View
90
Download
11
Category
Preview:
DESCRIPTION
struktur makrokospi payudara
Citation preview
MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI
TENTANG
STRUKTUR PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI
Disusun Oleh :
Dena PutriyaniHasriani
Betha Dwi Oviani
Dosen Pembimbing : APRIZA WD, M.Keb
Akademi Kebidanan MannaBengkulu Selatan
TA. 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YMEBerkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, pada hari ini kamidapat menyelesaikan dengan tepat waktu makalah
dengan Judul “Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi” .Makalah disusun sebagai
tugas matakuliah Biologi Reproduksi
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada pengasuh
matakuliah atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah mendukung baik materi maupun imateri demi
terselesaikanya makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih semoga segala
bantuan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME.
Dan pada akhirnya kami mengharapkan materi dari makalah ini dapat
menberikan tambahan wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua,
Meskipun kami sadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk hal tersebut maka
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….. iKata Pengantar ……………………………………………………………….. iiDaftar Isi ……………………………………………………………….. iii
BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………... 11.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 11.2. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 11.3. Tujuan ……………………………………………….. 1
Bab II. Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi………………………………... 22.1. Anatomi Payudara………………………………………………….. 22.2. Struktur Makropis dan Mikropis ........……………………………… 32.3. Tahap-tahap Perkembangan Payudara.……………………………… 52.4. Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui ……… 92.5. Kolostrum ........................................……………………………… 112.6. Fisiologi Laktasi ..............................……………………………… 13
BAB III. Penutup ………………………………..……………………………… 23
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelenjar mamae / payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ
refroduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. (pada organ laki – laki)
kelenjar ini budi menter). Bentuk buah dada cembung kedepan dengan putting
ditengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua
payudara terletak dibawah kulit dan diatas otot dada merupakan perubahan dari
kelenjar payudara, kelenjar susu dapat membentangkan dari sekitar lipatan paha
sampai dada.
Payudara dewasa bertnya kira-kira 200 grm, yang kiri umumnya lebih
besar dari yang kana. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 grm
dan pada ibu menyusui 800grm selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara
tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru
lahir.
a.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi payudara wanita ?
2. Bagimana struktur makroskopis dan mikroskopis payudara wanita ?
3. Bagaimana tahap perkembangan payudara ?
4. Apa yang dimaksud dengan kolostrum ?
5. Bagaimana Fisiologi Laktasi ?
a.3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
- Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan mengenal lebih dalam
lagi tentang payudara.
- Dan apa yang kita pelajari dan amati bisa membantu kepada setiap orang
yang bermasalah dalam organ mamaenya masing-masing.
Halaman | 1
BAB II
Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi
2.1. Anatomi Payudara
Kelenjar mama atau payudara (buahdada) adalah perlengkapan pada organ
reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Pada laki-laki kelenjar ini
disebut juga rudimenterdimana buah dada terletak di dalam fasia superfisialis di
daerah pektoral antara sternum dan axila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau
ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Berat dan ukuran buahdada berbeda
antara inidivu satu dengan yang lain. Pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada
usia lanjut.
Bentuk buahdada cembung ke depan dengan putting di tengahnya, yang
terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Konstituen utama
payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan
jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atai lobus
Halaman | 2
oleh septum fibrosa, yang berjalan dari belakang puting payudara ke arah otot
pektoralis.
2.2. Struktur Makropis dan Mikropis
2.2.1. Struktur Makropis
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Gambar. Struktur Makropis Payudara
Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang
ukurannya bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan
pembuluh darah dan serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat
tuberkel Montgomeri, kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi
menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas dan memberi perlindungan.
Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kerusakan
puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan
daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan
menyebabkan influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol
laktasi dan perilaku ibu.
Bentuk-bentuk Puting Susu
Halaman | 3
1. Puting susu menonjol
Puting menonjol dan keluar, tipe ini mudah untuk dihisap bayi.
2. Puting susu besar
Tipe ini paling mudah dihisap bayi, meski demikian adakalanya karena
ukuran yang besar menimbulkan keraguan bayi untuk menghisapnya.
3. Puting datar
Puting susu menonjol dan keluar, namun permukaannya datar, puting
yang susah dihisap bayi.
4. Puting susu terbenam
Puting susu seolah terbenam di dalam payudara, tipe puting ini yang
paling susah dihisap bayi.
Penyebab puting susu terbenam
a. Kurangnya perawatan payudara sejak dini
b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Namun, bentuk-bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses
laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada
puting. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur,
terutama pada bentuk puting tebenam, sehingga butuh penanganan khusus.
Halaman | 4
2.2.2. Struktur Mikropis
Gambar. Struktur Mikropis Payudara
Di dalam badan payudraa terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang
merupakan tempat air susu diproduksi. Dari alveolus ini Air Susu Ibu (ASI)
dialirkan ke dalam saluran kecil (diktulus) beberapa saluran kecil bergabung
membentuk saluran yang lebih kecil ( duktus). Di bawah areola, saluran yang
besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus latiferus. Akhirnya semua
saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar.
Masing-masing dari 15 sampai 20 lobus, yang dipisahkan oleh jaringan
ikat, mengandung jaringan glandular yang tersusun sebagai suatu sistem duktus-
alveolus. Sel sekretorik alveolus berkelompok-kelompok seperti buah anggur di
sekitar sistem duktus yang bercabang-cabang, yang menyatu membentuk duktus
laktiferosa utama menuju puting payudara. Duktus laktiferosa melebar
membentuk ampula atau sinus, tepat di dasar puting payudara dan terbuka ke
eksterior melalui duktus ejektorius.
2.3. Tahap-tahap Perkembangan Payudara
Halaman | 5
Saat lahir, payudara sebagian besar terdiri atas duktus laktiferus dengan
sedikit, jika ada alveoli. Kelenjar mammae yang rudimeter ini memiliki sedikit
fungsi sekretorik (air susu palsu) dalam beberapa hari setelah lahir. Sekresi
payudara pada masa nenatal terjadi akibat kadar prolaktin yang tinggi pada bayi
baru lahir setelah pajanan payudara janin sebelumnya terhadap konsentrasi
estrogen plasenta yang tinggi selama kehamilan. Setelah estrogen plasenta hilang
dari sirkulasi nenatal, payudara memasuki fase tenang sampai pubertas.
Dalam tahapan perkembangan payudara Usia bisa bervariasi tergantung
pada kelompok etnis dan genetika.
a. Tahap 1: usia 8-12: Nipple ketinggian saja. Ini adalah rentang usia yang luas,
tetapi kita semua berbeda. Mula-mula satu-satunya hal yang akan terjadi
adalah bahwa puting susu Anda akan menonjol sedikit.
b. Tahap 2: usia 13: Sekitar setahun kemudian, Anda akan membentuk tunas
payudara. Tahap ini disebut "tunas"; areola (itu adalah daerah gelap sekitar
puting) akan mendapatkan sedikit lebih besar.
c. Tahap 3: usia 14: Satu tahun kemudian, payudara Anda akan mulai
mendapatkan lebih tinggi dan areola akan melebar lebih lanjut.
d. Tahap 4: age15-16: ukuran payudara Anda mungkin akan tetap tidak
berubah, atau mendapatkan lebih penuh. Juga payudara Anda akan mulai
terbentuk. Puting susu Anda akan tetap keluar dan bisa membentuk gundukan
sekunder.
e. Tahap 5: usia 17-19: payudara Anda akan mendapatkan lebih penuh dan
Anda akan mencapai ukuran payudara dewasa akhir.
Halaman | 6
Payudara seorang wanita, akan mengalami dua tahap perkembangan.
Tahap pertama terjadi saat seorang gadis memasuki masa pubertas. Tahap
kedua terjadi saat seorang wanita mengalami kehamilan.
Perkembangan payudara selama pubertas terjadi dalam dua fase:
1. Fase estrogen
2. Fase progesteron
1. Fase Estrogen
Fase pertama perkembangan payudara yang disebut fase estrogen,
terjadi dua tahun sebelum menstruasi dimulai. Estrogen – bersama dengan
prolactin dan hormon pertumbuhan – merangsang seluruh bagian utama
payudara untuk tumbuh, termasuk kelejar susu, saluran air susu, jaringan
konektif, dan jaringan lemak. Tubuh belum memproduksi progesteron,
karena progesteron bersifat bersaing dengan estrogen dan akan
menghambat tahap perkembangan payudara ini.
2. Fase Progesteron
Fase akhir perkembangan payudara yang disebut sebagai fase
progesteron, dimulai setelah mendapat menstruasi pertama. Setelah
mengalami ovulasi pertama kali, tubuh mulai memproduksi progesteron
selama fase Luteal yaitu hari ke 15 sampai ke -28 siklus menstruasi.
Halaman | 7
Progesteron bekerja bersama dengan estrogen, prolactin, dan hormon
pertumbuhan dalam menyempurnakan perkembangan payudara anda.
Progesteron memacu tahap akhir pembentukan kelenjar susu, termasuk
pertumbuhan alveoli – kantong kosong tempat membuat air susu.
Keseluruhan proses perkembangan payudara berlangsung selama tiga sampai
empat tahun dan biasanya sempurna sebelum usia 16 tahun.
Payudara laki-laki juga berkembang. Sekitar dua pertiga anak laki-laki
mendapat pengalaman pertumbuhan payudara, berlangsung beberapa bulan
sampai dua tahun, selama pubertas. Hal ini dikenal dengan istilah
gynecomastia dan terjadi sampai seorang anak laki-laki memproduksi cukup
banyak testosteron untuk melawan efek estrogen pada sistem tubuhnya.
Pada onset pubertas, estrogen ovarium menginduksi pertumbuhan
sistem duktus laktiferus. Duktus-duktus ini bercabang-cabang selama
pertumbuhannya dan ujung duktus ini membentuk massa sel kecil dan padat.
Struktur ini akan membentuk aveolu lobular. Payudara dan alveoli kemudian
membesar. Saat menarke, sekresi esterogen dan progesteron siklik dimulai
dan akan terjadi fase tambahan pada pertumbuhan duktus dan lobulus yang
rudimeter. Kortikosteroid adrenal selanjutnya akan meningkatkan
perkembangan duktus. Payudara terus membesar selama beberapa waktu
setelah menarke akibat timbunan lemak dan jaringan ikatan bahan.
Deferensiasi dan pertumbuhan akhir payudara tidak akan terjadi sampai
kehamilan.
Pertumbuhan dan perkembangan payudara dapat dibagi menjadi empat
fase : istirahat, perkembangan (kehamilan), sekresi susu (laktasi), dan
involusi. Saat lahir, struktur hanya sebuah puting payudara dan beberapa
duktus rudimenter, dengan sedikit atau tanpa alveolus yang mencerminkan
asal evolusi dari modifikasi kelenjar keringat apokria. Sampai pubertas, satu-
satnya perkembangan yang terjadi mungkin adalah percabangan duktus.
Terjadi penurunan insiden kanker payudara pada populasi yang banyak
mengonsumsi fito-estrogen (senyawa mirip-esterogen yang berasal dari
Halaman | 8
tumbuhan). Diperkirakan fito-esterogen merangsang perkembangan sel
payudara pada masa anak dan pubertas sebelum kehamilan. Sel yang
berdiferensiasi baik ini mungkin lebih resiten terhadap pembentukan tumor
(Adlecreutz, 1995).\
Payudara dikatakan belum berkembang penuh, sampai pada
kehamilan, melahirkan dan menyusui. Perubahan payudara selama
kehamilan utamanya dipicu oleh progesteron.
Progesteron menyebabkan payudara dan areola membesar dengan
cepat. Seperti halnya kelenjar dan saluran air susu bertambah ukurannya,
payudara akan mengurangi simpanan lemaknya untuk membuat ruang bagi
‘pabrik susu’ yang baru.
Meskipun level prolactin meningkat setelah delapan bulan kehamilan,
progesteron mencegah produksi air susu sampai melahirkan. Kemudian level
prolactin mencapai puncak, sementara estrogen, progesteron dan hormon
pertumbuhan turun drastis, laktasi atau produksi air susu pun terjadi.
Setelah menyapih anak, kelenjar dan saluran air susu kembali
mengecil ke ukuran semula, namun bisa tetap lebih besar ataupun justru
mengecil, karena tidak semua jaringan lemak yang hilang kembali lagi.
Jaringan konektif yang telah teregang untuk mengakomodasi pertumbuhan
payudara juga meninggalkan masalah: payudara melorot.
Tumbuh kembang payudara wanita, dipengaruhi oleh
serangkaianhormon pertumbuhan payudara: estrogen, progesteron, dan
prolaktin.
Estrogen merupakan hormon paling bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan payudara; karenanya estrogen pada level yang memadai
merupakan langkah pertama untuk mendapatkan payudara yang lebih besar
secara alami.
2.4. Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui
Halaman | 9
Selama kehamilan, payudara membesar dan menjadi lebih lembek,
terutama pada paruh waktu pertama kehamilan. Periode paling cepat
perkembangan payudara terjadi pada delapan minggu pertama kehamilan. Seiring
perkembangan kehamilan, payudara menjadi lebih kencang dan lebih nodular
(jawa: mrengkel-mrengkel) karena mempersiapkan produksi air susu. Kelenjar
Montgomery di sekitar areola (area berwarna gelap disekitar putting) menjadi
lebih gelap dan lebih menonjol, areal pun semakin gelap.
Puting menjadi lebih besar dan lebih tegang karena persiapan produksi air
susu. Pembuluh darah dalam payudara membesar membawa estrogen yang
merangsang perkembangan saluran air susu serta membawa progesteron yang
menyebabkan jaringan kelenjar mengembang. Prolaktin, satu hormon yang
diproduksi kelenjar piyuitary, memulai peerkembangan kelenjar mammary dan
memicu produksi air susu (laktasi).
Setelah kelahiran, tingkat estrogen dan progesteron berkurang dan
produksi prolaktin pun turun. Payudara biasanya akan mulai memproduksi air
susu tiga sampai lima hari setelah kelahiran. Selama waktu tersebut, sebelum air
susu diproduksi, tubuh memproduksi kolostrum, satu cairan yang mengandung
antibodi untuk membantu melindungi bayi dari infeksi.
Sebagian dokter percaya bahwa kolostrum juga mengurangi peluang bayi
menderita asma dan alergi lainnya. Dalam beberapa hari, sistem kekebalam tubuh
bayi akan berkembang dan bayipin tidak lagi memerlukan kolostrum.
Hormon lain yang bertanggungjawab terhadap produksi air susu adalah
oxytoci, pemicu air susu yang telah diproduksi prolaktin. Saat bayi menyusu pada
payudara ibunya, oxytocin membawa air susu keluar melalui puting.
Hisapan bayi memberi sinyal untuk membuat lebih banyak air susu
(dengan prolaktin) dan menyalurkan lebih banyak air susu (dengan oxytocin).
Tubuh ibu juga memproduksi serangkaian hormon lain (insulin, thyroid, cortisol)
yang sangat berguna bagi bayi. Tubuh wanita akan terus memproduksi air susu
sampai dia menghentikannya (menyapih), produksi air susu benar-benar berhenti
setelah beberapa bulan kemudian.
Halaman | 10
Semua metabolisme yang begitu rumit tersusun dengan sangat indah.
Tiada lain, semua itu kita sadari sebagai sebuah keangungan dan kecintaan Tuhan
kepada kita, khususnya kaum hawa.
2.5. Kolostrum
Air susu ibu (ASI) suatu cairan lemak dalam larutan protein, karbohidrat
dan garam-garam mineral yang dihasilkan oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Sedangkan ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan tim. Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat
bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi
dan berprotein tinggi. “Cairan emas “ yang encer dan seringkali berwarna kuning
atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah daripada susu, sebab
mengandung sel hidup yang menyerupai “ sel darah putih “ yang dapat
membunuh kuman penyakit.
Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang
tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
Kolostrum lebih banyak mengandung protein, zat anti-infeksi 10-17 kali lebih
banyak. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI yang
matang. Total energi lebih rendah jika dibandingkan susu matang. Volume
kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum berasal dari bahasa latin adalah susu yang dihasilkan oleh
kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran
bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental penting bagi bayi karena
mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.
Halaman | 11
Kolostrum (196) mengandung banyak karbohidrat, protein, anti body dan
sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi) bayi memiliki sistem pencernaan kecil dan
kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga
mengandung zat yang mempermudah bayi membuang air besar pertama kali yang
disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari Bilirubin, yaitu sel darah merah
yang mati yang diperoduksi ketika kelahiran.
Kolostrum adalah cairan prasusu yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 36
jam pertama setelah melahirkan (paska persalinan) kolestrum mensuvlei beberapa
faktor kekebalan (Faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan
dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk mejamin kelangsungan
hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir.
Namun karena kolostrum manusia tidak selalu ada, maka kita harus
bergantung pada sumber lain. Ada lebih dari 90 bahan Bioaktif Alam dalam
kolostrum komponen utamanya dikelompokan menjadi 2 yaitu : faktor umum dan
faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin,
mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis
dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.
Penelitian secara medis menunjukan bahwa kolostrum :
- Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobium, lactoferm,
Cytokines, Lactalbumein, Glicoprotein, dan lain-lain) yang membantu
melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan Toksin.
- Membantu mengatasi berbagai masalah usus, Autoimaunitas, Arthiritis,
Alergi Hip.
- Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat
bagi penderita diabetes.
- Kaya akan kandungan T9F-B yang mendukung terapi penderita kanker
pembentukan tulang dan mencegah penyakit Herpes. Mengandung
Imunoglobulin dan telah terbukti sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti
Jamur, dan Anti Toksin.
Halaman | 12
2.6. Fisiologi Laktasi
2.6.1. Produksi ASI
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu,
dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon
esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan
hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh
glandula pituitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walupun
kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan,
kerja hormone ini dihambat oleh hormone plasenta. Dengan lepas atau
keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan
progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan
diaktifkannya prolaktin.
Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar lewat payudara dan
dapat diekstrasi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin,lemak
dan molekul-molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan
membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer.
Peningkataan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan
demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi,tetapi ibu perlu memberikan air
susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar
prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama
pemberian air susu dilakukan pada malam hari, yang biasanya memang
demikian, maka metode-metode kontrasepsiyang lebih reliabel harus dipakai
apabila ingin mengindari kehamilan.
Halaman | 13
Gambar. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi
ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar
estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada terdapat dua reflek yang
berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan
aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih
tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya
fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.
Halaman | 14
Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena
ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak
akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran
air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin
akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis,
anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
2. Refleks aliran
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran
darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari
alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui
duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui
bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress,
seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Halaman | 15
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh
ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka
bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
Gambar. Rooting reflek
2. Refleks menghisap
Gambar. Reflek Menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh
oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar
areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus
Halaman | 16
yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum
sehingga ASI keluar.
3. Refleks menelan
Gambar. Reflek menelan
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia
akan menelannya.
Pada akhir kehamilan, terjadi sekresi cairan jernih kekuningan
yang disebut kolustrum yang mengandung imunoglobulin, produksi
kolustrum terus meningkat pasca persalinan dan digantikan dengan
produksi ASI. Kadar estrogen menurun dengan cepat 48 jam pasca
persalinan sehingga memungkinkan berlangsungnya aktivitas hPr
terhadap sel alveolus untuk inisiasi dan mempertahankan proses
laktasi.
Proses laktasi semakin meningkat dengan isapan pada
payudara secara dini dan sering oleh karena secara reflektoar, isapan
tersebut akan semakin meningkatkan kadar hPr Emosi negatif
[kecemasan ibu bila ASI tak dapat keluar] menyebabkan penurunan
sekresi prolaktin melalui proses pelepasan prolactine-inhibiting factor
(dopamin) dari hipotalamus.
Halaman | 17
Pada hari ke 2 dan ke 3 pasca persalinan, hPr merangsang
alveolus untuk menghasilkan ASI. Pada awalnya, ASI menyebabkan
distensi alveolus dan ductus kecil sehingga payudara menjadi tegang.
2.6.2. Pengeluaran air susu (oksitosin)
Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel
sekretorik ke papilla mammae
Gambar. Sel mioepitelial sekitar villi yang sebagian berisi ASI
Keluarnya ASI terjadi akibat kontraksi sel mioepitelial dari alveolus
dan ductuli (gambar atas) yang berlangsung akibat adanya reflek ejeksi ASI.
Halaman | 18
Gambar. Reflek ejeksi ASI
Reflek ejeksi ASI diawali hisapan oleh bayi → hipotalamus →
hipofisis mengeluarkan oksitosin kedalam sirkulasi darah ibu ( gambar
atas).Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi sel mioepitelial dan ASI
disalurkan kedalam alveoli dan ductuli → ductus yang lebih besar →
penampungan subareolar.
Oksitosin mencegah keluarnya dopamin dari hipotalamus sehingga
produksi ASI dapat berlanjut. Emosi negatif dan faktor fisik dapat
mengurangi reflek ejeksi ASI, tugas perawatan pasca persalinan antara lain
meliputi usaha untuk meningkatkan keyakinan seorang ibu bahwa dia mampu
untuk memberikan ASI kepada bayinya.
1. Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong
globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan
memacu sekresi air susu lebih banyak.
2. Refleks neurohormonal
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama
akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula
Halaman | 19
pituitaria posterior.akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkannya
oksitosin dari pituitari posterior : hal ini akan menyebabkan sel-sel
miopitel (sel keranjang atau sel laba-laba) di sekitar alveoli akan
berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh lactifer
dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam
ampulla. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit,misalnya
jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu
falam posisi yang nyaman, santai dan bebas dari rasa sakit terutama pada
jam-jam menyusukan anak.
Sekresi oksitosin yang sama juga akan menyebabkan otot uteus
berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (masa
nifas).
2.6.3. Pemeliharaan Laktasi
Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak
disusukan,maka tidak akan dimulai penyediaan air susu. Apabila seorang ibu bayi
kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan
tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Maka sering bayi disusukan, penyediaan
air susu ibu juga makin baik.
Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi tersebut adalah :
1. Rangsangan
Bayi yang minum air susu ibu perlu sering menyusui, terutama pada
hari-hari neonatal awal. Penting bahwa bayi difiksasi pada payudara dengan
posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan rangsangan yang
tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada kulit areola,sehingga
tekanan diberikan kepada ampula yang ada dibawahnya sebagai tempat
tersimpannya air susu. Dengan demikian bayi minum dari payudara,dan bukan
dari papilla mammae. Apabila ibu mengeluh rasa sakit, maka bayi tidak
terfiksasi secara baik.
Halaman | 20
Sebagai respons terhadap pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari
glandula pituitasi anterior dan demikian memacu pembentukan air susu yang
lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu
sejak awal,maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan
atau menggunakan pompa payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan
memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan denagn kedua
cara tersebut.
Fiksasi
Fiksasi bayi (yaitu aposisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi
terhadap papilla dan areola mammae ibu) merupakan seni yang perlu
dipelajari oleh peserta didik sebelum mereka mencoba melatih ibu-ibu muda.
Ibu, bayi dan bidan yang mengajari perlu menemukan posisi yang nyaman
untuk mencapai maksud ini, dan mungkin perlu mencoba posisi yang berbeda-
beda.
2. Pengosongan payudara secara sempurna
Sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara
yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara yang kedua, maka pada
pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan
pertama kali. Atau bayi mungkin sudah kenyang dengan satu payudara, maka
payudara yang kedua digunakan pada pemberian air susu berikutnya. Apabila
diinginkan bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi perlu diberikan baik
air susu pertama (fore-milk) maupun air susu kedua (hind-milk) pada saat
sekali minum. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengosongan sempurna
pada satu payudara.
Penting bahwa bayi minum air susu apabila ia menginginkannya dan
selama ia ingin minum, maka penyediaannya jangan sampai tidak cukup atau
berlebihan. Apabila air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan maka laktasi
akan tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli
dan sel keranjang tidak dapat berkontraksi. Air susu ibu tidak dapat dipaksa
masuk kedalam ductus lactifer. Tidak terlalu ditekankan disini bahwa
Halaman | 21
memberikan air susu ibu saat dibutuhkan dan melakukan stripping payudara
setiap menyusukan anak juga penting untuk memelihara laktasi. Rutinitas dan
pola minum air susu ibu akan terbentuk dan minumnya akan lebih jarang
apabila laktasi telah berfungsi penuh.
Halaman | 22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga ke 2 sampai ke 6 (Bergantung pada
kostur). Pertumbuhan dan perkembangan payudara dapat dibagi dalam afasec :
istirahat, perkembangan (kehamilan, sekresi susu (laktasi), dan invousi.
Pada awal kehamilan, ukuran payudara dan pigmentasi Aerola meningakt
Tuberkel Montgomery membesar dan puting payudara menjadi tegak. Aliran darah ke
payudara berlipat dua sehingga pembuluh darah menjadi jelas, dan kulit mungkin
tampak seperti marmer tpaslusen.
Struktur buah dada teridiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan
susu / kolostrum yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 35 jam pertama setelah
melahirkan mengandung banyak gizi dan zat – zat pertahanan tubuh.
3.2. Saran
- Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting
sehingga harus dibersihkan.
- Sebagai seorang wanita harus menjaga organ reproduksi terutama payudara.
Halaman | 23
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G., et all. 2005. William Obstetrcs. 22nd Edition. Chapter 39.pages
911-43. USA :McGRA-HILL.
Ebraim G.J, ASI, Yayasan Essentia Media, Jogyakarta, 1986
Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second Edition. The
CV Mosby Company, Toronto, 1985.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP
Halaman | 24
Recommended