View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Mei 2019 #9
ICEL
Oleh: Margaretha Quina
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
ICEL
Inisiatif Bersihkan Udara, Koalisi SemestaIBUKOTA
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Mei 2019 #9
Oleh: Margaretha Quina
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
3
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id
Jakarta merupakan laboratorium yang ideal dalam mempelajari bagaimana program-program
pencemaran udara dibuat dan berdampak terhadap penurunan tingkat pencemaran.
DKI Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan representasi
ibu pertiwi yang bersusah hati karena sesak nafasnya.
Sebagaimana telah diulas dalam Lembar Informasi #4,
udara DKI Jakarta sangat minim berada dalam kondisi baik.1
Sekalipun telah ada program-program yang dilakukan untuk
memperbaiki kualitas udara Jakarta, namun udara Jakarta tidak
menunjukkan perubahan berarti, bahkan cenderung memburuk
dari waktu ke waktu. Mengapa demikian?
Jakarta merupakan laboratorium yang ideal dalam mempelajari bagaimana program-program
pencemaran udara dibuat dan berdampak terhadap penurunan tingkat pencemaran. Lembar Informasi
#1 telah memaparkan berbagai instrumen yang dapat digunakan pemerintah dalam memperbaiki
kualitas udara.2 Beberapa lembar informasi ke depan akan membahas instrumen ini satu per satu, dan
mengapa perencanaan yang baik menjadi penting dalam penggunaan berbagai instrumen tersebut.
Pada lembar informasi ini, kita akan mulai dengan jenis instrumen yang seharusnya dapat digunakan
tanpa menunggu: atur dan awasi. Artinya, kita akan fokus pada kewajiban yang dibebankan kepada
sumber pencemar yang menimbulkan konsekuensi pengawasan dan penegakan hukum oleh pemerintah.
Mengawasi dan memastikan ketaatan dari kewajiban-kewajiban ini seharusnya merupakan langkah
minimum yang bisa diambil pemerintah untuk mengendalikan pencemaran udara.
Dalam lembar informasi ini, kita akan melihat bagaimana instrumen atur dan awasi bagi sumber bergerak3
1 ICEL (2018) Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara #4: Hak atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat dalam Konteks Mutu Udara Jakarta, Desember 2018.
2 ICEL (2018) Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara #1: Mengenal Kerangka Pengaturan Pencemaran Udara di Indonesia, September 2018.
3 Untuk kewajiban dan pengawasan atas sumber tidak bergerak, lihat: ICEL (2018) Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara #3: Memastikan Pemenuhan Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak: Transportasi, November 2018.
4
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Mei 2019
maupun sumber tidak bergerak4 telah dilaksanakan di laboratorium kita, yaitu DKI Jakarta. Lembar
informasi ini menelaah pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum atas kewajiban-kewajiban ini
melalui telaah dokumen dan arsip resmi pemerintah serta wawancara terfokus. Dari lembar informasi
ini, kita akan mendapatkan sedikit informasi, mengapa udara Jakarta belum membaik, dan apa langkah
yang dapat diambil untuk memperbaikinya.
#1 Pengawasan atas sumber bergerak.
Sebagaimana telah dijelaskan pada Lembar Informasi #3,
pengaturan sumber bergerak, seperti kendaraan bermotor, pada
intinya membebankan kewajiban pengawasan bagi pemerintah
untuk memastikan ketaatan semua sumber bergerak, baru
maupun lama, terhadap baku mutu emisi gas buang.5 Kewajiban
pengawasan ini dilakukan melalui uji tipe emisi bagi produsen
dan/atau importir (untuk sumber bergerak tipe baru)6 serta uji emisi berkala bagi pengendara dan/atau
pemilik kendaraan (untuk sumber bergerak tipe lama).7 Selain peraturan nasional, DKI Jakarta juga
telah membuat Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005 yang menegaskan beberapa ketentuan nasional,
serta mengatur beberapa hal secara khusus sesuai konteks daerah.
Implementasi Uji Tipe Emisi dan Uji Emisi Berkala. Untuk sumber bergerak tipe
baru, uji tipe emisi bagi produsen dan/atau importir dilakukan. Berdasarkan
penelusuran media, Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan
Bermotor (BPLJSKB) Kementerian Perhubungan telah mulai melakukan
uji emisi Euro4 sejak pertengahan 2018.8 Akan tetapi, publikasi dari pelaksanaan uji tipe emisi bagi
kendaraan tipe baru tidak tersedia. Yang tersedia untuk diakses publik sebatas laporan pelaksanaan
comformity of production, yaitu pemeriksaan sampel kendaraan yang telah lolos uji tipe untuk produksi
baru setiap tahunnya. Akan tetapi, menurut KPBB, laporan ini tidak lagi dipublikasikan sejak tahun 2015.9
Sementara, uji emisi berkala tidak dilakukan, akan tetapi uji petik emisi (spot check) telah dilakukan
beberapa kali oleh Dinas Lingkugan Hidup Provinsi DKI Jakarta (DLH Provinsi DKI Jakarta), dan beberapa
4 Untuk kewajiban dan pengawasan atas sumber tidak bergerak, lihat: ICEL (2018) Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara #2: Memastikan Pemenuhan Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara STB: PLTU Batubara, Oktober 2018.
5 Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Lihat juga Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 10 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru (untuk kendaraan kategori L1, L2, L4 dan L5).
6 Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Lihat juga Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.
7 Pasal 36 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
8 Per Oktober 2018, 208 dari 400 mobil tipe baru telah melakukan uji emisi untuk Euro4. Lih: iNews.id, “Dari 400 Tipe, Baru 208 Mobil Uji Emisi Euro 4,” dipublikasikan Rabu, 10 Oktober 2018; Media Indonesia, “400 Mobil Tipe Baru Antre Uji Emisi Euro 4,” dipublikasikan pada 3 Mei 2018.
9 Wawancara dengan Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), 7 November 2018.
5
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id
dipublikasikan.10
Berdasarkan data DLH Provinsi DKI Jakarta, Program Langit Biru telah menguji 184.005
kendaraan tipe lama pada periode 2005 s.d. 2018. Pada tahun 2017, pengujian emisi kendaraan pribadi,
kendaraan pemerintah dan truk sampah dilakukan terhadap 11.011 kendaraan, dengan 9.734 kendaraan
(88,40%) mendapatkan stiker lolos uji emisi, dan 1.277 kendaraan tidak lolos uji. Akan tetapi, tidak ada
tindakan yang dilakukan bagi kendaraan yang tidak lolos. Selain informasi tersebut, tidak ditemukan
rekapitulasi hasil pengawasan Kementerian Perhubungan atas penaatan kewajiban ambang batas emisi
gas buang terhadap kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan.
Di sisi lain, secara program, uji emisi tidak dianggarkan dalam program DLH DKI Jakarta 2017, akan
tetapi dianggarkan pada tahun 2018, beserta dengan pengadaan alat uji emisi kendaraan bermotor.11
Evaluasi penaatan baku mutu emisi. Berbagai peraturan yang telah dipaparkan
dalam Lembar Informasi #312
membebankan kewajiban pelaporan hasil penaatan
baku mutu emisi kepada Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota. Berdasarkan
penelusuran, laporan evaluasi penaatan ketentuan baku mutu emisi gas buang
kendaraan bermotor tipe baru tidak ditemukan. Akan tetapi, menurut KPBB,
laporan ini tersedia di Kementerian Perhubungan, namun tidak dipublikasikan. KPBB sendiri pernah
meminta dokumen tersebut, baik secara lisan maupun tertulis, akan tetapi pemilik dokumen menolak
karena laporan tersebut dianggap “bersifat rahasia.”13
Dengan demikian, kewajiban Menteri untuk
mengumumkan hasil uji emisi sumber bergerak tipe baru juga tidak dilaksanakan untuk semua kategori
kendaraan.14
Di sisi lain, laporan evaluasi penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama baik
oleh Walikota, Gubernur maupun Menteri juga tidak ditemukan. Laporan yang tersedia hanya melingkupi
hasil uji petik emisi (spot check), sebagaimana dijelaskan di atas dalam salah satu presentasi DLH Provinsi
DKI Jakarta. Namun, informasi ini tidak didokumentasikan dalam sebuah dokumen laporan yang rutin
dapat diakses publik. Tidak ditemukan juga pengumuman hasil uji emisi kepada masyarakat melalui
medai cetak/elektronik yang seharusnya dilakukan minimal setahun sekali oleh Gubernur, kecuali satu
rekapitulasi hasil uji emisi Jakarta Barat Tahun 2017.15
Selain itu, tidak ditemukan rekapitulasi pembinaan dan/atau bimbingan teknis bagi Provinsi dan/atau
10Publikasi terakhir ada pada Jakarta Open Data untuk uji petik emisi tahun 2017, yang dipublikasikan sebagai “uji emisi.” Lih: Jakarta Open Data, Data Hasil Uji Emisi Jakarta Barat Tahun 2017. Penelusuran media menunjukkan uji petik emisi pernah dilakukan dan diberitakan beberapa kali setiap tahunnya.
11 Anggaran yang dialokasikan untuk uji emisi kendaraan bermotor pada tahun anggaran 2018 adalah Rp 278.600.000,00, sementara untuk pengadaan alat uji emisi kendaraan bermotor sejumlah Rp 1.173.829.250,00.
12 ICEL (2018) Seri Lembar Informasi Pencemaran Udara #3: Memastikan Pemenuhan Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak: Transportasi, November 2018.
13 Wawancara dengan Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), 7 November 2018.
14 Untuk kategori L1, L2, L4 dan L5, yang dibebani kewajiban pengumuman adalah Menteri berdasarkan PermenLH No. 4 Tahun 2009, demikian juga untuk kategori L3 untuk tahun 2009 s.d. 2012, dan kategori M, N dan O untuk tahun 2009 s.d. 2017. Namun, kewajiban pengumuman ini hilang bagi kategori L3 pasca berlakunya PermenLH No. 10 Tahun 2012. Kewajiban ini berpindah ke produsen/importir untuk kategori M, N dan O sejak berlakunya PermenLH No. 20 Tahun 2017.
15 Jakarta Open Data, Data Hasil Uji Emisi Jakarta Barat Tahun 2017.
6
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Mei 2019
Kabupaten/Kota dalam rangka pengawasan ketaatan BME kendaraan bermotor lama, yang ditugaskan
pada Menteri. Menurut KPBB, pembinaan ini memang tidak dilakukan untuk sumber bergerak lama, dan
hanya dilakukan kepada produsen / industri untuk sumber bergerak baru.16
Hal ini tidak terkonfirmasi
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kualitas Bahan Bakar. Pemantauan kualitas bahan bakar, khususnya untuk
memastikan ketaatan terhadap konten timbal dan sulfurnya, pernah dilakukan
secara rutin pada tahun 2005 s.d. 2014 sebagai bagian dari program Evaluasi
Kualitas Udara Perkotaan (EKUP). Akan tetapi, menurut KPBB, kegiatan ini tidak
dilanjutkan sejak tahun 2015. Hal ini terkonfirmasi juga dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta beberapa tahun terakhir.17
Program Lainnya. Selain uji petik emisi, pemantauan kualitas udara pinggir jalan juga dilakukan melalui
EKUP. Namun, pemantauan kualitas udara pinggir jalan DKI Jakarta tidak ditemukan dalam Status
Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.18
Namun, data ini tersedia di Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, dan dapat diakses di Status Lingkungan Hidup Indonesia.19
Selain itu, Pemprov DKI
Jakarta juga melakukan beberapa program yang tidak secara eksplisit menyasar penurunan emisi,
namun mungkin berdampak juga, antara lain dengan: (a) perbaikan transportasi publik di Jakarta; (b)
rekayasa lalu lintas seperti 3 in 1 atau ganjil-genap; dan (c) penambahan luas dan panjang trotoar.
#2 Pengawasan atas sumber tidak bergerak.
Pelaksanaan pengawasan atas sumber tidak bergerak lebih sulit
ditelusuri dibandingkan sumber bergerak, karena tidak adanya
kewajiban pelaporan atau evaluasi penaatan yang diatur dalam
perundang-undangan. Oleh karena itu, dalam penelusuran fakta,
informasi mengenai pengawasan atas sumber tidak bergerak
dihimpun dari (a) kemampuan pengawasan berdasarkan perbandingan antara tenaga pengawas (PPLHD)
dengan jumlah sumber tidak bergerak yang diawasi izinnya; (b) jumlah pengawasan yang dilakukan per
tahun terhadap STB, baik melalui mekanisme pengawasan dokumen laporan swapantau yang diberikan
maupun pengawasan insidentil, beserta tindak lanjut penaatannya; serta (c) program pengawasan yang
dilakukan untuk memastikan ketaatan STB di luar izin lingkungan, misal terhadap larangan pembakaran
sampah.
16 Wawancara dengan Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), 7 November 2018.
17 Jakarta Open Data, Data Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2018 dan 2019.
18 Status Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta Tahun 2015; Status Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta Tahun 2016.
19 Status Lingkungan Indonesia 2015, 2017 dan 2018.
7
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id
Kapasitas pengawasan terhadap izin sumber tidak bergerak. Berdasarkan jawaban
atas permohonan informasi yang diajukan ICEL, Pemprov DKI tidak memiliki rekapitulasi
sumber pencemar tidak bergerak (STB) yang “kegiatan usahanya mengeluarkan emisi” dan
memiliki izin lingkungan dan izin pembuangan emisi dari Gubernur20
di DKI Jakarta.21
Akan
tetapi, DKI Jakarta memiliki informasi umum mengenai rekapitulasi industri di DKI Jakarta
hingga tahun 2016 pada website Jakarta Open Data dimana terdapat 29.400 industri secara total di
Jakarta, dengan ragam mulai dari industri rumah tangga seperti tempe hingga PLTGU dan industri
bahan kimia.22
Industri yang ada di Jakarta terkonsentrasi di sejumlah kawasan industri di wilayah Pulo
Gadung, Cakung (Jakarta Timur), dan Daan Mogot (Jakarta Barat). Selain itu, DKI Jakarta juga memiliki
informasi mengenai jumlah rekomendasi dokumen lingkungan hidup yang diterbitkan dalam periode
1984 s.d. 2015, yaitu sejumlah 998 rekomendasi.23
Jumlah izin lingkungan yang diterbitkan dan masih
berlaku tidak diketahui, kecuali data melalui rekapitulasi UKL-UPL yang diterbitkan pada tahun 2016,
yaitu 85 UKL-UPL, yang hampir semuanya merupakan kegiatan konstruksi.24
Namun, dari semua data
tersebut, tidak jelas mana yang masih berlaku dan mana yang tidak, dan tidak diketahui mana usaha
yang mengeluarkan emisi.
Di sisi lain, jumlah pegawai DLH DKI Jakarta pada bidang pengawasan dan penaatan hukum pada tahun
2018 berjumlah 36 orang, termasuk administrasi.25
Dari jumlah tersebut, sebagian telah mengikuti diklat
PPLH26
dan 6 (enam) orang telah dilantik dan masih bertugas sebagai PPLHD fungsional.27
Jumlah pengawasan yang dilakukan terhadap STB. Jumlah pengawasan yang
dilakukan DKI Jakarta terhadap STB pada tahun 2017 adalah 103 pengawasan pasif,
53 pengawasan aktif, dan 20 pengukuran emisi cerobong.28
Pengawasan ini dilakukan
berdasarkan prosedur pelaksanaan pengawasan yang telah dimiliki DLH Provinsi DKI
Jakarta, yang membagi pengawasan menjadi pengawasan pasif, yaitu pemeriksaan
terhadap laporan swapantau yang diserahkan sumber pencemar setiap 6 (enam) bulan,
serta pengawasan aktif, yaitu inspeksi yang dilakukan ke lapangan.29
Menariknya, dalam perencanaan
pengawasan, pengukuran emisi cerobong ditargetkan secara spesifik sebagai program.
20 Pasal 28 Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
21 Wawancara dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di Laboratorium Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 7 November 2018.
22 Jakarta Open Data, Data Industri Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010-2016 http://data.jakarta.go.id/dataset/data-industri-provinsi-dki-jakarta-tahun-2010/resource/25b647c1-26a7-4530-9187-436327e5e19a
23 Jakarta Open Data, Rekomendasi Dokumen Lingkungan Hidup Tahun 1984 s.d. 2015.
24 Jakarta Open Data, Data UKL-UPL 2016.
25 Jakarta Open Data, Rekapitulasi Data Pegawai DLH Berdasarkan Golongan Tahun 2018.
26 Berdasarkan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta (SLHD DKI Jakarta), pada tahun 2015 terdapat 14 orang PNS DLH DKI Jakarta yang telah mengikuti diklat PPLHD. Data tahun lainnya tidak terekapitulasi. Lih: DLH Provinsi DKI Jakarta, Status Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015.
27 Wawancara dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di Laboratorium Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 7 November 2018.
28 Ibid.
29 Ibid.
8
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Mei 2019
Dalam kaitannya dengan swapantau, beberapa sumber pencemar di DKI Jakarta telah memiliki alat
pantau emisi terus menerus (continuous emission monitoring system atau CEMS), sekalipun jumlahnya
masih terbatas dan belum ada yang terkoneksi ke sistem informasi DLH DKI Jakarta.30
Selain itu, DLH
DKI Jakarta juga telah menerima rekapitulasi CEMS per tiga bulanan dan laporan swapantau dari sumber
pencemar yang memiliki dokumen lingkungan hidup. Laporan swapantau ini, selain menjadi objek
pengawasan pasif, juga terbuka untuk diakses publik untuk melihat ketaatan pemegang izin secara
detail. Namun, belum tersedia analisis komprehensif tren ketaatan secara detail yang memeriksa poin-
poin utama kewajiban STB yang berlaku umum, misal ketaatan terhadap BME, persyaratan cerobong,
pemasangan dan operasionalisasi CEMS, dan pelaporan.
Dalam kaitannya dengan program pengawasan aktif, pada 2017-2018, program yang terkait dengan
pengawasan antara lain pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup untuk emisi tidak
bergerak, pengawasan dokumen lingkungan, penanganan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup, serta penegakan hukum lingkungan.31
Akan tetapi, hasil penaatan dari
masing-masing program ini tidak direkapitulasi secara detail. Laporan terakhir yang tersedia adalah
dari Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2015,32
yang memuat jumlah pengaduan pencemaran yang
diterima dan terselesaikan, yaitu 37 pengaduan.33
Tidak ditemukan informasi lebih lanjut mengenai
kategori pencemaran yang ditindak. Informasi lain yang tersedia adalah data kegiatan dan/atau usaha
yang mengikuti PROPER tahun 2018,34
yaitu sejumlah 75 perusahaan. Namun, hasil PROPER 2018 untuk
DKI Jakarta belum ditemukan.
Terdapat satu publikasi mengenai ketaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara,35
yaitu pada tahun 2017, yang menunjukkan hasil pengukuran emisi sumber
tidak bergerak dari 21 sumber pencemar.36
Akan tetapi, secara umum data ketaatan STB terhadap
izin lingkungannya yang secara spesifik menginformasikan pengendalian pencemaran udara belum
dipublikasikan secara konsisten.37
Begitu juga mengenai ketaatan terhadap baku mutu udara ambien.38
Dalam konteks pengawasan,39
berdasarkan wawancara dengan DLH DKI Jakarta, pengawas belum
pernah menemui kendala dari penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menyebab terlanggarnya
30 Wawancara dengan DLH DKI Jakarta, Op. Cit. Sumber pencemar tersebut meliputi peleburan baja yang tidak disebutkan jumlahnya dan 2 pembangkit listrik.31
Jakarta Open Data, Program dan Kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018.32
DKI Jakarta (2015) Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta, Buku I – Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan, Bagian C. Penegakan Hukum.
33 Ibid, lihat: https://lingkunganhidup.jakarta.go.id/Docs/pdf/Buku%20II/UP-5.pdf
34 Jakarta Open Data, Data Kegiatan dan/atau Usaha yang Mengikuti PROPER Tahun 2018, lihat: http://data.jakarta.go.id/dataset/kegiatan-usaha-yang-mengikuti-proper-di-provinsi-dki-jakarta-tahun-2018
35 Pasal 17 ayat (2), Pasal 16 Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005; Pasal 30 ayat (2) PP No. 41 Tahun 1999.
36 Jakarta Open Data, Data Hasil Uji Emisi 2017. Perlu dicatat, preseden publikasi ini hanya sekali yaitu pada tahun 2017.
37 Pasal 12 ayat (1) huruf a, Pasal 12 ayat (2) dan (3), Pasal 17 ayat (2) Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005; Pasal 24 ayat (1) PP No. 41 Tahun 1999.
38 Pasal 12 ayat (1) huruf a dan Pasal 17 ayat (2) Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005; Pasal 30 ayat (1) PP No. 41 Tahun 1999.
39 Pasal 48 PP No. 41 Tahun 1999.
9
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI PROVINSI DKI JAKARTA
Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id
ketaatan untuk bekerjasama dalam hal pengawasan insidentil. Tidak ada juga data ketaatan dalam
penanganan kondisi tidak normal40
(atau penanggulangan),41
serta ketaatan dalam melakukan
pemulihan mutu udara bagi penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya
pencemaran udara dan/atau gangguan.42
Program pengawasan kewajiban STB di luar izin lingkungan. Selain ketaatan
terhadap izin lingkungan, terdapat juga beberapa kewajiban yang dibebankan kepada
setiap STB. Berdasarkan wawancara dengan DLH DKI Jakarta, tidak terdapat
program khusus untuk mengawasi ketaatan subjek selain yang wajib izin lingkungan. Dengan demikian,
pengawasan kewajiban STB di luar izin lingkungan ini hanya berdasarkan pengaduan masyarakat.
Dan karena itu, tidak terdapat informasi mengenai tingkat ketaatan atas kewajiban yang dikenakan
perundang-undangan terhadap semua orang, seperti kewajiban menaati standar dan/atau spesifikasi
bahan bakar yang ditetapkan43
dan larangan membakar sampah di ruang terbuka yang mengakibatkan
pencemaran udara.44
Lihat juga kewajiban penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk sumber tidak bergerak dalam
Lembar Informasi #2 dan sumber bergerak dalam Lembar Informasi #3 (Lampiran 4 dan Lampiran 3).
Cat: Pada Lampiran 2 dan 3, kewajiban STB dan SB serta pengawasannya hanya merujuk ke peraturan
nasional, dan tidak membandingkan dengan Perda DKI No. 2 Tahun 2005.
40 Pasal 9 Ayat (1) huruf k Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Termal.
41 Pasal 25 ayat (1) PP No. 41 Tahun 1999.
42 Pasal 25 ayat (1) dan (2) Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005; Pasal 25 PermenLH No. 41 Tahun 1999.
43 Pasal 12 ayat (4) Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005.
44 Pasal 14 Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2005.
Recommended