View
314
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
0
SEJARAH BANGUNAN-BANGUNAN BERSEJARAH SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI KOTA MEDAN
OLEH
SYARIFUDDIN SURAPATI
NIM. 309121077
Program Studi Pendidikan Sejarah
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2 0 1 4
i
ABSTRAK Syarifuddin Surapati. NIM : 309121077. Sejarah Bangunan-Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di Kota Medan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah.Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan.2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis peninggalan kebendaan berupa bangunan-bangunan bersejarah yang masih dapat ditemukan di Kota medan.Baik, Dalam hal upaya penyelamatan, pengembangan dan penyuluhan Benda Cagar Budaya yang ada diwilayahnya sesuai Perda yang berlaku di Kota Medan.Adapun objek yang diteliti adalah 40 Situs/Bangunan bersejarah yang masih tersisa dan memiliki nilai-nilai penting dalam rentetan peristiwa sejarah Kota Medan.Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode penelitian melalui studi kepustakaan ( library research ) dan studi lapangan ( field research ). Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, yakni dengan cara mengambil gambar/foto bangunan bangunan bersejarah tersebut. Dari hasil penelitian dapat diklasifikasikan bangunan bersejarah di Kota Medan menjadi 4 bagian berdasarkan peran dan fungsi sosialnya : I.Bangunan Belanda, II.Bangunan Melayu(Peninggalan Kesultanan Deli), III.Bangunan Cina, dan yang terakhir IV.Bangunan Hindu. Bangunan bersejarah tersebut antara lain : (1). Gedung Balai Kota Lama (2). Kantor Bank Indonesia (3). Hotel De Boer (4). Kantor Pos dan Giro (5). Stasiun Kereta Api Medan (6). Jasindo (7). Kesawan (rumah-rumah tua) di Jl Hindu (8). London Sumatera (9) Exs Kantor Depnaker (10). Bank Exsport - Import (Bank Mandiri) (11). Kuil Soepramaniem Nagarattar (12). Rumah Tjong A Fie (13). Masjid Gang Bengkok (14). Kantor Dinas Pariwisata Kota Medan (15). Gedung BKS-PPS (Avros) (16).Kantor Dinas Pariwisata Tk I (17). Restaurant Tiptop (18). Masjid Raya (19). Istana Maimun (20). Kolam Sri Deli (21). Kolam Paradiso (22). Menara Air Tirtanadi (23). Rispa Perkebunan (24). Kantor Gubernur Provsu (25).Gereja Immanuel (26). GKI (Gereja Kristen Indonesia) (27). Kuil Shri Mariamman (28). Gedung Jiwasraya (29) Rumah Dinas Gubernur (30). Kantor PTPN IV Persero (31). Rumah Dinas Walikota Medan (32). Rumah Sakit Tembakau Deli (33). Sekolah Immanuel (34).Gedung Pengadilan (35) Museum Juang (36) Restaurant Ria (37). Kantor PT.Kereta Api (38). Kantor Telkom (39) Standard Chartered Bank (40). RS.Elisabeth. Dalam pemanfaatannya sangat disayangkan karena eksistensi keberadaan bangunan bersejarah tersebut luput dari pengetahuan masyarakat dan peserta didik tentang Benda Cagar Budaya yang ada diwilayahnya serta ketidakberdayaan dan lambannya Pemerintah Kota Medan menjawab arus kemajuan pembangunan yang pesat tanpa disadari sudah merenggut beberapa bangunan bersejarah dari wujud aslinya. Dalam hal ini pemerintah Kota Medan harus memiliki landasan hukum yang kuat dan menindak tegas serta diberikannya sanksi hukum bagi siapa saja yang berniat ingin menggadaikan bagunan bersejarah tersebut untuk dirubuhkan demi kepentingan ekonomi semata.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ditinjau berdasarkan kedudukan, fungsi dan peranannya maka Kota
Medan memiliki modal dasar pembangunan ekonomi yang potensial. Hal ini
ditandai dengan terus berkembangnya pembangunan di wilayah kota. Dalam
Kondisi tersebut maka dapat dilihat di dalam RKPD Kota Medan Tahun
Anggaran 2013 yang menyebutkan bahwa :“Secara geografis, Kota Medan
diperkirakan terletak diantara : 2ᴼ.27’ - 2ᴼ.47’ Lintang Utara dan 98ᴼ.35’ - 98ᴼ.44’
Bujur Timur. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar atau 265,10 Km² atau
sama dengan 3,6 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Oleh
karena itu, selain memiliki modal dasar pembangunan dengan jumlah penduduk
dan letak geografis serta peranan regional yang relatif terus berkembang semakin
besar dan strategis, namun Kota Medan juga memiliki keterbatasan ruang sebagai
bagian dari daya dukung lingkungan kota” (Perwal Nomor 40 Tentang RKPD
Kota Medan, 2013:II-1).
Sebagai kawasan kota yang terus berkembang, di kawasan Kota Medan
menyimpan banyak warisan bersejarah. Sinar (2001:65) menyebutkan bahwa :
“Kota Medan sendiri setelah adanya penyerahan tanah oleh Sultan Deli kepada
Pemerintah Hindia Belanda”, embrio pembangunan pusat kota Medan mulai
tampak, ditandai dengan dibuatnya lapangan Esplanade (Lapangan Merdeka).
Semenjak itu seiring dengan kesuksesan perdagangan hasil-hasil perkebunan Deli
2
Maatschappij seperti tembakau dan karet di dunia Internasional, kota Medan
berkembang menjadi kota Perdagangan, bangunan-bagunan penting didirikan
yang menjadikan Kota Medan kaya akan tinggalan kolonial Belanda berupa
bangunan – bangunan hasil dari aktivitas perkebunan sebagai bukti dari warisan
bersejarah Kota Medan. Warisan bersejarah tersebut dapat dibuktikan dengan
keberadaan bangunan - bangunan bersejarah di kawasan lingkungan kota Medan
yang bernilai historis yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah
khususnya bagi masyarakat dan peserta didik. Untuk itu dperlukan adanya peran
serta pemerintah daerah dalam melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat
dan peserta didik dalam pengenalan Benda Cagar Budaya tersebut. Kemudian
langkah selanjutnya, perlu diperhatikan upaya – upaya perlindungan warisan
bangunan-bangunan bersejarah tersebut. Upaya melindungi peninggalan -
peninggalan bersejarah melalui kebijakan Peraturan Daerah kota Medan sebagai
bentuk payung hukum dalam menjaga dan melestarikan benda Cagar Budaya di
wilayahnya.
Keberadaan warisan bangunan bersejarah di Kota Medan mencerminkan
bahwa secara holistik Kota Medan banyak memiliki warisan historis yang dapat
dikenang dengan melihat warisan kebendaan bangunan – bangunan bersejarah
ini. Pentingnya pengetahuan akan keberadaan bangunan – bangunan bersejarah
dan upaya perlindungan sebagai bentuk landasan hukum yang kuat, maka perlu
diatur kedalam Peraturan Daerah yang mengikat. Sehingga pada akhirnya warisan
bersejarah ini tidak akan punah dari proses penghancuran yang di nilai syarat
3
kepentingan dan akan menjadikan Kota Medan dapat kehilangan identitasnya
sebagai kota bersejarah.
Dalam pembelajaran sejarah diperlukan fakta dan bukti sejarah, dimana
fakta dan bukti sejarah ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan – bangunan
bersejarah dikawasan inti Kota Medan sebagai basis pusat pemerintahan kolonial
Belanda disebabkan oleh pembukaan perkebunan-perkebunan Barat di Pesisir
Timur Sumatera di masa lampau . Adapun fakta dan data yang dapat digunakan
menjadi sumber pembelajaran sejarah adalah hadirnya bangunan – bangunan
bersejarah ini di kawasan Kota Medan.
Seperti beberapa bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di kawasan inti Kota
Medan, sedikitnya terdapat 40 objek bangunan peninggalan sejarah dan budaya
(Heritage) yang dapat di temukan di Kota Medan, mengingat lokasi bangunan -
bangunan bersejarah tersebut sangat berdekatan ditinjau dari aksesibilitas menuju
kawasan bangunan bersejarah tersebut. Adapun bangunan – bangunan bersejarah
tersebut diantaranya (1). Gedung Balai Kota Lama (2). Kantor Bank Indonesia
(3). Hotel De Boer (4). Kantor Pos dan Giro (5). Stasiun Kereta Api (6). Jasindo
(7). Kesawan (8). London Sumatera (9) Exs Kantor Depnaker (10). Bank Exsport
- Import (Bank Mandiri) (11). Kuil Kuil Soepramaniem Nagarattar (12). Rumah
Tjong A Fie (13). Masjid Gang Bengkok (14). Kantor Dinas Pariwisata Kota
Medan (15). Gedung BKS-PPS (Avros) (16). Kantor Dinas Pariwisata Sumut TkI
(17). Restaurant Tiptop (18). Masjid Raya (19). Istana Maimun (20). Kolam Sri
Deli.
4
Kemudian, (21). Kolam Paradiso (22). Menara Air Tirtanadi (23). Rispa
Perkebunan (24). Kantor Gubernur Provsu (25).Gereja Immanuel (26). GKI
(Gereja Kristen Indonesia(27). Kuil Shri Mariamman (28). Gedung Jiwasraya (29)
Rumah Dinas Gubernur (30). Kantor PTPN IV Persero (31). Rumah Dinas
Walikota Medan (32). Rumah Sakit Tembakau Deli (33). Sekolah Immanuel
(34).Gedung Pengadilan (35) Museum Juang (36) Restaurant Ria (37). Kantor
PT.Kereta Api (38). Kantor Telkom (39) Standard Chartered Bank (40).
RS.Elisabeth.
Untuk itu, keberadaan peninggalan – peninggalan bersejarah yang ada di
kawasan Kota Medan menjadi penting dan menarik untuk dipelajari serta
mengingatkan pada kesadaran, objek, kawasan, peristiwa yang terjadi di masa
lalu, masa kini dan masa yang akan datang sebagai pembelajaran, khususnya
pembelajaran sejarah.
Dalam pembelajaran sejarah, sudah menjadi pondasi yang paling penting
bagaimana peran pemerintah dalam upaya pemanfaatan warisan bangunan –
bangunan bersejarah tersebut termasuk masyarakat dan peserta didik yang ada di
wilayahnya sebagai objek dari peninggalan bersejarah baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik yang dapat dijaga dan menjadikannya sebagai sumber
pembelajaran sejarah. Mengingat begitu pentingnya peninggalan – peninggalan
bersejarah tersebut, Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “
Sejarah Bangunan - Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah di Kota Medan”.
5
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari masalah di atas maka yang menjadi identifikasi masalah
peneliti adalah :
1. Sejarah bangunan- bangunan bersejarah di Kota Medan.
2. Peraturan daerah yang berlaku tentang bangunan - bangunan bersejarah di Kota
Medan.
3. Pemanfaatan sejarah bangunan-bangunan bersejarah sebagai sumber pembelajaran
sejarah di Kota Medan.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan di atas maka secara singkat perumusan
masalah dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan ?
2. Bagaimana Peraturan Daerah yang berlaku tentang bangunan - bangunan
bersejarah di Kota Medan ?
3. Bagaimana pemanfaatan sejarah bangunan - bangunan bersejarah sebagai sumber
pembelajaran sejarah di Kota Medan ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yakni adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah bangunan - bangunan bersejarah di Kota Medan?
2. Untuk mengetahui Peraturan Daerah yang berlaku tentang bangunan-bangunan
bersejarah di Kota Medan ?
6
3. Untuk mengetahui pemanfaatan sejarah bangunan - bangunan bersejarah sebagai
sumber pembelajaran sejarah di Kota Medan ?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Akademis, penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan dan karya
ilmiah lembaga pendidikan khususnya mahasiswa pendidikan sejarah dan
masyarakat maupun akademisi lainnya mengenai Sejarah Bangunan - Bangunan
Bersejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah di Kota Medan.
2. Praktis, penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan pertimbangan serta
memperkaya kajian keilmuan melalui hasil - hasil penelitian yang di dapat
melalui kajian pustaka, bahkan menjadi masukan dan bahan bagi peneliti yang
ingin tertarik membahasnya.
3. Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada
pemerintah maupun khalayak umum tentang arti penting sebuah kawasan yang di
dalamnya terdapat bangunan – bangunan yang bernilai historis.
4. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam objek penelitian yang
sama.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Sejarah
Menurut kata Inggris History (sejarah), History berasal dari kata benda
Yunani “istoria” yang berarti ilmu (Tamburaka, 1999 : 1). Dari sisi lain, kata
sejarah berasal dari “syajarah” yakni dari bahasa arab yang berarti pohon.
Selanjutnya menurut Suhartono ( 2010 : 2) Sejarah adalah ilmu pengetahuan dari
subjek yang definit diisyaratkan oleh metode yang bebas dan teratur atau proses
dan diatur dalam ketentuan yang dapat diterima. Dalam hal ini, penyerapan ilmu
sejarah memiliki ketentuan yang dapat diterima melalui proses yang
komprehensif. Esensi yang lebih komprehensif tentang sejarah adalah kisah atau
peristiwa masa lampau manusia. Defenisi ini mengandung dua makna sekaligus,
yakni sejarah sebagai kisah atau cerita dan sebagai peristiwa. Sejarah sebagai
kisah merupakan sejarah dalam pengertian subjektif, karena peristiwa masa lalu
itu telah menjadi pengetahuan manusia. Sedangkan sejarah sebagai peristiwa
merupakan sejarah secara objektif, sebab peristiwa masa lampau itu sebagai
kenyataan yang masih di luar pengetahuan manusia.
Menurut Gilbert J, dalam Suhartono (2007 :2) menyatakan bahwa :“Sejarah
dapat dibedakan menjadi kejadian masa lampau manusia, aktualitas masa lampau,
catatan aktualitas masa lampau, dan proses dan teknik pembuatan catatan”. Maka
kegiatan yang berhubungan dengan keberadaan bangunan – bangunan bersejarah
ini merupakan aktualitas dari proses kegiatan manusia di masa lampau, yang di
8
tulis berdasarkan keadaan bangunan yang sebenarnya sesuai dengan keadaan
perjalanan sejarah Kota Medan.
Kemudian menurut R. A. Ghani dalam Tamburaka (1999:7) menjelaskan bahwa
:“Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi yaitu pertama penglihatan ke masa
silam, ke masa sekarang, ke masa depan”. Maka dari pengertian di atas penelitian
tentang Warisan Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di
Kota Medan termasuk kajian sejarah, karena melibatkan pandangan ilmu sejarah
yang terangkum dalam penglihatan sejarah di masa lalu, masa sekarang dan masa
depan.
2. Keberadaan Bangunan Bersejarah
Wujud sebuah Kota terkait dengan masa lampau memerlukan keterkaitan
langsung dengan persfektif sejarah yang berhubungan dengan kondisi keberadaan
bangunan – bangunan bersejarah. Menurut Rahardjo (2007 :47 ) menyatakan
bahwa :“Bangunan adalah sesuatu yang diciptakan dengan maksud utama untuk
tempat berlindung untuk berbagai aktivitas manusia. Dalam pengertian di atas,
bangunan sebagai sarana tempat tinggal dan tempat melakukan segala aktivitas
manusia yang memiliki suatu nilai historis seperti bangunan-bangunan lama yang
dilindungi dalam Undang-Undang. Bangunan bersejarah sebagai bentuk dari
identitas Kota Medan yang cukup banyak memiliki warisan sejarah bangunan
lama.
Keberadaan bangunan tersebut usianya kini sudah lebih dari 50 tahun
sebagai tolak ukur dari bangunan yang harus dilindungi. Berdasarkan Undang –
9
Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Bab III kriteria Bangunan
Bersejarah dalam pasal 5 menyebutkan bahwa :
“Benda, bangunan, atau struktur yang dapat di usulkan sebagai benda Bangunan Bersejarah, Bangunan Bangunan Bersejarah, atau struktur Bangunan Bersejarah apabila memenuhi kriteria :
a. Berusia 50 tahun atau lebih. b. Mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, Ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama dan/atau kebudayaan dan, d. Memiliki nilai budaya sebagai penguatan keperibadian
bangsa.
Dari pernyataan tersebut bahwa keberadaan bangunan – bangunan
bersejarah di Kota Medan memiliki usia lebih dari 50 tahun dan memiliki muatan
sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang penting bagi masyarakat,
khususnya bagi generasi muda kedepannya, mengingat bangunan-bangunan tua
tersebut kini mulai memprihatinkan keberadaannya dan kini Kota medan sudah
banyak kehilangan bukti – bukti bersejarah. Untuk itu diperlukan adanya upaya
perlidungan keberadaan bangunan bersejarah di kawasan Kota Medan, upaya
tersebut dapat dilakukan dengan cara :
2.1.Penyelamatan
Menurut Undang-Undang Cagar Budaya (2010:5) menyebutkan
penyelamatan adalah upaya menghindarkan atau/ menanggulangi Cagar Budaya
dari kerusakan,kehancuran,atau kemusnahan”. Penyelamatan dilakukan untuk
menghindarkan terjadinya pengrusakan atau menghancurkan keberadaan
bangunan bersejarah, hal ini dapat mencegah kawasan Kota Medan kehilangan
warisan sejarah yang kini kebendaannya mulai tergerus arus globalisasi
10
pembangunan. Maka dari itu harus ada usaha penuh dari pemerintah dalam upaya
penyelamatan kehancuran bangunan bersejarah tersebut dengan cara melakukan
pemberlakuan peraturan daerah, terkait keberadaan bangunan bersejarah tersebut.
2.2.Pengembangan
Pengembangan menurut Undang-Undang Cagar budaya 2010:6) adalah “
Peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi Cagar Budaya serta
pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi, dan adaptasi secara berkelanjutan
serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian”.Maka pengembangan dapat
dilakukan dengan tujuan agar keberadaan bangunan bersejarah tersebut dapat
dijadikan income bagi pemerintah daerah sebagai peningkatan potensi nilai tujuan
wisata sejarah di Kota Medan, mengingat tujuan wisata sejarah di Kota Medan
sangat minim sekali, maka diperlukan adanya upaya pemerintah dalam
mengembangkan kawasan bangunan bersejarah tersebut sebagai objek kawasan
wisata. Dalam hal ini perlu dilakukan kerjasama dengan dinas pariwisata dan
dinas pendidikan dengan tujuan agar kawasan bersejarah tersebut bisa menjadi
pendapatan daerah.
2.3.Penyuluhan
Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penyuluhan adalah memberi
petunjuk, penjelasan, keterangan dst”. Maka dalam hal ini, Penyuluhan dilakukan
untuk memberi petunjuk serta penjelasan kepada seluruh elemen masyarakat
tentang pentingnya warisan bangunan bersejarah ini yang berhubungan sebagai
11
sumber ilmu pengetahuan dan pendidikan bagi seluruh elemen masyarakat. Upaya
ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi dengan masyarakat melalui
mobil sosialisasi langsung ke jalan – jalan ataupun membuat baliho yang
bertuliskan benda cagar budaya di kota medan sebagai simbol perhatian
pemerintah.
B. Kerangka Konseptual
1. Pemanfaatan Bangunan Bersejarah
Pemanfaatan Menurut Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 ( 2010:7)
adalah “Pendayagunaan Cagar Budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyar dengan tetap mempertahakan kelestariannya”. Maka segala
kegiatan yang berhubungan dengan bangunan Cagar Budaya sangat perlu
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat serta untuk tetap
dilestarikan. Dengan adanya perubahan paradigma baru tentang benda Cagar
budaya, maka dianggap penting untuk dilestarikan dan dikembangkan sebagai aset
sejarah yang bermanfaat. Wujud aset tersebut berupa bangunan Cagar Budaya
yang dapat kita temukan di Kota Medan. bangunan bersejarah tersebut
dikelompokkan ke dalam situs Cagar budaya. Menurut Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 pasal 1 tentang Cagar budaya “Situs
Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat/atau di air yang mengandung
benda Cagar Budaya,Bangunan Cagar Budaya,dan/struktur Cagar budaya sebagai
hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian di masa lampau”.
12
Maka dengan demikian,bangunan-bangunan bersejarah merupakan bukti
historis dari sejarah Kota Medan, dan banyak diantara bangunan bersejarah ini
yang berada di jantung kota, sehingga keberadaannya dikhawatirkan akan menjadi
permasalahan pembangunan ekonomi kota terhadap bangunan bangunan
bersejarah. Menurut Perroux dalam Adisasmita ( 2010:44 ) menyatakan :”
pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi di seluruh daerah, akan tetapi
terbatas hanya pada beberapa tempat tertentu dengan variabel yang berbeda –
beda intensitasnya”. Dalam hal ini ia lebih menekankan pada aspek pemusatan
proses interaksi dan pertumbuhan ekonomi dan dianggap spasial.
.Kemudian menurut Kamus Tata ruang yang diterbitkan oleh Direktorat
jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama dengan ikatan
Perencanaan Indonesia (IAP), Edisi 1, Jakarta, 1997 dalam Adisasmita (2010:59 )
menjelaskan bahwa : “Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau
budidaya; ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsi
fungsional serta memiliki ciri tertentu”. Pentingnya fungsi sebuah kawasan adalah
untuk melindungi kawasan - kawasan tertentu terkait peninggalan yang memeiliki
nilai sejarah terkait kawasan lama di dalamnya.
Kemudian juga diutarakan dalam konsep kawasan Lama/Tua dalam
Adisasmita. ( 2010 :63) : “Kawasan Lama/Tua adalah kawasan di sekitar pusat
kota besar yang umumnya berupa bangunan tua atau lama yang secara cepat
berubah fungsi karena tidak sesuai dengan potensi lokasinya sehingga musnah
atau hilang disebabkan faktor fisik dan sosial”.
13
Maka kawasan bangunan Bangunan Bersejarah di Kota Medan merupakan
kawasan yang termasuk kawasan Lama/Tua yang patut di kelola sebagai kawasan
lindung yang memiki nilai historis yang tinggi sebagai bagian sejarah panjang
Kota Medan lewat tinggalan Bangunan kolonial Belanda sebagai aktivitas
perekonomian dari pekebunan. Kemudian muncul pengelolaan kawasan lindung
mengacu kepada Kepres No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan
lindung dalam Adisasmita ( 2010:76-77 ) di kelompokkan dalam :
Kawasan Lindung di daerah meliputi : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya, terdiri
atas : a. Hutan lindung b. Kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan lindung c. Kawasan resapan air
2. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas : a. Sempadan Pantai b. Sempadan Sungai c. Kawasan sekitar waduk dan situ d. Kawasan sekitar mata air e. Tanah timbul
3. Kawasan Suaka Alam dan Bangunan Bersejarah dan Ilmu pengetahuan a. Kawasan suaka Alam b. Kawasan Bangunan Bersejarah dan Ilmunpengetahuan
Jenis Kawasan
Defenisi Tujuan Perlindungan
Kriteria
Kawasan Bangunan Bersejarah dan ilmu pengetahuan.
Melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan – peninggalan sejarah, bangunan arkeologis dan monumen nasional, dan keragaman bentukan geologi, yang berguna untuk
Kawasan Bangunan Bersejarah dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang
Tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi,situs purbakala dan kawasan dalam bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kriteria kawasan Bangunan Bersejarah mengacu
14
mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang di sebabkan leh kegiatan alam maupun manusia.
memiliki bentukan geologi alam yang khas berada.
pada monumentren Ordinantie Staatblad 1931 Nomor 238,sementara kriteria yang lengkap belum ada Pemerintah daerah berkewajiban untuk menetapkan kawasan Bangunan Bersejarah dan ilmu pengetahuan di daerahnya.
Tabel 1. Sumber : Adisasmita ( 2010:80 ).
Berdasarkan kesimpulan yang bersifat sementara ini, maka peneliti akan
menelusuri apakah bangunan - bangunan bersejarah yang bersifat kebendaan
tersebut mampu dipertahankan sesuai iklim perkembangan zaman yang memiliki
peranan sebagai sumber ilmu pengetahuan serta sumber pembelajaran sejarah
termasuk didalamnya masyarakat dan peserta didik.
2. Sumber Pembelajaran Sejarah
Perhatian yang melibatkan sumber pembelajaran sejarah merupakan bagian
terpenting dalam menyajikan pembelajaran. Mengenai pengertian pembelajaran
menurut Trianto ( 2009:5 ) yang menyatakan bahwa “masalah utama dalam
pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah ) dewasa ini adalah masih
rendahnya daya serap peserta didik”. Pendidikan merupakan kunci dari
peningkatan kualitas peserta didik melalui penerapan yang dilakukan secara
bertahap dengan menyajikan pembelajaran yang inovatif melalui media
pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu dorongan yang diterapkan melalui kegiatan
yang terprogram sesuai kebutuhan lingkungan belajar siswa, baik dalam
15
pengenalan ke lapangan langsung, teori ataupun melalui sumber pengetahuan
pribadi siswa untuk mengetahui sejauh mana keadaan siswa dalam menyerap ilmu
dalam proses pembelajaran. Untuk mengenai lebih mendalam apa itu
pembelajaran menurut Dimyanti dan Mudjiono dalam Saiful Sagala ( 2009:62 )
menyatakan bahwa :“Kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar”.
Maka pentingnya sumber belajar bagi peserta didik terkait pentingnya
sumber belajar yang mengutamakan kegiatan secara aktif yang dilakukan oleh
pendidik sebagai penentu keberhasilan pendidik dalam menyediakan sumber
belajar yang relevan terkait warisan bangunan – bangunan bersejarah dengan
mengamati secara langsung warisan kebendaan yang ada diwilayahnya terkait
aspek penting dalam penyediaan lingkungan belajar.
Kemudian menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam Saiful Sagala (
2009:62 ) menyatakan bahwa : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar”. Pembelajaran
memerlukan proses interaksi yang menyediakan sumber belajar sebagai pelengkap
kegiatan pendidikan yang bertujuan menciptakan wawasan yang lebih teraah
kepada peserta didik dalam penyediaan lingkungan belajar. Menurut Saiful Sagala
( 2009:62 ) menyatakan bahwa : ”bahan pelajaran dalam proses pembelajaran
hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan
tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertentu pada pencapaiaan
tujuan belajar”.
16
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa warisan bangunan -
bangunan bersejarah di kawasan Kota Medan merupakan alat bantu pendukung
dalam prsoses pembelajaran diluar sekolah, sehingga peran guru sebagai pengajar
bukan hanya semata – mata memberikan informasi saja kepada siswa, melainkan
juga siswa juga terlibat langsung dalam mencari nilai pengetahuan yang baru
sebagai proses akhir dari belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam perkembangan selanjutnya mengenai sumber pembelajaran,
disadari perlu adanya trilogi yang mencakup sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang menjembatani tentang warisan bersejarah di Kota Medan yang
diterangkan dalam bentuk pengetahuan dasar serta asumsi dari masyarakat dan
peserta didik.
2.1.Masyarakat
Pememberdayaan masyarakat melalui pengenalan sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan merupakan langkah penting yang harus dicermati
oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah sebagai pengayom masyarakat,
seharusnya harus lebih bijak ketika budaya asing yang hedonis yang kini sedang
mendoktrin masyarakat untuk bertransformasi dengan budaya asing secara bebas
mengakibatkan lunturnya pemahaman akan budaya lokal. Dalam hal ini
seharusnya pemerintah dapat merangkul masyarakat sehingga dapat menciptakan
kerjasama secara kolektif.
17
Menurut Selo Soemardjan “Menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan (Soekanto,1982:19).
Kebudayaan merupakan sebuah jati diri yang melibatkan masyarakat secara
kolektif dan sadar akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam
pemahaman identitas diwilayahnya. Pemahaman identitas tersebut, dalam hal
yang berkaitan dengan menambah wawasan masyarakat tentang pentingnya
sebuah identitas mengenai warisan kebendaan di Kota Medan.
2.2.Peserta Didik
Peserta didik merupakan elemen pendukung pembangunan di masa
mendatang dalam dunia pendidikan. Menurut Trianto (2010:1) “Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Maka peserta didik sebagai penerus generasi kedepannya
harus memiliki jiwa yang sadar dan peduli serta memiliki tanggung jawab akan
warisan kebendaan di Kota Medan.
18
C. Kerangka Berpikir
Bangunan Bersejarah di Kota Medan
40 Bangunan Bersejarah
Peraturan Daerah (PERDA)
Penyelamatan
Pengembangan
Penyuluhan
Masyarakat
Peserta Didik
Sumber Pembelajaran
Sejarah
19
Keterangan
Mengingat Kota Medan merupakan aktivitas perekonomian tinggalan
Kolonial Belanda yang sangat menguntungkan lewat kegiatan perdagangan
tembakau, medan secara tidak langsung berkembang dari sebuah kampung
menjadi kota metropolitan yang di dalamnya terdapat peninggalan – peninggalan
bangunan bersejarah. Sebagai bangunan kuno bersejarah merupakan karya cipta
bangunan yang memiliki nilai sejarah sebagai warisan yang dapat terus
dipertahankan. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2010 disebutkan bahwa “Benda, bangunan, atau struktur yang dapat diusulkan
sebagai benda Bangunan Bersejarah, Bangunan - Bangunan Bersejarah, atau
struktur Bangunan Bersejarah apabila usianya sudah 50 tahun.
Dalam kenyataannya sekarang ini, Kota Medan sebagai kota yang
memiliki nuansa sejarah dan dikenal sebagai identitas kota yang memiliki nilai
sejarah yang sangat tinggi lewat bangunan – bangunan bersejarahnya yang kini
kian menemui ajalnya lewat penghancuran bagunan- bangunan bersejarah
tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh Sejarawan Universitas Negeri Medan
(Unimed) Dr Phill Ichwan Azhari, di Medan, Senin, mengatakan, secara perlahan-
lahan Medan terancam kehilangan indentitas atau ikon sebagai kota bersejarah. (
Dalam Harian Kompas, Rabu 19 Mei 2010)
Dalam konteks masa kini, bangunan – bangunan bersejarah kini mulai
terlupakan dan mulai hilang ditelan oleh zaman. Padahal apabila dikembangkan
dalam sistem pembelajaran yang mengedepankan arti penting sumber
pembelajaran sejarah maka bangunan - bangunan bersejarah tersebut dapat
20
dijadikan bukti otentik termasuk didalamnya masyarakat dan peserta didik agar
dapat mengetahui dan menjaga keberadaan dari situs bangunan – bangunan
bersejarah tersebut sebagai pewaris asli dari sejarah yang ditinggalkan oleh
bangsa kolonial Belanda sebagai bukti hadirnya bangsa Belanda di Kota Medan
yang tercermin dari bangunan sisa – sisa aktivitas perkebunan tembakau di
Sumatera Timur.
Kemudian, Bangunan – bangunan yang ada di kawasan Kota Medan ini
akan bisa dilihat langsung oleh generasi – generasi berikutnya jika masyarakat
dan pemerintah saring bekerjasama dalam menjaga kelestarian bangunan –
bangunan tersebut. Dalam langkah selanjutnya, keberadaan warisan Bangunan –
bangunan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah karena
sampai hari ini pembelajaran sejarah masih banyak berbicara teori – teori yang
buta tanpa ada bukti nyata. Maka dari skema berfikir diatas perlunya bangunan –
bangunan bersejarah di Kota Medan dijadikan sumber pembelajaran khususnya
pembelajaran sejarah.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan studi kepustakaan (library research) dan studi lapanagan (field
research).
1. Studi Kepustakaan ( library research )
Metode penelitian studi pustaka ini dilakukan dengan cara menelusuri teori-
teori serta buku-buku, artikel, dokumen maupun foto-foto yang relevan terhadap
masalah yang akan diteliti. Studi pustaka ini penting dilakukan karena
kemungkinan data-data yang hendak kita cari dilapangan sudah ada di dalam
buku-buku ataupun terbitan terdahulu yang telah dikumpulkan oleh orang lain.
2. Penelitian Lapangan ( field research )
Metode penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengumpulkan data –
data dari instansi terkait, baik komunikasi langsung dan observasi terhadap
bangunan Bersejarah di kawasan Kota Medan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan lingkungan Kota Medan, adapun
objek yang akan diteliti disini adalah 40 bangunan-bangunan bersejarah yang ada
di Kota Medan.
22
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara diskusi atau
wawancara dengan berbagai nara sumber seperti masyarakat , pemerintah dan
lembaga pendidikan terkait langsung permasalahan yang sedang diteliti.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah sumber data yang dapat diperoleh dari keterangan –
keterangan yang didapat dari literatur – literatur berupa buku, surat kabar, artikel
yang berkaitan dengan masalah di dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Estenberg dalam Sugiyono ( 2010 : 317 ) menyatakan bahwa wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam
penelitian ini dilakukan pengumpulan data – data langsung lewat wawancara
ataupun diskusi dengan orang – orang yang mengetahui tentang warisan bangunan
bersejarah di Kota Medan.
23
2. Observasi
Nasution dalam Sugiyono ( 2010 :310 ) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data, berdasarkan data yang diperoleh melaui observasi dengan
cara mengamati secara langsung warisan bangunan bersejarah di kawasan Kota
Medan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan cara merekam
mendokumentasikan) objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara mengambil gambar atau merekam bangunan
bersejarah di kawasan Kota Medan.
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka perlu adanya pengolahan
data yang menggunakan teknik analisis data yaitu dengan menggunakan langkah
sebagai berikut :
a. Tahap awal adalah dengan mengumpulkan data-data yang relevan dengan
penelitian atau disebut tahap Heuristik yaitu sebuah kegiatan mencari sumber-
sumber untuk mendapatkan data-data, materi sejarah atau evidensi (bukti) sejarah
(Sjamsuddin, 2007:86).
24
b. Tahap kedua adalah verifikasi atau kritik sumber yang terbagi atas kritik eksternal
dan internal. Tujuannya mencari kebenaran (truth), untuk membedakan apa yang
benar, apa yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin meragukan atau mustahil
(Sjamsuddin, 2007:131).
c. Tahap ketiga mendeskripsikan atau menceritakan warisan bangunan bersejarah di
kawasan Kota Medan.
d. Tahap ke lima Menyusun laporan penelitian secara ilmiah yang diterangkan dalam
bab pembahasan yang disajikan sebagai bentuk skripsi
e. Menyajikan kembali fakta – fakta dalam suatu cara yang menarik dan dapat
mendeskripsikan dengan jelas dan komunikatif kepada para pembaca agar mudah
dipahami.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Wilayah
Secara administratif wilayah Kota Medan secara keseluruhan berbatasan
langsung dengan wilayah Kabupaten Deli serdang, hal ini dapat dilihat dengan, :
Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur :Berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan batas-batas administratif tersebut, maka luas wilayah Kota
Medan berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Deli serdang, tetapi secara
ekonomi Kota Medan dikelilingi lingkungan regional dengan basis ekonomi yang
sangat beragam.Hal ini ditandai Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang
kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli
Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan Kota Medan mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan
kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan dan saling memperkuat daerah-
daerah disekitarnya. Di sisi lain, kondisi tersebut juga menempatkan Kota Medan
memiliki kedudukan, fungsi dan peranan strategis secara Internasional.
Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan yang
sangat pesat. Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, Kota Medan
26
tumbuh menjadi kota Metropolitan dengan berpenduduk lebih kurang 7.520
jiwa/km². Sekarang Medan adalah kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta
dan Surabaya. Kota Medan sangat dinamis dan selalu berhias diri dalam
membangun wajah kota dalam kemajemukan tanpa melupakan aspek historisnya.
Selain bangunan-bangunan baru seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan, selain
itu keistimewaan yang dimiliki pemerintah Kota Medan adalah bangunan sisa-sisa
peninggalan Kolonial Belanda yang sangat banyak untuk kita temukan.
2. Keadaan Iklim
Kota Medan memiliki iklim tropis, hal ini dapat dibuktikan dengan melihat
kondisi iklim tersebut berdasarkan kondisi klimatologis” Kota Medan menurut
BMG Sampali suhu minimum berkisar antara 23,0º C – 24,1º C dan suhu
maksimum berkisaran antara 30,6º C – 33,1º C. Kelembapan udara Kota Medan
rata-rata berkisar antara 78 – 82 %. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec,
sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 19 hari dengan rata-rata
curah hujan per bulannya berkisar antara 211,67 mm – 230,3 mm (RKPD Kota
Medan Tahun Anggaran 2013:II-1).
Dengan tingginya keadaan curah hujan tersebut, ternyata Kota Medan
secara langsung juga merupakan lintasan dari beberapa aliran sungai diantaranya
adalah sungai Belawan, sungai Badra, sungai Sikambing, sungai Putih, sungai
Babura, sungai Deli, dan sungai Kera.Dari keadaan tersebut membuktikan bahwa
di kota Medan memiliki kawasan resapan alami dalam pemanfaatannya mengatasi
banjir di Kota Medan.
27
3. Keadaan Penduduk
Komposisi penduduk yang mendiami Kota Medan berdasarkan etnis,
memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang meliputi unsur agama, suku, etnis,
budaya dan adat istiadat. Hal ini ditandai dengan keberadaan penduduk yang
bersuku Jawa, suku Batak Tapanuli/Toba, Mandailling/Angkola, Minang, Melayu
serta etnis Tionghoa dan Tamil di Kota Medan. Menurut Sinar, (2001:81)
menyebutkan bahwa :
“Penduduk Medan di tahun 1905 tercatat 14.250 orang dan ditahun 1920 ada
45.248 orang dan diantaranya ada 24.000 orang bumiputera dimana sebagian
besar penduduk asal Tapanuli dan Minangkabau”.
Disisi lain kemajemukan tersebut timbul dari suku yang mendiami Kota
Medan seperti suku Jawa, Cina dan Tamil yang didatangkan dari luar daerah
Keresidenan Deli masa itu. Didatangkannya beberapa etnis tersebut awalnya di
iming-imingi dengan gaji yang besar serta mendapatkan kesejahteraan yang layak
sehingga banyak orang-orang dari luar pulau datang berbondong-bondong untuk
bekerja di Deli. Padahal, secara tidak langsung kedatangan mereka bertujuan
mengisi kekosongan pekerja-pekerja perkebunan yang ada di Deli sebagai akibat
pembukaan areal perkebunan yang dilakukan oleh Nienhuys, menandakan
dahulunya Kota Medan merupakan sebuah kota yang memiliki nuanasa historis
lewat kedatangangan kuli kontrak dari cina dan Jawa serta India dan
diperkerjakan sesuai bidang keahlian mereka.
Keanekaragaman budaya serta adat-istiadat tersebut secara perlahan-lahan
turut mendorong terbangunnya karakter sebagian besar penduduk Kota Medan
28
yang bersifat terbuka dengan terjadinya perkawinan silang dari beberapa suku
bangsa yang mendiami Kota Medan. Dalam pencapaiannya menuju kota yang
majemuk, Medan mendapatkan identitas nasional berupa kota nomer 1 di
Indonesia yang memiliki kemajemukan yang beraneka ragam tanpa membedakan
dan memandang unsur SARA (suku, agama dan ras).
4. Adminstrasi Pemerintahan dan Pembagian wilayah
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Sumatera Utara yang
secara hierarki dipimpin langsung oleh Walikota Medan sebagai pejabat tertinggi
dilingkungan pemerintahan, dan sekarang sedang digantikan oleh Plt (Pelaksana
Tugas) Bapak Drs. Dzulmi Eldin S, M.Si didampingi oleh Sekda Kota Medan Ir.
Syaiful Bahri, M.Si Dalam tata pengelolaan wilayahnya. Secara administrasi
pemerintahan Kota Medan Terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.Hal ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992
tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II
medan (DKKM,2011:4). Kota Medan dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan
dengan 151 Kelurahan dan 2.001 lingkungan. (Lihat Tabel)
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase Kelurahan Lingkungan {1) {2} {3} {4} {5} {6} 1 Medan Tuntungan 2.068 7,80 9 75 2 Medan Johor 1.458 7 6 81 3 Medan Amplas 1.119 4,22 7 77 4 Medan Denai 905 3,41 6 82 5 Medan Area 584 2,20 12 172 6 Medan Kota 298 1,12 6 82 7 Medan Maimun 901 3,40 5 46 8 Medan Polonia 584 2,20 6 64
29
9 Medan Baru 1.281 4,83 6 63 10 Medan Selayang 1.544 5,82 6 88 11 Medan Sunggal 1.316 4,96 7 88 12 Medan Helvetia 533 2,01 7 69 13 Medan Petisah 682 2,57 6 98 14 Medan Barat 776 2,93 11 128 15 Medan Timur 409 1,54 9 128 16 Medan Perjuangan 799 3,01 7 95 17 Medan Tembung 2.084 7,86 6 105 18 Medan Deli 3.667 13,83 6 99 19 Medan Laabuhan 2.382 8,99 5 88 20 Medan Marelan 2.382 8,99 5 88 21 Medan Belawan 2.625 9,90 6 143
Total 26.510 100.00 151 2.001 Tabel.2. Sumber: Kota Medan Dalam Angka,2010 (DKKM,2011:8) Berdasarkan peraturan pemerintah mengenai pemekaran Kecamatan,
Kelurahan dan Lingkungan tersebut. Maka sangat perlu dilakukan demi
meningkatkat kualitas dan pelayanan umum serta mendorong penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik kedepannya. Adapun hal lain yang dapat dilakukan
pihak Kecamatan dan Kelurahan dalam hal ini adalah dapat melaksanakan tugas
dengan baik, terlebih melakukan inventarisasi (pendataan) terhadap Bangunan
dan/atau Lingkungan Cagar Budaya yang ada diwilayahnya. Karena pada
kenyataannya keberadaan bangunan-bangunan bersejarah tersebut tanpa kita
sadari berada pada wilayah kerja masing-masing pihak Kecamatan dan Kelurahan.
B.Asal Usul Nama Medan Secara Singkat
Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang
panjang, hal ini dapat terbukti dengan dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun
1590 oleh Guru Patimpus dan secara tekstual nama sebuah kampung ini berubah
menjadi suatu kota yang memiliki potensi strategis. Mengenai asal nama Medan,
30
ada yang mengatakan kalau itu berasal dari kata Maidan dalam bahasa India yang
artinya tanah datar. Dalam bahasa Melayu sendiri kata Medan adalah tempat
berkumpul, Karena sejak zaman dahulu kala tempat berkumpulnya orang-orang
dari Hamparan Perak, Sukapiring dan lain-lain untuk berdagang, bertaruh dan
lain-lain(Sinar, 2001:53), sehingga kata itu digunakan untuk peranan daerah (yang
kelak menjadi sebuah kota) yang sejak dahulu menjadi sebuah tempat berkumpul
orang-orang dari berbagai penjuru.
Kemudian Menurut Creamer dalam “Delische Schetsen” menjelaskan dalam
Sinar (2001:52) “Nienhuys pindah ke Medan dalam tahun 1869.Medan dahulunya
merupakan benteng besar mungkin sekali untuk mempertahankan diri dari
serangan-serangan Aceh sisa dari zaman itu ialah dinding dua lapis berbentuk
bundaran mengelilingi tanak menjorok antara Sungai Deli dan Sungai Babura.
Hal ini persis seperti apa yang digambarkan oleh N.Ten Kate dalam Sinar
(2001:52) “Dahulu kala Medan adalah merupakan benteng dan sisa-sisa dari
zaman itu masih ada terdiri dari dinding bundar 2 lapis, terdapat diatas tanah
menjorok ( landtong) pertemuan Sungai Deli dengan Babura. Rumah
administratur terletak di tepi sungai dan diseberangnya ada kampung orang
melayu,Medan”.
Hal ini membuktikan bahwa Kampung Medan pada saat itu memiliki posisi
penting dan cukup strategis dimana setelah kedatangan Nienhuys Medan disulap
menjadi areal perkebunan tembakau setelah adanya “Acte Van Schenking” ( Akte
31
Hibah) yang dilakukan Sultan Deli dengan menyerahkan sebagian tanah tersebut
kepada pemerintah Hindia Belanda(Gubernemen).
.C.Dibangunnya Medan Sebagai Pusat Pemerintahan
Dibangunnya Medan sebagai Kotapraja mengakibatkan terjadinya
perubahan dinamika pemerintahan menuju otonomi kotapraja. Hal ini disusul
dengan diangkatnya Walikota Medan yang pertama yaitu Baron Daniel mackay.
Sendi-sendi pemerintahan mulai nampak setelah didirkannya bangunan-bangunan
sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di Medan. Pembangunan banyak
diarahkan didaerah kesawan dan kawasan Esplanade (Lapangan Merdeka
Sekarang), sehingga sampai saat ini Keberadaan bangunan bersejarah di Kota
Medan sangat banyak di temukan.
Hal ini ditandai pada tahun 1874 sudah dibuka 22 pekebunan-perkebunan
dengan memakai kuli bangsa Cina, 4.476, kuli Tamil 459 dan orang Jawa 316
(Sinar, 2001:55) orang-orang Belanda mulai membuka kebun tembakau di
Sumatera Timur yang dipelopori oleh J.Nienhuyis, Van Der Falk dan Elliot
berdasarkan hasil penyelidikan mereka dipastikan wilayah antara Sungai Ular
dengan Sungai Wampu sangat baik untuk menanam tembakau, dan hasilnya
dalam waktu satu tahun mencapai F1.1000.000 Gulden. Penanaman tembakau
tersebut sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus
berkembang sehingga Medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian
di Pesisir Sumatera Timur.
32
Perkembangan perekonomian yang pesat tersebut dibuktikan dengan
dibangunnya perusahaan Kereta Api oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM),
tujuan dibangunnya sarana transportasi tersebut dengan tujuan mempercepat akses
jalan darat yang digunakan untuk kepentingan perusahaan perkebunan
pemerintah Belanda.Secara keseluruhan, awal perkembangan kota Medan
merupakan dampak dari keberhasilan usaha perkebunan yang dilakukan oleh
perusahaan perkebunan Belanda seperti Deli Maatschappij yang bergerak dalam
bidang perkebunan. Semenjak itu, seiring dengan kesuksesan perdagangan hasil-
hasil perkebunan Deli Maatschappij di dunia Internasional, kota Medan
berkembang menjadi kota perdagangan dan perekonomian pemerintahan kolonial
Belanda.
Maka bangunan-bangunan pentingpun didirikan dengan rancangan
arsitektur-arsitektur yang telah memiliki reputasi Internasional pada saat itu,
seperti perusahaan Anyer Bersih, Deli Proef Station, Hotel De Boer, Deli
Spoorweg Maatschappij dll. bangunan-bangunan tersebut saat ini menjadi suatu
ciri khas Kota Medan ditinjau dari segi historis dimana keberadaannya mulai
luntur tergerus arus modernisme dan kapitalisme yang mengharuskan eksistensi
bangunan-bangunan bersejarah tersebut kian sirna (hilang). Sebagai warga negara
yang santun dan sadar akan kondisi di lingkungan sekitarnya, maka diperlukan
adanya usaha preventif serta kolektif demi menjaga eksistensi bangunan-
bangunan bersejarah tersebut.
Menjalani usia Kota Medan yang ke 423 tahun, tentu bukan merupakan
waktu yang sangat singkat.Tentunya begitu banyak prestasi yang diraih dalam
33
mewujudkan sebuah Kota terbesar ketiga di Indonesia ini, salah satu prestasi yang
diraih adalah saat bagaimana Kota Medan menyabet Piala Adipura tahun 2012-
2013 yang merupakan wujud kota yang bersih, aman, nyaman, asri, dan indah.
Keadaan ini sebenarnya yang menjadikan Kota Medan harus berbenah tanpa harus
melupakan rekam jejak historisnya, rekam jejak tersebut tidak lain adalah
kawasan lingkungan bangunan bersejarah yang merupakan cikal bakal Kota Lama
di masa kolonial Belanda. Apabila ini tetap dipertahankan dan dilestarikan
sebagai wujud historis kota, maka generasi penerus kedepannya akan terus dapat
melihat rekam jejak sejarah Kota Medan dan menjadi aset pemerintah dalam
memperkenalkan ikon Kota Medan kepada wisatawan asing maupun lokal demi
menambah PAD (pendapatan asli daerah).
D.Jenis-Jenis Peninggalan Bangunan Bersejarah di Kota Medan
Dalam melakukan suatu perjalanan di jantung Kota Medan yang terletak di
Lapangan Merdeka menuju kawasan Kesawan, mustahil bagi kita tidak melihat
keindahan dan keberagaman bangunan-bangunan lama yang tanpa kita sadari
memilki kelainan dengan bangunan-bangunan yang baru. Di tinjau dari
keberadaannya, ternyata di Kota Medan masih banyak terdapat bangunan-
bangunan lama yang secara fisik masih tegak berdiri sampai sekarang dan
memiliki aspek historis di dalamnya. Dalam penglihatan sepintas, sebuah
bangunan akan terlihat biasa saja jika kita tidak mengetahui sejarah dibaliknya.
Adapun bangunan-bangunan lama yang memiliki keistimewaan yang menarik dan
34
memiliki nuansa historis dalam rekam jejak perjalanan sejarah Kota Medan serta
masih berdiri kokoh adalah sebagai berikut :
1. Gedung Balaikota Lama
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota
Medan adalah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang berada di
jalan Balaikota, tepatnya bersebelahan dengan Kantor Bank Indonesia ( BI).
Bangunan ini pada awalnya ditempati oleh Walikota Medan yang pertama yaitu
Baron Daniel Mackay. Bangunan Bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan
Medan Barat, Kelurahan Kesawan lingkungan IX. Dalam proses sejarahnya.
Dahulu bangunan ini bernama Gemeen Tehnis dibangun oleh biro arsitek Hulswit tahun 1908, diperbaiki kembali tahun 1923. Bangunan yang terletak di jalan Balaikota ini pada tahun 1913 direnovasi dengan menempelkan jam dinding besar pada dinding bagian atas bangunan. Jam dinding ini di sumbangkan oleh milioner Tjong A Fie buatan Firma Van Bergen di Hialigerlee (Holland). Jam dinding ini dahulunya mengeluarkan bunyi (Jelajah Medan Heritage, 2013:1)
Kemudian diperkuat dengan gagasan lain didalam karangan (Tengku
Lukman Sinar (Sinar,2001:85) menyebutkan bahwa :” Kepada Kotapraja Medan
menghadiahkan sebuah jam besar yang sampai sekarang ada di Kantor Walikota
Medan”
Pada tahun 1913 seorang millioner Cina yang bernama Tjong A fie
menambahkan menara jam pada bangunan ini. Jam pada menara tersebut adalah
buatan Firma Van Bergen di Hoiligerlee (Holland) dan dahulu mengeluarkan
bunyi carillon. Bangunan Balaikota ini menjadi salah satu Land Mark di Sumatera
Utara yang terdapat di kota Medan, namun tidak lagi difungsikan sebagai kantor
35
Balai Kota. Arsitektur bangunan ini dipengaruhi gaya Eropa Klasik.seperti
bangunan eropa lainnya,sebagian dari lantai dasar bangunan terletak dibawah
tanah. Ciri khas dari bangunan Balaikota Lama ini adalah Gedung Balai Kota
Lama Medan yang diarsiteki oleh Hulswit ini adalah salah satu bangunan bergaya
Eropa klasik, dengan dominasi warna putih. Dahulu Gedung Balai Kota Lama
Medan ini sering dimanfaatkan oleh pemerintahan Belanda sebagai gedung
pertemuan untuk para petinggi Belanda yang berada di Medan.
Tetapi setelah pemerintahan Belanda lengser, Gedung Balai Kota
Lama Medan ini mulai tidak terawat bahkan pada masa penjajahan Jepang
bangunan ini sempat akan dihancurkan. Sekarang bangunan Balaikota Lama ini
sudah digadaikan dengan pemilik Hotel Grand Aston City Hall yang tepat berada
dibagian depan Hotel Grand Aston. Bangunan Balaikota Lama ini sekarang tidak
difungsikan lagi sebagai kantor Walikota, Namun bangunan Balaikota lama ini di
buat Baru persis dengan bangunan yang lama, dan di bangun tepatnya dekat
dengan bangunan Balaikota Lama yang persis di pinggiran sungai Deli sebagai
Kantor administrasi pemerintahan Kota Medan.
36
2. Kantor Bank Indonesia/ Kantor Bank Unit I
Bangunan yang persis tepat bersebelahan dengan kantor Balaikota Lama
disebelah kiri, dan bersebelahan dengan Hotel De Boer sebelah kanan merupakan
bangunan sisa tinggalan pemerintah Kolonial-Belanda dan Kondisinya masih
terawat dan baik sampai sekarang. Bangunan Bersejarah ini berada di lingkungan
Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan lingkungan IX. Dalam proses
sejarahnya.
Bank Indonesia yang terletak di jalan Balaikota ini dibangun tahun 1910 oleh
arsitek Hulsurt/Fermunt E.d. Caypers, dahulunya dipakai sebagai Java She Bank.
Bentuk bangunan segi empat gaya Eropa Tua (Jelajah Medan Heritage, 2013:2).
Bangunan ini menggambarkan arsitektur yang kelihatan sangat
dipengaruhi oleh gaya kolonial yang sangat banyak digunakan orang Inggris di
negeri-negeri jajahannya.bangunan ini didesain oleh Cuypers dan Hulswit tahun
1908.Dahulunya dipakai sebagai Kantor Cabang De Javasche Bank. Javasche
Bank merupakan bank cabang milik Belanda di Jawa yang digunakan untuk
mensosialisasikan mata uang Gulden milik Belanda. Keindahan bangunan
Javasche Bank menggunakan gaya renaisance dengan ciri-ciri bangunan
berbentuk simetris dengan garis-garis horizontal sepanjang dinding. Bangunan
Bank Indonesia ini didominasi dengan warna putih dan sekarang digunakan
sebagai Kantor Bank Indonesia.
37
3. Hotel de Boer/Dharma Deli
Peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota Medan
adalah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang berada di jalan
Balaikota Nomor 2 Medan, tepatnya bersebelahan dengan Kantor Bank Indonesia
( BI) di sebelah kiri. Bangunan ini pada awalnya bangunan ini merupakan sebuah
hotel yang didalamnya terdapat bar dan restoran mewah di masa pemerintahan
Belanda. Bangunan Bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Barat,
Kelurahan Kesawan lingkungan IX. Dalam proses sejarahnya.
Hotel De Boer yang letaknya di jalan Balaikota ini dibangun tahun 1909. Nama hotel ini sesuai dengan nama pemiliknya yaitu Herman De Boer yang datang ke Medan tahun 1899. Hotel ini sekarang bernama Hotel Dharma Deli dan dibangun lagi bangunan baru 8 tingkat namun bangunan lama masih tetap dipertahankan (Jelajah Medan Heritage, 2013:3)
Pada awalnya Hotel ini terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari sebuah
restaurant,sebuah bar dan tujuh ruang tamu,dan merupakan hotel pertama kali di
Asia Tenggara yang kamarnya memakai kawat nyamuk. Hotel tersebut dijual
pada tahun 1935.dan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia,menjadi
Hotel Dharma Bakti atau Inna Dharma Deli. Dengan semakin meningkatnya
kepopuleran hotel tersebut,maka hotel tersebut meluas dengan ditinggikan
menjadi 8 lantai dengan menggabungkannya dengan bangunan lama yang berada
disebelah kanan bangunan baru tersebut. Dalam meningkatkan potensi kunjungan
wisatawan ke Hotel bersejarah tersebut, maka seorang sejarawan Universitas
Negeri Medan selaku Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial mengatakan :
Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pussis), Dr. Phil Ichwan Azhari kepada antarasumut.com Selasa mengatakan, sejarah Hotel Dharma Deli yang kaya itu adalah potensi yang bisa dikembangkan untuk menarik minat wisatawan
38
berkunjung. Untuk itu seluruh karyawan hotel sebaiknya memberi ruang dan kesempatan kepada masyarakat umum untuk masuk melihat ke dalamnya sekaligus belajar sejarah keberadaan hotel.“Saya yakin kisah tentang Dharma Deli akan menarik minat banyak orang untuk berkunjung,” katanya (http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=116)
Dalam perkembangannya sekarang, bangunan ini masih sering dikunjungi
wisatawan yang ingin menginap kedalam hotel tersebut. Bangunan Hotel Dhrma
Deli atau Inna Dharma Deli ini diperbesar dan ditinggikan dan masih bersatu
dengan bangunan aslinya yang berada tepat disebelah kanan bangunan megah
tersebut. Hotel ini sampai sekarang masih populer untuk dikunjungi oleh
wisatawan lokal yang sedang berada di Medan. Kepopuleran bangunan ini masih
persis seperti bangunan Hotel aslinya dimasa lalu.
4. Kantor Pos dan Giro
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota
Medan adalah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang berada di
jalan Balaikota, tepatnya didepan Hotel Dhrma Deli. Bangunan ini merupakan
salah satu dari dampak kemajuan tembakau Deli, yang dalam perkembangannya
dibangunnya sarana dan prasarana infrastruktur dalam menunjang kegiatan
perkebunan. Bangunan Bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan
Barat, Kelurahan Kesawan lingkungan IX. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan yang terletak berhadapan dengan Hotel De Boer, disebelah Utara
Lapangan Merdeka ini dibangun lantai tegel, atap genteng dan tiang beton
bertulang (Jelajah Medan Heritage, 2013:4).
39
Dibangun sebagai Kantor Pos Pusat dan masih berfungsi sampai sekarang.
Keadaan kondisi bangunan ini masih sangat baik, kemudian diatas bangunan
Kantor Pos tersebut ada logo burung merpati dalam bola dunia yang menjadi logo
Kantor Pos tersebut, dan diatas bangunan tersebut bertuliskan ANNO 1911 yang
berarti bangunan tersebut berdiri tahun 1911. Dalam keterangan lebih lanjut
tentang tujuan awal didirikannya Kantor Pos,
Gedung ini merupakan proyek besar pertama dilakukan oleh Snuyf, seorang arsitek yang telah menjadi kepala Sipil Pekerjaan Umum untuk Indonesia. Karena pertumbuhan yang cepat dari pemerintah Hindia Belanda, ada kebutuhan bangunan baru untuk berbagai layanan pemerintah, seperti sekolah, penjara dan kantor pos. Sebagian besar bangunan ini harus diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat karena itu standarisasi desain (http://www.disbudpar.pemkomedan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=146&Itemid=107).
Dalam hal pelayanan yang diberikan, saat ini Kantor Pos Medan masih
melayani tugas dan fungsinya sebagai tempat penjualan materai (perangko),
pengiriman surat, pengiriman barang dan mulai berakulturasi dengan media
elektronik yang digunakan sebagai tempat pembayaran kredit, pengambilan uang
pensiun dan pengiriman berkas CPNS. Bangunan bersejarah ini memiliki atap
langit-langit yang tinggi dan memiliki struktur bangunan yang kokoh serta
memiliki ruangan yang cukup luas. Selain itu, bangunan bersejarah ini memiliki
aspek historis yang kental terutama dari segi bentuk arsitektur bangunannya yang
sangat nampak sekali sudah sangat lama dan berbeda sekali dengan bangunan-
bangunan modern yang ada terdapat disekelilingnya, Ketika dilihat dari dalam
ruangan maupun di luar ruangan, bangunan Kantor Pos ini terlihat sangat menarik
untuk dilihat karena bentuknya yang unik.
40
Dalam hal memajukan pendidikan di Kota Medan, Maka diharapkan
kedepannya Kantor Pos Medan ini juga bisa difungsikan sebagai museum pos
seperti Kantor Pos Besar Jakarta, sehingga di bangunan bersejarah ini dapat
menyimpan serta memamerkan prangko-prangko lama, gambar hitam putih tempo
dulu tentang keadaan Medan di masa Belanda, mata uang lama yang tidak lagi
ditemukan di pasaran dll. Dan pada akhirnya, masyarakat maupun pelajar masih
dapat menemukan dan melihat aspek historis di Kota Medan.
5. Stasiun Kereta Api Medan
Stasiun Kereta Api merupakan fasilitas penting yang sangat memberi
kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan kota Medan. Bangunan ini
merupakan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang berada di jalan Stasiun
Kereta Api, tepatnya bersebelahan dengan Titi Gantung di sebelah kanannya yang
merupakan situs peninggalan Belanda.Bangunan Bersejarah ini berada di
lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan lingkungan VII. Dalam
proses sejarahnya,
Tahun 1891, bangunan awal selesai. Tahun 1910, karena dirasa kecil, diperbesar lagi. Akhirnya, tahun 1939 renovasi dilakukan oleh pihak DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) dengan maksud mengikuti perkembangan langgam arsitektur modern.Pihak DSM berkonsultasi dengan J.H Valh, seorang arsitek dari Dinas PU. Renovasi terbesar yang dilakukan adalah pengurangan bagian yang tidak dirasa diperlukan (fungsional saja) serta penambahan menara jam setinggi 20 m, sebagai penanda bangunan, serta sekaligus cerobong ventilasi udara, dengan jam yang menunnjukkan waktu keberangkatan kereta kepada penumpang (Jelajah Medan Heritage, 2013:5).
41
Walaupun Bangunan ini sudah direnovasi dengan melakukan penggantian
seluruh struktur bangunan, akan tetapi ciri khas bentuk aslinya tidak dirubah,
seperti jam yang menunnjukkan waktu keberangkatan diatas menara Stasiun
Kereta Api yang masih dapat dilihat diatas bangunan. Di sampingnya terdapat
monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4 T buatan Hartmann (Arsitektur Stasiun
Medan) telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hal yang tersisa
dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya menara jam di bagian muka
stasiun.Rel yang terdapat di Stasiun Medan membujur dari utara ke selatan. Rel
yang mengarah ke selatan menuju Rantauprapat, sedangkan rel yang mengarah ke
utara ke Belawan, Binjai dan Besitang, Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat
percabangan rel ke Pancurbatu. Bangunan Stasiun Kereta Api Besar ini
didominasi dengan warna putih.
6. Jakarta Llyod (Sekarang Asuransi Jasindo)
Diantara perusahaan-perusahaan dagang besar yang menguasai perniagaan
dan perdagangan di Sumatera masa itu adalah beberapa perusahaan-perusahaan
Eropa seperti : Bank en Handelsvereeniging Naudin ton Cate & Co” yang
didirikan pada tahun 1892 dengan modal F1. 1 juta (Sinar,2001:61). Bank ini
merupakan sebuah agen perusahaan yang bekerjasama dengan Lloyds, The
Central, The Sun, The State, De Insulinde, Oostindische, De Nederlandsche Lloyd
yang bertugas melakukan administrasi dalam berbagai aktivitas perkebunan dan
terus bergerak dalam import/eksport hasil-hasil perkebunan. Keberhasilan
42
penanaman tembakau di Sumatera Timur turut mendorong perusahaan-perusahaan
di bidang pelayaran. Seperti Jakarta Lloyd yang pada saat didirikan adalah Kantor
Perusahaan Pelayaran The Netherlands Shipping Company. Bangunan Jakarta
Lloyd ini berada dilingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan
lingkungan VII. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan yang berada didepan Lapangan Merdeka ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1920-an, dulu dipergunakan untuk kantor “Stoomvaart Maatschappij Nedherland” dan “Rotterdamshe Lloyd” dan sampai sekarang berfungsi menjadi kantor pusat asuransi PT Jasindo Provinsi Sumatera Utara (Jelajah Medan Heritage, 2013:7).
.Gedung ini pada awalnya merupakan kantor perusahaan kapal uap Belanda
(Stoomvaart Maatschappij Nederland) dimana Nederlandsche Handel
Maatshappij (NHM) juga meniliki saham di dalamnya.Gedung Exs Stoomvaart
Maatscappij Nederland dan Rotterdam's Lloyd ini pernah digunakan sebagai
kantor Jakarta Lloyd.Bangunan ini berada di pusat Kota medan tepatnya
bersebelahan dengan Lapangan Merdeka. Pada saat ini gedung tersebut berfungsi
sebagai kantor Asuransi Jasindo Provinsi Sumatera Utara.
7. Kesawan (Rumah-Rumah Tua)
Potret peninggalan-peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan
di kawasan Kota Medan adalah kawasan bangunan-bangunan lama yang terdapat
di Kesawan tepatnya di Jalan Hindu. Bangunan bersejarah yang tepatnya berada
di Jalan Hindu ini kebanyakan berupa ragam pertokoan, perkantoran pada masa
pemerintahan Belanda. Kondisi bangunan bersejarah tersebut terlihat sangat tidak
43
terawat dan kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal kawasan Kesawan di
masa lalu merupakan potret cikal bakal pertumbuhan sebuah Kota di Medan.
Bangunan bersejarah yang ada di Jalan Hindu ini berada di lingkungan
Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan. Dalam proses sejarahnya,
Kesawan merupakan bagian dari sejarah Kota Medan, yang berada di pusat Kota Medan. Di lokasi ini terdapat banyak peninggalan gedung-gedung tua dari zaman kolonial. Kesawan sering dikunjungi wisatawan untuk menikmati keindahan sebuah kota di masa lalu. Pusat kesawan terletak di jalan Ahmad Yani (Jelajah Medan Heritage,2013:8).
Sinar (2001:54) menyebutkan Kesawan berasal dari kata “Kesawahan, pergi
ke sawah”. Kesawan merupakan bagian dari sejarah Kota Medan, dulunya
Kesawan merupakan cikal bakal pemusatan wilayah Kota Medan dan sangat
kental sekali disebut-sebut dengan kata Medan-Deli.pada masanya Kesawan ini
adalah kawasan Eropa dan menjadi sebuah kampung tempat persinggahan para
pedagang yang datang untuk berdagang dan menyabung ayam, semua kegiatan
dilakukan disana. Tempat ini merupakan kawasan sentral penduduk yang berasal
dari Serdang yang akan menuju ke Sunggal atau dari Percut ke Hampaaran Perak,
bahkan dari Labuhan ke Deli Tua. Kawasan Eropa inilah yang kemudian
berkembang menjadi Kesawan, seiring perkembangan waktu, permukiman etnis
Cina banyak mendominasi wilayah tersebut dan dijadikan kawasan bisnis Tahun
1918, wilayah itu diserahkan Kesultanan Deli kepada Pemerintah Hindia-Belanda,
setelah diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda, kawasan ini disulap menjadi
tempat kantor pemerintahan, maskapai perkebunan, bank, kantor perusahaan asing
dan restoran hingga kesawan menjadi pusat kota. Dimasa sekarang, lokasi ini
masih memiliki banyak gedung-gedung tua zaman kolonial.
44
8. London Sumatera (LONSUM)
Bangunan yang letaknya persis di persimpangan Jalan Ahmad Yani dan
Jalan Ahmad Yani VII didirikan tahun 1914 oleh pemerintah Belanda. Arsitektur
bangunan banyak dipengaruhi gaya kolonial Inggris, bahan bangunan lantai tegel,
dinding batu bata, atap genteng, tiag beton bertulang. Pernah direhab untuk
kebutuhan ruang pegawai tanpa merubah bentuk dan corak arsitekturnya. Status
kepemilikan adalah milik PT. London Sumatra Indonesia.Terlihat di bagian atas
bangunan terdapat nama bangunan PT. London Sumatera. Bangunan bersejarah
ini berada dilingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan
Lingkungan VII. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan yang terletak dipersimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Ahmad Yani VII ini didirikan pada tahun 1914 oleh pemerintah Belanda. Arsitektur bangunan banyak dipengaruhi “British Colonial Style”, bahan bangunan lantai tegel, dinding batu bata, atap genteng tiang beton bertulang. Pernah direhab untuk kebutuhan ruang pegawai tanpa mengubah bentuk dan corak arsitekturnya. Status kepemilikan adalah milik PT. London Sumatera Indonesia (Jelajah Medan Heritage, 2013:9).
London Sumatera merupakan Kantor Perwakilan perkebunan yang ada di
Medan, posisi London Sumatera ini berada tepat pada pintu masuk Kesawan
Square. Gedung Lonsum pada awalnya digunakan sebagai kantor perkebunan
Inggris Harrisons & Crosfield dan kemudian dijual kepada pemerintah Belanda
dan namanya diubah menjadi Juliana Building sesuai nama puteri Belanda.Batu-
batu granit yang menghiasi gedung didatangkan dari Eropa.Gedung ini merupakan
bangunan pertama di Kota Medan yang Memakai lift berbentuk sangkar besi yang
dihiasi motif bunga-bunga dengan dekorasi art deco.
45
Lift yang mulai digunakan sejak tahun 1910 tersebut masih berfungsi
dengan baik dan diservis setiap hari sabtu dan setiap tahun teknisi dari inggris
didatangkan untuk memeriksanya.Yang menarik adalahung Harrison & Crosfield
yang berpusat di London justru meniru gedung London-Sumatera-Indonesia yang
merupakan kantor cabangnya. Kondisi Bangunan PT. London Sumatra ini
kondisinya baik dan terawat. Bangunan Bersejarah ini masuk kedalam
situs/bangunan Cagar Budaya di Kota Medan yang dilindungi dan di lestarikan
sebagai aset bangunan bersejarah yang ada di Kota Medan.
9. Exs Gedung Depnaker
Peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota Medan
adalah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang berada di jalan
Ahmad Yani, tepatnya berada di persimpangan Jalan Hindu..Bangunan ini pada
awalnya merupakan pusat perbelanjaan bagi orang Belanda, bangunan ini
merupakan Bangunan Bersejarah yang berada di lingkungan Kecamatan Medan
Barat, Kelurahan Kesawan lingkungan VII. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan Kantor Tenaga Kerja yang berada dipersimpangan Jalan Hindu yang dulunya bernama Jalan Kebudayaan dan Jalan Ahmad Yani VII didirikan pada tanggal 16 Februari 1919 oleh Walikota Medan pertama Daniel Baron Mackay. Angka tahun pendirian ini tertulis pada bagian tembok bangunan. Arsitek bangunan ini adalah G. Bos, nama G. Bos juga tertulis di dinding tembok (Jelajah Medan Heritage, 2013:10). Bangunan ini dibangun dan difungsikan pertama kali pada tanggal 12 Februari
1916, setelah secara resmi dibuka Walikota Medan pertama, Daniel Baron Mac
kay. Bangunan ini dikenal sebagai Medan Warenhuis, sebuah pusat perbelanjaan
46
untuk orang Belanda yang tinggal di Medan pada masa Kolonial.Sekarang
bangunan tersebut dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan di fungsikan sebagai
gedung perkantoran dari beberapa departemen.Perawatan terhadap bangunan
tersebut sangat kurang. Bangunan ini dilengkapi oleh sebuah menara tepat disudut
dan dua menara lainnya pada sayap kiri dan kanan bangunan, suatu ide rancangan
yang dipengaruhi oleh gaya renaissance.Pada Lantai dua, terdapat balkon dengan
balustrade yang dekoratif.
10. Bank Exsport-Import (sekarang Bank Mandiri)
Salah satu dari Peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di
Kota Medan adalah bangunan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang
berada di jalan Balaikota, tepatnya bersebelahan dengan Lapangan Merdeka.
Bangunan ini pada awalnya merupakan pemerintahan Belanda. Bangunan
Bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan
lingkungan VII. Dalam proses sejarahnya.
Bangunan Bank Export Import yang letaknya di simpang jalan Raden Saleh dan Jalan Ahmad Yani menurut Keterangan dibangun pada tahun 1924. Gedung ini mula-mula dipergunakan untuk kantor “Nederlanshe Handel Maatschappij”, dan pada masa penjajahan Jepang gedung ini dipakai sebagai kantor “Gunseikambu”. Selain untuk Kantor Bank Eksport Import, gedung ini juga dipakai untuk kantor pemasaran bersama PT. Perkebunan Nusantara Is/d IV Cabang Medan (Jelajah Medan Heritage, 2013:11).
Bangunan ini dibangun oleh pemerintah Belanda dengan seorang arsitek
bernama Van Oywend dibuat tipikal dengan bangunan yang berlanggam modern
style seperti bangunan yang bergaya Eropa. Keterangan dibangun tahun 1924,
47
gedung ini mula-mula dipergunakan untuk kantor “Nederlansche Maatschappij”
dan pada masa penjajahan jepang gedung ini dipakai sebagai kantor
“Gunseikambu”.Selain untuk kantor Bank Exsport Import, gedung ini juga
dipakai untuk kantor pemasaran bersama PT Perkebunan Nusantara I sampai IV
Cabang Medan. Dan sekarang menjadi Bank Mandiri. Bangunan Bank Mandiri
yang berada dipersimpangan Jalan Raden Saleh dan Jalan Balaikota ini
didominasi dengan warna putih dan kondisi keadaan bangunan bersejarah tersebut
dalam kondisi baik dan terawat. Dan sekarang Bangunan Bank Mandiri tersebut di
tetapkan sebagai Benda Cagar Budaya yang ada di Kota Medan sebagai
situs/benda yang wajib di lindungi di Kota Medan versi BWS ( Badan Warisan
Sumatera).
11. Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar
Kuil Soepramaniem Nagarattar adalah salah salah satu Kuil tertua di Kota
Medan, dan kuil ini dibuat Setelah dibangunnya Kuil Sri Mariamman yang
terletak di jalan Tengku Umar. Kuil Supramaniem ini dibangun pada tahun 1896
dan terletak di Jalan Kebun Bunga Nomor 6 (Jalan Kejaksaan Nomor 12), sekitar
500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura Medan.Kuil
ini dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa-Dewa seperti Mudra, Ganesha,
Syiwa, Wisnu, Brahmana dll. Kuil ini dibuka setiap harinya dengan estimasi
waktu pagi dan sore hari. Pada pagi hari pukul 06.00 sampai pukul 11.00 Wib.
Dan pada sore hari dibuka pada pukul 16.00 sampai pukul 20.00 Wib.kecuali pada
48
hari Minggu dibuka pukul 04.00 sampai pukul 20.30 Wib. Kuil ini memiliki
kantor di dalamnya sebagai tempat layanan dan informasi bagi pengunjung yang
ingin beribadah dan bagi orang yang ingin jalan-jalan mengunjungi bangunan
Kuil tersebut.
Di dalam Bangunan tersebut banyak sekali terdapat foto-foto Dewa-Dewa
yang bisa kita lihat serta ada Kendaraan Dewa Mudra yang yang dilapisi dengan
emas.Kuil ini tidak sebesar dan tidak semegah kuil yang pertama kali dibangun
oleh umat Hindu yang bernama Kuil Shri Mariamman yang berada di Kecamatan
Medan Petisah, Kelurahan Tetisah Tengah. Umumnya umat Hindu bersembah ke
Kuil ini setiap hari. Kuil ini juga untuk acara ritual lainnya dalam Agama Budha
seperti memperingati hari Ulang Tahun Sidharta Gautama, Perayaan Imlek dan
sebagainya.
12. Rumah Tjong A Fie
Bangunan Bersejarah yang paling populer di Kota Medan adalah bangunan
Tjong A Fie pemilik dari seorang tiongkok yang dermawan dan rendah hati yang
namanya sangat terkenal dalam membangun Kota Medan dimasa pemerintah
Belanda di Sumatera Timur. Bangunan bersejarah ini berada dilingkungan
Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan Lingkungan IV. Dalam proses
sejarahnya,
Kediaman Tjong A Fie merupakan gedung bergaya arsitektur Tiongkok kuno yang sangat fantastis dan dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak di jalan Ahmad Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai sekarang, walaupun dia sudah wafat pada tahun 1921.
49
Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini, rumah tersebut masih di tempati oleh keluarga Tjong A Fie (Jelajah Medan Heritage, 2013:13).
Kediaman Tjong A Fie merupakan gedung gaya arsitektur Tiongkok Kuno
yang sangat menarik dan memiliki nuasa bangunan lama. Dibangun pada tahun
1900, lokasinya terletak di Jalan Ahmad Yani (kesawan).Dia adalah jutawan dari
Tiongok yang pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai
sekarang. Di tanah Deli, Tjong A Fie mempunyai pergaulan yang luas dan
terkenal sebagai pedagang yang luwes dan dermawan, tanpa membeda-bedakan
bangsa, ras, agama dan asal usul, ia kemudian membina hubungan yang baik
dengan Sutan Deli, Makmoen Al Rasyid Perkasa Alamsjah dan Tuanku Raja
Moeda.Dengan demikian ia memperoleh reputasi yang baik dan terkenal di
seluruh Deli.Walaupun dia sudah wafat pada tahun 1921.Kesuksesannya berkat
usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dengan para pembesar
perkebunan tembakau Belanda. Dimasa ia hidup, Tjong A Fie sangat banyak
membantu pembangunan khususnya Medan di kala itu. Contonya saja seperti
pembangunan Masjid Raya, Masjid Gang Bengkok, pembangunan jembatan dll.
Di Kota Medan, Nama Tjong A Fie telah menjadi legenda dan namaanya
dikenang oleh penduduk Kota Medan. Hingga pada akhir hayatnya ia pun diantar
oleh ribuan masyarakat dari berbagai kalangan ke pemakaman. dan hingga saat
ini, rumah tersebut masih terawat dengan baik serta di dalamnya banyak
menyimpan koleksi foto serta benda-benda kepunyaan Tjong A Fie.
50
13. Masjid Gang Bengkok
Perkembangan wajah Kota Medan tidak lepas dari pengaruh nuansa Islam di
sekelilingnya, Salah satu bukti sejarah perkembangan Islam di Medan adalah
Masjid Bengkok. Masjid tua yang masih berdiri kokoh di Kesawan ini dibangun
atas bantuan dana dari Tjong A Fie pada tahun 1890. Masjid Gang Bengkok
merupakan masjid tertua kedua setelah masjid Al Osmani. Penamaan Masjid
Gang Bengkok, pada awalnya karena letak dari keberadaan Masjid tersebut berada
di sudut persimpangan Jalan. Lokasi masjid Gang Bengkok ini berada di Jalan
Masjid Nomer 62 Medan. Bangunan Masjid Gang bengkok ini berada di
lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan, Lingkungan II Medan.
Dalam proses sejarahnya,
Bangunan ini dinamakan Masjid Gang Bengkok Karena letaknya ditikungan jalan, tepatnya tikungan jalan Masjid.Dibangun diatas tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya, disekelilingnya sudah padat rumah penduduk.dibelakang (sebelah barat bangunan Masjid) terdapat makam umum.menurut keterangan dari penjaga Masjid, bahwa masjid ini dibangun oleh Tjong A Fie pada tahun 1890. Dulunya bernama “Moske Straat”, dan dipergunakan sebagai tempat ibadah, setelah bangunan diserahkan kepada Sultan Deli Makmun al Rasjid Perkasa Alamsjah.Dipergunakan untuk shalat pertama kali pada tanggal 17 januari 1934, Nazir pertama yang bertugas di Masjid ini adalah Sjech H.M. Jakub Jelajah Medan (Jelajah Medan Heritage, 2013:14).
Di masjid yang terletak di Jalan Ahmad Yani Medan inilah Said Bakrin dan
Abubakar Yacub yang merupakan anak dari Syekh Mohd. Yacub yang juga
sebagai ketua badan kenaziran mesjid Lama Gang Bengkok yang pertama
menyebarkan agama Islam di kota Medan. Masjid Bengkok yang memadukan
gaya Cina dan Melayu ini dijadikan tempat aktivitas dakwah di kala itu.
Bangunan Masjid Gang bengkok bagi yang belum pernah beribadah ataupun
berkunjung kesana, maka akan merasa kesulitan untuk menemukannya. Karena
51
Bangunan Masjid tersebut agak tersembunyi dari pusat keramaian di sekitar
Kesawan karena letaknya agak mencorok di tikungan jalan . Untuk menuju
bangunan Masjid Gang bengkok ini, kita dapat melihat persimpangan yang
mengarah dari Jalan Ahmad Yani, setelah menemukan Toko Bata dibarisan ruko-
ruku di sebelah kiri, maka kita masuk ke dalam persimpangan tersebut. Kira-kira
jarak 100 meter dari Toko Bata tersebut maka akan terlihat persimpangan Jalan
Masjid. Bangunan Masjid Gang Bengkok saat ini masih dalam kondisi terawat
dan baik. Bangunan Masjid ini sampai sekarang masih sesuai dengan
fungsi/manfaatnya sebagai tempat ibadah bagi umat muslim di kawasan ini.
14. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Bangunan yang berdiri tegak di berseberangan dengan bekas Gedung
Pusat DSM (sekarang Kantor Telkom) adalah Bangunan Kantor yang difungsikan
sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Bangunan
bersejarah tersebut berada dilingkungan Kecamatan Medan Timur, Kelurahan
Gang Buntu.
Dalam proses awal pendiriannya, bangunan ini dahulunya didirikan
sebagai villa milik Deli Spoorweg (DSM).Letaknya berdampingan dengan kantor
DSM, pernah digunakan sebagai perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Sekarang digunakan sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan. Pada bagian dalam ruangan difungsikan sebagai ruang kerja pegawai
yang berbentuk sekat-sekat. Desain bangunan ini mengingatkan kita pada
52
arsitektur Hindia dimasa lalu yang menunjukkan struktur dinding sangat kuat
terbuat dari batu bata.Dinding depan terdapat yang masif dan tebal yang
diletakkan dengan dua pilar klasik, membentuk pintu masuk yang khas.bangunan
ini memperlihatkan sistem bangunan tertutup sebagaimana terdapat di negara-
negara eropa dan tidak beradaptasi dengan iklim tropis kecuali penempatan
ventilasi atap dibagian atas bangunan. Bangunan bersejarah ini didominasi dengan
warna putih dan terdapat penambahan kubah atap yang memiliki ciri khas yang di
disain dengan bentuk istana-istana Melayu Deli (Istana Maimun. Kondisi
bangunan ini masih terawat.
15. Gedung BKS-PPS (AVROS)
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang masih tersisa di Kota
Medan adalah bangunan bersejarah di masa pemerintah Belanda. Bangunan ini di
bangun pada tahun 1918 oleh GH. Mulder. Avros yang dahulunya dikenal dengan
sebutan asosiasi/persatuan maskapai-maskapai perkebunan di Sumatera Timur
merupakan suatu badan usaha kongsi dagang yang para anggotanya kebanyakan
dari perusahaan Belanda. Dan bergerak dalam penanaman beberapa komoditas
seperti karet, kakao, gula, dan kelapa sawit. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan yang berada di simpang antara Jalan Palang Merah dan Jalan Pemuda ini didirikan tahun 1918-1919. Angka tahun pendiriannya ini tertulis didinding bagian atap. Bangunan ini dipergunakan untuk gedung AVROS (gabungan Maskapai Perkebunan) Sampai sekarang (Jelajah Medan Heritage, 2013:16).
Avros yang disebut dengan penamaan bahasa Belanda (Algemeene
Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkust van Sumatera atau asosiasi Pemilik
53
Perkebunan Karet di Pantai Timur Sumatera). Bangunan ini berada disimpang
antara Jalan Palang Merah dan Jalan Pemuda, didirikan tahun 1918-1919.Angka
tahun pendiriannya ini tertulis didinding bagian atap.Bangunan ini dipergunakan
untuk gedung Avros (gabungan Maskapai Perkebunan) hingga
sekarang.Bangunan ini masih sesuai fungsinya dan belum ada perubahan hingga
sekarang.
Menurut keterangan pegawai setempat ketika bertanya tentang bentuk
kubah tersebut “dalam Kubah itu merupakan jam yang masih bekerja dengan setia
mesin jam bermerek “Netherlandschefabriek Torenuurwerken B. Eijsbouts –
Asten” dan baru dipasang pada 1920 dan masih terlihat diatas bangunan.
Bangunan bersejarah ini sekarang masih tetap difungsikan sebagai gedung BKS-
PPS yang bertugas mengurusi masalah aturan-aturan perburuhan dengan
ketentuan Badan kerjasama Pengusaha Perkebunan Sumatera yang mengurusi
masalah upah tenaga buruh, Jaminan Sosial tenaga Kerja, Tunjangan Hari Raya
dan hak mendapatkan cuti.
16. Kantor Dinas Pariwisata Sumut Tk I
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Kota
Medan yang masih dapat ditemukan adalah bangunan Kantor Dinas Pariwisata
Sumatera Utara TkI yang letaknya berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomer
107 Medan. Bangunan bersejarah ini dahulunya merupakan tinggalan
kolonialisme dan kemudian dijadikan sebagai gedung percetakan. Bangunan
54
bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan kesawan,
Lingkungan IV. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan ini didirikan oleh bangsa Belanda tahun 1921. Setelah bangunan diambil alaih oleh pemerintah RI. Pada masa transisi, gedung ini dijadikan Kantor Percetakan Negara. Sejak tahun 1984 gedung ini dipakai oleh Dinas Pariwisata Tingkat I sampai sekarang. Bangunan ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Kesawan (Jelajah Medan Heritage, 2013:15).
Bangunan ini didirikan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1921.
Bangunan ini bersebelahan dengan Rumah Tjong A fie di sebelah kiri, dan
gedung Bank Mandiri di sebelah kanan. Kantor Dinas Pariwisata Sumut TkI ini
dahulunya gedung ini bernama gedung Varekamp & Co, sebuah gedung
percetakan Harian Sumatra Post yang merupakan gedung percetakan.Gedung ini
merupakan salah satu bangunan tinggalan kolonialisme Belanda yang berada
dikawasan Kesawan. gedung Varekamp & Co ini memang sengaja dikonstruksi
sebagai gedung yang fungsional, da terdapat kantor penerbit, toko buku dan
percetakan. Bangunan ini dibuat dengan desain Art Deco, dimana
pembangunanya mengunakan material seperti Metal, Kaca, Bakelit dan plastik.
Bangunan ini sekarang difungsikan sebagai Kantor Dimas Pariwisata Sumut Tk I
dan termasuk salah satu Benda Cagar Budaya yang dilindungi di Kota Medan.
17. Restaurant Tip Top
Salah satu Bangunan bersejarah yang masih dapat ditemukan di Kota
Medan adalah pusat sajian makanan kuliner tertua di Medan yang tepatnya tidak
jauh dari kediaman Rumah Tjong A Fie di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Bangunan
55
bersejarah ini dari dulu hingga sekarang masih tetap menggunakan nama asli
restoran tersebut dengan nama Restoran Tiptop. Restoran Tiptop merupakan salah
satu pusat jajanan makanan kuliner yang menawarkan ciri khasnya baik dari segi
historisnya maupun dari alat-alat yang digunakan dalam memasak. Restoran ini
merupakan warisan turun temurun yang diwariskan kepada anak cucu dari pemilik
restoran tersebut. Dilihat dari letaknya, maka restoran Tiptop ini berada di
lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan Kesawan. Dalam proses
sejarahnya,
Dibangun pada tahun 1939, merupakan salah satu restoran tertua di Kota Medan dengan dekorasi dan suasana bersantap tahun 1940-an.Restoran ini masih menggunakan tungku kayu bakar untuk memasak yang sama dengan cara memasak dimasa lalu.Pilihan makanan Barat, Chinese, dan Lokal yang disajikan dengan harga yang pantas, porsi yang sesuai dan rasa yang dapat diterima.Tempat ini merupakan permata yang tersembunyi. Makanan yang lezat dan apabila anda mendapat kesempatan makan malam anda di beranda restoran ini, anda akan menikmati santapan malam dengan bernostalgia suasana zaman kolonial, restoran ini terletak di di Jalan Ahmad Yani (Jelajah Medan Heritage, 2013:18).
Walaupun zaman telah berganti, restoran ini tetap saja setia pada dirinya
sendiri, masih sama seperti dulu, dimulai dari perabotannya seperti meja, kursi,
piano yang masih ada ditempat itu serta peralatan memasak yang sudah tua pun
yang sampai sekarang masih digunakan. Restroran Triptop ini sampai sekarang
masih banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal untuk menikmati makanan
sekaligus nuansa historis yang terkandung didalam ruang makan restoran yang
menawarkan foto-foto hitam putih Medan Tempo Dulu.
56
18. Masjid Raya
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota
Medan adalah Masjid Raya yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja/lebih
tepatnya di Jalan Masjid Raya, Masjid ini bersebelahan dengan Taman Sri Deli
(Taman Chadijah). Bangunan ini pada awalnya dibangun berdekatan dengan
Istana Maimun, Kerapatan Deli dan Taman Sri Deli dengan tujuan sebagai tempat
peribadatan Sultan Deli .Lokasi Bangunan Bersejarah ini berada di lingkungan
Kecamatan Medan Kota, Kelurahan Masjid lingkungan VI. Dalam proses
sejarahnya,
Masjid ini sebagai lambang Kota Medan. Masjid terindah yang memiliki nilai budaya dan sejarah dan terbesar diSumatera Utara. Masjid ini dapat menampung sekitar 1.500 jemaah untuk melaksanakan sholat setiap hari. Masjid ini dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid, yang didisain oleh Dengumans dari Belanda dengan gaya arsitektur Moorish dan berdiri pada tahun 1906. Banyak turis dari berbagai negara datang mengunjungi masjid ini (Jelajah Medan Heritage, 2013:19).
Masjid Raya ini adalah salah satu peninggalan Sultan Deli di Sumatera
Utara setelah Istana Maimoon.Dibangun tahun 1906 sampai tahun 1909. Dalam
proses pembangunan Masjid Raya tersebut, seorang milioner di Medan yang
bernama Tjong A Fie turut menyumbang/membantu Sultan Makmun Alrasyid
dalam proses mendirikan Masjid Raya. Sinar,2001:85) menyebutkan “Ketika
Sultan Makmun Al Rasyid Deli bermaksud mendirikan Masjid Raya Medan,
maka Tjong A Fie menyumbang 1/3 biayanya”.Pembangunan Masjid Raya
berjalan dengan lancar dan selesai pada tahun 1906. Masjid ini merupakan masjid
termegah serta memiliki perpaduan aritektur yang menarik, dengan memadukan
gaya arsitektur melayu, India, arab (Timur Tengah), dan Eropa.
57
Sebahagian bahan-bahannya yang dari Italia dipergunakan untuk
dekorasi.Misalnya pada lantai dan dinding sebagai penutup digunakan marmer,
sedangkan pada langit-langit menggunakan kayu dan tembaga pada atapnya.
Masjid Raya pada saat ini menjadi ikon Kota Medan. Melihat fungsi serta
kegunaannya, Masjid ini masih sering dikunjungi dan dipergunakan oleh
masyarakat muslim untuk sholat (sembahyang) setiap hari.Mesjid ini dikunjungi
oleh Wisatawan Mancanegara dari berbagai negara diseluruh dunia dan
merupakan yang terindah di Sumatera Utara. Jarak Masjid ke Istana Maimoon
kira-kira 200 meter. Masjid ini dapat menampung sekitar 1500 jemaah untuk
melaksanakan sholat setiap hari.Masjid ini dibangun oleh Sultan Makmun Al
Rasyid, yang didisain oleh Degumans dari Belanda dengan gaya arsitektur
Moorish dan berdiri pada tahun 1906.
19. Istana Maimun
Bangunan bersejarah peninggalan Kesultanan Deli telah berusia lebih dari
satu abad. Bangunan Istana Maimun tersebut merupakan salah satu peninggalan
bersejarah di Kota Medan yang Masih dapat di lihat dan disaksikan secara
langsung dengan berkunjung kedalam Istana tersebut. Pada awal pendirian
pembangunan Istana Maimun dijelaskan ,Sinar(2001:104)” Berdasarkan prasasti
Belanda dan Melayu yang dipahat pada sekeping marmer pada kedua tiang di
ujung tangga naik dapat diketahui bahwa peletakan batu pertama pembangunan
Istana Maimun dilakukan pada tanggal 26 Agustus 1888 oleh Sultan Ma'mun Al
58
Rasyid Perkasa Alamsyah, dan mulai ditempati pada tanggal 18 Mei
1891”.Bangunan Istana Maimun yang megah ini melambangkan kemakmuran
serta kejayaan Kesultanan Deli semasa Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa
Alamsyah. Dalam proses sejarahnya,
Istana Maimon merupakan salah satu objek wisata utama di Medan yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid memerintah dari tahun 1873-1924. Arsiteknya adalah T.H Van Erp yang bekerja sebagai tentara KNIL. Rancangannya melambangkan bangunan tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya arsitekturnya antara Indonesia, Persia dan eropa. Di halaman stana terdapat meriam puntung yang merupakan bagian dari legenda Istana Maimon (Jelajah Medan Heritage, 2013:20).
Bangunan yang terletak di Jalan Katamso merupakan peninggalan zaman
Kerajaan Deli.Istana Maimoon atau Istana Sultan Deli dibangun oleh Sultan
Makmud Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1888.Yang merancang adalah
seorang arsitek Italia.Pada bagian kanan bangunan, terdapat meriam yang
kelihatan sudah puntung (putus) dan bagi kalangan masyarakat melayu, meriam
ini dianggap suci dan sering dianalogikan dengan legenda Puteri Hijau.
Bangunan Istana ini berdiri menghadap timur, dan menjadi pusat Kerajaan
Deli.Istana didisain dengan gaya tradisional istana-istana Melayu yang
memanjang didepan dan didominasi dengan warna kuning adalah warna khas
melayu.Dibangunnya istana ini berkaitan dengan Belanda mengadakan
reorganisasi pemerintahan dengan memindahkan kedudukan Residen Sumatera
Timur yang tadinya berada di Labuhan dan Bengkalis dipindahkan ke
Medan.Kemudian Belanda membentuk Land Raad (pengadilan) di Medan, dan
akibatnya Medan menjadi pusat pemerintahan di Sumatera Timur.Mengunjungi
59
Istana Maimoon berarti juga melihat awal berdirinya Kota Medan yang pada saat
ini sudah berusia 126 tahun.
20. Kolam Sri Deli
Salah Satu peninggalan Kesultanan Deli Pada Masa Sultan Amaluddin Sani
Perkasa Alamsyah adalah pembangunan Taman Sri Deli. Taman Sri Deli adalah
bukti dari keberadaan Kerajaan Melayu di Deli, bahwa kerajaan Melayu pernah
berjaya di masa lampau. Pada bagian taman ini terdapat kolam di dalamnya.
Lokasi taman Sri Deli tidak jauh dari lokasi masjid raya dan Istana Maimun yang
berseberangan dengan taman Sri Deli. Tempat ini tepatnya terletak di
persimpangan antara Jalan Sisingamangaraja dan jalan Masjid Raya, Medan,
Sumatera Utara. Taman ini dahulunya dibangun dengan tujuan yang Dalam
proses sejarahnya,
Kolam Sri Deli ini berada ± 100 m di depan Istana Maimon, tepatnya dibelakang “Bangunan Kerapatan” yang kondisinya sekarang sudah hancur dan disamping Masjid Raya Al Mashun (berseberangan dengan masjid) seperti lazimnya istana kerajaan islam. Kolam Sri Deli ini berkaitan dengan Istana Maimon dan Masjid Raya Al Mashun. Kolam Sri Deli ini dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah (Jelajah medan Heritage, 2013:21).
Pertama kali taman ini ditandai dengan nama Tengku Chalidjah, merunjuk
pada nama istri Sultan Amaludin Sani Perkasa yang menjadi Sultan Deli pada
tahun 1925-1945.Taman ini mulai terbengkalai seiring dengan meredupnya
Dinasti Sultan setelah revolusi sosial tahun 1946. Fokus utama taman ini adalah
kolamnya, pergola sepanjang kolam dibuat sebagai tempat tetirah keluarga Sultan
pada sore hari sambil menunggu waktu shalat Magrib yang dilakukan di Masjid
60
Raya di depan taman.Di masa sekarang Taman Sri Deli/Kolam Sri Deli
merupakan areal yang menyajikan hiburan berupa wisata kuliner, rekreasi, serta
menjadi tempat wisata malam yang paling banyak di kunjungi. Taman sri Deli
juga menjadi tempat wisata malam ketika Bulan Ramadhan pun tiba, Tempat ini
pun menjadi tempat wisata di saat berbuka dan menyajikan segala macam
makanan Dan hiburan.
21. Kolam Paradiso
Salah satu peninggaloan bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota
Medan adalah Kolam Paradiso yang berada di Jalan Sisingamangaraja Nomer 6
Medan. Bangunan bersejarah ini pada awalnya merupakan kolam pemandian bagi
orang-orang Belanda. Bangunan ini didirikan kira-kira sekitar tahun 1920-an yang
pada masa itu belum adanya pemandian yang nyaman seperti yang terdapat di
kolam-kolam pemandian lain di Kota Medan. Di lihat dari letak lokasinya, maka
bangunan bersejarah ini terletak di lingkungan Kecamatan Medan Kota,
Kelurahan Masjid. Dalam proses sejarahnya,
Awalnya hanya berupa kolam renang yang dibuat pada tahun 1920-an, maka dilakukan pengembangan dengan menggunakan jasa arsitek Han Groenewegen. Kolam ini juga merupakan tempat Asosiasi Renang Medan (Medansche Zwem Vereeniging) pada zaman kolonial. Menurut Groenewegen, olahraga renang membawa kenyamanan tidak hanya dalam kolam, tetapi area sekitar yang memancing ketertarikan. Dengan Langgam modernisme nieuwebouwen, Groenewegen membuat sebuah dak teras. Kolam ini berlokasi di jalan Sisingamangaraja (Jelajah Medan Heritage, 2013:22).
Kolam renang ini pada awalnya hanya berupa kolam renang yang dibuat pada
tahun 1920-an, maka dilakukan pengembangan dengan menggunakan jasa arsitek
61
Han Groenewegen dengan langgam modernisme.Pada masa pendudukan sekutu
1945-1946 dikolam renang ini didirikan pos tentara Hindia-Inggris dan
diseberangnya terdapat pos terdepan Laskar rakyat sehingga sering terjadi tembak
menembak diantara kedua pasukan. Kolam ini juga tempat Asosiasi Renang
Medan (Medansche Zwern Vereniging) pada zaman kolonial. Bangunan
bersejarah ini kondisinya masih terawat dan baik. Bangunan ini didominasi oleh
warna biru pada setiap sisi depan kolam tersebut.
22. Bangunan Menara Air Tirtanadi
Bangunan Menara PDAM Tirtanadi merupakan salah satu bangunan
bersejarah yang didirikan pemerintah Belanda dalam memenuhi kebutuhan air
bersih di Kota Medan. Di tahun 1886 kebutuhan air bersih dikelola oleh sebuah
perusahaan partikelir yang bernama Ajer Bersih Maatschappij. Pada masa
peralihan menjadi Negara Republik Indonesia, perusahaan Air Bersih ini di
nasionalisasi dan di kelola oleh perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
menjadi milik PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum ) Tirtanadi. Bangunan
bersejarah PDAM Tirtanadi ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Kota,
kelurahan Pasar Baru. Dalam proses sejarahnya,
Satu lagi ciri khas Kota Medan adalah bangunan Menara Air yang kini milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tritanadi. Ketika anda memasuki kota ini dari arah selatan melewati Jalan Sisingamangaraja, anda akan disambut pemandangan puncak Menara Tirtanadi sebagai tangki penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang (Jelajah Kota Medan, 2013:23).
62
Bangunan Menara PDAM Tirtanadi ini menjadi simbol/ikon bagi
perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi dalam mensosialisasikan ragam
sejarahnya, sehingga mudah dikenal dan diketahui bagi masyarakat Kota Medan
dalam menggunakan air bersih. Pada bagian Bangunan Menara Air Tirtanadi
terdapat sebuah bak besar penyimpanan air. Bak penyimpan Air bersih ini
dibangun pada tuhun 1908 oleh perusahaan swasta Belanda Ajer Bersih yang
sudah beroperasi mengalirkan air minum penduduk Medan dari tanah Karo sejak
tahun 1883.Sekarang diambil alih oleh PDAM Tirtanadi.Tinggi bak air ini sekitar
55,5 Meter terbuat dari besi dengan sistem intel dengan penutup kayu dan atap
mominer.Tinggi kerangka besinya 30 kaki dengan lantai berkapasitas 1200 m³ air.
23. Gedung Rispa Perkebunan
Bangunan bersejarah yang berada di Jalan Brigjen Katamso ini dahulunya
adalah Bekas Gedung AVROS Proefstation. Gedung ini didirikan pada tahun
1918 yang merupakan perusahaan perkebunan milik Belanda. Bangunan ini
berada di lingkungan Kecamatan Medan Medan Baru, Kelurahan Kampung Baru.
Dalam proses sejarahnya,
Bangunan Kantor Pusat Penelitian Perkebunan di Jalan Brigjen Katamso ini
dulunya adalah gedung Avros Proefstasion (gabungan perusahaan perkebunan
Belanda), dibangun pada tahun 1918 oleh bangsa belanda dengan arsitek G.H
Muller (Jelajah Medan Heritage, 2013:24).
63
Bangunan Kantor Pusat Penelitian Perkebunan Belanda di Jalan Brigjen
Katamso ini dulunya adalah gedung Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(RISPA).Lembaga yang didirikan oleh para pengusaha perkebunan di Sumatera
Timur dalam tahun 1904 untuk memberantas penyakit hama dan memusnahkan
serDibangun pada tahun 1918 oleh bangsa Belanda dengan arsitek G.H. Muller.
Dan sekarang Bangunan ini diambil alih oleh pemerintah menjadi kantor
Departemen Pertanian Republik Indonesia. Cikal bakal PPKS bernama APA
(Algemeene Proefstation der AVROS/Algemene Vereniging voor Rubber
Ondernemingen ter Oostkust van Sumatra) yang didirikan pada tanggal 26
September 1916. APA merupakan sebuah lembaga penelitian perkebunan pertama
di Sumatera. Pada saat itu, fokus utama penelitian APA adalah komoditi karet,
setelah semakin berkembang APA juga menangani penelitian teh dan kelapa
sawit. Latar belakang pendirian APA adalah krisis yang melanda industri
tembakau pada tahun-tahun sebelumnya. Krisis industri tembakau telah
memberikan pelajaran berharga yaitu dibutuhkan suatu dukungan kuat dari
penelitian dan pengembangan (research and development) untuk keberlanjutan
dan kemajuan suatu komoditas pertanian.
Lembaga penelitian APA berganti nama menjadi Balai Penyelidikan
GAPPERSU atau Research Institute of The Sumatra Planters Association
(RISPA) pada 1957. Status dan nama RISPA terus menerus berganti hingga pada
1987, kemudian berganti nama menjadi Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun)
Medan dan bertahan sampai terlaksananya penggabungan antara Puslitbun
64
Marihat, Bandar Kuala, dan Medan pada 24 Desember 1992. Gabungan Puslitbun
inilah akhirnya yang menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
24. Kantor Gubernur Sumatera Utara
Bangunan bersejarah yang berada tepat di Jalan Diponegoro Nomor 30
Medan, merupakan bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial
Belanda di Sumatera Timur. Bangunan bersejarah ini didirikan pada tahun 1926.
Bangunan ini dahulunya difungsikan sebagai Kantor Pusat Deli Proef Stasion dari
Maskapai Perkebunan Belanda HVA-AVROS dengan tujuan untuk meneliti
tentang tanaman tembakau yang ada di Deli. Setelah bangsa ini merdeka, maka
bangunan bersejarah ini difungsikan sebagai Kantor Gubernur Sumatera Utara. Di
lihat dari letaknya, maka bangunan bersejarah ini tepatnya berada di lingkungan
Kecamatan Medan Polonia Kelurahan Madras Hulu. Dalam proses sejarahnya,
Awalnya merupakan Stasiun Penelitian Tembakau Deli. Bermula dari kerusakan kebun tembakau pada akhir abad ke-19, tahun 1894 institut ini didirikan bekerjasama dengan Kebun Raya Buitenzorg (Bogor). Tahun 1906 menjadi lembaga independen yang juga meneliti tumbuhan lainnya selain tembakau, hingga tahun 1913 gedung Neo-Klasik ini didirikan. Gedung ini berada di Jalan Diponegoro (Jelajah Medan Heritage, 2013:25).
Dibangun pada tahun 1916 oleh arsitek Belanda C.Baron.Pada masa
awalnya bangunan ini difungsikan sebagai kantor pusat “Deli Proef Station” dari
maskapai perkebunan Belanda HVA-AVROS.Pada tahun 1926 bangunan tersebut
difungsikan sebagai Kantor Gubernur Sumatera timur dan pada tahun 1936
sampai saat ini difungsikan sebagai Kantor Gubernur Sumatera Utara dibangun
secara simetris.Bangunan utama diletakkan pada bagian tengah dan menjadi
65
fokus.Arsitektur bangunan ini dipengaruhi gaya renaissance, hal ini dapat dilihat
dari penggunaan balustrade pada puncak atap bangunan sebagai buffer dari panas
matahari dan masing-masing jendela dilengkapi folding awning yang terbuat dari
bahan textile yang didukung dari bahan konstruksi kayu.Gedung ini berada di
Jalan Diponegoro.
25. Gereja Immanuel
Salah satu peninggalan pemerintah Kolonial Belanda di Sumatera Timur
adalah Gereja tertua di Medan sebagai tempat peribadatan umat kristiani bagi
orang-orang Belanda. Bangunan gereja Immanuel ini berada di Jalan Diponegoro
tepat berseberangan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara. Bangunan Gereja
tertua ini berada dilingkungan Kecamatan MedanDalam proses sejarahnya,
Gereja Immanuel merupakan gereja tertua di Medan yang terletak di Jalan Diponegoro. Gereja ini dibangun pada tahun 1921, dan masih digunakan oleh umat Kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya, seperti upacara pernikahan, Misa Natal dan sebagainnya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500 umat Kristiani untuk mendengarkan khotbah pendeta (Jelajah Medan Heritage, 2013:26). Gereja Immanuel merupakan gereja tertua di Kota Medan.Gereja ini dibangun
pada tanggal 21 Oktober 1921.Pada saat itu gereja tersebut peribadatan anggota
gereja Protestan di Hindia-Belanda dengan nama “Indisehe Kerk”.Gereja tersebut
diserahkan oleh Walikota Medan dengan hak Eigendom.Gereja tersebut dibangun
dengan gaya reneissance dilengkapi dengan menara.Sekitar tahun 1920-an dan 30-
an ditambahkan sebuah jam yang indah dan sebuah lonceng yang gemanya
terdengar sejauh 3 kilometer.Semasa pendudukan tentara Jepang, gedung gereja
66
tersebut digunakan sebagai gudang. Dan pada masa sekarang, gereja tersebut
masih digunakan oleh umat kristiani untuk kebaktian pada hari Minggu dan hari
lainnya seperti upacara pernikahan, Misa Natal dan sebagainnya.Bangunan Gereja
Immanuel ini masih dalam kondisi baik dan terawat. Bangunan ini juga di
dominasi dengan warna putih pada bagian dindingnya.
26. GKI (Gereja Kristen Indonesia)
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah pada masa pendudukan
pemerintahan Belanda di Sumatera Timur adalah Gereja Tua yang berada di Jalan
Zainul Arifin. Bagunan Gereja Tua yang disebut Gereja Kristen Indonesia
didirikan pada tahun 1915. Bagunan Gereja ini berada di lingkungan Kecamatan
Medan Petisah, Kelurahan Petisah Tengah. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan yang berada di Jalan Zainul Arifin ini dulunya jalan ini bernama Jalan Petisah Tengah, didirikan tahun 1915 oleh pemerintah Belanda, dulu bernama Gereja Gereformeer, bentuk bangunan bergaya Eropa Tua. Luas bangunan ini panjang 17 m x lebar 8 m, tinggi 8 m. Bahan bangunan laitai tegel, dinding batu bata, atap genteng dan tiang beton bertulang ( Jelajah Medan Heritage, 2013:27).
Gereja Kristen Indonesia ( GKI ) Sumut Medan di Jalan K.H.Zainul Arifin
No.124 – 126 awalnya tumbuh dari kelompok yang terdiri dari beberapa orang
anggota gereja yang disebut dengan “Gereformeerd Kwitang”.Dibangun pada
tahun 1917 sebagai tempat peribadatan untuk umat kristiani di Medan.Bangunan
ini didirikan oleh pemerintah Belanda, dulu bernama Gereja Gereformeerd.
Kondisinya masih baik dan terawat walaupun ada penambahan ruang serba
guna.Bangunan yang berlantai satu ini terletak dihalaman yang cukup luas dan
67
diberi perkerasan berupa paving.Dinding yang digunakan adalah pasangan satu
bata, sehingga membuat bangunan kelihatan lebih kokoh dan kuat serta memberi
kenyamanan thermal dalam ruangan.
27. Kuil Shri Mariamman
Bangunan bersejarah yang berlokasi di Jalan Tengku Umar Nomor 18
Medan atau persimpangan antara Jalan Zainul Arifin ini merupakan Kuil bagi
masyarakat Hindu yang ada di Kota Medan. Bangunan bersejarah ini merupakan
kuil Hindu yang tertua di Medan. Menurut Keterangan dari penjaga di Kuil
Subramariamman Nagattar, Bangunan Kuil Sri mariamman ini di bangun kira-kira
sekitar tahun 1884, setelah itu baru dibangun Kuil Subramariamman Nagattar di
Jalan Kebun Bunga yang jarak lokasi diantara kedua bangunan Kuil Hindu
tersebut kira-kira jaraknya 500 meter. Dalam proses sejarahnya,
Kuil Sri Mariamman kuil Hindu tertua di Kota Medan, yang dibangun pada tahun 1884 oleh umat hindu. Kuil ini berada di Jalan Zainul Arifin, umumnya umat hindu datang untuk sembahyang di kuil ini setiap pagi. Kuil ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam agama Hindu seperti perayaan Deepvali, perayaan Panen Padi dan lain sebagainya ( Jelajah Medan Heritage, 2013:28).
Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan.Yang
dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu.Kuil ini berada di persimpangan
antara Jalan Zainul Arifin dan Jalan Tengku Umar. Umumnya umat Hindu datang
untuk sembahyang di kuil ini setiap pagi.Kuil ini digunakan untuk ritual lainnya
dalam agama Hindu seperti perayaan Deepvali, perayaan panen padi dan lain
sebagainya. Pada bagian gerbang kuil ini dipenuhi ukiran yang didominasi warna
68
hijau dan berbagai ornamen patung dewa dewi menyambut kehadiran saya.
Setelah memasuki bangunan, ada pula patung gajah dan wangi asap dupa yang
memenuhi ruangan tersebut.
Lantainya dilapisi karpet hijau yang menjadi alas tempat para penganut
hindu yang ingin melakukan sembahyang. Ada tiga ruangan yang dijadikan
tempat sembahyang. Salah satunya di ruang utama. Sebuah ruangan yang terdapat
patung dewi Mariamman di dalamnya. Mariamman adalah dewi penyakit dan
hujan yang utama bagi masyarakat Hindu India Selatan. Di kanan ruangan itu
terdapat altar Shri Murugar, Dewa Perang dan dewa pelindung bumi Tamil.
Sedangkan di sebelah kiri adalah altar Shri Vinayagar, yang lebih dikenal sebagai
Ganesha, dia dikatakan sebagai dewa terpenting dalam kuil Hindu.
28. Gedung Jiwasraya
Salah satu aset peninggalan bangunan bersejarah yang masih dapat
ditemukan di Kota Medan adalah Gedung Jiwasraya yang bergerak di bidang
asuransi jiwa. Bangunan ini tepat berada di Jalan Palang Merah Nomer 17 Medan
dan juga bersebelahan dengan Gedung BKS-PPS (Avros) di sebelah kiri bangunan
Jiwasraya. Di tinjau dari letak lokasinya, maka bangunan bersejarah ini berada di
lingkungan Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur, Lingkungan V. Dalam
proses sejarahnya,
Bangunan yang berada di persimpangan antara Jalan Palang Merah dan Jalan Kolonel Sugiono ini didirikan tahun 1918 oleh N.V. Levensverzkering Mij Nillmij Van. Pada tahun 1984 bangunan ini direhab tanpa mengubah bentuk dan
69
arsitekturnya, untuk memperluas ruang pegawai (Jelajah Medan Heritage, 2013:29).
Bangunan yang berada di persimpangan antara jalan palang merah dan jalan
Kolonel Sugiono. Perusahaan ini berdiri dengan satu tujuan mulia, yaitu mendidik
masyarakat merencanakan masa depan.Tanggal 31 Desember 1859 menjadi awal
kiprah Jiwasraya di Indonesia yang lahir dengan nama Nederlandsche Indische
Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ). Dan ditahun 1859
tercatat dalam sejarah sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa pertama di Indonesia,
Dalam perjalananya pada tahun 1973 PT. Asuransi Jiwasraya mengalami
peleburan dari sembilan perusahaan milik pemerintah kolonial ditambah dengan
sebuah perusahaan Nasional, yang kini lebih dikenal sebagai Badan Usaha Milik
Negara.Kini perseroan lebih populer dengan nama PT. Asuransi Jiwasraya.
29. Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara
Bangunan bersejarah peninggalan pemerintah Belanda lainnya adalah
Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara yang dibangun pada tahun 1939 oleh
Carpentier. Letak bangunan ini tidak berjauhan dengan Rumah Dinas Walikota
Medan yang berada di Jalan Jenderal Sudirman. Pada bagian belakang bangunan
Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara ini terdapat sebuah kebun binatang yang
berisikan rusa-rusa seperti yang terdapat di Istana Kepresidenan Republik
Indonesia. Bangunan ini memiliki halaman yang cukup luas serta memiliki taman
dan kolam ikan di dalamnya. Dilihat dari letak lokasinya, maka bangunan
70
bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Polonia, Kelurahan
Hamdan. Dalam proses sejarahnya,
Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara yang terletak di Jalan Sudirman ini, dibangun pada tahun 1939, oleh G.M.A. Spits dengan arsitek Geb. Carpentier. Angka tahun pendirian dan nama pendiri serta arsitektur bangunan ini tertulis diatas prasasti yang tertempel pada tembok bangunan (Jelajah Medan heritage, 2013:30).
Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara berlokasi di jalan Sudirman.Rumah
yang besar ini dibangun untuk rumah tinggal Gubernur Sumatera Timur selama
masa kolonial.Dibangun pada tahun 1939 oleh G.M.A.Spits dengan arsitek Geb
Carpentier.Angka tahun pendirian dan nama pendiri serta arsitektur bangunan ini
tertulis diatas prasasti yang tertempel pada tembok bangunan. Setelah Indonesia
merdeka, bangunan ini menjadi rumah tinggal Gubernur Sumatera
Utara.Bangunan ini memiliki halaman yang luas seperti taman yang berhektar-
hektar luasnya.Bangunan ini dirancang dengan langgam modern style dengan
dekorasi yang bergaya bangunan Eropa. Di bagian depan bangunan, terdapat dua
pilar yang bulat dimana menjadi elemen struktur bangunan yang utama. Sampai
sekarang kondisi bangunan bersejarah ini sangat baik dan terawat.
30. Kantor Pusat PTPN IV
Bangunan bersejarah peninggalan pemerintahan Belanda di Sumatera Timur
ini merupakan salah satu bangunan tua di Kota Medan. Bangunan bersejarah ini
dahulunya merupakan gedung kepunyaan perusahaan perkebunan “ Handels
Vereniging Amsterdam” yang dibangun pada tahun 1919 oleh Hulswit-Fermont-
71
Cuypers. Setelah memasuki masa kemerdekaan, bangunan bersejarah ini pernah
difungsikan sebagai markas Polri Sumatera Utara. Sekarang bangunan ini
difungsikan kembali menjadi Kantor PTPN IV yang tepatnya berada di Jalan
Jenderal Suprapto Nomer 2 Medan dan tertulis di bagian depan bangunan
tersebut. Di tinjau dari letak lokasinya, maka bangunan bersejarah ini berada di
lingkungan Kecamatan Medan Maimun Kelurahan Hamdan. Dalam proses
sejarahnya,
Bangunan yang terletak di Jalan Suprapto didirikan pada tahun 1919 oleh Perusahaan Perkebunan milik Belanda, Hendels Vereeniging Amsterdam (HVA). Arsitek bangunan ini adalah Boreau Hulswit Fermont ED. Cuypers. Nama arsitek ini tertulis didalam prasasti yang menempel pada dinding bangunan. Pada Mulanya bangunan ini dipergunakan untuk kantor PT. Perkebunan Sumatera Timur, Kemudian pada masa transisi Pemerintah republik Indonesia digunakan untuk kantor Konwilhan Sumbagut (Komando Wilayah Daerah Pertahanan Sumatera Bagian Utara). Selanjutnya menjadi Kantot Polisi Daerah Sumatera Utara dan Sekarang Menjadi Kantor PTPN IV (PT.Perkebunan Nusantara IV) (Jelajah Medan Heritage, 2013:31).
Bangunan yang terletak di jalan Letjen Suprapto didirikan pada tahun 1919
oleh Perusahaan Perkebunan milik Belanda, HVA (Handels Vereeniging
Amsterdam).Arsitek bangunan ini adalah banguanan reau Hulswit Fermont
ED,Cuypers.Nama arsitek ini tertulis didalam prasasti yang menempel pada
dinding bangunan.Pada mulanya bangunan ini dipergunakan untuk kantor
PT.Perkebunan Sumatera Timur, kemudian pada masa transisi, pemerintah
Republik Indonesia digunakan untuk Kantor Kowilhan Sumbagut (Komando
Wilayah Daerah Pertahanan Sumatera Bagian Utara), selanjutnya menjadi kantor
Polisi Daerah Sumatera Utara dan sekarang menjadi kantor PTPN IV
(PT.Perkebunan Nusantara IV). Kondisi bangunan bersejarah tersebut masih
dalam kondisi baik dan terawat. Bangunan bersejarah ini juga termasuk bangunan
72
warisan peninggalan bersejarah di Kota Medan yang sudah teregister sebagai
Benda Cagar Budaya yang di lindungi di Kota Medan.
31. Rumah Dinas Walikota Medan
Bangunan bersejarah yang dapat ditemukan di Kota Medan adalah
bangunan bersejarah bekas perumahan villa orang Belanda yang dahulunya di
bangun pada tahun 1930-an. Bangunan ini merupakan ciri dari rumah-rumah yang
bergaya Eropa. Bangunan bersejarah ini tepatnya berada di Jalan Jenderal
Sudirman Nomer 35 Medan, serta berada di lingkungan Kecamatan Medan
Polonia, Kelurahan Anggrung. Dalam proses sejarahnya,
Rumah Dinas Walikota Medan yang terletak di jalan Sudirman ini menurut
informasi dibangun pada sekitar tahun 1930-an. Pada mulanya dibagun untuk
perumahan Villa orang Belanda, Kemudian digunakan untuk Rumah Dinas
Walikota Medan (Jelajah Medan Heritage, 2013:32).
Bangunan ini dibangun pada tahun 1930, dan dulunya merupakan villa milik
orang Belanda.Pada perkembangannya bangunan ini menjadi tempat tinggal bagi
City Major (Burgermaster).Setelah kemerdekaan, bangunan ini masih berfungsi
sebagai Rumah Dinas Walikota Medan.Beberapa penambahan dilakukan pada
bangunan ini yaitu pada halaman belakang bangunan tanpa mengganggu keaslian
bangunan.Bangunan ini dirancang dengan langit-langit yang ditutupi oleh atap
curam dengan sudut yang lebih landai pada bagian yang lebih rendah. Kondisi
bangunan Rumah Dinas Walikota Medan ini kondisinya sangat baik dan terawat.
73
Pada bagian pagar bangunan dihiasi oleh lampu-lampu yang memanjang seperti
yang dapat ditemukan di sekitar Kawasan Lapangan Merdeka.
32. Rumah Sakit Tembakau Deli
Peninggalan bangunan bersejarah lainnya yang dapat di temukan di Kota
Medan adalah bangunan Rumah Sakit Tembakau Deli. Rumah Sakit ini ditinjau
dari letaknya, maka bangunan bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan
Medan Barat, Kelurahan Kesawan, Lingkungan IX. Ini adalah Rumah Sakit tertua
di Medan yang didirikan pada bulan Juli 1899 oleh Perkasa Mr. Inggerman, yang
pada waktu itu menjabat Genderal Manager Deli Mij, dan Dominee M.J. Brodners
(Sinar,2001:59). Pada awalnya, Rumah Sakit Tembakau Deli ini merupakan ide
dari orang Belanda yang pernah tinggal di Medan yaitu Inggerman sehingga
mendapat hasil derma F1.15.000 dari P.W.Janssen selaku pendiri perusahaan
perkebunan Deli Mij. Rumah Sakit ini dibangun melalui sumbangan-sumbangan
yang didapatkan dari orang-orang Belanda dan masyarakat yang tinggal di
Medan.
Pada masa pembukaannya pihak Rumah Sakit ini melayani seluruh elemen
masyarakat yang tinggal dan berdomisili di Kota Medan dan sekitarnya dengan
kata lain Rumah Sakit ini memberikan pelayanan kesehatan baik kepada orang-
orang Belanda maupun juga kepada orang-orang pribumi yang ada di kawasan
Sumatera Timur tepatnya Kota Medan dan kawasan sekitarnya. Dari segi
pendapatan Rumah sakit Tembakau Deli, didapatkan dari iuran perusahaan
74
maupun klub-klub di Medan dengan tujuan memperingan pasien yang sedang
dirawat inap yang mengalami sakit parah.
Rumah Sakit yang pertama kepunyaan Deli Mij. Dengan Dokternya yang
pertama ( Dr.H. Anders Eza ) dibuka dalam tahun 1871 Cuma kalau ada yang
sakit berat diangkut naik tongkang ke Penang (Sinar,2001:55). Pada masa itu,
penyakit malaria sedang mewabah dan sulit untuk dikendalikan sehingga banyak
memakan korban jiwa, terutama kuli kebun.
Rumah Sakit Tembakau Deli adalah satu diantara gedung yang harus
dilindungi sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.Gedung ini
menyimpan nilai-nilai sejarah yang sengaja tidak dilestarikan. Padahal bila orang
membacanya, tak hanya nilai sejarah yang ia peroleh, tetapi nilai kemanusiaan di
dalamnya.Rumah Sakit Tembakau Deli dahulunya dibangun oleh Deli Maatshapij
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para kuli kebun yang datang dari
Sumatera timur. Pada masa kolonial Belanda banyak kuli-kuli yang meninggal.
Perusahaan perkebunan Deli Maatshapij mendirikan rumah sakit terlengkap.
Bahkan pada masa itu Rumah Sakit Tembakau Deli ditetapkan sebagai rumah
sakit laboratorium penyakit tropis. Hanya ada satu Rumah Sakit Tembakau Deli..
Kini sebahagian bangunan rumah sakit itu telah dirubuhkan, beberapa
peninggalan lain di dalamnya hilang entah kemana. Namun kondisi sekarang
Rumah sakit Tembakau Deli milik PTPN II ini telah dijual kepada pihak swasta
dan akan segera dihancurkan.
75
“Sejarawan Sumut Ichwan Azhari menilai, penghancuran RS Tembakau Deli sama artinya menghancurkan jejak peradaban di Medan. Karena bangunan RS Tembakau Deli memiliki arti penting bagi sejarah kesultanan Deli dan penjajahan Belanda. Lahan RS Tembakau Deli seluas 3,8 hektare (ha) itu adalah milik Kesultanan Deli yang dikontrakkan kepada Belanda, sehingga lahan itu adalah hak masyarakat adat Kesultanan Deli di Medan. Penghancuran RS Tembakau Deli ini bukan hanya penghancuran fisik bangunan, tetapi penghancuran memori kota.Kita tidak akan lagi memiliki memori kota tentang rumah sakit pertama di Sumatera Timur ini. Kita akan kehilangan jejak peradaban dan juga identitas kota, kata Ikhwan. Seharusnya, kata dia,Kota Medan bisa bercermin kepada Singapura, dimana generasi muda di sana menangisi hancurnya 30% warisan sejarah (www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=12570).
Padahal keberadaan Rumah Sakit Tembakau Deli tidak bisa dipisahkan dari
sejarah kota Medan. Dan perlahan kita akan kehilangan banyak bangunan-
bagunan bersejarah, sehingga pada akhirnya generasi muda Kota Medan
kedepannya akan kehilangan identitas sejarah kota mereka.
33. Sekolah Immanuel
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh dan
dapat ditemukan di Kota Medan adalah bangunan peninggalan pemerintah
Belanda. Bangunan bersejarah ini dahulunya digunakan sebagai gedung sekolah
bagi anak-anak bangsawan Eropa yang tinggal di Sumatera Timur. Bangunan
sekolah peninggalan Belanda ini didirikan pada tahun 1938 yang dirancang oleh
Groenewegen. Di tinjau dari letak lokasinya, maka bangunan bersejarah ini berada
di lingkungan Kecamatan Polonia, Kelurahan Madras Hulu. Dalam proses
sejarahnya,
76
Bangunan Immanuel yang berada di Jalan Slamet Riyadi Kawasan Madras Hulu ini dibangun pada tahun 1938, oleh Princess Beatrix Shool. Sekarang Bangunan ini dipakai sebagai Gedung SMU Immanuel. Bentuk bangunan gaya Eropa Tua. Bahan bangunan lantai semen, dinding dari batu bata, atap seng, tiang beton bertulang (Jelajah Medan Heritage, 2013:34).
Bangunan Immanuel yang berada tepat di jalan Slamet Riyadi kawasan
Madras Hulu ini dibangun pada tahun 1938, dan dikenal sebagai sekolah Pangeran
Beatriz (Princess Beatrix School), bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek
yang bernama Groenewegan, dimana sekolah ini dibangun untuk kepentingan
anak-anak Eropa.Sekarang bangunan ini dipakai sebagai gedung SMU
Immanuel.Bangunan ini berlokasi di daerah Polonia yang mana menjadi
perumahan elite untuk kelompok orang-orang Eropa selama masa kolonial.
Sekarang sekolah ini menjadi sekolah Kristen dan menjadi milik organisasi
PMSR. Dibagian utama telah didirikan bangunan baru untuk menambah fasilitas
kelas. Bangunan ini terletak dibagian halaman belakang yang merupakan tempat
berkumpul yang luas dibagian depan bangunan.
34. Gedung Pengadilan Sumatera Utara
Gedung Pengadilan Sumatera Utara ini merupakan salah satu bangunan
bersejarah yang ada di Kota Medan. Bangunan bersejarah yang terletak di Jalan
Pengadilan Nomer 10 Medan. Dahulunya bangunan ini digunakan sebagai gedung
Lanraad dan Raad Van Justitie pada tahun 1914. Pada masa pemerintahan
Belanda, gedung ini berfungsi sebagai tempat menjalankan peradilan di Deli.
Selain itu, Tengku Lukman Sinar (2001:31) menjelaskan:
77
“Peradilan dan hakim-hakim Gubernemen berhak mengetahui : a. Semua tuntutan terhadap Kaula Sultan : 1. Karena kejahatan dan pelanggaran bersama-sama dengan warga Gubernemen
dilakukan. 2. Karena Kejahatan terhadap Gubernemen atau rakyatnya ataupun juga terhadap
milik mereka. 3. Melanggar peraturan-peraturan tentang alat-alat senjata, mesiu dan peluru. 4. Karena kejahatan terhadap lin telegrap dan kabel, baik yang terletak di dalam
maupun di luar wilayah kerajaan. 5. Karena pelanggaran terhadap peraturan Hindia Belanda yang sudah ditetapkan
atau yang akan ditetapkan yang juga mengikat kerajaan dan kaulanya. b.Semua tuntutan sipil terhadap rakyat Sultan : 1. Di mana satu orang atau lebih warga Gubernemen turut terlibat selaku
tertuduh. 2. Yang berdasarkan kejahatan dan pelanggaran seperti dalam pasal a diatas”.
Dalam perjanjian di atas dijelaskan bahwasannya seluruh pihak Kerajaan
Deli maupun rakyat diharuskan mentaati serta tunduk terhadap peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintah Belanda walaupun diwilayah kekuasaan Deli, dan
bagi siapa yang bersalah ataupun melakukan pelanggaran baik dari pihak Sultan
sendiri., maka Sultan Deli harus membantu serta melaksanakan vonnis yang
dijatuhkan terhadap mereka. Hal ini menandakan bahwasannya posisi Kerajaan
Deli merupakan miniatur dari seperangkat sistem yang diberlakukan pemerintah
Belanda khususnya dalam bidang peradilan. Dalam keberadaannya bangunan
bersejarah tersebut berada di lingkungan Kecamatan Medan Petisah, Kelurahan
Petisah tengah. Dalam proses sejarahnya,
Bangunan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara ini letaknya berhadapan dengan
lapangan Benteng. Bangunan ini didirikan pada tahun 1913 oleh bangsa Belanda.
Sejak didirikan sampai sekarang bangunan ini dipergunakan sebagai Gedung
Pengadilan(Jelajah Medan Heritage, 2013:35).
78
Bangunan ini dibangun pada tahun 1914. Sejak pertama kali dibangun pada
masa kolonial.Bangunan ini dibangun sebagai Gedung Pengadilan dan begitu pula
hingga sekarang.Bangunan ini dipengaruhi oleh gaya Eropa.Pada bagian sudut
atap, menara kecil dengan dinding kaca dan atap kubah yang disusun dengan
indah pada bagian depan atap.Tiga atap jendela ditempatkan berderet, meskipun
bangunan ini memiliki satu fungsi, besar bangunan dibuat tinggi untuk
memberikan respon terhadap suhu tropis.Sampai sekarang bagunan ini
dipergunakan sebagai Gedung Pengadilan Tinggi Sumatera Utara. Kondisi
bangunan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara ini masih terawat dan diperhatikan
dengan baik, walaupun sudah ada dilakukan renovasi dibagian atap bangunan.
35. Museum Perjuangan (Museum Juang)
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang masih dapat ditemukan di
Kota Medan adalah bangunan Museum Perjuanagan. Museum ini jika ditinjau
berdasarkan lokasinya, maka bangunan ini berada di lingkungan Kecamatan
Medan Polonia, Kelurahan Madras Hulu. Dalam proses sejarahnya,
Museum perjuangan ini di buka pada tahun 1971, yang terletak di jalan Zainul Arifin. Museum ini merupakan salah satu tempat menarik untuk dikunjungi yang menyimpan benda-benda bersejarah ABRI dan rakyat di Sumatera Utara, seperti senjata, obat-obatan dan pakaiaan seragam yang digunakan pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi museum ini dapat membayangkan kehebatan perjuangan pahlawan di masa lalu. Museum ini terletak di Jalan Zainul Arifin (Jelajah Medan Heritage, 2013:36).
Museum Perjuangan ini dibuka pada 5 Oktober 1996 dan difungsikan
sebagai Museum Perjuangan oleh pemerintah. Museum ini pertama sekali
79
didirikan oleh Belanda pada tahun 1928, dan awalnya merupakan markas pasukan
militer milik Belanda sebagai tempat menyimpan pasukan dan amunisi berupa
senjata. Kemudian di tahun 1942, kedatangan bangsa kulit putih lansat dari negeri
Sakura tidak bisa dibendung. Hal ini ditandai dengan Jatuhnya seluruh kekuasaan
pemerintah Belanda di Seluruh Tanah Air Indonesia kepada pemerintah Jepang
(Dai Nippon) secara de facto.
Maka dari itu, roda kepemimpinan bangsa Indonesia khususnya di Sumatera
Timur di kejutkan dengan berkibarnya bendera Jepang dimana-mana. Akan tetapi
kepemimpinan pemerintah Jepang di Sumatera Timur ditak lah lama. Hal ini
ditandai dengan ramalan kuno Jayabaya yang menyebutkan kolonialisme bangsa
kulit kuning hanya lah seumur Jagung. Di tahun 1945 keadaan pemerintah Jepang
mulai goyang dan tandas. Pasalnya, keadaan Jepang pada perang melawan tentara
sekutu di Fasifik banyak menemui kegagalan dan dijatuhkannya bom di
Hiroshima dan Nagashaki oleh sekutu sontak membuat Kaisar Jepang
memberikan pidatonya dengan pesan singkat agar seluruh pasukan Dai Nippon
mundur demi keberadaan dan kelangsungan bangsa kita kedepan. Menyerahnya
tentara Dai Nippon (Jepang) kepada sekutu membuat bangsa Indonesia harus
kembali pada cengkraman kolonialisme bangsa kulit putih Belanda. Akan tetapi
bangsa Indonesia tidak tinggal diam menanggapi keadaan tersebut.
Hal ini di buktikan dengan perlawanan yang sengit yang dilakukan oleh TNI
AD sebagai upaya melawan dan mengusir tentara sekutu. Sebagai bentuk
sungbangsih dan jasa yang sudah dilakukan oleh para pejuang kita di Sumatera
80
Timur. Maka, Museum Perjuangan yang ada di Jalan Zainul Arifin/Jalan Slamet
Riyadi Nomor 1 Medan. Museum ini adalah milik pemerintah Republik Indonesia
di bawah Bintal Kodam I/BB pada 5 Oktober 1996, bangunan diresmikan menjadi
museum Perjuangan oleh Pangdam I /BB, Mayjend TNI Sedaryanto.
Museum Perjuangan TNI Medan memiliki koleksi sedikitnya 555 jenis
benda-benda bersejarah perjuangan revolusi fisik tahun 1945 sampai 1948.
Museum Perjuangan ini selalu dibuka setiap hari senin sampai jumat dan
digunakan sebagai museum milik umum. Bagi siapa saja yang ingin berkunjung
ke Museum Perjuangan untuk sekedar jalan-jalan dan melihat bukti-bukti
peninggalan bersejarah di Kota Medan maka langkah anda untuk menuju ke
tempat ini adalah pilihan yang tepat dan akses masuk ke dalam Museum
Perjuangan adalah gratis.
36. Restauran Ria
Bangunan peninggalan bersejarah yang lain dan masih dapat ditemukan di
Kota Medan adalah Gedung Restoran Ria yang tepatnya berada di Jalan
Palangkaraya Nomer 145 Medan. Bangunan bersejarah ini dahulunya merupakan
bangunan bioskop seperti bioskop-bioskop lainnya yang pernah meramaikan Kota
Medan. Setelah ketidakmampuan bioskop-bioskop lama menghadapi arus
modernisasi, maka bioskop-bioskop ini pun mulai ditinggalkan dan wujud fisik
bangunannya tersebut sudah banyak dirubuhkan dan di jual. Adapun yang masih
81
tersisa adalah bioskop yang sekarang direnovasi menjadi Restorant Ria. Di tinjau
dari letaknya, maka Gedung Restourant Ria ini berada di lingkungan Kecamatan
Medan Kota, Kelurahan Pasar Baru, Lingkungan V. Dalam proses sejarahnya,
Dahulu merupakan salah satu bioskop terkenal dan ternama di Medan, yaitu rex Bioscoop, awalnya bernama “Scala”, dirancang oleh G.Van Wezel, dengan adanya pengaruh modernisme berupa menara yang juga untuk menyeimbangi elemen horizontal gedung yang dominan. Meski sekarang telah mengalami beberapa perubahan bentuk, namun bentukan yang ada tetap tampak (Jelajah Medan heritage, 2013:37).
Restoran Ria pada awal abad ke 20 merupakan gedung bioskop seperti
halnya Imperial Theater, Capitol, Cong Kun Tat, Rex, Deli, Cathay, Astoria Royal
dan lainnya.Mereka umumnya memutar film produksi Hollywood, Bollywood,
Mandarin.Setelah masa kemerdekaan, bioskop-bioskop pun berubah nama ,
misalnya Rex berubah menjadi Ria dan Astoria berganti nama menjadi Astana
Ria.Pada akhir perkembangannya keberadaan bioskop terpuruk seiring mulai
munculnya keberadaanVCR(Video Cassette Recorder) VCD, dan Televisi.Tak
satupun bioskop bersejarah di Medan sanggup melawan kemajuan zaman dan
kapitalisme, mereka bangkrut.Hampir semua sudah dihancurkan dan dijadikan
ruko atau pusat perbelanjaan, kecuali Rex Bioscoop yang kini menjadi Restoran
Ria di jalan Palangkaraya.
37. Kantor PT.Kereta Api (Persero)
Salah satu peninggalan bangunan bersejarah yang dapat di temukan di Kota
Medan adalah gedung bekas Kantor Besar DSM (Deli Spoorweg Maatschappijj)
yang didirikan pada tahun 1918 oleh Thomas Karsten. Bangunan bersejarah ini
82
tepatnya berada di depan Kantor Telkom dan di bagian sebelah kiri terdapan
bangunan bersejarah yang difungsikan sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan. Bangunan bersejarah bekas Kantor Besar DSM ini
sekarang difungsikan sebagai Kantor Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Keberadaan bangunan Kantor PT. Kereta Api ini berada di lingkungan
Kecamatan Medan Timur, Kelurahan Gang Buntu.Dalam proses sejarahnya,
Tengku Lukman Sinar (2001:61) menyebutkan bahwa :
“Perkembangan yang sangat pesat dari penanaman tembakau sejak abad ke 19 menyebabkan dibangunnya perusahaan Kereta Api Deli ini, agar transportasi lebih cepat dan tidak terganggu lumpur-lumpur di jalanan ketika musim hujan datang..Inisiatif pertama pembuatan jalan Kereta Api ini datang dari Tuan Cremer, Manajer Deli Mij. Kemudian pada tanggal 23 Januari 1883, “Deli Mij” memperoleh konsesi dari pemerintah Belanda untuk membangun jalan Kereta Api dari Belawan-Medan-Deli Tua-Timbang-Langkat (Binjai)”.
Berkembangnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Timur,
turut serta mendongkrak pertumbuhan-pertumbuhan perusahaan baru yang
bergerak di bidang transportasi dan perniagaan. Hal ini didasarkan atas inisiatif
pemerintah Belanda dalam meningkatkan sumber pendapatan ekonomi yang
berlipat ganda yang bergerak dibidang perkebunan. Pembangunan akses
transportasi ini di nilai dapat mempermudah pengangkutan barang-barang, baik
dari jarak yang dekat maupun jarak yang jauh sekalipun. Pada bulan Juni 1883
konsesi ini dialihkan kepada perusahaan Deli Spoorweg Mij yang baru didirikan
oleh Deli Mij.
Lima tahun kemudian diperoleh konsesi-konsesi untuk membuka cabang-
cabang izin ke Serdang-Perbaungan-Serdang Hulu.Dan dengan dibukanya
tambang-tambang minyak di Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu maka pada
83
tahun 1900 jaringan izin baru dibuka kesana.Kesemuanya telah dibuka 162 mil
izin dengan 54 stasiun. Kedatangan pemerintah Belanda di Sumatera Timur turut
memberikan kontribusi bagi perusahaan perkereta apian di Kota Medan.
Bahwasannya, kemajuan Sumatera Timur di tahun 1908 tidak jauh berbeda
dengan pembangunan perkereta apian di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan
masih banyaknya terdapat lokomotif-lokomotif tua yang masih tersisa dan salah
satunya terdapat disebelah Kantor Besar Stasiun Kereta Api.
38. Kantor Telkom
Salah satu bukti Peninggalan bangunan bersejarah yang masih dapat
ditemukan di Kota Medan adalah bekas gedung pusat DSM (Deli Spoorweg
Maatshappij) yang di bangun dan dirancang oleh Karsten. Bangunan ini didirikan
pada tahun 1908 oleh pemerintah Belanda. Sekarang bangunan bersejarah ini
difungsikan sebagai Kantor Telkom yang peranannya dapat di nikmati bagi
seluruh masyarakat Kota Medan sebagai akses media komunikasi massal. Adapun
keterangan lain menyebutkan :
Sebelum ditempatkan di Kantor PT KAI sekarang, Kantor DSM (Deli Spoorweg
Maatschappij) berada di Kantor Telkom. Setelah dipindahkan, dialih fungsi
menjadi pusat pengelolaan telepon untuk Kota Medan (Jelajah Medan
Heritage,2013:40).
Bangunan ini sekarang berada di lingkungan Kecamatan Medan Timur,
Kelurahan Sidodadi.Bangunan DSM yang sekarang ini bernama Kantor Telkom
84
ini didirikan oleh pemerintah Belanda sebagai kantor DSM (Deli Spoorweg
Maatschaappij).Bangunan ini terletak berseberangan dengan bangunan PJKA dan
dirancang oleh arsitek yang sama, Thomas Karsten pada tahun 1908.Selama masa
kolonial bangunan ini difungsikan sebagai Kantor Telepon dan sekarang
digunakan sebagai Kantor Cabang PT.Telekomunikasi Indonesia di Medan milik
pemerintah.Bangunan ini masih terpelihara dengan baik.Bangunan ini dirancang
secara simetris dengan konstrukswi atap piramid dan jalan masuk dari bangunan
ini dibuat ditengah bangunan.Disisi pilar-pilar vault dibuat berbentuk sebuah
ruang terbuka dan menyokong balkon di lantai dua.Jendela cukup dilengkapi
untuk menangkap iluminasi alami dan ventilasi.Saat ini sejumlah kecil perubahan
telah terjadi dan ventilasi alami telah diganti menjadi AC. Bangunan bersejarah
ini juga termasuk bangunan warisan peninggalan bersejarah di Kota Medan yang
sudah teregister sebagai Benda Cagar Budaya yang di lindungi di Kota Medan.
39. Gedung Standart Chartered Bank (1888)
Bangunan Bank Standart Chartered ini merupakan bangunan bersejarah
yang bergaya Eropa, bangunan ini pada masa pemerintah Belanda digunakan
sebagai Istana Resident Van Sumatera's Oostkust dan dibangun pada tahun 1888.
Bangunan ini sekarang berfungsi sebagai Bank Standart Chartered. Bangunan
bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan
Hamdan. Dalam proses sejarahnya,
85
Bangunan Standart Chartered Bank ini terletak di Jalan Imam Bonjol, satu
kompleks dengan Hotel Danau Toba. Dulunya bangunan ini dipergunakan untuk
istana Resident Van Sumatera's dan sekarang dipergunakan untuk Standart
Chartered Bank (Jelajah Medan Heritage, 2013:41).
Dulu bangunan ini sebagai Kantor Residensi Gubernur Sumatera Timur,
sekarang Bangunan ini menjadi Standart Chartered Bank.Bangunan ini tidak
memiliki bentuk yang sama dengan sebagian besar bangunan
disekitarnya.Bangunan ini termasuk bangunan Bank yang besar dan megah pada
zamannya.Keberadaan bangunan ini sangat bermakna untuk meningkatkan
kualitas dan citra lingkungan sekitarnya.Bangunan ini berada di sudut jalan
Palang Merah dan Jalan Iman Bonjol. Bangunan ini termasuk bangunan
monumental dengan skala yang cukup besar serta bentuk atap yang mirip dengan
bentuk atap gedung di Eropa, yang cenderung simetris dan berlanggam romantis
klasik. Sampai sekarang bangunan Standart Chartered Bank masih berdiri tegak
dan terawat, dengan didominasi warna putih pada keseluruhan dinding
bangunannya. Bangunan ini berada dalam satu kompleks dengan Hotel Danau
Toba di Jalan Imam Bonjol.
40. Rumah Sakit Elisabeth
Bangunan Rumah Sakit Elisabeth merupakan bangunan yang bergaya
Eropa, bangunan Rumah sakit ini pada awalnya merupakan kepunyaan seorang
misionaris Katholik, kemudian setelah Negara Indonesia Merdeka, bangunan ini
86
digunakan sebagai Rumah Sakit Elisabeth dengan status kepemilikan Rumah
Sakit Elisabeth Medan, bangunan ini didirikan pada tanggal 11 Februari 1929.
Bangunan bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Maimun
Kelurahan Jati. Dalam proses sejarahnya,
Terletak di Jalan Haji Misbah, bangunan Rumah Sakit Umum Elisabeth ini diresmikan pembangunannya pada tanggal 11 februari 1929 (MXMXXIX) oleh De Mensin Parochus. Tanggal dan angka tahun serta nama pendiri ini tertulis di dalam prasati yang menempel pada dinding bangunan. Bangunan ini terletak di simpang Jalan Haji Misbah dan Jalan Imam Bonjol (Jelajah Medan Heritage, 2013:42).
Rumah Sakit Elisabeth tersebut diresmikan 17 November 1930. Dalam
perkembangannya rumah sakit ini melayani masyarakat umum, khususnya setiap
orang yang pernah mendapat pelayanan di Rumah Sakit Elisabeth, merupakan
saksi hidup perkembangan rumah sakit yang berawal dari satu batu bata, hingga
menjadi seperti keadaannya yang sekarang. Patah tumbuh hilang berganti, para
pendiri sudah tiada, para pengelola silih berganti.Dalam sejarahnya Rumah Sakit
Santa Elisabeth tidak dapat dipisahkan dengan Kongregasi Fransiskanes Santa
Elisabeth (FSE), sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth menemukan cikal bakalnya
dalam Kongregasi FSE. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan satu sama lain. Oleh karena itu selain menggambarkan perjalanan
Rumah Sakit Santa Elisabeth selama 77 tahun berkarya di Medan, dan karya-
karya kemanusiaannya sejak 82 tahun yang lalu hingga sekarang telah tersebar di
berbagai Nusantara.
87
E. Kebijakan Pemerintah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Dalam perkembangannya, keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan
sangat banyak untuk ditemukan. Namun kondisi ini tidak menutup kemungkinan
akan perlunya suatu landasan hukum yang mengikat terhadap perlindungan
bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan.Pada prinsipnya perlindungan
secara hukum tersebut sudah berlaku sesuai Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2010 pada poin C yang menyebutkan “Bahwa Cagar Budaya
berupa benda, bangunan,, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh
pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat
untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan Cagar Budaya”.Akan
tetapi kondisi riil saat ini menunjukkan wajah kota yang tidak bersahabat dengan
eksistensi bangunan-bangunan bersejarah tersebut.Satu persatu bangunan
bersejarah di Kota Medan di rubuhkan serta diganti dengan bangunan Modern
lainnya.
Menurut peraturan daerah nomor 6 tahun 1988 di jelaskan tentang
pelestarian bangunan dan lingkungan yang bernilai sejarah di Kota Medan yang
mencakup 40 bangunan dan dua kawasan yang sudah dilindungi dan
dilestarikan.Pada perakteknya dilapangan, eksistensi bangunan-bangunan
bersejarah ini tetap saja menjadi makanan empuk bagi pengembang yang tidak
paham sama sekali tentang Benda Cagar Budaya yang memiliki nilai sejarah,
budaya dan kebudayaan.
88
Padahal sudah memiliki dasar hukum yang kuat dan sudah didaftarkan
sebagai bangunan dan kawasan yang bernilai sejarah di Kota Medan. Yang lebih
anehnya lagi, beberapa bangunan bersejarah yang dihancurkan tersebut adalah
bangunan yang sudah terdaftar dalam Perda Kota Medan seperti yang ditulis
melalui Pussisunimed Blog antara lain yaitu “Gedung Mega Eltra di Jalan
Katamso, Kompleks Perkantoran Sipef atau PT. Tolan Tiga di sudut Jalan Zainul
Arifin, Gedung South East Bank di Jalan Pemuda, Kantor Bupati Deli Serdang di
Jalan Katamso, Kantor PU Medan di Jalan Listrik, Exs Gedung Kerapatan Adat
Deli, Bangunan SMPN 1 Medan, Penghancuran Sembilan Rumah Panggung di
Jalan Timur, Puluhan Bangunan Bersejarah di Jalan Kusuma, Exs Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Sumatera di Jalan Suka Mulia, Exs Bank Modern di
Kawasan Kesawan Jalan Ahmad Yani, Balaikota Medan digadaikan ke swasta
(Aston), Bangunan Villa Kembar di Jalan Diponegoro, Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM) dan, Bangunan Ruko yang berada di Jalan Gwangju-Ahmad
Yani”.
Keterangan lainnya menyebutkan “Banyak monumen masa lalu yang
hanya terekam dalam bingkai foto bisu. Menyisakan nama dan cerita kejayaan
masa lalu. Saksi hidup dari lembaran sejarah yang punah itu diantaranya eks
Kantor Bupati Deli Serdang di Jalan Brigjen Katamso, Gedung South East Asia
Bank di Jalan Ahmad Yani, eks Kantor Dinas Pekerjaan Umum Medan di Jalan
Listrik, bangunan bersejarah Balai Kerapatan Adat di Jalan Brigjen Katamso,
serta sembilan pemusnahan rumah panggung di Jalan Timur. Di Jalan Suka Mulia,
eks Kantor Badan Kepegawaian Daerah Sumatera Utara juga sudah rata dengan
89
tanah. Rencananya, di bekas lokasi gedung tua ini akan dibangun apartemen
mewah. Tiga tahun lalu bangunan bersejarah yang merupakan perpaduan
arsitektur Eropa dan tropis, yaitu eks Gedung PT Mega Eltra, juga rata dengan
tanah.Dan, yang kini masih bisa direkam adalah pembongkaran sebagian
bangunan eks Bank Modern di kawasan Kesawan, Jalan Ahmad Yani.Bangunan
bercorak art deco itu pernah menjadi Kantor Perwakilan Stork, perusahaan
Belanda yang memproduksi dan menjual mesin-mesin industry
perkebunan (ipie3.wordpress.com/category/heritage/).
Kemudian berdasarkan pengamatan langsung peneliti didaerah Kesawan
di kawasan Jalan Hindu, sangat banyak bangunan-bangunan lama seperti rumah-
rumah di jalan Hindu dikawasan Kesawan kondisinya sangat memperihatinkan
bahkan sampai-sampai terjadi penghancuran dengan tujuan didirikannya
bangunan-bangunan baru dan lebih anehnya lagi memiliki izin langsung dari
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan yang menyertakan izin yang sah seperti
SIMB (Surat Izin Membangun Bangunan).Dalam hal ini Pemerintah Kota
(Pemko) adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hilangnya beberapa
benda cagar budaya tersebut, yang memungkinkan secara holistik Kota Medan
kehilangan jejak historisnya sebagai kota bersejarah.
Perlunya usaha sadar dari pemerintah untuk mengupayakan kegiatan
sosialisasi langsung kepada masyarakat dan peserta didik terkait langsung dengan
pengenalan Benda Cagar Budaya yang secara historis memiliki penguatan nilai
sejarah didalamnya yang memungkinkan terciptanya maintset masyarakat dan
peserta didik akan pentingnya nilai Benda Cagar Budaya tersebut. Dibawah ini
90
adalah gambaran beberapa bangunan-bangunan bersejarah di Kota Medan yang
memiliki identitas penting (lihat Tabel 3).
Pemetaan Kawasan Lingkungan Lama 40 Situs/Bangunan Bersejarah di Kota Medan
No Nama Bangunan
Bersejarah
Berdasarkan Lokasi
Kecamatan Kelurahan Tempat
1 Balai Kota Lama Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IX
Jalan Balaikota
2 Kantor Bank Indonesia Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IX
Jalan Balaikota
3 Hotel de Boer/Inna
Dharma Deli
Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IX
Jalan Balaikota
4 Kantor Pos dan Giro Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IX
Jalan Pos Nomor 1
Medan
5 Stasiun Kereta Api Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan VII
Jalan Stasiun Kereta Api
Nomor 1 Medan
6 Asuransi Jasindo Jakarta
Llyod
Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan VII
Persimpangan Jalan
Ahmad Yani VII
7 Kesawan Medan Barat Kelurahan Kesawan Jalan Hindu (Banyak
Bangunan Tua Yang
Tidak Terawat)
8 London Sumatera Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan VI
Persimpangan Jalan
Ahmad Yani VII
9 Exs Gedung Depnaker Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan VI
Jalan Ahmad Yani VII
Nomor 32 Medan
10 Bank Mandiri Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan VI
Persimpangan Jalan
Raden Saleh dengan
Jalan Balaikota
11 Kuil Sree Soepramaniem
Nagarattar
Medan Petisah Kelurahan Petisah
Tengah
Jalan Kebun Bunga
Nomor 6 Medan
91
12 Rumah Tjong A Fie Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IV
Jalan Ahmad Yani
Nomor 105 Medan
13 Masjid Gang Bengkok Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan II
Jalan Masjid Nomor 62
Medan
14 Kantor Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kota medan
Medan Timur Kelurahan Gang
Buntu
Jl.Prof.H.M.Yamin.SH.
Nomor 40 Medan
15 Gedung BKS-PPS
(AVROS)
Medan Maimun Kelurahan Aur
Lingkungan V
Jalan Palang Merah
Nomor 2 Medan
16 Kantor Dinas Pariwisata
Sumut TkI
Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IV
Jalan Ahmad Yani
Nomer 107 Medan
17 Restaurant Tip Top Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan IV
Jalan Jenderal A. Yani
Nomer 92 Medan
18 Masjid Raya Medan kota Kelurahan Masjid
Lingkungan VI
Jl. Masjid Raya
19 Istana Maimoon Medan Maimun Kelurahan Aur Jl. Sultan Al-Rasyid
Nomor 66 Medan
20 Kolam Sri Deli Medan Kota Kelurahan Masjid
Lingkungan VI
Jl. Masjid Raya
21 Kolam Paradiso Medan Kota Kelurahan Masjid Jl.Sisingamangaraja
Nomor 6 Medan
22 Bangunan Menara Air
Tirtanadi
Medan Kota Kelurahan Pasar
Baru
Jl.Sisingamangaraja
Nomor 1 Medan
23 Rispa Perkebunan Medan Baru Kelurahan Kampung
Baru
Jl.Brigjend Katamso
24 Kantor Gubernur
Sumatera Utara
Medan Polonia Kelurahan Madras
Hulu
Jalan P.Diponegoro
Nomor 30 Medan
25 Gereja Immanuel Medan Polonia Kelurahan Madras
Hulu
Jalan P.Diponegoro
Nomor 25-27 Medan
26 GKI (Gereja Kristen Medan Petisah Kelurahan Petisah Jalan Zainul Arifin
92
Indonesia) Tengah Nomor 126 Medan
27 Kuil Sri Mariamman Medan Petisah Kelurahan Petisah
Tengah
Jalan Tengku Umar
Nomor 18 Medan
28 Asuransi Jiwasraya Medan Maimun Kelurahan Aur
Lingkungan V
Jalan Palang Merah
Nomor 17 Medan
29 Rumah Dinas Gubernur
Sumatera Utara
Medan Polonia
Kelurahan Anggrung
Jalan Jendral Sudirman
30 Kantor PTPN IV Medan Maimun Kelurahan Hamdan Jalan Jendral Suprapto
Nomor 2 Medan
31 Rumah Dinas Walikota
Medan
Medan Polonia Kelurahan Anggrung Jalan Jend. Sudirman
Nomor 35 Medan
32 Rumah Sakit Tembakau
Deli
Medan Barat Kelurahan Kesawan
Lingkungan XI
Jl.Putri Hijau Nomor 17
Medan
33 Sekolah Immanuel Medan Polonia Kelurahan Madras
Hulu
Jalan Selamet Riyadi
Nomor 1 Medan
34 Gedung Pengadilan
Sumatera Utara
Medan Petisah Kelurahan Petisah
Tengah
Jalan Pengadilan Nomor
10 Medan
35 Museum Perjuangan Medan Polonia Kelurahan Madras
Hulu
Jalan Selamet Riyadi
Nomor 1 Medan
36 Restauran Ria Medan Kota Kelurahan Pasar
Baru Lingkungan V
Jalan Palangkaraya
Nomor 145 Medan
37 Kantor PT. Kereta Api Medan Timur Kelurahan Gang
Buntu
Jl.Prof.H.M.Yamin
Nomor 14 Medan
38 Kantor Telkom Medan Timur Kelurahan Sidodadi Jl.Prof.H.M.Yamin
Nomor 13 Medan
39 Standart Chartered Bank Medan Maimun Kelurahan Hamdan Jalan Imam Bonjol
40 Rumah Sakit Elisabeth Medan Maimun Kelurahan Jati Jalan Haji Misbah
Nomor 7 Medan
Tabel.3. Sumber : Data Diolah Berdasarkan Pengamatan Peneliti di Lapangan Tahun 2013
93
Dapat diklasifikasikan bangunan bersejarah di Kota Medan menjadi 4
bagian berdasarkan peran dan fungsi sosialnya : I.Bangunan Belanda, II.Bangunan
Melayu(Kesultanan Deli), III.Bangunan Cina, dan yang terakhir IV.Bangunan
Hindu.Pada kenyataanya, begitu banyak bangunan-bangunan bersejarah di Kota
Medan yang menunjukkan keindahan bangunan kuno/lama yang bisa menjadi
sumber pembelajaran yang mengedepankan studi pembelajaran wisata sejarah
(History Learning Tour) berupa kunjungan di setiap gedung kuno yang masih
tersisa di Kota Medan.
1. Bentuk Penyelamatan Bangunan bersejarah
Bangunan-bangunan bersejarah di kawasan Kota Medan merupakan
bangunan Cagar Budaya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, yang perlu dilestarikan dan dipertahankan bagi
generasi mendatang.Bentuk penyelamatan tersebut merupakan kebijakan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan sesuai instruksi Bapak Walikota Medan
berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Pelestarian Bangunan
dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan
ini diserahkan Kepada:
a. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
b. Dinas Pendidikan Kota Medan; dan
94
c. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan.
Adapun isi dari instruksi tersebut sesuai pasal 1 agar dapat dilaksanakan sesuai
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Medan melalui Instansi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Dinas Pendidikan Kota Medan dan
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pelestarian Bangunan dan/atau
Lingkungan Cagar Budaya.
Namun ada beberapa kekurangan dalam instruksi penyusunan kebijakan peraturan
tersebut. Pertama, Kurang relevannya penunjukkan langsung yang diarahkan
sesuai Peraturan Walikota Medan terhadap aspek Pelaksanaan Peraturan Walikota
Tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya yang hanya
melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,Dinas Pendidikan Kota Medan dan
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan.Seharusnya pelaksanaan
tersebut harus Melibatkan pihak Kecamatan yang lebih paham tentang ruang
lingkup wilayahnya yang strategis serta menjadi pendongkrak sektor pendapatan
daerah di wilayahnya, Kedua, perlu adanya keterlibatan pihak Kelurahan yang
selalu berkoordinasi langsung dengan pihak Kecamatan dalam menyampaikan
laporan kondisi fisik maupun non fisik di lingkungannya yang dalam hal ini
bertugas melakukan pendataan inventaris Benda Cagar Budaya di lingkungan
kerjanya, serta pihak Kelurahan harus aktif dalam kegiatan pelatihan dan
pembinaan yang dilakukan oleh Lurah dan PKK Kelurahan kepada warganya
(warga binaan).Ketiga, diperlukannya Kepling (kepala lingkungan) sebagai motor
95
penggerak penyampaian sosialisasi dengan warga sebagai kegiatan rutin yang
dilakukan pihak Kelurahan maupun pihak Kecamatan.
2. Bentuk Pengembangan Bangunan Bersejarah
Peningkatan potensi nilai wisata bersejarah merupakan bentuk dari upaya
pengembangan tujuan wisata Kota Medan dalam memperkenalkan berbagai
macam peninggalan-peninggalan penting yang menjadi daya tarik Pemerintah
daerah di wilayahnya.Peningkatan potensi nilai tersebut tercermin dari munculnya
semangat Pemerintah Kota Medan bekerjasama dengan LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) dan pemerhati lainnya seperti BWS (Badan Warisan Sumatera),
PUSSIS (Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial) serta turut mengajak pemilik
bangunan bersejarah untuk ikut menjaga dan melestarikan Benda Cagar Budaya
tersebut.
Kerjasama tersebut bertujuan untuk melakukan pendatan terhadap
bangunan-bagunan lama yang ada di Kota Medan serta kawasan yang wajib
dilindungi. Kerjasama tersebut juga turut melibatkan pemilik bangunan untuk
tetap mempertahankan keaslian bangunan tanpa harus merubah bentuk fisik
bangunan. Adapun tujuan rancangan tersebut sesuai Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 2 Tahun 2012 yang tertuang pada pasal 2 menyebutkan “
Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya bertujuan :
a. Mempertahankan keaslian bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
b. Memulihkan keaslian bangunan dan/atau lingkungan yang mengandung nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
96
c. Melindungi dan memelihara bangunan dan/atau lingkungan cagar baudaya dari kerusakan dan kemusnahan baik karena tindakan manusia maupun proses alam, dan
d. Mewujudkan bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya sebagai kekayaan budaya untuk dikelola, dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya untuk kepentingan pembangunan citra positif daerah tujuan wisata. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan potensi wisata kota
bersejarah yang saat ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan dalam meningkatkan potensi wisata bersejarah.”Menurut Bapak Hendrik
selaku pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Menilai
“Peningkatan potensi wisata ini dimaksudkan sebagai bentuk peningkatan kinerja
instansi pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisata bersejarah di Kota
Medan dengan motto Visit Medan Years”.
Mengenai pengenbangan dan pengelolaan pariwisata di Kota Medan,
Bapak Erianto menerangkan bahwa “masalah tersebut dirasa kurang,
dibandingkan dengan wisatawan lokal maupun wisatawan asing kurang merasa
menarik mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Medan, dengan alasan
kurangnya rasa aman (keamanan) untuk berwisata di Kota Medan. Padahal secara
ekonomi, pengembangan potensi nilai wisata ini sebenarnya dapat memberikan
kontribusi dalam memajukan industri pariwisata serta meningkatkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan.
97
3. Bentuk Penyuluhan Bangunan Bersejarah
Benda Cagar Budaya (BCG) memiliki sifat unik, langka, tidak dapat
diperbaharui. kondisi ini sebenarnya sudah menjadi hal yang umum untuk kita
ketahui, persoalannya adalah bagaiman kita dapat memanfaatkannya menjadi hal
yang menarik serta dapat diketahui oleh publik dengan adanya benda cagar
budaya tersebut. Pada masa otonomi daerah saat ini, dimana pemerintah daerah
(Pemda) mempunyai kewenagan yang besar untuk mengatur daerahnya, telah juga
ikut serta dalam hal pelestarian serta pengenalan benda cagar budaya yang
dahulunya dominan dilakukan oleh pemerintah pusat.Namun disisi lain
pelestarian serta pengenalan benda cagar budaya oleh Pemda tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Padahal saat ini Kota Medan memiliki begitu banyak aset Benda Cagar
Budaya yang masih bayak tersisa, namun publik masih banyak yang belum
mengetahui apa itu benda cagar budaya khususnya kalangan masyarakat maupun
siswa/siswi yang pada kenyataannya ketika ditanya hal yang berkaitan dengan
Benda Cagar Budaya yang ada di Kota Medan masih diam dan belum menyadari
dalam mengenal benda cagar budaya tersebut dikarenakan minimnya peran
pemerintah daerah melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat maupun
peserta didik tentang arti penting benda cagar budaya.Minimnya kegiatan
penyuluhan ini ditandai dengan keterbatasan pemerintah dalam mengupayakan
kegiatan penyuluhan melalui penyediaan informasi Benda Cagar Budaya di Kota
Medan ditandai dengan mengupayakan penyediaan antara lain:
98
1. Billboard
2. Baliho
3. Mobil Sosialisasi
4. Kemajuan IPTEK (publikasi Informasi melaui Media Elektronik)
5. Seminar Benda Cagar Budaya di Lingkungan Masyarakat maupun
Akademis (Sekolah).
Pada dasarnya penyediaan tersebut dimaksudkan agar memberikan
keterbukaan akses informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat maupun
dikalangan akademis sehingga menimbulkan rasa kepedulian dan simpati
masyarakat dalam menjaga, melestarikan, mengembangkan, serta turut andil
bekerjasama dengan pemerintah daerah sehingga dapat menumbuh kembangkan
kesadaran dan tanggung jawab bersama (Kolektif) dalam pelestarian bangunan-
bagunan bersejarah tersebut yang mencakup sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan didalamnya.
F. Pemanfaatan Sejarah Bangunan Bersejarah Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di Kota Medan
Manfaat yang didapat dalam mempelajari sejarah adalah dapat
merekostruksi pemahaman kita tentang keadaan di masa lampau, masa sekarang
dan masa yang akan datang serta dapat berguna bagi penerus dimasa mendatang.
Manfaat dari dimanfaatkannya bangunan-bangunan bersejarah tersebut memiliki
unsur penting, dimana pemerintah memiliki kewenagan dalam melindungi,
mengembangkan dan memanfaatkan benda heritage. Terkait dengan pemanfaatan
99
bangunan-bangunan bersejarah, PLT Walikota Medan Drs H.T. Dzulmi Eldin S,
M.Si mengungkapkan :
“Dikatakan Eldin kedudukan dan peran semua pihak sangat strategis dan penting guna melahirkan formulasi kebijakan dan penelitian lebih lanjut terhadap situs kota china serta kawasan bersejarah lainnya di Kota Medan untuk disumbangkan kepada Pemerintah Kota dan Stakholder, karena sesuai dengan Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dimana cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa. Untuk itu, lanjut Eldin cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat khususnya untuk masyarakat Kota Medan, ungkap Plt Walikota. Sebagaimana diketahui pelestarian dan pengeloalaan cagar budaya sangat penting dalam perencanaan pembangunan kota, dalam proses perencanaan kota yang efektif tentunya harus didukung oleh berbagai pihak yakni SKPD terkait para ilmuan, dan mahasiswa guna pembangunan yang lebih tepat dan terencana baik di masa yang akan datang, ujar Dzulmi Eldin”( http://www.pemkomedan.go.id/new/berita-plt-walikota-medan-membuka-secara-resmi-diskusi-pe.html#ixzz2wx6D5hxJ).
Dalam pemanfaatan bangunan bersejarah tersebut, kita dapat memanfaatkan
fungsi sosialnya dari bangunan bersejarah, diantaranya adalah menceritakan
identitas sejarahnya, kebudayaan dan eksistensi kebudayaan dari suatu proses
perjalanan sejarah dari daerah yang bersangkutan, walaupun tidak menutup
kemungkinan bangunan bersejarah dan lingkungan sekitarnya telah mengalami
banyak perubahan fisik bangunan, baik (tata guna hak kepemilikan yang diatur
dalam Undang-Undang Cagar Budaya pasal 6 ayat 1 dan tata cara pengelolaan
ditetapkannya pemerintah dalam mengelola pasal 18 ayat 3, dan bangunan
bersejarah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang tertuang dalam peraturan Benda Cagar Budaya
pasal 19 ayat 1.
100
Dalam pemanfaatannya sebagai sumber pembelajaran sejarah di Kota
Medan, secara langsung masyarakat dan peserta didik memilih sepakat untuk
dapat dimanfaatkannya bangunan bersejarah tersebut sebagai sumber
pembelajaran sejarah, karena hal ini sangat jarang mereka dapatkan saat mereka
melakukan proses belajar mengajar yang didapat dari lingkungan belajar di
sekolah ataupun di lingkungan mereka tinggal. Adapun keterangan yang
dipaparkan dari beberapa masyarakat yang di wawancarai, tentang
pemanfaatan Sejarah bangunan bersejarah sebagai sumber pembelajaran
sejarah di Kota Medan, adalah sebagai berikut :
No Nama Keterangan
1 Bapak Daswaruddin Siregar
Ya, itu sangat perlu sekali. Pemerintah
sebenarnya sudah bayak melakukan program,
terkhusus kepada pengenalan identitas
budaya lokal, kami sering melakukan
kegiatan pawai budaya tahunan setiap HUT
Kota Medan, acara pergelaran seni budaya
dll. Kaitannya kepada sumber pembelajaran
sejarah, sangat memungkinkan memang bagi
generasi kita untuk mengetahui ataupun tidak
melupakan peninggalan sejarahnya.
2 Bapak Hendrik
Ya itu sangat perlu, Upaya Pemerintah untuk
menjaga serta melestarikan situs/bangunan
bersejarah ini sudah ada berdasarkan Perda
Nomor 2 Tahun 2012. Ketika di kaitkan
sebagai sumber Pembelajaran Sejarah, maka
hal ini dapat menarik minat bagi bayak
kalangan, bukan saja pada kaum pelajar akan
101
tetapi seluruh elemen masyarakat juga.
3 Bapak Ramos Samual
Samosir
Sangat Bagus, Berarti dengan adanya
kegiatan ini masyarakat bisa mempelajari dan
meningkatkan pengetahuan sejarah
khususnya yang ada di Kota Medan, dengan
harapan kita bisa memberi tahu kepada yang
lain tentang bangunan-bagunan bersejarah
yang ada di Kota Medan.
4 Bapak Erianto Pasaribu Perlu, Karena ini adalah peninggalan-
peninggalan benda bersejarah yang ada di
Kota Medan yang seharusnya diajarkan dan
dipublikasikan sehingga menarik untuk di
pelajari serta di kunjungi.
5 Bapak Luhut Pardamean
Purba
Setuju, Karena sangat jarang ada
pembelajaran wisata bersejarah yang
dilakukan pihak sekolah, kalaupun ada, itu
hanya sebatas ke museum saja.
6 Bapak Irmansyah Iya sangat bagus, ya kan kalo di pelajari di
sekolah agar tahu sejarahnya, otomatis
sumber sejarahnya lebih akurat pastinya.
7 Ibu Minarni Bagus, Biar supaya anak cucu di generasi
kedepannya bisa mengetahui tentang sejarah
bangunan itu, dan untuk menambah wawasan
serta tidak melupakan sejarah hasil karya
nenek moyangnya.
8 Bapak M. Zein Tanjung Bagus, Karena masih jarang sekali buat kami
mengetahui situs peninggalan sejarah di
Medan, paling saya pribadi cuma tau
peninggalan di Kota Medan ini seperti Masjid
Raya, Istana Maimun, Kantor Pos.
102
9 Bapak Surahman Bagus, supaya anak cucu kita mengenal
bagaimana hasil peradaban bangsa kita
dimasa lalu lewat peninggalannya, contohnya
saja gajah, bagaimana kita mengetahui itu
gajah kalau kita tidak tahu bentuknya gajah
seperti apa.
10 Ibu Kristina Sianipar Sangat Bagus, agar nantinya kita tidak akan
melupakan peninggalan-peninggalan yang
sudah ada, dan nntinya penerus kita
selanjutnya masih bisa melihat peniggalan
peradaban masyarakat di masa lalu.
Dari keterangan yang didapatkan dari masyarakat tentang pemanfaatan
bangunan-bangunan bersejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah di Kota
Medan adalah hal yang perlu dilakukan, karena merupakan warisan kebudayaan
yang harusnya dilindungi dan dilestarikan bagi generasi kedepan.
Adapun keterangan yang dipaparkan dari beberapa Peserta Didik saat
di wawancarai, tentang pemanfaatan sejarah bangunan bersejarah sebagai
sumber pembelajaran sejarah di Kota Medan, adalah sebagai berikut :
No Nama Keterangan
1 Luis Irsandi Sangat Bagus, Supaya siswa/siswi lebih
mengetahui dengan jelas tentang pengetahuan
sejarah yang ada di Kota Medan.
2 Imam Wahyudi Sangat penting, agar murid-murid
mengetahui tentang sejarah bangunan-
bangunan bersejarah tersebut.
3 Ashkar Risky Bagus, Dengan dipelajarinya bangunan
bersejarah tersebut, kita tidak melupakan asal
103
muasal kebudayaan kita di masa lalu.
4 Rahmad Setuju, maka dapat membangun karakter
pelajar Kota Medan dengan mengetahui
sejarah dan keberadaan bangunan bersejarah
di Kota Medan.
5 Adi Syahputra Siahaan Baik, karena kita dapat mengetahui peristiwa
dimasa lalu, sehingga dengan dipelajarinya
bangunan bersejarah, maka akan dapat
mengingatkan kita kembali tentang peristiwa
sejarah di Kota Medan.
6 Muhammad Yusuf Saya sangat mendukung, dan seharusnya
dinas terkait seperti dinas Pendidikan Kota
Medan memberikan tambahan kurikulum
baru, minimal dengan mengunjungi bangunan
bersejarah di Kota Medan. Dan sekolah harus
melibatkan para siswanya untuk peduli
dengan lingkungan bersejarah diwilayahnya.
7 Dewi Safitri Sangat Bagus, Soalnya kami di sekolah cuma
diajarkan sebatas pelajaran sejarah yang
sesuai di buku pelajaran, kalau dikenalkan
tentang pemahaman sejarah lokal, maka kami
sangat tertarik dan mampu mengenal
peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di
Medan.
8 Muhammad Irfan Ya Setuju, kalau kami pengen sekali di
ajarkan tentang pengetahuan sejarah lokal,
apalagi bisa mengenal peninggalan bersejarah
yang masih jarang kami dengar, seperti
bangunan-bangunan peninggalan Belanda.
9 Randa Pratama Ya Baik, Ya kan enak juga sih, kalau
104
memang di ajarkan ke lapangan, melihat
bangunan- bersejarah itu, sehingga kami tau
kayak mana bentuknya.
10 Diki Darmawan bagus sekali ya, sehingga kami ini
siswa/siswi bisa mengetahui apa aja
bangunan bersejarah yang masih dapat di
temukan, dan kami sama kawan-kawan dapat
berkunjung kesana.
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat serta peserta
didik di Kota Medan, maka peneliti mengambil kesimpulan, bahwasannya
pemanfaatan bangunan bersejarah tersebut sangat diperlukan sebagai sumber
sejarah dalam bentuk penanaman karakter budaya bangsa di Kota Medan.
Menurut Sjamsuddin (2007:95) menjelaskan bahwa “Sumber-sumber sejarah
merupakan bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam
evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala
aktivitas mereka dimasa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata
yang diucapkan”.
Pentingnya sumber-sumber sejarah tersebut membuktikan bahwa dimasa
lalu pernah ada aktivitas yang ditinggalkan manusia berupa bukti sejarah berupa
peninggalan-peninggalan Benda Cagar budaya yang dihasilkan oleh masyarakat
terdahulu lewat rekam jejak historisnya, sehingga sangat menarik untuk dipelajari
dan diketahui bagi masyarakat dan peserta didik dimasa sekarang. Dalam
pemanfaatannya sebagai sumber sejarah dibutuhkan peran serta pemerintah dan
masyarakat dalam menjaga kelestarian bangunan-bangunan bersejarah tersebut
105
agar tidak hilang ditelan zaman serta dapat diwariskan bagi generasi mendatang
tanpa harus mengilangkan bukti-bukti otentitas bangunan-bangunan bersejarah
tersebut.
Peranan baagunan bersejarah tersebut merupakan sebagai penanda,
bahwasannya di masa lalu wilayah Kota Medan merupakan bagian dari Kerajaan
Deli di bawah Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, dimana Sultan Deli
pernah membuat suatu kontrak perjanjian (kontrak politik) dengan pihak
Gubernemen Belanda.Sehingga secara administrasi Kota Medan dijadikan pusat
aktivitas kolonialisasi belanda lewat perkebunan tembakau. Sehingga pada
akhirnya bangunan-bangunan penting didirikan sebagai pusat administrasi
pemerintah Belanda, yang dimasa sekarang keberadaan wujud fisik dari bangunan
bersejarah tersebut menjadi bukti sejarah yang dapat menjadi sumber
pembelajaran sejarah bagi generasi mendatang.
106
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Peninggalan-peninggalan bersejarah merupakan salah satu bukti dari rentetan
peristiwa manusia dimasa lalu yang mengandung nilai historis, yang terkait
didalamnya berupa sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Yang pada
saat ini kondisi dari keberadaan bangunan bersejarah tersebut sudah mewakili
masa 50 tahun serta memiliki identitas penting sebagai benda Cagar budaya
yang seharusnya perlu dipertahankan dan dilestarikan tanpa harus merubah
bentuk aslinya ataupun dihancurkan.
2. Di Kota Medan, masih banyak terdapat bangunan-bangunan bersejarah
peninggalan kolonial Belanda yang merupakan suatu bukti sejarah dari sekian
banyak rentetan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa silam yang masih
dapat kita lihat keberadaannya dan dapat kita wariskan kepada generasi
selanjutnya sebagai bukti sejarah di Kota Medan.
3. Sampai saat ini bangunan-bangunan bersejarah itu masih dapat kita lihat dan
kunjungi di kawasan Kota Medan antara lain: (1). Gedung Balai Kota Lamadi
Jl Balaikota, (2). Kantor Bank Indonesia di Jl Balaikota (3). Hotel De Boer di
Jl balaikota (4). Kantor Pos dan Giro di Jl Kantor Pos (5). Stasiun Kereta Api
di Jl Stasiun Kereta api (6). Jasindo di JL Ahmad Yani (7). Kesawan (rumah-
rumah tua) di Jl Hindu (8). London Sumatera di Jl Ahmad Yani (9) Exs
Kantor Depnaker di Jl Hindu (10). Bank Exsport - Import (Bank Mandiri) di Jl
107
Balaikota (11). Kuil Soepramaniem Nagarattar di Jl Kebun Bunga (12).
Rumah Tjong A Fie di Jl Ahmad Yani (13). Masjid Gang Bengkok di Jl
Masjid (14). Kantor Dinas Pariwisata Kota Medan di Jl Prof H.M Yamin (15).
Gedung BKS-PPS (Avros) di Jl Palang Merah (16).Kantor Dinas Pariwisata
Tk I di Jl Ahmad Yani (17). Restaurant Tiptop di Jl Ahmad Yani (18). Masjid
Raya di Jl Masjid Raya (19). Istana Maimun di Jl Sultan Al Rasyid (20).
Kolam Sri Deli di Jl Masjid Raya (21). Kolam Paradiso di Jl Sisingamangaraja
(22). Menara Air Tirtanadi di Jl Sisingamangaraja (23). Rispa Perkebunan di
Jl Brigjend Katamso (24). Kantor Gubernur Provsu di Jl P.Diponegoro
(25).Gereja Immanuel di Jl P.Diponegoro (26). GKI (Gereja Kristen
Indonesiadi Jl Zainul Arifin(27). Kuil Shri Mariamman di Jl Tengku Umar
(28). Gedung Jiwasraya di Jl Palang Merah (29) Rumah Dinas Gubernur di Jl
Jendral Sudirman (30). Kantor PTPN IV Persero di Jl Suprapto (31). Rumah
Dinas Walikota Medan di jl Jendral Sudirman (32). Rumah Sakit Tembakau
Deli di Jl Putri Hijau (33). Sekolah Immanuel di Jl Slamet Riyadi(34).Gedung
Pengadilan di Jl Pengadilan (35) Museum Juang di Jl Slamet Riyadi (36)
Restaurant Ria di Jl Palangkaraya (37). Kantor PT.Kereta Api di Jl Prof.H.M
Yamin (38). Kantor Telkom di Jl Prof H.M Yamin (39) Standard Chartered
Bank di Jl Imam Bonjol (40). RS.Elisabeth di Jl Haji Misbah.
4. Keberadaan bangunan bersejarah ini bukan hanya sebuah aset penting bagi
pemerintah Kota Medan. Tetapi juga merupakan warisan bersejarah yang
layak dilindungi dan dilestarikan sebagai aset kebudayaan yang tak ternilai
harganya di Kota Medan dalam rekam jejak historisnya.
108
5. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya pasal 95 ayat 1 menerangkan bahwa “Pemerintah
dan/pemerintah daerah mempunyai tugas melakukan perlidungan,
pengembangan dan pemanfaatan Cagar Budaya”. Dari Undang-Undang diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah/ pemerintah daerah memiliki
tugas dan wewenang melestarikan Benda Cagar Budaya di wilayahnya.
Sehingga keberadaan bangunan bersejarah tersebut dapat terlindungi,
dikembangkan serta dimanfaatkan tanpa bertentangan dengan Undang-
Undang Cagar Budaya yang dimaksud.
6. Sampai saat ini upaya yang dilakukan pemerintah Kota Medan masih
kecolongan dan masih belum berdaya dalam melindungi Benda Cagar
Budaya yang ada di wilayahnya, hal ini dibuktikan dengan sudah
dirubuhkannya beberapa bangunan-bangunan bersejarah untuk digantikan
dengan bangunan-bangunan baru yang lebih memiliki motif ekonomi instant
(siap saji) yang menurut sebagian orang lebih menguntungkan secara finansial
dibandingkan dengan mempertahankan kelestarian bangunan bersejarah.
Ketidakberdayaan Pemerintah Kota Medan menghadapi arus kemajuan
pembangunan yang pesat tanpa disadari sudah merenggut beberapa bangunan
bersejarah. Dalam hal ini pemerintah Kota Medan harus memiliki landasan
hukum yang kuat dan menindak tegas serta diberikannya sanksi hukum bagi
siapa saja yang berniat mengadaikan bagunan bersejarah tersebut untuk
dirubuhkan demi kepentingan ekonomi semata.
109
B. SARAN
Jika dilihat dari keadaan terkini bangunan bersejarah di Kota Medan, maka
kita akan melihat masih terpeliharanya bangunan bersejarah, ada yang masih
terawat dan tidak terawat dan ada lagi sebuah bangunan yang akan segera
dihancurkan yaitu Rumah Sakit Tembakau Deli di Jalan Putri Hijau.
Mengenai upaya pelestarian bangunan dan/atau lingkungan Cagar Budaya,
sebenarnya sudah ada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012
serta diterbitkannya peraturan Walikota Medan Nomor 13 Tahun 2012
tentang pelestarian bangunan dan/atau lingkungan Cagar Budaya yang
mengharuskan keberadaan bangunan bersejarah tersebut dilindungi,
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sebagai Benda Cagar Budaya.
Akan tetapi pada penerapannya terhadap upaya perlindungan bangunan
bersejarah tersebut pemerintah masih tidak berdaya dalam mengambil aset
aset peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di Kota Medan. Terkesan
lemahnya dan lambannya pemko Medan dalam menyikapi kasus yang akan
mengilangkan bukti-bukti sejarah ini, mengakibatkan kian banyaknya
bangunan-bangunan bersejarah yang akan hilang. Padahal peningalan-
peninggalan tersebut merupakan bukti sejarah tentang perkembangan
peradaban sebuah masyarakat di masa lampau.
110
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2010, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, Jelajah Medan Heritage , Visit
Medan Years 2013. Dinas Kebersihan Kota Medan, 2011, Penyusunan Standar Operasional
Kebersihan, PT. Bonafindo Consultant, Medan. Ebta, Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (luring),
Kemdiknas, 2010-2013. Kompas, “Penghancuran Gedung Bersejarah di Medan”, Rabu, 19 Mei 2010, (
Diakses tanggal 15 Juli 2013). Pranoto, W. Suhartono, 2010, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha
Ilmu. Rahardjo,Supratikno,2011,Pengelolaan Warisan Budaya di Indonesia, Bandung,
Lubuk Agung. Soekanto, Soerjono. 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta. Sinar, Tengku Luckman. 2001. Sejarah Medan Tempoe Doloe. Medan. Perwira. Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta. Syamsudin, Helius. 2007, Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Ombak.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung, Alfabeta.
Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Jakarta,
Kencana. Tamburaka, H. Rustam E, 1999, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan IPTEK, PT Rineka Cipta, Jakarta. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Benda
Cagar Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pelestarian
Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.
111
Peraturan Walikota Medan Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.
Peraturan Walikota Medan Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Kota Medan, 2012.
Artikel Terkait :
1. http://www.pemkomedan.go.id/new/berita-plt-walikota-medan-membuka-secara-
resmi-diskusi-pe.html#ixzz2wx6D5hxJ “Plt Walikota Medan Membuka Secara
Resmi Diskusi Pembangunan Kota” (Diakses Tanggal 17 November 2013).
2. ipie3.wordpress.com/category/heritage/ “Pusaka Heritage Medan Yang Kian
Sirna ”.(Diakses Tanggal 27 Juli 2013).
3. http://pussisunimed.wordpress.com/category/ ”riwayat-bangunan bersejarah di
kota medan”.(Diakses Tanggal 15 Juni 2013).
4. http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=116 “De Boer Dulu dan
Kini”.(Diakses Tanggal 18 Desember 2013).
5. http://www.disbudpar.pemkomedan.go.id/index.php?option=com_content&view=
article&id=146&Itemid=107 “Kantor Pos Medan”.(Diakses Tanggal 18
Desember 2013).
6. www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=12570 “Warga Kumpulan Koin
Untuk Beli RS Tembakau Deli”.(Diakses Tanggal 19 Desember 2013).
7. http://www.pemkomedan.go.id/
Recommended