View
105
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa
Topik : Manajemen Stress
Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Jiwa Sejahtera RSUD dr.Soetomo
Surabaya
Tempat : Gazebo Ruang Jiwa Sejahtera RSUD dr.Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Jumat, 04/09/2015
Waktu : 10.00 WIB s.d 10.30 WIB
Durasi : 30 menit
1. ANALISA SITUASIONAL
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.
Peserta : Pasien dan Keluarga di Ruang Jiwa Sejahtera RS dr.Soetomo
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1) Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga klien tentang manajemen
stress dan teknik melakukan manajemen stress.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan promosi kesehatan tentang Manajemen stress,
peserta dapat :
(1) Mengetahui dan menyebutkan pengertian stress
(2) Mengetahui dan menyebutkan penyebab stress
(3) Mengetahui dan menyebutkan tingkatan stress
(4) Mengetahui dan melakukan teknik-teknik manajemen stress
3. MATERI
a. Pengertian stress
b. Penyebab stress
c. Tingkatan stress
d. Tahapan stress
e. Manajemen stress dan teknik-teknik manajemen stress
4. METODE
1) Ceramah
2) Tanya jawab
5. ALAT DAN MEDIA
1) Banner
2) Leaflet
3) Absen
6. KEGIATAN PELATIHAN
NOTAHAP
KEGIATANPenyuluh Peserta Petugas
1 Pembukaan 2 menit
1) Menyampaikan salam pembuka2) Memperkenalkan diri 3) Menyampaikan tujuan promosi kesehatan
dengan metode ceramah dan tanya jawab4) Kontrak waktu
1) Menjawab salam2) Mendengarkan3) Memperhatikan4) Menyepakati kontrak
waktu
Moderator
2 Pelaksanaan 14 menit
1) Tahap pertama: OrientasiMenjelaskan tata cara jalannya promosi kesehatan
2) Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga mengenai Manajemen stress
3) Tahap kedua: Penyampaian materia. Pengertian stressb. Penyebab stressc. Tingkatan stressd. Tahapan stresse. Manajemen stressdan teknik-teknik
manajemen stress
1) Memperhatikan dan mendengarkan
2) Menjawab pertanyaan pemateri
3) Memperhatikan dan mendengarkan
Pemateri
3 Diskusi dan Tanya jawab10 menit
1) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya menegenai materi yang sudah disampaikan
1) Bertanya seputar Manajemen stress
Fasilitator dan pemateri
4 Evaluasi 2 menit
1) Penyuluh memberikan pertanyaan singkat tentang Manajemen stress
2) Menyimpulkan kegiatan promosi kesehatan
1) Menjawab pertanyaan
Moderator
5. Terminasi 2 menit
1) Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta
2) Do’a3) Menyampaikan salam penutup
1) Mendengarkan2) Menjawab salam
Moderator
7. PENGORGANISASIAN
Pembimbing: 1) Pembimbing Pendidikan :
Rizki Fitryasari, S.Kep. Ns., M.Kep
2) Pembimbing Klinik
Mangkurela, S.Kep.,Ns
Sri Kusmawati, S.Kep.,Ns
Moderator : Dahlia Ulfa, S.Kep
Penyaji : Imam Tri Sutrisno, S.Kep
Observer : Masruroh Vivianti, S.Kep
Fasilitator : Dwi Yuni Astuti, S.Kep
Happy Restu Widayati, S.Kep
Nunung Firda Istiqomah, S.Kep
Rafika Rosyda, S.Kep
Yeni Rachmawati, S.Kep
Wieji Santoso, S.Kep
8. DESKRIPSI PENGORGANISASIAN
a. Moderator
Tugas:
1) Mengatur jalannya penyuluhan.
2) Menyampaikan judul materi.
3) Mengatur kontrak waktu.
4) Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus.
5) Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka
b. Penyaji
Tugas:
1) Menyajikan materi penyuluhan.
2) Menjawab pertanyaan dari peserta.
c. Observer
Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
d. Fasilitator
Tugas: Menstimulasi peserta yang tidak aktif.
9. SETTING TEMPAT
Keterangan Gambar :
: Audience : Fasilitator
: Moderator : Observer
: Penyuluh
10. EVALUASI
1) Evaluasi struktur
(1) Peserta hadir ditempat 15 menit sebelum kegiatan.
(2) Penyelenggaraan promosi kesehatan di Gazebo Ruang Jiwa Sejahtera
RSUD dr.Soetomo Surabaya
(3) Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum dilakukan promosi
kesehatan.
(4) SAP dan leaflet dibuat sebelum promosi kesehatan.
(5) Tim promosi kesehatan
Pembimbing Pendidikan : Rizki Fitryasari, S.Kep. Ns., M.Kep
Pembimbing Klinik : Mangkurela, S.Kep.,Ns
Sri Kusmawati, S.Kep.,Ns
Moderator : Imam Tri Sutrisno, S.Kep
Penyaji : Dahlia Ulfa, S.Kep
Observer : Masruroh Vivianti, S.Kep
Fasilitator : Dwi Yuni Astuti, S.Kep
Happy Restu Widayati, S.Kep
Banner
Nunung Firda Istiqomah, S.Kep
Rafika Rosyda, S.Kep
Yeni Rachmawati, S.Kep
Wieji Santosa, S.Kep
(6) Peralatan atau media tersedia dengan lengkap (banner, leaflet, absen).
(7) Tim promosi kesehatan melakukan kontrak waktu pada hari dilakukan
kegiatan.
2) Evaluasi proses
(1) Kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai
(2) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan.
(3) Peserta mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai.
(4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3) Evaluasi Hasil
(1) 80% peserta mampu memahami pengertian stress dan manajemen stress
(2) 80% peserta mampu memahami penyebab stress
(3) 80% peserta dapat memahami tingkatan stress
(4) 80% peserta mampu memahami dan melakukan teknik-teknik
manajemen stress
MATERI
MANAJEMEN STRESS
1. Pengertian
Stress merupakan suatu respon adaptif individu terhadap situasi yang
diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya. Stress
adalah suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh
perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi tindakan
lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak ditimpa seseorang (Yulianti
2010).
Manajemen stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)
secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional
yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stress adalah
untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar lebih baik. Manajemen stress
adalah kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan
secara proporsional (Amirul, 2012)
Stres merupakan hal menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berikut ini
akan kita bahas mengenai definisi stres, stres psychological and physical strain or
tensien generated by physical,emotional,social,economic, or occupational
circumstances, evects, or experiences that are difficult to manage or endure.
Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan
ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau
keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan
(Nasir, 2011)
2. Etiologi Stress
Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respons stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari
kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pda situasi kerja,
dirumah, dalam kehidupan sosila, dan lingkungan luar lainya ( Patel, 1996 dalam
Nasir, 2011).
Secara garis besar, stresor bisa dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa
kematian orang yang disayang, masuk sekolah untuk pertama kali, dan
perpisahan.
b. Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah
kehidupan sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal hal
tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk, 1988, dalam
Nasir, 2011).
Taylor (1991) dalam Nasir (2011) merinci beberapa karakteristik kejadianya yang
berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stresor.
a. Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada kejadian
positif.
b. Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres
daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.
c. Kejadian “ambigu” sering kali di[andang lebih mengakibatkan stres daripada
kejadian yang jelas.
d. Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih muda mengalami
stres daripada orang yang memiliki tuugas lebih sedikit.
Ada beberapa sumber stres yang berasal dari lingkungan, di antaranya adalah
lingkungan fisik, sepert: polusi udara, kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak
sosial yang bervariasi, serta kompetis hidup yang tinggi (Howart dan Gillham,
1981 dalam Nasir, 2011). Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal
berikut.
a. Dalam diri individu
Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik
menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan, yaitu approach dan
avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik, yaitu sebagai
berikut:
a) Approach-approach conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua
tujuan yang sama-sama baik.
b) Avoidance-avoidance conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu
pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan.
c) Approach-avoidance conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi yang
menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.
b. Dalam keluarga.
Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah
hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.
c. Dalam komunitas dan masyarakat.
Kontak dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stres,
misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fiologis, psikologis, dan
lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak, bergantung pada bagaimana
individu menyikapi stresor itu.
3. Tingkatan Stress
Terdapat dua tingkatan stress yaitu eustress dan distress.
1) Eustress
Eustress adalah stress positif yang terjadi ketika tingkatan stress cukup
tinggi untuk memotivasi agar bertindak mencapai sesuatu. Eustress adalah
stress yang baik yang menguntungkan kesehatan seperti latihan fisik atau
mencapai promosi dan menyelesaikan tugas yang dibebankan.
2) Distress
Distress atau stress negatif terjadi ketika tingkatan stress terlalu tinggi
atau terlalu rendah dan tubuh dan pikiran mulai menanggapi stressor
dengan negatif. Distress di lain pihak merupakan stress yang mengganggu
kesehatan dan sering menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntuntan
stress dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan.
Dengan demikian penanganan stress dapat meningkatkan motivasi dan
stimulus. Apabila kita memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan
lingkungan, kita dapat mengatasi stress dengan cara yang efektif.
4. Tahapan Stress
Terdapat tiga tahapan stress yaitu alarmstage, resistensi, exhaustion.
1) Tahap Alarmstage
Apabila anda mulai mengalami kejadian yang menyebabkan stress atu
sesuatu yang menyebabkan perubahan psikologi tubuh anda, stressor ini
mengganggu keseimbangan badan dan tubuh merespon stressor dengan
segera dan seefektif mungkin. Hal yang dapat terjadi akibat stress ini
contohnya, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernafasan,
penurunan suhu badan, peningkatan stimulasi dengan adrenal yang
meningkatkan hormon adrenalin.
2) Tahap Resistensi
Pada tahap ini tubuh anda mencoba untuk menyesuaikan dengan stressor
dengan memulai proses dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan
oleh stessor. Rekan dan keluarga anda mengetahui perubahan sebelum
anda melakukannya. Dengan demikian penting untuk menguji akibat-
akibatnya untuk memastikan bahwa anda tidak berlebihan. Indikator
perilaku dari tahap ini adalah kurang perhatian terhadap keluarga,
sekolah, kehidupan, perubahan kebiasaan makan, insomnis,
hiperinsomnia, kemarahan, dan fatique.
Indikator kognitif meliputi kesulitan memecahkan masalah, bingung,
mimpi buruk. Indikator emosi adalah kesedihan, ketakutan, kecemasan,
panik, depresi.
3) Tahap Exhaustion
Selama tahap ini stressor tidak diatur dengan efektif, tubuh dan pikiran
mengalami kelemahan atau tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ringan
dan sederhana. Pada tahap ini terjadi gangguan pencernaan, sakit kepala,
tekanan darah naik, insomnia dan lepas kendali. Pada tahap ini stress
dapat menimbulkan dampak buruk pada kondisi mental, fisik, dan
spiritual.
5. Manajemen dan Teknik-teknik Manajemen Stress
Dalam keperawatan terdapat beberapa teknik manajemen stress yang dapat
dilakukan antara lain :
1) Relaksasi Progresif
Teknik relaksasi progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu
aktifitas otot, dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks.
Manfaat teknik relaksasi progresif, antara lain :
(1) Bagi individu yang menggunakan latihan relaksasi progresif akan
memberikan kesempatan yang baik untuk latihan, dengan demikian
akan meningkatkan keterampilan dasar relaksasi
(2) Bagi individu yang mengalami ketegangan kronis akan menolong
untuk mengelola melemahkan rangsangan sehari – hari
(3) Bagi individu yang menjadi tegang dalam situasi-situasi khusus
Cara melakukan teknik relaksasi progresif adalah :
(1) Posisi tubuh senyaman mungkin, bisa berbaring dengan bantal
dibawah kepala dan lutut, atau duduk di kursi dengan kepala ditopang.
(2) Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah
(sikap Charles Atlas) selama lima sampai tujuh detik. Kemudian
tegangkan otot sepenuhnya lalu relaks selama 12 sampai 30 detik.
(Greenberg, 2002).
(3) Kerutkan dahi ke atas, pada saat yang sama tekan kepala sejauh
mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya
selanjutnya relaks; kemudian kerutkan otot muka seperti menari:
cemberut, mata dikedipkan, bibir dimonyongkan kedepan, lidah
ditekan di langit-langit, dan bahu dibungkukkan selama masing-
masing lima sampai tujuh detik. Anjurkan klien untuk merasakan dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks selama 12 sampai 30
detik. (Greenberg, 2002).
(4) Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik napas dalam
masuk, tekan keluar lambung, ditahan. Relaks. Nafas dalam, tekan
keluar perut, tahan, relaks; (Greenberg, 2002).
(5) Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks.
Lipat ibu jari, secara serentak kencangkan betis, paha, dan pantat
selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan
rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks selama 12
sampai 30 detik. (Greenberg, 2002).
Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal klien, jika
klien menjadi agitasi atau tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika
klien terlihat kesulitan relaxing hanya sebagian tubuh, perawat
melambatkan kecepatan latihan dan berkonsentrasi pada bagian tubuh
yang tegang.
2) Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk
mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta
merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.
Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk
menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan
keheningan (National Safety Council,2004).
Manfaat imajinasi terbimbing pada umumnya sama dengan teknik
relaksasi yang lain. Teknik ini dapat mengurangu nyeri, mempercepat
penyembuhan, dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit
seperti depresi, alergi, dan asma (Holistic-online, 2006)
Teknik atau cara melakukan imajinasi terbimbing yaitu :
(1) Guided Walking Imagery : teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada
teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan
standar seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll. kemudian
imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
(2) Autogenic Abeaction : dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih
sebuah perilaku negatif yang ada dalam pikirannya kemudian pasien
mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan
tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
(3) Covert sensitization : teknik ini berdasar pada paradigma
reinforcement yang menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat
dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam modifikasi
perilaku.
(4) Covert Behaviour Rehearsal : teknik ini mengajak seseorang untuk
mengimajinasikan perilaku koping yang dia inginkan. Teknik ini lebih
banyak digunakan.
3) Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Manfaat teknik relaksasi nafas dalam antara lain :
(1) Ketentraman hati
(2) Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
(3) Tekanan dan ketegangan jiwa berkurang
(4) Detak jantung stabil
(5) Mengurangi tekanan darah
(6) Kesehatan mental lebih baik
(7) Meningkatkan daya berpikir logis
(8) Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernafasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma selama
inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan
dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Teknik atau cara
melakukan nafas dalam yaitu :
(1) Ciptakan lingkungan yang tenang
(2) Usahakan tetap rileks dan tenang
(3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3 (3 detik)
(4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstremitas atas dan bawah rileks
(5) Anjurkan bernafas normal sebanyak 3 kali
(6) Menarik nafas lagi melalui hidng dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
(7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
(8) Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam
(9) Ulangi sampai 15 kali, dengan diselingi istirahat singkat setiap 5 kali
4) Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami stres, kecemasan dan atau depresi selain
diberikan terapi psikofarmaka (anti cemas danb anti depresi) dan terapi
somatik, juga diberikan terapi kejiwaan (psikologik) yang dinamakan
psikoterapi.Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung dari
kebutuhan baik individual maupun keluarga, misalnya :
(1) Psikoterapi suportif
Terapi ini memberikan motivasi, semangat, dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri (self confindence) bahwa dia mampu mengatasi stresor
psikososial yang sedang dihadapinya.
(2) Psikoterapi re-edukatif
Terapi ini memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya
itu dikarenakan faktor psiko-edukatif masa lalu dikala yang
bersangkutan dalam periode anak dan remaja. Dari terapi ini
diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi stresor psikososial
yang sedang dihadapinya.
(3) Psikoterapi re-konstruktif
Terapi dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami goncangan akibat stresor psikososial yang tidak
mampu diatasi oleh pasien yang bersangkutan.
(4) Psikoterapi kognitif
Terapi digunakan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya
ingat. Selain itu yang bersangkutan mampu membedakan nilai – nilai
moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak,
mana yang haram dan halal.
(5) Psikoterapi psiko-dinamik
Terapi ini dimanfaatkan untuk menganalisa proses dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
itu tidak mampu menghadapi stresor psikososial sehingga dia jatuh
sakit (stres, cemas, dan atau depresi). Dengan mengetahui dinamika
psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mencari jalan keluarnya.
(6) Psikoterapi perilaku
Dengan terapi ini diharapkan agar dapat memulihkan gangguan
perilaku yang maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor
psikososial yang dideritanya.Dengan terapi ini diharapkan pasien yang
bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga
bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari
baik di rumah, di sekolah atau kampus, di tempat kerja, dan
lingkungan sosialnya.
(7) Psikoterapi keluarga
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kecemasan dan atau
depresi yang disebabkan oleh stresor psikososial faktor
keluarga. Dengan terapi digunakan untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan, agar faktor tidak lagi menjadi faktor penyebab dan
faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi
pemulihan pasien yang bersangkutan. Pada terapi ini tidak hanya
ditujukan pada pasien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap
anggota keluarga lainnya.
5) Terapi Psikoreligius
Aktifitas spiritual dapat juga mempunyai efek yang positif dalam
menurunkan stress. Praktik seperti berdoa, meditasi, atau membaca bahan
bacaan keagamaan dapat menjadi sumber yang bermanfaat bagi klien.
Pada penelitian (Young, 1993) praktik spiritual klien lansia dapat
meningkatkan perasaan produktifitas dan kemampuan beradaptasi yang
membantu dalam menghadapi individu sakit kronis.
Indikator Spiritual:
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam
banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi
spiritual. Stress dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau
individu mungkin memandang stressor sebagai hukuman. Stressor seperti
penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu
makna hidup seseorang dan dan dapat meyebabkan depresi. Ketika
memberikan perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual,
perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan
klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah
berubah.
6) Hypnotherapy
Metode hypnoteraphy yang paling mudah diterapkan adalahself-hypnosis,
metode ini memungkinkan seseorang melakukan hipnosis pada diri
sendiri, metode itu dinamakan Autohipnosis diterjemahkan sebagai swa-
upaya-terarah yaitu keadaan hipnosis yang dibangkitkan tanpa bantuan
orang lain. Dalam pengertian ilmiah dapat diartikan sebagai upaya
sistimatis dan terprogram yang dilakukan sendiri dengan memasukkan
program-program positif sebagai usaha untuk lebih meningkatkan faktor
positif diri sendiri.
Cara ini diketahui dapat menetralisir ketegangan (stress) kehidupan yang
dialami sehari-hari, dan merelaksasikan 3 unsur jiwa raga, yaitu; nafas,
gerak, dan nalar. Ketika seseorang berada dalam kondisi ini, dan diperiksa
dengan mesin EEG (Elektro-Ensefalo-Grafi) akan terlihat dominasi
gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran (sinusoid, tumpul)
dengan frekuensi 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai
seseorang dalam keadaan sangat tenang. Jika telah trampil melakukan
metode ini, maka relaksasi akan mudah dicapai ketika kita menglami stres
atau saat menghadapi masalah psikomatik seperti sulit tidur, sulit
konsentrasi, emosi tidak stabil dan sebagainya. Self –hypnosissebenarnya
bisa dilakukan kapan saja, dan dimana saja, oleh siapa saja.
Langkah self-hypnosis Menurut Linda-Ann Stewart, salah seorang
hypnoterapist penulis buku Self healing, cara-cara self-hypnosis adalah
sebagai berikut:
(1) Posisikan tubuh senyaman mungkin
(2) Pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam dari hidung dan
hembuskan melalui mulut, ulangi hingga 3 kali
(3) Fokuskanlah perhatian pada organ tubuh Anda, bisa dimulai dari
yang paling atas (kepala) atau sebaliknya dari bawah (ujung kaki).
Perintahkanlah setiap bagian tubuh untuk relaks. Misalnya; Kepala,
relaks; Dahi, relaks. Lakukanlah untuk setiap bagian tubuh, sambil
berusaha menvisualisasikan setiap otot berubah dari tegang menjadi
lentur
(4) Kemudian bayangkan bahwa sekeliling Anda sangat nyaman dan
aman. Langkah ini perlu dilakukan untuk melindungi diri dari faktor
eksternal yang akan mengganggu
(5) Lakukanlah perhitungan mundur dari 10 hingga 1,bayangkan diri
Anda sedang menuruni tangga, ataueskalator. Dan setiap perhitungan
mundur membuat Anda berada semakin rendah. Jika Anda
masihmerasa tegang, lakukanlah langkah ini 2 kali
(6) Atur waktu biologis Anda, pastikan berapa lama Anda ingin
melakukan relaksasi
(7) Kemudian bayangkan Anda berada di tempat yang aman, dan
damai. Cobalah menikmatinya
(8) Kemudian bayangkan tujuan Anda beberapa kali. Visualisasikan
keinginan Anda, atau ucapkan hal yang menjadi tujuan Anda.
Gunakan seluruh pancar indera untuk menghayati tujuan itu, dan
lakukan penguatan yang positif
(9) Secara otomatis setelah waktu biologis yang Anda atur habis, Anda
akan terjaga, dan lakukan perhitungan mundur dari 7 hingga 1; dan
lakukan sugesti pada diri sendiri bahwa setelah selesai melakukan
self hypnosis, Anda akan menjadi lebih segar, peka, damai dan
merasa sangat bahagia
Beberapa manfaat self-hypnosis setelah mencapai ketenangan adalah
dampak lanjutan menerapkan self-hypnosis :
(1) Peningkatan potensi dan rasa percaya diri
(2) Memperbaiki kualitas tidur (jika seseorang memiliki gangguan tidur)
(3) Mengendalikan emosi, sehingga meminimalkan stres
(4) Menetralisir kebiasaan buruk yang dipicu stres berkepanjangan,
misalnya perasaan sedih, cemas dan ketakutan, kemarahan yang sulit
diungkapkan
DAFTAR PUSTAKA
Nacional Safety Council. 2003. Manajemen stress. Alih bahasa Widyastuti, Palupi. Jakarta : EGC.
Hawari, D. 2008. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Ed II. Jakarta. FKUIChomaria, Nurul. 2009. Tips Jitu & Praktis Mengusir Stres: Plus Cara mengelola
dan Mengatasi Tekanan Stress Menjadi Energi Positif. Jogjakarta: Diva Press.
Manktelow, James. 2007. Mengendalikan Stres. Jakarta: ErlanggaBenson, H dan Proktor, W. 2000. Dasar – Dasar Relaksasi (Nurhasan, Ed).
Bandung: Kaif
Recommended