View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
batasan sepeda motor tidak akan dilakukan. “Semua harus tertib dulu. Harus ada kesa-daran dari pengendara sepeda motor untuk tetap dilajur kiri. Jika (pengendara motor) sudah tertib, (pembatasan) belum akan diterapkan,” ungkapnya.
Menurut rencana, pemerintah bersama kepolisian akan mem-batasi sepeda motor pada jalan-jalan protokol seusai Idul Fitri tahun ini atau pada September. Meski begitu, penggodokan tentang realisasinya masih terus dilakukan.
Condro mengatakan rencana pembatasan dapat ditunda jika pengendara sepeda motor me-matuhi aturan dan melintas di lajur khusus sepeda motor.
Menurutnya, pembatasan dilakukan pada sepeda mo-tor karena pertumbuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, Condro me-nekankan bahwa bukan sepeda motor saja yang sedang diawasi. Kendaraan lain pun sedang dipertimbangkan.
Selain merencanakan pem-batasan sepeda motor di jalan-jalan protokol, Condro mereko-mendasikan kepada pemerintah untuk membenahi transportasi publik agar masyarakat bera-lih menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi. “Kita harus terus men-dorong agar ada pembenahan transportasi publik, transportasi publik yang kurang manusiawi
harus diperbaiki,” imbuhnya.Sebelumnya, Sabtu (28/8),
ratusan bikers atau pengendara sepeda motor yang tergabung dalam Road Safety Associa-tion (RSA) serta komunitas bus melakukan pawai di Bunderan Hotel Indonesia dan parkiran IRTI Monas. Mereka menolak rencana pembatasan sepeda motor di jalan-jalan protokol. Mereka menuntut agar ada pengaturan yang adil. “Selama ini motor menjadi solusi berken-dara karena transportasi publik yang tidak memadai dan tidak layak,” tegas koordinator aksi Dito Rahmat Faisal.
Pengujuk rasa meminta pe-merintah membenahi terlebih dahulu fasilitas transportasi
publik agar pengendara motor maupun mobil beralih meng-gunakan transportasi publik. “Kami menuntut agar trans-portasi publik dibenahi terlebih dahulu sebelum melarang kami (pesepeda motor) di jalan-jalan protokol,” kata Dito.
Harusnya pemerintah me-nyediakan transportasi yang memadai dari segi keamanan, ke-nyamanan, dan kebersihannya.
Dito menegaskan dirinya dan beberapa pengendara sepeda motor lainnya dalam kondisi terdesak mengendarai motor. “Kami naik motor juga terpaksa karena transportasi publik bu-ruk,” sebut Dito. (J-3)
fidel@mediaindonesia.com
Pembatasan Dapat Ditunda
Fidel Ali
Saat ini pertumbuhan sepeda motor adalah yang tertinggi di antara kendaraan lain.
MI/MONA
Trans-Jakarta Mutlak Dibenahi
UPAYA mengatasi kemacetan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta banyak yang bersifat jangka panjang. Padahal, harus ada solusi jangka pendek yang bisa dilakukan agar kemacetan yang ada saat ini tidak bertambah parah.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jakarta Djan Faridz mengatakan butuh waktu hingga 2016 serta dana Rp90 triliun untuk merealisasi-kan proyek mass rapid transit (MRT). Padahal, penyelesaian kemacetan tidak bisa menunggu hingga 2016 sebab fakta di lapangan, intensitas kemacetan terus bertambah.
Pemprov DKI, lanjutnya, sebenarnya memiliki kesempatan un-tuk mengurai masalah kemacetan DKI dengan mengoptimalkan penggunaan bus Trans-Jakarta. Namun, sejumlah permasalahan harus dibenahi.
“Akar permasalahan pengoperasian bus Trans-Jakarta karena terbatasnya jumlah kendaraan yang tersedia dan masalah dalam manajemen pengoperasiannya, serta masalah traffi c management karena banyaknya rambu pemotongan kendaraan di (jalur) busway tersebut,” kata Djan Faridz di Jakarta, kemarin.
Akibatnya, waktu tunggu terlalu lama hingga 20 menit, an-trean di halte bus itu jadi panjang, dan waktu tempuh yang terus melambat. Terlambatnya pengoperasian koridor IX Pinangranti-Pluit dan koridor X Cililitan-Tanjungpriok membuat target yang ingin dicapai dari pengadaan bus Trans-Jakarta masih jauh dari harapan. “Pemprov DKI memerlukan upaya pengelolaan Trans-Jakarta yang lebih profesional sehingga bisa memindahkan kebi-asaan masyarakat dari kendaraan pribadi dengan menggunakan angkutan umum,” tandasnya.
Bila itu bisa terlaksana, pihaknya setuju saja apabila pembatasan kendaraan pribadi dilakukan.
Kereta JabodetabekSementara itu, masalah keandalan juga menjadi persoalan bagi
pengguna angkutan umum. Misalnya saja para pengguna jasa kereta api. Keterlambatan sering kali menjadi keluhan penum-pang. Namun, keluhan tersebut sering tidak teratasi dan terulang di kemudian hari. “Biasanya suka enggak tepat waktu. Makanya, dari kita sendiri (penumpang) mengatasi berangkat lebih pagi lagi,” kata karyawan BUMN, Meli, 34, yang selalu menggunakan KRL jurusan Depok-Jakarta pulang pergi setiap harinya.
Seorang karyawan swasta, Veronica, 28, juga acap kali me-ngeluhkan kerusakan teknis yang terjadi pada kereta api yang ditumpanginya. “Suka ada kerusakan teknis, tapi paling sering berangkatnya ngaret. Paling kita cuma bisa pasrah saja,” keluh-nya.(*/J-2)
Djan FaridzAnggota DPD asal Jakarta
DOK PRI
4 | Megapolitan SENIN, 30 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA
RENCANA pembatasan beberapa jalan pro-tokol bagi pengendara sepeda motor akan
diterapkan jika banyak yang melanggar dengan tidak meng-gunakan lajur khusus yang disediakan bagi kendaraan roda dua itu. “Pembatasan sepeda motor dapat diterapkan jika lajur kiri khusus sepeda motor banyak dilanggar,” sebut Direk-tur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Condro Kirono, akhir pekan lalu.
Menurut Condro, saat ini sudah ada lajur khusus sepeda motor di jalan-jalan protokol seperti Jl Sudirman dan Jl MH Thamrin yang ditandai dengan gambar sepeda motor berwarna kuning. “Namun, selama ini masih banyak sepeda motor yang melanggar dan menggu-nakan jalur untuk kendaraan roda empat,” ujar Condro.
Ia menekankan, sebelum me-netapkan pembatasan sepeda motor, lajur khusus itu akan dioptimalkan terlebih dahulu. “Sebelum ada penerapan pem-batasan (sepeda motor), kami akan menyosialisasikan dan meningkatkan penegakan hu-kum di lajur khusus sepeda motor ini.”
Jika dalam sosialisasi dan penegakan hukum tersebut kesadaran pengendara sudah dinilai baik, penerapan pem-
Jumlah Sepeda Motor di Jakarta 2004 2005 2006 2007 2008 2009*
Sumber: Polda Metro Jaya, Dishub DKI Jakarta/FOTO: MI/RAMDANI/GRAFIS: TIYOK
* Sampai Juni 2009
2.534.480
5.310.068
6.663.564
Kasus Pelanggaran Operasi Patuh Jaya 2010
Kendaraan Jumlah pelanggaran
Sepeda motor 9.797
kendaraan pribadi 555
Angkutan umum 2.036
Angkut barang 636
Total 13.024
4.647.4354.647.435
5.974.1735.974.173
7.017.1607.017.160
4.647.435
5.974.173
7.017.160
Tahun Jumlah Anggaran (Rp Triliun)
Penduduk Miskin (%)
2000 18 19,1
2001 25 28,4
2002 21,5 18,2
2003 24,5 17,4
2004 28 16,7
2005 23 16
2006 42,1 17,8
2007 51,2 16,6
2008 60,6 15,4
2009 71 14,2
2010* 64,6 12-13,5
Anggaran Program Kemiskinan 2000-2010
Target penduduk miskin di akhir 2014 sebesar 8%-10%.
*RAPBN 2010
Sumber: Kementerian Keuangan
Recommended