View
143
Download
13
Category
Preview:
DESCRIPTION
tugas Biologi Umum
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia.
2. Menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh
manusia.
1.2 Latar Belakang
Semua makhluk hidup mempunyai rangkaian sistem yang ada dalam
tubuhnya untuk tetap bertahan hidup. Baik makhluk hidup bersel tunggal
ataupun makhluk hidup yang multiseluler. Hanya saja pada kebanyakan
makhluk hidup bersel tunggal masih memiliki sistem yang sangatlah
sederhana dibandingkan dengan makhluk hidup multiseluler.
Pada organisme multiseluler khususnya manusia selalu melakukan
aktivitas, baik aktivitas ringan yang berupa berbicara, tidur, berjalan santai,
dan lain sebagainya ataupun aktivitas berat seperti berlari jauh, naik turun
tangga, dan lain sebagainya. Semua aktivitas yang manusia lakukan tanpa
disadari dapat merubah sistem dalam tubuh yang ada. Misalnya, akibat
melakukan aktivitas berat manusia mampu mengeluarkan keringat. Ataupun
pada saat melakukan aktivitas seperti makan juga telah menyebabkan saraf-
saraf yang bekerja dalam indra peraba yaitu kulit, dan indra gerak yaitu
tangan yang bekerja, dengan direspon-respon oleh saraf ke otak.
Pada praktikum kali ini, mencoba melakukan percobaan tentang regulasi
dan homeostasis agar dapat mengatahui apa itu regulasi dan homeostasis, dan
agar lebih mengetahui contoh faktualnya dalam tubuh manusia, serta agar
apat menjelaskan mekanisme dari proses tersebut.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada organisme multiseluler, khususnya hewan tingkat tinggi dan manusia,
terdapat pengaturan (regulasi) dalam lingkungan internal, sehingga dipertahankan
kemantabannya. Pemeliharaan kemantaban ini sering dikenal sebagai
homeostasis. Kata homeostasis, sebenarnya mengandung pengertian pemeliharaan
komposisi yang relatif tetap pada kadar glukosa, O2, CO2, Na+, Ca+, H2O, dsb
dalam cairan ekstraseluler (CES). Namun dalam perkembangannya, homeostasis
juga diarahkan pembahasannya pada pengaturan kemantaban suhu tubuh,
kemantaban pH darah, dsb yang memang sebenarnya juga merupakan perluasan
dari makna cairan ekstraseluler (CES) tersebut (Paidi, 2011: 38).
Sel-sel tubuh hewan multiseluler hanya dapat hidup dan berfungsi dengan
baik bila mereka dinasahi dengan cairan ekstraseluler yang sesuai untuk
menunjang kelangsungan hidupnya. Ini berarti bahwa komposisi kimiawi dan
keadaan fisik dari lingkungan internal harus konstan, dan hanya boleh
menyimpang dalam batas-batas sempit saja. Jadi apabila sel-sel mengambil zat-zat
makanan dan oksigen dari lingkungan internalnya, maka zat-zat esensial tersebut
harus secara konstan ditambahkan agar kelangsungan hidup sel-sel terjamin.
Demikian pula zat-zat sampah harus secara kontinyu dipindah dari lingkungan
internal, sehingga tidak sampai mencapai tingkat yang bersofat racun. Zat-zat lain
didalam lingkungan internal yang penting untuk pemeliharaan kehidupan juga
harus dipertahankan relatif konstan. Pemeliharaan lingungan internal relatif
konstan ini disebut homeostasis (homeo = sama; statis = tetap/mantap) (Soejono
Basoeki, 1999: 145).
Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme
responyang mungkin terjadi yaitu :
1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh
kitabutuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu
proses yangsedang terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor
di arteri karotisakan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak
kemudian akanmengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat
2
denyutnya sehingga alirandarah yang dipompa lebih sedikit dan
mengakibatkan penurunan tekanan darah.
2. Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau
menguatkansuatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon
ini biasanyamerupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut
memperkuat suatu aksiatau suatu proses sampai suatu respon umpan balik
negatif mengambil alih.
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam
sistemregulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem
tubuh bekerja sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu
melalui sistem saraf,hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh
urat saraf sedangkanpengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004).
Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi :
1. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi)
Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur
suhutubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan)
sehingga suhutubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh
suhu lingkungan.Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 370C. Pusat
pengsaturan suhu ada diotak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor
yang terlibat dimana antarmamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan
beberapa mekanisme. Fluktuasitemperatur dideteksi oleh reseptor yang
disebut thermoreseptor, contohnya adalahkulit. Jika kita terlalu panas atau
dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luaratau dalam tubuh kita, maka
thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf kehipotalamus. Selanjutnya
Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon keefektor seperti kulit untuk
meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas daripermukaan dengan:
a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut
(piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu
tubuh direspondengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu
rambut karenarelaksasi otot-otot kulit.
b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke
permukaankulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi
3
jika suhu tubuhmeningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh
sudah kembalinormal.
c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa
lebihbanyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat,
danpembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk
meminimalkanhilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal
kembali.Jika terjadi penurunan suhu yang berkepanjangan, maka
hypothalamus akanmeningkatkan sekresi hormon TRH untuk
menstimulasi pengeluaran TSH olehhipofisis yang akan menstimulasi
kenaikan sekresi hormone tiroksin oleh kelenjar tiroid. Hormon ini akan
memacu metabolisme yang memiliki produk sampinganenergi panas.
Selain itu,mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunansuhu
tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk
memproduksi panas (Safitri: 2004).
2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi)
Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan
keseimbangancairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik,
osmoregulasi adalahpengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan
secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh.
Pengaturan homeostasis cairantubuh dilakukan dengan mekanismesebagai
berikut :
a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi
kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar
hipofisisuntuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang
akan bekerjapada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab
untuk menstabilkankonsentrasi cairan tubuh (Safitri : 2004).
c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada
ginjalyaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi)
Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa
darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada
4
pankreasdan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada
pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan
memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan
kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan
menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami
kekurangan glukosa. (Pertiwi, 2008)
5
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Biologi milik Jurdik Biologi di
wilayah kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (depan
kompleks laboratorium FMIPA) pada hari Rabu, 6 Oktober 2013 dimulai
pukul 09.30 hingga pukul 10.30 WIB.
3.2 Jenis Kegiatan
Kegiatan ini termasuk jenis penghitungan dan eksperimen. Sebab dalam
memperoleh data penelitian, kami melakukan eksperimen dengan melakukan
olah tubuh dalam perhitungan frekuensi yang dilakukan sistem regulasi .
Kami memutuskan untuk menggunakan kegiatan pengamatan karena
cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat
memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori.
3.3 Sasaran Kegiatan
Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Sampel
dari pengamatan ini adalah anggota kelompok kami yang melakukan aktivitas
baik aktivitas ringan maupun berat.
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam pengamatan ini digunakan teknik yang mendukung tujuan
pengamatan dengan mempertimbangkan faktor waktu. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah study pustaka, pengamatan, identifikasi, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi
dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relevan maupun data yang
diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
6
3.5 Alat dan Bahan
1. Stopwatch
2. Tisue
3. Termometer badan
4. Counter
3.6 Prosedur Kinerja
7
Meminta data dari kelompok lain untuk dijadikan data kelas
Mencatat data tersebut sebagai data ketiga
Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit
Melakukan aktivitas berat dengan melakukan jogging selama 10 menit
Mencatat data tersebut sebagai data kedua
Mengukur kembali suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit
Melakukan aktivitas ringan dengan jalan ringan selama 10 menit
Mencatat data tersebut sebagai data awal
Mengukur suhu tubuh, frekuensi nadinya, dan frekuensi respirasinya per menit
Menentukan 4 orang anggota kelompok praktikum sebagai "objek percobaan"
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabulasi Data
Berikut adalah hasil data dari kelompok penulis
No. Nama Objek
Tahap Pengamatan
Saat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FDSuhu (˚C) FN FD
Suhu
(˚C)FN FD
Suhu (˚C)
1 Aghnan 14 91 36,4 18 96 36,5 41 126 36,7
2 Fauzia 31 114 35,6 40 110 36 77 137 36,1
3 Ayu 20 74 37,1 43 79 37,2 54 93 37,3
4 Ajeng 18 100 36,3 31 110 36,5 47 130 36,7
Data Kelompok Lain
Kelompok 1
No.
Nama Objek
Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
1 Asti 21 85 36 23 82 35,5 22 85 36,92 Olivia 16 87 35,3 18 90 35,9 26 110 36,23 Nilam 20 90 35,5 23 100 35,5 34 130 35,64 Mifta 22 78 35,5 22 78 35,5 33 130 35,9
Kelompok 2
No.
Nama Objek
Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
1 Anis 19 91 36,6 28 98 35,8 30 102 362 Ita 35 67 36 25 74 35,5 51 78 36,13 Kiki 23 90 36 28 92 35,9 48 115 36,24 Aisyah 21 85 36,6 18 87 35,9 36 90 36
8
Kelompok 4
No.
Nama Objek
Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
1 Septi 20 87 36,8 27 90 37,1 31 128 36,72 Radha 28 84 36,8 24 60 36,8 35 90 36,83 Ratih 24 87 36,9 23 79 36,7 39 98 36,84 Yono 44 79 36,8 44 91 36,1 86 171 36,9
Kelompok 7
No.
Nama Objek
Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
1 Atul 32 95 36,3 21 107 35,3 47 130 36,42 Katon 39 54 36,1 42 83 35,8 67 150 36,13 Dika 21 75 35,3 31 76 35,7 51 110 364 Iis 22 72 36,2 50 100 36,3 60 107 36
Kelaompok 8
No.
Nama Objek
Tahap PengamatanSaat Tenang Aktivitas Ringan Aktivitas Berat
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
FN FD Suhu (˚C)
1 Eka Teasa 20 73 36 22 85 36,5 40 90 37,42 Tantri 20 75 35,2 23 93 36 45 108 36,83 Wida 20 76 35,5 24 84 35,8 46 112 36,34 Silvia 23 76 35,7 28 85 36,2 45 114 37
4.2 Diskusi dan PembahasanPercobaan yang berjudul Regulasi dan Homeostasis ini bertujuan untuk
menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia dan menjelaskan
mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia.
Percobaan dilakukan dengan cara mengukur suhu tubuh, frekuensi nadi
dan frekuensi nafas dari keempat anggota kelompok. Pengukuran ini
dilakukan dalam tiga tahap yakni, pada keadaan tenang, keadaan aktivitas
ringan, dan aktivitas berat. Aktivitas ringan yang dilakukan pada percobaan
9
ini yaitu dengan berjalan-jalan, sedangkan aktivitas berat dilakukan dengan
berlari/naik turun tangga. Masing-masing aktivitas dilakukan selama 10 menit
dan untuk pengukurannya dilakukan selama satu menit.
Data anggota pertama, Aghnan, yakni 36,4 0C sebagai suhu awal pada
keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar
36,5 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7 0C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 14 kali/menit, setelah melakukan
aktivitas ringan naik menjadi 18 kali/menit, dan setelah aktivitas berat
menjadi 41 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 91
kali/menit, aktivitas ringan 96 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar
126 kali/menit.
Data anggota kedua, Fauzia, yakni 35,6 0C sebagai suhu awal pada
keadaan tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar
36,0 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,1 0C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 31 kali/menit, setelah melakukan
aktivitas ringan naik menjadi 40 kali/menit, dan setelah aktivitas berat
menjadi 77 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 114
kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar
137 kali/menit.
Data anggota ketiga, Ayu, yakni 37,1 0C sebagai suhu awal pada keadaan
tenang, kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar 37,2 0C,
dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 37,3 0C. Frekuensi nafas
pada keadaan tenang yaitu 20 kali/menit, setelah melakukan aktivitas ringan
naik menjadi 43 kali/menit, dan setelah aktivitas berat menjadi 54 kali/menit.
Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 74 kali/menit, aktivitas ringan 79
kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar 93 kali/menit.
Data anggota keempat, Ajeng, yakni 36,3 0C sebagai suhu awal pada
keadaan tenang , kemudian suhu setelah melakukan aktivitas ringan sebesar
36,5 0C, dan suhu setelah melakukan aktivitas berat sebesar 36,7 0C.
Frekuensi nafas pada keadaan tenang yaitu 18 kali/menit, setelah melakukan
aktivitas ringan naik menjadi 31 kali/menit, dan setelah aktivitas berat
menjadi 47 kali/menit. Frekuensi nadi pada keadaan tenang yaitu 100
10
kali/menit, aktivitas ringan 110 kali/menit, dan setelah aktivitas berat sebesar
130 kali/menit.
Dari semua data yang dihasilkan, data awal maupun akhir didapatkan
hasil yang positif yaitu bahwa semua nominal data yang ada dari awal sampai
akhir relatif meningkat. Hal ini disebabkan oleh suatu sistem dalam tubuh
yang membentuk sistem kerja yang menstabilkan, dalam artian apabila
sebelum melakukan aktivitas berat suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi
pernapasan berjalan normal serta keringat tidak ada, setelah melakukan
aktivitas berat tubuh akan mulai beradaptasi atau menyesuaikan supaya tubuh
tetap stabil yaitu dengan cara meningkatkan suhu tubuh, frekuensi denyut
nadi, frekuensi pernapasan, bahkan sampai mengeluarkan keringat untuk
menjaga suhu tubuh tetap berada pada range yang aman. Sistem ini disebut
sistem regulasi dan homeostasis pada tubuh manusia. Hal ini berlaku untuk
keadaan sebaliknya yaitu apabila tubuh tidak sedang melakukan aktivitas
maka sistem homeostasis akan menurunkan kerja semua komponen tubuh
untuk menyesuaikan keadaan sebagai wujud penstabilan kondisi tubuh pada
manusia.
Begitu pula data dari kelompok lain yang mana dapat disimpulkan rata-
rata suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan pada setiap orang
berbeda-beda bergantung pada jenis kelaminnya. Saat dalam keadaan normal.
Laki-laki cenderung yang paling sedikit frekuensi nadi dan frekuensi
pernapasan dikarenakan kapasitas pompa jantung dan kapasitas vital paru-
paru laki-laki cenderung lebih besar dibanding perempuan, sehingga
perempuan akan lebih banyak frekuensinya untuk melakukan regulasi.
11
Jika kita melakukan aktivitas suhu tubuh akan naik. Aktivitas selain
merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3–40,0°C. Dari percobaan ini
diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan denyut nadi yang signifikan yang
merupakan respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Pengaturan
kardiovaskular terlihat dengan segera seturut dengan latihan. Kerja ini juga
berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan
kontraksi selama latihan. Saat jantung dalam keadaan istirahat, denyut
nadinya akan lebih sedikit. Denyut nadi normal adalah 60-80 kali per menit.
Bagi mereka yang tidak pernah olahraga, denyut jantung umumnya 80 kali
per menit karena kerja jantung yang cukup berat. Tetapi orang yang
melakukan olahraga dengan teratur jantung biasanya dapat berdenyut kurang
dari 80 kali per menit. Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem
kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari
organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini
dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat
melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang
ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika
tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula (Elly,2006).
Pada frekuensi respirasi juga meningkat karena seiring meningkatnya
denyut nadi, juga meningkat pula frekuensi respirasinya. Karena pada saat
melakukan aktivitas seseorang lebih banyak memerlukan oksigen. Pada
peningkatan frekuensi keringat terjadi karena ketika kita berkeringat, detak
jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi meningkat, terutama di sekitar kulit.
Dasar kelenjar keringat terletak di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat
dekat dengan pembuluh darah kecil. Ketika kelenjar keringat melebar, aliran
darah ke kulit akan meningkat sehingga memacu sistem sirkulasi. Kelenjar-
kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk
meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat.
Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan contoh regulasi
yang terjadi dalam tubuh manusia antara lain:
a. Regulasi suhu tubuh (Thermoregulasi)
Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat
mengatur suhu tubuh sendiri untuk mencapai suatu keseimbangan
sehingga suhu tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh
oleh suhu lingkungan. Suhu tubuh normal pada manusia adalah 37˚C.
Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Naik-turunnya suhu
dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, yaitu kulit. Jika
tubuh terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan
luar atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan
impuls saraf ke otak. Selanjutnya otak akan mengirimkan pesan respon
ke efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya
panas dari permukaan dengan :
Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut
(piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya
suhu tubuh direspondengan penahanan panas tubuh dengan
mendatarnya bulu rambut karena relaksasi otot-otot kulit.
Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke
permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan
evaporasi jika suhu tubuh meningkat.
Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa
lebih banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh
meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi)
untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh
sudah normal kembali. Selain itu, mekanisme non spesifik lain untuk
mengatasi penurunansuhu tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot
ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi panas.
13
2. Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi)
Osmoregulasi adalah pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh
darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk
diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut :
Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem
sirkulasi kehypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
Hypothalamus mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis b
untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan
bekerja pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab
untuk menstabilkan konsentrasi cairan tubuh.
Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada
ginjal yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah (Glukoregulasi)
Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar
glukosa darah yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans
pada pankreas dan glukagon yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans
pada pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glikosa dalam darah
dengan memasukkannya sel maupun merangsang hati untuk menyimpan
kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan
menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami
kekurangan glukosa.
5.2 Saran
Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih
banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil
pengamatan yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan
antara lain:
1. Praktikan lebih jeli dalam melakukan pengukuran suhu tubuh, dan
sebaiknya untuk mengukur suhu tubuh digunakan thermometer digital agar
data yang didapat lebih akurat.
14
2. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses pengamatan (eksperimen)
yaitu saat melakukan praktik aktivitas ringan dan berat agar data yang
didapat bisa sesuai dengan teori.
15
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi Kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga
Anonim. 1983. Media Pendidikan Biologi Umum. P2LPTK. Dirjend. Dikti.
Depdikbud.
Basoeki, Soejono. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press
Paidi. 2008. Petunjuk Praktukum Biologi Umum. Yogyakarta: UNY Press
Pertiwi, Kartika Ratna. 2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan
Pendidikan Biologi Semester 1. Yogyakarta
16
Recommended