clinical evaluation of
clinical competence: an integrative review Journal of Advanced Nursing, 65 (8), 1584-
1595.
Yanti & Pertiwi. H. W. 2008. Panduan Praktek Menghadapi UAP Metode OSCA .
Yogyakarta: Mitra Cendekia
Zayyan, M. 2011. Objective Structured Clinical Examination: The Assessment of Choice.
Oman med J., 26 (4): 219-222.
Recommended