View
59
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
messi
Citation preview
PERAWATAN PASIEN ABORTUS IMMINENS
No. Dokumen
001/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami Abortus. Abortus iminens yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan atau tanpa disertai kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi dari serviks uteri.
TUJUANAgar janin tetap dapat tumbuh sehingga tidak terjadi abortus.
KEBIJAKAN Ibu yang mengalami perdarahan
PROSEDUR
1. Istirahat berbaring, karena dengan tidur berbaring merupakan unsur yang penting dalam pengobatan, dengan cara ini menyebabkan aliran darah yang ke uterus bertambah, dan rangsangan ke uterus secara mekanik berkurang.
2. Pada umur kehamilan < 12 minggu diberi Gestanon tablet dan Papaverin tablet 3x1.
3. Umur kehamilan > 12 minggu diberi infus D5% dan Alupen Drup.
4. Kontrol urine PP Test bila perlu.5. Apabila selama 3 hari bebas perdarahan,
penderita boleh belajar duduk dalam sehari.
6. Apabila duduk tidak perdarahan, penderita boleh belajar jalan pada hari berikutnya.
1
7. Apabila dalam, sehari belajar jalan tidak perdarahan penderita diperbolehkan pulang.
8. Penderita diberi nasehat untuk perawatan rumah dan kapan harus kontrol.
9. Motivasi pendekatan pada Tuhan Yang Maha Esa
UNIT TERKAIT Rawat Inap
2
PERAWATAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Dokumen
003/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami Hyperemesis.Hyperemesis yaitu muntah yang berlebihan, dalam sehari > 12 minggu.Menurut Tingkatannya Hyperemesis ada 3 macam :1. Ringan2. Sedang3. Berat
TUJUAN Untuk menjaga/menghindari supaya tidak terjadi dehidrasi
KEBIJAKAN Ibu yang mengalami mual muntah yang berlebihan
PROSEDUR
1. Penderita diisolasikan pada kamar yang tenang.2. Penderita dipuasakan dalam 24 jam.3. Dipasang infuse D5% dan garam fisiologis
bergantian, sebanyak 2-3 liter/24 jam.4. Diberi obat penenang/kolaborasi dengan dokter.5. Terapi psikologis dan pendekatan pada Tuhan
secara agama supaya penderita tenang dan tidak cemas, biasanya muntahnya akan berkurang.
6. Kontrol cairan output/input (balance cairan).7. Vital sign diukur 3x sehari.
3
8. Apabila dalam 24 jam penderita tidak muntah boleh minum sedikit-sedikit berangsur-angsur dari yang cair, lembek, kemudian makanan padat.
9. Nasehat-nasehat dan perawatan untuk selanjutnya dirumah. ( perawatan Ibu/Puskesmas ).
UNIT TERKAIT Rawat Inap
4
5
PERAWATAN PENDERITA SOLUTIO PLACENTAE
No. Dokumen
005/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan solutioplacentae, yaitu lepasnya sebagian ataupun seluruh plasenta dari dinding uterus dan penderita belum dalam persalinan. Ini terjadi biasanya pada umur kehamilan pada trimester III.
TUJUANMenolong penderita untuk mengurangi perdarahan karena pada solutio plasenta biasanya terjadi perdarahan hebat, yang dapat mengakibatkan kematian.
KEBIJAKAN Ibu yang mengalami perdarahan
PROSEDUR
1. Penderita tidur dengan posisi trandelenburg, pasang O2.
2. Infus NACl atau D5%.3. Ukur vital sign, cek HB, golongan darah dan cross4. Sedia darah sebanyak-banyaknya untuk transfusi.5. Penderita diberi injeksi pethidin 50 Mg untuk
mengurangi nyeri karena perut tegang terus6. Sebelum darah ada diberi transfusi plasma
explander7. Diusahakan mengakhiri kehamilan selekas
mungkin, yaitu dengan memecah ketuban dan diberikan tetesan pitosin melalui infuse, diharapkan persalinan akan dimulai dan segera berakhir, kalau perlu diakhiri dengan SC.
6
8. Pemeriksaan kadar fibrinogen karena pada solutio placentae kadar fibrinogen menurun.
9. Observasi perdarahan post partum, karena biasanya terjadi atonia uteri dan apabila kadar fibrinogen rendah, ada gangguan pada proses penjendalan darah.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
PERAWATAN SHOCK DALAM KEBIDANAN
No. Dokumen
007/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita yang mengalami shock dalam kebidanan, yaitu karena adanya gangguan perfusi dalam jaringan pada tingkat pembuluh kapiler.
TUJUAN
Untuk mengusahakan agar shock segera berakhir.
Penyebab shock kebidanan adalah :
1. Infeksi berat.2. Perdarahan.3. Solutio placenta.4. Perlukaan dalam persalinan.5. Inversi uteri.6. Emboli air ketuban.
KEBIJAKAN Ibu yang mengalami penurunan tanda – tanda vital.
PROSEDUR
1. Penderita dibaringkan dengan posisi transdelenburg atau terlentang biasa, kaki ditinggikan 30o
2. Pasang O2 penderita diselimuti supaya tidak kedinginan
3. Periksa vagina apakah ada inversi uteri4. Infus cairan garam fisiologis ( NACL )5. Kontrol vital sign dan urine tiap jam ( DC )6. Apabila perdarahan banyak sedia darah untuk
transfusi7. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan
selanjutnya
UNIT TERKAIT Rawat Inap
PERAWATAN PENDERITA SECTIO CAESARIA
No. Dokumen
008/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan section caesaria ( SC ), yaitu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan uterus, untuk menolong ibu dan akan semaksimal mungkin dengan perkiraan bahwa kelahiran tidak memungkinkan melewati jalan lahir.
INDIKASI SC
1. Pasien dengan disproporsi kepala panggul (DKP)2. DJJ pincang/fetal distress3. Pacuan gagal4. Placenta previa totalis ataupun dangereous placenta5. Pernah SC6. Letak lintang7. Pre eklamsia berat8. Incoordinati uteri action
TUJUANAgar operasi berjalan lancar dan dengan resiko seminimal mungkin.
KEBIJAKAN Ibu yang tidak bisa melahirkan pervaginam
PROSEDUR
1. Perawatan sebelum operasia. Persiapan seperti pada persiapan operasi secara
umum, tetapi pada pasien SC indikasi perdarahan ante partum tidak dilakukan lavemen
b. Pasang DC dan infus ( cairannya kolaborasi dengan dokter )
c. Cek HB, golongan darah dan cross, sedia darah
untuk transfusi
7
d. Kontrol DJJ tiap ½ jame. Perdarahan ditampung dan diukur jumlahnyaf. Pasang O2 bila perlu
2. Perawatan sesudah operasia. Hari I
Penderita dipuasakan sampai bisa flatus Tidur dimiringkan kepalanya dan disuruh
untuk menarik nafas panjang agar pengaruh bius cepat berkurang
Infus diteruskan sampai program selesai (kolaborasi dengan dokter)
Diberi injeksi pengurang sakit bila perlu Catat semua tindakan dan vital sign
b. Hari II Infus dan injeksi diteruskan Apabila penderita sudah bisa flatus beri
minum sedikit-sedikit. Cek HB
c. Hari III Apabila program selesai dan KU baik, DC
dan infus dilepas Jika perut tak kembung penderita boleh
makan sedikit-sedikit dari BBS berangsur ke BK
d. Hari V : Pengobatan luka
e. Hari VII : Angkat jahitan 1/2
f. Hari VIII : Angkat jahitan seluruh
3. Perawatan sesudah operasi SC dengan SA1. Tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi2. Dalam 24 jam penderita tidak boleh duduk3. Infus dan injeksi ( kolaborasi dengan dokter)4. Penderita boleh langsung minum dan makan
4. Mengenai perawatan luka sama dengan perawatan luka sesudah operasi secara umum
UNIT TERKAIT Rawat Inap
8
9
PERAWATAN PENDERITA PRE EKLAMPSIA
No. Dokumen
011/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2015
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan pre eklampsia, yaitu penyakit (patologi) yang disebabkan oleh adanya kehamilan. Penyakit ini ditandai dengan trias yaitu : hypertensi, oedeem dan proteinuria. Biasanya timbul pada umur kehamilan pada triemester ke III, tetapi bisa timbul pada trisemester II yaitu pada kehamilan dengan mola hydatidosa.
TUJUAN
1. Untuk menghindari supaya preeklampsia tidak bertambah berat sehingga menimbulkan eklamsia (kejang-kejang) yang dapat mengakibatkan kematian.
2. Melahirkan janin hidup3. Melahirkan janin dengan resiko seminimal mungkin
KEBIJAKAN Ibu yang mengalami Tensi tinggi dan protein urin ( + )
JENIS PRE EKLAMSIA
Preeklampsia dibagi menjadi 2 :1. Preeklampsia ringan :
Tanda-tandanya :
a. Tensi 140/90mmHg-160/110mmHgb. Protein urine 5 gr/l dalam 24 jam
Percobaan rebus +/++
c. Udeem : local/general
10
2. Preeklampsia berat :a. Tensi 160/110 mmHg atau lebih
Bisa juga jika : systole naik 60mmHg
diastole naik 30mmHgb. Protein urine 5 gr/l dalam 24 jam Percobaan rebus +++/+++
c. Oligo uri 500 mL/24 jamd. Odeem massife. Gangguan visus dan cerebralf. Nyeri lanbung, mual, muntahg. Penderita tacyanosis
PROSEDUR
1. Penderita diisolasi pada kamar yang gelap dan tenang dan dipasang O2
2. Diinfus D5% ditambah valium injeksi 1 ampul3. Suntik SM Inj 6 gr permulaan, kemudian SM 4 gr
setelah 6 jam, seterusnya sampai tensi minimal 140/90 mmHg
4. Pasang DC dan urine ditampung5. Dalam urine tampung 24 jam diperiksa urine
Esbacht6. Kontrol tiap jam mengenai :
a. Vital sign dan DJJb. Balance cairan / output-input.
7. Sedia tongue spatel yang dibalut gaas untuk menahan lidah agar tidak terjulur kebelakang apabila penderita kejang
8. Apabila DJJ pincang, lapor dokter, siap OK
UNIT TERKAIT Rawat Inap
11
PERAWATAN PENDERITA DENGAN PLACENTA PREVIA
No. Dokumen
013/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita yang plasenta previa, yaitu placenta yang letaknya di segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
TUJUAN Mengatasi perdarahan, karena ini dapat mengakibatkan kematian bagi ibu maupun bayi.
KEBIJAKAN Ibu hamil yang mengalami perdarahan
PROSEDUR
1. Apabila perdarahan banyak.a. Penderita ditidurkan tanpa bantal dan posisi
transdelenburgb. Pasang oksigen dan infus NACl / RLc. Periksa HB, golongan darah dan crossd. Sedia darah untuk transfusee. Kontrol vital sign dan DJJ.f. Preoperasi lengkap tanpa lavemeng. Penderita di SC.
2. Apabila perdarahan sedikit, dilihat dulu umur kehamilannya, bila < 37 minggu dan BB < 2.500 gr :a. Penderita bedrest totalb. Cek HB, golongan darah dan cross, sediakan
darah untuk transfuse sewaktu-waktu terjadi perdarahan banyak atau pasien shock
c. Sedia O2, control DJJ 3x sehari
12
3. Umur kehamilan > 37 minggu dan BB > 2.500 gr:a. Penderita disiapkan untuk SC, persiapan
lengkap tanpa lavemenb. Cek HB, golongan darah dan cross, sedia darah
untuk transfusic. Kontrol vital sign dan DJJ.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
13
MENGUKUR SUHU TUBUH PADA NEONATUS
No. Dokumen
015/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2015
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANSuhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan eksternal.
TUJUAN
1. Menentukan data dasar untuk membandingkan pengukuran berikutnya.
2. Mengetahui adanya perubahan suhu.3. Mengevaluasi respon suhu tubuh terhadap
pengobatan
KEBIJAKAN Bayi yang masih dalam ruang perawatan
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Tentukan/kaji perlunya pengukuran suhu tubuh2. Kaji adanya diare, lacerasi, luka pada daerah anus /
gluteus 3. Suhu
Persiapan Alat :1. Thermometer
- Thermometer kaca merkuri- Thermometer elektronik
2. Tempat sampah3. Alat tulis dan catatan perawatanPersiapan LingkunganSuhu ruangan 26o C
14
PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan2. Memeriksa thermometer dan menurunkan air raksa
sampai dibawah 350 C3. Mencuci thermometer di bawah air mengalir4. Membuka popok / celana pasien5. Membersihkan daerah bokong / anus bila BAB
6. Member posisi sim, supine, atau prone7. Dengan tangan yang tidak dominan, buka daerah
anus8. Memasukkan thermometer ke dalam anus / rectal
sampai bat reservoir sekitar 2,5 cm (Reservoir dalam keadaan basah)
9. Mempertahankan thermometer selama 3-5 menit sambil menjepit thermometer dengan bokong
10. Mengusahakan pasien tidak bergerak11. Mengangkat thermometer dan membacanya sejajar
dengan mata12. Mengenakan kembali popok/celana pasien13. Mencuci dan mengeringkan thermometer14. Mencuci tangan
EVALUASIRespon bayi selama pengukuranBila suhu tidak normal, (hipertermi/hipotermi)
DOKUMENTASI1. Catat waktu dan hasil pengukuran suhu yang telah
dilakukan2. Tuliskan nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT Rawat Inap
15
MENGAMBIL DARAH KAPILER PADA BAYI
No. Dokumen
017/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANPengambilan darah melalui pembuluh darah kapiler, denngan cara menusuk pada daerah jari atau tumit pada kaki
TUJUAN
Mengetahui kadar glukosa, darah rutin, lecocyt, bilirubin, golongan darah, haemoglobin, CRP, diff dengan cepat.
Mengetahui adanya trauma persalinan : cephalohematoma
KEBIJAKAN Semua bayi yang dalam ruang perawatan
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji daerah yang akan diambil pemeriksaan : luka,
cyanotis, bekas tusukan2. Riwayat kadar bilirubin dan jenis pemeriksaan3. Ikterik pada mukosa, kulit dan sclera4. Riwayat positif infeksi5. Trauma kelahiran6. Premature, SGA, LGAPersiapan Alat :1. Tabung kapiler2. Crystocel3. Blood Lancet (Vaccinostile)4. Alcohol 70 % / alkafil5. Kapas kering6. Hepafix / plester
16
UNIT TERKAIT
7. Format laboratorium lengkap8. Sarung tanganPersiapan Klien :1. Jaga kehangatan pada lokasi penusukkan2. Memberitahu pada orang tua, tindakan pengambilan
darah kapilerPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Menyiapkan semua peralatan3. Membungkus kaki bayi apabila masih terasa dingin4. Menentukan lokasi yang memungkinkan dan pilih
lokasi yang tepat. (hindari permukaan anteromedia) k/p gunakan sarung tangan
5. Memegang lokasi tusukan dengan kuat6. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas
alcohol. (Kapas alcohol / ALKAFIL tidak terlalu basah)
7. Membiarkan kulit kering sendiri8. Memegang lancet dengan kuat dan tusukkan pada
daerah yang sudah ditentukan (900) dengan cepat.9. Menghapus tetesan darah yang keluar pertama kali
dengan kapas kering10. Memberi tekanan sekitar tusukkan secara halus
dengan memijat secara intermitten11. Menampung darah pada tabung kapiler sesuai
pemeriksaan yang diharapkan12. Menekan daerah tusukkan dengan kapas kering dan
beri hepafiks / plester untuk fiksasi.EVALUASI1. Kaji respon bayi2. Periksa hasil jenis pemeriksaan pada setiap
pengambilanPeriksa kembali luka tusukkanDOKUMENTASI1. Catat jumlah tabung kapiler yang digunakan2. Catat respon bayi3. Catat jam pengambilan darah kapiler
Rawat Inap dan Laboratorium
17
MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI SINAR/PHOTOTHERAPY
No. Dokumen
019/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Phototerapi adalah sinar flourenscent yang digunakan untuk memecah bilirubin agar dapat masuk ke dalam subcutaneous (kulit) sehingga dapat diekskresikan ke dalam urine dan faeses.
TUJUAN
1. Phototherapy untuk menurunkan kadar bilirubin diatas angka normal
2. Mencegah terjadinya kern ikterus
KEBIJAKAN Bayi ikterik dengan bilirubin diatas angka normal
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji kadar bilirubin pada neonatus2. Kaji keadaan ikterik pada neonatus terutama : kulit
dan sclera3. Kaji warna faeces dan urinePersiapan Alat :1. Thermometer2. Penutup mata3. Blue light4. Alas dan popok5. Celana Blue lightPersiapan Lingkungan1. Jaga jarak antara bayi dengan sinar + 30 cm, dan
usahakan agar bayi terpapar bayi lain2. Periksa keadaan blue light.
18
PELAKSANAAN1. Mengukur suhu bayi sebelum terapi sinar dimulai2. Membuka pakaian bayi, ganti dengan celana blue
light3. Menutup mata bayi dengan penutup mata,
kemudian difiksasi4. Membaringakn bayi di dalam box / couve untuk
disinar5. Memasang penghalang tempat tidur6. Menyalakan lampuEVALUASI1. Lakukan cek bilirubin setiap hari2. Periksa warna kulitDOKUMENTASI1. Catat jam keluar dan masuk dari couve selama
proses penyinaran2. Catat respon bayi3. Catat jumlah minum, miksi, dan defekasi (bentuk
dan warna)
UNIT TERKAIT Rawat Inap
19
MENYUSUKAN BAYI PADA KLIEN
No. Dokumen
021/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Kegiatan menyusui / breastfeeding adalah kegiatan antara ibu dan bayi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bayinya dimana kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas hubungan antara ibu dan anak.
TUJUAN1. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang siap saji2. Meningkatkan bonding attachment antara ibu
KEBIJAKANBayi usia satu hari dan yang tidak sedang dirawat dalam incubator
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji daerah oral : kebersihan2. Kebersihan daerah mamae dan keadaan puting susu3. Reflek menelan dan menghisap bayiPersiapan Alat :1. Popok bersih
2. Buku catatan minumPersiapan Klien1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum2. Lingkungan : Jaga privasi3. Ibu bayi diminta cuci tangan sebelum dan sesudah
menyusui4. Kebersihan payudara ibuPELAKSANAAN1. Mencuci tangan 2. Mengidentifikasi bayi yang akan disusukan pada
klien
20
3. Menggantikan popok bayi bila BAB/BAK
4. Menggendong bayi dan membawa bayi ke ibu : Memperhatikan nomor bayi dan klien Memanggil nama yang tertera pada gelang bayi
5. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangannya6. Menganjurkan untuk mendisinfektan pada putting
susu dengan mengoleskan ASI pada putting susu7. Menganjurkan klien pada posisi yang
menyenangkan8. Mengamati apakah putting susu lecet9. Menyusukan pada klien. Mengamati apakah aerola
bagian atas lebih besar dibandingkan aerola bagian bawah, dagu menempel pada payudara, mulut bayi mencekap aerola.
10. Mengamati reflek isap bayi11. Menyusui 15-20 menit12. Membuat bayi bersendawa13. Mengatur posisi bayi dalam box untuk miring ke
kanan14. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya15. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji keadaan umum bayi setelah minum : tampak
tidur dengan tenang
2. Jumlah ASI yang diminum
3. Defekasi dan miksi
DOKUMENTASI1. Catat jam minum dan jumlah minum2. Catat keistimewaan yang ada3. Catat respon bayi sebelum dan sesudah menyusui
UNIT TERKAIT Rawat Inap
21
MEMBERI MINUM DENGAN MENGGUNAKAN SENDOK
No. Dokumen
023/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANPemenuhan nutrisi pada bayi khususnya yang mengalami gangguan pada reflek menelan, pernafasan cepat, palate schinizis, dll
TUJUAN
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi2. Mencegah terjadinya aspirasi3. Melatih reflek primitif : menghisap dan menelan
KEBIJAKANBayi baru lahir dengan gangguan reflek menelan, palato schinizis dan dengan pernafasan yang cepat
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji kondisi payudara ibu : jumlah ASI,
pembengkakan2. Kaji reflek primitif : menghisap, menelan, dan
rootingPersiapan Alat :1. Popok2. 1 buah gelas3. 1 buah sendok thePersiapan Lingkungan1. Suhu ruangan yang sesuai2. Tempat duduk yang nyaman untuk menggendong
bayi
PELAKSANAAN1. Mencuci tangan 2. Mengganti popok bayi yang basah3. Memasang popok bayi pada dagu bayi
22
4. Menuangkan ASI perah atau susu formula pada gelas sesuai dengan usia bayi
5. Menggendong bayi dengan posisi setengah duduk6. Menuangkan ASI perah ke dalam mulut bayi dari
pinggir dan dituangkan diatas lidah menggunakan sendok teh
7. Memperhatikan respon bayi selama proses berlangsung
8. Menepuk punggung bayi dengan lembut untuk disendawakan setelah minum
9. Baringkan bayi di tempat tidur dengan miring ke kanan.
EVALUASIRespon bayi selama proses pemberian nutrisi menggunakan sendok DOKUMENTASI1. Mencatat jumlah intake yang telah masuk2. Mencatat bila bayi mengalami muntah
UNIT TERKAIT Rawat Inap
23
MEMASANG PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE PADA BAYI / NEONATUS
No. Dokumen
025/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMemasukkan pipa lambung ke dalam lambung atau jejunum pada bayi melalui saluran pencernaan atas secara langsung dan berakhir dilambung
TUJUAN
1. Mengurangi distensi abdomen dengan cara menggerakkan cairan dan gas dari bagian bawah pada saluran gastrointestinal
2. Memberikan nutrisi dan medikasi serta cairan, secara langsung masuk ke saluran gastrointestinal
3. Untuk irrigasi4. Mengambil sampel pada gaster untuk pemeriksaan
diagnostic5. Mengurangi nausea dan vomiting
KEBIJAKAN Bayi yang tidak dapat makan melalui mulut Bayi dengan illeus dan dan peritonitis Bayi
PROSEDUR
PENGKAJIAN
1. Cek kembali program medik2. Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT3. Kaji status kesehatan : anomaly tenggorokan atau
esophagus, gangguan menelan, distress pernafasan, penurunan kesadaran
Persiapan Alat :1. Pipa lambung (Bayi 5-8 Fr)2. Gelas berisi air biasa atau air steril hangat3. Spuit 5-10 cc4. Stetoskop5. Plester
24
6. Senter / penlight7. Kantong penampung k/p8. Sarung tangan bersihPersiapan Klien dan Keluarga :Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluargaPosisikan bayi (supine/semifowler)PELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Menggunakan sarung tangan3. Mengukur panjangnya pipa untuk neonates dari
puncak hidung ke lubang telinga lalu ke pertengahan Processus Xypoideus.
4. Member tanda panjangnya pipa lambung yang harus dimasukkan
5. Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat6. Memasukkan pipa lambung pegang kepala dengan
cara :- Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari
lain dilebarkan
7. Memasukkan pipa lambung melalui mulut8. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
posisi kepala fleksi9. Memperhatikan respon kllien (adanya reflek vagal,
rasa sakit/ada tahanan, sianosis)10. Bila klien batuk-batuk, tarik sedikit pipa dan
hentikan sejenak
25
11. Menggunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa lambung
12. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada lambung a.L celupkan ujung pipa NGT pada air di dalam gelas
13. Memasukkan udara 0,5-1 cc dengan cepat dan auskultasi dengan stetoscope pada quadran atas / region epi-gastrik
14. Kemudian diaspirasi lagi udara yang telah dimasukkan
15. Memfiksasi NGT dengan plester di atas bibir dan pipi
16. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan dengan kantong penampung
17. Melepaskan sarung tangan18. Merapihkan pasien19. Membereskan / mengembalikan alat-alat20. Mencuci tanganEVALUASI- Respon klien terhadap pemasangan NGT- Persistent gangging paroxysmal of coughing
DOKUMENTASI- Tanggal, waktu, respon klien selama pemasangan
NGT dan cara yang telah dilakukan untuk memastikan posisi NGT tepat k/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa (dari mulut atau hidung sampai ujung distal)
- Nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT Rawat Inap
26
MEMBERIKAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE
No. Dokumen
28/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada bayi/neonatus karena tidak mampuan secara oral, baik secara reflek primitif belum memadai ataupun karena pernafasan cepat serta anomali pada saluran pencernaan bagian atas.
TUJUAN1. Memenuhi kebutuhan nutrisi secara adekuat
2. Mencegah terjadinya aspirasi
KEBIJAKAN Bayi yang tidak dapat minum melalui mulut
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Cek kembali program medik2. Kaji kebutuhan nutrisi klien melalui NGT3. Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang
pemberian makan melalui NGT4. Kaji adanya masalah gastrointestinal : bising usus
meningkat, muntah, perubahan warna cairan lambung atau peningkatan jumlah cairan sebelum pemberian makanan / susu.
Persiapan Alat :1. Makanan cair / susu hangat jumlah sesuai pesanan
medic2. Air putih3. Gelas ukur / botol susu4. Spuit 5-10 cc5. Stetoskop
27
6. Piala ginjal7. Gelas berisi air hangatPersiapan klien dan keluarga :Jelaskan tujuan pemberian makanan melalui pipa NGTAtur posisi tidur bayi / anakPELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Menyiapkan spuit3. Menghangatkan sampai sesuai suhu ruangan4. Memberi posisi supine/miring ke kanan dan dada
lebih tinggi5. Bayi : gunakan lipatan popok/selimut dan
tempatkan dibawah kepala dan bahu6. k/p memasang “empeng” pada bayi selama
pemberian susu7. Mengkaji kepatenan posisi OGT :
Aspirasi isi residu, bila jumlahnya lebih dari ¼ jumlah cairan sebelumnya masukkan kembali dan tunda ½ - 1 jam
Kaji karakteristik cairan yang keluar Masukan 1-2 cc udara ke dalam NGT dan
auskultasi suara di regio epigastrik kemudian aspirasi kembali
8. Melepaskan plunger dari spuit9. Mengklem pipa NGT dan menghubungkan pipa
NGT dengan spuit 5 cc atau 10 cc
28
10. Menuangkan susu ke dalam spuitk/p pada awal aliran, memberikan tekanan sedikit dengan plunger
11. Mengatur kecepatan aliran12. Bayi : 5 cc tiap 5-10 menit
Membilas dengan air putih 1-2 cc13. Mengklem pipa NGT dan melepaskan spuit dari
selang. Kemudian menutup segera pipa NGT14. Merendam spuit dalam gelas berisi air hangat15. k/p menepuk-nepuk punggung bayi sampai sendawa16. Memberikan posisi miring ke kanan selama 1 jam17. Membereskan / mengembalikan alat-alat 18. Mencuci tanganEVALUASIRespon klien selama pemberian makananDOKUMENTASI- Catat jumlah, jenis dan waktu pemberian makanan- Catat jumlah dan jenis cairan lambung/isi residu- Nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT Rawat Inap
29
MEMBEDONG BAYI / SWADDLE / MUMMY RESTRAINT
No. Dokumen
031/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Swaddle/membedong bayi adalah salah satu jenis restraining dan therapeutic hugging, dimana bayi dalam posisi yang sangat dekat dengan ibu / perawat dalam kurun waktu tertentu.
TUJUAN
1. Menjaga suhu bayi agar tetap stabil2. Menjaga bayi agar aman3. Sarana untuk pengambilan darah kapiler dimana
suhu bayi akan hangat
KEBIJAKAN Bayi baru lahir
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji kebutuhan pembedongan2. Kaji keadaan umum bayi : cyanosisPersiapan Alat :1. Popok bersih2. Peniti sesuai kebutuhan3. Kapas bersih yang basah4. Tempat kapas kotor5. Kain bedongPersiapan klienBayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil yang telah tersedia atau box bayi. PELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Memeriksa suhu bayi
30
3. Memeriksa bayi BAB/BAK, bila ya, ganti popok dengan yang bersih, k/p mengenakan baju
4. Membedong bayi :- Membuat segitiga kecil pada salah satu ujung
bedong- Menempatkan bayi pada salah satu ujung bedong- Meluruskan tangan bayi dengan lembut (kanan),
sejajar dengan tubuh- Menarik ujung bedong sebelah kanan, dan
masukkan ke bagian bawah bokong bayi- Bila bedong panjang, lipat bagian kaki kearah
dada- Meluruskan ke bagian bawah bokong bayi
5. Membaringkan bayi ke box6. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji respon bayi2. Kerapihan bedong DOKUMENTASI1. Catat alasan bayi dibedong2. Catat respon bayi
UNIT TERKAIT Rawat Inap
31
MEMANDIKAN BAYI DENGAN PARAFIN
No. Dokumen
033/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Cairan paraffin eksternal adalah minyak yang mengandung mineral hydrocarbon, berguna untuk mengangkat kotoran yang sifatnya sudah mongering tanpa menyebabkan iritasi pada kulit
TUJUAN
1. Membersihkan bayi dari darah setelah proses kelahiran
2. Melembabkan kulit bayi
3. Mencegah kehilangan lemak berlebihan untuk mencegah terjadinya kehilangan suhu
KEBIJAKAN Bayi baru lahir
PENGKAJIANKaji kondisi bayi sebelum dimandikan- Keadaan umum- Nilai APGAR- Sudah dilakukan Bounding attachment dengan ibu
32
PROSEDUR
Persiapan Alat :1. 1 buah waslap2. 1 botol paraffin3. 1 buah handuk4. Peniti bayi5. Kapas rebus mata6. 1 buah thermometer7. Popok 8. Kapas basah untuk membersihkan pantat bayi9. Sisir10. Tempat kapas kotor11. Tempat popok kotor 12. Kain unuk membungkus bayi13. Selimut bayiPersiapan lingkungan1. Tempat alas mandi / meja dihangatkan
menggunakan lampu2. Handuk, popok, dan selimut sebelum dipakai
dihangatkan diatas alas yang sedang dipanaskan.PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan2. Memakai skort plastic3. Membaringkan bayi diatas meja4. Membuka kain penutup bayi
5. Mengukur suhu perectal :
- Posisi bayi sim- Thermometer dimasukkan ke anus sebatas
reservoir (Turunkan air raksa terlebih dahulu)Aturan pengukuran suhu per axilla :- Bila suhu < 36,50 C, bayi harus dihangatkan
kembali ke dalam couve atau incubator- Bila suhu > 36,50 C, bayi baru boleh
dimandikan3. Membersihkan bayi dengan waslap dengan
paraffin sebanyak 1/3 botol, sesuai urutan : kepala, leher, dada, lengan, ketiak, punggung, bokong, kaki dan genetalia
33
4. Membersihkan tubuh bayi dengan handuk5. Memelihara tali pusat bayi dengan membungkus
dengan kassa6. Menimbang berat badan7. Membungkus bayi / membedong8. Meneteskan mata bayi dengan gentamicin tetes
mata pada mata kanan-kiri9. Meletakkan bayi pada couve / box yang hangat10. Mencuci tangan11. Mengukur tanda-tanda vital : HR dan pernafasan12. Mencatat hasil dan kelainan dalam status13. Mencuci tangan14. Mengukur suhu per rectal sebelum pindah ke
ruanganBila suhu < 36,50 C, bayi harus dihangatkan kembali ke dalam couve atau incubator
EVALUASI1. Observasi tanda-tanda hipotermi dan kelainan yang
ditemukan2. Respon bayi selama proses memandikanDOKUMENTASI1. Pemeriksaan fisik bayi2. Berat badan3. Keadaan tali pusat4. Kelainan pada bayi5. Tanda-tanda vital
UNIT TERKAIT Rawat Inap
MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR
34
No. Dokumen
036/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Membersihkan kulit bayi dari\darah ibu dan vernix caseosa
TUJUAN
1. Membersihkan secara menyeluruh pada neonatus2. Mengobservasi kondisi neonates3. Membuat rasa nyaman4. Mensosialisasikan hubungan antara orangtua dan
bayi
KEBIJAKAN Bayi post lahir 24 jam dengan BB lahir normal
PROSEDUR
PENGKAJIANKaji kondisi bayi sebelum dimandikan- Keadaan umum (sesuai dengan syarat rawat
gabung)- Suhu stabil dalam 2 jam sebelum dimandikan yaitu
36,50 C – 37,50 C- Cephal hematom- Oksigenerasi - LetargiPersiapan Alat :1. 1 ember bayi berisi 2/3 air hangat2. 1 sabun mandi3. 1 kantong pencuci 4. 1 handuk5. Peniti6. Kapas rebus mata7. 1 termometer
35
8. Pakaian bayi, popok dan alas9. Kasa steril10. Alcohol11. Kapas basah dan kering untuk membersihkan
pantat bayi12. Tempat kapas kotor 13. Tempat popok kotor14. Sisir15. Skort plastik16. 1 gelas berisi air matang17. Minyak telon Persiapan lingkunganLingkungan : AC dimatikanPELAKSANAAN1. Memakai skort plastic2. Perawat mencuci tangan3. Memakai masker bila perlu4. Membuka kelambu5. Mengukur suhu per axilla + 3-5 menit atau per
rectal- Posisi bayi sim- Thermometer dimasukkan ke anus sebatas
reservoir (Turunkan Hg terlebih dahulu)- Setelah dibaca, bersihkan dengan air mengalir
dan keringkan.6. Membersihkan mata bayi dengan kapas rebus dari
ujung mata ke pangkal hidung
36
7. Membersihkan mulut bayi dengan kassa yang telah dibasahi dengan air matang. Dengan urutan lidah, langit-langit, bagian dalam pipi dan sekitar mulut
8. Menanggalkan selimut9. Membuka dan menutup peniti dan membuka baju
bayi10. Membuka tali pusat11. Membersihkan faeces dengan kapas basah12. Membersihkan muka bayi tanpa sabun dengan
kantong pencuci13. Menyabuni bayi dengan urutan : Kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak,
punggung, bokong, kaki dan terakhir alat kelamin
14. Mengangkat bayi dengan perasat garpu15. Memasukkan bayi ke dalam ember untuk
dibersihkan (perhatikan telinga)16. Membalikan bayi17. Mengangkat bayi dengan perasat garpu dan
baringkan diatas handuk untuk dikeringkan (Tidak diberi lotion dan bedak)
18. Memperhatikan keadaan umum dan kelainan pada bayi
19. Memelihara tali pusatMembungkus tali pusat dengan kassa kering
20. Memberikan minyak telon pada daerah dada, perut, dan punggung
21. Menimbang berat badan bayi22. Mengenakan baju bayi dan popok kemudian
memasang peniti23. Menyisir rambut24. Meletakkan bayi diatas alas dan bedongEVALUASIRespon bayi selama proses memandikan
DOKUMENTASI1. Berat badan dan waktu memandikan2. Keadaan tali pusat3. Suhu dan menilai keadaan bayi4. Karakteristik faeces dan urine
37
UNIT TERKAIT Rawat Inap
38
MENGGANTI POPOK BAYI ( BAB/BAK )
No. Dokumen
040/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Menjaga keutuhan kulit/integritas kulit
TUJUAN
1. Menjaga kebersihan kulit daerah bokong dan perianal
2. Mencegah terjadi ruam popok, rush, kemerahan3. Menjaga rasa nyaman
KEBIJAKAN Semua bayi yang masih dalam perawatan
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji kebutuhan eliminasi pada bayi2. Kaji warna, frekuensi BAB/BAK .Persiapan Alat :1. Popok bersih2. Peniti sesuai kebutuhan3. Kapas bersih yang basah4. Tempat kapas kotor5. Ember tempat pakaian kotorPersiapan klienBayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil yang sudah disediakan atau dalam box/tempat tidur ibu.PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Melepaskan popok :
- Membuka dan menutup peniti (letakkan agak jauh dari bayi dalam keadaan tertutup)
- Popok dibuka, dilipat, diangkat dan dimasukkan ke dalam ember (bila bayi buang
39
air besar, ujung popok dilipat ke bawah bokong, lalu bersihkan bokong dengan kapas dari arah depan ke belakang)
3. Mengenakan popok :- Meletakkan popok bersih di bawah bokong
(dengan lipatan sesuai jenis kelamin)- Memakaikan popok dengan rapih sesuai
dengan :a. Metode tradisionalb. Metode sumoc. Metode perry poter
- Memasang peniti dengan meletakkan 2 jari tangan kiri perawat diantara badan bayi dan popok
4. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya5. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji respon verbal dan nonverbal2. Warna dan frekuensi defekasi/miksi3. Kerapihan popok dan fiksasiDOKUMENTASI1. Catat hasil kajian BAB / BAK dan ruam popok
dalam status bayi2. Catat respon bayi
UNIT TERKAIT Rawat Inap
40
METODE KANGURU
No. Dokumen
042/SPO.dok/VII/14No. Revisi
1Halaman1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Suatu tindakan dengan melakukan kontak skin to skin antara ibu dengan bayi yang mempunyai berat badan lahir <2500 gram
TUJUANUntuk menjegah bayi hipetermi / kedinginan
KEBIJAKANIbu Post Partum Dengan berat badan bayi bari lahir rendah
PROSEDUR1. Mempersiapkan alat :
a. Baju bersihb. Selendang c. Pemotong kukud. Perlengkapan bayie. Handuk kecilf. Timbangan bayig. Thermometerh. Stetoskopi. Tempat pakaian kotor
2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang manfaat dan cara melakukan metode kanguru :a. Bidan harus memahami lingkungan keluarga, siapa
yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan
b. Menjelaskan pada keluarga mengapa bayi harus dirawat
3. Mempersiapkan ibu :a. Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara
mandi dengan sabun 2-3 kali seharib. Kuku dan tangan harus bersih
41
c. Baju ibu/kanguru harus bersih dan hangat yaitu dengan mencuci baju dan menghangatkannya setiap kali sebelum di pakai
4. Mempersiapkan bayi :a. Bayi perlu memakai penutup kepala/topo dan popk
selama penggunaan metode kanguru.b. Setiap popok yang basah akibat BAB/BAK segera
digantic. Bayi tidak dimandikan, cukup dibersihkan dengan
kain bersih dan hangat5. Menggunakan baju biasa :
a. Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH dan baju dalam
b. Pakai baju yang dapat renggangc. Bagian bawah baju diikat dengan pengikat
baju/tali pinggang/kaind. Kain baju dihangatkan (dijemur, disinarkan
matahari, memakai setrika)e. Pakai pakaian metode kanguru sepanjang hari,
baik oada waktu istirahat/tidurf. Lepaskan baju bayi hanya untuk membersihkan
popok dan mengganti baju kanguru ibu
6. Memposisikan bayi :a. Letakan bayi dalam posisi vertical, letaknya dpat
di tengah payudara /sedikit ke sampingkanan/kiri sesuai kenyamanan bayi dan ibu
b. Saat ibu duduk/tidur, posisi bayi tetap tegak mendekap ibu
c. Setelah bayi di masukan kedalam baju, ikat kain selendang disekeliling/mengelilingi ibu dan bayi
d. Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya terus menerus
7. Memberikan informasi pada ibu tentang tanda-tanda :a. Pernafasan bayi jika terlalu pelan/sulit/kurang
teraturb. Panas bayi dan jika menjadi dingin sedikit/panasc. Gerakan bayi dan jika dia lesu gemetard. Apakah berat badan bayi naik teruse. Setiap popok bayi yang basah akibat BAK/BAK
segera diganti
42
UNIT TERKAITRAWAT INAP
PEMBERIAN VAKSIN HEPATITIS
No. Dokumen
045/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
Ditetapkan
Direktur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN
Memberikan injeksi berisi vaksin hepatitis yang diberikan pada bayi
baru lahir
TUJUAN Untuk mencegah bayi dari penyakit hepatitis
KEBIJAKAN Bayi Baru Lahir
1. Menyiapkan alat
a. Vaksin hepatitis dalam kemasan siap pakai
43
PROSEDUR
b. Kapas alcohol
c. Bengkok
d. Kursi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan anak/pasien
4. Mengatur posisi anak/pasien
a. Dudukan anak dipangkuan bayi
b. Lengan kanan bayi dikempit di ketiak ibu
c. Ibu menopang kepala bayi
d. Tangan kiri ibu memegang pundak kiri bayi
e. Tangan kanan ibu memegang kedua paha bayi
5. Menyiapkan vaksin hepatitis yang tersedia dalam
bentuk siap pakai, dengan dosis 0,5 ml. perhatikan
tanggal kedaluarsa vaksin tersebut.
6. Menyatukan antara pangkal jarum dengan lubang yang
menghubungkan ke cairan vaksin sampai terdengan
bunyi untuk memastikan bahwa jarum sudah
menembus batas vaksin.
7. Jangan membuka tutup jarum dan memencet bagian
vaksin sebelum disuntikan keasien. Biarkan saja
setelah jarum menembus batas vaksin.
8. Membuka tutup jarum yang ada vaksin.
9. Membersihkan daerah yang akan diinjeksi dengan
kapas basah dengan memegang paha yang akan
disuntik dengan jari-jari yang kiri bidan.
10. Melakukan penuntikan di 1/3 luar bagian paha bayi
secara intra muscular.
11. Memasukan pelan-pelan vaksin dengan memencet
bagian vaksin sampai benar-benar habis, lalu mencabut
jarum dan mengusap bekas suntikan denagn kapas
alcohol untuk membersihkan kulit.
12. Membereskan dan merapikan alat-alat yang telah
44
digunakan dibuang ke bengkok.
13. Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan
mengeringkan dengan lap kering.
14. Melakukan pendokumentasian tindakan yang telah
dilakukan di status pasien
UNIT TERKAITRawat Inap
PEMERIKSAAN VAGINA TOUCHER (VT)
No. Dokumen
047/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan dalam
TUJUANMengetahui diagnosis persalinan dan kemajuan proses kemajuan
KEBIJAKAN Ibu bersalin
45
PROSEDUR
1. Menyiapkan alata. APD (topi, clemek, kaca mata, masker, sepatu
boot)b. Com berisi kapas DTTc. Com berisi air DTTd. Koretange. Handscoondf. Waskom plastic berisi larutan cloorin 0,5%g. Ember sampah
2. Memakai APD3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Memakai handscoond5. Membersihka vulva dengan kapas DTT6. Memastikan tidak ada kontraksi7. Tangan kiri membuka vulva dengan jari telunjuk dan
ibu jari melakukan inspeksi8. Menekankan komisura posterior dengan jari tengah,
memasukan jari telunjuk kedalam vagina diikuti dengan jari tengah
9. Menilai dinding vagina, portio, pembukaan, selaput ketuban, presentasi, posisi dan penurunan bagian terbawah
10. Keluarkan tangan secara berlahan11. Mencelubkan tangan ke dalam larutan clorin 0,5%
dan leas sarung tangan secara terbalik12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
melepas clemek13. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIN RAWAT INAP
46
MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN PERTAMA DI RUANG BERSALIN
No. Dokumen
049/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMenerima klien yang datang ke ruang bersalin karena waktu melahirkan telah tiba
TUJUANMenetapkan laporan dengan klien selama wawancara awal, pengumpulan data, proses persiapan
47
KEBIJAKAN Klien sudah waktunya melahirkan
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Surat rujukan2. Identitas klien, suami serta data Demografi3. Benda-benda berharga diserahkan kepada keluargaPersiapan Alat :1. Format pengkajian 2. Pita pengukur3. Stetoskop leanec / doppler4. Reflek Hammer5. Alat tulis6. Tempat tidur untuk periksa7. Timbangan BB8. Termometer9. Tensimeter10. 1 sarung tangan steril 11. 1 pasang sarung tangan sekali pakai 12. Piala ginjal13. Kapas desinfektan / dekontaminasi14. Pasu15. Tempat sampah
48
Persiapan Klien :1. Ciptakan hubungan saling percaya2. Perkenalkan diri dengan ramah3. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien4. Jaga PrivasiPELAKSANAAN1. Menimbang Berat Badan Klien2. Menganjurkan klien untuk BAB/BAK3. Mengantarkan klien ke ruangan 4. Menganjurkan klien untuk ganti baju dan kain5. Mengidentifikasi riwayat kehamilan dan persalinan
lalu6. Mengidentifikasi keluhan klien7. Mengidentifikasi kesehatan pasien dan keluarga8. Mengidentifikasi kontraksi, show dan atau
perdarahan, jumlah gravida-partus-abortus, waktu dan jumlah cairan dan makanan, alergi terhadap makanan dan obat-obatan, pengetahuan dasar dan harapan untuk keterlibatan dari pendamping persalinan, rencana untuk memberi makan pada bayi.
9. Memberikan informasi tentang peraturan institusi, lingkungan ruang persalinan, apa yang diharapkan berikutnya.
10. Memeriksa fisik (sesuai standard)- Tanda-tanda vital- Kontraksi uterus
49
- Inspeksi dan palpasi abdomen dengan manuver Leopold’s I-IV
- Auskultasi denyut jantung janin11. Mempersiapkan area perineal ( mencukur sesuai
prosedur )EVALUASI- Keadaan kehamilan saat ini- Persalinan fisiologis / patologis- Kondisi janin- Respon verbal dan non verbal
DOKUMENTASI- Pada fase aktif ( mulai pembukaan 4 cm ) buat
partograf- Catat semua hasil pemeriksaan
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap
50
MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA I
No. Dokumen
052/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMendampingi klien sejak fase laten sampai pembukaan lengkap
TUJUAN
1. Meningkatkan kesiapan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan
2. Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan normal
3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan
4. Mencegah komplikasi maternal / janin5. Meningkatkan kesejahteraan janin
KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kontraksi uterus ( intensitas,durasi dan frekuensi )2. Tanda-tanda vital3. Keluaran vagina terhadap warna , jumlah4. DJJ5. Eliminasi BAK6. Asupan cairan dan makanan7. Mood dan aktifitas umum 8. Rasa tidak nyaman9. Penggunaan obat-obatan tradisional yang
berpengaruh terhadap proses persalinanPersiapan Alat1. Tensi meter, termometer2. 1 stetoskop monokuler / Doppler
51
3. 1 piala ginjal4. Alat tulis dan format PengkajianPersiapan Klien :1. Jaga privasi2. Anjurkan untuk mengganti baju3. Posisi berbaring rileksPELAKSANAAN1. Memberikan perawat primer atau dukungan
profesional kontinu2. Mengorientasikan klien pada lingkungan, staf dan
prosedur. Beri informasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis sesuai kebutuhan
3. Mengkaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan, latar belakang budaya dan peran orang terdekat
4. Memantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi saat klien rileks
5. Memantau kontraksi uterus setiap 30’-60’, status janin, perdarahan vagina dan dilatasi serviks
6. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut
7. Mendemonstasikan metode persalinan dan relaksasi, memberikan tindakan kenyamanan
8. Menjaga privasi9. Mengkaji kebutuhan klien terhadap asuhan
10. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin
11. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan
12. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan
52
1. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin
2. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan
3. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan4. Menganjurkan klien untuk mengosongkan
kandung kemih sedikitnya 2 jam sekali5. Memantau tanda vital setiap 4 jam sekali atau
sesuai indikasi, memantau DJJ setiap jam sekali
6. Memantau karakter cairan amnion
7. Melakukan persiapan perineal bila diindikasikan8. Memberi enema pembersih bila perlu9. Melakukan manuver Loepold untuk menentukan
posisi janin, punggung dan presentasi10. Memantau DJJ dengan sering, perhatikan variasi
DJJ11. Mengkaji sifat dan jumlah tampilan vagina,
dilatasi serviks, penonjolan, lokasi janin dan penurunan janin
12. Menganjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ia merasakan dorongan untuk mengejan
22. Periksa DJJ dengan segera bila pecah ketuban dan 5 menit kemudian. Observasi perinium klien terhadap prolapsus tali pusat. Bila bagian presentasi belum masuk pelvis anjurkan klien untuk tirah baring.
EVALUASI- Kemajuan persalinan sesuai dengan partograf - Respon verbal dan non verbalDOKUMENTASI1. Catat waktu dan hasil pemeriksaan dan
keistimewaan yang ditemukan2. Catat respon klien
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap
PEMERIKSAAN VAGINA TOUCHER (VT)
53
No. Dokumen
055/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan dalam
TUJUANMengetahui diagnosis persalinan dan kemajuan proses kemajuan
KEBIJAKAN Ibu bersalin
54
PROSEDUR
1. Menyiapkan alat1) APD (topi, clemek, kaca mata, masker,
sepatu boot)2) Com berisi kapas DTT3) Com berisi air DTT4) Koretang5) Handscoond6) Waskom plastic berisi larutan cloorin
0,5%7) Ember sampah
2. Memakai APD3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Memakai handscoond5. Membersihka vulva dengan kapas DTT6. Memastikan tidak ada kontraksi7. Tangan kiri membuka vulva dengan jari
telunjuk dan ibu jari melakukan inspeksi8. Menekankan komisura posterior dengan jari
tengah, memasukan jari telunjuk kedalam vagina diikuti dengan jari tengah
9. Menilai dinding vagina, portio, pembukaan, selaput ketuban, presentasi, posisi dan penurunan bagian terbawah
10. Keluarkan tangan secara berlahan11. Mencelubkan tangan ke dalam larutan clorin
0,5% dan leas sarung tangan secara terbalik12. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, melepas clemek13. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIN RAWAT INAP
55
MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA II
No. Dokumen
057/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 4
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatan klien mulai diatasi serviks penuh dan berakhir dengan lahirnya janin
TUJUAN
1. Memudahkan kemajuan normal dari persalinan dan turunnya janin
2. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin3. Mendukung keinginan klien / pasangan berkenaan
dengan pengalaman melahirkan, mempertahankan keamanan sesuai prioritas
KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Aktifitas atau istirahat (kelelahan, lingkungan
hitam sekitar mata)2. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah diantara
kontraksi)3. Integritas ego (respon emosional, hilang kontrol)4. Eliminasi (keinginan untuk devikasi saat
kontraksi, keluarnya feses, distensi kandung kemih)
5. Nyeri / ketidaknyamanan6. Pernapasan (peningkatan frekuensi pernapasan)7. DJJ8. Seksualitas (dilatasi serviks penuh, peningkatan
perdarahan vagina, penonjolan perineum, vulva
56
membuka, anus membuka, membran aniom ruptur, tampak bagian terendam janin)Persiapan Alat1. 1 set partus2. 1 pasu dengan larutan dekontaminasi3. 1 pasu dengan kapas savlon 1%4. 2 piala ginjal5. Bethadin6. Yodium 2%7. 1 pasu kecil kapas basah8. 1 pot plasenta9. 1 pengisap lender10. 1 ember besar tertutup11. 4 perlak kecil
12. 4 kain alas13. Stetoskop monokuler / dopller14. Lemari bayi yang hangat15. Timbangan plasenta16. Gelas pengukur darah
17. kantong plastik untuk tempat plasenta
18. Sepasang sepatu BOOT19. Kaca mata geogle20. SkortPersiapan Klien :1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman untuk meneran
57
3. Atur posisi pendamping4. Jelaskan keadaan klien dan pertolongan persalinan
yang akan dilakukan
PELAKSANAAN1. Mengidentifikasi derajat kenyamanan dan
sumbernya2. Memberi tindakan kenyamanan3. Memantau aktifitas uterus pada saat kontraksi4. Memberi informasi dan dukungan yang
berhubungan dengan kemajuan persalinan5. Menganjurkan klien untuk mengatur upaya
mengejan dengan spontan, mendorong selama kontraksi, tekankan pentingnya menggunakan otot abdomen dan merelaksasikan otot dasar pelvik
6. Memantau penonjolan perineal dan rektal, pembukaan muara vagina
7. Memantau klien untuk memilih posisi meneran yang mengoptimalkan sirkulasi seperti posisi rekumben lateral, fowler, berdiri saat mendorong atau jongkok
8. Menjelaskan pada klien kapan waktu yang tepat untuk meneran, anjurkan untuk relaksasi diantara kontraksi
9. Pantau tekanan darah, nadi klien dan DJJ10. Mengkaji kepenuhan kandung kemih kalau perlu
kateterisasi diantara kontraksi
58
11. Memberi cairan perolal12. Membantu upaya menorong saat kepala keluar,
istruksikan klien untuk napas pendek dan cepat selama proses
13. Membantu menolong pada saat melahirkan bayia. Menilai APGAR bayi baru lahirb. Mengisap lendir (k/p)c. Mengeringkan tubuh bayid. Melakukan resusitasi bila diperlukane. Membantu pasien memposisikan bayi diatas
dada ibuf. Memfasilitasi kontak dan inisiasi dinig. Memotong dan merawat tali pusat
14. Melahirkan plasentaEVALUASI1. Respon klien dan keluarga verbal dan non verbal
2. Persalinan normal
3. Rediko HPP : kontraksi uterus, TFU, jumlah pendarahan
4. Kondisi bayi
DOKUMENTASICatat seluruh hasil pertolongan persalinan pada status klien
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap
AMNIOTOMI
59
No. Dokumen
061/SPO.dok/VII/14
No. Revisi1
Halaman1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Melakukan pemecahan kulit ketuban ibu untuk membantu proses persalinan
TUJUAN Membantu proses persalinan
KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan pembukaan lengkap namun kulit ketuban belum pecah
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat a. bak instrument berisi ½ kocher dan hanscoonb. kom dan tutup dengan kapas DTTc. kom dan tutup dengan air DTT
2. Menggunakan APD dan mencuci tangan3. Menggunakan sarung tangan 4. Membersihkan vulva dengan kapas DTT 5. Melakukan vagina touched (vt) dengan tangan tetap
didalam6. Tangan kiri mengambil ½ kocher kemudian dimasukan
disela-sela jari telunjuk dan jari tangah untuk melindungi bagian yang tajam
7. Setelah sampai di selaput ketuban, putar ½ kocher dengan bagian tajam menghadap selaput amnion. Sedangkan tangan kiri pindah diatas fundus untuk memantau kontraksi
8. Saat kontraksi sudah menurun, robekkan ujung kocher keselaput amnion
9. Mengeluarkan ½ kocher dengan cara yang sama saat memasukan. Sedangkan tangan kanan tetap di dalm vagina untuk mengatur keluarnya air ketuban, untuk
60
mengetaahui penurunan kepala, dan memastikan tidak ada bagian janin yang menumbung
10. Menilai air ketuban berupa jumlah, warna (jernih/darah/mekonium)
11. Keluarkan tangan secara berlahan, mencelukan tangan bersarung tangan dalam klorin 0,5% lepas handscoon dalam keadaan terbalik
12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 13. Memeriksa DJJ14. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT RAWAT INAP
EPISIOTOMI
61
No. Dokumen
063/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Melakukan pengguntingan daerah perinium
TUJUANMembantu pelebaran jalan lahir
KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan perineum kaku
PROSEDUR
1. Persiapan,Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Membersihkan vulva3. Memberitahu ibu akan di suntik didaerah
perineum dengan anastesi local (lidokain 1%), pastikan bahwa anastesi sudah bekerja
4. Lindungi daerah dalam perineum dengan jari telunjuk dan tengan tangan kiri dengan agak direnggangkan
5. Melakukan episiotomy denga gunting episiotomy yang tajam pada komisura posterior 45 derajad kearah mediolateral sepanjang sekitar 3-4cm
6. Episiotomy dilakukan dengan satu kali guntingan
7. Menekan daerah luka episiotomy dengan kassa 8. Membereskan alat dan mendekontaminasikan
dalam larutan clorin 0,5%9. Cuci tangan, lepas clemek10. Mendokumentasikan tindakan
Unit terkait Rawat inap
MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA III
62
No. Dokumen
064/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMendampingi klien mulai melahirkan bayi dan berakhir dengan pelepasan dan pengeluaran plasenta (1-30 menit)
TUJUAN
1. Meningkatkan kontraktivitas uterus2. Mempertahankan volume cairan sirkulasi3. Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru
lahir4. Mendukung interaksi orang tua - bayi
KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Aktifitas atau istirahat (perilaku dari senang
sampai letih)2. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah, frekuensi
nadi melambat)3. Makana / cairan (kehilangan darah normal 250 –
300 ml)4. Nyeri / ketidaknyamanan (tremor kaki /
menggigil)5. Keamana (perkuasan episiotomi atau laserasi jalan
lahir)6. Seksualitas (darah berwarna hitam, tali pusat
memanjang pada vagina, uterus bentuk globdular dan meningkatkan abdomen)
Persiapan Alat1. Tensi meter2. Termometer3. Format pengkajian dan alat tulis
63
PERSIAPAN KLIEN1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman3. Fasilitas inisiasi dini4. Beri suntikan 1 ampul sintosinom i.mPELAKSANAAN1. Memerikasa kontraksi uterus, tinggi fundus uteri,
kandung kemih dan mengontrol perdarahan pasca persalinan
2. Mengobservasi tanda-tanda lepasnya plasenta3. Melahirkan plasenta4. Masase uterus dengan perlahan setelah
mengekuarkan plasenta5. Mengobservasi robekan jalan lahir6. Mengukur jumlah perdarahan7. Memerikasa kelengkapan plasenta (inspeksi
permulaan plasenta maternal dan janin. Perhatikan ukuran, insersi tali pusat, keutuhan dan kalsifikasi)
8. Fasilitas interaksi antara klien / pasangan dan bayi baru lahir sesegera mungkin setelah melahirkan
9. Berikan klien dan ayah kesempatan menggendong bayi dengan segera setelah kelahiran bila kondisi memungkinkan
10. Bersihkan badan ibu, ganti pakaian dan linen basah
EVALUASI1. Keadaan klien dan bayi baru lahir2. Respon verbal dan non verbal klien dan pasanganDOKUMENTASICatat semua hasil temuan kedalam format
UNIT TERKAIT Ruang bersalin dan Rawat Inap
TINDAKAN PENJAHITAN LASERASI PERINEUM DERAJAD II
64
No. Dokumen
066/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Melakukan penjahitan pada luka perineum yang di sebabkan karena persalinan
TUJUAN Mengurangi perdarahan akibat laserasi
KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan laserasi derajad II
65
PROSEDUR
1. Memakai APD, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Mendekatkan alat ( korentang, nalpuder, kassa, lodokain, catgut, jarum, spuit, sarung tangan, bengkok, gunting)
3. Memberikan injeksi anastesi lokal4. Memastikan anastesi sudah bereaksi dengan
baik5. Lakukan inspeksi untuk melihat robekan dan
menilai keadaan luka, dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana menjahitnya menjadi satu dengan mudah
6. Buat jahitan pertama 1 cm diatas (proximal ujung laserasi) dibagian daam vagina kemudian ikatkan dengan simpul mati, potong ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa 1 cm
7. Lanjutkan penjahitan mukosa vagina dengan teknik jelujur jahit kebawah kearah cincin hymen sampai jarum kedalam mukosa vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jaruum ada dibawah laserasi
8. Teruskan jahit jaringan subkutis kanan dan kiri kearah atas hingga tepat dimuka lingkaran hymen
9. Ikat benang dengan mengikat simpul mati didalam vagina, potong ujung benang dan sisakan kurang lebih 1.5 cm
10. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam
11. Masukan jari kelingking kedalam anus untuk memastikan anus terjahit
12. Bersihkan bagian genetalia, bantu ibu ke posisi yang nyaman
13. Bereskan alat, cuci tangan, lepas clemek14. Mendokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT RAWAT INAP
66
MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA IV
No. Dokumen
068/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatan klien mulai pengeluaran plasenta sampai dengan 4 jam setelah melahirkan
TUJUAN
1. Mencegah hemoragi2. Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, keamanan
dan eliminasi3. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga
untuk mulai mengintegrasikan proses kelahiran menjadi pengalamanhidup mereka
4. Memelihara proses pendekatan dengan neonatus
KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Tanda vital2. Fundus uteri3. Kandung kemih4. Lokea5. Perineum6. Ketidaknyamanan7. Interaksi anak orang tua8. Status emosiPersiapan Alat1. Tensi meter2. Termometer3. Format dan pengkajian alat tulis
67
Persiapan Klien1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman3. Fasilitasi inisiasi diniPELAKSANAAN1. Memberikan posisi tirah baring2. Messase lembut dan intermiten pada fundus uteri3. Mengidentifikasi lokea terhadap jumlah dan
karkteristik4. Menganjurkan klien untuk berkemih secara teratur5. Menjelaskan fisiologi anterpain normal pada ibu6. Menganjurkan klien untuk melakukan teknik
relaksasi diri7. Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan
higiene kulit8. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisiEVALUASI1. Keadaan klien dan bayi baru lahir2. Respon verbal dan non verbal klien dan pasanganDOKUMENTASICatat semua hasil temuan kedalam format
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap
MERAWAT PAYUDARA PADA MASA NIFAS
68
No. Dokumen
070/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIAN Merawat payudara klien post partum mulai hari kedua
TUJUAN
1. Memelihara kebersihan payudara2. Melancarkan pengeluaran ASI3. Mencegah pembendungan ASI4. Melancarkan produksi ASI
KEBIJAKAN Klien post partum
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Pengetahuan klien tentang menyusui2. Kondisi payudara3. Inisiasi diniPersiapan Alat1. Minyak kelapa bersih secukupnya2. 1 pasu berisi air hangat3. 1 pasu berisi air dingin4. 2 kantong pencuci5. 1 handuk6. BH yang menyokong payudara7. Kursi bersandarPersiapan Klien :1. Menjelaskan pada klien prosedur yang akan
dilakukan2. Klien duduk dikursi pada posisi yegak yang
bersandarLingkungan : jaga privasi
69
PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Menganjurkan klien membuka pakaian atas dan
BH3. Meletakan handuk di bawaj mamae klien4. Melicinkan tangan dengan minyak5. Pengurutan pertama, menempatkan kedua telapak
tangan diantara kedua buah dada klien dan menggerakan kedua tangan tersebut kearah atas, samping, bawah, dan melepasnya. Ulang selama 5 menit
6. Pengurutan kedua (friction), sokong payudara kiri dengan tangan kiri, 3 jari tangan kanan, buat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan, setiap payudara minimal 2 gerakan selama 5 menit
7. Pengurutan ketiga, telapak tangan kiri menyokong payudara kiri, tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut buah dada kearah puting susu, lakukan gerakan ini 30 kali / 5 menit. Lakukan hal ini pada payudara kanan
8. Merangsang payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian / selang seling selama 5 menit untuk setiap buah dada
9. Buah dada dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
10. Mengenakan BH yang menyokong11. Menyelesaikan alat-alat pada tempatnya12. Mencuci tanganEVALUASI1. Keadaan buah dada2. ASI (pengeluaran dan jumlah ASI)3. Perhatikan penempatan pengurutan mamae yang
dilakukan klienDOKUMENTASI1. Catat keadaan buah dada dan jumlah ASI2. Catat kemampuan ibu melaksanakan pengurutan
buah dada3. Catat respon klien
70
UNIT TERKAIT Rawat inap
71
MENOLONG ELIMINASI BAB / BAK PADA KLIEN NIFAS
No. Dokumen
073/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMembantu klien post partum untuk memenuhi kebutuhan eliminasi buang air kecil
TUJUANMemberikan rasa nyaman dan membantu memperlancar proses involusi
KEBIJAKAN Post partum yang diharuskan bedrest
PROSEDUR
PENGKAJIANKebutuhan eliminasi BAB / BAK1. Pengetahuan klien tentang menyusui2. Kondisi payudara3. Inisiasi diniPersiapan Alat1. 2 sarung tangan sekali pakai2. Pasu surungan3. Tempat pembalut kotor tertutup4. Air pembilas vulva5. Pembalut wanita steril6. Korentang steril7. GuritaPersiapan Klien :1. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang
akan dilakukan2. Jaga privasiPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif dan jaga privasi2. Memakai sarung tangan
72
3. Membuka gurita seluruhnya4. Mengangkat pembalut kotor, kemudian
memasukan kedalam tempat pembalut yang tertutup
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk BAB / BAK
6. Menyiram vulva dengan air7. Mengangkat pasu surungan8. Mengambil pembalut steril9. Memakai pembalut steril dan memakai celana
dalam10. Memakaikan gurita sesuai prosedur11. Memakaikan pakaian bawah12. Mencuci tangan13. Membereskan semua alat dan simpan pada
tempatnyaEVALUASI1. Respon klien verbal dan non verbal2. Lochea dari warna, bau dan jumlahDOKUMENTASI1. Catat kontraksi dan fundus uteri2. Hasil pengamatan kedalam format klien
UNIT TERKAIT Rawat Inap
73
MEMANDIKAN KLIEN POST PARTUM
No. Dokumen
075/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMemandikan merupakan tindakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik maupun psikisnya
TUJUAN
1. Membersihkan kulit2. Memberi rasa nyaman3. Merangsang sirkulasi darah4. Membersihkan sekresi keringat6. Memberikan aktifitas ringan
KEBIJAKAN Klien post partum yang diharuskan bedrest
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Kaji tingkat mobilisasi klien2. Kaji tingkat kebutuhan bantuan akan memandikan3. Kaji kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan
perdarahan4. Kaji kebiasaan mandi, produk yang digunakan dan
frekuensi mandi5. Kaji adanya masalah – masalah kulitPersiapan Alat1. 2 buah handuk untuk bagian atas dan bawah2. 2 buah kom mandi untuk bagian atas dan bawah3. Perlak dan kain alas kecil4. Alat tenun tempat tidur k/p5. Tempat alat tenun kotor6. Bedak, deodorant, lotion7. k/p susu surungan8. sarung tangan sekali pakai
74
Persiapan Klien dan Lingkungan1. Menjelaskan prosedur pada klien2. Menyiapkan lingkungan dengan menutup tebir
disekililing tempat tidur, pintu, jendela, lingkungan yang nyaman (AC, kipas angin dimatikan)
3. Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat nyaman dalam bekerja
PELAKSANAANLipat selimut dan tutupkan dikaki tempat tidur, singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan. Bantu klien untuk bergerak ke sisi dekat dengan perawatMuka dan LeherBentangkan handuk atas di bawah kepala.Cuci mata dengan wash lap atas dengan arah dari bagian dalam keluar1. Cuci daerah muka, telinga, leher kemudian
keringkan dengan handuk atas, sebelumnya tanyakan apakah akan menggunakan sabun
2. Lepaskan handuk dari bawah kepala klien
Lengan1. Lepaskan pakaian atas dan tutup dengan handuk
atas, bila klien menggunakan infus lepaskan pakaian mulai dari bagian lengan yang tidak terpasang infus
75
2. Bentangkan handuk atas memanjang di bawah lengan kanan dan handuk bawah disisi kiri lengan sedemikian rupa sehingga menutupbagian depan klien
3. Cuci lengan dan ketiak dengan arah dari ujung kepangkal axilla. Angkat lengan keatas sewaktu membersihkan area axilla, sabuni terlebih dahulu lengan klien yang jauh dari perawat dan sewaktu membilas dahulukan lengan klien yang dekat dengan perawat, kemudian keringkan
Dada dan Perut1. Lepaskan gurita2. Kedua lengan diangkat disisi kepala, handuk
diletakan menyilang sehingga dada dan perut tampak
3. Cuci dada dan perut kemudian keringkan dengan handuk atas
4. Beri bedak pada leher, ketiak dan perutPunggung1. Tutupi bagian dada dengan handuk bawah,
anjurkan klien untuk miring atau tengkurap. Letakan handuk atas bawah perut
2. Ccuci daerah punggung dengan wash lap atas, anjurkan klien untuk miring kekiri kemudian kekanan. Bila klien tengkurap perawat dapat mencuci punggung seluruhnya, kemudian keringkan klien dengan handuk atas
76
3. Gosok punggung menggunakan lotion, mulai dengan daerah sakral dengan gerakan sirkular, gosok keatas dari bokong kebahu dan lengan
bagian atas, dan melewati scapula dengan lembut. Tangan tetap berada dikulit, dan lakukan pemijatan 3-4 menit
4. Remas kulit dengan memegang jaringan dengan ibu jari dan jari-jari. Remas kearah atas pada sisi spina dan sekitar otot-otot leher, hindari tulang yang menonjol
5. Akhiri message dengan memberikan pukulan perlahan
6. Observasi kulit akan adanya kemerahan dan integritas kulit tidak utuh
7. Kenakan pakaian atas bila klien menggunakan infus, maka dahulukan lengan yang memakai infus
Paha dan Kaki1. Tanggalkan pakaian bawah klien angkat pembalut
kotor dan tutup bagian bawah dengan handuk atas secara melintang
2. Bentangkan handuk bawah dibawah kedua tungkai, anjurkan klien untuk menekuk tungkai, cuci tungkai dari arah paha, kemudian keringkan dengan handuk bawah
77
Bokong dan Genitalia :1. Letakan handuk bawah lelintang dibawah bokong
sebagian bokong dan sebagian lagi menutupi bagian depan.
2. Cuci daerah genitalia dengan wash lap bawah, buka daerah labia besihkan dengan arah dari orifisium iretra kearah anus
3. Anjurkan klien untuk miring atau telungkap kemudian cuci bagian bokong, terakhir cuci bagian anus dengan arah dari perineum keanus dengan menggunakan wash lap
4. Kenakan pembalut steril / bersih, pakaian bawah dan gurita
5. Bantu klien untuk menyisir rambut dan pakaian tempat tidur
6. Beri posisi yang menyenangkan dan nyaman7. Bereskan alat-alat dan perawat mencuci tangan
EVALUASI1. Kulit klien bebas dari keringat yang berlebih,
sekresi, bau2. Merubah posisi tubuh dan melatih persendian otot
secara aktif dan pasif selama mandi3. Klien merasa nyaman dan tidak ada keluhan nyeri,
lemah, gatal / iritasi / kekeringan kulit4. Mengkaji integritas dan kondisi kulit serta tingkat
mobilitas serta kenyamanan / nyeri.
DOKUMENTASI1. Catat tanggal dan waktu memandikan2. Catat toleransi klien terhadap prosedur
memandikan3. Kondisi kulit klien dan intervensi yang dilakukan
untuk menangani masalah intergitas kulit4. Catat kemampuan perawatan diri klien dan
kemampuan range of motion5. Laporkan hal-hal penting yang ditemukan pada
saat memandikan
UNIT TERKAIT Rawat Inap
78
PERAWATAN PADA KLIEN POST PARTUM LANJUT
No. Dokumen
080/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatam pada klien post partum lanjut (setelah 4 jam melahirkan)
TUJUAN
1. Mencegah Infeksi2. Meningkatkan penyembuhan jaringan3. Meningkatkan involusi uteri dan kenyamanan4. Meningkatkan istirahat, aktifitas, kenyamanan
serta mencegah komlpikasi5. Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang
adekuat6. Meningkatkan pembentukan laktasi atau
susprensinya7. Meningkatkan pola eliminasi8. Memenuhi kebutuhan klien belajar
KEBIJAKAN Klien dengan post partum
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Catatan prenatal dan persalinan2. Status emosional, tingkat energi, letak dan derajat
ketidaknyamanan, lapar, haus, pengetahuan perawatan terhadap diri dan bayi, rencana pemberian makanan bayi
3. Tanda-tanda vital, fundus uteri, lokea, kandung kemih, asupan dan haluaran, pereneum dan episiotomi, payudara, eliminasi
Persiapan Alat1. Tensimeter2. Termometer3. Format pengkajian dan alat tulis
79
Persiapan Klien :1. Menjelaskan pada klien prosedur yang akan
dilakukan2. Lingkungan : jaga privasiPELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Menganjurkan klien memelihara kebersihan diri3. Mengajarkan cara membersihkan vulva dan
perineum4. Mengobservasi eliminasi BAB / BAK5. Mengidentifikasi proses involusi (penurunan
fundus uteri, kontraksi uterus)6. Mengidentifikasi lokea (warna, jumlah, bau)7. Mengobserfasi keadaan luka episiotomi8. Memperhatikan keluhan nyeri / afterpain9. Menganjurkan klien untuk menyusui bayi sesuai
kebutuhan10. Mengajarkan perawatan payudara11. Mengajarkan latihan peregangan otot (latihan
kegel)12. Memberikan makanan dengan menu seimbang,
vitamin dan mineral13. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang
memandikan bayi, memberikan makan bayiEVALUASI1. Proses laktasi(pengeluaran dan jumlah ASI)2. Proses involusi3. Respon klien verbal dan non verbalDOKUMENTASI1. Catat keadaan buah dada dan kualitas ASI2. Catat hasil temuan3. Catat respon klien
UNIT TERKAIT Kebidanan
80
MENGHISAP LENDIR BAYI BARU LAHIR DENGAN PENGHISAP DEE LEE
No. Dokumen
082/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANPenghisapan lendir pada daerah mulut atau hidung dimana terdapat skret berlebihan mengganggu kebersihan jalan nafas
TUJUAN Memberikan jalan nafas
KEBIJAKAN Mendapatkan asupan oksigen yang optimal
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Pengkajian daerah oral : cairan berlebihan2. Cyanotis / accrocyanotis3. Bayi resiko tinggi4. Pernapasan bayi : retraksi, cuping hidungPersiapan Alat1. Penghisap lendir steril (dee lee)2. Sarung tangan sterilPersiapan Klien :Posisi bayi pada saat penghisapan lendir adalah kepala “midline” posisi dengan 30-45 0
PELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Miringkan kepala bayi agar cairan yang terkumpul
di mulut keluar3. Meninggikan kepala bayi dengan kepala
“Midline” posisi dengan kepala 30-45 0
81
4. Masukan dengan lembut kateter penghisap lendir menggunakan tangan perawat yang dominan kedalam mulut bayi maksimal 5 cm.
5. Penghisap lendir perlahan-lahan sampai bersih. Bila sangat diperlukan boleh membersihkan dari hidung
6. Memasukan kateter lendir maksimal 3 cm kedalam lubang hidung
7. Menghisap lendir perlahan-lahan dengan gerakan memutar 5 detik
8. k/p mengulangi penghisapan lendir9. Merangsang bayi untuk melakukan pernafasan10. Memberi kesempatan bayi untuk menangis11. Membungkus bayi12. Membereskan alat-alatEVALUASI1. Respon bayi2. Kaji pernafasan bayiDOKUMENTASI1. Catat kondisi bayi pada status bayi2. Catat respon bayi
UNIT TERKAIT Rawat Inap
82
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI
No. Dokumen
084/SPO.dok/VII/14
No. Revisi
1
Halaman
1 dari 2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit
7 Juli 2014
DitetapkanDirektur
dr. Panji Anggara
PENGERTIANMenimbang berat badan bayi untuk mengetahui tumbuh kembang bayi
TUJUAN
1. Mengetahui kenaikan atau penurunan berat badan bayi
2. Mendeteksi sejak dini adanya keterlambatan berat bayi
KEBIJAKAN Bayi masih dalam ruang perawatan
PROSEDUR
PENGKAJIAN1. Keadaan umum bayi2. Riwayat berat badan3. Kebutuhan oksigen : sesak, cuping hidung,
retraksi dllPersiapan Alat1. Timbangan bayi2. Kain alas / popok3. Buku untuk mencatatPersiapan Klien :1. Mengidentifikasi bayi yang akan ditimbang,
(nama dan riwayat BB)2. Pakaian bayi dilepasPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Memperhatikan timbsngsn tepat / akurat pada
ukurannya3. Membentangkan popok / kain alas diatas
timbangan
83
4. Memperhatikan kenaikan beban yang tertera pada timbangan setelah alas dibentangkan
5. Mengangkat bayi dengan menggunakan perasat garpu dari box ketimbangan / alat pengukur BB
6. Meletakan bayi secara perlahan-lahan diatas alas timbangan
7. Membaca dan memperhatikan angka yang tertera pada timbangan
8. Mengangkat bayi beserta alas kedalam box bayi9. Mengenakan baju dan popok bayi10. Membaringkan bayi kedalam box bayi11. Mencuci tanganEVALUASI1. Respon bayi2. Kenaikan atau penurunan BBDOKUMENTASI1. Catat BB dan kenaikan / penurunan BB2. Catat respon bayi
UNIT TERKAIT Rawat Inap
84
Recommended