View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SKRIPSI
GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
CROSS-SECTIONAL STUDY
Oleh:
ARSI SUSILAWATI
NIM. 131711123049
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
ii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SKRIPSI
GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
CROSS-SECTIONAL STUDY
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada
Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Oleh:
ARSI SUSILAWATI
NIM. 131711123049
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
iii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Surabaya,
Yang menyatakan
Arsi Susilawati
NIM. 131711123049
iv IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Arsi Susilawati
NIM : 131711123049
Program studi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana Di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non-ekslusif ini Universitas
Airlangga berhak menyimpan, alih media/format, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, Januari 2019
Yang menyatakan
Arsi Susilawati
NIM. 131511123049
v IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SKRIPSI
GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Oleh:
ARSI SUSILAWATI
13171123049
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 28 JANUARI 2019
Oleh
Pembimbing Ketua
Ferry Efendi, S.Kep.Ns., M.Sc.,Ph.D
NIP: 198202182008121005
Pembimbing
Setho Hadisuyatmana, S.Kep.Ns.,M.NS (CommHlth&PC)
NIP: 198505252016113101
Mengetahui
a.n Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Wakil Dekan I
Dr.Kusnanto,S.Kp.,M.Kes
NIP: 196808291989031002
vi IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SKRIPSI
GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Oleh :
Arsi Susilawati
NIM. 131711123049
TELAH DIUJI,
Pada tanggal, 30 Januari 2019
PANITIA PENGUJI
Ketua : Erna DwiWahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep ...................
NIP. 198402012014042001
Anggota : 1. Ferry Efendi, S.Kep. Ns., M.Sc., Ph.D .....................
NIP. 198202182008121005
2. Setho H., S.Kep.Ns., M.NS (CommHlth&PC) ......................
NIP. 198505252016113101
Mengetahui
a.n Dekan
Wakil Dekan I
Dr. Kusnanto, S.Kp,. M.Kes
NIP. 196808291989031002
vii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
MOTTO
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zaarah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
“Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Dilempar dengan batu,
tapi membalasnya dengan buah”
(Abu Bakar R.A)
viii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
UCAPAN TERIMAKASIH
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
hidayat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana Di
Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat “. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan
(S.Kep) pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Ferry Efendi, S.Kep. Ns., M.Sc., Ph.D selaku pembimbing 1 dan
kepada Setho Hadisuyatmana, S.Kep. Ns., M.NS (CommHlth&PC) selaku
pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memeberikan bimbingan,
masukan, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang penuh ketulusan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas bagi penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan akademik di Fakultas Keperawatan.
2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan akademik di
Fakultas Keperawatan.
3. Bu Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kepala Program Studi
Keperawatan yang telah memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan,
dan memberikan dukungan bagi penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan akademik di Fakultas Keperawatan.
ix IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4. Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan masukan
dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah
memberikan masukan, arahan dan waktu demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Harmayetty, S.Kp., M.Kes selaku penguji proposal yang telah memberikan
saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Suhadi, SP. M.Si selaku a.n Kepala BAPPEDA LITBANG Kabupaten
Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam
melaksanakan pengambilan data penelitian.
8. H. Tuwuh, SAP. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam melaksanakan pengambilan
data penelitian.
9. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
kepada peneliti dalam melaksanakan pengambilan data awal dan pengambilan
data penelitian.
10. Teman-teman sejawat yang telah menjadi pendamping penelitian atas
kesediaan dan waktunya dalam memberikan bantuan kepada penulis dalam
proses pengambilan data penelitian.
11. Orangtua tersayang, bapak, mama dan ummi atas doa yang selalu menyertai
setiap langkah penulis dalam melanjutkan pendidikan. Terspesial untuk bapak
tercinta atas segala kasih sayang, motivasi dan dukungan yang selalu diberikan.
12. Dua buah hati tercinta, mbak Vira dan abang Revan atas cinta, doa dan
kesabarannya selama ini yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Seseorang terkasih atas kepercayaan, dukungan, semangat, doa, waktu, tenaga,
pikiran, perhatian dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat memotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kakak dan mbak tersayang atas segala semangat, dukungan, doa, dan
perhatiannya selama ini yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
x IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
15. Oy, Cape, Nina, Arya, dan Mono, adik-adik tersayang, terima kasih atas
dukungan dan doanya yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
16. Segenap keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya dalam proses
penulis menyelesaikan skripsi ini.
17. Jupe, Ijahh, Reko, Princess, Richa, Nope, dan kak Edda terimakasih buat
waktu, pikiran, dukungan, pembelajaran dan perjuangan bersama yang telah
memotivasi penulis untuk semangat dan yakin dalam menyelesaikan skripsi
ini.
18. Aca Ike, Yemi, Herlin, Diahe, Desi, Celly, Dewi, Nung, dan Nurfi terimakasih
buat dukungan dan doanya.
19. Angkatan Ksatria Airlangga B20 dan teman-teman seperjuangan AJ1 B20
khususnya kelompok 6 dan Fakultas Keperawatan serta semua pihak yang
membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Surabaya, Januari 2019
Penulis
xi IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
ABSTRAK
GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Penelitian Cross Sectional
Oleh : Arsi Susilawati
Pendahuluan : Manajemen bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk
mengurangi dampak dari kejadian bencana. Sejauh ini, kesiapan tenaga kesehatan
dalam manajemen bencana di puskesmas rawan bencana di kabupaten Sumbawa
Barat belum pernah dievaluasi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor
sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen bencana.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian
ini adalah tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan bidan di puskesmas di
Kabupaten Sumbawa Barat. Besar sampel adalah 211 sampel (dokter, perawat,
bidan) yang dipilih random di 9 puskesmas, dengan cara mengambil kertas yang
berisi nomor urut sesuai dengan daftar nama tenaga kesehatan di setiap puskesmas.
Variabel dependen adalah pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen
bencana, sedangkan variabel independen adalah faktor sosiodemografi. Data
dikumpulkan menggunakan kuisioner elektronik. Data kemudian dianalisis
menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil : Sebagian besar tenaga kesehatan
memiliki pengetahuan yang baik, praktik yang cukup memadai, dan gambaran
sikap yang negatif terhadap manajemen bencana. Diantara faktor sosiodemografi
yang dipelajari, tingkat pendidikan, dan tempat bekerja secara signifikan
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen bencana.
Simpulan: Dengan keragaman latar belakang, responden menunjukkan
pengetahuan yang baik dan praktik yang cukup memadai. Peningkatan pendidikan
terkait manajemen bencana dan peningkatan kapasitas tempat bekerja perlu
ditingkatkaan untuk memperbaiki pengetahuan, sikap, dan praktik tenaga kesehatan
di puskesmas.
Kata kunci : manajemen bencana, tenaga kesehatan, kesiapan
xii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
ABSTRACT
DESCRIPTION PREPAREDNESS OF HEALTH WORKERS IN DISSASTER
MANAGEMENT IN PUBLIC HEALTH CENTER (PHC) DISASTER
VULNERABLE AREA IN WEST SUMBAWA DISTRICT
Cross Sectional Study
By : Arsi Susilawati
Introduction : Disaster management is a very important factor to reduce the impact
of a disaster. So far, the readiness of health workers in disaster management in
disaster-prone health centers in West Sumbawa district has never been evaluated.
This study aims to explore sociodemographic factors, knowledge, attitudes, and
practices in disaster management. Methods: This study used a cross sectional
design. The population of this study is health workers, namely doctors, nurses, and
midwives in health centers in West Sumbawa Regency. The sample size was 211
samples (doctors, nurses, midwives) who were randomly selected in 9 health
centers, by taking paper containing the serial number according to the list of names
of health workers in each PHC. The dependent variable is knowledge, attitudes,
and practices in disaster management, while the independent variable is a
sociodemographic factor. Data was collected using an electronic questionnaire.
Data was then analyzed using Chi-Square statistical tests. Results: Most health
workers have good knowledge, sufficient practices, and a negative attitude towards
disaster management. Among the sociodemographic factors studied, level of
education, and place of work significantly related to knowledge, attitudes, and
practices in disaster management. Conclusion: With the diversity of backgrounds,
respondents showed good knowledge and sufficient practice. Improving education
related to disaster management and increasing the capacity of workplaces need to
be improved to improve the knowledge, attitudes, and practices of health workers
in health centers.
Key words : disaster management, health worker, preparedness
xiii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Judul & Prasyarat Gelar .................................................................... ii
Surat Pernyataan .................................................................................................. iii
Lembar Pernyataan .............................................................................................. iv
Lembar Persetujuan ............................................................................................. v
Lembar Penetapan Panitia Penguji ................................................................... vi
Motto ....................................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................... xi
Abstract ................................................................................................................... xii
Daftar Isi ................................................................................................................ xiivi
Daftar Tabel ........................................................................................................... xvii
Daftar Gambar ...................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xix
Daftar Singkatan ................................................................................................... xxviii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Konsep Bencana ............................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Bencana ............................................................................... 7
2.1.2 Klasifikasi Bencana Alam ............................................................... 8
2.1.3 Macam-Macam Bencana Alam di Sekitar Kita .............................. 9
2.1.4 Potensi dan Ancaman Bencana ....................................................... 13
xiv IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.1.5 Dampak Bencana ............................................................................. 15
2.2 Analisis Risiko Bencana................................................................................. 16
2.2.1 Pengantar Analisis Risiko Bencana ................................................. 16
2.2.2 Langkah-Langkah Analisis Risiko .................................................. 17
2.3 Manajemen Penanggulangan Bencana .......................................................... 21
2.3.1 Pengertian Manajemen Bencana ...................................................... 21
2.3.2 Tujuan Manajemen Bencana ............................................................ 22
2.3.3 Faktor atau Pilar Dalam Manajemen Bencana ................................ 22
2.3.4 Mekanisme Manajemen Bencana .................................................... 23
2.3.5 Siklus/Tahapan dan Upaya-Upaya Penanggulangan Bencana ....... 25
2.3.6 Kebijakan Manajemen Bencana Nasional ...................................... 34
2.3.7 Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia ............................... 36
2.4 Rapid Health Assessment (RHA) dan Perencanaan Penanggulangan
Bencana ........................................................................................................... 37
2.4.1 Pengertian Rapid Health Assessment (RHA) .................................. 37
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA) .................. 38
2.4.3 Klasifikasi Rapid Health Assessment (RHA) .................................. 38
2.4.4 Tim Rapid Health Assessment (RHA) ............................................. 39
2.4.5 Metode Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA).................. 39
2.4.6 Jenis-Jenis Perencanaan Dalam Penanggulangan Bencana ........... 42
2.4.7 Perencanaan Kontijensi .................................................................... 43
2.5 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) ........................... 44
2.5.1 Konsep Koordinasi ........................................................................... 44
2.5.2 Manajemen PMK ............................................................................. 44
2.5.3 Sistem Koordinasi PMK .................................................................. 48
2.6 Arah Kebijakan dan Strategis BNPB Tahun 2015-2019 ............................. 50
2.6.1 Arah Kebijakan Umum PB BNPB .................................................. 52
2.6.2 Strategi PB BNPB Tahun 2015-2019 ............................................. 52
2.6.3 Upaya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya .................................. 57
2.6.4 Upaya Penyelenggaraan PB ............................................................. 58
2.7 Indikator Penilaian Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen
Bencana ........................................................................................................... 59
xv IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.7.1 Pengetahuan ....................................................................................... 59
2.7.2 Sikap ................................................................................................. 62
2.7.3 Praktik atau Pengalaman Sebelumnya ............................................ 65
2.7.4 Sosiodemografi.................................................................................. 66
2.8 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 70
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN ........ 78
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................... 78
3.2 Hipotesis ........................................................................................................... 79
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 81
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 81
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ........................................................ 81
4.2.1 Populasi ................................................................................................ 81
4.2.2 Sampel dan Besar Sampel ................................................................... 81
4.2.3 Kriteria Sampel Penelitian .................................................................. 82
4.2.4 Teknik Sampling.................................................................................. 82
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 83
4.3.1 Variabel Independen (variabel terikat)............................................... 83
4.3.2 Variabel Dependen (variabel bebas) .................................................. 83
4.3.3 Definisi Operasional ............................................................................ 83
4.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 87
4.4.1 Instrumen Penelitian ............................................................................ 87
4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................... 88
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 89
4.5.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 89
4.5.2 Waktu Pengambilan Data.................................................................... 90
4.6 Prosedur dan Pengumpulan Data................................................................... 90
4.7 Analisis Data ................................................................................................... 92
4.7.1 Penerapan Analisis Data ..................................................................... 93
4.8 Kerangka Kerja (Frame Work) ..................................................................... 94
4.9 Etika Penelitan ................................................................................................. 94
4.9.1 Lembar Persetujuan Responden ......................................................... 95
4.9.2 Kerahariaan Nama (Anonimity) .......................................................... 95
4.9.3 Kerahasiaan Informasi (Confidentiality) ............................................ 95
xvi IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.9.4 Berbuat Baik (Beneficience) ............................................................... 95
4.10 Keterbatasan Penelitan .................................................................................. 96
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................................... 97
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 97
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 97
5.1.2 Data Umum .......................................................................................... 98
5.1.3 Data Khusus ......................................................................................... 102
5.2 Pembahasan .................................................................................................... 112
5.2.1 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Tentang Manajemen Bencana .......................................... 112
5.2.2 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan
Terhadap Manajemen Bencana .......................................................... 116
5.2.3 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Dalam Manajemen Bencana ......................................... 119
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 123
6.1 Simpulan......................................................................................................... 123
6.2 Saran ............................................................................................................... 124
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 126
Lampiran ................................................................................................................ 129
xvii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat ...........................................................................................................70
Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat ...........................................................................................................84
Tabel 5.1 Data Sosiodemografi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ....................................................................99
Tabel 5.2 Data Spesifik Jenis Bencana dan Saat Terjadinya Bencana yang Pernah
Melibatkan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Dalam
Kegiatan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ................... 101
Tabel 5.3 Data Spesifik Jenis Pelatihan Manajemen Bencana yang Diikuti Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa
Barat ......................................................................................................................... 101
Tabel 5.4 Distribusi Variabel Dependen Pengethauna, Sikap, dan
Praktik/Pengalaman Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana
di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.............. 102
Tabel 5.5 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Tentang Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
di Kabupaten Sumbawa Barat ................................................................................ 103
Tabel 5.6 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan
Terhadap Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat..................................................................................... 106
Tabel 5.7 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ..................................... 109
xviii IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Manajemen Risiko Bencana/Disaster Risk Management
Cycle (DRMC) ........................................................................................25
Gambar 2.2 Skema Komponen Kepemimpinan Situasi Krisis ...............................45
Gambar 2.4 Skema Pengorganisasian PMK di Tingkat Kabupaten/Kota ..............48
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Manajemen Bencana di Indonesia ......................51
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................78
Gambar 4.1 Kerangka Kerja ......................................................................................94
xix IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Fasilitas Survey Pengambilan Data Awal ......... 129
Lampiran 2 Surat Keterangan Lulus Kaji Etik ...................................................... 130
Lampiran 3 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data Penelitian............... 131
Lampiran 4 Surat Izin Kegiatan Penelitian BAPPEDA LITBANG KSB .......... 132
Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian ............................................................ 133
Lampiran 6 Print Out Email Konfirmasi Penggunaan Kuisioner Instrumen
Penelitian.................................................................................................................. 135
Lampiran 7 Lembar Kesediaan Menjadi Responden ........................................... 136
Lampiran 8 Lembar Kuisioner Data Sosiodemografi .......................................... 137
Lampiran 9 Lembar Kuisioner Pengetahuan ......................................................... 138
Lampiran 10 Lembar Kuisioner Sikap ................................................................... 141
Lampiran 11 Lembar Kuisioner Praktik/Pengalaman Sebelumnya ..................... 143
Lampiran 12 Print Out Hasil Uji Statistik ............................................................. 146
xx IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR SINGKATAN
BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
NTB : Nusa Tenggara Barat
IRBI : Indeks Risiko Bencana Indonesia
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
UNISDR : United Nations International Strategy for Disaster Reduction
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
ADRC : Asian Disaster Reduction Center
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
PMK : Penanggulangan Masalah Kesehatan
ORNOP : Organisasi Non Pemerintah
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
SATLAK PBP : Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian
Satgas PBP : Satuan Petugas Penanggulangan Bencana Dan Pengungsian
Denkesyah : Detasemen Kesehatan Wilayah
KLB : Kejadian Luar Biasa
SDM : Sumber Daya Manusia
SARA : Suku, Agama dan Ras
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Planas : Platform Nasional
RHA : Rapid Health Assessment
BAKORNAS PB: Bada Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
SATKORLAK PB : Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
SATLAK PB : Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
Puldalops PB : Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
IABI : Ikatan Ahli Bencana Indonesia
Kemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan Informatika
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat
penting untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan kejadian penyakit,
serta mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang merupakan suatu
kejadian yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak serta
menimbulkan korban jiwa (Menteri Kesehatan RI, 2006). Salah satu kendala yang
sering dijumpai dalam penanggulangan krisis di daerah bencana adalah kurangnya
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang dapat difungsikan baik dari segi
jumlah dan jenis serta kompetensinya (Menteri Kesehatan RI, 2006). Menurut
Kepmenkes Nomor 066/MENKES/SK/II/2006 tentang Pedoman Manajemen SDM
Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana, perencanaan penempatan SDM
kesehatan untuk pelayanan kesehatan pada kejadian bencana sangat perlu untuk
memperhatikan kompetensi manajemen bencana yang dimiliki SDM kesehatan
setempat khususnya yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
terutama di daerah rawan bencana. Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana
Indonesia (IRBI) Tahun 2013, Kabupaten Sumbawa Barat yaitu salah satu
kabupaten yang terdampak kejadian bencana tersebut merupakan wilayah dengan
resiko tinggi terhadap bencana gempa bumi (BNPB, 2015b). Untuk dapat
meminimalisir kerugian akibat bencana yang terjadi, peran tenaga kesehatan yang
tanggap dan siap sangat diperlukan (Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Namun
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
sejauh ini, tingkat kesiapan dan kompetensi manajemen bencana tenaga kesehatan
yang bekerja di puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat belum pernah dievaluasi.
Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia,
seringkali dan tidak terduga, yaitu di antaranya gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, letusan gunung berapi, banjir, dan kekeringan (CFE-DM, 2018). Indonesia
berada di atas sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi, yang didominasi pegunungan vulkanik aktif,
dan menyebabkan 87% wilayah Indonesia rawan bencana alam (Putra et al., 2015).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada 2017 terjadi
2.862 kejadian bencana alam, diantaranya banjir (34,2%), puting beliung (31%),
tanah longsor (29,6%), kebakaran hutan dan lahan (3,4%), gempa bumi (0,7%),
kekeringan (0,6%), gelombang pasang/abrasi (0,4%), dan letusan gunung api
(0,1%) (BNPB, 2018).
Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan salah satu provinsi yang sering
mengalami ancaman bencana alam. BNPB mencatat pada 2017, provinsi ini
mengalami sebanyak 71 kejadian bencana alam, diantaranya banjir (41), puting
beliung (14), kekeringan (9), tanah longsor (6), dan kebakaran hutan dan lahan (1)
(BNPB, 2018b). Dampaknya, tercatat 10 orang korban meninggal dunia, 8 orang
korban luka-luka dan 903.277 orang mengungsi (BNPB, 2018b). Secara materiil,
kejadian tersebut mengakibatkan 92 rumah rusak berat, 167 rumah rusak sedang,
948 rumah rusak ringan, 8.599 rumah terendam banjir dan 31 fasilitas umum dan
sosial mengalami kerusakan (BNPB, 2018b). Setahun berikutnya, 29 Juli 2018,
terjadi gempa bumi di NTB, yang disusul oleh rangkaian gempa susulan di
sepanjang bulan Agustus 2018, mengakibatkan korban jiwa dan materiil. Hingga
3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
tanggal 21 Agustus 2018, BNPB (2018) mencatat 515 orang meninggal dunia dan
7.145 orang korban luka-luka dan 431.416 orang mengungsi. Secara materiil,
bencana tersebut mengakibatkan 73.843 rumah dan 798 fasilitas umum dan sosial
rusak.
United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR)
berfungsi sebagai titik pusat koordinasi mitigasi bencana dan koordinator sinergi di
antara kegiatan sistem penanggulangan bencana di dunia (CFE-DM, 2018).
UNISDR menekankan bahwa rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya
merupakan aset penting bagi masyarakat dalam upaya reduksi dampak bencana
(Osman and Ahayalimuddin, 2016). Kompleksitas dari permasalahan bencana
memerlukan suatu penataan atau perencanaan yang matang dalam
penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu
(Osman and Ahayalimuddin, 2016).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki peran aktif dalam
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana
sebagai unit pelayanan kesehatan terdekat di masyarakat (BNPB, 2015b).
Puskesmas bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan saat krisis bencana
dengan melakukan berbagai kegiatan seperti: pelayanan gawat darurat 24 jam,
pendirian pos kesehatan 24 jam di sekitar lokasi bencana, upaya gizi, Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan sanitasi pengungsian, upaya kesehatan jiwa serta upaya
kesehatan rujukan sesaat setelah terjadinya bencana (DEPKES, 2007). Karenanya
tenaga kesehatan di puskesmas memiliki peran untuk mempersiapkan kelompok
rentan pada fase akut bencana (Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Mereka perlu
untuk membekali diri dengan skill manajemen bencana yang baik (Tatuil, Mandagi,
4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
& Engkeng, 2015). Hasil studi pendahuluan mengindikasikan bahwa tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat belum
pernah mendapatkan pelatihan dan manajemen tanggap bencana. Beberapa di
antara mereka menyatakan belum mengetahui tentang manajemen bencana ataupun
terlibat langsung dalam penanganan bencana. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan
tenaga kesehatan dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
masih diragukan.
Manajemen penanggulangan bencana didefinisikan sebagai upaya dinamis
dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di seluruh tahapan penanggulangan
bencana (termasuk di dalamnya pencegahan, mitigasi, tanggap darurat, serta
rehabilitasi dan rekonstruksi) dengan menggunakan seluruh potensi yang tersedia
guna melindungi sebesar-besarnya masyarakat, dan berusaha menekan sekecil
kecilnya korban akibat bencana alam, serta meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengatasi ancaman yang menimpanya (BNPB, 2015b). Upaya ini dapat
diupayakan melalui pendidikan penanggulangan bencana, pelatihan tanggap
darurat bencana, perencanaan dan pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur dan
pembangunan jalur jejaring bantuan (Husna, 2011). Namun, upaya tersebut belum
dapat dijelaskan. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa lemahnya kompetensi
profesional telah menyebabkan tenaga kesehatan gagal untuk berperan saat bencana
(Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi
sosiodemografi tenaga kesehatan tingkat puskesmas di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, dan menjelaskan pengetahuan, sikap dan
praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana.
5
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam studi ini adalah “Apakah ada hubungan antara latar
belakang sosiodemografi dengan kesiapan (pengetahuan, sikap, dan
praktik/pengalaman sebelumnya) tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di
Puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di
puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan
pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana di puskesmas
wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
2 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan sikap
tenaga kesehatan terhadap manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan
bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
3 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan
praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di
puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan manfaat terhadap pengembangan keilmuan
manajemen bencana di puskesmas dan dapat menjadi masukan teoritis bagi
6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat terkait manajemen bencana yang
dapat diintegrasikan kepada tenaga kesehatan tingkat puskesmas.
1.4.2 Manfaat Praktis
1 Bagi responden
Responden dalam penelitian ini (diantaranya adalah dokter, perawat dan
bidan) dapat menggunakan penelitian ini sebagai barometer untuk mengukur
pengetahuan, pemahaman dan kesiapan mereka dalam menghadapi potensi
bencana.
2 Bagi Puskesmas Lokasi Penelitian dan Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini disampaikan kepada Puskesmas lokasi penelitian dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat berupa laporan akhir yang dapat
menjadi dasar dalam pertimbangan peningkatan kompetensi manajemen
bencana bagi tenaga kesehatan di puskesmas.
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini menjadi acuan dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Bencana
2.1.1 Definisi Bencana
Menurut Asian Disaster Reduction Center (ADRC), bencana merupakan
suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang dapat menimbulkan kerugian
secara meluas dan dirasakan oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan
(alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia untuk
mengatasinya dengan sumber daya yang ada (Khambali, 2017). Bencana alam
merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami, baik peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor, dan aktivitas manusia (Khambali,
2017).
Berdasarkan Pengetahuan Kebencanaan BNPB menjelaskan bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU
RI No.24, 2007). Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana non
alam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
8
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan teror. Kejadian bencana merupakan peristiwa bencana yang terjadi
dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun
kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu
wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian. (UU RI No.24, 2007).
2.1.2 Klasifikasi Bencana Alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :
1) Bencana alam geologis
Bencana alam ini diakibatkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
(gaya endogen). Contoh bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami.
2) Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang diakibatkan oleh faktor
angin dan hujan. Termasuk dalam bencana alam klimatologis adalah banjir,
badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami
hutan (bukan oleh manusia).
3) Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam ekstra-terestrial merupakan bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, sebagai contoh hantaman/ impact meteor yang jika mengenai
9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
permukaan bumi maka akan menyebabkan bencana alam yang dahsyat bagi
penduduk bumi (Khambali, 2017).
2.1.3 Macam-macam Bencana Alam di Sekitar Kita
1) Banjir
Banjir yaitu peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau
daratan karena volume air yang meningkat.
2) Banjir bandang
Banjir bandang yaitu banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang
besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
3) Kebakaran hutan dan lahan
Kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu keadaan di mana hutan dan lahan
dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan
dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu
aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar. Hutan yang terbakar juga bisa
sampai ke daerah pemukiman penduduk sehingga dapat membakar habis
bangunan-bangunan yang ada.
4) Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi akibat dari tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung
api atau runtuhan batuan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluh
lantak apa yang ada di permukaan bumi. Kebanyakan gempa bumi disebabkan
dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu semakin membesar dan akhirnya mencapai
10
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
pada keadaan di mana tekanan itu tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan dan saat itulah gempa terjadi.
5) Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan
("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah
serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya
pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi yang menyapu daratan akibat
adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut,
dan lain sebagainya yang dapat menyapu bersih permukiman penduduk dan
menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam sehingga dampaknya bisa
membunuh banyak manusia dan makhluk hidup. Tsunami dapat terjadi akibat
gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan
gunung berapi, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
(1) Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0-30 KM)
(2) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 skala richter
(3) Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.
6) Letusan gunung api
Letusan gunung api adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran
material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.
7) Angin puting beliung
Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-
11
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu
singkat (3-5 menit), bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan
bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya untuk manusia.
8) Tanah longsor
Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Batu, pohon, pasir dan bahan
alam lainnya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya
sehingga jika ada orang atau permukiman penduduk di atas tanah longsor
tersebut atau dibawah tanah yang jatuh itu akan sangat berbahaya. Longsor atau
biasa disebut gerakan tanah merupakan suatu peristiwa geologi yang terjadi
akibat pergerakan batuan atau tanah berbagai tipe dan jenis, misalnya jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah.
9) Gelombang pasang atau badai
Gelombang pasang atau badai merupakan gelombang tinggi yang ditimbulkan
karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi
kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis
tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya
angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.
10) Abrasi
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya
keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi dapat disebabkan
12
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama
abrasi.
11) Pemanasan global atau global warming
Pemanasan global yaitu adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan berbagai perubahan lain, seperti naiknya permukaan air laut,
bertambahnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan
pola presipitasi, hilangnya gletser, juga mempengaruhi hasil pertanian dan
punahnya berbagai jenis hewan.
12) Kekeringan
Kekeringan adalah terjadinya kesenjangan antara air yang tersedia dengan air
yang diperlukan, berbeda dengan kondisi kering yang diartikan sebagai kondisi
jumlah curah hujan yang sedikit. Kekeringan dapat timbul karena gejala alam
yang terjadi, seperti pergantian musim yang merupakan dampak dari iklim.
Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan sehingga sungai dan
waduk tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, sawah-sawah yang
menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga akan mengalami kekeringan
dan tidak dapat menghasilkan panen serta pasokan air bersih juga berkurang.
Kekeringan pada suatu wilayah merupakan suatu keadaan yang umumnya
mengganggu keseimbangan makhluk hidup (UU RI No.24, 2007)
2.1.4 Potensi dan Ancaman Bencana
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun
oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
bencana yaitu bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia
13
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
(man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for
Disaster Reduction (UNISDR) dapat dikelompokkan menjadi :
1) Bahaya geologi (geological hazards)
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua
Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian
selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang
memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa sampai Nusa Tenggara dan Sulawesi,
yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang
sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi
sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,
banjir dan tanah longsor.
2) Bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards)
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu
panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin
yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi
topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik
maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi
itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya
bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan
kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas
manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu
meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi
14
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
(banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di
banyak daerah di Indonesia.
3) Bahaya biologi (biological hazards)
Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang,
sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan
kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko
bencana.
4) Bahaya teknologi (technological hazards)
Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat
terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan
penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal
seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat
mobilisasi manusia yang semakin tinggi.
5) Penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation)
Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian
rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap
menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan
yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam
skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap
kehidupan masyarakat.
6) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta
elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana
7) Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat
15
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman
demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004
mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan
adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang
tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi
tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan
infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa
aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial
menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang
menjadi bencana nasional.
(BNPB, 2017)
2.1.5 Dampak Bencana
Menurut (Carter, 2008) umumnya dampak dari bencana adalah sebagai berikut:
1. Hilangnya jiwa
2. Cidera
3. Kerusakan properti
4. Kerusakan subsistensi dan hasil bumi
5. Gangguan produksi
6. Gaya hidup yang terganggu
7. Kehilangan mata pencaharian
8. Gangguan terhadap layanan penting
9. Kerusakan infrastruktur nasional dan gangguan terhadap sistem
pemerintahan
10. Kerugian ekonomi nasional
16
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
11. Dampak psikologis dan sosiologis
(Carter, 2008)
2.2 Analisis Risiko Bencana
2.2.1 Pengantar Analisis Risiko Bencana
Disaster Recovery Journal menyampaikan 2 (dua) definisi yang berbeda
untuk menjelaskan analisis risiko, yaitu:
1. Analisis risiko (risk analysis) yaitu proses yang meliputi pengidentifikasian
ancaman yang paling mungkin terjadi terhadap objek studi serta penganalisisan
kerentanan terkait dengan ancaman bencana tersebut.
2. Penilaian risiko (risk assessment) merupakan suatu proses yang meliputi
pengevaluasian kondisi fisik dan lingkungan serta penilaian kapasitas relatif
terhadap ancaman bencana potensial.
International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) yang memberikan
pengertian analisis risiko bencana sebagai metodologi dalam menentukan risiko
melalui suatu tindakan analisis ancaman bencana dan suatu evaluasi terhadap
kondisi eksisting. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
melakukan suatu analisis risiko bencana, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Manfaat Biaya (Cost Benefit Analysis)
Analisis manfaat biaya merupakan suatu metode yang digunakan untuk memilih
opsi dengan cara memberi keseimbangan antara biaya setiap pilihan dengan
keuntungan atau kelebihannya.
2. Analisis Dampak dan Model Kegagalan (Failure Modes and Effects Analysis)
Analisis dampak dan model kegagalan adalah teknik analisis yang
mendeskripsikan dampak dari kegagalan yang terjadi pada suatu sistem
17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
3. Analisis Kuantitatif (Quantitative Analysis)
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang pembobotannya menggunakan angka,
baik untuk dampak (consequences), maupun untuk kekerapannya (likelihood).
4. Pemetaan Risiko (Risk Mapping)
Peta risiko merupakan gambaran suatu masyarakat atau wilayah geografis yang
mengidentifikasikan tempat dan bangunan yang mungkin terkena dampak
bencana.
5. Pemetaan Ancaman Bencana (Hazard Mapping)
Pemetaan ancaman bencana merupakan proses untuk memetakan bencana pada
suatu wilayah dengan menggunakan berbagai skala peta, penutupan lahan, dan
detail lainnya.
(Khambali, 2017)
2.2.2 Langkah-Langkah Analisis Risiko
Lingkup kegiatan analisis risiko yaitu diantaranya pengumpulan, pengolahan,
analisis data, penetapan variabel penilaian risiko, dan penatalaksanaan penilaian
risiko.
Faktor penentu risiko bencana antara lain sebagai berikut:
1. Ancaman
Ancaman suatu kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat sehingga menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta
benda, kehilangan rasa aman, kelumpuhan ekonomi, dan kerusakan lingkungan
serta dampak psikologis.
Peningkatan ancaman bencana didasarkan pada beberapa faktor berikut:
1) Fenomena geologi yang semakin dinamis
18
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2) Perubahan iklim yang semakin ekstrim
3) Degradasi lingkungan yang semakin meningkat
4) Bonus demografi yang tidak terkelola
2. Kerentanan
Kerentanan merupakan suatu kondisi yang ditentukan oleh berbagai faktor fisik,
sosial, ekonomi, geografi yang menyebabkan menurunnya kemampuan
masyarakat dalam menghadapi bencana.
3. Kapasitas
Kapasitas adalah suatu kemampuan sumber daya yang dimiliki tiap orang atau
tiap kelompok di suatu wilayah yang dapat digunakan dan ditingkatkan dengan
tujuan untuk mengurangi risiko bencana.
(BNPB, 2014)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan analisis risiko yaitu
mengenali ancaman, mengidentifikasi kerentanan, dan kemudian kapasitas di
daerah masing-masing.
1. Berapa luas bencana yang melanda.
2. Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Identifikasi bahaya untuk mengenali sifat, lokasi, intensitas dari ancaman.
4. Analisis kerentanan untuk menentukan keberadaan dan tingkat kerentanan
paparan ancaman.
5. Analisis kapasitas untuk mengidentifikasi kapasitas dan sumber daya yang ada
untuk mengurangi tingkat resiko atau dampak dari bencana.
6. Analisis risiko untuk menentukan tingkat risiko.
19
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
7. Evaluasi risiko untuk membuat keputusan terkait risiko yang membutuhkan
penanggulangan dan prioritas.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko bencana maka diperlukan upaya-
upaya untuk mengurangi ancaman serta kerentanan dan meningkatkan kapasitas.
1. Pembuatan peta rawan
1) Melengkapi peta topografi kota, sungai, danau, gunung berapi, ancaman
penambangan, pabrik, industri dan lain sebagainya.
2) Inventarisasi ancaman banjir, gunung meletus, longsor, kebocoran pipa,
kecelakaan transportasi, dan lain sebagainya.
3) Melengkapi peta rawan ancaman dengan kerentanan masyarakat:
(1) Data demografi (jumlah bayi, balita, dan lain-lain).
(2) Sarana dan prasarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain).
(3) Ketenagaan kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain).
(4) Data cakupan pelayanan kesehatan (imunisasi, KIA, gizi, dan lain-lain).
2. Penetapan jenis bahaya dan variabel
Menentukan kelompok jenis bahaya, diantaranya yaitu tsunami, gempa
bumi, letusan gunung berapi, angin puyuh, banjir, tanah longsor, kebakaran
hutan, kekeringan, Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, kecelakaan
transportasi/ industri, atau konflik dengan kekerasan.
3. Karakteristik bahaya
1) Frekuensi
Seberapa sering terjadinya intensitas suatu bencana/ ancaman yang dapat
diukur dari kekuatan dan kecepatan secara kuantitatif/ kualitatif.
2) Dampak
20
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Pengukuran seberapa besar akibat terhadap kehidupan sehari-hari.
3) Keluasan
Luasnya daerah yang terkena.
4) Komponen uluran waktu
Rentang waktu peringatan gejala awal hingga terjadinya dan lamanya proses
bencana berlangsung.
4. Kerentanan fisik
1) Kekuatan struktur bangunan fisik (lokasi, bentuk, material, konstruksi,
pemeliharaannya).
2) Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan, sarana angkutan,
jaringan komunikasi, dan lain-lain).
3) Sosial; meliputi unsur demografi (proporsi keluarga rentan, status kesehatan,
budaya, status sosial ekonomi, dan lain-lain).
4) Ekonomi; meliputi dampak primer (kerugian langsung) dan sekunder (tidak
langsung).
5. Manajemen kebijakan
1) Telah ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, Perda, Protap, dan
lain-lain tentang penanggulangan bencana.
2) Telah ada/tidaknya sistem peringatan dini, rencana tindak lanjut, termasuk
pembiayaan.
3) Peran serta masyarakat; meliputi kesadaran dan kepedulian masyarakat akan
bencana.
4) Keluaran
21
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Ancaman/bencana (event) dengan nilai tertinggi merupakan keluaran yang
harus diprioritaskan
(BNPB, 2015)
2.3 Manajemen Penanggulangan Bencana
2.3.1 Pengertian Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah suatu proses yang dinamis, berlanjut dan
terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan
observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi bencana (UU RI
No.24, 2007).
Manajemen bencana menurut University of Wisconsin merupakan
serangkaian kegiatan yang didesain dalam mengendalikan situasi bencana darurat
dan mempersiapkan kerangka untuk membantu orang yang rentan bencana dalam
menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.
Manajemen bencana menurut Universitas British Columbia adalah suatu
proses pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common
value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun
rencana dan menghadapi bencana, baik bencana potensial maupun aktual.
(Khambali, 2017).
2.3.2 Tujuan Manajemen Bencana
Secara umum, manajemen bencana bertujuan untuk:
1. Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda
dan lingkungan hidup.
22
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan
korban.
3. Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/pengungsian ke
daerah asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni
dan aman.
4. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/transportasi,
air minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi
dan sosial daerah yang terkena bencana.
5. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.
6. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan.
(BNPB, 2015a)
2.3.3 Faktor atau Pilar Dalam Manajemen Bencana
Faktor-faktor atau pilar-pilar utama tertentu dalam penentuan kebijakan
manajemen bencana nasional untuk sebagian besar negara yang dijelakan oleh
(Carter, 2008), sebagai berikut :
1. Mendefinisikan secara akurat ancaman bencana
2. Mengidentifikasi dampak yang mungkin disebabkan oleh ancaman
3. Menilai sumber daya yang tersedia untuk menghadapi ancaman
4. Pengaturan organisasi yang diperlukan untuk mempersiapkan menanggapi, dan
pulih dari peristiwa bencana
5. Mendefinisikan bagaimana kebijakan penanggulangan bencana nasional saling
terkait dengan aspek lain dari kebijakan nasional, terutama yang berkaitan
dengan pembangunan nasional dan perlindungan lingkungan
23
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
6. Faktor-faktor nasional spesifik lainnya yang mungkin berlaku.
(Carter, 2008)
2.3.4 Mekanisme Manajemen Bencana
Mekanisme manajemen bencana terdiri dari:
1. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di lokasi
bencana yang secara umum melaksanakan fungsi pertama dan utama dalam
manajemen bencana dan sering disebut mekanisme manajemen bencana
alamiah, terdiri dari keluarga, organisasi sosial informal (pengajian, pelayanan
kematian, kegiatan kegotong royongan, arisan, dan lain-lain), serta masyarakat
lokal.
2. Mekanisme eksternal atau formal, adalah organisasi yang sengaja dibentuk
dengan tujuan untuk manajemen bencana, contohnya di Indonesia yaitu
BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, dan SATLAK PB.
Secara umum manajemen bencana dan keadaan darurat adalah tahapan pra
bencana, saat bencana, dan pasca bencana, Untuk daerah-daerah yang kerap
tertimpa bencana, entah itu yang dibuat manusia (banjir, longsor, luapan lumpur,
dan lain-lain) ataupun yang tak terduga secara awam (gempa tektonik, vulkanik,
angin puting beliung, dan lain-lain), dan menerapkan tahapan-tahapan kerja yang
lebih mendetail. Setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Riset (pelajari fenomena alam yang akan terjadi secara umum atau khusus di satu
daerah).
2. Analisis kerawanan dan kajian risiko (vulnerabilities analysis and risk
assessment).
3. Sosialisasi dan kesiapan masyarakat.
24
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4. Mitigasi atau persiapan mendekati terjadinya bencana atau keadaan darurat.
5. Warning atau peringatan bencana.
6. Tindakan penyelamatan.
7. Komunikasi.
8. Penanganan darurat.
9. Keberlangsungan penanganan.
10. Upaya perbaikan.
11. Pelatihan dan pendidikan. Untuk mendapatkan hasil terbaik untuk
mengantisipasi hingga mengupayakan perbaikan pasca bencana, setiap daerah
harus memiliki petugas-petugas yang cakap dan berpengetahuan. Untuk itu
diperlukan pendidikan dan pelatihan yang selalu sejalan dengan penemuan
teknologi penanganan bencana termutakhir.
12. Simulasi. Setelah memiliki petugas yang cakap dan berpengetahuan, setiap
daerah harus melaksanakan simulasi penanganan bencana ataupun keadaan
darurat agar setiap anggota masyarakat bisa mengantisipasi hingga
menyelamatkan diri dan anggota keluarganya sehingga beban daerah ataupun
kerugian pribadi dapat diminimalisasi.
(BNPB, 2015a)
25
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.3.5 Siklus/Tahapan Penanggulangan Bencana
Gambar 2.1 Siklus Manajemen Risiko Bencana/Disaster Risk Management
Cycle (DRMC) (Khan, Vasilescu and Khan, 2008)
Menurut Himayatullah Khan, Laura Giurca Vasilescu, dan Asmatullah Khan
(2008), ada tiga tahapan kunci dari kegiatan yang diupayakan dalam manajemen
risiko bencana adalah sebagai berikut :
1. Sebelum bencana (pra-bencana)
Kegiatan pra bencana di upayakan untuk mengurangi korban dan kerugian harta
benda yang disebabkan oleh potensi bahaya. Misalnya, melaksanakan kesadaran
kampanye, memperkuat struktur yang masih lemah, persiapan rencana
penanggulangan bencana di tingkat rumah tangga dan masyarakat, dll. Langkah-
langkah pengurangan risiko pada tahap ini disebut sebagai kegiatan mitigasi dan
kesiapsiagaan.
26
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Saat bencana (kejadian bencana)
Ini termasuk upaya yang dilakukan untuk memastikan bahwa kebutuhan dan
penentuan korban terpenuhi dan dampak penderitaan diminimalkan. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini disebut kegiatan tanggap darurat.
3. Setelah bencana (pasca bencana)
Upaya yang diambil sebagai tanggapan bencana dengan tujuan untuk pemulihan
dan rehabilitasi dini komunitas yang terkena dampak, segera setelah terjadinya
bencana. Ini disebut sebagai respon dan kegiatan pemulihan.
Siklus manajemen bencana menggambarkan proses rencana kerjasama yang
melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk mengurangi dampak
bencana, bereaksi selama dan segera setelah bencana, dan mengambil langkah-
langkah untuk pulih setelah bencana terjadi. Tindakan yang tepat merupakan hal
penting dalam siklus guna mendukung kesiapan yang lebih baik, peringatan yang
segera, berkurangnya kerentanan atau pencegahan bencana menjadi langkah
berikutnya dari siklus. Siklus manajemen bencana termasuk membentuk kebijakan
dan rencana publik yang baik untuk memodifikasi penyebab bencana atau
mengurangi dampaknya pada manusia, harta benda, dan infrastruktur. Mitigasi dan
kesiapsiagaan merupakan perbaikan manajemen bencana yang dilakukan sebagai
antisipasi dari suatu peristiwa bencana. Perencanaan pembangunan memainkan
peran kunci dalam berkontribusi pada mitigasi dan persiapan komunitas efektif untuk
menghadapi bencana. Saat bencana terjadi, para pelaksana yang berperan dalam
manajemen bencana, khususnya organisasi kemanusiaan terlibat dalam tanggap
darurat hingga fase pemulihan untuk jangka panjangnya (Khan, Vasilescu and Khan,
2008).
27
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, siklus penanggulangan
bencana dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
1. Pra bencana: pencegahan lebih difokuskan, kesiapsiagaan level medium. Upaya-
upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
1) Pencegahan (Prevention)
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
bencana (jika mungkin dengan meniadakan bencana), Contohnya:
(1) Melarang pembakaran hutan dalam perladangan.
(2) Melarang penambangan batu di daerah-daerah curam.
(3) Melarang pembuangan sampah yang sembarangan.
(4) Membuat/mendirikan pos peringatan bencana
(5) Membiasakan hidup tertib dan disiplin
(6) Memberikan pendidikan tentang lingkungan hidup
2) Mitigasi Bencana (Mitigation)
Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
terjadinya bencana, baik dengan pembangunan fisik maupun penyadaran
serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
atau upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana. Mitigasi bisa juga diartikan sebagai penjinak
bencana alam, dan pada prinsipnya mitigasi merupakan usaha-usaha, baik itu
yang bersifat persiapan fisik (berupa penataan ruang kawasan dan kode
bangunan) maupun nonfisik (dapat berupa pendidikan tentang bencana alam)
dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana alam, Contohnya:
28
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
(1) Menempatkan korban di suatu tempat yang aman.
(2) Membentuk tim penanggulangan bencana.
(3) Memberikan penyuluhan-penyuluhan.
(4) Merelokasi korban secara bertahap.
Bentuk mitigasi:
(1) Mitigasi struktural (contohnya: check dam, bendungan, tanggul sungai,
rumah tahan gempa, dan lain sebagainya).
(2) Mitigasi non struktural (misalnya: peraturan perundang-undangan,
pelatihan, dan lain-lain).
3) Kesiapsiagaan (Preparedness)
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah
yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007). Sedangkan kesiapsiagaan
menurut Carter (1991) adalah berbagai tindakan yang memungkinkan
pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu
menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Contohnya:
(1) Penyiapan sarana komunikasi
(2) Pos komando
(3) Penyiapan lokasi evakuasi
(4) Rencana kontinjensi
(5) Sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana
Salah satu kecepatan penyelenggaraan operasi penanggulangan
bencana (respons time), yaitu menyelenggarakan siaga penanggulangan
29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
bencana yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima) komponen utama
penanggulangan bencana, antara lain:
(1) Kesiapan manajemen operasi penanggulangan bencana.
(2) Kesiapan fasilitas penanggulangan bencana.
(3) Kesiapan komunikasi penanggulangan bencana.
(4) Kesiapan pertolongan darurat penanggulangan bencana.
(5) Dokumentasi.
Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana
penanggulangan bencana, pemeliharaan, dan pelatihan personel.
Kesiapsiagaan merupakan bagian tak terpisahkan dari manajemen bencana
secara terpadu (Khambali, 2017).
Tugas sistem kesiapsiagaan, antara lain sebagai berikut:
(1) Mengevaluasi risiko yang ada pada suatu negara/daerah tertentu terhadap
bencana.
(2) Menjalankan standar dan peraturan.
(3) Mengatur sistem komunikasi, informasi, dan peringatan.
(4) Menjamin mekanisme koordinasi dan tanggapan.
(5) Menjalankan langkah-langkah untuk memastikan bahwa sumber daya
keuangan dan sumber daya lain yang tersedia untuk meningkatkan
kesiapan dan dapat dimobilisasikan saat situasi bencana.
(6) Mengembangkan program pendidikan masyarakat.
(7) Mengoordinasi penyampaian informasi pada media massa.
(8) Mengoordinasi latihan simulasi bencana yang dapat menguji mekanisme
respons/tanggapan.
30
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
(Khambali, 2017)
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada tahap pra bencana adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan peta rawan bencana.
2) Penyusunan peraturan dan pedoman dalam penanggulangan krisis akibat
bencana yang salah satunya terkait dengan penempatan dan mobilisasi SDM
kesehatan.
3) Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan khususnya di puskesmas
dan RS, terutama di daerah rawan bencana.
4) Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan pembiayaan.
5) Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dengan situasi wilayah setempat
(kerawanan terhadap bencana).
6) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (Brigade Siaga Bencana/BSB).
7) Sosialisasi SDM kesehatan tentang penanggulangan krisis akibat bencana.
8) Pelatihan-pelatihan dan gladi.
9) Pembentukan Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu di Kabupaten/Kota.
(Menteri Kesehatan RI, 2006)
2. Bencana: pada saat kejadian/krisis, tanggap darurat menjadi kegiatan terpenting.
Upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
1) Peringatan Dini (Early Warning)
Peringatan dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada seluruh masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu daerah oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007 dalam
31
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Khambali, 2017) atau serangkaian upaya untuk memberikan tanda peringatan
bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus: Menjangkau masyarakat (accessible); Segera
(immediate); Tegas tidak membingungkan (coherent); Bersifat resmi (official).
2) Tanggap Darurat (Response)
Tanggap darurat merupakan upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana dengan tujuan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan,
terutama berupa upaya penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi, dan
pengungsian. Pada tanggap darurat bencana, terdapat hal-hal berikut:
(1) Korban massal
Korban relatif banyak akibat penyebab yang sama dan perlu pertolongan
segera dengan kebutuhan sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih dari yang
tersedia. Tanpa kerusakan infrastruktur.
(2) Bencana
Mendadak/tidak terencana atau perlahan tapi berlanjut, berdampak pada
pola kehidupan normal atau ekosistem hingga diperlukan tindakan darurat
dan luar biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban dan
lingkungannya. Korban banyak, dengan kerusakan infrastruktur.
(3) Bencana kompleks
Bencana disertai permusuhan yang luas dan ancaman keamanan, serta arus
pengungsian luas. Korban banyak, kerusakan infrastruktur, disertai
ancaman keamanan.
32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Masalah yang dihadapi saat terjadi bencana:
(1) Keterbatasan SDM. Tenaga yang ada umumnya mempunyai tugas rutin
lain.
(2) Keterbatasan peralatan/sarana. Pusat pelayanan tidak disiapkan untuk
jumlah korban yang besar.
(3) Sistem kesehatan. Belum disiapkan secara khusus untuk menghadapi
bencana.
Dalam menghadapi bencana diperlukan suatu sistem tanggap bencana yang
berfungsi sebagai panduan tindakan dalam menghadapi bencana. Sistem
tersebut hendaknya efektif, efisien, terukur, dan tepat sasaran.
(1) Efisien: sistem tanggap bencana harus ampuh dalam menanggulangi
bencana di setiap tahapan, disesuaikan dengan jenis dan tingkat bahaya
yang ditimbulkan.
(2) Efektif: sistem tanggap bencana harus tepat guna dan sesuai dengan
kebutuhan.
(3) Terukur: semua tahapan dan tindakan harus terukur, yakni disesuaikan
dengan kapasitas dan sumber daya yang dimiliki.
(4) Tepat sasaran: sistem tanggap bencana harus sesuai dengan tujuan dan
hasil akhir yang diharapkan, artinya sistem tanggap bencana harus memuat
kerangka tujuan yang jelas sehingga memiliki nilai fungsional yang positif
dan dapat digunakan secara berkelanjutan.
3) Bantuan Darurat (Relief)
33
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Bantuan darurat adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan bantuan yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, tempat
tinggal sementara, pelayanan kesehatan, sanitasi, dan air bersih.
3. Pasca bencana: pemulihan dan rekonstruksi menjadi proses terpenting setelah
bencana. Upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
1) Pemulihan (Recovery)
Pemulihan merupakan suatu proses pemulihan darurat kondisi masyarakat
yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana
yang ada pada keadaan yang semula. Upaya yang dilakukan, yaitu:
memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar,
puskesmas, dan lain sebagainya).
2) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi merupakan langkah upaya yang diambil setelah terjadinya
bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki tempat tinggalnya, fasilitas
umum, dan fasilitas sosial yang penting, dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
3) Rekonstruksi (Reconstruction)
Rekonstruksi adalah program jangka menengah serat jangka panjang dalam
rangka perbaikan fisik, sosial, dan ekonomi guna mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau bahkan lebih baik dari sebelumnya.
Hal terpenting dari manajemen bencana yaitu adanya suatu langkah
konkrit dalam upaya pengendalian bencana sehingga korban nyawa dan
kerugian harta benda yang tidak kita harapkan dapat terselamatkan secara cepat
34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
dan tepat serta upaya pemulihan pasca bencana dapat dilakukan segera.
Pengendalian itu dimulai dengan membangun kesadaran kritis masyarakat dan
pemerintah terkait masalah bencana alam, menciptakan proses perbaikan total
pengelolaan bencana, penegasan lahirnya kebijakan lokal yang bertumpu pada
kearifan lokal berupa peraturan negara dan peraturan daerah tentang
manajemen bencana. Hal yang tak kalah pentingnya dalam manajemen
bencana ini yaitu sosialisasi kehati-hatian, terutama pada daerah yang rawan
bencana.
(CFE-DM, 2018)
2.3.6 Kebijakan Manajemen Bencana Nasional
Ini dipahami dengan baik dan diakui bahwa pemerintahan di sebagian besar
negara, berkaitan dengan berbagai macam bidang kebijakan utama. Hal ini biasanya
termasuk pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya. Bidang kebijakan utama semacam itu, tentu saja, harus diprioritaskan
dari sudut pandang pemerintah. Oleh karena itu, tidak realistis untuk mengharapkan
bahwa kebijakan manajemen bencana akan diprioritaskan, misalnya, dalam
mengalokasikan dana dan sumber daya yang tidak dapat dibenarkan secara positif.
Mereka yang bertanggung jawab untuk menyusun dan merumuskan
kebijakan bencana nasional harus memiliki tujuan untuk mencapai keseimbangan
dan keterkaitan yang sesuai dengan kebijakan nasional lainnya. Ini jelas melibatkan
serta mempertimbangkan dengan hati-hati kebijakan-kebijakan lain, terutama
tujuan untuk memastikan sejauh mungkin kompatibilitas kepentingan. Memang,
dalam beberapa kasus, mungkin kebijakan manajemen bencana yang baik dapat
35
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
menawarkan keuntungan bagi kebijakan nasional lainnya. Dimana, dukungan
timbal balik dan keuntungan yang dibawa ini kemungkinan akan datang.
Dua bidang kebijakan pemerintah cenderung memiliki kepentingan bersama
dengan manajemen bencana :
1. Pembangunan nasional - Bencana dan pembangunan nasional, pada
kenyataannya, terkait erat. Ini terutama berlaku jika ancaman bencana
signifikan. Misalnya, perencanaan pembangunan nasional perlu
mempertimbangkan kemungkinan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan
bencana terhadap berbagai program dan proyek yang terlibat. Namun, pada
gilirannya, program dan proyek seperti itu dapat memengaruhi kemampuan
negara untuk mengatasi bencana karena sementara beberapa dari mereka dapat
mengurangi risiko dan kerentanan. Selain itu, peristiwa bencana sering
membuka kemungkinan berikutnya untuk meningkatkan berbagai aspek
kemajuan dan pembangunan.
2. Perlindungan lingkungan - kekhawatiran internasional yang tersebar luas telah
mendorong sebagian besar pemerintah nasional untuk mengarahkan perhatian
khusus terhadap perlindungan lingkungan. Karena banyak kegiatan
penanggulangan bencana berkaitan dengan aspek lingkungan (misalnya, banjir,
kekeringan, siklon), adalah masuk akal untuk mempertahankan kerjasama erat
antara manajemen bencana dan kebijakan lingkungan.
Disarankan bahwa kedua bidang kebijakan ini menggambarkan kebutuhan dan
manfaat dari kebijakan manajemen bencana yang terkait secara tepat dengan
kebijakan lain. Para pejabat manajemen bencana, khususnya di tingkat
36
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
pemerintah pusat, akan sangat disarankan untuk menganggap konsep ini sebagai
kunci penting ketika kebijakan bencana sedang dirumuskan atau ditinjau.
(CFE-DM, 2018)
2.3.7 Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia
Kebencanaan merupakan pembahasan yang sangat komprehensif dan multi
dimensi. Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun,
pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan
diimplementasikan oleh semua pihak. Bencana adalah urusan semua pihak. Secara
periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem
nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain:
1. Legislasi
Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di
bawahnya antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan
Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah.
2. Kelembagaan
Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point
lembaga pemerintah di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan
bencana di tingkat provinsi dan ]kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD). Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat
nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat penyelenggaran penanggulangan
bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas)
37
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan
lembaga internasional.
3. Pendanaan
Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan
internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam
membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi
lain, kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana
sangat tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan
khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam
pembangunan. Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan
penanggulangan bencana di Indonesia:
1) Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
2) Dana Kontijensi
3) Dana On-call
4) Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah
5) Dana yang bersumber dari masyarakat
6) Dana dukungan komunitas internasional
(BNPB, 2017)
2.4 Rapid Health Assessment (RHA) Dan Perencanaan Penanggulangan Bencana
2.4.1 Pengertian Rapid Health Assessment (RHA)
Rapid Health Assessment (RHA) merupakan kegiatan pengumpulan data dan
informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan untuk mengidentifikasi
38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respons dalam kejadian bencana
(Khambali, 2017).
Menurut WHO, pengertian Rapid Health Assessment (RHA) adalah suatu
kegiatan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang dibutuhkan segera
sebagai respons dalam suatu kejadian bencana.
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA)
Manfaat Rapid Health Assessment (RHA) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi fakta-fakta yang ada di lokasi bencana.
2. Mengidentifikasikan kebutuhan yang harus segera dipenuhi.
Sedangkan tujuan Rapid Health Assessment (RHA) adalah sebagai berikut:
1. Menilai dampak bencana dan potensi ancaman dalam bidang kesehatan.
2. Membuktikan adanya kedaruratan.
3. Menilai kapasitas tanggap darurat yang ada.
4. Menetapkan jenis kebutuhan yang diperlukan segera.
5. Membuat rekomendasi tindakan prioritas dalam pelaksanaan ketanggapdaruratan.
(Khambali, 2017)
2.4.3 Klasifikasi Rapid Health Assessment (RHA)
Rapid Health Assessment (RHA) dibagi menjadi dua, diantaranya yaitu:
1. Initial Health Assessment (penilaian masalah kesehatan awal) yang dalam hal ini
dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat kecamatan di bawah tanggung jawab
kepala puskesmas setempat. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis bantuan
awal yang dibutuhkan segera.
39
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Integrated Rapid Health Assessment (penilaian masalah kesehatan terpadu)
menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan para korban di shelter
pengungsian. Adanya assessment terpadu ini membuat kita dapat melakukan
penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan surveilans epidemiologi
terhadap penyakit potensial sehingga kejadian penyakit di lokasi bencana dapat
dikontrol.
(Khambali, 2017)
2.4.4 Tim Rapid Health Assessment (RHA)
Tim RHA beranggotakan personil yang mewakili bidang sesuai dengan
kebutuhan pengkajian yang akan dilakukan, minimal terdiri dari:
1. Unsur medis: untuk menilai dampak dan kebutuhan pelayanan medis bagi
korban.
2. Unsur epidemiologi (surveilans): untuk menilai dampak dan kebutuhan
pengendalian masalah kesehatan masyarakat korban bencana, terutama
pengungsi.
3. Unsur sanitarian: untuk menilai dampak dan kebutuhan terhadap komponen-
komponen yang mempengaruhi kesehatan manusia.
2.4.5 Metode dan Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA)
1. Mempersiapkan RHA
1) Informasi awal yang ada (kejadian).
2) Penetapan tim.
3) Informasi yang ada akan di-checklist.
4) Komunikasi dan koordinasi dengan daerah kejadian dan tim lain (akses ke
daerah, bantuan awal diperlukan, dan lain-lain).
40
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Tim RHA
1) Petugas medis
2) Epidemiologi.
3) Kesehatan lingkungan.
4) Sosial.
Diharapkan tim memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya, dapat
bekerja sama dan dapat diterima, memiliki kapasitas untuk mengambil keputusan.
3. Informasi awal
1) Bencana/kejadian dan waktu terjadinya.
2) Masalah yang berkaitan dengan kesehatan sebagai dampaknya:
(1) Korban meninggal dan luka.
(2) Jumlah pengungsi.
(3) Kerusakan sarana kesehatan dan yang masih dapat dimanfaatkan
(puskesmas, pustu, rumah sakit).
(4) Tersedianya obat-obatan dan vaksin.
(5) Kemungkinan kemudahan untuk menjangkau daerah yang terkena
masalah.
3) Upaya kesehatan yang telah dilakukan.
4) Bantuan awal yang diperlukan.
4. Pengumpulan data/informasi
1) Geografis dan lingkungan daerah yang terkena bencana.
2) Informasi korban meninggal dan terluka.
3) Memperkirakan jumlah pengungsi.
41
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4) Data potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di puskesmas dan dinas kesehatan
dan rumah sakit setempat yang masih dapat dimanfaatkan (jumlah, tempat, dan
fasilitas puskesmas dan rumah sakit; fungsi dari masing-masing fasilitas;
perlengkapan; dan obat-obatan).
5) Data dan potensi kesehatan yang ada di sekitar wilayah administrasi daerah
bencana/kejadian.
6) Menilai dampak segera terhadap kesehatan seperti risiko kemungkinan
terjadinya KLB penyakit menular.
7) Data endemisitas penyakit menular potensial wabah yang selama ini ada.
8) Kerusakan sarana lain yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan (air
bersih, listrik, jalan, sarana komunikasi).
9) Mengidentifikasi ketersediaan air bersih yang ada dan potensi yang masih
dapat dimanfaatkan.
5. Hasil lapangan kemudian dianalisis, diarahkan secara spesifik pada:
1) Kebutuhan pelayanan medis korban bencana.
2) Epidemiologi penyakit potensi wabah.
3) Masalah dan potensi sarana kesehatan lingkungan.
6. Rekomendasi
1) Bantuan obat-obatan, bahan, dan alat.
2) Bantuan tenaga medis/paramedik, surveilans, dan kesehatan lingkungan.
3) Penyakit menular yang perlu diwaspadai.
4) Sarana kesehatan lingkungan yang memerlukan pengawasan dan perbaikan,
serta yang perlu dibuat.
5) Penyediaan makanan.
42
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
6) Bantuan lain yang diperlukan,baik dari tingkat di atasnya maupun dari sumber
lain.
2.4.6 Jenis-Jenis Perencanaan dalam Penanggulangan Bencana
1. Rencana Manajemen Bencana
1) Dilakukan pada tahap sebelum bencana.
2) Berisi tentang berbagai ancaman, kerentanan, sumber daya yang dimiliki,
pengorganisasian, dan peran fungsi masing-masing unit kerja.
3) Dapat berfungsi sebagai panduan atau arahan bagi penyusunan rencana
sektoral.
2. Rencana Kontijensi
1) Dibuat segera setelah diidentifikasi adanya ancaman (hazard) tertentu suatu
wilayah.
2) Disusun berdasarkan suatu skenario bencana yang diperkirakan akan terjadi
3) Dibuat asumsi dan perhitungan kebutuhan.
4) Disusun jadwal berdasarkan skenario yang disepakati.
5) Harus selalu diperbaharui atau dimutakhirkan
3. Rencana Operasi
1) Merupakan penerapan dari rencana kontijensi yang diberlakukan pada saat
terjadi kedaruratan.
2) Rencana operasi tidak selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan sehingga
rencana kontijensi perlu disesuaikan secara berkala.
4. Rencana Pemulihan
43
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1) Pemulihan merupakan awal upaya pembangunan kembali dan menjadi bagian
dari pembangunan pada umumnya. Oleh karena itu, perencanaannya
merupakan bagian dari perencanaan pembangunan.
2) Penyusunan rencana ini harus terintegrasi dalam perencanaan pembangunan
sektor.
3) Penyusunan rencana berdasarkan skala prioritas.
(Khambali, 2017)
2.4.5 Perencanaan Kontijensi
Perencanaan kontijensi dapat diartikan sebagai proses perencanaan ke
depan, dalam keadaan tidak menentu, diman skenario dan tujuan disetujui, tindakan
manajerial dan teknis ditentukan, dan sistem untuk menanggapi kejadian disusun
agar dapat mencegah, atau mengatasi secara lebih baik keadaan atau situasi darurat
yang dihadapi.
Rencana kontijensi harus dibuat berdasarkan:
1. Proses penyusunan bersama
2. Merupakan rencana penanggulangan bencana untuk jenis ancaman tunggal
(single hazard).
3. Rencana kontijensi mempunyai skenario.
4. Kenario dan tujuan yang disetujui bersama.
5. Dilakukan secara terbuka (tidak ada yang ditutupi).
6. Menetapkan peran dan tugas setiap sektor.
7. Menyepakati konsensus yang telah dibuat bersama.
8. Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
(Khambali, 2017)
44
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.5 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK)
2.5.1 Konsep Koordinasi
Koordinasi memerlukan :
1. Manajemen penanggulangan masalah kesehatan yang baik.
2. Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi.
3. Sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan.
4. Jalannya koordinasi berdasarkan adanya informasi dari berbagai tingkatan
sumber informasi yang berbeda.
Untuk memperoleh efektifitas dan optimalisasi sumber daya PMK diperlukan
persyaratan tertentu antara lain:
1. Komunikasi berbagai arah dari berbagai pihak yang dikoordinasikan.
2. Kepemimpinan dan motivasi yang kuat disaat krisis.
3. Kerjasama dan kemitraaan antara berbagai pihak.
4. Koordinasi yang harmonis.
Keempat syarat tersebut di atas dipadukan untuk menyusun :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengendalian
4. Evaluasi Penanggulangan Masalah Kesehatan.
(DEPKES RI, 2002)
2.5.2 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan
Inti dari manajemen penanggulangan masalah kesehatan yaitu adanya
organisasi penanggulangan yang efektif dan efisien dilandasi dengan adanya
45
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
kepemimpinan yang proaktif, mempunyai sense of crisis dan tidak melupakan
birokrasi yang ada serta didasari adanya hubungan antar manusia yang baik.
1. Kepemimpinan Situasi Krisis
Gambar 2.2 Skema Komponen Kepemimpinan Situasi Krisis (DEPKES RI, 2002)
Dari skema diatas komponen kepemimpinan sangat berpengaruh dan mendasari
dari pengambilan keputusan dan motivasi. Hal-hal lain yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah:
1) Sumber daya yang ada: antara lain ketersediaan tenaga kesehatan, obat dan alat
kesehatan serta finansial
2) Kedaruratan Bencana timbulnya pengalaman penanggulangan bencana
sebelumnya, intensitas bencana, dan jenis bencana
3) Infrastruktur ketersediaan sarana komunitas, distribusi informasi dan sarana
transportasi.
2. Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan
Kemampuan memanajemen penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
di lapangan memerlukan pokok-pokok kegiatan antara lain sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
(1) Perencanaan adalah proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan
prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan
Kedaruratan/Bencana: 1. Pengalaman Penanggulangan
(Frekwensi) 2. Intensitas Sebelumnya
3. Jenis
Infrastruktur: 1. Komunikasi 2. Informasi
3. Transportasi
Sumber Daya: 1. Tenaga Kesehatan 2. Obat dan Alkes 3. Pedoman
Keputusan/ Motivasi
Kepemimpinan
46
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
(2) Perencanaan juga merupakan kegiatan-kegiatan rohaniah sebelum
melakukan tindakan jasmaniah. Kepemimpinan Keputusan/ Motivasi.
(3) Perencanaan itu amat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan
sasaran organisasi maupun tujuan suatu program pembangunan, sebab
daripadanya dipaparkan pula tentang kebutuhan penggunaan tenaga kerja,
biaya, waktu, peralatan dan sumber-sumber (resources) lainnya.
2) Pengorganisasian (Organizing)
(1) Pengorganisasian merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke
dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya beserta penetapannya dengan
cara-cara yang tepat mengenai orang-orangnya (staffing) yang harus
menduduki fungsi-fungsi itu berikut penentuannya dengan tepat tentang
hubungan wewenang dan tanggung jawabnya.
(2) Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan pelaksanaan
dari perencanaan, yang penting demi adanya pembagian kerja yang setepat-
tepatnya.
(3) Dalam pengorganisasian sangat penting untuk diperhatikan bahwa
penetapan mengenai orang-orangnya haruslah dilakukan secara obyektif
dan setelah terlebih dahulu ditentukan unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya.
3) Pendorongan (Motivating)
(1) Pendorongan merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk
membina dan mendorong semangat kerja dan kerelaan kerja para pegawai
(anggota organisasi) demi tercapainya tujuan organisasi.
47
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
(2) Pendorongan itu penting sekali mengingat arti pentingnya faktor manusia
dalam organisasi dan dalam proses produksi.
(3) Rangkaian kegiatan pendorongan ini mencakup segi-segi dorongan atau
perangsang yang bersifat kerohanian (seperti pemberian kenaikan pangkat,
pemberian pendidikan dan pengembangan karir, penambahan pengalaman,
penyelenggaraan human relations dengan tepat, pemberian cuti dan
sebagainya), maupun segi-segi dorongan kejasmanian (seperti adanya
sistem upah dan gaji yang menggairahkan, pemberian tunjangan-tunjangan
serta distribusi sandang dan pangan, penyediaan perumahan, kendaraan,
jaminan-jaminan pemeliharaan kesehatan dan lain-lainnya).
4) Pengendalian atau kontrol (Controlling)
(1) Pengendalian atau kontrol adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian
(evaluation) untuk menjamin bahwa tujuan dapat tercapai sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengendalian atau kontrol itu
perlu untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan,
sumber-sumber yang telah dimanfaatkan, hambatan-hambatan, dan
sebagainya.
(2) Dari hasil itu dapatlah diadakan penyempurnaan, evaluasi dan penentuan
tentang perlunya tindakan-tindakan korektif ataupun tindak lanjut yang
harus dilakukan sehingga pemborosan-pemborosan dapat dihindarkan dan
pengembangan-pengembangan selanjutnya dapat ditingkatkan
pelaksanaannya.
(DEPKES RI, 2002)
48
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.5.3 Sistem Koordinasi Penanggulangan Masalah Kesehatan
1. Komponen
1) Badan atau media untuk berkoordinasi
2) Unit atau pihak yang dikoordinasikan
3) Pertemuan reguler
4) Tugas pokok dan tanggung jawab yang jelas
5) Informasi dan laporan
6) Kerjasama pelayanan dan sarana
7) Aturan (Code of conduct) organisasi yang jelas
2. Pengorganisasian PMK di tingkat Kabupaten/Kota
Keterangan : Alur Informasi
Alur Rujukan
Gambar 2.3 Skema Pengorganisasian PMK di tingkat Kabupaten/Kota (DEPKES
RI, 2002)
3. Manajemen Penanggulangan bencana di lapangan ( Tingkat Kabupaten/ Kota )
Penanggulangan korban bencana di lapangan pada prinsipnya harus tetap
memperhatikan factor safety/ keselamatan bagi penolongnya, setelah itu baru
prosedur dilapangan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan penanganan,
Rumah Sakit
Umum (RSU)
Kab/Kota
Puskesmas Wilayah Lain
Puskesmas di Lokasi
Bencana
LOKASI BENCANA
Koordinasi PMK Dinkes
Kab/Kota LKB
Satuan Petugas
Penanggulangan
Bencana Dan
Pengungsian
(Satgas PBP)
Kecamatan
Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan
Pengungsian (SATLAK PBP)
Disdokes/Denkesyah
(Detasemen Kesehatan
Wilayah)
Organisasi Non Pemerintah
(ORNOP)/Lembaga
Swadaya Masyarakat
(LSM)
49
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
secara umum pada tahap tanggap darurat dikelompokkan menjadi kegiatan
sebagai berikut : pencarian korban (Search), penyelamatan korban (Rescue),
pertolongan pertama (Live saving), stabilisasi korban, evakuasi dan rujukan.
Upaya ini ditujukan untuk menyelamatkan korban semaksimal mungkin
guna menekan angka morbiditas dan mortalitas. Hal dipengaruhi oleh jumlah
korban, keadaan korban, geografi, lokasi, fasilitas yang tersedia di lokasi dan
sumberdaya yang ada. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah : organisasi di
lapangan, komunikasi, dokumen dan tata kerja.
Koordinasi dan pengendalian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
penanggulangan di lapangan, karena dengan koordinasi yang baik diharapkan
menghasilkan output/ keluaran yang maksimal sesuai sumber daya yang ada
meminimalkan kesenjangan dan kekurangan dalam pelayanan, adanya kesesuaian
pembagian tanggung jawab demi keseragaman langkah dan tercapainya standar
penanggulangan bencana di lapangan yang diharapkan. Koordinasi yang baik
akan menghasilkan keselarasan dan kerjasama yang efektif dari organisasi-
organisasi yang terlibat penanggulangan bencana di lapangan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan penempatan struktur organisasi yang tepat sesuai dengan tingkat
penanggulangan bencana yang berbeda, serta adanya kejelasan tugas, tanggung
jawab dan otoritas dari masing-masing komponen/ organisasi yang terus menerus
dilakukan secara lintas program dan lintas sektor mulai saat persiapan, saat
terjadinya bencana dan pasca bencana.
Kegiatan pemantauan dan mobilisasi sumber daya dalam penanggulangan
bencana di lapangan pada prinsipnya adalah :
50
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1) Melaksanakan penilaian kebutuhan dan dampak keselamatan secara cepat
(Rapid Health Assesment) sebagai dasar untuk pemantauan dan penyusunan
program mobilisasi bantuan.
2) Melaksanakan skalasi pelayanan dan mobilisasi organisasi yang terkait dalam
penanggulangan masalah akibat bencana di lapangan, mempersiapkan sarana
pendukung guna memaksimalkan pelayanan.
3) Melakukan mobilisasi tim pelayanan ke lokasi bencana (On site) serta tim
surveilans yang terus mengamati keadaan lingkungan dan kecenderungan
perubahan-perubahan yang terjadi.
(DEPKES RI, 2002)
2.6 Arah Kebijakan dan Strategi BNPB Tahun 2015-2019
Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah
badan pemerintah utama yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
kesiapan, respons, pencegahan dan mitigasi, serta rehabilitasi dan pemulihan dalam
manajemen penanggulangan bencana. BNPB memimpin badan koordinasi dalam
tanggap bencana, bertanggung jawab untuk mempersiapkan, mengarahkan dan
mengelola semua aspek upaya penanggulangan bencana. BNPB juga bertanggung
jawab atas mobilisasi dan penyaluran peralatan dalam respons bencana yang
mungkin disediakan oleh bantuan internasional. Kepala BNPB melapor langsung
kepada Presiden (CFE-DM, 2018). Semua 34 provinsi di Indonesia telah
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tingkat Provinsi dan
telah menyiapkan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), dan BNPB terus
membangun kapasitas teknis BPBD ini (APCC, 2017).
51
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
BNPB memberikan peraturan tentang manajemen bencana dan tanggap
darurat juga memimpin dalam kesiapan dan respons. BNPB dijalankan oleh Kepala
BNPB dan memiliki empat wakil; Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan,
Deputi Tanggap Darurat, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan Deputi
Bidang Logistik dan Peralatan. BNPB terdiri dari komite pengarah manajemen
bencana dan komite eksekutif manajemen bencana. Komite eksekutif manajemen
bencana terdiri dari Kepala Sekretariat; deputi untuk pencegahan dan kesiapsiagaan,
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, serta logistik dan peralatan;
inspektorat kepala; dan unit pelaksana teknis. Komite Pengarah Penanggulangan
Bencana ditunjuk oleh parlemen, dan terdiri dari 18 anggota termasuk pejabat (CFE-
DM, 2018).
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Manajemen Bencana di Indonesia (CFE-
DM, 2018)
Kepala BNPB :
Sekretaris Pertahanan Nasional
BPBD Provinsi
BPBD Lokal
Inspektorat Sekretariat
Pusat Data, Informasi dan
Hubungan Masyarakat Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pencegahan dan Mitigasi Bencana
Kesiapsiagaan
Bencana
Tanggap
Bencana
Rehabilitasi dan
Pemulihan Bencana
Unit Teknis
Perwakilan dari sembilan Departemen Pemerintah :
Kementerian Koordinator untuk Pembangunan dan Budaya Manusia
Departemen Dalam Negeri
Departemen Pekerjaan Umum
Departemen Kesehatan
Departemen Keuangan
Departemen Transportasi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
POLRI/TNI
Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia
52
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.6.1 Arah Kebijakan Umum Penanggulangan Bencana BNPB
Berdasarkan agenda pembangunan (Nawa Cita), arah kebijakan umum, dan
strategi pembangunan nasional pengelolaan bencana 2015-2019, maka arah
kebijakan umum penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan peran
BNPB dalam koordinasi, komando dan pelaksanaan penyelenggaraan
penanggulangan bencana adalah sebagai berikut:
1. Penanggulangan bencana diarahkan pada pengurangan risiko bencana yang
terintegrasi dalam setiap dimensi pembangunan
2. Penanggulangan bencana harus mengutamakan penyelamatan sebanyak mungkin
nyawa;
3. Penanggulangan bencana harus diikuti dengan pemulihan kembali masyarakat
menjadi lebih baik dan lebih aman dibanding sebelum bencana;
4. Penyiapan sumberdaya yang memadai dalam rangka kesiapsiagaan untuk
menghadapi bencana;
5. Pembinaan dalam rangka membangun kemandirian penanggulangan bencana
daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah dan penerapan prinsipprinsip
perbaikan tata kelola pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan
mewujudkan good governance.
(BNPB, 2015)
2.6.2 Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Tahun 2015-2019
Strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan arah kebijakan
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah:
1. Strategi pemantapan koordinasi, komando, dan penyelenggaraan penanggulangan
bencana
53
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1) Strategi pemantapan koordinasi bidang pencegahan dan kesiapsiagaan
diarahkan untuk membangun sistem pengurangan risiko bencana dan
kesiapsiagaan terpadu mulai dengan mengidentifikasi, membangun database
dan kerangka pemanfaatan seluruh sumberdaya yang ada meliputi perencanaan
pengurangan risiko bencana, perencanaan kontinjensi, penyediaan sarana dan
prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu sama lain, pembangunan
infrastruktur mitigasi bencana, pengalokasian sumberdaya kesiapsiagaan, serta
peningkatan dan pengembangan kapasitas penanggulangan bencana.
2) Strategi pemantapan koordinasi bidang penanganan darurat diarahkan untuk
membangun sistem komando dan mobilisasi sumberdaya penanggulangan
bencana yang cepat dan andal, yang dialokasikan mulai tahapan siaga darurat,
tahapan operasi tanggap darurat, sampai dengan transisi darurat ke pemulihan
melalui identifikasi, peningkatan dan pengembangan sumberdaya
penanganandarurat secara terpadu, dukungan dan pengalokasian dana siap
pakai (On Call) untuk bantuan darurat dan pelayanan pengungsi, operasi
tanggap darurat dan perbaikan sarana dan prasarana vital.
3) Strategi pemantapan koordinasi bidang rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana diarahkan untuk membangun kerangka pelaksanaan penanganan
pengungsi sejak penanganan darurat, serta pemulihan pascabencana nasional
yang terencana, terkoordinasi, terkendali dan terpadu dengan memanfaatkan
seluruh sumberdaya nasional dan daerah.
4) Strategi pemantapan koordinasi bidang logistik dan peralatan kebencanaan
diarahkan untuk membangun sistem penyediaan, distribusi, serta tata kelola
54
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
logistik dan peralatan kebencanaan sesuai dengan standar minimal dan
kebutuhan, yang didorong mendekati daerah rawan bencana.
2. Strategi Peningkatan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
1) Terkait dengan tugas pengaturan, BNPB diharuskan menyusun pedoman dan
norma sebagai standar bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
menyelenggarakan penanggulangan bencana, selain itu perlu dilakukan
identifikasi berbagai peraturan perundangan yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan fungsi kebencanaan yang selanjutnya disinkronisasi dan
diharmonisasikan baik terhadap peraturan dan perundangan penanggulangan
bencana yang ada maupun disesuaikan dengan kebutuhan penanggulangan
bencana agar terbangun keandalan penanggulangan bencana nasional.
2) Terkait dengan tugas pembinaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
berkewajiban meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka
mewujudkan kemandirian pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana
daerah yang bertanggung jawab.
3) Terkait dengan tugas pengawasan dan pengendalian, bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana dituntut untuk dilaksanakan secara terencana,
terkoordinasi, terpadu sekaligus berkualitas, maka pengawasan dan
pengendalian harus dilaksanakan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana harus dapat diwujudkan sesuai dengan apa yang
diharapkan, termasuk mendokumentasikan seluruh pencapaian kinerja yang
dilaksanakan sebagai bentuk pelaporan pertanggungjawaban dan akuntabilitas
penggunaan anggaran.
3. Strategi Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi
55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4. Strategi Pembiayaan
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung
jawab bersama Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selanjutnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan penanggulangan
bencana bersumber dari dana APBN, APBD dan/atau masyarakat, serta pada
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana memberikan kesempatan kepada dunia Internasional untuk mendukung
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
5. Strategi Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya
1) Perencanaan program dan kegiatan
Peningkatan kualitas perencanaan program dan kegiatan dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kinerja penanggulangan bencana secara konsisten dan
terkendali dimulai dengan penyusunan rencana strategis dari masing – masing
unit kerja di lingkungan BNPB, dan diimpelentasikan secara konsisten, serta
dilaporkan secara teratur, sehingga apa yang direncanakan, dilaksanakan dan
dicapai dapat terdokumentasi dengan baik, sekaligus memberikan dasar bagi
proses perencanaan selanjutnya, serta penatausahaan pelaksanaan anggaran
yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel guna menghindari potensi
ketidaksesuaian pertanggung jawaban melalui sistem pengendalian internal
secara elektronik.
56
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2) Peningkatan kualitas regulasi
Peraturan – peraturan yang telah ditetapkan perlu diidentifikasi peraturan
perundangan – undangan yang perlu dijabarkan kedalam peraturan, pedoman,
norma standar operasional sebagai landasan yang kuat bagi penyelenggaraan
penanggulangan bencana dan di review kembali terhadap kesesuaian kaidah
penyusunan peraturan perundang – undangan, kesesuaian dengan kondisi
lingkungan strategis kebencanaan untuk dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan kebutuhan. Peningkatan kualitas regulasi juga disertai dengan
sosialisasi secara berkesinambungan baik ditingkat pusat maupun daerah agar
menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing – masing
kelembagaan dan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
3) Peningkatan kapasitas SDM
Peningkatan kualitas SDM penanggulangan bencana dilaksanakan untuk
memperoleh sumberdaya manusia yang berintegritas, produktif, kompeten,
profesional, disiplin, berkinerja tinggi, dan sejahtera agar dapat mendukung
pencapaian visi, misi dan tujuan penanggulangan bencana nasional, sekaligus
mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan strategis penanggulangan
bencana. Upaya peningkatan kapasitas SDM dilaksanakan melalui rekruitmen
pegawai yang berkualitas, layanan dan pembinaan jabatan struktural dan
fungsional secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan sumberdaya
manusia berbasis keahlian dan kompetensi, serta kegiatan-kegiatan
pengembangan SDM lainnya yang mendukung pengembangan dan pola karir
pegawai di lingkungan BNPB. Kegiatan pengingkatan kapasitas sumberdaya
57
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
manusia juga dilaksanakan untuk BPBD dan kelembagaan lainnya untuk
membangun sinergi kapasitas sumberdaya manusia penyelenggaraan
penanggulangan bencana yang terkoordinasi, terpadu dan andal.
4) Pemenuhan dan peningkatan sarana dan prasarana
Untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi BNPB diperlukan
adanya sarana dan prasarana yang memadai dan terpelihara dengan baik,
untuk itu penyediaan sarana dan prasarana pendukung secara bertahap
menjadi sangat penting seperti penyediaan gedung dan kantor, ruang kerja
yang nyaman dan memadai, sarana dan prasarana pendukung kinerja lainnya
yang dikelola serta dipelihara secara baik dan bekesinambungan.
(BNPB, 2015b)
2.6.3 Upaya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
1) Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM
2) Pembentukan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB)
2. Peningkatan Kapasitas Sarana Prasarana
1) Pembangunan Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) PB
2) Dukungan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana
3) Penyediaan Fasilitas Pelatihan Penanggulangan Bencana
4) Pembangunan Kantor BNPB
3. Peningkatan Kapasitas Sistem Penyelenggaraan
1) Penyusunan Standarisasi Nasional Indonesia untuk PB
2) Penyusunan Peta Sumber Daya Logistik dan Peralatan
3) Pembangunan Aplikasi PB secara Daring
58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4) Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional PB
(BNPB, 2015a)
2.6.4 Upaya Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
1. Tahap Pra bencana
1) Pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana
2) Penyusunan Kajian Akademik Rencana Induk Penanggulangan Bencana
3) Penyusunan Indeks Rawan Bencana Indonesia
4) Penyelenggaraan Program Sekolah Aman dan Materi Ajar Pendidikan Bencana
5) Penyediaan Peta Risiko Bencana di 33 Provinsi
6) Pelaksanaan Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami
7) Penyusunan Rencana Kontijensi PB
8) Laporan Kajian Nasional tentang Pengurangan Risiko Bencana
9) Pelaksanaan Berbagai Forum Internasional Penanggulangan Bencana
10) Partisipasi Aktif dalam Global Platform for DRR
11) Pembentukan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI)
2. Tahap Saat Tanggap Darurat
1) Peningkatan Kapasitas TRC Daerah
2) Penyaluran Bantuan Bencana
3) Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk PB
4) Membantu Negara Lain
5) Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan Pengungsi
3. Tahap Pasca bencana
1) Penyediaan Perangkat Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
2) Penyusunan Perencanaan Pemulihan Pasca bencana
59
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
3) Penyaluran Bantuan Pasca bencana
4) Penyusunan Indeks Pemulihan Bencana Indonesia
5) Pemulihan Sosial Ekonomi Pasca bencana
(BNPB, 2015b)
2.7 Indikator Penilaian Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azka Fathiyatir Rizqillaha, Jessica
Suna (2018), yang melibatkan 120 perawat bagian gawat darurat di 4 Rumah Sakit
di daerah Jawa ini menunjukkan bahwa perawat gawat darurat memiliki tingkat
kesiapsiagaan bencana yang baik. Pengalaman bencana sebelumnya dan pelatihan
atau pendidikan bencana secara positif terkait dengan kesiapsiagaan bencana.
Lamanya pengalaman keperawatan tidak berkorelasi dengan kesiapsiagaan bencana
(Rizqillah and Suna, 2018). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Moh.
Syafar Sangkala, Marie Frances Gerdtz (2017) yang melibatkan 254 koordinator
CHN (Perkesmas) di 24 kota / kabupaten di Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi,
sekitar sepertiga dari responden menganggap pelatihan bencana sebagai metode
terbaik untuk mencapai kesiapsiagaan bencana yang efektif (Syafar and Frances,
2018).
2.7.1 Pengetahaun
1. Definisi
Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
60
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai
dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan
sikap perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah :
1) Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Erfandi, 2009).
2) Jenis Kelamin
Fuadbahsin (2009) mengatakan, beberapa orang terdahulu beranggapan bahwa
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Namun hal itu
dijaman sekarang ini sudah terbantahkan karena apapun jenis kelamin
seseorang, bila dia masih produktif, berpendidikan, atau berpengalaman maka
ia akan cenderung memiliki pengetahuan yang tinggi.
3) Pendidikan
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar,
dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, maka semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat
61
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Semakin
banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap yang
semakin positif terhadap objek tersebut (Erfandi, 2009).
4) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari
jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan
orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman
belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam
mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar dalam secara
ilmiah dan etik (Rama, 2009).
5) Sumber Informasi
Sumber informasi adalah data yang diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti sebagai si penerima dan mempunyai nilai nyata dan mersa bagi
keputusan saat itu keputusan mendatang. Media yang digunakan sebagai
sumber informasi adalah sebagai berikut :
(1) Media cetak
(2) Media Elektronik
(3) Petugas kesehatan
62
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sehingga
sarana komunikasi sebagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat
kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan semua orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut (Erfandi, 2009).
2.7.2 Sikap
1. Definisi
Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai
kesiapan untuk bertindak. Sedangkan menurut Ramdhani (2008) sikap merupakan
cara menempatkan atau membawa diri, merasakan, jalan pikiran dan perilaku.
Menurut Azwar (2009) definisi dari sikap digolongkan menjadi tiga
kerangka pemikiran. Pertama, sikap merupakan bentuk reaksi atau evaluasi
perasaan. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah
memihak atau tidak memihak. Kedua, sikap merupakan kesiapan bereaksi
terhadap suatu objek tertentu. Ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen
kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain (Wawan and
M, 2010).
2. Komponen Sikap
Menurut Sarwono, dkk (2009) terdapat tiga komponen sikap yang saling
menunjang satu sama lain, yaitu:
1) Komponen kognisi, berisi pikiran, ide-ide maupun pendapat yang berkenaan
dengan objek sikap. Pemikiran tersebut meliputi hal-hal yang diketahui
63
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
individu mengenai objek sikap, dapat berupa keyakinan atau tanggapan, kesan.
atribusi dan penilaian terhadap objek sikap.
2) Komponen afeksi, berhubungan dengan perasaan atau emosi individu yang
berupa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
3) Komponen konasi, yang merujuk kepada kecenderungan tindakan atau respon
individu terhadap objek sikap yang berasal dari masa lalu. Respon yang
dimaksud dapat berupa tindakan yang dapat diamati dan dapat berupa niat atau
intensi untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap.
(Wawan and M, 2010).
3. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap dibagi menjadi beberapa tingkatan,
yaitu :
1) Menerima (Receiving) yaitu individu ingin dan memperhatikan stimulus yang
diberikan
2) Merespon (Responding), individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
3) Menghargai (Valuting), dengan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah
4) Bertanggung jawab (Responsible) yaitu individu akan bertanggung jawab dan
siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
(Notoatmodjo, 2003)
4. Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap,
antara lain yaitu :
64
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1) Pengalaman pribadi, secara alami membentuk dan mempengaruhi penghayatan
kita terhadap stimulasi. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan,
seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek
psikologi.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, cenderung memiliki sikap yang
kompromis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
3) Kebudayaan, mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap
seseorang.
4) Media massa, sebagai sarana komunikasi berupa media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.
5) Faktor emosional, bentuk sikap yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyalur frustasi atau bentuk pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
6) Lembaga pendidikan atau lembaga agama, sebagai suatu sistem yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
7) Tingkat pendidikan, mempengaruhi tingkat pengetahuan pada individu yang
nantinya juga kan mempengaruhi pembentukan sikap pada individu karena
pengetahuan merupakan domain yang penting untuk pembentukan sikap.
5. Fungsi Sikap
Attkinson dkk., dikutip oleh Sunaryo (2004) dalam Maulana (2009)
menjelaskan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yakni sebagai berikut:
65
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1) Fungsi instrumental, sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat
dan menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.
2) Fungsi pertahanan ego, sikap yang diambil untuk melindungi diri dari
kecemasan atau ancaman harga dirinya.
3) Fungsi nilai ekspresi, sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya.
Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu
bersangkutan.
4) Fungsi pengetahuan, setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, mengerti,
ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Fungsi penyesuaian sosial, sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan
lingkungannya.
(Maulana, 2009)
2.7.3 Praktik atau Pengalaman Sebelumnya
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian
memberikan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
individu tersebut akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau
disikapinya (Notoatmodjo, 2007). Praktik yang akan diteliti disini adalah
pengalaman individu sebagai tenaga kesehatan dalam segala upaya yang berkaitan
dengan penanggulangan bencana yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengalaman
adalah pengamatan yang merupakan kombinasi pengelihatan, penciuman,
pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmodjo, 2010). Pengalaman
diartikan sebagai pengetahuan yang muncul dari kegiatan pribadi, pengalaman
sebelumnya dari keterampilan praktis (Notoatmodjo, 2007).
66
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2.7.4 Sosiodemografi
Faktor sosiodemografi sebagai variabel yang dalam hal ini adalah data suatu
lingkup masyarakat mencakup demografi dan wilayah suatu masyarakat berupa
statistik. Komponen yang akan diteliti dari sosiodemografi disini adalah :
1. Umur
Secara fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat
digambarkan dengan penambahan usia. Umur adalah rentang kehidupan/lamanya
hidup yang diukur dengan tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Ajzen (2005)
menyampaikan bahwa pekerja usia 20-30 tahun mempunyai motivasi kerja relatif
lebih rendah dibanding pekerja yang usianya lebih tua, karena pekerja yang lebih
muda belum berdasar pada landasan realitas, sehingga pekerja muda lebih sering
mengalami kekecewaan dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya
kinerja dan kepuasan kerja, semakin lanjut usia seseorang maka semakin meningkat
pula kedewasaan teknisnya serta kedewasaan psikologisnya yang akan
menunjukkan kematangan jiwanya. Usia semakin lanjut akan meningkatkan pula
kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan, mengendalikan emosi,
berpikir rasional, dan toleransi terhadap pandangan orang lain sehingga
berpengaruh juga terhadap peningkatan motivasinya (Nursalam, 2017).
2. Jenis kelamin
Pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis
kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang
memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma. Sementara perempuan memiliki
67
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur,
memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui (Nursalam, 2017).
3. Tingkat pendidikan
Ajzen (2006) menyebutkan bahwa latar belakang pendidikan seseorang
akan mempengaruhi kemampuan pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda yang pada akhirnya mempengaruhi
motivasi kerja seseorang. Dengan kata lain bahwa pekerja yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang tinggi akan mewujudkan motivasi kerja yang berbeda
dengan pekerja berlatar belakang pendidikan rendah. Pekerja yang berpendidikan
tinggi memiliki motivasi yang lebih baik karena telah memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan pekerja yang memiliki pendidikan
yang lebih rendah (Nursalam, 2017). Menurut Notoatmodjo (2007) Pendidikan
adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga dia
dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal (Notoatmodjo, 2007).
4. Pengalaman kerja tenaga kesehatan
Menurut Trijoko (1980), pengalaman kerja adalah pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari
perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Dengan pengalaman yang didapat seseorang akan lebih cakap dan terampil serta
mampu melaksanakan tugas pekerjaannya. Latihan berulang-ulang akan
memperkuat dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang.
68
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Ranupandojo (2002) mengemukakan pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama
waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang untuk dapat memahami
tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah dilaksanakan dengan baik. Menurut Djauzak
Ahmad (2004), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja
seseorang adalah waktu (lama bertugas), frekuensi, jenis tugas, penerapan dan hasil.
(Malayu, 2007)
5. Pengalaman keterlibatan tenaga kesehatan dalam tanggap bencana
Pengalaman adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan,
penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmodjo, 2010).
Pengalaman diartikan sebagai pengetahuan yang muncul dari kegiatan pribadi,
praktik dari keterampilan praktis. Pengalaman merupakan peristiwa yang
tertangkap oleh panca indera dan tersimpan dalam memori. Pengalaman dapat
diperoleh ataupun dirasakan saat peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama
berlangsung. Pengalaman yang terjadi dapat diberikan kepada siapa saja untuk
digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia (Notoatmodjo, 2010).
Pengalaman yang akan diteliti disini adalah pengalaman keterlibatan individu
sebagai tenaga kesehatan dalam segala upaya penanggulangan bencana yang pernah
terjadi sebelumnya.
6. Pelatihan manajemen bencana yang pernah diikuti oleh tenaga kesehatan
Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir. Selanjutnya, Udai menyatakan Pelatihan
dan pengembangan didefinisikan sebagai praktik pembelajaran yang fokus adalah
mengidentifikasi, menilai dan melalui pembelajaran yang direncanakan membantu
pengembangan kompetensi kunci yang memungkinkan orang untuk melakukan
69
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
pekerjaan saat ini atau di masa depan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa
pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya
manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses belajar
yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu mengembangkan
kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan tugas, baik sekarang
maupun di masa yang akan datang. Ini berarti bahwa pelatihan dapat dijadikan
sebagai sarana yang berfungsi untuk memperbaiki masalah kinerja organisasi,
seperti efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Pelatihan juga merupakan upaya
pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi baik pemerintah, maupun
lembaga swadaya masyarakat ataupun perusahaan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi dan mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2003). Pelatihan
sebagai bagian dari pendidikan yang mengandung proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan, waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori. Hal yang diteliti disini hanya keikutsertaan
individu sebagai tenaga kesehatan dalam suatu pelatihan tentang manajemen
bencana atau penanggulangan bencana, tidak termasuk pelatihan pembelajaran
terkait tema kesehatan yang lainnya.
(Malayu, 2007)
7. Tenaga kesehatan bertugas dalam Tim Gerak Cepat (TGC)
Pada saat terjadinya bencana perlu adanya mobilisasi SDM kesehatan yang
tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis di puskesmas yaitu Tim Gerak
Cepat (TGC). Tim Gerak Cepat merupakan tim yang diharapkan dapat segera
bergerak dalam waktu 0-24 jam setelah ada informasi kejadian bencana ataupun
KLB (Menteri Kesehatan RI, 2006). Tim ini terdiri dari tenaga medis dan tenaga
70
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
kesehatan lainnya. Hal yang di teliti adalah keterlibatan tenaga kesehatan yang
menjadi responden dalam tim ini.
2.8 Keaslian Penelitian
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1. Analysis of
Emergency Health
Care Workforce and
Service Readiness for
a Mass Casualty
Event in the Republic
of Ireland (Analisis
Tenaga Kerja
Perawatan Kesehatan
Darurat dan Kesiapan
Layanan untuk Acara
Massal Casualty di
Republik Irlandia).
Veenema, T.G.,
Boland, F., Patton, D.,
, Moore, Z.,Schneider
Firestone, S. (2018)
Keywords: health care
providers, major
emergency,
prehospital care,
preparedness,
workforce
development
(Scopus)
Desain :
Cross Sectional
Sampel :
Penelitian ini
melibatkan 385
responden, perawat
terdaftar (43,4%),
paramedis
(37,9%), dokter
(10,1%), dan
administrator /
manajer (8,6%)
Variabel independen :
Tingkat pengetahuan
tentang MCE dan
pengetahuan tentang
kegiatan respon klinis
dan penilaian klinis
kompetensi diri
Variabel dependen :
Kesiapan layanan
tenaga kesehatan
perawatan darurat
Instrumen :
Qualtrics® Research
Suite
Analisis :
Chi-square test,
Fisher exact test, dan
Kruskal-Wallis test
Hasil menunjukkan
bahwa defisit serius ada
dalam pengetahuan,
keterampilan, dan
persepsi diri HCP
kemampuan untuk
berpartisipasi dalam
MCE skala besar. Hasil
juga menunjukkan basis
pengetahuan yang buruk
dari jurusan yang ada
rencana tanggap darurat.
Gap : Penelitian ini
dilakukan dalam jangka
waktu dan
Populasi tertentu
sehingga kemungkinan
tidak umum bagi
responden darurat
lainnya di luar Republik
Irlandia.
2. Disaster Education
And Preparedness In
The Acute Care
Setting: A Cross
Sectional Survey Of
Desain :
Cross Sectional
Sampel :
Hasil menunjukkan
bahwa hanya sedikit
yang memiliki
pengalaman bencana
sebelumnya (19,9%).
71
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Operating Theatre
Nurse's Disaster
Knowledge And
Education
(Pendidikan dan
Kesiapan Bencana
Dalam Pengaturan
Perawatan Akut:
Survei Cross Sectional
Terhadap Kondisi
Perawat Bedah
Pengetahuan dan
Pendidikan).
Sonneborn,
O., Miller, C., Head,
L., Cross, R. (2018)
Keywords: Disaster
education,
Disaster training,
Disaster
preparedness,
Operating theatre
nurses, Emergency
nurses
(Scopus)
Penelitian ini
melibatkan 53 perawat
di ruang operasi
Variabel independen :
Pengetahuan dan
Pendidikan perawat
bedah
Variabel dependen :
Pendidikan dan
kesiapsiagaan bencana
pada perawatan akut
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
non-parametric test
(Chi-square test) dan
parametric test (t-test)
Mayoritas responden
sadar akan bencana
dengan kebijakan
manajemen
(kebijakan Kode Brown)
(94,1%), dari garis
pelaporan, dan tepat
triase (80,4%).
Gap: Ada potensi bias
sampling mengingat
tingkat respons rendah
dan survei bersifat
sukarela. Tanggapan
survei hanya melaporkan
bagaimana niat perawat
untuk menanggapi dan
bukan bagaimana mereka
telah benar-benar
menanggapi kejadian
bencana.
3. Indonesian emergency
nurses’ preparedness
to respond to disaster:
A descriptive survey
(Kesiapsiagaan
perawat darurat
Indonesia untuk
menanggapi bencana:
Sebuah survei
deskriptif).
Azka Fathiyatir
Rizqillaha, Jessica
Suna (2018)
Keyword: Emergency
nursing
(ScienceDirect)
Desain :
Penelitian ini
menggunakan
deskriptif, non-
interventional, dengan
pendekatan Cross
Sectional
Sampel :
Penelitian ini
melibatkan 120
perawat bagian gawat
darurat di 4 Rumah
Sakit di daerah Jawa
Tengah
Variabel independen :
Latar belakang
demografi
Variabel dependen :
Kesiapsiagaan
perawat gawat darurat
Penelitian ini
menunjukkan bahwa
perawat gawat darurat
memiliki tingkat
kesiapsiagaan bencana
yang baik. Pengalaman
bencana sebelumnya dan
pelatihan atau pendidikan
bencana secara positif
terkait dengan
kesiapsiagaan bencana.
Lamanya pengalaman
keperawatan tidak
berkorelasi dengan
kesiapsiagaan bencana.
Gap: metode yang
digunakan
memungkinkan perawat
darurat untuk menilai
kemampuan mereka
72
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
dalam menanggapi
bencana
Instrumen :
Kuisioner (instrumen
diterjemahkan
ke Bahasa Indonesia
menggunakan teknik
back-translation
Brislin)
Analisis :
Sampel independen t-
test, uji korelasi,
oneway
Analisis ANOVA dan
analisis regresi
tanpa pengamatan
obyektif oleh orang lain.
Penyelidikan frekuensi,
konten, dan jumlah
pelatihan bencana yang
dilakukan responden
masih kurang sehingga
hasilnya tidak benar-
benar dapat digunakan
sebagai dasar untuk
mengembangkan
program pendidikan yang
bertujuan untuk
meningkatkan kesiapan
untuk bencana di
kalangan perawat gawat
darurat. 4. Disaster preparedness
and learning needs
among community
health nurse
coordinators in South
Sulawesi Indonesia
(Kesiapsiagaan
bencana dan
kebutuhan belajar di
antara koordinator
perawat kesehatan
masyarakat di
Sulawesi Selatan
Indonesia).
Moh. Syafar
Sangkala, Marie
Frances Gerdtz (2017)
Keywords: Disaster
preparedness,
Community health
nurse coordinator,
Learning needs
(ScienceDirect)
Desain :
Penelitian ini
menggunakan
deskriptif dengan
pendekatan Cross
Sectional
Sampel :
Penelitian ini
melibatkan 254
koordinator CHN
(Perkesmas) di 24
kota / kabupaten di
Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi
Variabel independen :
Pengetahuan,
keterampilan,
kebutuhan
belajar/PDM
Variabel dependen :
Kesiapsiagaan dalam
menanggapi bencana
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
statistik deskriptif
seperti frekuensi,
persentase dan ukuran
tendensi sentral.
Ada sekitar 6,5%
responden menganggap
kesiapan bencana mereka
saat ini lemah; 84,6%
sedang; dan 8,9%
menilai kesiapan mereka
kuat. Sekitar sepertiga
dari responden
menganggap pelatihan
bencana sebagai metode
terbaik untuk mencapai
kesiapsiagaan bencana
yang efektif.
Gap: Penelitian ini
menggunakan metode
pengambilan sampel
berurutan untuk
pengumpulan data yang
dilakukan selama
seminar internasional dan
lokakarya kesehatan
masyarakat keperawatan
yang diselenggarakan
oleh Program Studi
Keperawatan UNHAS,
Dikes Provinsi Sulawesi
Selatan dan Universitas
Indonesia Hyogo Jepang
pada 13-14 September
73
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Median dan
pengukuran Inter-
Quartile Range (IQR)
lebih tepat karena data
tidak terdistribusi
secara normal
2011, sehingga mungkin
pesertanya bukan hanya
koordinator CHN,tetapi
juga perwakilannya
sehingga kemungkinan
terjadi bias pada kriteria
respondennya.
5. Kajian Peran Tenaga
Kesehatan Dalam
Kesiapsiagaan
Bencana Banjir di
Wilayah Kerja
Puskesmas Tuminting
Kota Manado.
Steviyanti Tatuil,
Chreisye K. F.
Mandagi, Sulaemana
Engkeng (2017)
Kata kunci:
Kesiapsiagaan,
Tenaga kesehatan,
Bencana banjir
Keywords:
Preparedness, Health
manpower, Flood
disaster
(IPI)
Desain :
Metode penelitian ini
kualitatif deskriptif
dengan in depth
interview
Sampel :
kepala puskesmas,
dokter pelayanan
poliklinik umum,
perawat , dan
sanitarian
Variabel independen :
Ketersediaan
peralatan,pengembang
an SDM,koordinasi
dengan pihak
terkait,ketersediaan
dana
Variabel dependen :
Peran tenaga
kesehatan dalam
kesiapsiagaan banjir
Instrumen :
Peneliti sendiri
dengan instrumen
tambahan berupa
daftar pertanyaan dan
alat perekam suara
Analisis :
Tahap pengumpulan
data, tahap reduksi
data, tahap penyajian
dan tahap penarikan
kesimpulan
Hasil yang didapatkan
tenaga kesehatan di
Puskesmas Tuminting
sudah lebih tanggap
dalam kesiapsiagaan
penanganan bencana
banjir dengan dibekali
pelatihan berhubungan
dengan penanggulangan
bencana walaupun
dengan peralatan yang
seadanya. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah
tenaga kesehatan di
Puskesmas Tuminting
sudah cukup siap dalam
penanggulangan bencana
banjir karena telah
dibekali dengan pelatihan
kebencanaan sehingga
cepat tanggap menyikapi
tanda-tanda akan
terjadinya banjir, dan
memberikan pelayanan
kesehatan terhadap
korban sesuai dengan
kompetensinya.
Gap: Penelitian ini hanya
bertujuan mengkaji peran
tenaga kesehatan dalam
kesiapsiagaan bencana
tanpa mengukur sejauh
mana pengetahuan, sikap
dan keterampilan tenaga
kesehatan dalam
penanggulangan
bencana.
74
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
6. Factors Influencing
Disaster Nursing Core
Competencies Of
Emergency Nurses
(Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kompetensi Utama
Perawat Darurat
Dalam Keperawatan
Bencana).
Hye-Young Park,
Ji-Soo Kim (2017)
Keywords: Emergency
nurses, Disaster,
Nursing core
competencies
(Scopus)
Desain :
Metode penelitian
korelasional dengan
pendekatan Cross
Sectional
Sampel :
Penelitian dilakukan
pada 231 perawat
darurat yang bekerja
di 12 rumah sakit di
Korea Selatan
Variabel independen :
Pengalaman, sikap,
bencana, pengetahuan,
dan kompetensi inti
keperawatan bencana
Variabel dependen :
Kompetensi utama
perawat darurat dalam
keperawatan bencana
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
Analisis regresi
berganda
Pengalaman terkait
bencana merupakan
faktor paling
berpengaruh pada
kompetensi inti
keperawatan bencana,
diikuti oleh pengetahuan
tentang bencana.
Kekuatan penjelas dari
faktor-faktor ini adalah
25,6%, yang secara
statistik signifikan (F =
12,189, p <0,001). Hal
ini menunjukkan bahwa
kompetensi inti
keperawatan bencana
perawat darurat dapat
ditingkatkan melalui
program pendidikan dan
pelatihan itu
meningkatkan
kesiapsiagaan bencana
mereka.
Gap: Penelitian ini hanya
menggambarkan situasi
saat ini saja sehingga
tidak memungkinkan
untuk menentukan
penyebab dan dampak
dari faktor-faktor yang
diuji.
7. Disaster
Management:
Emergency Nursing
And Medical
Personnel’sknowledge
, Attitude And
Practices Of The East
Coast Region
Hospitals Of Malaysia
(Manajemen
Bencana:Pengetahuan,
Sikap, dan Praktik
Perawat Darurat dan
Tenaga Medis Rumah
Desain :
Metode penelitian
analitik dengan
pendekatan Cross
Sectional
Sampel :
194 perawat darurat
dan tenaga medis (staf
perawat, dokter dan
asisten petugas medis)
Variabel independen :
Latar belakang
sosiodemografi
Variabel dependen :
Sebagian besar personel
memiliki pengetahuan
dan praktik yang
memadai, dan
digambarkan sikap yang
positif terhadap
manajemen bencana.
Diantara faktor
sosiodemografi yang
dipelajari, jenis kelamin
dan tingkat pendidikan
secara signifikan terkait
dengan peningkatan
penilaian pengetahuan
75
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Sakit Wilayah East
Coast Di Malaysia).
Ahayalimudin,
N.A., Osman,
N.N.S. (2016)
Keywords:Disaster
management,
Emergency nursing,
Emergency medical
personnel,
Knowledge, Attitude
and practices
(Scopus)
Pengetahuan, sikap
dan praktik dalam
manajemen bencana
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
uji Chi-square dan
Fisher untuk
inferensial (bivariat)
digunakan untuk
memeriksa asosiasi
antara variabel dan
untuk
membandingkan
pengetahuan, sikap
dan praktik responden
dan praktik. Pengalaman
kerja, keterlibatan dalam
respons bencana dan
pelatihan bencana yang
diikuti memiliki
hubungan yang
signifikan dengan nilai
praktik yang lebih tinggi.
Tak satu pun dari faktor
sosiodemografi yang
dipelajari memiliki efek
pada hasil penilaian
sikap.
Gap: Sehubungan
dengan desain penelitian
yang menggunakan
crosssectional yang
membatasi hasil, karena
hanya menggambarkan
situasi saat ini saja
sehingga tidak
memungkinkan untuk
menentukan penyebab
dan dampak dari faktor-
faktor yang diuji.
8. Development And
Validation Of A
Questionnaire To
Measure Iranian
Nurses’ Knowledge,
Attitude And Practice
Regarding Disaster
Preparedness
(Pengembangan
Dan Validasi
Kuisioner Untuk
Mengukur
Pengetahuan, Sikap
dan Praktek Perawat-
Perawat di Iran
Mengenai
Kesiapsiagaan
Bencana).
Tavan,
H., Menati,
Desain :
Cross Sectional
Sampel :
112 perawat di tiga
pusat pendidikan
publik yang berafiliasi
dengan Universitas
Ilmu Kedokteran Ilam,
Iran.
Variabel independen :
Pengetahuan, sikap
dan praktik dalam
kesiapsiagaan bencana
Variabel dependen :
Pengembangan dan
validasi kuisioner
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
Kuesioner secara
keseluruhan
menggunakan
konsistensi internal
Alpha Cronbach adalah
0,785, menunjukkan
internal yang dapat
diterima konsistensi.
Koefisien korelasi
intraclass menggunakan
Testretest metode adalah
0,82. Total varians
adalah 67,57%.
Instrumen memiliki
reliabilitas yang
memuaskan dan indeks
validitas dan dapat
digunakan untuk
mengukur pengetahuan
perawat, sikap dan
76
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
W., Azadi, A.,
Sayehmiri,
K., Sahebi, A.
(2016)
Keywords: Disaster
management,
Emergency
preparedness, Factor
analysis, Iran, Scale
development
(Scopus)
uji Chi-square test,
Comparative Fit Index
(CFI) dan Root Mean
Square Error of
Approximation
(RMSEA)
praktik tentang
kesiapsiagaan bencana.
Gap: ambiguitas
mengenai peran perawat
Iran dalam manajemen
bencana dan kurangnya
kompetensi mereka
untuk memberikan
perawatan dalam situasi
bencana mungkin
mempengaruhi
tanggapan mereka
terhadap item kuesioner.
9. Readiness of hospital
nurses for disaster
responses in Taiwan:
A cross-sectional
study (Kesiapan
perawat rumah sakit
untuk respons bencana
di Taiwan: studi cross-
sectional).
Wen-Chii Tzeng,
Hsin-Pei Feng, Wei-
Tung Cheng, Chia-
Huei Lin, Li-Chi
Chiang, Lu Pai, Chun-
Lan Lee (2016)
Keywords: Continuing
education, disaster,
nurses, nursing
education and
readiness
(ScienceDirect)
Desain :
Cross Sectional
Sampel :
311 perawat di rumah
sakit militer di
Taiwan.
Variabel independen :
Persiapan individu,
perlindungan diri,
tanggap darurat dan
manajemen klinis
Variabel dependen :
Kesiapan perawat RS
dalam tanggap
bencana
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
Uji t-tes independent,
generalisasi model
linier (GLM), Uji chi-
square dan Wald chi-
square
Hasil penelitian
menunjukkan Mayoritas
perawat rumah sakit
menunjukkan kesiapan
yang buruk untuk
respons bencana. Skor
empat domain yang
paling terkait dengan
pelatihan terkait bencana
perawat, pengalaman
dalam tanggap bencana
dan pengalaman
perawatan darurat /
intensif.
Gap: Dengan
menggunakan
convenience
sampling,penelitian ini
dibatasi untuk merekrut
peserta di satu rumah
sakit, yang menimbulkan
bias dan tidak berlaku
umum untuk semua
perawat di Taiwan.
10. Perceptions Of
Knowledge Of
Disaster Management
Among Military And
Civilian Nurses In
Saudi Arabia
(Persepsi Pengetahuan
Tentang Manajemen
Desain :
Metode penelitian
deskriptif kuantitatif,
non-eksperimen
Sampel :
Penelitian dilakukan
pada 384 perawat
yang bekerja di 6
Perawat di Arab Saudi
memiliki pengetahuan
moderat tentang
kesiapsiagaan bencana.
Namun, perawat di
rumah sakit militer
memiliki lebih banyak
pengetahuan daripada
77
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO JUDUL METODE
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Bencana di Kalangan
Perawat Militer dan
Sipil Di Arab Saudi).
Abdulellah Al
Thobaity, Virginia
Plummer, Kelli Innes,
Beverley Copnell
(2014)
Keywords: Disaster;
Nursing,
Management; Saudi
Arabia, Military,
Knowledge
(ScienceDirect)
rumah sakit militer
dan pemerintah di
Saudi Arabia.
Variabel independen :
Pengetahuan, dan
keterampilan dalam
manajemen bencana
Variabel dependen :
Persepsi perawat
militer dan sipil
tentang manajemen
bencana
Instrumen :
Kuisioner
Analisis :
SPSS versi 20, Likert
scale
mereka yang bekerja di
rumah sakit
pemerintahan. Mayoritas
perawat memperoleh
pengetahuan dan
keterampilan mereka dari
latihan bencana.
Gap: hasilnya tidak dapat
dilihat secara umum,
karena hanya terkait pada
rumah sakit yang
berpartisipasi dalam
penelitian. Jadi, persepsi
pegawai, pendidik
keperawatan dan
masyarakat tidak
dieksplorasi dalam
penelitian ini dan
persepsi mereka tentang
tingkat pengetahuan para
peserta mungkin
berbeda.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep penelitian
Ket : = Diteliti , = Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam
manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat.
Mitigasi Bencana (Mitigation)
Kesiapan
manajemen operasi
penanggulangan
bencana
Analisis kapasitas
untuk
mengidentifikasi
kapasitas dan sumber
daya yang ada untuk
mengurangi tingkat
risiko atau dampak
dari bencana
MANAJEMEN BENCANA
( Tahap Pra bencana)
Tenaga kesehatan di Puskesmas:
1. Pengetahuan (pengetahuan umum tentang bencana dan manajemen bencana)
2. Sikap (pola pikir, pendapat,
kepercayaan, perasaan dan kesediaan dalam kesiapsiagaan bencana)
3. Praktik atau pengalaman sebelumnya (Pengalaman keterlibatan individu dalam tanggap bencana sebelumnya, perencanaan manajemen bencana yang ada di institusi atau di luar institusi berdasarkan apa yang
diketahui selama ini, persiapan individu untuk terlibat dalam tanggap bencana, pilihan tempat bertugas saat bencana, pelatihan manajemen bencana yang teratur dilaksanakan oleh institusi. dan kerjasama dengan pihak luar institusi
dalam pelaksanaannya)
Sumber daya tenaga kesehatan Data sosiodemografi tenaga
kesehatan:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Pengalaman kerja
5. Pengalaman keterlibatan
dalam tanggap bencana
6. Pelatihan manajemen
bencana yang pernah diikuti
7. Bertugas dalam Tim Gerak
Cepat (TGC)
79
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan-kegiatan dari
manajemen bencana diantaranya yaitu Pencegahan (Prevention), Mitigasi
Bencana (Mitigation), Kesiapsiagaan (Preparedness), Peringatan Dini (Early
Warning), Tanggap Darurat (Response), Bantuan Darurat (Relief), Pemulihan
(Recovery), Rehabilitasi (Rehabilitation), Rekonstruksi (Reconstruction). Bagian
dari mitigasi sendiri adalah pencegahan dan pengurangan dampak, dimana bisa
dimulai dengan tahap analisis resiko yaitu dengan mengidentifikasi kapasitas dan
sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat risiko atau dampak dari bencana.
Sumber daya di bidang kesehatan merupakan salah satu yang sangat penting untuk
dianalisis, khususnya tentang sumber daya manusia yakni tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya
pengurangan resiko bencana harus disiapkan dengan disaster plan yang didukung
dengan peran serta tenaga kesehatan dalam manajemen bencana terutama pada
daerah yang memang diketahui sebagai daerah rawan bencana. Hal-hal yang harus
dianalisis adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik tenaga kesehatan di
Puskesmas dalam manajemen bencana, sehingga hasil dari analisis tersebut dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan bagi Puskesmas dan Pemerintah untuk
meningkatkan kompetensi dari tenaga kesehatan yang ada.
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 :
1. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan pengetahuan tenaga
kesehatan tentang manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan
bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
80
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan sikap tenaga
kesehatan terhadap manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan
bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
3. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan praktik atau
pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di
puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.
81
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang menekankan
waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya
satu kali dalam satu waktu (Nursalam, 2017). Setiap objek penelitian hanya
diobservasi satu kali dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan dan tidak ada tindak lanjut.
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bertugas di 9
Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten sumbawa Barat. Data
sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat menunjukkan jumlah tenaga
kesehatan yang bertugas di Puskesmas setempat sebanyak 408 orang, di antaranya
23 orang dokter, 200 orang perawat, 185 orang bidan.
4.2.2 Sampel dan Besar Sampel
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan bantuan Raosoft-Sample
Calculator (http://www.raosoft.com/samplesize.html) dengan kriteria penjelasan
sebagai berikut:
1. Margin of error (α) 5%,
2. Confidence Interval (CI) 95%,
3. Population size (N) 408
82
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4. Sample size (n) 199.
Didapatkan hasil estimasi besar sampel dalam penelitian ini adalah 199
tenaga kesehatan dari total populasi 408 tenaga kesehatan yang bekerja di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam
pelaksanaan pengambilan data, jumlah sampel menjadi 211 responden atas
permintaan dari responden sendiri. Penelitian ini mengeksklusikan tenaga
kesehatan yang non fungsional dan/atau struktural.
4.2.3 Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan Cluster Sampling, mengelompokkan sampel
berdasarkan wilayah atau lokasi populasi (Nursalam, 2017), sebagai berikut:
1. Puskesmas Poto Tano
n1 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Poto Tano)
n1 = (199/408) x (45)
n1 = 22
2. Puskesmas Seteluk
n2 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Seteluk)
n2 = (199/408) x (67)
n2 = 33
3. Puskesmas Taliwang
n3 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Taliwang)
n3 = (199/408) x (80)
n3 = 39
4. Puskesmas Brang Ene
n4 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Brang Ene)
n4 = (199/408) x (30)
n4 = 15
5. Puskesmas Brang Rea
n5 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Brang Rea)
n5 = (199/408) x (53)
n5 = 26
6. Puskesmas Jereweh
n6 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Jereweh)
n6 = (199/408) x (40)
83
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
n6 = 19
7. Puskesmas Maluk
n7 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Maluk)
n7 = (199/408) x (39)
n7 = 19
8. Puskesmas Sekongkang
n8 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Sekongkang)
n8 = (199/408) x (29)
n8 = 14
9. Puskesmas Tongo
n9 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Tongo)
n9 = (199/408) x (25)
n9 = 12
∑n = 199 (estimasi) + 12 responden (permintaan sendiri) = 211
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi operasional
Penelitian ini melibatkan variabel independen dan variabel dependen
sebagai berikut :
4.3.1 Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah latar belakang
sosiodemografi tenaga kesehatan.
4.3.2 Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan
praktik/pengalaman sebelumnya dalam manajemen bencana.
4.3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2017).
84
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
di Kabupaten Sumbawa Barat
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel
independen
Latar belakang
sosiodemografi :
1. Umur
Rentang kehidupan/lamanya hidup
yang diukur dengan tahun yang
dihitung sejak dilahirkan.
Usia responden
Kuisioner
Ordinal
Remaja Akhir : 17-25
tahun; Dewasa Awal :
26-35 tahun; Dewasa
Akhir : 36-45 tahun;
Lansia awal 46-55
tahun
2. Jenis
kelamin
Pembagian dua jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara
biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu.
Jenis kelamin responden Kuisioner
Nominal Laki-laki/perempuan
3. Tingkat
pendidikan
Proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-
bentuk tingkah laku lainnya
sehingga dia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang optimal.
Jenjang pendidikan terakhir
responden
Kuisioner
Ordinal SPK/Diploma/Sarjana/
Magister : pendidikan
akan memberikan
pengetahuan sehingga
terjadi peningkatan
perubahan perilaku
yang positif
4. Pengalaman
kerja
Keterampilan yang telah diketahui
dan dikuasai seseorang yang akibat
dari perbuatan atau pekerjaan yang
Pengalaman yang didapat
seseorang akan lebih cakap
dan terampil serta mampu
Kuisioner
Nominal Tempat bertugas dan
lama bertugas
85
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
telah dilakukan selama beberapa
waktu tertentu.
melaksanakan tugas
pekerjaannya
5. Pengalaman
keterlibatan
dalam
tanggap
bencana
Pengamatan yang merupakan
kombinasi penglihatan, penciuman,
pendengaran serta pengalaman
masa lalu untuk digunakan dan
menjadi pedoman serta
pembelajaran manusia.
Pernah atau tidak pernah
terlibat, jenis bencana dan
tahun kejadian bencana
Kuisioner
Nominal Ya/Tidak
6. Pelatihan
manajemen
bencana
yang pernah
diikuti
Proses pendidikan jangka pendek
yang menggunakan prosedur yang
sistematis dan terorganisir
yang direncanakan membantu
pengembangan kompetensi kunci
yang memungkinkan orang untuk
melakukan pekerjaan saat ini atau
di masa depan
Pernah atau tidak pernah
mendapatkan pelatihan
manajemen bencana, jenis
dan metode pelatihan yang
pernah di dapatkan (Latihan
Table Top/Simulasi
lapangan/Latihan
fungsional/Latihan Drill
Bencana)
Kuisioner
Nominal Ya/Tidak
7. Bertugas
dalam Tim
Gerak Cepat
(TGC)
Keterlibatan dan peran aktif dalam
Tim Gerak Cepat (TGC) yang
bertugas dan berfungsi dalam
penanggulangan bencana dan KLB
Menjadi bagian atau tidak
dalam Tim Gerak Cepat
(TGC) di institusi tempat
bekerja
Kuisioner Nominal Ya/Tidak
Variabel
dependen
1. Pengetahuan
Suatu proses dari responden yang
didapatkan dari sekedar tahu,
kemudian memahami dan
Definisi, klasifikasi, fase
dan kegiatannya terhadap
dampak bencana
Kuisioner
Ordinal
Dikategorikan menjadi
Baik : 76% - 100%
Cukup : 51% - 75%
Kurang : 50%
86
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
menerjemahkannya menurut
kemampuan individu
2. Sikap
Cara menempatkan atau membawa
diri, merasakan, jalan pikiran dan
perilaku tenaga kesehatan dalam
penanggulangan bencana
Sikap responden pada
keterlibatan, fase dan
kegiatannya pada tanggap
bencana.
Kuisioner Nominal Dikategorikan menjadi
:
Positif 51% - 100%
Negatif 0% - 50%
Pernyataan Positif
SS : 5, S : 5, TP : 3, TS
: 2, STS : 1
Pernyataan Negatif
SS : 1, S : 2, TP : 3, TS
: 4, STS : 5
3. Praktik atau
pengalaman
sebelumnya
dalam
penanggulan
gan bencana
Praktik yang diteliti merupakan
pengalaman atau pendapat atau
pemahaman atas pelaksanaan dari
manajemen bencana yang ada serta
kesiapan individu sebagai petugas
kesehatan dalam tanggap bencana.
Pengalaman keterlibatan
individu dalam tanggap
bencana sebelumnya,
perencanaan manajemen
bencana yang ada di
institusi atau di luar institusi
berdasarkan apa yang
diketahui selama ini,
persiapan individu untuk
terlibat dalam tanggap
bencana, pilihan tempat
bertugas saat bencana,
pelatihan manajemen
bencana yang teratur
dilaksanakan oleh institusi.
Kuisioner Ordinal Dikategorikan menjadi
Baik : 76% - 100%
Cukup : 51% - 75%
Kurang : 50%
87
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.4.1 Instrumen Penelitian
Untuk penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data studi
adalah KAP DM Questionnaire yaitu kuisioner yang dikembangkan oleh
Nurul’Ain Ahayalimudin (2012) pada penelitiannya yang berjudul “Disaster
Management: A Study on Knowledge, Attitude and Practices of Emergency
Nurses and Community Health Nurses in Selangor”. Kuisioner tersebut
digunakan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan praktik pada staf
perawat, dokter dan asisten petugas medis dalam penanggulangan bencana.
Penggunaan instrumen penelitian ini telah mendapatkan izin dari Nurul’Ain
Ahayalimudin sebagai peneliti sebelumnya (lihat lampiran 6). Kuesioner ini
memiliki empat domain: data sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan praktik.
Distribusi kuesioner melibatkan 7-item data sosiodemografi, 17-item
pengetahuan, 11-item sikap dan 14-item praktik. Kuesioner bagian data
sosiodemografi dengan pilihan jawaban diisi sesuai data dasar dari responden
mencakup aspek umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
pengalaman keterlibatan dalam tanggap bencana, pelatihan manajemen bencana
yang pernah diikuti, dan keterlibatan dalam Tim Gerak Cepat (TGC). Untuk
kuisioner bagian pengetahuan dengan pilihan jawaban ya-tidak-pasti mencakup
aspek mulai dari definisi, klasifikasi, fase dan kegiatannya terhadap dampak
bencana. Sebuah Skala 5-Likert (setuju-tidak setuju-tidak pasti) digunakan untuk
menentukan sikap mereka pada keterlibatan, fase dan kegiatannya pada tanggap
88
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
bencana. Item untuk bagian latihan terdiri jawaban ya-tidak-pasti. Skor semua
domain adalah set ke 60% cut-off point untuk membedakan yang memadai, tidak
memadai untuk pengetahuan dan latihan, dan positif, negatif untuk sikap.
4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan
kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen yang valid akan mempunyai
validitas tinggi, sehingga sebuah instrumen dikatakan valid apa yang
diinginkan. Pengujian validitas dapat menggunakan rumus Product Moment
(Arikunto, 2010).
Kuesioner yang dikembangkan oleh Ahayalimudin ini telah menjalani
pengujian validitas dan reliabilitas dan diteliti oleh para ahli dari kedokteran
bencana, kedokteran kesehatan masyarakat dan keperawatan. Validitas telah
diuji melalui studi percontohan dari populasi perawat yang sama. Pengujian
validitas dilakukan pada 20 orang dilakukan pada teman-teman mahasiswa Alih
Jenis Angkatan B20 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang bukan
merupakan populasi penelitian, dengan menggunakan SPSS dengan besar r
tabel ditentukan sesuai jumlah responden dan diuji dengan tingkat signifikan
5% (0,05). Item instrumen dianggap valid atau relevan jika r hitung > r tabel
yang telah ditentukan. Data yang diolah dengan menggunakan uji analisis
statistik Chi-Square.
89
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instumen tersebut sudah baik. Apabila datanya
benar dan sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali pun diambil akan tetap
sama (Arikunto, 2010). Alat pengukur dianggap reliabel jika digunakan 2 kali
atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasilnya relatif konsisten. Uji
reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’alpha 0-1, jika skala ini
dikelompokan dalam empat kelas dengan rank yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Nilai Cronbach’alpha > 0,09 maka reliabilitas sempurna
2. Nilai Cronbach’alpha 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
3. Nilai Cronbach’alpha 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
4. Nilai Cronbach’alpha < 0,50 maka relabilitas rendah
Uji reliabilitas pada kuisioner ini dilakukan setelah melakukan uji validitas.
Untuk hasil uji reliabilitas dari Ahayalimudin, kuesioner ini dinilai dengan
menggunakan konsistensi internal setelah studi percontohan dilakukan. Alfa
Cronbach pada pengetahuan dan praktik muncul di atas 0,7, dan 0,660 untuk
sikap. Semua pertanyaan pada kuisioner ini telah dinyatakan valid dan reliabel
sehingga kuisioner tersebut dapat dipakai dalam penelitian yang dilakukan.
90
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di semua Puskesmas (9) yang ada di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat dengan pertimbangan Puskesmas sebagai pusat
layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya pengurangan resiko bencana harus
disiapkan dengan disaster plan yang didukung dengan peran serta tenaga kesehatan
dalam manajemen bencana mengingat wilayah Kabupaten Sumbawa termasuk daerah
rawan bencana.
4.5.2 Waktu Pengambilan Data
Pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan selama 30 hari di bulan Desember 2018.
4.6 Prosedur dan Pengumpulan Data
1. Mengurus surat izin permohonan pengambilan data penelitian ke bagian Akademik
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, kemudian menyerahkan surat
permohonan tersebut ke Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat
untuk mendapatkan izin penelitian di wilayah tersebut. Surat kemudian diteruskan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah mendapat izin dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, kemudian menyerahkan surat tembusan izin
penelitian kepada semua Kepala Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kab. Sumbawa Barat. Peneliti menjelaskan langkah dan tujuan penelitian
kepada Kepala Puskesmas.
91
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
2. Pihak puskesmas memberikan izin dan selanjutnya peneliti berkoordinasi dengan
Penanggung Jawab yang di usulkan oleh Kepala Puskesmas yang kemudian bersedia
menjadi pendamping penelitian. Peneliti kemudian meminta data daftar tenaga
kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut (dokter, perawat, dan bidan). Peneliti
kemudian menjelaskan langkah dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuisioner
dalam bentuk Google Form kepada pendamping penelitian.
3. Estimasi jumlah sampel berdasarkan penghitungan dengan menggunakan bantuan
Raosoft-Sample Calculator yaitu sebanyak 199 responden, dengan rincian 22 orang
di Puskesmas Poto Tano, 33 orang di Puskesmas Seteluk, 39 orang di Puskesmas
Taliwang, 15 orang di Puskesmas Brang Ene, 26 orang di Puskesmas Brang Rea, 19
orang di Puskesmas Jereweh, 19 orang di Puskesmas Maluk, 14 orang di Puskesmas
Sekongkang, dan 12 orang di Puskesmas Tongo.
4. Berdasarkan hasil cluster sampling yang telah ditentukan kemudian responden dipilih
random, sehingga tiap tenaga kesehatan di puskesmas lokasi penelitian memiliki
kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden.
Pemilihan responden di setiap puskesmas dilakukan dengan cara mengambil kertas
yang tertulis nomor urut nama tenaga kesehatan (sesuai dengan list yang diberikan
sebelumnya oleh pendamping penelitian) yang diletakkan dalam suatu wadah. Jumlah
pengambilan kertas sesuai hasil cluster sampling. Akan tetapi, di beberapa Puskesmas
terdapat penambahan jumlah responden karena beberapa tenaga kesehatan yang
awalnya tidak terpilih mengajukan diri sebagai responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini, dengan rincian penambahan responden sebagai berikut Puskesmas Poto
Tano 5 responden, Puskesmas Seteluk 3 responden, Puskesmas Taliwang 3
92
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
responden, dan Puskesmas Brang Rea 1 responden. Sehingga total sampel yang
awalnya diperkirakan 199 responden yang akan terlibat dalam penelitian ini menjadi
211 responden.
5. Setelah peneliti mendapat persetujuan dari 211 responden yang terpilih, peneliti
memberikan kuisioner dalam bentuk tautan yang merujuk pada halaman google form
yang berisi penjelasan penelitian, informed consent, dan formulir kuisioner yang
berisi pertanyaan/soal.
6. Responden diminta untuk membaca lembar penjelasan penelitian yang sudah
tercantum di section 1 google form, serta mengisi lembar pernyataan persetujuan ikut
penelitian untuk melanjutkan ke section berikutnya. Apabila responden bersedia
untuk ikut penelitian maka responden dapat memilih option “bersedia” pada lembar
persetujuan responden dan bisa melanjutkan ke section berikutnya untuk menjawab
pertanyaan kuisioner. Kuisioner diisi sesuai dengan kondisi yang dialami responden
saat itu. Tanggapan secara otomatis akan diterima peneliti secara Online.
7. Tanggapan yang masuk kemudian akan direkapitulasi sesuai dengan puskesmas asal
masing-masing responden, jika jumlah tanggapan yang masuk masih kurang dari
jumlah responden seharusnya dari masing-masing puskesmas, maka dilakukan
rekapitulasi sesuai alamat email responden untuk bisa dikomunikasikan dan
dikoordinasikan kembali kepada pendamping penelitian.
93
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.7 Analisis Data
Secara garis besar analisis data meliputi langkah persiapan dan tabulasi data.
Proses yang dilakukan setelah pengumpulan data adalah pengolahan dan analisis data
dengan tahapan sebagai berikut coding, editing, entry, dan tabulating (Arikunto, 2010).
1. Coding, suatu usaha untuk memberikan kode terhadap jawaban yang ada pada
kuisioner bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisa data dan dapat
mempercepat proses memasukan data.
2. Editing, pemeriksaan kelengkapan isi kuisioner atau dengan kata lain memastikan
semua pertanyaan telah dijawab oleh responden. Editing dilakukan di lapangan
sebelum proses pemasukan data, agar data yang salah atau meragukan masih dapat
ditelusur kepada responden/ informan yang bersangkutan.
3. Entry, proses pemasukan data yakni berupa jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer. Setelah dilakukan
editing data tersebut dimasukkan kedalam program yang digunakan untuk mengolah
data menggunakan komputer dan perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah
dimasukan kemudian dicek kebenarannya.
4. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokan data dengan tujuan
supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat disajikan
dan dianalisis.
4.7.1 Penerapan Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap
94
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat menggambarkan informasi yang
diinginkan untuk menjawab masalah penelitian (Nursalam, 2017). Data yang telah
dikumpulkan kemudian dikelompokan dan diolah dengan menggunakan uji analisis
statistik Chi-Square untuk melihat asosiasi. Uji normalitas ini digunakan untuk
mengetahui adanya korelasi atau hubungan, dikatakan berdistribusi normal jika hasil
penelitian didapatkan nilai α ≤ 0.05, yang artinya ada hubungan antara latar belakang
demografi dengan pengetahuan, sikap dan praktik tenaga kesehatan dalam manajemen
bencana.
4.8 Kerangka Kerja (Frame Work)
Penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel. Kerangka kerja
menurut Nursalam (2016), merupakan hubungan antara variabel yang diamati dan
diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Probabilty sampling jenis
Cluster sampling
Populasi : Tenaga kesehatan di Puskesmas
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab.
Sumbawa Barat sebanyak 408 orang
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi : Tenaga kesehatan diantaranya dokter, perawat, dan
bidan yang bertugas di puskesmas. Berdasarkan penghitungan sampel Raosoft-Sample Calculator
didapatkan estimasi jumlah responden sebanyak 199 orang. Pada kenyataannya responden yang
terlibat lebih banyak yaitu 211 responden (adanya responden yang mengajukan diri)
Pengumpulan data dengan menggunakan KAP
DM Questionnaire pada 211 responden
Variabel Dependen: Tingkat pengetahuan,
sikap dan praktik tenaga kesehatan dalam
menajemen bencana
Penyajian data dan hasil penelitian
Analisis data menggunakan uji analisis statistik Chi-Square
Variabel Independen: Latar
belakang sosiodemografi
95
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam
manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat.
4.9 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat persetujuan dari tempat
penelitian. Karena itu sebelumnya peneliti mengajukan permohonan untuk mendapatkan
rekomendasi dari Dekan Program Studi Keperawatan Universitas Airlangga. Peneliti juga
melakukan uji etik terlebih dahulu ke bagian Komite Etik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, dan kemudian dinyatakan telah lulus uji etik dengan nomor
sertifikat etik No. 1228-KEPK (lihat lampiran 2). Setelah persetujuan diperoleh, penelitian
segera dilakukan dengan menekankan masalah etik, meliputi :
4.9.1 Lembar persetujuan responden
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian (Hidayat, 2007). Informed consent diberikan sebelum peneliti
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden yang telah memenuhi
kriteria dan akan diteliti, bila subyek menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan
menghormati hak – haknya.
4.9.2 Kerahasian Nama (Anonimity)
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan kode lembar
pengumpulan data.
96
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.9.3 Kerahasian informasi (confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian,
baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
4.9.4 Berbuat baik (beneficience)
Dalam azas berbuat baik (beneficience), penelitian ini memiliki manfaat dalam
nilai sosial dan nilai ilmiah.
1. Nilai sosial
Penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai dasar rekomendasi perencanaan
peningkatan kompetensi dari tenaga kesehatan, dimana Puskesmas sebagai pusat
layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya pengurangan resiko bencana
harus disiapkan dengan disaster plan yang didukung dengan peran serta tenaga
kesehatan dalam manajemen bencana mengingat wilayah Kabupaten Sumbawa
Barat termasuk wilayah rawan bencana.
2. Nilai ilmiah
Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik/pengalaman
sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di puskesmas sehingga
tingkat kesiapan tenaga kesehatan dapat dievaluasi.
97
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
4.9.5 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian yang
dilakukan. Pada penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti :
1. Penelitian ini tidak melibatkan proporsi jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
yang berimbang. Hal ini mengakibatkan besarnya resiko bias terhadap interpretasi
uji dan validitas kesimpulan statistik yang diambil.
2. Keterbatasan pemanfaatan data yang dikumpulkan melalui kuisioner tertutup
merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan pendekatan yang
lebih komprehensif dalam menggali pengetahuan responden tentang manajemen
bencana.
98
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran
kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di Puskesmas wilayah rawan
bencana di Kabupaten Sumbawa Barat yang dilaksanakan mulai tanggal 28 November
2018 sampai dengan 28 Desember 2018 di 9 (sembilan) Puskesmas wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat.
Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, terdiri dari
gambaran umum lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data umum tentang
sosiodemografi meliputi data usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, tempat bekerja,
lama bertugas, pernah terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana, pernah
pelatihan tentang manajemen bencana, dan termasuk dalam tim Gerak Cepat (TGC) di
Puskesmas atau tidak. Data khusus menggambarkan variabel yang diukur
menggunakan kuisioner yang disebarkan dalam bentuk tautan yang merujuk pada
halaman Google Form sebagai media utama pengumpulan data penelitian.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian,
data umum dan data khusus penelitian.
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
99
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI)
menunjukkan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat merupakan wilayah dengan resiko
tinggi terhadap bencana gempa bumi. Tidak ditemukan adanya bukti ilmiah yang
menunjukkan bahwa tingkat kesiapan dan kompetensi manajemen bencana tenaga
kesehatan yang bekerja di puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat pernah dievaluasi.
Kabupaten Sumbawa Barat adalah satu dari 5 kabupaten yang ada di pulau
terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di sisi barat dan utara kabupaten berbatasan
langsung dengan Samudra Indonesia. Kabupaten Sumbawa Barat berbatasan dengan
Kabupaten Sumbawa di sebelah timur. Luas Kabupaten Sumbawa Barat sebesar
1.849,02 km yang terbagi 9 kecamatan dengan luas wilayah yang bervariasi.
Penelitian ini melibatkan 9 puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan yang
berada di 9 kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat. Responden penelitian ini di
antaranya dokter, perawat dan bidan yang bertugas di puskesmas sebanyak 211 orang
yang telah menyetujui informed consent sebelum pengumpulan data.
5.1.2 DATA UMUM
Data umum menggambarkan tentang sosiodemografi meliputi data usia, jenis
kelamin, tingkat pengetahuan, tempat bekerja, lama bertugas, pernah terlibat dalam
kegiatan tanggap darurat bencana, pernah pelatihan tentang manajemen bencana, dan
termasuk dalam tim Gerak Cepat (TGC) di Puskesmas atau tidak. Distribusi data umum
responden dapat dilihat pada tabel 5.1.
100
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Tabel 5.1 Data Sosiodemografi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Karakteristik
Sosiodemografi
n (%)
1. Umur
<25 Thn
26-35 Thn
36-45 Thn
46-55 Thn
56-65 Thn
41 (19,4)
134 (63,5)
32 (15,2)
3 (1,4)
1 (0,5)
Total 211 (100)
2. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
48 (22,7)
163 (77,3)
Total 211 (100)
3. Tingkat Pendidikan
SPK
Diploma
Sarjana
4 (1,9)
132 (62,6)
75 (35,5)
Total 211 (100)
4. Tempat Bekerja
Puskesmas Poto Tano
Puskesmas Seteluk
Puskesmas Taliwang
Puskesmas Brang Ene
Puskesmas Brang Rea
Puskesmas Jereweh
Puskesmas Maluk
Puskesmas Sekongkang
Puskesmas Tongo
27 (12,8)
36 (17,1)
42 (19,9)
15 (7,1)
27 (12,8)
19 (9)
19 (9)
14 (6,6)
12 (5,7)
Total 100 (100)
5. Lama Bertugas
<1 Thn
1-5 Thn
6-10 Thn
>10 Thn
27 (12,8)
88 (41,7)
64 (30,3)
32 (15,2)
Total 211 (100)
6. Pernah Terlibat Dalam
Kegiatan Tanggap Darurat
Bencana
Ya
Tidak
122 (57,8)
89 (42,2)
Total 211(100)
101
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
No. Karakteristik
Sosiodemografi
n (%)
7. Pernah Pelatihan Tentang
Manajemen Bencana
Ya
Tidak
48 (22,7)
163 (77,3)
Total 211(100)
8. Termasuk Dalam Tim
Gerak Cepat (TGC) di
Puskesmas
Ya
Tidak
56 (26,5)
155 (73,5)
Total 211 (100)
Secara umum, sebagian besar responden penelitian ini berusia 26-35 tahun
(63,5%) dengan tendensi jenis kelamin perempuan yang lebih banyak (77,3%)
dibandingkan responden laki-laki, tingkat pendidikan tertinggi responden Diploma 3
(62,6%), masa kerja kurang dari lima tahun (54,5%), pernah terlibat dalam kegiatan
tanggap darurat bencana (57,8%), tidak pernah berpartisipasi sebagai peserta pelatihan
manajemen bencana (77,3%), dan tidak termasuk dalam Tim Gerak Cepat bencana di
institusi kerjanya (73,5%).
Secara spesifik, sebagian besar responden (n=122) pernah terlibat dalam kegiatan
tanggap darurat bencana sebelumnya, termasuk di antaranya pada pasca bencana
gempa bumi, banjir, dan vulkanik.. Keterlibatan mereka bervariasi, sebagian besar di
antaranya pada kejadian kurang dari satu tahun sebelum pengumpulan data (83,6%),
dan sisanya pada bencana yang terjadi pada 5 hingga 10 tahun sebelumnya (tabel 5.2).
102
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Tabel 5.2 Data Spesifik Jenis Bencana dan Saat Terjadinya Bencana yang Pernah
Melibatkan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
Dalam Kegiatan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
Berdasarkan jenis pelatihan yang diikuti, sebagian besar responden pernah
berpartisipasi pada jenis simulasi lapangan (77,1%) dan sebagian kecil lainnya
mengikuti pelatihan fungsional, drill bencana, dan Table Top (tabel 5.3).
Sedangkan pada data riwayat responden yang pernah mengikuti pelatihan tentang
manajemen bencana, dijabarkan juga jenis pelatihan manajemen bencana yang pernah
diikuti. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Data Jenis Pelatihan Manajemen Bencana Yang Diikuti Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Karakteristik Bencana N %
1. Jenis Bencana
Banjir
Gempa Bumi
Letusan Gunung Api
Bencana Alam Lainnya
24
97
1
0
19,7
79,5
0,8
0
Total 122 100
2. Saat Terjadinya Bencana
< 1 Tahun
1-2 Tahun Yang Lalu
2-5 Tahun Yang Lalu
5-10 Tahun Yang Lalu
>10 Tahun Yang Lalu
102
5
10 10
4
1
83,6
4,1
8,2
3,3
0,8
Total 122 100
No. Karakteristik Pelatihan Manajemen
Bencana
N %
1. Jenis Pelatihan Manajemen Bencana
Yang Pernah Diikuti
Latihan Table Top
Simulasi Lapangan
Latihan Fungsional
Latihan Drill Bencana
3
37
4
4
6,3
77,1
8,3
8,3
Total 48 100
103
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
5.1.3 Data khusus
Data khusus akan disajikan data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti
yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik/pengalaman sebelumnya serta hubungan dari
data sosiodemografi dengan ketiga variabel dependen tersebut.
1. Variabel Dependen Pengetahuan, Sikap, dan Praktik/Pengalaman Sebelumnya
Tabel 5.4 Distribusi Variabel Dependen Pengetahuan, Sikap, dan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No Karakteristik N %
1. Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
141
59
11
66,8
28
5,2
Total 211 100
2. Sikap
Positif
Negatif
96
115
45,5
54,5
211 100
3. Praktik/Pengalaman
Sebelumnya
Baik
Cukup
Kurang
7
120
84
3,3
56,9
39,8
Total 211 100
Responden penelitian ini sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang
manajemen bencana. Hanya sebagian kecil di antaranya yang memiliki kekurangan
dalam pemahaman manajemen tersebut. Lebih dari setengah total reponden memiliki
sikap yang negatif terhadap upaya manajemen bencana. Hal ini bermakna bahwa
tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat masih belum memahami
pentingnya peran serta tenaga kesehatan dalam upaya manajemen penanggulangan
104
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
bencana untuk mengurangi dampak dari kejadian bencana di wilayah rawan bencana.
Sedangkan pada variabel praktik/pengalaman sebelumnya, sebagian besar responden
memiliki pemahaman yang cukup baik. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
tenaga kesehatan di puskesmas Kabupaten Sumbawa Barat telah memiliki pengalaman
sebelumnya yang memadai dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan manajemen
bencana.
2. Hubungan Data Sosiodemografi dengan Pengetahuan, Sikap, dan
Praktik/Pengalaman Sebelumnya
1) Hubungan data sosiodemografi dengan pengetahuan
Tabel 5.5 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan
Tentang Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat
No
Karakteristik Responden
PENGETAHUAN
n
Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % N %
1 Umur <25 Tahun 25 17,7 15 25,4 1 9,1 41 19,4 26-35 Tahun 86 61 41 69,5 7 63,6 134 63,5 36-45 Tahun 26 18,5 3 5,1 3 27,3 32 15,2 46-55 Tahun 3 2,1 0 0 0 0 3 1,4
56-65 Tahun 1 0,7 0 0 0 0 1 0,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 10,378a
p value 0,240
2 Jenis kelamin Laki-laki 38 27 10 17 0 0 48 22,7
Perempuan 103 73 49 83 11 100 163 77,3
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 5,785a
p value 0,055
3 Tingkat SPK 4 2,8 0 0 0 0 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 79 56,1 43 72,9 10 90,9 132 62,6
SARJANA 58 41,1 16 27,1 1 9,1 75 35,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 9,949a
p value 0,041
105
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
No
Karakteristik Responden
PENGETAHUAN
n
Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % n % N %
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 15 10,6 12 20,3 0 0 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 24 17,0 11 18,6 1 9,1 36 17,1
Puskesmas Taliwang 33 23,4 7 11,9 2 18,2 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 10 7,1 5 8,5 0 0 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 18 12,8 8 13,5 1 9,1 27 12,8
Puskesmas Jereweh 14 9,9 4 6,8 1 9,1 19 9,0
Puskesmas Maluk 17 12,1 2 3,4 0 0 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 8 5,7 6 10,2 0 0 14 6,6
Puskesmas Tongo 2 1,4 4 6,8 6 54,5 12 5,7
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 66,745a
p value 0,000
5 Lama <1 Tahun 18 12,8 8 13,5 1 9,1 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 54 38,3 28 47,5 6 54,5 88 41,7
6-10 Tahun 45 31,9 17 28,8 2 18,2 64 30,3
11-15 Tahun 18 12,8 5 8,5 1 9,1 24 11,4
16-20 Tahun 3 2,1 1 1,7 0 0 4 2
21-25 Tahun 1 0,7 0 0 1 9,1 2 0,9
> 25 Tahun 2 1,4 0 0 0 0 2 0,9
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 12,457a
p value 0,410
6 Pernah Terlibat
Kegiatan
Tanggap Darurat
Bencana
Ya 88 62,4 31 52,5 3 27,3 122 57,8
Tidak 53 37,6 28 47,5 8 72,7 89 42,2
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 6,101a
p value 0,047
7 Pernah
Pelatihan
Manajemen
Bencana
Ya 37 26,2 11 18,6 0 0 48 22,7
Tidak 104 73,8 48 81,4 11 100 163 77,3
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 4,783a
p value 0,091
106
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
*nilai signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05
Hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai signifikan p> 0,05 menjelaskan
bahwa umur dan pengetahuan responden tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Dominasi responden berjenis kelamin perempuan menjelaskan mengapa mayoritas
responden perempuan memiliki pengatahuan yang lebih baik jika dibandingkan pada
responden laki-laki. Namun, uji statistik pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya
hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden (Tabel 5.5).
Berdasarkan karakteristik jenjang pendidikan terakhir, responden berlatar SPK
memiliki pengetahuan yang baik, dan responden berlatar Diploma dan Sarjana
sebagian besar memiliki pengetahuan baik. Pada subvariabel tempat bekerja dan
pengetahuan tenaga kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang
bekerja di lokasi akses informasi, sarana prasarana, dan fasilitas penunjang kerja yang
baik memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajemen bencana. Hubungan ini
dikuatkan dengan nilai p<0,05 yang menjelaskan bahwa tempat bekerja dan
pengetahuan responden memiliki hubungan yang signifikan.
No
Karakteristik Responden
PENGETAHUAN
n
Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % n % N %
8 Termasuk Dalam
Tim Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Ya 43 30,5 12 20,3 1 9,1 56 26,5
Tidak 98 69,5 47 79,7 10 90,9 155 73,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 4,014a
p value 0,134
107
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Pada subvariabel lama bekerja, kepesertaan responden dalam pelatihan
sebelumnya, dan keterlibatan responden dalam Tim Gerak Cepat (TGC) tidak
menunjukkan adanya hubungan dengan pengetahuannya. Asumsi peneliti, hal tersebut
dimungkinkan karena tenaga kesehatan yang termasuk dalam TGC di puskesmas di
kabupaten Sumbawa Barat tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai dan di
pilih tidak berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Hal tersebut juga karena upaya
peningkatan kompetensi untuk tenaga kesehatan di puskesmas dalam menghadapi
situasi bencana belum optimal.
2) Hubungan data sosiodemografi dengan sikap
Tabel 5.6 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan Terhadap
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat
No
Karakteristik Responden
SIKAP
N
Persentase
POSITIF NEGATIF (%) N % N %
1 Umur <25 Tahun 22 22,9 19 16,5 41 19,4 26-35 Tahun 59 61,5 75 65,2 134 63,5 36-45 Tahun 14 14,6 18 15,7 32 15,2 46-55 Tahun 1 1,0 2 1,7 3 1,4
56-65 Tahun 0 0 1 0,9 1 0,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 2,271a
p value 0,686
2 Jenis kelamin Laki-laki 26 27,1 22 19,1 48 22,7
Perempuan 70 72,9 93 80,9 163 77,3
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 1,883a
p value 0,170
3 Tingkat SPK 2 2,1 2 1,7 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 50 52,1 82 71,3 132 62,6
SARJANA 44 45,8 31 27,0 75 35,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 8,368a
p value 0,015
108
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
No
Karakteristik Responden
SIKAP
N
Persentase
POSITIF NEGATIF (%) N % N %
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 13 13,5 14 12,2 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 24 25,0 12 10,4 36 17,1
Puskesmas Taliwang 18 18,8 24 20,8 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 5 5,2 10 8,7 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 9 9,4 18 15,7 27 12,8
Puskesmas Jereweh 13 13,5 6 5,2 19 9,0
Puskesmas Maluk 9 9,4 10 8,7 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 4 4,2 10 8,7 14 6,6
Puskesmas Tongo 1 1,0 11 9,6 12 5,7
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 25,561a
p value 0,006
5 Lama <1 Tahun 17 17,7 10 8,7 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 37 38,5 51 44,3 88 41,7
6-10 Tahun 28 29,2 36 31,3 64 30,3
11-15 Tahun 9 9,4 15 13,0 24 11,4
16-20 Tahun 4 4,2 0 0 4 1,9
21-25 Tahun 1 1,0 1 0,9 2 0,9
> 25 Tahun 0 0 2 1,7 2 0,9
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 10,920a
p value 0,091
6 Pernah
Terlibat
Kegiatan
Tanggap Darurat
Bencana
Ya 53 55,2 69 60,0 122 57,8
Tidak 43 44,8 46 40,0 89 42,2
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 0,493a
p value 0,483
7 Pernah
Pelatihan Manajemen
Bencana
Ya 25 26,0 23 20,0 48 22,7
Tidak 71 74,0 92 80,0 163 77,3
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 1,087a
p value 0,297
109
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
*signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05
Identifikasi penelitian ini menunjukkan proporsi tenaga kesehatan yang
memiliki sikap negatif terhadap aamanjemen bencana lebih besar dibandingkan dengan
responden yang memiliki sikap positif (tabel 5.6). Uji Chi-Square pada penelitian ini
menjelaskan ketiadaan hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan sikap
responden. Dominasi responden perempuan yang bersikap positif lebih banyak jika
dibandingkan dengan mereka yang memiliki sikap negatif. Hal tersebut dimungkinkan
karena proporsi jenis kelamin yang tidak berimbang antara perempuan dan laki-laki.
Hasil analisis pada tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa semakin
tinggi latar pendidikan responden semakin variatif sikapnya terhadap manajemen
bencana (tabel 5.6). Demikian pula, lokasi bekerja juga tidak menentukan sikap
responden terhadap manajemen bencana. Keterlibatan responden pada pelatihan
manajemen bencana sebelumnya juga tidak menjadi jaminan sikap terhadap
manajemen bencana (tabel 5.6). Begitupun juga dalam hal keterlibatan mereka dalam
TGC di puskesmas. Kedua variabel ini tidak berhubungan dengan sikap terhadap
manajemen bencana (p>0,05).
No
Karakteristik Responden
SIKAP
N
Persentase
POSITIF NEGATIF (%) N % N %
8 Termasuk
Dalam Tim
Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Ya 26 27,1 30 26,1 56 26,5
Tidak 70 72,9 85 73,9 155 73,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 0,027a
p value 0,870
110
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
3) Hubungan data sosiodemografi dengan praktik/pengalaman sebelumnya
Tabel 5.7 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman Sebelumnya
Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No
Karakteristik Responden
PRAKTIK/
PENGALAMAN
SEBELUMNYA
n
Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % n %
1 Umur <25 Tahun 3 42,8 20 16,7 18 21,4 41 19,4 26-35 Tahun 2 28,6 76 63,3 56 66,7 134 63,5 36-45 Tahun 2 28,6 20 16,7 10 11,9 32 15,2 46-55 Tahun 0 0 3 2,5 0 0 3 1,4
56-65 Tahun 0 0 1 0,8 0 0 1 0,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 8,729a
p value 0,366
2 Jenis kelamin Laki-laki 2 28,6 31 25,8 15 17,9 48 22,7
Perempuan 5 71,4 89 74,2 69 82,1 163 77,3
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 1,928a
p value 0,381
3 Tingkat SPK 1 14,3 3 2,5 0 0 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 6 85,7 69 57,5 57 67,9 132 62,6
SARJANA 0 0 48 40,0 27 32,1 75 35,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 12,391a
p value 0,015
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 3 42,8 10 8,3 14 16,7 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 2 28,6 23 19,2 11 13,1 36 17,1
Puskesmas Taliwang 2 28,6 34 28,3 6 7,1 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 0 0 3 2,5 12 14,3 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 0 0 17 14,2 10 11,8 27 12,8
Puskesmas Jereweh 0 0 7 5,8 12 14,3 19 9,0
Puskesmas Maluk 0 0 15 12,5 4 4,8 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 0 0 11 9,2 3 3,6 14 6,6
Puskesmas Tongo 0 0 0 0 12 14,3 12 5,7
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 61,602a
p value 0,000
5 Lama <1 Tahun 1 14,3 15 12,5 11 13,1 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 2 28,6 45 37,5 41 48,8 88 41,7
6-10 Tahun 3 42,8 36 30,0 25 29,8 64 30,3
111
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
*nilai signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05
Secara statistik, mayoritas responden tidak memiliki pengalaman praktik
(tentang manajemen bencana) sebelumnya (tabel 5.7). Hanya sebagian kecil di
antaranya yang memiliki pengalaman yang baik. Hasil uji Chi-Square (p>0,05)
No
Karakteristik Responden
PRAKTIK/
PENGALAMAN
SEBELUMNYA
n
Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % n %
11-15 Tahun 1 14,3 17 14,2 6 7,1 24 11,4
16-20 Tahun 0 0 4 3,3 0 0 4 2
21-25 Tahun 0 0 1 0,8 1 1,2 2 0,9
> 25 Tahun 0 0 2 1,7 0 0 2 0,9
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 9,099a
p value 0,694
6 Pernah
Terlibat
Kegiatan
Tanggap
Darurat
Bencana
Ya 4 57,1 72 60,0 46 54,8 122 57,8
Tidak 3 42,9 48 40,0 38 45,2 89 42,2
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 0,557a
p value 0,757
7 Pernah
Pelatihan
Manajemen
Bencana
Ya 0 0 34 28,3 14 16,7 48 22,7
Tidak 7 100 86 71,7 70 83,3 163 77,3
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 5,959a
p value 0,051
8 Termasuk
Dalam Tim Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Ya 1 14,3 34 28,3 21 25,0 56 26,5
Tidak 6 85,7 86 71,7 63 75,0 155 73,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 0,839a
p value 0,657
112
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
menjelaskan tidak adanya hubungan yang bermakna di antara variabel umur responden
dengan praktik/pengalaman sebelumnya. Dominasi perempuan pada responden juga
menjelaskan ketiadaan hubungan yang bermakna antar jenis kelamin dengan
praktik/pengalaman sebelumnya (tabel 5.7).
Berdasarkan karakteristik jenjang pendidikan terakhir, responden berlatar SPK
memiliki pengalaman praktik tentang bencana yang baik, dan responden berlatar
Diploma dan Sarjana sebagian besar memiliki pengalaman praktik tentang bencana
yang cukup memadai. Pada subvariabel tempat bekerja dan pengetahuan tenaga
kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang bekerja di lokasi yang
sering terjadi bencana alam dan denga tenaga kerja yang didominasi oleh tenaga
kesehatan senior memiliki pengalaman praktik tentang bencana yang cukup memadai
tentang manajemen bencana. Hubungan ini dikuatkan dengan nilai p<0,05 yang
menjelaskan bahwa tempat bekerja responden dan pengalaman praktik tentang bencana
memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk subvariabel lama bekerja, kepesertaan responden dalam pelatihan
sebelumnya, dan keterlibatan responden dalam Tim Gerak Cepat (TGC) tidak
menunjukkan adanya hubungan dengan pengalaman praktik tentang bencana. Ketiga
subvariabel ini tidak berhubungan dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam
manajemen bencana (p>0,05). Asumsi peneliti, hal tersebut dimungkinkan karena
tenaga kesehatan yang termasuk dalam TGC di puskesmas di kabupaten Sumbawa
Barat sebagian besar tidak memiliki pengalaman yang baik dalam kegiatan terkait
penanggulangan bencana dan di pilih tidak berdasarkan kriteria pengalaman yang
113
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
dimiliki tentang kebencanaan. Hal tersebut juga karena upaya peningkatan kompetensi
untuk tenaga kesehatan di puskesmas dalam menghadapi situasi bencana belum
optimal.
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan manajemen bencana yang
pernah diikuti responden tidak berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan
praktik/pengalaman sebelumnya. Hal tersebut bertentangan dengan hasil dari
penelitian Osman (2016) yang menunjukkan bahwa pelatihan kebencanaan signifikan
dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik para perawat.
Penulis studi tersebut menunjukkan bahwa pelatihan penting untuk memastikan
kesiapan dalam menghadapi situasi bencana, karena pemahaman terhadap materi
pelatihan memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan penanggulangan
bencana. Tenaga medis dan perawat gawat darurat yang mengikuti pelatihan bencana
dan terlibat dalam penanggulangan bencana lebih percaya diri dan tanggap dalam
tindakan sehingga dapat meningkatkan kesadaran pentingnya belajar tentang
manajemen bencana.
5.2.1 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Tentang Manajemen Bencana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan (dokter,
perawat, dan bidan) memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen bencana,
khususnya terkait pengertiannya, dan upaya-upaya yang dilakukan di setiap fasenya,
walaupun sebagian besarnya masih salah dalam membedakan klasifikasi bencana alam,
114
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
non alam daan bencana sosial. Di beberapa penelitian sejenisnya yang dilakukan pada
tenaga kesehatan yaitu perawat menunjukkan bahwa hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian Hermawati (2010), yang menunjukkan bahwa perawat memiliki tingkat
pengetahuan tentang bencana yang lebih rendah. Demikian pula, hasil studi Hammad
et al (2011) yang menyimpulkan bahwa perawat memiliki pengetahuan kebencanan
yang kurang. Menurut asumsi peneliti, peningkatan teknologi informasi melalui
internet mempengaruhi pengetahuan umum responden terkait manajemen bencana,
sehingga walaupun sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan tentang
manajemen bencana, responden sudah mengetahui tentang dasar-dasar pengetahuan
yang harus diketahui tenaga kesehatan dalam manajemen bencana. Salah satu
contohnya adalah ketersediaan informasi dari Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo) RI tentang berbagai informasi terbaru terkait
penanganan bencana yang terjadi di Indonesia yang dapat diakses dengan mudah
melalui situs internet. Hal ini merupakan bentuk perkembangan kondisi telekomunikasi
untuk penanganan bencana di Indonesia yang tentunya sangat bermanfaat terutama
dalam menghadapi situasi krisis saat bencana terjadi.
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara tingkat pendidikan
responden dengan pengetahuan yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Osman
(2016) yang menyatakan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendidikan
responden dengan pengetahuannya tentang manajemen bencana. Hasil ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka semakin baik pula
pengetahuan tentang manajemen bencana. Pengetahuan yang baik akan
115
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
menentukan keberhasilan dalam manajemen bencana. Sumber daya kesehatan
sangat berpengaruh pada kesiapsiagaan bencana karena ketiadaan pakar kesehatan
akan menjadi faaktor penghalang dalam menangani situasi darurat (Depkes RI,
2007). Dalam peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini
menjadi dasar rekomendasi bagi pemerintah daerah setempat untuk
mengupayakan dukungan dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait manajemen bencana
melalui pendidikan formal dan non formal. Penelitian ini juga merekomendasikan
kebutuhan manajemen bencana ke dalam kurikulum pendidikan formal bagi
tenaga kesehatan. Pembahasan ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan keperawatan atau pendidikan profesi kesehatan lainnya sebagai
kompetensi tenaga kesehatan di Indonesia, khususnya bagi mereka yang akan
bekerja di daerah rawan bencana.
2. Hubungan antara tempat bekerja dengan pengetahuan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
tempat bekerja responden dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ahayalimuddin (2012) yang
menyatakan tidak adanya hubungan signifikan antara tempat bekerja dengan
pengetahuan yang dimiliki responden tentang manajemen bencana. Menurut
pendapat peneliti, hal ini berkenaan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan, sarana
dan prasarana pendukung, akses informasi, dan kompetensi sumber daya
kesehatan. Opini ini didukung oleh data penelitian yng menunjukkan bahwa lokasi
penelitian yang memiliki skor terbaik pada komponen pengetahuan dan praktik
116
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
tenaga kesehatan berada di kawasan perkotaan. Seperti contohnya Puskesmas
Maluk dan Puskesmas Taliwang yang berada di daerah industri berkembang dan
pusat pemerintahan Kabupaten. Puskesmas Maluk secara rutin mendapatkan
bantuan dana kompensasi pengembangan industri pertambangan, CSR industri
swasta dan pendapatan daerah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan, termasuk dalam upaya
peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang bertugas di daerah setempat.
3. Hubungan antara pernah terlibat kegiatan tanggap darurat bencana dengan
pengetahuan
Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya pengalaman keterlibatan
responden dalam kegiatan tanggap bencana sebelumnya memberikan kontribusi
terhadap pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana. Hal ini
sejalan dengan pendapat Osman (2016) yang menyatakan adanya hubungan
signifikan antara keterlibatan responden dalam penanggulangan bencana
sebelumnya dengan pengetahuannya tentang bencana. Hasil ini menjelaskan
bahwa pengalaman individu terkait keterlibatan dalam penanggulangan bencana
akan seiring dengan pengetahuan tentang manajemen bencana. Dapat disimpulkan
bahwa pengalaman yang dilakukan dapat digunakan dan menjadi pedoman serta
pembelajaran bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan
pengalaman yang didapat seseorang akan lebih cakap dan terampil serta mampu
melaksanakan tugas pekerjaannya. Latihan berulang-ulang akan memperkuat dan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang. Pengalaman menjadi
proses pembelajaran yang paling baik bagi seseorang untuk mempelajari segala
117
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
hal secara langsung, dimana pemahamannya akan situasi kondisi yang pernah
dialami, dijalani dan dilakukan pasti akan lebih baik daripada jika dipelajari
secaara teori, hal tersebut tentunya akan menjadi gambaran yang lebih riil bagi
yang bersangkutan guna meningkatkan pengetahuannya. Menjadi hal yang wajar
jika keterlibatan seorang tenaga kesehatan dalam penanggulangan bencana dapat
mempengaruhi pengetahuannya tentang manajemen bencana yang tentunya
menjadi lebih tahu. Sumber daya kesehatan yang kompeten, tanggap, cakap, dan
terampil dibutuhkan dalam menghadapi situasi krisis, menangani kesiapsiagaan
bencana, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terlatih maka diperlukan
adanya pelatihan kegawatdaruratan dan kebencanaan bagi setiap individu.
5.2.2 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan
Terhadap Manajemen Bencana
Hasil dari penelitian ini menunjukkan sikap negatif dari responden lebih
dominan dari sikap positif, dimana jawaban responden menunjukkan masih ada
tenaga kesehatan yang merasa khawatir terhadap dampak bencana bagi dirinya jika
menjadi relawan saat terjadinya bencana, serta ada sebagian responden yang merasa
bahwa memenuhi kebutuhan dasar korban bencana bukanlah tanggung jawab tenaga
kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mohammed Diab dan Mabrouk
(2015) yang melaporkan bahwa hanya sebagian kecil dari responden dalam
penelitian pada perawat di rumah sakit di Malaysia memiliki sikap positif terhadap
manajemen bencana. Sikap positif responden dalam penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya oleh Ahayalimuddin (2012) yang menemukan
118
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
sebagian besar perawat memiliki sikap positif terhadap manajemen bencana. Juga,
studi lain Moabi (2008) menunjukkan bahwa sikap para peserta terhadap
kesiapsiagaan bencana baik dan responden percaya pada kebutuhan untuk memiliki
wawasan tentang manajemen bencana. Menurut asumsi peneliti, sikap negatif ini
lebih dipengaruhi karena masih kurangnya sosialisasi terkait manajemen bencana,
sehingga responden tidak menyadari betapa perlunya bagi tenaga kesehatan untuk
memahami tentang manajemen bencana dan peran tenaga kesehatan dalam
kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana, mengingat wilayah tempat tinggal dan
tempatnya bekerja merupakan wilayah rawan bencana.
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan responden dengan sikapnya terhadap manajemen bencana.
Sikap positif pada responden dengan jenjang pendidikan terakhir Sarjana lebih
tinggi daripada persentase sikap positif pada responden dengan pendidikan
terakhir Diploma. Dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap responden terhadap manajemen bencana. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Osman (2016) yang menyatakan adanya
hubungan signifikan antara pendidikan responden dengan sikap tentang
manajemen bencana. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
pendidikan responden maka semakin positif pula sikap responden tentang
manajemen bencana. Terbentuknya sikap yang baik sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, seperti halnya tujuan pentingnya pendidikan kebencanaan adalah
119
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
untuk menanamkan sikap tanggap dan responsif terhadap bencana sehingga risiko
yang fatal bisa dihindari dan mereka tidak hanya sekedar mengetahui dan
memahami tentang bencana, tetapi yang lebih penting dan utama adalah
bagaimana mereka bisa menghadapi risiko bencana dengan sikap siaga dan
responsif sehingga mampu meminimalkan dampak yang lebih parah. Tenaga
kesehatan harus mengetahui pentingnya sikap terhadap resiko bencana yaitu
tenaga kesehatan harus bisa menyampaikan informasi kesiapsiagaan yang jelas
dan akurat saat bencana datang. Karena sikap yang positif akan menghasilkan
kemampuan yang baik serta menguasai apa yang dilakukan dan terampil di
bidangnya. Untuk menghadapi situasi krisis saat bencana tidak hanya diperlukan
kesiapan dalam tindakan tapi juga membutuhkan kesiapan mental yang bisa
dimulai dengan sikap yang positif, karena tanpa hal itu pengetahuan dan
keterampilan akan menjadi sia-sia. Proses pendidikan akan membentuk pola pikir
dan tingkat pemahaman dalam mempelajari sesuatu hingga akhirnya bisa
mengetahui dan memahami, semakin tinggi jenjang pendidikannya akan semakin
matang pula seseorang dalam keilmuan dan kepribadian sehingga sikap yang
dimiliki akan terlatih lebih positif dan terbuka dalam setiap hal.
2. Hubungan antara tempat bekerja dengan sikap
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
tempat bekerja responden dengan pengetahuan yng dimiliki. Hasil ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammed Diab dan
Mabrouk (2015) yang tidak menemukan adanya hubungan tempat bekerja dengan
sikap responden terhadap manajemen bencana. Dari hasil analisis persentase
120
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
kategori sikap positif berdasarkan distribusi jumlah responden di masing-masing
puskesmas menunjukkan bahwa 2 puskesmas lokasi penelitian dengan hasil
persentase sikap positif lebih tinggi dari sikap negatif yaitu Puskesmas Seteluk dan
Puskesmas Jereweh. Dilihat dari tahun berdirinya, 2 puskesmas tersebut
merupakan puskesmas yang sudah lama beroperasi, bahkan sebelum Kabupaten
Sumbawa Barat terbentuk. Staf puskesmas yang bertugas di sana lebih banyak
yang sudah senior. Puskesmas Jereweh berada di daerah yang sering terjadi banjir
dan tanah longsor, sehingga tiap tahunnya tenaga kesehatan yang bertugas di sana
sudah sering dihadapkan dengan kondisi krisis bencana sehingga mempengaruhi
sikap responden terhadap manajemen bencana. Begitupun halnya dengan
Puskesmas Seteluk yang berada di daerah rawan banjir dan pernah terjadinya
kecelakaan massal, sehingga pernah terlibatnya responden dalam penanggulangan
bencana mempengaruhi sikapnya terhadap manajemen bencana.
5.2.3 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Dalam Manajemen Bencana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan
(dokter, perawat, dan bidan) memiliki pengalaman praktik sebelumnya yang cukup
memadai dalam penanggulangan bencana, dimana jawaban dari responden
menjelaskan bahwa responden siap untuk terlibat dalam tanggap darurat saat
terjadinya bencana serta bersedia dilibatkan sebagai peserta dalam pelatihan
manajemen bencana. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Osman (2016) yang
menunjukkan bahwa responden yang diteliti memilik praktik yang memadai,
121
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
dengan persentase rata-rata 65,3%. Namun, hasil ini tidak sejalan dengan studi
Moabi (2008), yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
praktik yang tidak memadai. Praktik merupakan salah satunya komponen penting
dalam domain apa pun untuk mempelajari satu rutinitas. Dalam penilaian, praktik
lebih mengacu pada penggunaan ide dan keyakinan daripada kinerja terhadap
manajemen bencana. Hal ini lebih disebabkan karena hanya sebagian kecil dari
tenaga kesehatan yang siap terlibat dalam penanggulangan bencana sehingga akan
berpengaruh pada pengalaman yang dimiliki terkait manajemen bencana.
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktik/pengalaman sebelumnya
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan responden dengan pengalaman praktik responden dalam
manajemen bencana. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Moabi
(2008) yang menyatakan adanya hubungan signifikan antara pendidikan
responden dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam manajemen bencana.
Skor pengalaman yang baik dalam manajemen bencana sebagian besarnya pad
responden dengan jenjang pendidikan terakhir Sarjana. Hasil ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka semakin baik/memadai pula
praktik/pengalaman sebelumnya yang dimiliki responden tentang manajemen
bencana. Dengan kata lain jenjang pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi
pola pikir tenaga kesehatan untuk lebih terbuka dalam melakukan setiap tindakan
yang pastinya akan lebih menambah wawasan dan pengalamannya. Menurut
Nasution (2005) rencana untuk keadaan darurat bencana ini menjadi bagian yang
penting dalam kesiapsiagaan terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan
122
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
pertama dan penyelamatan agar korban bencana dapat diminimalkan. Upaya ini
sangat penting terutama pada saat terjadinya bencana dan hari-hari pertama setelah
bencana sebelum datangnya bantuan dari pihak luar. Proses pendidikan tentunya
akan meningkatkan keahlian seseorang dalam praktik dan pengalamannya.
Apapun yang telah dipelajari secara teori, dalam proses pendidikan akan terbuka
kesempatan untuk belajar mengaplikasikan secara nyata, keinginan untuk belajar
dan memahami sesuatu akan memotivasi seseorang untuk berani mencoba agar
menjadi lebih cakap di bidangnya, sehingga menjadi hal yang wajar jika tingkat
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi praktik atau menambah
pengalamannya, khususnya di bidang pendidikannya.
2. Hubungan antara tempat bekerja dengan praktik/pengalaman sebelumnya
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
tempat bekerja responden dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam
manajemen bencana. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Ahayalimuddin (2012) yang tidak menemukan adanya hubungan tempat bekerja
dengan praktik/pengalaman sebelumnya manajemen bencana. Dari penelitian
didapatkan hasil bahwa puskesmas yang penilaian praktik/pengalaman
sebelumnya lebih memadai yaitu diantaranya Puskesmas Seteluk, Puskesmas
Taliwang, Puskesmas Brang Rea dan Puskesmas Maluk, memiliki staf yang lebih
senior, sedangkan puskesmas yang hasil nilainya rendah lebih di dominasi oleh
tenaga kesehatan dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Riwayat pernah atau
sering terjadinya bencana di wilayah kerja puskesmas tersebut juga kemungkinan
dapat mempengaruhi praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan karena
123
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
dengan seringnya menghadapi situasi krisis bencana dan terlibat dalam upaya
penanggulangannya akan menambah pengalaman dan keterampilannya serta
terlatih untuk tanggap dalam situasi tersebut karena dari 4 Puskesmas yang
disebutkan diatas berada di wilayah yang sering terjadinya bencana.
124
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian dan saran yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik.
6.1 Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian maka disimpulkan sebagai berikut:
1) Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana di
puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat sebagian besar
termasuk pada kategori baik. Tingkat pendidikan, tempat bekerja, dan pernah
terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana secara signifikan berhubungan
dengan pengetahuan tenaga kesehatan di puskesmas tentang manajemen bencana.
2) Gambaran sikap tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di puskesmas
wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat menunjukkan sikap negatif
terhadap manajemen bencana. Tingkat pendidikan dan tempat bekerja secara
signifikan berhubungan dengan sikap tenaga kesehatan di puskesmas terhadap
manajemen bencana.
3) Gambaran praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen
bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di puskesmas memiliki praktik/pengalaman
sebelumnya cukup memadai. Tingkat pendidikan dan tempat bekerja secara
signifikan berhubungan dengan praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan
dalam manajemen bencana di puskesmas.
125
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
6.2 Saran
1. Bagi Responden
Responden dapat meningkatkan pengetahuannya terkait manajemen bencana dan
dapat bersikap lebih positif untuk mempersiapkan diri terlibat dalam manajemen
bencana dengan menjalankan peran dan tugasnya sebagai tenaga kesehatan yang
sigap, tanggap, dan terampil dalam tindakan dan membuka kesempatan bagi
dirinya untuk lebih meningkatkan pengalaman dan peran sertanya dalam upaya-
upaya manajemen bencana. Peneliti memberikan rekomendasi kepada tenaga
kesehatan, khususnya yang bertugas di puskesmas agar lebih meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan tentang kesiapsiagaan bencana dengan mengikuti
pelatihan kebencanaan dan kegawatdaruratan secara kontinue dalam rangka
menunjang kesiapan dalam memberikan pelayanan kesehatan yaang cepat,
tanggap dan tepat saat menghadapi situasi krisis bencana.
2. Bagi Puskesmas Lokasi Penelitian dan Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini disampaikan kepada Puskesmas lokasi penelitian dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat berupa laporan akhir yang dapat menjadi
dasar dalam pertimbangan peningkatan kompetensi manajemen bencana bagi
tenaga kesehatan di puskesmas. Manajemen bencana perlu diintegrasikan kepada
tenaga kesehatan di puskesmas selaku ujung tombak pelayanan kesehatan
pemerintah guna menunjang kesiapan tenaga kesehatan tersebut dalam
menghadapi situasi bencana. Pemantauan kesiapan tenaga kesehatan dalam
manajemen bencana dapat dilakukan secara berkala, dimana hasilnya mungkin
akan ditemukan kendala yang berbeda-beda di setiap puskesmas. Hasil tersebut
126
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang
ada, peningkatan sarana dan prasarana serta akses informasi yang kemudian akan
menjadi usulan dalam perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan dan
penanggulangan bencana. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang harus ditingkatkan atau dikembangkan dan dipelihara sehingga
menjamin tenaga kesehatan dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara
profesional. Diperlukan adanya tim yang terlatih untuk menangani kesiapsiagaan
bencana, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terlatih maka diperlukan
adanya pelatihan kegawatdaruratan dan kebencanaan bagi setiap individu terutama
tenaga kesehatan di puskesmas.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti yang berminat untuk membuat penelitian lebih lanjut, dapat
mengembangkannya dalam bentuk metode penelitian atau desain penelitian
lainnya dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya dapat
dijadikan bahan referensi untuk penelitian lanjutan menyangkut faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapsiagan bencana. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
dan wawasan informasi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai
manajemen bencana khususnya pada tenaga kesehatan.
127
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
DAFTAR PUSTAKA
Ahayalimuddin, N. (2012) ‘Disaster Management: A Study on Knowledge, Attitude
and Practice of Emergency Nurse and Community Health Nurse in Selangor’,
Unpublished Master Dissertation, Universiti Kebangsaan Malaysia.
APCC (2017) Disaster Management Research Roadmap for the ASEAN Region:
ASEAN Science-Based Disaster Management Platform (ASDMP) Project.
Busan, Republic of Korea, 138 pp.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.
BNPB (2014) Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019. Jakarta:
www.bnpb.go.id.
BNPB (2015a) Kebijakan Strategis BNPB 2015-2019. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2015b) Rencana Strategis BNPB Tahun 2015-2019. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2017) ‘Pengetahuan Kebencanaan’, in BNPB. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2018a) Tren Kejadian Bencana 10 tahun terakhir di Indonesia. Jakarta:
www.bnpb.go.id.
BNPB (2018b) Tren Kejadian Bencana 10 Tahun Terakhir di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Jakarta: www.bnpb.go.id.
Carter, W. N. (2008) Disaster Management Hand Book. Mandaluyong City, Phil.:
Asian Development Bank.
CFE-DM (2018) Indonesia Disaster Management Reference Handbook. Center for
Excellence in Disaster Management & Humanitarian Assistance. Available at:
http://reliefweb.int/map/chile/chilelocation-map-2013.
DEPKES RI (2002) ‘Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana di Lapangan’.
DEPKES RI (2007) Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana.
Diab, M. and Mabrouk, S. (2015) ‘The Effects of Guidance Booklet on Knowledge and
Attitudes of Nurse Regarding Disaster Preparedness at Hospitals’, J Nurs Educ
Pract.
Erfandi (2009) Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
Fatoni, Z. (2013) ‘Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi Bencana : Peran Petugas
Kesehatan dan Partispasi Masyarakat’, Jurnal Kependudukan Indonesia, 8(1).
Hammad, K., Arbon, P. and Gebbie, K. (2011) ‘Emergency Nurses and Disaster
Response: An Exploration of South Australian Emergency Nurses’ Knowledge
and Perception of Their Roles in Disaster Response’, Australasian Emergency
128
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Nursing Journal.
Hermawati, D., Hatthakit, U. and Chowalit, A. (2010) ‘Nurse’s Preparedness of
Knowledge and Skills in Caring for Patients Attacked by Tsunami and Its
Relating Factors’.
Husna, C. (2012) ‘Influencing Factors on Disaster Preparedness in RSUDZA Banda
Aceh Cut Husna’, Idea Nursing Journal, 3(2).
Khambali, I. (2017) Manajemen Penanggulangan Bencana. 1st edn. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
Khan, H., Vasilescu, G. and Khan, A. (2008) ‘Disaster Management Cycle – A
Theoretical Approach’.
Malayu, S. . H. (2003) Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Malayu, S. . H. (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan 9. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Maulana, H. D. . (2009) Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Menteri Kesehatan RI (2006) ‘Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.066/MENKES/SK/II/2006 Tentang Pedoman Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana’.
Moabi, R. M. (2008) ‘Knowledge, Attitudes and Practices of Health Care Workers
Regarding Disaster Preparedness at Johannesburg Hospital In Gauteng Province,
South Africa’.
Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi
4. 4th edn. Jakarta: Salemba Medika.
Osman, N. N. S. and Ahayalimuddin, N. (2016) ‘Disaster management: Emergency
nursing and medical personnel’s knowledge, attitude and practices of the East
Coast region hospitals of Malaysia’, Australasian Emergency Nursing Journal.
College of Emergency Nursing Australasia, pp. 1–7. doi:
10.1016/j.aenj.2016.08.001.
Putra, A. et al. (2015) ‘Nurses ’ Role and Leadership in disaster management at the
emergency response’, Idea Nursing Journal, 6(1), pp. 25–31.
Rizqillah, A. F. and Suna, J. (2018) ‘Indonesian emergency nurses’ preparedness to
respond to disaster: A descriptive survey’, Australasian Emergency Care.
129
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
College of Emergency Nursing Australasia, pp. 1–5. doi:
10.1016/j.auec.2018.04.001.
Syafar, M. and Frances, M. (2018) ‘Disaster preparedness and learning needs among
community health nurse coordinators in South Sulawesi Indonesia’, Australasian
Emergency Care. College of Emergency Nursing Australasia. doi:
10.1016/j.auec.2017.11.002.
Tatuil, S., Mandagi, C. K. F. and Engkeng, S. (2015) ‘Kajian Peran Tenaga Kesehatan
Dalam Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting
Kota Manado’, Idea Nursing Journal, pp. 1–8.
UU RI No.24 (2007) Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Tantang
Penanggulangan Bencana.
Wawan, A. and M, D. (2010) Teori & Pengukuhan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
130
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 1
Surat Permohonan Fasilitas Survey Pengambilan Data Awal
131
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 2
Surat Keterangan Lulus Kaji Etik
132
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 3
Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data Penelitian
133
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 4
Surat Izin Kegiatan Penelitian BAPPEDA LITBANG Kabupaten Sumbawa Barat
134
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 5
Lembar Penjelasan Penelitian
PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PENJELASAN PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN : Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana Di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat
PENELITI : Arsi Susilawati
NIM : 131711123049
Peneliti adalah Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Bapak/Ibu/Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan
ini sesungguhnya bersifat sukarela. Bapak/Ibu/Saudara berhak memilih untuk
berpartisipasi atau tidak berpartisipasi atau mengajukan keberatan atas penelitian ini.
Tidak ada konsekuensi atau dampak negatif jika Bapak/Ibu/Saudara membatalkan
untuk ikut berpartisipasi. Sebelum Bapak/Ibu/Sadura memutuskan untuk
berpartisipasi, maka saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan gambaran pengetahuan, sikap dan
praktik tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di tingkat puskesmas di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Penelitian ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan,
khususnya dalam ilmu keperawatan bencana dalam manajemen bencana.
3. Jika para Bapak/Ibu/Saudara menyetujui untuk ikut dalam penelitian ini,
peneliti akan memberikan kuesioner dalam bentuk link google form.
4. Bapak/Ibu/ Saudara diminta untuk mengisi kuesioner tentang data demografi
dan menjawab kuesioner tentang pengetahuan, sikap dan praktik dalam
manajemen bencana.
135
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
5. Penelitian ini tidak akan merugikan dan menimbulkan resiko bagi
Bapak/Ibu/Saudara. Apabila Bapak/Ibu/Saudara merasa tidak nyaman selama
penelitian, maka Bapak/Ibu/Saudara boleh mengakhiri serta mengundurkan diri
dari penelitian.
6. Semua data dan catatan yang dikumpulkan selama penelitian ini akan dijamin
kerahasiaannya, dimana hasil penelitian hanya akan dipublikasikan kepada
pihak institusi pendidikan dalam hal ini adalah Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga serta pihak terkait lainnya dengan tetap menjamin
kerahasiaan identitas.
7. Jika ada yang belum jelas silahkan Bapak/Ibu/ Saudara tanyakan pada peneliti
8. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
partisipan pada lembar yang telah disepakati.
Taliwang, Desember 2018
Peneliti
.
Arsi Susilawati
NIM. 131711123049
Lampiran 6
136
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Print Out Email Konfirmasi Penggunaan Kuisioner Instrumen Penelitian
Lampiran 7
Lembar Kesediaan Menjadi Responden
137
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Kode Partisipan
PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana Di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten
Sumbawa Barat”
2. Manfaat bersedia sebagai partisipan penelitian
3. Prosedur penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah saya terima dari peneliti, maka dengan ini saya
menyatakan bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi partisipan dalam
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Taliwang, Desember 2018
Peneliti Partisipan
Arsi Susilawati …………………….
*) Coret salah satu
Saksi
.....................................
Lampiran 8
138
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lembar Kuisioner Data Sosiodemografi
LEMBAR KUISIONER
BAGIAN A (DATA SOSIODEMOGRAFI)
Instruksi : Tandai yang menurut anda benar √
1. Umur: ______________________
2. Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan
3. Tingkat Pendidikan
SPK Diploma
Sarjana Magister
4. Isilah tabel berikut berdasarkan tempat dan rentang waktu bertugas
No Tempat bertugas Rentang Waktu Bertugas
1.
2.
3.
4.
5.
5. Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana?
Ya Tidak
Jika YA, isilah tabel berikut di bawah ini:
No Jenis bencana Tahun
139
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
1.
2.
3.
4.
5.
6. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tentang manajemen bencana
sejak Anda mulai bekerja?
Ya Tidak
Jika jawaban Anda YA, pilihlah pernyataan dibawah ini:
Latihan Table Top
Simulasi lapangan
Latihan fungsional
Latihan drill bencana
7. Apakah Anda termasuk dalam Tim Gerak Cepat (TGC) di institusi tempat anda
bekerja?
Ya Tidak
140
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 9
Lembar Kuisioner Pengetahuan
BAGIAN B (PENGETAHUAN)
Instruksi : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda √
NO PERTANYAAN
0 1 2
1.
Apakah Anda pernah mendengar tentang manajemen bencana
sebelumnya? Jika YA, tolong sebutkan sumber informasinya:
________________________________________________
2.
Bencana merupakan suatu situasi yang dapat mengganggu sistem
pelayanan kesehatan ketika itu terjadi.
3.
Manajemen bencana merupakan suatu komponen upaya yang
dilakukan untuk meminimalkan dampak kerusakan yang terjadi
akibat bencana.
4. Banjir dapat diklasifikasikan sebagai bencana alam.
5. Kekeringan adalah salah satu jenis bencana non alam.
6. Kecelakaan industri adalah salah satu jenis bencana sosial.
7. Di Indonesia, manajemen bencana dibagi menjadi lima (5) tahap.
8. Upaya mitigasi dilakukan pada fase pra bencana.
9. Pemantauan ketinggian air termasuk kegiatan yang dilakukan dalam
upaya mitigasi.
10. Upaya kesiapsiagaan (preparedness) dilakukan pada fase saat
terjadinya bencana.
11.
Simulasi lapangan tentang perencanaan manajemen bencana
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada upaya
kesiapsiagaan bencana.
Petunjuk
0 = Tidak yakin, 1 = Tidak/Salah, 2 = Ya/Benar
141
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO PERTANYAAN
0 1 2
12. Tanggap darurat merupakan kegiatan perencanaan kesiapsiagaan
yang dilakukan pada fase saat terjadinya bencana.
13.
Respon tanggap bencana harus melibatkan Kementerian Kesehatan
Indonesia tanpa melibatkan sistem pelayanan kesehatan swasta
yang lain.
14. Upaya pemulihan (recovery) dilakukan pada fase saat terjadinya
bencana.
15. Upaya pemulihan (recovery) adalah upaya yang dilakukan untuk
mengembalikan situasi kembali normal atau bahkan lebih baik.
16. Ketersediaan air dan sanitasi akibat dari kejadian bencana dapat
memberikan dampak bagi kesehatan.
17. Kejadian bencana tidak akan menimbulkan risiko meningkatnya
perkembangan dan penyebaran penyakit menular.
Keterangan :
Soal Nomor 2 dan 3 tentang Definisi
Soal Nomor 4 s/d 6 tentang jenis bencana
Soal Nomor 7 s/d 17 tentang kegiatan dan upaya penanggulangan bencana pada
tiap-tiaf fase/tahapan
142
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lampiran 10
Lembar Kuisioner Sikap
BAGIAN C (SIKAP)
Instruksi : Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda √
NO PERKARA / ITEM
1 2 3 4 5
1. Menurut saya, dalam tahap mitigasi, tenaga medis / kesehatan harus dilibatkan
dalam melakukan penilaian risiko sesuai keahliannya masing-masing.
2.
Menurut saya, sebaiknya petugas kesehatan diberikan pemahaman tentang efek
jangka panjang dari bencana alam, seperti masalah kesehatan mental.
3. Penting bagi saya untuk mengetahui dan memahami perencanaan manajemen
bencana yang ada di institusi saya.
4. Saya percaya bahwa kolaborasi antara tenaga medis dan tenaga kesehatan
diperlukan dalam meminimalisir korban bencana.
Saya merasa sulit untuk berkolaborasi dengan lembaga lain (selain dari bidang
kesehatan) dalam pengelolaan korban bencana.
6. Saya bersedia menjadi relawan dalam setiap kegiatan tanggap darurat bencana.
7.
Saya khawatir terhadap dampak negatif bencana (seperti cedera, stress akibat
bencana) yang akan terjadi pada saya jika menjadi relawan saat terjadinya
bencana.
8. Saya merasa bahwa tenaga medis ataupun tenaga kesehatan tidak harus terlibat
dalam fase pemulihan bencana.
9.
Menjadi tanggung jawab saya untuk menangani korban bencana.
10. Menurut saya, bukanlah tanggung jawab saya untuk memenuhi kebutuhan
dasar korban bencana (tempat tinggal, air bersih, pakaian, dll).
Petunjuk
1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Tidak yakin4 = setuju 5 = Sangat setuju
143
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
11.
Menurut saya manajemen keperawatan bencana harus dimasukkan dalam
kurikulum pendidikan kesehatan.
Jika jawaban Anda SETUJU, jenjang pendidikan mana yang seharusnya
memiliki manajemen bencana:
Mohon dibiarkan
kosong
SPK
Diploma
Sarjana Muda
Magister
Lampiran 11
144
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Lembar Kuisioner Praktik/Pengalaman Sebelumnya
BAGIAN D (PRAKTIK)
Instruksi: Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda √
NO. PERTANYAAN
0 1 2
1.
Apakah anda tahu lokasi titik kumpul evakuasi dalam perencanaan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana?
Jika YA, tolong tuliskan lokasinya: ______________________________
2. Apakah lokasi titik kumpul evakuasi di institusi tempat Anda bekerja mudah di
akses?
3.
Apakah anda pernah membaca tentang perencanaan manajemen bencana di
institusi anda bekerja?
Jika YA, pilihlah salah satu jawaban dibawah ini:
Mohon
dibiarkan
kososng
Kurang dari setahun yang lalu
Lebih dari setahun yang lalu
4. Pernahkah anda membaca penanggulangan bencana selain diinstitusi anda
bekerja?
5. Pernahkan anda mencari informasi terkait manajemen bencana di Internet?
6. Apakah anda siap untuk terlibat dalam tanggap darurat saat terjadinya
bencana?
7. Apakah anda bersedia terlibat dalam pelatihan manajemen bencana?
8.
Apakah anda pernah mengetahui tentang triase lapangan yang dilakukan saat
tanggap darurat bencana?
Petunjuk
0 = Tidak yakin , 1 = Tidak , 2 = Ya
145
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
NO. ITEM
0 1 2
9.
Apakah anda lebih suka berada di Puskesmas dan menunggu korban bencana
di bawa ke tempat anda bertugas?
10.
Di bawah ini, dimana lokasi bekerja yang anda pilih saat terjadinya bencana: Sil a kosongkan
ruangan
Kindl y leave it
blank
Di Puskesmas
Di lokasi bencana
11. Apakah pelatihan penanggulangan bencana yang pernah dilaksanakan telah
melibatkan tenaga medis dan tenaga kesehatan?
12.
Apakah pelatihan tanggap bencana di institusi anda bekerja melibatkan
lembaga yang lain (misalnya, Pemadam Kebakaran, TNI, Dinas Pemerintahan
setempat)?
13.
Apakah ada rencana pelatihan tanggap bencana yang lebih spesifikasi di
institusi anda bekerja (misalnya, banjir, kebakaran, penyakit menular)? Jika
YA, Sebutkan:
a.____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
14.
Adakah rencana pelaksanaan pelatihan penanggulangan bencana secara
berkesinambungan di institusi anda bekerja? Jika YA, identifikasi jenis dan
frekuensi pelatihan yang dilakukan:
a. Penyampaian materi mengenai penanggulangan bencana oleh dokter atau
petugas terlatih
Sila kosongkan
ruangan
Kindly leave it
blank
Lebih dua (2) kali setahun
Dua (2) kali setahun
146
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Setahun sekali
Tidak pernah
b. Bencana Drill (misalnya, simulasi kebakaran)
Lebih dua (2) kali setahun
Setahun sekali
Dua (2) kali setahun
Tidak pernah
c. Latihan Table Top (misalnya, komunikasi saat terjadinya bencana)
Lebih dua (2) kali setahun
Setahun sekali
Dua (2) kali setahun
Tidak pernah
d. Latihan Fungsional (misalnya, latihan fisik tanpa korban bencana)
Lebih dua (2) kali setahun
Setahun sekali
Dua (2) kali setahun
Tidak pernah
e. Simulasi di Lapangan (misalnya, pelatihan yang melibatkan beberapa
lembaga di tempat kejadian)
Lebih dua (2) kali setahun
Setahun sekali
Dua (2) kali setahun
Tidak pernah
Terima kasih atas tanggapan dan kerjasama anda
Lampiran 12
Print Out Hasil Uji Statistik
Case Processing Summary
Cases
147
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
jenis kelamin * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tingkat pendidikan * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tempat bekerja * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
lama tugas * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana * TAHU
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * TAHU
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * TAHU
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
Crosstabs
UMUR * TAHU
Crosstabulation
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
umur 15-25 25 15 1 41
26-35 86 41 7 134
36-45 26 3 3 32
46-55 3 0 0 3
56-65 1 0 0 1
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 10,378a 8 ,240
Likelihood Ratio 12,783 8 ,120
148
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Linear-by-Linear Association 1,988 1 ,159
N of Valid Cases 211
a. 8 cells (53,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
JENIS KELAMIN * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
jenis kelamin laki-laki 38 10 0 48
Perempuan 103 49 11 163
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5,785a 2 ,055
Likelihood Ratio 8,247 2 ,016
Linear-by-Linear Association 5,593 1 ,018
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.
TINGKAT PENDIDIKAN * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
tingkat pendidikan SPK 4 0 0 4
DIPLOMA 79 43 10 132
SARJANA 58 16 1 75
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9,949a 4 ,041
149
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Likelihood Ratio 11,970 4 ,018
Linear-by-Linear Association 4,540 1 ,033
N of Valid Cases 211
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,21.
TEMPAT BEKERJA * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
tempat bekerja PKM POTO TANO 15 12 0 27
PKM SETELUK 24 11 1 36
PKM TALIWANG 33 7 2 42
PKM BRANG ENE 10 5 0 15
PKM BRANG REA 18 8 1 27
PKM JEREWEH 14 4 1 19
PKM MALUK 17 2 0 19
PKM SEKONGKANG 8 6 0 14
PKM TONGO 2 4 6 12
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 66,745a 16 ,000
Likelihood Ratio 43,209 16 ,000
Linear-by-Linear Association 4,329 1 ,037
N of Valid Cases 211
a. 12 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,63.
LAMA TUGAS * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
lama tugas 0-1 TH 18 8 1 27
2-5 TH 54 28 6 88
6-10 45 17 2 64
150
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
11-15 18 5 1 24
16-20 3 1 0 4
21-25 1 0 1 2
26-40 2 0 0 2
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12,457a 12 ,410
Likelihood Ratio 8,978 12 ,705
Linear-by-Linear Association ,800 1 ,371
N of Valid Cases 211
a. 13 cells (61,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,10.
PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGGAP BENCANA * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana
YA 88 31 3 122
TIDAK 53 28 8 89
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 6,101a 2 ,047
Likelihood Ratio 6,108 2 ,047
Linear-by-Linear Association 5,489 1 ,019
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,64.
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * TAHU
151
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
YA 37 11 0 48
TIDAK 104 48 11 163
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4,783a 2 ,091
Likelihood Ratio 7,217 2 ,027
Linear-by-Linear Association 4,344 1 ,037
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
TAHU
Crosstab
Count
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
YA 43 12 1 56
TIDAK 98 47 10 155
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4,014a 2 ,134
Likelihood Ratio 4,450 2 ,108
Linear-by-Linear Association 3,991 1 ,046
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,92.
152
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 211 1 5 2,00 ,669
Valid N (listwise) 211
DESCRIPTIVES VARIABLES=SIKAP
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIKAP 211 15 54 38,89 4,427
Valid N (listwise) 211
RECODE SIKAP (Lowest thru 39=1) (40 thru 100=2) INTO sikap1.
EXECUTE.
CROSSTABS
/TABLES=jenis_kelamin umur Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY sikap1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis kelamin * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
umur * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tingkat pendidikan * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tempat bekerja * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
lama tugas * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana * SIKAP
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * SIKAP
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
153
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * SIKAP
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
JENIS KELAMIN * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total negatif positif
jenis kelamin laki-laki 22 26 48
Perempuan 93 70 163
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value Df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,883a 1 ,170
Continuity Correctionb 1,458 1 ,227
Likelihood Ratio 1,877 1 ,171
Fisher's Exact Test ,189 ,114
Linear-by-Linear Association 1,874 1 ,171
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,84.
b. Computed only for a 2x2 table
UMUR * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total negatif Positif
umur <25 19 22 41
26-35 75 59 134
36-45 18 14 32
46-55 2 1 3
56-65 1 0 1
Total 115 96 211
154
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Chi-Square Tests
Value Df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,271a 4 ,686
Likelihood Ratio 2,649 4 ,618
Linear-by-Linear Association 1,537 1 ,215
N of Valid Cases 211
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,45.
TINGKAT PENDIDIKAN * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total negatif positif
tingkat pendidikan SPK 2 2 4
DIPLOMA 82 50 132
SARJANA 31 44 75
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 8,368a 2 ,015
Likelihood Ratio 8,387 2 ,015
Linear-by-Linear Association 6,848 1 ,009
N of Valid Cases 211
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,82.
TEMPAT BEKERJA * SIKAP
Crosstab
Count
155
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SIKAP
Total negatif positif
tempat bekerja PKM POTO TANO 14 13 27
PKM SETELOK 12 24 36
PKM TALIWANG 24 18 42
PKM BRANG ENE 10 5 15
PKM BRANG REA 18 9 27
PKM JEREWEH 6 13 19
PKM MALUK 10 9 19
PKM SEKONGKANG 10 4 14
PKM TONGO 11 1 12
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 21,561a 8 ,006
Likelihood Ratio 23,120 8 ,003
Linear-by-Linear Association 5,692 1 ,017
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,46.
LAMA TUGAS * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total Negatif positif
lama tugas 0-1 TH 10 17 27
2-5 TH 51 37 88
6-10 36 28 64
11-15 15 9 24
16-20 0 4 4
21-25 1 1 2
26-40 2 0 2
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
156
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 10,920a 6 ,091
Likelihood Ratio 13,196 6 ,040
Linear-by-Linear Association ,888 1 ,346
N of Valid Cases 211
a. 6 cells (42,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,91.
PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGAP BENCANA * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAPP
Total negatif positif
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana
YA 69 53 122
TIDAK 46 43 89
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,493a 1 ,483
Continuity Correctionb ,316 1 ,574
Likelihood Ratio ,492 1 ,483
Fisher's Exact Test ,488 ,287
Linear-by-Linear Association ,490 1 ,484
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40,49.
b. Computed only for a 2x2 table
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total negatif positif
YA 23 25 48
157
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
TIDAK 92 71 163
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,087a 1 ,297
Continuity Correctionb ,770 1 ,380
Likelihood Ratio 1,083 1 ,298
Fisher's Exact Test ,325 ,190
Linear-by-Linear Association 1,082 1 ,298
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,84.
b. Computed only for a 2x2 table
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Total negatif positif
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
YA 30 26 56
TIDAK 85 70 155
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,027a 1 ,870
Continuity Correctionb ,000 1 ,995
Likelihood Ratio ,027 1 ,870
Fisher's Exact Test ,877 ,496
Linear-by-Linear Association ,027 1 ,871
N of Valid Cases 211
158
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis kelamin * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
umur * praktik dan pengalaman
sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tingkat pendidikan * praktik
dan pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tempat bekerja * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
lama tugas * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * praktik dan
pengalaman sebelumnya
211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
JENIS KELAMIN * PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
jenis kelamin laki-laki 2 31 15 48
perempuan 5 89 69 163
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
159
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1,928a 2 ,381
Likelihood Ratio 1,968 2 ,374
Linear-by-Linear Association 1,837 1 ,175
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,59.
PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
umur <25 3 20 18 41
26-35 2 76 56 134
36-45 2 20 10 32
46-55 0 3 0 3
56-65 0 1 0 1
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 8,729a 8 ,366
Likelihood Ratio 9,936 8 ,270
Linear-by-Linear Association 1,740 1 ,187
N of Valid Cases 211
a. 9 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,03.
TINGKAT PENDIDIKAN * PRAKTIK DAN PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik/pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
160
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
tingkat pendidikan SPK 1 3 0 4
DIPLOMA 6 69 57 132
SARJANA 0 48 27 75
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 12,391a 4 ,015
Likelihood Ratio 13,011 4 ,011
Linear-by-Linear Association ,265 1 ,607
N of Valid Cases 211
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,13.
TEMPAT BEKERJA * PRAKTIK DAN PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik/pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
tempat bekerja PKM POTO TANO 3 10 14 27
PKM SETELUK 2 23 11 36
PKM TALIWANG 2 34 6 42
PKM BRANG ENE 0 3 12 15
PKM BRANG REA 0 17 10 27
PKM JEREWEH 0 7 12 19
PKM MALUK 0 15 4 19
PKM SEKONGKANG 0 11 3 14
PKM TONGO 0 0 12 12
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
161
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 61,602a 16 ,000
Likelihood Ratio 68,556 16 ,000
Linear-by-Linear Association 6,133 1 ,013
N of Valid Cases 211
a. 10 cells (37,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,40.
LAMA TUGAS * PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
lama tugas 0-1 TH 1 15 11 27
2-5 TH 2 45 41 88
6-10 3 36 25 64
11-15 1 17 6 24
16-20 0 4 0 4
21-25 0 1 1 2
26-40 0 2 0 2
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9,099a 12 ,694
Likelihood Ratio 11,483 12 ,488
Linear-by-Linear Association 3,512 1 ,061
N of Valid Cases 211
a. 13 cells (61,9%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,07.
PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGAP BENCANA * PRAKTIK
DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
162
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
pernah terlibat kegiatan tangap
bencana
YA 4 72 46 122
TIDAK 3 48 38 89
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square ,557a 2 ,757
Likelihood Ratio ,557 2 ,757
Linear-by-Linear Association ,412 1 ,521
N of Valid Cases 211
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,95.
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA *
PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
YA 0 34 14 48
TIDAK 7 86 70 163
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5,959a 2 ,051
Likelihood Ratio 7,534 2 ,023
Linear-by-Linear Association 1,113 1 ,291
N of Valid Cases 211
163
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,59.
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
Total BAIK CUKUP KURANG
TERMASUK DALAM TIM
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
YA 1 34 21 56
TIDAK 6 86 63 155
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square ,839a 2 ,657
Likelihood Ratio ,911 2 ,634
Linear-by-Linear Association ,015 1 ,901
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,86.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tempat bekerja * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tempat bekerja * TAHU Crosstabulation
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
tempat
bekerja
PKM POTO
TANO
% within tempat bekerja 55.6% 44.4% 100.0%
% within TAHU 10.6% 20.3% 12.8%
% of Total 7.1% 5.7% 12.8%
PKM SETELUK % within tempat bekerja 66.7% 30.6% 2.8% 100.0%
% within TAHU 17.0% 18.6% 9.1% 17.1%
164
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 11.4% 5.2% 0.5% 17.1%
PKM TALIWANG % within tempat bekerja 78.6% 16.7% 4.8% 100.0%
% within TAHU 23.4% 11.9% 18.2% 19.9%
% of Total 15.6% 3.3% 0.9% 19.9%
PKM BRANG
ENE
% within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%
% within TAHU 7.1% 8.5% 7.1%
% of Total 4.7% 2.4% 7.1%
PKM BRANG
REA
% within tempat bekerja 66.7% 29.6% 3.7% 100.0%
% within TAHU 12.8% 13.6% 9.1% 12.8%
% of Total 8.5% 3.8% 0.5% 12.8%
PKM JEREWEH % within tempat bekerja 73.7% 21.1% 5.3% 100.0%
% within TAHU 9.9% 6.8% 9.1% 9.0%
% of Total 6.6% 1.9% 0.5% 9.0%
PKM MALUK % within tempat bekerja 89.5% 10.5% 100.0%
% within TAHU 12.1% 3.4% 9.0%
% of Total 8.1% 0.9% 9.0%
PKM
SEKONGKANG
% within tempat bekerja 57.1% 42.9% 100.0%
% within TAHU 5.7% 10.2% 6.6%
% of Total 3.8% 2.8% 6.6%
PKM TONGO % within tempat bekerja 16.7% 33.3% 50.0% 100.0%
% within TAHU 1.4% 6.8% 54.5% 5.7%
% of Total 0.9% 1.9% 2.8% 5.7%
Total % within tempat bekerja 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .144 .080 2.097 .037c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .058 .076 .845 .399c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
165
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
CROSSTABS
/TABLES=Tingkat_pendidikan BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Notes
Output Created 24-JAN-2019 21:09:53
Comments
Input Data C:\Users\TOSHIBA\Downloads\SP
SS Skripsi Arsi.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 211
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on
all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables
in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Tingkat_pendidikan
BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN
TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,01
Dimensions Requested 2
Cells Available 174734
CROSSTABS
/TABLES=Lama_tugas BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
166
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama tugas * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
lama tugas * TAHU Crosstabulation
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
lama tugas 0-1 TH % within lama tugas 66.7% 29.6% 3.7% 100.0%
% within TAHU 12.8% 13.6% 9.1% 12.8%
% of Total 8.5% 3.8% 0.5% 12.8%
2-5 TH % within lama tugas 61.4% 31.8% 6.8% 100.0%
% within TAHU 38.3% 47.5% 54.5% 41.7%
% of Total 25.6% 13.3% 2.8% 41.7%
6-10 % within lama tugas 70.3% 26.6% 3.1% 100.0%
% within TAHU 31.9% 28.8% 18.2% 30.3%
% of Total 21.3% 8.1% 0.9% 30.3%
11-15 % within lama tugas 75.0% 20.8% 4.2% 100.0%
% within TAHU 12.8% 8.5% 9.1% 11.4%
% of Total 8.5% 2.4% 0.5% 11.4%
16-20 % within lama tugas 75.0% 25.0% 100.0%
% within TAHU 2.1% 1.7% 1.9%
% of Total 1.4% 0.5% 1.9%
21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%
% within TAHU 0.7% 9.1% 0.9%
% of Total 0.5% 0.5% 0.9%
26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%
% within TAHU 1.4% 0.9%
% of Total 0.9% 0.9%
Total % within lama tugas 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
Symmetric Measures
167
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.062 .073 -.894 .372c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.083 .068 -1.205 .230c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
CROSSTABS
/TABLES=Pernah_terlibat BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CEL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pernah terlibat kegiatan tangap bencana *
TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
pernah terlibat kegiatan tangap bencana * TAHU Crosstabulation
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
pernah terlibat
kegiatan tangap
bencana
YA % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 72.1% 25.4% 2.5% 100.0%
% within TAHU 62.4% 52.5% 27.3% 57.8%
% of Total 41.7% 14.7% 1.4% 57.8%
TIDAK % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 59.6% 31.5% 9.0% 100.0%
% within TAHU 37.6% 47.5% 72.7% 42.2%
% of Total 25.1% 13.3% 3.8% 42.2%
Total % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
Symmetric Measures
168
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .162 .068 2.368 .019c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .146 .069 2.137 .034c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
CROSSTABS
/TABLES=Pernah_pelatihan BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PERNAH PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * TAHU Crosstabulation
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
PERNAH
PELATIHAN
TENTANG
MANAJEMEN
BENCANA
YA % within PERNAH
PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA
77.1% 22.9% 100.0%
% within TAHU 26.2% 18.6% 22.7%
% of Total 17.5% 5.2% 22.7%
TIDAK % within PERNAH
PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA
63.8% 29.4% 6.7% 100.0%
% within TAHU 73.8% 81.4% 100.0% 77.3%
% of Total 49.3% 22.7% 5.2% 77.3%
Total % within PERNAH
PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA
66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
169
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .144 .053 2.101 .037c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .061 1.904 .058c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
CROSSTABS
/TABLES=Termasuk_timgercep BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS * TAHU Crosstabulation
TAHU
Total BAIK CUKUP KURANG
TERMASUK
DALAM TIM
GERAK CEPAT
(TGC) DI
PUSKESMAS
YA % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
76.8% 21.4% 1.8% 100.0%
% within TAHU 30.5% 20.3% 9.1% 26.5%
% of Total 20.4% 5.7% 0.5% 26.5%
TIDAK % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
63.2% 30.3% 6.5% 100.0%
% within TAHU 69.5% 79.7% 90.9% 73.5%
170
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 46.4% 22.3% 4.7% 73.5%
Total % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .138 .059 2.012 .045c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .134 .063 1.949 .053c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
CROSSTABS
/TABLES=umur jenis_kelamin Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat
Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY sikap1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
jenis kelamin * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tingkat pendidikan * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tempat bekerja * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
lama tugas * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
pernah terlibat kegiatan tangap bencana *
SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PERNAH PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
171
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
umur * SIKAP
Crosstab
SIKAPP
Total negatif positif
umur 15-25 % within umur 46.3% 53.7% 100.0%
% within SIKAP 16.5% 22.9% 19.4%
% of Total 9.0% 10.4% 19.4%
26-35 % within umur 56.0% 44.0% 100.0%
% within SIKAP 65.2% 61.5% 63.5%
% of Total 35.5% 28.0% 63.5%
36-45 % within umur 56.3% 43.8% 100.0%
% within SIKAP 15.7% 14.6% 15.2%
% of Total 8.5% 6.6% 15.2%
46-55 % within umur 66.7% 33.3% 100.0%
% within SIKAP 1.7% 1.0% 1.4%
% of Total 0.9% 0.5% 1.4%
56-65 % within umur 100.0% 100.0%
% within SIKAP 0.9% 0.5%
% of Total 0.5% 0.5%
Total % within umur 54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.086 .067 -1.241 .216c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.077 .069 -1.118 .265c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
jenis kelamin * SIKAP
Crosstab
172
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
SIKAP
Total negatif positif
jenis kelamin laki-laki % within jenis kelamin 45.8% 54.2% 100.0%
% within SIKAP 19.1% 27.1% 22.7%
% of Total 10.4% 12.3% 22.7%
Perempuan % within jenis kelamin 57.1% 42.9% 100.0%
% within SIKAP 80.9% 72.9% 77.3%
% of Total 44.1% 33.2% 77.3%
Total % within jenis kelamin 54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.094 .069 -1.372 .172c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.094 .069 -1.372 .172c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
tingkat pendidikan * SIKAP
Crosstab
SIKAP
Total negatif positif
tingkat pendidikan SPK % within tingkat pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%
% within SIKAP 1.7% 2.1% 1.9%
% of Total 0.9% 0.9% 1.9%
DIPLOMA % within tingkat pendidikan 62.1% 37.9% 100.0%
% within SIKAP 71.3% 52.1% 62.6%
% of Total 38.9% 23.7% 62.6%
SARJANA % within tingkat pendidikan 41.3% 58.7% 100.0%
% within SIKAP 27.0% 45.8% 35.5%
% of Total 14.7% 20.9% 35.5%
Total % within tingkat pendidikan 54.5% 45.5% 100.0%
173
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .181 .069 2.654 .009c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .187 .068 2.756 .006c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
tempat bekerja * SIKAP
Crosstab
SIKAP
Total negatif positif
tempat bekerja PKM POTO TANO % within tempat bekerja 51.9% 48.1% 100.0%
% within SIKAP 12.2% 13.5% 12.8%
% of Total 6.6% 6.2% 12.8%
PKM SETELOK % within tempat bekerja 33.3% 66.7% 100.0%
% within SIKAP 10.4% 25.0% 17.1%
% of Total 5.7% 11.4% 17.1%
PKM TALIWANG % within tempat bekerja 57.1% 42.9% 100.0%
% within SIKAP 20.9% 18.8% 19.9%
% of Total 11.4% 8.5% 19.9%
PKM BRANG ENE % within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%
% within SIKAP 8.7% 5.2% 7.1%
% of Total 4.7% 2.4% 7.1%
PKM BRANG REA % within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%
% within SIKAP 15.7% 9.4% 12.8%
% of Total 8.5% 4.3% 12.8%
PKM JEREWEH % within tempat bekerja 31.6% 68.4% 100.0%
% within SIKAP 5.2% 13.5% 9.0%
% of Total 2.8% 6.2% 9.0%
PKM MALUK % within tempat bekerja 52.6% 47.4% 100.0%
% within SIKAP 8.7% 9.4% 9.0%
174
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 4.7% 4.3% 9.0%
PKM SEKONGKANG % within tempat bekerja 71.4% 28.6% 100.0%
% within SIKA 8.7% 4.2% 6.6%
% of Total 4.7% 1.9% 6.6%
PKM TONGO % within tempat bekerja 91.7% 8.3% 100.0%
% within SIKAP 9.6% 1.0% 5.7%
% of Total 5.2% 0.5% 5.7%
Total % within tempat bekerja 54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.165 .065 -2.413 .017c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.159 .067 -2.333 .021c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
lama tugas * SIKAP
Crosstab
SIKAP
Total negatif positif
lama tugas 0-1 TH % within lama tugas 37.0% 63.0% 100.0%
% within SIKAP 8.7% 17.7% 12.8%
% of Total 4.7% 8.1% 12.8%
2-5 TH % within lama tugas 58.0% 42.0% 100.0%
% within SIKAP 44.3% 38.5% 41.7%
% of Total 24.2% 17.5% 41.7%
6-10 % within lama tugas 56.3% 43.8% 100.0%
% within SIKAP 31.3% 29.2% 30.3%
% of Total 17.1% 13.3% 30.3%
11-15 % within lama tugas 62.5% 37.5% 100.0%
% within SIKAP 13.0% 9.4% 11.4%
175
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 7.1% 4.3% 11.4%
16-20 % within lama tugas 100.0% 100.0%
% within SIKAP 4.2% 1.9%
% of Total 1.9% 1.9%
21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%
% within SIKAP 0.9% 1.0% 0.9%
% of Total 0.5% 0.5% 0.9%
26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%
% within SIKAP 1.7% 0.9%
% of Total 0.9% 0.9%
Total % within lama tugas 54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.065 .068 -.942 .347c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.067 .069 -.977 .330c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
pernah terlibat kegiatan tanggap bencana * SIKAP
Crosstab
SIKAPP
Total Negatif positif
pernah terlibat
kegiatan tangap
bencana
YA % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 56.6% 43.4% 100.0%
% within SIKAP 60.0% 55.2% 57.8%
% of Total 32.7% 25.1% 57.8%
TIDAK % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 51.7% 48.3% 100.0%
176
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within SIKAP 40.0% 44.8% 42.2%
% of Total 21.8% 20.4% 42.2%
Total % within pernah terlibat kegiatan
tangap bencana 54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .048 .069 .699 .485c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .048 .069 .699 .485c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * SIKAP
Crosstab
SIKAP
Total negatif positif
PERNAH
PELATIHAN
TENTANG
MANAJEMEN
BENCANA
YA % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
47.9% 52.1% 100.0%
% within SIKAP 20.0% 26.0% 22.7%
% of Total 10.9% 11.8% 22.7%
TIDAK % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
56.4% 43.6% 100.0%
% within SIKAP 80.0% 74.0% 77.3%
% of Total 43.6% 33.6% 77.3%
Total % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
177
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.072 .069 -1.040 .299c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.072 .069 -1.040 .299c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
SIKAP
Crosstab
SIKAP
Total negatif positif
TERMASUK
DALAM TIM
GERAK CEPAT
(TGC) DI
PUSKESMAS
YA % within TERMASUK DALAM
TIM GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
53.6% 46.4% 100.0%
% within SIKAP 26.1% 27.1% 26.5%
% of Total 14.2% 12.3% 26.5%
TIDAK % within TERMASUK DALAM
TIM GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
54.8% 45.2% 100.0%
% within SIKAP 73.9% 72.9% 73.5%
% of Total 40.3% 33.2% 73.5%
Total % within TERMASUK DALAM
TIM GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS
54.5% 45.5% 100.0%
% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.5% 45.5% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.011 .069 -.162 .871c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.011 .069 -.162 .871c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
178
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
c. Based on normal approximation.
CROSSTABS
/TABLES=umur jenis_kelamin Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY pRAKTEK_PENGALAMAN
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
jenis kelamin * PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tingkat pendidikan *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tempat bekerja * PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
lama tugas * PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
pernah terlibat kegiatan tangap bencana *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PERNAH PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
UMUR * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
umur 15-25 % within umur 7.3% 48.8% 43.9% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 42.9% 16.7% 21.4% 19.4%
179
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 1.4% 9.5% 8.5% 19.4%
26-35 % within umur 1.5% 56.7% 41.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 28.6% 63.3% 66.7% 63.5%
% of Total 0.9% 36.0% 26.5% 63.5%
36-45 % within umur 6.3% 62.5% 31.3% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 28.6% 16.7% 11.9% 15.2%
% of Total 0.9% 9.5% 4.7% 15.2%
46-55 % within umur 100.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 2.5% 1.4%
% of Total 1.4% 1.4%
56-65 % within umur 100.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 0.8% 0.5%
% of Total 0.5% 0.5%
Total % within umur 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.091 .068 -1.322 .188c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.085 .071 -1.236 .218c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
JENIS KELAMIN * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
jenis kelamin laki-laki % within jenis kelamin 4.2% 64.6% 31.3% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
28.6% 25.8% 17.9% 22.7%
180
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 0.9% 14.7% 7.1% 22.7%
perempuan % within jenis kelamin 3.1% 54.6% 42.3% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
71.4% 74.2% 82.1% 77.3%
% of Total 2.4% 42.2% 32.7% 77.3%
Total % within jenis kelamin 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .094 .067 1.358 .176c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .095 .067 1.382 .168c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
tingkat pendidikan * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
tingkat
pendidikan
SPK % within tingkat pendidikan 25.0% 75.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 14.3% 2.5% 1.9%
% of Total 0.5% 1.4% 1.9%
DIPLOMA % within tingkat pendidikan 4.5% 52.3% 43.2% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 85.7% 57.5% 67.9% 62.6%
% of Total 2.8% 32.7% 27.0% 62.6%
SARJANA % within tingkat pendidikan 64.0% 36.0% 100.0%
181
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 40.0% 32.1% 35.5%
% of Total 22.7% 12.8% 35.5%
Total % within tingkat pendidikan 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .035 .068 .514 .608c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .002 .068 .025 .980c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
tempat bekerja * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
tempat
bekerja
PKM POTO
TANO
% within tempat bekerja 11.1% 37.0% 51.9% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
42.9% 8.3% 16.7% 12.8%
% of Total 1.4% 4.7% 6.6% 12.8%
PKM SETELUK % within tempat bekerja 5.6% 63.9% 30.6% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
28.6% 19.2% 13.1% 17.1%
% of Total 0.9% 10.9% 5.2% 17.1%
PKM
TALIWANG
% within tempat bekerja 4.8% 81.0% 14.3% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
28.6% 28.3% 7.1% 19.9%
182
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 0.9% 16.1% 2.8% 19.9%
PKM BRANG
ENE
% within tempat bekerja 20.0% 80.0% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
2.5% 14.3% 7.1%
% of Total 1.4% 5.7% 7.1%
PKM BRANG
REA
% within tempat bekerja 63.0% 37.0% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
14.2% 11.9% 12.8%
% of Total 8.1% 4.7% 12.8%
PKM JEREWEH % within tempat bekerja 36.8% 63.2% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
5.8% 14.3% 9.0%
% of Total 3.3% 5.7% 9.0%
PKM MALUK % within tempat bekerja 78.9% 21.1% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
12.5% 4.8% 9.0%
% of Total 7.1% 1.9% 9.0%
PKM
SEKONGKANG
% within tempat bekerja 78.6% 21.4% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
9.2% 3.6% 6.6%
% of Total 5.2% 1.4% 6.6%
PKM TONGO % within tempat bekerja 100.0% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
14.3% 5.7%
% of Total 5.7% 5.7%
Total % within tempat bekerja 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
183
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .171 .068 2.508 .013c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .137 .071 1.994 .047c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
lama tugas * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
lama
tugas
0-1 TH % within lama tugas 3.7% 55.6% 40.7% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 14.3% 12.5% 13.1% 12.8%
% of Total 0.5% 7.1% 5.2% 12.8%
2-5 TH % within lama tugas 2.3% 51.1% 46.6% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 28.6% 37.5% 48.8% 41.7%
% of Total 0.9% 21.3% 19.4% 41.7%
6-10 % within lama tugas 4.7% 56.3% 39.1% 100.0%
% within pRAKTEK DAN
pENGALAMAN 42.9% 30.0% 29.8% 30.3%
% of Total 1.4% 17.1% 11.8% 30.3%
11-15 % within lama tugas 4.2% 70.8% 25.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 14.3% 14.2% 7.1% 11.4%
% of Total 0.5% 8.1% 2.8% 11.4%
16-20 % within lama tugas 100.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 3.3% 1.9%
% of Total 1.9% 1.9%
21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%
184
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 0.8% 1.2% 0.9%
% of Total 0.5% 0.5% 0.9%
26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 1.7% 0.9%
% of Total 0.9% 0.9%
Total % within lama tugas 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.129 .061 -1.886 .061c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.128 .066 -1.859 .064c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
pernah terlibat kegiatan tangap bencana * PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
pernah terlibat
kegiatan
tangap bencana
YA % within pernah terlibat
kegiatan tangap bencana 3.3% 59.0% 37.7% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
57.1% 60.0% 54.8% 57.8%
% of Total 1.9% 34.1% 21.8% 57.8%
TIDAK % within pernah terlibat
kegiatan tangap bencana 3.4% 53.9% 42.7% 100.0%
185
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
42.9% 40.0% 45.2% 42.2%
% of Total 1.4% 22.7% 18.0% 42.2%
Total % within pernah terlibat
kegiatan tangap bencana 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within
praktik/pengalaman
sebelumnya
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .044 .069 .641 .522c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .047 .069 .681 .497c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
PERNAH
PELATIHAN
TENTANG
MANAJEMEN
BENCANA
YA % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
70.8% 29.2% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 28.3% 16.7% 22.7%
% of Total 16.1% 6.6% 22.7%
TIDAK % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
4.3% 52.8% 42.9% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 100.0% 71.7% 83.3% 77.3%
186
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% of Total 3.3% 40.8% 33.2% 77.3%
Total % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb
Ap
pro
x.
Sig
.
Interval by Interval Pearson's R .073 .062 1.055
.29
2c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .090 .064 1.304
.19
4c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
Total BAIK CUKUP KURANG
TERMASUK
DALAM TIM
GERAK CEPAT
(TGC) DI
PUSKESMAS
YA % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
1.8% 60.7% 37.5% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 14.3% 28.3% 25.0% 26.5%
% of Total 0.5% 16.1% 10.0% 26.5%
TIDAK % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
3.9% 55.5% 40.6% 100.0%
187
SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 85.7% 71.7% 75.0% 73.5%
% of Total 2.8% 40.8% 29.9% 73.5%
Total % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS
3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
% within praktik/pengalaman
sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .009 .066 .124 .901c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .016 .067 .228 .820c
N of Valid Cases 211
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Recommended