View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
AR3290 Studio Perancangan Arsitektur 3Progam Studi Arsitektur ITB
semester 2 2018/2019
Prosedur Merancang Bangunandalam Konteks Urban dengan Pendekatan Sistem
Dr. Agus S. Ekomadyo
Kuliah 08-02
Konteks Urban
Yang dimaksud konteks urban dalam perancanganbangunan
1. Respon pada aturan kota untuk menentukanintensitas bangunan (KDB, KLB, GSB)
2. Kontribusi bangunan pada ruang-ruang kota– Kontribusi bentuk dan ruang kota– Kontribusi penampilan (façade bangunan)
Respon terhadap Morfologi Kota
• Analisis urban morphology
Podium dan Tower
Podium: meresponmorfologi kota
Tower: mengikuti kaidahsystem bangunan
Respon Terhadap Arsitektur Kota
http://dosen.ar.itb.ac.id/ar3190/index.php/2019/02/24/kuliah-
instruksional-konteks-arsitektur-kota-oleh-agus-ekomadyo/
http://dosen.ar.itb.ac.id/ar3190/wp-
content/uploads/2019/01/Yassin-2018-Arsitektur-dan-Urban.ppt
Sistem Bangunan
• System– a set of things working together as parts of a mechanism or an
interconnecting network.– a set of principles or procedures according to which something is done;
an organized scheme or method
• System Thinking– Ability or skill to perform problem solving in complex system.
• A system is an entity with interrelated and interdependent parts; it is defined by its boundaries and it is more than the sum of its parts (subsystem).
• Changing one part of the system affects other parts and the whole system, with predictable patterns of behavior.
• Berpikir sistem dalam merancang bangunan– Desain tidak didekati dengan pragmatis (trial and error) tetapi
memikirkan semua elemen desain (ruang fungsional, struktur, bentuk, dan utilitas) secara bersama-sama
– Cocok untuk tipe bangunan vertical dengan ruang-ruang tipikal (kantorsewa, hotel, apartemen)
Tahap 1: Programming: Building envelope
• Luaran Programming:– Building envelope
• Masing-masing per tapak
Tahap 1: Programming: Lay Out
• Luaran Programming:– Lay-out skematik ruang
Tahap 2: Cek Blok Massa Berdasarkan Intensitas Bangunan
• Mulailah merancang dengan membuat blok massa
• Melihat batasan intensitas bangunan– Menghitung luas lantai dasar yang bisa dibangun (batasan
KDB, GSB, jarak samping bangunan)– Jumlah lantai didapatkan dengan mengalikan luas lahan
dengan KLB lalu dibagi dengan luas lantai dasar yang terbangun
– Untuk tugas 02 AR3290, luas lantai dibatasi maksimal 8 lantai
• Zoning tiap lantai:– lantai 1 lobby dan komersial, – lantai 2-8 unit apartemen
Tahap 3: Lay-out Skematik Lantai Tipikal
• Buat batasan lay-out dengan merujuk pada blok massa dari studi intensitas bangunan
• Buat satu unit modul ruangan, yang terintegrasi antara modul struktur, modul ruang parkir, dan modul – Alternatif, bentang memanjang modul 8 meter (untuk 2 bay
kamar), bentang melintang modul 8 dan 6 meter (untuk lantai tipikal) dan 8,6,8 meter untuk basement
• Buat denah tipikal, dengan meng-array modul kamar dan struktur sesuai batasan intensitas bangunan
• Perhatikan posisi inti bangunan dan tangga kebakaran
Tahap 3: Lay-out Skematik Lantai Tipikal
• Contoh integrasi modul struktur, modul kamar, dan ruang parkir basement
Tahap 3: Lay-out Skematik Lantai Tipikal
• Contoh lay-out skematik lantai tipikal
Batasan intensitas bangunan
Inti bangunan
Tangga kebakaran
Tahap 4: Gubahan Massa dan Site Plan
• Gubahan massa dibuat dengan– Batasan intensitas bangunan– Morfologi kota (konsep bangunan sudut, skala manusia
[lewat gubahan podium/tower, focal point, dll)
• Site plan skematik, terutama aksesibilitas (dari luar ke site, internal site [untuk jalur pemadam kebakaran], dari site ke lobby dan basement)
• Perhatikan aturan KDH untuk menentukan area perkerasan dan penghijauan
Tahap 4: Gubahan Massa dan Site Plan
Tahap 5: Denah skematik
• Denah skematik tipikal dengan gubahan massa sesuai tapak
• Mulai merancang lantai 1 dan lantai 2 sesuai fasilitas yang diprogramkan
• Tangga kebakaran harus berhenti di lantai dasar (tidak boleh menerus ke basement)
• Tangga kebakaran dari basement bisa dibuat dalamsatu area, namun perlu ada dinding yang memisahkan akses keduanya
Tahap 5: Denah skematik
Tahap 5: Denah skematik
Tahap 6: Desain Core
• Design core didasarkan pada denah tipikal lantai yang sudah ditata sesuai gubahan massa
• Buat design lay-out core pada area sesuai area yang disediakan modul struktur.
• Isi core: kuliah utilitas dan studi presedens core hotel (literatur, survey lapangan)
Tahap 6: Desain Core
• Apanya yang perlu disesuaikan untuk inti bangunan hotel?– Toilet tidak perlu
ada, karena sudah disediakan per kamar
– Tangga kebakaran bisa cukup satu, karena dua sudah diletakkan di ujung bangunan
– Area pantry diganti dengan area servis
– Perlu lift barang yang terakses ke area servis
– Ruang AC (AHU) tetap
Tahap 7: Desain Basement
• Perhatikan jumlah parkir yang harus disediakan.• Hitung kapasitas basement dengan jumlah parkir,
untuk menentukan jumlah lantai basement yang harus disediakan
• Perhatikan akses basement, baik dari/ke lantai dasar maupun antar lantai basement
• Perhatikan fasilitas utilitas yang harus disediakan di dalam basement
• Perhatikan akses tangga kebakaran dari basement ke lantai dasar
Tahap 8: Desain Potongan/ Level Lantai
• Studi terhadap elevasi peil lantai tipikal– Pertimbangan:
• budget vs proporsi ruang• Ruang untuk utilitas vertikal (AC)
– Ruang untuk ducting AC bisa diletakkan di area sirkulasi dan KM/WC tiap unit kamar, untuk langit-langit yang direndahkan
– Dasar: studi presedens
• Perlu dipertimbangkan transfer space horisontal, dari shaft ke lantai dasar– Cek kemiringan utilitas air kotor, menentukan tinggi horizontal
transfer space dari shaft paling ujung
• Bisa diletakkan di plafond lantai dasar atau lantai 2 (pertimbangan keluasan ruangan pada kedua lantai tersebut)
• Ketinggian bangunan menentukan desain facade/ selubung bangunan
Tahap 9: Inserting Atmosphere
• Pada lantai dasar atau lantai 2 bisa dimasukkan ruang-ruang yang menciptakan suasana untuk menambah nilai jual hotel
• Bisa dengan menggubah kembali podium massa bangunan, atau menambah massa-massa tambahan pada tapak
Tahap 9: Inserting Atmosphere
Tahap 10: Desain Selubung Bangunan
• Desain selubung bangunan bisa menggubah proporsi dari tiap lantai, bisa melihat massa sebagai satu keseluruhan bangunan
• Perhatikan pemilihan material selubung bangunan, pertimbangkan aspek arsitektur tropis
• Untuk selubung bangunan, cari presedens midrise apartement di kawasan tropis– (banyak arsitek kreatif, bukan saja terinspirasi bentuk yang
atraktif, tetapi juga pelajari aspek konstruksinya)
Tahap 10: Desain Selubung Bangunan
Podium: meresponmorfologi kota
Tower: mengikuti kaidahsystem bangunan
Tahap 11: Desain Prarancangan
• Sempurnakan gambar rencana tapak, denah, potongan, dan tampak sesuai ketentuan desain prarancangan
• Dalam menyempurnakan desain prarancangan, akan banyak hal-hal kecil desain yang perlu mendapatkan perhatian untuk diulik– Enjoy the process
Tahap 11: Desain Prarancangan
Tahap 12: Detail Konstruksi
• Menunjukkan kompetensi Anda dalam menyelesaikan teknis konstruksi, meliputi pengetahuan material dan teknik assembly-nya pada bangunan
• Disarankan memilih detail konstruksi untuk penyelesaian air hujan (dari atap, talang, hingga drainase pada basement) atau penyelesaian detail selubung bangunan
Tahap 13: Produksi Gambar
Terima Kasih
Recommended