View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SALES
EQJEB BLOUNT
Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
(1) Setiaporangyangdengantanpahakmelakukanpelanggaranhakeko-nomisebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufiuntukpeng-gunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000(seratusjutarupiah).
(2) Setiaporangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinpenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi penciptasebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruff,dan/atauhurufhuntukpenggunaansecarakomersialdipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).
(3) Setiaporangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinpenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi PenciptasebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufa,hurufb,hurufe,dan/atauhurufguntukpenggunaansecarakomersialdipidanadenganpidanapenjarapalinglama4(empat)tahundan/ataupidanadendapa-lingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat(3)yangdilakukandalambentukpembajakan,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama10(sepuluh)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).
BAGAIMANA ULTRA-HIGH PERFORMERS
MEMANFAATKAN INTELEGENSI EMOSIONAL
UNTUK MEMENANGKAN PENJUALAN
JEB BLOUNT
PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO
SALES
EQ
SALES EQ: HOW ULTRA-HIGH PERFORMERS LEVERAGE SALES-SPECIFIC EMOTIONAL INTELLIGENCE TO CLOSE THE COMPLEX
DEALBy Jeb Blount
©Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2017ISBN: 978-1-119-31257-4
All Rights Reserved. This translation published under license with the original publisher John Wiley & Sons, Inc.
SALES EQ: BAGAIMANA ULTRA-HIGH PERFORMERS MEMANFAATKAN INTELEGENSI EMOSIONAL UNTUK
MEMENANGKAN PENJUALANOleh Jeb Blount
Alih bahasa: Vela AndapitaHak Cipta Terjemahan Indonesia
©2018 Penerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali oleh:Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia-JakartaAnggota IKAPI, Jakarta
718060079ISBN: 978-602-04-5285-2
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT GRAMEDIA, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan
vii
Daftar Isi
Kata Depan Anthony Iannarino ...................................... xv
Bab 1 Kantong Cokelat Misterius .....................................1Pelajaran Seumur Hidup ............................................................... 2Menjadi Seorang UHP ................................................................. 6
Bab 2 Badai Penjualan yang Sempurna .............................9Jadilah Sales Profesional dengan Ultra-High Performance ............. 11
Bab 3 Pembeli yang Irasional ..........................................14Tekanan yang Mendebarkan ....................................................... 15Jawaban ...................................................................................... 16Alasan ........................................................................................ 17Membeli itu Manusiawi .............................................................. 19Resep Rahasia ............................................................................. 23Dekati Pembeli dengan Cara Mereka Membeli ............................ 24
Bab 4 Melukis Pola, Bias Kognitif, dan Heuristik ...........27Pola Monster .............................................................................. 28Melukis Pola ............................................................................... 30
Sales EQviii
Jalan Pintas Mental ..................................................................... 32Orang Berperilaku Berdasarkan Emosi, Beralasan dengan Logika 33
Bab 5 Empat Level Intelegensi Sales ................................38Innate Intelligence atau Kecerdasan Bawaan ................................. 39Acquired Intelligence atau Kecerdasan yang Dipelajari .................. 41Haus Akan Ilmu Pengetahuan ..................................................... 42Technological Intelligence atau Kecerdasan Teknologi .................... 44Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosional ....................... 45IQ + AQ + TQ + EQ – Kombinasi Luar Biasa ............................. 46
Bab 6 Membentuk Probabilitas Menang .........................48Puisi ........................................................................................... 49Probabilitas Menang adalah Syarat Utama Seorang Sales Ultra-High Performance.............................................. 50Fanatical Prospecting ................................................................... 52Hukum Pergantian ..................................................................... 54Disiplin Kualifikasi ..................................................................... 55Memetakan Stakeholder .............................................................. 56Menyelaraskan Tiga Proses Penjualan .......................................... 57Sales EQ dan Kerangka Pengaruh Manusia ................................. 58
Bab 7 Proses Ganda ........................................................60Sales EQ Menyeimbangkan Timbangan ...................................... 62Empat Pilar Intelegensi Emosional Sales ...................................... 63
Bab 8 Empati ..................................................................65Fondasi Sales EQ ........................................................................ 68Skala Empati .............................................................................. 69Empati Intensional ..................................................................... 72Mengatur Empati ....................................................................... 74
�
Kantong Cokelat Misterius
It is the dim haze of mystery that adds enchantment to pursuit.
—Antoine Rivarol
Di usia yang terbilang muda, 23 tahun, Art mendapat promosi yang luar biasa dalam kariernya. Ia cukup rendah hati dengan mengatakan, “Ada karyawan yang mengundurkan diri, aku hanya beruntung saja.”
Sebagai sales dari perusahaan penyewaan, Art bekerja dengan kesi-bukan yang begitu padat, jam kerja yang panjang, dan setumpuk pekerjaan lain yang biasanya tidak dibebankan pada anak muda seperti dirinya.
Beruntung, Art memiliki dua hal yang mendukung pekerjaannya: ambisi untuk sukses dan mentor yang hebat.
Mentornya adalah seorang ‘legenda’ manajer penjualan bernama Joe. Sepanjang kariernya, Joe telah mengukirkan namanya pada hampir semua penghargaan yang diraih perusahaan di mana ia bekerja.
1
Sales EQ�
Begitu pula apresiasi yang diberikan klien. Hasrat belajar Art yang begitu tinggi menggugah Joe untuk mendukung Art mengembang-kan sayapnya.
“Meski usianya masih muda, di mata saya Joe tampak seperti ‘se-sepuh’,” seloroh Art.
“Dia seperti sudah berada di dunia ini ratusan tahun. Dia tahu ja-waban untuk segala pertanyaan, bagaimana cara mengolah sebuah informasi menjadi menyenangkan. Dan terutama, ya Tuhan, dia sangat tahu cara berbicara pada klien!” lanjutnya.
Joe-lah yang kemudian mengajari Art salah satu pelajaran berharga bagi karier sales Art yang masih seumur jagung: ‘Belajarlah berbicara dengan bahasa klien, sebab mereka membeli dengan alasan mereka, bukan kamu.’
Pelajaran Seumur HiduP
Suatu waktu, Art bekerja dengan klien sebuah toko roti. Semua ber-jalan lancar, sampai saat Art mengungkapkan harga layanan perusa-haannya.
“Tuan Colaizzi, sang pemilik, bersikeras bahwa harga saya terla-lu tinggi. Dia tidak mau mengubah pendiriannya, padahal harga saya hanya sedikit lebih mahal dibanding harga kompetitor, tetapi dengan nilai tambah kualitas yang jauh lebih baik daripada mereka. Sangat berat meyakinkan dia.
“Dia selalu membanding-bandingkan harga, dan saya tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau saya menurunkan harga, saya tidak memperoleh untung dari komisi. Lebih parah lagi, manajer saya juga pasti akan sulit menyetujui ini.
Kantong Cokelat Misterius �
“Ketika sedang berbincang dengan Joe, saya jelaskan bahwa proses negosiasi dengan Tuan Colaizzi mandek. Bahwa saya frustrasi terha-dap harga perusahaan kami yang tinggi. Kalau kami tidak menye-suaikan harga dengan kompetitor, bisa-bisa kami tidak akan bisa menjual apa pun!”
Art tersenyum saat mengingat betapa dirinya sangat keras kepala kala itu. Dia melanjutkan cerita tentang bagaimana Joe memberikan saran yang masih ia kenang hingga kini:
Dengan tenang, Joe berdiri dan berkata, “Ayo, ikuti saya.”
Kami pun berjalan ke mobilnya. Saya duduk di kursi penum-pang, kemudian Joe mengemudikan mobil ke sebuah swalayan. Ia memarkir mobil dan berkata, “Tunggu di sini.”
Sepuluh menit kemudian dia kembali dengan membawa sebuah kantong kertas cokelat.Ia letakkan kantong itu di kursi belakang, menghidupkan lagi kendaraan, dan kami kembali meluncur ke jalan.
Sekitar setengah jam kemudian, kami sudah duduk di lobi Colaizzi Baking Company dan menunggu Tuan Colaizzi datang. Kantong kertas cokelat misterius itu duduk manis di pangkuan Joe.
Setelah 20 menit menunggu, asisten Tuan Colaizzi menemui dan mengajak kami ke ruangan si tuan rumah. Kantong kertas cokelat itu masih saja dibawa Joe.
Saya tak tahu harus berbuat dan berkata apa. Joe bahkan tidak berbicara apa pun sejak kami berada di mobil. Saya menjadi gro-gi dibuatnya.
Sales EQ�
Di ruangan Tuan Colaizzi, kami duduk di hadapan meja kerja-nya. Joe membuka perbincangan dengan santai, sangat santai.
“Tuan Colaizzi, Art mengatakan pada saya, dia sedang bekerja dengan Anda untuk menyewa truk perusahaan kami sebagai armada layanan antar roti-roti Anda. Dia bilang Anda merasa keberatan dengan harga yang kami tawarkan. Kedatangan saya ke sini ingin tahu lebih banyak mengenai masalah ini.”
Kemudian Joe diam.
Tuan Colaizzi menyandar di kursinya, menyilangkan tangannya, dan mengucap, “Saya hargai upaya Anda meluangkan waktu untuk menghampiri saya ke sini, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa harga yang Anda tawarkan sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari kompetitor. Harga kalian sama sekali tidak bersaing. Saya tahu, Anda pasti akan berargumen dengan layanan dan kualitas yang lebih baik. Cukuplah, saya sudah mendengar itu dari Art, tak perlu Anda ulangi lagi. Semua harga dari perusahaan truk yang Anda tawarkan sama saja. Pokoknya kalau kalian tidak me-nurunkan harga, saya rasa tidak ada yang perlu kita bahas lagi.”
Lagi-lagi, Joe tetap tampak tenang. Ia meletakkan kantong kertas cokelat yang ia bawa di atas meja Tuan Colaizzi. Perlahan ia buka kantong itu dan mengeluarkan dua potong roti.
Joe membiarkan suasana hening beberapa saat sebelum dia ber-kata, “Tuan Colaizzi, saya penasaran. Apa perbedaan roti yang dijual di swalayan yang dibanderol harga 63 sen, dibanding roti Italia Colaizzi seharga 2 dolar 67 sen? Mengapa roti ini bisa tiga kali lebih mahal?”
Tuan Colaizzi naik pitam. Ia berdiri, mendorong kursinya ke be-lakang, dan mulai memberikan kami ceramah tentang mengapa
Kantong Cokelat Misterius �
rotinya jauh lebih baik. Bahwa ia melakukan bisnis rotinya de-ngan passion dan reputasi perusahaan rotinya begitu baik.
Ia menjelaskan bahwa rotinya lebih segar, dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas, para karyawannya bekerja dengan hati dalam memproduksi roti, termasuk rahasia perusahaannya da-lam memanggang roti, resep turun temurun dari keluarganya, sejarah roti Colaizzi, dan rasanya yang spesial tiada banding. Mengutip ucapannya, menurutnya rasa rotinya “jauh lebih lezat daripada roti-roti yang diproduksi massal”—wajahnya memerah penuh amarah saat mengatakan—“dengan segala bahan artifisial. Produk mereka lebih mirip rasa kardus daripada roti.”
Setelah ia puas menguliahi kami dengan segala wawasannya ten-tang dunia per-roti-an, ia kembali duduk di kursinya.
Joe lantas mencondongkan tubuh ke arah Tuan Colaizzi dan ber-kata, “Tuan Colaizzi, itulah yang kami ingin jelaskan pula pada Anda. Kami adalah roti Colaizzi di dunia penyewaan truk!”
Tuan Colaizzi diam. Joe tak lagi berkata-kata. Apalagi saya.
Dalam keheningan yang hanya Tuhan yang tahu berapa lama, mereka berdua saling menatap.
Saya tak bisa bernapas.
Tiba-tiba secercah senyum tipis muncul di sudut bibir Tuan Col-aizzi. Tak lama senyum itu berubah menjadi tawa. Ia tertawa ter-bahak-bahak. Ia meraih tangan Joe yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan lebih lanjut seputar penyewaan truk.
Hari itu, kami mendapat konsumen baru sekaligus kontrak yang baru saja ditandatangani. Kami makin tidak sebanding dengan kompetitor kami.
Sales EQ�
Kini, Art Vallely adalah COO di Penske Truck Leasing. Dia adalah salah satu pemimpin yang paling berbakat dan dinamis yang saya kenal – kaum eksekutif pasti memahami ini. Art hingga kini selalu memprioritaskan sales dan pelatihan sales. Dia satu-satunya ekseku-tif Level C yang menghabiskan waktu dengan segala kelas pelatihan sales, mulai dari level rendah untuk pembekalan dasar sales muda, sampai para sales profesional yang memperdalam ilmu dunia pen-jualan.
Art meneruskan pelajaran-pelajaran yang ia peroleh, termasuk yang ia dapat dari Joe. Ia menekankan pada para sales profesional untuk memahami kunci menjadi Ultra-high performer (UHP) dalam sales, yakni dengan menguasai hal-hal berikut: mengendalikan emosi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang.
menjadi Seorang uHP
Dalam benak Tuan Colaizzi, semua perusahaan truk sama. Bagaima-na tidak? Dia sudah bekerja sama dengan banyak perusahaan truk dengan penawaran serupa, brosur-brosur yang terlihat sama saja, jaminan yang tak berbeda, serta proposal dan tawaran harga dengan janji yang sama.
Bagi Tuan Colaizzi, truk adalah truk. Dengan pengalamannya sela-ma ini, wajar bila ia menilai “Harga kalian terlalu mahal.” Dari su-dut pandang kognitif, respons yang ia berikan adalah cara cepatnya memilih satu dari pilihan lain yang bagi dia tidak ada bedanya.
Sales kelas biasa akan menanggapi reaksi klien seperti ini dengan cara: menjadi defensif, mendebat apa pun argumen klien, dan ber-sikap keras kepala. Dalam proses ini mereka tidak sadar, mereka kehilangan kontrol dan memperkecil kemungkinan ‘memenangkan’ negosiasi.
Kantong Cokelat Misterius �
Tapi Joe mengajarkan Art menjadi sales di atas rata-rata. Melalui kantong kertas cokelat misterius, Joe memutarbalikkan meja per-mainan. Sederhana tetapi ampuh.
Menanggapi Tuan Colaizzi, Joe menggunakan ‘senjata’ tak ter-duga.
Hal ini membantah ekspektasi Tuan Coalizzi bahwa seorang sa-les akan mengikuti maunya.
Tuan Colaizzi mendapat kesempatan menyombongkan keung-gulan produk rotinya di hadapan Joe dan Art.
Ketika Tuan Colaizzi membicarakan roti kebanggaannya, hor-mon dopamin dalam tubuhnya membuncah hingga ke otak. Dia merasa lebih baik tanpa dirinya sendiri sadari.
Selama Joe dan Art menyimak ceramah singkat darinya, Tuan Coalizzi merasa dirinya penting dan dihargai (suatu pemberian paling berharga yang bisa Anda berikan pada orang lain). Pada titik ini Tuan Coalizzi merasa memiliki kekuasaan untuk meng-ambil keputusan.
Semakin panjang ia bicara tentang rotinya, semakin Tuan Colaizzi yakin bahwa rotinya memang yang terbaik tiada dua.
Joe berhasil menyentuh emosi Tuan Colaizzi ketika mengemba-likan kalimat Colaizzi dengan berkata: “Itulah yang kami ingin jelaskan pada Anda. Kami adalah roti Colaizzi di dunia penyewa-an truk!”
Menggunakan bahasa Tuan Colaizzi, Joe seakan meyakinkan bahwa ia memahami Tuan Colaizzi. Hal ini menciptakan hu-bungan emosi dan kepercayaan yang kuat.
Tuan Coalizzi bersikeras rotinya yang terbaik dan berbeda de-ngan roti lainnya. Akan menjadi inkonsisten dan memalukan baginya apabila ia lantas mengakui perusahaan penyewaan truk Joe juga berbeda. Jika hal ini terjadi, Tuan Colaizzi mengalami tekanan mental yang disebut gangguan kognitif.
Sales EQ�
Oleh sebab itu, yang dilakukan Tuan Colaizzi hanya tersenyum, tertawa, dan menjabat tangan Joe untuk menyetujui tawaran Joe.
Perasaan spesial yang dirasakan Tuan Colaizzi saat Joe dan Art membuatnya merasa penting dan ingin membalas, ini membuka ruang negosiasi di antara mereka. Kesepakatan terjadi dengan menguntungkan kedua belah pihak.
Tenaga penjual kebanyakan menyibukkan dirinya dengan berusaha meyakinkan klien menggunakan data, alasan rasional, pertimbangan logis, dan informasi lain. Mereka tidak sadar, pikiran manusia tidak bekerja melulu dengan cara begitu. Kadang kala ‘emosi’ mengambil alih panggung, dan ‘logika’ menyertai di belakang.
Ketimbang menyerah dan menurunkan harga, Joe bekerja dengan mengacak-acak emosi Tuan Colaizzi. Ia berhasil memutarbalikkan situasi, mengarahkan proses negosiasi, hingga akhirnya menjadi mustahil bagi Tuan Colaizzi mengakhiri perdebatan selain mengata-kan ‘Ya’.
�
Badai Penjualan yang Sempurna
Your chances of getting struck by lightning go up if you stand under a tree, shake your fist at the sky, and say “Storms suck!”
—Johnny Carson
Profesi sales diibaratkan selalu berada di tengah-tengah badai yang sempurna. Para pembeli atau klien memiliki kekuatan lebih—alat yang lebih baik, informasi yang lebih lengkap, lebih mampu meme-gang kendali, dan mengontrol jalannya proses sales sepanjang sejarah.
Kehadiran teknologi membuat perubahan demi perubahan terja-di begitu cepat sehingga cukup mengganggu. Hal ini kemudian membuat para pembeli dilanda ketakutan dan rasa tidak nyaman, sehingga mereka akan bertahan pada status quo. Teknologi juga menurunkan hambatan masuk dalam ring ‘pertarungan’ sales, se-hingga memberi ruang bagi kompetitor yang cenderung hanya bisa ikut-ikutan atau sekadar mengikuti tren. Upaya untuk merebut hati pembeli dengan membedakan diri dari segi produk, layanan, atau harga menjadi semakin menantang dari sebelumnya.
2
Sales EQ�0
Namun demikian, bagi pembeli, semuanya sama saja.
Para pelaku sales akhirnya dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit: apa yang dulu menjadi bekal seorang sales kompetitif—mengontrol proses penjualan, menguasai informasi seputar produk, unggul da-lam hal teknologi, melakukan presentasi atau pitching memukau—kini tidak lagi menjadi jaminan kesuksesan.
Di sisi lain, para pembeli sudah kehabisan kesabaran berurusan de-ngan gelontoran data memuakkan, janji-janji manis tentang layanan dan produk, hingga terkantuk-kantuk di setiap pitch yang dilaku-kan sales. Mereka mengharapkan sesuatu yang lebih dari interaksi dengan para tenaga penjual. Para pembeli bosan dengan percakapan sales yang remeh-temeh. Mereka tak butuh lagi dijelaskan apa yang sudah tertera di brosur.
Menyikapi pergeseran minat dan harapan para pembeli ini, sales harus mampu menyesuaikan diri. Sales harus menawarkan insight, mengajarkan, menantang, dan memberikan nilai tambah. Bagaima-na pun juga, besar kemungkinan pembeli tak memiliki cukup waktu dan perhatian untuk meladeni semua itu.
Konsep sales ‘modern’ ini memang begitu menarik dan menjanjikan saat dibaca dalam buku atau didengar di seminar. Lain perkara keti-ka seorang tenaga penjual berusaha menerapkannya dalam kehidup-an profesionalnya saat berhadapan dengan pembeli. Jangan heran, sebab belum tentu semua sales mampu menguasai kesadaran situa-sional dan kecerdasan emosional untuk secara efektif mendukung teknik ini saat menjalin interaksi dengan pembeli.
Tak sedikit sales yang sudah menjajal teknik ini justru membuat pembeli jengkel karena menganggap hanya perlu menjalankan stra-tegi saat melakukan pitching. Sales macam ini tak sadar arti penting belajar untuk terampil menjalin hubungan interpersonal. Mereka
Sales EQ400
Tentang Penulis
Jeb Blount adalah penulis yang telah menerbitkan delapan buku yang teruji reputasinya di dunia tentang pemimpin dalam penju-alan, kepemimpinan, dan pengalaman pelanggan. Sebagai spesialis akselerasi sales, ia membantu organisasi sales meraih kesuksesan performa melalui optimalisasi talenta, pemanfaatan pelatihan untuk mengolah kultur penjualan tingkat tinggi, membangun kepemim-pinan dan pembinaan keterampilan, serta menerapkan rancangan organisasi yang efektif.
Jeb menghabiskan lebih dari 200 hari setiap tahun menyampaikan keynote speech dan program platihan untuk tim penjualan berperfor-ma tinggi dan para pemimpin di seluruh dunia.
Melalui organisasi pelatihan globalnya, termasuk Sales Gravy, Chan-nel EQ, dan Innovate Knowledge, Jeb memberikan anjuran pada banyak organisasi terdepan di dunia serta para eksekutifnya tentang dampak kecerdasan emosional dan kemampuan interpersonal dalam aktivitas menghadapi pelanggan, dan menyampaikan pelatihan pada ribuan partisipan secara umum maupun forum privat.
Sebagai pebisnis unggul, Jeb memiliki lebih dari 25 tahun peng-alaman bersama 500 perusahaan Fortune, bisnis kecil dan mene-
Ucapan Terima Kasih 401
ngah, dan berbagai startup. Ia telah memancangkan namanya dalam daftar Top 50 Sales dan Pemimpin Pemasaran Paling Berpengaruh (Top Sales Magazine), Top 30 Tokoh Penjual Sosial, Top 10 praktisi sales yang wajib diikuti di Twitter (Evan Carmichael), Top 100 Sales Blogger Paling Inovatif (iSEEit), Top 20 mustread author—People Buy You—untuk wirausahawan (YFS Magazine dan Huffington Post), salah satu dari 20 Penulis dengan Penjualan Tertinggi—Fanatical Prospecting—sepanjang masa (Hubspot), dan podcaster tentang sales yang paling banyak diunduh sepanjang sejarah iTunes, serta banyak penghargaan lainnya.
Website unggulannya, https://www.salesgravy.com adalah situs yang paling banyak dikunjungi dalam pencarian tentang penjualan di se-antero dunia.
Ia adalah penulis dari delapan buku, di antaranya: Fanatical Prospecting: The Ultimate Guide for Starting Sales Conversations and Filling the Pipeline by Leveraging Social Selling, Telephone, EMail, and Cold Calling (John Wiley & Sons, 2015); People Love You: The Real Secret to Delivering a Legendary Customer Experience (John Wiley & Sons, 2013); People Follow You: The Real Secret to What matters Most in Leadership (John Wiley & Sons, 2011); People Buy You: The Real Secret to What Matters Most in Business (John Wiley & Sons, 2010); Sales Guy’s 7 Rules for Outselling the Recession (Macmillan, 2009); Business Expert Guide to Small Business Success (Business Expert Publishing, 2009); dan Power Principles (Palm Tree Press, 2007).
Temui Jeb pada LinkedIn, Twitter, Facebook, dan Instagram.
Untuk menjadwalkan Jeb pada acara Anda selanjutnya, hubungi 1-888-360-2249, e-mail andy@salesgravy.com atau carrie@salesgravy.com, atau kunjungi www.jebblount.com . Anda bisa menghubugi Jeb langsung ke e-mailnya jeb@salesgravy.com.
Recommended