View
240
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
1/79
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS XI IPS
SMAN 1 MANINJAU
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Proposal
Oleh:
LISMAWATI
NIM: 2411.051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN TARBIYAH
STAIN SJEH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2013 M/1434 H
http://1.bp.blogspot.com/-JBRHdaKV0ks/UQXwyA3NBaI/AAAAAAAAAEo/tYTqJIoZ4rk/s1600/images.jpg7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
2/79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMatematika merupakan pelajaran wajib yang harus diajarkan mulai
dari tingkat dasar sampai tingkat menengah. Hal ini sesuai dengan undang
undang tentang sistem pendidikan nasional dalam bab X tentang kurikulum
pasal 37 ayat 1, yang berbunyi: kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,
matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan kejujuran serta muatan local.1
Istilah matematika berasal dari kata mathematica yang diambil dari
bahasa Yunani mathematike. Kata mathematike mempunyai akar kata
mathemayang berarti ilmu pengetahuan dan berhubungan sangat erat dengan
kata lain, yakni mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).
Berdasarkan etimologis, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan bernalar dan lebih menekankan aktivitas dalam penalaran.2Aktivitas
matematika yang lebih menekankan pada aktivitas berpikir dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang, yakni dengan berpikir logis, kritis,
1. UU RI NO 20 th 2003 SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), hal.20
2. Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2001),
hal.18
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
3/79
kreatif, efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Reys yang menyatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat3.
Matematika merupakan salah satu ilmu penunjang kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang sangat pesat saat ini, baik
dari segi materi maupun dari segi penggunaannya. Misalnya dalam mengkaji
ilmu Falaq (perbintangan) dibutuhkan matematika. Sebagaimana di jelaskan
dalam Al-Quran Surat Al-isra ayat 12.
Artinya : Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami
hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu
mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahuibilangan
3. Erman Suherman, , hal. 19
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
4/79
tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan
dengan jelas.
4
Dari ayat di atas terlihat, untuk meraih karunia Allah harus dengan
ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan juga kita bisa beribadah kepada
Allah, jika kita beribadah tanpa ilmu maka ibadah kita jadi sia-sia. Untuk itu,
kita diwajibkan untuk menuntut ilmu karunia Allah itu dapat dicari dengan
berbagai macam ilmu terutama dengan ilmu matematika sebagai mana yang
tertulis dalam ayat diatas bahwa untuk mengetahui bilangan tahun-tahun dan
perhitungan harus dengan ilmu matematika. Jika tidak ada ilmu matematika,
maka tidak akan ada bilangan tahun-tahun dan perhitungan karena semua itu
berawal dari ilmu matematika.
Dengan demikian matematika merupakan salah satu bidang studi yang
memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini berarti kualitas pendidikan matematika harus ditingkatkan.
Mengingat begitu penting peranan matematika, maka pemerintah juga terus
berusaha meningkatkan mutu pendidikan matematika ke arah yang lebih baik,
diantaranya melengkapi sarana dan prasarana, mengembangkan dan
memperbaharui kurikulum, mengadakan seminar kependidikan, serta
4 .Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Quranul Karim Raja Fahd,
1971) hal.426
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
5/79
pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan dan
pendidikan lanjut.
Penulis mendapat informasi bahwa kurangnya minat siswa untuk
memahami konsep matematika, kebanyakan siswa lebih cenderung untuk
menghafal rumus-rumus matematika dari pada memahami konsep-konsep
matematika yang telah dipelajari sehingga siswa sulit untuk mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh Guru. Salah satu kenyataannya adalah seperti
yang penulis temui di SMAN 1 Maninjau bahwa perolehan nilai ulangan
harian semester 1 kelas XI IPS tahun 2013 ini masih banyak siswa yang
belum tuntas untuk mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar siswa yang belum mencapai standar ketuntasan lebih tinggi dari siswa
yang mencapai ketuntasan, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
di tetapkan sekolah untuk pelajaran matematika yaitu 75. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1: Persentase Ketuntansan Nilai Ulangan Harian Matematika
Siswa Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2012/2013 SMAN 1
Maninjau
No Kelas Jumlah Siswa Tuntas Tidak tuntas
1 XI IPS.1 30 44% 60%
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
6/79
2 XIIPS.2 28 35% 70%
3 XIIPS.3 30 25% 75%
4 XIIPS.4 29 32% 68%
Sumber: Guru bidang studi matematika SMAN 1 Maninjau
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase ketuntasan nilai
ulangan harian matematika siswa kelas IX IPS SMAN 1 Maninjau sangat
rendah. Ketuntasan hanya berkisar antara 25 % sampai 44%.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan di
SMAN 1 Maninjau bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
matematika siswa adalah tingkat pemahaman siswa terhadap materi masih
kurang, minat dan motivasi belajar siswa masih rendah karena menganggap
matematika merupakan pelajaran yang sulit. Pada pembelajaran sehari-hari
siswa juga terlihat kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain, aktivitas siswa masih rendah dalam proses belajar. Hal ini
terlihat dari kakunya proses pembelajaran yang berlangsung, saat guru
menjelaskan pelajaran matematika masih banyak siswa yang melamun, tidak
fokus pada materi, dan ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya mereka
cendrung diam, dalam mengerjakan latihan dan tugas rumah hanya beberapa
siswa yang mengerjakan dan jawabannya sebagian besar dilihat dari teman
yang lebih bisa dari mereka atau mereka mengalami kesulitan mengerjakan
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
7/79
soal secara individu. Begitu pula siswa yang tampil ke depan kelas hanya
siswa-siswa tertentu saja.
Dengan melihat kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar,
maka guru perlu mengusahakan suatu metode yang dapat menimbulkan minat,
motivasi, menjadi tempat bagi siswa bertanya, berdiskusi, dan bertukar
pikiran, saling berbagi informasi dan pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar siswa antar siswa.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktifitas dan
hasil belajar siswa, salah satunya adalah penerapan strategi belajar aktif
(active learning). Strategi Belajar Aktif (active learning) adalah strategi
belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan untuk
mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam belajar, di
butuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar yaitu dari sudut
siswa, guru situasi belajar, program belajar,dan dari sarana belajar.5
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua
peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif
juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju
pada proses pembelajaran.
5.Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka setia,2011), hal. 48
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
8/79
Dalam proses pembelajaran matematika guru diharapkan mampu
menciptakan suasana yang menyenangkan, baik dengan menggunakan metode
mengajar yang bervariasi maupun mengaitkan permasalahan matematika
tersebut dengan kehidupan sehari-hari siswa, salah satunya adalah
menggunakan strategi belajar aktif yang dapat menumbuhkan minat dan
kreatifitas siswa serta dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna
di kelas. Dalam pelaksanaannya strategi belajar aktif dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satu tipe dari strategi pembelajaran aktif adalah tipeCard
Sort(pemilihan kartu).
Pada strategi belajar aktif tipe Card Sort, guru memberikan kartu yang
berisi beberapa informasi atau pernyataan, bagi siswa yang memperoleh kartu
dengan informasi atau pernyataan yang sama, mereka mendiskusikan
informasi atau pernyataan tersebut dan mempersentasekan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas. Dengan adanya proses ini maka guru dapat
mengetahui apakah peserta didik telah atau belum menguasai materi yang
sudah disampaikan.
Strategi pembelajaran aktif tipe Card Sort juga merupakan aktivitas
kolaborasi yang dapat mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi
pelajaran. Tipe ini menumbuhkan kerjasama tim, memungkinkan siswa untuk
berfikir tentang apa yang dipelajarinya, berkesempatan untuk berdiskusi
dengan teman, bertanya, membagi pengetahuan yang diperoleh pada siswa
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
9/79
lain. Strategi belajar aktif ini diharapkan mampu menghidupkan suasana kelas
menjadi nyaman, kegiatan belajar yang menyenangkan, mampu
berkomunikasi atau mengkomunikasikan informasi kepada teman lain, dan
meningkatkan partisipasi siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Untuk itu penulis ingin menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe
Card Sort dalam sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Card SortPada Mata Pelajaran Matematika Di
Kelas XI IPS SMAN 1 Maninjau.
B. Identifikasi MasalahBerbasarkan latar belakang beberapa masalah maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran di kelas masih terpusat pada guru.2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran belum barkembang secara
optimal.
3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.4. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar
matematika.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
10/79
C. Batasan MasalahAgar penelitian ini terarah dan mencapai hasil yang diharapkan serta
mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka permasalahan dalam
penelitian ini di batasi pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe card sort.
D. Rumusan MasalahBerdasarkan batasan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu. Apakah aktivitas dan hasil belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe Card Sort lebih baik dari pada siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IX IPS SMA N 1
Maninjau
E. Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif tipe card sort lebih baik dari pada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IX IPS SMA N 1
Maninjau
F. Definisi Operasional
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
11/79
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami skripsi ini, maka
penulisakan menjelaskan beberapa istilah di bawah ini.
1. Pembelajaran matematikaadalah suatu pembelajaran yang mengajarkantata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif .6
2. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak pesertadidik untuk belajar secara aktif .
7
3. Card sort adalah aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untukmengajarkan konsep, karaktristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau
menilai informasi. Gerak fisik yang ada didalamnya dapat membantu
menggairahkan peserta didik yang merasa penat.8
4. Pembelajaran konvensional adalah suatu metode pembelajaran yanglebih banyak berpusat pada guru. Komonikasi lebih banyak satu arah dari
guru ke siswa. Metode pembelajara lebih banyak menggunakan ceramah
dan ekspositori.
5. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki peserta didiksetelah ia menerima pengalaman belajarnya.
9Dari pendapat tersebut dapat
6. Erman Suherman dkk, . , hal 253
7. Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,2008) hal. xiv
8. Melvin Silberman, L, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,( bandung: nusamedia
nuansa,2010),hal.1699. Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989),
hal.22
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
12/79
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematika.
6. Aktifitas siswa adalah tanggapan siswa terhadap kegiatanpembelajarannya.
G. Kegunaan penelitian1. Bagi sekolah
Bagi sekolah tempat penelitian, strategi Pembelajaran Aktif Tipe Card
Sort ini sebagai salah satu pedoman pengajaran yang dapat diterapkan
pada seluruh mata pelajaran.
2. Bagi guru matematikaHasil penelitian ini menjadi masukan bagi guru matematika dan calon
guru matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika
siswa dan kualitas belajar siswa.
3. Bagi penelitiMendapat pengalaman dan bekal bagi peneliti sebagai calon guru
matematika di masa yang akan datang.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
13/79
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Belajar dan Pembelajaran MatematikaBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan .10
Selain itu belajar juga didefinisikan sebagai hasil pengalamanbukan hasil
perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya
pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannyapada orang lain.11
Juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar,
meniru dan lain sebagainya.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses tingkah laku seseorang untuk membentuk pengetahuan baru atau
perubahan melalui pengalaman seperti membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru, dan lain sebagainya.
10Slameto,Belajar dan Faktor yangMempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1995), hal.2
11Made Pidarta,Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal.197
12Sadirman,Interaksi dan motivasi belajar mengajar , (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004),
hal.21
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
14/79
Menurut Ngalim Purwanto ada beberapa elemen penting yang
mencirikan pengertian belajar, yaitu:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman.
c. Untuk dikatakan belajar, maka perubahan itu harus relative mantap.d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian,baik fisik maupun fisikis.13
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses kegiatan yang dilakukan atau berlangsung dalam diri seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku, menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun fisikis. Dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Adapun tingkah laku yang dimiliki oleh orang yang telah belajar adalah:
a. Perubahan terjadi secara sadar.b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
13Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,1994), hal. 84
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
15/79
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.e.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.14Selain belajar, pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
proses pendidikan. Menurut oemar hamalik, pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.15
Secara etimologi, matematika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini bukan berarti ilmu lain diperoleh
tidak melalui nalar, akan tetapi matematika menekankan aktivitas dalam dunia
Rasio (penalaran). Sedangkan ilmu lain menekankan pada hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran. Matematika terbentuk dari pengalaman
manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas
manusia. Kemudian pengalaman itu diproses dalam duniaRasio, diolah secara
analisis dan sintesis dengan penalaran dalam struktur kognitif, sehingga
sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.16
Suherman mengataan bahwa. Matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
14Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,( Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal .3-4
15Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran,(Jakarta: bumi aksara,1999),hal.57
16Erman Suherman Dkk,,hal.18
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
16/79
satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga
bidang yaitu aljabar, analisis, geometri.
17
Berdasarkan kutipan diatas, bahwa dalam belajar matematika siswa
dituntut untuk menguasai konsep-konsep, struktur dan prinsip-prinsip agar
dapat menerapkannya dan memecahkan berbagai masalah. Pembelajaran
adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar
tumbuh dan berkembang secara optimal.18
Dengan proses pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan perkembangan potensi peserta didik secara
optimal sehingga mampu menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Jadi Pembelajaran matematika merupakan proses yang sengaja
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika dan
proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran harus
memberi peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman
tentang matematika. Disamping cara belajar aktif, dalam pembelajaran siswa
juga dilatih untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses yang sengaja
dirancang, tujuannya untuk menciptakan suasana lingkungan seseorang
melaksanakan kegiatan belajar matematika, melatih cara berfikir dan bernalar
dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
17Erman Suherman Dkk,,hal.18
18. Erman Suherman Dkk,,hal.8
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
17/79
Ada dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif.
19
Dalam proses pembelajaran matematika hendaknya siswa diberi kesempatan
bertanya dan berpendapat sehingga siswa bisa mengeluarkan ide-idenya serta
diharapkan siswa lebih kreatif dalam mencari solusi pemecahan masalah.
B. Strategi Pembelajaran AktifSetiap guru dalam menjalankan tugasnya untuk melaksanakan
pembelajaran di kelas akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukannya di kelas dapat berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil yang optimal. Jadi strategi berarti cara dan seni
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran
berarti upaya membelajarkan siswa. Strategi pembelajaran berarti cara dan
seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan
siswa.
Strategi pembelajaran merupakan garis besar haluan bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wina Sanjaya strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.20
19. Erman Suherman Dkk,,hal. 60
20. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:
Kencana Pranada Media Grup,2008), hal. 126
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
18/79
Strategi pembelajaran adalah yang sengaja direncanakan berkenaan
dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran
berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai
secara optimal.21
Startegi belajar aktif adalah strategi belajar mengajar yang bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan untuk mencapai keterlibatan siswa agar
efektif dan efisien dalam belajar, di butuhkan berbagai pendukung dalam
proses belajar mengajar yaitu dari sudut siswa, guru situasi belajar, program
belajar,dan dari sarana belajar.22
Silberman memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfusius
yang disebut dengan Paham Belajar Aktif yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang
lain, saya mulai pahami
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan
pengetahuan dan keterampilan
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.23
21. Erman Suherman ,.,hal 6
22 . Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka setia,2011), hal. 48
23. Melvin, Silberman L, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia
Nuansa,2006), hal. 23
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
19/79
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menguasai sesuatu tidak
cukup hanya mendengar dan melihat saja. Tetapi seorang siswa akan
menguasai informasi atau pengetahuan apabila siswa tersebut mendengar dan
melihat informasi yang disampaikan orang lain, mendiskusikan informasi
yang didapat, kemudian menerapkannya dan mengajarkannya kepada orang
lain, dengan demikian siswa akan mampu menguasai informasi yang
diperolehnya, karena banyaknya aktifitas yang dilakukan siswa terhadap
pengetahuan akan membuat siswa mampu untuk mengingat pengetahuan yang
diperolehnya.
Silberman mengungkapkan bahwa : Pembelajaran aktif atas informasi,
keterampilan dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses
bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekadar
menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk
mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada mereka.24
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
Aktif berlangsung melalui proses penyelidikan, siswa dituntut bersikap
mencari secara aktif agar mereka tertarik untuk mendapatkan informasi dan
menguasai konsep-konsep guna menyelasaikan tugas yang diberikan.
24 Melvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: NusamediaNuansa, 2006), hal. 23
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
20/79
Tipe-tipe pembelajaran aktif
Mel Silberman menyebutkan bahwa tipe-tipe pembelajaran aktif ini
ada 101, diantaranya:
a. The study group ( kelompok belajar)b. Card sort ( memilah dan memilih kartu)c. Learning tournament ( turnamen belajar)d. The power of two ( kekuatan berdua)e. Non threatening role playing ( bermain yang menyenangkan)f. Triple role playing ( bermain tiga model)g. Rotating roles ( permainan bergilir)h. Dst .25
C.
TipeCard Sort
Tipe card sort merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan
untuk mengajarkan konsep, karaktristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau
menilai informasi. Gerak fisik yang ada didalamnya dapat membantu
menggairahkan siswa yang merasa penat.
Mel silberman mengungkapkan prosedur pembelajaran aktif tipe card
sortadalah sebagai berikut:
25. Melvin L Silberman, ,hal.V
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
21/79
a. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocokdengan satu atau beberapa kategori. Berikut beberapa contoh:
1. Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.2. Karakter dalam berbagai drama Shakespeare.3. Informasi yang cocok dengan berbagai bagian resume kerja.4. Dan lain-lain.
b. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa yang lainyang kartunya cocok dengan kategori yang sama (anda dapat
mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta
didik menemukannya sendiri).
c. Peritahakan para siswa yang memiliki kategori sama untuk menawarkandiri kepada siswa yang.
d. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemudian poin-poin pengajaran yangmenurut anda penting.
26
Variasi:
a. Perintahkan setiap kelompok untuk membuat presentasi tentangkategorinya.
b. Pada awal kegiatan, bentuklah beberapa tim. Berikan tiap tim satu duskartu pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori - kategori yang
26. Melvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,(Bandung: Nusamedia dan
Nuansa,2010),hal.169
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
22/79
cocok dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan tiap tim
untuk memilahmemilah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa
mendapatkan skor untuk jumlah kartu yangdipilih dengan benar.27
Menurut anita lie teknik belajar mengajar mencari pasangan ini
dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia peserta didik.28
Menurut Anita Lie langkah langkah pembelajaran tipe card sort
sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atautopik yang mungkin cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes
atau ujian).
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
4. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yangmemegang kartu yang sama. 29
27. Melvin L Silberman,.,hal.170
28. Anita Lie, Cooperatif Learning ,( Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,2002), hal. 54
29. Anita Lie,.., hal. 55
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
23/79
Berdasarkan kutipan di atas penulis memberikan kartu kepada siswa,
selain informasi berupa materi pelajaran, pada kartu tersebut juga dituliskan
tanda atau kode.
Berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan Mel silberman dan
pembentukan kelompok menurut Anita, langkah-langkah yang penulis
lakukan adalah:
1. Guru mempersiapkan beberapa kartu indeks yang berisi konsep atautopik yang cocok.
2. Guru memberikan kartu (potongan kertas berisi informasi yangditempelkan pada kartu) pada setiap siswa.
3. Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di depan kelasmenemukan kartu ang cocok dengan kategori yang sama .
4. Siswa duduk dalam kelompok. Guru meminta siswa untuk mencekkembali kartu yang ada di kelompok mereka (jika ada siswa yang
mendapat kartu yang tidak sama berarti pemegang kartu yang
bersangkutan harus keluar dari kelompok tersebut dan segera
menemukan kelompoknya berdasarkan kartu yang sama).
5. Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang informasi yang ada padakartu mereka. Hasil dari diskusi kelompok dicatat pada selembar
kertas untuk dikumpulkan. Seiring dengan diskusi, guru mengontrol
kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelompok.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
24/79
6. Guru menunjuk perwakilan beberapa kelompok untukmempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan meminta siswa
lainnya untuk memberikan tambahan, kritik dan saran.
7. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori, guru memberikanpoin-poin penting terkait materi pelajaran. Siswa mendengarkan dan
mencatat teori, rumus dan latihan yang ada di papan tulis.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda
antara satu dengan yang lain. perbedaan ini disebut sebagai suatu prinsip.
Demikian juga dengan strategi belajar card sort ini. Walaupun prinsip tersebut
berbeda, tetapi tetap ada titik temu sebagai patokan untuk memberikan
definisi tentang belajar. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru
menerapkan card sort adalah sebagai berikut:
1. Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifatrasa ingin tahu atau berimajinasi.
2. mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latarbelakang dan kemampuan yang berbeda.
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam perorganisasian belajar.Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok.
Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
25/79
pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah
mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampumemecahkan masalah.
5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam card sort.
6. Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.7. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik,
sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar
peserta didik.
8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu
interaksi antara guru dan peserta didik .30
Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran aktif tipe card sort
sebagai berikut.31
Kelebihan strategi pembelajaran aktif tipe card sort adalah:
1. Guru mudah menguasai kelas30. http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.htmljumat. 23/08/2013.jam11
31https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses
selasa 20/08/2013 jam 14.30
http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.html%20%20jumat.%2023/08/2013.jam11http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.html%20%20jumat.%2023/08/2013.jam11http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.html%20%20jumat.%2023/08/2013.jam11https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30https://zaifbio.wordpress.com/category/belajar-dan-pembelajaran/page/2.diakses%20selasa%2020/08/2013%20jam%2014.30http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.html%20%20jumat.%2023/08/2013.jam11http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-sort.html%20%20jumat.%2023/08/2013.jam117/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
26/79
2. Mudah dilaksanakan3.
Mudah mengorganisir kelas
4. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak5. Mudah menyiapkannya6. Guru mudah menerangkan dengan baik
Kelemahan strategi pembelajaran aktif tipe card sort adalah
Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama
apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal
bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi
penyimpangan dari pokok persoalan semula.
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode
card sort antara lain :
a. Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urutb. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang samac. Jangan memberi tanda kode apapun pada kartu-kartu tersebutd. Kartu-kartu tersebut terdiri dari beberapa bahasan dan dibuat
dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa
e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkandan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan
siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
27/79
mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat
konsep, karakteristik klasifikasi,fakta,dan mereview materi.
32
Card Sort merupakan aplikasi pembelajaran aktif dimana siswa
berbuat sesuatu dari apa yang mereka pikirkan, rasakan dan menulis dari apa
yang mereka pelajari terhadap diri mereka sendiri. Dengan strategi ini
diharapkan siswa lebih mudah mengingat konsep karena telah mengajarkan
konsep dan bisa mengaplikasikannya kedalam soal pemahaman konsep.
D. Pembelajaran KonvensionalPembelajaran konvensional diawali dengan pemberian informasi atau
ceramah dalam menjelaskan suatu konsep materi pelajaran yang diikuti
dengan pemberian contoh-contoh soal. Dalam pembelajaran konvensional,
pembelajaran berpusat pada guru, dan guru cenderung menggunakan strategi
ekspositori, guru menyampaikan konsep dari materi, selanjutnya siswa
diberikan contoh soal, kemudian diminta untuk mengerjakan latihan untuk
mengecek pemahaman siswa.
Ciri-ciri pembelajaran konvensional menurut Nasution adalah
1. Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik ke dalam kelakuan yang dapatdiukur.
32.http://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html. jumat.
23/08.2013.jam11
http://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jamhttp://aginista.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-card-sort.html.%20jumat.%2023/08.2013.jam7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
28/79
2. Bahan pelajaran diberikan kepada kelompok atau kelas secara keseluruhantanpa memperhatikan siswa secara individu.
3. Bahan pelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis danmedia lain menurut pertimbangan guru.
4. Berorientasi pada kegiatan guru dan mengutamakan kegiatan belajar.5. Siswa kebanyakan bersifat pasif mendengar uraian guru.6. Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru.7. Penguatan umumnya diberikan setelah dilakukan ujian atau ujian.8. Keberhasilan belajar umumnya dinilai guru secara subjektif9. Pengajar umumnya sebagai penyebar atau penyalur informasi utama.10.Siswa biasanya mengikuti beberapa tes atau ulangan mengenai bahan yang
dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah nilai rapor
yang diisikan.33
Dari uraian di atas terlihat bahwa pada pembelajaran konvensional
siswa lebih banyak bersifat pasif, mendengarkan uraian materi dari guru
dalam bentuk ceramah.hal ini dapat menyebabkan belajar siswa menjadi
belajar menghafal sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih cepat
terlupakan.
33. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi aksara,
2003), hal. 209
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
29/79
Pembelajaran konvensional biasanya di awali dengan penjelasan
tentang materi atau konsep matematika oleh guru, dilanjutkan dengan
memberikan contoh soal, contoh soal tersebut dibahas oleh guru yang
melibatkan siswa dalam menyelesaikan. Kemudian siswa diberi soal-soal
latihan dan diakhiri dengan pemberian tugas rumah kepada siswa.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa
dilakukan guru di kelas yaitu melalui strategi ekspositori.Strategi ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.34
Menurut Surya Dharma, terdapat beberapa karakteristik strategi
pembelajaran ekspositori diantaranya :
a. Strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan caramenyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara
lisan merupakan alat utama dalam melakukan pembelajaran ini, oleh
karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaranyang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep - konsep tertentu yang
harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itusendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa
34. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi, hal. 179
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
30/79
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat
mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan
35
.
Keunggulan dan kelemahan strategi ekspositori yang biasa digunakan
guru pada pembelajaran konvensional adalah
Keunggulan:
a. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutandan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh
mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabilamateri pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu
waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapatmendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran,
juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui
pelaksanaan demonstrasi).
d. Digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Kelemahan :
35. Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hal. 31
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
31/79
a. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadapsiswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik.
b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individubaik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat,
serta perbedaan gaya belajar.
c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akansulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantungkepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyakterjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat
terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
32/79
mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada
apa yang diberikan guru.
36
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan perbedaan strategi pembelajaran aktif tipe card sort dengan
pembelajaran konvensional.
Tabel 2.1: Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Dengan Pembelajaran
Konvensional
Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Pembelajaran Konvensional
1. Siswa aktif2.
Guru sebagai fasilitator
3. Siswa diberi kesempatan untukduduk berkelompok.
4. Siswa diberikan kartu indeksyang berisi informasi atau
contoh soal, kemudian siswa
berkeliling ruangan mencari
kartu yang sama dngannya.
1. Siswa pasif
2.Guru sebagai penuntun
jalannyan proses
pembelajaran.
3. Siswa tidak ada berkelompok.
4. Tidak diberikan kartu indeks.
5. Interaksi antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru
kurang.
36Wina Sanjaya,Kurikulum Pembelajaran,(Bandung: Kencana,2008), hal 34
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
33/79
5. Ada interaksi yang baik antarasiswa dengan siswa, dan siswa
dengan guru.
6. Pengetahuan didasarkan atasaspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
7. Daya serap siswa lebih cepatdan bertahan lama karena
siswa tidak menghafal
6. Pengetahuan dilihat aspek
kognitifnya saja.
7. Daya serap siswa rendah dan
cepat hilang karena bersifat
menghafal.
E. Aktivitas Siswa Dalam BelajarAktivitas belajar pada dasarnya tidak hanya terjadi di dalam kegiatan
internal belajar mengajar, tetapi juga terjadi di luar kegiatan tersebut. Namun
aktivitas belajar yang konkrit dan lebih biasa diamati yaitu aktivitas belajar
siswa ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Karena pengalaman
belajar hanya mungkin diperoleh jika siswa dengan keaktifannya sendiri
bereaksi dan berinteraksi terhadap lingkungannya. Dengan demikian proses
pembentukan pengalaman belajar dan pengetahuan baru siswa, tidak akan
terbentuk dengan sendirinya namun harus melalui suatu proses. Begitu pula
dengan pengetahuan tentang matematika. Pengetahuan tentang matematika
terbentuk tidak dengan menerima saja apa yang diajarkan, menghafal rumus-
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
34/79
rumus dan metode-metode yang diberikan. Melainkan dengan membangun
makna dari apa yang dipelajari.
Oleh karena itu aktivitas belajar merupakan perinsip atau asas yang
sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.37
Untuk melihat adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, maka menurut (Sudjana 1996:61)
dapat ditentukan ciri-cirinya sebagai berikut:
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.b. Terlibat dalam pemecahan masalahc. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru bila tidak mengerti dengan
persoalan yang dihadapi.
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahanmasalah.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru.f. Melatih diri dalam mengerjakan soal.g. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa dalam kegiatan belajar siswa
tidak hanya menerima informasi dari guru saja, tetapi siswa juga harus aktif
37. Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012),hal.96
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
35/79
dalam menemukan konsep-konsep lain dan mampu mengkomunikasikannya.
Dengan penemuan konsep secara tersendiri, siswa akan mudah mengingat dan
menggunakannya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dituntut untuk
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran. Salah satunya dengan melibatkan siswa secara aktif baik
perorangan maupun kelompok.
Sardiman menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Visual Activities, misalnya : membaca, memperhatikan, gambar,demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b.
Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pandapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.
c. Listening Aktivities, misal: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi.d. Writing Activities, misal: menulis cerita, karangan, laporan, angket dan
menyalin.
e. Drawing Activities, misal: manggambar, membuat grafik, peta dandiagram.
f. Motor Activities, misal: melakukan percobaan, membuat konstruksidan bermain.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
36/79
g. Mental Activities, misal: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,menganalisa melihat hubungan dan mengambil keputusan.
h. Emotional Activities, seperti : manaruh minat, merasa bosan, gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
38
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran tersebut
sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Guru sebagai
fasilitator harus mampu merangsang supaya aktivitas-aktivitas siswa tersebut
dapat muncul secara optimal dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat. Setelah disesuaikan dengan strategi pembelajaran aktif
tipe card sort, maka aktivitas yang akan diamati dalam penelitian ini adalah
seperti yang diperlihatkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.2: aktifitas yang akan diamati
NO Indikator aktifitas Aktifitas yang diamati
1 Visual Activities - Membaca materi pelajaran danmemperhatikan penjelasan guru.
2 Oral Activities - Siswa bertanya kepada guru- Siswa berdiskusi dengan sesama siswa
38Sardiman, , hal.101
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
37/79
satu kelompok.
-
Siswamengemukakan pendapatnya.
3 Writing Activities - Membuat pertanyaan yang sesuaidengan materi pelajaran
4 Motor Activities - Siswa dapat bermain dengan kartu kartu yang diberikan guru secara
berkelompok.
5 Mental Activities - Menyelesaikan soal yang diberikanguru.
F. Hasil BelajarRangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam pembelajaran
akan berdampak terhadap hasil belajar. Antara tujuan, siswa, dan guru
memiliki keterkaitan atau hubungan yang akan berpengaruh terhadap hasil
belajar yang ingin dicapai.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah
proses pembelajaran. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
38/79
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
39
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi
oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa
yakni kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar siswa, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan psikis. Seperti yang dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di
sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa mempengaruhi hasil belajar siswa
karena belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang diniati dan
disadarinya. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga bergantung pada
lingkungan. Salah satu lingkungan yang paling mempengaruhi hasil belajar
siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang
dimaksud adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya
tersirat dalam tujuan pengajaran. Jadi, hasil belajar siswa di sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan siswa, dan kualitas pengajaran.40
39. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1989),hal.2240. Nana Sudjana,DasarDasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1995), hal. 39-40
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
39/79
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Caroll bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b)
waktu yang tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk
menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu.
Berdasarkan lima faktor yang dikemukakan oleh Caroll tersebut, terdapat
empat faktor (a, b, c, dan e) yang berkenaan dengan kemampuan individu, dan
faktor d adalah faktor di luar diri individu (lingkungan).41
Horward Kingsley membagi tiga hasil belajar, yakni (a) keterampilan
dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap, dan cita-cita.
Sedangkan Gagne, membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi
verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)sikap, (e)
keterampilan motoris.42
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dalam enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan
sikap, yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan
41. Nana Sudjana, , h. 4042. Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,., hal .22
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
40/79
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Diantara ranah-ranah
tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai isi
pelajaran.
1. Ranah Kognitifa) Pengetahuan
Pengetahuan (C1) menekankan pada proses mental dalam
mengingatdan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang
telah diperoleh siswa secara tepat sesuai dengan apa yang telah
mereka peroleh sebelumnya. Informasi-informasi tersebut
berkaitan dengan simbol-simbol matematika.
b) PemahamanPemahaman (C2) adalah yang paling rendah dalam aspek
kognisi. Dalam tahap ini siswa diharapkan mampu memahami ide-
ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah
yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain
dengan segala implikasinya.
c) PenerapanPenerapan (C3) adalah kemampuan kognisi yang
mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
41/79
mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui
penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.
d) AnalisisAnalisis (C4) adalah kemampuan untuk memilah sebuah
struktur informasi kedalam komponen-komponennya sedemikian
hingga hirarki dan keterkaitan antar ide dalam informasi tersebut
menjadi tampak jelas. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi
kedalam bagian-bagian, menemukan hubungan antar bagian, dan
mengamati pengorganisasian bagian-bagian.
e) SintesisSintesis (C
5) adalah kemampuan untuk mengkombinasikan
elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik atau
sistem. Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian
dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip
matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika
yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya.
f) EvaluasiEvaluasi (C6) adalah kegiatan membuat penilaian
(judgment) berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara atau
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
42/79
metode. Bloom membagi kegiatan evaluasi kedalam dua tipe,
yaitu (1) penilaian pada bukti atau struktur internal, seperti
akurasi, logika, dan konsistensi, dan (2) penilaian pada bukti atau
struktur eksternal, seperti teorema-teorema matematika dan
sistemnya.43
2. Ranah AfektifRanah afektif berkenaan dengan perasaan, minat, dan
perhatian, keinginan, penghargaan, dll. manakala seseorang
dihadapkan pada objek tertentu. Tipe hasil belajar afektif tampak pada
siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-
teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa
jenis kategori afektif sebagai hasil belajar, yakni:
a. Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerimarangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa
dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini
termasuk kesadaran, keinginan menerima stimulus, kontrol,
dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan olehseseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
43Erman Suherman dkk, Strategi , h.188
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
43/79
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaanterhadap gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk
didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap
nilai tersebut.
d. Organisasi, yakni perkembangan dari nilai kedalam suatusistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
Yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang
nilai, organisasi sistem nilai, dll.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduansemua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.44
3. Ranah PsikomotorisRanah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
44. Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,, hal. 30
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
44/79
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni:
a. Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasarc. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,keharmonisan, dan ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhanasampai pada keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursiveseperti gerakan ekspresif dan interpretative.
45
Proses belajar mengajar yang dilakukan terhadap siswa bertujuan
untuk merubah tingkah laku dan sikap dari siswa itu sendiri. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan
tingkah laku yang menyangkut bidang pengetahuan nilai (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor) terkait dengan hasil belajar diatas,
maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek kognitif
yang akan diukur dengan tes hasil belajar.
G. Kerangka Konseptual45. Nana Sudjana,PenilaianHasil Proses Belajar Mengajar,, hal. 31
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
45/79
Berdasarkan masalah dan teori yang telah dikemukakan, maka peneliti
dapat memberikan gambaran dalam pembelajaran aktif tipe card sort pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Strategi pembelajaran aktif tipe Card Sort adalah salah satu cara
terbaik untuk meningkatkan belajar aktif dengan pemberian tugas belajar
terhadap kelompok kecil. Dengan adanya tipe ini siswa akan lebih memahami
hubungan antar konsep-konsep dalam suatu materi pembelajaran, karena
dalam pembelajaran ini siswa diminta mengajarkan konsep dan mereview
informasi. Strategi pembelajaran card sort diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
skema berikut:
Kerangka konseptual
Strategi pembelajaran aktif tipeCard Sort
Hasil Belajar Siswa
Model pembelajaran
konvensional
Hasil Belajar Siswa
Kelas kontrolKelas eksperimen
Dibandingkan
Aktivitas Siswa
PBM
Siswa
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
46/79
H. Hipotesis PenelitianBerdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, maka hipotesis
penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Card Sort lebih baik dari
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan
pembelajaran konvensional pada siswa di kelas XI IPS SMAN 1 Maninjau.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
47/79
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis PenelitianBerdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah
penelitian yang adanya perlakuan atau treatmen yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.46
Penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian pra-
eksperimen. Penelitian pra eksperimen adalah penelitian yang mengandung
beberapa ciri eksperimental dalam jumlah yang kecil.47
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI IPS SMAN 1 Maninjau
pada tahun ajaran 2013/2014. Objek penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang
melaksanakan pembelajaran dengan tipe card sort, sedangkan kelas kontrol
adalah kelas dengan pembelajaran konvensional.
B. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang digunakan adalah The Static Group
Comparison: Randomized Control Group Only Design. Sampel dibagi
46. Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfa Beta, 2009) hal. 10747
. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004),
hal. 99
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
48/79
menjadi dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan
yang diberikan pada kelas eksperimen adalah melaksanakan strategi
pembelajaran aktif tipe card sort , sedangkan pada kelas kontrol
melaksanakan pembelajaran konvensional. Pada kedua kelas dikenai
pengukuran yang sama.
Untuk melihat lebih jelas maka rancangan penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1: Rancangan Penelitian The Static Comparison: Randomized
Control Group Only Design
Kelas Treatment Posttest
Eksperimen X1 O
Kontrol X2 O
Ket : X1 = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen,
yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran scramble
X2 = Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran konvensional
O = Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol di akhir penelitian
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
49/79
C. Populasi dan Sampel1.
Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.48
Sebagai Populasi pada
penelitian ini adalah siswa-siswa dari kelas XI IPS SMAN 1 Maninjau
tahun pelajaran 2013/2014. Kelas yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini adalah kelas IPS XI1, XI2, XI3dan XI4. Untuk itulah penulis
menggambarkan data siswa sebagai berikut.
Tabel 3.2: jumlah siswa kelas XI IPS yang dijadikan populasi
No Kelas Jumlah siswa
1 XI1 41
2 XI2 40
3 XI3 40
4 XI4 41
Jumlah 162
Sumber: guru matematika kelas XI SMAN 1 Maninjau
2. Sampel
48. Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 118
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
50/79
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.49
Sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti membutuhkan dua
kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling. Untuk
memperoleh sampel yang representatif atau dapat mewakili populasi
maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMAN 1Maninjau yang dijadikan data awal.
b. Melakukan uji normalitas untuk menguji apakah data populasiberdistribusi normal atau tidak.
Hipotesisyang diajukan:
H0: Data populasi berdistribusi normal
H1: Data populasi tidak berdistribusi normal
Adapun langkah-langkah untuk melihat populasi berdistribusi
normal atau tidak, maka digunakan ujiLiliforssebagai berikut:
1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor,disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Pengamatan 1x , 2x , 3x ...... nx , kemudian dijadikan bilanganbaku ,1z nzz ........2 , dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
49. Margono, , hal. 121
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
51/79
s
xxz
i
i
Keterangan :
s = Simpangan Baku
x Skor rata-rata
xi= Skor dari tiap siswa
3) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar daridistribusi normal baku dihitung peluang :
)()(ii
zzPzF
4) Menghitung jumlah proporsi skor baku ,1z nzz .....,2 , yanglebih kecil atau sama
iz
,yang dinyatakan dengan S(
iz )
dengan menggunakan rumus :
n
zyangzzzbanyaknyazS ini
,...,)( 21
5) Menghitung selisih antara F( iz ) dengan S(
iz ), kemudian
tentukan harga mutlaknya.
6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisihtersebut. Misal diberi simbol 0L , 0L = Maks | iz iz |
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
52/79
7) Kemudian bandingkan 0L dengan nilai kritis L yangdiperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji Lillieforspada taraf
= 0,05.
Kriteria pengujiannya :
(1) Terima H0 jika L0 Ltabel berarti populasi berdistribusi
normal.
(2) Tolak H0jika 0L > tabelL berarti populasi tidak berdistribusi
normal.50
c. Melakukan uji homogenitas varians
Uji homogenitas tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah papulasi mempunyai variansi homogen atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah- langkah
dalam melakukan ujiBartlettadalah:
1) Membuat hipotesis, yaitu:H0 :
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan, tidak berlaku
2) Hitung variansi masing-masing kelompok
50Sudjana,Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito Bandung, 2005), hal. 466-467
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
53/79
3) Menghitung variansi gabungan dari populasi denganmenggunakan rumus:
4) Menghitung harga satuanBartlettdengan rumus:
5) Menghitung harga satuan Chi-kuadrat (X2) dengan rumus:
6) Membandingkan dengan dengan kriteria bila
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
54/79
3.Menentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus f >
f[ k1, NK].
4. Menentukan perhitungan dengan bantuan tabel.
Tabel 3.3 : Data Hasil Belajar Siswa Kelas Populasi
Populasi
1 2 3
X11
X12
X1n
X21
X22
X2n
X31
X32
X3n
Total T1 T2 T3 T
Nilai Tengah 1 2 3
Sumber: (Ronald E. Walpole: 1995, 383)
Perhitungannya dengan menggunakan rumus :
-
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
55/79
Jumlah Kuadrat Total (JKT) : = =i, j2nij=1ki=1 - ()2
N
Jumlah Kuadrat untuk Nilai Tengah Kolom (JKK):
i2N
-
2
N
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) : JKTJKK
Masukkan data hasil perhitungan ke tabel berikut :
Tabel 3.4 : Analisis Ragam Bagi Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Populasi
Sumber Keragaman
Jumlah
kuadrat
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
Nilai tengah kolom JKK k1
Galat JKG k(n-1)
Total JKT N1
5. KeputusannyaHoditerima jika f < f[ k1, NK]
Ho ditolak jika f >f[ k1, NK].52
e. Pengambilan sampel
52. Ronal, E. Walpole,Pengantar Statistika, ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 1993), hal.383
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
56/79
Berdasarkan perhitungan di atas, setelah diperoleh
populasi berdistribusi normal, homogen serta memiliki kesamaan
rata-rata, maka pengambilan sampel dilakukan secara acak.
Adapun langkah dalam pengambilan sampel yang penulis lakukan
adalah menulis nama kelas dan memasukkan ke dalam kaleng
kemudian penulis undi. Kertas yang pertama terambil merupakan
kelas eksperimen, sedangkan kertas pada pengambilan kedua
merupakan kelas kontrol.
D. Variabel dan Data Penelitian1. Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.53
Adapun yang
menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadisebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
54 Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe
card sort pada mata pelajaran matematika di kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
53. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfhabeta, 2009),hal.60
54. Sugiyono, ..,hal.61
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
57/79
b. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadiakibat karena adanya variabel bebas.
55
Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah aktivitas dan hasil belajar setelah pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe card sort.
2. Dataa. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(1) Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penelitidari sumber utamanya. Data primer dalam penelitian ini adalah
aktivitas dan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh
setelah mengadakan eksperimen.
(2) Data skunder adalah data yang telah tersusun dalam bentukdokumen-dokumen atau data yang telah diarsipkan. Data skunder
dalam penelitian ini adalah nilai harian matematika kelas XI IPS
SMAN 1 Maninjau semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.
b. Sumber data(1) Sumber data primer adalah dari tes akhir siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Maninjau yang menjadi sampel pada penelitian, setelah
pelaksanaan penelitian
(2)Sumber data sekunder diperoleh dari guru bidang studimatematika yang mengajar di kelas X SMAN 1 Maninjau.
55. Sugiyono, .,hal. 61
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
58/79
E. Proses Pelaksanaan PenelitianAgar penelitian ini berjalan lancar, maka pelaksanaan penelitian dibagi
atas tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan proses belajar
mengajar, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Penyelesaian
a. Mengumpulkan nilai ulangan harian matematika siswa kelas XI IPSSMAN 1 Maninjau, dan menentukan sampel.
b. Membuat proposal penelitianc. Menentukan jadwal penelitiand. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP)e. Mempersiapkan instrumen pengumpul data.
2. Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan PBM pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
disesuaikan dengan struktur pengajaran matematika yang biasa dilakukan
guru pada umumnya, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Perbedaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diuraikan
pada tabel berikut:
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
59/79
Tabel 3.5: pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas control
Kelas eksperimen Kelas control
A. kegiatan awal
1) Guru memberikan apersepsi2) Guru memberikan motivasi3) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai siswa.
B. kegiatan inti
1)Guru menyajikan materipelajaran secara garis besar
dan dilengkapi dengan
beberapacontoh soal.
2)Guru memberi setiap siswapotongan kertas yang berisi
informasi atau pernyataan
yang berhubungan dengan
materi yang diajarkan.
3)Guru meminta siswa untuk
A. kegiatan awal
1)Guru menghubungkan materipelajaran dengan pengetahuan
atau pengalaman yang dimilki
siswa.
2) Guru menyampaikan tujuandari proses pembelajaran.
B. kegiatan inti
1) Guru menyampaikan materipelajaran dengan
menggunakan metode
ekspositori, ceramah dan
tanya jawab kemudian
memberikan beberapa
contoh soal.
2) Siswa diberi kesempatanbertanya mengenai materi
yang diberikan guru
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
60/79
bergerak atau berkeliling di
dalam kelas untuk
menemukan siswa lain yang
mempunyai kartu dengan
kategori yang sama.
4)Setelah siswa menemukansiswa lain yang mempunyai
kartu dengan kategori yang
sama, maka terbentuklah
kelompok-kelompok siswa
dan guru meminta siswa
tersebut untuk mendiskusikan
pernyataan yang dimilikinya.
5)Guru memilih seorang siswamempersentasekan hasil
diskusi kelompoknya di
depan kelas.
C. Penutup
1) Guru beserta siswamenyimpulkan materi yang
sudah dipelajari.
3) Guru memberikan soallatihan.
4) Guru memantau pekerjaansiswa.
5) Setelah siswa mengerjakansoal-soal latihan, guru
memberikan kesempatan
siswa yang mau
menyelesaikan soal latihan
ke depan.
6) Guru menjelaskan soal-soalyang belum terbahas oleh
siswa
C. Penutup
1) Guru membimbing siswa
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
61/79
2) Guru memberikanpekerjaan rumah kepada
siswa
membuat kesimpulan dari
materi yang dipelajari
2) Guru memberikan tugasrumah.
3. Tahap Penyelesaian
Tes akhir dilaksanakan setelah pokok bahasan berakhir, dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol . Bentuk tes yang digunakan adalah tes essay.
F. Instrumen PenelitianDalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen untuk melihat
aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Instrumen penelitian ini adalah:
1. Lembar ObservasiDigunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe card sort
yang kegiatannya dilakukan oleh observer.
Langkah-langkah dalam menyusun lembar observasi adalah:
a. Merancang komponen-komponen aktivitas yang akan diamati.b. Merancang lembar abservasi
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
62/79
c. Memvalidasi lembar observasi yang akan digunakan.Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.6: aktifitas yang akan diamati
NO Indikator aktifitas Aktifitas yang diamati
1 Visual Activities - Membaca materi pelajaran danmemperhatikan penjelasan guru.
2 Oral Activities - Siswa bertanya kepada guru- Siswa berdiskusi dengan sesama siswa
satu kelompok.
- Siswamengemukakan pendapatnya.3 Writing Activities - Membuat pertanyaan yang sesuai
dengan materi pelajaran
4 Motor Activities - Siswa dapat bermain dengan kartu
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
63/79
kartu yang diberikan guru secara
berkelompok.
5 Mental Activities - Menyelesaikan soal yang diberikanguru.
2. Tes Hasil BelajarHasil belajar siswa dapat dilihat dari tes akhir yang diberikan. Tes
akhir ini terlebih dahulu dianalisis dengan melakukan uji normalitas, uji
homogenitas, uji variansi data kemudian dilakukan uji hipotesis. Tes yang
akan diujikan dalam tes akhir dibuat dalam bentuk essay dan dibuat
sendiri oleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat
soal tes adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari silabusb. Membuat kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal tes disusun dalam bentuk tabel yang memuat
tentang kompetensi dasar yang ingin dicapai, indikator, rincian
materi yang akan diujikan. Kisi-kisi soal disusun agar mempermudah
dalam pembuatan soal.
c. Menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat.Dalam menyusun item tes, ada beberapa hal yang akan dilakukan,
yaitu:
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
64/79
1. Mempelajari dan memahami materi yang akan diujikan.2.
Mempelajari dan memahami teknik pembuatan soal essay dan
membahasakan gagasan soal yang telah dirancang sesuai
dengan kisi-kisi soal.
3. Membuat kunci jawaband. Melakukan validasi tes
Validasi tes yang akan digunakan adalah validitas isi yaitu
validitas tes yang mempersoalkan apakah isi butir tes yang diujikan
itu mencerminkan isi kurikulum yang seharusnya diukur atau tidak.56
Jadi, untuk memvalidasi soal tes tersebut, peneliti akan meminta
bantuan kepada Guru mata pelajaran dan Dosen (tim ahli).
e. Merevisi soal tesRevisi soal berguna untuk memperbaiki soal yang telah
direvisi oleh tim ahli sebelum dilakukan uji coba kepada peserta
didik.
f. Melakukan uji coba soal tesSebelum tes dipakai, terlebih dahulu diuji cobakan pada
sekolah atau kelas lain. Pengujian ini dimaksudkan agar tes yang
akan diberikan mempunyai kualitas tes yang baik. Dalam penelitian
ini penulis melakukan uji coba tes di kelas VII MTsN Kamang.
56M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo, 1996), hal.111
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
65/79
g. Analisis soal tesAnalisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-
soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal
dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan
petunjuk untuk mengandakan sebuah perbaikan57
. Untuk
mendapatkan soal tes yang baik, maka lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Validitas TesValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrument. Instrument dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan melalui data dan variabel
yang diteliti secara sadar.58
Untuk menentukan validitas tes essay dapat digunakan
korelasi product moment yaitu:
{ }{ }
Keterangan
57. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2008), hal 20658Suharsimi Arikunto,,hal.79
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
66/79
= koofesien korelasi antara variabel X dan variabel Y
= Jumlah testee= jumlah perkalian antara skor item dan skor total= jumlah skor item = jumlah skor total
Kriteria yang digunakan untuk validitas yaitu:
1) Jika 0,80 1,00 maka korelasi sangat tinggi2) Jika 0,60
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
67/79
( ) ( )dengan,
Keterangan:
11r = Reliabilitas yang dicari
2
i = Jumlah Variansi skor tiap-tiap item
2t = Variansi Total
n = Banyaknya butir soal
N = Banyaknya siswa
Dengan Kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.7. Reliabilitas Tes
Nilai r11 Kriteria
0.90 r11 1.00 Reliabilitas tinggi sekali
0.70 r11 < 0.90 Reliabilitas tinggi
0.40
r11 < 0.70Reliabilitas sedang
0.20 r11 < 0.40 Reliabilitas rendah
0.00 r11 < 0.20 Reliabilitas sangat rendah
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
68/79
sekali
3. Menghitung tingkat kesukaran soalTingkat kesukaran soal adalah suatu bilangan yang
menunjukkan sulit mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Menurut
Zainal Arifin, untuk menghitung tingkat kesukaran dapat
digunakan langkah-langkah berikut:
a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
b.Meghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
c. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:0,000,30 = sukar
0,310,70 = sedang
0,711,00 = mudah
61Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 100
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
69/79
d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan caramembandingkan koefisien tingkat kesukaran dengan
kriteria62
.
4. Menghitung daya pembeda soalDaya pembeda digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah. Menurut Zainal
Arifin, untuk menentukan daya pembeda soal dapat digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.2) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan
skor terkecil.
3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlahpeserta didik banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27%.
4) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok(kelompok atas maupun kelompok bawah).
5) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
Keterangan :
62Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran,(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hal.135
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
70/79
DP = daya pembeda
= rata- rata kelompok atas = rata-rata kelompok bawah
6) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut:0,40 ke atas = Sangat baik
0,300,39 = Baik
0,200,29 = Cukup, soal perlu diperbaiki
0,19 ke bawah = Soal kurang baik, soal harus
dibuang63
G. Teknik Analisis Data1. Lembar observasi
Data aktivitas yang diperoleh melalui lembar observasi menurut
Anas Sudijono dianalisis dengan menggunakan rumus persentase, yaitu:
P =x 100%
Keterangan:
P = Persentase aktivitas
F = Frekuensi aktivitas yang dilakukan
N = Jumlah siswa64
63Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran, hal. 13364. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan ,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005),
hal.43
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
71/79
Kriteria penilaian aktivitas dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Jika persentase penilaian aktivitas adalah 1% - 25% maka aktivitastergolong sedikit sekali.
b. Jika persentase penilaian aktivitas adalah 26% - 50% makaaktivitas tergolong sedikit.
c. Jika persentase penilaian aktivitas adalah 51% - 75% makaaktivitas tergolong banyak.
d. Jika persentase penilaian aktivitas adalah 76% - 100% makaaktivitas tergolong banyak sekali.
65
2. Tes Hasil BelajarTes akhir dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah itu diadakan pengujian hipotesissecara statistik yaitu uji-t. untuk
melakukan uji-t maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas variansikedua kelompok data sebagai berikut:
a. Uji NormalitasPengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah
kedua kelompok data berdistribusi normal atau tidak. Adapun
pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
65. Dimyati dan Mudjono,Penilaian Aktivitas Belajar, (Jakarta: Aksara Baru, 1999) hal. 125
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
72/79
H0:1 = 2
H1 :1 2
Keterangan :
H0= Data berdistribusi normal
H1= Data tidak berdistribusi normal
Uji normalitas hasil belajar matematika kelas sampel dilakukan
dengan menggunakan uji Liliefors, bertujuan untuk melihat apakah
data berdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1) Datan
xxxx ,.......,, 32,1 diperoleh dan disusun dari data yang
terkecil sampai yang terbesar.
2) Data dijadikan bilangan bakun
zzzz ,.......,,32,1
dengan
menggunakan rumus:
s
xxz ii
Keterangan:
s = Simpangan baku
x = Skor rata-rata
xi = Skor yang diperoleh siswa ke i
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
73/79
3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitungpeluang ii zzPzF
4) Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih kecil atausama yang dinyatakan dengan S() dengan menggunakanrumus:
n
zyangzzzzbanyaknyazS
in
i
,,,,)(
321
5) Menghitung selisih antara F() dengan S() kemudian tentukanharga mutlaknya.
6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlakselisih itu diberi simbol
ii zSzFmaksLL 0,0,
7) Kemudian bandingkan0
L dengan nilai kritis yang diperoleh dari
daftar nilai kritis untuk uji Lilifors pada taraf 05,0a .
Kriterianya adalah terima H0 bahwa data hasil belajar
berdistribusi normal jika0
Ltabel
L dan tolak H0jika
.66
b. Uji Homogenitas Variansi
66Sudjana,Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), hal. 466.
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
74/79
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua data
sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak.
Hipotesisyang diajukan adalah:
H0: , variansi kedua data sampel homogen
H1: , variansi kedua data sampel tidak homogen
Dalam hal ini yang akan diuji H0: , dimana dan adalahsimpangan baku dari masing-masing kelompok sampel.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini menurut
sudjana adalah:
Keterangan:
= Variansi terbesar
= Variansi terkecil
= Perbandingan antara variansi terbesar dengan variansi terkecil
Kriteria pengujiannya adalah:
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
75/79
Terima hipotesis H0 jika untuk taraf
nyata dan selain itu H0ditolak.67
c. Uji HipotesisSetelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas,
selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk
menentukan apakah hasil belajar matematika siswa kedua kelas
sampel berbeda secara uji satu pihak, dengan hipotesis statistik
210 : H dan 211: H . Dengan uraian yaitu:
210 : H Hasil belajar matematika siswa dengan
pembelajaran aktif tipe card sort dengan hasil
belajar matematika siswa dengan pembelajaran
konvensional pada siswa kelas XI IPS SMAN 1
Maninjau.
211: H Hasil belajar matematika siswa dengan
pembelajaran aktif tipe card sort lebih baik
daripada hasil belajar matematika siswa dengan
pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI
IPS SMAN 1 Maninjau.
67Sudjana,Metode , h.249
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
76/79
1 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen
2 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas ada beberapa
rumus untuk menguji hipotesisyaitu:
1. Jika skor hasil belajar siswa berdistribusi normal dan data berasaldari sampel yang bervariansi homogen, maka rumusnya:
t =
21
21
11
nns
xx
dengans 2 =
2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
snsn
Dimana:
1x =Nilai rata-rata kelompok eksperimen
2x =Nilai rata-rata kelompok kontrol
1n =Jumlah siswa kelompok eksperimen
2n =Jumlah siswa kelompok kontrol
2
1s =Variansi hasil belajar kelompok eksperimen
2
2s =Variansi hasil belajar kelompok kontrol
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
77/79
Kriteria:
Terima H0jika ),( vtt , dengan 221 nnv dan H0ditolak jika
),( vtt .68
2. Jika data berdistribusi normal dan kedua kelompok data tidakmempunyai variansi yang homogen, maka rumusnya:
2
2
2
1
2
1
021'
n
s
n
s
dxxt
Dimana: d0= = Rata-rata hasil belajar matematika
Kriteria pengujiannya adalah:
0H diterima jika : t
< t (a,v), dengan
1
)/(
1
)/(
)//(
2
22
22
1
21
21
2
2
2
21
2
1
n
ns
n
ns
nsnsv
dan 0H ditolak jika ),( vtt 69
3. Jika data tidak berdistribusi normal dan kedua kelompok datatidak mempunyai variansi yang homogen, maka digunakan uji U
68. Ronal, E.Walpole.hal. 239.69. Ronal, E.Walpole.hal. 305
7/22/2019 Proposal Cart Sort Lismawati
78/79
(Uji U Mann-Whitney). Untuk menghitung nilai statistik uji U
Mann-Whitney, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= jumlah kasus kelompok 1
= jumlah kasus kelompok 2 = jumlah jenjang/ rangking pada kelompok 1 = jumlah jenjang/ rangking pada kelompok 2
Catatan = hanya salah satu U saja yang dihitung, sebab U
lainnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:= - .Sedangkan U yang digunakan adalah yang memiliki harga terkecil.
Kriteria pengujiannya adalah:
0H ditolak jika
0H diterima jika 70
70. Mohammad Nazir,Metode Penelitian, (Jakata:Ghalia Indonesia,1999), hal. 471
Recommended