View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2017-2019
LOKA RISET PERIKANAN TUNA
“Menjadi Lembaga Penelitian Terkemuka
Penyedia IPTEK Perikanan Tuna dan
Sejenisnya di Samudera Hindia”
LOKA RISET PERIKANAN TUNA
PUSAT RISET PERIKANAN
BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2018
KATA PENGANTAR
Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) mengemban tugas untuk melaksanakan
kegiatan riset sumberdaya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna-like species) di
wilayah Republik Indonesia pada perairan Samudera Hindia. Dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsinya maka disusun dokumen Rencana Strategis
Program dan Kegiatan periode tahun 2017-2019, yang selanjutnya disebut Renstra
LRPT tahun 2017-2019. Renstra LRPT Tahun 2017 - 2019 merupakan dokumen yang
berisi langkah-langkah strategis jangka menengah yang akan memberi arah bagi
pelaksanaan program riset IPTEK perikanan.
Penyusunan Renstra LRPT 2017-2019 mengacu pada review renstra
organisasi diatasnya yaitu Renstra Pusat Riset Perikanan (Pusriskan). Dengan
dilaksanakannya penyusunan dokumen renstra ini, diharapkan pencapaian output
kinerja dapat dicapai dengan lebih baik dan memenuhi aspek akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah serta sistem penganggaran berbasis kinerja.
Semoga dokumen ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan program dan kegiatan lingkup Loka Riset Perikanan Tuna.
Denpasar, Januari 2018
Kepala Loka Riset Perikanan Tuna
Zulkarnaen Fahmi, S.Pi.,M.Si
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2 Kondisi Umum ……………………………………………………………… 3
1.3 Potensi ……………………………………………………………............... 5
1.4 Permasalahan …………………………………………………………….... 6
1.5 Lingkungan Strategis ………………………………………………………. 6
1.6 Isu – isu Strategis ………………………………………………………….. 11
1.6 Tujuan Penyusunan Renstra ………………………………………………
12
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 Visi …………………………………………………………….................... 13
2.2 Misi …………………………………………………………….................... 14
2.3 Tujuan ……………………………………………………………................ 14
2.4 Sasaran Strategis …………………………………………………………. 15
BAB III ARAH KEBIJAKAN , STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan Nasional Pembangunan KP …………………………… 18
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Loka Riset Perikanan Tuna …………….. 21
3.3 Kerangka Regulasi ………………………………………………………... 21
3.4 Kerangka Kelembagaan …………………………………………………...
22
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja ………………………………………………………………. 24
4.2 Kerangka Pendanaan ……………………………………………………...
31
BAB V PENUTUP
1
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA
NOMOR: KEP-46/BRSDM-LRPT/RC.221/IV/2018
TENTANG RENCANA STRATEGIS
LOKA RISET PERIKANAN TUNA TAHUN 2017-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyusunan Rencana Strategis Loka Riset Perikanan (Renstra LRPT)
dilakukan sebagai tindak lanjut dari penaatan kelembagaan yang ditetapkan
melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang
mengatur pembentukan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan (BRSDM) dan didalamnya juga mengatur tentang pembentukan
Pusat Riset Perikanan. Pembentukan Loka Riset Perikanan Tuna sendiri diatur
dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna.
Renstra LRPT Tahun 2017 – 2019 sebagai acuan pelaksanaan program
kegiatan Riset Perikanan Tuna merupakan reviu Renstra Loka Penelitian
Perikanan Tuna (LP2T) Tahun 2015 – 2019, sebagai turunan dari Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan), Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) dan Renstra
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah ditetapkan melalui
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Permen KP) Nomor
25/PERMEN-KP/2015.
Renstra KKP menjelaskan Visi KKP, ditetapkan selaras dengan visi
pembangunan nasional serta bertujuan untuk mendukung terwujudnya
Indonesia sebagai poros maritim dunia. Visi KKP adalah “Mewujudkan sektor
kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis
kepentingan nasional”, yang mana di dalamnya mengandung tiga pilar yang
menjadi Misi KKP yaitu: Kedaulatan (sovereignty), Keberlanjutan
2
(sustainability), dan Kesejahteraan (prosperity).
Keberadaan Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) sendiri juga memiliki
peran yang strategis dalam mendukung Visi dan Misi KKP dan BRSDM KP
melalui kegiatan riset perikanan yaitu melaksanakan riset sumber daya
perikanan tuna dan sejenis (tuna like species) dan kegiatan lainnya yang
sesuai keahlian dan kebutuhan serta tugas masing-masing jabatan fungsional
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
RPJMN 2015-2019 merupakan tahapan ketiga dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah
ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, yakni
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Pembentukan BRSDM KP termasuk didalamnya Loka Riset Perikanan
Tuna selaras dengan pengembangan dan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan di masa mendatang dimana peran riset dan Iptek sangat dibutuhkan
masyarakat. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai
lompatan inovasi telah berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan
dunia harus dimanfaatkan sektor kelautan dan perikanan, termasuk di
dalamnya masyarakat pemanfaat untuk mendorong akselerasi
pertumbuhannya.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan secara berkelanjutan, keberadaan riset yang inovatif dan SDM
kompeten memiliki peran yang tidak dapat diabaikan. Pemenuhan atas hal
tersebut semakin relevan maknanya di tengah derasnya arus globalisasi yang
membuat persaingan semakin kompetitif.
3
1.2. Kondisi Umum
Pembangunan Nasional 2016-2019
Sembilan agenda pembangunan nasional atau NAWACITA tahun 2016-
2019 adalah arahan pembangunan nasional yang mempunyai visi
“terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong”. Agenda pembangunan Nasional ini harus
diimplementasikan oleh kementerian yang ada sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dua diantaranya mempunyai kaitan langsung yang penting dengan
Pusat Riset Perikanan (Pusat Riset Perikanan). Pertama adalah tentang
meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Sedangkan yang kedua adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2016-2019, agenda nasional tersebut telah dilengkapi dengan program
“quick wins” yaitu program yang diharapkan dapat menjadikan pendongkrak
keberhasilan dalam mewujudkan visi pembangunan nasional. Isu dan fokus
kegiatan riset pada Pusat Riset Perikanan didasarkan pada penetapan isu
kegiatan BRSDM KP. Adapun isu kegiatan BRSDM KP didasarkan pada arah
kebijakan nasional dengan mempertimbangkan 15 agenda riset nasional,
Rencana Kerja Pemerintah (4 program prioritas dan arah kebijakan bidang
IPTEK), issue KP baik regional dan internasional serta kebutuhan eselon I
lingkup KKP.
Prospek Perikanan
Peningkatan produksi perikanan dapat dicapai melalui inovasi teknologi
yang efektif dan efisien, berdaya saing tinggi serta berkelanjutan. Berbagai
komponen dan paket teknologi perikanan telah banyak dihasilkan oleh Pusat
Riset Perikanan. Teknologi yang dihasilkan ini harus segera secara intensif
dikomunikasikan kepada pengguna agar dapat diimplementasikan dalam
usaha yang riil sebagai upaya peningkatan efisiensinya. Aplikasi teknologi
yang lebih inovatif akan menjadikan sektor perikanan menjadi ladang usaha
yang lebih menarik bagi masyarakat untuk dijadikan sumber penghasilan yang
menguntungkan.
4
Prospek pengembangan perikanan sebagai unit usaha sangat terbuka
lebar mengingat melimpahnya sumber daya ikan yang dapat dijadikan sebagai
bahan atau modal awal usaha tersebut serta tersedianya paket teknologi
perikanan yang tepat guna. Secara garis besar komoditas-komoditas
perikanan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Komoditas ekspor yang berdaya saing dengan ciri mempunyai pasar
internasional, sumberdaya melimpah, sumber devisa, penguasaan
teknologi, dan bersifat industri. Komoditas yang masuk dalam kategori ini
diantaranya adalah tuna, udang windu, udang vaname, rumput laut,
lobster laut, kepiting, rajungan, bandeng, ikan kerapu, abalone, dan ikan
hias.
2. Komoditas ketahanan pangan dengan ciri mempunyai pasar domestik,
sumberdaya cukup tersedia, mudah dipelihara secara massal, biaya
produksi murah, dan teknologi perikanan yang mudah diadopsi.
Komoditas yang termasuk dalam kategori ini adalah ikan nila, ikan lele,
ikan mas, ikan gurame dan ikan patin.
3. Komoditas prospektif yang dapat lebih dikembangkan di masa
mendatang. Komoditas yang masuk dalam kategori ini adalah ikan sidat,
ikan spesifik lokal dan ikan hias air tawar.
Struktur dan Organisasi
Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 16/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna adalah Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset sumber daya perikanan
tuna dan sejenisnya (tuna like species), yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala badan yang menangani riset kelautan dan
perikanan serta pengembangan sumber daya manusia kelautan dan
perikanan. Loka Riset Perikanan Tuna dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi,dan
laporan;
2. pelaksanaan kegiatan riset sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya
(tuna like species) di wilayah Republik Indonesia di perairan Samudera
5
Hindia yang meliputi aspek biologi, lingkungan, dinamika populasi dan
eksploitasi;
3. pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerja sama riset;
4. pengelolaan prasarana dan sarana riset; dan
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Loka Riset Perikanan Tuna dipimpin oleh seorang Kepala Loka. Dalam
menjalankan tugasnya, Kepala Loka dibantu oleh Kepala Urusan Tata Usaha,
Kepala Subseksi Tata Operasional dan Kepala Subseksi Pelayanan Teknis.
Adapun tugas dari masing-masing bagian tersebut antara lain:
1. Subseksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan.
2. Subseksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pelayanan
teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi, kerja sama,
dan pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan tuna.
3. Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan administrasi
kepegawaian, tata laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah
tangga, dan perlengkapan.
Untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan riset, maka dibentuk kelompok
penelitian sumber daya perikanan tuna yang dipimpin oleh ketua kelompok
penelitian (Kakelti). Selain tenaga fungsional riset, Loka Riset Perikanan Tuna
juga mempunyai jabatan fungsional nonpeneliti yaitu jabatan fungsional
perencana.
1.3. POTENSI
Potensi dan Permasalahan Sumber Daya Riset
Keberadaan SDM serta Iptek memiliki peran strategis dalam mendukung
pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan.
Peranan strategis tersebut dilaksanakan melalui kegiatan riset perikanan.
Dalam mendukung kegiatan riset Loka Riset Perikanan Tuna pada saat ini
memiliki 8 orang Peneliti dan 6 orang calon peneliti.
Kegiatan riset didukung dengan keberadaan sarana dan prasarana riset
yaitu laboratorium dan perpustakaan. Loka Riset Perikanan Tuna memiliki 4
laboratorium yaitu laboratorium histologi, laboratorium genetik, laboratorium
otolith dan laboratorium data.
6
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Loka Riset Perikanan Tuna
ditunjang oleh sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan sumber daya
finansial. Sumber daya fisik berupa aset kantor, meliputi tanah, bangunan
kantor, laboratorium, ruang pertemuan, dan perpustakaan. Sumber daya
manusia terdiri atas tenaga fungsional peneliti maupun tenaga fungsional
lainnya, dan tenaga administrasi. Sumber daya finansial dalam pengelolaan
riset perikanan tuna berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Namun demikian, adanya kerja sama dengan beberapa institusi baik
dalam negeri maupun luar negeri akan membuka peluang sebagai salah satu
alternatif dalam memperoleh dana riset.
1.4. PERMASALAHAN
Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program
riset perikanan tuna untuk mendukung pembangunan KP antara lain :
1. Menyediakan data dan informasi yang valid berbasis hasil penelitian
dalam mendukung pengelolaan perikanan tuna dan sejenisnya di
Samudera Hindia, serta pemenuhan asas kepatuhan dalam
pengelolaan perikanan tuna di kawasan regional;
2. Meningkatkan kerjasama dengan institusi riset di lingkungan BRSDM
KP, Lembaga Non Kementerian dan Perguruan Tinggi untuk
memperluas pemanfaatan IPTEK bidang perikanan tuna dan
sejenisnya, misalnya dalam rangka (i) penyediaan data komposisi
ukuran tuna dan sejenisnya, (ii) observasi hasil tangkapan, upaya, dan
daerah penangkapan, (iii) mengurangi hasil tangkapan sampingan
(HTS), dan lain-lain;
3. Meningkatkan akses stakeholders terhadap informasi wilayah kondisi
terkini stok perikanan tuna dan sejenisnya dalam berbagai level tingkat
pemanfaatan.
1.5. LINGKUNGAN STRATEGIS
Loka Riset Perikanan Tuna memiliki mandat untuk melaksanakan
program riset perikanan, di antaranya adalah melalui penyelenggaraan riset
perikanan secara terpadu dengan tata kelola yang baik (good governance),
dalam menjalankan mandat tersebut Loka Riset Perikanan Tuna harus
7
menyusun rencana strategis. Loka Riset Perikanan Tuna harus
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis sehingga mempengaruhi
pencapaian kinerja pembangunan sektor perikanan di Indonesia, khususnya
yang didorong melalui peran riset.
Secara teoritis, lingkungan strategis ini dapat diartikan sebagai situasi
faktor yang strategis baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan Loka Riset Perikanan Tuna yang telah
ditetapkan untuk periode ke depan (tahun 2017-2019). Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan situasi faktor yang strategis tersebut adalah faktor-faktor
strategis yang bersumber dari internal (Internal Factor Strategic) maupun
eksternal (External Factor Strategic) baik yang bersifat statis maupun dinamis
yang tercakup dalam perspektif wilayah baik di tingkat global, regional,
nasional maupun sektoral. Faktor-faktor strategis internal tersebut meliputi
faktor-faktor strategis yang berhubungan dengan kekuatan (strength) dan
kelemahan (weaknes) Loka Riset Perikanan Tuna, sedangkan faktor-faktor
strategis eksternal meliputi faktor-faktor strategis yang berhubungan dengan
peluang (opportunity) dan ancaman (threats) Loka Riset Perikanan Tuna.
Berikut diuraikan situasi internal dan eksternal dalam lingkungan strategis
yang dihadapi Loka Riset Perikanan Tuna yaitu :
(1) Faktor Strategis Lingkungan Eksternal di Tingkat Global
Perkembangan era globalisasi saat ini telah mengantarkan kita pada
sebuah tatanan kehidupan dunia di mana tidak ada lagi batas nyata dalam
tata kehidupan masyarakat yang ditopang oleh masifnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Dunia menjadi sangat terbuka, sehingga
perlu diamati dengan seksama bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam
konteks kehidupan global saat ini memiliki pengaruh besar terhadap
kehidupan nasional, termasuk yang terjadi di sektor kelautan dan perikanan.
Globalisasi, mengharuskan Indonesia membuka diri terhadap negara lain
sehingga kerja sama antar negara dalam berbagai hal menjadi sesuatu
kebutuhan, termasuk kerja sama dalam riset dan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia di sektor kelautan dan perikanan.
Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong
semakin meningkatnya arus lalu lintas dan menurunnya secara bertahap
8
hambatan tarif (tariff barrier) dalam perdagangan hasil perikanan antar
negara. Keadaan ini memicu masing-masing negara, termasuk negara mitra
dagang seperti Uni Eropa, China, Rusia, Canada, Korea, Vietnam dan
Norwegia, semakin memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan
keamanan hasil perikanan (health, quality and safety assurance). Sebagai
anggota World Trade Organization (WTO), Indonesia berkewajiban
melaksanakan “Agreement of The Application of Sanitary and Phytosanitari
Measure” yang memuat ketentuan penerapan peraturan-peraturan teknis
guna melindungi kesehatan manusia, hewan, ikan dan tumbuhan. Konsep
perjanjian Sanitary and Phytosanitary (SPS) merupakan instrumen pengendali
perdagangan internasional berupa hambatan teknis (technical barrier to
trade)/hambatan non tariff (non tariff barrier). Pengembangan sistem jaminan
kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan harus selaras dengan
persyaratan dan ketentuan internasional sehingga mampu meningkatkan
daya saing produk kelautan dan perikanan dalam era perdagangan global.
Lingkungan strategis eksternal di tingkat global yang berpengaruh
terhadap kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia,
adalah: United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982,
United Nations Fish Stocks Agreement (UNFSA) 1995, FAO Compliance
1993, Port State Measures Agreement 2009, Indian Ocean Tuna Commission
(IOTC), Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT),
Code of Conduct for Responsible Fisheries dan International Plan of Action,
Millennium Development Goals, Sustainable Development Goals, The United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun
1994, serta Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC).
Selain itu, terdapat pula berbagai Pakta Internasional dan Regional, seperti
World Trade Organization (WTO), Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebagai negara yang telah
ikut mengadopsi hukum dan perjanjian internasional tersebut, maka Indonesia
dituntut harus mampu memanfaatkannya demi menjamin keberlangsungan
kepentingan nasional di bidang pembangunan perikanan, melalui
pelaksanaan kegiatan riset.
9
(2) Faktor Strategis Lingkungan Eksternal di Tingkat Regional
Dinamika perubahan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi di
dunia mempengaruhi kondisi lingkungan strategis di tingkat regional di
beberapa negara termasuk Indonesia. Lingkungan startegis tersebut
merupakan faktor eksternal, baik berupa peluang (opportunity) maupun
ancaman (threats). Kerjasama ekonomi dan perdagangan yang bersifat
regional, baik antara Indonesia dengan beberapa negara yang bersifat
multilateral seperti ASEAN, APEC dan MEA, maupun antar negara yang
bersifat bilateral. Sedangkan lingkungan strategis di tingkat regional yang
berhubungan dengan aspek lingkungan hidup dan sumberdaya kelautan dan
perikanan, seperti Regional Fisheries Management Organizations–RFMO,
penanggulangan secara bersama menyangkut Global Illegal Fishing, dan
kerjasama Indonesia dengan berbagai negara di sektor kelautan dan
perikanan.
Faktor strategis lingkungan eksternal di tingkat regional dapat menjadi
peluang (opportunity) ataupun ancaman (threats) terhadap pembangunan
sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, seperti : (1) Permintaan hasil
perikanan dunia; (2) Sumberdaya alam, praktek dan tingkat produksi
perikanan dunia, (3) Globalisasi perekonomian, serta pasar bebas hasil
perikanan regional dan dunia; (4) Masyarakat Ekonomi ASEAN; (5) Kerja
sama bilateral, regional dan multilateral, serta instrumen internasional
(termasuk RFMO); (6) Praktek Illegal fishing global; (7) Sumberdaya alam,
praktik dan tingkat produksi dan pengelolaan perikanan dunia, pasok hasil
perikanan dunia; dan (8) Kependudukan dunia.
(3) Faktor Strategis Lingkungan Internal di Tingkat Nasional
Faktor strategis lingkungan internal di tingkat nasional dapat dilihat dari
perspektif ketahanan nasional yang lebih difokuskan pada aspek: (a)
Geografi; (b) Sumber kekayaan alam; dan (c) Ekonomi dengan uraian tiap
aspek sebagai berikut :
10
a. Geografi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau besar dan kecil terhampar pada
wilayah nusantara. Dalam Deklarasi Juanda pada tahun 1957, Indonesia
memiliki wilayah laut sekitar 70 persen dari seluruh wilayah atau 5,83 juta
km2, dan seluas 2,03 juta km2 merupakan wilayah daratan. Kondisi geografis
ini memerlukan suatu upaya untuk menjaga dan menyatukan wilayah
nusantara dari seluruh komponen masyarakat untuk menjadikannya sebagai
suatu kekuatan (strength), namun tetap menjaga dan mengatasinya sebagai
suatu kelemahan (weakness), khususnya melalui pembangunan kelautan dan
perikanan nasional.
b. Sumber Kekayaan Alam
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, yang terkait
dengan sektor kelautan dan perikanan, meliputi: Potensi lestari sumber daya
ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per tahun di perairan
wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per
tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan
sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, Potensi luas
areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 Ha; Potensi di perairan
umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130 Ha
(10,7%); Potensi luas areal budidaya air payau saat ini tercatat 2.964.331 Ha,
dengan tingkat pemanfaatan 650.509 Ha (21,9%); Potensi luas areal
budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 Ha.
c. Ekonomi
Gerakan ekonomi kerakyatan sesungguhnya dapat digunakan untuk
mengakomodasi lini produktif masyarakat melalui optimalisasi sektor riil
memerlukan sebuah mekanisme untuk mendorong kerja kolektif masyarakat
sehingga dapat mendorong terjalinnya rasa kebersamaan yang akan
meminimalisir ancaman konflik masyarakat. Koperasi merupakan gambaran
dari ekonomi kerakyatan sebagai salah satu alat efektif untuk
penanggulangan kemiskinan masyarakat. Koperasi dan ekonomi kerakyatan
11
sudah selayaknya dijadikan sebagai pedoman kehidupan perekonomian
nasional.
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta dinamika globalisasi ekonomi,
pemerintah menggulirkan paket-paket kebijakan ekonomi. Paket kebijakan
ekonomi bertujuan untuk mengembangkan kondisi makro ekonomi,
menggerakkan ekonomi nasional (sektor riil), dan melindungi masyarakat
berpendapatan rendah dan jaminan sosial. Paket kebijakan ekonomi
difokuskan pada kebijakan deregulasi, penegakan hukum dan kepastian
usaha untuk meningkatkan daya saing industry dan peningkatan ketahanan
dan kekuatan ekonomi nasional.
Paket kebijakan ekonomi tersebut memiliki implikasi terhadap faktor
lingkungan internal, baik berupa kekuatan (strength) maupun kelemahan
(weakness) yang akan mempengaruhi tujuan pembangunan KP, diantaranya :
(a) peningkatan pertumbuhan ekonomi; (b) peningkatan daya beli
masyarakat; (c) peningkatan daya saing industri dan perluasan bisnis; dan (d)
peningkatan ekspor produk.
1.6. ISU-ISU STRATEGIS
Loka Riset Perikanan Tuna memiliki peran melaksanakan penelitian
sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species) di wilayah
Negara Republik Indonesia pada perairan Samudera Hindia. Dalam
merespon sejumlah isu yang berkembang, keberadaan loka riset perikanan
tuna berperan sangat penting. Beberapa isu strategis yang memerlukan
kontribusi dari hasil riset perikanan tuna, yaitu :
1. Penyediaan data dan informasi perikanan tuna dan sejenisnya di
Samudera Hindia yang handal dan mudah diakses oleh stakeholders
dalam pengambilan kebijakan pengelolaan SDI;
2. Pemanfaatan SDI dengan memperhatikan kemampuan stok untuk pulih,
ramah lingkungan, konektivitas SDI berdasarkan unit stok, kerentanan
jenis-jenis tuna dengan meningkatkan pemahaman dan kepatuhan
masyarakat secara partisipatif;
3. Ragam Inovasi Riset di bidang perikanan tuna dan sejenisnya untuk
menghasilkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka mitigasi dan
12
adaptasi dampak perubahan iklim terhadap perikanan tuna dan
sejenisnya.
1.7. TUJUAN PENYUSUNAN RENSTRA
Rencana Strategis (Renstra) Loka Riset Perikanan Tuna disusun
sebagai penjabaran lebih lanjut dari Renstra Pusat Riset Perikanan
(Pusriskan), Renstra Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan (BRSDM KP), serta Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan
2015–2019 sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
13
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. VISI
Visi Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) sesuai dengan visi Pusat
Riset Perikanan yang merupakan unit Eselon II diatasnya, adalah
“Menjadi Lembaga Riset Terkemuka Penyedia IPTEK Perikanan Tuna
dan Sejenisnya di Samudera Hindia”.
Visi tersebut dapat dibagi menjadi 3 garis besar frasa utama yaitu
lembaga riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun makna dari
frasa-frasa tersebut yaitu:
1. Lembaga Riset, merupakan pengejawantahan dari tugas dan fungsi
utama Loka Riset Perikanan Tuna yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16/MEN/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna (LRPT).
Hal ini mengandung konsekuensi bahwa LRPT bertanggung jawab
dalam penyediaan data informasi ilmiah yang berkualitas dalam
mendukung pembangunan kelautan dan perikanan yang
berkelanjutan;
2. Ilmu Pengetahuan, digali, disusun, dan dikembangkan secara
sistematis melalui proses penelitian, dan hasilnya disebut naskah
ilmiah. Metodologi ilmiah yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun
eksploratif digunakan untuk menerangkan pembuktian gejala atau
fenomena alam;
3. Teknologi, dihasilkan dari penerapan atau pemanfatan berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai tertentu bagi
pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu
kehidupan manusia, menjelaskan “cara” atau “metode” serta
“proses” atau “produk”.
14
2.2. MISI
Misi Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT), pada dasarnya juga
harus selaras dengan misi organisisasi induknya yaitu Pusat Riset
Perikanan, maka untuk mencapai Visi LRPT ditetapkan misi-misi Loka
Riset Perikanan Tuna sebagai berikut:
1. Melaksanakan riset untuk menghasilkan penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK di bidang perikanan tuna dan sejenisnya
sehingga menjadi pusat acuan dalam pemanfaatan data dan
informasi pengelolaan perikanan tuna dan sejenisnya;
2. Meningkatkan pengembangan pemanfaatan teknologi riset perikanan
tuna untuk menghasilkan produk inovasi yang memiliki daya saing
tinggi dan menyentuh kepentingan masyarakat luas serta diserap dan
dimanfaatkan oleh pengguna akhir.
3. Menumbuhkan jejaring kerjasama dan kemitraan antar lembaga
penelitian baik di dalam maupun luar negeri serta membangun
kemitraan dengan pelaku usaha untuk peningkatan ketahanan
pangan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan secara
optimal.
4. Menerapkan sistem manajemen mutu kegiatan manajerial dan riset
perikanan tuna.
2.3. TUJUAN
Tujuan yang diharapkan adalah penjabaran lebih lanjut dari Visi
dan Misi Loka Riset Perikanan Tuna dalam rangka mencapai sasaran
strategis pembangunan sektor perikanan 2017 – 2019 adalah :
1. Terselenggaranya riset perikanan tuna secara terpadu dengan tata
kelola yang baik (good governance) yang mampu menghasilkan data
dan informasi perikanan tuna dan sejenisnya di Samudera Hindia yang
handal dan mudah diakses oleh stakeholders dalam pengambilan
kebijakan pengelolaan SDI.
2. Termanfaatkannya hasil riset perikanan tuna lingkup internal KKP dan
stakeholder strategis lainnya.
3. Meningkatnya kompetensi SDM riset perikanan tuna yang mampu
15
menciptakan ragam Inovasi Riset di bidang perikanan tuna untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing
produk perikanan secara optimal.
2.4. SASARAN STRATEGIS
Renstra Loka Riset Perikanan Tuna Tahun 2017 – 2019
menjelaskan bahwa sasaran strategis pembangunan perikanan melalui
pelaksanaan program riset merupakan kondisi yang diinginkan dapat
dicapai oleh Loka Riset Perikanan Tuna sebagai suatu outcome/impact
dari program yang dilaksanakan, dengan menggunakan pendekatan
metoda Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif,
yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal process
perspective, dan learning and growth perspective.
Peta Strategis program riset perikanan yang dilaksanakan oleh
Loka Riset Perikanan Tuna yang merupakan turunan dari Peta
strategis Pusat Riset Perikanan sebagai level diatasnya disajikan pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2.4 Peta Strategi Loka Riset PerikananTuna Tahun 2018 -
2019
16
1. Internal Process Perspective
a. Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah
“Terselenggarannya Program Riset Perikanan dan SDMKP yang
mendukung tata kelola pemanfaatan SDKP yang berkeadilan dan
berdaya saing” pada Tahun 2017sampai dengan 2019, dengan
Indikator Kinerja Utama :
1) Jumlah Informasi dan/atau Rekomendasi Kebijakan KP
dengan target 1 paket pada Tahun 2017, yang dirubah
menjadi IKU “Jumlah Data dan Informasi Hasil Riset Kelautan
dan Perikanan pada tahun 2018 dan 2019 sebanyak 2
buah/paket.
2) Jumlah sarana dan prasarana Loka Riset Perikanan Tuna
yang ditingkatkan kapasitasnya pada Tahun 2017 sampai
dengan 2019 sebanyak 1 paket.
3) Jumlah jejaring dan/atau kerjasama Loka Riset Perikanan
Tuna yang disepakati dan/atau ditindaklanjuti pada tahun 2017
sampai dengan 2019 sebanyak 1 buah.
4) Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dipublikasikan pada
tahun 2017 tidak menjadi IKU Loka Riset Perikanan Tuna,
sedangkan pada Tahun 2018 dan 2019 sebanyak 8 buah.
5) Proporsi fungsional Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan
total pegawai Loka Riset Perikanan Tuna pada Tahun 2017
sebesar 36.36% dan Tahun 2018 dan 2019 sebesar 57,14%.
2. Learning and Growth Perspective (input)
Pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas,
membutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk
menghasilkan output dan outcome BRSDM. Terdapat 4 sasaran
strategis yang akan dicapai yakni :
a. Sasaran strategis kedua (SS-2) yakni “Terwujudnya Aparatur
Sipil Negara Loka Riset Perikanan Tuna yang Kompeten,
Profesional dan Berkepribadian”, dengan Indikator Kinerja Utama
“Indeks Kompetensi dan Integritas LRPT” dengan target sebesar
80 pada tahun 2017 dan 90 pada tahun 2018 dan 2019
17
b. Sasaran strategis ketiga (SS-3) yakni “Tersedianya Manajemen
Pengetahuan Loka Riset Perikanan Tuna yang handal dan mudah
diakses”, dengan Indikator Kinerja Utama Persentase unit kerja
yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar
lingkup LRPTdari 65% pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
(4) Sasaran strategis keempat (SS-4) yakni “Terwujudnya Pranata dan
Kelembagaan Birokrasi Loka Riset Perikanan Tuna yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan prima”, dengan Indikator
Kinerja Utama “Nilai AKIP LRPT” dengan nilai sebesar A(85) Tahun
2017 dan sebesar A(81) pada Tahun 2018 dan 2019.
(5) Sasaran strategis kelima (SS-5) yakni “Terkelolanya
anggaran pembangunan Loka Riset Perikanan Tuna secara efisien
dan akuntabel”, dengan Indikator Kinerja Utama :
1) Nilai Kinerja Anggaran LRPT dengan target Baik (85) pada Tahun
2017 dan target Baik (86) pada Tahun 2018 dan 2019.
2) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Loka Riset
Perikanan Tuna sebesar 100% dari tahun 2017, yang dirubah
menjadi IKU Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK
atas LK Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan realisasi
anggaran LRPT tahun berjalan, sebesar 1 % sampai dengan
tahun 2019.
18
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan Nasional Pembangunan KP
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-
2019 telah menetapkan 7 (tujuh) arah kebijakan umum yakni (1)
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan,
(2) Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam
(SDA) Yang Berkelanjutan, (3) Mempercepat pembangunan infrastruktur
untuk pertumbuhan dan pemerataan, (4) Peningkatan kualitas
lingkungan hidup, Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim, (5)
Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh, (6) Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat Yang
Berkeadilan, dan (7) Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan
Daerah.
Kerangka pencapaian tujuan RPJMN 2015-2019 dirumuskan lebih
lanjut dalam 9 Agenda Prioritas Pembangunan Nasional (Nawa Cita),
yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa- bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
19
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Strategi pembangunan nasional yang terkait dengan tugas KKP
adalah:
1. Agenda/Nawa Cita ke-1:
Sub Agenda: Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim,
dilaksanakan dengan strategi :
a. Meningkatkan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan perikanan secara terpadu;
b. Menyempurnakan sistem penataan ruang nasional dengan
memasukkan wilayah laut sebagai satu kesatuan dalam rencana
penataan ruang nasional/regional;
c. Menyusun dan mengimplementasikan Rencana Aksi
Pembangunan Kelautan dan Maritim untuk penguasaan dan
pengelolaan sumber daya kelautan dan maritim untuk
kesejahteraan rakyat;
d. Meningkatkan sarana prasarana, cakupan pengawasan, dan
peningkatan kelembagaan pengawasan sumber daya kelautan;
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan
pemanfaatan sumber daya kelautan; dan
f. Mengintensifkan penegakan hukum dan pengendalian Illegal,
Unreported and Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang
merusak sumber daya kelautan dan perikanan.
2. Agenda/Nawa Cita ke-4:
Sub Agenda: Pemberantasan Perikanan Illegal/IUU Fishing
dilaksanakan dengan strategi :
a. Peningkatan koordinasi dalam penanganan pelanggaran tindak
pidana perikanan;
b. Penguatan sarana sistem pengawasan pemanfaatan sumber
daya kelautan dan perikanan;
c. Penataan sistem perizinan usaha perikanan tangkap; dan
20
d. Peningkatan penertiban ketaatan kapal di Pelabuhan Perikanan.
3. Agenda/Nawa Cita ke-6:
Sub Agenda: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui
Peningkatan Hasil Perikanan dilaksanakan dengan strategi :
a. Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi perikanan;
b. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan;
c. Penyempurnaan tata kelola perikanan; dan
d. Pengelolaan perikanan berkelanjutan.
4. Agenda/Nawa Cita ke-7:
Sub Agenda: Peningkatan Kedaulatan Pangan melalui
Peningkatan Produksi Perikanan dilaksanakan dengan strategi :
a. Ekstensifikasi dan intensifikasi usaha perikanan untuk mendukung
ketahanan pangan dan gizi;
b. Penguatan faktor input dan sarana prasarana pendukung
produksi; dan
c. Penguatan keamanan produk pangan perikanan.
Sub Agenda: Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
a. Pemanfaatan sumber daya kelautan untuk pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir;
b. Penyediaan data dan informasi sumber daya kelautan yang
terintegrasi (one map policy) dalam rangka mendukung
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut;
c. Pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber
daya hayati laut;
d. Pengembangan SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan
meningkatnya wawasan dan budaya bahari mampu
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan
perikanan; dan
e. Peningkatan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat
pesisir.
21
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Loka Riset Perikanan Tuna
Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005– 2025, Visi pembangunan nasional tahun
2005–2025 adalah: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN
MAKMUR. Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional
tersebut, dijabarkan ke dalam sasaran pokok berdasarkan tujuan
pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 yaitu mewujudkan bangsa
yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan
berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hasil-hasil Riset LRPT harus mampu mendorong pengembangan
IPTEK Kelautan dan Perikanan yang berkualitas dan mampu memberikan
dukungan pada pemecahan isu-isu di lapangan. Adapun arah kebijakan
riset LRPT tahun 2017-2019 yaitu sebagai berikut :
1) Penyiapan IPTEK dan Kebijakan Pengelolaan Perikanan Tuna dan
Sejenisnya di Samudera Hindia;
2) Penguatan Sumber Daya Riset;
3) Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi Hasil dan Inovasi Riset;
4) Penguatan Kinerja Riset Pengelolaan Perikanan Tuna dan Sejenisnya
di Samudera HIndia;
3.3 Kerangka Regulasi
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional kita selain mengenal
kerangka anggaran, juga terdapat kerangka regulasi yang digunakan
dalam mempengaruhi kinerja pembangunan nasional. Kementerian
Kelautan dan Perikanan, dalam Renstra BRSDM Tahun 2015–2019,
untuk melaksanakan arah kebijakan dan strategi pembangunan tahun
2015- 2019, memerlukan pula kerangka regulasi yang merupakan
perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi,
mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara
negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Untuk itu, pada Rencana Strategis Loka Riset Perikanan Tuna
kerangka regulasi akan disiapkan yang mengacu pada renstra Pusriskan
22
Tahun 2017-2019 dan mengacu pula pada Renstra BRSDM Tahun 2017-
2019 pada program legislasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
nasional.
3.4 Kerangka Kelembagaan
Pencapaian kinerja yang dilakukan BRSDM didukung pula dengan
perubahan kelembagaan terkait struktur organisasi BRSDM. Kerangka
kelembagaan sendiri merupakan perangkat Kementerian/ Lembaga
(struktur organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil
negara) yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada
RPJM Nasional. Dalam kaitannya dengan kerangka kelembagaan
BRSDM, pedoman dalam penyusunan kelembagaan juga
memperhatikan target kinerja dan struktur kelembagaan yang ada di
tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Renstra KKP Tahun 2017 – 2019 menyatakan bahwa penguatan
kapasitas kelembagaan KKP dilakukan dengan memperhatikan beberapa
hal yakni:
1. Perubahan paradigma pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan dari production oriented ke people oriented.
2. Mandat yang diberikan meliputi mandat konstitusional, mandat teknis,
mandat pembangunan, dan mandat organisasi.
3. Kebijakan pembangunan, kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah, peraturan perundangan terkait yang berlaku.
4. Prinsip-prinsip pengorganisasian yang right sizing, unified function,
efektif, efisien dan transparan, sesuai dengan bisnis proses (Business
Process Management) pembangunan kelautan dan perikanan.
5. Tata laksana dan sumber daya aparatur.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2017 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan, KKP telah melakukan penaatan
kelembagaan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kemudian kelembagaan Loka Riset
23
Perikanan Tuna mengacu pada Peraturan Menteri keautan dan perikanan
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset
Perikanan Tuna.
Struktur organisasi Loka Riset Perikanan Tuna secara lengkap dapat
ditunjukkan pada Gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Loka Riset Perikanan Tuna
24
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 TARGET KINERJA
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis KKP Tahun 2015 – 2019
Sasaran Strategis yang telah ditetapkan KKP merupakan
kondisi yang akan dicapai secara nyata yang mencerminkan pengaruh
yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome/impact) dari satu atau
beberapa program. Indikator Kinerja Sasaran Strategis KKP adalah
sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS DAN
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
SS 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP
1. Indeks Kesejahteraan
Masyarakat KP (indeks) 40,5 42 54,04 56 57
2. Pertumbuhan PDB
Perikanan (%)
7,00 8,00 8,00 11 11
CUSTOMERS PERSPECTIVE
SS 2 Terwujudnya Kedaulatan Dalam Pengelolaan SDKP
3. Persentase kepatuhan
(compliance) pelaku usaha KP
terhadap ketentuan peraturan
perundang undangan yang
berlaku (%)
70 73 76 81 87
4. Tingkat Kemandirian SKPT 5 10 3 4 4
SS 3 Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang Partisipatif, Bertanggung jawab, dan
Berkelanjutan
5. Persentase Pengelolaan
wilayah KP yang
berkelanjutan
20 29 59,47 60 72
6. Persentase Peningkatan
Ekonomi KP 59 69 60 62 96
7. Produksi Perikanan (juta ton) 24,12 26,04 29,46 33,53 39,97
8. Produksi Garam Nasional (juta 3,3 3,6 3,8 4,1 4,5
25
SASARAN STRATEGIS DAN
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
ton)
9. Nilai Ekspor Hasil Perikanan
(USD miliar) 5,86 6,82 7,62 5,0 9,54
10. Tingkat Konsumsi Ikan Dalam
Negeri (kg/kap/thn) 40,9 43,88 47,12 50,65 54,49
11. Nilai PNBP dari Sektor KP (Rp
Miliar) 5 7,5 1.017 583,9 583,9
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
SS 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif
12 Indeks efektivitas kebijakan
pemerintah 6 6,5 7,7 7,8 7,9
SS 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan
berkelanjutan
13 Efektivitas tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil,
berdaya saing dan
berkelanjutan (%)
70 76 69,88 71 96
SS 6 Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan SDKP yang Profesional dan
Partisipatif
14. Persentase penyelesaian
tindak pidana KP yang
disidik dan dapat
dipertanggung jawabkan
sesuai peraturan
perundang-undangan yang
berlaku (%)
56,6 65,9 87 90 92
15. Tingkat keberhasilan
pengawasan di wilayah
perbatasan (%)
70 73 74 76 78
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
SS 7 Terwujudnya ASN KKP yang Kompeten, Profesional dan Berintegritas
16. Indeks kompetensi dan
integritas 65 77 80 81 81
SS 8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah di Akses
17. Persentase unit kerja yang
menerapkan sistem
manajemen pengetahuan
40 50 65 70 76
26
SASARAN STRATEGIS DAN
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
yang terstandar (%)
SS 9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada
Layanan Prima
18. Nilai Kinerja Reformasi
Birokrasi KKP BB BB A (80) A (81) A (82)
19. Level Maturitas SPIP (Level) - - 2 3 3
SS 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel
20. Nilai kinerja anggaran KKP Baik Baik Baik (85) Baik (86) Baik (87)
21. Opini atas Laporan
Keuangan KKP WTP WTP WTP (5) WTP (5) WTP (5)
Tabel 4.1.1
Sumber : Rancangan Renstra KKP Tahun 2015 -2019
2. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Loka Riset Perikanan Tuna
Tahun 2017 – 2019
Indikator Kinerja Sasaran Strategis Loka Riset Perikanan Tuna
disusun mengacu pada Indikator Kinerja Pusat Riset Perikanan Tahun
2017-2019 yang mengacu pada Indikator Kinerja Sasaran Strategis KKP
Tahun 2015 – 2019. Indikator Kinerja Pusat Riset Perikanan merupakan
Program Riset Perikanan. Rincian Indikator Kinerja Pusat Riset
Perikanan Tahun 2017 – 2019 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.2.
Sementara rincian Indikator Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna Tahun
2017 – 2019 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.3.
Tabel 4.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Strategis Pusat Riset Perikanan
Tahun 2017 - 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 2018 2019
CUSTOMER PERSPECTIVE
1. Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang bertanggung
jawab dan berkelanjutan
1. Jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan
(WPP) yang Terpetakan Potensi
Sumberdaya KP secara terintegrasi
untuk Pengembangan Ekonomi KP yang
2
(711,715)
3
(573,712,
713)
2
27
Berkelanjutan (WPP)
2. Kawasan Pengelolaan Perikanan
Perairan Umum Daratan (KPP-PUD)
yang teridentifikasi untuk
Pengembangan Ekonomi Kelautan yang
Berkelanjutan (KPP-PUD)
1
(431)
1
(438) 1
2. Meningkatnya hasil
penyelenggaran Riset
Perikanan yang mendukung
produktivitas usaha dan
pendapatan negara dari
sektor KP
3. Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi
riset yang diusulkan untuk dijadikan
bahan kebijakan (Buah)
12 12 12
4. Jumlah inovasi teknologi perikanan
yang diusulkan untuk
direkomendasikan (Buah)
4 4 -
5. Nilai PNBP (Rp. Juta) 2.898,792 1.243,51 -
3. Tersedianya kebijakan
pembangunan yang efektif
6. Indeks efektivitas kebijakan pemerintah
bidang Riset dan SDM KP (Indeks) 7,7 7,8 7,8
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4. Terselenggaranya program
Riset Perikanan yang
mendukung tata kelola
pemanfaatan SDKP yang
berkeadilan dan berdaya
saing
7. Jumlah Data dan Informasi Hasil Riset
Kelautan dan Perikanan (Paket) 23 25 25
8. Jumlah hasil riset yang inovatif untuk
pembangunan KP (Paket) 10 13 13
9. Jumlah rekomendasi dan masukan
kebijakan riset perikanan
(Rekomendasi)
12 12 12
10 Jumlah inovasi teknologi perikanan
yang diusulkan untuk
direkomendasikan (Inovasi)
4 4 4
10. Jumlah sarana dan prasarana Pusat
Riset Perikanan yang ditingkatkan
kapasitasnya (Unit)
13 12 12
11. Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
Pusat Riset Perikanan yang disepakati
dan/atau ditindaklanjuti (Dokumen)
33 40 40
12. Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
dipublikasikan (Buah) - 193 193
13. Proporsi fungsional Pusat Riset 58 56 57
28
Perikanan dibandingkan total pegawai
Pusat Riset Perikanan (%)
5. Terselenggaranya
pengendalian dan
monitoring pelaksanaan
program Riset Perikanan
14. Proporsi kegiatan riset aplikatif
dibandingkan total kegiatan riset
Perikanan (%)
74 53,70 90
6. Terwujudnya Aparatur Sipil
Negara Pusat Riset
Perikanan yang kompeten,
profesional dan
berkepribadian
15. Indeks kompetensi dan integritas Pusat
Riset Perikanan
80 90 90
7. Tersedianya manajemen
pengetahuan Pusat Riset
Perikanan yang handal dan
mudah diakses
16. Persentase unit kerja Pusat Riset
Perikanan yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang
terstandar (%)
65 65 100
8. Terwujudnya pranata dan
kelembagaan birokrasi
Pusat Riset Perikanan yang
efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan
prima
17. Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Pusat
Riset Perikanan (Nilai) A (80) A (80) A (80)
18. Tingkat Maturitas SPIP Pusat Riset
Perikanan (Level) 2 3 3
19. Persentase tindak lanjut direktif
pimpinan (%) 100 100 100
Jumlah Inovasi Pelayanan Publik Pusat
Riset Perikanan (Proposal) 1 - -
20. Nilai AKIP Pusat Riset Perikanan A (86) A (85) A (85)
9. Terkelolanya anggaran
pembangunan Pusat Riset
Perikanan secara efisien dan
akuntabel
21. Nilai kinerja anggaran Pusat Riset
Perikanan Baik (83) Baik (86) Baik (86)
22. Batas Tertinggi Persentase Nilai
Temuan LHP BPK Atas LK Pusat Riset
Perikanan dibandingkan Realisasi
Anggaran Pusat Riset Perikanan Tahun
berjalan
- 1 1
29
Tabel 4.1.3. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Loka Riset Perikanan Tuna Tahun 2017 -
2019
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET
2017 2018 2019
Riset
Perikanan
Terselenggaranya
program riset
Perikanan dan
SDM KP yang
mendukung tata
kelola
pemanfaatan
SDKP yang
berkeadilan dan
berdaya saing
Jumlah Data dan
Informasi Hasil Riset
Kelautan dan Perikanan
(paket/buah)
Paket 1 2 2
Jumlah sarana dan
prasarana Loka Riset
Perikanan Tuna yang
ditingkatkan
kapasitasnya (paket)
Paket 1 1 1
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama Loka Riset
Perikanan Tuna yang
disepakati dan
ditindaklanjuti (buah)
Buah 1 1 1
Jumlah Karya Tulis
Ilmiah (KTI) yang
dipublikasikan (Buah)
Buah - 8 8
Proporsi fungsional Loka
Riset Perikanan Tuna
dibandingkan total
pegawai Loka Riset
Perikanan Tuna (%)
% 36.36% 57.14% 57.14%
Terselenggaranya pengendalian dan monitoring pelaksanaan program Riset Bidang Perikanan
Proporsi kegiatan riset
pengembangan
dibandingkan total
kegiatan riset LRPT (%)
% 100 - -
Terwujudnya
Aparatur Sipil
Negara Loka
Riset Perikanan
Tuna yang
Indeks Kompetensi dan
Integritas LRPT (Indeks) Indeks 80 90 90
30
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET
2017 2018 2019
kompeten,
professional dan
berkepribadian
Tersedianya
manajemen
pengetahuan
Loka Riset
Perikanan Tuna
yang handal dan
mudah diakses
Persentase unit kerja
yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan
yang terstandar lingkup
LRPT (%)
% 65 65 65
Terwujudnya
pranata dan
kelembagaan
birokrasi Loka
Riset Perikanan
Tuna yang efektif,
efisien dan
berorientasi pada
layanan prima
Nilai Kinerja Reformasi
Birokrasi LRPT (Nilai) Nilai (A.80) - -
Level Maturitas SPIP
LRPT (Level) Level 2 - -
Nilai AKIP LRPT (Nilai) Nilai A(86) A(81) A(81)
Terkelolanya
anggaran
pembangunan
Loka Riset
Perikanan Tuna
secara efisien dan
akuntabel
Nilai kinerja anggaran
LRPT (Nilai) Nilai Baik (85) Baik (86) Baik (86)
Batas Tertinggi persentase temuan LHP BPK atas LK Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan realisasi anggaran LRPT Tahun Berjalan
% - 1% 1%
31
3. Indikator Kinerja Program
Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu
program. Indikator Kinerja Program telah ditetapkan secara spesifik
untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran
program. Indikator kinerja program tersebut juga merupakan
Kerangka Akuntabilitas Organisasi dalam mengukur pencapaian
kinerja program. Dalam kaitan ini, Loka Riset Perikanan Tuna telah
menetapkan Indikator Kinerja Program dalam Struktur Manajemen
Kinerja yang merupakan sasaran kinerja program yang secara
akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi K/L setingkat Eselon
IV.a, sebagaimana Lampiran.
4. Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan merupakan ukuran alat ukur yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) dari
suatu kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan telah ditetapkan secara
spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan
sasaran kegiatan (output).
Kinerja Kegiatan dalam Struktur Manajemen Kinerja di Loka
Riset Perikanan Tuna merupakan sasaran kinerja kegiatan yang
secara akuntabilitas berkaitan dengan unit kerja lingkup Loka Riset
Perikanan Tuna.
4.2 KERANGKA PENDANAAN
Program Riset Perikanan melalui BRSDM KP Kementerian Kelautan
dan Perikanan dalam Rancangan Renstra mengusulkan rencana
pendanaan melalui APBN tahun 2017-2019 dan PNBP Tahun 2017-2019.
Anggaran tersebut akan didistribusikan setiap tahunnya untuk membiayai
Program Riset Perikanan.
36
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Loka Riset Perikanan Tuna tahun 2017-2019 merupakan
dokumen yang disusun untuk menjabarkan perubahan Renstra Loka Penelitian
Perikanan Tuna menjadi Renstra Loka Riset Perikanan Tuna terkait dengan adanya
perubahan organisasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2017 tentang Kementerian
Kelautan dan Perikanan, yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan serta perubahan organisasi pada Loka
Penelitian Perikanan Tuna yang ditetapkan melalui peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset
Perikanan Tuna yang diganti menjadi Loka Riset Perikanan Tuna berdasarkan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16/PERMEN-KP/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna.
Penyusunan Renstra Loka Riset Perikanan Tuna mengacu pada renstra
Pusat Riset Perikanan yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian
Kelautan dan Perikanan 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Kementerian Kelautan
dan Perikanan Tahun 2017.
Rencana Strategis Loka Riset Perikanan Tuna ini disusun untuk memetakan
dan menjawab berbagai persoalan dan tantangan serta dinamika yang terjadi
sepanjang tahun 2017-2019. Namun demikian, mengingat dinamisnya perubahan
serta adanya tuntutan pengembangan organisasi dan masyarakat, sangat mungkin
ada hal-hal yang belum terakomodasi. Untuk mengatasinya, review terhadap
Renstra sebagai upaya penyempurnaan format kebijakan dan dukungan kegiatan
sangat dimungkinkan agar pelaksanaan Program Riset Perikanan Tahun 2017-
2019 dapat mencapai hasil yang lebih optimal.
KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA
ZULKARNAEN FAHMI
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA NOMOR : KEP-46/BRSDM-LRPT/RC.221/IV/2018 TENTANG RENCANA STRATEGIS LOKA RISET PERIKANAN TUNA TAHUN 2017 - 2019
INDIKATOR KINERJA LOKA RISET PERIKANAN TUNA
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET
2017 2018 2019
Riset Perikanan
Terselenggaranya program
riset Perikanan dan SDM KP
yang mendukung tata kelola
pemanfaatan SDKP yang
berkeadilan dan berdaya saing
Jumlah Data dan Informasi Hasil Riset
Kelautan dan Perikanan (paket/buah) Paket 1 2 2
Jumlah sarana dan prasarana Loka Riset
Perikanan Tuna yang ditingkatkan
kapasitasnya (paket)
Paket 1 1 1
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama Loka
Riset Perikanan Tuna yang disepakati dan
ditindaklanjuti (buah)
Buah 1 1 1
Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
dipublikasikan (Buah) Buah - 8 8
Proporsi fungsional Loka Riset Perikanan
Tuna dibandingkan total pegawai Loka
Riset Perikanan Tuna (%)
% 36.36% 57.14% 57.14%
Terselenggaranya
pengendalian dan monitoring
pelaksanaan program Riset
Bidang Perikanan
Proporsi kegiatan riset pengembangan
dibandingkan total kegiatan riset LRPT
(%)
% 100 - -
Terwujudnya Aparatur Sipil
Negara Loka Riset Perikanan
Tuna yang kompeten,
professional dan
Indeks Kompetensi dan Integritas LRPT
(Indeks) Indeks 80 90 90
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET
2017 2018 2019
berkepribadian
Tersedianya manajemen
pengetahuan Loka Riset
Perikanan Tuna yang handal
dan mudah diakses
Persentase unit kerja yang menerapkan
sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar lingkup LRPT (%) % 65 65 65
Terwujudnya pranata dan
kelembagaan birokrasi Loka
Riset Perikanan Tuna yang
efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan
prima
Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi LRPT
(Nilai) Nilai (A.80) - -
Level Maturitas SPIP LRPT (Level) Level 2 - -
Nilai AKIP LRPT (Nilai) Nilai A(86) A(81) A(81)
Terkelolanya anggaran
pembangunan Loka Riset
Perikanan Tuna secara efisien
dan akuntabel
Nilai kinerja anggaran LRPT (Nilai) Nilai Baik (85) Baik (86) Baik (86)
Batas Tertinggi persentase temuan LHP
BPK atas LK Loka Riset Perikanan Tuna
dibandingkan realisasi anggaran LRPT
Tahun Berjalan
% - 1% 1%
KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA,
ZULKARNAEN FAHMI
LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA NOMOR : KEP-46/BRSDM-LRPT/RC.221/IV/2018
TENTANG RENCANA STRATEGIS LOKA RISET PERIKANAN TUNA TAHUN 2017 2019
KERANGKA PENDANAAN LOKA RISET PERIKANAN TUNA 2017-2019
Kode
Program / Kegiatan
Sasaran Indikator
Target Anggaran (Rp)x1000
Pro Keg 2017 2018 2019 2017 2018 2019
Riset Perikanan
Terselenggaranya program riset Perikanan dan SDM KP yang mendukung tata kelola pemanfaatan SDKP yang berkeadilan dan berdaya saing
Jumlah Data dan Informasi Hasil Riset Kelautan dan Perikanan (paket/buah) 1 WPP 2 WPP 2 WPP 873.990 1.987.091 2.000.000
Jumlah sarana dan prasarana Loka Riset Perikanan Tuna yang ditingkatkan kapasitasnya (paket)
1 1 1 1.200.385 3.215.657 2.000.000
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama Loka Riset Perikanan Tuna yang disepakati dan ditindaklanjuti (buah)
1 1 1 5.820 19.250 20.000
Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dipublikasikan (Buah) - 8 8 - 15.690 20.000
Proporsi fungsional Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan total pegawai Loka Riset Perikanan Tuna (%)
36.36 57.14 57.14 4..807 6.830 10.000
Terselenggaranya pengendalian dan monitoring pelaksanaan program Riset Bidang Perikanan
Proporsi kegiatan riset pengembangan dibandingkan total kegiatan riset LRPT (%) 100 - - 16.056 - -
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Loka Riset Perikanan Tuna yang kompeten, professional dan berkepribadian
Indeks Kompetensi dan Integritas
LRPT (Indeks) 80 90 90 46.677 31.070 50.000
Kode Program / Kegiatan
Sasaran Indikator
Target Anggaran (Rp)x1000
Pro Keg 2017 2018 2019 2017 2018 2019
Tersedianya manajemen pengetahuan Loka Riset Perikanan Tuna yang handal dan mudah diakses
Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup LRPT (%)
65 65 65 30.220 19.250 45.000
Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Loka Riset Perikanan Tuna yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi LRPT (Nilai) 80 - - 38.505 - -
Level Maturitas SPIP LRPT (Level) 2 - - 40.232 - -
Nilai AKIP LRPT (Nilai) 86 81 81 20.246 84.058 85.000
Terkelolanya anggaran pembangunan Loka Riset Perikanan Tuna secara efisien dan akuntabel
Nilai kinerja anggaran LRPT (Nilai) 85 86 86 4.618.956 4.503.457 5.000.000
Batas Tertinggi persentase temuan LHP BPK atas LK Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan realisasi anggaran LRPT Tahun Berjalan
- 1 1 - 21.740 30.000
KEPALA LOKA RISET PERIKANAN TUNA, ZULKARNAEN FAHMI
Recommended