View
232
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 1/119
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menyikapi era globalisasi, Pemerintah Republik
Indonesia telah melakukan berbagai langkah konkrit guna melaksanakan
reformasi disegala bidang, salah satu tandanya dengan dikeluarkannya UU
No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25 tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang kemudian
disempurnakan dengan UU No.32 dan 33 tahun 2004. Khususnya mengenai
reformasi bidang pendidikan, pemerintah telah berusaha untuk menjabarkan
desentralisasi pendidikan di daerah-daerah seperti yang tercantum dalam pasal
7 Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Dari mulai tingkatan pendidikan dasar
dan menengah yang diatur sepenuhnya oleh pemerintah daerah sampai
pendidikan tinggi yang diberi kewenangan mengelola institusinya dalam
bentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam PP No.153 tahun 2000
dijelaskan pengelolaan Perguruan Tinggi BHMN tersebut meliputi sumber
daya, kerjasama dan keuangan sepenuhnya diserahkan ke perguruan tinggi
bersangkutan (http://www.ugm.ac.id/workshop, 07 Juli 2004).
Undang-undang otonomi daerah tersebut memberi wewenang kepada
perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan untuk melakukan otonomi dalam
pengembangan institusinya. Dalam perkembangan selanjutnya pemerintah
menindaklanjuti reformasi pendidikan tersebut dengan mengeluarkan UU
1
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 2/119
Sisdiknas (UU No.20 Tahun 2003). Semangat otonomi dari peraturan tersebut
menegaskan bahwa perguruan tinggi diberi keleluasaan untuk
mengembangkan segala potensinya dengan mengadakan kerjasama akademik
dan non akademik dengan lembaga atau badan di dalam maupun di luar negeri
tanpa terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan pemerintah
pusat. Kerjasama yang dikembangkan tentunya tidak hanya bertaraf lokal saja
melainkan sampai melakukan kerjasama luar negeri (internasional).
Sebenarnya dalam peraturan terdahulu, terutama dalam pasal 122
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi
disebutkan bahwa perguruan tinggi dapat melaksanakan kerjasama dengan
perguruan tinggi lain dan atau lembaga lain baik di dalam maupun di luar
negeri dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di
perguruan tinggi yang bersangkutan. Selengkapnya untuk kerjasama luar
negeri diatur kemudian dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0109/U/1992 serta petunjuk pelaksanaannya yang ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No.
72/Dikti/Kep/1992. Kedua peraturan tersebut memberikan kemudahan secara
teknis dan yuridis kepada institusi pendidikan tinggi untuk mengadakan
kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada dalam menjalin kerjasama. Namun
karena semangat sentralisasi dalam segala bidang termasuk dalam pendidikan
pada saat itu masih kuat maka pengembangan kerjasama luar negeri perguruan
tinggi masih stagnan dan diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Saat ini,
2
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 3/119
setelah reformasi digulirkan peluang tersebut sangat terbuka, namun pada
realitanya peluang menjalin kerjasama tentunya tidak tercipta begitu saja,
melainkan harus memiliki metode dan strategi tertentu yang memerlukan
perencanaan matang, koordinasi dan relasi yang baik. Selanjutnya agar tujuan
peningkatan kualitas pendidikan melalui kerjasama luar negeri di atas tercapai
maka harus mengacu pada kaidah yang tepat yaitu berdasarkan kaidah hukum
internasional.
Sebagai contoh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sudah
menerapkan pola kerjasama berdasarkan standar kaidah hukum internasional
adalah Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, yang sampai akhir tahun
2002 tercatat 14 kerjasama dengan perguruan tinggi di Eropa, 8 perguruan
tinggi di Asia dan 9 perguruan tinggi di Australia yang hampir semuanya
dilaksanakan berdasarkan perjanjian secara tertulis melalui Memorandum of
Understanding (MOU) (http://www.undip.ac.id/kerjasama.htm, tanggal 13
September 2004). Selain itu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seluruh Indonesia
sudah sejak lama menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan di luar
negeri. Berdasarkan rekapitulasi jumlah kerjasama luar negeri perguruan
tinggi swasta di Indonesia periode tahun 1998-2000 saja tercatat 311
kerjasama untuk 17 kopertis wilayah dan untuk kopertis wilayah V (D.I.
Yogyakarta) terdapat 30 kerjasama yang terlaksana dengan berlandaskan
MOU ( http://www.dikti.org/pts1998-2000, 24 Agustus 2004).
Kalau melihat contoh pelaksanaan kerjasama internasional di atas,
kemudian timbul pertanyaan mengapa setiap perjanjian internasional harus
3
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 4/119
berdasarkan pada bukti tertulis melalui Memorandum of Understanding
(MOU) atau Nota Kesepakatan, jawabannya karena MOU merupakan dan
termasuk suatu perjanjian yang dibuat oleh 2 (dua) pihak yang berkepentingan
(Mulyadi, SH. LLM dalam http//.www.hukum-online.com/wawancara,
tanggal 28 September 2004) dan menurut Mohd.Burhan Tsani (1990:67)
dalam pergaulan internasional MOU adalah instrumen penting untuk
mendapatkan pengakuan umum anggota masyarakat bangsa-bangsa. Oleh
karenanya suatu MOU yang dibuat antara 2 (dua) belah pihak akan mengikat
kedua belah pihak tersebut. Kedua belah pihak tersebut sedemikian rupa
harus mematuhi seluruh ketentuan-ketentuan sebagaimana dinyatakan dalam
klausula-klausula yang terdapat dalam MOU. Lebih lanjut manfaat kerjasama
luar negeri dengan berlandaskan MOU setidaknya dapat dirasakan oleh
Universitas Islam Indonesia (UII) dikala pelaksanaan MOU itu mandeg atau
dengan istilah “MOU macan kertas” artinya kesepakatan mati bisa
dibangkitkan dan ditelusuri secara hukum supaya hidup kembali. Seperti yang
diungkapkan oleh Ir. Wiryono Rahardjo M.Arch PR IV UII dalam UII News,
Edisi 10 Tahun I, tanggal 17 Februari 2004.
Secara formal, peraturan terbaru mengenai pelaksanaan kerjasama atau
hubungan luar negeri diatur dengan UU No. 37 tahun 1999 tentang hubungan
luar negeri, secara tersirat dalam peraturan tersebut perguruan tinggi sebagai
institusi dan lembaga hukum di bawah Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) memiliki kecakapan hukum sebagai subjek hukum internasional
untuk mengadakan hubungan luar negeri dan sekaligus mengadakan perjanjian
4
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 5/119
internasional sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 1 dan 3 sebagai
berikut : dalam ayat 1 yang dimaksud dengan hubungan luar negeri adalah
setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang
dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-
lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia.
Selanjutnya dalam ayat 3 menyatakan, perguruan tinggi dapat mengadakan
perjanjian internasional dengan mengacu pada maksud perjanjian dalam
bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat
secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih
negara, organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta
menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang
bersifat hukum publik.
Dalam UU No. 24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional pasal 5
ayat 1 disebutkan bahwa lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik
departemen maupun non-departemen di tingkat pusat dan daerah yang
mempunyai rencana untuk membuat perjanjian internasional terlebih dahulu
melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan
menteri.
Kedua undang-undang di atas selanjutnya akan mendasari pelaksanaan
kerjasama luar negeri setiap insititusi atau lembaga baik secara administrasi
maupun legalitas berdasarkan hukum internasional yaitu pemberian hak dan
5
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 6/119
kewajiban dalam hal ini kepada perguruan tinggi untuk melaksanakan
kerjasama dan hubungan luar negeri.
Menurut biro kerjasama luar negeri departemen pendidikan nasional
dalam portal resmi Depdiknas (http//.www.depdiknas.go.id/info, tanggal 22
Oktober 2004) dalam kolom informasi mengenai tata cara melakukan
perjanjian internasional di lingkungan departemen pendidikan nasional
setidaknya ada 15 bentuk kerjasama luar negeri yang bisa dituangkan dalam
bentuk perjanjian internasional, yaitu :
1. Traktat (treaty)
2. Konvensi (convention)
3. Persetujuan (agreement )
4. Memorandum saling pengertian /MOU (Memorandum of Understanding )
5. Protokol ( protocol)
6. Piagam (charter )
7. Deklarasi (declaration)
8. Final Act
9. Kesepakatan (arrangement )
10. Pertukaran Nota (exchange of notes)
11. Risalah yang disepakati (agreed minutes)
12. Summary Record
13. Process Verbal
14. Modus Vivendi
15. Letter of intent
6
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 7/119
Pada umumnya bentuk perjanjian internasional menunjukkan bahwa
materi yang diatur oleh perjanjian tersebut mewakili bobot kerjasama yang
berbeda tingkatannya. Namun secara hukum perbedaan tersebut tidak
mengurangi hak dan kewajiban para pihak yang tertuang di dalam suatu
perjanjian internasional. Penggunaan suatu bentuk tertentu bagi perjanjian
internasional pada dasarnya hanya menunjukkan keinginan dan maksud para
pihak terkait serta dampak politiknya bagi para pihak tersebut. Sebagaimana
secara umum sudah dipahami, bahwa setiap perjanjian melahirkan hubungan
hukum berupa hak-hak dan kewajiban bagi para pihak yang terikat pada
perjanjian, dari semenjak perundingan untuk merumuskan perjanjian,
pemberlakuan, pelaksanaan dan segala permasalahan yang timbul serta
pengakhiran berlakunya perjanjian, seluruhnya tunduk pada hukum
internasional maupun hukum perjanjian internasional, sebagaimana yang
diungkapkan oleh I Wayan Parthiana (2002:17).
Namun perlu diketahui, bentuk perjanjian bagaimana yang melahirkan
hubungan hukum berupa hak-hak dan kewajiban bagi para pihak yang terikat
pada perjanjian dan adakah akibat hukumnya bagi suatu perjanjian hubungan
luar negeri yang tidak termasuk dalam 15 bentuk perjanjian di atas. Dalam arti
adakah perbedaan kekuatan hukum suatu perjanjian secara tertulis dengan
perjanjian tidak tertulis. Pada umumnya perjanjian internasional digolongkan
dalam dua bentuk. Pertama, perjanjian internasional tidak tertulis, maksudnya
suatu perjanjian itu terbentuk berdasarkan suatu kebiasaan internasional
(sopan santun internasional) dimana perjanjian itu muncul manakala dua
7
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 8/119
pemimpin negara atau dua pihak yang mewakili lembaga dari suatu negara
yang berkumpul dalam suatu forum resmi atau setengah resmi dan terjadi
percakapan timbal balik seolah-olah berjanji kepada pihak yang diajak bicara
dan bagi negara yang diajak bicara terhadap manapun ucapan atau perilaku itu
ditujukan, dapat memandangnya sebagai janji atau kesediaan negara yang
diwakilinya. Apalagi kalau ucapan itu diucapkan secara berkali-kali (Syahmin
AK,1985: 71-73). Kedua, perjanjian internasional tertulis, yaitu suatu
perwujudan kata sepakat yang otentik dan mengikat para pihak. Kata sepakat
itu dirumuskan dalam bahasa dan tulisan yang dipahami dan disepakati para
pihak yang bersangkutan (I Wayan Parthiana, 2002:27).
Dari kedua bentuk perjanjian di atas baik perjanjian tidak tertulis
maupun perjanjian tertulis sama-sama memiliki akibat hukum tertentu tetapi
lebih lanjut menurut I Wayan Parthiana, perjanjian internasional dengan
bentuk tertulis menjamin adanya ketegasan, kejelasan, dan kepastian hukum
bagi para pihak maupun bagi pihak ketiga yang mungkin suatu waktu
tersangkut pada perjanjian tersebut. Sedangkan perjanjian internasional dalam
bentuk tidak tertulis dalam praktek hubungan antar negara harus memiliki
unsur-unsur tertentu supaya memenuhi kriteria hukum internasional. Selain itu
tidak semua perjanjian internasional dalam bentuk tidak tertulis dapat
dipandang sah sebagai suatu janji kepada pihak lain. Jadi terdapat perbedaan
yang signifikan secara kualitas yuridis (keterikatan pada hukum) suatu
hubungan luar negeri dalam bentuk perjanjian kerjasama secara tertulis dan
bentuk perjanjian kerjasama secara tidak tertulis.
8
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 9/119
Selanjutnya, lahirnya hubungan hukum berupa hak-hak dan kewajiban
bagi para pihak yang terikat pada perjanjian menandakan betapa pentingnya
suatu kerjasama luar negeri yang berdasarkan kaidah hukum internasional.
Dan pelaksanaan kerjasama luar negeri yang berbentuk tertulis atau tidak
tertulis inilah yang menarik perhatian untuk diteliti di Universitas Negeri
Yogyakarta, karena Universitas Negeri Yogyakarta sebagai institusi
pendidikan tinggi negeri yang memiliki kewenangan dan otonomi untuk
melaksanakan hubungan atau kerjasama luar negeri sebagaimana telah
dijelaskan dalam peraturan di atas belum memanfaatkan secara maksimal
kekuatan hukum dari MOU secara yuridis dalam melaksanakan kerjasama luar
negerinya, selain itu kurangnya upaya peningkatan jumlah kerjasama dan
berbagai kendala yang dihadapi Universitas Negeri Yogyakarta menyebabkan
secara kualitas dan kuantitas kerjasama belum signifikan dirasakan.
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 003/O/2001 tentang Statuta Universitas Negeri Yogyakarta, BAB XV
tentang Kerjasama, pasal 83 menyatakan :
(1). Untuk melaksanakan kegiatan akademik, Universitas Negeri Yogyakarta
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.
(2). Kerjasama akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
kerjasama dalam pelaksanaan dan atau pengembangan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam pengertian luas.
Berlandaskan statuta tersebut sebenarnya banyak yang bisa dilakukan
Universitas Negeri Yogyakarta dalam upayanya meningkatkan kualitas dan
9
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 10/119
kuantitas pelaksanaan kerjasama luar negerinya. Sebagai pedoman yuridis
pengembangan universitas, secara umum statuta tersebut bisa dijadikan modal
penanganan secara professional serta pemahaman dari pelaku kerjasama
mengenai kemampuan strategi dan tools yang dibutuhkan untuk kerjasama
yang akan dilaksanakan baik dari aspek teknis maupun hukum (lampiran
Pidato Rektor UNY, pada Dies Natalis ke XXXVII, 21 Mei 2001).
Sebagai gambaran disajikan daftar mitra kerjasama Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah dan sedang menjalin kerjasama mulai tahun 1993-2004
sebagaimana tercantum dalam tabel 1 berikut ini.
10
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 11/119
Tabel 1. Daftar Mitra Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri
Yogyakarta Tahun 1993-2004
No Nama Mitra Macam Naskah Dan Waktu TandaTangan
Komponen Kerjasama Bidang Ilmu
MOU Tanpa MOU
1 Deakin UniversityAustralia
Tanpa MOUTahun 1993
Pertukaran InformasiPenelitian, Informasi,
Staf dan Mahasiswa
Bahasa Asing(Inggris dan
Indonesia)
2 University of Western Sydney(UWS) Australia
Tanpa MOU25 November 1996
Pertukaran di beberapa bidang akademis:
research, pengajaran, science, Teknologi dan
Informasi
• Historical CoursesProgram
• Seminar dan
Workshop
Olahraga
• Pertukaran Staf
• Kerajinan dan Seni
3 Charles Sturt Univesity (CSU)
Australia
Tanpa MOU
05 Januari
1998
Pelatihan, pertukaran
bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
• Pertukaran bahasa
dan budaya
• Pertukaran dosen
dam mahasiswa
4 La-Trobe University
Australia
Tanpa MOU
Januari 1995
Pertukaran Informasi
disemua bidang
akademis: research,
pengajaran, science,Teknologi dan
Informasi
Semua bidang
5 AMESAustralia
Tanpa MOUTahun 1996
Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
Semua bidang
6 University of NewcastleAustralia
Tanpa MOUTahun 2001
Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
Semua bidang
7 The University of ProfesionalEducation of Utrech
Belanda
MOUTanggal 21
Juni 2002
Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
Semua bidang
8 Sun Moon UniversityKorea Selatan
MOUTanggal 25
Februari 2002
Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
Semua bidang
9 Hogskolan I BorasSwedia
MOUTanggal 2
Juni 2002
Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf
dan mahasiswa
Semua bidang
10 Osaka Sangyo University
Jepang
Tanpa MOU
Tanggal 24 Februari
2003
Semua bidang
11 Deutscher Akademischer
Austauch-Dienst (DAAD)
Tanpa MOU Tahun
2003
Pertukaran Pengajar Bahasa Jerman dan
Beasiswa
12 Sun Moon UniversityKorea Selatan Dan Asian
University Federation
Tindaklanjut MOU2003-2004
Beasiswa dari AUFuntuk belajar di SMU
Bahasa Korea
13 Australia Consortium for In-
Country Indonesia StudiesAustralia
Tindak lanjut
kerjasama,TanpaMOU Tahun 2004
Pertukaran Pelajar Fotografi, tari,
lingkungan, musik dan pengajaran
bahasa Indonesia
untuk orang asing
14 European Union Tanpa MOU Tahun
2004
Pengiriman/pertukara
m informasi
Pengiriman buku,
leafleat, dan kaset
video tentang Negara-negara UE
dan tawaran grant
15 Japan InternationalCorporation Agency (JICA)
MOU Tindak lanjut MOUdengan FMIPA
Peningkatan mutu pengajaran matematika
dan sains
Hibah peralatanlaboratotium,
pelatihan dan buku-
buku.
Sumber : Laporan Pelaksanaan Kerjasama Luar Negeri tahun 2003-2004,
Kantor kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri Yogyakarta.
11
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 12/119
Berdasarkan data di atas, nampak secara kuantitas sedikit sekali jumlah
kerjasama yang dilakukan Univesitas Negeri Yogyakarta dengan pihak luar
negeri. Kemudian dari kualitas kerjasama yaitu macam naskah kerjasama
yang dilakukan terutama untuk penggunaan naskah kerjasama secara tertulis
(berbentuk MOU) dalam menjalin kerjasama, nampak hanya empat MOU dari
lima belas kerjasama yang pernah dan sedang dijalin. Dengan demikian sudah
menjadi tugas bagi Universitas Negeri Yogyakarta melalui Kantor Kerjasama,
Humas dan Protokol untuk lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas
kerjasama dengan pihak luar negeri, sehingga terjalin kerjasama yang saling
menguntungkan untuk kemajuan Universitas Negeri Yogyakarta dalam segala
aspek pengembangan dan pembangunan yang dibutuhkan.
12
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 13/119
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas dan kuantitas pelaksanaan kerjasama yang dilakukan
Universitas Negeri Yogyakarta dalam upaya meningkatkan jalinan
kerjasama luar negeri?
2. Hambatan apakah yang dihadapi Universitas Negeri Yogyakarta dalam
upaya menjalin pelaksanaan kerjasama luar negeri?
3. Upaya apa yang telah dan akan di lakukan oleh Universitas Negeri
Yogyakarta untuk mengatasi hambatan tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Ada hal-hal yang ingin diketahui dalam penelitian yang menjadi tujuan
dari penelitian, antara lain :
1. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pelaksanaan kerjasama luar
negeri yang dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta dalam upaya
menjalin kerjasama luar negeri.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Universitas Negeri
Yogyakarta dalam upaya menjalin pelaksanaan kerjasama luar negeri.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta
dalam mengatasi hambatan tersebut.
13
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 14/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 15/119
3. Kerjasama Luar Negeri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kerjasama artinya kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk mencapai tujuan
bersama. Jadi dalam hal ini yang dimaksud pelaksanaan kerjasama luar
negeri adalah kegiatan atau usaha yang dilaksanakan oleh Universitas
Negeri Yogyakarta dengan pihak luar negeri untuk mencapai tujuan
bersama.
15
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 16/119
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian, Tugas dan Fungsi Perguruan Tinggi
1. Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1 :
“yang dimaksud perguruan tinggi adalah merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi ”.
Selain itu perguruan tinggi juga mempunyai pengertian pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur
pendidikan sekolah. Perguruan Tinggi di sini adalah tingkatan universitas
yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu (H.
Basir Barthos,1992:25).
2. Tugas Perguruan Tinggi
Menurut Cony R. Semiawan (1998:12) secara umum tugas
penyelenggaraan pendidikan tinggi saat ini bertambah berat karena
paradigma baru seperti akuntabilitas, kualitas pendidikan, otonomi dan
evaluasi diri pendidikan tinggi dipersyaratkan oleh masa depan yang
menuntut aktualisasi keunggulan kemampuan manusia secara optimal,
yang sementara ini masih “tersembunyi” dalam diri (hidden excellence in
personhood ). Prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas dihadang oleh
berbagai masalah krusial dalam strategi pengembangannya. Peradaban
16
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 17/119
baru yang dijanjikan oleh abad baru ke 21 menuntut perguruan tinggi
untuk mampu menciptakan lulusan perguruan tinggi untuk berkinerja,
sehingga dapat bertahan ( survive) dan berkembang mencapai aktualisasi
keunggulan secara optimal. Namun pada dasarnya strategi dalam
mencapai cita-cita tersebut banyak ditentukan oleh visi dan kebijaksanaan
( policy) pengambil keputusan dalam proses pengembangan pendidikan
tinggi di perguruan tinggi bersangkutan (pimpinan perguruan tinggi).
Secara khusus tugas perguruan tinggi dapat kita lihat dalam PP No.
30 tahun 1990 tentang Perguruan Tinggi. Dalam ketentuan umum, Pasal 1
ayat 2 :
“Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi”.
Selanjutnya dalam mukadimah Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 603/O/2001 dinyatakan tugas perguruan tinggi adalah :
“…… berperan aktif dalam perbaikan dan pengembangan kualitas
kehidupan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
pengembangan pengertian dan kerjasama internasional untuk
mencapai kedamaian dunia dan kesejahteraan lahir batin umat
manusia berkelanjutan…”.
Di situ dijelaskan bahwa selain diberi tugas untuk
menyelenggarakan pendidikan tinggi, perguruan tinggi juga mengemban
tugas pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia,
pengembangan kerjasama internasional, kedamaian dunia dan
kesejahteraan lahir batin umat manusia.
3. Fungsi Perguruan Tinggi
17
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 18/119
Selanjutnya menurut Conny R. Semiawan (1998:33) pendidikan
tinggi antara lain berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
manusia yang memiliki perilaku, nilai dan norma sesuai sistem yang
berlaku sehingga mewujudkan totalitas manusia yang utuh dan mandiri
sesuai tata cara hidup bangsa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
menyoroti wewenang para pengambil kebijakan di perguruan tinggi yang
berkaitan langsung dalam kewenangannya menentukan kebijakan
kerjasama luar negeri disatuan pendidikan perguruan tinggi untuk menguji
sejauh mana peran pengambil kebijakan di Perguruan Tinggi dalam upaya
peningkatan kerjasama luar negeri. Mengenai kewenangan penentuan
kebijakan ini, PP No.30 tahun 1990 Bab I Pasal 1 ayat 8 tentang ketentuan
umum mengatur sebagai berikut :
“Perangkat kewenangan tertinggi dalam penentuan kebijakan
adalah pimpinan perguruan tinggi sebagaimana ditetapkan di
perguruan tinggi masing-masing”.
Para pimpinan perguruan tinggi dengan wewenangnya bertugas
untuk mengembangkan perguruan tinggi-nya ke luar dan ke dalam
berdasarkan pedoman tertentu yang disebut statuta, yang termaktub dalam
Bab I Pasal 1 ayat 7 tentang aturan umum perguruan tinggi yang berbunyi:
“Statuta adalah suatu pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan
yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan
program dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai dengan
tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan, berisi dasar yang
dipakai sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan
akademik dan prosedur operasional yang berlaku di perguruan
tinggi yang bersangkutan”.
18
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 19/119
Statuta tersebutlah yang menjadi pedoman dan barometer
keberhasilan dan kemajuan pengembangan perguruan tinggi dari salah satu
upaya ke arah pengembangannya melalui kerjasama luar negeri. Hal ini
bukan tidak berdasarkan alasan yang jelas melainkan sudah dirasakan
menjadi keperluan mendesak. Sebagaimana Asosiasi Perguruan Tinggi
Agama Islam (APTAIS) mengemukakan bahwa pembukaan kerjasama
luar negeri adalah langkah strategis meningkatkan kualitas PTAIS (Swara
Dipertais, No.14 Th.II, 31 Agustus 2004).
B. Tinjauan Umum Hukum Internasional
1. Pengertian Hukum Internasional
Berbicara tentang hukum internasional maka akan dihadapkan
pada dinamika hukum internasional itu sendiri yang terus berkembang
sesuai dengan perubahan jaman baik dari segi subjek maupun isinya. Hal
tersebut setidaknya dapat kita lihat dari berbagai macam pendapat para
ahli Hukum Internasional dalam mendefinisikannya.
Banyak para ahli hukum memberikan definisi hukum internasional,
diantaranya adalah Rebbeca M. Wallace (1986:1) mengemukakan bahwa:
“Hukum internasional adalah peraturan-peraturan dan norma-
norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain
yang pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional.”
Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes (2003:4)
memberikan definisi sebagai berikut:
“Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara
19
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 20/119
antara: (1) Negara dengan Negara (2) Negara dengan subjek
hukum lain bukan Negara atau subjek hukum bukan Negara satu
sama lain.”
Pendapat lain datang dari J.G. Starke (1992:15) yang
mendefinisikan Hukum Internasional sebagai berikut:
“Hukum internasional sebagai keseluruhan hukum yang untuk
sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat
untuk menaati, dan karenanya benar-benar ditaati secara umum
dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain”.
Berdasarkan pengertian hukum internasional dari beberapa pakar
hukum internasional di atas, dapat terlihat gambaran umum tentang isi dan
ruang lingkup hukum internasional. Di dalamnya terkandung unsur, subjek
atau pelaku-pelaku yang berperan, hubungan-hubungan hukum antara
subjek serta kaidah-kaidah maupun prinsip-prinsip hukum yang lahir dari
hubungan antar subjek tersebut yang keseluruhannya itu merupakan suatu
kesatuan yang saling terjalin satu dengan yang lainnya (I Wayan
Parthiana, 1990:4).
2. Subjek Hukum Internasional
a. Subjek Hukum Internasional Umum
Menurut I Wayan Parthiana (1990:58) subjek hukum pada
umumnya diartikan sebagai pemegang hak dan kewajiban menurut hukum.
Dengan kemampuan sebagai pemegang hak dan kewajiban tersebut,
berarti adanya kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum yang
melahirkan hak-hak dan kewajiban. Secara umum yang dipandang sebagai
subjek hukum adalah : (a) individu atau orang perorangan atau disebut
20
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 21/119
pribadi alam dan (b) badan atau lembaga yang sengaja didirikan untuk
suatu maksud dan tujuan tertentu yang karena sifat, ciri, dan coraknya
yang sedemikian rupa dipandang mampu berkedudukan sebagai subjek
hukum. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa subjek hukum
internasional adalah pemegang atau pendukung hak dan kewajiban
menurut hukum internasional; dan setiap pemegang atau pendukung hak
dan kewajiban menurut hukum internasional adalah subjek hukum
internasional.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh F. Sugeng Istanto (1998:17)
yang mengatakan bahwa yang dianggap sebagai subjek hukum bagi
hukum internasional adalah negara, organisasi internasional dan individu.
Subjek hukum tersebut masing-masing mempunyai hak dan kewajiban
sendiri yang berbeda satu sama lain.
b. Subjek Hukum Internasional Khusus
Yang dimaksud subjek hukum internasional khusus menurut I
Wayan Parthiana (1990:58) adalah pribadi hukum atau badan-badan
hukum dalam sistem hukum nasional dari pelbagai negara seperti
perseroan terbatas, lembaga hukum adat dan lain-lainnya. Pribadi
hukum/badan hukum tersebut lazim dipandang sebagai subjek hukum
internasional tetapi juga bisa berkedudukan sebagai subjek hukum
nasional.
Berpegang pada pengertian subjek hukum internasional pada
umumnya dan subjek hukum internasional pada khususnya di atas maka
21
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 22/119
secara mudah dapat dirumuskan apa yang dimaksud dengan subjek hukum
internasional. Subjek hukum internasional adalah pemegang dan
pendukung hak dan kewajiban hukum internasional. Dengan perkataan
lain, setiap pendukung atau pemegang hak dan kewajiban internasional
(termasuk di dalamnya pribadi hukum dan badan hukum nasional) adalah
subjek hukum internasional. Kemudian siapa saja yang diakui sebagai
subjek hukum internasional. Ada beberapa pendapat pakar hukum
internasional di bawah ini:
a. Menurut Mochtar kusumaatmadja, subjek hukum
internasional ada 6 :
1. Negara
2. Tahta Suci
3. Palang Merah Internasional
4. Organisasi Internasional
5. Orang perorangan (individu)
6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa
(Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, 2002: 98-110)
b. Menurut I Wayan Parthiana, subjek hukum internasional ada 8 :
1. Negara
2. Organisasi internasional
3. Palang Merah Internasional
4. Tahta suci atau Vatikan
5. Organisasi pembebasan atau bangsa-bangsa yang sedang
memperjuangkan hak-haknya.6. Wilayah-wilayah perwalian
7. Kaum beligerensi
8. Individu
( I Wayan Parthiana, 1990:59)
c. Menurut J.G Starke, subjek hukum internasioal ada 5 :
1. Lembaga-lembaga dan organisasi internasional
2. Negara
3. Individu-individu
22
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 23/119
4. Bagian-bagian dari negara, wilaya-wilayah yang belum
merdeka, protektorat-protektorat dan wilayah-wilayah yang
dimasukan ke dalam lingkup beberapa konvensi.5. Para pemberontak (belligerent)
( J.G Starke, 1992: 77)
d. Lain hal menurut Rebecca M. Wallace yang menyebut subjek hukum
internasioal dengan istilah Kepribadian Internasional, menurutnya
subjek hukum internasional ada 4 :
1. Negara-negara
2. Organisasi organisasi internasional3. Individu
4. Kesatuan lain anomali-anomali (Tahta Suci).
( Rebecca M. Wallace, 1986: 62)
Perbedaan jumlah subjek hukum internasional yang dikemukan
para pakar hukum internasional di atas menandakan bahwa hukum dan
subjek hukum internasional senantiasa berubah secara dinamis dan sudah
merupakan fakta yang tidak dapat disangkal lagi.
Fakta yang menunjukkan perubahan jumlah subjek hukum
internasional tersebut diakibatkan oleh meningkatnya hubungan-hubungan
internasional yang pada perkembangannya menempatkan badan-badan
hukum dalam sistem hukum nasional seperti perseroan terbatas (lembaga
negara), lembaga-lembaga hukum adat dan lainnya dipandang sebagai
subjek hukum internasional (I Wayan Parthiana, 1990:58). Dengan
perkembangan tersebut secara legal lembaga negara seperti perguruan
tinggi dapat menjadi subjek hukum internasional.
3. Sumber Hukum Internasional
23
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 24/119
Selanjutnya sebagai runtutan kajian permasalahan peneliti maka
yang paling pokok dalam penelitian adalah kajian sumber hukum
internasional dimana salah satu sumber hukum internasional adalah
perjanjian internasional dan perjanjian internasional itu adalah hal yang
mutlak dalam melaksanakan hubungan atau kerjasama internasional.
Untuk lebih paham apa itu sumber hukum internasional maka pengertian
dan apa saja sumber hukum internasional harus diketahui terlebih dahulu.
Secara hukum formal I Wayan Parthiana (1990:148) mengatakan
bahwa yang dimaksud sumber hukum internasional adalah segala sesuatu
yang berkaitan darimana awal mula atau asal usul hukum, bagaimana
terjadi hukum dan dalam bentuk apa saja hukum itu mewujudkan atau
menampakkan diri sebagai acuan atau petunjuk bagi Mahkamah
Internasional dalam memeriksa dan memutuskan suatu perkara
internasional.
Menurut J.G Starke (1992:42) yang dimaksud sumber hukum
internasional adalah bahan-bahan aktual darimana seorang ahli
menentukan kaidah hukum yang berlaku terhadap keadaan tertentu.
Hampir semua sarjana hukum internasional dalam membahas
sumber hukum internasional dalam arti formal, tidak jauh menyimpang
dari rumusan seperti tercantum dalam pasal 38 Statuta Mahkamah
Internasional. Tegasnya yang termasuk sebagai sumber hukum
internasional dalam arti formal adalah :
1. Kebiasaan
24
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 25/119
2. Perjanjian internasional atau traktat
3. Keputusan pengadilan
4. Doktrin atau pendapat para sarjana
5. Keputusan-keputusan atau resolusi-resolusi organisasi internasional
Jadi dengan sangat jelas bahwa perjanjian internasional adalah
salah satu dari sumber hukum internasional yang oleh karenanya setiap
subjek hukum internasional mengadakan perjanjian internasional terikat
secara hukum di dalamnya (Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes,
2002:113).
B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Internasional
1. Pengertian Perjanjian Internasional
Secara umum dan luas perjanjian internasional dalam bahasa Indonesia
disebut juga persetujuan, traktat ataupun konvensi. Banyak para sarjana
hukum internasional memberikan definisi perjanjian internasional,
diantaranya adalah T. May Rudy (2002:123) mengemukakan :
“Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk
menimbulkan akibat hukum tertentu”.
Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes,
pengertian perjanjian internasional lebih sederhana lagi :
“Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk
mengakibatkan akibat hukum tertentu”.
25
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 26/119
Menurut Rebecca M. Wallace (1986:20), secara tersirat
mendefinisikan:
“Perjanjian internasional adalah suatu perjanjian yang dilakukan
oleh subjek hukum internasional yang mengkin terjadi diantara dua
negera (bipartite) atau antara banyak negara (multi partite) yang
membentuk hukum-hukum (traite lois).
Menurut Konvensi Wina 1969 dan Konvensi Wina 1986 pasal 2
ayat 1 huruf a definisi perjanjian internasional adalah :
“Treaty means an international agreement concluded between
states in written form and governed by international law, wheter embodied in a single instrument or in two or more related instrument ang whatever its particular designation”(Perjanjian internasional berarti suatu persetujuan internasional
yang ditanda-tangani antar Negara dalam bentuk tertulis dan diatur
oleh hukum internasional, apakah dibuat dalam wujud satu
instrumen tunggal atau dalam dua instrumen yang saling
berhubungan atau lebih dan apapun yang menjadi penandaan
khususnya).
Menurut I Wayan Parthiana (1992:12) dari keempat pengertian
perjanjian internasional yang dikemukakan di atas masih sangat umum dan
luas, ditunjukkan pada:
Pertama, dalam definisi semua subjek hukum internasional
dipandang dapat mengadakan perjanjian internasional, padahal dalam
kenyataan tidaklah setiap subjek hukum internasional dapat berkedudukan
sebagai pihak dalam perjanjian internasional atau tidak semua subjek
hukum internasional itu dapat mengadakan perjanjian internasional.
Hingga kini, hanya negara, tahta suci, dan organisasi internasional (tidak
semuanya), kaum belligerensi bangsa yang memperjuangkan hak-haknya
yang dapat berkedudukan sebagai pihak dalam perjanjian internasional.
26
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 27/119
Kedua, definisi tersebut di samping mencakup perjanjian
internasional tertulis juga mencakup perjanjian internasional yang
berbentuk tidak tertulis, yang masing-masing memiliki karakter yang
sangat berbeda, meskipun sama-sama merupakan perjanjian internasional.
2. Fungsi Perjanjian Internasional
Menurut Mohd. Burhan Tsani (1990:66-67) dalam kehidupan
masyarakat internasional dewasa ini perjanjian internasional mempunyai
beberapa fungsi yang tidak bisa diabaikan, diantaranya :
1. untuk mendapatkan pengakuan umum anggota
masyarakat bangsa-bangsa.
2. sarana utama yang praktis bagi transaksi dan
komunikasi antar anggota masyarkat negara.
3. berfungsi sebagai sumber hukum internasional
4. sarana pengembang kerjasama internasional secara
damai
3. Unsur-unsur Perjanjian Internasional
Salah-satu hal yang menjadi titik fokus perhatian penelitian ini
adalah dari segi bentuk perjanjian internasional tertulis atau tidak tertulis
yang telah jelas dikemukakan di atas memiliki kekuatan hukum yang
berbeda walaupun sama-sama merupakan perjanjian internasional, namun
adakah para sarjana hukum internasional memberikan batasan pada
perjanjian internasional tertulis dan tidak tertulis dalam menentukan
27
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 28/119
bentuk perjanjian internasional pada umumnya. Menurut I Wayan
Parthiana (1992:13) yang dimaksud perjanjian internasional yaitu:
“Kata sepakat antara dua atau lebih subjek hukum internasional
(negara, tahta suci, kelompok pembebasan, organisasi
internasional) mengenai suatu obyek tertentu yang dirumuskan
secara tertulis dan tunduk pada atau yang diatur oleh hukum
internasional”.
Dengan demikian maka dapat dijabarkan beberapa unsur atau
kualifikasi yang harus terpenuhi suatu perjanjian, untuk dapat disebut
sebagai perjanjian internasional, yaitu:
a. Kata sepakat
b. Subjek-subjek hukum
c. Berbentuk tertulis
d. Obyek tertentu
e. Tunduk pada atau diatur oleh hukum internasional.
(Walter S. Jones, 1993:113)
4. Subjek-subjek hukum internasional yang memiliki kemampuan untuk
mengadakan perjanjian internasional.
Menurut T. May Rudy (2002:131) pada umumnya hanya negara-
negara yang memenuhi syarat ketatanegaraan menurut hukum
internasional dan organisasi internasional yang dapat menjadi peserta dan
dapat mengadakan perjanjian internasional. Tetapi kemudian pernyataan
tersebut di atas dilengkapi oleh I Wayan Parthiana (2002:18), yang
menyatakan bahwa semua subjek hukum internasional adalah pemegang
hak dan kewajiban berdasarkan hukum internasional, termasuk memiliki
hak untuk mengadakan ataupun menjadi pihak atau peserta pada suatu
28
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 29/119
perjanjian internasional. Namun bukan berarti semua subjek hukum
internasional memiliki kemampuan untuk mengadakan ataupun sebagai
pihak atau peserta pada perjanjian internasional. Dengan kata lain, tidak
semua subjek hukum internasional memiliki kapasitas yang sama. Ada
yang memiliki kapasitas atau kemampuan penuh ( full capacity), ada yang
memiliki kemapuan lebih terbatas, bahkan ada yang sama sekali tidak
memiliki kemampuan untuk mengadakan perjanjian internasional. Sebagai
contoh, individu dapat diakui sebagai subjek hukum internasional
sepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu tersebut termasuk
dalam masalah masyarakat dan hukum internasional. Tegasnya subjek-
subjek hukum internasional yang memiliki kemampuan untuk
mengadakan perjanjian internasional adalah :
1. Negara
2. Negara bagian
3. Tahta suci atau Vatikan
4. Wilayah Perwalian
5. Organisasi Internasional
6. Kaum Beligerensi
7. Bangsa-bangsa yang sedang memperjuangkan haknya (I
Wayan Parthiana, 2002:14).
Selanjutnya negara sebagai subjek hukum internasional yang
memiliki kemampuan penuh untuk mengadakan perjanjian internasional,
pada prakteknya tidak hanya mengadakan perjanjian antar negara dengan
29
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 30/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 31/119
dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha,
organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
atau warga Negara Indonesia. Karena Universitas Negeri Yogyakarta
termasuk lembaga negara di bawah Departemen Pendidikan Nasional
maka dapat melakukan kegiatan internasional termasuk membuat
perjanjian internasional. Namun dalam hal membuat perjanjian
internasional tersebut Universitas Negeri Yogyakarta harus terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Menteri Pendidikan Nasional sebagaimana diatur
Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 pasal 13 :
“Lembaga Negara dan lembaga pemerintah, baik departemen
maupun non departemen yang mempunyai rencana untuk membuat
perjanjian internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi
mengenai rencana tersebut dengan menteri”
Kemudian diatur lebih lanjut melalui Undang-undang Nomor 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional khususnya pasal 5 ayat 1
yang bunyinya hampir sama :
“Lembaga Negara dan lembaga pemerintah, baik departemen
maupun non departemen yang mempunyai rencana untuk membuat
perjanjian internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi dan
koordinasi mengenai rencana tersebut dengan menteri”
Adanya penambahan kata “koordinasi” pada pasal 5 ayat 1 tersebut
menunjukkan aturan yang lebih spesifik mengenai peraturan pembuatan
perjanjian luar negeri lembaga pemerintah daripada aturan sebelumnya.
Sebenarnya aturan yang lebih lengkap mengenai pembuatan
perjanjian di lingkungan lembaga pemerintah khusunya Departemen
Pendidikan Nasional dapat dilihat pada Informasi Pembuatan Perjanjian
31
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 32/119
Internasional yang merupakan pedoman pembuatan perjanjian baku di
lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Dalam Bab IV pedoman
pembuatan perjanjian internasional tersebut dijelaskan bahwa yang
dimaksud perjanjian internasional, meliputi beberapa jenis kerja sama luar
negeri yang berbentuk kerjasama :
a. Antar pemerintah (Government to Government/G to G)
Kerjasama luar negeri G t o G ini dimaksudkan sebagai
kerjasama luar negeri antar pemerintah Republik
Indonesia/Departemen Pendidikan Nasional dan pemerintah
negara asing secara bilateral.
b. Antar pemerintah dan orgnisasi non pemerintah (Government
to Non Government Organization/G to NGO).
Kerjasama luar negeri G to NGO ini dimaksudkan sebagai
kerjasama luar negeri antar pemerintah Republik
Indonesia/Departemen Pendidikan Nasional dan
badan/organisasi non pemerintah asing (swasta).
c. Kerjasama Khusus (University to University/U to U )
Kerjasama luar negeri secara khusus ini dimaksudkan
kerjasama luar negeri antar lembaga pendidikan
tinggi/universitas di Indonesia dan di luar negeri. Kerjasama
tersebut sering disebut kerjasama antar universitas yang diatur
dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, No. 223/U/1998 tentang “Kerjasama antar
32
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 33/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 34/119
Mengenai persyaratan kerjasama luar negeri secara umum meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. tidak ada ikatan politik apapun
b. mitra sejajar
c. tidak semata-mata mencari keuntungan
d. tersedia tenaga pendamping/pengelola dan sarana
e. kejelasan kegiatan program
f. kejelasan sumber dana untuk pembiayaan
g. kontribusi program/kegiatan kerja sama.
5. Perbedaan antara perjanjian internasional tertulis dan perjanjian
internasional tidak tertulis
Dalam istilah para sarjana hukum internasional dikenal adanya dua
bentuk perjanjian internasional yaitu :
1. Berbentuk tidak tertulis atau perjanjian internasional
lisan (unwritten agreement atau oral agreement ).
2. Perjanjian internasional yang berbentuk tertulis
(written agreement ).
Perjanjian internasional tak tertulis, pada umumnya adalah
merupakan pernyataan secara bersama atau secara timbal balik yang
diucapkan oleh kepala negara, kepala pemerintahan atau menteri luar
negeri, atas nama negaranya masing-masing mengenai suatu masalah
tertentu yang menyangkut kepentingan para pihak (I Wayan Parthiana,
1990:160). Di samping itu, suatu perjanjian internasional tidak tertulis
34
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 35/119
dapat berupa pernyataan sepihak yang dikemukakan oleh para pejabat atau
organ-organ pemerintah negara yang kemudian pernyataan tersebut
ditanggapai secara positif oleh pejabat atau organ-organ pemerintah dari
negara lain yang berkepentingan sebagai tanda persetujuan. Menurut
Mohd.Burhan Tsani (1990:66) menyatakan bahwa apapun penanda khusus
pada suatu perjanjian internasional dibenarkan oleh hukum internasional
(dalam pasal 2 ayat 1a Konvensi Wina 1986) asal merupakan
kesepakatan/persetujuan (agreement ) para pihak yang melakukan
persetujuan dan bentuk perjanjian tidak harus dalam bentuk tertulis.
Jika dibandingkan dengan perjanjian internasional yang berbentuk
tertulis, perjanjian internasional tak tertulis mempunyai bentuk maupun
sifat yang kurang formal. Tentu saja juga kurang jelas dan kurang
menjamin kepastian hukum bagi para pihak, tetapi dapat mengikat sebagai
hukum yang sama derajatnya dengan perjanjian internasional yang
berbentuk tertulis ( I Wayan Parthiana, 2002: 35-36).
Perjanjian internasional yang berbentuk tertulis dewasa ini
mendominasi hukum internasional maupun hubungan-hubungan
internasional. Hal ini disebabkan karena memang perjanjian internasional
yang berbentuk tertulis memiliki beberapa keunggulan, seperti ketegasan,
kejelasan, dan kepastian hukum, bagi para pihak dan merupakan sumber
hukum utama yang paling logis (Walter S. Jones, 1993:331).
Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel perbedaan antara
perjanjian internasional tak tertulis dan perjanjian internasional tertulis :
35
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 36/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 37/119
1. Judul;
2. Preambul;
3. Klausula substantif;
4. Klausula formal;
5. Pembuktian formal;
6. Tanda tangan delegasi.
Selanjutnya dari keenam pola struktur perjanjian internasional di
atas dijelaskan oleh Mohd.Burhan Tsani (1990:72-73).
Dalam judul suatu perjanjian internasional pada umumnya tersirat :
1. Nama yang dimaksud bagi perjanjian internasional yang
bersangkutan; apakah dengan nama convention, treaty, agreement,
final act ataukah nama yang lain;
2. Materi pokok yang diatur dengan perjanjian internasional yang
bersangkutan, misalnya : mengenai hukum perjanjian internasional,
hubungan diplomatik dan konsuler, penindasan perbuatan melawan
hukum terhadap pesawat terbang;
3. Sering pula dimuat nama tempat dilangsungkan atau
ditandatanganinya suatu perjanjian internasional.
Preambul adalah bagian pokok perjanjian internasional yang
merupakan permulaan pengucapan suatu perjanjian internasional. Hal-hal
yang biasa dimuat dalam preambul (pembukaan) adalah :
1. Pembeberan nama para pihak, apakah kepala negara,
negara ataukah pemerintah;
37
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 38/119
2. Tujuan atau maksud ditutupnya suatu perjanjian
internasional;
3. Ketetapan hati, dasar atau alasan para pihak untuk ikut
serta atau menyelenggarakan perjanjian internasional.
4. Nama-nama dan penandaan (identitas) para utusan yang
mempunyai kuasa penuh.
Klausula substantif sering juga disebut dengan istilah “dispositive
provisions” (ketentuan yang bersifat mengatur) atau batang tubuh
perjanjian internasional. Klausula ini terdiri dari pasal-pasal yang
mengatur inti persoalan atau materi pokok perjanjian internasional. Dari
pasal-pasal inilah dapat diketemukan hukum internasional positif yang
berlaku bagi materi yang bersangkutan. Klausula substantif inilah yang
merupakan bagian pokok terpenting perjanjian internasional yang
bersangkutan.
Klausula formal sering juga disebut dengan istilah klausula final
atau klausula protokoler. Dalam klausula ini dimuat hal-hal yang bersifat
teknis, hal-hal pokok yang formal dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan penerapan dan mulai berlakunya perjanjian internasional yang
bersangkutan. Klausula formal ini pada umumnya secara terpisah memuat
dan mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. tanggal perjanjian;
38
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 39/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 40/119
Bagian akhir suatu perjanjian internasional pada umunya memuat
tanda-tangan para utusan yang mempunyai “ full-powers”. Akan tetapi ada
juga perjanjian internasional yang memakai sistem pemuatan tanda-tangan
para delegasi pada instrumen yang terpisah dari perjanjian internasional itu
sendiri, yaitu dalam final act (Starke, 2000 : 439,440).
Untuk memudahkan pemahaman di bawah ini bagan struktur
perjanjian internasional :
Gambar 1. Pola “Struktur Perjanjian Internasional”
40
I
I
I
I
I
I
V
I JUDUL : PERJANJIAN INTERNASIONAL
PREAMBUL :
membeberkan nama para pihak (Kepala Negara/Pemerintah)
tujuan ditutupnya Perjanjian Internasional
dasar alasan menjadi pihak Perjanjian Internasional
nama-nama dan penunjuk para pihak
Klausula substantif/depositive provisions/
Ketentuan-ketentuan yang mengatur : hal-hal yang menyangkut materi perjanjian
internasional (berujud pasal-pasal).
Klausula formal (klausula final) protokoler :
1. hal-hal teknis
2. hal-hal formal
3. masalah yang berhubungan dengan penerapan atau mulai berlakunya
perjanjian internasional
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 41/119
(Sumber : Mohd.Burhan Tsani, 1990, p 74).
7. Bentuk-bentuk (istilah) perjanjian internasional tertulis
Untuk lebih memahami perjanjian internasional dalam bentuk tertulis,
secara garis besar berikut disampaikan pendapat dua pakar hukum
internasional. Pertama Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes yang
mengemukakan bahwa istilah-istilah perjanjian internasional adalah :
1. Traktat (treaty)
2. Pakta ( pact )
3. Konvensi (convention)
4. Piagam ( statute)
5. Charter
6. Deklarasi
7. Protocol8. Arrangement
9. Accord
10. Modus vivendi
11. Covenant
(Sumber : Mochtar Kusumaatmadja, & Etty R. Agoes, 1993:119)
Sedangkan menurut I Wayan Parthiana lebih lengkap, yaitu dengan
disebutkannya pengertian dari setiap bentuk perjanjian internasional,
diantaranya sebagai berikut:
41
V
V
I
Pembuktian formal/pengakuan
(pembenaran) penandatangan
Tanggal dan tempat penandatanganan.
TANDA TANGAN DELEGASI
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 42/119
1. Traktat
Traktat adalah istilah yang sudah umum dipergunakan untuk
perjanjian-perjanjian internasional antara negara-negara yang
substansinya tergolong penting bagi para pihak.
Contoh : Treaty Banning Nuclear Weapon test in the atsmosphere in
outher space and under water of August 5, 1963 (Traktat tentang
larangan melakukan percobaan senjata nuklir di atmosfir, angkasa luar,
dan di bawah air, tanggal 5 Agustus 1963).
2. Konvensi (Convention atau conventie).
Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut suatu perjanjian
internasional multilateral, baik yang diprakarsai oleh negara-negara
maupun oleh lembaga-lembaga atau organisasi internasional.
Contoh : Convention of the crime of genocide of December 9, 1948
(konvensi tentang pencegahan dan penghukuman atas kejahatan
genocide, tanggal 9 Desember 1948).
3. Deklarasi ( Declaratie atau declaration).
Deklarasi merupakan kesepakatan antara para pihak yang masih
bersifat umum dan berisi tentang hal-hal yang merupakan pokok-
pokok saja.
Contoh : Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967, Universal Declaration of
Human Rights, tanggal 10 Desember 1948.
4. Statuta ( statute)
42
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 43/119
Adalah perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu
organisasi internasional.
Contoh : Organisasi internasional yang menggunakan istilah statute
untuk piagamnya adalah Mahkamah Internasional Permanent dan
Mahkamah Internasioanal yang masing-masing piagamnya disebut
Statute of Permanent Court of International justice, dan Statute of
International Court of justice.
8. Piagam ( Charter )
Adalah perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu
organisasi internasional.
Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan Charter of
United Nations.
9. Kovenan (Covenant ).
Istilah covenant juga mengandung arti sama dengan piagam, jadi
digunakan sebagai konstitusi suatu organisasi internasional.
Contoh : pemakainya adalah Liga Bangsa-Bangsa dengan (Covenant
of the League of Nations).
10. Persetujuan (agreement, arrangement )
Adalah perjanjian internasional yang ditinjau dari segi isinya lebih
bersifat teknis dan administratif.
43
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 44/119
Contoh : Agreement between the government of the Republic of
Indonesia and the government of the Republic India relation of the
delimitation of the continental shelf boundary between the two
countries, August 21, 1974.
11. Perjanjian
Perbedaan persetujuan dengan perjanjian sangat penting artinya dalam
hukum nasional, khusunya Hukum Tata Negara terutama berkenaan
dengan pengesahan atau pengundangannya menjadi peraturan
perundang-undangan. Menurut praktek yang berlaku perjanjian
disahkan atau diundangkan dalam bentuk undang-undang sedangkan
persetujuan disahkan atau diundangkan dalam bentuk keputusan
presiden.
12. Pakta ( Pact )
Adalah perjanjian internasional dalam bidang militer, pertahanan dan
keamanan.
Contoh : Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( North Atlantic Treaty
Organizations-NATO).
13. Protokol ( protocol )
Menurut J.G Starke yang dikutip oleh I Wayan Parthiana, protokol
merupakan jenis perjanjian internasional yang kurang formal jika
dibandingkan traktat ataupun konvensi.
14. MOU (Memorandum of Understanding )
44
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 45/119
Secara harfiah MOU dapat dikatakan sebagai Nota kesepakatan atau
memorandum saling pengertian, tetapi secara hukum dapat diartikan
sebagai suatu dokumen sah yang menggambarkan suatu
persetujuan/perjanjian antara para pihak dan merupakan suatu
alternatif yang lebih formal bagi suatu persetujuan/perjanjian, tetapi
lebih sedikit formal dibanding suatu kontrak (Ensiklopedia
Wikipedia.org, www.en.wikipedia.org/wiki/MOU).
Contoh : MOU antara Indonesia dan Malaysia tentang penempatam
tenaga kerja Indonesai di Malaysia, 10 Mei 2004.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelititan ini dilaksanakan di Kantor Kerjasama Humas dan Protokol
Universitas Negeri Yogyakarta. Dipilihnya lokasi tersebut dengan
pertimbangan bahwa di Kantor kerjasama Humas dan protokol ditemukan
permasalahan mengenai kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini berlangsung mulai November 2004 sampai dengan Juni
2005.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
45
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 46/119
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
metode penelitian kualitatif. Dikatakan penelitian deskriptif, karena penelitian
ini hanya untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan objek
penelitian, yaitu menggambarkan kualitas dan kuantitas kerjasama luar negeri
Universitas Negeri Yogyakarta, hambatan-hambatan yang dihadapi, dan upaya
untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Seperti dikatakan Hadari
Nawawi dan Mimi Martini (1994: 73), metode deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskripsi memusatkan
perhatiannya pada penemuan fakta-fakta ( fact finding ) sebagaimana keadaaan
sebenarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang memberi gambaran atau deskripsi tentang fenomena
atau kejadian yang secara akurat berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini
berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan
dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong (2002:3) yang menyatakan bahwa
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seorang lain dan perilaku
yang diamati. Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa kata-kata tertulis
atau lisan. Dengan demikian penelitian kualitatif dapat difahami sebagai
penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam
46
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 47/119
terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu melalui metode
kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif.
C. Penentuan Subjek Penelitian
Yang dimaksud subjek penelitian menurut Sanapiah Faisal (2001:109),
menunjuk pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan
(kasus) yang diteliti. Teknik penentuan subjek penelitian yang digunakan
adalah dengan menggunakan teknik ( purposive). Teknik purposive adalah
berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (Lexy J. Moleong, 2002 :
165).
Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dihubungi disesuaikan
dengan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan berdasarkan permasalahan penelitian
yaitu tentang pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri
Yogyakarta (Tinjauan Hukum Internasional). Adapun kriteria yang
ditentukan peneliti adalah:
1. Pejabat Universitas Negeri Yogyakarta yang mempunyai
wewenang untuk menentukan kebijakan kerjasama luar negeri dengan
pihak asing
2. Pejabat Universitas Negeri Yogyakarta yang secara langsung
ataupun tidak langsung terlibat dalam pembuatan naskah kerjasama luar
negeri.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka subjek penelitian yang diperoleh, yaitu :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Pembantu Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta.
47
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 48/119
3. Kepala Kantor Kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri
Yogyakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara ( Interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Lexy J. Moleong, 2002: 135). Dengan kata lain, wawancara merupakan
suatu proses interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan yang
diwawancarai.
Metode wawancara mempunyai kedudukan yang utama sebagai
metode pengumpulan data dalam penelitian. Metode wawancara bertujuan
untuk memperoleh data primer karena data ini diperoleh langsung dari
subjek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terkait langsung dengan pokok permasalahan.
Tujuan diadakannya wawancara yaitu untuk menggali data,
informasi dan keterangan dari subjek penelitian mengenai kuantitas dan
kualitas kerjasama, hambatan-hambatan yang dihadapi Universitas Negeri
Yogyakarta ditinjau dari hukum internasional. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu cara mengajukan
pertanyaan yang dikemukakan secara bebas artinya kalimat tidak terpaku
pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah pokok dalam
48
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 49/119
penelitian kemudian dapat diperdalam dan dikembangkan sesuai dengan
kondisi di lapangan.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan untuk
memperkuat data yang ada. Dokumentasi sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan meramalkan (Lexy J.
Moleong, 2002: 161). Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
sebagai sumber data sekunder adalah setiap bahan baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis baik dalam bentuk gambar atau yang lain yang
dapat dipergunakan untuk memperkuat data yang ada. Dalam penelitian ini
dokumentasi yang dimaksud berupa data tertulis yang berkaitan dengan
kerjasama Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari kaidah hukum
internasional.
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data antara lain :
1. Jumlah pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas
Negeri Yogyakarta mulai tahun 1993 sampai 2004.
2. Jumlah pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas
Negeri Yogyakarta yang dilakukan melalui penandatanganan MOU.
3. Daftar mitra kerjasama luar negeri Universitas Negeri
Yogyakarta.
4. Dokumentasi berkaitan dengan upaya menjalin
kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh pejabat Universitas Negeri
Yogyakarta.
49
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 50/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 51/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 52/119
dalam upaya menjalin kerjasama luar negeri dan upaya Universitas
Negeri Yogyakarta untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Selanjutnya data-data tersebut masih perlu disederhanakan lagi.
2. Unitisasi dan Kategorisasi
Data yang telah disederhanakan dan dipilih tersebut kemudian
disusun secara sistematis ke dalam suatu unit-unit dengan sifat masing-
masing dan dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat pokok dan
penting. Unit-unit data yang telah terkumpul dipilah-pilah kembali dan
dikelompokkan sesuai dengan kategori yang ada sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas dari hasil penelitian tentang
kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari
kaidah hukum internasional dan upaya apa yang dilakukan oleh
Universitas Negeri Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas kerjasama luar negeri dan bagaimana caranya untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
3. Display Data
Pada tahap ini, peneliti menyajikan data yang telah direduksi ke
dalam laporan secara sistematis. Data disajikan dalam bentuk narasi
berupa informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu
mengenai kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta
ditinjau dari kaidah hukum internasional, hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjasama
52
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 53/119
dan bagaimana mengatasai hambatan tersebut. Selain itu berfungsi
juga sebagai daftar yang bisa diringkas dan dapat menunjukkan data
yang telah dikumpulkan bila dianggap belum lengkap atau kurang
dapat diburu datanya pada sumber yang relevan.
4. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi
Data yang telah diproses dengan langkah-langkah seperti di
atas, kemudian ditarik kesimpulan yang berangkat dari hal-hal yang
khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang obyektif.
Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat
kembali pada hasil reduksi data maupun display data, sehingga
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan
penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Selintas Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta
Sejarah lahirnya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tidak dapat
dilepaskan dari sejarah perkembangan IKIP Yogyakarta, bahkan lebih jauh
lagi perkembangan Universitas Gadjah Mada. Pada tanggal 23 Januari 1951,
53
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 54/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 55/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 56/119
Menteri PTIP pada tanggal 21 Mei 1964, dipimpin oleh seorang Rektor, dan
tanggal tersebut ditetapkan sebagi Dies Natalis IKIP Yogyakarta.
Pada bulan Desember 1965 dikeluarkan keputusan Rektor Nomor 05
Tahun 1965 tentang Struktur Organisasi IKIP Yogyakarta. Berdasarkan SK
Rektor tersebut IKIP Yogyakarta menyelenggarakan 5 Fakultas dengan
jumlah total jurusan sebanyak 26 jurusan.
Mulai tanggal 28 Maret 1977 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 042/C/1977, Sekolah Tinggi Olahraga
dimasukkan ke dalam IKIP Yogyakarta dengan nama Fakultas Keguruan Ilmu
Keolahragaan (FKIK), dengan jurusan: (1) Jurusan Olahraga
Prestasi/Kepelatihan, dan (2) Jurusan Olahraga Pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang
penataan Fakultas, dan Keputusan Presiden Nomor 54 tahun 1982 ditetapkan
jumlah, jenis, dan urutan fakultas di IKIP Yogyakarta sebagai berikut :
1. Fakultas Pendidikan (FIP)
2. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS)
3. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
4. Fakultas Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial (FPIPS)
5. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK)
6. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK)
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 0554/0/1983 tanggal 8 Desember 1983 dan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Nomor 31/DIKT1/Kep/1984, IKIP
56
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 57/119
Yogyakarta memiliki 30 Jurusan dan 36 Program Studi. Dalam
perkembangannya lebih lanjut atas Kebijaksanaan Dirjen Dikti, 3 Program
Studi pada FIP IKIP Yogyakarta, yakni Program Studi Filsafat dan Sosiologi
Pendidikan, Psikologi Pendidikan, dan Program Studi Pengembangan
Kurikulum. sejak tahun 1987/1988 tidak lagi menerima mahasiswa baru.
Pada Tahun 1990 sejalan dengan kebijaksanaan nasional tentang peng-
hapusan SPG dan SGO yang kemudian diintegrasikan pada Lembaga Pendi-
dikan Tenaga Pendidikan (LPTK), IKIP Yogyakarta menyelenggarakan
Program DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Guru Kelas, yang
pengelolaannya di bawah Fakultas Ilmu Pendidikan. Tahun berikutnya 1991
diselenggarakan pula Program D2 PGSD Guru Pendidikan Jasmani yang
dikelola oleh FPOK, namun program ini hanya sekali diselenggarakan pada
tahun akademik 1991/1992.
Sejak tahun 1993/1994 program studi Keterampilan Kerajinan pada
jurusan Seni Rupa FPBS yang semula diselenggarakan dalam jenjang D3 telah
mendapat persetujuan untuk diselenggarakan dalam jenjang S 1.
Pada tahun 1996 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 245/Dikti/Kep/1996 tentang Program studi yang diseleng-
garakan di lingkungan IKIP Yogyakarta yang meliputi 25 program studi.
Selanjutnya pada tahun 1997 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi me-
ngeluarkan Surat Keputusan Nomor 240/Dikti/Kep/1997, tertanggal 15
Agustus 1997 tentang jumlah program studi non kependidikan di lingkungan
57
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 58/119
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta, sehingga keseluruhan ada
37 program studi baik untuk kependidikan maupun nonkependidikan.
Seiring dengan perkembangan IKIP Yogyakarta, sejak tahun 1990
mulai berkembang ide atau pemikiran tentang pengembangan IKIP Yogya-
karta menjadi Universitas. Pemikiran ini lahir karena struktur kelembagaan
yang berbentuk IKIP dirasakan terlalu sempit untuk pengembangan dan sra-
wung keilmuan. Di samping itu dengan semakin banyaknya alumnus IKIP
Yogyakarta yang mampu menembus pasar kerja non guru serta meningkatnya
tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang memiliki skill yang mantap, juga ikut
memberikan dorongan kuat bahwa IKIP Yogyakarta sudah selayaknya
dikembangkan menjadi universitas yang direncanakan bernama Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY).
Dalam rangka merealisasikan pemikiran mengenai pengembangan
IKIP Yogyakarta menjadi Universitas maka serangkaian diskusi dan
penyusunan konsep, untuk pengembangan itu terus dilakukan. Memasuki
tahun 1996, pemikiran tentang pengembangan dan perluasan mandat IKIP
Yogyakarta menjadi universitas telah mengkristal dan memasuki tahap
legalitas. Dalam kaitan ini Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud
telah mengeluarkan Surat Keputusan Nornor 1449/I)/T/ 1996 tertanggal 20
Juni 1996 yang menetapkan bahwa IKIP Yogyakarta, juga 3 IKIP yang lain
(IKIP Medan, IKIP Padang, IKIP Malang) diberi perluasan tugas ke arah
perubahan kelembagaan menjadi universitas. Sejak penetapan ini maka IKIP
Yogyakarta mulai dan terus bekerja menyiapkan segala sesuatunya yang
58
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 59/119
terkait dengan persiapan dan kesiapan pengembangan IKIP Yogyakarta
menjadi Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk itu telah dibentuk tim yang
bertugas merancang dan menyusun konsep pengembangan termasuk konsep
penamaan kelembagaan dan model pengembangan kurikulum sesuai dengan
visi dan misi Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam rangka pelaksanaan perluasan mandat tersebut, maka mulai
tahun 1997/1998 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor 240/DIKT1/Kep/1997 tertanggal 15 Agustus 1997, IKIP Yogyakarta
membuka 12 Program Studi non kependidikan jenjang S1 dan D3 pada 3
fakultas, FPBS, FPMIPA dan FPTK. Menyusul kemudian pada tahun aka-
demik 1999/2000 dibuka 2 program studi yakni 1 di FPIPS dan 1 di FPOK.
Sejalan dengan Surat Keputusan dari Dirjen Dikti tersebut, rencana pengem-
bangan IKIP Yogyakarta menjadi Universitas Negeri Yogyakarta dilaksana-
kan dalam 2 tahap. Pertama: tahap perluasan mandat yang sudah dimulai sejak
tahun akademik 1997/1998 dengan membuka dan menerima mahasiswa baru
non kependidikan pada fakultas-fakultas kependidikan yang berpotensi
menyelenggarakan dan mengembangkan bidang ilmu non kependidikan.
Kedua : tahap pelaksanaan konversi IKIP menjadi Universitas Negeri
Yogyakarta yang dimulai tahun akademik 1999/2000 dengan bertumpu pada
program studi non kependidikan yang telah dibuka dan pengembangan
fakultas-fakultas kependidikan menjadi fakultas-fakultas non kependidikan.
Sehubungan dengan tahapan yang kedua tersebut, setelah menunggu
beberapa saat maka pada tanggal 4 Agustus 1999 Universitas Negeri
59
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 60/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 61/119
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menempatkan manusia sebagai kunci
pembangunan yang bermartabat setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia
untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin serta kedamaian dalam
kehidupan. (b). Misi, mendidik manusia dan masyarakat Indonesia dengan
melaksanakan pendidikan akademik dan atau profesional dalam bidang
kependidikan dan non kependidikan yang diarahkan untuk menghasilkan
manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia yang
memiliki kecerdasan dan keterampilan yang bemanfaat bagi pembangunan
bangsa dan negara, melakukan kegiatan penelitian untuk mengkaji dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang mensejahterakan
manusia serta melakukan kegiatan pendidikan pada masyarakat yang mengacu
pengembangan segala potensi alam dan sosial.
Kekhususan Universitas Negeri Yogyakarta berbeda dengan
universitas pada umumnya terutama yang sekaligus sebagai Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Universitas Negeri Yogyakarta
memiliki kekhasan dalam penyelenggaraan kelembagaan dan
pembelajarannya antara bidang kependidikan dan non kependidikan. Bisa
dilihat dengan adanya program studi kependidikan berada di dalam jurusan
non kependidikan dengan kata lain ada perpaduan antara ilmu kependidikan
dan ilmu murni, sehingga srawung keilmuan antara mahasiswa dan dosen
antar bidang (kependidikan dan non kependidikan) secara alamiah akan saling
memperkaya satu sama lain. Di samping itu, akan diperoleh efisiensi biaya
penyelenggaraan pendidikan, baik jumlah dosen, tenaga administrasi maupun
61
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 62/119
sarana akademik non akademik. Pola pembelajaran dan penyusunan
kurikulumnya berpola common ground , sehingga mobilitas mahasiswa dalam
menempuh beban studi sangat luwes. Disadari, bahwa pola ini menuntut
kesiapan administrasi akademik yang berat dan teliti. Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD) dipersiapkan lebih dini. Sifat khusus lain adalah bahwa
Universitas Negeri Yogyakarta tetap memberikan prioritas dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan guru. Dengan demikian
setiap alumnus program bidang kependidikan memiliki kemampuan
profesional guru yang tinggi.
Kemampuan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta disetiap jenjang
dan program studi harus menghasilkan lulusan dengan ciri-ciri kemampuan
sebagai berikut :
Sarjana mempunyai kemampuan
a. Menerapkan pengetahuan yang menyangkut keahlian dan profesinya ke
dalam kegiatan produktif dan memberikan pelayanan kepada masyarakat;
b. Mengikuti perkembangan bidang profesi dan bidang ilmunnya melalui
studi literatur.
Magister mempunyai kemampuan:
a. Meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan riset pengembangan
b. Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu
c. Mengembangkan penampilan profesionalnya dalam spektrum yang lebih
luas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa.
62
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 63/119
d. Merumuskan pendekatan untuk memecahkan berbagai masalah
masyarakat dengan cara penalaran ilmiah.
Doktor mempunyai kemampuan :
a. Mengembangkan konsep baru dalam bidang ilmunya atau
profesinya melalui riset.
b. Melaksanakan, mengorganisasikan dan memimpin program riset.
c. Pendekatan interdisipliner bagi penerapan professional.
Bertolak dari dasar bentuk peranan seorang tenaga kependidikan
khususnya guru maka lulusan UNY harus memiliki :
1. Kemampuan pribadi
2. Kemampuan akademik
3. Kemampuan profesi
4. Kemampuan kemasyarakatan.
Keempat kemampuan ini harus terkait dalam satu pribadi yang utuh.
Khusus yang menyangkut ketetuan-ketentuan pokok Pendidikan Tenaga
Kependidikan Sekolah Menengah (PTKSM) yang mulai diberlakukan sejak
tahun 1992 ditetapkan beberapa perangkat kemampuan yang diharapkan
dikuasai lulusan program pendidikan prajabatan guru yang pada dasarnya
meliputi:
1. Kesadaran dan kemampuan pengembangan diri sebagai individu warga
pendidikan tinggi dan sebagai pekerja profesional.
2. Menguasai bidang ilmu dan sumber bahan ajar.
63
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 64/119
3. Menguasai prinsip-prinsip kependidikan dan memahami hakekat subjek
didik.
4. Kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program pengajaran dan
tugas-tugas kegiatan kependidikan lainnya (Sumber disarikan dari Majalah
Pewara Nomor 20 Tahun II, Edisi April 2001.)
B. Struktur Organisasi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan pasal 4 Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 1999 tentang perubahan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi Universitas, maka lahirlah
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 274/O/1999 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Yogyakarta. Dari Keputusan
Menteri tersebut dapat dilihat kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Universitas
Negeri Yogyakarta dan masing-masing unsur pimpinan di UNY.
Struktur organisasi Universitas Negeri Yogyakarta yang secara formal
dalam pasal 1 keputusan presiden di atas menjelaskan Universitas Negeri
Yogyakarta selanjutnya disebut UNY adalah perguruan tinggi yang
diselenggarakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mempunyai tugas
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah
disiplin ilmu teknologi dan/atau kesenian tertentu. Kemudian untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut, UNY mempunyai fungsi :
64
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 65/119
a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi;
b. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian;
c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
d. Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan
lingkungan;
e. Pelaksanaan kegiatan layanan administratif
Dalam bagan di bawah ini digambarkan Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Negeri Yogyakarta :
65
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 66/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 67/119
1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2. Fakultas Teknik
3. Fakultas Ilmu Pendidikan
4. Fakultas Bahasa dan Seni
5. Fakultas Ilmu Sosial
6. Fakultas Ilmu Keolahragaan
d. Program Pasca Sarjana;
e. Dosen;
f. Lembaga Penelitian;
g. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat;
h. Biro Admistrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem
Informasi;
i. Biro Administrasi Umum dan Keuangan;
j. Unit Pelaksana Teknis;
1. Perpustakaan
2. Pusat Komputer
3. Unit Pelaksana Teknis Lainnya;
k. Dewan Penyantun;
Masing-masing unsur dan pimpinan di atas memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut :
1. Rektor dan Pembantu Rektor
Rektor mempunyai tugas :
67
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 68/119
a). Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga
administrasi, dan hubungannya dengan lingkungan;
b). Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta,
dan masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama
yang berkaitan dengan bidang tanggung jawabnya.
Dalam melaksanakan tugasnya Rektor dibantu oleh 3 (tiga) orang
Pembantu Rektor yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Rektor, yaitu :
a. Pembantu Rektor Bidang Akademik, yang selanjutnya disebut
Pembantu Rektor I;
b. Pembantu Rektor Bidang Admistrasi Umum, yang selanjutnya
disebut Pembantu Rektor II;
c. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, yang selanjutnya
disebut Pembantu Rektor III;
Dari ketiga Pembantu Rektor tersebut memiliki tugas sebagai berikut:
Pembantu Rektor I
Pembantu Rektor I mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pembantu Rektor II
Pembantu Rektor II mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan admisitrasi umum.
Pembantu Rektor III
68
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 69/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 70/119
Dekan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga
kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, administrasi fakultas.
Pembantu Dekan terdiri atas :
a. Pembantu Dekan Bidang Akademik, selanjutnya disebut
Pembantu Dekan I;
b. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, selanjutnya
disebut Pembantu Dekan II;
c. Pembantu Dekan Bidang kemahsiswaan, selanjutnya
disebut Pembantu Dekan III;
Dari ketiga Pembantu Dekan tersebut memiliki tugas sebagai berikut :
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan I mempunyai tugas membantu Dekan dalam
memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan II mempunyai tugas membantu Dekan dalam
memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan admisitrasi
umum.
Pembantu Dekan III
Pembantu Dekan III mempunyai tugas membantu Dekan dalam
memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan mahasiswa dan
layanan kesejahteraan mahasiswa.
70
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 71/119
2). Jurusan
Jurusan adalah unsur pelaksana akademik pada fakultas yang memiliki
tugas melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam
sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian tertentu. Jurusan dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu
oleh seorang Sekretaris Jurusan.
3). Laboratorium/Studio
Laboratorium/Studio mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam
cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu
sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan sesuai dengan ketentuan
bidang yang bersangkutan.
4). Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi
umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pendidikan di
fakultas. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bagian tata usaha
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan administrasi pendidikan;
b. Pelaksanaan administrasi umum dan perlengkapan;
c. Pelaksanaan administtrasi keuangan dan kepegawaian
d. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni
Bagian Tata Usaha tersebut terdiri atas :
a. Subbagian Pendidikan, dengan tugas melakukan administrasi
pendidikan
71
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 72/119
b. Subbagian Umum dan Perlengkapan, dengan tugas melakukan
urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan.
c. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian, dengan tugas melakukan
administrasi keuangan dan kepegawaian
d. Subbagian Kemahasiswaan, dengan tugas melakukan administrasi
kemahsiswaan dan alumni.
3. Program Pasca Sarjana
Program Pasca Sarjana mempunyai tugas melaksanakan pendidikan
Program Magister dan Doktor berfungsi sebagai :
a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan;
b. Pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian;
c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
d. Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika
e. Pelaksanaan urusan tata usaha
4. Dosen
Dosen mempunyai tugas utama mengajar, membimbing, dan/atau melatih
mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Lembaga Penelitian
Lembaga Penelitian mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan,
memantau, menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan
oleh Pusat Penelitian, serta ikut serta mengendalikan administrasi sumber
daya yang diperlukan. Adapun fungsinya adalah :
72
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 73/119
a. Melaksanakan penelitian ilmiah murni;
b. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian tertentu untuk menunjang pembangunan;
c. Melaksanakan penelitian untuk pendidikan dan pengembangan
institusi;
d. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian serta penelitian untuk mengembangkan konsepsi
pembangunan nasional, wilayah, dan/atau daerah;
e. Melaksanakan urusan tata usaha.
6. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut
mengusahakan sumber daya yang diperlukan, dengan fungsinya sebagai
berikut :
a. Pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian;
b. Peningkatan relevansi program UNY sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
c. Pelaksanaan pemberian bantuan kepada masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan;
d. Pelaksanaan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan
nasional, wilayah, dan/atau daerah;
e. Pelaksanaan tata usaha.
73
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 74/119
7. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem
Informasi.
Biro ini mempunyai tugas memberikan layanan administrasi bidang
akademik, kemahasiswaan, perencanaan, dan sistem informasi di
lingkungan UNY, dengan fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan administrasi pendidikan dan kerjasama;
b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan;
c. Pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi.
Biro administrasi akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem
Informasi terdiri atas :
a. Bagian Pendidikan dan Kerjasama, dengan tugas melaksanakan
administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
dan kerjasama;
Bagian Pendidikan dan Kerjasama dibagi menjadi empat Subbagian :
1) Subbagian Pendidikan dan Evaluasi, dengan tugas
melakukan administrasi pendidikan dan evaluasi;
2) Subbagian Registrasi dan Statsistik, dengan tugas
melakukan registrasi dan statistik;
3) Subbagian Sarana Pendidikan, dengan tugas melakukan
adminstrasi sarana pendidikan;
4) Subbagian Kerjasama, dengan tugas melakukan
administrasi kerjasama.
b. Bagian Kemahasiswaan
74
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 75/119
Bagian Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi
kemahasiswaan, dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan administasi minat, penalaran, dan informasi
kemahasiswaan;
b. Pelaksanaan layanan kesejahteraan mahasiswa.
Bagian kemahasiswaan ini terdiri atas :
1) Subbagian Minat, Penalaran, dan Informasi
Kemahasiswaan dengan tugas melakukan administrasi minat,
penalaran, dan informasi kemahasiswaan.
2) Subbagian Pelayanan Kesejahteraan Mahasiswa, dengan
tugas melakukan tugas layanan kesejahteraan mahasiswa.
c. Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi
Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai tugas
melakukan administrasi perencanaan dan untuk menyelenggarakan
tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan administrasi perencanaan;
b. Pelaksanaan adminstrasi sistem informasi;
Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi terdiri atas :
1) Subbagian Perencanaan, dengan tugas melakukan
tugas administrasi perencanaan akademik dan fisik.
2) Subbagian Sistem dan Informasi, dengan tugas
melakukan pengumpulan data serta layanan informasi.
75
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 76/119
8. Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan
Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan
layanan adiministrasi umum dan keuangan di lingkungan UNY dan untuk
menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, hukum dan
tatalaksana, dan perlengkapan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. Pelaksanaan urusan keuangan.
Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan terdiri atas :
a. Bagian Umum, Hukum dan Tatalaksana, dan
Perlengakapan dengan tugas melaksanakan urusan umum, hukum dan
tatalaksana, dan perlengakapan.
Bagian Umum, Hukum dan Tatalaksana, dan Perlengakapan terdiri
dari:
Subbagian Tata Usaha, dengan tugas
melakukan urusan tata usaha.
2) Subbagian Rumah Tangga, dengan tugas
melakukan urusan rumah tangga.
3) Subbagian Hukum dan Tata Laksana,
dengan tugas urusan hukum dan perundang-undangan, tata laksana,
dan hubungan masyarakat.
4) Subbagian Perlengakapan, dengan tugas
melakukan urusan perlengkapan.
76
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 77/119
b. Bagian Kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan urusan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut bagian kepegawaian mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan administrasi akademik
b. Pelaksanaan administrasi tenaga administratif
Bagian Kepegawaian terdiri atas:
1) Subbagian Tenaga Akademik, dengan tugas melakukan
administrasi akademik dan tenaga penunjang akademik.
2) Subbagian Tenaga Administratif, dengan tugas
melaksanakan administrasi dan tenaga penunjang administrasi.
c. Bagian keuangan.
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi
keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bagian keuangan
mempunyai fungsi:
a) Pelaksanaan administrasi anggaran
rutin dan pengkoordinasian anggaran pembangunan;
b) Pelaksanaan administrasi dana
yang berasal dari masyarakat;
c) Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi.
Bagian keuangan terdiri dari :
77
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 78/119
1) Subbagian Anggaran
Rutin dan Pembangunan, dengan melakukan adminstrasi anggaran
rutin dan administrasi pembangunan.
2) Subbagian Dana
Masyarakat, dengan tugas melakukan administrasi dana yang
berasal dari masyarakat.
3) Subbagian Monitoring
dan Evaluasi, dengan tugas melakukan administrasi monitoring dan
evaluasi.
9. Unit Pelaksana Teknis
a. Perpustakaan
Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka
untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut perpustakaan
mempunyai fungsi :
a) Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka;
b) Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan
pustaka;
c) Pemeliharaan bahan pustaka;
d) Pemberian layanan referensi;
e) Pelaksanaan urusan tata usaha.
b. Pusat Komputer
78
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 79/119
Pusat Komputer mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, menyimpan, data dan informasi, serta memberikan
layanan untuk program-program pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat
10. Kantor Kerjasama Humas dan Protokol
Kantor Kerjasama Humas dan Protokol berdasarkan hasil wawancara
tanggal 28 Februari 2005 dengan SG sebagai kepala kantor kerjasama
humas dan protokol adalah lembaga unifikasi dari subbagian kerjasama,
kehumasan dan protokoler yang diresmikan pada tanggal 29 Maret 2004
berkedudukan di bawah rektor dan bertanggung jawab langsung kepada
rektor dengan tugas pokok melaksanakan kerjasama dalam dan luar negeri,
kehumasan dan urusan protokoler di lingkungan UNY.
Lebih lanjut dalam pasal 96 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 207/O/1999 dinyatakan bahwa tata kerja setiap pemimpin
suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi di lingkungan UNY serta dengan instansi lain
di luar UNY sesuai dengan tugas masing-masing.
C. Pelaksanaan Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri Yogyakarta
Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan kerjasama luar
negeri di Universitas Negeri Yogyakarta, hambatan-hambatan yang timbul
79
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 80/119
dalam pelaksanaan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan tersebut ditinjau dari sudut pandang hukum internasional. Hasil
penelitian ini berupa data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
para subjek penelitian, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil wawancara
dan observasi dalam penelitian ini merupakan data primer, sedangkan data
dokumentasi merupakan data sekunder.
Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas dan berdasarkan informasi
yang diberikan informan dan studi dokumentasi, dijelaskan oleh SG selaku
Kepala Kantor Kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri Yogyakarta
bahwa secara umum sebenarnya pelaksanaan kerjasama luar negeri baik yang
berdasarkan perjanjian tertulis dalam bentuk MOU maupun perjanjian tidak
tertulis khususnya bidang pendidikan sudah dilakukan oleh masing-masing
fakultas di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Hal ini diperkuat oleh
SY selaku Rektor yang menyatakan bahwa secara teknis pelaksanaan
kerjasama luar negeri yang sudah berjalan selama ini sebenarnya banyak
dilakukan oleh fakultas atau malah inisiatif fakultas sendiri yang kemudian di
fasilitasi oleh universitas, jadi mekanismenya bisa top-down atau bottom-up.
Artinya kerjasama tersebut bisa usulan dari universitas kemudian dilaksanakan
oleh fakultas (sebagai pelaksana teknis) atau sebaliknya atas usulan fakultas
dan dilaksanakan oleh universitas dan fakultas atau malah bisa jadi atas usulan
fakultas dan universitas (wawancara tanggal 14 Maret 2005, pukul 09.03-
09.25). Hal senada juga dikemukakan oleh SM selaku Pembantu Rektor I
yang mengatakan bahwa UNY sebenarnya tidak begitu ketinggalan dari
80
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 81/119
universitas lain dalam hal kerjasama luar negeri. Ini bisa dibuktikan dengan
adanya program-program kerjasama pertukaran dosen dan mahasiswa,
kerjasama publikasi ilmiah, penelitian ilmiah dan lainnya yang dilaksanakan
atau diprakarsai oleh universitas maupun fakultas baik itu berdasarkan
perjanjian tertulis maupun tidak tertulis (wawancara tanggal 08 Maret 2005,
pukul 08.50-09.50). Khusus untuk perjanjian secara tertulis dikemukakan SY
bahwa perlunya formalisasi kerjasama, maksudnya kedepan kerjasama yang
belum diformalkan akan segera di formalkan/tertulis (wawancara tanggal 14
Maret 2005, pukul 09.03-09.25). Sementara itu untuk penandatanganan
naskah MOU biasanya dilakukan oleh Rektor, selanjutnya Rektor
mendelegasikan Pembantu Rektor I dan Dekan Fakultas yang bersangkutan
untuk membuat perjanjian pelaksanaan kerjasama yang bersifat teknis dan
secara formal disebut “ Action Plan”. Lebih lanjut mengenai bentuk perjanjian
(naskah MOU), dikatakan oleh SG bahwa bila perjanjian tersebut
dilaksanakan antara G to G ( government to government ) maka naskah
perjanjian tersebut biasanya berbentuk agreement tetapi bila antar lembaga
maka bentuk naskah perjanjian tersebut adalah MOU. (Wawancara, tanggal 29
Februari 2005, pukul 10.00-11.05 WIB).
Lebih rinci SG memberikan paparan mengenai proses dan tahapan
pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta dalam tiga
proses utama yang diikuti oleh tahapan-tahapan tertentu pada setiap
prosesnya. Adapun ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut :
81
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 82/119
Proses Pra
Penandatangan Draft MOU
a. Tahap usulan
Dengan adanya otonomi fakultas, maka mekanisme usulan bisa
bersifat bottom-up artinya inisiatif atau usulan kerjasama bisa datang
dari fakultas atau jurusan kemudian disampaikan ke tingkat universitas
untuk mendapat persetujuan. Begitupun juga sebaliknya kerjasama
yang akan dijalin mekanismenya bisa top-down artinya inisiatif
kerjasama atas prakarsa universitas untuk ditindaklanjuti oleh fakultas
atau pihak yang ditunjuk atau bisa campuran antara keduanya.
b. Tahap identifikasi
Tahapan ini adalah identifikasi atas pihak atau lembaga mana yang
akan bekerjasama, kerjasama apa yang akan dilakukan, bagaimana
kredibilitas lembaganya dan dalam bentuk apa kerjasama itu akan
diformalkan.
c. Tahap negosiasi
Tahapan ini meliputi:
a) Pertemuan penjajakan antara kedua
pihak yang merupakan tahap awal perundingan mengenai
kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama luar negeri.
b) Pertemuan lanjutan antara kedua
belah pihak untuk membahas substansi dan masalah teknis yang
akan disepakati dalam kerjasama luar negeri.
82
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 83/119
c) Setelah pertemuan lanjutan
mencapai kesepakatan antara kedua pihak tahapan selanjutnya
adalah membuat draft bentuk formal kerjasama, bila disepakati
bentuk kerjasama akan diformalkan dalam MOU maka kedua belah
pihak membuat draft MOU bersama.
d) Tahapan selanjutnya setelah
pembuatan draft selesai adalah penandatanganan draft MOU oleh
kedua belah pihak menjadi sebuah naskah MOU sebelum
mendapat kekuatan hukum tetap dari instansi terkait negeri
masing-masing pihak.
Proses Pasca
Penandatangan Draft MOU
Setelah kedua belah pihak menyetujui naskah MOU dan
menandatanganinya maka bagi pihak Universitas Negeri Yogyakarta,
langkah selanjutnya adalah mengirimkan naskah MOU yang telah
ditandatangani tersebut ke Departemen Pendidikan Nasional untuk
mendapatkan pengesahan Dirjen Dikti Depdiknas dan didaftarkan di
Departemen Luar Negeri kemudian tembusannya disampaikan ke
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Pengembalian
naskah MOU yang telah disahkan.
83
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 84/119
Setelah ketiga proses di atas dilalui maka naskah MOU telah menjadi
dokumen resmi suatu perjanjian internasional yang memiliki kekuatan
hukum formal dan berlaku mengikat secara definitif kedua belah pihak
sesuai dengan perjanjian yang tertulis dalam MOU tersebut (pasal 6 ayat 2
Undang-Undang nomor 24 Tahun 2000).
Sebagai gambaran berikut disajikan Skema alur proses kerjasama luar
negeri yang telah dilakukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta :
Gambar 3: Skema Alur proses kerjasama luar negeri Universitas
Negeri Yogyakarta.
84
Meliputi 4 Tahap
Usulan kerjasama
Perumusan kerjasama
Pembuatan naskah kerjasama
Negosiasi
Tahapan ini meliputi hal :Pembicaraan
Penentuan bentuk kerjasama
Pembuatan draft kerjasama
Pra Penandatanganan DraftMOU
Pasca Penandatanganan Draft
MOU
Pengiriman draft kerjasama untuk
mendapat pengesahanan Dirjen
Dikti, didaftarkan di Deplu dan
ditembuskan ke Setneg
Pengembalian MOU yang sudah
disetujui dan disahkan (naskah)
MOU siap digunakan sebagai dasar
hukum formal dalam kerjasama
Penandatanganan Draft
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 85/119
Dari paparan alur proses kerjasama luar negeri Universitas Negeri
Yogyakarta yang dikemukakan SG di atas dapat ditinjau secara yuridis
berdasarkan instrumen perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Indikator
tinjauannya adalah sebagai berikut:
a. Proses Perumusan
Dalam hukum perjanjian internasional dikenal adanya langkah dalam
proses perumusan perjanjian yaitu pendekatan Informal menuju langkah
Formal. Artinya pihak-pihak yang bermaksud untuk membuat atau
merumuskan suatu perjanjian internasional mengenai masalah tertentu,
terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan baik yang bersifat
informal maupun formal dalam rangka mencapai suatu kesepakatan (I
85
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 86/119
Wayan Parthiana, 2002:93). Langkah-langkah tersebut yang secara teknis
dijelaskan pada pasal 6 ayat 1 UU Nomor 24 Tahun 2000 "Pembuatan
perjanjian internasional dilakukan melalui tahap penjajakan, perundingan,
perumusan naskah, penerimaan, dan penandatanganan”. Dan apabila
bentuk perjanjian internasional tersebut melibatkan banyak pihak yang
mengikatkan diri (multilateral agreement ) maka penandatanganan bukan
merupakan pengikatan diri sebagai negara pihak, keterikatan terhadap
perjanjian internasional dapat dilakukan melalui pengesahan
(ratification/accession/-acceptance/approval ) kecuali perjanjian tersebut
hanya mengikat dua pihak (bilateral ). Oleh karena semua bentuk
kerjasama yang telah dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta adalah
kerjasama bilateral (bilateral agreement ) maka penandatanganan naskah
kerjasama merupakan tahap akhir dalam perundingan untuk melegalisasi
naskah kerjasama tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan pasal 15
ayat 1 yang menyatakan:
“Perjanjian internasional yang tidak mensyaratkan adanya pengesahan
dalam pemberlakuan perjanjian tersebut dan memuat materi yang
bersifat teknis atau merupakan pelaksanaan teknis atas suatu perjanjian
induk, dapat langsung berlaku setelahpenandatanganan, pertukaran
dokumen perjanjian/nota diplomatik atau setelah melalui cara-cara lainsebagaimana disepakati para pihak pada perjanjian internasional.
Perjanjian yang termasuk dalam kategori tersebut diantaranya adalah
perjanjian yang secara teknis mengatur kerja sama di bidang
pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, penerangan, kesehatan,
keluarga berencana, pertanian, kehutanan, serta kerja sama antar
propinsi dan antar kota”.
Dipertegas dengan pasal 11 Konvensi Wina 1969 yang dikutip I Wayan
Parthiana (1990:176) yang menyatakan bahwa penandatangan ( signature)
86
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 87/119
adalah salah satu cara yang sudah dikenal untuk menyatakan persetujuan
terikat pada suatu perjanjian internasional. Seperti secara jelas
dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja yang dikutip oleh I Wayan
Parthiana (1990:170) bahwa ditinjau dari tahap yang harus dilalui sampai
berhasil dilahirkan atau dibentuk suatu perjanjian internasional maka
naskah MOU Universitas Negeri Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai
perjanjian internasional melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut adalah
tahap perundingan (negotiation) dan tahap penandatanganan ( signature).
Dalam tahap perundingan ini, wakil-wakil para pihak bertemu dalam suatu
forum merumuskan pokok-pokok masalah yang dirundingkan. Selanjutnya
memasuki tahap kedua yaitu tahap penandatanganan, maka perjanjian
tersebut telah mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi para pihak yang
bersangkutan. Dengan demikian, tahap terakhir dalam perjanjian dua
tahap, mempunyai makna sebagai persetujuan pengikatan diri dari para
pihak terhadap naskah perjanjian yang telah disepakati (Consent to be
Bound by a Treaty). Cara-cara tersebut sudah lazim dilakukan sebagai
hukum kebiasaan internasional, dimana langkah penandatanganan sebagai
pernyataan persetujuan untuk terikat pada perjanjian digabungkan dengan
langkah langkah pengadopsian dan pengotentikasian naskah perjanjian.
Pasal 12 ayat 1 Konvensi Wina 1969 selengkapnya menyatakan sebagai
berikut :
The Consent of a state to be bound by a treaty is expressed by the signature of its representative when:
(a) The treaty provides that signature shall have that affect;
87
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 88/119
(b) It is otherwise established that the negotiating States
were agred that signature should have that effect; or
(c) The intention of the State to give that effect to the signature appears from the full power of its representative or was
expressed during the negotiation.
Persetujuan suatu negara untuk terikat pada suatu perjanjian
internasional dinyatakan dengan penandatanganan wakil-wakilnya,
apabila:
(a) Perjanjian itu sendiri menentukan bahwa
penandatanganan tersebut menjadikan negara-negara itu terikat
pada perjanjian tersebut;
(b) Sebaliknya negara-negara yang melakukan perundingan
menyepakati bahwa penandatanganan akan menjadikan negara-negara itu akan terikat pada perjanjian tersebut;
(c) Maksud dari suatu negara untuk menjadikan terikat
dengan cara penandatanganan tersebut tampak dari kuasa penuh
dari wakilnya atau dinyatakan selama perundingan.
Dari pasal yang dikutip oleh Sugeng Istanto (2002:112) di atas,
menyatakan bahwa suatu perjanjian internasional dimana negara-negara
menyatakan persetujuan untuk terikat pada perjanjian internasional dengan
cara melakukan penandatanganan, diatur secara legal dalam hukum
internasional.
b. Pengesahan naskah
Secara umum yang dimaksud pengesahan menurut Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2000 adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri
pada suatu pejanjian internasional dalam bentuk ratifikasi (ratification),
aksesi (accession), penerimaan (acceptance) dan penyetujuan (approval ).
Namun seperti dikemukakan di atas keempat bentuk pengesahan tersebut
diperlukan apabila memang dipersyaratkan dalam perjanjian. Bila suatu
perjanjian tidak mensyaratkan pengesahan, maka tidak ada unsur
keharusan untuk mendapatkan pengesahan. Hal tersebut diatur dalam pasal
88
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 89/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 90/119
University, dilihat struktur MOU tersebut berdasarkan pola struktur perjanjian
internasional :
90
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 91/119
91
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 92/119
92
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 93/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 94/119
Keterangan struktur perjanjian (MOU) di atas :
I. Menunjukkan Judul perjanjian
II. Menunjukkan Preambul perjanjian
III. Menunjukkan Klausula substantif
IV. Menunjukkan Klausula formal
V. Menunjukkan Pembuktian formal
VI. Menunjukkan Tandatangan para delegasi.
94
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 95/119
Melihat prakteknya struktur di atas bisa saja ditambahi dengan
tandatangan pengesahan dari pihak berwenang (Dirjen Dikti) yang
ditempatkan dibawah tandatangan para delegasi.
Perkembangan yang tidak kalah menarik selain bentuk kerjasama
secara tertulis Universitas Negeri Yogyakarta dengan pihak luar negeri, juga
perlu diperhatikan bentuk kerjasama berdasarkan perjanjian yang tidak tertulis
atau yang lebih dikenal (unwritten agreement/oral agreement ). Menurut hasil
wawancara dengan SG (wawancara tanggal 12 Juni 2005) menjelaskan bahwa
peranan kerjasama luar negeri secara lisan atau berdasarkan hasil kesepakatan
tanpa MOU dengan pihak luar negeri tidak kalah penting kontribusinya
daripada perjanjian secara tertulis bagi perkembangan kerjasama luar negeri
Universitas Negeri Yogyakarta terutama dalam tahap penjajagan atau
perintisan kerjasama selanjutnya. Walaupun proses pembuatan
kesepakatannya hanya merupakan perjanjian secara lisan antara pihak
(delegasi) Universitas Negeri Yogyakarta dengan pihak (delegasi) luar negeri,
tetapi daya mengikat perjanjian tersebut dapat dirasakan pada implementasi
kegiatannya yang tidak jarang malah menjadi suatu awal (rintisan) pada
perjanjian formal (tertulis). Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa
kerjasama yang telah dan sedang berlangsung. Di bawah ini daftar beberapa
kerjasama yang sempat terdokumentasikan oleh Kantor Kerjasama Humas dan
Protokol, dari tahun 2000-2005 :
Tabel 3 : Daftar kerjasama (Non MOU) yang digolongkan sebagai
unwritten agreement tahun 2000-2004.
N Pihak Kerjasama Waktu Bentuk Kerjasama Tindak lanjut
95
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 96/119
o
UNY dan National
University of Singapore(NUS)
16 Mei
2000
Kunjungan studi banding tim kesenian
NUS & penajajagan kerjasama dalam bidang kesenian
Dalam
penjajagan/proses
UNY dengan EuropeanUnion (EU)
Tidak
disebutkan
Pengiriman buku-buku,
informasi,leaflet, kaset, video dll.
Kiriman rutin
UNY dengan Consortium For Teaching Asia And
The Fasific In The School (CTAPS) Amerika Serikat
20 Juli
2000
Kunjungan Studi Banding guru TK-
SMU dari AS dilanjutkan dengan
diskusi, pertukaran informasi dan
ramah tamah.
Tidak ada
UNY dengan American
Embassy
3 Agustus,
9 Oktober
2000 dan
26 Januari
2001
Dialog, promosi Civic Education, ,dan
pertukaran informasi.
Kiriman e-mail
secara rutin
UNY dengan AustralianEmbassy dan University of Western Sidney (UWS)
21 November
2000
Seminar dan kursus bahasa indonesia Tidak ada
UNY dengan Deutscher Akademischer Austauch-
Dienst (DAAD)
2003 Penugasan Volenteer pengajar Bahasa
Jerman di UNY
Tidak ada
UNY Dengan Australian
Consortium For In-Country Indonesian
Study(ACICIS), Australia.
2003-2004 Pertukaran Mahasiswa Tindak lanjut
dari tahun 2003
UNY dengan Konstanz
University Jerman
2004 Pementasan Drama Multimedia Tidak ada
UNY dengan Pitoe
Galery-UniversityKebangsaan Malaysia
(UKM)
2004 Malam refleksi puisi dan dialog sastra
dengan menhadirkan Prof.Siti Zainon Tidak adaketerangan
UNY dengan prof. Bart
Crum (Belanda)
2004 Sosialisasi Tenis Kursi Roda bantuan
ITF
Tidak ada
Walailan University
Thailand
2005 Pertemuan Delegasi dari Tahiland
untuk membicarakan peluang
Kerjasama bidang Pendidikan
Dalam tahap
perumusan
Sumber : Hasil rekapitulasi pada Lampiran Pidato Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2001-2004.
Dalam prakteknya, kerjasama non MOU ini merupakan serangkaian
komunikasi bilateral antara kedua belah pihak yang biasanya berawal dari
perbincangan nonformal antara (delegasi) pejabat UNY dengan pihak luar
negeri di suatu pertemuan. Hasil perbincangan itu ditindak lanjuti dengan
saling berkirim surat atau E-mail (Dokumen yang diperlukan) dan bila
dianggap perlu saling menelpon. Bila komunikasi sudah matang maka akan
ditindak lanjuti dengan pertemuan. Pertemuan ini diperlukan apabila dari
96
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 97/119
pertukaran dokumen dan informasi tadi terlihat suatu peluang saling
menguntungkan kemudian saling menjajagi perihal peluang kerjasama yang
lebih intensif, perkenalan program dan tawar menawar bila kemungkinan
adanya pendanaan (dana pendamping) bagi kerjasama yang akan
dilaksanakan. Namun apabila dipandang tidak ada peluang, biasanya akan
terjadi kesepakatan secara lisan untuk saling berkirim informasi/dokumen
lainnya yang sifatnya tidak mengikat dan tidak perlu ada konsekwensi timbal
balik (pendanaan). Sebagai contoh kerjasama yang terjalin selama ini antara
UNY dengan EU dan DAAD dalam hal pertukaran informasi study di negara
Eropa. Bentuk kerjasamanya adalah saling berkirim buku, leafleat, jurnal dan
lain-lain (Wawancara dengan SG tanggal 11 Juni 2005, pukul 08.30-09.00
WIB).
D. Hambatan-hambatan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan
Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri Yogyakarta.
Untuk mencapai sebuah kemajuan tentunya akan selalu dihadapkan
pada tantangan dan hambatan. Hal tersebut dapat dirasakan oleh Universitas
Negeri Yogyakarta dalam upayanya mengembangkan kerjasama luar
negerinya. Dari data yang didapat tentang Mitra Kerjasama Luar Negeri UNY
sampai dari 1993 sampai tahun 2004 terlihat bahwa hanya 4 kerjasama dari
lima belas kerjasama yang terjalin yang memiliki dokumen formal melalui
97
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 98/119
MOU. Hal ini mengindikasikan adanya beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya, diantaranya adalah:
1. Kerjasama memerlukan dana pendamping yang besar.
Seperti diungkapkan oleh SG pada saat wawancara tanggal 23 Februari
2005, bahwa dasar pertimbangan kerjasama luar negeri dalam bentuk
kerjasama apapun adalah prinsip menguntungkan kedua pihak. Hal ini
berarti bila satu pihak mengeluarkan dana maka pihak lain yang diajak
kerjasama juga harus mengeluarkan hal yang sama, secara gamblang SG
membuat contoh bila UNY mengadakan kerjasama dengan suatu
universitas di luar negeri maka UNY harus menyediakan dana
pendamping untuk melaksanakan kegiatan kerjasama tersebut. Sedangkan
dana untuk kegiatan kerjasama di UNY sangat terbatas bahkan kalau
dilihat dalam Alokasi Anggaran Rutin (DIK) Universitas Negeri
Yogyakarta Tahun 2003 tidak terlihat penganggaran khusus, berikut
disajikan tabel alokasi anggaran rutin UNY :
Tabel 4. Alokasi Anggaran Rutin (DIK) Universitas Negeri
Yogyakarta Tahun 2003. No Kode
Pembelanjaan
Uraian Anggaran Alokasi Anggaran
(Rp)
12
3
4
5
6
7
8
MAK 5110MAK 5120
MAK 5150
MAK5120
MAK5220
MAK5230
MAK5250
MAK5330
Belanja Pegawai
Gaji upahTunjangan beras
1. Honor vakasi
2. Lembur
3. T I D
Sub Jumlah
Belanja Barang
Keperluan sehari-hari perkantoran
Inventaris kantor
Langganan daya dan jasa
Belanja barang dan lain-lain
Sub Jumlah
Belanja Pemeliharaan
Pemeliharaan kendaraan dinas
38,672,056,0001, 231,299,000
216,000,000
32,040,000
99,600,000
40,250,995,000
250,000,000
18,000,000
600,000,000
1,100,000,000
1,968,000,000
80,000,000
98
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 99/119
9
10
MAK5350
MAK 5410
Pemeliharaan lain-lain
Sub Jumlah
Belanja perjalanan
Perjalanan dinas
Sub Jumlah
500,000,000
580.000,000
43,998,000
43,998,000
Jumlah Total 42,842,993,000
Sumber : Lampiran Laporan Dies Natalis XXXIX UNY Tahun 2003.Hal 119
Dari keseluruhan anggaran di atas diakui oleh SG memang tidak adanya
anggaran khusus untuk kerjasama karena semua anggaran diperuntukkan
hanya untuk kegiatan riil yang bersifat rutin dan pasti, sedangkan bila ada
kerjasama yang memerlukan dana pendamping maka bisa diambilkan dari
dana cadangan yang tidak pasti jumlahnya. Hal tersebut diperkuat oleh SM
sebagai Pembantu Rektor I yang menyatakan bahwa kendala utama
peningkatan kerjasama luar negeri UNY adalah masalah pendanaan karena
setiap universitas/pihak di luar negeri biasanya mau mengadakan barter
kerjasama selalu memakai standar US Dollar dalam pendanaannya. Hal ini
jelas sangat memberatkan UNY dan tidak semua dapat dilaksanakan
kecuali kontra prestasi atau imbal jasa dari pihak UNY bukan berbentuk
dana segar melainkan fasilitas fisik atau jasa yang ada di UNY
(Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul 08.50-09.50 WIB).
Hal senada juga disampaikan oleh SY selaku Rektor UNY yang
mengatakan bahwa mengadakan kerjasama itu bukan tidak memiliki
kendala, salah satu kendala yang penting adalah UNY tidak memiliki
Anggaran (budget ). Misalnya salah satu syarat pertukaran mahasiswa atau
dosen luar negeri adalah UNY harus mengcover seluruh asuransi bagi
mahasiswa/dosen asing yang datang ke UNY. Hal tersebut tidak mungkin
99
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 100/119
terpenuhi oleh UNY secara finansial (Wawancara tanggal 14 Maret 2005,
pukul 10.12-10.50 WIB).
Dari ketiga pernyataan pejabat UNY di atas dapat disimpulkan bahwa
ternyata ada pengecualian apabila ada kerjasama yang memerlukan dana
pendamping yang sifatnya masih terjangkau dan saling menguntungkan
yaitu bisa diambilkan dari dana cadangan yang tidak pasti jumlahnya,
pernyataan tersebut setidaknya dilontarkan oleh SG pada saat wawancara
tanggal 29 Februari 2005, pukul 10.00-11.05 WIB. Pernyataan SG
tersebut dapat disinkronkan dengan data Alokasi Anggaran Pembangunan
(DIP) Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2003, sebagai berikut:
Tabel 5. Alokasi Anggaran Pembangunan (DIP) Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2003.TOLOK
UKUR
URAIAN KEGIATAN JML
ANGGARAN
0101
0407
2201
2517
3113
ADMINISTRASI PROYEK
1. Pengelolaan proyek selama 10 BL
BANTUAN BEASISWAA. Bantuan beasiswa PPA
1. Mahasiswa lama (715 orx12 bl)2. Mahasiswa baru (60 orx 4 bl)
B. Beasiswa bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
PENGADAAN ALAT PENDIDIKAN1. Pengadaan alat/peraga dan penunjang pendidikan
PENGADAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN
1. Pengadaan buku-buku perpustakaan
PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN
1. Lanjutan pemb.gedung lab serbaguna nonstandard
44.545.000
44.545.000
1.349.820.000661.500.000
643.500.00018.000.000
688.320.000
335.000.000
335.000.000
48.000.000
48.000.0003.300.000.000
3.300.000.000
100
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 101/119
4320
5102
5106
6340
6601
tahap VI
OPERASI & PEMELIHARAAN FASILITAS PEND
1. Operasional&Pemeliharaan Pend.Tinggi (DBO)2. Bahan
3. Lain-lain
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISDiklat Pekerti
1. Gaji/upah
2. Bahan
3. Perjalanan
4. Lain-lain
RINTISAN PENDIDIKAN GELAR
A. Penyelengaraan S2
1. Gaji/upah
2. Bahan
3. Perjalanan
4. Lain-lain
B. Penyelenggaraan S3
1. Gaji/upah
2. Bahan
3. Perjalanan
4. Lain-lain
PENELITIAN ILMU TERAPAN
-Penelitian
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
A. Operasional SP4 PT
B. Kerjasma dengan JICA Teknik (FMIPA)
C. Pengembangan Due Like tahun ke V
1.007.975.000
1.007.975.000657.375.000
350.600.000
20.000.000
20.000.000
4.340.0007.250.000
3.480.0004.930.000
3.529.959.000
2.736.519.000576.504.000
55.162.000122.000.000
1.983.053.000
793.440.000
147.114.000
21.978.00012.000.000
612.348.000
135.000.000
135.000.000
3.279.000.000
29.000.000250.000.000
3.000.000.000
JUMLAH 13.049.299.000
Sumber: Lampiran Laporan Dies Natalis ke XXXIX UNY tahun 2003 Hal 121
Dalam kolom tolok ukur 6601 huruf B disebutkan bahwa kerjasama
dengan JICA Teknik FMIPA membutuhkan anggaran sebesar Rp.
250.000.000,-. Ketika alokasi dana tersebut dikonfirmasikan kepada SM
beliau membenarkan bahwa kerjasama luar negeri yang selama ini yang
masih berjalan adalah dengan JICA ( Japan International Coorporations
Agency) dalam bidang pendidikan. Secara teknis memang Fakultas MIPA
101
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 102/119
(FMIPA) yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang namun dalam hal
pengadaan dana pendamping kerjasama tetaplah universitas yang
mendanai walau dalam jumlah yang terbatas.
2. Isu global (politik dan keamanan)
Hambatan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama yang satu
ini sangatlah pelik. Dikatakan pelik karena memang berkaitan dengan isu
politik-keamanan lokal dan global. Sebagaimana diketahui setelah rezim
orde baru runtuh tahun 1998 kondisi keamanan Indonesia semakin buruk.
Banyak investor luar negeri yang hengkang dari negeri ini dikarenakan
tidak terjaminnya keamanan. Hal ini tentunya berdampak buruk kepada
seluruh sektor pembangunan tak terkecuali sektor pendidikan merasakan
dampaknya. Banyak para pelajar dan pangajar dari luar negeri yang
dipanggil pulang oleh institusinya dengan alasan tidak bisa menjamin
keamanan mereka selama tinggal di Indonesia, ini menjadi bumerang bagi
pengembangan kerjasama luar negeri bidang pendidikan di institusi
manapun. Diperparah lagi dengan kejadian 12 Oktober 2002 yaitu
meledaknya Bom Bali. Ini merupakan pukulan telak bagi dunia parawisata
pada umumnya dan dunia pendidikan pada khusunya. Setidaknya
dirasakan oleh UNY yang banyak memiliki mahasiswa asal Austarlia,
akibat kejadian bom tersebut hubungan kerjasama yang selama ini terjalin
dengan baik menjadi terganggu. Langkah Australia yang memanggil
pulang warga negaranya (mahasiswa/dosen), menjadi pedoman bagi
negara asing seperti dari Eropa dan Asia lainnya untuk melakukan hal
102
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 103/119
yang sama. Dampak buruk lainnya merambat pada pertimbangan negara
asing dalam mengambil kebijakan untuk bekerjasama dengan institusi
yang berada di Indonesia. Mereka pikir-pikir dan sangat hati-hati untuk
mengambil keputusan “Ya” dalam mengadakan kerjasama. Dengan
otomatis setelah kejadian tersebut banyak kerjasama dan peluang
kerjasama yang terputus begitu saja, ini dikarenakan pemerintah negara
asing, sebagai contoh Australia lalu mengeluarkan Travel Warning bagi
semua warganya yang ada di Indonesia atau akan bepergian ke Indonesia
(Wawancara dengan SG Tanggal 23 Februari 2005). Pernyataan SG
tersebut diperkuat oleh SY sebagai Rektor UNY yang mengatakan bahwa
pengaruh politik dan keamanan di negara kita akhir-akhir ini sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kerjasama institusi pendidikan
termasuk di dalamnya UNY.(Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul
10.10-11.00 WIB).
3. Birokrasi
Walaupun bukan merupakan hal yang sangat mempengaruhi
peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama luar negeri UNY.
Kelambanan dan sulitnya birokrasi proses pengakuan/pengesahan naskah
kerjasama UNY yang memerlukan rentetan urusan birokrasi dengan Dirjen
Dikti Depdiknas kemudian Sekretaris Negara dan Departemen Luar
Negeri, sedikit banyaknnya mempengaruhi prospek kerjasama yang yang
ada. Seperti sebuah pengalaman yang diungkapkan SG kepada peneliti :
“Memang benar, alur birokrasi selama ini cukup panjang bahkan
kadang memerlukan waktu berbulan-bulan sampai satu tahun
103
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 104/119
untuk mendapat pengesahan. Bahkan suatu ketika, UNY
berkehendak memperpanjang MOU dengan suatu universitas di
luar negeri menjadi batal dikarenakan MOU tersebut nyangkut disalah satu instansi di Jakarta (Dirjen Dikti), ketika pihak kami
datang untuk menelusuri, jawabannya adalah “MOU yang mana
ya?, coba kami periksa! Atau anda membuat lagi MOU tersebut!
Bagaimana?” begitulah jawaban diplomatis dari instansi tersebut
yang mengindikasikan bahwa MOU tersebut sudah hilang entah
kemana”. (wawancara tanggal 26 Februari 2005, pukul 09.00-
10.15 WIB).
Ketika pengalaman kemacetan birokrasi di Jakarta tersebut
disampaikan kepada SM selaku PR I beliau memberi komentar bahwa
birokrasi Jakarta sebenarnya tidak sulit melainkan “Jakarta” selalu berhati-
hati dan memberikan pertimbangan apakah MOU yang akan dijalankan itu
mampu secara finansial dilaksanakan, karena suatu MOU tentu akan
memuat suatu hak dan kewajiban bagi para pihak untuk dilaksanakan. Jika
memang terjadi MOU yang sedang diperpanjang hilang ketika dalam
proses maka itu adalah “Keteledoran Jakarta” yang perlu diperbaiki
bersama. Beliau mengakui bahwa semua proses pengajuan kerjasama tidak
semuanya mulus melainkan banyak pertimbangan dengan sangat hati-hati.
Beliau menambahkan lagi kendala yang paling utama adalah justru datang
dari UNY itu sendiri yaitu bagaimana meningkatkan sumber daya UNY
untuk menunjang kerjasama tersebut terutama kemampuan Bahasa Inggris
dosen yang ada sebagai modal utama kerjasama luar negeri. (Wawancara
tanggal 08 Maret 2005, pukul 10.00-11.05 WIB).
Secara teknis menurut pertimbangan SG, bila suatu kegiatan
kerjasama dilaksanakan tanpa MOU maka akan mengakibatkan
konsekwensi sebagai berikut:
104
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 105/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 106/119
a) Kependidikan
b) Ilmu Pengetahuan Dasar
c) Karya Teknologi
d) Karya Seni
4) Optimalisasi Anggaran Pembangunan
Sebagaimana diungkapkan oleh SM pada saat diwawancarai
tanggal 8 Maret 2005, upaya peng-internasionalan UNY sudah dilakukan
melalui berbagai upaya diantaranya memberikan test TOEFL gratis bagi
25 dosen yang diharapkan bila berhasil mencapai nilai TOEFL tinggi
maka dapat melanjutkan studi keluar negeri disamping itu tujuan lainnya
adalah guna membentuk sebuah “Pasukan Elit UNY” istilah pasukan elit
ini dimaksudkan sebagai pasukan khusus UNY yang terdiri dari beberapa
dosen yang mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh
dosen lainnya, yaitu memiliki skor TOEFL minimal 500. Ini ditujukan
guna mempersiapkan sumber daya manusia UNY yang siap dan mampu
menjadi subjek kerjasama luar negeri untuk kemajuan UNY. Kalau diteliti
apa yang diungkapkan oleh SM di atas adalah sebagian contoh upaya
UNY dalam peningkatan SDM-nya. Fakta lain dapat dilihat dari data
kuantitatif dosen yang sedang menempuh pendidikan lanjut baik di dalam
maupun luar negeri tahun akademik 2003/2004. Berikut adalah tabelnya:
Tabel 6. Dosen yang sedang menempuh pendidikan lanjut menurut
fakultas dan strata tahun akademik 2003/2004.
Fakultas S2 S3 Jumlah
DN LN DN LN
FMIPA 10 0 9 6 25
106
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 107/119
FT
FIP
FBS
FIS
FIK
19
20
35
7
11
0
0
1
2
0
14
6
10
5
5
4
0
0
0
0
37
26
46
14
16
Jumlah 102 3 49 10 164
Sumber : Lampiran Dies Natalis XL UNY Tahun 2004 hal 99.
Data di atas menunjukan upaya serius UNY dalam upaya
peningkatan kualitas SDM guna menunjang semua aspek pengembangan
termasuk di dalamnya kerjasama luar negeri, walau bisa dicermati lebih
banyak dosen yang melanjut pendidikan di dalam negeri yaitu 102 orang
untuk S2 sebanyak 49 orang untuk S3, daripada dosen yang melanjutkan
studi ke luar negeri yaitu 3 orang untuk S2 dan 10 orang untuk S3. Kalau
dijumlahkan berdasarkan tempat studi maka 152 orang melanjutkan studi
di dalam negeri dan 13 orang melanjutkan studi di luar negeri.
Upaya peningkatan SDM tidak hanya sebatas upaya peningkatan
skor TOEFL bagi dosen saja melainkan mahasiswa pun menjadi garapan
selanjutnya. Langkah ini mulai di realisasikan pada tahun ajaran
2004/2005 melalui test TOEFL yang diwajibkan bagi mahasiswa baru. Hal
ini dapat dilihat dari data kuantitatif yang disampaikan oleh SM selaku PR
II pada saat pengarahan bagi segenap karyawan FIS, tanggal 16 Februari
2005 di Gedung Cut Nyak Dien :
Diagram 1 : Persentase Sekor Min 400 Test TOEFL Mhs &
Persentase Absensi
107
0
5
10
15
20
25
30
SEKOR MIN 400 16,5 29,2 26,5 21,4 11,7 0,64 17,7
ABSEN 18,3 6,26 11,3 9,37 29,2 1,43 12,6
FIP FMIPA FBS FIS FT FIK UNIV
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 108/119
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 109/119
ditebitkan oleh jurnal/majalah ilmiah dan surat kabar di luar penerbitan
UNY dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 7. Jumlah artikel civitas akademika UNY tahun 2002-2003
Media 2002 2003
Jurnal/Majalah internasional 4 11
Jurnal/Majalah terakreditasi 41 92
Jurnal/Majalah ber-ISSN 63 188
Surat Kabar Lokal/Nasional 110 124
Jumlah 218 415Sumber. Lampiran I hasil pelaksanaan program dan pengembangan tahun
2003/2004 (Dies Natalis XL UNY tahun 2004).
Data di atas menunjukan peningkatan jumlah publikasi dari tahun
2002 sampai tahun 2003 terutama yang berhasil dipublikasikan di
Majalah/jurnal internasional karena hal tersebut diharapkan akan dapat
merangsang minat institusi di luar negeri untuk mengadakan kerjasama
dengan UNY.
Disamping menerapkan metode promosi universitas ke dalam
maupun ke luar negeri untuk mengatasi hambatan peningkatan kerjasama
luar negeri, pihak Universitas Negeri Yogyakarta melalui kantor
kerjasama telah melakukan langkah konstruktif dengan mengunjungi dan
mendelegasikan kepada mahasiswa atau dosen yang sedang menempuh
studi di beberapa universitas di luar negeri terutama Australia guna
memberikan penjelasan secara mendasar mengenai kondisi keamanan
Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang aman bagi
warga negara manapun untuk melakukan kegiatan kerjasama dalam segala
bidang. Pada prinsipnya banyak lembaga dan institusi di luar negeri yang
109
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 110/119
faham dengan penjelasan seperti itu, tetapi keputusan tetap ada pada
kebijakan masing-masing pemerintahnya. (Wawancara dengan SG,
tanggal 28 Februari 2005, pukul 08.10-09.00 WIB.).
Lain hal mengenai masalah sulitnya birokrasi pengesahan MOU ke
Jakarta, dijawab secara diplomatis oleh SM selaku PR I bahwa untuk
mengatasi hal tersebut perlunya upaya peningkatan SDM UNY karena
mungkin saja mereka khawatir tidak siapnya UNY untuk melakukan
kerjasama (Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul 10.00-11.05 WIB ).
Dari penjabaran upaya-upaya mengatasi hambatan pengembangan
program kerjasama di atas baik dalam atau luar negeri. Kantor kerjasama
humas dan protokol UNY dalam laporan Dies Natalis XL menyimpulkan
upaya apa saja yang sedang dan akan ditempuh melalui kegiatan-kegiatan
yang mendasarkan pada isu-isu yang berkembang, diantaranya sebagai
berikut:
1. Menggali dan mengidentifikasi lembaga-lembaga dalam
dan luar negeri yang memilki potensi untuk melakuakan kerjasama.
2. Mengkoordinasikan kegiatan kerjasama yang dilakukan
oleh perorangan atau fakultas dengan kantor kerjasama, sehingga
terjadi pemanfaatan kerjasama yang optimal oleh fakultas/lembaga,
dan universitas.
3. Mempromosikan program-program unggulan di UNY
untuk meningkatkan daya tarik UNY bagi lembaga-lembaga dalam dan
110
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 111/119
luar negeri, sehingga mereka termotivasi untuk melakukan kerjasama
dengan UNY di bawah koordinasi Kantor Kerjasama.
4. Mengevaluasi realisasi dan penjabaran MOU yang telah
ditandatangani oleh UNY dan lembaga-lembaga eksternal.
5. Mempererat jalinan kerjasama dengan lembaga kerjasama
di universitas maupun lembaga lain, terutama dalam pengelolaan
informasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta
111
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 112/119
bidang pendidikan dari tahun 1993-2004 dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh Universitas
Negeri Yogyakarta, dikoordinasikan oleh Kantor Kerjasama Humas dan
Protokol sehingga terjadi pemanfaatan kerjasama yang optimal oleh
fakultas/lembaga, dan universitas.
2. Adapun pelaksanaan kerjasama luar negeri secara tertulis
Universitas Negeri Yogyakarta dapat dibagi menjadi tiga proses yaitu :
a. Proses Pra Penandatangan Draft MOU
Proses ini meliputi beberapa tahapan yaitu:
1). Tahap usulan
Mekanisme usulan bisa bersifat bottom-up artinya inisiatif atau
usulan kerjasama bisa datang dari fakultas atau jurusan kemudian
disampaikan ke tingkat universitas untuk mendapat persetujuan.
Begitupun juga sebaliknya kerjasama yang akan dijalin
mekanismenya bisa top-down artinya inisiatif kerjasama atas
prakarsa universitas untuk ditindaklanjuti oleh fakultas atau pihak
yang ditunjuk atau bisa campuran antara keduanya.
2). Tahap identifikasi
Tahapan ini adalah identifikasi atas pihak atau lembaga mana yang
akan bekerjasama, kerjasama apa yang akan dilakukan, bagaimana
kredibilitas lembaganya dan dalam bentuk apa kerjasama itu akan
diformalkan.
112
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 113/119
3). Tahap negosiasi
Tahapan ini meliputi:
a) Pertemuan penjajakan antara kedua
pihak yang merupakan tahap awal perundingan mengenai
kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama luar negeri.
b) Pertemuan lanjutan antara kedua
belah pihak untuk membahas substansi dan masalah teknis
yang akan disepakati dalam kerjasama luar negeri.
c) Setelah pertemuan lanjutan
mencapai kesepakatan antara kedua pihak tahapan selanjutnya
adalah membuat draft bentuk formal kerjasama, bila disepakati
bentuk kerjasama akan diformalkan dalam MOU maka kedua
belah pihak membuat draft MOU bersama.
d) Tahapan selanjutnya setelah
pembuatan draft selesai adalah penandatanganan draft MOU
oleh kedua belah pihak menjadi sebuah naskah MOU sebelum
mendapat kekuatan hukum tetap dari instansi terkait negeri
masing-masing pihak.
b. Proses Pasca Penandatangan Draft MOU
Setelah kedua belah pihak menyetujui naskah MOU dan
menandatanganinya maka bagi pihak Universitas Negeri Yogyakarta,
langkah selanjutnya adalah mengirimkan naskah MOU yang telah
ditandatangani tersebut untuk mendapatkan pengesahan Dirjen Dikti
113
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 114/119
Depdiknas, didaftarkan di Departemen Luar Negeri kemudian
tembusannya disampaikan ke Sekretariat Negara Republik Indonesia.
c. Pengembalian naskah MOU yang telah disahkan.
Setelah ketiga proses di atas dilalui maka naskah MOU telah menjadi
dokumen resmi suatu perjanjian internasional yang memiliki kekuatan
hukum formal dan berlaku mengikat secara definitif kedua belah pihak
sesuai dengan perjanjian yang tertulis dalam MOU tersebut
3. Kesesuaian dengan kaidah hukum internasional.
Kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta secara
yuridis formal telah memenuhi kriteria prosedur pembuatan dan penulisan
berdasarkan kaidah hukum nasional dan internasional berdasarkan
Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional,
Pedoman Pembuatan Perjanjian Internasional di lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional dan Konvensi Wina 1969 yang merupakan pedoman
Hukum Perjanjian Internasional.
4. Dalam pelaksanaan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama
luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta dijumpai beberapa hambatan,
diantaranya :
a. Pelaksanaan kerjasama memerlukan dana pendamping
yang besar.
Bahwa dasar pertimbangan kerjasama luar negeri dalam bentuk
kerjasama apapun adalah prinsip menguntungkan kedua pihak. Hal ini
114
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 115/119
berarti bila satu pihak mengeluarkan dana maka pihak lain yang diajak
kerjasama juga harus melakukan hal yang sama. Hal ini berlaku pula
bila UNY mengadakan kerjasama dengan suatu universitas di luar
negeri maka UNY harus menyediakan dana pendamping untuk
melaksanakan kegiatan kerjasama tersebut. Sedangkan dana untuk
kegiatan kerjasama di UNY sangat terbatas.
b. Isu global (politik dan keamanan)
Sebagaimana diketahui setelah rezim orde baru runtuh tahun 1998
kondisi keamanan Indonesia semakin buruk. Banyak investor luar
negeri yang hengkang dari negeri ini dikarenakan tidak terjaminnya
keamanan. Hal ini tentunya berdampak buruk kepada seluruh sektor
pembangunan tak terkecuali sektor pendidikan merasakan dampaknya.
Banyak para pelajar dan pangajar dari luar negeri yang dipanggil
pulang oleh institusinya dengan alasan tidak bisa menjamin keamanan
warga negaranya yang tinggal di Indonesia, ini telah menjadi menjadi
bumerang bagi UNY pada khususnya. Diperparah lagi dengan kejadian
12 Oktober 2002 yaitu meledaknya Bom Bali. Ini merupakan pukulan
telak bagi UNY yang banyak memiliki mahasiswa dan pengajar yang
berasal dari luar negeri. Hubungan kerjasama yang selama ini terjalin
menjadi terganggu, bahkan tidak sedikit yang meninjau ulang kembali
kebijakan untuk bekerjasama dengan institusi yang berada di
Indonesia.
c. Kelambanan dan sulitnya birokrasi
115
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 116/119
Secara langsung ataupun tidak kelambanan dan sulitnya birokrasi
mempengaruhi peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama luar
negeri UNY, proses pengakuan/pengesahan naskah kerjasama yang
memerlukan rentetan urusan birokrasi dengan Dirjen Dikti Depdiknas
kemudian Sekretaris Negara dan Departemen Luar Negeri. Alur
birokrasi yang cukup panjang tersebut kadang memerlukan waktu
berbulan-bulan bahkan sampai satu tahun untuk dapat pengesahan.
5. Upaya yang dilaksanakan Universitas Negeri Yogyakarta dalam
mengatasi hambatan pelaksanaan kerjasama luar negeri.
Upaya tersebut adalah :
1. Optimalisasi anggaran pembangunan dan pengembangan
universitas, sehingga semua kerjasama luar negeri yang dianggap
mengungtungkan UNY dan pihak luar negeri dan jumlah dana
pendampingnya terjangkau maka bisa mendapatkan dana pendamping
dari dana cadangan universitas.
2. Pendelegasian dosen dan mahasiswa yang sedang studi di
luar negeri untuk menjelaskan keadaan sebenarnya di Indonesia dan
mempromosikan program-program unggulan di UNY untuk
meningkatkan daya tarik UNY bagi lembaga-lembaga dalam dan luar
negeri
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia Universitas Negeri
Yogyakarta baik tenaga akademik maupun tenaga administrasi
116
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 117/119
sehingga meyakinkan Depdiknas untuk memberikan pengesahan
secara cepat pada setiap pembuatan MOU.
B. Saran
Dari beberapa hal yang diperoleh dari penelitian di Universitas Negeri
Yogyakarta maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi hambatan dana pendamping dalam melaksanakan
kerjasama, hendaknya UNY mengusulkan kepada pemerintah untuk
memberikan dana khusus pendampingan bagi universitas yang akan
melakukan kerjasama tentunya dengan catatan bahwa dana tersebut
tidaklah cuma-cuma melainkan harus melalui kompetisi khusus untuk
mendapatkannya.
2. Untuk mengatasi hambatan pengaruh isu politik dan keamanan,
hendaknya UNY dengan berkoordinasi dengan instansi terkait sering
menyelengarakan atau memfasilitasi even-even internasional dimana
dalam acara tersebut diselipkan pesan-pesan dan pemberitahuan tentang
kondisi keamanan sebenarnya di Indonesia. Cara yang lainnya yang bisa
ditempuh adalah dengan mengirimkan nota atau surat resmi kepada
pemerintah negara-negara sahabat atau mitra kerjasama UNY tentang
kondisi politik dan keamanan Indonesia pada umumnya.
3. Sedang untuk mengatasi hambatan birokrasi yang lamban dan sulit,
hendaknya UNY membentuk tim khusus seperti “Pasukan Elit-nya UNY”
atau dengan membentuk “Korps Diplomatik” yang secara serius dan
profesional menjadi duta dan ujung tombak dalam menggarap sektor
117
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 118/119
pengembangan kualitas dan kuantitas kerjasama sehingga mampu
menembus birokrasi yang lamban atau bahkan mampu menaklukan
birokrasi yang sangat sulit sekalipun.
118
8/6/2019 SkripsiKU Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 119/119
119
Recommended