View
100
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
Reaksi Lepra
Citation preview
REAKSI LEPRAAnita Indriyanto
0610032
Reaksi Lepra
Reaksi kusta atau reaksi lepra adalah suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yang merupakan suatu reaksi kekebalan (cellular response) atau reaksi antigen-antibodi (humoral response) dengan akibat merugikan penderita, terutama jika mengenai saraf tepi karena menyebabkan kerusakan saraf (cacat).
Lepra/Kusta/Morbus Hansen
Lepra merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraseluler.
Epidemiologi Lepra
Patogenesis LepraKontak
Infeksi
Subklinis
Non infeksi
Determinate
Indeterminate
I TT Ti BT BB BL Li LL
Sembuh
90%
70%
Klasifikasi Lepra
(Ridley & Jopling) TT: Tuberkuloid polar, stabil Ti: Tuberkuloid indefinite BT: Borderline tuberkuloid BB: Mid Borderline BL: Borderline lepromatous Li: Lepromatosa indefinite LL: Lepromatosa polar, stabil
LABIL
TT
BT
LL
Klasifikasi Lepra (WHO)
Pausibasilar (PB) adalah kusta tipe intederminate, TT, dan sebagian besar BT dengan BTA negatif.
Multibasilar (MB) adalah kusta tipe LL, BB, BL, dan sebagian BT dengan BTA positif.
PB MB
Lesi kulit (makula
datar, papul yang
meninggi, nodus)
1 – 5 lesi
Hipopigmentasi/eritema
Distribusi tidak simetris
> 5 lesi
Distribusi lebih simetris
Kerusakan saraf
(menyebabkan
hilangnya sensasi/
kelemahan otot yang
dipersarafi oleh saraf
yang terkena)
Hilangnya sensasi yang
jelas
Hanya satu cabang saraf
Hilangnya sensasi
kurang jelas
Banyak cabang saraf
Klasifikasi Reaksi Lepra
Reaksi tipe 1 atau reaksi reversal yang disebabkan oleh hipersensitivitas seluler (BT, BB, BL)
Reaksi tipe 2 atau eryhtema nodosum leprosum (ENL) yang disebabkan oleh hipersensitivitas humoral (Li, LL, BL)
Gejala Reaksi Tipe 1 Reaksi Tipe 2
Keadaan umum Umumnya baik, demam ringan (subfebris) atau tanpa demam
Ringan sampai berat disertai kelemahan umum dan demam tinggi
Peradangan di kulit
Bercak kulit lama menjadi lebih meradang (merah), dapat timbul bercak baru
Timbul nodul kemerahan, lunak, dan nyeri tekan. Biasanya pada lengan dan tungkai. Nodul dapat pecah (ulserasi)
Saraf Sering terjadi, umumnya berupa nyeri tekan saraf dan/atau gangguan fungsi saraf
Dapat terjadi
Peradangan pada organ lain
Hampir tidak ada Mata, KGB, sendi, ginjal, testis, dll
Waktu timbulnya
Biasanya segera setelah pengobatan
Biasanya setelah mendapat pengobatan yang lama, umumnya lebih dari 6 bulan
Tipe kusta Dapat terjadi pada lepra tipe PB maupun MB
Hanya pada lepra tipe PB
Diagnosis Lepra Bercak kulit yang mati rasabercak
hipopigmentasi/ eritematosa, mendatar (makula)/ meninggi (plak), mati rasa bersifat total/ sebagian
Penebalan saraf tepi disertai rasa nyeri dgn/ tanpa gang. fs saraf spt gang. fs sensoris (mati rasa), gang. fs motoris (paresis, paralysis), gang. fs otonom (kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut terganggu)
Kuman tahan asam + (hapusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada bagian yang aktif, dapat juga dilakukan biopsi kulit atau saraf)
Pengobatan Lepra
Tabel 7. Obat dan Rejimen MDT-PB
Dapson Rifampisin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan, diawasi
Anak-anak (10 – 14 thn) 50 mg/hari 450 mg/bulan, diawasi
Tabel 8. Obat dan Rejimen MDT-MB
Dapson Rifampisin Klofazimin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan,
diawasi
50 mg/hari & 300
mg/bulan, diawasi
Anak-anak (10 –
14 thn)
50 mg/hari 450 mg/bulan,
diawasi
50 mg selang
sehari & 150
mg/bulan, diawasi
Pengobatan Reaksi Lepra
Tujuan: mengatasi neuritis mencegah agar tidak
berkelanjutan mjd paralysis/ kontraktur melakukan tindakan agar tidak terjadi kebutaan
bila mengenai mata membunuh kuman penyebab agar penyakitnya
tidak meluas mengatasi rasa nyeri.
Pengobatan Reaksi LepraTipe Reaksi Prednison Lamprene
Tipe 1 dan 2 berat Sesuai skemaSetiap 2 minggu penderita diperiksa ulang untuk melihat keadaan klinis dengan memeriksa fungsi sarafBila kondisi:Membaik, maka dosis diturunkanMenetap, maka dosis dilanjutkan 1 mingguMemburuk, maka dosis dinaikkan 1 tingkat di atasnya
Neuritis Cari dosis awal untuk penderita tersebut dengan memeriksa ulang setelah 1 minggu, bila tidak ada perbaikan dosis dinaikkan menjadi 50 – 60 mh/hari. Dosis awal ini dipertahankan selama 2 minggu
Tipe 1 dan 2 berat pada anak
Dosis maksimal awal 1 mg/kgBB, evaluasi tiap 2 minggu untuk penurunan dosis, lama pengobatan maksimal 12 minggu
ENL (Tipe 2) berat berulang
Sesuai skema Dosis lamprene untuk dewasa:3 x 100 mg/ hari, 2 bulan2 x 100 mg/ hari, 2 bulan1 x 100 mg/hari, 2 bulan
Skema Pemberian Prednison2 Minggu
Pertama40 mg/hari (1x8 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Kedua 30 mg/hari (1x6 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Ketiga 20 mg/hari (1x4 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Keempat
15 mg/hari (1x3 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Kelima 10 mg/hari (1x2 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Keenam
5 mg/hari (1x1 tab) pagi hari sesudah makan
Recommended