View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
S'i-ll£/:P4t /T ·····················--·~
PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM
MENDORONG TERCIPTANYA NUANSA ISLAM!
DI SMP NEGERI 20 BEKASI
Di susull 0 Zeh:
UMIKULSUM
NIM:104011000158
AJitt-TiH.
d~:·· .. 'lg ~ C)7~·;;;.5e;g ..... .. ~~\, . • f>r0 ~crr::.·7?;r;,r· ... .. . rcl>.k • . ..................................... .
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAI-1 DAN KEGURUAN
UIN SYARIF 1-IIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PERAN GURU A.GAMA ISLAM DALAM MENDORONG
TERCIPTANYA NUANSA ISLAM! DI SlVlPN 20 BEI<ASI
Skrip8i:
Diajukan Kepada Fakultas Ilnm Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Sa tu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
UMIKULSUM 104011000158
Di Bawah Bimbingan:
Drn. Hj. ELO AL BUGIS, MA Nip: 150268587
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAf\!IA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN IG~GURUAN
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1 A....,f\ TT /"'\f\f\n ..,. JJr
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: "Peran Guru Agama Islam Dalam Mendorong Terciptanya
Nuansa Islami Di SMP Negcri 20 Bekasi" diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada Tanggal 23 Oktober 2008
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.
Jakarta, Oktober 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Ke tu a Panitia (Ke tu a J urusan/Prodi)
(Dr.H. AF. Wibisono, MA) NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris J urusan/Prodi)
(Drs. Sapiudin Shiddig, M.Ag) NIP: 150 299 477
Penguji I
(Dr.H. AF. Wibisono, MA} NIP: 150 236 009
Penguji II
(Dra. Khodijah, M.Ag) NIP: 150 283 322
Mengetalmi Dekan, FITK
m .. -£n .. n~~ .. --•-
Tanggal Tanda Tangan
1.!./i.r~~)~ ~
/'Ii 17:.JJ.f ... ~
/,J-,1 ltJfl //(
/~ ................
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2008
ABSTRAKSI
Umi Kulsum, 104011000158, Skripsi ini berjudul "Peran guru agama Islam dalam meudorong terciptanya Nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi". Di bawah bimbingan Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag., Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguru;m, Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 2008.
Guru bukanlah sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik di ruang kelas, tetapi merupakan tenaga professional yang disamping memperhatikan aspek kognitif juga psikomotor dan afektif pese1ia didik agar tumbuh secara utuh sebagai manusia yang berpribadi sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan dapat tercapai. Di samping itu guru agama juga dituntut mampu menanamkan nilai-nilai agama kepada pese1ia didik di setiap aktivitas dan kegiatannya sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah yang dilakukan. dengan menggunakan pendekatan pembiasaan dan pengalaman serta latihan-latihan yang mengandung nilainilai ajaran agama sehingga nilai-nilai tersebut dapat mengkristal dalam pribadi peserta didik. Semua itu dapat tercapai secara efektif bila didukung dengan lingkungan sekolah yang memiliki iklim atau keadaan yang setiap aktivitas sehari-hari dan kegiatankegiatannya sarat dengan nilai nilai islami yang lazim disebut dengan Nuansa Islami.
Penelitian ini, dimaksudkan Untuk mengetahui peran guru agama Islam sebagai pembimbing dan teladan bagi pese1ia didik dalam menjalaukan aktivitas dan membangun interaksi edukatif serta melaksanakan kegiatan-kegiatan islami yang dapat mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis
Adapun subjek penelitiasn adalah 12% dari siswa/siswi kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi yang berjumlah · 345 siswa!siswi sehingga diperoleh 42 siswa/siswi. Dengan melakukan penarikan sampel secara acak dan pengumpulan data yang penulis lakukan aclalah: Observasi, wawancara, clan angket.
Untuk melihat bagaimana peran guru agama Islam dalam mendorong terciptanya nuansa islami melalui keteladanan dan pembiasaan clalam aktivitas dan kegiatan keagamaaan, penulis menggunakan metocle diskriptif analisis dengan rumus Presentase. Dan hasil clari perhitungan tersebut clapat diperoleh kesimpulan bahwa peran guru agama Islan1 clalam mendorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi masuk clalam kategoii baik.
KATA PENGANTAR
,. ;;-.'.JI w ·:.,jl1 ~I i'"" ·.,,,
Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain Dia. Dia-lah yang
menabur hikmah benih-benih kehidupan, Dia-lah yang memiliki nama-nama yang Indah,
dan hanya Dia-lah yang Maha kuasa atas segala sesuatu.
Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat manusia dan membimbing mereka
ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam Penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak
sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi
yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi ini selesai.
Penulis hanyamampu menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat dalam dan
rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini, khususnya kepada:
I. Dekan Fakultas llmu Tarbiyah cian Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), FITK UIN Jakarta.
3. Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan tulus
ikhlas telah memberikan bimbingan, bantuan serta motivasinya untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bpk. H. Sahroni S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMPN 20 Bekasi, Bpk Nurhadi
S.Pd, selaku wakil kepala sekolah, Bpk. Agus Salim, S.Ag, dan !bu Dra Ai
Mulyaningsih, selaku guru pendidikan agama Islam, segenap guru dan staf pegawai
serta siswa-siswi khususnya kelas Vlll yang telah sudi kiranya menerima penulis
dengan baik dalam melakukan penelitian, sehingga penulis memperoleh data-data
yang dapat mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian skripsi.
6. Ayahanda dan ibunda tercinta H. Abd. Mu'thi dan Hj. Tiharoh, yang telah
membesarkan dengan curahan kasih sayangnya hingga penulis dapat mandiri dan
sampai pada titik penyelesaian penulisan skripsi ini.
7. Kepada kakak dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan keceriaan dan
semangat dalam hidup dengan kasih sayang, canda dan harapan.
8. Teman-teman !campus satu Fakultas, satu Jurusan dan terkhusus temen-temen kelas
D angkatan 2004, Khususnya Andi Abdul Aziz, M Nafi'ul Ilmi, Wawan setiawan,
Bangbang S, Siti Mariyam dkk, teman-teman kosan (Aslina Dewi, Istianah, Nur
Hafifah dan Tatik Susanti) yang telah memberi motivasi dan setia setiap saat
menemani penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Kepacla kakakku tercinta kakak Nana, yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan
moril maupun materil yang clibutuhkan penulis dan dengan setia mendampingi
penulis clalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
I 0. Berbagai pihak yang ticlak mungkin disebutkan satu persatu.
Dengan menengadahkan tangan dan mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena
hanya Allah swt. jualah penulis mohonkan semoga amal baik yang telah cliberikan
menjadi amal sholeh dan diterima disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti
selain sebuah harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dim bagi pembaca pada umumnya.
Sehubungan dengan keterbatasan wawasan clan pengetahuan yang dimiliki,
penulis benar-benar menyaclari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis clengan sikap positif akam menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun clari para pembaca.
Bekasi, 21 Oktober 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTRAI(.............................................................. .... i
I<ATA PENGANTAR.................................................... ii
DAFTARISI................................................................. iv
DAFTAR TABEL......................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar belakang masalah........................ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 1
B. Identifikasi Masalah.... .. ... .. . .. . .. . . ..... ... .. . .. . . . . . . . . ... . . .. . .. ....... 5
C. Pembatasan dan Peru1r.usan Masalah... ... .. . . . . ... .. . . . . . .. ... ... . . . . .. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.... .. . .. .. . . .. .. . . .. . ........... ...... .. .. 6
E. Sistematika Penulisan. .. . .. ... ... ... .. ... . ... .. . ......... ... .. . .. . . . . ... .. . 7
BAB II KAJIAN TEO RI............................................................ 9
A. GURU AGAMA ISLAM..... ... . .. . ..... ... . .. .. . . . . . .. ... .. .. .. ... ... . . .. 9
1. Pengertian Guru Agama Islam......................................... 9
2. Syarat-Syarat dan Si fat Guru Agama Islam.......................... 12
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama Islam................... I6
4. Peran Guru Agama Islam.............................................. 20
B. NUANSA ISLAM DI SEKOLAH ......................................... 27
1. Pengertian Nuansa Islami................................................ 27
2. Dinamika Kehidupan lslami Di Sekolah... ... . . . . . .... ... .. . .. . . . . . ... 28
3. Urgensi Penciptaan Nuansa Islami................................... ... 33
4. Model-Model Penciptaan Nuansa Islami Di Sekolah...... ... ... . . .. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......... :.............................. 39
A. Metode pelitian............................................................ 39
B. Unit Analisa Data.......................................................... 39
C. Instrumen Penelitian.................................................. ... 40
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 42
E. Teknik Analisa Data...................................................... 43
BAB VI HASIL PENELITIAN...... ... .. . .. . ... .. .. . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . ... 45
A. Gambaran Um um Sekolah................................. .. . . . . . . . . . . .. 45
I. Sejarah Singkat Berdirinya........................................... 45
2. Visi, Misi, clan Tujuan Sekolah.................................... .. 45
3. Letak Geografis............ ... . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . .. . . .. .. .. . . ... 47
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa............................. .. 47
5. Sarana Prasarana..... . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. .. . . .. . . . . . . 51
6. Struktur Organisasi Sekolah....................................... .. 52
B. Deskripsi dan Analisa Data............................................. 53
C. Interpretasi Data.......................................................... 70
BAB V PENUTUP... .. . . . .. .. .. . ... .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. ... .. . . .. . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . .. 75
A.Kesimpulan... ... ...... ... ....... ........ ...... .. ....... ... ... . . .. . .... ... . .. 75
B. Saran......................................................................... 76
DAFT AR PUST AKA.................................................................... 78 LAMP IRAN
DAFTAR TABEL
I. Tabel I. Dimensi dan Indikator..................................................... .. .. 41
2. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen...................................................... .. . . . . . 42
3. Tabel 3. Skala Yang digunakan dalam penulisan laporan Skripsi.................. 44
4. Tabel 4. Kriteria Kuantitatif............................................................. 44
5. Tabel 5. Keadaan guru dan Karyawan... .......... .. .. . . . . . . . . .. .. . .. .. .. . .. . . .. . ...... 47
6. Tabel 6. Keadaan siswa............................................................... .... 50
7. Tabel 7. Sarana Prasarana... .................... ............... ..... .. ........ ........... 51
8. Tabel 8. Guru agama Islam berperan positif dalam mendorong terciptanya...... 55
9. Tabel 9. Guru agama Islam memotivasi siswa untuk selalu berprilaku baik. .... 56
10. Tabel 10. Guru agama Islan1 menjadi suri tauladan bagi siswa dalam............. 56
11. Tabel 11. Guru agama Islam memuji siswa yang berprilaku baik...... ............. 57
12. Tabel 12. Gmu agama Islam mendukung kegiatan-kegiatan keislaman di........ 57
13. Tabel 13. Guru agama Islam ikut se1ia dalam kegiatan-kegiatan keislaman di... 58
14. Tabel 14. Guru agama Islan1 mengajar dengan baik di kelas.. ................ ...... 58
15. Tabel 15. Guru agama Islam menegur siswa yang berprilaku kurang baik... ..... 59
16. Tabel 16. Guru agan1a Islam memberi hukuman pada siswa yang................. 59
17. Tabel 17. Guru agama Islam mendapat simpati dari seluruh warga sekolah.. .. . . 60
18. Tabel 18. Guru agan1a Islam menjadi idola bagi siswa clan seluruh............. ... 60
19. Tabel 19. Perilaku guru agama Islam merupakan contoh bagi si:>wa .............. 61
20. Tabel 20. Guru agama Islam selalu berbusana islami............. .. . . .. . . . . . . . . ..... 61
21. Tabel 21. Guru agama Islam menjadi imam shalat be1jamaah di . . . . . . .. . . . . . . .. . . 62
22. Tabel 22. Guru agama Islam men-.itup pelajaran clengan .cloa..................... .. 62
23. Tabel 23. Ruang kelas bernuansa islami......... ... . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . ... . . . . ..... 63
24. Tabel 24. Masjid merupakan salah satu sarana dalan1 kegiatan............... ....... 63
25. Tabel 25. Sarana prasarana sebagai faktor penclukung terciptanya............. .... 64
26. Tabel 26. Sekolah berprestasi dahm1 setiap perlombaan keagamaan................... 64
27. Tabel 27. Lingkungan sekolah b'.mmansa islami... .. .. . . ... . . .. .. .. .. . . .. . . . . . . . .. .. 65
28. Tabel 28. Mengucap salam menjadi kebiasaan bagi guru, siswa clan.............. 65
29. Tabel 29. Sekolah memperingati PHBI...... ...... ... . .. . .. . . . ... . . . . . . ... . .. . . . ... . . . 66
30. Tabel 30. Kegiatan rutin tadarns Al-Qur'an sebelumjam pelajaran................ 66
31. Tabel 31. Shalat sunnah dhuha menjadi kegiatan rutin para siswa............... .. 67
32. Tabel 32. Kegiatan shalat zhuhur berjamaah di sekolah.......................... ... 67
33. Tabel 33 Seluruh warga sekolah berbusana islami.... .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . ... 68
34. Tabel 34 Lingkungan sekolah mendukung pembentukan pribadi muslim...... .. 68
35. Tabel 35 Lingkungan sekolah menyenangkan untuk belajar.... .. . . . . . . . . . . . . . . ... 69
36. Tabel 36 Peraturan sekolah mengandung nilai-nilai ajaran agama islam......... 69
37. Tabel 37 Warga sekolah mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan di........... 70
38. Tabel 38 Rekapitulasi Peran guru agama Islam SMP Negeri 20 Bekasi..... ...... 71
39. Tabel 39 Rekapitulasi Nuansa Islami di SMP Negeri 20 Bekasi.... .. . . . . . . . . . .... 73
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era tekhnologi informasi, sekolah sebagai salah satu Iembaga
pendidikan memiliki tugas dan fungsi yang semakin berat, bukan hanya
sekedar menjadi tempat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi juga sebagai tempat pembinaan moral dan mental peserta
didik, termasuk pembinaan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Semua
aspek tersebut adalah muatan dari mata pelajaran agama islam yang nilai
nilainya harus diimplemcntasikan dan diaktualisasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan jika ketiga aspek tersebut dikaitkan sebagai orientasi akhir
pendidikan islam, maka kesadaran dan penjiwaan nilai-nilai keagamaan
memiliki peran yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan tersebut.
Orientasi pendidikan agama Islam tidak akan tercapai, jika fenomena
metode pembelajaran a::v1ma Islam pada saat ini yang lebih verbalistis dan
formalistis, atau merupakan tempelan saja, tidak juga kunjung bernbah sejak
dulu hingga sekarang, maim menuntut guru agama Islam harus mampu
mengimplementasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai pendidikan agama
Islam melalui metocle keteladanan dan penclekatan pembiasaan serta
pengalaman kepacla pcse1ia didik.
2
Terlebih lagi dengan mmnnnya jam pelajaran agama yang
mengakibatkan para pelajar tidak memiliki bekal yang memadai untuk
membentengi dirinya dari berbagai pengarnh negatif akibat globalisasi yang
menerpa kehidupan. Banyak peserta didik yang terlibat dalam perbuatan yang
kurang terpuji seperti tawuran, penodongan, penyalah-gunaan obat narkotik,
dan sebagainya. Semua perbuatan yang dapat menghancurkan masa depan
peserta didik ini penyebab utamanya adalah karena minimnya bekal
pendidikan agama yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu menuntut gurn
agama Islam lebih berperan aktif lagi clalam mengintemalisasikan nilai-nilai
Pendidikan Agan1a Islam yang salah satunya dengan cara menciptakan
lingkungan yang kondusif yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu
te1wujudnya pese1ia didik yang berakhlak mulia dan meiliki kesadaran
beragama yang kuat. 1
Kesadaran beragama yang mengkristal dan penjiwaan nila-nilai
keagamaan yang tertanam dalam pribadi pese1ia didik yang beriman dan
bertakwa se1ia berakhlak mulia adalah wujud dari kepatuhannya terhadap
Allah SWT. Kepatuhan ini clilandasi oleh keyakinan dalam diri peserta clidik
mengenai pentingnya seperangkat nilai religius yang dianut. Karena
kepatuhan, malrn niat, ucap, pikir, tindak, pcrilaku, dan tujuan senantiasa
diupayakan berada dalam lingkup nilai-nilai islami.
Penanaman kesadaran beragama dan penjiwaan nilai-nilai islarni pada
pribadi peserta diclik membutuhkan proses yang panjang. Untuk memudahkan
jalannya proses tersebut, maka sekolah hams berupaya menciptakan suatu
nuansa yang sarat dengan nilai-nilai Islam yang biasa disebut dengan nuansa
islami.
Nuansa islami di sekolah dapat terlihat dari kcseluruhan aktivitas semua
warga sekolah. Menciptakan nuansa islami berarti menciptakan suatu suasana
atau iklim kehidupan keagamaan. Dalam konteks pendidikan di sekolah
berarti menciptakan sv.asana atau iklim kehidupan keagamaan yang
3
dampalmya adalah dapat mewamai kehidupan yang bernapaskan atau dijiwai
oleh ajaran-ajaran dan nilai-nilai agan1a, yru1g wujudnya dalan1 sikap hidup
serta keterrunpilan hidup oleh seluruh warga sekolah dalam kehidupan sehari
hari.2
Dalam konteks pendidikru1 agruna, grunbaran nuan~;a islami dapat terlihat
dari aktivitas dan kegiatan keagrunaan y311g bersifat vertikal dru1 horizontal..
Y ru1g bersifat ve1iikal dapat tergambar melalui pola hubungan manusia atau
warga sekolah dengill1 Allah (habl min Allah), misalnya shalat, doa, puasa,
khatamru1 al-Qur'ru1 dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat horizontal dapat
berupa pola hubungru1 antarmanusia atau antarwarga sekolah (habl min ru1-
Nas), dan hubungan mereka dengan lingkungan alam sekitarnya.3
Nuansa islruni y311g tergru11bru· dari aktivitas dan kegiatan yang bersifat
ve1iikal dapat diwujudkan dalam bentuk ritual, sepe1ii shalat berjamaah, puasa
senin dan krunis, doa bersama ketika akan dan telah meraih kesuksesan
te1ientu, menegakkru1 komitmen d811 loyalitas terhadap moral force di sekolah
dan lain-lain. Sedangkan nuansa islami yang tergambar dru·i aktivitas dan
kegiatan yru1g bersifat horizontal merupakru1 manifestasi dru·i habl min Allah
yang selalu memiliki konsekuensi horizontal dru1 sosial.
Sementara itu, mendptakan nuansa islami yang rnenyangkut hubungan
mereka dengru1 lingkungan atau alam sekitarnya dapat diwujudkan dalrun
bentuk nuru1sa atau iklim yang komitmen dal8111 merijaga dan memelihara
berbagai fasilitas atau sarana clan prasarana yang dimiliki oleh sekolal1.
Sehingga tanggung jawab dalrun masalah tersebut bukan hanya terbatas atau
diserahkan kepada para petugas cleaning service, tetapi juga menjadi tanggung
jawab seluruh warga sekolah.
Adapun untuk mewujudkan terciptanya nuansa islami di sekolah dapat
dilakukan melalui pendekatan pembiasa311 dan keteladanan, se1ia menyusun
progr3111 kegiatan keagamaan baik dalam kegiatan intrakurikuler clan
ekstrakurikuler yang sru·at dengan nilai-nilai ajaran islam. Di samping itu
4
harus didukung pula dengan suasana sekolah yang kondusif sehingga tujuan
nuansa islami yang ideal dapat terwujud.
Kegiatan keagamaan baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler yang dapat mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah
dapat dilaksanakan dalam empat kurun waktu yaitu kegiatan harian, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan dan tahunan. 4
Kegiatan harian yang dapat dilaksanakan dan sarat dengan rasa
keagamaan sehingga nuansa islami dapat tergambar karenanya yaitu
membiasakan mengucap salam sambil cium tangan kepada kepala sekolah dan
seluruh guru setiap berjumpa, berdoa bersama disetiap awal clan akhir jam
pelajaran, memperdengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an melalui radio atau
kaset pada waktu pagi hari dan lantunan lagu-lagu islami pada waktu jam
istirahat, tadarus Al-Qur'an sebelum dirnulainya pelajaran, shalat dhuha dan
zhuhur berjamaah. Dan kegiatan mingguan yang dapat dilaksanakan adalah
majlis taklim, seni baca Al-Qur'an, gerakan infak rohis dan mentoring.
Sedangkan kegiatan bulanan dan tahunannya antara lain: memperingati hari
hari besar islan1, pesantren kilat, khataman Al-Qur'an, penyembelihan hewan
kurban, kelompok nasyid d:m puisi islami.
Nuansa islami yang ideal di sekolah tidak akan terwujud tanpa didukung
oleh suasana sekolah yang kondusif. Oleh karena itu, suasana sekolah yang
kondusif hendaknya ada dalam rangka penciptaan nuansa islami di sekolah.
Secara umum suasana sekolah yang kondusif itu terkait dengan teraplikasinya
dimensi-dimensi dasar manusia yang meliputi: dimem:i fisiologis, dimensi
intelektual, dimensi emosional, dimensi spiritual clan dimensi sosial.
Dari beberapa upaya yang hams dilakukan demi terciptanya nuansa
islami di sekolah terdapat poin penting yang tidak dapat terpisahkan yaitu
peran seorang guru dalam mendorong terlaksananya semua upaya yang telah
direncanakannya. Dan dalam hat ini seorang guru agama islamlah yang paling
berperan dalam mendorong terciptanya nuansa islami yang diharapkan.
5
Karena dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya proses pembelajaran
di sekolah, guru memegang peran utama dan amat penting. Perilaku guru
dalam proses pendidikan dan pembelajaran akan memberikan pengaruh dan
corak yang kuat bagi pembinaan moral dan mental anak didiknya. Oleh karena
itu, perilaku guru hendaknya dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan pengaruh baik terhadap para anak didiknya.
Merujuk kepada pola kependidikan Rasulullah SAW, dalam perspektif
islam, guru menjadi posisi kunci dalam membentuk kepribadian nmslim sejati.
Keberhasilan Rasulullah SAW dalam mengajar dan mendidik umatnya lebih
banyak menyentuh aspek perilaku, yakni contoh teladan yang baik dari Rasul.
Hal ini bukan berarti aspek-aspek selain perilaku diabaikan. Sedemikian
penting aspek perilaku ( contoh teladan yang baik) bagi proses pengajaran. Al
Qur' an mensinyalir bal1wa di dalam diri Rasul SAW terdapat contoh-contoh
teladan yang baik pemyataan ini sesuai dengan finrnm Allah sura Al-Ahzab
ayat 2lyang berbunyi:5
-i!I. l (ti J ,,, ,... ,,,. ,,,,,..
(;.1 <1.UI JJ.:..:) J ~ ulS' ~ , , ,
"' Gi ,,. ,,. 0
1~..s' 4.UI '_f":Jj J:i:-UI ·'
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".
Dari ayat Al-Qur'an tersebut dapat dipahami bahwa guru, terlebih guru
agama islam harus bisa menjadi uswatun hasanah bagi anak didiknya. Secarn
sadar atau tidak semua perilaku guru agama islam dalam proses pendidikan
clan bahkan di luar konteks pendiclikan akan ditiru oleh anak didiknya. Oleh
sebab itu, baik dalam konteks proses pendidikan atau tidak, guru agama islam
harus bisa menjaga perilakunya.
6
Berdasarkan uraian di atas, malrn penulis mernilih judul skripsi "
PERAN GURU AGAMA ISLAM DALA!Vl MENDORONG
TERCIPTANYA NUANSA ISLAMI DI SEKOLAH"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka Penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul, antara lain:
I. Guru Agama Islam memiliki peranan yang cukup besar dalam mendorong
terciptanya nuansa islami di sekolah.
2. Dibutuhkannya suatu lingkungan yang kondusif dan sarat dengan nilai
nilai keagamaan dalam upaya menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam
kepada peserta didik.
3. Banyak peserta didik yang kurang menjiwai nilai-nilai ajaran agama islam
dalam kehidupan sehari-hari
4. Adanya tuntutan kurikulum bagi sekolah untuk mengimplementasikan
nilai-nilai pendidikan agama islam dalam berbagai aspek dan dapat
dilaksanakan melalui pendekatan pembiasaan dan keteladanan.
C. Pembatasan dan Perun111sa11 Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah clan mencapai sasaran yang hendak
dibahas sebagaimana dalam judul di atas, maka penulis akan memberikan
batasan dan perumusan masalah. Adapaun pembatasan dan perumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang dapat diidentifikasi di atas, penulis
melakttlrnn pembatasan masalah sebagai berikut:
a. Nuansa Islami yang dimaksud adalah suasana kehidupan keagamaan di
sekolah sebagai lingkungan yang kondusif dalam proses pembentukan
akhlak peserta didik. L "tT ____ _ 1~ __ I_ 1 1
7
didik dalam aktivitas sehari-hari sepeiii dalam bergaul dan berinteraksi
kepada guru maupun teman-temannya, dan ibadah pese1ia didik yang
dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang
terenc!llla dan terbagi dalam empan kurun waktu yaitu, kegiatan harian,
mingguan, bulanan dan tahunan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan yaitu" Bagaimana peran guru agama Islam dalam
mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah"
D. Tu.iuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan seluruh permasalahan yang telah dirumuskan dalam
perumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini
adalah" llntuk mengetahui peran guru agama Islam sebagai pembimbing
dan teladan bagi peserta didik dalam menjalankan aktivitas dan
membangun interaksi edukatif serta melaksanakan kegiatan-kegiatan
islami yang dapat mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah.
2. Manfaat Penclitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat me1~adi masukan bagi para guru
agama dalam upaya meningkatkan perannya dalan1 mendorong
terciptanya nuansa islami di sekolah
b. Dapat menan1bah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai
calon guru agama pada khususnya dan dapat memberi infommsi
tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang dapa dilaksanakan oleh guru
agama dan seluruh warga sekolah demi terciptanya nuansa islami di
sekolah
8
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini, terdiri dari tiga bab dan setiap bab terdiri dari
beberapa sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teori, yaitu teori yang terkait dengan pembahasan
diantaranya: pengertian guru agama islan1, Syarat-syarat Menjadi guru agama,
dan sifat-sifatnya, tugas dan Tanggungjawab guru agama, peran guru agama,
pengertian nuansa islami, dinamika kehidupan islmni, urgensi penciptaan
num1sa islami dan model-model penciptaan nuansa islami di sekolah.
Bab III Metodologi Penelitian, bab ini terdiri dari metode penelitim1,
waktu dan tempat penelitian, unit analisa data, instrument penelitian, telmik
pengumpulm1 data dm teknik malisa data.
Bab IV Hasil Penelitian, bab ini terdiri dari gambaran umum sekolah:
sejarah singkat berdirinya, visi, misi dan tujuan sekolah, letak geografis,
keadaan gum, karyawan, dan pese1ta didik, sarana prasm·ana dan struktnr
organisasi sekolah. Deskripsi dan analisa data serta inte11Jretasi data.
Bab V Kesimpulan dan sm·an.
A. GURU AGAMA ISLAM
BABU
KAJIAN TEORI
1. Pcngc1·tian Guru Agama Islam
Allah swt mengutus Rasulullah saw, sebagai pendidik bagi selurnh
kaum muslimin selalu menggunakan berbagai kiat dalam mendidik mereka
dengan didikan Islam, sehingga setiap individu yag bersentuhan dengan
didikan Rsulullah dapat bersikap dan berbuat dengan akhlak yang luhur di
dalam setiap pergaulannya dengan siapapun yang ada di sekitamya.
Keberhasilah Rasulullah dalam membentuk watak para sahabat adalah
bukti kepiawaiannya dalam menyampaikan materi ajar dan melakukan
pembinaan dalam setiap aspek kehidupan.
Dari pernyataan di atas dapatlah dijadikan suatu asumsi yang
menunjukkan bahwa Rasulullah saw diutus sebagai seoarang guru agama
untuk mentransfer ilmu pengetahuan agama dan menyempurnakan akhlak
kaum muslimin dan membentuk watak para sahabat melalui materi ajar
yang disampaikannya dan pembinaan akhlak yang dilakukan secara terns
menerus dalam setiap aspeknya.
10
Mengacu kepada pengertian, maka guru agama: adalah kalimat yang
terdiri dari dua kata yaitu guru dan agama. Pengertian guru yaitu orang
orang yang ke1janya irengajar atau memberikan peh\jaran di sekolah atau
di kelas. Lebih khususnya guru diattikan sebagai orai1g yang bekerja
dalatn bidang pendidikan dan pengajarat1 yang ikut bertanggung jawab
dalam membentuk anak didik mencapai kedewasaan masing-masing. 1
Sedangkan Prof. Dr. Zakiyah Dai·adjat dalam bukunya Metodologi
Pengajaran Againa Jslam memberikan pengertian bahwa guru adalah
seorang yang memiliki kematnpuan dan pengalaman yang dapat
memudahkan dalain melaksanakan perananya dalam membimbing
muridnya, ia harus sai1ggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan,
sanggup_ berkomunikasi dan beke1ja saina dengan orang lain, selain itu
perlu diperhatikan pula dalatn ha! maim ia memiliki keman1puat1 dan
kelemahan.2
Lebih konkritnya, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik
di depan kelas. Tetapi guru adalah pendidik professional, karenanya secara
implisit ia. telah 111erelakat1 dirinya menerima dan memikul sebagian
tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Sebagai
tenaga professional, guru di satnping memperhatikan aspek kognitif, juga
aspek afektif dan psikomotorik pada anak didik agar timbul dan terbina
secara utuh sebagai manusia-matrnsia yai1g berkepribadian utuh. Maksud
mendidik untuk mengantat'kan anak didik menuju kedewasaan dapat
tercapai.
Sedai1gkan penge1.tian agama adalal1 kepercayaan kepada Tuhan
dengan mengadakan hubungat1 melalui upacara, penyembahan,
1 Ramayulis, !/mu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. VI, h.
11
permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia berdasarkan aJaran
agama terse but. 3
Dalam dunia pendidikan terdapat dua istilah yang lazim
dipergunakan untuk orang yang bertanggung jawab atas perkembangan
anak didik yaitu gurn dan pendidik. Kedua istilah tersebut bersesuaian
artinya. Bedanya, Istilah gurn seringkali dipakai di lingkungan pendidikan
formal, sedangkan. pendidik dipakai di lingkungan formal, informal
maupun nonfonnal.
Berkaitan dengan ha! tersebut, Drs, H. Ihsan Hamdani
mengemukakan bahwa pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,
mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, kholifah di
permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang
sanggup berdiri sendiri. 4
Menurut Prof. Dr. Fl. M. Arifin M. Ed, pendidik adalah orang yang
membimbing, mengarahkan, dan membina anak didik menjadi manusia
yang matang atau dewasa dalam sikap dan keprlbadiaimya, sehingga
tergambarlah dalain tingkah lakunya nilai-nilai ajaran Islam.5
Sedai1gkan menurut Zakiyah Daradjat guru agama adalah Pembina
pribadi, sikap dai1 pandangan hidup anak. Karena itu, setiap guru agama
hams berusaha membekali dirinya dengan segala persyaratan bagi gurn,
pendidik dai1 Pembina hari depan.6
Jadi yang dimaksud dengan guru agama adalah bukan semata-mata
orang yang menyampaikan ilmu pengetahuan agama saja kepada ai1ak
didiknya, tetapi juga membimbing, mengarahkan, clan membentuk pribadi
3 Muhammd Dacd Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. Ill, h. 38
' Ihsan Hamdani, Fi/safat Pendidikan !slam, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2007), Cet. III, h. 93
' M. Arifin, Filasafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Aksara, I 987), h.
12
muslim kepada setiap anak didiknya yang terlihat pada tingkah laku
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2. Syarat-Syarat Menjadi Guru Agama dan Sifat-Sif.atnya
Dalam pendidikan Islam, para penulis muslim menyatakan bahwa
sulit membedakar dengan tegas antara tugas,. syarat dan sifat
(karakteristik) guru. Dalam tulisan ini "syarat" diartikan sebagai sifat guru
yang pokok, yang dapat dibuktikan secara empiris tatkala menerima
tenaga guru. J adi, syarat guru yang dimaksud disini adalah syarat yang
harus dipenuhi m1tuk menjadi guru. Adapun "sifat"' guru yag dimaksud
dalam tulisan ini ialah pelengkap syarat tersebut. Dalam ha! ini pembedaan
syarat dan sifat diperlukan karena syarat harus terbukti secara empiris,
sedangkan sifat tidak harus terbukti secara empiris pada saat penerimaan
guru. Guru agama disamping sebagai pendidik, ia juga menjadi tokoh,
panutan, dan identifikasi bagi para pesetia didik dan lingkungannya.7 Agar
peran dan pengaruhnya menjadi mantap dan efektif maka syarat-syarat
yang harus dipenuhi guru-guru agama Islam khususnya yaitu: harus
memiliki agama yang baik, dapat bertanggung jawab atas kesejahteraan
agama, tidal( kalah dengan guru-guru umum dalam ha! membentuk warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa
dan tanah air setia harus memiliki perasaan panggilan murni . 8
Bagi guru agama, di samping harus memiliki syarat-syarat tersebut,
masih harus ditambah dengan syarat-syarat yang lain, yaitu guru aganm
harus beke1ja sesuai dengan ilmu mendidik (metodik dan didaktik) yang
sebaik-baiknya dengan disertai ilnm pengetalman yang cukup luas dalam
bidangnya, yang dilandasi rasa berbukti yang tinggi.9
Zakiyah Darndjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam
merumuskan bahwa syarat untuk menjadi guru agmna ialal1 be1iakwa
7 Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan Islam Dal am Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja R;osdakarya, 1994), Cet.ll, h. 82
13
kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahuya, baik akhlaknya, be1ianggung
jawab dan berjiwa nasiona!. 10
Dari beberap,1 persyaratan di atas, dapat dikctahui bahwa seorang
guru agama yang diharapkan adalah mereka yang mempunyai
pengetahuan ilmu agama yang luas se1ia dapat mengamalkannya yang
nampak dalam tingkah lakunya sehari-hari, misalnya penyabar, pemaaf,
bersih jasmani, dan rohaninya, serta ikhlas di dalam menjalankan tugas
mulianya sebagai guru agama.
Mengingat tugas guru agama yang sangat berat namun mulia, maka
disamping guru dituntut memiliki syarat-syarat yang telah disebutkan di
atas, juga dituntut harus memiliki syarat-syarat fisik dan psikis serta sifat
sifat lain yang diharapkan dapat memmjang guru dalam melaksanakan
tugasnya dengan sehaik-baiknya.
Al-Qoliqosancli seorang pendidik islam pada zaman kholifah
Fatimah di Mesir menetapkan syarat-syarat untuk menjadi guru yaitu
sebagai berikut:
a. Syarat-syarat fisik yaitu: badmmya bagus, wajahnya berseri-seri,
dahinya lebar dan rambutnya rapih.
b. Syarat-syarat psikis yaitu: berakal sehat, berakhlak mulia, tajam
pemahmnannya, adil, kesatria, sabar dan perkataannya baik dan jelas. 11
Berkaitan dengan syarat-syarat menjadi guru yang harus dimiliki
guru agama agar dapat berhasil dalam tugasnya. Yang paling penting
diantarm1ya ialah: guru agama hendaknya dapat menjadi contoh tauladan
dalam segala tingkah lakunya, clan dalam segala keadaannya terutama juga
yang menyangkut physical-apperreance seperti cara memilih dan cara
berpakaim1, se1ia cara mengatur rambutnya, karena keadaan guru akan
selalu dijadikm1 cermin bagi anak diclilmya.
. . . .. _ 10
Zakiyah Daradjat, dkk, !!mu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
14
Disamping itu, agar pendidik berhasil dalam melaksanakan tugasnya,
Al-Ghazali menyarankan bahwa hendaknya pendidik memiliki adab yang
baik. Hal ini disebabkan anak didik itu akan selalu melihat kepadanya
sebagai contoh yang hams selalu diikutinya. Al-Ghazali berkata: "Mata
anak didik selalu tertuju kepadanya, telinganya selalu menganggap baik
berarti baik pula disisi mereka dan apabila ia menganggap jelek berarti
jelek pula di sisi mmereka. 12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru agama lebih
berat dibanding dengan tugas-tugas guru pada umumnya. Di samping itu,
tugas sebagai guru agan1a terkandung tugas suci untuk rremenuhi
panggilan agama karena berkaitan erat dengan ibadah kepada Allah SWT.
Sehubungan dengan ha! tersebut, maka para ahli pendidik islam
menentukan berbagai karakteristik bagi guru agama yang tertuang dalan1
ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiaimya.
Dalam menjalankan tugasnya, guru harus mempunyai kepribadian.
Di samping kepribadian yang sesuai degan ajaran islam. Ia juga dituntut
untuk mempunyai kepribadian guru. Guru adalah seorang yang seharusnya
dicintai dan disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus
meyakinkai1 dan tindak tanduknya akan ditiru dan diikuti oleh muridnya.
Guru merupakan seorang yang akan ditiru dan diteladani dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik ia harus tabah dan tahu cara
memecahkan berbagai kesulitan dalam tugasnya sebagai pendidik.
Berhubung guru berperan sebagai teladan, maim guru pun dituntut
hams memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dai1 idola, seluruh
kehidup=ya adalah figur yang paripurna. Sedikit saja guru berbuat yang
tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dai1 kharismanya
pun secara perlahan lebur dari jati dirinya.
15
Dalam ha! ini, an-Nahlawi membagi karakteristik pendidik muslim
kepada beberapa bentuk yaitu:
a. Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola pikirnya.
b. Bersifat ikhlas, melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran.
c. Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik.
d. Jujur dalan1 menyampaikan apa yang diketahui. e. Senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus
mendalami dan mengkajinya lebih lanjut. f. Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi sesuai
dengan prinsip-prinsip penggunaan metode pendidikan. g. Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan
proporsional. h. Mengetalmi kehidupan psikis peserta didik. i. Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang
dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan atau pola pikir pese1ia didik . .J. Berlaku adil terhadap peserta didiknya. 13
Adapun Al-Abrasyi (1974:131) menyebutkan bahwa guru dalam
Islam sebailmya memiliki kriteria sifat-sifat/karakteristik sebagai berikut:
a. Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud, yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi, akan tetapi Jebih dari itu adalah karena mencari keridhaan Allah.
b. Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran dan bersihjiwanya dari segala macam sifat tercela.
c. Seorang pendidik hendalmya ikhlas dan tidak ria dalam melaksanakan tugasnya.
d. Seorang pendidik hendaknya bersikaf pemaaf dan memaafkan kesalahan orang lain (terutama terhadap peserta didiknya), sabar dan dan sanggup menahan amarah, senantiasa membuka diri dan menjaga kehormatannya.
e. Seorang pendidik hendaknya mampu mencintai peserta didiknya sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri (bersifat keibuan atau kebapakan).
f. Seorang penclidik henclaknya mengetahui karakter peserta dicliknya, sepe1ii: pembawaan, kebiasaan, perasaan, clan berbagai potensi yang dimilikinya.
16
g. Seorang pendidik hendaknya menguasai pelajaran yang diajarkannya dengan baik dan professional. 14
Dari batasan kriteria sifat-sifat di atas, terlihat jelas bahwa menjadi
seorang pendidik tidak mudah. la menghendaki persyaratan tetientu yang
perlu dipenuhi sebelum profesi tersebut ditekuninya. Oleh karena itu, tak
heran jika Islam meletakkannya pada posisi sangat mulia dan terhormat.
Sedangkan Menurut al-Ghazali seorang guru yang baik (ideal)
adalah guru yang memiliki sifat atau karakter umum yaitu cerdas dan
sempurna akalnya, baik akhlaknya, dan kuat fisiknya. 15
Dengan sifat tersebut diharapkan agar guru agama dapat mengajar
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dapat menjadi
contoh dan teladan bagi peserta didik dan dapat melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik dengan baik.
Dari sifat-sifat yang telah diuaraikan di atas, maka dapat
dideskripsikan bahwa karakteristik seorang pendidik adalah mengharap
ridha Allah, jujur dan amanah, komitmen dalam ucapan dan tindakan, adil
dan egaliter, berakhlak karimah, rendah hati, berani, menciptakan nuansa
keakraban, sabar dan mengekang hawa nafsu, baik dalam tutur kata dan
tidak egois.
3. Tugas danTanggung Jawab Guru Agama Islam
a. Tugas Guru Agama Islam
Keutamaan seorang pendidik clisebabkan oleh tugas mulia yang
cliembannya. Tugas yang cliemban seorang pendiclik hampir sama clengan
tugas seorang rasul. Oleh karena pendiclik clalam islam mempunyai clua
tugas yaitu tugas umum clan tugsa khusus.
Secara urnum, tugas pencliclik aclalah sebagai ·warasat al- Anbiya
yang pada hakikatnya mengemban misi rahmat Ii al-alamin. Yalrni suatu
14 Moh. Athiyah At·Abrasyi, At-Tarbiyah Islamiyah. Te1jemahan dari Dasardasar Pokok Pendidikan 1.,Jam, Oleh Bustami A. Ghani dan Djollar Bahri, (Jakarta: Bulan Bintang, 197:l), Cet. I, h. 13"/
17
misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hokum-hukum
Allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhira. Kemudian misi ini
dikembangkan kepada pembentukkan kepribadian yang berjiwa tauhid,
kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi.
Secara khusus, tugas pendidik dalam islam adalah:
I) Sebagai pengajar (instrnksional) yang bertugas merencanakan program
pengajaran, melaksanalcan program yag disusun, dan akhirnya dengan
pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
2) Sebagai pendidik ( edukator) yang mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring
dengan tujuan penciptaan-Nya.
3) Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
(baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan
partisipasi atas program yang dilakukan. 16
Selain itu tugas pendidik yang utama adalah menyempurnalcan,
membersihkan, mensucikan hati manusia untuk bertaqanub kepada Allah.
Sejalan dengan ini An-Nahlawi menyebutkan tugas pendidik yaitu
pertama, fungsi pensucian yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara,
dan pengembang fitrah manusia, kedua fungs.l pengajaran yalmi
menginternalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai
agama kepada manusia.
Mengenai tugas guru, ahli-ahli pendiclikan Islam-juga ahli
pendidikan Barnt- telah sepalcat bahwa tugas gum iala11 mendidik.
Mendidik adala11 tugas yang amat luas. Mendidik itLI sebagian dilakukan
dalam bentuk mengajar sebagian dalam bentuk memberikan dorongan,
memuji, menglmkum, memberi contioh, membiasakan, dan lain-lain.
Literatur Barnt telah menguraikan beberapa tugas guru selain
mengajar yang pacla hakikatnya masih bersangkutan dengan mengajar,
18
yaitu tugas membuat persiapan inengajar, tugas mengevaluasi hasil
belajar, dan lain-lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan
pengajaran.
Dalam Islam, tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu
yang sangat mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan '-1
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi
derajatnya bila dibandingkan dengan manusia lainnya . Oleh karena itu, di
samping beberapa tugas yang disebu!kan di alas, guru juga bertugas
sebagai motivator dan fasi!itator dalam proses belajar mengajar, sehingga
seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan
dinan1is. l 7
Dalam buku filsafat pendidikan islam, Ahmad D. Marimba
menyatakan bahwa tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah
membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik,
menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses
kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki
guna ditranformasik:m kepada pese1ia didik, serta senantiasa membuka diri
terhadap seluruh kf)lemahan atau kekurangannya. 18
Dari tugas-tugas yang telah disebutkan di atas menyatakan bahwa
jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun
di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai
suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan clan
kemasyarakatan. Dan bila dirinci lebih jauh, tugas guru tidak hanya
sebatas itu. Sebagaimana yang diuaraikan oleh Roestiyah N.K bahwa guru
dalam mendidik anak bertugas untuk:
1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, clan pengalaman-pengalaman.
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita clan dasar Negara kita Pancasila.
17 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, (Jakarta: n .. -~-L- A I TT.·--- 1f'IOO\ t. 0£
19
3) Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesnai dengan Undang-Undang Pendidikan.
4) Sebagai perantara dalam belajar. 5) Gurn adalah sebagai pembimbing. 6) Gurn adalah sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat 7) Gurn sebagai penegak disipilin, dan menjadi contoh dalam segala ha!. 8) Gurn sebagai administrator dan manajer. 9) Pekerjaan gurn sebagai suatu profesi.
10) Gurn sebagai perencana kurikulum 11) Gurn sebagai pemimpin. 12) Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. 19
Dari tugas-tugas guru yang telah disebutkan diatas, dapat
disimpulkan bahwa tugas guru dalam Islam ialah mendidik muridnya
dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju tercapainya
perkembangan maksimal sebagai pribadi muslim yang sesuai dengan nilai
nilai Islam.
b. Tanggung Jawab Guru Agama Islam
Berangkat dari uraian di atas maka tanggung jawab pendidik adalah
mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan
syari 'ahNya, mendidik diri supaya beramal saleh, clan mendidik
masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan kebenaran,
saling menasehati agar tabah clalam menghadapi kesulitan clalam
beribaclah kepacla Allah serta menegakkan kebenaran. Tanggung jawab itu
bukan hanya sebatas tanggung jawab moral seorang pendiclik terhadap
peserta didik, akan tetapi lebih jauh dari itu. Pendidikakan bertanggung
jawabkan atas segala tugasnya yang clilakukannya kepacla Allah.
Gum adalah orang yang bertanggung jawab dalam membina moral
clan mencerdaskan kehiclupan anak didik. Pribadi rnuslim yang baik dan
calrnp adalal1 yang diharapkan terclapat pada cliri setiap anal' diclik. Untuk
itu guru degan penuh dedikasi clan loyalitas berusaha rnembimbing dan
membina anak didik agar di mas a mendatang menj adi manusia yang
berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
20
Salah satu tanggung jawab guru kepada peserta didiknya adalah
memberikan sejumlah norma kepada anak didik, agar mereka menjadi
manusia yang bermoral tinggi, baik dalam perkataan maupun dalam
tindakannya. Pendidikan moral sebaiknya tidak hanya diberikan di dalam
kelas, akan tetapi di luar kelas pun sebaiknya guru memberi contoh
melalui keteladanannya, baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan.20
Anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam
pergaulan di sekolah dan di masyarakat daripacla apa yang guru katakan,
tetapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya menjadi
penilaian anak diclik. Jacli, apa yang guru katakan harus guru praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
J adi, dari pemyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
telah ditampilkannya kepada peserta didik dalam rangka membina jiwa
dan watak mereka. Dengan demildan tanggung jawab guru adalah untuk
membentuk anak diclik agar menjadi manusia yang bermoral atau
berakhlak mulia, cakap, terampil, berguna bagi agarna, nusa, dan bangsa di
rnasa yang akan clatang.
c. Pcrnn Guru Agama Islam
Di sekolah dalan1 keseluruhan kegiatan penclidikan di tingkat
operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat institusional, instruksional, clan eksperensial.
Sejalan dengan tugas utamanya sebagai penclidik di sekolah, guru
rnelakukan tugas-tugas kine1janya baik dalan1 dunia pendidikan maupun
dalam proses bel<\jar mengajar diantaranya adalah:
Peran guru dalam dunia pendidikan diantaraya adalah
1) Guru sebagai moclel/teladan
Mata pelajaran agama yang diajarkan oleh guru merupakan
sesuatu yang berguna clan dapat dipraktekkan clalam kehidupan sehari-
21
hmi sehingga guru tersebut dapat menjadi model atau contoh nyata.
Hal ini akan lebih nampak pada pelajaran akhlak, keimanan,
kebersihan dan sebagainya. "Jika guru sendiri tidak memperlihatkan
keindahan dan manfaat pelajaran yang diajarkannya, jangan
diharapkan anak didiknya akan menunjukkan antusias terhadap
pelajman tersebut."21
2) Sebagai korektor (pengawas)
Sebagai korektor, guru hams bisa membedakan antara nilai yang
baik dan nilai yang buruk. Kedua nilai tersebut harus betul-betul
dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Keclua nilai ini mungkin
telah dimiliki anak diclik bahkan mungkinm telah mempengaruhi anak
clidik sebelum masuk sekolah. Latm belakang kehiclupan anak didik
yang berbeda-beda sesuai dengan di mana ia tinggal akan mewarnai
kehidupan sehari-harinya. Semua nilai yang baik harus guru
pertahankan clan semua nilai yang buruk hams guru singkirkan dmi
jiwa clan watak anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru
telah mengabaikan peranannya sebagai korektor atau pengawas, yang
menilai clan mengoreksi semua sikap, tingkah Jaku, clan perbuatan anak
clidik. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap clan sifat anak
ticlak hanya di sekolah, tetapi di luar sekolah pun harus tetap
clilakukan. Sebab tidak jarang di luar sekolah anak diclik justru lebih
banyak melakukan pelanggaran norma-norma moral, sosial, clan agama
yang berkembang di masyarakat. Lepas dari pengawasan guru clan
kurangnya pengertian anak didik terhaclap perb<~daan nilai kehidupan
menyebabkan anak diclik mudah lmut di dalamnya.22
3) Sebagai Motivator (Penggerak)
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat rnendorong anak didik
agar bergairah clan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi,
21 Abudin Nata,, Fauzan, MA., Pendidikan dalam Persoektif Hadit.(Jakarta:
22
guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik
malas belajar da11 menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat gm·u
harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif
tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas belajar dan
sebagainya. Motivasi dapat efektif bila clilakukan clengan
memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar
memberikan penguatan clan sebagainya juga dapat memberikan
motivasi pacla anak didik untuk Jebih bergairah dalam belajar. Peranan
guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena
menyangkut esensi pekerjaan guru sebagai pendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performen dalam
personalisasi dan sosialisasi diri. 23
Dan masih banyak lagi peran guru lainnya yaitu: guru sebagai
inspirator, guru sebagai iriformator, guru sebagai organisator, guru
sebagai inisiator, guru sebagai fasilitator, guru sebagai demonstrator dan
sebagai mediator. 24
Selain guru memiliki peran clalam dunia penclidikan, guru pun
memiliki peran ketika cialam proses belajar mengajar, antaralain:
I) Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan aclalah
dua macam peranan yang mengandung banyak perbedaan dan
persamaan. Keduanya sering dilakukan oleh guru yang ingin
mendidik murid. Sifat anak didik seperti ketidaktahuan
(kebodohan), kedangkalan ilmu pengetahuan clan kurangnya
pengalaman, telah mengundang guru untuk mendidik clan
membimbing mereka. Sebenarnya anak itu sendiri memiliki
dorongan untuk menghilangkan sifat-sifat demikian dengan
tenaganya sendiri. Akan tetapi akan lebih baik bila mendapat
_I • ro 1 I ,•/' '
23
bantuan dari orang dewasa sepe1ii guru misalnya melalui
pendidikan.25
Sebagai guru pembimbing, guru akan lebih senang jika
mendapat kesempatan menghadapi sekumpulan murid-murid di
dalam interaksi belajar-mengajar. Ia mernberi dorongan dan
menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat
melepasakan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan
tenaganya sendiri.
Pemberian bimbingan yang dilaknkan oleh guru agama
meliputi bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap
keagamaan. Dengan demikian membimbing dan memberikan
bimbingan dimaksudkan agar setiap murid dapat mengenal tentang
dirinya dan kemampuan serta potensi yang ada di dalam dirinya.
Jangan sampai murid menganggap rendah atau meremehkan
kemampummya sendiri dalam potensinya untuk belajar dan
bersikap sesuai dengan ajaran agama Islam.
Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat
dibcdakan menjadi dua yaitu:
a) Tugas gu:u dalam layanan bimbingan di kelas
Peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, sebagaimana berikut:
(1) Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa amm1, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang clicapainya menclapat penghargam1 dan perhatian.
(2) Mengusahakan agm· peserta didik dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat clan pembawaannya.
(3) Mengembangkan siksp-sikap dasar bagi tingkah laku social yang baik.
( 4) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi peserta didik untuk memperoleh basil yang lebih baik.
(5) Membantu memilih jabatm1 yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya. 21
'
24
Di ~.amping tugas-tugas tersebut, dapat pula melakukan
tugas-tugas bimbingan dalam proses pembelajanin yaitu
melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan dapat
memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya kepada rnurid dalam memecahkan masalah
pribadi.
b) Tugas guru dalam operasional bimbingan diluar kelas
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam
kegiatan proses belajar mengajar atau dalam kelas saja, tetapi
juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu
antara lain:
(I) Memberikan pengajaran perbaikan.
(2) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat pese1ia
didik.
(3) Melakukan kunjungan rumah.
(4) Menyelengarakan kelompok belajar.27
Jadi, guru sebagai pembimbing adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah
peserta didik, dan dapat memberikan motivasi dalam ha! belajar,
menjalankan ibadah dan berprilaku baik, se1ia memberikan contoh
atau keteladanan kepada peserta didik
2) Guru Sebagai Pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah
(kelas), ia menyampaikan pelajaran agar peserta didik memahami
dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikannya.
Selain dari itu ia juga berusaha agar te1jadi perubahan sikap,
keterampilan, kebiasan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya
pada pese1ia didik melalui pengajaran yang diberikannya.
25
Untuk mencapai tujuan tersebut maka gurn perlu memahami
sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung
jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar.
Gurn juga merupakan personal sekolah yang memiliki
kesempatan untuk bertatap muka Iebih banyak dengan peserta
didik dibandingkan dengan personil lainnya.
Dalam ha! ini, Drs H. Zuhairini mengatakan bahwa tugas
seorang guru agama adalah:
a) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam
b) Menambah keluasan dalam jiwa anak
c) Mendidik anak agar taat menjalankan ibaclah.
d) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.28
Mengingat lingkup peke1jaan guru seperti yang diuraikan di
atas, maka tugas guru itu meliputi: tugas pengajaran atau sebagai
pengaj ar clan tu gas bimbingan a tau sebagai pembimbing. Kedua
tugas tersebut harus dilaksanakan sejalan secara seimbang dan
serasi. Tidak boleh ada salah satu diantaranya yang terabaikan,
karena keduanya fungsional dan saling berkaitan dalam menuju
keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak
terpisahkan.
3) Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar se1ia
merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar
terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap
lingkungan belajar itu turut menentukan sejauhmana lingkungan
tersebut menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan belajar yang
baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang peserta didik
26
untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam
mencapai tujuan. 29
Sebagai pengelola kelas guru bertanggung jawab memelihara
lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk
belajar dan mengarahkan membimbing proses-proses intelektual
dan sosial anak di dalam kelas. Tanggung jawab yang lain ialah
membimbing pengalaman-pengalaman pese:rta didik sehari-hal'i
kearah self directed behavior (pembentukkan tingkah laku).
Pengelola kelas yang baik ialah mengadakan kesempatan
bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
ketergantungam1ya pada guru sehingga rnampu membimbing
kegiatannya sendiri dan tidak lupa pula menciptakan fasilitas yang
ada secara optimal begitu pula dengan pemeliharaam1ya.
Dalam kaitannya guru sebagai pengelola kelas maka
sekurang-kurangnya yang hams ia pelihara secara terns menerus
adalah suasana keagamaan, kerja sama, rasa persatuan, dan
perasaan puas pada murk! terhadap pekeijaan dan kelasnya.
Dengan demikian maka guru akan lebih mudah mempengaruhi
anak didik di kelasnya dalam rangka pendidikan dan pengajaran
agama islam khususnya.
4) Guru Sebagai Evaluator
Di dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi
seorang evaluator yang baik yai tu guru dapat mengetahui
keberhasilan dan pencapaian tujuan. Penguasaan peserta didik
terhadap pclayanan serta Jetepatan atau keefektifan metode
mengajar, guru mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan
cukup efektif memberikan hasil yang baik clan memuaskan, atau
sebaliknya. Guru hendaknya terns menerus mengikuti hasil belajar
yang telah dicapai oleh peserla didik dari waktu kewaktu.
27
Informasi y:mg diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan
balik terhadap proses belajar mengajar.30
Guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan
penilain, karena dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi
yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses belajar
mengajar dan akan terns menerus ditingkatkan untuk memperoleh
hasil yang optimal. Demikian pula dengan ketepatan materi yang
telah disampaikan, sehingga mendapatkan hasil yang optimal pula.
B. Nmmsa Islami di Sekolah
1. Pcngertian Nuansa Islami
Dalam kanrns Besar Bahasa Indonesia (2001) d.ijelaskan bahwa kata
"Nuansa" berarti variasi atau perbedaan yang sangat halus atau kecil
sekali, atau kepekaan terhadap, kewaspaclaan atas, atau kemampuan
menyatakan aclanya pergeseran yag kecil sekali tentang makna atau nilai.31
Seclangkan kata Islami yaitu bersifat keislaman.32 Jacli yang climaksucl
degan nuansa Islami mempunyai arti suatu keadaan yang mempunyai
corak keislaman atau sarat dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Kata Islami sepadan dengan kata religius yang dalam Kanrns Besar
Indonesia dinyatakan bahwa Religius berarti bersifat religi atau
keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan). Dalam
konteks pendidikan yang dimaksud nuansa Islami adalah suasana atau
iklim kehidupan keagamaan yang dampaknya ialah berkembangnya suatu
pandangan hidup yang bernapaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nila-nilai
agama, yang diwujudkan dalam sikap hidup se1ia ket,erampilan hidup oleh
para warga sekolah dalam kehidupan mereka sehari-hari.33
30 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesiona/,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. XXII, h. 12 31
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2001), Edisi-IIJ, h. 788
32 Tim Pri1na Pena. J[amus Lenfikan Rnhn.lii.n TndnnP_,dn flnknrtn· nitn 'MPrlln
28
Sedangkan secara profesiona,l nuansa/suasana agamis dapat
diartikan sebagai suasana dari hubungan harmonis yang saling dan
melaksanakan kewajiban masing-masing berdasarhm norma-norma yang
diajarkan oleh Al-Qur'an dan hadits Rasulullah Saw. Operasionalnya
biasanya dituangkan dalam tata tertib sekolah yang harus ditaati oleh
semua pihak baik kepala sekolah, guru maupun peserta didik bahkan
masyarakat lingkungan sekolah.34
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa nuansa Islami
adalah suatu budaya clan iklim lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai
ajaran agama Islam yang dapat tercipta melalui hubungan antar warganya
yang saling melaksanakan kewajiban masing-masing berdasarkan ajaran
al-Qur' an dan sunnah.
2. Dinamika Kchidupan Islami di Sekolah
Dinamika kehidupan Islami di sekolah dapat terlihat dari keterlibatan
seluruh warga sekolah secara langsung clan aktif, clalam setiap kegiatan
kegiatan keagamaan, mereka mampu mengontrol dirinya masing-masing
serta dapat menjadikan diri mereka contoh yang baik dan sesnai dengan
ajaran agama Islam. Dan kegiatan-kegiatan keagamaan serta praktik
praktik keagamaannya yag dilaksanakan secara terprogram dan rutin
(istiqomah) di sekolah dapat menciptakan pembiasaan berbuat baik dan
benar sesuai dengan ajaran agama Islam. Sehingga agama me1~jadi sumber
nilai dan pegangan dalan1 bersikap dan berperilaku baik dalam lingkup
pcrgaulan, belajar, olah raga dan lain-lain.
Pembiasaan berbuat baik dan benar yang merupakan keteladanan
dapat dimulai dari kepala sekolah, para pendidik clan semua tenaga
kependidikan serta anggota masyarakat yang ada di sekitar sekolah.
Setelah itu peserta didik harus mengikuti clan membiasakan diri berbuat
baik clan benar sesuai clengan apa yang telah dicontohkan oleh kepala
29
sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan bahkan anggota masyarakat di
sekitarnya.
Kehidupan yang Islami dapat tercipta melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan yang terdapat dalam kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler sekolah, sehingga lingkungan sekolah tersentuh dengan
rasa keagamaan yang kental. Kegiatan-kegitan tersebut dapat terbagi
dalam empat kunm waktu yaitu: kegiatan harian, kegiatan mingguan,
kegiatan bulanan dan tahunan.
a. Kegiatan Harian
Kegiatan harian yang dapat dilaksanakan dan dapat
menggambarkan nuansa Islami di sekolah anatarn lain:
I) Menciptakan situasi sekolah Islami yang konclusif
Tujummya adalah menciptakan suasana lingkungm1 sekolah
dan warga sekolah yang Islami sehingga lingkungan sekolah akan
tersentuh oleh rasa keagamam1. Kegiatan ini clilakukan melalui:
membiasakan mengucap salan1 sambil cium tm1gan kepada kepala
sekolah dan seluruh guru setiap be1jumpa dan memperclengarkan
lantuan ayat-ayat Al-Qur'an melalui radio atau kaset pada waktu
pagi hari dan lantunan lagu-lagu Islami pada jam istirahat.
2) Berdo'a bersmna baik di awal clan akhir jan1 pelajaran
Tujaunnya adalah agar, guru pe~erta didik dan s1sw1
memperoleh ketengan dan dibukakan oleh Allah mata hatinya dm1
dilapm1gkan dadanya dalam memberi dan menerima ilmu
pengetahumi.
3) Tadarus Al-Qur'an dan terjemahannya
Tujummya adalah terciptanya suasana yang bersifat Islmni
serta menambali kelancm·an dalam membaca Al-Qur'an juga
menimba pahala yang clijanjikan Allah SWT serta mempe1tebal
keimanan. 35
30
Menurut Zakiyah Darajat, membaca doa dan ayat-ayat kitab
suci Al-Qur'an dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
seseorang. Hal ini dikarenakan adanya keyakinan yang dimiliki
oleh seseora.'1g. Dengan demikian, keyakinan seseorang terhadap
sesuatu dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya36
4) Shalat zhuhm be1jamaah dan shalat dhuha
Tujuannya adalah untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan agan1a Islam yang telah diperoleh dari pelajaran
agama Islam di kelas serta membiasakan pese1ia didik untuk
melakukan shalat secara be1janrnah setelah selesai jan1 pelajarnn
berakhir. Dan melalui shalat dhuha diharapkan peserta didik
terbiasa melaksanakan shalat-shalat sunnah. Waktu
pelaksanaannya pada jam istirahat atau ketika jam pelajaran
kosong karena gurunya berhalangan hadir.
5) Melengkapi bahan kajian mata pelajaran umum dengan nuansa ke
Islanrnn yang relevan dengan nilai-nilai ajaran agama/dalil nash
Al-Qur' an atau Hdits Rasulullah
6) Menciptakan hubungan ukhuwah Islamiyah dan kekeluargaan
antara guru, pegawai, pese1ia didik dan masyarakat sekitar.
7) Menjaga ketertiban, kebersihan, dan terlaksananya amal shaleh
dalam kehidupan yang serba ibac\ah di kalangan peserta didik,
karyawan, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.37
b. Kegiatan Mingguan
I) Ekstrakurikulcr Rohis
Tujuan utamanya adalah agar peserta didik Muslim secara
kaffah baik aqidah, amal ibadah maupun mua'amalah. Untuk
menarik minat dan selera para peserta didik, pembimbing dan
ketua rohis mendatangkan nara sumber dari luar.
32
Tujuan dari kegiatan ini adalah mendalami setiap peristiwa
penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan
peijuangan dan pengorbanan para pejuang yang terdahulu terutama
teladan para Nabi dan Rasul. Sebagaimana dijelaskan dalmn firman
Allah dalam surah al-Ahjab ayat 21 yang berbunyi
:i.111 ,, - '·G; • .. -.1~~-·1 <1111 J ,UJ_ • 'l::\ '·l.S''.iS.l Y.'-Y. U (..)"'-,! Y-" - 3- .) ~ I LJ
I'-.':<: :..'.ill - -<:; - · \:l\ -' -.~r . ~ ..r ..9 .r r -9:"' ..9
"Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu, bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat allah dCln hari kemudian, dan yang bcrnyak memuja Allah:
Sedangkm1 waktu pelaksmmmmya disesuaikan dengan
waktu yang telah clitentukan clalam kalencler Nasional.
2) Pesantren Ramaclhan/Kilat
Selama bulan Ramadhan, secara kontinu pesantren kilat
perlu diprogramkan. Pelajar-pebjar pacla tingkat SLTP dapat
mengikutinya tanpa terkecuali. Tujuan kegiatan ini aclalah agar
peserta didik dapat menimba itmu pengetahuan praktis yang tidak
diajarkan clalam Kurikulum Tingkat Satuan Penclidikan.
3) Khataman Al-Qur'an clan lstighasah
Tujuannya adatah agar peserta didik selama tiga tahun
tadm·us Al-Qur'an minimal satu kali secara resmi clikhatam. Dm1
kegiatan ini cliharapkan clapat menciptakan suasana ketenangan dan
keclamaian bagi seluruh warga sekolah.
4) Penyembelihan Hewan Qurban
Tujuan kegiatm1 ini adalah agar para guru clan pegawai
berlatih rela berkurban sesuai dengan kemampuan masing-masing
clan dampaknya clapat memberi contoh kepacla para pese1ia
clidiknya.
5) Kelompok Nasyid
Tujuan dari kegiatan ini aclalah agar peserta clidik mencintai
32
2) Pesantren Ramadhan/Kilat
Selarna bulan Ramadhan, secara kontinu pesantren kilat
perlu diprogramkan. Pelajar-pelajar pada tingkat SLTP dapat
mengikutinya tanpa terkecuali. Tujuan kegiatan ini adalah agar
peserta didik dapat menimba ilmu pengetahuan praktis yang tidak
diajarkan dalam Kurikultun Tingkat Satuan Pendidikan.
3) K.hataman Al-Qur'an dan Istighasah
Tujuannya adalah agar peserta didik selama tiga tahun
tadarus Al-Qur'an minimal satu kali secara resmi dikhatam. Dan
kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan suasana ketenangan dan
kedamaian bagi seluruh warga sekolah.
4) Penyembelihan Hewan Qurban
Tujuan kegiatan ini adalah agar para guru dan pegawai
berlatih rela berkurban sesuai dengan kemampuan masing-masing
dan dampaknya dapat memberi contoh kepada para peserta
didiknya.
5) Kelompok Nasyid
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar peserta didik mencintai
seni yang bersifat Islami, serta agar peserta didik dapat menangkal
masuknya kebudayaan yang berasal dari budaya asing yang
bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Yang lebih penting lagi
melalui seni nasyid dapat menambah syiar Islam sekaligus sebagai
media dakwah.
6) Puisi Islami
Tujuannya adalah melalui baca tulis puisi, digalakkan puisi
puisi yang bersifat Islami, sehingga apabila ada acara resmi hari
besar Islam, peserta didik dapat menampilkan puisi yang telah
disiapkan sebelumnya.38
Di samping kegiatan-kegiatan di atas, kehidupan Islami dapat pula
terwujud dengan membfr,sakan diri dengan membaca basmalah pada setiap
33
memulai pekerjaan dan mengakhirinya dengan doa. Semua perbuatan dan
tingkah laku umpamanya di dalam berpakaian hendaknya sesuai dengan
tuntutan ajaran agama Islam.
Kehidupan yang Islan1i dapat pula tergambar melalui gambar
gambar dan kaligrafi tulisan ayat-ayat AI-Qur'an yang diletakkan di semua
ruangan kelas agar semua peserta didik mendapatkan suasana relegius.
Demikian pula dengan adanya fasilitas ruang praktik ibadah, masjid atau
mushalla sekolah, diharapkan agar setiap hari peserta didik dibiasakan
shalat berjama'ah, serta melakukan kegiatan ibadah lainnya.
Dengan adanya kehidupan yang Islami di sekolah, maka
diharapkan proses sosialisasi yang dilakukan peserta didik di sekolah akan
dapat mewujudkan manusia yang menghayati dan mengamalkan ajaran
agamanya, sehingga kelak apabila mereka terjun dalan1 masyarakat dapat
mewujudkannya. Kita tentu menyadari sepenuhnya bahwa sekolah adalah
batu loncatan untuk hidup di masyarakat.
3. Urgensi Pcnciptaan Nuansa Islami
Untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertal(wa kepada tuhan Yang Ma11a Esa serta berald1lak mulia, sekaligus
tidak bermental korup, tidak bisa hanya mengandalkan pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang hanya 2 jam pelajaran. Tetapi
diperlukan kerja sama yang harmonis dan interaktif yang sarat dengan
nilai-nilai ajaran agama Islam di antara para warga sekolah dan para guru
se1ia tenaga kependidikan yang ada di dalanmya. Dalan1 kegiatan
interaktif yang sarat dengan nilai-nilai islami dapat tergambar nuansa
Islami yang kental di sekolah.
Di samping itu dalam mendidik karakter dan nilai-nilai yang baik
pada peserta didik, diperlukan proses pembinaan terpadu secara terns
menerus diantara beberapa dimensi yaitu: moral !mowing, moral feeling
dan moral action. 39
Pada tatanan moral action, agar peserta didik terbiasa memiliki
34
keimanan dan ketakwaan, malca diperlukan penciptmm suasana religius di
sekolah. Hal ini di sebabkan karena nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
yang melekat pada diri pese1ia didik kadang-kadang bisa terkalahkan oleh
godaan-godaan setan baik yang berupa jin, manusia maupun budaya
budaya negatif yang berkembang di sekitarnya. Karena itu, bisa jadi
peserta didik pada suatu hari sudah kompeten dalam menjalankan nilai
nilai keimanan dan ketakwaan, namun pada suatu saat yang lain menjadi
tidak kompeten lagi. Di dalam se buah hadits Nabi Saw, dinyatakan
bahwa ~..i .YJ:l wl ... ;'J\" yang artinya iman itu bertambah dan berkurang40
Penciptaan nuansa atau suasana religius yang kental di sekolah yang
meliputi tata pergaulan, pakaian, praktik ibadah dan lain-lain sebagai suatu
upaya dalam penananlan ranah afektif atas pendidikan agama Islam yang
berorintasi kepada pembentukkan sikap mental peserta didik kearah
menumbuhkan kesadaran beragama khususnya Islam. Beragama tidak
hanya pada kawasan pemikiran saja, tetapi juga me:masuki kawasan rasa
dan praktis . Karena itu sentuhan-sentuhan emosi beragama serta kegiatan
kegiatan perlu dikembangkan. Dan salah satu metode pendidikan yang
banyak kaitannya dengan sentuhan emosi adalah nuansa Islami I suasana
religius di sekolah41
Sedangkan rnenurut Abdul Rachman Shaleh dalam bukunya
Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi dan Aksi menyatakan
bahwa dalam upaya mewujudkan ciri khas agama Islam agar dapat
dikembangkan pada satuan pencliclikan dari scnrna jcnis pendiclikan dan
dapat pula yang lebih spesifik karena penyelengaraannya oleh Depmiemen
Agama, yaitu pada Madrasah (Ibticlaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah)
cliperlukan penciptaan suasana keagamaan di sekolah, suasana kehidupm1
_,,_,,,_ ,_,._ -- ---~ T/'_ -- ~ ""----~-
35
keagamaan di sekolah sebagai lingknngan yang kondusif dalam proses
pendidikan yang dijalankan.42
Jadi, urgensi penciptaan nuansa Islami tidak hanya sebagai metode
dalam menanan1kan ranah afektif atas pendidikan agama Islam yang dapat
membentuk sikap clan mental peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, be1takwa dan berakhlak mulia, akan tetapi, juga sebagai metode
dalam pengembangP.n ciri khas agama Islam yang merupakan identitas
madrasah.
4. Model-Model Penciptaan Nuansa Islami di Sekolah
Penciptaan nuansa Islami di sekolah merupakan salah satu sarana
dalam menanan1kan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada peserta didik.
Di dalam upaya penanaman nilai-nilai tersebut membutuhkan model dan
pendekatan agar prosesnya berjalan secara efektif. Ada beberapa macam
model yang dapat dikembangkan guru agama dalam upaya penananrnn
nilai-nilai ajaran agama Islam kepada peserta didik yaitu sebagai b.erikut:
a. Model pewarisan melalui pengajaran atau semacam indoktrinasi yaitu
penanaman dan penyampaian nilai-nilai kepada peserta didik dan
sering dipompakan dengan pengulangan-pengulangan, latihan dan
bahkan pemaksaan secara mekanistis.
b. Model pengembangan kesadaran nilai, ada pendapat yang mengatakan
bahwa kesadaran akan nilai-nilai tidak bisa diajarkan langsung secarn
indoktrinatif. Nilai bias dikatakan nilai bila ditemukan sendiri oleh
anak didik dan dialaminya sendiri.
c. Model pengembangan nilai etika mandiri yaitu, model pengembangan
kesadaran nilai pada anak didik melalui perubahan idenya tentang apa
yang baik dan apa yang buruk yang dapat digolongkan dalam beberapa
tahap 43
Sedangkan Menurut Drs. Muhaimin, M.A, dalam bukunya
Paradigma Pendidikan Islam menyebutkan bahwa "Model adalah sesuatu
42 Abdul Rachman Shaleh. Madrasah dnn PPndidilrnn Anni< Rnna~n·Vit-i ll1fit'i
36
yang dianggap benar, tetapi bersifat kondisional. Karena itu, model
penciptaan snasana religius sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi
tempat model itu akan diterapkan beserta penerapan nilai-nilai yang
mendasarinya. "44
Model-model penciptaan suasana religius yang dimaksud antara lain:
a. Model Struktural
Pencip·caan suasana religius dengan model structural yaitu
penciptaan suasana religius yang disemangati oleh adanya peraturan
peraturan, pembangunan kesan, baik dari luar atas kepemimpinan atau
suatu kebijakan suatu lembaga pendidikan atau suatu organisasi.
Model ini biasanya bersifat"top-down" yakni kegiatan keagamaan
yang dibuat atas prakarsa atau instruksi dari pejabat/pimpinan.
b. Model Formal
Penciptaan suasana religius model formal yaitu penciptaan
suasana religius dimana peserta didik diarahkan untuk menjadi pelaku
agama yang loyal, memiliki sikap (keberpihakan) dan dedikasi atau
pengabdian yang tinggi terhadap agama yang dipelajarinya. Model ini
berimplikasi terhadap pengembangan pendidikan agama yang lebih
berorientasi pada keakhiratan, sedangkan masalah dunia dianggap
tidak penting, serta menekankan pada pendalaman ilmu-ilmu
keagamaan yang merupakan jalan pintas untuk munuju kebahagiaan
akhirat.
c. Model Mekanik
Model mekanik dalam pcnciptaan suasana rcligius adalah
penciptaan penciptaan suasana religius yang didasari oleh pemahaman
bahwa kehiclupan terdiri atas berbagai aspek, dan pendidikan
clipanclang sebagai penanaman dan pengembangan seperangkat nilai
kehidupan, yang masing-masing bergerak dan be1jalan menurut
fungsinya. Model ini berimplikasi terhadap pengembangan pendidikan
agama yang lebih menonjolkan fungsi moral clan spiritual atau dimensi
37
afektif dari pada kognitif dan psikomotor.
d. Model Organik
Penciptaan suasana religius dengan model organik yaitu
Penciptaan suas8na religius yang disemangati oleh adanya pandangan
bahwa pendidikan agama adalah kesatuan atau sebagai sistem yang
berusaha mengambangkan pandangan atau semangat hidup agamis,
yang dimanifestasikan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup yang
religius. Model penciptaan ini berimplikasi terhadap pengembangan
pendidikan agama yang dibangun dari fundamental doktrins dan
fundamental values yang tertuang dan terkandung dalam Al-Qur'an An
Sunnah sebagai sumber pokok. Kernudian bersedia dan mau menerima
konti"ibusi pemikinm dari para ahli se1ia mempetimbangkan konteks
historisnya. 45
Dalam penciptrum nuansa atau suasana religi.us di sekolah tidak
hanya dapat dilalrnkan melalui model-model, tetapi juga harus rnelalui
beberapa pendekatan diantaranya: pendekatan pembiasaan, keteladanan,
dan pendekatan persuasif atau mengajak kepada warganya dengan cara
halus, dengan memberikan alasan dan prospek baik yang bisa meyakinkan
mereka. Sifat kegiatannya bisa berupa aksi positif dan reaksi positif. Bisa
pula proaksi, yakni membuat aksi atas inisiatif sendiri, jenis dan arah
ditentukan sendiri, tetapi membaca munculnya aksi-aksi agar dapat ikut
memberi warna clan arah pada perkembangan. Bisa pula berupa antisifasi,
yakni tindakan aktif menciptakan situasi dan kondiGi ideal agar tercapa
tujuan idealnya.46
Sedangkankan menurut muhaimin dari hasil penelitiannya mengenai
penciptaan suasana religius di SMUN 4 Malang mengatakan bahwa dalam
45 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. Ill, h.306-307
38
menanamkan pendidi.kan nilai-nilai aJaran agama islam terdapat dua
pendekatan yang hatus digunakan yaitu: pertama, ptmdekata pengalaman,
pendekatan ini m<'mberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik
dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Kedua, pendekatan
pembiasaan, pendekatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama islam dan atau akhlak al
karimah.47
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penciptaan nuansa islami sebagai
sarana penanaman nilai-nilai ajaran agama islam tidak hanya dengan
menentukan model yang cocok dengan kondisi yang ada, akan tetapi harus
pula memilih pendekatan yang tepat sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai deng
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk memudahkan data, fakta dan infonnasi yang mengungkapkan
dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode cleskripsi analisis clegan melalui 2 jenis penelitian yaitu:
I. Penelitian lapangan. J enis penelitian lapangan ini climaksuclkan agar dapat
cliperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif clan akurat
mengenai penciptaan nuansa islami di sekolah.
2. Penelitian kepustakaan, jenis penelitian ini penulis lakukan dengan
mempelajari atau menelaah dan mengkaji buku-buku yang erat kaitannya
dengan masalah yang akan dibahas yaitu peran gurn agama islam dalam
mendorong treciptanya nuansa islami di sekolah.
B. Tempat Dan Waktu Pcnelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bekasi yang beralamat di
Jin Felesia I, Jati Bening II, Jati Bening Barn, Pondok Gede, Bekasi. Dan
waktu yang terhitung dari tanggal 6 agustus sampai tanggal 28 agustu 2008.
C. Unit Analisa Data
TT.-!J. ~~-1!-- .J_ ... _ .. _ •. .J! •. ! ~1- .. ! ·--·-··'--! -1-·- ----··--1 ---.--!!._! ___ Tl- .... 1._!
40
wakil populasi yang diteliti. 1 Sedangkan Nana Sudj.ana, san1pel adalah
sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama,
sehingga betul betul mewakili populasi2
Unit analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa/siswi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, dengan populasi
sasaran aclalal1 siswa-siswi SMP Negeri 20 Bekasi kelas VIII sampai kelas IX,
dengan jumlah 648. Sedangkan populasi te1jangkau atau sampel
penelitiannnya adalah siswa-siswi kelas VIII clengan jumlah 345 siswa. Maka
dalan1 penelitian ini penulis menggunakan sampel yaitu siswa-siswi kelas
VIII. Dalan1 menentulrnn jumlah sampel yang diambil pacla penelitian ini
penulis mengacu kepada pendapatnya Suharsimi Arikunto yaitu apabila
subjeknya kurang clari 100, lebih baik cliambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar
clapat cliambil antara 10-15% atau 20-25% atau !ebih.3
Penarikan sampel clilakukan dengan tekhnik random sampling yaitu
dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa-siswi secara acak
dengan cara memilih responden pada kelas VIII (terdiri dari 8 kelas) untuk
dijaclikan sampel. Pada penelitian ini penulis mengambil 12% dari populasi
te1jangkau yaitu kelas VIII yang selurulmya berjumlah 345 siswa/siswi,
sehingga cliperoleh sampel sebanyak 42 siswa/siswi.
D. lnstrumen Penclitian
Instrument penelitian ini dalam bentuk non-tes yaitu menggunalcan
angket clan wawancara. Angket ini dalam bentuk questioner yang
diperuntukkan kepada siswa, untuk mendapatkan informasi mengenai peran
guru agama dalam mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah. Peran
guru agama Islam aclalal1 sebuah usal3a yang clilakukan oleh pm·a guru agama
islam. Sedangkan num1sa islami di sekolah adalah suatu konclisi atau iklim
kehiclupan keagamaan yang dampaknya ialah clapat mewarnai kehidupm1 ym1g
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendeka.ran Praktek, (Jakarta: D !~~I,~ f"'I:~,.,,. '"lf\f\'1\ f"",,.,_ VVTT t. 11\0 1 f\f\
~
41
bernapaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nila-nilai agama, yang diwujuc\kan
dalam sikap hiclup se1ia keterampilan hiclup oleh para warga sekolah c\alam
kehic\upan mereka sehari-hari.
Kemuclian ins!rument non-tes clalam bentuk wawancara 1111
c\iperuntukkan kepada guru agama islam sebanyak 2 orang clan kepala sekolah,
yang c\ipergunakan untuk menc\apatkan informasi mengenai peran guru agama
islam clalam menc\orong terciptanya nuansa islami di sekolah
Dari semua itu acla beberapa hal yang ingin dapai: di ukur oleh penulis
melalui pengamatan langsung atau observasi yaitu bagaimana penulis melihat
usaha yang c\ilakukan oleh guru agama islam SMP Negeri 20 Bekasi, baik
dari segi perilaku yang bisa menjac\i suri taulaclan, maupun penclekatan yang
c\ilakukan kepada pimpinan sekolah c\alam mernbantu mewujudkan
terciptanya nuansa Islami di SMP Negeri 20 Bekasi. Selain itu penulis akan
melihat apa saja sarana prasarana yang menjadi faktor pendukung yang
ditemukan oleh guru agama islam, dan yang terakhir adalah gambaran tentang
nuansa islami yang terjadi di sekolah, apakah nuansa islami di sekolah
tersebut suc\ah tercipta sebelumnya atau belum tercipta sama sekali.
Tabcl. 1
Dimensi dan lndikator
No Dimcnsi Indikator Nomor Item
I Peran Guru Mendorong tereiptanya nuansa islami di
Agama ls lam sekolah 1,5,6,14
sebagai motivator 2,4
lvlemberikan keteladanan kepacla peserta
didik. 3,12,13
~-
Profesionalisme guru agarna islam 7,10,11,15
dalarn proses pendidikan ---· ~ . - -
42
2 Nuansa Islami Di Memahami suasana sekolah yang 20,27,28
Sekolah kondusif
Mengetahui busana yang digunakan 26
okh warga sekolah ,_
\ilengetahui frekuensi ibadah siswa di 23,24,25,
sekolah 1--
Mengetahui frekuensi kebiasaan warga
sekolah dalam mengucap salam bila 21,29
bertemu dan dalam menetapka peraturan
Mengetahui sarana prasana sekolah dan
lainnya sebagai faktor penclukung 16,17,18 ,30
-Mengetahui frekuensi sekolah c\alam
memperingati hari-hari besar islam. Dan 19,22
prestasi sekolah.
Tabcl. 2
Kisi-kisi instrumcn ~--~
No Indikator Jumlah Buth· pcrtauyaau
I Peran guru agama islam 15
2 Sarana prasarana dan faktor Pendukung 5 ----
" Nuansa Islami IO ~
""
E. Telmik Peugumpulan Data
Dalam menghimpun dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penclitian ini, teknik yang digunakan aclalah:
1. Observasi, yaitu pcngamatan clan pencatatan secara sistematis terhac\ap
fenomcna-fenomenayang akan cliselicliki. Observasi merupakan cara
langsung mengamati perilaku subjek penclitian. Untuk mengamati
43
dalam membantu mev,'Ujudkan terciptanya nuansa islami di SMP Negeri
20 Bekasi serta akti i'itas dan kegiatan subjek penelitian yang terjadi di
sekolah tersebut.
2. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan rnelakukan wawancara
secara langsung degan guru agama Islam dan kepala sekolah. Untuk
memperoleh informasi mengenai peran guru agama dalam mendorong
terciptanya nunasa islami di sekolah. Di sini penulis mengadakan
wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang study pendidikan
agama Islam SMP Negeri 20 Bekasi sebanyak 2 orang.
3. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan te1iulis yang digunakan untuk
memperoleh infonnasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket ini ditujukan kepada
siswa-siswi SMP Negeri 20 Bekasi, digunakan untuk memperoleh data
tentang peran guru agama dalam mendorong tercip1anya nuansa islami di
sekolah.
F. Tcknik Analisa Data
Dalan1 pengumpulan data penulis menggunakan instrwnent
wawancara, angket dan observasi, tiap-tiap instrument tersebut berguna untuk
melengkapi data yang diperoleh peneliti.
Setelah mengkategorikan basil angket, perhitungan yang peneliti
gunakan adalah untuk mengetahui besar kecilnya peran guru agama islam
dalam mendorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi, Maka
teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif yang harus melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Mengolah hasil wawancara dengan mendiskripsikannya
2. Melakukan klasifikasi data yang terkumpul melalui angket
3. Melakukan presentase terhadap data sesuai klasifikasi masing
masing dengan menggunakan rumus clistribusi frekwensi yaitu:
P =EX 100%
p
F N 100%
= Angka prosentasenya = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya =Number of cases atau banyaknya individu. = Bilangan tetap (konstanta)
44
4. Mendishipsikan data dalam kata-kata agar dapat dimengerti clan
dipahami.
5. Menginterpretasikan data agar dapat diketahui hasilnya sesum
kategori kuantitaif yang telah ditentukan penelitian.
Tabet. 3
k' ... dlh: Skala yang digunakan dalmn penulisan aooran s nos1 1111 a aa
No Prosentase % Penafsil'an
I 100% Seluruhya
2 90%-99% Hmnpir Selurulmya
3 60%-89% Sebagian Besar
4 51%-59% Lebih clari Setengah
5 50% Setengahnya
6 40%-49% Hampir Setengalmya
7 10 %-39 Sebagian Kecil
8 1 %-9% Seclikit Sekali
9 0% Tidakada
Tabel. 4
Untuk mengetahui peran guru agama islmn clan nuansa islami di SMP
Negeri 20 Bekasi. Maka penulis menetukan kriteria kuantitatif berdasarkm1
jumlah nilai prosentase angket seluruhnya dengan ketentuan sebagai berukut:
No Prosentasc % Kategori
1 80 %-100 % Sangat Baik
2 60%-79 % Baik
3 40%-59% CukupBaik -
4 <39% KurangBaik
BAB IV
HA.SIL PENELITIAN
A. Gambaran Umnm Sekolah
1. Sejarah Singkat
SMP Negeri 20 berdiri pada tahun 1991 dan statusnya fillial atau
masih menginduk kepada SMP 1 yang beralamat di jalan gang Masjid
Pondok gede Bekasi. Pada tahun 1994 SMP Negeri 20 resmi memisahkan
diri dan menjadi SMP Negeri 3 dan selanjutnya pada tahun 1997 nama
SMP Negeri 3 berubah menjadi SMP Negeri 20 Bekasi karena adanya
otonomi daerah yang menetapkan nama-nama sekolah sesuai dengan
urutan penegriannya. 1 Adapaun nama-nama kepala sekolahnya adalah
sebagai berikut dan t<3rhitung dari tahun:
Tahun 1993-1995
Tahun 1995-1999
Tahun 1999-2002
Tahun 2002-2005
: Drs. Eman Sulaiman
: Drs. Adang Ramadhan
: Drs. Kustaman
: Drs. Erry Zakaria, MM, M.Pd
Tahun 2005-Sekarang: Drs. H. Sahroni, S.Pd, M. Pd
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi sckolah"unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan takwa
"dengan indikator:
1 ). Unggnl dalam prestasi akademik.
2). Unggul dalam prestasi 11011-akademik
3). U11ggul dalam kegiata11 keagamaa11.2
b. Misi sekolah:
46
I). Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, kreatif dan
professional.
2). Meningkatkan disip!in dalam kegiatan belajar mengajar.
3). Meningkatkan kegiatan ekstraknrikuler.
4). Menggali potensi siswa dalam bidang non-akaclemik
5). Menumbuhkan penghayatan terhaclap agama yang clianut.
6). Menumbuhkan inovasi, kreativitas, clan clemokrasi clalam
pembelajaran.
7). Meningkatkan partisipasi masyarakat clalam melaksanakan
pencliclikan clan pengajaran.3
c. Tujuan Sekolah:
I). Mencapai kelulusan siswa I 00%.
2). Meningkatkan ~·ata-rata Ujian Nasional+ 0,2.
3). Mencapai nilai KKM 2: 62 untuk semua mata pelajaran.
4 ). Meningkatka!1 profesioanlisme guru.
5). Meningkatkan keimanan clan ketakwaan.
6). Membentuk kelompok siswa pecinta mata pelajaran.
7). Meningkatkan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler .
8). Mengoptimalkan pelatih ekstrakurikuler.
9). Mengoptimalkan peran se1ia masyarakat.
I 0). Menyecliakan sarana prasarana ekstrakurikuler.
11 ). Meningkatkan insentif kesejahteraan guru clan karyawan.4
2 Buku Profil SMP Negeri 20 Bekasi dan Program kegiatan Tahunan, Tahun Pelajaran 2007 /2008, h. 2
3 Buku Profil SMP Negeri 20 Bekasi dan Program kegiatan Tahunan, Tahun Pelajaran 2007/2008, !1. 2-J
No
01.
02.
03.
04.
05.
(\f.
47
3. Letak Geografis
SMP Negeri 20 Bekasi beralamat di "jalan Felesia I Jati Bening II,
Jati Bening Baru Pondok Gede Bekasi 17412", dengan batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan tanah lapang.
Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya felesia VII
Sebelah barat berbatasan denganjalan raya felesia I
Sebelah timur berbatasan dengan perkan1pungan warga Jati bening II
J ati bening barn.
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
SMP Negeri 20 Bekasi terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 1 orang
wakil kepala sekolah, 40 orang gnru mata pelajaran, 8 orang tenaga
administrasi, 2 Orang satpam dan 3 orang pembantu. J adi j=lah
keseluruhan tenaga kependidikan SMP Negeri 20 Bekasi adalah 56 Orang.
Adapun data terperincinya sebagai berikut:
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Tabel. 5
Keadaan Guru dan Karyawan
Nama Jenis Guru Bidang Study Keterangan
H. Sahroni, S.Pd, M.Pd Guru Bk Bimbingan Konseling Kepala Sekolah
Drs. Langaster Sirait Guru Mata Pel. Penjaskes Guru Pembina
Minnaria Nurhaida. P Guru Mata Pel. IPS-Terpadu Guru Pembina
Frida Novarita Guru Mata Pel. IPS-Terpadu Guru Pembina
Dra. Ai Mulyaningsih Guru Mata Pel. PAI & Bhs. Sunda Guru Pembina
c ....... ~.:.1~TTT....l~ •. ~+ 0 n.J r, ______ ~K~L~ T\_1 ~' . ~ - ..
48
07. Sumihar Br Pinero, BA Guru Mata Pel. Bahasa Indonesia Guru Pembina -
08. Drs. Sukanta Gum Mata Pel. Seni Budaya Guru Pembina
09. Drs. Sutrisno Guru Mata Pel. Maternatika Guru Pembina
10. Endang Waniati Gum Mata Pel. Bahasa Inggris Gum Pembina
11. Yan Diana, S.Pd Guru Mata Pel. IPS-Terpadu Guru Pembina
12. Dra. Ekasari. F Guru Mata Pel. IPA-Biologi GuruDewasa
13. Ernanita Guru Mata Pel. PPKn GuruDewasa
Tk.l
14. Entisaryudisrni Guru Mata Pel. Mulok Ket. Jasa GuruDewasa
15. Yenni, S.Pd Guru Mata Pel. Matematika GuruDewasa
16. Elfawati, S.Pd Guru Mata Pel. IPA-Fisika & Kimia GuruDewasa
17. Rumondang, BA Guru Mata Pel. PP Kn GuruDewasa
18. Wawan Eko S, S.Pd Guru Mata Pel. Bahasa Inggris GuruDewasa
Tk.l -19. Mimin Wiati, S.Pd Guru Mata Pel. Bahasa Daerah GuruDewasa
20. Purwati Ningsih, S.Pd Guru Mata Pel. Bimbingan Konseling GuruDewasa
Tk.l
21. A. Salim, S.Ag Gum Mata Pel. PAI GuruDewasa "
22. Yus Widiyanti, S.Pd Guru Mata Pel. Bahasa Indonesia GuruDewasa "
23. Ooy Gartiah Guru Mata Pel. Seni Budaya GuruDewasa ~ _..,,,_
24. Drs. Bosihar Panjaitan Gum Mata Pel. Matematika GmuDewasa
25. Endang Purwaningsih
Gmu Mata Pel. Bahasa Indonesia GmuDewasa S.Pd
26. Yuyun Yulianigsih,
Guru Mata Pel. Bahasa Indonesia GumDewasa S.Pd
49
28. Nurhadi, S.Pd Guru Mata Pel. Matematika W akil Kepsek
29. Sofia Ertati Guru Mata Pel. Tata Boga GuruDewasa
30. Adong, S.Pd Guru BK. Bimbingan Konseling Guru Dewasa
31. Irma Andayani, S.Pd Guru BK TataBusana Guru Dewasa
32. Zainal Abidin, S.Pd Gu:u Mata Pel. Bahasa Inggris Guru Dewasa
33. Abdul Rahmat, S.Pd Guru Mata Pel. IPS-Terpadu GuruDewasa
34. Dian Setiawaty, S.Pd Guru Mata Pel. IPS-Terpadu. Guru Dewasa
35. Hotnida Sitompul. S.Th Guru Mata Pel. Pend. Agama Kristen GuruMadya
36. Yam1e Ocsativa, S.Pd Guru BK Bimbingan Konseling GuruMadya
37. Triningsih, S.Pd Guru Mata Pel. IPA-Fisika OBS
38. Sutiyono, S.Pd Guru Mata Pel. Matematika Guru Honorer
39. Dra. Lilis St. Masyitoh Guru Mata Pel. Bahasa Indonesia Guru Honorer
40. Subur Sani Ibrahim, SE Guru Mata Pel. Mulok Komputer Guru Honorer
41. Rahmat, S.Ag Guru Mata Pel. Mulok Komputer Guru Honorer
42. L utfi Khairuddin Guru Mata Pel. Penjaskes Guru Honorer
43 Tuti Sumiati JU. UR - Pengelola TU Administrasi
44 Saur Pakpahan Staff TU Administrasi -Kepegawaian
Bendahara rutin, -45. Subarman Staff TU BOS dan Komite Sekolah
46. Rina Maryani, S.Pd Staff TU - Pentor, keuangan Komite Sekolah .
47 lBvnrli Staff TU - Perlengkaoan
48
49.
50.
51.
52
53.
54.
55.
56.
No
I -·
2
3
4.
'
50
Desi Kusuma Dewi Staff TU - Kesiswaan
·-Tati Mulia Rosdiana Staff TU - Perpustakaan
Al-Amin Staff TU - Perpustakaan
Amat Sutrisno, S.Pd Staff TU - Surat-Menyurat
Didin Pemb. TU - Pesuruh
Warkos Pemb. TU - Pesuruh
Deni Pemb. TU - Pesuruh
M. Nasehat Akbar SATPAM - KeamananI
Svahroni SATPAM - Keamanan II
b. Keadaan Siswa
Tahun Pelajaran
2003/2004
200412005
200512006
2006/2007 ,..,,..,...,.., '"""" ...
SMP Negeri 20 bekasi merupakan lembaga pendidikan yang
memiliki tiga tingkatan kelas yaitu kelas VII, Kelas VIII dan kelas IX
dengan jumlah masing-masing kelas adalah Kelas VII berjumlah 357
Siswa/siswi, kelas VIII be1jumlah 345 siswa/siswi dan kelas IX
be~jumlah 303 siswa/siswi sehingga jumlah total siswa/siswi SMP
Negeri 20 Bekasi adalah I 005 siwa/siswi ini merupakan data tahun
pelajaran 2007 /2008. Dan adapaun data terperincinya sebagai berikut:
Tabcl. 6
Keadaan Siswa
Jumlalt Siswa
Kls Vll Kls Vl/J /(Is/)( Jml Kls
L p Jml L p Jml L p Jml I, II, III
126 118 244 151 142 293 143 137 280 817
107 120 217 123 113 236 145 138 283 746 159 184 343 106 120 226 122 111 233 802 146 169 315 184 154 338 103 119 222 875 ""' . " --- ... . -- - -
51
5. Sarana Prasarana ,Sekolah
Tabcl. 7
Sarana Prasarana
No Rmmg Jnmlah Kondisi l Ruang Bela.iar
a. Ruang Kelas 15 Baik b. Ruang Perpustakaan 1 Baik c. Ruang Lab. IPA 1 Baik
d. Ruang Lab. Bahasa I Baik e. Ruang OSIS I Baik f. Ruang Komputer I Baik g. Ruang Kesenian I Baik
2 Ruang Kantor a. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik b. Ruang Wakil Kepsek 1 Baik c. Ruang Gum 1 Baik d. RuangTU 1 Baik e. Ruang WC Kepsek 2 Baik f. Ruang \VC quru I Baik
3 Ruang Penuniimg a. RuangB~. 1 Baik b. Ruang Ekstrakurikuler I Baik c. Ruang Koperasi I Baik d. Ruang Kantin 5 Baik e. Ruang Masjid 1 Baik f. Ruang Gudang I Baik g. Ruang WC Siswa 4 Baik h. PosSATPAM 4 Baik I. Ruang Penjaga Sekolah I Baik j. Ruang Taim1 1 Baik k. RuangDapur I Cukup
4 Lain-lain -
a. Tainan I Baik b. Lahan Parkir 1 Baik c. Lapangan OR/Upacara I Baik d. Lahan Kosong 1 Baik
Semua sarana prasarana dan fasilitas yai1g di miliki SMP Negeri 20 Bekasi
jika dilihat dari fisiknya masih dalam keadaan baik. Sehingga dapat mendukung - - ._' ' ' .
KEPAL>\. SEKOLI.H
·l H. Sahroni, S.Pd, M.Pd NIP
WAKlLKEPALA SEKOLAil
Nurhadi, S.Pd NIP
~OORDINATOR ! COORDINATOR PKS PKS ERPUSTAKA.AN BK KES!SW,\_t,.N KURlKULUM
Ending P, S.Pd f-1 Purwati Ningsih, S.Pd f--1 Zainal Abidin, S.Pd 1---l Firrla Novarita
NIP NIP NIP NIP
I \YALI KEL-\S r
SISWA
TATAUSAHA
PKSSARANA PKS HU!l-1AS PRASARANA
Ors. Bosihar Panjaitan ,_____, Yuyun yulianingsih, S.Pd I-> NIP f->
NIP
KOORDINATOR LAB IPA: Dra. EkaSari F LAB KOMPUTER: Ralmmat, S.Ag LAB BAHASA: Wawan Eko, S.Pd
?' rJJ. ~ = ~ = ... 0 ~ ., = -· "' ., ;!;. (i"'.l
~ -., :;'
v. t0
53
B. Deskripsi Dan Analisa Data
Dalam kaitannya dengan peran guru agama dalam mendorong
terciptanya nuansa islami di sekolah. Peneliti menemukan beberapa hasil
penemuan yang diantaranya adalah bahwa dalam proses pendidikan kehadiran
guru agama merupakan salah satu poin penting yang sangat berperan. Banyak
unsur-unsur manusiawi seperti sikap, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan
keteladanan yang diharapkan dari hasil proses pendidikan yang tidak dapat
dicapai kecuali melalui pendidik.
Mengenai peran guru agama di sekolah bukan hanya berperan sebagai
pengajar dan pendidik saja tapi ia juga berperan dalam mendidik dan membina
moral/akhlak siswa cl.i lingkungan sekolah serta menanamkan nilai-nilai
ibadah dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk hidup di masyarakat,
dan dengan harapan siswa dapat menjadi contoh bagi masyarakatnya kelak
setelah selesai sekolah5
Dalan1 menciptakan nuansa islami di sekolah memerlukan suatu
keteladanan yang dapat dicontoh oleh siswa. Dalam ha! ini guru agamalah
yang dapat dijadikan teladan, karena segala perkataa:n, sikap, tingkahlaku dan
perbuatan guru agan1a secara sadar atau tidak akan ditiru oleh siswa. Oleh
karena itu guru agama harus be1ianggung jawab atas apa yang ia katakan dan
ia lakukan.
Nuansa islami tidak hanya dapat tercipta hanya dengan keteladanan,
tanpa adanya motivator yang selalu memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk berperilaku baik, baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah. Bukti guru agama sebagai motivator yaitu ia selalu melatih peserta
didik untuk melaksanakan shalat zhuhur be1jamaah dan shalat sunnah dhuha
dengan memberi nilai tambahan pada Mata Pelajaran Agama Islam bagi siswa
yang melaksanakannya. Dengan kebiasaan tersebut maka nuansa islami dapat
tercipta di lingkungan sekolah.6
5 Agus Salim, Guru Pendididikan Agama Islam Ke/as VII dan VIII, (Bekasi,
54
Disamping guru sebagai teladan dan motivator, guru agama juga
berperan sebagai pengawas, salah satu bukti guru agama sebagai pengawas
dengan ia menindak siswa yang tidak mengindahkan peraturan sekolah dan
memberikan hukuman pada siswa yang tidak mengiknti. kegiatan keaganman
yang dilaksanakan di sekolaha tanpa ada sebab yang jelas. Misalanya guru
agama menghukum siswa yang tidak mengikuti shalat zhuhur beijamaah dan
shalat jumat berjamaab dengan menyuruh siswa tersebut sujud di tengah
lapangan pada jam istirahat. Untuk memudahkan guru agama dalam
mengontrol maka ia memrintahakan kepada seluruh ketua kelas untuk
membuat buku laporan yang diperiksa setiap minggu sekali.7
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Peran serta guru-guru di
SMP Negeri 20 Bekasi dalam mendidik dan membina siswanya dalam segi
religi memang sangat besar, ha! ini dapat dilihat dari nuansa islami yang
terlihat cukup baik di SMP Negeri 20 Bekasi. Selain itu, kegiatan-kegiatan
rohis yang dilaksanakan di sekolah ini juga turut se1ia mendorong dari
terciptanya nuansa islan1i tersebut. Hal yang demikian ini dapat terjadi karena
adanya keterlibatan penuh dari seluruh unsur gmu-guru selaku pendidik dan
pembina para siswa, disamping pendekatan persuasif yang diterapkan oleh
guru-guru agama dalam merangkul siswa-siswanya
Sedangkan mengenai nuansa islami di sekolah dapat terlihat dari
kebiasaan aktivitas warga sekolah, kegiatan rutin yang dilaksanakan, busana
yang clipakai clan sarana prasarana pendukungnya.
Salah satu kebiasaan aktivitas warga sekolah yang clapat
rnenggambarkan nuansa islami yaitu mengucap salarn sambil be1jabat tangan
bila bertemu, baik kepala sekolah clengan guru, guru dengan guru, muricl
dengan guru bahkan murid clengan muricl.
Adapaun untuk jenis-jenis kegiatan yang clapat mendorong terciptanya
nuansa islami di SMP 1''.egeri 20 Bekasi diantaranya aclalah kegiatan-kegiatan
terencana sepe1ii kegiatan harian clan mingguan berupa: (I) kegiatan shalat
55
jmnat berjamaah (2) kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan setelah
selesai shalat jum'at; (3) kegiatan rohis yang dilaksankan setiap hari senin dan
jum'at serta; (4) kegiatan Taman pelajar Al Qur'an yang dilaksanakan pada
setiap hari senin, rabu danjum'at
Dari data yang dihimpun, penulis jabarkan pula clengan teknis analisis
deskriptif, yaitu terlebih dahulu menyusun data-data ke dalam tabel-tabel
frekuensi untuk selarJutnya dilakukan interpretasi. Dan adapun tabel-tabel
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel. 8
Guru agama islam berperan dalam mendorong terciptanya nuansa islami di
SMP Negeri 20 Bekasi
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 25 59,5% -
b.Sering 14 33,4% 1
c. Kadang-kadang 3 7,1%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari Tabet di atas dapat ketahui bahwa lebih dari setengah (59,5%) siswa
menyatakan selalu, sebagian kecil (33,4%) siswa menyatakan sering, sedikit
sekali (7,1 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) siswa
yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa gU1'11 agama islam
berperan positif dalam mendorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri
20 Bekasi
56
Tabel. 9
Guru agama islam memotivasi siswa untuk selalu berprilaku baik
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 26 61,9%
2 b. Sering 14 33,4%
c. Kadang-kadang 2 4,8%
d. Tidak Pernab 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari tabel nomor 9 dapat di kertahui bahwa sebagian besar (61,9%) siswa
menyatakan selalu, sebagian kecil (33,4%) siswa menyatakan sering, sedikit
sekali (4,8%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) siswa
yang menyatakan tidak pernab. Dapat disimpulkan bahwa guru aganm islam
SJV!P Negeri 20 Bekasi selalu memotivasi siswa untuk berprilaku baik
Tabel. 10
Guru agama islam menjadi suri tauladan bagi siswa dalam berprilaku.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 23 54,8%
b. Sering 11 26,2% 3
c. Kadang-kadang 8 19,0%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Tabel di alas rne11yatakan bahwa Jebih dari setengah (54,8%) siswa
menjawab selalu, sebagian kecil (26,2%) siswa menjawab sering, sebagian
kecil pula (19,0%) yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) siswa
yang menjawab tidak pernah. Dapat simpulkan bahwa guru agama islan1
selalu dapat menjadi contoh bagi siswa dalam berprilaku.
57
Tabel. 11
Guru agama islam memuji siswa yang berpdlaku baik.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 13 31,0%
4 b. Sering 8 19,0%
c. Kadang-kadang 21 50%
d. Tidak Pernah 0 0 -
Jumlah 42 100%
Tabel nomor 11 dapat di ketahui bahwa sebagian (31,0%) s1swa
menyatakan selalu, sebagian kecil (19,0%) siswa menyatakan sering, setengah
(50%) dari siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) siswa yang
menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa g1m1 tidak selalu memuji
siswa yang berperilaku baik.
Tabel: 12
Guru agama islam mendukung kegiatan-kegiatan keislaman
di SMP Negeri 20 Bekasi
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 28 66,7%
b. Sering 10 23,8% 5
c. Kadang-kadang 4 9,5% ~.
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (66,7%)
siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (23,8%) siswa menyatakan sering,
sedikit sekali (9,5%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%)
siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa guru agama
islam selalu mendukung kegiatan-kegiatan keislaman yang dilaksanakan di
Tabel. 13
Guru agama islam ikut se1ta dalam kegiatan-kegiatan keislaman
Di SMP Negeri 20 Bekasi
No Item Alternative Jawaban Frekwensi I Prosentase
a. Selalu 16 I 38,1% I
b. Sering 8 19,0% 6
c.IZadang-kadang 18 42,9%
d. Tidak Pemah 0 0%
Jumlah 42 100%
58
Berdasarkan tabel nomor 12 dapat diketahui bahwa sebagian kecil
(38,1 %) siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (19,0%) siswa menyatakan
sering, hampir setengah (42,9%) dari siswa menyatakan kadang-kadang.dan tidak
ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pemah. Dapat disimpulkan bahwa guru
agama islam tidak selalu ikut se1ta dalam kegiatan-kegiatan keislaman yang
dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi.
Tabel. 14
Guru agama islam mengajar dengan baik di kelas.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 18 42,9%
7 b. Sering 10 23,8%
c. Kadang-kadang 14 33,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jmnlah 42 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapt di ketahui bahwa hampir setengah (42,9%)
dari siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (23,8%) siswa menyatakan sering,
sebagian kccil pula (33,3%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%)
siswa yang menyatakan tidak pemah. Dapat disimpulkan bahwa guru agama islam
selalu mengaiar dengan baik d: ruang kelas.
59
Tabel. 15
Guru agama islam menegur siswa yang berprilaku kurang baik.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 17 40,5%
b. Sering 19 45,2% 8
c. Kadang-kadang 6 14,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa hampir setengah
(40,5%) dari siswa menyatakan selalu, hampir setengahnya (45,2%) pula
siswa menyatakan sering, sebagian kecil ( 14 ,3 % ) siswa menyatakan kadang
kadang. Dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat
disimpulkan bahwa guru agama islam sering menegur siswa yang berperilaku
kurang baik.
Tabel. 16
Guru agama islam memberi hukuman pada. si:>wa yang tidak
mengindahkan peraturan sekolah.
No Item Ahernative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 17 40,5%
b.Sering 17 40,5% 9
c. Kadang-kadang 8 19,0%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari label nomor 15 dapat di ketahui bahwa hampir setengah (40,5%)
dari siswa menyatakan selalu, han1pir setenganya (40,5%) pula menyatakan
sering, sebagian kecil (19,0%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tiadak
60
mengindahkan peraturan sekolah. Sekalipun ada pula siswa yang mengatakan
bahwa guru sering memghukum siswa yang tidak mengindahkan peraturan
sekolah.
Tabel. 17
Guru agama islam mendapat simpati dari seluruh warga dan siswa.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selaln 10 23,8%
b. Sering 11 26,2% 10
c. Kadang-kadang 20 47,6%
d. Tidak Pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa sebagian kecil (23,8%)
siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (26,2%) pula siswa menyatakan
sering, hampir setengah (47,6%) dari siswa menyatakan kadang-kadang, dan
sedikit sekali (2,4%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa guru agama islam kurang mendapat simpati dari siswa dan warga
sekolah SMP Negeri 20 Bekasi
No Item
11
Tabel.18
Guru agama islam menjadi idola bagi siswa
clan seluruh warga sekolah
Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 15 35,7%
b. Sering 6 14,3%
c. Kadang-kadang 21 50%
d. Ticlak Pemah 0 0%
Jumlah 42 100%
61
sering, setengah (50%) dari siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada
(0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disirnpulkan bahwa guru
agama islam tidak selalu menjadi idola bagi siswa dan warga SMP Negeri 20
Bekasi.
Tabel 19
Perilaku guru agama islarn merupakan contoh bagi siswa baik di sekolah
maupun di luar sekolah
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 11 26,2%
b. Sering 11 26,2% 12
c. Kadang-kadang 18 42,8%
d. Tidak Pernah 2 4,8%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa sebagian kecil (26,2%)
siswa rnenyatakan selalu, sebagian kecil (26,2%) pula siswa yang menyatakan
sering, harnpir setengah (42,8%) dari siswa menyatakan kadang-kadang dan
sedikit sekali (4,8%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa perilaku guru kurang mencerminkan keteladm1an sehingga dapat
menjadi contoh bagi siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tabel. 20
Guru agama islam selalu berbusmm islami
No Item Alternative Jawabm1 Frekwensi Prosentase
a. Selalu 31 73,8%
b. Sering 8 19,0% 13
c. Kadang-kadang 3 7,2%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
62
Berdasarkan tabel nomor 18 dapat diketahui bahwa sebagian besar
(73,8%) siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (19,0%) siswa menyatakan
sering, sedikit sekali (7 ,2 % ) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada
(0%) siswa 'yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa guru
aganla islam selalu berbusana islami.
Tabel. 21
Guru agama islam menjadi imam shalat berjamaah di masjid.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 11 26,2%
14 b. Sering 13 31,0%
c. Kadang-kadang 17 40,4%
d. Tidak Pernah I 2,4%
Jumlah 42 100%
Dari tabel no 21 dapat diketahui bahwa sebagian kecil (26,2%) siswa
menyatakan selaln, sebagian kecil (31,0%) pula siswa yang menyatakan
sering, hampir setengah (40,4%) dari siswa menyatakan kadang-kadang dan
sedikit sekali (2,4%) siswa yang menyatakan ticlak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa guru agama islam tiak selalu menjadi imam shalat berjamaah di masjid
SMP Negeri 20 Bekasi
Tabel. 22
Gum agama islam menutup pelajaran dengan doa
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 29 69,0%
b. Sering 6 14,3% 15
c. Ka<lang-kadang 7 16,7%
d. Tidak Pernah 0 0% 1 ......... 1 .... t.. A'°' 1f'lf\ 0/
63
Berdasarkan tabel di atas dapat diketalmi bahwa sebagian besar (69,0%)
siswa menyatalrnn selaiu, sebagian kecil (14,3%) siswa menyatakan sering,
sebagian kecil ( 16, 7%) pula siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak
ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
guru agama islam selalu menutup pelajaran dengan doa.
Tabel. 23
Ruang kelas bernuansa islami
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 11 26,2% f----
16 b. Sering 3 7,1%
c.I<a<lang-kadang 27 64,3% ~
d. Tidak Pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Dari label di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (26,2%) siswa
menyatakan selalu, sedikit sekali (7,1 %) siswa menyatakan sering, sebagian
besar (64,3%) siswa menyatakan kadang-kadang dan sedikit sekali (2,4%)
siswa yang menyatalrnn tidak pemah. Dapat disimpulkan bahwa nuansa islami
tidak selalu tercipta dalam ruang kelas.
Tabel. 24
Masjid merupakan sarana dalam kegiatan keagamaan di sekolal1
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 33 78,5%
b. Sering 7 16,7% 17
c. I<adang-kadang 2 4,8%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian (78,5%) siswa
menyatakan selalu, sebagian kecil (16,7%) siswa menyatakan sering, sedikit
sekali (4,8%) siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak (0%) siswa
yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa masjid selalu
digunakan sebagai sarana/tempat kegiatan keagamaan di SMP Negeri 20
Bekasi.
No Item
18
Tabel. 25
Sarana pi·asarana sebagai faktor pendukung
penciptaan nuansa islami di sekolah
Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 19 45,2%
b. Sering 8 19,1%
c. Kadang-kadang 15 35,7%
d. Tidak Pemah 0 0%
Jumlah 42 I 100 % I
Dari tabel nomor 25 dapat diketahui bahwa hampir setengah (45,2%)
dari siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (19,1 %) siswa menyatakan
sering, sebagian kecil (35,7%) pula siswa yang menyatakan kadang-kadang
dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 20 Bekasi rnernpakan
faktor pendukung terciptanya nuansa islami.
Tabel. 26
Sekolah berprestasi dalan1 setiap perlornbaan keagamaan
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 6 14,3%
b. Sering 8 19,0% 19
c. Kadang-kadang 26 61,9%
d. Tidak Pernah 2 4,8%
65
Berdasarkan tabel di atas dapat diketabui bahwa se:bagian kecil (14,3%)
siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (19,0%) pula siswa yang menyatakan
sering, sebagian besar (61,9%) siswa menyatakan kadang-kadang dan sedikit
sekali (4,8%) siswa yang menyatakan tidak pemah. Dapat disimpulkan bahwa
SMP Negeri 20 Bekasi tidak selalu berprestasi dalam mengikuti perlombaan
keagamaan.
Tabel. 27
Lingkungan sekola11 bemuansa islami
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 11 26,2%
b. Sering 11 26,2% 20
c. Kadang-kadang 20 47,6%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel nomor 27 dapat diketahui bahwa sebagian kecil
(26,2%) siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (26,2%) pula siswa yang
menyatakan sering, sebagian besar (47,6%) siswa menyatalcan kadang-kadang
dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa lingkungan SMP Negeri 20 Bekasi tidak selalu bemuansa islami
Tabel. 28
Mengucap salam menjadi kebiasaan bagi guru, siswa dan seluruh warga
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 24 57,2%
b. Sering 5 11,9% 21
c. Kadang-kadang 13 30,9% ---d. Tidak Pernab 0 0%
Jumlah 42 100%
66
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
(57,2%) siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (11,9%) siswa menyatakan
sering, sebagian kecil (30,9%) pula siswa yang menyatakan kadang-kadang
dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa mengucap salam sudah menjadi kebiasaan bagi guru, siswa dan warga
sekolah bila bertemu.
Tabel. 29
Sekolah memperingati PHBI
No Item Alternative J awaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 20 47,6%
22 b. Sering 15 35,7%
c. Kadang-kadang 6 14,3%
d. Tidak Pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Dari tabel nomor 29 dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (47,6%)
dari siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (35,7%) siswa menyatakan
sering, sebagian kecil (14,3%) pula siswa yrn1g menyatakrn1 kadang-kadang
dan sedikit sekali (2,4%) siswa yang menyatakan tidak pemah. Dapat
disimpulkan bahwa setiap kegiatan hari-hari besar islam selalu diperingati
oleh siswa dan warga sekolah di SMP Negeri 20 Bekasi
Tabel. 30
Kegiatan rutin tadarus Al-Qur'an sebelumjam pelajaran.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 2 4,8%
b.Sering 4 9,5% 23
. c. Kadang-kadang 30 71,4% --d. Tidak Pernah 6 14,3%
- .. . -
67
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa :;edikit sekali ( 4,8%)
siswa yang menyatakan selalu, sedikit sekali (9,5%) pula siswa yang
menyatakan sering, sebagian besar (71,4%) siswa menyatakan kadang-kadang
dan sebagian kecil (14,3%) siswa menyatakan tidak pemah. Dapat
disimpulkan bahwa kadang-kadang siswa melakukan kegiatan tadarus Al
Qur'an scbclum jam pclajaran dimulai.
Tabel. 31
Shalat sunnah dhuha menjadi kegiatan rutin para siswa
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 4 9,5%
24 b. Sering 2 4,8%
c. Kadang-kadang 35 83,3%
d. Tidak Pernah I 2,4% -Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel nomor 31 dapat diketahui bahwa sedikit sekali (9 ,5%)
siswa yang menyatakan selalu, sedikit sekali (4,8%) pula siswa yang
menyatakan sering, sebagian besar (83,3%) siswa menyatakan kadang-kadang
dan sedikit sekali (2,4%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat
disimpulkan bahwa kadang-kadang siswa melalcukan shalat smma11 dhuha
pada jam istirahat atau pada jam-jam pelajaran kosong.
Tabel. 32
Kegiatan shalat zhuhur berjamaah di sekolah
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 20 47,6% ~-
b. Sering 7 16,7% 25 ~-
c. Kadang-kadang 15 35,7%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100 %
68
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahni bahwa hampir setengah
(47,6%) dari siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (16,7%) siswa
menyatakan sering, sebagian kecil (35,7%) pnla siswa yang menyatakan
kadang-kadang dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pemah.
Dapat disimpnlkan bahwa shalat zhuhur berj amaah selalu dilaksanakan di
masjid SMP negeri 20 Bckasi.
Tabel. 33
Seluruh warga sekolah berbusana islami
No Item Alternative Jawaban Frekwensi ! Prosentase
a. Selalu 3 7,14%
b. Sering 2 4,8% 26
c. Kadang-kadang 37 88,1%
d. Tidak Pemah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari tabel nomor 33 dapat diketahui bahwa sedikit sekali (7,14%) siswa
yang menyatakan selalu, sedikit sekali (4,8%) pula siswa yang menyatakan
sering, sebagian besar (88,1%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak
ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
seluruh warga sekolah tidak selalu berbusana islami
Tabel. 34
Lingkungan sekolah mendukung pembentukkan pribadi muslim.
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 13 31,0%
b.Sering 10 23,8% 27
c. Kadru1g-kadang 19 45,2%
d. Tidak Pemah 0 0%
Tnml~h '1? 1 (1(1 OJ,,
69
Berdasarkan tabel Ji atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (31,0%)
siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (23,8%) pula siswa yang menyatakan
sering, hampir setengah (45,2%) dari siswa menyatakan kadang-kadang dan
tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa lingkungan SMP Negeri 20 Bekasi tidak selalu mendukung
pembentukkan pribadi muslim
Tabel. 35
Lingkungan sekolah menyenagkan untuk belajar
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 23 54,8%
b. Sering 10 23,8% 28
c. Kadang-kadang 9 21,4%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 42 100%
Dari tab el nomor 3 5 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya
(54,8%) siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (23,8%) siswa menyatakan
sering, sebagian kecil (21,4%) pula siswa yang menyatakan kadang-kadang
dan tidak ada (0%) siswa yang menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa lingkungan SMP Negeri 20 Bekasi selalu menyenangkan untuk belajar.
Tabel. 36
Peraturan sekolah mengandung nilai-nilai ajaran agama islan1.
No Item Alternative J awaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 21 50%
b. Sering 13 31,0% 29
c. Kadang-kadang 8 19,0%
d. Tidak Pernah 0 0%
.Tumlah 42 100%
70
Berdasarkan tab el di atas dapat diketahui bahwa setengahnya ( 50%) dari
siswa menyatakan selalu, sebagian kecil (31,0%) siswa menyatakan sering,
sebagian kecil (19,0%) pula siswa yang menyatakan kadang-kadang dan tidak
acla (0%) siswa yang menyatakan ticlak pernah. Dapat clisimpulkan bahwa
peraturan yang clibuat oleh SMP Negeri 20 Bekasi selalu menganclung nilai
nilai ajaran agama islam.
Tabel. 37
Warga sekolah mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah
No Item Alternative Jawaban Frekwensi Prosentase
a. Selalu 26 61,9%
30 b. Sering 4 9,5%
c. Kaclang-kaclang 11 26,2%
d. Tidak Pernah 1 2,4%
Jumlah 42 100% L
Berdasarkan tab el nomor 3 7 cl a pat cliketahui bahwa sebagian besar
(61,9%) siswa menyatakan selalu, sedikit sekali (9%) siswa yang
menyatakan sering, sebagian kecil (26,2%) siswa menyatakan kadang
kaclang clan seclikit sekali (2,4%) siswa yang menyatakan ticlak pernah.
Dapat disimpulkan bahwa warga sekolah selalu menclukung kegiatan
kegiatan keagamaan yang clilaksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi.
C. Interpretasi Data
Setelah angket dianalisis, langkah selanjutnya ad al ah
menginterpretasikan data tersebut dengan mencari jumlah rata-rata prosentase
yang terclapat clalam tabcl. Langkah ini digunakan untuk mengetahui peran
guru agama islam dalam menclorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri
20 Bekasi.
71
Dalam menginterpretasikan nilai rata-rata prosentase yang diperoleh,
penulis menentukan kriteria kuantitatif sebagai berikut:
No
1
2
3
·--4
5
6
7
No l'rosentasc % Kntcgori
1 80%-100% Sangat Baik
2 60%-79 % Baik
3 40 %- 59 % Cukup Baik
4 <39% Kurang Baik -
Tabel. 38
Rekapitilasi Pernn Guru Agama Islam SMP Neg;eri 20 Bekasi N=42
Alternatif J awaban
Kadang-Peran Guru Agama Islam Selalu Sering
kadang
F(%) F (%) F (%)
Berperan positif dalam
menciptakan nuansa 25 (59,5%) 14 (33,4%) 3 (7,1%)
islami
Memotivasi siswa untuk
berperil aku baik 26 (61,9%) 14 (33,4%) 2 (4,8%)
Sebagai suritauladan 23 (54,8%) 11 (26,2%) 8(19,0%)
yang baik bagi siswa
Memuji siswa yang 13(31,0%)
berperilaku baik 8 (19,0%) 21 (50%)
Mendukung kegiatan
keislaman di sekolah 28 (66,7%) 10 (23,8%) 4 (9,5%)
Ikut serta dalam kegiatan
keislaman di sekolah 16 (38,1 %) 8 (19,0%) 18 (42,9%)
Mengajar dengan baik di 1R (4? 9%) 10 01 go;,,) 111%
Tidak
Pernah
F(o/o)
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
72
8 Menegur siswa yang 6 (14,5%) 17 (40,5%) 19 (45,2%)
berperilaku kurang baik
9 Menghukum siswa yang
tidak mengindahkan 17 (40,5%) 17 (40,5%) 8 (19,0%)
peraturan sekolah
10 Mendapat simpati dari
siswa dan selmuh warga 10 (23,8%) 11 (26,2%) 20 (47,6%)
sekolah --- -----
1 l
~
12
1--
13
14
15
Guru agama islam 15 (35,7%) 6 (14,3%) 21 (50%)
menjadi idola bagi siswa
Perilaku guru menjdai
contoh bagi siswa baik di 11 (26,2%) 11 (26,2%) 18 (42,8%)
sekolah maupun di luar
sekolah
Guru agama islam 31 (73,8%) 8 (19,0%) 3 (9,5%)
berbusana islami
Bertugas menjadi ir;iam
shalat be1jamaah di 11 (26,2%) 13 (31,0%) 17 ( 40,4%)
masjid sekolah 1--
Guru menutup pelajaran 29 (69,0%) 6 (14,3%) 7 (16,7%)
dengan doa
Total prosentase 690,6% 395,3% 406,9%
Rata-rata prosentase 46,04% 26,36% 27,12%
Dari tabel di atF..r; dapat di interpretasikan bahwa peran guru agama
isl am di SMP N egeri 20 Bekasi masuk dalam kategori baik, karena
mencapai rata-rata 72,4%. Dan rata-rata tersebut diperoleh dari
peqjumlahan rata-rata prosentase jawaban siswa yang menyatakan selalu
dan sering.
0%
0%
1 (2,4%)
0%
2 (4,8%)
0%
1 (2,4%0
0%
7,2%
0,48%
No
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
- -
Tabel. 39 Rekapitilasi Nuansa Islami di SMP Negeri 20 Belrnsi
N=42
Alternatif Jawaban
Nuansa Islami Di SMP Kadang-Selalu Sering
Negeri 20 Bekasi kadang
F (%) F (%) F (%)
Ruang kelas bernuansa 11 (26,2%) 3 (7,1%0 27 (64,3%)
islami
Masjid sebagai sarana 33 (78,5%) 7 (16,7%) 2 (4,8%)
kegiatan keagamaan
Sarana prasarana sekolah
sebagai pendukung 19 (45,2%) 8(19,1%) 15 (35,7%)
nuansa islami
Sekolah berprestasi dalam
perlombaan keagarnaan 6 (14,3%0 8 (19,0%) 26 (61,9%)
Lingkungan sekolah 11 (26,2%) 11 (26,2%) 20 (47,6%)
bernuansa islami
Mengucap salarn menjadi
kebiasaan bagi guru, 24 (57,2%) 5 (11,9%) 13 (30,9%)
siswa dan warga.
Memperingati PHBI di
sekolah 20 (47,6%) 15 (35, TYo) 6 (14,3%)
Kegiatan tadarus sebelum
jam pelajaran dirnulai 2 (4,8%) 4 (9,5%) 30 (71,4%)
Shalat sunnah dhuha pada
jam istirhat/jarn kosong. 4 (9,5%) 2 (4,8%) 35 (83,3%)
-------------· Shala! zhuhur beijarnaah
di masjid sekolah. 20 (47,6%) 7 (16,7%) 15(35,7%)
- -
73
Tidak
Pernah
F(%)
0%
0%
0%
2 (4,8%)
0%
0%
I (2,4%)
6 (14,3%)
1 (2,4%)
0%
74
27 Lingkungan sekolah 13 (31,0%) 10 (23,8%) 19 (45,2%) 0%
lingkungan yang kondusif
28 Lingkungan sekolah
menyenangkan nntuk 23 (54,8%) 10 (23,8%) 9 (21,4%) 0%
belajar
29 Peraturan sekolah
mengandung nilai-nilai 21 (50%) 13 (31,0%) 8 (19,0%) 0%
ajaran islam
30 Warga sekolah
mendukung kegiatan-26 (61,9%) 4 (9,5%) 11 (26,2%) 1 (2,4%)
kegiatan keagamaan di
sekolah.
Total prosentase 561,9% 259,6% 649,8% 26,3%
Rata-rata prosentase 37,46% 17,31% 43,32% 1,75%
Dari hasil tabel di atas dapat dirata-ratakan bahwa gambaran nuansa islami di
SMP Negeri 20 Bekasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Selalu : 37,46%
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
: 17,31 %
: 43,32%
: 1,75%
Dari rata-rata di atas dapat interpretasikan bahwa gambaran nuansa islami
di SMP Negeri 20 Be'.rnsi mencapai rata-rata 54,8 % clan ini termasuk
kategori cukup baik, rata-rata yang dicapai berdasarkan penjumlahan rata-rata
prosentase antara jawaban siswa yang menyatakan selalu dengan jawaban
siswa yang menyatakan sering dari beberapa aspek yang ditanyakan yang
tentunya berkaitan dengan nnansa islami yaitu kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi, Aktivitas seluruh warga sekolah dan
busana yang digunakan oleh warga sekolah serta sarana prasarana
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMP Negeri 20 Bekasi
tentang peran guru agama islam dalam menclorong terciptanya nuansa islami,
penulis dapat menarik beberapa point kesimpulan yaitu:
1. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa peran guru agama islam
dalam menodorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi
masuk clalam kategori baik karena mencapai rata-rata prosentase 72,4%.
Rata-rata prosentase ini di peroleh clari rata-rata prosentase beberapa peran
guru yang berkaitan dengan perannya dalam mendorong terciptanya
nuansa islami di sekolah yaitu perannya sebagai pembimbing/teladan,
motivator clan sebagai pengawas terhaclap siswa dalam berperilaku dan
mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang clilaksanakan di SMP Negeri
20 Bekasi.
2. Nuansa islami yang tercipta di SMP Negeri 20 Bekasi clapat dikatakan
cukup karena mencapai rata-rata 54,8% dan ini masuk clalam kategori
cukup baik. Nuansa islan:ii yang tercipta dapat terlihat clari beberapa aspek
diantaranya aktivitas oehari-hari warga sekolab, kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi, busana yang
clipakai dan sarana prasarana yang dapat menjadi pendukungnya.
76
3. Dengan demikian dari basil perbitungan terbadap 30 butir angket yang
berkaitan dengan peran guru agama islam dalam mendorong terciptanya
nuru1sa islami di SMP Negeri 20 Bekasi. Guru agama islam mempunyai
peran yang baik. Hal ini terlibat dari basil rata-rata prosentase penelitian
yang be~jumlah 72,4% berada dalam kategori baik.
B. Saran
Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan, clari pengisian pertanyaan
resonden pada beberapa nomor, maka terclapat pula beberapa saran yang bisa
penulis ajukan, yaitu:
I. Guru agama Islam bendaknya lebib berperan aktif !agi dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan keislaman yang laksanakan di sekolab.
2. Agar guru agama Islam mendapat simpati lebih dibanding guru-guru lain,
maka, hendaknya ia membangun interaksi edukatif yang lebih efektif clan
membina hubungan yang lebih harmonis lagi kepada peserta didik clan
seluruh warga sekolah.
3. Guru agama Islam hendaknya mampu membangun hubungan yang lebih
arif dil1 berdasarkan kasih sayang, sehingga tercipta hubungan emosional
yang kuat antara guru clengan peserta didik.
4. Agar perilaku guru agama Islam bisa menjadi contoh bagi peserta cliclik,
baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka hendaknya ia lebih
meningkatkan dan menyadari lagi akan tugas dan perannya sebagai telaclan
bagi peserta cliclik climanapun ia berada.
5. Henclaknya sekolah memberikil1 porsi yag lebih kepacla guru agama Islam
untuk menjacli imam shalat be1jamaah di masjicl sekolah.
6. Agar ruang kelas memiliki nuansa islami, maka hendaknya guru agama
Islam lebih mengarahkan peserta cliclik kepacla perila'm islami baik clalam
proses pembelajaran seperti membiasakan mengucap salam, membuka clan
menutup pelaj aran clengan cloa maupun clalam penataan ruang kelas seperti
. '' ' ' '
77
7. Untuk meningkatkan prestasi sekolah dalam perlombaan bidang
keagamaan, maka hendaknya guru agama Islam lebih meningkatkan
perannya sebagai pembimbing dan motivator dat1 sekolahpun harus
memfasilitasi kegiatan-kegiatan keagatnaan yang sudah di programkan
oleh sekolah.
8. Untuk terciptanya lingkungan sekolah yang lebih islami, maka hendaknya
kegiatan ekstrakurikuler ROI-HS lebih berperan aktif dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah, di samping itu perlu
juga perhatian dan dukungan dari semua pihak sekolah.
9. Hendaknya guru agama Islam memprogratnkat1 kegiatan tadarus al-Qur'an
pada setiap sebelum jan1 pelajaran dimulai, sebagai pembiasaan kepada
peserta didik.
I 0. Agar shalat sunnah dhuha bisa menjadi kegiatan rutin bagi peserta didik
maka guru agatna Islatn sebagai teladan dan motivator hendaknya ia pun
mempraktekkrumya bersama-sama peserta didik, tidak hanya memberi
motivasi
11. Sebaiknya punpman sekolah membuat kebijakan agar semua tenaga
kependidikan dan pese1ia didik muslim mengenakan busana islruni pada
setiap harinya.
DAFTARPUSTAKA
Al-Abrasyi, Moh, Athiyah At-Tarbiyah Islamiyah, Te1jemahan dari Dasar-dasar Pokok Pendidikan L1lam, Oleh Bustami A. Ghani dan Djohar Bahri, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. I.1978.
Arifin, M, Filasafat Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987 ___ , Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, Jakartta: Bulan Bintang, 1978
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. XXII, 2002.
Daracljat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I 1996.
---, clkk, llmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. VI, 2006. ___ , llmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet.XVI, 2003.
Daucl Ali, Muhammd, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2000.
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan nasional Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, Cet. II, 2006.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, Eclisi-III, 2001.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. II 2005.
Hamdani, Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, CV Pustaka Setia, Cet. III 2007.
http://www.pks- jaksel.or. icl/Article1072. phtml
Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988.
Kosasi, Soetjipto Raflis Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2004.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosclakarya, Cet. III, 2004.
79
Mulyana, Rohmat, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: ALFABETA, Cet. II, 2004.
Nata, Abudin, Pendidikan dalam Perspektif al-Qur'an, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet.1,2005
_____ , Pendidikan rtalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet.1,2005
-----, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia, Bogor, Kencana, 2003
Nizar, Samsul Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. II, 2002.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Ce:t. VI, 2006.
Ridjaluddin, Bunga Rampai Pendidikan Islam, Jakaiia: CV Sejahtera Ciputat
Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004.
Shaleh, Abdul Rachman, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa: Visi, Misi dan Alesi, Jakarta: PT RaiaGrafindo Persada, Cet. I, 2004.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989, Cet. I
Surya, Mohammad, Percikan Pe1juangan Guru, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. XX, 2006,
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. II, 1994.
Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Gita Media Press.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi, 2006.
Zuhairi, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. VIII, 1987.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
s·•/,\ lUF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKIJLtAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Tclp. : (62-ZI) 7443328, 7401925, Fux, (62-2 l) 7·14))2R
11.fa Nomor 95, C:ipnlilt 15~12. ILHll111csi11 Emn!l : uinjl:t@cabi.nct.id
~\ "".l~~::::.'."·-,.,,,==========~"""'""====""""""""""""""'""
"Nomot· Laii1p. Ha I
: Un.O 1yF1/TI. 02.2/ \I :1, /2\J08 : Outlitle/Proposa/ : Pcrn19honan Izin Pl'll~litian
Kcpacla Yth: Kcpala SMPN 20 I kirnsi
Dii Tenrpbt
Assa/~111111 'alaiki1111 11•1, 111b. I
J)engtjn honnat ku1rii ;.;:unpaikan bahrva,
Nnn1~
NJMi ' I
Jurus,111
Urni Kulsurn
104011000158
Pendidikan Agama Islam
IX ( Sembilan )
Jakarta, 6 Agustus 2008
" ..
Seine-ster
Judul \skripsi
I Peran Gurn Agama Islam Dalam Mendorong Terciptanya Nuansa Islami di Sekolah
adalah ):>enar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang 111c11yusu11 skripsi. clan akan mengadakan penelitian di instan;;i/sekolah yang Saudara pimpin: Untuk itt1 lrnmi mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut inclnks~nakan pencl it ian din1aksud.
/\tns pcrhntinn clan l.,1H11ti:1n Saudnra, kami ucapkan ~erin1a kasih.
' rf/assa/i::onu 'afaikUJJI ir/', H'b.
'Te111busan: i I . Dekan F!TK j 2. Ketua Jurusan y9s.
!
; .. '
................
PEMERINTAH KOT)\ BEKASI DINAS PENDIDIJ(AN
STvfP NEGERI 20 Bl~KASI JI. Felesia I Komp.Jatibening II, Jatibening Baru, Pondokgede, Bekasi
Tlp/Fax: 8486924 E-Mail: smpn.20_bks@yahoo.co.id
SURAT KETERANGAN
N0.800/226/SMPN:201VIII/08
a~g bertanda tangan di bawah ini :
Nama H. Sahroni, S.Pd, M.Pd
NIP.
Jab a tan
132116290
Kepala Sekolah
engan ini mcncrangkan ;
ama
:rat a
TM
1rusan
Umi Kulsum
S.1
104011000158
Pendidikan Agama Islam
dalah benar telah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 20 Bekasi dari tanggal 6 sampai
mgan 28 Agustus 2008, dalam rangka penyelesaian skripsi dengan juqul :
"Peran Gnru Agama Islam Dalam Mendorong Treciptanya Nuansa Islami
Di Sekolah"
emikian ·surat ketcrangan in1 dibuat untuk diketahui dan dapat dipergunakan sebagi'mana
estinya.
BERITA WA WANCARA
I. Hari, Tanggal : Senin, 25 Agustus 2008
2. Interviwee : H. Sahroni, S.Pd.I, M.Pd
3. Jabatan : Kepa.la SMP Negeri 20 Bekasi
4. Pokok-pokok persoalan yang dibicarakan:
Dalam wawancara dengan kepala SMP negeri 20 Bekasi, pertaqyaan
pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan (!): Menurut Bapak apakah pergaulan lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi perkembangan pribadi dan akhlak siswa?.
Perianyaan (2): Menurut Bapak apakah SMPN 20 Bekasi sucah bisa
dikatakan bernuansa Islami?
1'e1ianyaan (3): Apa definisi bapak mengenai nuansa islami?
Pertanyaan (4): Sesuai pengamatan bapak selama ini, apa saja upaya yang
telah guru agama islam SMP Negeri 20 Bekasi lakukan
clalam menclorong terciptanya nuansa islami?
Pertanyaan (5): Menurut Bapak apakah guru agama Islam SMP Negeri 20
Bekasi suclah sesuai dengan fungsinya sebagai teladan bagi
siswa?
Pertanyaan (6): Sepengeiahuan bapak, model-model apa saja yang telah
clikembangkan oleh guru gama islam dalam mendorong
terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (7): Sebagai pimpinan, penclekatan dan cara apa yang bapak
lakukan demi terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20
Bckasi?
Pertanyaan (8): kegiatan-kegiatan keagamaan apa saja yang dilakukan oleh
siswa dan warga sekolah dalam menclorong terciptanya
nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (9): Menurut bapak, apakah lingkungan SMP Negeri 20 Bekasi
merupakan lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung
terciptanya nuansa islami yang ideal?
Pertanyaan ( 10): Menurut bapak, apakah seluruh warga sekolah tel ah
mendukung peran guru agama islam dalam mendorong
terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
5. Hasil wawancara:
Jawaban (1 ):
Jawaban (2):
Jawaban (3):
Ya, sangat mempengaruhi, karena sekolah merupakan salah
satu lingkungan yang sangat berpotensi dalam mempen&aruhi
perkembangan pribadi dan akhlak siswa. Karena sebelum
siswa masuk sekolah mereka membawa pongalamannya
masing-masing dari rumah dan lingkungannya, dan
pengalaman tersebut dapat mempengaruhi siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya melalui interaksi yang te~jadi
setiap hari. Dalam interaksi tersebut terdapat indikator
indikator yang mempengaruhi perkembangan siswa dengan
cara mereka berkawan, mengajak, bt:rcerita bahkan cara
mereka dalam mempengaruhi temannya ..
Sudah, SMP Negeri 20 Bekasi ini sudah bernuansa' islami clan
dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang di programkan dan
telah diimplementasikan/sudah dijalankan seperti: shalat
zhuhur dan ashar berjamaah, baca tulis Al-Qur,an,
memperingati PI:-IBI, clan berbusana islami bagi seluruh
warga sekolah pada setiap harijum'at.
Menurut saya, nuansa islami adalah suasana yang
mencerminkan nilai-nilai ajaran agama. islam dalam setiap
kegiatan seliari-hari/menghidupkan suasana religius di
sekolah.
Jawaban (4): Saya melihat ada motivasi yang cukup besar pada guru-guru
agama islam dalam menciptakan nuansa islami di SMP negeri
20 Bekasi dengan berbagai upaya yang mereka Jakukan
Jawaban (5):
J awaban ( 6):
Jawaban (7):
Jawaban (8):
! I
I I ------· \/\ \( T ,n
diantaranya keteladanan, pembiasaan bahkau berupaya
memprogramkan suatu kegiatan yang berupa aksi positif dan
reaksi positif. Ada pula kegiatan yang berupa proaksi atas
dasar inisiatif sendiri.
Menurut saya, peran guru agama islam sudah sesuai dengan
fungsinya sebagai teladan, karena mmeka selalu berupaya
bersikap dan berbuat baik yang dapat menjadi contoh bagi
peseita didiknya, d.i samping itu memka juga bertanggung
jawab atas segala perkataan dan perbuatannya sehar,i-hari
baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Saya melihat ada beberapa model yang telah dikembangkan
guru agama islam dalam upaya menciptakan nuansa islami di
SMP Negeri 20 Bekasi di antaranya, model pengembangan
kesadaran dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam
dan model pewarisan nilai-nilai ajaran agama islam mclalui
pengajaran dan keteladanan guru.
Pendekatan yang saya lakukan dalam upaya mendorong
tcrciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi itu sama
dengan pendekatan yang telah digunakan oleh guru agama
islam yaitu keteladanan dan memberikan contoh yang baik
kepada seluruh guru dan peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong terciptanya .nuansa
islami di SMP Negeri 20 terdiri dari 4 kurun waktu, yaitu:
1. Kegiatan harian:
Kebiasaan warga sekolah dalam mengucap salam dan
mencium tangan bila bertemu. Khususnya murid
dengan guru dan guru dengan guru ..
Kegiatan tadarus Al- Qur'an yang dilaksanakan sctiap
pagi sebelum jam pelajaran.
Kegiatan shalat zuhur berjama'ah bagi kelas VIII dan
IX dan shalat ashar bagi kelas VII.
- Kegiatan shalat sunnah dhuha.
2.Kegiatan mingguan:
Kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan · setelah
shalat jumaat
Kegiatan rohani islam yang dilaksanakan pada setiap
hari senin dan jumat.
Kegiatan TP A yang dilaksanakan pada setiap hari se~in,
rabu dan jumat dan di bagi 3 kelas perharinya.
3. Kegiatan bulanan dan tahun.an
Kegiatan Hari-hari besar islam.
Pesantren Ramadhan/kilat.
Mengadakan santunan kepada fakir miskin dan yatim
piatu
Mengadakan zikir doa bersama. yang dilaksanakan 2
kali dalam setal1u.
Jawaban (9): Ya, lingkukngan SMP Negeri 20 Bekasi merupakan
lingkungan yang kondusif dalam upaya penciptaan nunasa
islami karena segala aktivitas warga sekoluh dan kegiatan
kegiatannya menggambarkan/mencemrinkan nilai-nilai ajaran
agama islam.
Jawaban (10): Ya, seluruhnya yang dibuktikan dengan keikutsertaan mereka
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan yai1g
dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi. Ballkan guru agama
non muslimpun ikut serta ..
,r;~Inttervt1wer I \L
( U i !sum)
.BERITA WAWANCARA
I. I-Iari, Tanggal : Senin, 25 Agustus 2008
2. Interviwee : A. Salim, S.Ag
3. Jabatan : Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
4. Pokok-pokok persoalan yang dibicarakan:
Dalam wawancara dengan guru pendidikan agama islam, pertanyaan
pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan (1): Menurut Bapak/Ibu apa tugas utama guru pendidikan agama
Islam?
Pertanyaan (2): Menurut Bapak/Ibu apakah pergaulan lingkungan sekolah
mempengaruhi perkembangan pribadi dan akhlak siswa?
. Pertanyaan (3): Menurut Bapak/Ibu apakah SMPN 20 Bekasi sudah bisa
dikatBkan bernuansa Islami?
Pe1ianyaan (4): Apa yang menjadi acuan bahwa sekolah dikatakan bernuansa
Islami?
Pertanyaan (5): Pendekatan dan cara apa saja yang telah Bapak/ibu lakukan
dalam mendorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri
20 Bekasi?
Pertanyaan (6): Kegiatan-kegiatan keagamaan apa saja yang dilakukan oleh
siswa dan warga sekolah dalam mendorong terciptanya
nuansa Islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (7): Mcnuru:~. Bapak/Ibu apakah seluruh warga sekolah telah
mendukung peran guru agama islam dalam mendorong
terciptanya nuansa islan1i di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (8): Menurut Bapak/Ibu apakah sarana prasarana yang ada di
SMP Negeri 20 Bekasi telah memadai untuk menciptakan
nuansa islami?
Pertanyaan (9): Model-model apa saja yang telah Bapak/Ibu kembangkan
dalam mendorong terciptanya nuansa isalmi di SMP Negeri
20 Bekasi?
Pertanyaan (IO):Adakah kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah Bapak/Ibu
programkan sebagai pendukung terciptanya nuansa islmni di
SMP Negeri 20 Bekasi nmnun belum terlaksana?
5. Hasil Wawancara:
Jawaban (1):
Jawaban (2):
Jawaban (3):
Jawaban (4):
.Tawaban (5):
Guru agama islam di samping bertugas mengajm· di kelas, ia
juga bertugas mendidik dan membina moral siswa di '
lingkun1Zan sekolah serta menanan kan nilai-nilai ibadah
dalam Kehidupan:nya sehari-hari sebagai bekal hidup di
masyarakat.
Ya, karena sekolah terdiri dari pendidik dan anak didik.
Antara mereka sudah pasti saling berhubungan, baik antara
guru dengan murid-muridnya maupun antara murid dengan
murid. Guru sebagai pendidik dengan wibawanya dalmn
pergaulan membawa murid kearah pembentukan akhlak
mulia. Begitu pula dengan pergaulan murid. Dalam hal ini
bisa terjadi adanya pergaulan sehari-hari yang berpengaruh
positif maupun negatif
Sudah, dapat dilihat dari aktivitas hubungan warga
sekolahnya dan kegiatan-kegiata keagamaan yang telah di
laksanakan di SMP Negeri 20 Bekasi.
yang menjadi acuan sekolah dikatakan bernuansa islami yaitu
dilihat dari kebiasaan-kebiasaan seluruh warga sekolah yang
sarat dengan nilai-nilai islam baik dalmn setiap a\ctivitas
mereka maupun kegiatan-kegian yang dilaksanakan di SMP
Negeri 20 Bekasi.
Pendekatan yang saya lakukan adalah penclekatan persuasif
yaitu mengajak kepada seluruh warga sekolah umumnya dan
siswa khususnya dengan cara yang halus dengan cara
Jawaban (6):
Jawaban (7):
melakukan diskuksi dan sheering keagamaan kepada setiap
individu yang membutuhkan solusi atas masalahnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong terciptanya nuansa
islami di SMP Negeri 20 terdiri dari 4 kurun waktu, yaitu:
I. Kegiatan harian:
Kebiasaan warga sekolah dalam mengucap salam dan
mencium tangan bila bertemu. Khususnya murid
dengan guru dan guru dengan guru.
Kegiatan tadarus Al- Qur'an yang dilaksanakan setiap
pagi sebelum jam pelajaran.
Kegiatan shalat zuhur berjama'ah bagi kelas VIII dan
IX dan shalat ashar bagi kelas VII.
Kegiatan shalat sunnah dhuha.
2. Kegiatan mingguan:
Kegiatan pembinaan ald1lak yang dilakukan setelah
shalatjumaat
Kegiatan rohani islam yang dilaksanakan pada setiap
hari senin dan jumat.
Kegiatan TPA yang dilaksanakan pada setiap hari senin,
rabu dan jumat dnn di bagi 3 kc las pcrlmrinyn.
3. Kegiatan bulanan dan tahunan
Kegiatan Hari-hari besar islam.
Pesantren Ramadhan/kilat.
Mengadakan santunan kepada fakir miskin dan yatim
piatu yang dilaksanakan setiap tahun
Mengadakan zikir doa bersama yang dilaksanakan· 2
kali dalam setahu.
Sudah, dan terbukti dari aktivitas S<)hari-harinya seperti
mengucap salam dan berjabat tangan bila bertemu,
mengenakan busana islami dan bertugas sebagai imam
Jawaban (8):
Jawaban (9):
jamaah shalat zhuhur dan ashar berjamav,h sesuai dengan
jadwal yang telah di tetapkan.
Cukup memadai, karena sarana prasarana )"dllg terciapat di
SMP Negeri 20 Bekasi ini standar dengan yang terdapat di
masyarakat diantaranya masjid dan AJ .. qur'an.
Model yang saya kembangkan adalah model pengembangan
kesadaran yaitu menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam
serta dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jawaban (10): Saya kira tidak ada, semua kegiatan keagamaan sudah
dilkasanakan secara keseluruhan, namun mungkin
pelaksanaanya dalam mencapai tujuan kegiatan tersebut
belum maksimal.
Bekr~~2oos ~~vlwee
"-.._.-' ,, . .,., /' ·' /,A
. ··_ '"1"-L,,
( .--(A. Salim, .Ag)
5. Hari, Tanggal
6. Intervi wee
7. Jabatan
BERITA WAWANCARA
: Senin, 25 Agustus 2008
: Dra. Ai Mulyaningsih
: Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
8. Pokok-pokok persoalan yang dibicarakan:
Dalam wawancara dengan guru pendidikan agama islam, pertanyaan
pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan (I): Menurut Bapak/Ibu apa tugas utama guru pendidikan ~gama
Islam?
Pertanyaan (2): Menurut Bapak/Ibu apakah pergaulan lingkungan sekolah
mempengaruhi perkembangan pribadi dan akhlak siswa?
Pertanyaan (3): Menurut Bapak/Ibu apakah SMPN 20 Bekasi sudah bisa
dikatakan bernuansa Islami?
Pertanyaan (4): Apa yang menjadi acuan bahwa sekolah dikatakan bernuansa
Islami?
Pe1ianyaan (5): Pendekatan dan cara apa saja yang telah Bapak/ibu lakukan
dalam mendorong terciptanya nuansa islami di SMP Negeri
20 Bekasi?
Pertanyaan (6): Kegiatan-kegiatan keagamaan apa saja yang dilakukan oleh
siswa dan warga sekolah dalam mendorong terciptanya
nuansa Islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (7): Menurut Bapak/Ibu apakah seluruh warga sekolah telah
mendukung peran guru agama islam dalam mendorong
terciptanya nuansa islami di SMP Negeri 20 Bekasi?
Pertanyaan (8): Menurut Bapak/Ibu apakah sarana prasarana yang ada di
SMP Negeri 20 Bekasi telah mernadai untuk menciptakan
nuansa islami?
Pertanyaan (9): Model-model apa saja yang telah Bapak/Ibu kembangkan
dalam mendorong terciptanya nuansa isalmi di SJ\;!P· Negeri
20 Bekasi?
Pertanyaan (I 0): Adakah kegiatan-kegiatan keagamaan yang tel ah Bapak/Ibu
programkan sebagai pendukung terciptanya nuansa islami di
SMP Negeri 20 Bekasi namun belum terlaksana?
5. Hasil Wawancara:
Jawaban (1):
Jawaban (2):
Jawaban (3):
Jawaban (4):
Jawaban (5):
Di samping guru agama islam bertuga.s mengajar di kelas, Ia
juga berutugas mendidik dan membentuk pribadi . siswa
menjadi manusia yang berakhlak dan terampil dalam
menjalankan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari
hari.
Ya mempengaruhi, karena pergaulan sekolah terdiri dari
pendidik dan anak didik yang semuanya berada dalam
lingkungan sekolah yang terbuka kesempatan untrJk sdaling
mempengaruhi, karenanya segala tingkah laku pendidik dan
anak didik di lingkungan sekolah dapat mempengaruhi
pribadi dan akhlak siswa. Dalam hal i:ni di samping terdapat
pengatuh yang positif ada pula pengaruh yang negatif.
Secara implisit saya kira sudah bisa dikatakan bernuansa
islami karena indikator-indikator yang mengarah kepada
nuansa islami yang ideal sudah terdapat di SMP Negeri 20
Bekasi.
Acuannya adalah sekolah yang didirikan atas dasar islam
yang memang semua kegiatan keagamaannya telah
diprogramkan dan waktunya pun telah <litetapkan -serta
mengharuskan seluruh warga sekolahnya untuk
melaksanakannya.
pendekatan yang saya gunakan adalah prndekatan
pembiasaan dan keteladanan dengan cara memberikan latihan
kepada siswa untuk selalu melaksanakan ajaran agama islam
Jawaban (6):
Jawaban (7):
dan bahkan dengan cara paksaan yang di buktikan dengan
pemberian hukmnan kepada siswa yang tidak mengikuti
kegiatan keagamaan yang telah diprogramkan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong terciptanya nuansa
islami di SMP Negeri 20 terdiri dari 4 kurun waktu, yaitu:
1. Kegiatan harian:
Kebiasaan warga sekolah dalam mengu.cap salam dan
mencium tangan bila bertemu. Khususnya murid
dengan guru dan guru dengan guru.
Kegiatan tadams Al- Qur' an yang dilaksanakan setiap
pagi sebelumjam pelajaran.
Kegiatan shalat zuhur berjama'ah bagi kelas VIII dan
IX dan shalat ashar bagi kelas VII.
Kegiatan shalat sunnah dhuha.
2 Kegiatan mingguan:
Kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan setelah
shalatjumaat
Kegiatan rohani islam yang dilaksanakan, pada setiap
hari senin danjumat.
Kegiatan TPA yang dilaksanaka11 pada setiap hari senin,
rnbu danjumat dan di bagi 3 kelas perharinya.
3 Kegiatan bulanan dan tahunan
Kegiatan Hari-hari besar islam.
Pesantren Ramadhan/kilat.
Mengadakan santunan kepada fakir miskin dun yatim
piatu yang dilaksanakan setiap tahun
Mengadakan zikir doa bersama yang dilaksanakan 2
kali dalam setahu.
Ya, Sudah dan terbukti dari aktivitas sehari-harinya seperti
mengucap salam dan berjabat tangan bila bertemu,
mengenakan busana islami dan bt:rtugas sebagai imam
jamaah shalat zhuhur dan ashar berjamaah sesuai dengan
jadwal yang telah di tetapkan.
Jawaban (8): Memadai, karena sarana yang ada telah digunakan secara
maksimal sebagai tempat kegiatan keagamaau yang ada di
SMP Negeri 20 Bekasi.
Jawaban (9): Model pewarisan nilai-nilai ajaran agama islam melalui
pengajaran dan keteladanan guru.
Jawaban (10): Saya kira tidak ada, semua kegiatan keagamaan sudah
dilkasanakan secara keseluruhan, namun mungkin
pelaksanaanya dalam mencapai tujuan kegiatan tersebut
belum maksimal.
Interviwer
(Umi Kulsum)
Bekas'i, 25 At;'llstus 2008
Interviwee
-I;~~ (Dra. Ai Mulyaningsih)
Angket Penelitian
Peran Guru Agama Islam Dalam Mendoron~: Terciptanya
Nuansa Islami di SMP Negeri 20 Bekasi
Petunjuk Pengisian:
1. Jawablah pe1ianyaan-pertanyaan di bawah ini dengan:
a. Membaca Basmalah terlebih dahulu
b. Menjawab soal sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
c. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan dan alternatif jawabaimya
d. Memilih salah satu alternatif jawabai1 dengan memberikan tanda
silang (x)
2. Angket ini tidak mempengamhi nilai prestasi siswa
3. Naskah ini hams segera dikembalikan setelah diisi
Na1na Kelas J enis kelamin
1. Gum Agama Islam berperan positif dalam mendorong terciptanya nuansa islami di sekolah. a. selalu c. kadai1g-kadang b. sering d. tidak pemah
2. Gum Agania islani memberi motivasi kepada selumh siswa untuk berprilaku baik a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah
3. Gum agama islam dapat menjadi suri tauladan dalam berprilaku a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. tidak pernah
4. Guru agania islam memuji siswa yang berprilaku baik. a. selalu c. kadang-kaclang b. sering d. ticlak pernah
5. Guru agama islmn mendukung kegiatan-kegiatan keislan1an di sekolah a. selalu c. kaclang-kadang b. sering d. tidak pernah
6. Gum agama islmn ikut se1ia dalam kegiatan-kegiatan keislaman di sekolah. a. selalu c. kadang-kaclang b. sering d. tidak pernah
7. Guru agama islam mengajai· dengan baik di kelas
8. Guru agama islam menegur siswa yang berprilaku kurang baik. a. selalu c. kadang-kaclang b. sering d. tidak pernah
9. Guru agama islam memberi hukuman pada siswa yang tidak menginclahkan peraturan sekolah. a. selalu c. kaclang-kaclang b. sering d. tidak pernah
10. Seluruh siswa dan warga sekolah menaruh simpati kepacla guru agama di SMP Negeri 20 Bekasi a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. tidak pernah
11. Guru agama islam di SMP Negeri 20 Bekasi menjadi idola bagi para siswa dan warga sekolah. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah
12. Perilaku g]Jru agama islan1 merupakan contoh bagi siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. tidak pernah
13. Guru agama isl am selalu berbusana islami. a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. tidak pemah
14. Guru agama islam be1iugas menjadi imam shalat berjamaah di masjid sekolah. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah
15. Gmu agama mengakhiri atau menutup pelajaran dengan doa a. selal u c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah
16. Ruang kelas memiliki nuansa islami a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. tidak pernah
17. Masjid di sekolah merupakan salah satu sarana dalam kegiatan keagwnaan di sekolah a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah
18. Sarana prasarana sekolah merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya nuansa islan1i di sekolah a. selalu c. kadang-kaclang b. sering d. tidak pernah
19. Sekolah berprestasi dalam setiap perlombaan bi dang keagamaan a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah
')(\ T ;nn-1..-111-..n-:>n '-"''"'J,.r.lcJ.. ,.,.,.,.1,..,1-. ,.,,.,,,,,.......,.~1~1,.! ....................... !.-.1 .... -.~!
21. Mengucap salam menjadi kebiasaau bagi guru, s1swa dan seluruh warga sekolah bila bertemu. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernab
22. Warga seko!ah memperingati setiap kegiatan hari-hari besar islam. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah
23. Taclarus Al-Qur'an menjacli kegiatan rutin sebelum pelajaran climulai. a. selalu c. kaclang-kaclang b. sering d. ticlak pernah
24. Shalat sunnah clhuha meqjacli kegiatan rutin para siswa pacla jam istirahat clan jam pelajaran kosong. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pemah
25. Siswa melaksanakan shalat zhuhur berjan1aah di sekolah a. selalu c. kaclang-kadang b. sering cl. ticlak pernah
26. Seluruh warga sekolab berbusana islami a. selalu c. kaclang-kadang b. sering cl. ticlak pernab
27. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang mendukung pembentukkan pribacli muslim. a. selalu c. kadang-kadang b. sering cl. ticlak pernah
28. Lingkungan sekolah merupakan lingkw1gan yang menyenangkan untuk belajar. a. selalu c. kaclang-kaclang b. sering cl. ticlak pernah
29. Peraturan sekolah mengandung nilai-nilai ajaran agama islmn a. selalu c. kaclang-kadang b. sering cl. tidak pernah
30. Warga sekolah mendukung kegiatan-kegiatm1 keagamaan di SMP Negeri 20 Bekasi. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah
Recommended