View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
RELEVANSI NILAI YANG DIMILIKI LABA DAN ARUS KAS
BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PADA TAHAP GROWTH
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Oleh:
BIMO MUHAMMAD
NPM : 0811031024
Tlpn : 081379392098
Email : bimo_muhammad10@yahoo.com
Pembimbing I : Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relevansi nilai laba dan arus kas
sebagai alat ukur kinerja akuntansi terhadap nilai pasar pada saat perusahaan
berada di siklus hidup growth.
Sampel perusahaan ini adalah perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive judgement sampling dan diperoleh 16 perusahaan
yang menjadi sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) laba memiliki relevansi nilai
dalam mengukur nilai pasar perusahaan pada tahap growth, (2) laba signifikan
terhadap nilai pasar perusahaan yang berada pada siklus hidup perusahaan pada
tahap growth, (3) arus kas tidak signifikan terhadap nilai pasar perusahaan yang
berada pada siklus hidup perusahaan pada tahap growth, (4) laba menjadi pilihan
bagi para investor dalam menilai apakah mereka akan menanamkan modal di
perusahaan tersebut. Dengan waktu yang relatif singkat, investor dituntut untuk
bergerak cepat dan tepat dalam menilai perusahaan tersebut, oleh karena itu laba
merupakan komponen yang tepat dalam meyelesaikan pekerjaannya.
Kata kunci: Relevansi nilai, growth, nilai pasar, laba, arus kas, siklus hidup.
THE RELEVANCY OF VALUE OWNED BY PROFIT AND CASH FLOW
BASED ON THE LIFE CYCLE ON THE GROWTH STEP OF FOOD AND
BEVERAGES COMPANY LISTED ON BEI
ABSTRACT
By:
BIMO MUHAMMAD
NPM : 0811031024
Tlpn : 081379392098
Email : bimo_muhammad10@yahoo.com
Pembimbing I : Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt.
This research has a purpose to know the relevancy of value of profit and
cash flow as an instrument of the accounting achievement of market value when
the company on the growth life cycle.
The sample of this company is Food and Beverage Company listed on
Bursa Efek Indonesia in 2006-2010. The sample was chosen by purposive
judgment sampling method and there were 16 companies as the samples.
The result shows that (1) profit has the value relevancy in measuring
company’s market value on the growth step, (2) the profit is significant to the
company’s market value which is on the company life cycle on the growth step,
(3) cash flow is not significant to company’s market value on the company life
cycle on the growth step, (4) profit is the chosen for investors in judging whether
they will invest in the company. On the short time, investors are demanded to
move fast and right in judging the company, that’s for profit is the right
component in finishing the endeavor.
Keyword: Value relevance, growth, market value, cash flow, life cycle.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Ini
tidak terlepas dari letak Negara Indonesia yang berada di garis khatulistiwa,
sehingga banyak sekali hasil alam yang terkandung di dalamnya. Dengan
banyaknya sumber daya alam yang kita miliki, banyak sekali perusahaan yang
berani berinvestasi untuk dapat mengeksplorasi hasil bumi yang dapat dihasilkan.
Perusahaan food and beverages merupakan salah satu perusahaan yang
berkembang pesat sejalan dengan permintaan pasar. Namun untuk mengatasi
ketersediaan dana maka banyak sekali perusahaan food and beverages Indonesia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, guna memenuhi tingkat kecukupan modal
dalam menunjang kegiatan operasional atau menggunakan investasi dana tersebut
untuk melakukan ekspansi usaha.
Perusahaan food and beverages yang ada di Indonesia mampu tetap stabil dalam
perkembangannya walaupun Indonesia sedang dalam kondisi krisis ekonomi. Ini
dikarenakan kebutuhan rakyat Indonesia yang tetap harus berjalan dan perusahaan
food and beverages mampu menjawab keinginan rakyat. Ini dilihat dari tetap eksis
nya perusahaan PT Ades Waters Indonesia Tbk dan PT Aqua Golden Mississippi
Tbk dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia. Ini hanya contoh kecil
yang dapat kita lihat dari perusahaan-perusahaan food and beverages yang makin
berkembang di Indonesia.
Pelaporan keuangan dibuat untuk dapat menyediakan informasi yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, pelaporan keuangan yang
relevance dan reliable sangat penting untuk para investor untuk melihat
komponen penting seperti laporan laba/rugi atau juga arus kas. Ketika disuruh
memilih pada dua ukuran kinerja suatu perusahaan, maka mana yang dipilih
diantara laba dan aliran arus kas, para investor dan kreditor harus benar benar
yakin bahwa apa yang menjadi pilihan mereka benar benar dapat
mempresentasikan kondisi ekonomi dan prospek kedepannya.
Saat dihadapkan oleh dua tolak ukur kinerja suatu perusahaan yaitu laba dan
aliran kas, para investor dan kreditor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja
yang menjadi perhatian mereka adalah yang dapat menggambarkan secara baik
kondisi serta prospek ekonomi perusahaan tersebut dalam pertumbuhan dimasa
depan. Investor dan kreditor berkeinginan untuk dapat lebih mengetahui atas
informasi yang lebih mendalam dan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja suatu
perusahaan tertentu. Oleh karena itu, kerangka ekonomis perusahaan pada saat itu
harus dipertimbangkan yang dicapai dengan memasukkan siklus hidup
perusahaan. Tahap hidup tersebut meliputi tahap pendirian (establishment or
start-up), tahap tumbuh (growth), tahap kedewasaan (maturity) dan penurunan
(declining)
Kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi kesuksesan suatu organisasi akan
berbeda di setiap tahapan siklus hidupnya. Dengan lebih memahami posisi tahap
siklus hidup perusahaan, dapat menentukan informasi akuntansi yang
selayaknya dipakai, yakni yang lebih memiliki daya muat informasi yang
dapat menjelaskan keadaan perusahaan sebenarnya (value-relevant).
Sementara itu, penelitian mengenai the information content of accounting
earnings and cash flows measures of performace yang dilakukan oleh
Hassabelnaby & Said (2001) menemukan bahwa pengukuran dengan arus kas
memberikan pengukuran yang lebih unggul mengenai kinerja ekonomi dan
memberikan kandungan infomasi yang lebih besar bila dibandingkan dengan
pengukuran berbasis earning.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai unsur-unsur yang
hampir sama, dan untuk mengembangkan kembali penelitian ini agar tidak hanya
berfokus pada perusahaan manufaktur, akan tetapi dapat juga dilakukan pada
perusahaan keuangan, asuransi, food and beverages dan perbankan, oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada siklus hidup perusahaan food
and beverages, dengan judul : “Relevansi Nilai yang Dimiliki Laba dan Arus
Kas Berdasarkan Siklus Hidup pada Tahap Growth Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di BEI”
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Para pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan untuk mengetahui
informasi yang bermanfaat dan yang paling dapat menggambarkan kondisi
perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang diangkat adalah “Apakah relevansi nilai yang terkandung
dalam laba dan arus kas membuat investor membuat keputusan dalam menilai
suatu perusahaan berdasarkan siklus pada tahap growth hidup perusahaan food
and beverages disaat krisis global saat ini”
1.2.2 Batasan Masalah
Sampel yang diambil adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia. Mengenai tahun pengamatannya diambil rentan waktu,
yaitu dari periode 2006 sampai dengan 2010. Pemilihan periode ini pada tahun
2006 sampai dengan 2010 tersebut disebabkan karena tahun tersebut
perekonomian di indonesia termasuk perusahaan food and beverages sedang
mengalami gejolak perekonomian. Perusahaan-perusahaan food and beverages
yang diambil contoh, semuanya tetap terdaftar di BEI selama masa periode
pengamatan dan perusahaan tersebut juga masuk dalam syarat-syarat sebagai
perusahaan yang berada dalam tahap siklus hidup growth dan juga memiliki data
keuangan yang lengkap. Tahap siklus growth dipilih dalam penelitian ini
dikarenakan pada tahap ini para investor sangat tertarik untuk menanamkan
modalnya, karena perusahaan yang berada pada tahap ini memilik prospek yang
cerah.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relevansi nilai laba dan arus kas
sebagai alat ukur kinerja akuntansi terhadap nilai pasar pada saat perusahaan
berada di siklus hidup growth.
1.3.2 Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat membantu para investor dan kreditor dalam menentukan alat
ukur kinerja akuntansi yang paling tepat dan yang mencerminkan relevansi nilai
yang paling baik dalam menginformasikan kondisi serta prospek perusahaan yang
akan datang. Sehingga para investor dan kreditor lebih mudah dalam melakukan
pekerjaannya. Dan juga membuat para investor dan kreditor bisa melakukan
pekerjaanya dengan baik.
Bagi mahasiswa, penelitian-penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan
tambahan informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut di masa yang akan datang. Sebagai peneliti, proses pembelajaran yang akan
memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan apa yang didapat
selama kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Signaling Theory
Signaling Theory ini mempunyai maksud bertujuan untuk memberikan sinyal
yang mengandung informasi-informasi. Hal ini disebabkan karena adanya
asymetric information, dimana asymetric information ini merupakan kondisi
dimana suatu pihak memilik informasi yang dibutuhkan lebih banyak dari pada
pihak yang lain. Contohnya adalah dimana manajer di suatu perusahaan
mempunyai informasi yang lebih banyak dan lebih spesifik dari pada pihak
investor yang ada di pasar modal. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh
kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan.
Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi
yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan
diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Tingkat asymetric information ini bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah
(Pramastuti S, 2007). Oleh karena itu, faktor keadaan dan posisi perusahaan harus
dimasukkan dalam tahapan berupa siklus hidup perusahaan, sehingga dengan
mengetahui siklus kehidupan perusahaan kita bisa memilih harus menggunakan
penggunaan laporan yang sesuai dalam menentukan informasi akuntansi yang
seharusnya dipakai.
2.2 Laba
Laba yang diartikan oleh IAI sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau keuntukan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan naiknya ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal (IAI, 2007). Menurut Stice (2009:240) laba adalah
pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat
diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang
sama dengan posisi awalnya.
Selain itu informasi tentang laba juga digunakan untuk efisiansi penggunaan dana
yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian,
pengukuran prestasi manajemen, dasar penentuan besarnya pengenaan pajak,
dasar kompensasi, dan pembagian bonus, alat motivasi manajemen dalam
pengendalian perusahaan, dasar untuk kenaikan kemakmuran dan juga sebagai
dasar deviden (Ghozali I, 2007).
2.3 Arus Kas
Menurut PSAK No 2, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain,
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut
aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan
untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan
perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga
digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
2.4 Relevansi Nilai
Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.
Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak
relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu
pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini,
dan masa depan; yaitu, memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga
membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa
lalu; yaitu, memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus
tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (Kieso, 2002). Para
pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditor, berkepentingan
untuk mengetahui informasi yang lebih bermanfaat dan lebih baik dalam
membantu meramalkan prospek perusahaan pada masa datang dan mengevaluasi
kinerja pada saat tertentu. Penelitian mengenai Relevansi Nilai menjadi penting
karena terdapat klaim yang menyatakan bahwa laporan keuangan berbasis cost
historis telah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi investor yang
diakibatkan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaitu dari
perekonomian industrial ke prekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa
(Francis dan Schipper, 1999).
Kriteria untuk mengakui transaksi/peristiwa tertentu dalam laporan keuangan
adalah (Ghozali I, 2007):
1. Definisi (Definition)
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen
laporan keuangan.
2. Keterukuran (Measurability)
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur
jumlahnya dengan reabilitas yang tinggi.
3. Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan
untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan
keuangan.
4. Reliabilitas (Reliability)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaaan yang digambarkan atau
direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya (Verifiable) dan netral.
Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, bisa disimpulkan bahwa
transaksi/peristiwa yang terjadi dalam laporan keuangan itu benar adanya.
2.5 Siklus Hidup Organisasi / Perusahaan
Organisasi yang lahir ketika beberapa individu dan entrepreneur yang terpanggil
mengetahui dan kemudian mengambil manfaat dari adanya peluang dalam
menggunakan keahlian dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Mereka
menaklukkan peluang tersebut dengan mendirikan sebuah organisasi untuk
menghasilkan sesuatu, baik berupa produk atau jasa. Peluang tersebut perlu
dipelihara dengan baik, jika menginginkan kelangsungan atau sustainabilitas dari
masa hidup organisasi tersebut. Organisasi yang telah berhasil mengatasi
keunikan lingkungannya akan mampu menarik sumber daya dalam menghadapi
berbagai permasalahan sebagai upaya mempertahankan pertumbuhan dan daya
tahannya. Permasalahan pertama yang dihadapi adalah bertahan dari kerentanan
kelahiran organisasi. Permasalahan lain timbul pada saat organisasi tumbuh, dan
ketika organisasi dewasa, permasalahan-permasalahan tersebut harus dikelola
untuk menghindari awal kemunduran atau kematian.
Tahapan siklus hidup dalam Juniarti dan Limanjaya (2005) sebagai berikut
a. Tahap Start up/ Pendirian
Perusahaan yang berada di tahap pertama (start-up) merupakan tahap dimana
mereka akan mengalami pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang relatif
lamban. Perusahaan yang berada pada tahap ini laba yang diperolah lebih sedikit,
dikarenakan mereka sedang berusahan mendapatkan konsumen, sehingga
perusahaan mengeluarkan kas untuk promosi dan ekspansi. Kondisi ini dapat
menekankan laba jangka pendek tetapi diharapkan akan mendatangkan laba
jangka panjang di masa depan. Arus Kas Investasi perusahaan dinyatakan Black
(1998) akan sangat berpengaruh dalam menilai nilai perusahaan di tahap start-up
ini. Karena untuk mengembangkan dan mempertahankan pangsa pasar serta
menguasai teknologi agar perusahaan dapat bertumbuh (growth) diperlukan
pengeluaran investasi yang sangat besar.
Arus Kas Operasi perusahaan di tahap ini juga diperkirakan akan bernilai negatif
karena perusahaan masih dalam tahap pencarian pangsa pasar dan dimungkinkan
masih belum mampu menghasilkan arus kas masuk dari aktivitas operasi dalam
jumlah yang lebih besar daripada arus kas keluarnya (Juniarti dan Limanjaya,
2005).
b. Tahap Growth / Tumbuh
Ketika berada pada tahap growth ini, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan produksi dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat
dibarengi dengan promosi yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak
penjual dan distributor yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil
keuntungan dari meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan
tersebut.
c. Tahap Mature / Kedewasaan
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai
dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di
titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung
akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik
perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para
pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak
terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
Pada tahap ini, meskipun nilai kesempatan tumbuh (growth opportunities)
merupakan salah satu komponen utama, tetapi relatif menjadi berkurang
dibandingkan dengan tahap start-up dan growth, sedangkan nilai aktiva mulai
bertambah (Juniarti dan Limanjaya, 2005)
d. Tahap Decline / Penurunan
Pada tahap decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih
ke produk lain karena produk tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan
konsumen atau ada produk lain yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang
diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti
dan akhirnya mati. Persaingan yang disebabkan para pesaing dapat lebih
menawarkan pilihan yang lebih menarik membuat para konsumen mulai
berpindah ke pesaing lain. Arus kas perusahaan juga akan ikut menurun. Pada
tahap ini arus kas operasi dapat memberikan informasi seberapa besar perusahaan
mampu menghasilkan modal atas kegiatannya sendiri. Arus kas operasi pada
tahap ini sudah tentu akan semakin menurun. Pada tahap ini, aktivitas arus kas
operasi berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi seberapa besar
perusahaan mampu menghasilkan modal atas kegiatan operasinya sendiri, yakni
untuk membayar kepada para debitur dalam kasus likuidasi (Juniarti dan
Limanjaya, 2005)
2.6 Hubungan Siklus Hidup Perusahaan dengan Informasi Laba dan Arus
Kas
Siklus hidup perusahaan yang terjadi sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-
pihak tertentu seperti pihak investor dan kreditor yang dapat melakukan penilaian
terhadap nilai perusahaan. Sehingga mereka juga mampu menentukan cara apa
yang tepat dalam menilai perusahaan itu setelah mereka tahu siklus hidup
perusahaannya. Myers (1997) seperti yang dikutip Black (1998) menyatakan
bahwa kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai perusahaan tersebut
dimana konsep nilai perusahaan menjelaskan bahwa masing-masing tahap siklus
hidup perusahaan berhubungan dengan besarnya laba dan arus kas yang
dihasilkan perusahaan.
Nilai perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu aset dan kesempatan untuk
tumbuh (growth opportunities). Karena proporsi kedua komponen tersebut
berbeda antar tahap siklus hidup perusahaan, informasi ukuran kinerja akuntansi
yang disediakan pada masing-masing tahap siklus hidup untuk masing-masing
komponen juga berbeda, demikian pula relevansi nilai ukuran kinerja akuntansi
tersebut. Black (1998) memperoleh bukti empiris bahwa siklus hidup perusahaan
mempengaruhi relevansi nilai ukuran laba dan arus kas.
2.7 Model Penelitian
2.8 Hipotesis.
Bagi perusahaan yang berada pada tahap growth, arus kas dapat dibuktikan lebih
memiliki relevansi nilai dibandingkan dengan laba. Hasil pengujian membuktikan
bahwa arus kas invenstasi dan arus kas pendanaan berpengaruh secara signifkan
terhadap nilai pasar . Oleh karena itu, arus kas investasi dan pendanaan lebih
memiliki daya muat informasi yang relevan untuk menilai kinerja
(performance) suatu perusahaan yang berada ditahap growth (Juniarti dan
Limanjaya, 2005)
Pada tahap growth ini, laba akan meningkat pesat, konsumen telah mengetahui
produk yang dijual oleh perusahaan, begitu juga dengan arus kas operasi, arus kas
investasi, dan arus kas pendanaan yang akan meningkat juga. Ini adalah hal yang
wajar karena perusahaan harus memenuhi permintaan pasar.
Pada tahap ini dihipotesiskan sebagai berikut :
Ha1: Informasi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada tahap
growth.
Ha2: Informasi arus kas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
tahap growth.
Laba pada
tahap growth
Arus Kas pada
tahap growth
Nilai Pasar
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berdasarkan waktu
pengumpulannya berupa data time series. Berdasarkan sumber lainnya adalah
laporan keuangan yang diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Data Sekunder tersebut didapat dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD).
Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif yaitu data yang berwujud
angka, yang kemudian diolah dan diinterpretasikan untuk memperoleh makna dari
data tersebut.
3.2 Metode Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini dipilih
karena perusahaan food and beverages merupakan jenis perusahaan yang stabil
laporan keuangannya walaupun krisis global sedang melanda ditandai dengan
pertumbuhan perusahaan yang semakin naik. Perusahaan ini cenderung stabil
karena perusahaan ini menjual produk yang dibutuhkan oleh konsumen, jadi
walaupun krisis global sedang melanda, produk ini tetap akan laku terjual.
Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah metode purpose
judgement sampling. Metode ini adalah metode tipe pemilihan sampel secara
tidak acak (non probabilitas) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah
1. Perusahaan memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang berada pada tahap
growth
2. Perusahaan yang diambil sebagai sampel harus tetap terdaftar di BEI untuk
periode 2006 sampai dengan 2010.
3. Laporan keuangan yang dimiliki perusahaan harus lengkap dan juga
menggunakan mata uang Indonesia (Rupiah)
4. Perusahaan yang melampirkan closing price dan outstanding shares
5. Perusahaan yang memiliki tanggal penerbitan laporan keuangan.
Tabel 1. Hasil seleksi sampel dengan metode purpose judgement sampling.
Keterangan Sampel Jumlah
19
Pelanggaran
tahap 1
Perusahaan memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang berada tahap growth
4
Pelanggaran
tahap 2
Perusahaan tetap listing di BEI selama periode 2006 -2010
3
Pelanggaran
tahap 3
Memiliki laporan keuangan lengkap dan menggunakan mata uang Indonesia
0
Jumlah sampel 12
Tabel 2. Daftar Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel Penelitian.
NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN
Akasha Wira International Tbk ADES
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
Cahaya Kalbar Tbk CEKA
Delta Djakarta Tbk DLTA
Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
Mayora Indah Tbk MYOR
Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
Pioneerindo Gourmet Internasiona Tbk PTSP
Sierrad Produce Tbk SIPD
Sekar Laut Tbk SKLT
Siantar Top Tbk STTP
Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
3.3 Variable Penelitian
Operasionalisasi variabel penelitian adalah variabel yang terdapat dalam
penelitian. Konsep nilai perusahaan menjelaskan bahwa masing-masing tahap
siklus hidup perusahaan berhubungan dengan besarnya laba dan arus kas yang
dihasilkan perusahaan. Dalam suatu perusahaan, recognized net assets
merupakan assets in place dari perusahaan tersebut sedangkan unrecognized
net assets adalah kesempatan tumbuh (growth opportunity) yang dimiliki
perusahaan tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas (sesuai dengan yang dikutip
Black, 1998).
Maka nilai pasar suatu perusahaan pada tahun tertentu dapat dinyatakan sebagai
berikut:
NPit = α + β1.LBit + β2.AK + ε
Keterangan :
NPit = Nilai pasar
Lbit = Laba bersih sebelum pajak
AK = Arus Kas
α = Konstanta
β1 = Parameter LB
β2 = Parameter AK
a. Variabel Dependen (Y)
Dalam penelitan ini variable dependennya adalah nilai suatu perusahaan yang
dinyatakan dalam nilai pasar kemudian cara menghitung NP adalah perkalian
Outstanding Share dengan Closing Price.
b. Variabel Independen (X)
Dalam Penelitian ini beberapa Variable Independennya adalah
a. Laba (NI), adalah Laba atau rugi sebelum pajak yang diperoleh dari hasil
kegiatan operasi perusahaan.
b. Arus Kas, adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari
kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas
suatu perusahaan selama satu periode.
3.4 Klasifikasi Siklus Hidup Perusahaan
Perusahaan Food and Baverages merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang penjualan produk. Sehingga pendapatan yang mereka dapatkan berasal
dari seberapa sanggup mereka menjual produknya. Oleh karena itu untuk
mengetahui siklus hidup perusahaan food and beverages, dengan adanya kegiatan
pokok yang dilakukan oleh perusahaan yang mencakup menjual hasil produk
kepada masyarakat sehingga dari penjualan tersebut. Persentasi pertumbuhan
penjualan yang telah digunakan Black (1998), yang berdasarkan kepada
metode Anthony & Ramesh (1992) dapat dihitung dengan rumus :
SGt = ((SALESt – SALESt-1)/SALESt-1) x 100
Setelah sampel yang ada diklasifikasikan ke dalam tahap siklus hidupnya masing-
masing, bedarsarkan persentase tersebut, kemudian dilakukan pengujian hipotesis
pada tahap siklus hidup perusahaan.
3.4.1 Start-up / Pendirian
Perusahaan yang berada di tahap pertama (start-up) merupakan tahap dimana
mereka akan mengalami pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang relatif
lamban. Pada tahap ini apabila persentasi pertumbuhannya lebih dari 50% maka
perusahaan dapat dikategorikan dalam tahap start-up.
3.4.2 Growth
Ketika berada pada tahap growth ini, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan produksi dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat
dibarengi dengan promosi yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak
penjual dan distributor yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil
keuntungan dari meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan
tersebut. Apabila persentase pertumbuhan penjualan berada diantara 10-50%
maka dapat dikategorikan berada pada tahap growth.
3.4.3 Mature
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai
dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di
titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung
akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik
perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para
pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak
terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun. Bila
pertumbuhan penjualan berada pada angka 1-10% maka bisa dipastikan bahwa
perusahaan tersebut berada pada tahap mature.
3.4.4 Decline
Pada tahap decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih
ke produk lain karena produk tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan
konsumen atau ada produk lain yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang
diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti
dan akhirnya mati. Pada tahap ini apabila pertumbuhan penjualannya kurang dari
1 % maka bisa dipastikan perusahaan itu sedang berada pada tahap decline.
3.5 Pengujian Asumsi Klasik
Penelitian terhadap model analisi regresi harus dipenuhi asumsi yang mendasari
model regresi. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang
harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai
contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana
yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji
tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang
lain. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar-benar dari gejala heteroskedastisitas, gejala
multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.
3.5.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas memiliki manfaat untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak
dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan
pada masing-masing variabel penelitian. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak , yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Dasar Pengambilan keputusan :
1. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Normalitas dengan Uji Statistik yang sederhana merupakan cara untuk melihat
kurtosis dan skewness dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Menurut imam(2006), Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga digunakan
untuk menguji normalitas data.
Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu :
Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi dengan normal.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Data tidak terdistribusi dengan normal.
Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan :
Jika Sig > 5% maka : Ho diterima
Jika Sig < 5% maka : Ho ditolak
3.5.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji
Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS.
Apabila nilai tolerance value < 0,10 atau VIF > daripada 10 (karena VIF =
1/Tolerance) maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso.
2002 : 206)
3.5.3 Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi.
Metode untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan tes Durbin-Watson.
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak Ada autokorelasi (+) Tolak 0<d<dl
Tidak Ada autokorelasi (+) No decision dl≤d≤du
Tidak Ada autokorelasi (+) Tolak 4-dl<d<4
Tidak Ada autokorelasi (+) No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak Ada autokorelasi (+) Tidak Tolak du<d<4-du
3.5.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2006)
Point Penting :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah mengalami heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas.
3.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengatahui
pengaruh dan signifikan dari masing-masing variable independen terhadap
variable dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial
dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis 5%.
Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan :
Jika Sig < 5% maka : Ha diterima.
Jika Sig > 5% maka : Ha ditolak.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menampilkan hasil dari analisis terhadap data yang sudah terkumpul
selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang telah dilakukan dalam
penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis deskriptif
menggunakan statistik deskriptif ( minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi ). Sedangkan analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linear berganda.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisi regresi linear
berganda. Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis maka terlebih dahulu
model regresi yang diperoleh untuk dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Data
yang digunakan untuk menghitung variabel independen maupun dependen adalah
laporan keuangan food and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010.
4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata/mean, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum dari
variabel-variabel penelitian. Pengolahan data statistik deskriptif ini menggunakan
program SPSS 18.
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Pada Tahap Growth
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 36 61826240000 9.E12 1.16E12 1.827E12
X1 36 -3.E10 7.E11 1.36E11 1.842E11
X2 36 5138189074 5.E11 1.10E11 1.385E11
Valid N (listwise) 36
Lampiran 5
Dari data statistik diatas dapat dilihat nilai maksimum dan minimum Nilai Pasar
yang di dalam tabel diatas diwakili oleh simbol Y dengan jumlah sampel
sebanyak 32 perusahaan. Pada variabel dependen yaitu nilai pasar yang
memperoleh nilai minimum sebesar 61826240000 dan nilai maksimum sebesar
9.E12 dengan nilai rata-rata yang mencapai 1.16E12. Nilai minimum sebesar
61826240000 dimiliki oleh Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk tahun 2009,
nilai maksimum dicatat atas nama Mayora Indah Tbk tahun 2010. Hal ini
menunjukkan harga pasar saham Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk paling
rendah dibandingkan perusahaan food and beverages yang lainnya pada tahap
growth. Sedangkan harga pasar saham tertinggi dimiliki oleh perusahaan Mayora
Indah, Tbk. Dengan standar deviasi sebesar 1.827 x 1012
(1.827E12) artinya
selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel Nilai Pasar sebesar
1.827 x 1012
( 1.827E12 ).
Laba yang diwakili oleh simbol X1 mempunyai nilai minimum sebesar -3.E10
yang diwakili oleh perusahaan Akasha Wira International, Tbk tahun 2008 dan
nilai maksimum sebesar 7x1012
(7.E11) yang diwakili oleh Mayora Indah, Tbk
tahun 2010 yang menjadikan perusahaan itu memiliki laba terbesar pada tahap
growth. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan Mayora Indah, Tbk telah
sukses dalam mengembangkan produknya sehingga konsumen sangat setia dalam
membeli produk-produk perusahaan tersebut. Kemudian nilai rata-rata untuk laba
sebesar 1.36E11 dengan standar deviasi sebesar 1.842 x 1011
(1.842E11).
Arus kas yang diwakili oleh simbol X2 mempunyai nilai minimum sebesar
5138189074 dan nilai maksimumnya sebesar 5.E11. Sedangkan nilai rata-rata
untuk arus kas tersebut sebesar 1.10 x 1011
(1.10E11). Nilai minimum dalam tabel
data deskriptif diwakili oleh Siantar Top, Tbk 2008. Sedangkan nilai maksimum
arus kas pada tahap growth diwakili oleh Mayora Indah, Tbk tahun 2010. Standar
deviasi yang terjadi sebesar 1.385 x 1011
(1.385E11).
4.2 Uji Asumsi Klasik
Model Regresi dapat dikatakan menghasilkan suatu estimator yang baik apabila
memenuhi asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada perubahan variabel
dependen. Berikut adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dalam penelitian ini
4.2.1 Tahap Growth
a. Uji Normalitas
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas (Grafik)
Lampiran 4
Tabel 4. Hasil Uji Non Parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .97100831
Most Extreme Differences Absolute .195
Positive .168
Negative -.195
Kolmogorov-Smirnov Z 1.170
Asymp. Sig. (2-tailed) .129
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Grafik Plot diatas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term
terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Berdasarkan pengujian non parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.170 dan signifikan pada 0.129 ( nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 dengan tingkat keyakinan 95% ). Hal ini berarti
Ho diterima sehingga memperjelas bahwa data residual terdistribusi normal. Hal
ini sesuai dengan grafik plot dimana titik menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
b. Uji Multikolonieritas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas
No Keterangan Tolerance VIF Kesimpulan
1 Laba 0,461 2,170 Tidak ada multikolonieritas
2 Arus Kas 0,461 2,170 Tidak ada multikolonieritas
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen bebas dari asumsi multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
dimension0 1 .908a .824 .814 7.884E11 1.093
a. Predictors: (Constant),X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Lampiran 4
Dari tabel diatas diketahui DW sebesar 1.093 dari jumlah sampel 36 dengan
variable berjumlah 2 ( n=36, k=2 ) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan data
tersebut maka batas du = 1,587 dan dL= 1,354.
Tabel 7. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin-Watson
Nilai d Keterangan
0 < d < 1,354 Tolak
1,354 ≤ d ≤ 1,587 No decision
2,646 < d < 4 Tolak
2,413 ≤ d ≤ 2,646 No decision
1,587 < d < 2,413 Tidak Tolak
Karena nilai Durbin-Watson (1,093) terletak antara dU dengan 4-dU, maka dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi ini tidak mengandung masalah
autokorelasi..
4.3 Goodness of Fit Test
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
goodness of fit test nya. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik
apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak). Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauhnya kemampuan
model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 (koefisien determinasi)
adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar pengguna koefisien adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen
Tabel 8. Pengujian Goodness of Fit Test Pada Tahap Growth
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .908a .824 .814 7.884E11 1.093
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai adjust R2
sebesar
0,814 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari laba dan
arus kas mampu menjelaskan variabel dependen ( nilai pasar ) sebesar 81,4%
sedangkan sisanya sebesar 18,6% dijelakan atau dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model regresi ini. Standard Error of The Estimate
(SEE) sebesar 7.884 x 1011
(7.884E117.884E11). Makin kecil nilai SEE akan
membuat model regresi semakin cepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terharap
variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial
dilakukan dengan cara uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan
analisis (α) 5%.
Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan :
Jika Sig < 5% maka : Ha diterima
Jika Sig > 5% maka : Ha ditolak
4.4.1 Hasil Hipotesis
Ha1: Informasi yang berdasarkan laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada tahap growth.
Tabel 9. Hasil Pengujian
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -7.494E10 1.713E11 -.437 .665
X1 8.945 1.066 .902 8.391 .000
X2 .116 1.418 .009 .082 .935
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 3
Pengujian terhadap hipotesis pertama dan kedua bertujuan untuk membuktikan
pengaruh dari laba dan arus kas terhadap relevansi nilai perusahaan pada tahap
growth pada perusahaan food and beverages. Berdasarkan hasil pengujian regresi
dari t-value pada tabel diatas, t-value variabel laba diperoleh signifikansi sebesar
0,000. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut, terbukti bahwa laba
berpengaruh terhadap relevansi nilai sehingga laba merupakan salah satu alat ukur
kinerja akuntansi yang relevan dalam menggambarkan kondisi perusahaan
sebenarnya dan juga dalam melakukan prediksi terhadap prospek perusahaan di
masa depan., terutama pada perusahaan food and beverages yang merupakan
objek dalam penelitian ini. Dengan rentang waktu yang relatif singkat yaitu 7 hari
pengamatan, investor memang dituntut untuk membuat keputusan yang cepat
apakah dia akan menanamkan modal atau tidak dalam perusahaaan tersebut,
rentang waktu itu harus digunakan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan apabila
dia membuat keputusan dengan lambat, dikhawatirkan akan ada investor lain yang
akan menanamkan modal di perusahaan tersebut
Ha2: Informasi yang berdasarkan arus kas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada tahap growth.
Pada tahap growth ini, berdasarkan hasil pengujian regresi dari t-value pada tabel
diatas, t-value variabel laba diperoleh signifikansi sebesar 0,935. Dengan
demikian, dari hasil pengujian tersebut, terbukti bahwa arus kas tidak signifikan
terhadap relevansi nilai sehingga arus kas bukan salah satu alat ukur kinerja
akuntansi yang relevan dalam menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya
dan juga dalam melakukan prediksi terhadap prospek perusahaan di masa depan
pada tahap growth., terutama pada perusahaan food and beverages yang
merupakan objek dalam penelitian ini. Rentang waktu yang sangat singkat
membuat kreditor harus membuat keputusan yang cepat dan tepat. Dan arus kas
bukan termasuk dalam kriteria tersebut. Karena arus kas memerlukan rentang
waktu yang lebih panjang dalam membuat keputusan. Apabila diberikan rentang
waktu yang lebih lama, ada kemungkinan arus kas juga akan menjadi salah satu
opsi buat investor dalam memutuskan apakah akan menanamkan modal atau
tidak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi ini maka dalam bab ini penulis akan
menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang disampaikan
dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian
hipotesis. Adapun kesimpulan dan saran sebagai berikut
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba
dan arus kas pada tahap growth di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.
Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Pada tahap growth, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang food and
beverages ini sedang dalam keadaan tumbuh perusahaannya. Berdasarkan hasil
dari analisis data, telah disimpulkan yang lebih memiliki relevansi nilai adalah
laba dibandingkan dengan arus kas. Pada tahap growth maka variabel yang lebih
memiliki relevansi nilai yang lebih baik dapat membantu investor dalam
memberikan estimasi tentang kondisi serta prospek perusahaan yaitu laba dan
kemudian dari komponen arus kas.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ,
yaitu jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
rentang tahun 2006 sampai dengan 2010. Sehingga kesimpulan penelitian ini
mungkin tidak akan berlaku untuk perusahaan pada sektor lainnya.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut
1. Perkembangan perusahaan yang dianalisis oleh investor dan kreditor melalui
dengan suatu siklus hidup yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan angka
penjualan dengan membuat presentase dan mengelompokkannya ke dalam
suatu siklus hidup.
2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian
dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah sampel
untuk penelitian yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ary Gumanti, Tatang dan Novi Puspitasari. 2008. Siklus Kehidupan Perusahaan
dan Kaitannya dengan Investment Opportunity Set, Resiko, dan Kinerja
Finansial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 8 No.2. Universitas Jember.
Anthony, J .H. , & Ramesh,K. (1992). Association Between Accounting
Performance Measures & Stock Prices: A Test of The Life Cycle
Hypothesis. Journal of Accounting & Economics 15: 203-227
Belkaoui, A.R. 2006. Teori Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat.
Black, E.L 1998. Life-Cycle Impacts on The Incremental Value Relevance of
Earnings and Cash Flow Measures. Journal of Financial Statement
Analysis.
E.Kieso, Donald,Jerry J. Weygant dan Terry D. Warfield. 2007. Akuntansi
Intermediate. Jakarta : Erlangga
Francis, J. & K. Schipper. "Have Financial Statements Lost Their Relevance?"
Research Journal of Accounting (Autumn, 1999): 319 - 352..
Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi Edisi 3. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
H, Jogiyanto, M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. Yogyakarta. BPFE.
Hassabelnaby,H.R.,& Said, A. A. 2001. The Information Content of Accounting
Earnings and Cash Flows Measures of Performance: The Role of The
Cash Recovery Rate.Forum Paper, Table 20, Financial Accounting &
Reporting.
Hanafi, Mamduh M, (2004), Manajemen Keuangan, Yogyakarta : BPFE
Juniarti dan Limanjaya, Rini.2005. Mana yang Lebih Memiliki Value Relevance:
Net Income atau Cash Flow (studi pada siklus hidup organisasi). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7, No. 1
(mei).22-42
Pramastuti,Suluh. 2007 Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian Deviden
Signaling Theory dan rent Ectraction Hypothesis. Naskah Publikasi.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Qodriyah, Riza Dwi Lailatul.2012. Laba Atau Arus Kas Sebagai Parametik
Kinerja Perusahaan Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan. Jurnal Jurnal
Akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol.1 No. 1 Tahun 2012.
Susanto, San dan Erni Ekawati. 2006. Relevansi Nilai Informasi Laba dan Aliran
Kas Terhadap Harga Saham dalam Kaitannya dengan Siklus Hidup
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Universitas Kristen
Duta Wacana.
Sutarno, Bagus.S.E.,.2002.Analisis Pengaruh Laba dan Arus Kas terhadap Siklus
Hidup Perusahaan Diukur dengan Nilai Pasar Ekuitas (Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Priode Tahun
1997-2000). Tesis. Universitas Dipenogoro.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan. Yogyakarta : CV. ANDI
Recommended