View
105
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
penyakit glaukoma
Citation preview
Skenario G Blok 19 Tahun 2013
Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun, mengeluh mata kanannya kabur sejak terkena bola bulutangkis 2 hari yang lalu. Mata tampak merah namun tidak keluar darah. Penderita mengeluh mata terasa nyeri dan mual muntah. Penderita dibawa ke mantri, diberi obat tetes Cendoxytrol dan obat makan, tapi keluhan tidak berkurang. Penderita lalu dibawa ibunya ke RS karena mata kanan semakin kabur.
Pemeriksaan Oftamologi:
(gambar)
AVOD: 1/300, AVOS: 6/6 E
TIOD: 35,50 mmHg, TIOS: 18,5 mmHg
Palpebra: blefarospasme (+)
Konjungtiva: subkonjungtiva bleeding (+)
Kornea: edema, bilik mata depan terdapat darah/black ball eye (+), iris, pupil, lensa dan segmen posterior tidak dapat dinilai.
I.Klarifikasi Istilah
1. Cendoxytrol: obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat corticosteroid (dexamethasone) dan antibiotik (neomusin dan polymusin)
2. Blefarospasme: renjatan otot orbikularis okuli yang tidak disadari3. AVOD: Acies Visus Oculi Dextra4. AVOS: Acies Visus Oculi Sinistra5. TIOD: tekanan intra okuli dextra dengan nilai normal 10 mmHg- 20 mmHg6. TIOS: tekanan intra okuli sinistra7. Subkonjungtiva8. Black ball eye9. Segmen posterior: bagian mata mulai dari tepi lensa belakang sampai retina yang
berisi humor vitrus10. Iris: membran sirkuler berpigmen dibelakang kornea yang ditembus oleh pupil11. Pupil: lubang pada bagian tengah iris mata, tempat masuknya cahaya kedalam mata12. Lensa: badan di konveks transparan yang memisahkan kamera posterior dengan
korpus vitreus menjadi bagian dari mekanisme sistem refraksi mata13. Palpebra: kelopk mata14. Bilik mata depan: ruang antara kornea dan iris yang berisi aquos humor15. Kornea: bagian anterior mata yang transparan
16. Edema: kumpulan cairan abnormal diruang interseluler17. Konjungtiva: membran halus yang melapisi kelopak mata dan menutup bola mata
II. Identifikasi Masalah
1. Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun, mengeluh mata kanannya kabur sejak terkena bola bulutangkis 2 hari yang lalu.
2. Mata tampak merah namun tidak keluar darah. Penderita mengeluh mata terasa nyeri dan mual muntah.
3. Penderita dibawa ke mantri, diberi obat tetes Cendoxytrol dan obat makan, tapi keluhan tidak berkurang.Penderita lalu dibawa ibunya ke RS karena mata kanan semakin kabur.
4. Pemeriksaan oftamologi:AVOD: 1/300TIOD: 35,50 mmHgPalpebra: blefarospasme (+)Konjungtiva: subkonjungtiva bleeding (+)Kornea: edema
III. Analisis Masalah
1. Anatomi mata (hubungkan dengen hifema) 12. Fisiologi mata (hubungkan dengan hifema) 23. Etiologi dari mata kabur 44. Mekanisme mata kabur pada kasus ini 35. Etiologi dari :
a. Mata merah (konjungtiva, kornea) 2b. Nyeri pada mata 1
6. Jenis-jenis mata merah 47. Mekanisme:
a. Mata merah 1b. Nyeri pada mata 3
8. Mekanisme dan hubungan mual muntah dengan kasus ini 49. Farmakokinetik dan farmakodinamik obat tetes cedoxytrol 110. Indikasi, kontra indikasi, dan efek samping obat cendoxytrol 411. Mengapa keluhan tidak berkurang dengan pemberian cendoxytrol? 312. Mengapa mata semakin kabur? 213. Pemeriksaan oftamologi
a. Interpretasi dan mekanisme (grade hifema/black ball eye) 3b. Cara pemeriksaan oftalmologi 2
14. Pertanyaan tambahana. Cara penegakan diagnosis dan pemerisaan penunjang (WD) 1b. DD 4
c. Etiologi (hifem) 2d. Epidemiologi (kasus) 4e. Faktor resiko (kasus) 1f. Patogenesis (keseluruhan) 3g. Tatalaksana 2h. Komplikasi (jelaskan mengapa bisa terjadi hal tersebut) 3i. Pencegahan 4 j. Manifestasi klinis 1k. Prognosis 3l. Kdu 2
Kesimpulan
Anak laki-laki 10 tahun, mengeluh mata kanan kabur (lanjut hari rabu)
LI
1. Anatomi 12. Fisiologi 23. Hifema 34. Glaucoma (terutama glaucoma sekunder) 45. Trauma tumpul mata1
1. Dimas alphiano, meylinda, johannes lie2. Rachmat taufan, zhazha savira, ramadhan3. Moza, utari, billy4. Fitri nurahmi, carolius, hanifah, retno
Analisis masalah dikumpulkan paling lambat setelah tutorial hari Rabu. Bagi yang tidak mengumpulkan analisis masalah dan learning issue, maka laporan ini saya serahkan kepada yang tidak mengumpulkan untuk diselesaikan. Terima kasih. Mohon kerja samanya ya!
a. Anatomi
MATA
Mata tertanam didalam corpus adiposum orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus
adiposum orbitae oleh selubung fasial bola mata. bola mata merupakan organ
penglihatan manusia. bola mata menempati bagian depan orbit. bola mata orang dewasa
memilki diameter sekitar 24,2-25 mm. bola mata dilapisi oleh selubung fascial bola
mata ( fascia tenon ). fascia tenon adalah fascia yang menempel dari limbus sampai ke
nervus optikus. bagian dalam fascia tenon menempel dengan episklera, sedangkan
bagian luarnya merupakan perlekatan otot. diantara fascia tenon dengan sklera terdapat
ruang potensial
SELUBUNG FASIAL BOLA MATA
Selubung fasial meliputi bola mata dari n. optikus sampai taut corneosklera. Selubung
ini memisahkan bola mata dari corpus adiposum orbita dan menyediakan wadah agar
bola mata dapat bergerak dengan bebas. Selubung fasial ini ditembus oleh tendo otot-
otot orbita dan melipat pada masing-masing tendo sebagai selubung tubular. Selubung
bagi tendo m.rectus medialis dan lateralis melekat pada dinding medial dan lateral
orbita melalui ligamentum yang berbentuk segitiga yang disebut ligamentum lacertus
medialis dan lateralis. Bagian bawah selubung fascia yang berjalan dibawah bola mata
dan menghubungkan ligamentum lacertus medialis dan lateralis menebal dan berfungsi
menahan bola mata; bagian ini disebut ligamentum suspensorium bulbi. Dengan
perantaraan ligamentum ini, bola mata tergantung seperti buaian pada dinding medial
dan lateral orbita.
LAPISAN BOLA MATA
Bola mata terdiri atas 3 lapisan, dari luar ke dalam adalah: (1) Tunica Fibrosa, (2)
Tunica Vasculosa yang berpigmen (3) Tunica Nervosa.
- Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak, sclera dan bagian anterior
yang transparan serta kornea. Sclera terdirir atas jaringan fibrosa yang padat dan
berwarna putih. Di posterior, sclera ditembus oleh n. optikus dan menyatu dengan
selubung dura saraf ini. Lamina Cribrosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh
serabut-serabut n. optikus, merupakan daerah yang relative lemah dan dapat
menonjol kedalam bola mata oleh peningkatan tekanan liquor serebrospinalis
didalam tonjolan tubular spatium subarachnoideum, yang terdapat disekeliling n.
optikus. Bila tekanan intraocular meningkat, lamina cribrosa akan menonjol keluar,
menyebabkan discus menjadi cekung, yang dapat dilihat melalui oftalmoskop.
Sclera juga ditembus oleh a. n. ciliares dan pembuluh venanya, yaitu venae
vorticosae. Kearah depan sclera langsung baralih menjadi kornea pada taut
corneosklera atau limbus. Cornea yang transparan. Mempunyai fungsi utama
memantulkan cahaya yang masuk ke mata . diposterior, cornea berhubungan dengan
aqueous humour.
- Tunica Vasculosa Pigmentosa
Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan disusun oleh choroidea, corpus
ciliare dan iris. Choroidea : Choroidea terdiri ata lapisan luar berpigmen dan lapisan
dalam yang sangat vascular. Corpus Ciliare : Corpus ciliare ke arah posterior
dilanjutkan oleh choroidea, dan kearah anterior terleteak di belakang batas perifer
iris.Corpus ciliare terdiri atas:
1. Corona ciliaris, adalah bagian posterior corpus ciliare , dan permukaannya
mempunyai alur dangkal yang disebut striae ciliares.
2. Prosesus ciliaris, adalah lipatan-lipatan yang tersusun secara radial, dan pada
permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis.
3. M. ciliaris, terdiri atas serabut-serabut otot polos meidianal dan sirkular. Serabut
meridianal berjalan ke belakang dari area taut corneosklera menuju ke prosesus
ciliaris. Serabut-serabut sirkular berjumlah sedikit dan terletak di sebelah dalam
serabut meridianal.
Persarafan: M. ciliaris dipersarafi oleh serabut parasimpatis dari n.
occulomotorius. Setelah bersinaps di ganglion siliaris, serabut-serabut
postganglionic berjalan ke depan ke bola mata di dalam n. canalis brevis.
Fungsi: kontraksi m. ciliaris, terutama serabut-serabut meridianal menarik
corpus ciliaris ke depan. Hal ini menghilangkan tegangan yang ada pada
ligamnetum suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung.
Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa.
Iris dan Pupil. Iris adalah diaphragm berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan
lubang di tengahnya , yaitu pupil. Iris tergantung didalam humor aqueous diantara
kornea dan lensa. Pinggir iris melekat pada permukaan anterior corpus ciliaris. Iris
membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera anterior dan camera
posterior. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri atas serabut-serabut
sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular membentuk m. spinchter pupillae dan
tersusun di sekitar pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk m. dilator
pupillae, yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut radial dan terletak dekat
permukaan posterior.
Persarafan: m. spinchter pupillae dipersarafi oleh serabut parasimpatis n.
oculomotorius. Setelah bersinaps di ganglion ciliaris, serabut-serabut post
ganglionic berjalan ke depan ke bola mata di dalam nn. Ciliares breves. M.
dilator pupilae dipersarafi oleh serabut simpatis, yang berjalan ke depan ke bola
mata didalam nn. Ciliares longi.
Fungsi: M. spinchter pupillae mengonstriksikan pupillae dalam keadaan cahaya
terang dan selama berakomodasi. M. dilator pupillae melebarkan pupil dalam
keadaan cahaya kurang terang atau keadaan terdapatnya aktivitas simpatis yang
berlebihan seperti dalam keadaan takut.
- Tunica Nervosa: Retina
Retina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa di sebelah dalam.
Permukaan luar melekat dengan choroidea dan permukaan dalam berhubungan
dengan corpus vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ receptor.
Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak, disebut orra serata, yang
merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian anterior retina bersifat tidak peka dan
hanya terdiri atas sel-sel berpigmen dengan lapisan epithel silindris dibawahnya.
Bagian anterior retina ini menutupi processus ciliaris dan belakang iris.
Pada pertengahan bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan,
disebut macula lutea, yang merupakan area retina dengan daya lihat yang paling
jelas. Ditengahnya terdapat lekukan, disebut fovea centralis.N. optikus
meninggalkan retina kira-kira 3 mm medial dari macula lutea melalui discus nervi
optici. Diskus n. optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu merupakan tempat
n. opticus di tembus oleh arteri centralis retinae. Pada diskus n. optici tidak terdapat
sel-sel batang dan kerucut, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut sebagai
“ bintik buta”. Pada pemeriksaan oftalmoskop. Diskus n. optici tampak berwarna
merah muda pucat, jauh lebih pucat dari area retina disekitarnya.
ISI BOLA MATA
Isi bola mata adalah media refraksi, humor aqueos corpus vitreum dan lensa.
Humor aquous
Humor aquous adalah cairan bening yang mengisi camera anterior dan camera
posterior bulbi. Diduga cairan ini merupakan secret dari prosesus ciliaris, dari sini
mengalir ke camera posterior. Kemudian mengalir ke dalam camera anterior melalui
celah yang ada angulus iridocornealis masuk kedalam canalis schlemmi. Hambatan
aliran keluar aqueous humor mengakibatkan peningkatan tekanan intraocular,
disebut glaucoma. Keadaan ini dapat menimbulkan kerusakan degenerative pada
retina, yang berakibat kebutaan. Fungsi humor aqueous adalah untuk menyokong
dinding bola mata dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga
bentuk bola matanya. Cairan ini juga memberi makanan bagi kornea dan lensa dan
mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi ini penting, karena kornea dan lensa
tidak mempunyai pembuluh darah.
Corpus Vitreum
Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan gel yang
transparan. Canalis hyaloideus adalah saluran sempit yang berjalan melalui corpus
vitreum dari discus nervi optici ke permukaan posterior lensa. Pada janin saluran ini
berisi a. hyaloidea, yang menghilang beberapa saat sebelum lahir. Fungsi corpus
vitreum adalah sedikit menambah daya pembesaran mata. Juga menyokong
permukaan posterior lensa dan membantu melekatkan pars nervosa retina ke pars
pigmentosa retina. Lensa
Lensa adalah struktur bikonveks, yang trasnparan, yang dibungkus oleh capsula
yang transparan. Lensa terletak dibelakang iris dan di depan corpus vitreum, serta
dikelilingi pocessus siliaris. Lensa terdiri atas (1) capsula elastis, yang membungkus
struktur; (2) epithelium cuboideum, yang terbatas pada permukaan anterior lensa;
dan (3) fibrae lentis, yang dibentuk dari epithelium cuboideum pada equator lentis.
Fibrae lentis, menyusun bagian terbesar lensa. Capsula lentis yang elastis terdapat
dalam keadaan tegang, menyebabkan lensa tetap berada dalam bentuk bulat dan
bukan bentuk discus. Region equator lensa dilekatkan pada prosesus ciliaris oleh
ligamentum suspensorium. Tarikan dari serabut-serabut ligamentum suspensorium
yang tersusun radial cenderung memipihkan lensa yang elastis ini, sehingga mata
dapat difokuskan pada objek-objek yang jauh.
Untuk mengakomodasikan mata pada objek yang dekat, m. ciliaris berkontraksi dan
menarik corpus ciliaris ke depan dan dalam, sehingga serabut serabut radial
ligamentum suspensorium menjadi relaksasi. Keadaan ini memungkinkan lensa yang
elastis menjadi lebih bulat. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi lebih padat
dan kurang elastis, dan sebagai akibatnya kemampuan berakomomdasi menjadi
berkurang ( presbyopia ). Kelemahan ini dapat diatasi dengan memakai lensa
tambahan berupa kacamata untuk membantu mata melihat benda-benda yang dekat.
OTOT-OTOT BOLA MATA DAN KELOPAK MATA
Otot-otot orbita ini terdiri atas otot-otot ekstrinsik bola
mata ( lurik ), otot-otot intrinsic bola mata ( polos ) dan otot-otot palpebrae.
Otot instrinsik bola mata
Otot-otot ekstrinsik bola mata (lurik)
Terdiri atas empat m. rectus dan dua m. obliqus.
1. M. rectus
Origo: keempat mm. recti berasal dari cincin fibrosa yang disebut annulus
tendineus comunis. Anulus ini merupakan penebalan dari periosteum. Cincin ini
mengelilingi canalis optikusdan menjembatani fisura orbitalis inferior. M rectus
superior berasal dari bagian atas cincin, m. rectus inferior dari bagian bawah
cincin, m. rectus medialis dari bagian medial cincin, dan m. rectus lateralis
berasal dari dua caput pada bagian lateral cincin.
Insersio: masing-masing m.rectus berjalan ke depan, bertambah lebar dan terpisah
satu dengan yang lainnya. Bersama-sama otot-otot ini membentuk suatu kerucut
otot yang membungkus n. optikus dan bagian posterior bola mata. Tendo setiap
otot menembus selubung fascia bola mata dan berinsersio pada sclera lebih
kurang 6 mm dibelakang pinggir kornea.Persarafan: m. rectus superior, inferior,
dan medial dipersarafi oleh N. occulomotorius. M rectus lateralis dipersarafi oleh
n. Abducens.
Fungsi: m. rectus lateralis memutar bola mata sehingga kornea menghadap ke
lateral. M. rectus medialis memutar bola mata sehingga kornea menghadap ke
medial. Karena berinsersio pada sisi medial sumbu vertical bola mata, m. rectus
superior dan inferior tidak hanya menaikkan dan menurunkan kornea, tapi juga
memutar kornea ke medial. Agar m.rectus superior da[at menaikkan langsung
cornea ke atas, otot ini harus dibantu oleh m. obliqus inferior. Agar m.rectus
inferior dapat menurunkan kornea secara langsung, otot ini harus dibantu oleh
m.obliqus superior.
2. M. obliqus superior
- Origo: corpus ossis spenoidhalis
- Insersio: venternya yang bulat berjalan ke depandan beralih menjadi tendo
yang langsing, yang berjalan melalui trochlea fibrocartilage yang melekat pada
os. Frontale. Kemudian tendo membelok ke belakang dan ke lateral,
menembus selubung fascia bola mata, dan berinsersio pada sclera
dibawahm.rectus superior. Otot ini melekat pada sclera dibelakang equator
coronalis bola mata, dan garis tarikan tendo berjalan medial terhadap sumbu
vertical.
- Persarafan: n. trochlearis
- Fungsi: m. obliqus superior memutar bola mata sehingga kornea menghadap
ke bawah dan lateral.
3. M. Obliqus Inferior
Origo: bagian anterior dasar orbita
Insersio: otot langsing ini berjalan ke belakang dan lateral di bawah rectus
inferior. Otot ini berinsersio pada sclera dibelakang equator coronalis, dan
garis tarikan tendo berjalan medial terhadap sumbu vertical.
Persarafan: n. occulomotorius
Fungsi: M. obliqus inferior memutar bola mata sehingga kornea menghadap ke
atas dank e lateral.
Otot-otot intrinsic bola mata ( polos)
1. M. spinchter pupillae
Persarafan: parasimpatis melalui n. occulomotorius
Fungsi: konstriksi pupil
2. M. dilator pupillae
Persarafan: simpatis
Fungsi: dilatasi pupil
3. M. cilliaris
Persarafan: parasimpatis melalui n. occulomotorius
Fungsi: mengatur bentuk lensa; pada akomodasi membuat lensa menjadi lebih
bulat
Otot-otot palpebrae
1. M. orbicularis oculi
Terdapat 2 jenis, yaitu: pars palpebrae dan pars orbitalis.
Pars palpebrae:
Origo: ligamentum palpebrae medialis
Insersio: raphe palpebrae lateralis
Persarafan: N. fascialis
Fungsi: menutup kelopak mata dan dilatasi saccus lacrimalis
Pars orbitalis:
Origo: ligamentum palpebrae medialis dan tulang didekatnya
Insersio: lengkungan yang kembali ke origo
Persarafan: N. fascialis
Fungsi: melipat kulit disekitar orbita untuk melindungi bola mata.
2. M. Levator palpebrae
Origo: belakang orbita
Insersio: permukaan anterior dan pinggir atas tarsus superior
Persarafan: otot lurik oleh n. occulomotorius, otot polos oleh saraf simpatis
Fungsi: mengangkat palpebrae superior
PEMBULUH DARAH DAN LIMFE ORBITA
Arteria Opthalmica
Cabang dari a. carotis interna setelah pembuluh ini keluar dari sinus cavernosus.
Arteri ini berjalan ke depan melalui canalis opticus bersama n. opticus. Pembuluh ini
berjalan di depan dan lateral dari n. opticus, kemudian menyilang diatasnya untuk
mencapai dinding medial orbita. Kemudian arteri ini membrikan banyak cabang,
sebagian dari cabang-cabang ini mengikuti saraf-saraf dalam orbita.
Cabang-cabang:
1. A. sentralis retinae adalah cabang kecil yang menembus selubung meningeal n.
opticus untuk masuk kedalam saraf. Pembuluh ini berjalan didalam n. opticus dan
masuk bola mata dipusat discus n.optici, disini, arteri ini bercabang-cabang, yang
dapat diamati pada pasien melalui optalmoskop. Cabang-cabang ini berupa end-
arteries.
2. Rami musculares.
3. Aa. Ciliares, dapat dibagi menjadi kelompok anterior dan posterior. Kelompok
anterior masuk bola mata didekat taut cornesklera; kelompok posterior masuk
dekat n. opticus.
4. A. Lacrimalis ke glandula lacrimalis.
5. A. Supratrochlearis dan a. supraorbitalis didistribusikan ke kulit dahi.
Vena-Vena Opthalmica
V. opthalmica superior berhubungan didepan dengan v. fascialis. Vena opthalmica
inferior berhubungan melalui fisura orbitalis inferior dengan plexus venosus
pterigoideus. Kedua vena ini berjalan ke belakang melalui fisura orbitalis superior
dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.Tidak ada pembuluh atau kelenjar limfe di
orbita
SARAF-SARAF ORBITA
Nervus Opticus
N. opticus masuk ke orbita melalui canalis opticus dari fossa cranii media,
disertai oleh a. opthalmica, yang terletak disisi lateral bawahnya. Saraf ini
dikelilingi oleh selubung piameter, arachnoideamater, dan duramater. Berjalan
kedepan dan lateral dalam kerucut mm. recti dan menembus sclera pada suatu
titik di medial polus posterior bola mata. Disini, meninges menyatu dengan
sclera, sehingga spatium subarachnoideum yang berisis liquor serebrospinalis
meluas ke depan dari fossa cranii media, disekitar n. opticus dan melalui kanalis
optikus sampai ke bola mata. Karena itu peningkatan tekanan liquor
serebrospinalis didalam rongga cranium diteruskn ke bagian belakang bola mata.
Nervus Lacrimalis
N. lacrimalis dipercabangkan dari divisi opthalmica n. trigeminus pada dinding
lateral sinus cavernosus. Saraf ini halus dan masuk ke bagian orbita melalui
bagian atas ifsura orbitalis superior. Berjalan ke depan sepanjang pinggir atas m.
rectus lateralis. Saraf ini bergabung dengan cabang n. zygomaticotemporalis,
ynag kemudian ditinggalkannya, dan masuk kedalam glandula lacrimalis ( serabut
secretorik parasimpatis). N. lacrimalis berakhir dengan mempersarafi kulit bagian
lateral palpebrae superior.
Nervus Frontalis
N. frontalis dipercabangkan dari divisi opthalmica n. trigeminus pada dinding
lateral sinus cavernosus. Masuk keorbita melalui bagian atas fisura orbitalis
superior dan berjalan ke depan pada permukaan superior m. levator palpebrae
superioris, diantara otot ini dan atap orbitae. Saraf ini bercabang menjadi n.
supratrochlearis dan n. supraorbitalis. N. supratrochlearis berjalan diatas trochlea
untuk m. obliquus superior dan melingkari pinggir atas orbita untukl mersarafi
kulit dahi. N. supraorbitalis ynag lebih besar, berjalan melalui incisura
supraorbitalis, atau foramen supraorbitalis, dan mempersarafi kulit dahi lateral
dari daerah yang dipersarafi oleh n. supratrochlearis. N. supraorbitalis juga
mempersarafi membrane mucosa sinus frontalis.
Nervus Trochlearis
N. trochlearis meninggalkan dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita
melalui bagian atas fissure orbitalis superior. Saraf tersebut berjalan ke depan dan
ke medial, melintasi origo m. levator palpebrae superioris dan mempersarafi m.
obliquus superior.
Nervus Occulomotorius
Ramus superior N. occulomotorius meninggalkan dinding lateral sinus
cavernosus dan masuk ke orbita melalui bagian bawah fisura orbitalis superior,
didalam anulus tendineus. Cabang ini mempersarafi m. rectus superior, kemudian
menembus otot ini dan mempersarafi m. levator palpebrae yang ada di atasnya.
Ramus inferior N. oculomotorius masuk orbita dengan cara yang sama dan
memberikan cabang- cabang ke m.rectus inferior, m.rectus medialis, dan m.
obliqus inferior. Saraf ke m.obliquus inferior memberikan sebuah cabang yang
berjalan ke ganglion ciliaris dan membawa serabut-serabut parasimpatis ke m.
spinchter pupillae dan m. ciliaris.
Nervus Nasociliaris
N. nasociliaris dipercabangkan dari divisi opthalmica N. trigeminus pada dinding
lateral sinus cavernosus, nervus ini masuk ke orbita melalui bagian bawah fissure
orbitalis, didalam anulus tendineus. Saraf ini melintas diatas n. opticus bersama a.
opthalmica mencapai dinding medial orbita. Kemudian, N. nasociliaris berjalan
ke depan sepanjang pinggir atas m. rectus medialis dan berakhir dengan
bercabang dua menjadi n. ethmoidalis anterior dan n. infratrochlearis.
Nervus Abducens
N. abducens meniggalkan sinus cavernosus dan masuk melalui bagian bawah
fissure orbitalis superior, didalam anulus tendineus. Saraf ini berjalan ke depan
dan memepersarafi m. rectus lateralis.
Ganglion Ciliaris
Ganglion siliaris berukuran sebesar kepala jarum pentul, dan merupakan ganglion
parasimpatis dan terletak pada bagian posterior orbita dilateral n. opticus.
Ganglion ini menerima serabut-serabut saraf parasimpatis preganglionic dari n.
occulomotorius melalui saraf tersebut ke m. obliquus inferior. Serabut-serabut
postganglioniknya meninggalkan ganglion didalam nn. Ciliares breves, yang
berjalan ke depan menuju bagian belakang bola mata dan mempersarafi m.
spinchter pupillae dan m. cilliaris.
Recommended