View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam
mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era
globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan
berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk
menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat
melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen
tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang
menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni
pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang di anggap penting oleh guru bagi
siswanya. Begitu pentingnya masalah peserta didik sebagai objek tujuan sehingga
perlu mencari pengenalan atas kebutuhan dan kesanggupannya serta menciptakan
situasi pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha memberikan
motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari suatu bidang studi, khususnya
bidang studi IPS.
Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi di harapkan siswa dapat
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karna motivasi di tandai dengan
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan seperti siswa ingin mendapatkan nilai yang
1
baik, mendapatkan penghargaan, adanya harapan untuk sukses dan lain-lain,
dengan adanya tujuan tersebut siswa akan termotivasi dan dapat menentukan
berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Pengajaran yang bermotivasi menuntut
kreativitas guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan yang sesuai guna membangkitkan motivasi belajar siswa.
Salah satu paktor yang dapat memberikan motivasi belajar siswa yaitu
apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, seperti keterampilan
dasar mengajar guru yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, dan
yang paling utama guru harus dapat memotivasi siswa dengan keterampilan
membuka pelajaran sebelum memulai materi.
Dari pengamatan yang telah penulis lakukan di lapangan motivasi belajar
siswa di SD Negri 200120 Padangsidimpuan sangat rendah, dalam hal ini penulis
melihat bahwa siswa mengikuti pelajaran tidak serius, sering terlambat masuk,
ribut di dalam kelas sewaktu guru memberikan materi pelajaran dan lain-lain. Hal
ini di akibatkan guru dalam memberikan materi pembelajaran tidak
menggunakan strategi yang sesuai dengan pembelajaran.
Telah banyak upaya yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa seperti memberikan bimbingan, pendekatan, hadiah, pujian,
persaingan, agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas penulis terdorong untuk melakukan sebuah
penelitian. Maka penulis merumuskan judul penelitian ini sebagai berikut.
“ Hubungan Keterampilan Membuka Pelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa
Di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.”
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,
motivasi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong dari dalam diri individu dalam proses belajar mengajar. Siswa yang
termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar adapun Faktor yang turut mempengaruhi
motivasi intrinsik seseorang antara lain, sikap, ketekunan, rasa ingin lebih baik,
kecerdasan, ingin sukses dan lain-lain.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya
karena pengaruh rangsangan dari luar, bukan keinginan yang sebenarnya yang
ada dalam diri siswa untuk belajar seperti halnya faktor motivasi ekstrinsik dapat
berupa peraturan, sarana dan prasarana kewibawaan guru, keterampilan guru
membuka pelajaran dan lain-lain.
Faktor-faktor yang di sebabkan di atas merupakan paktor yang sangat
menentukan dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru harus melakukan
strategi pembelajaran seperti halnya keterampilan dasar mengajar guru yang
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, sebelum memulai materi terlebih
dahulu guru membuka pelajaran dengan cara membuat kaitan, menarik perhatian,
memberi acuan kepada siswa agar siswa bisa termotivasi dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
3
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menjadi akar penyebab
permasalahan dalam motivasi belajar siswa tersebut, penulis perlu membatasi
permasalahan agar lebih terfokus pada masalah yang di teliti.
Disamping pertimbangan waktu, dana maupun referensi yang
berhubungan dengan topik permasalahan itu sendiri. Dalam hal ini penulis hanya
akan mengkaji salah satu faktor yang menjadi akar penyebab permasalahan yaitu
yang berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran dan motivasi belajar
siswa di SD Negeri 200120 padangsidimpuan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan masalah penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran keterampilan guru dalam membuka pelajaran di
kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan?
2. Bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri
200120 Padangsidimpuan?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara keterampilan guru membuka
pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian yang dilaksanakan tentu saja mempunyai tujuan dan
manfaat tertentu. Maka sejalan dengan rumusan masalah yang diajukan pada
4
penulisan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang akan dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang gambaran Keterampilan Guru
Dalam Membuka Pelajaran Di Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan
2. Untuk mengetahui gambaran Motivasi Belajar Siswa Di Kelas IV SD
Negri 200120 Padangsidimpuan .
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang singnifikan antara
keterampilan guru dalam Membuka Pelajaran serta menumbuhkan
motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.
2. Kegunaan Penelitian
Sedangkan menjadi manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan informasi bagi kepala sekolah dalam upaya mencapai
mutu pendidikan yang lebih optimal.
2. Sebagai acuan bagi guru bidang study khususnya IPS dalam melakukan
langkah-langkah pembelajaran seperti hubungan keterampilan membuka
pelajaran dengan motivasi belajar siswa.
3. Menjadi pedoman bagi siswa untuk mengetahui betapa pentingnya
motivasi belajar khususnya dalam bidang study IPS.
5
BAB II
LANDASAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa.
Dalam menjalankan tugas guru sehari-hari, sering kali pengajar berhadapan
dengan siswa-siswi yang tidak berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan
harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup
baik, pengajar cendrung mengatakan bahwa siswa tidak termotivasi dan
menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap.
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatau yang menjadi
dasar atau alasan seseorang berprilaku. Menurut Mc.Donald “motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya
“feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”1 Dari
pengertian yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting
(1). Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia (2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”,afeksi
seseorang. (3).motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Berarti dengan
ketiga elemen tersebut motivasi dapat dikatakan sesuatu yang kompleks.
1 Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2004), hal. 73.
6
Kemudian Oemar Hamalik mengatakan dalam buku proses belajar mengajar
bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”2
Sementara menurut Hamjah B.uno dalam bukunya teori motivasi dan
pengukurannya bahwa “motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan
yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi
yang tidak memuaskan.”3 Sedangkan Menurut Martin dan Brigg “motivasi adalah
kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap
berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku.”4 Berarti dalam hal ini secara
lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa
yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan dalam
kegiatan belajar.
Selanjutnya dalam buku Husaini Usman mengatakan bahwa “motivasi adalah
merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berprilaku.”5
Dari beberapa teori yang telah di kemukakan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan kondisi internal dan eksternal yang terdapat pada diri
seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap
adanya tujuan.
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta, Bumi Aksara, 2003), hal 1583 Hamjah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta, Bumi Aksara , 2008), hal 64 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontermporer (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal.32.5 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan ( Jakarta, Bumi Aksara, 2009)
hal. 250.
7
Setelah diuraikan tentang teori motivasi kemudian perlu di paparkan tentang
teori belajar karna motivasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu motivasi dan
belajar.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Seseorang yang melakukan
kegiatan belajar mengajar akan mencapai perubahan-perubahan yang positif dalam
hal pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, minat dan sebagainya.
Muhibbin Syah, mengatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.”6 Berarti berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “Belajar adalah
proses perubahan perilaku berkat pengalaman, dan latihan.”7 Sedangkan Oemar
Hamalik berpendapat bahwa: “Belajar adalah modfikasi mempertegas kelakuan
melalui pengalaman.”8 Selanjutnya Djalaluddin rahmad berpendapat bahwa:
“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk tingkah laku yang
secara keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman diri”.9
6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendiidkan, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hal. 887 Syaiful Bahri Djamarah, strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 108 Oemar Hamalik, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 5-69 Djalaluddin Rahmad, Psikologi Komunikasi, (Bandug: Remaja Rosdakarya, 1985), hal. 64
8
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: Belajar
merupakan perubahan tingkah laku pada individu sebagai hasil interaksi denga
lingkungannya, misalnya perubahan pengetahuan, kelakuan, dan sifatnya menetap.
Tujuan belajar merupakan cara akurat untuk menentukan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain proses belajar siswa ditentukan oleh sejauh mana tujuan belajar
yang sudah dapat dicapai peserta didik.
Menurut Ahmad Sabri mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”10.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, atau terjadinya perubahan
dalam diri individu baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya
yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman seseorang yang mengacu kepada
tingkat keberhasilan yang dapat diukur melalui evaluasi. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa terhadap suatu keadaan merupakan keberhasilan belajar
yang diorientasikan kepada prestasi belajar yang diperoleh. Prestasi tersebut
sebagai hasil belajar itu sendiri.
Setelah di ketahui tentang teori motivasi dan teori belajar maka dapat di
paparkan beberapa indikator yang meliputi, diantaranya; adanya keinginan
berprestasi , adanya harapan, dan adanya penghargaan.
a. Adanya Keinginan Berprestasi Dalam Belajar
Siswa yang ingin berprestasi dalam belajar berarti siswa tersebut telah ada
dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam
10 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dengan Mikro Teaching, (Jakarta, 2005), hal. 33
9
mencapai tujuan pembelajaran, siswa yang ingin berprestasi dalam belajar,
misalnya siswa ingin mendapatkan nilai yang baik (angka), agar nantinya siswa
tersebut bisa naik kelas untuk memperoleh nilai yang baik maka siswa memerlukan
motivasi dengan motivasi maka akan timbul keinginan siswa agar memperoleh
prestasi dalam belajar. Sedangkan orang yang motivasi berprestasinya tinggi
mempunyai ciri-ciri : 1) bertanggung jawab atas segala perbuatanya, mengaitkan
diri pada karir atau masa depan tidak menyalahkan orang laing dalam
kegagalannya 2) berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya selalu
bersedia mendengarkan pendapat orang lain sebagai masukan dalam memperbaiki
dirinya.
B. Sukarno mengatakan dalam buku manajemen teori dan praktik dan riset
pendidikan bahwa “prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif
terhadap kemampuan praktik mengajar.”11
Sementara Mc Cleland mengatakan dalam buku manajemen teori praktik
dan riset pendidikan bahwa “bangsa yang dalam ekonominya terbelakang dapat
ditingkatkan secara dramatis dengan merangsang rakyatnya untuk berprestasi
tinggi.”12
Selanjutnya Atkinson mengatakan dalam buku teori motivasi dan
pengukurannya bahwa “motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang sedangkan
intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.”13
Brophy menjelaskan “suatu daftar strategi motivasi yang di gunakan guru
untuk memberikan stimulus siswa akan produktif dalam belajar diantaranya,
11 Husaini Usman, op. cit, hal 27412 Ibib, hal 26413 Hamjah B. uno, op.cit, hal, 8
10
keterkaitan dengan kondisi lingkungan, kondisi belajar yang bermakna, harapan
unruk berhasil, berisi kesuksesan program, konpetensi yang positif, nilai hasil
belajar.”14
Berdasarkan teori di atas bahwa adanya keinginan berprestasi belajar
tergantung pada kondisi mental dengan merangsangnya untuk berprestasi tinggi
sedangkan prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap
kemampuan mengajar.
b. Adanya Harapan
Manusia biasanya meletakkan nilai pada sesuatu yang diharapkan dari
karyanya oleh karna itu manusia mempunyai urutan kesenangan dari sejumlah hasil
yang di harapkan begitu juga siswa dalam belajar dengan adanya harapan yang di
berikan pada siswa dalam belajar maka ia akan termotivasi, misalnya siswa ada
harapan untuk mendapatkan nilai yang baik. Dengan demikian pada dirinya akan
tumbuh harapan .
Teori harapan dari Vroom yang telah di kembangkan poster dan lawler serta
ahli-ahlinya bahwa “harapan adalah kadar kekuatan atau keyakinan usaha dalam
bekerja akan menghasilkan penyelesaian tugas.”15 Kemudian Oemar Hamalik
menjelaskan bahwa “Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah
menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu proyek”16 Berarti harapan
dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi belajar seseorang terhadap usaha yang
telah dilakukannya. Sedangkan menurut Sondang P.Siagian dalam buku teori
14 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2006) hal. 8. 15 Husaini Usman, op.cit hal. 26116 Oemar Hamalik, op. cit, hal. 118
11
motivasi dan aplikasinya mengatakan bahwa “seseorang mempunyai keinginan
untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuan-
tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang
nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan.”17
Sementara Keller menjelaskan Menumbuhkan harapan siswa merupakan
“salah satu syarat dalam membangkitkan keyakinan pada diri siswa terhadap tugas-
tugas pembelajaran, hal ini dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang
memungkinkan siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah
kondisi belajar dan untuk kerja tertentu.”18
Berdasarkan teori di atas bahwa harapan merupakan salah satu syarat untuk
membangkitkan keyakinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.
c. Adanya Penghargaan
Setelah kebutuhan individu terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang
di inginkan manusia yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi,
misalnya kebutuhan mendapat ucapan terima kasih, hadiah, pujian, ucapan selamat
jika berjumpa, menunjukkan rasa hormat dan lain-lain.
Menurut teori alderver disebutkan bahwa “manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat ERG ( Existence, Relatedness, Growth ). Manusia pada hakikatnya ingin di hargai dan di akui keberadaannya, ingin di undang dan dilibatkan. Disamping itu manusia sebagai mahluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya ( relasi ) manusia juga ingin meningkatkan taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang ).”19
Sementara menurut James Pophan dan Evi L.Baker menjelaskan bahwa
“Penghargaan (hadiah) adalah pemberian sesuatu yang dapat memberi arti bagi
17 Sondang P.Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, ( Jakarta, Rineka Cifta, 2004) hal, 17918 Made Wena, op. cit. hal. 42. 19 Husaini Usman, op. cit. hal, 259.
12
seseorang sehingga ia merasa puas untuk kemudian mengulangi prilaku yang
semula.”20
Sedangkan Nurul fikri mengatakan bahwa “penghargaan merupakan bentuk
positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.”21
Selanjutnya menurut Slameto bahwa “penghargaan merupakan kebutuhan
rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, di hormati oleh orang lain. Secara tidak
langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain
sebagainya.”22
Berdasarkan teori di atas bahwa penghargaan itu merupakan kebutuhan
manusia sebagai mahluk sosial yang pada hakikatnya manusia ingin di hargai
keberadaannya seperti mendapatkan hadiah, ucapan terima kasih, pujian, ucapan
selamat jika berjumpa dan sebagainya.
Dari teori -teori di atas dapat di simpulkan bahwa Motivasi belajar siswa
adalah suatu dorongan, baik bersifat internal maupun eksternal yang membuat
siswa bergerak, bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus menerus
selama proses belajar mengajar.
2. Hakikat Keterampilan Membuka Pelajaran
Salah satu usaha mengkondisikan kelas adalah adanya kegiatan membuka
pelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Oleh karena itu kegiatan membuka
pelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memiliki peran yang
20 W. James Pophan dan Evi L.Baker, Teknik Belajar Secara Sistematis, (Jakarta, Rineka Cipta, 1992), hal 105
21 Nurul fikri, Meningkatkan Motivasi Dan Kesulitan Belajar Siswa , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2000), hal 357
22 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta, Rineka Cifta, 2003) hal. 171
13
penting dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan
pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh
rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru
gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciftakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan
mudah mencapai kopetensi yang diharapkan. Membuka pelajaran juga merupakan
kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan
yang ingin dicapai. Dengan kata lain membuka pelajaran itu adalah kegiatan
mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Seperti menarik perhatian siswa, membuat kaitan dan memberikan
acuan.
Turney mengatakan bahwa Keterampilan membuka pelajaran adalah
“kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari.”23
Sedangkan dalam buku Wina Sanjaya mengatakan bahwa “membuka
pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kopetensi
yang di harapkan.”24 Selanjutnya dalam buku Syiful Bahri Djamarah mengatakan
23 Bambang Setiyadi dan Junaidi Mistar, Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal, 353.
24 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kopetensi ( Jakarta: Kencana, 2008), hal, 47.
14
bahwa “keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciftakan
siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada materi yang
akan dipelajari.”25
Dari beberapa teori di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan
membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh
setiap guru dan selanjutnya membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang
dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan
untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang akan dipelajarinya sehingga mencapai kopetensi yang
diharapkan.
Untuk mengetahui lebih jelas bahwa keterampilan membuka pelajaran
bukanlah sekedar kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa ber do’a. Akan
tetapi kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan mental siswa
untuk siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena
itu ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam
kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus
dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi; menarik perhatian,
memberi acuan dan membuat kaitan.
a. Menarik Perhatian
Untuk menimbulkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang di pelajari, guru
dapat melakukan usaha-usaha, seperti menimbulkan rasa ingin tahu, menunjukkan
25 Syiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hal.138
15
sikap hangat dan antusias, memberikan variasi mengajar gerak dan mimik. Dalam
buku Bambang Setiyadi menjelaskan bahwa “untuk menarik perhatian, guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut (1) gaya mengajar guru (2) penggunaan berbagai
media (3) perubahan pola intraksi guru terhadap siswa.”26
1) Gaya Mengajar Guru
Berbagai gerak atau posisi guru, kontak pandang atau suara guru,
pengguaan pause atau komentar yang jelas, dapat menarik perhatian siswa .
2). Penggunaan Berbagai Media
Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai jenis
media yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan, misalnya menggunakan
gambar disertai model atau benda yang sebenarnya.
3) Perubahan Pola Intraksi Guru Siswa
Agar siswa tertarik pada hal-hal yang akan dipelajari, guru harus
menciftakan berbagai variasi pola intraksi. Misalnya, guru bertanya sisewa
menjawab kemudian siswa yang lain memberi tanggapan yang dilanjutkan
dengan komentar atau tambahan dari siswa lainnya.dengan demikian pola intraksi
tidak hanya guru siswa melainkan siswa-siswa, siswa-guru atau guru
menunjukkan suatu media kemudian siswa mengamati dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada guru.
Kemudian menurut Wina Sanjaya bahwa menarik perhatian siswa,
“meupakan kegiatan yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa
materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya,
26 Bambang Setiyadi dan Junadi Mistar, op.cit, hal. 3.56
16
melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang
menyenangkan.”27 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa
“menarik perhatian adalah mengubah gaya mengajar guru, seperti guru biasa
berdiri didepan kemudian berdiri di belakang.”28
Selanjutnya menurut E. Mulyasa mengatakan bahwa “menarik perhatian
adalah menarik perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan disajikan
yang dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru menggunakan mendia dan
sumber belajar yang bervariasi.”29 Dari beberapa hal tersebut dibahas lebih lanjut
dalam pembahasan tentang mengadakan variasi.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa menarik perhatian siswa, guru dapat
melakukan hal-hal seperti: gaya mengajar, penggunaan media, intraksi guru
terhadap siswa.
b. Memberi Acuan
Memberi acuan dalam membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan
gambaran singkat pada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa.
Abimanyu dan Raka menjelaskan bahwa “memberi acuan adalah usaha
mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang
memungkinkan peseta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal
yang akan di pelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pembelajaran.”30 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan
27 Wina sanjaya, op, cit, hal, 4828 Syaiful Bahri Djamrah , loc. cit 29 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2005 ) hal. 8530 Ibib. Hal. 86
17
bahwa “memberi acuan merupakan menentukan batas-batas tugas anak didik
yang segera harus dikerjakan.”31
Sementara menurut Wina Sanjaya memberikan acuan “merupakan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara:
mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah
atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan,
menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran
berlangsung.”32
Selanjutnya menurut Bambang Setiadi dan Junaidi Mistar mengatakan
bahwa “memberi acuan merupakan memberikan gambaran singkat kepada siswa
tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa.”33
Berdasarkan penjelasan tersebut dalam memberi acuan kepada siswa, guru
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan
di tempuh dalam mempelajari materi pelajaran.
c. Membuat Kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukan
dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi
yang telah di pelajari. Mulyasa mengatakan “mengaitkan pelajaran dapat
dilakukan dengan (1) Mengajukan pertanyaan apersepsi (2) Mengulas sepintas
31 Syiful Bahri Djamarah, Loc, cit 32 Wina Sanjaya, loc,cit.33 Bambang setiyadi dan Junaidi Mistar, op.cit, hal. 3.58
18
garis besar isi pelajaran yang telah lalu (3) Mengaitkan materi yang di ajarkan
dengan lingkungan peserta didik.”34
Kemudian Wina Sanjaya mengemukakan bahwa “membuat kaitan adalah
mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan
kebutuhan siswa.”35 Sedangkan menurut Bambang setiyadi dan Junaidi mistar
mengatakan “membuat kaitan merupakan mempermudah pemahaman siswa
terhadap hal-hal yang akan dipelajar, guru perlu menghubungkan materi tersebut
dengan hal-hal yang akan dipelajari atau pengalaman-pengalaman siswa
terdahulu sebagai bahan pengait.”36
Selanjutnya menurut Syiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “membuat
kaitan merupakan hubungan antara materi –materi sebaiknya disesuaikan dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah di kuasai anak didik.”37
Berdasarkan penjelasan tersebut dalam membuat kaitan, guru dapat
melakukan dengan cara menghubungkan materi yang akan disampaikan dengan
materi yang telah di pelajari.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka
pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap guru.
Selanjutnya membuka pelajaran adalah kegiatan awal yang dilakukan oleh guru
setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan
mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran
yang akan dipelajarinya.
34 Mulyasa, op.cit. hal.8735 Wina Sanjaya, loc. cit36 Bambang Setiyadi, op.cit hal. 3.5937 Syaful Bahri Djamarah, op. cit, hal, 143
19
B. Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar
guru yang harus di ketahui oleh guru, karna di dalam proses pembelajaran guru
harus mengetahui strategi belajar mengajar seperti keterampilan membuka
pelajaran tidak mungkin guru langsung memberikan pembahasan materi
( kegiatan inti) tanpa mendahului dengan membuka pelajaran.
Sebelum memulai materi hendaknya guru terlebih dahulu melakukan
kegiatan membuka pelajaran baru kegiatan inti ( pembahasan) dan yang terakhir
kegiatan menutup pelajaran, yang paling utama disini di ketahui adalah
keterampilan membuka pelajaran yang bertujuan untuk menciftakan prakondisi
siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pelajaran dengan adanya
tujuan tersebut di harapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar
mengajar dengan ditandai reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan sehingga
merangsangnya melakukan sesuatu yang menjadi dasar atau alasan berprilaku
dalam proses pembelajaran .
Apabila motivasi belajar siswa dilakukan guru dengan membuka pelajaran
terlebih dahulu sebelum memulai materi maka peserta didik (siswa) akan lebih
tertarik mengikuti pelajaran yang akan disajikan. Sebaiknya dengan cara ini terus
dilakukan guru dalam proses pembelajaran kemungkinan akan memberikan
motivasi yang positif bagi siswa.
20
Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir maka penulis menduga adanya
hubungan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD
Negeri 200120 Padangsidimpuan.
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara yang perlu di uji
kebenarannya lewat penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto berpendapat
“Hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat
diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-
bukti.”38 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Furchan “Hipotesis adalah
alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah”39.
Sehubungan dengan pengertian hipotesis yang telah di kemukakan di atas
masih perlu diperjelas bagaimana sebenarnya ciri-ciri hipotesis tersebut.
Menurut Arief Furchan, ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :
“1).Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, 2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel, 3) Hipotesis harus dapat diuji, 4) Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, 5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin”40.
Berdasarkan teori diatas, maka hipotesis harus dapat diuji kebenarannya
berdasarkan data empiris dan perumusannya harus sederhana dan terbatas,
hipotesis itu harus didasarkan pada teori yang kuat sehingga kedudukannya di
dalam suatu penelitian cukup kuat.
38 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian , (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) 39 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 12040 Arief Furchan, op.cit. hal. 125
21
Berdasarkan dari kerangka berpikir maka peneliti dapat menetapkan
sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “ Terdapat
Hubungan yang Signifikan antara Keterampilan Membuka Pelajaran dengan
Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 200120 Padangsidimpuan yang di kepalai
oleh Hj. Farida Hannum SPdi lokasi sekolah berada di Jalan. Ompu Toga Langit
Kelurahan Losung Batu Gang. Pendidikan No.50 Penetapan lokasi penelitian ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa masalah yang berhubungan dengan
keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas IV belum pernah diteliti di sekolah tersebut.
Alasan lain bahwa lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal penulis
sehingga penelitian ini dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Selain itu
penulis juga ditempatkan sebagai guru PPL/KKL selama 3 bulan yang di mulai
pada Tgl.1 Maret s\d 31 Mei 2010 pada SD tersebut, sehingga mudah untuk
22
mendapatkan data-data serta fakta yang diperlukan. Sedangkan lama penelitian
direncanakan 4 bulan yakni Desember 2010 sampai Maret 2011
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu hal yang begitu penting di dalam
penelitian, sebuah penelitian yang baik harus jelas metode yang memberikan
gambaran kepada pembaca tentang data-data yang akan di ambil. Sesuai dengan
pendapat Arif Furchan bahwa “Metode penelitian adalah strategi umum yang
dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab
persoalan yang dihadapi.
Sementara itu, Winarno Surakhmad mengatakan bahwa “Metode merupkan
cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk
menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat
tertentu.”41
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
langkah penting yang harus digunakan dalam penelitian dengan mempergunakan
teknik maupun strategi dalam mengumpulkan data guna menjawab persoalan yang
dihadapi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan metode deskriptif, karena penelitian menggambarkan Hubungan
keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa. Sebagaimana
menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Pendekatan adalah metode atau
41 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Dasar Teknik, (Bandung : Tarsito, 2001), hal. 68
23
cara mengadakan penelitian seperti halnya: eksperimen atau noneksperimen.”42
Sedangkan Sukardi mengatakan: “Penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasikan objek sesuai
dengan apa adanya.”43
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, oleh karena itu pendekatan
yang digunakan dalam penelitian adalah deskriftip dalam bentuk korelasi yakni
menggambarkan hubungan kedua variabel penelitian, Yaitu Penerapan
Keterampilan Membuka Pelajaran sebagai variabel bebas (variabel X) dan
Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel terikat (Y).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, populasi ini sangat penting
karena hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai, hal ini sesuai dengan penjelasan
Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”44 Selanjutnya
Sugiyono berpendapat, “Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan kemudian ditarik
kesimpulan.”45
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, mungkin terbatas mungkin tidak,
tergantung pada susunan masalah peyelidikan.
42 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 4443 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.157 44 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 7345 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Tarsito, 1999), hal. 67.
24
Sesuai dengan hal tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IV SDN 200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010-2011 yang
terdiri dari 2 kelas berjumlah 87 orang, jumlah siswa dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1Jumlah Siswa Kelas IV SDN 200120
Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010- 2011
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa Kelas IV SDN
200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010 - 2011 adalah sebanyak 87 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian terkecil dari populasi. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa:” sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.46 Sedangkan menurut sugiono sampel
adalah bagian dari jumlah dan krakteristik yang dimiliki populasi tersebut.47
Selanjutnya menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa : “Sampel adalah sebagian yang
diambil dari populasi.”48
46 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.10947 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung, Alfabeta,2008) hal. 11848 Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), hal. 6
No. Kelas Jumlah Populasi
1. IVA 43 orang
2. IVB 44 orang
Jumlah Total 87 orang
25
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan sampel adalah sebagian anggota populasi
yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah “Total Sampling”.
Kemudian Surakhmad mengatakan “Sampel yang jumlahnya sebesar populasi
disebut sampel total.”49
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, “Apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 diambil antara 10-15
% atau 20-25%. Bila kurang dari 100 maka diambil seluruhnya.”50
Mengingat jumlah populasi yang relatif kecil serta sesuai dengan pendapat para ahli
di atas, maka penulis mengikut sertakan seluruh anggota populasi menjadi sampel
penelitian ini yaitu 87 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam peneliltian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
menggunakan metode pengumpulan data, untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam analisis maka peneliti melakukan penyusunan instrumen penelitian.
Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting, sebab instrumen
yang baik dapat menjamin pengambilan data yang akurat. Instrumen penelitian
disusun sesuai dengan sifat dan karakteristik yang diperlukan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim yang mengatakan bahwa: “Instrumen
adalah sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat
49 Winarno Surakhmad, op.cit, hal. 100.50 Ibib,hal. 143
26
sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.”51
Penyusunan instrumen didasarkan kepada kedua variabel, yaitu: keterampilan
membuka pelajaran sebagai variabel bebas (X) motivasi belajar sebagai variabel
terikat (Y). Variabel Keterampilan membuka pelajaran dalam penelitian ini di
artikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana
yang Kondusif sehingga Sehingga pelajaran yang akan di ikuti siswa dalam
keadaan siap.
Untuk mengukur variabel keterampilan membuka pelajaran, maka penulis
menetapkan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Menarik perhatian 2) Memberi
acuan 3) Membuat kaitan.
Dari ketiga indikator tersebut dibuat butir-butir pertanyaan yang berhubungan
dengan variabel, serta setiap indikator dibuat butir pertanyaan yang terdiri dari 4
( empat ) option ( alternatif jawaban ), yaitu “ a”,”b”,”c”, dan “d”.jumlah
pertanyaan yang ada adalah 10 butir dalam bentuk angket. Setiap butir soal terdapat
4 pilihan jawaban, yaitu sebagai berikut:
1. Pilihan jawaban a” selalu” diberi bobot 4
2. Pilihan jawaban b” sering”diberi bobot 3
3. Pilihan jawaban c “ jarang “ diberi bobot 2
4. Pilihan jawaban d “ tidak pernah “ diberi bobot 1
Adapun kisi-kisi keterampilan membuka pelajaran guru di SD Negeri 200120
Padangsidimpuan sebagai berikut:
Tabel 2Kisi-Kisi Keterampilan Membuka Pelajaran
51 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2000), hal.32
27
No. Indikator (variabel X) Nomor Soal Jumlah
1. Menarik perhatian 1, 2, 3, 4,5 5
2. Memberi acuan 6, 7, 8, 9,10 5
3. Membuat kaitan 11, 12, 13, 14, 15 5
Jumlah 15
Sedangkan motivasi belajar siswa diartikan dalam penelitian ini adalah
kondisi internal dan external yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap pencapaian tujuan belajar.
Adapun indikator motivasi belajar siswa yaitu : 1) Adanya keinginan
berprestasi 2) Adanya harapan 3) Adanya penghargaan.
Tabel 3Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa
No. Indikator (variabel Y) Nomor Soal Jumlah
1. Adanya keinginan berprestasi 1, 2, 3, 4,5 5
2. Adanya harapan 6, 7, 8, 9,10 5
3. Adanya penghargaan 11, 12, 13, 14, 15 5
Jumlah 15
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan teknik angket. Teknik angket adalah teknik penilaian dalam bentuk
serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dinilai dan pertanyaan itu
di nyatakan secara tertulis. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto:”
angket adalah kumpulan dari pertanyaan secara tertulis kepada pembaca dan cara
28
menjawab juga dilakukan dengan tertulis.”52 Teknik angket ini digunakan untuk
memperoleh data kedua variabel yakni keterampilan membuka pelajaran (x)
dengan motivasi belajar siswa( y ).
Dari pendapat tersebut angket adalah serangkaian pertanyaan yang di ajukan
kepada responden yang dilengkapi alternatif-alternatif pertanyaan secara tertulis
dan menjawab juga tertulis, ini dilakukan secara tertutup. ”Angket tertutup adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda conteng (√) pada kolom atau tempat yang disediakan.”53
Angket yang disebarkan merupakan angket tertutup berupa pilihan berganda
yang diisi tanpa menulis nama agar responden menjawab dengan sebenarnya dan
tidak merasa takut terhadap jawabannya, apabila jawaban merasa tidak baik akan
dirahasiakan tidak ada danpak di kemudian hari, responden tinggal memberikan
jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
F . Teknik Analisis Data
Untuk analisis data dari dua data yang terkumpul kemudian di analisis dalam
dua tahap, yakni :
1. Analisis deskriptif, yakni untuk memperoleh gambaran dari kedua variabel
penelitian diantaranya berupa mean, median, modus, distribusi frekuensi, dan
histogram.Untuk menentukan gambaran keadaan masing-masing variabel
maka ditentukan klasifikasi penilaian. Adapun klasifikasi yang diuraikan
adalah:
Tabel 452 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.10153 Ibid, hal. 103
29
Klasifikasi Penilaian Keterampilan Membuka Pelajaran dengan Motivasi Belajar siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan ” 54
No Nilai Interpretasi1 80 – 100 Sangat baik
2 70 – 79 Baik3 60 – 69 Cukup4 50 – 59 Kurang 5 0 – 49 Gagal
2. Analisis Statistik Inferensial yakni untuk menguji kebenaran hipotesis yang
ditegakkan dalam penelitian ini, Adapun rumus yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah nilai korelasi “r” Product Moment oleh Pearson
yaitu:
rxy = 55
Keterangan :r : Angka Indeks Product MomentN: Jumlah Sampel
: Jumlah seluruh variabel X : Jumlah seluruh variabel Y
: Jumlah seluruh skor X yang dikuadratkan
: Jumlah seluruh skor Y yang dikuadratkan: Jumlah kali skor X dengan skor y
54 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 121.55 Suharsimi Arikunto. op.cit, hal. 72
30
BAB IVHASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Sebelum peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap kedua variabel
penelitian, maka penulis terlebih dahulu menunjukkan data hasil penelitian yang
diperoleh dari lapangan yakni keterampilan membuka pelajaran sebagai variabel
X dan motivasi belajar siswa sebagai variabel Y yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel. 5Data Keterampilan Membuka Pelajaran dan Motivasi Belajar Siswa
di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
No Subjek X Y1 33 542 40 513 40 414 42 405 46 356 43 387 47 388 46 409 39 3810 28 4311 36 4612 42 5013 42 4614 44 4615 28 4216 28 4417 28 4918 42 3819 51 5020 39 5021 34 5122 45 3323 37 46
31
24 39 4525 44 4826 45 3927 42 4128 44 4229 52 4430 44 4731 41 4432 45 4533 42 4634 42 3835 28 4236 28 4137 34 4338 34 4339 30 3940 34 3841 45 4142 44 4143 42 3044 42 4045 47 4446 46 4847 49 3948 49 5149 28 4050 28 4151 41 3352 47 3853 57 4254 53 4155 42 3556 39 4657 46 4858 40 5259 40 3860 33 4961 44 3962 42 4363 38 4064 47 4665 50 4266 42 3767 42 35
32
68 38 3969 40 4870 55 4671 28 3472 34 4673 34 4174 46 4075 49 4776 49 3377 34 3278 34 3579 30 3980 30 4581 49 4382 34 3183 28 3684 28 5085 28 3786 28 4087 34 42
Jumlah
Rata-rata 39,8 42
1. Pengolahan Hasil Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel X)
Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang keterampilan membuka
pelajaran melalui indikator di peroleh nilai terendah 28 sampi nilai tertinggi
57 sedangkan skor yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60.
dari hasil perhitungan di peroleh nilai rata-rata sebesar 39,8 dimana nilai
tengah teoritisnya 30. Untuk melihat data keterampilan membuka pelajaran
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6Nilai Mean, Median dan Modus dari Keterampilan Membuka
Pelajaran di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
No Nilai Keterangan1 Mean 39,82 Median 39,023 Modus 38,56
33
Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai
tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah
teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
39,8
0 30 60
Gambar 1. Letak nilai Rata-rata keterampilan membuka pelajaran di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.
Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 39,8, jika
di konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel
4 maka posisi keberadaan keterampilan membuka pelajaran di Kelas IV SD
Negeri 200120 Padangsidimpuan masuk pada ketegori “ cukup”. Hal ini
dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada angket keterampilan membuka
pelajaran yang dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Menarik perhatian siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
mencapai nilai 68,9. Hal ini ditunjukkan dari jawaban siswa dengan nilai
1199 dari 1740 sehingga menarik perhatian masuk dalam ketegori ”
cukup ”.
2. Memberi acuan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan mencapai nilai 61,9. Hal ini ditunjukan dari jawaban
siswa dengan nilai 1077 dari 1740 sehingga memberi acuan masuk dalam
kategori ” cukup ”.
34
3. Membuat kaitan pelajaran kepada sisawa Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan mencapai nilai 68,10 Hal di tunjukan dari jawaban
siswa dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga membuat kaitan masuk dalam
kategori ” cukup ”.
Dari uraian di atas dapat dilihat keterampilan membuka pelajaran di
Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk
indikator pertama, 68,9 kedua,61,9 ketiga, 68,10 masih berada pada kategori
“cukup” belum memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang
lebih baik.
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden
tentang keterampilan membuka pelajaran dapat di lihat pada tabel distribusi
frekuensi berikut :
Tabel 7Distribusi Frekuensi Keterampilan Membuka Pelajaran di SD Negeri 200120
Padangsidimpuan
Interval Nilai Frekuensi %53 – 57 2 2,348 – 52 8 9,243 – 47 22 25,338 – 42 25 28,833 – 37 14 1628 – 32 2 18,4Jumlah N = 87 100%
Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada
nilai interval 38 sampai dengan 42 yaitu 25 orang atau 28,8, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.
35
F 25
20
15
10
5
0 X 28-32 33-37 38-42 43-47 48-52 53-57
Gambar 2 : Histogram Keterampilan Membuka Pelajaran di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
Untuk mengetahui apakah jawaban responden tentang keterampilan
membuka pelajaran masuk kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau
gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)
dan tabel 1 Bab III sehingga nilai rata-rata yang diperoleh yakni 39,8 : 60 x
100 = 66,4 masuk pada kriteria “Cukup”. Artinya, jawaban responden
mengenai keterampilan membuka pelajarana di SD Negeri 200120
Padangsidimpuan tergolong cukup dan perlu ditingkatkan lagi, supaya proses
belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pengolahan Nilai Motivasi Belajar Siswa (variabel Y)
Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang motivasi belajar melalui
indikator di peroleh nilai terendah 30 sampai nilai tertinggi 54 sedangkan skor
36
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60. dari hasil perhitungan
di peroleh nilai rata-rata sebesar 42 dimana nilai tengah teoritisnya 30. Untuk
melihat data motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8Nilai Mean, Median dan Modus dari Motivasi Belajar Siswa di Kelas
IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
No Nilai Keterangan1 Mean 422 Median 41,393 Modus 42,19
Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai
tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah
teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
42
1 30 60
Gambar 3. Letak nilai Rata-rata Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.
Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 42, jika di
konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel 4
maka posisi keberadaan motvasi belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan masuk pada ketegori “Baik”. Hal ini dapat dilihat dari hasil
jawaban siswa pada angket motivasi belajar siswa yang dapat di jelaskan
sebagai berikut :
1. Adanya keinginan berprestasi siswa Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan mencapai nilai 72,42. Hal ini ditunjukkan dari jawaban
37
siswa dengan nilai 1257 dari 1740 sehingga adanya keinginan berprestasi
masuk dalam ketegori ” Baik ”.
2. Adanya harapan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan mencapai nilai 70. Hal ini ditunjukan dari jawaban
siswa dengan nilai 1217 dari 1740 sehingga adanya harapan masuk dalam
kategori ” Baik ”.
3. Adanya penghargaan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan mencapai nilai 68 Hal di tunjukan dari jawaban siswa
dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga adanya penghargaan masuk dalam
kategori ” cukup ”.
Dari uraian di atas dapat dilihat motivasi belajar siswa di Kelas IV SD
Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk indikator pertama,
72,42 kedua,70 ketiga, 68 berada pada kategori “Baik” tapi belum
memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang lebih baik.
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden
tentang motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi
berikut :
Tabel 9Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
38
Interval Nilai Frekuensi %50 – 54 7 845 – 49 21 24,240 – 44 28 32,235 – 39 22 25,330 – 34 9 10,3Jumlah N = 87 100%
Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada
nilai interval 40 sampai dengan 44 yaitu 28 orang atau 32,2 %, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.
30 - F
25
20
15
10
5
0 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 X
Gambar 4 : Histogram Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
Untuk mengetahui apakah data hasil variabel upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa yang diperoleh masuk kategori sangat baik, baik,
cukup, kurang, atau gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian
39
Acuan Norma (PAN) dan Tabel 4 Bab III sehingga nilai rata-rata yang
diperoleh yakni 42 : 60 x 100 = 70 masuk pada kriteria “Baik”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
di SD Negeri 200120 masuk pada kategori baik. Namun demikian, motivasi
belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan dipertahankan supaya diperoleh
hasil yang lebih baik lagi.
B. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis pada Bab II, dimana peneliti mempunyai
dugaan yang kuat atau yang disebut dengan hipotesis bahwa : “Terdapat
hubungan yang signifikan antara keterampilan membuka pelajaran dengan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan”.
Sesuai dengan penjelasan tersebut maka peneliti melakukan pengujian
hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau
ditolak. Adapun hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah
merupakan hipotesis alternatif, artinya faktor turut menetukan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS. Dimana hipotesis alternatif dapat “diterima” jika
hasil perhitungan yang ditegakkan terhadap kedua data tersebut lebih besar dari
“rtabel” atau nilai hitung “rxy” lebih besar dari pada “rtabel” Product Moment pada
taraf signifikan 5%. Sebaliknya, hipotesis alternatif “ditolak” jika nilai hitung
“rxy” lebih kecil dari pada “rtabel” Product Moment. (Tabel nilai “r” dapat dilihat
pada lampiran).
40
Di bawah ini akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai hitung
(rxy) dengan menggunakan rumus korelasi “r” Product Moment oleh Pearson
sebagaimana telah ditetapkan pada Bab III, yakni :
Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka
harus lebih dahulu diketahui harga-harga : , , , dan
dengan jalan menggunakan tabel perhitungan berikut ini :
Tabel 10Perhitungan Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel X)
dan Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan
No Subjek
X Y XY
1 33 54 1089 2916 17822 40 51 1600 2601 20403 40 41 1600 1681 16404 42 40 1764 1600 16805 46 35 2116 1225 16106 43 38 1849 1444 16347 47 38 2209 1444 17868 46 40 2116 1600 18409 39 38 1521 1444 148210 28 43 784 1849 120411 36 46 1296 2116 165612 42 50 1764 2500 210013 42 46 1764 2116 193214 44 46 1936 2116 202415 28 42 784 1764 117616 28 44 784 1936 123217 28 49 784 2401 137218 42 38 1764 1444 159619 51 50 2601 2500 255020 39 50 1521 2500 195021 34 51 1156 2601 173422 45 33 2025 1089 1485
41
23 37 46 1369 2116 170224 39 45 1521 2025 175525 44 48 1936 2304 211226 45 39 2025 1521 175527 42 41 1764 1681 172228 44 42 1936 1764 184829 52 44 2704 1936 228830 44 47 1936 2209 206831 41 44 1681 1936 180432 45 45 2025 2025 202533 42 46 1764 2116 193234 42 38 1764 144 159635 28 42 784 1764 117636 28 41 784 1681 114837 34 43 1156 1849 146238 34 43 1156 1849 146239 30 39 900 1521 117040 34 38 1156 1444 129241 45 41 2025 1681 184542 44 41 1936 1681 180443 42 30 1764 900 126044 42 40 1764 1600 168045 47 44 2209 1936 206846 46 48 2116 2304 220847 49 39 2401 1521 191148 49 51 2401 2601 249949 28 40 784 1600 112050 28 41 784 1681 114851 41 33 1681 1089 135352 47 38 2209 1444 178653 57 42 3249 1764 239454 53 41 2809 1681 217355 42 35 1764 1225 147056 39 46 1521 2116 179457 46 48 2116 2304 220858 40 52 1600 2704 208059 40 38 1600 1444 152060 33 49 1089 2401 161761 44 39 1936 1521 171662 42 43 1764 1849 180663 38 40 1444 1600 152064 47 46 2209 2116 216265 50 42 2500 1764 210066 42 37 1764 1369 1554
42
67 42 35 1764 1225 147068 38 39 1444 1521 148269 40 48 1600 2304 192070 55 46 3025 2116 253071 28 34 784 1156 95272 34 46 1156 2116 156473 34 41 1156 1681 139474 46 40 2116 1600 184075 49 47 2401 2209 230376 49 33 2401 1089 161777 34 32 1156 1024 108878 34 35 1156 1225 119079 30 39 900 1521 117080 30 45 900 2025 135081 49 43 2401 1849 210782 34 31 1156 961 105483 28 36 784 1296 100884 28 50 784 2500 140085 28 37 784 1369 103686 28 40 784 1600 112087 34 42 1156 1764 1428
JumlahRata-rata
39,8 42
Dari Tabel perhitungan yang telah diuraikan, dapat diketahui N = 87,
, , , dan
. Dari data-data yang sudah diketahui tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam rumus yang sudah ditetapkan sebelumnya.
=
=
43
=
=
=
= 0,472 (Nol Koma Empat Ratus Tujuh Puluh Dua)
Melalui perhitungan yang dilakukan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
nilai “r” diperoleh 0,472. Dengan memperhatikan besarnya “rxy” sebesar 0,472
dan selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai yang terdapat pada Tabel korelasi
“r” Product Moment pada df sebesar 85 (N – nr = 87 – 2 = 85) dengan besar nilai
0,213 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa nilai “r” (rhitung) 0,472 lebih
besar dari pada rt yakni 0,213 atau (rh = 0,472 > 0,213 = rt).
Dengan demikian, dari perbandingan nilai tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini dapat disetujui atau
diterima. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara Keterampilan
Membuka Pelajaran dengan motivasi belajar siswa di SD Negeri 200120
Padangsidimpuan.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh keterampilan membuka
pelajaran disamping faktor lain.
C. Keterbatasan Penelitian
44
Pada dasarnya hasil penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan
dalam melaksanakan penelitian maupun sampai kepada pengolahan data, namun
keterbatasan tersebut bukan berarti karena kurangnya ikhtiar dari peneliti.
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah kemampuan peneliti dari segi
penguasaan teori-teori tentang kedua variabel yang diteliti, demikian juga dengan
kemampuan dalam menetapkan indikator dari masing-masing variabel dan
penyusunan instrumen untuk menjaring data yang akurat dengan kualitas yang
baik.
Selain itu, penjaringan data dari responden juga memiliki kelemahan
dimana, responden dapat saja menjawab pertanyaan dengan tidak jujur sehingga
akan mempengaruhi jawaban mereka. Dari hambatan-hambatan yang
dikemukakan di atas, masalah lain yang menjadi faktor keterbatasan penelitian ini
adalah terbatasnya buku-buku referensi yang memadai untuk melakukan analisis
teoritis terhadap masalah penelitian sehingga dimungkinkan kajiannya kurang
begitu mendalam.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana diuraikan
pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini penulis menetapkan beberapa
kesimpulan, menguraikan implikasi hasil penelitian ini terhadap dunia
pendidikan dan memberikan beberapa saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bagian
pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut :
1. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap
Keterampilan membuka pelajaran dengan nilai rata-rata 66,4 masuk pada
kategori “ cukup”.
2. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan dengan nilai
rata-rata 70 masuk pada kategori “baik”.
3. Bahwa Motivasi Belajar Siswa sangat erat hubungannya dengan baik
tidaknya Keterampilan membuka pelajaran. Hal ini sesuai dengan analisis
data yang dilakukan, dimana hipotesis alternatif yang ditegakkan dalam
penelitian ini diterima atau disetujui, karena rhitung lebih besar dari rtabel (rxy =
0,472 > rt = 0,213)
46
B. Implikasi hasil penelitian
Dari hasil kajian yang dilakukan dapat diketahui bahwa motivasi belajar
siswa ternyata sangat erat hubungannya dengan keterampilan membuka pelajaran
dalam kegiatan proses belajar mengajar, sehingga dengan meningkatnya
keterampilan membuka pelajaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS.
Sejalan dengan itu, maka peranan guru untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan agar lebih ditingkatkan lagi
yaitu dengan keterampilan membuka pelajaran lebih serius lagi, sehingga guru
lebih mudah untuk memotivasi siswa dan siswa dapat lebih bersemangat untuk
mengikuti proses belajar mengajar, dan akhirya dapat memperoleh nilai yang
baik.
C. Saran- saran
Sesuai dengan uraian yang dipaparkan pada bagian kesimpulan, maka
penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
Dari kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian dan implikasi penelitian
yang dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepada peserta didik agar diyakinkan bahwa untuk mencapai hasil belajar
yang memuaskan di perlukan motivasi belajar yang tinggi.
2. Bagi guru disarankan agar lebih meningkatkan kemampuan dalam mengajar
seperti keterampilan membuka pelajaran agar siswa lebih ter memotivasi
dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran IPS
47
3. Bagi instansi terkait diharapkan untuk memberikan masukan dalam usaha
perbaikan ke arah peningkatan mutu pemdidikan dan pengajaran khususnya
mata pelajaran IPS di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan .
4. Bagi peneliti dan juga rekan-rekan mahasiswa, hasil penelitian ini sangat
bermanfaat dalam memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, penulis
menyarankan agar rekan-rekan mahasiswa melakukan penelitian yang sama
dengan memperbesar objek, agar diperoleh informasi yang lebih lengkap dan
akurat.
48
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y )
Petunjuk pengisian :
1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Anda dengan
Keterampilan membuka pelajaran.
2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung
keberhasilan penelitian.
3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda.
4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda.
5. Waktu menjawab angket (45 Menit )
Nama :
Kelas :
Pertanyaan :
1. Apabila nilai IPS anda menurun, apakah anda akan belajar dengan tekun baik
dirumah maupun disekolah untuk memperbaiki nilai tersebut ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Sewaktu menerima rapot, apakah guru anda memberikan saran baik secara
tertulis maupun langsung untuk meningkatkan prestasi di semester berikutnya ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Setelah mengetahui nilai anda menurun, apakah orang tua sering memberikan
motivasi agar anda mendapatkan prestasi yang lebih baik ?
49
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Pernahkah anda mendapatkan prestasi yang terbaik di antara teman-temanmu di
kelas ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Apakah dalam diri anda mempunyai harapan yang tinggi untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Bila nilai ujian harian anda menurun apakah guru memberikan harapan untuk
dapat memperbaikinya kembali ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apakah orang tua anda dirumah pernah memberikan harapan agar tetap
memperoleh nilai yang baik disekolah ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah anda akan berusaha untuk mendapatkan juara di sekolah ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah Anda pernah mendapatkan pujian dari guru apabila sudah dapat
menjawab pertanyaan yang di berikan guru ?
50
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah Anada pernah mendapatkan penghargaan berupa hadiah dari orang
tua,guru setelah naik kelas ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
51
ANGKET KETERAMPILAN GURU MEMBUKA PELAJARAN (Variabel X )
Petunjuk pengisian :
1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Guru Membuka
Pelajaran
2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung
keberhasilan penelitian.
3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda.
4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda.
5. Waktu menjawab angket (45 Menit )
Nama :
Kelas :
Pertanyaan :
1. Dalam proses pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru selalu menggunakan media
belajar seperti waktu belajar IPS mempergunakan globe dan berupa gambar2
lainnya ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah Bapak/Ibu guru menunjukkan gaya mengajar yang dapat menarik
perhatian Anda seperti gerakan, suara dan pandangan sewaktu menjelaskan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
52
3. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat perubahan intraksi terhadap anda
dengan bertanya kemudian teman yang lain menjawab ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah Bapak Ibu/Guru selalu menarik perhatian Anda sewaktu memberi
penjelasan dalam proses belajar mengajar ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Sebelum memulai pelajaran, apakah Bapak/Ibu guru terlebih dahulu memberikan
gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari sebelum masuk pada
materi pokok yang akan di pelajari ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah Bapak /Ibu guru menjelaskan terlebih dahulu bagaimana tujuan
pembelajaran serta memberikan tugas-tugas yang akan di kerjakan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apakah Bapak /Ibu guru selalu menjelaskan bagian-bagian pembelajaran agar
anda memahami apa yang akan di kerjakan ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
8 Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat target pembelajaran yang harus di
kuasai setelah pembelajaran berlangsung ?
53
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat kaitan tentang bagaimana hubungan
materi yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menjelaskan kembali secara singkat atau sepintas
tentang garis-garis besar pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya ?
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
54
55
56
57
Recommended