View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh :
SANTHY WIDIASTUTI
NIM 11510045
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh
SANTHYWIDIASTUTI
NIM 11510045
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
“ YAKIN, IKHLAS, SABAR, ISTIQOMAH “
PERSEMBAHAN
Skripsi in ipenulis persembahkan kepada :
Ayahanda (Budi Sarjono, S.Pd) dan Ibunda tercinta (Arifah),
Adikku tersayang (M. Farid Subchi dan Bima Nasirin)
Dosen Pembimbing Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd terima kasih
telah membimbing skripsi ini sampai selesai.
Almamater tercinta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga
Warga SDN Caturanom yang telah membantu penelitian penulis
dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Rudi harsono yang selalu memberi dukungan dan motivasi dan
Kurnia Fatmawati beserta teman-teman seperjuangan (SitiRatna
Sari, Sarifatul Mujazanah, Fitri Nur’aini, Ika Muslikhah,
WahyuIstiqomah) untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Teman - teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu.
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah dan rahmat-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta
salam tercurah kepada Nabi Agung Muhammad saw, juga keluarganya serta
semua orang yang meniti jalannya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari
jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu
baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku ketua STAIN Salatiga, beserta
staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah
yang nyaman dan kondusif.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
3. Bapak Suwardi M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dengan
penuh kesabaran kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa
membimbing dan memotivasi serta mengarahkan dari awal semester hingga
akhir.
6. Segenap Dosen dan akademika yang telah memberikan pelayanan yang baik
dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Ayahanda (Budi Sarjono, S.Pd) dan Ibunda tercinta (Arifah) yang telah
menjadi motivator utama dan penasihat terbaik yang senantiasa dengan ikhlas
dan bijaksana memberikan dorongan, kasihsayang, dan do’a serta menjadi
inspirasi kepada peneliti. Adik-adikku tersayang (M.Farid Subchi dan Bima
Nasirin) yang memberikan dukungan dengan keceriaan mereka dalam suka
dan duka.
8. Kepala SDN Caturanom, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang
telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Semuapihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Harapan peneliti semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini teriring dengan do’a Jazakumullah Khairal Jaza.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan.Olehkarenaitu, kritikdan saran yang membangun guna perbaikan
sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Salatiga, 27 November 2014
Peneliti
Santhy Widiastuti
ABSTRAK
Widiastuti, Santhy. 2014. Peningkatan hasil belajar matematika materi letak
bilangan pada garis bilangan menggunakan media permainan ular
tanggap ada siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung Tahun 2014. Skripsi. JurusanTarbiyah.
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. winarno, S.Si.,M.Pd
Kata Kunci : Permainan Ular Tangga, Letak Bilangan, Matematika
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya berhitung dalam mata
pelajaran Matematika materi letak bilangan pada garis bilangan siswa kelas III
SDN Caturanom.Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah
apakah media permainan ular tangga dapat meningkatakan hasil belajar mata mata
pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri Caturanom Kecamatan
Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2014? Subyek dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten
Temanggung yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-
lakidan7siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun
2013/2014. Penelitian ini menggunakan media permainan ular tangga.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom.
Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah PenelitianTindakanKelas
(PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan pedoman atau lembar
pengamatan, soal tes/ evaluasi soal, pedoman dokumentasi dan pedoman
wawancara pada pembelajaran matematika menggunakan media permainan ular
tangga.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa dengan
media permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar kelas III SDN
Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Hasil tes siswa pada
siklus I sebesar 39,13%, siklus II 65,22% dan siklus III sebesar 86,96%. Yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dari sesudah penerapan
media permainan ular tangga yaitu siklus I sebanyak 10 siswa, siklus II sebesar 15
siswa dan siklus III sebesar 20siswa yang memenuhi KKM dengan nilai (60).
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL…………………………………………................. i
LEMBAR BERLOGO……………….……………………................. ii
JUDUL…………………………………..…………………………… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...……………..…………………... iv
PENGESAHAN KELULUSAN…………………….……….............. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………. vi
MOTTO ……………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR………………………………………............... ix
ABSTRAK…………………………………….……………………… xi
DAFTAR ISI…………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL……………………...……………………............... xiv
DAFTAR GAMBAR……………….………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………...…………................ 1
B. Rumusan Masalah………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitan……………………………….…………. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...………... 6
E. Kegunaan Penelitian…………………………….…........... 7
F. Definisi Operasional…………………………………….... 8
G. Metode Penelitian……………………………………….... 10
1. Rancangan Penelitian…………………………………. 10
2. Subjek Penelitian……………………………………… 10
3. Langkah-langkah Penelitian………………………........ 11
4. Instrument Penelitian…………………………………... 13
5. Pengumpulan Data…………………………………….. 14
6. Analisis Data…………………………………………... 15
H. Sistematika Penulisan…………………….……………...... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar…………....………………………………... 18
1. Pengertian Hasil Belajar…………..…………………... 18
2. Macam-macam Hasil Belajar…….………………….... 19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar….…. 21
B. Matematika………………………………………………... 22
1. Pengertian Matematika……………………..………….. 22
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar….. 23
C. Materi Letak Bilangan Pada Garis Bilangan…………....... 25
D. Media Permainan Ular Tangga……………………………. 25
1. Media………………………………………..………….. 25
a. Pengertian Media…………………...……………….. 25
b. Fungsi Media Pembelajaran……….………………... 26
c. Prinsip Pemilihan Media……………………………. 27
d. Ciri-ciri media pendidikan………………………….. 27
e. Manfaat Media……………………………………… 28
2. Permainan Ular Tangga……..……............................. 29
a. Permainan…………………………………………… 29
b. Ular Tangga………………………………................. 30
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian………………………..………... 35
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus…………………………... 35
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus………………........ 35
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………… 36
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………….. 39
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III…………………… 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………… 48
1. Pra Siklus……....………………..…………………. 48
2. Siklus I……………………….....………………….. 50
3. Siklus II…………………………...………………… 53
4. Siklus III…………………………...……………….. 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………..………. 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….. 61
B. Saran………………………………………….………... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DaftarTabel
hal
Tabel 4.1 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Pra Siklus 48
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus 49
Tabel 4.3 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus I 51
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I 52
Tabel 4.5 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus II 53
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II 54
Tabel 4.7 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus III 55
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III 56
Tabel 4.9 Data Peningkatan Kegiatan Belajar 58
Tabel 4.10 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa 59
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Arikunto 11
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa 58
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa 60
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III
4. Materi Pembelajaran
5. Lembar Evaluasi siklus I
6. Lembar Evaluasi siklus II
7. Lembar Evaluasi siklus III
8. Lembar Pengamatan Siklus I
9. Lembar Pengamatan Siklus II
10. Lembar Pengamatan Siklus III
11. Dokumentasi
12. Lembar Konsultasi Skripsi
13. Lembar Surat Tugas Pembimbing
14. Surat Permohonan Ijin Penelitian
15. Surat Keterangan Penelitian
16. Nilai SKK Mahasiswa
17. Riwayat Hidup Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Matematika merupakan salah satu disiplin meningkatkan kemampuan
berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian
masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Slameto, 2010:185).
Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pembelajaran
matematika adalah menguasai teori belajar matematika. Teori yang dikuasai
para tenaga didik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih
strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, tujuan
pembelajaran dan pendekatan serta dapat melihat kesiapan dan kemampuan
siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar
matematika, maka pembelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
Sebagian anak menganggap bahwa matematika adalah salah satu
mata pelajaran yang sangat menakutkan. Matematika sangat lekat sekali
dengan sosok guru yang otoriter dan selalu membawa tongkat rotan yang
setia mendampingi selama mengajar. Belum lagi, matematika yang
menyajikan banyak rumus menjadi rumusan masalah baru yang dihadapi oleh
para siswa. Padahal sebenarnya matematika dapat lebih disederhanakan cara
mempelajarinya karena sangatlah lekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat
konkrit. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.
Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan
pada tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan
memahami matematika secara abstrak (Sundayana, 2013:3).
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa. Pada proses belajar mengajar prestasi merupakan
bagian penting untuk mengukur pencapaian kompetensi. Hasil belajar
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai tujuannya apabila
seorang guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik.
Terutama untuk siswa di SD/MI yang sudah merasa bosan dengan kegiatan
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam menciptakan
media baru yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam
menerima materi yang akan diajarkan.
Guru yang efektif menggunakan beragam media pengajaran dan
menyesuaikan dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Media adalah semua
bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan
pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau pengajaran
(Indriana, 2011:16).
Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan media
sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Ketidaktepatan
menggunakan suatu media dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami
dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran.
Begitu juga dengan pelajaran matematika, penggunaan media yang
tidak sesuai akan menghambat pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.
Kurang tepatnya pemilihan media mengajar oleh guru akan mempengaruhi
hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Pembelajaran matematika yang sering kali disajikan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional dengan memberikan rumus dan
menuntut siswa untuk menghafalkannya, mengakibatkan siswa menjadi pasif
dan merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa kurang
termotivasi, kurang aktif dan hasil belajar peserta didik menjadi rendah.
Begitu juga yang dialami oleh siswa kelas III SDN Caturanom.
Hasil observasi pendahuluan berkaitan dengan pembelajaran
matematika siswa kelas III melalui diskusi peneliti dengan guru mata
pelajaran matematika dan hasil pengamatan yang peneliti laksanakan pada
tahap pra siklus menunjukkan bahwa: (1) siswa tidakn banyak yang siap atau
menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi pelajaran
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya sudah diketahui; (2) aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, hanya 17,39% dari siswa
yang berani mengajukan pertanyaan dan 21,74% mampu menjawab
pertanyaan dengan baik; (3) hasil belajar siswa masih rendah, yang terlihat
dari belum tercapainya ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dalam
pembelajaran seperti yang diharapkan. Rata-rata ketuntasan klasikal peserta
didik adalah 43,48%. Ini berarti secara klasikal belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah yaitu 60. Baru 43,5% siswa yang telah
mencapai ketuntasan, dan masih berada di bawah hasil yang diharapkan yaitu
lebih dari 80% siswa yang mencapai ketuntasan.
Guru setidaknya mampu membaca latar belakang, kondisi dan
segala yang berkaitan dengan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Oleh
karena itu, peneliti mencoba mencari kesulitan dalam pembelajaran tersebut
khususnya pada mata pelajaran matematika dan menganalisa serta berupaya
mencari media yang sesuai dengan materi dan latar belakang siswa
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu
kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, keaktifan siswa serta mengunggah
minat siswa dalam belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan
media yang bervariasi. Media yang sangat memungkinkan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah media permainan ular tangga.
Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai
diskripsi suatu hal sehingga siswa menemukan pola-pola mengenai hal
tersebut. Media permainan ular tangga menuntut siswa untuk menganalisis
dan menemukan sendiri, sehingga siswa akan lebih aktif. Hasil dari aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak akan
mudah untuk terlupakan serta dapat menggugah motivasi yang akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika di SDN Caturanom memerlukan pengembangan aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Salah satu media yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah media permainan ular tangga. Sehingga dalam
penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul: “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Letak Bilangan pada Garis Bilangan Menggunakan Media
Permainan Ular Tangga Kelas III Di SDN Caturanom Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung Tahun 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : “Apakah media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III
SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran
2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III
SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran
2014.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002:64).
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis
tindakan yaitu “Penerapan media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar letak angka pada garis bilangan untuk mata
pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2014”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media permainan ular tangga ini dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Ada peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan
media permainan ular tangga.
b. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus
pertama ke siklus dua dan seterusnya serta memenuh kriteria
ketuntasan minimal dalam pembelajaran matematika secara
individual maupum klasikal. Keberhasilan yang telah dicapai
sebanayak 86,96 % sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
E. Kegunaan Penelitian
Dalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan
memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca dan semua yang
terlibat dalam dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan keilmuwan pada
pendidikan matematika dan media pembelajaran yang terkait usaha
perbaikan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya serta dapat memberikan masukan dan wawasan kepada guru
dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar yang menyenangkan pada mata
pelajaran matematika.
b. Bagi Guru
Memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan memberi
solusi untuk mengajarkan letak bilangan yang menyenangkan dalam
mata pelajaran matematika yaitu dengan media permainan ular tangga.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya
pembelajaran, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar letak bilangan.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud
peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti
memberikan definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya yaitu kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
juga merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil
dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap
(Susanto, 2013:5).
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya
guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Letak Bilangan pada Garis Bilangan
Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan
bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan
lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.
3. Media Permainan Ular Tangga
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau
“Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Indrina
(2011) menyatakan bahwa apabila media adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal. Apabila media itu membawa pesan atau
informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud
pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu Class Room Action Research (penelitian dengan tindakan).
Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2010:49) secara umum, terdapat empat
langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan dalam beberapa siklus.
2. Subjek Penelitian
a. Karakteristik Siswa Sebagai Subjek Penelitian
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas III
(tiga) yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 16
siswa laki-laki. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Tingkat
kemampuan siswa berdasarkan pengamatan adalah 3 siswa di atas
cerdas atau pandai, 5 siswa pandai, 10 siswa berkemampuan cukup
pandai dan 5 siswa kurang pandai.
b. Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pokok
bahasan letak bilangan pada garis bilangan. Peneliti memilih materi
tersebut karena berdasarkan observasi pendahuluan yaitu pada tahap
pra siklus, nilai pada materi letak bilangan pada garis bilangan belum
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan
sekolah yaitu 60.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Setiap rangkaian tahapan dalam
proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini dikatakan selesai
apabila peneliti telah mendapatkan hasil yang diharapkan. Sehingga
penelitian ini bisa berlangsung dalam beberapa siklus sesuai dengan hasil
yang diharapkan peneliti. Untuk memperjelas proses penerapan
penelitian ini dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
?
Pelaksana
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan
sebagai bahan penelitian.
2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan media permainan ular tangga.
3) Menyediakan perangkat pembelajaran media permainan ular
tangga.
4) Menyiapkan lembar observasi.
5) Menyiapkan alat evaluasi media permainan ular tangga.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran yang
sesuai dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pengamatan
terhadap proses pelaksanaannya. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap peserta didik yang berminat atau memotivasi mereka dalam
penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi
tersebut guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah
dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan
mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan)
dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.
Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus
dilaksanakan.
4. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
peneltian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah
:Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan
untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran matematika melalui media permainan ular tangga).
a. Soal tes digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam belajar garis bilangan.
b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran melalui media permainan ular
tangga.
c. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui atau
mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang
diperlukan.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir, 1983: 211). Dalam
penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara
sistematis", (Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk
mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan
diterapkannya media permainan ular tangga.
b. Soal Tes
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan
dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik
ini peneliti gunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
sekaligus mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran, dan siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan
apabila telah memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data
dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai,
kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain
yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.
d. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 2010: 198).
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui informasi
mengenai sejarah Sekolah serta data-data yang mendukung latar
belakang dari penelitian ini, agar tidak terjadi kekeliruan dari
dokumen-dokumen yang ada.
6. Analisis Data
"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat
digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut
pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988:76).
Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada
dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar
tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari
lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus
dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan
untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan:
a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi yang dicari presentasinya
N = Jumlah siswa (Djamarah, 1997 : 222)
b. Ketentuan klasikal dengan rumus sebagai berikut :
Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi siswa
secara klasikal.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut :
Bab I: Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi
operasional, serta metode penelitian.
BAB II: Kajian Pustaka
Berisi definisi hasil belajar, materi garis bilangan, dan media
permainan ular tangga.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian
Berisi deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan
siklus I, deskrisi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, deskrisi siklus II
dan deskripsi siklus III serta pembahasan kegiatan dan proses hasil.
BAB V: Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan. Kata hasil banyak digunakan dalam berbagai bidang
dan kegiatan lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan
khususnya pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini, dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut, dan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap
dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang
dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
2. Macam-macam Hasil Belajar
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Dalam Susanto, pemahaman menurut Bloom diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Menurut Carin dan Sund, pemahaman dapat
dikategorikan kepada beberapa aspek yaitu ( Susanto, 2013: 7 ) :
1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterpretasikan sesuatu
2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya
sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi
apa yang pernah di pelajari.
3) Pemahaman lebih dari sekadar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis.
4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)
mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan
ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya.
Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin
sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
c. Sikap siswa (aspek afektif).
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus
ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika
mental saja yang dimunculkan, maka belum secara tampak jelas
sikap seseorang yang ditunjukkannya.
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola dan teknik individu-individu maupun objek-
objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2013:12), belajar
merupakan suatu proses perkembangan. Artinya, bahwa secara
kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan
sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri
maupun pengaruh dari lingkungannya.
Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa : dalam
arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,
minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan : sarana dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan
lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman dalam
Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai
berikut :
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Dengan demikian, semakin jelas hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya
hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau
mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam
bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001:7) dalam
Susanto (2013:184). Matematika memiliki bahasa dan aturan yang
terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, struktur
atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak
secara informal.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Matematika sebagai ilmu dasar, perlu
dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol,
maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.
Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar
dalam penerapan matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah
dasar, sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran
matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan
kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinknan siswa aktif
membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.
Sumarno dalam Susanto (2013: 191), mengemukakan bahwa hasil
belajar matematika siswa sekolah dasar belum memuaskan, juga
adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang
dihadapi guru dalam mengajarkan matematika.
C. Letak Bilangan Pada Garis Bilangan
Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan
bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih
besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri. Untuk menentukan
sebuah bilangan diantara dua bilangan dapat menggunakan garis bilangan.
D. Media Permainan Ular Tangga
1. Media
a. Pengertian Media
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan. Gerlach dan Ely dalam Sundayana, menyatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Secara lebih khusu, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Media juga sebagai suatu alat yang digunakan sebagai pembawa
pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana
keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih
mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah
sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan
manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sadiman dalam Sundayana (2013:7), menyatakan
bahwa media mempunya fungsi :
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya
indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
siswa dengan sumber belajar.
4) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi sama.
5) Penyampaian pesan dapat lebih terstandar.
6) Pembelajaran dapat lebih menarik.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik dalam Azhar (2011:15), mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
c. Prinsip Pemilihan Media
Media pembelajaran memiliki karakteristik dan keampuhan
masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar mampu
menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhannya pada saat
melakukan kegiatan belajar mengajar. Ketika suatu media akan
dipilih, ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru.
d. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Erly dalam Sundayana, mengemukakan tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang
guru mungkin tidak mampu untuk melakukannya.
Ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi
suatu peristiwa. Suatu peristiwa dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket
komputer dan film.
2) Ciri Manipulatif
Ciri Manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time lapse recording.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana
dimungkinkannya suatu obyek ditransformasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif lama mengenai kejadian ini.
e. Manfaat Media
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara
lain :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain lain.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil
pembelajaran, juga berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf
berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir
sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut
sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
2. Permainan Ular Tangga
a. Permainan
Games atau permainan, skenarionya dibuat oleh guru,
diangkat dari permainan anak-anak atau hiburan yang
menyenangkan dan menantang. Pelaksanaan permainan,
keberhasilan atau kegagalannya menjadi pengalaman yang
urutannya dicatat oleh siswa. Proses pengalaman dari setiap
kejadian dalam permainan menjadi bahan analisis dan
pengambilan kesimpulan.
Permainan ini merupakan kegiatan dan siswa belajar
dengan membaca pengalaman bermain tersebut. Daur belajar
dari pengalaman adalah :
1) Melakukan aktivitas permainan
2) Mencatat urutan permainan dan kejadian-kejadian penting
3) Menganalisis kejadian atau faktor yang mendukung
keberhasilan atau hambatan yang menyebabkan kegagalan.
4) Kesimpulan sebagai hasil belajar yang dicatat dan
dipresentasikan.
b. Ular Tangga
Ular Tangga adalah permainan papan untuk anak-
anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ulart tangga
merupana salah satu jenis permainan tradisional di Indonesia
meskipun tidak ada data lengkap mengenai kapan munculnya
permainan tersebut. Permainan ini merupakan jenis permainan
kelompok, melibatkan beberapa orang dan tidak dapat
digunakan secara individu.
Permainan ini dapat dimainkan untuk semua jenjang
kelas, karena didalamnya hanya berisi berbagai bentuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan
tersebut sesuai dengan jenjang kelas dan mata pelajaran tertentu.
Gambar tangga merupakan simbol nilai positif (nilai kejujuran)
dan gambar ular merupakan simbol nilai negatif (nilai
ketidakjujuran).
Sebagai seorang guru, dapat membuat sendiri media
ini dengan menyesuaikan tujuan dan materi pembelajaran.
Tujuan permainan ular tangga ini adalah untuk memberikan
motivasi belajar kepada siswa agar senantiasa mempelajari atau
mengulang kembali materi-materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang nantinya akan diuji melalui permainan
sehingga terasa menyenangkan bagi siswa.
Manfaat bermain ular tangga diantaranya adalah :
1) Belajar bekerja sama dan menunggu giliran
2) Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan
3) Merangsang anak belajar matematika yaitu saat menghitung
langkah pada permainan dan menghitung titik-titik yang ada
pada dadu
4) Belajar memecahkan masalah
Kelebihan Ular tangga antara lain :
1) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar karena kegiatan ini
menyenangkan sehingga anak tertarik untuk belajar sambil
bermain.
2) Media ini sangat efektif untuk mengulang pelajaran yang
telah diberikan
3) Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara
langsung.
4) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk
membantu semua aspek perkembangan anak salah satu
mengembangkan kecerdasan logika matematika.
5) Media permainan ular tangga dapat merangsang anak
belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh
anak.
6) Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
7) Media ini sangat praktis dan ekonomis serta mudah
dimainkan.
8) Media ini sangat disenangi oleh siswa karena banyak
terdapat gambar yang menarik.
Kelemahan ular tangga antara lain :
1) Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak
waktu untuk menjelaskan kepada anak.
2) Keadaan kurang terkontrol akibat kurangnya pengawasan
guru dalam proses permainan.
3) Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran.
4) Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat
menimbulkan kericuhan.
5) Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan
mengalam ikesulitan dalam bermain
Langkah-langkah permainan
1) Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 3-4 orang peserta dengan 1 orang
wasit
2) Sebelum permainan dimulai, jelaskan bahwa mereka akan
bermain ular tangga dan tanyakan apakah mereka pernah
bermain permainan tersebut.
3) Berikan setiap kelompok 1 set mainan ular tangga terdiri
dari petak permainan, kartu pertanyaan, dadu dan beberapa
maskot atau bidak. ( mintailah mereka agar tidak mencoreti
kertas permainan karena bisa digunakan untuk kelas lain ).
4) Jelaskan pada mereka, jika mereka berhenti pada gambar
tangga akan naik, jika berhenti pada gambar ular akan
turun, dan jika berhenti pada petak pertanyaan maka mereka
harus menjawab pertanyaan tersebut.
5) Dalam penentuan pemain pertama, pemain kedua, pemain
ketiga dan seterusnya ditentukan lewat undian atau
melakukan “hom pim pah”.
6) Pada gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat
melangkahkan bidak atau maskotnya beberapa petak sesuai
dengan angka hasil lemparan dadu.
7) Pemain yang mendapat angka 6 dari pelemparan dadu,
maka pemain tersebut mendapatkan kesempatan sekali lagi
untuk melemparkan dan melangkahkan bidaknya lagi.
8) Semua pemain memulai dari petak nomer 1
9) Satu pertanyaan bernilai 10 poin.
10) Bagi pemain yang turun karena berada di petak ekor ular,
maka dia akan mendapatkan punishment berupa
pengurangan poin (5 poin). Dan pemain yang naik karena di
petak tangga, maka dia akan mendapatkan reward berupa
bonus poin (5 poin).
11) Pemenang dari permainan adalah pemain yang mendapat
poin tertinggi dari setiap pertanyaan yang diberikan.
12) Langkah terakhir adalah berilah senyuman dan pujian
kepada murid yang telah bermain dengan baik.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika
semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran matematika
sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri
Caturanom Kec. Parakan Kab. Temanggung.
Waktu Pelaksanaan sebagai berikut :
1. Kegiatan Siklus I
a. Persiapan : Sabtu, 04 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Senin, 06 Oktober 2014
2. Kegiatan Siklus II
a. Persiapan : Selasa, 07 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Kamis, 09 Oktober 2014
3. Kegiatan Siklus III
a. Persiapan : Rabu, 08 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Jum’at, 10 Oktober 2014
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilakukan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan
informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas III serta
melakukan observasi awal. Dalam tahap ini, peneliti memberikan tes
untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa pada materi yang sama
sebelum penggunaan media permainan ular tangga.
Selain itu peneliti dengan dibantu kolaborasi, peneliti juga
mengumpulkan data mengenai kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Semua data mengenai keaktifan siswa
tersebut dikumpulkan dalam lembar pengamatan.
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa : (1) siswa
ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru; (2) siswa
pasif dalam pembelajaran, takut bertanya dan menjawab pertanyaan;
(3) siswa belum memiliki kemandirian dalam belajar. Berdasarkan
hasil observasi tersebut, maka peneliti menyusun rencana
pembelajaran dengan menerapkan media permainan ular tangga
sebagai langkah awal dalam penelitian tindakan kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus I ini mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama
yaitu dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 Oktober 2014
jam ke 2-3 (07.35-08.45).
2. Penyusunan RPP
Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I. Adapun
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini
adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga
Kompetensi Dasar :Menentukan letak bilangan pada
garis bilangan
Indikator Kompetensi :
Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan dengan
urutan yang benar
3. Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar
pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap
seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus I berlangsung 1 kali tatap muka (2 x
35 menit) yaitu jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa yang hadir
sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini
adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Berikut adalah
langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
2) Kegiatan Inti
a) Sebelum mempelajari permainan ular tangga, siswa
terlebih dahulu memahami proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
c) Guru menjelaskan materi garis bilangan kepada siswa
d) Siswa memperhatikan secara seksama cara
menyelesaikan contoh soal garis bilangan
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum dipahami
f) Siswa mengerjakan soal yang diberikan
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Pada tahap observing peneliti mengamati jalannya pelajaran
mencakup aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam
observasi ini peneliti menggunakan perangkat berupa lembar
pengamatan.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus pertama adalah dapat mengerjakan
soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang
dilaksanakan dalam siklus I ini akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan tindakan siklus II.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II ini mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus
kedua yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 09
Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45).
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II. Data
yang diperoleh pada tindakan kelas siklus I juga menjadi
bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus II.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
siklus ini adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung
bilangan sampai tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan
pada garis bilangan
Indikator Kompetensi:
Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan
dengan urutan yang benar
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa.
Lembar pengamatan disusun dalam melakukan
pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 09 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa
yang hadir sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam
pertemuan ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan media permainan
ular tangga. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan
kelas siklus II.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
c) Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.
d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat
disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan
ular tangga.
f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
h) Guru membagi siswa dalam kelompok.
i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular
tangga yang telah disediakan.
j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas.
k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap
kelompok.
l) Siswa mengerjakan soal yang telah diberikan
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II, peneliti
melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup
aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan
kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus kedua adalah dapat mengerjakan
soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang
dilaksanakan dalam siklus II ini akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan tindakan siklus III.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus III ini mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua
yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2014
jam ke 2-3 (07.35-08.45).
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus III. Data yang
diperoleh pada tindakan kelas siklus II juga menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus III. Adapun
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini
adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan pada garis
bilangan
Indikator Kompetensi :
a. Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
b. Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan
dengan urutan yang benar
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa.
Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan
terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 10 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa yang
hadir sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan
ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan media permainan ular tangga.
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus III.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Siswa mengerjakan soal yang diberikan
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
c) Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.
d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat
disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan
ular tangga.
f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
h) Guru membagi siswa dalam kelompok.
i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular
tangga yang telah disediakan.
j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas.
k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap
kelompok.
l) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus III, peneliti
melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup
aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan
kelas siklus III ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus ketiga adalah dapat mengerjakan
soal yang telah disiapkan. Pada siklus III ini, siswa mengikuti
pelajaran dengan baik, siswa juga sudah mulai terbiasa dengan
media permainan ular tangga.
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan
informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas III serta
observasi terhadap pembelajaran matematika pra siklus. Melalui
pengamatan selama proses pembelajaran tersebut, peneliti
menemukan hasil kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran.
Berikut adalah hasil keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran :
Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Pra Siklus
No
. Jenis Keterlibatan Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 10 43,48
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
9 39,13
3. Mengajukan pertanyaan 4 17,39
4. Menjawab pertanyaan 5 21,74
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 10 43,48
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
9 39,13
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
7 30,43
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keseriusan siswa dalam
belajar masih kurang. Hanya sebagian dari seluruh siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru, sebagian yang lainnya asik
bermain sendiri dan berbicara dengan temannya. Hanya beberapa
siswa yang berani menjawab dan mengajukan pertanyaan. Kondisi ini
terjadi karena siswa merasa jenuh atau bosan, sehingga mereka
cenderung diam ketika diminta untuk menjawab ataupun mengajukan
pertanyaan.
Hal ini menunjukkan bahwa guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Pengamatan ini juga
menemukan bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki
kemandirian dalam mengerjakan soal, mereka berdiskusi dengan
teman sebangku, bahkan banyak pula yang tidak menyelesaikan soal
dengan baik.
Selain melakukan pengamatan, peneliti juga memberikan tes
formatif sebagai pengukur hasil belajar siswa. Adapun dari hasil tes
formatif pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. A 60 40 Tidak Tuntas
2. B 60 40 Tidak Tuntas
3. C 60 50 Tidak Tuntas
4. D 60 70 Tuntas
5. E 60 40 Tidak Tuntas
6. F 60 30 Tidak Tuntas
7. G 60 50 Tidak Tuntas
8. H 60 50 Tidak Tuntas
9. I 60 60 Tuntas
10. J 60 40 Tidak Tuntas
11. K 60 30 Tidak Tuntas
12. L 60 30 Tidak Tuntas
13. M 60 80 Tuntas
14. N 60 50 Tidak Tuntas
15. O 60 50 Tidak Tuntas
16. P 60 50 Tidak Tuntas
17 Q 60 70 Tuntas
18 R 60 40 Tidak Tuntas
19 S 60 30 Tidak Tuntas
20 T 60 60 Tuntas
21 U 60 70 Tuntas
22 V 60 50 Tidak Tuntas
23 W 60 30 Tidak Tuntas
Rata-rata 60 48,26 Tidak Tuntas
Keterangan :
Tuntas : 6 siswa (26 %)
Tidak Tuntas : 17 siswa (73,91 %)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan individu
masih rendah, hanya 6 siswa atau 26 % yang sudah tuntas sedangkan
sisanya masih mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Rata-rata ketuntasan klasikal siswa baru mencapai 48,26 yang
berarti bahwa pembelajaran matematika belum tuntas.
2. Siklus I
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti menyajikan
materi letak bilangan dengan menerapkan media permainan ular
tangga. Dibantu oleh kolabolator, peneliti melakukan pengamatan
terhadap situasi pembelajaran. Melalui pengamatan selama proses
pembelajaran tersebut, peneliti menemukan kegiatan belajar siswa
selama proses pembelajaran. Berikut adalah hasil keaktifan belajar
siswa selama proses pembelajaran :
Tabel 4.3 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Siklus I
No. Jenis Keterlibatan Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 11 47,83
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
12 52,17
3. Mengajukan pertanyaan 6 26,09
4. Menjawab pertanyaan 8 34.78
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 13 56,52
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
12 52,17
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
10 43,49
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan
media permainan ular tangga dalam pembelajaran matematika materi
letak bilangan, aktifitas belajar siswa masih rendah. Hal ini terjadi
karena siswa belum terbiasa dengan penerapan media permainan ular
tangga. Kesiapan siswa dalam pembelajaran juga masih kurang.
Mereka juga belum berani untuk menjawab ataupun mengajukan
pertanyaan.
Seperti pada tindakan pra siklus, peneliti juga memberikan tes
formatif sebagai pengukuran hasil belajar siswa. Adapun dari hasil tes
formatif pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. A 60 50 Tidak Tuntas
2. B 60 60 Tuntas
3. C 60 40 Tidak Tuntas
4. D 60 80 Tuntas
5. E 60 50 Tidak Tuntas
6. F 60 50 Tidak Tuntas
7. G 60 50 Tidak Tuntas
8. H 60 40 Tidak Tuntas
9. I 60 70 Tuntas
10. J 60 50 Tidak Tuntas
11. K 60 40 Tidak Tuntas
12. L 60 40 Tidak Tuntas
13. M 60 80 Tuntas
14. N 60 60 Tuntas
15. O 60 50 Tidak Tuntas
16. P 60 60 Tuntas
17 Q 60 80 Tuntas
18 R 60 50 Tidak Tuntas
19 S 60 40 Tidak Tuntas
20 T 60 70 Tuntas
21 U 60 70 Tuntas
22 V 60 50 Tidak Tuntas
23 W 60 40 Tidak Tuntas
Rata-rata 60 55,22 Tidak Tuntas
Keterangan :
Tuntas : 9 siswa ( 39,13 % )
Tidak Tuntas : 14 siswa ( 60,89 % )
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan
individu masih rendah, hanya 9 siswa atau 39,13% yang sudah tuntas
sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata ketuntasan klasikal mencapai
55,22 yang berarti bahwa secara klasikal pembelajaran matematika
masih belum tuntas.
3. Siklus II
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti
menyajikan materi letak bilangan dengan menerapkan media
permainan ular tangga. Dibantu oleh kolabolator, peneliti melakukan
pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Melalui pengamatan
selama proses pembelajaran tersebut, peneliti menemukan kegiatan
belajar siswa selama proses pembelajaran. Berikut adalah hasil
keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran :
Tabel 4.5 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Siklus II
No. Jenis Keterlibatan Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 15 65,22
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
14 60,87
3. Mengajukan pertanyaan 11 47,83
4. Menjawab pertanyaan 12 52,17
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 15 65,22
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
16 69,57
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
17 73,91
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan
media permainan ular tangga tersebut, mulai meningkat meski masih
tergolong rendah. Hal ini menunjukkan siswa mulai terbiasa dengan
penerapan media permainan ular tangga. Keseriusan dalam
pembelajaran ini menunjukkan adanya perkembangan. Mereka juga
sudah mulai berani untuk menjawab ataupun mengajukan pertanyaan.
Kemandirian mereka dalam mengerjakan soal juga sudah mulai
meningkat. Mereka mulai fokus dengan pekerjaan masing-masing.
Seperti pada kelas pra siklus dan siklus I peneliti juga memberikan
tes formatif sebagai pengukuran hasil belajar siswa. Adapun hasil dari
hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil sebagaimana
terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. A 60 60 Tuntas
2. B 60 70 Tuntas
3. C 60 60 Tuntas
4. D 60 80 Tuntas
5. E 60 40 Tidak Tuntas
6. F 60 50 Tidak Tuntas
7. G 60 60 Tuntas
8. H 60 50 Tidak Tuntas
9. I 60 70 Tuntas
10. J 60 50 Tidak Tuntas
11. K 60 50 Tidak Tuntas
12. L 60 40 Tidak Tuntas
13. M 60 80 Tuntas
14. N 60 70 Tuntas
15. O 60 60 Tuntas
16. P 60 70 Tuntas
17 Q 60 80 Tuntas
18 R 60 60 Tuntas
19 S 60 50 Tidak Tuntas
20 T 60 70 Tuntas
21 U 60 80 Tuntas
22 V 60 60 Tuntas
23 W 60 50 Tidak Tuntas
Rata-rata 60 61,30 Tuntas
Keterangan :
Tuntas : 15 siswa (65,22%)
Tidak Tuntas : 8 siswa (34,78%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan
individu meningkat, terdapat 15 siswa atau 65,22% yang sudah tuntas
sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai dibawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) Rata-rata ketuntasan klasikal siswa
mencapai 61,30 yang berarti bahwa secara klasikal pembelajaran
matematika tuntas. Akan tetapi peneliti masih perlu melanjutkan
penelitian pada tindakan kelas siklus III untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa.
4. Siklus III
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti
menyajikan materi menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
letak bilangan dengan menerapkan media permainan ular tangga.
Dibantu oleh kolabolator, peneliti melakukan pengamatan terhadap
situasi pembelajaran. Melalui pengamatan selama proses
pembelajaran tersebut, peneliti menemukan kegiatan belajar siswa
selama proses pembelajaran. Berikut adalah hasil keaktifan belajar
siswa selama proses pembelajaran :
Tabel 4.7 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Siklus III
No. Jenis Keterlibatan Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 19 82,60
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
18 78,26
3. Mengajukan pertanyaan 17 73,91
4. Menjawab pertanyaan 15 65,22
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 20 86,96
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
19 82,26
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
18 78,26
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan
media permainan ular tangga dalam pembelajaran matematika.
Kegiatan belajar siswa tergolong cukup baik. Hal ini menunjukkan
siswa terbiasa dengan penerapan media permainan ular tangga.
Mereka juga sudah mulai berani untuk menjawab ataupun mengajukan
pertanyaan.
Seperti tindakan pada pra siklus, siklus I dan siklus II, peneliti
juga memberikan tes formatif sebagai pengukuran hasil belajar siswa.
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. A 60 70 Tuntas
2. B 60 80 Tuntas
3. C 60 70 Tuntas
4. D 60 100 Tuntas
5. E 60 50 Tidak Tuntas
6. F 60 60 Tuntas
7. G 60 70 Tuntas
8. H 60 60 Tuntas
9. I 60 80 Tuntas
10. J 60 60 Tuntas
11. K 60 60 Tuntas
12. L 60 50 Tidak Tuntas
13. M 60 100 Tuntas
14. N 60 80 Tuntas
15. O 60 70 Tuntas
16. P 60 80 Tuntas
17 Q 60 90 Tuntas
18 R 60 70 Tuntas
19 S 60 50 Tidak Tuntas
20 T 60 80 Tuntas
21 U 60 100 Tuntas
22 V 60 70 Tuntas
23 W 60 70 Tuntas
Rata-rata 60 72,60 Tuntas
Keterangan :
Tuntas : 20 siswa ( 86,96%)
Tidak tuntas : 3 siswa (13,04%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan
individu tinggi, terdapat 23 siswa atau 86,96% yang sudah tuntas
sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai dibawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata ketuntasan klasikal siswa
mencapai 72,60 yang berarti bahwa secara keseluruhan pembelajaran
matematika ini tuntas. Sehingga peneliti merasa tidak perlu untuk
melanjutkan ke tindakan selanjutnya.
B. Pembahasan
Permainan ular tangga merupakan jenis permainan kelompok,
melibatkan beberapa orang dan tidak dapat digunakan secara individu.
Ular tangga adalah permainan yang menggunakan papan untuk anak-anak
yang dimainkan oleh dua orang atau lebih.
Pembelajaran matematika pada siswa kelas III dapat meningkatkan
hasil belajar materi letak bilangan pada garis bilangan dengan
menggunakan papan permainan tersebut, selain sebagai media bermain
siswa juga dapat belajar dengan menyenangkan.
Kemampuan siswa dapat dilihat dari meningkatnya siswa yang
mencapai nilai KKM, seperti meningkatnya diagram pada setiap siklus.
Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan pra siklus, siklus
I, siklus II dan siklus III diperoleh data nilai matematika menggunakan
media permainan ular tangga.
1. Kegiatan Belajar
Tabel 4.9 Data Peningkatan Kegiatan Belajar
No. Jenis Kegiatan Pra
Siklus
Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
1. I 10 11 15 19
2. II 9 12 14 18
3. III 4 6 11 17
4. IV 5 8 12 15
5. V 10 13 15 20
6. VI 9 12 16 19
7. VII 7 10 17 18
Gambar 4.2 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
pra siklussiklus
siklus II siklus III
I
II
III
IV
V
VI
VII
Keterangan :
I = Antusias dalam belajar
II =Memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan
III =Mengajukan pertanyaan
IV =Menjawab pertanyaan
V =Mengerjakan soal yang diberikan guru
VI =Mengenal lambang bilangan dalam ular tangga
VII =Dapat menggunakan ular tangga dalam menghitung
Dari grafik diatas, kegiatan belajar siswa dapat kita lihat bahwa
kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan
media permainan ular tangga dari setiap siklus mengalami peningkatan.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator aktifitas belajar siswa
dari setiap putaran mengalami peningkatan secara bertahap dan cukup baik
dibandingkan sebelum diterapkan media permainan ular tangga. Ini
menunjukkan bahwa media permainan ular tangga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Hasil Belajar
Tabel 4.10 Data peningkatan hasil belajar siswa
Indikator
Pencapaian
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Mencapai
KKM yaitu
>60
26 %
39,13 %
65,22%
86,96%
Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari grafik peningkatan hasil belajar siswa di atas dapat kita lihat
bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan
menerapkan media permainan ular tangga dari setiap siklus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Data yang diperoleh dari hasil
pekerjaan tes yang berupa tes formatif dari guru menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dari setiap putaran mengalami peningkatan secara bertahap
dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkan media permainan ular
tangga. Ini menunjukkan bahwa media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
khususnya materi letak bilangan pada garis bilangan.
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
jumlah siswa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV
dapat ditarik kesimpulan bahwa media pemainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri
Caturanom Parakan tahun pelajaran 2014/2015.
Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat
dilihat dari indikator yang meliputi : (a) Antusias dalam belajar
meningkat sebesar 39,12 % (b) Memperhatikan materi pembelajaran
yang disampaikan meningkat sebesar 39,13 % (c) Mengajukan
pertanyaan meningkat sebesar 56,52 % (d) Menjawab pertanyaan
meningkat sebesar 43,48 % (e) Mengerjakan soal yang diberikan guru
meningkat sebesar 43,48 % (f) Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga meningkat sebesar 43,13 % (g) Dapat menggunakan ular
tangga dalam menghitung meningkat sebesar 47,83 %.
Adanya peningkatan kegiatan belajar matematika siswa juga
dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
mengalami secara bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum
diterapkan media permainan ular tangga. Dilihat dari banyaknya siswa
yang mencapai target KKM sebelum tindakan 26 % dan di akhit
tindakan 86,96 % yang berarti mengalami peningkatan sebesar 60,96 %.
Selain itu lebih dari 80% siswa yang telah memenuhi KKM yang
menunjukkan bahwa media permainan ular tangga dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti memiliki
beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media,
sebaiknya guru tegas kepada siswa pada saat pengondisian awal
karena jika guru tidak tegas maka guru akan kehilangan cukup
banyak waktu untuk menyampaikan materi.
2. pada saat diskusi guru harus lebih memperhatikan dan memeriksa
jalannya diskusi dari tiap kelompok agar diskusi berlangsung
secara efektif.
3. Pada saat akhir pembelajaran sebaiknya guru tidak hanya
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan tetapi juga
mengulang kembali materi yang diajarkan.
4. Pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga
dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajar matematika
agar lebih menarik perhatian siswa sehingga hasil belajar
matematika siswa meningkat.
5. Penelitian lanjutan dapat dikembangkan lagi, dengan menggunakan
media permainan ular tangga ataupun media lainnya, selain
terhadap hasil belajar siswa juga dapat dikembangkan terhadap
kegiatan lainnya seperti keaktifan, pemahaman konsep,
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakart: PT. Rineka Cipta
. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Sinar Grafika
Ofset.
.. . 2010. Manajemen Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Charisma Putra Utama Offset
Aryanty, Lilik Handayani. 2012. Media Permainan Ular Tangga (Online),
(http://li2khandayani.blogspot.com/2012/12/media-permainan-ular-
tangga_12.html, diakses 21 Agustus 2014).
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.Bandung :Alfabeta
Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung :Nuansa
Djamarah. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : RinekeCipta
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta : Diva
Press
Nazir. Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia
Purwanti, Rina. Alat Peraga Matematika Ular Tangga HitungCampuran (Online),
(http://rinapurwantii.blogspot.com/2013/12/alat-peraga-matematika-ular-
tangga.html, diakses 21 Agustus 2014).
Saka, Rasendriya Sang. Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga
(http://www.academia.edu/3761354/MEDIA_PEMBELAJARAN_PERM
AINAN_ULAR_TANGGA, diakses 21 Agustus 2014)
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta.
Solichin, Moh. Media Pembelajaran dengan Ular Tangga
(Online),(http://solikin11.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-
dengan-ular-tangga.htmldiakses 21 Agustus 2014).
Sudjana, Nana. 1988. Metode Statiska. Bandung: Rajawali Pers
. 2009. Median Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algen sindo
Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung :Alfabeta.
Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta :
Kencana
Suyadi . 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Diva Pers
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Zetra. 2009. Belajar Matematika di Permainan Ular Tangga (Online),
(ulartangga/Belajar Matematika di Permainan Ular Tangga _ P4MRI UR's
BLOG.htm, diakses 21 Agustus 2014).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : SDN Caturanom
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengetahui letak bilangan pada garis bilangan
2. Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
3. Mengimplementasikan cara menentukan bilangan pada garis bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengetahui pengertian dari garis
bilangan.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Rasa ingin tahu
2. Tanggung jawab
3. Kerja sama
F. Materi Ajar
Garis Bilangan
G. Pendekatan/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Discovery dan edukatif.
2. Metode : Ceramah, tanya jawab dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Do’a bersama
c. Absensi
d. Apersepsi
e. Guru menjelaskan indikator yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan proses pembelajaran
b. Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam bilangan
c. Guru menjelaskan materi garis bilangan kepada siswa.
d. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
e. Siswa memperhatikan secara seksama cara menyelesaikan contoh soal
garis bilangan
f. Siswa mengerjakan Post Tes
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
c. Guru mengucapkan salam
I. Sumber Belajar
- Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas III
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal instrumen
Kerjakan soal dibawah ini!
1. 875, 856, 800, 821, 835, 847, 868
urutan bilangan disamping dari yang terkecil adalah ….
2. Sebutkan dua bilangan ke kiri dan dua bilangan ke kanan dari
bilangan 888!
3. Urutkan angka disamping dengan menggunakan
garis bilangan!
4. 5 7 9 11 13 15 17 19 nyatakan bilangan disamping dengan
menggunakan garis bilangan!
21 23 25 22 24
5. 750 755 752 751 754 753 756 Sajikan bilangan diatas menggunakan
garis bilangan secara berurutan!
KUNCI JAWABAN
1. 800, 821, 835, 847, 856, 868, 875
2. Dua bilangan ke kiri : 886 dan 887
Dua bilangan ke kanan : 889 dan 890
3.
21 22 23 24 25
4.
5 7 9 11 13 15 17 19
5.
750 751 752 763 754 755 756
K. Penilaian
Benar x 20 = 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : SDN Caturanom
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengetahui letak bilangan pada garis bilangan
2. Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
3. Mengimplementasikan cara menentukan bilangan pada garis bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengetahui pengertian dari garis
bilangan.
2. Dengan menggunakan media permainan ular tangga, siswa dapat
menentukan letak bilangan pada garis bilangan dengan benar.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Rasa ingin tahu
2. Tanggung jawab
3. Kerja sama
F. Materi Ajar
Garis Bilangan
G. Pendekatan/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Discovery dan edukatif.
2. Metode : Ceramah, tanya jawab dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Do’a bersama
c. Absensi
d. Apersepsi
e. Guru menjelaskan indikator yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan proses pembelajaran
b. Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam bilangan
c. Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.
d. Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat disertai
dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e. Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan ular tangga.
f. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g. Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan media
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
h. Siswa mengerjakan Post Tes
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
c. Guru mengucapkan salam
I. Sumber Belajar
- Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas III
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal instrument Kerjakan soal dibawah ini!
1. Ima seorang siswa berada di angka 11, kemudian dia mengocok dadu dan
mendapat angka 5, maka ia menggerakkan pion 5 langkah. Ternyata siswa
tersebut mendapat anak tangga sehinngga Ima nya menaiki tangga dan
berada di anggka 46. Jadi berapa bonus angka yang diperoleh siswa
tersebut?
2. Lita seorang siswa berada di anggka 51, kemudian dia mengocok dadu
dan mendapat angka 3, jadi ia menggerakkan pion 3 langkah. Ternyata
siswa tersebut berada di ekor ular sehingga Lita nya harus turun menuju
arah yang ditunjukkan oleh kepala ular yaitu anggka 26. Jadi berapa
anggka yang hilang dari siswa tersebut?
3. Lusi memegang nomor 445, sedangkan Wulan memegang dua sebelum
bilangan yang dipegang Lusi. Bilangan berapakah yang dipegang Wulan?
4. Bima mendapat nomor urut di antara nomor Rima dan nomor Randi.
Nomor urut Rima 325 dan nomor urut Randi 326. Berapa nomor urut
Bima?
5. Nia semula berada di titik 73. Ia melompat ke belakang tiga-tiga sebanyak
4 kali. Berada di titik berapakah Nia sekarang?
KUNCI JAWABAN
1. 11 + 5 + ....(X) = 46
16 + ...(X) = 46
X = 46-16
= 30
2. 51 + 3 – 26 = ....
54 – 26 = 28
3. 445 – 2 = 443
4. 324
5. 61
K. Penilaian
Benar × 20 = 5 × 20 = 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS III
Sekolah : SDN Caturanom
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengetahui letak bilangan pada garis bilangan
2. Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
3. Mengimplementasikan cara menentukan bilangan pada garis bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengetahui pengertian dari garis
bilangan.
2. Dengan menggunakan media permainan ular tangga, siswa dapat
menentukan letak bilangan pada garis bilangan dengan benar.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan
1. Rasa ingin tahu
2. Tanggung jawab
3. Kerja sama
F. Materi Ajar
Garis Bilangan
G. Pendekatan/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Discovery dan edukatif.
2. Metode : Ceramah, tanya jawab dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Do’a bersama
c. Absensi
d. Apersepsi
e. Guru menjelaskan indikator yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan proses pembelajaran
b. Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam bilangan
c. Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.
d. Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat disertai
dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e. Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan ular tangga.
f. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g. Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan media
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
h. Guru membagi siswa dalam berkelompok.
i. Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular tangga yang
telah disediakan.
j. Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
k. Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap kelompok.
l. Siswa mengerjakan Post Tes
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
c. Guru mengucapkan salam
I. Sumber Belajar
- Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI kelas III
J. Evaluasi
Teknik : tes tertulis
Bentuk soal instrumen
Kerjakan soal dibawah ini!
1. Lita seorang siswa berada di anggka 51, kemudian dia mengocok dadu
dan mendapat angka 3, jadi ia menggerakkan pion 3 langkah. Ternyata
siswa tersebut berada di ekor ular sehingga Lita nya harus turun menuju
arah yang ditunjukkan oleh kepala ular yaitu anggka 26. Jadi berapa
anggka yang hilang dari siswa tersebut?
2. Lusi memegang nomor 445, sedangkan Wulan memegang dua sebelum
bilangan yang dipegang Lusi. Bilangan berapakah yang dipegang Wulan?
3. 345, 342, 343, 341, 342
Tuliskan secara urut bilangan-bilangan di atas pada garis bilangan!
4. Aku adalah sebuah bilangan yang diapit oleh bilangan 881 dan 883.
Siapakah aku?
5. 645, 655, 653, 566, dan 654
Urutkan bilangan yang terkecil pada bilangan di atas!
KUNCI JAWABAN
1. 51 + 3 – 26 = ....
54 – 26 = 28
2. 445 – 2 = 443
3.
341 342 343 344 345
4. 882
5. 566, 645, 653, 654, 655
K. Penilaian
Benar × 20 = 5 × 20 = 100
Lampiran ke - 4
MATERI PEMBELAJARAN
LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
1. Mengurutkan dan Membandingkan Dua Bilangan
Setelah mempelajari letak bilangan pada garis bilangan, maka siswa dapat
membandingkan dua bilangan dengan bantuan garis bilangan.
Contoh :
32 33 34 35 36 37 38 39 40
Pada garis bilangan di atas, arah ke kanan menunjukkan bilangan yang
makin besar.
a. 32 kurang dari 33 karena 32 terletak di sebelah kiri 33.
32 kurang dari 33, maka dapat ditulis 32 < 33.
b. 35 lebih dari 34 karena 35 terletak di sebelah kanan 34.
35 ebih dari 34, maka dapat ditulis 35 > 34
< dibaca lebih daripada, artinya kurang dari.
> dibaca lebih daripada, artinya lebih dari.
2. Membilang secara Urut Letak Garis Bilangan pada Garis Bilangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urutan bilangan pada garis bilangan di atas menunjukkan makin ke
kanan bilangannya makin besar. Bilangan yang terletak disebelah kanan
lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.
3. Menentukan Sebuah Bilangan yang Terletak di antara Dua Bilangan
Dian, Wahyu dan Haris adalah anggota tim sepak takraw. Pada
suatu pertandingan, Dian dan Haris datang lebih awal. Dian dan Haris
masing-masing memakai kaos dengan nomor punggung 55 dan 57. Wahyu
mendapat kaos dengan nomor punggung sebelum Dian dan sesudah Haris.
Berapakah nomor punggung Wahyu?
Untuk Menentukan sebuah bilangan diantara dua bilangan dapat
menggunakan garis bilangan.
Perhatikan garis bilangan berikut!
52 53 54 56 58 59 60
Bilangan yang terletak diantara dan adalah 56.
Jadi nomor punggung Wahyu adalah 56.
4. Mengurutkan Bilangan dan Menentukan Letaknya pada Garis Bilangan
Contoh :
39, 42, 40, 45, 46, 43, 41, 44
Bilangan di atas dapat diurutkan dan ditentukan posisinya pada garis
bilangan seperti berikut :
39 40 41 42 43 44 45 46
5. Menaksir Bilangan yang Ditentukan Letaknya pada Garis Bilangan
Ingatlah kembali pada garis bilangan secara urut!
2 4 6 a 10 12 b c
a. adalah bilangan 8
b. adalah bilangan 14
c. adalah bilangan 16
55 57
55 57
Lampiran Ke – 5
Soal Latihan Matematika Menggunakan Media Permainan Ular Tangga
Siklus I
1. 875, 856, 800, 821, 835, 847, 868
urutan bilangan disamping dari yang terkecil adalah ….
2. Sebutkan dua bilangan ke kiri dan dua bilangan ke kanan dari bilangan
888!
3. Urutkan angka disamping dengan menggunakan garis
bilangan!
4. 5 7 9 11 13 15 17 19 nyatakan bilangan disamping dengan menggunakan
garis bilangan!
750 755 752 751 754 753 756 Sajikan bilangan diatas menggunakan garis
bilangan secara berurutan!
21 23 25 22 24
KUNCI JAWABAN
1. 800, 821, 835, 847, 856, 868, 875
2. Dua bilangan ke kiri : 886 dan 887
Dua bilangan ke kanan : 889 dan 890
3.
21 22 23 24 25
4.
5 7 9 11 13 15 17 19
5.
750 751 752 763 754 755 756
Lampiran Ke 6
Soal Latihan Matematika Menggunakan Media Permainan Ular Tangga
Siklus II
1. Ima seorang siswa berada di angka 11, kemudian dia mengocok dadu dan
mendapat angka 5, maka ia menggerakkan pion 5 langkah. Ternyata siswa
tersebut mendapat anak tangga sehinngga Ima nya menaiki tangga dan berada
di anggka 46. Jadi berapa bonus angka yang diperoleh siswa tersebut?
2. Lita seorang siswa berada di anggka 51, kemudian dia mengocok dadu dan
mendapat angka 3, jadi ia menggerakkan pion 3 langkah. Ternyata siswa
tersebut berada di ekor ular sehingga Lita nya harus turun menuju arah yang
ditunjukkan oleh kepala ular yaitu anggka 26. Jadi berapa anggka yang hilang
dari siswa tersebut?
3. Lusi memegang nomor 445, sedangkan Wulan memegang dua sebelum
bilangan yang dipegang Lusi. Bilangan berapakah yang dipegang Wulan?
4. Bima mendapat nomor urut di antara nomor Rima dan nomor Randi. Nomor
urut Rima 325 dan nomor urut Randi 326. Berapa nomor urut Bima?
5. Nia semula berada di titik 73. Ia melompat ke belakang tiga-tiga sebanyak 4
kali. Berada di titik berapakah Nia sekarang?
KUNCI JAWABAN
1. 11 + 5 + ....(X) = 46
16 + ...(X) = 46
X = 46-16
= 30
2. 51 + 3 – 26 = ....
54 – 26 = 28
3. 445 – 2 = 443
4. 324
5. 61
Lampiran Ke – 7
Soal Latihan Matematika Menggunakan Media Permainan Ular Tangga
Siklus II
1. Lita seorang siswa berada di anggka 51, kemudian dia mengocok dadu dan
mendapat angka 3, jadi ia menggerakkan pion 3 langkah. Ternyata siswa
tersebut berada di ekor ular sehingga Lita nya harus turun menuju arah yang
ditunjukkan oleh kepala ular yaitu anggka 26. Jadi berapa anggka yang hilang
dari siswa tersebut?
2. Lusi memegang nomor 445, sedangkan Wulan memegang dua sebelum
bilangan yang dipegang Lusi. Bilangan berapakah yang dipegang Wulan?
3. 345, 342, 343, 341, 342
Tuliskan secara urut bilangan-bilangan di atas pada garis bilangan!
4. Aku adalah sebuah bilangan yang diapit oleh bilangan 881 dan 883. Siapakah
aku?
5. 645, 655, 653, 566, dan 654
Urutkan bilangan yang terkecil pada bilangan di atas!
KUNCI JAWABAN
1. 51 + 3 – 26 = ....
54 – 26 = 28
2. 445 – 2 = 443
3.
341 342 343 344 345
342 882
343 566, 645, 653, 654, 655
Lampiran Ke-8
Lembar Pengamatan Siklus I
No.
Jenis Keterlibatan
Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 11 47,83
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
12 52,17
3. Mengajukan pertanyaan 6 26,09
4. Menjawab pertanyaan 8 34.78
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 13 56,52
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
12 52,17
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
10 43,49
Lampiran Ke 9
Lembar Pengamatan Siklus II
No.
Jenis Keterlibatan
Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 15 65,22
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
14 60,87
3. Mengajukan pertanyaan 11 47,83
4. Menjawab pertanyaan 12 52,17
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 15 65,22
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
16 69,57
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
17 73,91
Lampiran Ke 10
Lembar Pengamatan Siklus III
No.
Jenis Keterlibatan
Siswa yang
Terlibat
Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 19 82,60
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan
18 78,26
3. Mengajukan pertanyaan 17 73,91
4. Menjawab pertanyaan 15 65,22
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 20 86,96
6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
19 82,26
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam
menghitung
18 78,26
Lampiran Ke 11
DOKUMENTASI
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Santhy Widiastuti Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
NIM : 11510045 Dosen PA : Drs. Abdul Syukur, M.Si
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS NILAI
1. Orientasi Pengenalan Akademik dan
KEmahasiswaan (OPAK) STAIN
SALATIGA 2010 “Optimalisasi Nalar Kritis
Mahasiswa Upaya Mengawal Perubahan
Bangsa ke Arah yang Lebih Baik”
25-27 Agustus
2010
Peserta 3
2. User Education (Pendidikan Pemakai) oleh
UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
20-25 September
2010
Peserta 3
3. Pendidikan dan Latihan Calon Penegak
Pandega ke-20 (PLCPP XX) di Bumi
Perkemahan Senjoyo, Tegalwaton, Kec.
Tengaran
08-11 Oktober
2010
Peserta 3
4. Seminar Nasional “National Workshop Of
Entrepreneurship And Basic Cooperation
2010” di STAIN SALATIGA
19 Desember
2010
Peserta 6
5. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian Akbar
dalam Rangka “Peringatan Maulid Nabi SAW” di
Lapangan Catgawen Temanggung
4 Januari 2011 Panitia 2
6. Sertifikat Latihan Dasar Kepemimpinan VII
di Posong Kledung Temanggung
19-20 Januari
2011
Peserta 2
7. Piagam Penghargaan Kegiatan hari kartini di
Lapangan Catgawen Temanggung
24 April 2011 Panitia 2
8. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian
Akbar dalam Rangka “Peringatan Isra’ Mi’raj
Nabi SAW” di Lapangan Catgawen
Temanggung
03 Juli 2011 Panitia 2
9. Piagam Penghargaan Festifal Anak sholeh 10 Juli 2011 Panitia 2
10. Piagam Penghargaan kegiatan Lomba Takbir
Keliling Juara I di Lapangan Catgawen
31 Agustus 2011 Pendamping 2
11. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian
Akbar dalam Rangka “Halal bi Halal” di
07 September
2011
Panitia 2
Lapangan Catgawen Parakan Temanggung
12. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian Akbar
dalam Rangka “Peringatan Maulid Nabi SAW” di
Lapangan Catgawen Temanggung
08 Februari 2012 Panitia 2
13. Sertifikat Latihan Dasar Kepemimpinan VIII di
Jlumprit Ngadirejo Temanggung
17-18 Maret
2012
Peserta 2
14. Sertifikat Pendamping Kegiatan Jambore se
Kwaran Parakan di Wanutengah
Temanggung
14 April 2012 Pendamping 3
15. Piagam Penghargaan Kegiatan hari kartini di
Lapangan Catgawen Temanggung
22 April 2012 Panitia 2
16. Seminar Nasional “Pendidikan Multikultural
Sebagai Pilar Karakter Bangsa” di STAIN
Salatiga
6 Juni 2012 Peserta 6
17. Piagam Penghargaan Festifal Anak sholeh di
TPQ Al-hidayah Caturanom
07 Juni 2012 Panitia 2
18. Seminar Nasional “Mewasdai Gerakan Islam
Garis Keras di Perguruan Tinggi” di STAIN
Salatiga
23 Juni 2012 Peserta 6
19. Sertifikat Latihan Kewirausahaan di Dusun
Campursari Parakan
25 November
2012
Peserta 3
20. Sertifikat Latihan Kader Muda X PAC IPNU-
IPPNU di Tembarak Temanggung
23-25 Desember
2012
Peserta 3
21. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian Akbar
dalam Rangka “Peringatan Maulid Nabi SAW” di
Lapangan Catgawen Temanggung
26 Januari 2013 Panitia 2
22. Seminar Nasional “Perjuangan Kaum Perempuan
dalam Kesetaraan Hukum Islam di Indonesia” di
STAIN Salatiga
30 April 2013 Perserta 6
23. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian
Akbar dalam Rangka “PeringatanIsra’ Mi’raj
Nabi SAW” di Lapangan Catgawen
Temanggung
03 Juni 2013 Panitia 2
24. Piagam Penghargaan dalam acara Pengajian
Nuzulul Qur’an dengan tema “Membangun
Generasi yang Qur’ani” di Catgawen
Parakan Temanggung
28 Juli 2013 Panitia 2
25. Sertifikat Pendamping Kegiatan Kemah
Bhakti Masyarakat se Kwaran Parakan di
Lapangan Catgawen Temanggung
11-13 Oktober
2013
Pendamping 3
26. Piagam Penghargaan Lomba Pidato Bahasa 29-30 Desember Peserta 2
Jawa PORSENI PAC IPNU se Kecamatan
Tembarak Temanggung
2013
27. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian
Akbar dalam Rangka “Peringatan Maulid
Nabi SAW” di Lapangan Catgawen
Temanggung
18 Januari 2014 Pantia 2
28. Piagam Penghargaan Kegiatan Pengajian
Akbar dalam Rangka “PeringatanIsra’ Mi’raj
Nabi SAW” di Lapangan Catgawen
Temanggung
01 Mei 2014 Panitia 2
29. Piagam Penghargaan dalam acara Pengajian
Halal bi Halal di Catgawen Parakan
Temanggung
09 Agustus 2014 Panitia 2
30. Piagam Penghargaan dalam acara Pengajian
Tahun Baru Hijriyah dengan tema “Tahun
Baru, Hati Baru” di Catgawen Parakan
Temanggung
25 Oktober 2014 Panitia 2
31. Seminar Nasional Bahasa Arab Ittaqo
”Implementasi Kurikulum 2013 pada Mapel
Bahasa Arab Tingkat Dasar dan Tingkat
Menengah dalam Upaya Menjawab
Tantangan Pengajaran Bahasa Arab” di
STAIN Salatiga
04 November
2014
Peserta 6
32. Sertifikat kegiatan Diklat Microteaching di
STAIN Salatiga
08 November
2014
Peserta 3
33. Seminar Nasional Entrepreneurship di
STAIN Salatiga
16 November
2014
Peserta 6
34. Surat Keterangan Mengajar di TPQ Al-
Hidayah Catgawen Parakan Temanggung
23 Oktober
2010-hingga
sekarang
Guru/
Ustadzah
16
JUMLAH 114
Recommended