RUSDARTI 20 AGUSTUS 2008

Preview:

DESCRIPTION

UPAYA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH. RUSDARTI 20 AGUSTUS 2008. PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah persoalan struktural dan multi dimensional, yang mencakup politik , sosial , ekonomi , aset , kesehatan , pendidikan , dan lain-lain. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

1RUSDARTI 20 AGUSTUS 2008

UPAYA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

2

Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks dan kronis, cara penanggulangan kemiskinan membutuhkan analisis yang tepat, melibatkan semua komponen permasalahan, dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer.

PENDAHULUANKemiskinan adalah persoalan struktural dan multi dimensional, yang mencakup politik, sosial, ekonomi, aset, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

3

Berbagai program penaggulangan kemiskinan oleh pemerintah: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, JPS, P2KP, BLT dalam pelaksanaannya kurang menguntungkan, misalnya salah sasaran, dan belum menyentuh akar permasalahannya.

PENDAHULUAN

Lokalitas yang ada di masing-masing daerah, yaitu kemiskinan pada tingkat lokal yang ditentukan oleh komunitas dan pemerintah setempat. Dengan demikian kriteria kemiskinan, pendataan kemiskinan, penentuan sasaran, pemecahan masalah dan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih obyektif dan tepat sasaran.

4

No Provinsi 2006 2007 Selisih Peringkat1 Nanggroe Aceh Darussalam 28.28 26.65 1.63 62 Sumatera Utara 15.01 13.9 1.11 183 Sumatera Barat 12.51 11.9 0.61 224 R i a u 11.85 11.2 0.65 245 J a m b i 11.37 10.27 1.1 276 Sumatera Selatan 20.99 19.15 1.84 147 Bengkulu 23 22.13 0.87 108 Lampung 22.77 22.19 0.58 99 Kepulauan Bangka Belitung 10.91 9.54 1.37 28

10 Kepulauan Riau 12.16 10.3 1.86 2611 DKI Jakarta 4.57 4.61 -0.04 3312 Jawa Barat 14.49 13.55 0.94 1913 Jawa Tengah 22.19 20.43 1.76 1214 DI Yogyakarta 19.15 18.99 0.16 1615 Jawa Timur 21.09 19.98 1.11 1316 Banten 9.79 9.07 0.72 3017 B a l i 7.08 6.63 0.45 3218 Nusa Tenggara Barat 27.17 24.99 2.18 719 Nusa Tenggara Timur 29.34 27.51 1.83 420 Kalimantan Barat 15.24 12.91 2.33 2021 Kalimantan Tengah 11 9.38 1.62 2922 Kalimantan Selatan 8.32 7.01 1.31 3123 Kalimantan Timur 11.41 11.04 0.37 2524 Sulawesi Utara 11.54 11.42 0.12 2325 Sulawesi Tengah 23.63 22.42 1.21 826 Sulawesi Selatan 14.57 14.11 0.46 1727 Sulawesi Tenggara 23.37 21.33 2.04 1128 Gorontalo 29.13 27.35 1.78 529 Sulawesi Barat 20.74 19.03 1.71 1530 Maluku 33.03 31.14 1.89 331 Maluku Utara 12.73 11.97 0.76 2132 Papua Barat 41.34 39.31 2.03 233 Papua 41.52 40.78 0.74 1

Persentase Penduduk Miskin di Jawa Tengah 2007

5

Diharapkan dengan otonomi daerah upaya percepatan pembangunan ekonomi atas dasar inisiatif lokal dapat diwujudkan guna mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Masalah kemiskinan yang bersifat lokal spesifik dapat ditangani dengan cepat dan tuntas oleh pemerintah daerah.

6

Kriteria Kemiskinan1. Kriteria BPS, kemiskinan adalah suatu kondisi seseorang

yang hanya dapat memenuhi makanannya kurang dari 2.100 kalori per kapita per hari.

2. Kriteria BKKBN, kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera apabila:

a. Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya.b. Seluruh anggota keluarga tidak mampu makan dua kali sehari.c. Seluruh anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda

untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.d. Bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.e. Tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana

kesehatan.

3. Kriteria Bank Dunia, kemiskinan adalah keadaan tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan US $ 1,00 per hari.

7

Kemiskinan di Jawa TengahProvinsi Jawa Tengah termasuk provinsi yang relatif memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi di antara provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Tengah menunjukkan peringkat ke-12 dari 33 Provinsi di Indonesia.

Peringkat Tingkat Kemiskinan Provinsi di Jawa, 2007

Peringkat Provinsi Persentase1 Jawa Tengah 20.432 Jawa Timur 19.983 DI Yogyakarta 13.554 Jawa Barat 18.995 DKI Jakarta 4.61

8

Jawa Tengah memperoleh pelimpahan kemakmuran (trickle down) dari kemajuan propinsi-propinsi tetangganya ini, tetapi pada saat yang sama juga menerima dampak negatif  karena menjadi pemasok tenaga kerja murah yang hanya dinikmati bagi yang meninggalkan desanya. Akibatnya kemiskinan tetap luas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada berkualitas rendah.

Penduduk miskin erat kaitannya dengan wilayah miskin. Wilayah dengan potensi daerah yang tertinggal besar kemungkinan menyebabkan penduduknya miskin. Oleh karena itu pendekatan pemecahan kemiskinan dapat pula dilakukan terhadap pengembangan wilayah atau desa yang bersangkutan.

Kemiskinan di Jawa Tengah

9

Kemiskinan di Jawa Tengah

0 100 200 300 400 500 600

Kab. Cilacap

Kab. Purbalingga

Kab. Kebumen

Kab. Wonosobo

Kab. Boyolali

Kab. Sukoharjo

Kab. Karanganyar

Kab. Grobogan

Kab. Rembang

Kab. Kudus

Kab. Demak

Kab. Temanggung

Kab. Batang

Kab. Pemalang

Kab. Brebes

Kota Surakarta

Kota Semarang

Kota Tegal

Kab

up

ate

n/K

ota

Jumlah Penduduk Miskin (000 orang)

10

PEMBERDAYAAN MASYARAKATPemberdayaan Masyarakat, diperlukan:1.Kebijakan2.Komitmen3.Organisasi dan Program4.Pendekatan atau metode

yang tepat5. Sikap memperlakukan orang miskin

sebagai subyek.

Komitmen Pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas tertinggi tertuang dalam Propenas.

11

Upaya memberdayakan masyarakat ada 3 langkah:1. Menciptakan suasana masyarakat dapat

berkembang (enabling)2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

masyarakat (empowering)3. Melindungi (protecting)

Pemberdayaan dilakukan dengan Pendekatan

1.Capacity Building2.Institution Building3.Community Development

12

Pengembangan usaha kecil mikro dengan memberikan kredit mudah diakses oleh keluarga miskin serta melakukan pendampingan dan kemitraan usaha bagi keluarga miskin.

Salah satu pemberdayaan yang dapat meningkatkan pendapatan adalah “pemberdayaan usaha”.

Sektor usaha kecil mikro menjadi katub penyelamat masalah pengangguran di desa dan perkotaan.

13

Pemberdayaan UsahaPelatihan Usaha Ekonomi Produktif, secara intensif dapat melibatkan: Koperasi, BUMN, BUMD, Instansi Pemerintah terkait, Pengusaha, Perguruan Tinggi LSM

14

Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif

Misalnya: Manajemen Produksi

Manajemen Produksi

Merubah Sikap dan Perilaku

Menghasilkan Barang dan

Jasa

Pendapatan Meningkat

15

Pandangan Lama• Kerja sebagai suatu kewajiban• Alon-alon waton kelakon• Cara kerja sebagai cara hidup

Sudah ditinggalkan

Pandangan Baru Kerja untuk mencapai prestasi/hasil

Rencana usaha kecil mikro berdasarkan kebutuhan dan potensi serta minat yang dimiliki masyarakat miskin.

16

Karakteristik orang yang mau menjadi pebisnis:

Sikapnya: • Ambisius• Tekun untuk sukses• Mengambil inisiatif• Dapat merencanakan• Pekerja keras• Tabah• Sabar• Gigih• Banyak akal• Kesadaran pribadi• Motivasi pribadi yang kuat• Berorientasi pasar

17

Pandangannya:• Percaya diri• Antusias• Optimis• Pengambil risiko

Kepribadiannya:

Karakteristik orang yang mau menjadi pebisnis:

• Memiliki energi• Dapat menerima kritik• Dapat memotivasi orang• Memiliki karakter yang kuat• Memiliki gaya, karisma

Mentalnya:• Logis• Fleksibel• Inovatif , kreatif• Cerdik• Memiliki visi

18

PENUTUP

3. Pemberdayaan usaha dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin melalui berbagai pelatihan usaha ekonomi produktif.

1. Mengurangi tingkat kemiskinan perlu diperhatikan lokalitas daerah, kriteria kemiskinan, pendataan kemiskinan, penentuan sasaran, pemecahan masalah dan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih obyektif dan tepat sasaran.

2. Strategi pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat miskin sebagai subjek pembangunan. Menjalin kerjasama sinergis dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan, melalui pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan melembagakan budaya kemitraan antar pelaku pembangunan.

19