View
355
Download
103
Category
Preview:
Citation preview
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
(SOP) STROBERI
KABUPATEN BANDUNG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
2008
KATA PENGANTAR
Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat, merupakan sentra produksi stroberi di Idonesia.
Stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan
merambat yang mempunyai nilai ekonomi tinggi daya
pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok
dengan bentuk yang mungil, menarik, serta rasa yang manis
segar.
Daya serap pasar (konsumen) yang semakin tinggi
mengindikasikan agribisnis ini mempunyai prospek cerah.
Pengembangan usaha stroberi untuk skala komersial, baik
secara agribisnis maupun agroindustri, diperlukan
perencanaan yang cermat, terutama dalam hal teknik
budidayanya.
Buku SOP Stroberi disusun sebagai bahan informasi
yang memuat tentang budidaya stroberi yang baik dan benar
mulai dari pembibitan sampai penanganan pasca panen
sebagai pedoman bagi petani stroberi di Kabupaten Bandung.
Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Stroberi ini
masih belum sempurna, oleh karena itu sumbang saran dari
pembaca sangat diharapkandemi perbaikan dan
penyempurnaan buku ini. Akhirnya, semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bandung, April 2008
Tim
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................3
TARGET...................................................................................4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
I. Pembibitan................................................................... I/1-3
II. Pengolahan Tanah....................................................... II/1-4
III. Penanaman di Lapangan..............................................III/1-3
IV. Pengairan................................................................... IV/1-2
V. Pemangkasan.............................................................. V/1-3
VI. Sanitasi Kebun............................................................ VI/1-2
VII. Pemupukan(Pupuk Susulan)........................................VII/1-3
VIII. Pengendalian OPT.......................................................VIII/1-22
IX. Panen.........................................................................IX/1-3
X. Penanganan Pasca Panen..............................................X/1-5
CONTOH FORM ISIAN
TIM PENYUSUN
2
PENDAHULUAN
Tanaman stroberi adalah tanaman merambat yang saat
ini semakin populer untuk dikembangkan. Daya tarik stroberi
terletak pada warna buahnya yang mencolok, dan memiliki
nilai jual yang tinggi.
Budidaya stroberi pada mulanya didominasi daerah tau
negara beriklim subtropik, akan tetapi seiring perkembangan
Ilmu dan teknologi pertanian, maka stroberi dapat
berkembang di daerah beriklim tropis. Di Indonesia, sebagian
besar tanaman stroberi di tanam dalam skala kecil oleh
petani pada daerah dataran tinggi seperti Rancabali, Ciwidey,
Cipanas, Lembang, Malangbong, Bedugul, dan Berastagi.
Produksi yang dihasilkan umumnya masih rendah terutama
milik petani, maka diperlukan pembudidayaan yang lebih
intensif.
Penerapan teknologi budidaya stroberi di beberapa
lokasi sentra produksi belum sepenuhnya di lakukan oleh
petani secara baik dan benar. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan, ketrampilan, dan informasi yang
diperoleh oleh petani maupun petugas serta belum
dikuasainya teknologi budidaya stroberi secara benar
sehingga berpengaruh juga pada kualitas (mutu) dan
kuantitas (jumlah) produksi stroberi. Dalam rangka
pengembangan stroberi dan tantangan dalam menghadapi
era globalisasi perdagangan bebas, maka tuntutan konsumen
terhadap standar mutu produk dan jaminan keamanan
pangan sangat di perlukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka perlu adanya informasi mengenai Standar Operasional
Prosedur (SOP).
3
TARGET
Target standar buah yang akan dicapai dalam kerangka
penerapan Standar Operasional Prosedur Stroberi ini adalah:
1. Berat buah di atas 23 gram/buah, (Kelas Ekstra), Berat
buah antara 20-30 gram/buah (Kelas A),15-19 gram/buah
(Kelas B), 12-14 gram/buah (Kelas C),8-11 gram/buah
(Kelas D).
2. Warna bua merah 80% (Kelas Super dan Kelas A).
3. Buah seragam dalam ukuran (toleransi 15%), warna dan
tingkat kematangannya.
4. Bentuk seragam (toleransi 5%).
5. Tangkai dan kelopak buah masih segar pada saat
dipanen.
6. Penampakan buah segar, tidak ada bagian yang busuk
atau rusak yang menyebabkan tidak layak dikonsumsi
7. Buah utuh, bebas dari hama atau penyakit, pestisida
serta kotoran lainnya.
8. Bebas dari bau/aroma dan rasa asing.
9. Buah BS (buah yang rusak diakibatkan penangan
kesalahan penanganan karena faktor manusia)yang
dihasilkan tidak lebih dari 2%.
4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR(SOP)
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW I
TanggalSeptember
2006
Pembibitan Halaman
1 / 3Revisi I
27 April 2008
I. Pembibitan
A. Definisi
Menyediakan bibit bermutu dari varietas yang unggul dan sehat.
B. Tujuan
Untuk menyediakan bibit yang mampu berproduksi sesuai dengan keunggulan varietas, sehat, mempunyai daya adaptasi yang baik.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahan
a) Bibit runners (undeuk)
b) Media tanah matang
c) Kompos
d) Penjepit dari bambu
e) Polybag ukuran 7 cm × 10 cm, jumlah 40.000-50.000 buah (untuk luasan 1 ha)
f) Bedengan pesemaian
I-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW I
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pembibitan Halaman
2 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
E. Fungsi
a) Bibit runners, untuk bahan tanaman.
b) Media tanah matang dan kompos, untuk media tanam stroberi.
c) Penjepit dari bambu, untuk menjepit calon bibit stroberi agar tidak bergerak.
d) Polybag, untuk tempat menanam bibit / runner.
e) Bedengan pesemaian, untuk tempat penyimpanan dan pemeliharaan stroberi.
F. Prosedur Pelaksanaan
Teknik perbanyakan secara vegetatif.
a) Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyiapan bibit vegetatif adalah pemilihan tanaman induk yang baik, yaitu : untuk kultivar California berumur 6-9 bulan, berumur produktif berbuah, pertumbuhan subur
(normal), serta bebas dari organisme hama dan penyakit.
b) Bibit runners (undeuk)
i. Ditentukan tanaman induk yang sehat.
ii. Dipilih runners ke 1 - 2 yang gemuk dengan panjang calon akar 2-3 mm.
I-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW I
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pembibitan Halaman
3 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
iii. Langkah pelaksanaan pembibitan stroberi dengan runners adalah sbb:
1. Bibit dibiakan dari runners ke 1 – 2 dari induk terpilih minimal berbunga dan berbuah lebat pada umur 2 bulan setelah tanam.
2. Pangkal runners dimasukkan ke dalam polybag berlubang yang telah berisi media tanah dan kompos kemudian diberi penjepit (dari bambu) agar calon bibit tidak bergerak.
3. Runners dibiarkan tumbuh memanjang sampai akar 5-10 cm ( 4 minggu) setelah akar keluar dari polybag bagian bawah. Stolon in disisakan 1-2 cm, stolon out dibuang lalu bibit dapat disapih (transplanting).
4. Karakteristik bibit yang siap dipindah ke lapangan : akar sudah keluar dari polybag,
biasanya bibit sudah berdaun 4-5 helai yang sudah melebar.
5. Disimpan dibedengan atau langsung ditanam di lahan terbuka menggunakan tanah dan kompos.
I-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW II
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Pengolahan Tanah
Halaman
1 / 4
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
II. Pengolahan Tanah
A. Definisi
Media tumbuh yang baik untuk stroberi adalah tanahnya
gembur, aerase dan drainase lebih baik, EC = 1 – 2
mS/cm2, pH optimum 5,8 (5,5 – 6,5).
B. Tujuan
Menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman secara
optimal.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahan
a. Cangkul
b. Pupuk organik (kotoran domba, ayam dan kelinci serta
kompos 20-25 % volume).
c. Karung, mulsa, dan polybag
d. Jerami
II-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW II
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengolahan Tanah
Halaman
2 / 4
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
E. Fungsi
a. Cangkul, untuk membersihkan sisa-sisa perakaran
tanaman, menggemburkan, menghaluskan tanah,
memasukan media tanam dan membuat bedengan.
b. Karung, untuk wadah penanaman bibit stroberi.
c. Jerami untuk mengurangi penguapan, gulma, dan
percikan tanah ke buah.
F. Prosedur pelaksanaan
Sistem budidaya stroberi yang diuraikan dalam SOP ini
adalah sistem budidaya stroberi dalam karung dilahan
terbuka/kebun.
A. Penanaman di lahan terbuka
1. Penetapan lokasi tanam
a. Perlu analisa tanah untuk media tanam yang
untuk digunakan melalui Petugas Lapangan
setempat.
b. Suhu 15-250C, kelembaban 60-80%.
c. Sejarah lahan (tanah) bekas sayuran.
d. Bila diperlukan dilakukan analisis tanah untuk
menentukan hara mikro dan makro.
II-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW II
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengolahan Tanah
Halaman
3 / 4
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
2. Penyiapan media
a. Tanah diolah hingga gembur.
b. Bedengan-bedengan disiapkan dengan lebar 40
cm, tinggi 20 cm – 25 cm, serta jarak antar
bedengan 60-70 cm, sedangkan panjangnya
disesuaikan dengan keadaan lahan.
c. Lebar celah antar karung dalam barisan adalah
20 cm - 30 cm.
3. Penanaman dalam wadah (karung)
a. Penyiapan media
1. Media terdiri dari tanah dan kompos, dengan
perbandingan 70:30 (v/v)
2. Kemudian siapkan wadah (karung) bersih
dengan ukuran tinggi 50-60 cm, diameter 40
cm.
3. Isi ¾ wadah karung dengan tanah, ¼ sisanya
dipenuhi media yang telah disiapkan. Lalu
ditempatkan di kebun dengan jarak antar
wadah 30 cm, antar baris 70 cm. Kemudian
dibiarkan selama 2 minggu.
II-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW II
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengolahan Tanah
Halaman4 / 4
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
4. Tanam bibit di lubang tanam sampai batas
leher akar. Bila ditanam terlalu dalam,
tanaman akan busuk. Bila terlalu dangkal,
akar yang menonjol keluar akan cepat kering.
Setiap karung berisi 4 tanaman.
5. Cara menanam stolon in di bagian dalam dan
stolon out dibagian luar.
6. Setelah tanam dilakukan penutupan dengan
menggunakan jerami setebal 1-2 cm.
7. Padatkan tanah disekitar pangkal batang,
kemudian siram tanah di sekitar pangkalb
batang sampai lembab.
II-4
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW III
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PenanamanHalama
n1 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
III. Penanaman di Lapangan
A. Definisi
Memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke areal
pertamanan.
B. Tujuan
Menumbuhkembangkan tanaman sampai berproduksi.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahan
a. Air
b. Bibit (keutuhan bibit 40.000-83.333 bibit/ha)
E. Fungsi
a. Air, untuk menyiram tanah sehingga kondisi tanah
lembab dan mengurangi tingkat kelayuan.
b. Bibit, untuk bahan tanaman.
III-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW III
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PenanamanHalama
n2 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Penanaman dilakukan pada pagi hari sebelum jam
10.00 pagi atau setelah jam 15.00 sore.
b. Media tanam sebelum ditanami disiram terlebih
dahulu.
c. Lalu dibuat lubang tanam sedalam tinggi polybag
bibit. Untuk penanaman dalam polibag dibuat lubang
terlebuh dahulu.
d. Bibit dilepaskan dari polybag dengan hati-hati.
e. Lalu bibit di tanam hingga tepat diatas leher akar,
untuk penanaman dalam polibag, potongan stolon
menghadap ke tengah wadah.
III-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW IV
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PengairanHalaman
1 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
IV. Pengairan
A. DefinisiMemberi air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah
perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar
pada waktu, cara dan jumlah yang tepat.
B. Tujuan
Menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga
pertumbuhan dan proses produksinya optimal.
C. ValidasiPengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahana. Air
b. Selang plastik
c. Pompa air
d. Bak penampungan air (drum platik 200 ltr)
e. Ember
f. Gayung
E. Fungsi
a. Air, untuk bahan untuk menyiram tanaman.
b. Selang, untuk menyalurkan air (apabila sumber air
lebih rendah dari pertamanan).
IV -1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW IV
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PengairanHalama
n2 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
c. Pipa, untuk menaikkan air (apabila sumber air
lebih rendah dari pertamanan).
F. Prosedur pelaksanaan
a. Penyiraman pada tanaman di musim kemarau
dilakukan sehari 1 kali sebanyak 1 - 2 liter/karung
sampai umur 10 hari.
b. Setelah berumur 10 hari, penyiraman dilakukan dua
hari sekali sebanyak 1 -2 liter/karung.
c. Pengairan/penyiraman dilakukan setiap pagi
atau sore hari.
IV -2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW V
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PemangkasanHalama
n1 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
V. Pemangkasan
A. Definisi
a. Memangkas dan membuang cabang-cabang yang
tidak produktif (tangkai bekas buah, daun-daun tua
atau daun rusak, yang disebabkan oleh serangan
hama dan penyakit).
b. Memangkas bunga bawaan.
c. Memangkas buah ujung (buah yang ke 8 dan
selanjutnya) dalam satu manggar.
B. Tujuan
a. Menjamin pertumbuhan tanaman sehingga proses
produksi berlangsung maksimal dan mengurangi
kelembaban dalam tajuk tanaman sehingga akan
mengurangi resiko terjadinya serangan hama dan
penyakit.
b. Mendewasakan tanaman ke fase generatif dan
menghasilkan tanaman tumbuhnya kuat (kokoh).
c. Memperoleh buah yang berukuran besar dan
berkualitas prima.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
V -1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW V
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PemangkasanHalama
n2 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
D. Alat dan bahan
Gunting Pangkas
E. Fungsi
Gunting pangkas, untuk memangkas dan membuang
tunas-tunas yang tidak produktif.
F. Prosedur pelaksanaan
a. Pemangkasan dilakukan terhadap daun, stolon dan
tunas baru (anakan/sirung).
b. Perompesan daun
I. Daun yang kurang sehat atau sudah tua dibuang
bersama pelepahnya.
II. Sisakan 5-7 pelepah daun yang membuka
sempurna dan sehat pada tiap batang.
III. Daun dikumpulkan dalam kantong plastik dan
dimusnahkan.
c. Pembuangan stolon
I. Untuk stroberi tujuan produksi, setiap stolon
yang tumbuh harus dibuang.
V-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW V
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PemangkasanHalaman
3 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
II. Stolon digunting pada bagian buku dekat
pangkal pada saat mencapai panjang 5 – 7 cm
atau setelah terlihat 2 buku hingga lepas.
III. Stolon dikumpulkan pada tempat yang terpisah
dari tempat penanaman.
d. Pemilihan tunas baru
i. Pilih 1-2 tunas produktif dengan ciri-ciri tunas
yang besar, muncul dari bawah permukaan
tanah/media dan menghadap ke luar dari wadah.
ii. Semua tunas yang muncul di atas permukaan
tanah atau media harus dibuang.
iii. Tunas dirompes ke arah bawah atau ke arah
samping.
iv. Tunas baru dikumpulkan pada tempat yang
terpisah dari tempat penanaman.
V-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VI
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Sanitasi KebunHalama
n1 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
VI. Sanitasi Kebun
A. Definisi
Kegiatan menjaga kebersihan kebun dengan cara
membersihkan areal pertamanan dari gulma, daun-daun,
ranting bekas pangkasan dan buah-buahan yang
busuk/rontok.
B. Tujuan
Menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal
dengan menekan resiko serangan organisme
pengganggu tanaman serta menekan persaingan untuk
mendapatkan tempat tumbuh, sinar matahari dan unsur
hara.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Kored
b. Cangkul
VI-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VI
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Sanitasi KebunHalaman
2 / 2
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
E. Fungsi
a. Kored, untuk mencabut gulma atau sisa-sisa
perakaran tanaman.
b. Cangkul untuk membuang gulma atau sisa-sisa
perakaran tanaman dan untuk menimbun.
F. Prosedur pelaksanaan
a. Pemeliharaan lingkungan dilakukan dengan cara
membersihkan gulma-gulma yang ada, memelihara
tanaman pelindung seperti putri malu, lantana. Sisa-
sisa gulma dikumpulkan ditempat yang terpisah. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi penyemprotan
pestisida.
b. Waktu penyiangan tergantung dari keadaan
pertumbuhan gulma. Untuk menghemat biaya tenaga
kerja, biasanya penyiangan dilakukan bersama-sama
dengan kegiatan pemupukan susulan
VI-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pemupukan (Pupuk Susulan)
Halaman
1 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
VII. Pemupukan (Pupuk Susulan)
A. Definisi
Memberikan unsur hara tambahan atau susulan pada
tanaman.
B. Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk menjamin
pertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkan
produksi dengan mutu yang baik.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahan
1. Gayung
2. Ember
3. Drum plastik
4. Pupuk kandang 30 kg/200 ltr air dan N : 10, P : 16, K
21 dilarutkan 2 kg/200 ltr air.
5. Air
VII-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pemupukan (Pupuk
Susulan)
Halaman2 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
E. Fungsi
a. Pupuk anorganik, untuk menambah unsur-unsur hara
yang diperlukan tanaman sesuai kebutuhannya.
b. Pupuk organik untuk memperbaiki fisik, kimia dan
biologi tanah
c. Air untuk melarutkan pupuk dan proses
metabolisme tanaman.
F. Prosedur pelaksanaan
a. Pemupukan untuk penanaman di Karung.
b. Pemberian pupuk tergantung pada kebutuhan dan
kondisi tanaman.
c. Pemupukan pertama dilakukan 2 minggu setelah
tanam. Pada masa ini tanaman dalam masa
pertumbuhan vegetatif awal dengan ciri-ciri batang
dan pelepah subur serta diameter batang 2 cm.
Pupuk yang digunakan pupuk NPK dengan
perbandingan 10 : 16 : 21.
d. Pada masa pertumbuhan generatif (setelah 9 MST)
diberikan pupuk NPK dengan unsur kalium lebih
tinggi.
e. Pemberian dilakukan setiap satu minggu sekali
dengan cara dicor (vertigasi) ke wadah sebanyak 2 kg
NPK/200 liter 100 cc air/karung.
VII-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pemupukan (Pupuk Susulan)
Halaman
3 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
f. Pada kondisi kematangan buah 25% diberi unsur
Calsium (CaO) dalam bentuk tepung dosis 1
gram/liter.
g. Selain itu perlu diberikan unsur hara mikro yang
mengandung unsur Fe, Mg, dan Zn (PPC) yang
diberikan melalui daun.
h. Perlu dilakukan analisa tanah secara rutin dengan
teknik sampel untuk megetahui kebutuhan nutrisi
untuk tanaman.
VII-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman
1 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
VIII. Pengendalian OPT
A. Definisi
Tindakan yang dilaksanakan utuk mencegah kerugian
pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT
(hama, patogen dan gulma) dengan cara memadukkan
satu atau lebih teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam satu kesatuan.
B. Tujuan
Mengendalikan OPT untuk menghindari kerugian
ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan
penurunan mutu (kualitas) produk.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis.
D. Alat dan bahan
a. Sprayer (aplikator)
b. Bahan pengendali OPT (pestisida, agen hayati)
c. Bahan perekat dan perata
d. Air
e. Alat perangkap OPT
f. Alt pengaduk
VIII-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman
2 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
g. Takaran (gelas ukur)
h. Sarung tangan
i. Masker
j. Kacamata
k. Topi
E. Fungsi
a. Sprayer untuk menyemprotkan bahan pengendali
ke tanaman.
b. Bahan pengendali OPT (pestisida, agen hayati),
untuk mengendalikan OPT.
c. Bahan perekat untuk merekatkan pertisida pada
tanaman agar tidak mudah tercuci oleh air/hujan.
d. Bahan perata berfungsi agar pestisida dapat
membasahi seluruh permukaan tanaman yang
disemprot.
e. Air, untuk bahan mencampur pestisida.
f. Alat perangkap OPT, untuk memikat lalat buah
jantan masuk kedalam perangkap.
g. Alat pengaduk, untuk mengaduk pestisida dan air.
h. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan
air.
i. Sarung tangan, untuk melindungi tangan dari
pestisida.
VIII-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman
3 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
j. Masker, untuk melindungi fungsi pernafasan dari
pestisida.
k. Kacamata untuk melindungi mata dari butiran-
butiran halus pestisida.
l. Perangkap OPT, terdiri dari bobot bekas air
kemasan/toples plastik, kapas dan metil eugenol.
m. Topi untuk melindungi kepala dari pestisida.
F. Prosedur pelaksanaan
a. Melakukan pengamatan tanaman secara rutin dan
mengutamakan pengendalian secara mekanis dan
kultur teknis (tanaman yang terserang
hama/penyakit dicabut dengan tangan atau pisau,
dibuang dan dibakar atau dikubur sejauh mungkin
dari lokasi kebun).
b. Apabila tanaman terserang hama atau penyakit
maka dilakukan prosedur pengendalian dengan cara
penyemprotan pestisida secara selektif.
c. Penyemprotan harus dihentikan minimal 2 minggu
sebelum panen.
d. Pencampuran pestisida dengan air dilakukan secara
hati-hati dan tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan.
VIII-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Pengendalian OPT
Halaman
4 / 22
Revisi I27 April 2008
Revisi …………
.
e. Pestisida yang tidak habis dan botol atau kaleng
bekas wadah harus dimusnahkan di tempat
pembuangan limbah atau dikubur ke dalam tanah
yang jauh dari sumber air.
f. Peralatan setelah dipergunakan segera dicuci dan
limbah pencucian dibuang ke dalam bak peresapan
dan tidak boleh mencemari sumber air.
g. Pekerja yang melakukan penyemprotan sebaiknya
sudah pernah mendapatkan pelatihan mengenai
tata cara penggunaan alat semprot atau sudah
berpengalaman.
h. Pekerja yang melakukan penyemprotan dilengkapi
dengan peralatan khusus sebagai pelindung tubuh
seperti masker, kacamata, sarung tangan, topi dan
pakaian.
i. Selesai melakukan penyemprotan petugas harus
segera membersihkan seluruh badan dengan sabun
dan air bersih.
1. Hama
a. Kutu Daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting,
abnormalitas, dan kadang-kadang pembentukan
bunga atau buah terhambat.
VIII-4
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman5 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Sanitasi lingkungan
2. Budidaya tanaman sehat
ii. Cara fisik/mekanik
Memotong bagian tanaman yang terserang
berat.
iii. Cara kimia
Penyemprotan pestisida berbahan aktif
alfametrin, imidakloprid, albamektrin,
metidation dan diafentiuron. Dosis sesuai
anjuran.
b. Tungau
Tungau ini menyerang dengan cara mengisap
cairan sel tanaman, terutama permukaan daun
bagian bawah.
Gejala : daun tanaman timbul bercak-bercak
kuning sampai coklat, keriting, mengering, dan
akhirnya gugur (rontok).
Penyebab : Tetranychus sp. dan Tarsonemus
fragariae.)
VIII-5
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Pengendalian OPT
Halaman6/ 22
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Melakukan sanitasi lingkungan
2. Melakukan budidaya sistem mulsa plastik
ii. Cara fisik/mekanik
1. Memangkas bagian tanaman yang
terserang.
2. Memasang perangkap hama Insect
Adhesive Trap Paper (IATP).
iii. Cara Biologi
Pemanfaatan predator Coccinella refanda,
Amblyseius cucumeris.
iv. Cara kimia
Penyemprotan pestisida berbahan aktif
propargit, amitraz, dikofol. Dosis sesuai
anjuran.
c. Ulat Tanah (Agrotis segetum)
Ulat tanah bersifat pemakan segala jenis
tanaman (polifag). Pada stadium larva (ulat),
hama ini umunya merusak tanaman yang masih
muda. Penyerangnya dilakukan dengan cara
memotong ujung batang atau pucuk tanaman.
VIII-6
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman
7 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : yang dapat diamati secara visual adalah
tangkai pucuk terkulai dan layu akibat bekas
potongan (gigitan) ulat tanah.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Sanitasi lingkungan.
2. Budidaya tanaman sehat.
ii. Cara fisik/mekanik
1. Membunuh ulat pada siang hari.
2. Memangkas bagian tanaman yang
terserang.
iii. Cara kimia
Aplikasi insektisida berbahan aktif klofiripos,
lamda sihalotrin. Dosis sesuai anjuran.
d. Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Hama yang paling sering menyerang tanaman
stroberi adalah kutu putih (disebut juga cabuk).
Kutu putih ini sering bersembunyi di bonggol
tanaman.
Gejala :
Terjadi abnormalitas pada tanaman akibat
terganggunya fotosintesis.
VIII-7
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman8 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Pengendalian :
i. Cara fisik/mekanik
1. Sanitasi lingkungan.
2. Memotong bagian tanaman yang
terserang.
ii. Cara Biologi
Pemanfaatan predator Menochillus sp,
Harmonia sp.
iii. Cara kimia
1. Penyemprotan Basudin atau Supracide
sebulan sekali.
Penyemprotan dilakukan hanya pada saat
tanaman belum berbuah. Setelah
tanaman berbuah, diaplikasikan dengan
insektisida organik, yaitu dari campuran
tembakau 1 ons, klerak 2 biji, sabun
detergent 1/2 sendok teh dan spiritus 1
sendok makan.
Cara membuatnya:
Tembakau dan klerek direbus dulu dalam
1 liter air sampai mendidih. Kemudian
dibiarkan sampai dingin, lalu diperas dan
disaring untuk
VIII-8
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman9 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
diambil larutannya. Setelah itu sabun dan
spiritus ditambahkan. Larutan kemudian
disemprotkan ke bagian tanaman yang
diserang cabuk. Kalau serangannya berat,
penyemprotan dilakukan seminggu sekali
sampai cabuknya hilang.
2. Pengendalian pestisida berbahan aktif
deltametrin, imidakloprin, buprofazin,
amitraz dan asefat.
e. Nematoda
Jenis nematoda yang biasanya menyerang
tanaman stroberi adalah Aphelenchoides
fragariae dan A.Ritzemabosi. Kedua nematoda
ini biasanya menyerang tanaman stroberi adalah
aphelenchoides fragariae dan A. Ritzemabosi.
Kedua nematoda ini biasanya hidup di pangkal
batang bahkan sampai ke pucuk atau daerah
crown.
VIII-9
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Pengendalian OPT
Halaman10 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
Gejala : tanaman akan tumbuh kerdil, tangkai
daunnya kurus dan kurang berbulu. Helai daun
kecil dan ujungnya meruncing, tangkai bunganya
pendek. Tanaman utamanya sering kali mati,
tetapi crown cabang kemudian tumbuh
menggantikan crown utama.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Penggunaan bibit sehat (bebas nematoda)
2. Pergiliran (rotasi) tanaman
ii. Cara kimia
Aplikasi nematisida, seperti Thiodan,
Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur
10 G. Dosis sesuai anjuran.
f. Golongan kumbang
Golongan kumbang yang sering ditemukan
menyerang tanaman stroberi adalah kumbang
penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang
penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus),
dan kumbang pengerek batang (O.sulcatus).
VIII-10
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman11 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : terdapat bubuk berupa tepung pada
bagian tanaman yang digerek hama.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Cara pergiliran tanaman (rotasi)
2. Budidaya sitemik mulsa plastik
ii. Cara kimia
Penyemprotan pestisida deltametrin,
profenofos, dan dimetoat. Dosis sesuai
anjuran.
2. Penyakit
Penyakit penting yang sering menyerang tanaman
stroberi adalah sebagai berikut:
a. Antraknosa (Bercak coklat)
Penyakit antraknosa atau bercak coklat
disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
acutatum.
Bercak coklat di permukaan daun lama-lama
semakin meluas hingga berdiameter 0,7 inci.
VIII-11
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman12 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : pertumbuhan tanaman stroberi akan
terganggu sehingga tampak kerdil. Rusaknya
jaringan menyebabkan tanaman layu. Cendawan
penyebab antraknosa ini dikelompokkan menjadi
2 bagian.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Sanitasi lahan.
2. Penggunaan irigasi tetes.
ii. Cara kimia
Penyemprotan pestisida berbahan aktif
captan. Dosis sesuai anjuran.
b. Embun Tepung (Mildew)
Penyebab penyakit embun tepung adalah
cendawan Sphaerotheca mascularis. Bagian
tanaman yang terserang adalah daun.
Serangan embun tepung mudah meluas karena
kadangkala diterbangkan oleh angin.
Kelembaban tinggi dapat memicu
perkembangbiakan cendawan.
VIII-12
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman13 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : daun yang terserang tampak seperti
dilapisi tepung putih. Tepung putih ini adalah
miselium cendawan. Bagian tepi daun
menggulung. Bunga tak luput dari ganyangan
hingga gagal terbentuk fruitset. Bagian yang
tertutup miselium kemudian mati.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
Menghindari penyiraman yang berlebihan.
ii. Cara kimia
Penyemprotan pestisida berbahan aktif
mycobutanil atau micronize. Penyemprotan
pestisida sebulan setelah tanam dan 3 – 4
minggu kemudian secara periodik.
c. Kapang Kelabu (Grey mould)
Penyakit kapang kelabu disebabkan cendawan
Botrytis cinerea. Kapang menginfeksi ketika
bakal buah terbentuk.
VIII-13
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman14 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : Buah membusuk ditandai dengan warna
coklat muda dan bertekstur lebih lunak.
Perkembangan selanjutnya, bagian yang lunak
menjadi kering. Di sekitar area busuk banyak
terdapat skelerotium berwarna hitam.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Penggunaan mulsa plastik.
2. Sanitasi lahan.
ii. Cara kimia
Pestisida berbahan aktif thiram,iprodione,
atau captan dianjurkan untuk disemprotkan
terjadi serangan.
d. Layu Verticillium
Penyakit layu Verticillium disebabkan oleh
cendawan Verticillium dahliae yang mempunyai
inang yang banyak.
VIII-14
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman15 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Gejala : Pada awal serangan tepi daun bagian
luar akan berwarna coklat sedangkan daun
bagian dalam masih hijau. Daun terinfeksi
menjadi layu. Serangan berat menyebabkan
tanaman menjadi mati.
Pengendalian:
i. Cara kultur teknis
1. Perbaikan drainase tanah
2. Sanitasi kebun
3. Sterilisasi tanah dengan gas fumigan,
seperti Basamid-G, atau dengan campuran
kloropikrin dan metilbromida (1:1) sebanyak
330-500 kg/ha.
e. Busuk Daun
Penyakit busuk daun disebabkan jamur
Phomopsis obscurans.
Gejala : mula-mula terjadinya noda-noda bulat
berwarna abu-abu dikelilingi lingkaran berwarna
merah ungu, kemudian noda tersebut bersatu
membentuk luka seperti huruf V.
VIII-15
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman16 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Penggunaan bibit sehat.
2. Pergiliran (rotasi) tanaman.
ii. Cara fisik/mekanik
Memotong (memangkas) bagian tanaman
yang terinfeksi berat.
iii. Cara kimia
Aplikasi fungisida secara mangkus, seperti
diberi mancozeb, propineb, dan klorotalonil.
Dosis sesuai anjuran.
f. Bercak daun
Penyebab :
1. Xanthomonas fragariae
Gejala: adanya luka berair di permukaan
bawah daun. Luka ini makin melebar dan
bersegi di antara tulang-tulang daun.
VIII-16
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman17 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
Bila dipegang atau dilihat ke arah cahaya,
daun akan menunjukkan bercak-bercak yang
tembus cahaya.
2. Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella
fragariae
Gejala : bercak kecil ungu tua pada daun.
Pusat berwarna coklat yang akan berubah
menjadi putih.
3. Pestalotiopsis disseminata
Gejala : Bercak bulat pada daun. Pusat bercak
berwarna coklat tua dikelilingi bagian tepi
berwarna coklat kemerahan atau kekuningan.
Daun mudah gugur.
4. Rhizoctonia solani
Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun.
Pengendalian
i. Cara kimia
Penyemprotan fungisida bahan aktif
tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide
77 WP atau Cupravit OB 21. Dosis sesuai
anjuran.
VIII-17
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman
18 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
g. Busuk Buah Matang (Ripe Fruit Rot)
Penyakit busuk buah matang adalah cendawan
Collectotrichum fragariae Brooks. Buah yang
dijangkiti adalah buah yang telah matang
(masak) saja.
Gejala : buahnya busuk kebasah-basahan
berwarna coklat muda, agak mengendap, dan
buah dipenuhi oleh massa yang berwarna merah
jambu.
Pengendalian :
A. Cara kultur teknis
1. Memperbaiki drainase tanah.
2. Pergiliran (rotasi tanaman).
3. Pemulsaan.
B. Cara fisik/mekanik
Membuang buah yang telah terinfeksi.
C. Cara kimiawi
Aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga
seperti tembaga hidroksida dan tembaga
oksiklorida. Dosis sesuai anjuran.
VIII-18Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman19 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
h. Busuk Akar
Penyebab utama penyakit busuk akar ini adalah
cendawan Idriella lunata, Pythium ultimum dan
Rhizoctonia solani.
Gejala : akibat serangan Idriella adalah pada
ujung-ujung akar tanaman yang terinfeksi akan
tampak berwarna hitam dan busuk. Serangan
yang disebabkan oleh Pythium akan
mengakibatkan pada batang batas akar di
permukaan tanah busuk berwarna coklat sampai
hitam. Sementara serangan jamur Rhizoctonia
dapat menyebabkan sistem perakaran busuk
kebasah-basahan.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
1. Perbaikan drainase tanah
2. Sanitasi kebun
3. Pengapuaran tanah
4. Pergiliran (rotasi) tanaman
5. Sterilisasi tanah dengan gas fumigan
(misalnya Basamid-G sebelum tanam).
VIII-19Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman20 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
ii. Cara fisik/mekanik
Membuang buah yang telah terinfeksi dan
terserang berat.
i. Empulur Merah
Penyebab utama penyakit empulur merah ini
adalah Phyophtora fragariae Hickman.
Gejala : tanaman kerdil, daun tidak segar dan
layu. Pada batang terinfeksi bagian empulurnya
tampak berwarna merah. Serangan berat pada
tanah dalam kondisi masam dan berdrainase
kurang baik.
Pengendalian :
A. Cara kultur teknis
1. Budidaya tanaman sehat
2. Rotasi tanaman
3. Penggunaan mulsa plastik
4. Perbaikan drainase tanah dan
pengapuran.
5. Penanganan pasca panen yang baik.
VIII-20
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman21 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
B. Cara fisik/mekanik
1. Sanitasi lingkungan
2. Membuang bagian tanaman yang
terserang
C. Cara kimiawi
Penyemprotan pestisida berbahan aktif ziram,
propamokarb, hidroklorida, mankozeb. Dosis
sesuai anjuran.
j. Daun Gosong
Penyebab utama penyakit daun gosong ini
adalah Diplocarpon earliana atau Marssonina
fragariae Kleb.
Gejala : pada daun terdapat bercak bulat telur
bersudut atau tidak teratur berwarna ungu tua.
Bercak pada daun terinfeksi biasanya dikelilingi
oleh zona berwarna merah jambu.
Pengendalian
i. Cara fisik/mekanis
Membuang tanaman terinfeksi.
ii. Cara kimiawi
Penyemprotan fungisida berbahan aktif
mankozeb, propineb. Dosis sesuai anjuran.
VIII-21
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW VIII
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Pengendalian OPT
Halaman22 / 22
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
k. Virus
Penyakit virus pada stroberi cukup kompleks.
Banyak virus terdapat dalam tanaman stroberi
dan bersifat laten. Jenis virus yang sering
menginfeksi tanaman stroberi belum diketahui
secara pasti.
Gejala : virus-virus ini tidak menimbulkan gejala
yang jelas, tetapi tanaman yang terserang
kehilangan vigor dan terhambat
pertumbuhannya. Gejala-gejala yang tampak
sering ditemukan di lapangan, diantaranya
adalah terjadinya perubahan warna daun dari
hijau menjadi kekuning-kuningan (klorosis) pada
sepanjang tulang daun, totol-totol (motle),
keriput, kaku serta pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil. Penyakit virus dapat menular
melalui vektor serangga, terutama tungau dan
aphids.
Pengendalian :
A. Cara kultur teknis
Menggunakan bibit sehat (bebas virus)
B. Cara fisik/mekanik
Membongkar (eradikasi) tanaman terinfeksi.
VIII-22
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW IX
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PanenHalama
n1 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
IX. Panen
A. Definisi
Kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau
mencapai kematangan fisiologis sesuai persyaratan yang
telah ditentukan.
B. Tujuan
Memperoleh hasil sesuai dengan tingkat kematangan
buah.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku agribisnis, buku
pedoman, leaflet, internet.
D. Alat dan bahan
a. Baki plastik
b. Kain pelapis
E. Fungsi
a. Baki Plastik
b. Kain pelapis.
IX-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW IX
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PanenHalama
n2 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
F. Prosedur pelaksanaan
a. Penentuan saat panen
Penentuan panen buah stroberi yang paling tepat
ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
- Tingkat kematangan mencapai 75 - 80% yang
ditandai dengan warna merahnya mencapai 75 -
80% dari besar buah.
b. Waktu dan Cara Panen
Prosedur pelaksanaannya :
1. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada pagi
hari sebelum jam 09.00 pagi.
2. Cara panen dapat dilakukan dengan cara dipetik
dengan tangkainya.
3. Pemetikan buah dilakukan secara hati-hati agar
buah tidak rusak.
IX-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW IX
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
PanenHalaman
3 / 3
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
5. Setelah buah dipetik, buah harus disusun secara
teratur dalam wadah/baki plastik yang telah
disiapkan maksimum 2 lapis, posisi kelopak buah
dari tiap buah harus searah.
6. Buah yang gradenya rendah, dipisahkan dalam
wadah/baki plastik yang tersendiri.
IX-3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW X
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Penanganan Pasca Panen
Halaman1 / 5
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
X. Penanganan Pasca Panen
A. Definisi
Kegiatan sortasi, pengemasan dan penyimpanan buah,
berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah
ditentukan.
B. Tujuan
Menghasilkan buah dengan standar mutu yang baik dan
seragam.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, pelaku.
D. Alat dan bahan
a. Tray plastik
b. Paking kemasan (plastik/Stero foam)
c. Rak penyimpanan
d. Label
e. Dus
X-1
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW X
TanggalSeptember
2006
TanggalApril 2008
Penanganan Pasca Panen
Halaman
2 / 5
Revisi I27 April
2008
Revisi ………….
E. Fungsi
a. Baki plastik, untuk mengumpulkan buah yang telah
siap dipanen.
b. Rak penyimpanan, untuk tempat menyimpan buah.
c. Paking kemasan, untuk wadah buah stroberi yang
akan dikemas.
d. Label, untuk memberi keterangan spesifikasi produk.
e. Dus, untuk wadah buah stroberi yang telah dikemas
di kotak plastik.
F. Prosedur pelaksanaan
1. Buah hasil panen diletakkan pada ruangan bersuhu
15-200C, tray tidak boleh ditumpuk terlalu rapat.
X-2
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW X
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Penanganan Pasca Panen
Halaman3 / 5
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
2. Sortasi dan grading.
a. Pisahkan buah stroberi berdasarkan kelas buah.
b. Buah yang telah dipisahkan segera dimasukkan
dalam wadah sesuai dengan kelas buah.
c. Buah dalam wadah sebaiknya jangan ditumpuk.
d. Klasifikasikan buah stroberi tersebut berdasarkan
varietasnya dan ukuran buah. Buah stroberi
diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu kelas
ekstra, kelas I, dan kelas II (Tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Buah Stroberi
N
oKualitas Buah Kriteria
1 Kelas Ekstra a) Berat buah di atas 23 gram/buah.
b) Warna buah merah 80%
c) Buah seragam dalam ukuran,warna dan tingkat kematangannya
2 Kelas A a) Berat buah antara 20-23 gram/buah
b) Warna buah merah 80%
c) Buah seragam dalam ukuran, warna dan tingkat kematangannya.
X – 3
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW X
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Penanganan Pasca Panen
Halaman4 / 5
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
3 Kelas B a) Berat buah 15-19 gram/buah.
4 Kelas C a) Berat buah 12-14 gram/buah.
5 Kelas D a) Berat buah 8-11 gram/buah.
6 BS Di bawah 8 gram/buah dan cacat.
Persyaratan umum
Buah utuh, bebas dari hama atau penyakit, partikel tanah, pestisida serta kotoran lainnya.
3. Pengemasan
a. Siapkan kotak plastik bening (transparan)
berkapasitas ¼ - 1 kg, tergantung dari permintaan
pasar.
b. Masukkan buah stroberi yang telah dipanen
tersebut secara berhati-hati ke dalam kotak
plastik hingga penuh.
c. Tutup permukaan kotak plastik berisi buah
stroberi dengan lembar plastik polyetilen.
d. Pasang label untuk menarik perhatian konsumen.
4. Pengepakan dan Pengangkutan
a. Masukkan kemasan buah stroberi tadi ke dalam
dus karton atau keranjang plastik secara
bersusun, selanjutnya ditata satu-per satu dalam
mobil angkutan.
X-4
Standar Prosedur
Operasional
NomorSCW X
TanggalSeptember
2006
Tanggal
April 2008
Penanganan Pasca Panen
Halaman
5 / 5
Revisi I27 April
2008
Revisi …………
.
b. Angkutan buah stroberi yang telah ditata dalam
dus karton ke tempat-tempat penjualan
5. Penyimpanan
a. Bongkar semua wadah (kemasan) buah stroberi
dari mobil angkutan.
b. Simpan kemasan buah stroberi tersebut pada rak-
rak penyimpanan atau lemari pendingin bersuhu
antara 00-10C
Gambar 3. Kemasan stroberi dalam plastik bening
Gambar 4. Kemasan stroberi dalam stryrofoam
X-5
CONTOH FORUM ISIAN
Form isian dimaksudkan untuk memudahkan pelacakan dan konfirmasi setiap kegiatan. Pembuatan dan pengisian form sebaiknya berdasarkan blok. Berikut ini contoh form isian sebagai check list yang dapat digunakan dan dimungkinkan untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan di lapangan.
A. SOP PembibitanNama Pemilik :.................................Alamat Kebun :................................
Catatan Penyiapan Media TanamTanggal Bahan Media Luas
kotak kayu (m3)
Cara penyiapan*)
operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
Catatan pesemaian/penyiapan bibit (stolon)Tangga
lVarietas Asal bibit
(stolon)Jumlah bibit
Cara penyemaian
*)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
B. SOP Pengolahan tanah
Nama Pemilik :.....................................Alamat Kebun :.....................................
Catatan Pengolahan TanahTangga
lBlok Luas
(ha)Kondisi Lahan
Riwayat Penggun
aan Lahan*)
Cara Pengolahan*)
Ket. Mulsa/ Tidak Mulsa
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
C. SOP Penanaman di LapanganNama Pemilik :.................................Alamat Kebun :................................
Catatan Penanaman di LapanganTangga
lBlok Luas
(ha)Jumlah bibit (btg)
Cara Penanaman*
)
Operator
Keterangan*) Dapt ditulis pada lembar tersendiri
D. SOP PengairanNama Pemilik :.................................Alamat Kebun :.................................
Catatan PengairanTangga
lBlok Umur
Tan. (HST)
Luas (ha)
Cara Pengairan*
)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
E. SOP PemangkasanNama Pemilik :................................Alamat Kebun :................................
Catatan PemangkasanTanggal Blok Umur
Tan. (HST)
Luas (ha)
Cara Pemangkasan
dan pengikatan*)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
F. SOP Sanitasi KebunNama Pemilik :.................................Alamat Kebun :................................
Catatan Sanitasi KebunTanggal Blok Umur
Tan. (HST)
Luas (ha)
Cara Sanitasi*)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
G. SOP Pemupukan (Pupuk Susulan)Nama Pemilik :.....................................Alamat Kebun :.....................................
Catatan Pemupukan (Pupuk Susulan)Tangga
lBlok Umur
Tan. (HST)
Luas (ha)
Nama Pupuk
Dosis Cara Pemupukan*)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
H. SOP Pengendalian OPTNama Pemilik :.....................................Alamat Kebun :....................................
Catatan Pengendalian OPTTangg
alBlok
Umur
Tan. (HST
)
Luas
(ha)
Jenis
OPT
Bahan Pengend
ali
Dosis
Cara aplikasi
*)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
I. SOP PanenNama Pemilik :....................................................Alamat Kebun :...................................................
Catatan PanenTanggal Blok Luas
(ha)Cara
Panen*)Jumlah
Produksi (kg)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
J. SOP Penanganan Pasca PanenNama Pemilik :..................................Alamat Kebun :..................................
Catatan SortasiTanggal Jumlah Prod.
(kg)Cara Sortasi*) Jumlah
Rusak (kg)
Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
Catatan PengemasanTanggal Cara Pengemasan*) Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
Catatan Pengepakan dan PengangkutanTanggal Cara
Pengepakan*)Cara
Pengangkutan*)Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
Catatan PenyimpananTanggal Cara Penyimpanan*) Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
Catatan PengolahanTanggal Jenis produk
yang diolah*)
Cara Pengolahan*) Operator
Keterangan*) Dapat ditulis pada lembar tersendiri
TIM PENYUSUNSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STROBERI GARUT
I. PENANGGUNG JAWAB : Ir. Mia ResmiatiKepala Sub Dinas Hortikultura
II. KETUA PELAKSANA : Ir. Hj. Poppy Farida A.Kepala Seksi Produksi Buah-Buahan dan Aneka Tanaman
III. TIM PENYUSUN/NARASUMBER :1. Ir. H. Slamet Martasasmita, MS Penyuluh Pertanian Senior
2. Adang, SP., MPPelaksana pada Sub Dinas Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
3. Juju Rukman, SP.,MPPelaksana pada Sub Dinas Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
4. Ir. Nursuhud, DEA
Dosen dan Peneliti Stroberi Fakultas Pertanian UNPAD, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) UNPAD
5. Ir. Sudito Penyuluh Pertanian Muda, pada Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
6. Odi Sukandi, SP POPT Rancabali – Bandung
7. H. Muhtar Efendi, SP Penyuluh Pertanian, pada Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
8. Rahmat SutardiKelompok Tani Stroberi Alam Makmur, Desa Cikareo, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
9. Heri SuheriKelompok Tani Stroberi Alam Makmur Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
10. Dede Dianan, STKelompok Tani Stroberi Alam Makmur Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
11. Arisman SomantriKelompok Tani Sawargi Stroberi, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
12. Tommy Yoga PKelompok Tani Sawargi Stroberi, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
13. TatanKelompok Tani Stroberi Mitra Tani Organik, Desa alam ndah, Kec. Rancabli Kabupaten Bandung
14. Lukman SuparmanKelompok Tani Stroberi Pusaka Lestari, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
15. Warsid NasrudinAsosiasi Agribisnis dan Wisata Stroberi (ASGITA), Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
16. YuyunKelompok Tani Stroberi Mitra Tani Organik, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
17. Ir. Agus Sumarna Kelompok Tani Stroberi Mitra Tani
Organik, Desa Alam Endah, Kec. Rancabali Kabupaten Bandung
18. Wawan Ruswan BuhoriKelompok Tani Barokah Tani, Desa Sugih Mukti, Kec. Pasirjambu Kabupaten Bandung
IV. EDITOR : Andi Supandi Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat
Recommended