View
647
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
PAPER
AKUNTANSI ASET PEMERINTAH
STUDI KASUS PADA INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA OECD
Disusun Oleh :
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA - 2012
i SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Abdul Rozaq (01)
Ahmad Faizin (04)
Arief Hidayat (08)
Arindra Drastika (09)
Reni Saptanti D I(29)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
...........................................................................................................................
BAB II LANDASAN UMUM.............................................................................................3
A. Pengakuan dan Pelaporan Aset Berdasarkan Basis Akuntansi yang
Berbeda............................................................................................................3
B. Akuntansi Aset Pemerintah Berdasarkan IPSAS...............................................5
1. Definisi Aset.................................................................................................5
2. Pengakuan dan Pengukuran Aset.................................................................6
3. Klasifikasi Aset.............................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................12
A. Kebijakan Akuntansi Pendapatan di Negara-Negara OECD............................12
1. Akuntansi Aset di New Zealand ................................................................12
Definisi Aset.........................................................................................12
Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................13
Klasifikasi Aset.....................................................................................15
Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................19
2. Akuntansi Aset di Australia ......................................................................19
Definisi Aset.........................................................................................19
Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................19
Klasifikasi Aset.....................................................................................20
Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................21
3. Akuntansi Aset di Amerika Serikat............................................................23
Definisi Aset.........................................................................................23
Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................23
Klasifikasi Aset.....................................................................................26
ii SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................28
B. Perbandingan antara Akuntansi Pendapatan di Indonesia dan IPSAS............28
Definisi Aset.........................................................................................28
Klasifikasi Aset.....................................................................................29
Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................32
Akuntansi Aset menurut SAP Dibandinkan dengan IPSAS....................34
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................40
A. Kesimpulan.....................................................................................................40
B. Saran..............................................................................................................42
iii SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi di bidang keuangan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia adalah dengan mengubah basis akuntansi pemerintah dari kas
menjadi akrual karena basis akrual dinilai lebih transparan dan akuntabel.
Hal ini dapat dilihat dari pasal 70 ayat 2 Ketentuan Peralihan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1),
yang menetapkan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja berbasis akrual diterapkan selambat-lambatnya pada tahun
anggaran 2008. Namun karena pemerintah belum siap dalam menerapkan
SAP berbasis akrual pada tahun anggaran 2008 yang lalu, maka pemerintah
merencanakan untuk menerapkan basis akrual secara penuh pada tahun
2015.
Perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi
pemerintahan merupakan bagian dari bangunan yang ingin dibentuk dalam
reformasi di bidang keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam UU
No. 17 tahun 2003. Oleh karena itu, perubahan basis akuntansi
pemerintahan di Indonesia dari basis kas menuju basis akrual dilakukan
secara bertahap. Oleh karena itu pada tahun 2005, Presiden SBY
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan yang merupakan standar akuntansi pemerintahan pada masa
transisi dari basis kas menuju basis akrual penuh. SAP mulai diberlakukan
untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
Tahun Anggaran 2005. Berdasarkan PP tersebut, akuntansi pemerintahan
menggunakan akuntansi basis kas menuju akrual (cash basis toward
accrual), artinya menggunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Seiring
berjalannya waktu pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
1 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagai pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagai langkah perbaikan.
Dengan dicatatnya aset secara akrual diharapkan nilai kekayaan negara
yang dimiliki oleh negara dapat diketahui secara lebih riil dan transparan.
Oleh sebab itu diharapkan aset negara dapat dimanfaatkan dan
dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya sehingga pemanfaatannya
dapat lebih efektif dan efisien. Dengan demikian itu penyelewengan aset
negara dapat diketahui dan diminimalisir.
Akan tetapi seperti yang telah dialami oleh beberapa negara yang telah
menerapkan basis akrual ternyata terdapat beberapa kendala yang
membuat mereka melakukan beberapa modifikasi termasuk dalam
perlakuan akuntansi terhadap suatu aset misalnya untuk aset infrastruktur,
pertahanan, dan medis. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai bagaimana pencatatan dan pelaporan aset di negara-negara
OECD sebagai negara-negara yang telah menerapkan akuntansi akrual, serta
perbandingan pencatatan dan pelaporan aset basis akrual yang diterapkan di
Indonesia dengan IPSAS.
B. Tujuan Penulisan
Dari hasil penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui berbagai pencatatan dan pelaporan aset dalam beberapa
basis akuntansi
2. Mengetahui praktik pencatatan dan pelaporan aset berdasarkan standar
internasional
3. Mengetahui pencatatan dan pelaporan aset yang diterapkan di beberapa
negara OECD, dalam hal ini studi kasus difokuskan pada tiga negara
yaitu New Zealand, Australia, dan Amerika Serikat
4. Mengetahui pencatatan dan pelaporan aset yang diterapkan dalam
akuntansi pemerintahan basis akrual di Indonesia dibandingkan dengan
best practice-nya.
2 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
BAB II
LANDASAN UMUM
A.Pengakuan dan Pelaporan Aset Berdasarkan Basis Akuntansi yang
Berbeda
1. Basis Kas
Dalam basis kas pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan
apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.
Pengakuan aset pada basis kas hanya mengakui aset lancar berupa kas
saja. Selain kas, aset lainnya tidak diakui. Aset lainnya hanya dicatat saat
pembeliannya saja, yaitu pengeluaran kas. Oleh karena itu perubahan nilai
aset tidak diakui. Penggunaan aset juga tidak diakui sebagai biaya.
Misalnya sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar 10.000
tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awalnya terlihat dalam contoh di
bawah ini.
Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000. Pada basis
kas pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal
untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Belanja Kendaraan Rp 3.000,00
Kas Rp 3.000,00
Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan
mengurangi nilai ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di neraca pada
basis kas tetap akun kas saja di sisi aktiva, karena fokus pengukuran basis
kas hanya pada kas.
3 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
2. Basis Kas Modifikasi
Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja
pada basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan
masih ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah
berakhirnya tahun berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi
selama waktu tertentu tersebut,yang berasal dari transaksi tahun lalu
diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode tahun
sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan
tahun sebelumnya tersebut dikurangkan dari periode pelaporan tahun
berjalan.
Menurut Hiltebeitel, Kenneth M, dalam “A look at the modified cash basis”
menyatakan bahwa, “The modified cash basis is a hybrid method such
combines features of both the cash basis and the accrual basis.
Modifications to the cash basis accounting include such items as the
capitalization of assets and the accrual of income taxes. If these
modifications are made, the resulting balance sheet would include
long-term assets, accumulated depreciation, and a liability for
income taxes. The income statement would report depreciation expense
and income tax expense. Modified cash basis financial statements are
intended to provide more information to users than cash basis statements
while continuing to avoid the complexities of GAAP”.
3. Basis Akrual
Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karenanya transaksi-
transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan
diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Fokus
pengukurannya adalah pada semua sumber daya ekonomi. Neraca
melaporkan semua aset dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar.
Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui
sebagai pendapatan atau beban.
4 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Pada basis akrual semua aset diakui dan dicatat pada neraca. Nilai aset
akan dicatat pada nilai yang lebih sebenarnya karena perubahan nilai pada
aset juga diakui. Misalnya sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal
sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awalnya terlihat
dalam contoh di bawah ini.
Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya
yang dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:
Kendaraan Rp 3.000,00
Kas Rp 3.000,00
Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun
Kendaraan (Aset Tetap) selain KAS di sisi aktiva, sedangkan Ekuitas Dana di
sisi pasiva tetap 10.000. Hal tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis
akrual yang melaporkan semua perubahan kekayaan sehingga transaksi
tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap.
4. Basis Akrual Modifikasi
Pengakuan aset antara basis akrual penuh dengan akrual modifikasi pada
umumnya sama. Perbedaan dari kedua basis tersebut hanya menyangkut
kapan saat pengakuan pendapatannya saja. Pada basis akrual yang
dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan
available yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya,
sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui
pada saat kas sudah diterima atau diakui sebagai pendapatan
ditangguhkan. Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana
kewajiban timbul.
Kriteria “tersedia“ harus memenuhi dua hal, yaitu:
5 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
a) Secara sah dapat digunakan untuk membiayai expenditures tahun
berjalan dan;
b) akan diterima dalam periode berjalan atau dalam waktu dekat setelah
akhir tahun untuk membayar utang (liabilities) periode berjalan.
B.Akuntansi Aset Pemerintah Berdasarkan IPSAS
1. Definisi Aset
IPSAS mendefinisikan aset sebagai “Assets are resources controlled by an
entity as a result of past events and from which future economic benefits or
service potential are expected to flow to the entity (IPSAS 1 Para 7)”.
Dengan kata lain, aset dalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu
entitas akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan atau potensi jasa diharapkan akan mengalir ke entitas.
Karakteristik penting dari aset adalah mampu memberikan “future
economic benefits or service potential”. Aset menyediakan sarana untuk
entitas untuk mencapai tujuan mereka. Aset yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tujuan entitas, akan tetapi
yang tidak langsung menghasilkan arus kas masuk bersih, sering
digambarkan sebagai mewujudkan potensi layanan (service potencial). Aset
yang digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk bersih sering
digambarkan sebagai memiliki manfaat ekonomi masa depan (future
economic benefits).
2. Pengakuan dan Pengukuran Aset
Secara umum, pengakuan aset sejalan dengan basis akrual yang dianut
oleh IPSAS yaitu suatu basis akuntansi dimana transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat terjadi (dan tidak hanya saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar). Pengakuan aset juga biasanya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. IPSAS 23 menyatakan bahwa ketika suatu entitas mengakui
kenaikan net aset sebagai hasil dari transaksi non-exchange, maka akan
diakui sebagai pendapatan.
Secara khusus, IPSAS juga mengatur secara spesifik mengenai pengakuan
dan pengukuran aset untuk jenis-jenis aset tertentu. Aset-aset tersebut
antara lain sebagai berikut:
IPSAS 12— Inventories
Persediaan adalah aktiva:
6 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
a) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam
proses produksi;
b) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi atau
didistribusikan dalam pemberian jasa;
c) Dimiliki untuk dijual atau didistribusikan dalam perjalanan biasa
operasi, atau
d) Dalam proses produksi untuk dijual atau didistribusikan.
Persediaan di sektor publik meliputi:
a) Amunisi;
b) Consumable stores;
c) bahan Pemeliharaan;
d) Suku cadang untuk pabrik dan peralatan selain yang dibahas di
Standar PPE;
e) stok Strategis (misalnya, cadangan energi);
f) Saham unissued currency;
g) Layanan pos persediaan yang dimiliki untuk dijual (misalnya,
stempel);
h) Work in progress, termasuk:
i. bahan-bahan kursus Pendidikan / pelatihan, dan
ii. Klien layanan (misalnya, jasa audit) di mana jasa mereka yang
dijual dengan harga wajar, dan
i) Tanah / properti yang dimiliki untuk dijual.
Persedian diukur dalam biaya terendah dan net realizable value, kecuali
persediaan yang diperoleh melalui transaksi non-uang, biaya mereka
harus diukur pada nilai wajar mereka sebagai pada tanggal akuisisi.
Nilai realisasi bersih (net realizable value) adalah estimasi harga
penjualan dalam kegiatan usaha, dikurangi estimasi biaya penyelesaian
dan taksiran biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan,
pertukaran, atau distribusi.
IPSAS 15— Financial Instruments: Disclosure and Presentation
Aset keuangan adalah setiap aset yang:
a) Kas;
b) hak kontraktual untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain
dari entitas lain;
7 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
c) hak kontraktual untuk pertukaran instrumen keuangan dengan
entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan; atau
d) instrumen ekuitas entitas lain.
Sebuah instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menimbulkan
baik aset keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau
instrumen ekuitas ke entitas lainnya.
IPSAS 16—Investment Property
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan - atau bagian
dari membangun – atau keduanya) diadakan untuk mendapatkan
rental/sewa atau untuk kenaikan modal atau keduanya, bukan untuk:
a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk administrasi tujuan, atau
b) penjualan dalam kegiatan operasi.
Properti investasi diakui sebagai aset jika, dan hanya bila:
a) Ini adalah kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan atau
potensial layanan yang berhubungan dengan properti investasi akan
mengalir ke entitas, dan
b) biaya atau nilai wajar dari properti investasi dapat diukur andal.
Properti investasi harus diukur pada awalnya pada biaya (biaya transaksi
akan termasuk dalam pengukuran awal). Dimana properti investasi
diperoleh melalui pertukaran non- transaksi, biaya harus diukur pada
nilai wajar sebagai pada tanggal akuisisi.
IPSAS 17—Property, Plant and Equipment
Properti, pabrik dan peralatan adalah barang berwujud yang:
a) yang diadakan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b) yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
pelaporan.
Biaya item properti, pabrik dan peralatan harus diakui sebagai aset jika,
dan hanya jika:
8 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
a) Ini adalah kemungkinan bahwa masa depan manfaat ekonomi atau
potensi jasa terkait dengan item tersebut akan mengalir ke entitas,
dan
b) biaya perolehan atau nilai wajar item dapat diukur secara andal.
Item properti, pabrik dan peralatan harus diukur pada awalnya pada
biaya (biaya transaksi akan termasuk dalam pengukuran awal). Dimana
item properti, pabrik dan peralatan diperoleh melalui pertukaran non-
transaksi, biaya harus diukur pada nilai wajar sebagai pada tanggal
akuisisi.
IPSAS 19— Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
Sebuah aset kontingen merupakan aset kemungkinan yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan keberadaan yang akan dikonfirmasikan hanya
oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa
depan yang pasti tidak seluruhnya dalam pengendalian entitas.
Sebuah entitas tidak harus mengakui aset kontingen. Aset kontingen
biasanya muncul dari kejadian tak terduga yang tidak direncanakan atau
yang tidak sepenuhnya dalam kendali entitas dan menimbulkan
kemungkinan arus masuk manfaat ekonomi atau jasa potensial untuk
entitas. Contohnya adalah klaim bahwa entitas adalah mengejar proses
hukum, dimana hasilnya tidak pasti.
Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena ini dapat
mengakibatkan pengakuan pendapatan yang mungkin tidak akan pernah
terwujud. Namun, ketika realisasi pendapatan hampir tertentu, maka
aktiva tersebut bukan aset kontingen dan pengakuan adalah tepat.
3. Klasifikasi Aset
Aset diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Aset Lancar
dan Non Lancar. Suatu aset harus diklasifikasikan sebagai current assets
ketika itu memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
a. Diharapkan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau
dikonsumsi, dalam siklus operasi normal entitas
b. Dimiliki terutama untuk tujuan diperdagangkan
c. Diharapkan akan direalisasi dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal laporan, atau
9 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
d. adalah kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam IPSAS
2, "Cash Flow Statements") kecuali dibatasi dari yang dipertukarkan
atau digunakan untuk melunasi kewajiban untuk setidaknya dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Semua aset lainnya harus diklasifikasikan sebagai tidak lancar/non-
current mencakup aset berwujud, tidak berwujud dan financial assets
yang bersifat jangka panjang.
Siklus operasi entitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi
input atau sumber daya menjadi output. Misalnya, pemerintah
mentransfer sumber daya untuk entitas sektor publik sehingga mereka
dapat mengkonversi sumber daya ke dalam barang dan jasa, atau
output, untuk memenuhi outcomes sosial, politik dan ekonomi
pemerintah yang diinginkan. Ketika siklus operasi normal entitas tidak
jelas diidentifikasi, durasi diasumsikan dua belas bulan.
Aktiva lancar mencakup aset (seperti piutang pajak, piutang retribusi,
denda, regulatory fees receivable, persediaan dan pendapatan investasi
yang masih harus dibayar) yang direalisasi, dikonsumsi atau dijual,
sebagai bagian dari siklus operasi normal bahkan ketika mereka tidak
diharapkan untuk diwujudkan dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan. Aktiva lancar juga termasuk aset yang dimiliki
terutama untuk tujuan diperdagangkan (pedoman tentang klasifikasi aset
keuangan dapat ditemukan di standar akuntansi nasional atau
internasional yang relevan yang berhubungan dengan pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan) dan bagian current dari non-current
financial assets Penyajian Aktiva/Aset pada Sektor Publik
Aktiva dan kewajiban, dan pendapatan dan pengeluaran, tidak di-offset
kecuali diperlukan atau diizinkan oleh International Public Sector
Accounting Standard. Adalah penting bahwa aset dan kewajiban, serta
pendapatan dan pengeluaran, dilaporkan secara terpisah. Offsetting
dalam laporan kinerja keuangan atau laporan posisi keuangan, kecuali
ketika offsetting mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa lain,
mengurangi kemampuan pengguna baik untuk memahami transaksi,
peristiwa lainnya dan kondisi yang terjadi dan untuk menilai entitas masa
depan arus kas. Pengukuran aset bersih dari penilaian allowances
10 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
misalnya, allowances pada inventories dan doubtful debts allowances
onreceivables adalah tidak offsetting
Entitas harus menyajikan aktiva lancar dan tidak lancar, dan kewajiban
lancar dan tidak lancar, sebagai klasifikasi terpisah pada halaman muka
laporan posisi keuangan kecuali saat presentasi berdasarkan likuiditas
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan. Ketika
pengecualian yang berlaku, semua aktiva dan kewajiban harus disajikan
secara luas dalam urutan likuiditas.
Apapun metode presentasi yang diadopsi, untuk setiap aset dan
kewajiban item baris yang menggabungkan jumlah diharapkan dapat
dipulihkan atau diselesaikan : (a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan dan (b) lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan, entitas harus mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat
dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan.
Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi
klasifikasi yang dapat diidentifikasi dengan jelas, klasifikasi terpisah dari
aktiva dan kewajiban lancar dan tidak lancar di halaman muka laporan
posisi keuangan memberikan informasi yang berguna dengan
membedakan aktiva bersih yang terus menerus beredar sebagai modal
kerja dari yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Ini juga
menyoroti aset yang diharapkan akan direalisasikan dalam siklus
operasi saat ini, dan kewajiban yang jatuh tempo untuk pelunasan dalam
yang periode sama.
Untuk beberapa entitas, seperti lembaga keuangan, presentasi aset dan
kewajiban dalam kenaikan atau penurunan urutan likuiditas
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan
daripada presentasi current/non-current karena entitas tidak
menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat
diidentifikasi dengan jelas.
Entitas diijinkan untuk menyajikan beberapa aset dan kewajiban
menggunakan klasifikasi lancar/tidak lancar dan beberapa lainnya dalam
urutan likuiditas ketika dapat memberikan informasi yang dapat
diandalkan dan lebih relevan. Kebutuhan dasar campuran dari presentasi
mungkin timbul ketika entitas memiliki operasi yang beragam.
11 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Informasi tentang tanggal yang diharapkan dari realisasi aktiva dan
kewajiban berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas suatu
entitas. IPSAS 15, "Financial Instruments: Disclosure and Presentation”
mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo financial assets dan
financial liabilities. Financial assets termasuk piutang dagang dan
piutang lainnya, dan financial liabilities termasuk hutang dagang dan
hutang lain-lain. Informasi tentang perkiraan tanggal pemulihan dan
penyelesaian aktiva dan kewajiban non-moneter seperti persediaan dan
provisi ini juga berguna, apakah atau tidak aset dan kewajiban
diklasifikasikan lancar atau tidak lancar.
IPSAS mengklasifikasikan asset sebagai berikut:
1. Inventories ( IPSAS 12 )
2. Financial Instruments: Disclosure and Presentation ( IPSAS 15 )
3. Investasi Property ( IPSAS 16 )
4. Property, Plant and Equipment ( IPSAS 17 )
5. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets ( IPSAS 19)
Penyajian aset yang dicontohkan oleh IPSAS dalam stetement of financial
position adalah sebagai berikut:
12 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Akuntansi Pendapatan di Negara-Negara OECD
1. Akuntansi Aset di New Zealand
Definisi Aset
Menurut International Accounting Standard New Zealand:
“ A resource: (a) controlled by an entity as a result of past events; and
(b) from which future economic benefits are expected to flow to the
entity”. Yang jika diterjemahkan kira-kira berarti suatu sumber daya
yang dikuasai/dimiliki suatu entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan dapat
diperoleh oleh entitas.
Current asset → amounts of asset expected to be recovered or settled
NO MORE than twelve months after the reporting period. Current assets
include assets (such as inventories and trade receivables) that are sold,
consumed or realised as part of the normal operating cycle even when
they are not expected to be realised within twelve months after the
reporting period. Jumlah aset yang diharapkan akan dimiliki atau
direalisasi TIDAK LEBIH dari dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Aktiva lancar mencakup aset (seperti persediaan dan piutang dagang)
yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian dari siklus
operasi normal bahkan ketika mereka tidak diharapkan akan direalisasi
dalam dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Inventories are assets (persediaan adalah aset):
(a) held for sale in the ordinary course of business (dimiliki untuk dijual
dalam kegiatan usaha normal);
(b) in the process of production for such sale (dalam proses produksi
untuk penjualan tersebut); or
(c) in the form of materials or supplies to be consumed in the
production process or in the rendering of services (dalam bentuk
13 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses produksi
atau pemberian jasa).
An entity shall classify an asset as current when (Entitas harus
mengklasifikasikan aset lancar jika):
(a) it expects to realise the asset, or intends to sell or consume it, in its
normal operating cycle (diharapkan untuk mewujudkan aset, atau
bermaksud untuk menjual atau mengkonsumsi, dalam siklus operasi
normal);
(b) it holds the asset primarily for the purpose of trading (memegang
aset terutama untuk tujuan perdagangan);
(c) it expects to realise the asset within twelve months after the
reporting period (diharapkan untuk mewujudkan aset dalam waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan); or
(d) the asset is cash or a cash equivalent unless the asset is restricted
from being exchanged or used to settle a liability for at least twelve
months after the reporting period (aset itu kas atau setara kas
kecuali aset dibatasi dari yang dipertukarkan atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban untuk setidaknya dua belas bulan setelah
periode pelaporan).
Entitas harus mengklasifikasikan seluruh aset lainnya sebagai aset tidak
lancar.
Non current asset → amounts of asset expected to be recovered or
settled MORE than twelve months after the reporting period (include
tangible, intangible and financial assets of a long-term nature). An
intangible asset is an identifiable non-monetary asset without physical
substance. Jumlah aset yang diharapkan akan dimiliki atau direalisasi
lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan (termasuk aset
berwujud, tidak berwujud dan keuangan yang bersifat jangka panjang).
Suatu aktiva tidak berwujud merupakan aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi tanpa substansi fisik.
Pengakuan dan Pengukuran Aset
Karena pada dasarnya NZ-IAS berdasarkan pada IPSAS, pengakuan atas
aset identik dengan apa yang termuat dalam IPSAS. Aset diakui dengan
berdasarkan pada basis akrual yaitu basis dimana suatu transaksi atau
kejadian diakui ketika mereka terjadi (tidak hanya ketika kas atau
14 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
setaranya diterima), kemudian transaksi atau kejadian tersebut dicatat
dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan. Aset diakui pada laporan keuangan hanya
pada sat aset memenuhi seluruh elemen dari pengertian aset itu sendiri
serta kriteria pengakuan atas aset. Aset akan dimasukkan ke dalam
laporan keuangan pada saat dimungkinkan manfaat yang terkandung
dalam aset akan dapat direalisasikan atau mempengaruhi entitas, serta
aset memiliki biaya atau nilai lainnya yang bisa diukur dengan reliabel.
NZ IAS 2 – INVENTORIES
Pengakuan beban atas persediaan dalam NZ IAS 2 sama dengan apa
yang disebutkan dalam IPSAS 12 tentang Inventories. Pada saat
persediaan dijual, ditukar, atau dibagikan, nilai buku atas persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode dimana pendapatan
yang terkait diakui. Apabila tidak ada pendapatan yang terkait, beban
diakui pada saat barang didistribusikan atau jasa yang terkait diberikan.
Jumlah atas penghapusan apapun atas persediaan dan seluruh kerugian
atas persediaan harus diakui sebagai beban pada periode diaman
penghapusan atau kerugian tersebut terjadi.
NZ IAS 16 – PPE
Pengakuan atas PPE dalam NZ IAS 16 juga sama dengan pengakuan
yang disebutkan dalam IPSAS 17 tentang PPE dimana PPE harus diakui
sebagai aset pada saat:
(a) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang
atau potensi jasa yang terkait dengannya akan berpengruh
terhadap entitas.
(b) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.
NZ IAS 38 – INTANGIBLE ASSETS
Pengakuan Intangible Assets dalam NZ IAS 38 sama dengan pengakuan
Intangible Assets pada IPSAS 31, dimana dalam pengakuan Intangible
Asset, harus memenuhi pengertian dari Intangible assets dan kriteria
pengakuan intangible assets, dimana sebuah intangible asset harus
diakui hanya jika:
(a) Dimungkinkan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan
atau jasa yang terkait akan berpengaruh terhadap entitas.
(b) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.
15 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Sebuah entitas harus menilai probabilitas atas manfaat ekonomi di
masa datang atau potensi jasa yang diharapkan menggunakan asumsi
yang mendukung dan beralasan yang merepresentasikan estimasi
terbaik dari manajemen atas keseluruhan kondisi ekonomi yang akan
terjadi atas penggunaan aset.
NZ IAS 40 – INVESTMENT PROPERTY
Pengakuan atas investment property dalam NZ IAS 40 juga sama
dengan pengakuan yang disebutkan dalam IPSAS 16 tentang
Investment Property. Investment property harus diakui sebagai aset
hanya pada saat:
(a) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang
atau potensi jasa yang terkait dengan investment property akan
berpengaruh terhadap entitas; dan
(b) Biaya atau fair value dari investment property bisa diukur dengan
reliabel.
NZ IAS 41 – AGRICULTURE
Lagi-lagi, pengakuan agriculture dalam NZ IAS 41 identik dengan
pengakuan agriculture dalam IPSAS 27. Sebuah entitas harus mengakui
aset biologi atau produksi agrikultural hanya pada saat:
(a) Entitas mengkontrol aset tersebut sebagai hasil dari kejadian di
masa lalu.
(b) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang
atau potensi jasa yang terkait dengannya akan berpengruh
terhadap entitas.
(c) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.
Klasifikasi Aset
Dalam Statement of Financial Position (neraca) yang dibuat oleh
pemerintah New Zealand, aset diklasifikasikansecara global menjadi :
1. Cash and cash equivalents (Kas dan setara kas)
2. Receivables (piutang)
3. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat
berharga, deposito dan laba derivatif)
4. Share investments (investasi saham)
5. Advances (Uang muka)
6. Inventory (Persediaan)
16 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
7. Other assets (aset lainnya)
8. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)
9. Equity accounted investments (modal dalam investasi)
10. Intangible assets and goodwill (Aktiva tak berwujud dan goodwill)
Tetapi, dalam Notes Financial Statement (Catatan Laporan Keuangan),
aset diklasifikasikan dengan lebih detil menjadi :
1. Cash and cash equivalents (Kas dan setara Kas)
2. Receivables (piutang)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Tax receivables
2) Levies, fines and penalty receivables
3) Social benefit receivables
4) Sovereign receivables
5) Trade and other receivables
b. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be realised within one year
2) Expected to be outstanding for more than one year
c. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
4) Inter-segment eliminations
3. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat
berharga, deposito dan laba derivatif)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Marketable securities
2) Long term deposits
3) Derivatives in gain
4) IMF financial assets
b. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be realised within one year (diharapkan dapat
direalisasikan dalam 1 tahun).
2) Expected to be held for more than one year (diharapkan dimiliki
lebih dari 1 tahun)
c. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
17 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
4) Inter-segment eliminations
4. Share investments (investasi saham)
a. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be realised within one year (diharapkan dapat
direalisasikan dalam 1 tahun).
2) Expected to be held for more than one year (diharapkan dimiliki
lebih dari 1 tahun)
b. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
4) Inter-segment eliminations
5. Advances (Uang muka)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Student loans
2) Kiwibank mortgages
3) Other advances
b. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
4) Inter-segment eliminations
6. Inventory (persediaan)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Inventories held for sale
2) Military inventories
3) Other consumables
b. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be sold or consumed within one year
2) Expected to be sold or consumed after one year
c. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
18 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
7. Other assets (aset lainnya)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Prepayments
2) Investment property
3) Agricultural assets
4) Investment in supranational organisations
5) Other
b. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be realised within one year
2) Expected to be held for more than one year
c. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
4) Inter-segment eliminations
8. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)
a. By class of asset (berdasarkan kelas aset)
1) Land (valuation)
2) Buildings (valuation)
3) Electricity distribution network (cost)
4) Electricity generation assets (valuation)
5) Aircraft (excluding military) (valuation)
6) State highways (valuation)
7) Rail network (valuation)
8) Specialist military equipment (valuation)
9) Specified cultural and heritage assets (valuation)
10) Other plant and equipment (cost)
b. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
c. By holding (berdasarkan kontrak kerjasama)
1) Leasehold
2) Freehold
9. Equity accounted investments (modal dalam investasi)
a. Tertiary Education Institutions
19 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
b. Other
10. Intangible assets and goodwill (aset tidak berwujud dan
goodwill)
a. By type (berdasarkan jenis)
1) Computer software
2) Net Kyoto position
3) Goodwill
4) Other intangible assets
b. By maturity (berdasarkan umur)
1) Expected to be sold or consumed within one year
2) Expected to be sold or consumed after one year
c. By source (berdasarkan sumber)
1) Core Crown
2) Crown entities
3) State-owned enterprises
Permasalahan terkait Akuntansi Aset
Ada beberapa permasalahan yang dapat timbul berkaitan dengan
standar akuntansi aset di Selandia Baru dan juga sebagian besar negara
lain penerap basis akrual, antara lain :
1. Berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atas aset
warisan/bersejarah, bahwa yang dikatakan aset bersejarah dapat
diukur dengan memperkirakan dari pasar alternatif, catatan asuransi,
penilaian, atau nilai penggantian. untuk beberapa aset bersejarah
seperti monumen nasional akan sulit melakukan penilaian.
2. Pencatatan infrastruktur
3. Pencatatan aset biologi
2. Akuntansi Aset di Australia
Definisi Aset
Dalam AASB, aset didefinisikan sebagai berikut:
“A resource:
a. controlled by an entity as a result of past events; and
b. from which future economic benefits are expected to flow to the
entity”.
20 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Aset menurut AASB merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh
entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, dan sumber dari mana
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas.
Pengakuan dan Pengukuran Aset
Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa ada manfaat
ekonomi di masa depan yang akan mengalir ke entitas dan aset
tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Aset
tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dianggap
mustahil akan menyebabkan adanya manfaat ekonomi yang mengalir
ke entitas di luar periode akuntansi berjalan. Hal ini berlaku sebaliknya
pada pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
Klasifikasi Aset
Aset diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut, yaitu:
1. Property, plant and equipment (PPE)
Merupakan aset berwujud yang memenuhi kriteria berikut:
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
2. Investment property
Merupakan properti (tanah atau bangunan atau bagian dari
bangunan atau keduanya) yang dipegang (oleh pemilik atau oleh
lessee dalam sewa pembiayaan) untuk menghasilkan uang sewa atau
untuk kenaikan nilai atau keduanya, tetapi tidak untuk:
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
b. dijual dalam kegiatan usaha normal.
3. Intangible assets
Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik (aset
tidak berwujud).
4. Financial assets (excluding amounts shown under 5, 8 and 9)
Setiap aset yang meliputi:
a. kas;
b. instrumen ekuitas dari entitas lain;
21 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
c. hak kontraktual:
i. untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain dari entitas
lain, atau
ii. untuk pertukaran aset keuangan atau kewajiban keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi
menguntungkan bagi perusahaan; atau
d. kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen ekuitas
entitas itu sendiri:
i. non-derivatif untuk entitas yang sedang atau mungkin diwajibkan
untuk menerima sejumlah variabel instrumen ekuitas entitas itu
sendiri; atau
ii. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain oleh
pertukaran jumlah yang tetap uang tunai atau aset keuangan lain
tetap jumlah instrumen ekuitas entitas itu sendiri. Untuk tujuan ini
sendiri instrumen ekuitas entitas tidak termasuk instrumen
keuangan puttable diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai
dengan 16A paragraf dan 16B, instrumen yang memaksakan pada
entitas kewajiban untuk memberikan kepada pihak lain bagian
proporsional aktiva bersih dari entitas hanya pada likuidasi dan
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf
16C dan 16D, atau instrumen yang kontrak untuk menerima masa
depan atau penyerahan instrumen ekuitas entitas itu sendiri.
5. Investments accounted for using the equity method;
6. Biological assets;
Aset berupa tanaman atau hewan yang hidup.
7. Inventories;
Merupakan aset yang memenuhi kriteria berikut:
a. dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam
proses produksi atau penjualan jasa.
8. Trade and other receivables;
9. Cash and cash equivalents;
Merupakan kas dan giro, serta investasi yang sangat likuid yang
dapat segera dikonversikan menjadi uang tunai dan yang tunduk
pada resiko yang tidak signifikan dari perubahan nilai.
22 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
10.........The total of assets classified as held for sale and assets included in
disposal groups classified as held for sale in accordance with AASB 5
Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
Permasalahan terkait Akuntansi Aset
Permasalahan yang terkait akuntansi aset di Australia adalah:
1. Pengakuan Aset
Pencatatan aset pada harga pembelian adalah metode paling mudah,
namun permasalahan yang ditemui adalah :
a. Aset similar dinilai pada jumlah yang berbeda hanya karena
mereka mempunyai tanggal pembelian yang berbeda
b. Nilai aset dan kewajiban dapat naik dan turun di pasar seperti
hutang dan bangunan.
c. Penilaian yang paling baik menggunakan metode current
valuation, namun pendekatan ini juga menemui masalah yaitu :
1) Nilai berubah-ubah
2) Saran profesional dibutuhkan untuk menentukan nilai
3) Beberapa aset seperti warisan budaya, pertahanan dan
infrastuktur sulit untuk dinilai
2. Pengakuan aset warisan
Warisan (heritage assets) meliputi bangunan bersejarah, monumen,
situs purbakala, museum, galeri dan kumpulan koleksi. Pengakuan
dan penilaian warisan tesebut menemui kesulitan karena:
a. Menekankan pada nilai pasar untuk sesuatu yang mempunyai nilai
budaya dan bukan nilai moneter
b. Warisan memilik siklus hidup yang lama, kadang-kadang ratusan
tahun. Nilainya tidak jatuh dari waktu ke waktu sehingga konsep
depresiasi tidak relevan.
c. Aset ini secara umum tidak diperjualbelikan karena dilindungi
undang-undang dan aset ini tidak mempunyai nilai pengganti
(replacement value)
Pemerintah Australia dalam pengakuan aset warisan ini dengan
menerapkan hal-hal berikut :
a. Agency diperlukan untuk mengelola aset-aset warisan sehingga
aset warisan tidak jatuh nilainya.
23 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
b. Tidak semua warisan atau item budaya akan memenuhi definisi
akuntansi aset walaupun walaupun mempunyai nilai warisan.
Apabila suatu aset warisan dan budaya
c. Tak tergantikan dan tidak memiliki harga pasar, tidak mungkin
nilainya dapat diukur secara andal dan dicatat sebagai aset.
d. Aset warisan dinilai pada nilai wajar, yaitu dimana harga pasar
tidak dapat digunakan, metode penilaian lain digunakan seperti
pendekatan pendapatan atau nilai pengganti yang didepresiasi.
3. Pengakuan aset senjata pertahanan
Australia baru-baru ini mengadopsi metode kapitalisasi untuk
akuntansi senjata pertahanan setelah sebelumnya
memperlakukannya sebagai biaya. Amerika Serikat mengadopsi
pendekatan serupa. Aset militer seperti rumah sakit dasar, sekolah
militer dan perguruan tinggi dikapitalisasi. Namun demikian, masih
ada masalah yang tidak terselesaikan:
a. Sulit untuk mengkapitalisasi penelitian, terutama bila dilakukan
in-house
b. Sulit untuk menilai kelebihan aset yang dihentikan, penggunaan
eksklusif militer atas spektrum untuk komunikasi dan
penggunaan wilayah udara eksklusif.
4. Pengakuan aset infrastruktur
Aset infrastruktur terutama terdiri dari jalan raya dan aset jaringan
lainnya. Isu-isu yang terjadi meliputi:
a. Aset ini memiliki masa manfaat yang panjang. Oleh karena itu
muncul pertanyaan apakah mereka harus disusutkan.
b. Beberapa negara tidak melakukan depresiasi aset tersebut atas
dasar bahwa pengeluaran pemeliharaan mempertahankan nilai
mereka.
Pemerintah Australia menilai aset infrastruktur pada nilai wajar
sebagai contoh bila harga pasar di mana tidak dapat digunakan,
metode penilaian lain seperti pendapatan atau pendekatan biaya
pengganti terdepresiasi akan digunakan.
3. Akuntansi Aset di Amerika Serikat
Definisi Aset
24 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Aset menurut FASB dalam SFAC 6 adalah Aset adalah manfaat ekonomi
masa mendatang, yang diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan
usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang terjadi di
masa lalu. Namun FASAB mengakui bahwa manfaat yang diberikan
tidak selalu muncul dalam bentuk arus masuk kas yang diharapkan.
Pengakuan dan Pengukuran Aset
1. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)
Pemerintah dapat membeli atau membangun aset tetap atau dapat
memperolehnya dari sewa beli modal, pemberian atau dimiliki
pemerintah. Pada masa lalu, banyak pemerintah yang gagal
memelihara pencatatan modal yang cukup. Sekarang, kebanyakan
pemerintah mengakumulasikan dan mencatat data biaya asset
modal. Bagaimanapun juga, pencatatan yang asli tidak tersedia
dalam beberapa kasus, dan rekonstruksi pencatatan menjadi hal
yang mustahil atau menjadi sangat mahal. Dalam beberapa kasus,
kodifikasi GASB mengijinkan pencatatan perkiraan biaya asli pada
ketersediaan informasi dasar. Khususnya, kodifikasi GASB Negara
bagian :
Jika biaya hisoris menjadi tidak praktis dikarenakan
katidaktersediaan pencatatan, maka estimasi biaya historis
dimungkinkan.
Pemerintah dapat mengestimasikan biaya historis dari asset
infrastruktur umum dengan mengkalkulasikan biaya pengganti
lancer dari asset yang sama dan mengosongkan biaya ini melalui
penggunaan indeks tingkatan harga pada tahun akuisisi.
Informasi lainnya dapat menyediakan dukungan penting untuk
membuat modal awal.
2. Stewardship assets (aset penatalayanan)
a. Aset pertahanan nasional
Aset Pertahanan terdiri dari dua kelompok utama: sistem senjata
dan aset tetap pendukung (selanjutnya, sistem senjata) dan kapal
cadangan. Senjata sistem "merupakan alat-alat tempur yang
digunakan untuk menghancurkan, melukai, mengalahkan, atau
mengancam musuh "(SFFAS 11, 1), dan semua properti terkait,
tanaman, peralatan yang digunakan untuk menyebarkan sistem
25 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
senjata. Aset tetap pendukung terdiri dari item real properti
digunakan untuk secara efektif mengoperasikan senjata sistem
(SFFAS 11, 8c). Amerika Serikat, membedakan antara aset tujuan
umum militer dan yang spesifik aset militer. Karakteristik terakhir
ini termasuk bahwa mereka rentan terhadap prematur
kehancuran, baik melalui kerugian dalam pertempuran atau
karena usang jika musuh bisa berkembang yang membuat aset
tersebut tidak berguna lagi. Hal ini juga sulit untuk memperkirakan
waktu yang mungkin terjadi saat ini. Sebagai akibatnya, depresiasi
mereka tidak akan dapat diandalkan. Di Amerika Serikat, aset
militer khusus tidak dikapitalisasi dan disusutkan, mereka
dibebankan.
Jadi, untuk kedua komponen aset pertahanan, setiap memenuhi
setidaknya salah satu dari kriteria FASB atau FASAB untuk aset
yang disebutkan diatas dan nilai-nilai dapat yang dapat
diperkirakan, dapat dikategorikan sebagai aset pertahanan
nasional. Sedangkan untuk pengukurannya, untuk setiap benda
yang diperjualbelikan dipasar bebas maka dinilai dengan nilai
wajar dan apabila yang tidak diperjualbelikan secara bebas maka
menggunakan nilai historis.
b. Aset warisan/bersejarah
Aset warisan/bersejarah juga memiliki karakteristik untuk
pengakuan neraca. Di Amerika kriteria aset warisan/bersejarah
adalah yang dapat memberikan pelayanan kepada penerima
manfaat atau aset yang dapat membantu dalam menjalankan misi
pemerintah Federal yaitu memberikan pendidikan. Tentu
bangunan bersejarah, karya seni, monumen, dan item lainnya
yang menggambarkan sejarah Amerika Serikat memenuhi syarat
sebagai kontribusi terhadap pendidikan warga negara AS.
Karakteristik lain kualifikasi aset warisan/bersejarah untuk dapat
diakui di neraca berkaitan dengan kemampuan item untuk
menghasilkan arus kas langsung atau tidak langsung.
Menggunakan museum sebagai contoh, satu dapat melihat bahwa
menampilkan pameran tidak langsung menghasilkan arus kas
26 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
melalui restoran, konsesi, biaya, penjualan barang, atau sewa
dibayar oleh bisnis menyediakan barang dagangan, makanan, dan
wisata pameran tersebut. Aset warisan/bersejarah dapat diukur
dengan memperkirakan dari pasar alternatif, catatan asuransi,
penilaian, atau nilai penggantian disesuaikan saat ini dapat
dikembangkan sehingga nilai uang dapat tercermin pada neraca.
c. Aset Pengelolaan lahan/ Tanah Stewardship
Argumen untuk tanah Stewardship adalah sama dengan yang
disajikan untuk aset warisan dengan satu manfaat tambahan.
Mereka menyediakan layanan dan menjalankan misi dari lembaga
Federal tertentu. Mereka menghasilkan arus kas tidak langsung
dari franchisee, tour operator, bisnis yang beroperasi di lahan
tersebut, dan penjualan barang dagangan. Biasanya pemerintah
memungut biaya masuk taman. Dalam rangka untuk menentukan
biaya yang mencakup biaya pemeliharaan taman, bangunan
taman, dan infrastruktur taman, pendekatan biaya penuh adalah
yang terbaik karena akan mencerminkan penggunaan aset yang
sebenarnya, yang direkomendasikan untuk menetapkan biaya
layanan pemerintah (SFFAS 4, 60). Meskipun tanah tidak memiliki
biaya periodik, tentu infrastruktur dan bangunan harus
dimasukkan dalam proses penetapan biaya penuh digunakan
untuk menentukan biaya waralaba dan biaya masuk untuk
mendukung pemeliharaan aset.
Klasifikasi Aset
Menurut FASB aset dibagi menjadi dua, yaitu Plant, Property and
Equipment (PPE) dan stewardship assets (aset penatalayanan).
1. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)
Aset dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap apabila masuk dalam
salah satu karakteristik dibawah ini :
Dapat digunakan untuk tujuan alternatif tapi digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa atau untuk mendukung Misi dari
entitas tersebut
Digunakan dalam bisnis-jenis kegiatan
27 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Digunakan oleh entitas dalam kegiatan yang biaya dapat
dibandingkan dengan entitas lain melakukan yang sama kegiatan
GASB belum mensfesifikasian standar (keseragaman) klasifikasi dari
akun aset modal umum. Bagaimanapun juga, banyak pemerintah
mengikuti atau menadaptasi rekomendasi dari GFOA yang
menyatakan bahwa asset modal harus diklasifikasikan sebagai (1)
tanah,(2) bangunan,(3) infrastruktur,(4) mesin-mesin dan peralatan,
(5) pekerjaan dalam pembangunan/CIP.
Tanah. Biaya dari tanah termasuk jumlah yang dibayarkan untuk
tanah itu sendiri, biaya tiba-tiba untuk mengakuisisi tanah, dan
pengeluaran yang timbul sebelum tanah siap digunakan.
Bangunan atau Bangunan dan pengembanganya. Klasifikasi
termasuk (a) struktur relative yang tetap yang digunakan untuk
rumah pribadi atau property dan (b) peralatan yang secara
permanen disertakan dan menjadi bagian dari bangunan dan tidak
dapat di hilangkan tanpa merusak dinding, atap atau lantai atau
tanpa dengan merusak bagian dari bangunan.
Infrastruktur. Klasifikasi ini (dijelaskan nantinya) termasuk
pengembangan (selain bangunan) tertentu yang mempunyai masa
manfaat lama yang menambahkan nilai (ternasuk nilai guna) pada
tanah.
Mesin-mesin dan Peralatan. Sebagai contoh truk, kendaraan,
pompa, meja, mesin tik, computer, dan penutup buku. Mesin dan
peralatan yang bergerak harus diakuntansikan untuk
perawatannya.
Pekerjaan dalam Pembangunan/CIP. Pekerjaan dalam
pembangunan termasuk biaya pengerjaan konstruksi yang diambil
tapi belum selesai pada tanggal neraca. Biaya ini direklasifikasikan
pada penyeleseian proyek.
2. Stewardship assets (aset yang dikelola negara)
Aset Stewardship dibagi lebih lanjut menjadi tiga kategori: aset
pertahanan nasional, aset warisan/bersejarah/bersejarah, dan tanah
yang dikelola negara. Klasifikasi ini dibuat karena pemerintah
bertanggung jawab untuk kegiatan tertentu seperti pertahanan
adalah unik dan nilai dan penyusutan aset yang "tidak memberikan
28 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
kontribusi bermakna kepada pengukuran kinerja entitas operasi
"(SFFAS 7, 124). Karena mereka tidak memberikan kontribusi
terhadap kinerja pengukuran, item kualifikasi sebagai aset
pengelolaan dibebankan sebagai pengungkapan yang diperoleh dan
luas adalah diperlukan.
Aset pertahanan nasional, terdiri aset properti, pabrik, dan
peralatan yang merupakan komponen dari sistem senjata dan
mendukung misi militer. SFFAS 6,130 menyatakan bahwa barang-
barang yang tidak dapat digunakan entitas non-pemerintah
lainnya; digunakan untuk keadaan darurat, perang, atau
digunakan untuk bencana alam, atau dirancang khusus untuk
digunakan dalam program federal di mana tidak ada pembanding
dengan entitas lainnya, memenuhi syarat sebagai properti
pertahanan nasional. Juga karena ada tidak ada output untuk
dikompensasi dengan biaya barang-barang bisa disesuaikan,
kapitalisasi dan penyusutan tidak akan menambah nilai informasi
untuk setiap entitas operasi kinerja (SFFAS 8, 11).
Aset warisan/bersejarah/bersejarah adalah aset yang ada karena
nilai budaya mereka, arsitektur, atau estetika (SFFAS 6, 57).
Diharapkan badan usaha pemegang aset tersebut akan
mempertahankan aset dan melakukan perbaikan yang wajar dan
tidak ada depresiasi dari waktu ke waktu (SFFAS 6, 133). Jika aset
berguna baik sebagai PPE Umum dan
warisan/bersejarah/bersejarah aset, maka aset yang benar-benar
digunakan untuk PPE yang digunakan sebagai pelaporan,
pengakuan, dan pengungkapan (SFFAS 16).
Tanah Stewardship meliputi tanah yang dikuasai oleh pemerintah
Federal tetapi tidak digunakan bersama dengan aset PPE. Seperti
aset warisan/bersejarah/bersejarah, pengelolaan lahan yang
dimiliki untuk kesejahteraan umum dan akan dipertahankan dan
dilindungi (SFFAS 6, 137). Semua aset pengelolaan dibebankan
ketika diperoleh, tidak disusutkan dan tidak muncul pada neraca.
Namun, pemerintah Federal perlu menunjukkan akuntabilitas
untuk aktiva kepengurusan. Oleh karena itu, Standar tersebut
mengharuskan pengungkapan yang luas berkaitan dengan
29 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
penambahan, penarikan dari, keberadaan kondisi, dan
pengelolaan aset. Pengungkapan atas aset ini meliputi :
a. jumlah unit aset pelayanan di masing-masing kategori aset
(hektar tanah, jumlah bangunan, jumlah lukisan, jumlah
pesawat, dll)
b. jumlah unit ditambahkan atau ditarik selama periode fiskal
c. deskripsi metode akuisisi dan penarikan
d. kondisi aset pelayanan
e. informasi tentang pemeliharaan tangguhan atas aset
penatalayanan (SFFAS 8, 50, 68, 80, SFFAS 11, 10)
Permasalahan terkait Akuntansi Aset
Ada beberapa permasalahan yang dapat timbul berkaitan dengan
standar akuntansi aset di Amerika Serikat, antara lain :
1. Berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atas aset
warisan/bersejarah di Amerika Serikat, bahwa yang dikatakan aset
bersejarah dapat diukur dengan memperkirakan dari pasar alternatif,
catatan asuransi, penilaian, atau nilai penggantian. untuk beberapa
aset bersejarah seperti monumen nasional akan sulit melakukan
penilaian.
2. Dalam hal aset pertahanan nasional, permasalahan yang terjadi
adalah dalam hal keuntungan dari pencatatan aset ini dalam nilai
uang yang dapat dihasilkan dari metode pengukuran yang digunakan
misalnya penyusutan kurang relevan untuk meningkatkan kualitas
informasi yang dihasilkan.
3. Pemerintah Amerika tidak mewajibkan setiap entitas untuk
melaporkan penyusutan atas infrastuktur yang mengakibatkan tidak
dapat dikontrolnya masa manfaat infrastruktur tersebut.
B. Akuntansi Pendapatan di Indonesia dan Perbandingan dengan IPSAS
Definisi Aset
Berdasarkan Paragraf 65 Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang
selanjutnya disebut dengan SAP, aset didefinisikan sebagai sumber daya
ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
30 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi
aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran
pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Klasifikasi Aset
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non lancar. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan
dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
Aset lancar meliputi:
1. kas dan setara kas
2. investasi jangka pendek
Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 (tiga)
sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah
diperjualbelikan.
3. piutang
Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan
angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.
4. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat
tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan
pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
31 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Aset non lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset
tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung
untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset
nonlancar diklasifikasikan menjadi:
1. Investasi jangka panjang, merupakan investasi yang diadakan dengan
maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka
panjang meliputi:
a. Investasi nonpermanen, yaitu investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi
nonpermanen terdiri dari:
1) Investasi dalam Surat Utang Negara,
2) Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat
dialihkan kepada pihak ketiga, dan
3) Investasi non permanen lainnya.
b. Investasi permanen, yaitu investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen
terdiri dari:
1) Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/
perusahaan daerah, lembaga keuangan daerah, badan hukum
milik negara, badan internasional, dan badan hukum lainnya
bukan milik negara, dan
2) Investasi permanen lainnya.
2. Aset tetap, yaitu aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari:
a. Tanah
b. Peralatan dan mesin
c. Gedung dan bangunan
d. Jalan, irigasi, dan jaringan
e. Aset tetap lainnya, dan
f. Konstruksi dalam pengerjaan.
3. Dana Cadangan, adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat
dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dirinci menurut
tujuan pembentukannya.
32 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
4. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya.
Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan
penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,
aset kerjasama dengan fihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi
penggunaannya.
Penyajian dan pengklasifikasian aset sebagaimana diilustrasikan dalam
format Neraca Pemerintah Pusat Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PUSATNERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0(Dalam Rupiah)
No Uraian 20X1 20X0
ASET
ASET LANCAR Kas di Bank Indonesia Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Penyisihan Piutang Beban Dibayar Dimuka Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga Internasional Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya Persediaan Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen Pinjaman Jangka Panjang
Dana Bergulir
33 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumlah Investasi Nonpermanen Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
Pengakuan dan Pengukuran Aset
Nilai Historis ( Historical Cost )
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh
aset tersebut pada saat perolehan.
34 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena
lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai
historis, dapat digunakan nilai wajar aset terkait.
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan
atau kepenguasaannya berpindah.
Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau
beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus
kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau
tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau
diestimasi.
Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain
bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak,
retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan
setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman.
Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam
dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik
pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan
pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci,
termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima
sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak
diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang
tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
Pengukuran Aset
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos
dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset
dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan khususnya aset menggunakan
35 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Pengukuran aset adalah sebagai berikut:
a. Kas dicatat sebesar nilai nominal
b. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan
c. Piutang dicatat sebesar nilai nominal
d. Persediaan dicatat sebesar:
1. Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
2. Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
3. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan.
e. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk
biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan
yang sah atas investasi tersebut
f. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka
nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat
disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan
biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya
yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
g. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Akuntansi Aset menurut SAP Dibandingkan dengan IPSAS
Pada umumnya, akuntansi aset yang dianut oleh SAP mengadopsi
ketentuan yang diatur dalam IPSAS. Meskipun demikian, ada beberapa
perbedaan spesifik antara SAP dengan IPSAS mengenai aset, antara lain
sebagai berikut:
1. SAP hanya mengatur secara umum pengakuan dan pengukuran aset,
tidak mengatur secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk
tiap jenis aset sebagaimana diatur dalam IPSAS.
36 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
2. SAP memberikan penekanan pada nilai historis (historical cost) pada
pengukuran atas nilai aset karena dianggap lebih handal sehingga
dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sedikit berbeda dengan IPSAS
yang lebih mengutamakan penyajian dengan menggunakan fair value
karena memberikan potret yang lebih wajar mengenai realitas ekonomi
dari posisi keuangan.
3. Tidak seperti IPSAS, SAP tidak mengatur mengenai pencatatan dan
pengakuan atas aset biologis, tambang dan lainnya yang secara akrual
seharusnya dapat diakui sebagai aset.
Permasalahan yang timbul dalam penerapan akuntansi aset di Indonesia
antara lain:
1. Penyajian Piutang di Neraca
Dalam format penyajian Neraca yang dilampirkan dalam PP 71 Tahun
2010, piutang disajikan dalam Net Realizable Value (NRV)-nya yaitu
dikurangi dengan penyisihan piutang. Permasalahan timbul dikarenakan
standar akuntansi atas pencatatan dan penyajian penyisihan piutang
tidak diatur dalam PP 71 Tahun 2010 sehingga akan menimbulkan
kebingungan ke depannya.
2. Kesulitan dalam penaksiran nilai Piutang Pajak
Kesulitan dalam menaksir nilai piutang pajak adalah sebagai dampak
lanjutan terhadap kesulitan dalam menentukan kapan pengakuan atas
pendapatan pajak khususnya atas PPh Pasal 29 Kurang Bayar dan atas
Surat Ketetapan Pajak. Permasalahan tersebut diakibatkan karena:
a. Pengakuan Pendapatan atas PPh Pasal 29
PPh Pasal 29 secara umum dapat dijelaskan sebagai kekurangan
pembayaran pajak pada suatu tahun pajak yang timbul karena
besaran pajak yang terutang lebih besar dibandingkan dengan kredit
pajak. Berdasarkan basis akrual, maka timbulnya hak atas PPh Pasal
29 adalah pada saat berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
Permasalahan timbul ketika batas pelaporan dan pembayaran pajak
berbeda dengan saat terutangnya sedangkan besaran pajak dihitung
menggunakan prinsip self assessment (diserahkan sepenuhnya
kepada Wajib Pajak). Batas pembayaran PPh Pasal 29 adalah 3 bulan
sejak tahun pajak berakhir bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4
bulan sejak tahun pajak berakhir bagi Wajib Pajak Badan. Kurangnya
37 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
data yang handal mengenai jumlah pajak yang terutang pada saat
hak pemerintah timbul (taxable event) membatasi kemampuan
akuntansi untuk mengakui pendapatan secara akrual.
b. Pengakuan Pendapatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/
Surat Tagihan Pajak
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah produk hasil
pemeriksaan yang timbul karena jumlah pajak yang dilaporkan lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah pajak yang dihitung berdasarkan
hasil pemeriksaan. Berdasarkan ketentuan Pasal 25/27 UU KUP,
Jumlah pajak terutang yang tertera dalam SKPKB belum merupakan
utang pajak dan pembayarannya ditangguhkan apabila Wajib Pajak
mengajukan keberatan dan atau banding. Pengakuan timbulnya hak
pemerintah menjadi bias ketika batas waktu pengajuan permohonan
keberatan adalah 3 bulan sejak terbitnya SKPKB sehingga hak
pemerintah baru timbul menunggu kepastian dari Wajib Pajak apakah
mengajukan keberatan atau tidak. Apabila Wajib Pajak mengajukan
keberatan, pengakuan pendapatan atas SKP juga semakin
tertangguh menunggu keputusan keberatan dan akan semakin
tertangguh jika Wajib Pajak mengajukan banding.
c. Informasi yang terbatas mengenai saat terutangnya pajak
Sistem self assessment mengakibatkan bahwa seluruh mekanisme
mulai dari timbulnya hutang pajak, perhitungan dan pelaporan pajak
diserahkan sepenuhnya kepada Wajib Pajak. Dengan demikian,
pengakuan pendapatan pajak sekaligus piutang pajak secara andal
dan relevan sulit untuk diterapkan secara akrual penuh.
3. Perhitungan Persediaan
Metode perhitungan persediaan dalam SAP bisa menggunakan
perpetual atau periodik serta menggunakan FIFO atau Average. Dalam
praktiknya, penerapan standar ini pasti akan menimbulkan kesulitan
dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan Satker dengan metode
yang berbeda karena harus melakukan penyesuaian-penyesuaian.
4. Aset bersejarah/warisan
Aset bersejarah/warisan termasuk bangunan bersejarah, monumen dan
situs arkeologi, museum, galeri dan koleksi arsip. Masalah pengakuan
38 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
yang terkait dengan aset tersebut umumnya tidak memberikan dampak
yang sangat signifikan pada keseluruhan keuangan fiskal. Walau
demikian hal ini cukup sering menimbulkan permasalahan. Masalah ini
umumnya mengalir dari fakta bahwa akrual dipandang oleh beberapa
pihak sebagai penetapan nilai pasar pada sesuatu yang nilainya tidak
melekat secara kultur dan bukan moneter.
Dari titik pandang lebih teknis, aset bersejarah/warisan sangat berbeda
dari jenis lain aset. Mereka memiliki siklus hidup yang sangat panjang,
biasanya diukur dalam ratusan tahun. Nilai mereka tidak berkurang
seiring waktu karena keausan (tapi bisa ada biaya pemeliharaan yang
signifikan), bahkan ada kemungkinan untuk meningkatkan nilai dari
waktu ke waktu. Biaya perolehan mereka umumnya tidak dikenal dan
dalam kebanyakan kasus sama sekali tidak relevan untuk tujuan
penilaian saat ini. Aset umumnya tidak dipasarkan, sebagai penjualan
mereka umumnya dilarang oleh hukum. Dan, menurut sifatnya, mereka
tidak memiliki nilai penggantian.
Mendefinisikan apa yang merupakan aset historis/warisan seringkali
cukup sulit. Sebuah komplikasi lebih lanjut diperkenalkan saat
bangunan sejarah memiliki kegunaan ganda, misalnya, kantor-kantor
pemerintah yang terletak di istana bersejarah. Haruskah ini
diperlakukan sebagai aset normal atau sebagai aset warisan? Atau
haruskah aset dipisahkan sehingga bagian dari nilai bangunan dihitung
sebagai aset normal dengan sisanya yang diperlakukan sebagai aset
warisan?
Museum dan galeri adalah masalah lain. Beberapa negara mengambil
pendekatan sangat komprehensif. Sebagai contoh, Selandia Baru
menilai isi Arsip Nasional dengan nilai dari item luar biasa yang berbasis
pada penilaian yang diberikan oleh rumah lelang internasional. Isi dari
galeri seni adalah segala hal paling berharga dari semua aset warisan
pasar seni internasional. Prakteknya, bagaimanapun, sangat bervariasi.
Beberapa negara OECD melakukan penilaian, lainnya tidak. Beberapa
negara anggota lainnya tidak melakukan penilaian atas koleksi atas
aset yang sudah ada tetapi melakukannya untuk akuisisi aset baru.
5. Aset Militer
Perawatan dari aset militer merupakan masalah unik sektor publik. Jika
mereka harus diperlakukan berbeda, mendefinisikan apa itu aset militer
39 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
perlu dibuat jelas. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat,
membedakan antara aset tujuan umum militer dan yang spesifik aset
militer. Karakteristik terakhir ini termasuk bahwa mereka rentan
terhadap prematur kehancuran, baik melalui kerugian dalam
pertempuran atau karena usang jika musuh bisa berkembang yang
membuat aset tersebut tidak berguna lagi. Hal ini juga sulit untuk
memperkirakan waktu yang mungkin terjadi saat ini. Sebagai
akibatnya, depresiasi mereka tidak akan dapat diandalkan. Di Amerika
Serikat, aset militer khusus tidak dikapitalisasi dan disusutkan, mereka
dibebankan.
Negara-negara lain umumnya mengambil pandangan bahwa semua
peralatan militer harus dikapitalisasi dan disusutkan. Hal ini untuk
menghindari masalah yang terkait dengan definisi apa sebenarnya yang
dimaksud aset militer. Hal ini diterima bahwa aset militer rentan
terhadap kerusakan dini untuk alasan yang dicatat di atas. Tetapi
pendekatan yang diadopsi adalah untuk mendepresiasi mereka secara
normal dan kemudian mencatat mereka dihapus sebagai pos luar biasa
jika mereka rusak. Hal ini akan berfungsi untuk menghitung kerugian
tersebut.
Sejumlah isu-isu spesifik lainnya militer telah diidentifikasi. Pertama,
sulit untuk memanfaatkan penelitian, terutama ketika dilakukan di
rumah, ketika sistem militer baru sedang dikembangkan. Hal ini baik
karena keengganan militer untuk memasok informasi dan juga untuk
masalah yang militer sering telah dalam pelacakan biaya. Kedua, militer
sering mengadakan pembagian yang tidak proporsional aset yang
surplus --- seperti sebagai fasilitas dinonaktifkan --- yang dilakukan
pada nilai nihil, tetapi pada dasarnya harus diberikan karena biaya
militer mereka memegang nilai negatif. Ketiga, penggunaan eksklusif
militer dari bagian-bagian spektrum untuk komunikasi, dan penggunaan
wilayah udara eksklusif, merupakan biaya kesempatan besar untuk
pemerintah seperti ini akan memiliki nilai komersial yang besar. Timbul
pertanyaan bagaimana dua isu dapat diperlakukan khusus dalam
lingkungan akrual.
6. Aset Infrastruktur
Aset infrastruktur meliputi jalan raya dan aset jaringan lainnya. Aset ini
sering memiliki nilai yang sangat tinggi, meskipun mereka sering
40 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
menjadi tanggung jawab tingkat pemerintahan yang lebih rendah.
Masalah-masalah utama yang diidentifikasi dengan aset infrastruktur
adalah sebagai berikut. Pertama, menentukan masa manfaat aset
dengan metode penyusutan yang sesuai. Dalam hal ini, ada contoh
negara-negara OECD yang tidak mendepresiasi aset-aset ini tetapi
menyatakan bahwa aset sedang dipertahankan sedemikian rupa karena
mereka memiliki rentang hidup yang tak terbatas. Kedua, pengakuan
aset infrastruktur juga menyoroti kebutuhan untuk pengeluaran untuk
pemeliharaan, pengeluaran yang sering diabaikan di negara-negara
OECD. Ketiga, seringkali sangat sulit untuk memperkirakan biaya
akuisisi asli aset tersebut jika metode biaya historis digunakan. Hal ini
baik karena usia tua mereka dan kesulitan dalam memisahkan investasi
asli dan biaya pemeliharaan. Keempat, pemilihan metode penilaian
(biaya historis vs nilai saat ini) memiliki dampak yang sangat tinggi
pada aset.
7. Isu/permasalahan mengenai penilaian
Dasar tradisional untuk penilaian adalah biaya historis/perolehan.
Bagaimanapun juga ada, gerakan yang berkembang untuk mengadopsi
pendekatan yang lebih saat ini untuk penilaian. Secara konseptual,
penilaian saat ini umumnya dipandang sebagai pertimbangan unggul,
tetapi praktis sering menyebabkan kelanjutan / adopsi dari pendekatan
biaya historis. Namun demikian, masalahtidak akan terlepas dari
pendekatan yang diadopsi.
Pendekatan historis didasarkan pada asset senilai biaya akuisisi dengan
berikutnya depresiasi. Hal ini dapat dilihat sebagai pendekatan yang
lebih obyektif karena didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan
untuk aset. Hal ini juga lebih mudah untuk menangani dari sudut
pandang praktis. Masalah dengan pendekatan ini, bagaimanapun,
bahwa nilai aktiva out-of-date- sehingga semakin lama waktu berlalu
sejak akuisisi. Masalah utama lain adalah inkonsistensi dalam
pencatatan aset individu baik antara entitas dan dalam entitas. Sebagai
contoh, dua bangunan yang identik dapat dinilai sangat berbeda jika
mereka dibeli pada waktu yang berbeda. Masalah lebih lanjut terutama
dalam konteks sektor publik adalah bahwa catatan cukup sering berarti
bahwa biaya akuisisi asli tidak diketahui.
41 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Penilaian saat ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah ini. Dengan
sifatnya, mereka lebih relevan, yaitu informasi tersebut tidak out-of-
date. Akibatnya mereka dilihat sebagai indikator yang lebih baik dari
tingkat sumber daya diikat dalam sebuah entitas dan dasar yang lebih
baik untuk mengevaluasi kinerja dari suatu entitas. Hal ini terutama
terjadi ketika menghitung biaya sebenarnya dari layanan yang
diberikan. Penilaian saat ini juga jauh lebih besar nilai analisis ekonomi.
Penggunaan metodologi penilaian saat ini, bagaimanapun, memerlukan
banyak penilaian profesional harus dibuat.
Ada beberapa metodologi yang berbeda untuk menerapkan penilaian
saat ini. Termasuk biaya penggantian disusutkan, nilai-di-gunakan dan
nilai realisasi bersih. Masing-masing memiliki masalah mereka sendiri.
Biaya penggantian disusutkan mengasumsikan bahwa akan membeli
aset yang persis sama di masa depan, yang kemungkinan besar tidak
terjadi. Nilai-di-gunakan metodologi sangat tergantung pada niat
manajemen. Selanjutnya, ketika pendekatan ini diadopsi dalam
lingkungan non-kompetitif, suatu entitas dapat meningkatkan biaya.
Akibatnya nilai aset akan meningkat. Masalah dengan pendekatan nilai
realisasi bersih berpusat pada aset khusus, di mana pasar tidak
mungkin ada atau mungkin tidak dapat diandalkan.
Kesulitan lebih lanjut dengan valuasi saat ini adalah bahwa mereka
dapat berfluktuasi secara signifikan dari satu tahun lain. Hal ini dapat
membuat windfalls ketika nilai naik, tapi juga dapat menciptakan
hortfalls ketika nilai turun. Hal ini dapat memiliki dampak yang besar
pada bottom line yang dilaporkan pemerintah. Apakah politisi bersedia
menerima bahwa Intinya pemerintah dapat ditentukan oleh fluktuasi
seperti itu? Juga, apakah ada bahaya bahwa disiplin fiskal bisa merusak
jika pendapatan dari fluktuasi tersebut digunakan untuk meningkatkan
pengeluaran lainnya. Ini adalah salah satu permasalahan yang di soroti
ketika kita mengadopsi pendekatan akrual.
42 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. IPSAS mendefinisikan aset sebagai “Assets are resources controlled by an
entity as a result of past events and from which future economic benefits
or service potential are expected to flow to the entity (IPSAS 1 Para 7)”.
Dengan kata lain, aset dalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu
entitas akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di
masa depan atau potensi jasa diharapkan akan mengalir ke entitas. IPSAS
juga mengatur secara spesifik mengenai pengakuan dan pengukuran aset
untuk jenis-jenis aset tertentu. Aset-aset tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Inventories
b. Financial Instruments: Disclosure and Presentation
c. Investment Property
d. Property, Plant and Equipment
e. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
2. Pengakuan aset pada basis kas hanya mengakui aset lancar berupa kas
saja. Aset lainnya hanya dicatat saat pembeliannya saja, yaitu
pengeluaran kas. Sedangkan pada basis akrual semua aset diakui dan
dicatat pada neraca. Perubahan nilai aset juga diakui dan dicatat.
3. Dalam standar akuntansi pemerintahan Selandia Baru, aset didefinisikan
sebagai a A resource controlled by an entity as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the entity.
Sedangkan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
a. Cash and cash equivalents (Kas dan setara kas)
b. Receivables (piutang)
43 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
c. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat berharga,
deposito dan laba derivatif)
d. Share investments (investasi saham)
e. Advances (Uang muka)
f. Inventory (Persediaan)
g. Other assets (aset lainnya)
h. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)
i. Equity accounted investments (modal dalam investasi)
j. Intangible assets and goodwill (Aktiva tak berwujud dan goodwill)
4. Dalam standar akuntansi pemerintahan Australia (AASB), aset
didefinisikan sebagai a resource controlled by an entity as a result of past
events; and from which future economic benefits are expected to flow to
the entity. AASB mengklasifikasikan aset ke dalam kategori sebagai
berikut, yaitu:
a. Property, plant and equipment (PPE)
b. Investment property
c. Intangible assets
d. Financial assets (excluding amounts shown under 5, 8 and 9)
e. Investments accounted for using the equity method;
f. Biological assets;
g. Inventories;
h. Trade and other receivables;
i. Cash and cash equivalents;
j. The total of assets classified as held for sale and assets included in
disposal groups classified as held for sale in accordance with AASB 5
Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;
5. Aset dalam akuntansi Amerika (FASB) dalam SFAC 6 adalah Aset adalah
manfaat ekonomi masa mendatang, yang diperoleh atau dikendalikan
oleh kesatuan usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang
terjadi di masa lalu. Sedangkan klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)
b. Stewardship assets (aset yang dikelola negara)
6. Pada umumnya, akuntansi aset yang dianut oleh SAP mengadopsi
ketentuan yang diatur dalam IPSAS. Meskipun demikian, ada beberapa
perbedaan spesifik antara SAP dengan IPSAS mengenai aset, antara lain
sebagai berikut:
44 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
4. SAP hanya mengatur secara umum pengakuan dan pengukuran aset,
tidak mengatur secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk
tiap jenis aset sebagaimana diatur dalam IPSAS.
5. SAP memberikan penekanan pada nilai historis (historical cost) pada
pengukuran atas nilai aset karena dianggap lebih handal sehingga
dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sedikit berbeda dengan IPSAS
yang lebih mengutamakan penyajian dengan menggunakan fair value
karena memberikan potret yang lebih wajar mengenai realitas ekonomi
dari posisi keuangan.
6. Tidak seperti IPSAS, SAP tidak mengatur mengenai pencatatan dan
pengakuan atas aset biologis, tambang dan lainnya yang secara akrual
seharusnya dapat diakui sebagai aset.
7. Permasalahan yang timbul dalam penerapan akuntansi aset di Indonesia
antara lain:
a. Penyajian Piutang di Neraca
b. Kesulitan dalam penaksiran nilai Piutang Pajak
c. Perhitungan Persediaan
d. Aset bersejarah/warisan
e. Aset Militer
f. Aset Infrastruktur
g. Isu/permasalahan mengenai penilaian
B. Saran
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, hal-hal yang dapat kami sarankan
dalam penerapan akuntansi aset berbasis akrual di Indonesia antara lain:
1. Untuk mempermudah dan memberikan keseragaman pada saat
penerapan pengakuan aset sebaiknya dibuat peraturan yang mengatur
secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk tiap jenis aset
sebagaimana diatur dalam IPSAS.
2. Dalam penerapan pengakuan aset secara akrual penuh, sebaiknya
Indonesia berkaca pada negara lain yang telah menerapkannya seperti
Australia dan Selandia Baru, kemudian mengadopsi sisi terbaik yang dapat
diterapkan di Indonesia menyesuaikan dengan kondisi dan ketentuan
perundang-undangan di Indonesia.
45 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
DAFTAR PERTANYAAN
1. Pertanyaan arief
Apakah perlu menilai, mengakui serta menyajikan aset biologi di dalam
neraca, mengingat aset biologi seperti hutan dapat dikategorikan sebagai aset
negara ?
2. Pertanyaan Arindra
Apa perbedaan akuntansi aset di sektor swasta dan sektor publik?
3. Pertanyaan Reni SDI
Indonesia memiliki heritage assets yang begitu banyak seperti bangunan
bersejarah dan situs purbakala. Apa saja permasalahan yang muncul dalam
pengakuan dan pengukuran aset tersebut?
4. Pertanyaan Ahmad Faidzin
Pada saat perubahan dari basis kas ke akrual, bagaimana sebaiknya
pengakuan aset yang tidak diakui dalam basis kas yang kemudian diakui
dalam basis akrual, apakah menggunakan fair value atau historical cost?
5. Pertanyaan Abdul Rozaq
Dalam pengakuan aset tetap, Pemerintah Pusat mengacu pada ketentuan
mengenai nilai satuan minimum yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor
01/KMK.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara
dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, dimana nilai satuan minimum perolehan
peralatan dan mesin adalah Rp300.000. Dengan demikian jika biaya
perolehan peralatan dan mesin kurang dari Rp300.000, maka peralatan dan
mesin tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset tetap.
Menurut Saudara, jika ada suatu aset tetap bernilai dibawah Rp300.000
namun memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan atau 1 tahun, dimana aset
tersebut diklasifikasikan dengan tetap memperhatikan ketentuan SAP atau
IPSAS yang tidak mengatur mengenai ketentuan batas minimal nilai
perolehan?
46 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS
Recommended