View
169
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
MENCARI HUBUNGAN PENGARUH KECEPATAN
TERHADAP BESARNYA HARGA DRAFT SPESIFIK
PEMBAJAKAN TANAH
Diajukan oleh :
ANDIKA TRI YUDIAJI
06/196849/TP/08734
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
MENCARI HUBUNGAN PENGARUH KECEPATAN
TERHADAP BESARNYA HARGA DRAFT SPESIFIK
PEMBAJAKAN TANAH
Diajukan oleh :
Nama : Andika Tri Yudiaji
NIM : 06/196849/TP/08734
Program Studi : Teknik Pertanian
Minat Studi : Energi dan Mesin Pertanian
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Yogyakarta, 06 Oktober 2010
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik FTP UGM
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman. Kondisi tanah yang
dijadikan lahan pertanian sangat berpengaruh langsung pada hasil akhir suatu
usaha budidaya pertanian, karena pada kondisi fisik, khemis, dan biologis tanah
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan dapat meningkatkan hasil produksi
tanaman itu sendiri. Tanah harus memiliki kondisi yang sesuai dengan tanaman
yang akan ditanam.
Untuk memulai kegiatan budidaya pertanian, diawali dengan kegiatan
pengolahan tanah untuk menciptakan tanah yang siap tanam yaitu media
pertumbuhan yang baik untuik tanaman. Pengolahan tanah dapat dipandang
sebagai suatu usaha menusia untuk mengubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah
sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia. Di dalam usaha pertanian,
pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik,
khemis, dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai
untuk pertumbuhan tanaman.
Penggunaan alat mesin pertanian telah secara nyata memberikan sumbangan
terhadap peningkatan produksi pertanian. Pengolahan tanah merupakan bagian
proses terberat dari keseluruhan proses budidaya. Penggunaan alat mesin
pertanian dapat menanggulangi keterbatasan waktu serta tenaga dalam kegiatan
pengolahan tanah. Untuk itu, kegiatan pengolahan tanah membutuhkan alat
pengolah tanah yang sesuai dengan kondisi tanah bersangkutan. Secara garis
besarnya alat pengolah tanah dibedakan menjadi dua yaitu alat pengolah tanah
pertama berupa bajak dan alat pengolah tanah kedua berupa garu. Alat pengolah
tanah pertama (primary tillage) yang lazim digunakan di Indonesia adalah bajak
singkal. Geometri bajak singkal yang digunakan pada suatu daerah berbeda
dengan daerah lainnya. Perbedaan ini mengacu pada kondisi fisik daerah
bersangkutan dan biasanya terjadi secara evolusi berdasarkan praktek/pengalaman
petani dan produsen bajak. Bajak singkal mampu membalik tanah secara optimal
sehingga menciptakan pengolahan tanah yang merata dan baik untuk sirkulasi
udara tanah. Tipe bajak singkal yang paling banyak digunakan petani di Indonesia
adalah bajak singkal general purpose bottom atau biasa disebut bajak singkal
standar.
Draft pembajakan adalah gaya yang diterima oleh bajak terhadap tanah saat
bajak melakukan pengolahan. Draft pembajakan tergantung dari kecepatan, sudut
potong vertikal, lebar dan kedalaman kerja. Dapat dikatakan bahwa draft
pembajakan ditentukan oleh interaksi ketiga komponen yaitu karakteristik alat,
karakteristik tanah yang dibajak dan perlakuan yang diberikan dalam tindakan
pengolahan.
Kecepatan pembajakan sangat berpengaruh terhadap hasil olahan tanah.
Untuk itu diperlukan suatu penelitian untuk menentukan hubungan kecepatan
pembajakan dengan draft pembajakan. Penelitian ini diperlukan untuk mencari
kecepatan yang tepat untuk melakukan pembajakan dengan bajak singkal agar
pembajakan bisa lebih efektif. Untuk mengukur nilai draft pembajakan yang
kaitannya dengan kecepatan kerja, dilakukan pengujian laboratorium dengan
menggunakan alat bernama soil bin dan strain gauge. Dengan kondisi tanah yang
sudah dikondisikan seperti aslinya di lahan, akan diuji pembajakan dengan bajak
singkal general purpose bottom yang divariasikan kecepatannya.
I.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara besarnya
kecepatan pembajakan terhadap harga draft spesifik pembajakan untuk jenis
rancangan bajak singkal tipe general purpose bottom pada tanah dengan
menggunakan alat Soil Bin.
I.3. Manfaat
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui nilai draft spesifik
pembajakan untuk jenis rancangan bajak singkal tipe general purpose bottom
pada tanah yang dipengaruhi oleh besarnya kecepatan.
I.4. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan harga draft spesifik pembajakan
dengan menggunakan alat pengolah tanah jenis bajak singkal tipe general purpose
bottom. Parameter yang digunakan adalah variasi kecepatan pada tanah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
manusia untuk memperbaiki kondisi fisik, khemis, dan biologis tanahsampai
kedalaman tertentu sehingga tanah tersebut sesuai untuk pertumbuhan tanaman
(Ciptohadijoyo, 2003).
Pengolahan tanah berdasarkan tahapan kegiatannya diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua.
Pengolahan tanah pertama merupakan proses pemotongan dan pembalikan tanah
dengan kedalaman yang relative besar, yaitu berkisar antara 15 sampai 76 cm.
Pada pengolahan tanah pertama, inti dari pengolahan tanah adalah
menghancurkan tanah pada daerah perakaran. Pengolahan tanah kedua dilakukan
dengan kedalaman yang lebih rendah, berkisar antara 5 sampai 15 cm
(Clinton,1983).
Inti dari pengolahan tanah kedua adalah menghancurkan bongkahan-
bongkahan tanah yang telah dihancurkan pada pengolahan tanah pertama. Secara
umum tujuan pengolahan tanah adalah (Mc Kibben, 1968):
1. Memperbaiki kondisi tanah
Pengolahan tanah ditujukan untuk menciptakan kondisi tanah yang
gembur, dan berstruktur lepas (granuler) dengan maksud untuk menciptakan
kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipotong
dan digemburkan juga memungkinkan kapasitas serta laju infiltrasi
meningkat, serta air tanah
2. Mengontrol gulma, seresah, dan sisa-sisa tanaman
Pengolahan tanah dapat digunakan untuk mengontrol pertumbuhan
gulma. Selain itu dengan pengolahan tanah, seresah dan sisa-sisa tanaman
akan dibalik dan dibenamkan kedalam tanah sehingga akan dapat diuraikan
oleh mikroorganisme menjadi bahan organik.
3. Pembentukan kondisi tanah
Pada penanaman, pembuatan saluran irigasi dan drainase tanah
seringkali diolah untuk mendapatkan suatu kondisi tanah serta permukaan
tanah tertentu. Sebagai contohnya adalah perataan tanah untuk pembuatan
saluran irigasi dan drainase.
4. Memasukkan material lain kedalam tanah
Pupuk, amandement tanah, dan material-material lain dapat dimasukkan
kedalam tanah melalui pengolahan tanah. Kadang-kadang material-material
tersebut perlu dimasukkan kedalam tanah dengan variasi distribusi tertentu,
sehingga desain alat pengolah tanah juga bervariasi.
5. Pemisahan material
Pengolahan tanah dapat digunakan untuk mengubah keadaan tanah dari
satu keadaan ke keadaan yang lain, serta memindahkan material tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain. Sebagai contohnya adalah membentuk gumpalan-
gumpalan tanah dan menempatkan gumpalan-gumpalan tersebut diatas
permukaan tanah dengan usaha mengurangi besarnya erosi angin.
Pembersihan beberapa material yang tidak diinginkan dari dalam tanah
termasuk dalam kegiatan ini, misalnya mencukil batu dari dalam tanah.
6. Mencampur material tertentu dengan tanah
Selain memasukkan material kedalam tanah, pengolahan tanah juga
dapat digunakan untuk mencampur material yang dimasukkan tersebut dengan
tanah. Pencampuran ini seringkali diperlukan. Misalnya mencampur lengas
tanah, atau mendistribusikan amandement tanah misalnya conditioner tanah,
pupuk, material penstabil tanah, dan lain sebagainya.
7. Pemadatan tanah
Pada beberapa kasus, seperti pada pembuatan konstruksi pondasi,
kekuatan tanah perlu ditingkatkan dengan jalan pemadatan.pemadatan dapat
digunakan untuk mengurangi daya permeabilitas tanah terhadap air.
Manipulasi tanah yang berupa pemadatan tanah dengan menggunakan roller
atau tamper (cangkul) termasuk kegiatan pengolahan tanah.
Berdasarkan tahapan kegiatan pengolahan tanah, alat pengolah tanah
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu alat pengolaha tanah pertama (bajak) dan alat
pengolah tanah kedua (garu) (Smith, 1965).
Alat pengolah tanah merupakan perlengkapan mekanis untuk menerapkan
gaya pada tanah yang mengakibatkan gejala seperti pemecahan, pemotongan,
pembalikan atau gerakan tanah. Besarnya gaya berhubungan erat dengan sifat
mekanis tanah (Koolen dan Kuipers, 1983). Reaksi tanah terhasap gaya yang
diberikan alat pengolah tanah selama proses pengolahan dipengaruhi oleh tahanan
tanah terhadap tekanan, tahan geser, tahan adhesi, dan tahan gesek. Cara gerakan
tanah juga mempengaruhi gejala dinamik ini (Gill dan Vanden Berg, 1968).
II.2. Bajak Singkal
Bajak singkal didesain untuk memotong, menghancurkan, dan membalik
tanah dengan kedalaman 15 sampai 51 cm (Clinton,1983). Pemotongan dan
pembalikan tanah tersebut akan membalik dan membenamkan seresah dan gulma
kedalam tanah sehingga akan diurai oleh mikroorganisme menjadi bahan organik.
Bagian yang berfungsi untuk membalik dan menghancurkan tanah dinamakan
singkal. Secara lebih lengkap bagian-bagian utama bajak singkal terdiri dari:
1. Pisau bajak (Share), berfungsi untuk memotong tanah secara horizontal.
2. Singkal (moldboard), berfungsi untuk memotong, menghancurkan, dan
membalik tanah.
3. Landside, berfungsi mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus.
Ketiga alat tersebut dirangkai menjadi satu pada bagian yang dinamakan dengan
frog. Bagian frog ini juga berfungsi sebagai tempat pemasangan kerangka (beam)
yang berfungsi sebagai alat penggandeng ke sumber daya penarik. Selain bagian-
bagian utama tersebut, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan
tambahan yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kualitas hasil
pembajakan. Bagian-bagian tambahan pada bajak singkal terdiri dari:
1. Kolter, berfungsi untuk memotong seresah dan tanah secara vertikal, dengan
alat ini diharapkan kerja pembalikan tanah lebih ringan.
2. Jointer, berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna.
Alat ini bentuk menyerupai bajak singkal dengan ukuran yang lebih kecil dan
terletak diatas pisau bajak.
3. Roda alur penstabil (furrow wheel), berfungsi sebagai pembantu penstabil
bajak.
Besarnya gaya persatuan luas (unit draft)yang dibutuhkan untuk menarik
bajak singkal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Factor-faktor tersebut adalah:
1. Tipe dan kondisi tanah
Tipe dan kondisi tanah merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap variasi besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik bajak.
Besarnya gaya tarik persatuan luas untuk tanah pasiran berkisar 2 sampai 3
psi, sedang untuk tanah lempungan 6 sampai 12 psi (Bainer, 1955).
Kandungan lengas tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi
besarnya gaya penarikan dan juga akan berpengaruh pada kualitas hasil
pengolahan tanah. Tanah yang dalam keadaan kering memerlukan gaya tarik
yang besar. Ashby (1931) dalam Bainer (1955) dalam penelitiannya
menemukan bahwa hujan sebesar 1.3 in pada lahan yang cukup kering akan
menurunkan gaya tarik pengolahan tanah sebesar 40%. Faktor lain yang
berkaitan dengan kondisi tanah yang mempengaruhi besarnya gaya tarik
adalah keseragaman gaya resistensi tanah, kepadatan tanah, dan keadaan
tanaman dipermukaan lahan.
2. Kedalaman pembajakan
Selama gaya untuk memotong bagian bawah furrow slice, yaitu bagian
yang telah terpotong dan dibalik tidak dipengaruhi oleh kedalaman, maka gaya
yang dibutuhkan untuk menarik bajak akan berkurang dengan bertambahnya
kedalaman (Bainer, 1955). Ashby (1932) dalam Bainer (1955) dalam
penelitiannya menemukan bahwa daya tarik akan berkurang sebanyak 14%
dengan bertambahnya kedalaman dari 6 in ke 8 in pada tanah lempungan.
3. Lebar pembajakan
Semakin besar lebar pembajakan, maka gaya yang dibutuhkan untuk
menarik bajak akan semakin besar pula.
4. Bentuk bajak
Bentuk bajak mempengaruhi besarnya gaya tarik pembajakna walaupun
relatif kecil. Secara umum bentuk bajak yang memberikan hasil penghancuran
dan pembalikan tanah yang semakin baik, maka gaya yang dibutuhkan
semakin besar.
5. Perlengkapan bajak
Adanya peralatan tambahan pada bajak akan meningkatkan gaya yang
dibutuhkan untuk menarik bajak. Ashby (1931) dalam Bainer (1955) dalam
penelitiannya menemukan bahwa pembajakan pada tanah pasiran dan tanah
lempungan dengan tanpa menggunakan jointer akan mengurangi besarnya
gaya tarik sebesar 7%.
6. Kecepatan pembajakan
Peningkatan kecepatan pembajakan akan meningkatkan besar nya gaya
tarik pengolahan tanah. Mc Kibben (1952) dalam Bainer (1955) melalui
beberapa penelitiannya menemukan bahwa peningkatan kecepatan sebesar 2
sampai 4 mph akan menigkatkan gaya sebesar 25%, sedang peningkatan
kecepatan sebesar 3 sampai 6 mph akan menigkatkan gaya sebesar 51%.
II.3. Draft Pembajakan
Draft pembajakan adalah komponen horizontal gaya tarik bajak yang
searah dengan gerak maju penarikannya. Draft ini bisa dinyatakan dengan
draft spesifik yaitu draft dalam satu satuan luas penampang tanah yang
dipotong. Draft pembajakan sangat berperan dalam menentukan kebutuhan
daya yang digunakan untuk menghelanya.
Widodo (1988) mengemukakan pendapatnya bahwa untuk suatu jenis
tanah, draft pembajakan tergantung dari kecepatan, sudut potong vertikal,
lebar dan kedalaman kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa draft
pembajakan ditentukan oleh interaksi ketiga komponen seperti yang telah
dikatakan sebelumnya yaitu karakteristik alat, karakteristik tanah yang dibajak
dan perlakuan yang diberikan dalam tindakan.Alat pengolah tanah merupakan
perlengkapan mekanis untuk menerapkan gaya pada tanah yang
mengakibatkan gejala seperti pemecahan, pemotongan, pembalikan atau
gerakan tanah. Besarnya gaya berhubungan erat dengan sifat mekanis tanah
(Koolen dan Kuipers, 1983). Reaksi tanah terhasap gaya yang diberikan alat
pengolah tanah selama proses pengolahan dipengaruhi oleh tahanan tanah
terhadap tekanan, tahan geser, tahan adhesi, dan tahan gesek. Cara gerakan
tanah juga mempengaruhi gejala dinamik ini (Gill dan Vanden Berg, 1968).
Draft spesifik tanah merupakan besarnya gaya horizontal yang
digunakan untuk memotong tanah tiap satu satuan luas. Nilai draft spesifik
tanah ini apabila dikalikan lebar pengolahan tanah, maka akan diperoleh gaya
penarikan alat pengolah tanah pada batang penarik, sehingga dapat dituliskan
(Wong ,1978):
DP = Ds x h x w
Dengan:
DP = drawbar pull, dalam newton
Ds = drft spesifik tanah, dalam pascal
h = kedalaman pengolahan tanah, dalam meter
w = lebar kerja, dalam meter
model matematis tentang draft spesifik tanah dibuat oleh Masayuki Kisu
(1972), yang didasarkan parameter cone index tanah serta indeks plastistisitas
tanah, berturut-turut menggunakan persamaan:
Ds=80. Dsp75,5. Ip
Dengan:
Ds = draft spesifik tanah (kg/cm2)
Dsp = draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas
(kg/cm2)
Ip = indeks plastisitas tanah (%)
Nilai Dsp dihitung dengan rumus:
Dsp= Ci2
600+ 1
Ci
Dengan:
Ci = cone index (kg/cm2)
Adapun indeks plastisitas tanah dihitung dengan rumus:
Ip = 0,6. Ci – 4,5
Dengan:
Ci = kandungan lempung (clay %)
Menurut Goryachkin (1972) dalam Santosa (1993), ada tiga komponen
hambatan total pada bajak yaitu:
1. Hambatan berupa gaya gesek alat pengolah tanah terhadapa alur. Hambatan
ini nilainya tidak bergantung pada kedalaman pengolahan tanah serta
kecepatan pengolahan tanah, tetapi bergantung pada berat alat pengolah tanah
tersebut.
2. Hambatan deformasi (deformation) irisan tanah yang sebanding dengan luas
penampang lintang irisan tanah. Hambatan ini tidak bergantung pada
kecepatan pengolahan tanah.
3. Hambatan berupa perubahan energy kinetic medium (tanah). Proses
pelemparan tanah kearah samping memerlukan energy kinetic. Bila dianggap
massa tanah lewat diatas permukaan bajak singkal setiap detik maka proses
tersebut memerlukan F yang sebanding dengan:
F = ½.µ.v2
dengan:
µ = massa tanah yang dibajak setiap detik
v = kecepatan pembajakan
Draft pembajakan terdiri dari komponen statis dan dinamis; komponen statis
tidak bergantung pada kecepatan pembajakan, sedangkan komponen dinamis
bergantung pada kecepatan pembajakan. Hubungan draft pembajakan dengan
komponen-komponen tersebut adalah:
H = f’ (G-F sin θ + Rv + RH + ½.a.b.v2.ρ/g)
Dengan:
H = komponen horizontal gaya tarik pada bajak
F = gaya tarik pada bajak
θ = kemiringan gaya F terhadap horizontal
f’ = koefisien gesek antara bajak dan permukaan
G = berat bajak
a = lebar pembajakan
b = kedalaman pembajakan
v = kecepatan pembajakan
ρ = berat spesifik tanah
g = percepatan gravitasi
Rv = komponen hambatan bajak arah vertical
RH = komponen hambatan bajak arah horizontal
Dari persamaan tersebut tampak bahwa draft pembajakan tergantung pada nilai
kuadrat kecepatan pembajakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
III.2. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:
1) Miniatur bajak singkal tipe general purpose bottom
2) Sampel tanah ringan (regosol)
3) Strain gauge, Kyowa KFG2-120-CL
4) Strain gauge cement, Kyowa CC33A
5) Kabel BNC, Bridge-box, Battery
6) Box kayu (5 buah)
Alat-alat yng digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data Recorder Yokogawa 3066
2) Strain amplifier Kyowa DPM6H
3) Timbangan, roll meter, stop watch
4) Soil penetrometer SR-2
5) Soil ring sample
6) Motor listrik
7) Soil bin beserta instrumennya
III.3. Prosedur Pelaksanaan
Penelitian dikenakan terhadap suatu media tanah yangh dipersiapkan di
laboratorium. Data yang di ambil merupakan hubungan antara kecepatan suatu
jenis tanah pasiran dengan gaya penarikan yang dibebankan pada alat.
Sebelumnya, media tanah dilumpurkan dan dikembalikan pada kondisi asli (tak
terusik) pada suatu soil-bin. Data yang didapatkan berupa gaya penarikan secara
horizontal dengan perlakuan variasi kadar air dalam tanah. Besarnya gaya
penarikan ini diukur dengan bantuan sensor strain gauge dengan perlengkapan
strain amplifier dan data recorder. Langkah-langkah pengambilan data secara
terperinci adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan nilai draft dengan penetrometer SR-2
Pada saat pengambilan sampel tanah di lapangan, dilakukan juga
pengujian nilai draft spesifik tanah dengan menggunakan penetrometer
SR-2 dengan parameter cone index. Dari data yang didapat, ditentuikan
nilai draft spesifik tanah dengan persamaan:
Ds=80. Dsp75,5. Ip
Dengan:
Ds = draft spesifik tanah (kg/cm2)
Dsp = draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks
plastisitas (kg/cm2)
Ip = indeks plastisitas tanah (%)
Nilai Dsp dihitung dengan rumus:
Dsp= Ci2
600+ 1
Ci
Dengan:
Ci = cone index (kg/cm2)
Adapun indeks plastisitas tanah dihitung dengan rumus:
Ip = 0,6. Ci – 4,5
Dengan:
Ci = kandungan lempung (clay %)
2. Penyiapan media pengujian
Pengujian dilakukan pada tanah regosol yang diambil dari tanah
sawah. Tanah dikembalikan seperti kondisi semula (mendekati kondisi
semula) dengan cara dilumpurkan terlebih dahulu di dalam soil-bin
sebanyak lima buah kotak. perlakuan ini dimaksudkan untuk membuat
tanah menjadi homogen sehingga variasi gaya yang dihasilkan tidak
terlalu dipengaruhi oleh kondisi tanah. Homogenitas tanah secara
sederhana ditentukan berdasarkan nilai tahanan tanah (bearing capacity)
dan berat volume tanah (γ).
3. Penyiapan miniatur bajak singkal general purpose bottom
Miniatur bajak singkal dibuat dengan skala tertentu terhadap bajak
singkal yang digunkaan di lapangan. Miniatur bajak ini dimaksudkan
untuk menyederhanakan pengambilan data. setelah didapat hasil
perhitungan, kemudian dikali dengan skala alat untuk mendapatkan nilai
yang sebenarnya dilapangan.
4. penyiapan strain gauge dan instrumen pengukur lainnya
Setelah instrumen pengukur tersedia, dilakukan langkah-langkah:
a. Menempelkan strain gauge ke batang pemasangan bajak
b. Menempel terminal dibagian lead wire nya. Ditempel dengan cara
yang sama dengan menempel strain gauge
c. Melapisi strain gauge dengan lapisan tahan air
d. Merangkai strain gauge menjadi rangkaian jembatan wheatstone
dengan menggunakan bridge box
e. Menghubungkan bridge box ke terminal input strain amplifier
f. Menghubungkan terminal output dari amplifier ke data recorder
yang dihubungkan dengan komputer
5. Kaliberasi strain gauge
pengukuran gaya penarikan bajak dilakukan dengan menggunakan
sensor gaya strain gauge yang dipasang pada suatu kerangka
penggandengan berbentuk U. Kaliberasi dilakukan untk mengkonversi
sinyal yang dihasilkan ke satuan gaya. Kaliberasi dengan mengukur
tegangan yang terbaca pada setiap pembebanan dari 0, 5, 10, 15, dan
seterusnya. Dicari konversi antara pembebanan tiap kg terhadap
volt/ampere yang terbaca pada strain gauge. Catat sinyal kalibrasi pada
data recorder setelah mengeset nilai-nilai kalibrasinya agar sesuai dengan
nilai strainnya. Lalu tambahkan beban yang sudah ditimbang massanya,
dan catat voltage outputnya. Kemudian pemberat diambil dan lakukan
pencatatan dengan cara yang sama. Dilakukan 3 kali ulangan pengukuran
agar kalibrasinya akurat.
6. Pengukuran gaya penarikan
Pengukuran gaya penarikan dilakukan menggunakan miniatur
bajak standar dengan variasi kecepatan sebesar . Gaya yang diukur berupa
gaya horizontal dengan menggunakan strain gauge yang dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan.
7. Pengolahan data
Data yang diperoleh dari pembacaan tersebut adalah volt atau
ampere. Dari data tersebut dikonversi menjadi kg dengan mengacu pada
kalibrasi alat yang telah dilakukan. Lalu plotkan data yang menunjukkan
antara beban dan strain. Strain aktual adalah hanya setengah dari strain
terukur, bila digunakan digunakan metode 2 gauge. Lalu dihitung
persamaan regresi, standar deviasi dan koefisien korelasi dari setiap
kondisi pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Bainer, R., Kepner, R. 1955. Principles of Farm Machinery. John Wiley and Sons Inc. New York.
Ciptohadijoyo, Sunarto. 2003. Bahan Ajar Mesin Produksi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Clinton O, Jacobs, Harrel, W. 1983. Agricultural Power and Machinery. Gregg Division. Mc Graw-Hill Book Company. New York.
Gill, W.R and G.E Vanden Berg. 1968. Soil Dynamics in Tillage and Traction. USDA Washington. 511 pp.
Kisu, Masayuki. 1972. Soil Physical Properties and Machine Performance. J.A.R.D. Vol.6, No.3, 151-154 D.
Koolen, and H. Kuipers. 1983. Agricultural Soil Mechanics. Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.
Mc. Kibben, E. G. 1968. Agricultural Hand Book 316. U.S.A. Department of Agriculture. U.S.A.
Mc. Kyeis, E. 1978. The Calculation of Draft Force and Soil Failure Boundaries of Narrow Cutting Blade. Transaction of ASAE.
Smith, H. P. 1965. Farm Machinery and Equipment. Mc Graw-Hill Book Company. New York, San Francisco, Toronto, London.
Santosa. 1993. Kajian Nilai Draft Spesifik Tanah Bajak Singkal dengan Pendekatan Analisis Dimensi (Tesis). Program Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Widodo. 1988. Studi Lift Angle dan Kecepatan Bajak Chisel untuk Pengolahan Tanah Pertama Sawah Gogo RAncah. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogayakarta.
Wong. J.Y. 1978. Theory of Ground Vehicle. John & Sons. New York. USA.
RANCANGAN DAFTAR ISI LAPORAN PENELITIAN
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan
I.3. Manfaat
I.4. Batasan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengolahan Tanah
II.2. Bajak Singkal
II.3. Draft Pembajakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat Penelitian
III.2. Bahan Penelitian
III.3. Alat
III.4. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
IV.2. Analisa Data
IV.3. Pembahasan
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
Recommended