Reflux Esofagitis

Preview:

DESCRIPTION

jg

Citation preview

REFLUX ESOFAGITIS

PENDAHULUAN

• Refluks esofagus kerusakan mukosa esofagus krn refluks cairan lambung ke esofagus

• Refluks gastroesofagusmasuknya isi lambung ke dalam esofagus yang berlangsung secara involunter

• Regurgitasiisi refluks dikeluarkan melalui mulut secara pasif (tanpa adanya upaya dari tubuh)

EPIDEMIOLOGI• Regurgitasigejala klinis yang sering

ditemukan pada bayi• Regurgitasi 1-4 kali/hari70% bayi umur 3-4

bulan, 5-12% bayi umur 9-12 bulan, & 0-3% anak umur 2 tahun.

• Esofagitis refluks pada anak: 15%-20%• Prevalensinya meningkat sesuai

bertambahnya usia

KLASIFIKASI

Refluk esofagus diklasifikasikan sebagai berikut :• Refluk esofagus fisiologis/fungsional– Pasien tidak memiliki faktor predisposisi– Pertumbuhan & perkembangan dalam batas normal– Terapi farmakologis belum diperlukan

• Refluk esofagus patologis– Pasien dapat mengalami komplikasi sepert failure to thrive,

erosif esofagitis, striktur esofagus, penyakit paru-paru kronis• Refluk esofagus sekunder– Terdapat kondisi yang menyebabkan terjadinya refluk,

seperti : asma, obstruksi gaster

PATOFISIOLOGI

• Awalnya berkaitan dengan – aktivitas cairan lambung pada mukosa esofagus– kejadian hiatus hernia– lemahnya (atoni) spingter esofagus bagian bawah

• Konsep terakhirpenyebabnya berbagai faktor yang saling berhubungan.

• Esofagitis refluksketidakseimbangan antara faktor yang menyebabkan refluks (faktor agresif ) dan faktor yang mencegah refluks (faktor pertahanan)

FAKTOR-FAKTOR

1. Sfingter esofagus bagian bawah (SEB)– Barier anti refluks yang memiliki 2 komponen

mekanisme pertahanan, yaitu • SEB intrinsik berupa otot polos esofagus • SEB ekstinsik berupa lengkung diafragma.

– Sebagian SEB berada intraabdomen dan sebagian lagi intratoraks.

– Keduanya membentuk hiatus esofagus tekanan SEBpertahanan penting terhadap refluks gastroesofageal.

2. Transient lower esophageal relaxation– Merupakan relaksasi SEB yang tidak berhubungan

dengan proses menelan dan berlangung lebih lama dari biasa (> 10 dtk)

– Kontrol melalui refleks vago-vagal – Sering terjadi setelah makan & dipicu o/ distensi

lambung– Tekanan SEB menjadi nol sehingga tidak berfungsi

sebagai barier anti refluks

3. Klirens esofagusNormalesofagus membersihkan asam dengan

4 mekanisme, yaitu :• gravitasi, peristaltik, saliva dan produksi

bikarbonat instrinsik esofagus. • Keterlambatan klirens refluks asam

dengan tingkat keparahan reflux gastroesofageal

• Pada esofagitis reflukspe↓amplitudo gelombang peristaltik sebesar 30%-50% gangguan pada kontraksi esofagus

4. Isi lambung• Refluks gastroesofagus kerusakan esofagus

bila isi refluks bersifat kaustik terhadap mukosa esofagus

• Isi lambung yang berpotensi sebagai kaustik asam, pepsin, empedu dan enzim pankreas (tripsin, lipase)

Gejala klinis

• Gejala spesifik yang paling sering terlihat pada bayi regurgitasi, nausea dan muntah

• Pada anak besar didapatkan keluhan disfagia, heartburn, dan nyeri epigastrium

• Pada esofagitis berat dapat terjadi hematemesis dan melena

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan penunjang yang tepat sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis esofagitis refluks.

• Barium meal dan ultrasonografi – mendeteksi refluks gastroesofageal tetapi tidak

dapat mendeteksi esofagitis refluks.• Pemeriksaan manometri– mengetahui tekanan SEB saat istirahat dan

peristaltik serta memprediksi klirens abnormal

Pemantauan pH esofagus

• Pemantauan pH esofagus (pH-metri) baku emas untuk mendeteksi adanya paparan asam pada esofagus.

• Dalam keadaan normal, pH esofagus 5-7.

Endoskopi

• Endoskopi prosedur diagnostik yang perlu dilakukan untuk melihat esofagitis

• Biopsi jaringan esofagus perlu untuk pemeriksaan patologi anatomi

Terapi

1. Modifikasi pola hidup– Modifikasi pola hidupdapat me↓ paparan asam

pada esofagus. – Dapat berupa :• Meninggikan posisi kepala, punggung, dan pinggang

saat tidur (membentuk sudut 45-60 derajat dengan alas tempat tidur)• Mengurangi asupan lemak• Menghindarkan posisi berbaring terlentang selama 2-3

jam sesudah makan

Terapi farmakologis

2. Prokinetik• Prokinetik berperan pada – Peningkatan tekanan SEB– Merangsang peristaltik esofagus– Memperbaiki pengosongan lambung

• Cisapridprokinetik yang sering digunakan • Cisapridonset kerja lebih cepat, ditoleransi lebih baik dibanding dengan metoklopramid

3. Antagonis reseptor H2• Antagonis reseptor H2 (cimetidin, ranitidin,

famotidin) me↓sekresi asam lambung • Cukup efektif menyembuhkan esofagitis pada

bayi dan anak• Beberapa penelitian – Penurunan indeks refluks pada pemberian

ranitidin

4. Antasid• Berfungsi menetralisir asam lambung• Mengurangi paparan asam terhadap esofagus

dan mengurangi gejala heartburn• Pemberian antasid pada anak hanya

dianjurkan untuk jangka pendek

TERIMA KASIH