View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN BULELENG 2012
(Hasil Susenas dan Sakernas 2011)
ISBN : 979 473 490 5
Nomor Publikasi : 51082. 1001
Katalog BPS : 4101003.5108
Ukuran Buku : 21 x 16 cm
Jumlah Halaman : 95 + ix halaman
Naskah :
Seksi Statistik Sosial
BPS Kabupaten Buleleng
Gambar Kulit :
Seksi Statistik Sosial
BPS Kabupaten Buleleng
Diterbitkan oleh :
Bappeda Kabupaten Buleleng
dan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) i
KATA SAMBUTAN
Om Swastyastu
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, kami atas nama Bupati Buleleng menyambut gembira penerbitan
buku Profil Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buleleng 2012 (Hasil Susenas dan
Sakernas 2011) yang merupakan hasil kerja sama antara Bappeda dengan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Buleleng.
Kami menyadari betapa pentingnya data statistik diseluruh aspek pembangunan,
untuk dapat memotret kemajuan-kemajuan yang telah dicapai di dalam mendukung
otonomi daerah.
Data dan informasi yang disajikan merupakan informasi yang dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat Buleleng, dengan harapan dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak yang berkepentingan.
Kepada Kepala BPS Kabupaten Buleleng bersama jajarannya serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, kami sampaikan ucapan
terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Singaraja, Oktober 2012
Kepala Bappeda Kabupaten Buleleng,
Drs. Gede Suyasa, M.Pd
Pembina Utama Muda
NIP. 196707101992031014
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) ii
KATA PENGANTAR
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survey Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) adalah salah satu survey rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun
oleh BPS. Keterangan yang dikumpulkan menyangkut berbagai aspek kehidupan sosial
ekonomi penduduk, antara lain mengenai demografi, kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, fertilitas dan KB, perumahan dan pemukiman serta konsumsi /
pengeluaran rumah tangga. Variabel yang dikumpulkan dibagi ke dalam dua kategori
yaitu variabel kor dan variabel modul. Sakernas khusus mengumpulkan data karakteristik
ketenagakerjaan.
Publikasi Profil Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buleleng 2012 ( hasil
Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda
dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner
Kor Susenas dan Sakernas 2011 yang dilaksanakan diseluruh kecamatan di Kabupaten
Buleleng. Angka estimasi diperoleh dengan menggunakan faktor penimbang yang
dihitung berdasarkan data proyeksi berupa nilai relatif persentase. Informasi yang tersaji
belum bisa dibedakan menurut daerah perkotaan dan pedesaan serta per kecamatan
karena terbatasnya jumlah sampel. Ulasan singkat dan sederhana disertai gambar/grafik
kami sertakan dimaksudkan untuk bisa memberikan gambaran umum mengenai tabel-
tabel.
Kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng yang telah memberikan perhatian dan
bantuannya disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Singaraja, Oktober 2012
Kepala BPS Kabupaten Buleleng
I GEDE NYOMAN SUBADRI, SE
NIP. 19650422 198603 1 003
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) iii
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) iv
DAFTAR ISI
Kata Sambutan ………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ……………………………………………….…………………. ii
Peta Wilayah …………………………………………………………………… iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………... iv
Daftar Tabel …………………………………………………………………….. v-viii
Daftar Gambar …………………………………………………………………... ix
Bab I Pendahuluan
I.1. Umum ………………………………………………………… 1
I.2. Sistematika Penyajian ………………………………………… 2
Bab II Metode Survei
II.1. Ruang Lingkup ……………………………………………….. 3
II.2. Kerangka Sampel …………………………..…………….…... 3
II.3. Rancangan Sampel …………………………………..………. 4
II.4. Metode Pengumpulan Data …………………………..……… 4
II.5. Pengolahan Data …………………………………………...... 5
II.6. Konsep dan Definisi …………………………………….…... 5
Bab III Ulasan Singkat
III.1 Kependudukan ……………………………………………….. 14
III.2 Kesehatan …………………………………………………….. 21
III.3 Pendidikan ……………………………………………………. 35
III.4 Ketenagakerjaan ................................................................... 44
III.5 Fertilitas dan Keluarga Berencana …………………………… 52
III.6 Perumahan dan Pemukiman ………………………………….. 61
III.7 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi ..…………………... 77
Bab IV Simpulan ............................................................................................... 81
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) v
DAFTAR TABEL
1. KEPENDUDUKAN
3.1.1. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok
Umur, 2011 ............................……….…………………………… 17
3.1.2. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok
Usia Anak, Produktif dan Lanjut Usia, 2011 ……………………. 18
3.1.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok
Umur Khusus, 2011 ……………………………………………… 19
3.1.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Di Kabupaten
Buleleng Menurut Status Perkawinan, 2011 ……………………. 20
2. KESEHATAN
3.2.1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan,
menurut Jenis Keluhan Kesehatan, Kabupaten Buleleng Tahun
2010-2011 ………………………………………………………… 26
3.2.2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Cara Pengobatan, dan Jenis Kelamin Kab. Buleleng, 2011
3.2.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng yang Berobat Sendiri
Menurut Jenis Obat yang Digunakan, 2011 …………………….. 28
3.2.4. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas
Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kab. Buleleng, 2011…………… 29
3.2.5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu
Kegiatannya, menurut Jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin, 2011
3.2.6. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Penolong
Kelahiran Pertama, 2011 ………………………………………… 31
3.2.7. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Penolong
Kelahiran Terakhir, 2011 ………………………………………. 32
3.2.8. Persentase Balita Usia 2-4 Tahun Di Kabupaten Buleleng Menurut
Lamanya Disusui, 2011 ………………………………………….. 33
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) vi
3.2.9. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Pemberian
Imunisasi dan Cakupannya, 2011 …………………………………. 34
3. PENDIDIKAN
3.3.1. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Klompok
Umur serta Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 .................. 40
3.3.2. APS Penduduk Kabupaten Buleleng Berdasarkan Kelompok
Umur, 2011 ..................................................................................... 41
3.3.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng usia 10 tahun keatas
menurut ijazah tertinggi yang ditamatkan, 2011 ............................. 42
3.3.4. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Partisipasi
Sekolah, 2011 ................................................................................ 43
4. KETENAGAKERJAAN
3.4.1. Persentase Penduduk 15 ke atas di Kabupaten Buleleng Menurut
Menurut Seminggu yang lalu, 2011 ................................................ 47
3.4.2. Persentase Penduduk 15 ke atas yang bekerja di Kabupaten
Buleleng Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Seminggu yang
lalu, 2011 ......................................................................................... 48
3.4.3. Persentase Penduduk 15 ke atas yang termasuk Angkatan Kerja di
Kabupaten Buleleng Menurut Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan, 2011 …………………………………………………. 49
3.4.4. Persentase Penduduk 15 ke atas yang bekerja di Kabupaten
Buleleng Menurut Status Pekerjaan Utama Seminggu yang lalu,
2011 .................................................................................................. 50
3.4.5. Persentase Penduduk 15 ke atas yang Bekerja Menurut Jam Kerja
Seluruhnya, 2011 ............................................................................. 51
5. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
3.5.1. Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten
Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan
Pertama, 2011 ………………………………………………… 55
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) vii
3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun Di Kabupaten Buleleng
yang Berstatus Kawin Menurut Pernah/Sedang Pakai Alat KB,
2011 ……………………………………………………………. 56
3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun Di Kabupaten Buleleng
yang Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang sedang
digunakan, 2011 ………………………………………………….. 57
3.5.1 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten
Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak yang
Dilahirkan Hidup, 2011 …………………………………………… 58
3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten
Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Masih Hidup,
2011 ……………………………………………………………… 59
3.5.3 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten
Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak yang Sudah
Meninggal, 2011 ………………………………………………….. 60
6. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
3.6.1 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Status
Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal, 2011 ……………………. 65
3.6.2 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Luas
Lantai Rumah, 2011 ………………………………...……………. 66
3.6.3 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis
Atap Terluas, 2011 ………………………………………………… 67
3.6.4 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis
Lantai Terluas, 2011 ………………………………………………. 68
3.6.5 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis
Dinding Terluas, 2011 …………………………………………….. 69
3.6.6 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut
Sumber Penerangan, 2011 ………………………………………… 70
3.6.7 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut
Sumber Air Minum, 2011 ………………….…………………….. 71
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) viii
3.6.8 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng yang Sumber
Air Minumnya dari Pompa, Sumur dan Mata Air Jaraknya ke
Penampungan Tinja Terdekat, 2011 ………………………………. 72
3.6.9 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut
Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2011 …………..…………… 73
3.6.10 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis
Kloset yang Dipakai, 2011 ………………….…………………… 73
3.6.11 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut
Tempat Pembuangan Tinja, 2011 ……………………………….. 74
3.6.12 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Bahan
Bakar / Energi Utama Untuk Memasak, 2011 ................................. 76
7. KONSUMSI / PENGELUARAN
3.7.1 Gini Ratio dan Distribusi Pendapatan Penduduk Kabupaten
Buleleng, 2011 …………………………………………………… 80
3.7.2 Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Golongan dan
Pengeluaran Per Kapita Sebulan, 2011 ………………………….. 81
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 1. Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2011
Gambar : 2. Penolong Persalinan Balita di Kab Buleleng, 2011
Gambar : 3. APS Usia 7 – 18 Th di Kabupaten Buleleng, 2011
Gambar : 4. Tingkt Pendidikan Angkatan Kerja di Kab. Buleleng, 2011
Gambar : 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Kabupaten Buleleng, 2011
Gambar : 6. Bahan Bakar Utama utk Memasak di Kabupaten Buleleng, 2011
Gambar : 7. Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan
di Kabupaten Buleleng, 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan rakyat.
Berbagai program pembangunan telah dilakukan oleh pemerintah, baik di bidang
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, ekonomi, perumahan, lingkungan hidup,
keamanan, politik dan lain sebagainya.
Hasil pembangunan diharapkan dapat dinikmati secara merata oleh seluruh
lapisan masyarakat. Namun diakui bahwa keragaman budaya, adat istiadat, sumber
daya, luas wilayah, serta potensi alam yang ada mengakibatkan tidak meratanya
capaian hasil-hasil pembangunan antar wilayah.
Oleh sebab itu, monitoring terhadap hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan
untuk melihat sampai sejauh mana pembangunan yang telah dilaksanakan bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga program pembangunan berikutnya
dapat lebih dioptimalkan.
Untuk memonitor pencapaian kesejahteraan rakyat, diperlukan gambaran
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pada periode tertentu sesuai kondisi
lapangan dengan melihat berbagai indikator keluaran (out-put) pembangunan. Salah
satu sumber informasi ke arah sana dapat diperoleh melalui data sosial yang
dihasilkan dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survey Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan oleh BPS setiap tahun.
Susenas mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi
masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh berbagai indikator pencapaian
kesejahteraan rakyat. Indikator kesejahteraan rakyat yang dihasilkan dari Susenas
antara lain meliputi bidang pendidikan seperti ; angka partisipasi sekolah, angka
melek huruf, angka putus sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan, status
perkawinan, dan alasan berhenti/tidak melanjutkan sekolah. Di bidang kesehatan
dapat diperoleh informasi mengenai; angka morbiditas, pemanfaatan fasilitas
kesehatan, pemberian ASI, imunisasi, penolong persalinan, fertilitas dan keluarga
berencana. Di bidang ekonomi, dapat digali informasi mengenai distribusi pendapatan,
pola konsumsi rumah tangga dan rata-rata pengeluaran penduduk perkapita.
Sementara dari hasil Sakernas dapat diperoleh berbagai informasi ketenagakerjaan
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 2
seperti; lapangan dan status pekerjaan penduduk, pengangguran dan pekerja
berdasarkan tingkat pendidikan..
Masih banyak indikator-indikator lainnya yang dihasilkan dari Susenas dan
Sakernas, namun karena keterbatasan tempat, tidak semua indikator tersebut dapat
dipublikasikan. Indikator-indikator khusus yang tidak disajikan dalam publikasi ini
dapat diakses atau diperoleh melalui kemasan media komputer maupun mengolahnya
dari data mentah (raw data).
1.2. Sistematika Penyajian
Penyajian data/tabel dalam publikasi ini dikelompokkan menjadi tujuh bagian.
Bagian pertama merupakan masalah Kependudukan termasuk jumlah penduduk,
angka beban tanggungan, kelompok umur dan status perkawinan. Bagian kedua
menyajikan mengenai kondisi kesehatan penduduk yang menyangkut keluhan
kesehatan, penolong kelahiran balita, pemberian ASI dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan. Dibagian ke tiga ditampilkan kondisi pendidikan penduduk yang mencakup
partisipasi sekolah, status pendidikan, tingkat pendidikan dan melek huruf. Dibagian
keempat menyajikan kondisi ketenagakerjaan yang mencakup angkatan kerja,
lapangan pekerjaan penduduk serta pengangguran. Fertilitas dan KB disajikan pada
bagian ke lima. Gambaran mengenai kondisi Perumahan penduduk disajikan pada
bagian ke enam, ditutup dengan data distribusi pendapatan dan pola konsumsi pada
bagian terakhir.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 3
BAB II METODE SURVEI
2.1. Ruang Lingkup
Susenas dan Sakernas 2011 dilaksanakan diseluruh wilayah Republik Indonesia
termasuk di Kabupaten Buleleng, dengan jumlah sampel rumah tangga sebanyak 720
rumah tangga untuk susenas dan 480 sampel rumah tangga untuk Sakernas. Sampel-
sampel tersebut tersebar di seluruh kecamatan/desa/kelurahan.
Data yang dihasilkan dari sampel hanya representatif untuk disajikan sampai
pada tingkat kabupaten/kota dan dapat dibedakan menurut tipe daerah (perkotaan
dan pedesaan), namun belum bisa disajikan menurut kecamatan karena terbatasnya
sampel
Rumah tangga yang disurvei adalah rumah tangga biasa yang tinggal dalam blok
sensus biasa. Sementara rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus khusus dan
yang berada di blok sensus biasa tidak dipilih sebagai sampel. Data yang diperoleh
dari seluruh rumah tangga sampel dikumpulkan dengan menggunakan daftar
VSEN2011.K untuk Susenas dan SAK2011.AK untuk Sakernas.
2.2. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan untuk Susenas dan Sakernas 2011 terdiri dari
kerangka sampel untuk pemilihan kecamatan, kerangka sampel untuk pemilihan blok
sensus, dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Kerangka sampel untuk
pemilihan kecamatan di daerah pedesaan adalah daftar kecamatan dalam setiap
kabupaten/kota yang telah diurutkan menurut letak geografis.
Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar
blok sensus yang dibedakan menurut blok sensus yang terletak di kota besar, kota
sedang dan kota kecil di setiap kabupaten/kota. Untuk daerah pedesaan, pemilihan
blok sensus menggunakan daftar blok sensus yang terdapat dalam setiap kecamatan
terpilih.
Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga
yang terdapat dalam frame SP2011.C1 dan terlebih dahulu dilakukan pemutakhiran
muatan dengan menggunakan daftar VSEN11.P (pemutakhiran) untuk kegiatan
susenas dan dengan daftar SAK11.P untuk kegiatan sakernas..
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 4
2.3. Rancangan Sampel
Rancangan sampel yang digunakan adalah rancangan sampel bertahap dua untuk
daerah perkotaan dan bertahap tiga untuk daerah pedesaan. Pemilihan sampel untuk
daerah perkotaan dan pedesaan dilakukan secara terpisah.
Pemilihan sampel untuk daerah perkotaan pada tahap pertama, dari kerangka
sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.
Kemudian dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak 10 rumah tangga juga
secara linier sistematik sampling, sedangkan untuk Sakernas minimal 10 rumahtangga
tergantung hasil SAK2011.P.
Pemilihan sampel untuk daerah pedesaan pada tahap pertama, dari kerangka
sampel kecamatan dipilih sejumlah kecamatan secara probability propotional to size,
dengan size banyaknya rumah tangga dalam kecamatan. Tahap kedua, dari setiap
kecamatan terpilih dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.
Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak minimal 10 rumah
tangga juga secara linier sistematik sampling.
Pemilihan kecamatan dan blok sensus dilakukan di BPS RI sedangkan pemilihan
rumah tangga dilakukan di BPS kabupaten/kota berdasarkan hasil pemutakhiran dafatr
VSEN2011.P dan SAK2011.P pada setiap blok sensus.
2.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap
muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner Susenas dan Sakernas 2011 yang ditujukan kepada individu diusahakan
agar individu yang bersangkutanlah yang menjadi responden. Keterangan tentang
rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga,
suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui
tentang karakteristik yang ditanyakan.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 5
2.5. Pengolahan Data
Pengolahan, mulai dari tahap perekaman data (data entry), pemeriksaan
konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya
dilakukan dengan menggunakan komputer.
Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan cek awal atas kelengkapan
isian daftar pertanyaan, penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar,
termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antar satu jawaban dengan jawaban yang
lainnya.
Proses perekaman data yang berasal dari Daftar VSEN 2011. K (kelompok kor)
dan VSEN2011.M1(kelompok modul) dilakukan di BPS kabupaten/kota dan
SAK2011.AK juga dilakukan di BPS kabupaten/kota.
2.6. Konsep dan Definisi
Untuk menghindari adanya salah persepsi dalam memahami data yang disajikan,
barikut ini disajikan beberapa konsep/definisi dan batasan yang digunakan dalam
Susenas dan Sakernas 2011 sebagai berikut :
2.6.1 Tipe Daerah
Untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu termasuk daerah
perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan)
yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel yakni
kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses ke fasilitas umum.
2.6.2 Blok Sensus
Blok sensus merupakan daerah kerja dari seorang pencacah Susenas 2011. Ada
tiga jenis blok sensus yaitu :
Blok Sensus Biasa adalah blok sensus yang sebagian besar muatannya antara
80-120 rumah tangga atau bangunan tempat tinggal atau bangunan bukan tempat
tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 6
Blok Sensus Khusus adalah bermuatan sekurang kurangnya 100 orang kecuali
Lembaga Pemasyarakatan, tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus
antara lain : asrama militer, daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk
yang dijaga.
Blok Sensus Persiapan adalah daerah yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan,
rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas pemukiman yang terbakar.
2.6.3 Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga
Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah
tangga khusus.
Rumah Tangga Biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu
dapur (mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu).
Rumah Tangga Khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti
asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan dan kelompok orang yang
mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. (Rumah tangga
khusus tidak dicakup dalam Susenas).
Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di
suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun
sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih
dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah
tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Kepala Rumah Tangga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang
dianggap/ ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 7
2.6.4 Status Perkawinan
Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)
pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang
dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan
sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.
Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami/istri karena bercerai dan belum kawin
lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi
masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat
lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita
yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.
Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.
2.6.5 Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi
kesehatan, kejiwaan, kecelakaan, atau hal lain. Seseorang yang menderita penyakit
kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu
bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.
Rawat jalan atau berobat jalan adalah kegiatan atau upaya responden yang
mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan atau mengatasi gangguan/
keluhan kesehatannya dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern
atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas medis ke rumah
pasien.
Rawat inap adalah kegiatan atau upaya responden yang mempunyai keluhan
kesehatan untuk mengatasi gangguan/keluhan kesehatannya dengan mendatangi
tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional dengan menginap
minimal 1 malam.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 8
2.6.6 Pendidikan
Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi, termasuk pendidikan yang disamakan.
Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak atau belum pernah bersekolah di sekolah
formal, misalnya tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke
Sekolah Dasar (SD).
Masih bersekolah adalah sedang mengikuti pendidikan di pendidikan dasar,
pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.
Tidak sekolah lagi adalah pernah mengikuti pendidikan dasar, menengah atau tinggi,
tetapi pada saat pencacahan tidak bersekolah lagi.
Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu
jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda
tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah
mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah.
2.6.7 Ketenagakerjaan.
Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama seminggu
yang lalu mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena
suatu sebab seperti menunggu panen, sedang cuti dan sedang menunggu pekerjaan
berikutnya (pekerja bebas profesional seperti dukun dan dalang). Disamping itu
mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau
mengharapkan dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja.
Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama
seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan tidak melakukan
suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja atau mencari pekerjaan.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 9
Kegiatan yang terbanyak dilakukan adalah kegiatan yang menggunakan waktu
terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit 1 jam
dalam seminggu berturut turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa
upah yang membantu dalam usaha/kegiatan ekonomi).
Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mempunyai pekerjaan
tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti,
menunggu panen dan mogok, termasuk menunggu pekerjaan bagi yang sudah diterima
bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.
Jumlah Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja
dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu.
Lapangan Pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/
instansi tempat seseorang bekerja.
Jenis Pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang.
Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan.
2.6.8 Fertilitas dan KB
Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda
kehidupan walaupun mungkin hanya beberapa saat saja seperti jantung berdenyut,
bernafas, dan menangis. Anak yang pada waktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan disebut lahir mati.
Medis Operasi Wanita (MOW) /sterilisasi wanita/tubektomi adalah operasi yang
dilakukan pada wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan, yaitu mengikat saluran
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 10
telur. Operasi tersebut dimaksudkan agar wanita itu tidak dapat mempunyai anak lagi.
Operasi untuk mengambil rahim atau indung telur kadang-kadang dilakukan karena
alasan-alasan lain, bukan untuk memberikan perlindungan agar wanita tidak
mempunyai anak lagi. Yang dicatat sebagai sterilisasi di sini hanya operasi yang
ditujukan agar seorang wanita tidak bisa mempunyai anak lagi.
Medis Operasi Pria (MOP) /sterilisasi pria/vasektomi adalah suatu operasi ringan
yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada
pasangannya.
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus Device)/Spirl) adalah
alat yang dibuat dari plastik halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas
dan lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat ini
berfungsi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama.
Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan dengan jalan
menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh, misalnya satu, tiga atau enam bulan
sekali.
Susuk KB/Norplan/Implanon/Alwalit (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) adalah
enam batang logam kecil yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Orang dikatakan menggunakan susuk KB apabila
susuk KB terakhir dipasang di tubuhnya kurang dari 5 (lima) tahun sebelum
pencacahan. Termasuk suntikan di bawah kulit (implanta).
Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini harus
diminum secara teratur setiap hari. Orang dikatakan sedang menggunakan pil KB,
apabila sejak haid terakhir, ia minum pil KB setiap hari. Orang yang biasanya minum
pil KB tetapi pernah lupa minum pil KB selama dua hari, namun pada hari berikutnya
minum 2 (dua) pil KB sekaligus, tetap dicatat sebagai menggunakan pil KB.
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet, berbentuk seperti balon, yang
dipakai oleh laki-laki selama bersenggama dengan maksud agar istrinya/pasangannya
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 11
tidak menjadi hamil. Waktu rujukan pemakaian kondom adalah sampai dengan waktu
kumpul terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara. Orang dikatakan sedang
menggunakan kondom apabila sejak haid terakhir pasangannya selalu menggunakan
alat kontrasepsi tersebut waktu berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir (jadi ia
terlindung).
Intravag/Tissue/Kondom Wanita adalah tissue KB yang dimasukkan ke dalam
vagina sebelum kumpul. Waktu rujukan cara ini adalah sampai dengan waktu kumpul
terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara.
Alat/cara KB tradisional, antara lain :
a. Pantang berkala/sistem kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan
tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam
siklus bulanan, seorang wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan. Cara
ini tidak sama dengan puasa (abstinensi), yaitu tidak bersenggama untuk beberapa
bulan tanpa memperhitungkan siklus bulanan wanita dengan tujuan agar ia tidak
hamil. Orang dianggap menggunakan cara ini apabila ia melakukannya dalam 30
hari terakhir sebelum wawancara.
b. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh laki-laki untuk mencegah
masuknya air mani ke dalam rahim wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya
sebelum terjadi ejakulasi (klimaks). Waktu rujukan cara ini adalah untuk kumpul
terakhir dalam 30 hari.
c. Cara tradisional lainnya misalnya tidak campur (puasa), jamu, urut.
2.6.9 Perumahan
Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-
hari. Bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak
dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak,
lantai jemur (lamporan semen), dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung).
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 12
Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang telah diproses menjadi jernih
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Sumber air
ini diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM (Perusahaan Air Minum/Perusahaan Daerah
Air Minum/Badan Pengelola Air Minum).
Air sumur/perigi terlindung bila lingkar mulut sumur/perigi tersebut dilindungi oleh
tembok paling sedikit setinggi 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah
tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut
sumur atau perigi.
2.6.10 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan
rumah tangga sebulan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga dibagi dengan
banyaknya anggota rumah tangga. Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga
dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan tanpa
memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk keperluan rumah
tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha rumah
tangga atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan
ditanyakan selama seminggu yang lalu, sedangkan pengeluaran non makanan setahun
dan sebulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun non makanan selanjutnya
dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan.
Konsumsi Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan makanan termasuk makanan jadi, rokok dan tembakau.
Konsumsi Non Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya
perumahan, pendidikan, kesehatan, aneka barang dan jasa, pakaian dan barang tahan
lama tanpa memperhatikan asal barang.
Distribusi Pendapatan adalah banyaknya pendapatan yang diterima oleh masing-
masing rumah tangga / penduduk suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Gini Ratio (GR) adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat
pemerataan pendapatan suatu masyarakat di suatu daerah. GR merupakan salah satu
indikator yang sering digunakan untuk mengetahui kesenjangan distribusi pendapatan,
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 13
nilainya antara Nol sampai Satu. Bila GR sama dengan Nol berarti distribusi
pendapatan amat merata sekali karena setiap golongan penduduk menerima bagian
pendapatan yang sama.
Pola Konsumsi adalah kecendrungan rumah tangga/penduduk membelanjakan
pendapatannya dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi untuk penduduk tersebut,
baik konsumsi makanan maupun non makanan.
Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan adalah seluruh biaya pengeluaran yang
dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga (art) sebulan dibagi jumlah anggota
rumah tangga.
Kriteria Bank Dunia
Bank Dunia membagi penduduk menurut kelompok pendapatan menjadi tiga
kelompok pendapatan yaitu pertama 40 persen penduduk berpendapatan rendah,
kedua 40 persen penduduk berpendapatan menengah dan ketiga 20 persen penduduk
berpendapatan tinggi (untuk melihat pemerataan, difokuskan perhatiannya pada
perkembangan pendapatan 40 persen yang berpendapatan terendah saja dengan
pedoman sbb : pendapatan yang diterima diatas 17 persen tergolong ketimpangan
rendah, 12-17 persen tergolong ketimpangan sedang dan kurang dari 12 persen
tergolong ketimpangan tinggi).
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.1 KEPENDUDUKAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 14
BAB III.1. KEPENDUDUKAN
Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah
masalah kependudukan yang mencakup antara lain: jumlah, komposisi dan distribusi
penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila
kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban pembangunan bila kuali-
tasnya rendah.
Dari hasil susenas 2011, jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun
2011 diperkirakan sebanyak 637.049 terdiri dari 315.869 laki-laki dan 321.180
perempuan. Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 174.192 diprediksikan bahwa
setiap rumah tangga rata-rata memiliki anggota sebanyak 3,66 jiwa. Memperhatikan
jumlah penduduknya, Kabupaten Buleleng mempunyai jumlah penduduk paling besar
diantara sembilan kabupaten/kota di Bali, dengan proporsi sebesar 16,03 persen
penduduk bali ada di Kaupaten Buleleng. Keterbandingan penduduk Kabupaten
Buleleng menurut jenis kelamin (sex ratio) tercatat sebesar 98,35 persen. Sex rasio di
bawah 100 persen menandakan bahwa penduduk laki-laki jumlahnya lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Dari 100 penduduk perempuan
hanya ada 98 penduduk laki-laki.
Distribusi penduduk menurut kelompok umur (tabel 3.1.1 dan 3.1.2)
menunjukkan bahwa 27,82 persen penduduk Kabupaten Buleleng berusia muda
(umur 0-14 tahun), sebanyak 64,66 persen berusia produktif (umur 15-64 tahun) dan
hanya 7,52 persen yang berumur 65 tahun ke atas, sehingga berdasarkan angka
mutlaknya diperoleh angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten
Buleleng sebesar 54,66. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung lebih dari separo (55 orang) usia tidak produktif. Semakin besar proporsi
penduduk usia muda, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk
usia produktif. Angka ketergantungan lebih banyak tertumpu pada penduduk anak-
anak (43,02 persen), sementara beban tanggungan pada penduduk usia lanjut (11,63
persen).
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 15
Berikut disajikan beberapa Indikator Kependudukan di Kabupaten Buleleng (table
3.1.1)
Beberapa Indikator Kependudukan
Di Kabupaten Buleleng, 2011
Indikator Nilai
(1) (2)
1. Luas Wilayah (Km2) 1365.88
2. Jumlah Rumah Tangga 174,192
3. Jumlah Penduduk 637,049
a. Laki-laki 315,869
b. Perempuan 321,180
c. Anak-anak (0-14 tahun) 177,223
d. Usia produktif (15-64 tahun) 411,914
e. Usia lanjut (65 tahun lebih) 47,912
f. Usia kerja;
- 10 tahun lebih 519,559
- 15 tahun lebih 459,826
g. Usia Pendidikan :
- SD/MI (7-12 tahun) 73,014
- SMP/MTs (13-15 tahun) 34,854
- SMA/MK/MA (16-18 tahun) 30,234
- Univ./PT (19-24) 51,872
h. PAUD;
- Usia 2-4 tahun 36,498
- Usia 5-6 tahun 22,144
- Usia 2-6 tahun 58,642
4. Kepadatan per Km2 466.40
5. Rata-rata Art per rumah tangga 3.66
6. Sex Ratio 98.35
7. Status Perkawinan (%);
- Belum kawin 42.20
- Kawin 52.00
- Cerai hidup 1.00
- Cerai mati (janda/duda) 4.80
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 16
Tabel komposisi penduduk menurut status perkawinan (tabel 3.1.4)
menunjukkan bahwa penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih besar
(32,57 persen) dibanding penduduk perempuan (22,58 persen). Sementara itu
penduduk perempuan yang berstatus janda (cerai hidup dan cerai mati) sebesar 7,1
lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki yang berstatus duda (cerai hidup dan
cerai mati) yaitu hanya 3,37 persen.
Gambar 1:
Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2011
Laki-laki Perempuan
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 17
Tabel 3.1.1 :
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Kelompok Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan L + P
(1) (2) (3) (4)
0 - 4 9.13 9.47 9.30
5 - 9 10.15 8.14 9.14
10 - 14 10.20 8.57 9.38
15 - 19 8.30 7.35 7.82
20 - 24 6.57 7.34 6.96
25 - 29 7.42 8.67 8.05
30 - 34 8.04 6.76 7.40
35 - 39 8.06 8.55 8.31
40 - 44 6.86 6.14 6.50
45 - 49 7.26 7.23 7.24
50 - 54 5.08 6.68 5.89
55 - 59 3.74 3.91 3.83
60 - 64 2.51 2.81 2.66
65 - 69 3.14 3.70 3.42
70 - 74 1.81 1.42 1.61
75 + 1.71 3.24 2.48
Total : 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 18
Tabel 3.1.2
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Anak-anak,
Produktif, dan Lanjut Usia, Kabupaten Buleleng 2011
Kelompok Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Usia anak-anak (0-14 tahun) 29.48 26.18 27.82
2. Usia produktif (15-64 tahun) 63.85 65.46 64.66
3. Lanjut usia (65 tahun lebih) 6.67 8.36 7.52
Jumlah : 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 19
Tabel 3.1.3
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Khusus,
Kabupaten Buleleng 2011
Kelompok Usia Khusus
Jenis Kelamin
Laki-
laki Perempuan L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Usia Jenjang Kehidupan (%) :
a. Anak-anak (0-14 th.) 29.48 26.18 27.82
b. Remaja (15-19 th.) 8.30 7.35 7.82
c. Muda (20-39 th.) 30.09 31.32 30.71
d. Dewasa (40-54 th.) 19.20 20.05 19.63
e. Tua (55-64 th.) 6.25 6.73 6.49
2. Usia jenjang pendidikan(%) :
a. PAUD (2-6 tahun) 10.98 10.70 10.84
- PAUD (2-4 tahun) 5.37 6.08 5.73
- PAUD (5-6 tahun) 3.94 3.02 3.48
b. Usia SD/MI (7-12 th) 12.76 10.18 11.46
c. Usia SMP/MTs (13-15 th) 5.89 5.06 5.47
d. Usia SMA/MK/MA (16-18 th) 4.97 4.52 4.75
e. Usia Univ/PT (19-24 th) 7.65 8.63 8.14
3. Usia Kerja (%) :
a. Usia 10 tahun lebih 80.72 82.38 81.56
b. Usia 15 th lebih 70.52 73.82 72.18
4. Usia Keaksaraan (%):
a. Melek huruf usia 10 th lebih 95.18 84.11 89.54
b. Melek huruf usia 15 th lebih 94.57 82.27 88.23
c. Melek huruf (15-24 th) 97.05 99.45 98.25
d. Melek huruf (25-64 th) 95.37 84.61 89.85
e. Melek huruf (65 th lebih) 83.19 37.89 57.81
5. Usia Subur (15-49) 52.52 52.05 52.28
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 20
Tabel 3.1.4
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Status Perkawinan
dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Status Perkawinan
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Belum Kawin 32.57 25.84 29.14
2. Kawin 64.07 63.45 63.76
3. Cerai Hidup 0.83 1.57 1.2
4. Cerai Mati 2.54 9.14 5.9
Jumlah : 100 100 100
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.2 KESEHATAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 21
BAB III.2. KESEHATAN
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
lebih baik. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah
banyak dilakukan oleh Pemerintah selama ini; diantaranya dengan memberikan
penyuluhan kesehatan agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat;
penyediaan berbagai fasilitas umum seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa,
pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
penduduk adalah angka kesakitan (morbidity rate). Tabel 3.2.1 menunjukkan
banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan dan
komposisi penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut jenis keluhan.
Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan
yang lalu adalah 51,06 persen, angka ini turun sebesar 9,59 persen dari kondisi tahun
2011 yang tercatat 60,65 persen. Empat jenis keluhan yang paling banyak dialami
penduduk adalah sakit batuk (laki-laki 38,43 % perempuan 34,94 %), panas (laki-laki
35,55% perempuan 35,54%), pilek (laki-laki 31,97% perempuan 30,09%) dan sakit
kepala berulang (laki-laki 15,37% perempuan 26,32%).
Komposisi jenis keluhan antara laki-laki dengan perempuan tercatat lebih
besar diderita oleh penduduk perempuan yakni sebesar 51,95 persen dari jumlah
penduduk perempuan, sedangkan penduduk laki-laki yang mengalami keluhan
penyakit tercatat 50,15 persen dari penduduk laki-laki.
Tabel 3.2.2 menunjukkan gambaran tentang cara penanganan penduduk dalam
menanggulangi keluhan kesehatan yang dialaminya, sebagian besar penduduk
melakukan pengobatan sendiri (67,51 persen). Dan beberapa diantaranya ada yang
berobat jalan (57,17 persen). Sedangkan sebagian kecil saja penduduk membiarkan
keluhannya tanpa melakukan pengobatan (6,19 persen).
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 22
Selanjutnya pada tabel 3.2.3 digambarkan bahwa diantara penduduk yang
melakukan pengobatan sendiri, sebagian besar dari mereka telah menggunakan obat
modern (79,94 persen). Namun demikian masih cukup banyak yang menggunakan
obat tradisoinal (58,93 persen). Untuk penggunaan obat modern lebih banyak
dikonsumsi oleh penduduk laki-laki (laki-laki 80,04%, perempuan 79,85%).
Penggunaan obat tradisional di Buleleng masih lebih banyak digemari oleh perempuan
(perempuan 60,24%, laki-laki 57,53%).
Gambaran tentang karakteristik penduduk yang melakukan penanggulangan
keluhan dengan cara berobat jalan disajikan pada tabel 3.2.4. Fasilitas kesehatan yang
relatif banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan adalah Praktek petugas
kesehatan (40,07 %) disusul pada Praktek dokter (28,67 %) dan pada Puskesmas/
Puskesmas Pembantu (24,98 %). Pembangunan kesehatan di Buleleng nampaknya
sudah cukup bagus. Hal ini terlihat dari kesadaran dan pemahaman penduduk
Buleleng yang sebagian besar telah memanfaatkan fasilitas kesehatan terlatih,
ketimbang harus menggunakan fasilitas yang tidak terlatih seperti dukun atau tenaga
lainnya.
Keluhan kesehatan terkadang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari bagi si
penderitanya. Gangguan yang cukup lama akan berefek kepada turunnya produktifitas
penduduk dan sebagai konsekuensinya dapat menyebabkan menurunnya pendapatan.
Lamanya gangguan akibat keluhan kesehatan bagi penduduk buleleng maklsimal
terganggu selama lebih tiga hari. (Tabel 3.2.5).
Kesehatan balita (bayi bawah lima tahun) selain dipengaruhi oleh kesehatan
ibu juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah penolong kelahiran. Data
komposisi penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan
terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, persalinan yang
ditolong oleh tenaga medis seperti dokter, bidan dan paramedis dianggap lebih baik
dibandingkan yang ditolong oleh dukun, famili atau lainnya.
Tabel 3.2.6 menunjukkan persentase balita menurut penolong pertama waktu
lahir, sedangkan tabel 3.2.7 penolong terakhir balita waktu lahir. Dari tabel 3.2.7
diketahui bahwa secara umum sebagian besar penolong kelahiran balita di Kabupaten
Buleleng adalah bidan (75,41 %), sedangkan balita yang ditolong tenaga Non medis
(dukun dan family) waktu lahir tercatat sebesar 2,84 persen.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 23
Medis
97,16%
Non Medis
2,84%
Apabila dikaitkan hubungannya antara penolong pertama kelahiran bayi
dengan terakhir (tabel 3.2.6 dengan 3.2.7) terlihat bahwa dukun sebagai penolong
pertama kelahiran dan terakhir bertahan di angka 1,63 persen, sementara dokter
sebesar 20,36 persen pada penolong pertama kelahiran naik menjadi 21,64 persen
pada penolong terakhir, demikian juga yang ditolong oleh Bidan, sebesar 76,69 persen
pada penolong pertama kelahiran, turun menjadi 75,41 persen pada penolong
kelahiran terakhir. Fenomena ini wajar bahwa persalinan oleh tenaga medis dianggap
lebih baik dibandingkan dengan tenaga non medis.
Gambar 2 : Penolong Persalinan Balita Terakhir,
Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Salah satu faktor penting untuk perkembangan anak adalah pemberian Air
Susu Ibu (ASI). ASI merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi dan
dapat mempercepat perkembangan berat badan. Selain itu ASI mengandung zat
penolak/pencegah penyakit serta dapat memberikan kepuasan dan mendekatkan hati
ibu dan anak sebagai sarana menjalin hubungan kasih sayang. Banyak ibu-ibu yang
telah menyadari pentingnya ASI bagi bayi serta menyadari bahwa salah satu
kodratnya sebagai seorang ibu adalah menyusui anaknya.
Pada tabel 3.2.8 menunjukkan bahwa rata-rata lama pemberian ASI
anak-anak di Kabupaten Buleleng relatif terlihat cukup tinggi. terlihat bahwa yang
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 24
disusui 24 bulan ke atas sebesar 30,99 persen dan yang disusui kurang dari 12 bulan
sebesar 22,44 persen. Lama pemberian ASI yang ideal adalah antara 18 – 23 bulan,
pemberian ASI yang ideal telah tercatat sebanyak 46,57 persen dari total balita. Jika
dirinci menurut jenis kelamin, pemberian ASI ideal laki-laki sebanyak 47,42 persen
dan perempuan sebanyak 45,76 persen. Namun disayangkan masih ada 3,35 persen
bayi yang tidak disusui tanpa data pendukung mengenai penyebabnya.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah pomeo dibidang kesehatan,
mencegah timbulnya penyakit diantaranya dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi
terutama diperlukan oleh balita agar supaya tubuhnya kebal terhadap serangan
penyakit tertentu yang sering kali mengakibatkan kematian. Dengan pemberian
imunisasi tubuh dirangsang agar menghasilkan anti bodi sehingga jika diserang
penyakit maka tubuh sudah bersiap diri. Dari tabel 3.2.9 terlihat sudah 100 persen
balita mendapat pelayanan imunisasi.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 25
Beberapa Indikator Kesehatan
di Kabupaten Buleleng 2011
Indikator
Persentase
Laki Prp L + P
(1) (5) (6) (7)
1. Penduduk mengalami Keluhan Kesehatan 50.15 51.95 51.06
2. Empat jenis keluhan terbanyak : a. Batuk 38.43 34.94 36.64 b. Panas 35.55 35.54 35.54 c. Pilek 31.97 30.09 31.01
d. Sakit kepala 15.37 26.32 20.99
3. Tingkat Kesakitan Penduduk 36.22 36.69 36.46
4. Balita menurut penolong kelahiran pertama :
a. Dokter 15.83 24.65 20.36 b. Bidan 81.41 72.22 76.69 c. Tenaga medis 0.23 0.00 0.11 d. Dukun 1.40 1.86 1.63 e. Famili/keluarga 1.14 1.27 1.21
4. Balita menurut pemberian ASI : a. Diberi ASI 97.98 95.39 96.65 b. Tidak diberi ASI 2.02 4.61 3.35
5. Pemberian Imunisasi balita: a. BCG 93.80 98.07 95.99 b. DPT 92.89 92.58 92.73 c. Polio 92.89 91.60 92.23
d. Campak/Morbili 79.28 77.12 78.17 e. Hepatitis 95.15 91.65 93.35
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 26
Tabel 3.2.1
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, menurut Jenis
Keluhan, Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2011
Jenis Keluhan
Tahun 2010 Tahun 2011
Laki Prp L + P Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Panas 31,90 30,3 31,10 35.55 35.54 35.54
2. Batuk 31,90 30,00 30,90 38.43 34.94 36.64
3. Pilek 27,90 25,90 26,90 31.97 30.09 31.01
4. Asma/Sesak Napas 5,80 5,40 5,60 5.85 7.19 6.54
5. Diare/buang air 4,90 3,20 4,00 6.45 7.09 6.78
6. Sakit kepala berulang 15,70 18,40 17,10 15.37 26.32 20.99
7. Sakit gigi 4,10 4,90 4,50 5.63 5.25 5.43
8. Lainnya 21,40 26,00 23,70 53.26 55.94 54.63
Penduduk yang mengalami 58,35 62,90 60,65 50.15 51.95 51.06
keluhan kesehatan
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 27
Tabel 3.2.2
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut
Cara Pengobatan, dan Jenis Kelamin Kab. Buleleng, 2011
Cara Pengobatan
Penduduk mengalami keluhan (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Tidak melakukan pengobatan 5.51 6.83 6.19
2. Mengobati sendiri 67.06 67.94 67.51 3. Berobat jalan 57.91 56.47 57.17
4. Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan 50.15 51.95 51.06
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 28
Tabel 3.2.3 :
Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis
Obat dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Jenis Obat yang Digunakan
Penduduk Berobat Sendiri (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Obat tradisionil 57.53 60.24 58.93
2. Obat Modern 80.04 79.85 79.94
3. Lainnya 3.56 3.35 3.45
4, Penduduk yang
mengobati sendiri 67.06 67.94 67.51
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 29
Tabel 3.2.4
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas
Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kab. Buleleng, 2011
Fasilitas Pengobatan
Penduduk Berobat Jalan (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Rumah sakit pemerintah 1.99 2.11 2.05
2. Rumah sakit swasta 1.11 1.49 1.30 3. Praktek dokter 31.52 25.93 28.67
4. Puskesmas/pustu 23.51 26.39 24.98 5. Praktek Nakes 38.83 41.26 40.07 6. Praktek Batra 1.80 1.44 1.62 7. Dukun 0.00 0.00 0.00
8. Lainnya 1.24 1.37 1.31
9. Penduduk yang berobat Jalan 57.91 56.47 57.17
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 30
Tabel 3.2.5
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu
Kegiatannya, Menurut jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin
Kabupaten Buleleng, 2011
Jumlah Hari Sakit
Penduduk Mengalami Keluhan (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
<= 3 hari 55.41 53.63 54.51
4 - 7 hari 28.85 29.83 29.35
8 - 14 hari 7.88 5.95 6.90
15 - 21 hari 2.20 3.37 2.80
22 - 30 hari 5.65 7.22 6.45
Penduduk yang mengalami kelu- han dan terganggu kegiatannya 36.22 36.69 36.46
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 31
Tabel 3.2.6 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama
Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Penolong Kelahiran Pertama
Banyaknya Balita (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
Dokter 15.83 24.65 20.36
Bidan 81.41 72.22 76.69
Tenaga Medis 0.23 0.00 0.11 Dukun 1.40 1.86 1.63 Famili/Keluarga 1.14 1.27 1.21
Jumlah : 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 32
Tabel 3.2.7
Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Tarakhir
Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Penolong Kelahiran Terakhir
Banyaknya Balita (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
Dokter 17.86 25.23 21.64
Bidan 79.37 71.65 75.41 Tenaga Medis 0.23 0.00 0.11 Dukun 1.40 1.86 1.63 Famili/Keluarga 1.14 1.27 1.21
Jumlah : 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 33
Tabel 3.2.8
Persentase Balita Menurut Lamanya diberi ASI
Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Lamanya diberi ASI Banyaknya Balita (%)
(bulan) Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
- Diberi ASI 97.98 95.39 96.65 - Tidak diberi ASI 2.02 4.61 3.35
- Jumlah 100.00 100.00 100.00
1 – 5 11.68 14.72 13.22
6 – 11 11.11 7.37 9.22
12 – 17 23.36 23.57 23.46
18 – 23 24.06 22.19 23.11
24 + 29.79 32.16 30.99
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 34
Tabel 3.2.9
Persentase Balita Menurut Pemberian Imunisasi, dan
Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Pemberian Imunisasi/ Banyaknya Balita (%)
Jenis Imunisasi Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
- Mendapat Imunisasi 100.00 100.00 100.00 - Tidak Mendapat Imunisasi 0.00 0.00 0.00
- Jumlah 100.00 100.00 100.00
BCG 93.80 98.07 95.99 DPT 92.89 92.58 92.73 POLIO 92.89 91.60 92.23 CAMPAK 79.28 77.12 78.17 HEPATITIS B 95.15 91.65 93.35
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.3 PENDIDIKAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 35
BAB III.3. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari
kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945 dimana
dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak dari setiap warga negara yang bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan
mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu bangsa. Sejauh mana
amanat ini dilaksanakan tercermin antara lain dari Statistik Pendidikan penduduk yang
akan dibahas secara singkat dalam uraian berikut. Dalam bagian ini antara lain
disajikan gambaran umum mengenai partisipasi penduduk di bidang pendidikan,
status pendidikan, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan tingkat melek huruf
penduduk.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan perbandingan antara penduduk
usia sekolah yang masih bersekolah dengan penduduk usia sekolah. APS biasanya
diterapkan untuk kelompok umur sekolah menurut jenjang pendidikan SD (usia 7-12
tahun), SMP (13-15 tahun) dan SMA (16-18 tahun). Secara matematis APS dapat
dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Penduduk Usia 7-12 tahun yang Masih
Bersekolah dibagi Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun dikali 100.
Penduduk usia 7-12 tahun (usia SD) dan usia 13-15 tahun (usia SMP) seperti terlihat
pada table 3.3.2 di Kabupaten Buleleng sudah cukup membanggakan karena telah
tercatat sebesar 98,59 persen untuk APS usia SD dan 89,52 persen untuk APS usia
SMP, walaupun demikian masih perlu mendapat perhatian berkaitan dengan program
wajib belajar sembilan tahun. Program ini menjadi dasar bagi pembangunan SDM dan
keberhasilannya akan menjadi pondasi yang kokoh bagi kelangsungan pembangunan
pendidikan dimasa depan. APS SD maupun SMP tersebut belum mencapai angka
yang diharapkan (100 persen) karena masih ada sekitar 1,89 persen penduduk yang
tidak/belum sekolah atau berhenti sekolah yaitu 1,89 peren di SD dan 0,48 persen di
SMP.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 36
Angka Partisipasi Sekolah ( APS ) Penduduk Usia
7-18 Tahun Di Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Kelompok Umur /
Jenjang pendidikan APS Laki-Laki APS Perempuan
(1) (2) (3)
Jenjang SD (7-12 tahun)
Jenjang SMP/MTs (13-15 tahun)
Jenjang SMA/MK/MA (16-18 tahun)
98,08
85,59
67,04
98,67
98,67
64,06
Dari tabel di atas terlihat APS antara penduduk laki-laki dan perempuan pada
kelompok usia SD (7-12) tahun hampir seimbang sedangkan pada kelompok usia
SMP/MTs (13-15 tahun) APS penduduk laki kalah cepat dengan perempuan, dan
polanya berbalik lagi di jenjang SMA/MK/MA, APS penduduk perempuan kalah
cepat dengan penduduk laki-laki.
Gambar : 3. APS Usia 7 – 18 Tahun di Kabupaten Buleleng, 2011
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
7-12 Th 13-15 Th 16-18 Th
98,1
85,6
67,0
98,7
89,6
64,1
98,3
87,5
65,6
Laki Perempuan L + P
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 37
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu
kelompok umur tertentu yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan
kelompok umurnya. APM SD diformulasikan sebagai berikut :
Jumlah Murid SD Usia 7-12 tahun
APM SD = ------------------------------------------------------ X 100
Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun
Pada umumnya APM digunakan untuk melihat seberapa jauh anak-anak usia
sekolah bersekolah secara tepat waktu sesuai dengan umur mereka dan juga bisa
diterapkan sesuai jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA, dengan demikian angka
APM akan selalu lebih kecil atau maksimal sama dengan APS dan pada dasarnya
APM tidak memberikan analisa yang berbeda dari APS. APM SD sebesar 91,04
persen atau setiap 100 penduduk usia 7-12 tahun terdapat sekitar 91 orang penduduk
usia 7-12 tahun yang bersekolah SD, sebesar 65,53 persen APM SMP berarti setiap
100 orang penduduk usia 13-15 tahun terdapat sekitar 65 orang yang bersekolah SMP
sedangkan APM SMA baru sebesar 60,37 persen atau baru sekitar 60 orang usia 16-18
tahun yang bersekolah pada SMA (tabel 3.3.3)
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu
jenjang pendidikan tertentu yang sesuai dengan kelompok umur tersebut. Tidak
berbeda dengan APS dan APM, APK juga dibedakan menurut jenjang pendidikan dan
secara matematis diformulasikan sebagai berikut :
Jumlah Murid di SD
APK – SD = ------------------------------------------------------- X 100
Jumlah Penduduk Usia 7 – 12 tahun
Penduduk Yang Bersekolah di SD dibagi Penduduk Usia 7-12 tahun dikali
100. APK pada umumnya digunakan untuk melihat bagaimana kondisi murid pada
suatu jenjang pendidikan. Kalau APS dan APM melihat penduduk usia sekolah sesuai
jenjang pendidikannya, maka APK melihat penduduk pada jenjang pendidikan
tertentu tanpa melihat usia mereka. Untuk APK SD maka yang diperhatikan adalah
murid SD dibandingkan dengan penduduk usia SD demikian juga APK SMP dan
SMA. Dari hasil Susenas 2011 nampak APK SD di Kabupaten Buleleng sebesar
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 38
101,12 artinya penduduk yang bersekolah di SD sekitar 101 persen dari penduduk
usia SD (7-12 tahun), dengan kata lain terdapat sekitar 1 persen murid SD berusia
kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun.
Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki merupakan indikator pokok kualitas
pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk
suatu daerah dapat mencerminkan taraf intelektualitas daerah tersebut, selain itu
semakin banyak penduduk yang berhasil menyelesaikan pendidikan SMA ke atas,
maka semakin baik pula kualitas SDM daerah tersebut. Pada tabel 3.3.3 dapat dilihat
bahwa penduduk Kabupaten Buleleng usia 15 tahun ke atas yang tidak/belum
memiliki ijazah/STTB sebesar 17,82 persen. Penduduk yang tamat SD/MI sebesar
28,45 persen, sebesar 17,42 persen tamat SMP/MTs dan yang berpendidikan SMA ke
atas sebesar 26,58 persen.
Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang
dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera serta
merupakan kemampuan dasar bagi setiap orang untuk memperoleh berbagai informasi
dan pengetahuan terlebih pada era informasi global seperti sekarang. Kemampuan
baca tulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai
persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin
dan huruf lainnya atau keduanya.
Tabel 3.3.1 mencerminkan, dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
tercatat sebesar 88,23 persen melek huruf, sedangkan sisanya sebesar 11,77 persen
masih tergolong buta huruf. Dari jumlah tersebut persentase penduduk laki-laki yang
dapat membaca dan menulis jauh lebih besar dari pada penduduk perempuan yaitu
masing-masing 94,57 persen berbanding 82,27 persen.
Secara garis besar kondisi pendidikan di Kabupaten Buleleng sampai dengan
tahun 2011 adalah sebagai berikut :
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 39
BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN KABUPATEN BULELENG KABUPATEN BULELENG, 2011
Indikator Banyaknya (%)
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Partisipasi PAUD ; a. Usia 2 - 4 tahun 1.36 2.11 1.76 b. Usia 5 - 6 tahun 24.30 22.91 23.69 c. Usia 2 - 6 tahun 11.07 9.00 10.04
2. Partisipasi sekolah ; a. APM-SD/MI 95.04 88.12 91.94 b. APM-SMP/MTs 55.96 76.50 65.53 c. APM-SMA/MK/MA 63.24 57.28 60.37
3. Rata-rata lama sekolah 4. Angka Putus Sekolah ; a. DO-SD/MI 0.24 1.24 0.67 b. DO-SMP/MTs 2.27 0.00 1.05 5. Angka Melek Huruf ; a. Usia 15 Tahun ke atas 94,57 82,27 88,23 b. Usia 15 - 24 Tahun 97,05 99,45 98,25 c. Usia 25 - 64 Tahun 95,37 84,60 89,85
d. Usia 65 Tahun ke atas 83,19 37,89 57,81 6. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki a. Tidak punya ijasah 17,96 17,68 17,82
b. Tamat SMP ke bawah 45.47 46.26 45.88 c. Tamat SMA ke atas 32.38 21.13 26.58
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 40
Tabel 3.3.1
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur, Bisa Baca
Tulis, dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Kelompok Umur
persentase penduduk
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Umur 15 th ke atas 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 94.57 82.27 88.23 b. Buta Huruf 5.43 17.73 11.77
2. Umur 15-24 tahun 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 97.05 99.45 98.25 b. Buta Huruf 2.95 0.55 1.75 3. Umur 25-64 tahun 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 95.37 84.60 89.85 b. Buta Huruf 4.63 15.40 10.15 4. Umur 65 th ke atas 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 83.19 37.89 57.81 b. Buta Huruf 16.81 62.11 42.19
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 41
Tabel 3.3.2
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011
Partisipasi Sekolah/Jenjang
persentase penduduk
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Partisipasi PAUD a. Usia 2 - 6 tahun 11.07 9.00 10.04 b. Usia 2 - 4 tahun 1.36 2.11 1.76
c. Usia 5 - 6 tahun 24.30 22.91 23.69 2. APS a. SD/MI (usia 7-12 th) 98.08 98.67 98.34 b. SMP/MTS (13-15 th) 85.59 89.58 87.45 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 67.04 64.06 65.60 3. APK a. SD/MI (usia 7-12 th) 106.23 94.82 101.12 b. SMP/MTS (13-15 th) 65.75 100.94 82.14 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 89.22 68.62 79.32
4. APM a. SD/MI (usia 7-12 th) 95.04 88.12 91.94 b. SMP/MTS (13-15 th) 55.96 76.50 65.53 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 63.24 57.28 60.37
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 42
Tabel 3.3.3
Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas
Menurut Ijasah Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin
Kabupaten Buleleng, 2011
Ijasah Tertinggi yang Dimiliki
Penduduk Usia 15 +
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Tidak Punya Ijasah 17.96 17.68 17.82
2. Tamat SD/MI 26.11 30.66 28.45
3. Tamat SMP/MTs 19.36 15.59 17.42 4. Tamat SMA/MK/MA 25.93 17.37 21.52 5. Tamat Dpl I/II/III 2.69 1.51 2.08
6. Tamat DIV/Univ. 3.76 2.25 2.98
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 43
Tabel 3.3.4
Persentase Penduduk Umur 7-18 Tahun Menurut
Tipe Daerah, Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin
Kabupaten Buleleng, 2011
Tipe Daerah/Partisipasi Sekolah persentase penduduk
Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Perkotaan a. Tidak/belum pernah sekolah 0.54 0.00 0.30
b. Masih Sekolah 90.64 91.08 90.83 c. Tidak bersekolah lagi 8.82 8.92 8.87
2. Perdesaan a. Tidak/belum pernah sekolah 2.16 0.20 1.23 b. Masih Sekolah 86.49 86.37 86.43 c. Tidak bersekolah lagi 11.35 13.42 12.33 3. Perkotaan + Perdesaan a. Tidak/belum pernah sekolah 1.40 0.12 0.81
b. Masih Sekolah 88.43 88.42 88.42 c. Tidak bersekolah lagi 10.17 11.47 10.76
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.4 KETENAGAKERJAAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 44
BAB III.4. KETENAGAKERJAAN
Pada bagian ini disajikan gambaran umum mengenai ketenagakerjaan di
Kabupaten Buleleng meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah jam kerja, lapangan
pekerjaan, pengangguran dan sebagainya. Data dari bab ini bersumber dari Survey
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011 yang ketiga kalinya kami sajikan sejak 3
tahun terakhir (pernah tersaji pada penerbitan Profil Kesra 2004 kebawah).
Batas tenaga kerja memakai usia 15 tahun keatas, tenaga kerja digolongkan
sebagai angkatan kerja bila mereka bekerja dan mencari pekerjaan sedangkan yang
tergolong bukan angkatan kerja bila mereka bersekolah saja, mengurus rumah tangga
saja dan lainnya. Banyaknya penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja
menggambarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Dari 351.468 angkatan kerja tahun 2011, sebesar 98,03 persen tergolong
bekerja, 1,97 persen penganggur terbuka/mencari pekerjaan, sedangkan dari 110.368
orang yang tergolong bukan angkatan kerja 31,14 persen sebagai anak sekolahan,
mengurus rumah tangga 50,41 persen dan yang melakukan kegiatan lainnya sebesar
18,45 persen. TPAK secara keseluruhan mencapai 76,10. TPAK didominasi oleh
angkatan kerja laki-laki (82,69 persen), sementara TPAK perempuannya hanya 69,66
persen. Hal ini disebabkan penduduk laki-laki umumnya merupakan pencari nafkah
keluarga. Daya serap atau Tingkat kesempatan kerja yang dialami oleh penduduk
angkatan kerja di Kabupaten Buleleng tercatat sebesar 96,31 dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka sebesar 3,69 persen. (tabel 3.4.1)
Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Buleleng kebanyakan tercurah di sektor
pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 33,71 persen disusul
sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 25,07 persen, selanjutnya
sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 16,51 persen, sedangkan sektor-
sektor lainnya berada dibawah 9 persen.
Jika diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok lapangan pekerjaan (primer,
sekunder dan tersier), ternyata tumpuan perekonomian di Buleleng kini telah beralih
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 45
menuju klaster ekonomi tersier, terutama di sektor perdagangan, rumah makan dan
jasa akomodasi.
Menurut tingkat pendidikannya sebesar 51,26 persen dengan pendidikan SD
kebawah bahkan sebesar 19,74 persen tidak punya ijasah, selanjutnya dengan
pendidikan SMP/sederajat sebesar 19,30 persen, SMA/sederajat sebesar 23,83 persen
dan dengan pendidikan diatasnya sebesar 5,61 persen (tabel 3.4.3).
Mereka dikatakan bekerja penuh (fully employed) bila jam kerjanya mencapai
diatas 35 jam dalam seminggu, sedangkan yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu digolongkan setengah penganggur/penganggur terselubung. Pada tabel 3.4.5
terlihat sebagian besar (63,31 persen) bekerja penuh dan hanya sebesar 36,68 persen
dari angkatan kerja yang bekerja tergolong masih setengah penganggur.
Gambar : 4 Daya serap tenaga kerja di kabupaten Buleleng Tahun 2011
Tertier,
48.67
Primer,
34.00
Sekunder,
17.33
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 46
Beberapa Indikator Ketenagakerjaan
Kabupaten Buleleng Tahun 2011
I n d i k a t o r N i l a i
(1) (2)
Jumlah Penduduk 15 tahun keatas (N) 461.836
Penduduk 15 th keatas menurut kegiatan (%) 100,00
a. Bekerja 74.60
b. Mencari Pekerjaan/Penganggur terbuka 1.50
c. Sekolah 7.44
d. Mengurus rumah tangga 12.05
e. Lainnya 4.41
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 76,10
Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%) 3,69
Lapangan Pekerjaan Utama (%) 100,00
a. Primer 34,00
b. Sekunder 17,33
c. Tersier 48,67
Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja (%) 100,00
a. Tidak punya ijasah 19.74
b. SD/sederajat 31.52
c. SMP/sederajat 19.30
d. SMA/sederajat 23.83
e. PT/Univ. 5.61
Jumlah Jam Kerja Pekerja (%) 100,00
a. 0 jam 0.27
b. 1 - 34 jam 36.41
c. >= 35 jam 63.31
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 47
Tabel 3.4.1
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Seminggu yang lalu, Kabupaten Buleleng, 2011
Jenis Kegiatan Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja 100 100 100
- Bekerja 98.84 97.09 98.03
- Pengangguran 1.16 2.91 1.97
Bukan Angkatan Kerja 100 100 100
- Sekolah 46.16 22.75 31.14
- Mengurus rumahtangga 26.53 63.75 50.41
- Lainnya 27.30 13.50 18.45
Tingkat Partisipasi 82.69 69.66 76.10
Angkatan Kerja/TPAK
Tingkat Pengangguran 2.62 5.07 3.69
Terbuka/TPT
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 48
Tabel 3.4.2 :
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu
Yang Lalu, Menurut Lapangan Pekerjaan, Kabupaten Buleleng 2011
Lapangan Pekerjaan Laki Prp L + P
(1) (2) (3) (4)
1. Sektor Primer; 31.72 36.70 34.00
o Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Perburuan dan Perikanan 31.34 36.51 33.71
o Pertambangan dan Penggalian. 0.38 0.19 0.29
2. Sektor Sekunder; 20.63 13.42 17.33
o Industri Pengolahan 6.61 11.91 9.04
o Listrik, Gas dan Air Minum 0.00 0.00 0.00
o Konstruksi 14.02 1.51 8.29
3. Sektor Tersier; 47.65 49.88 48.67
o Perdagangan, Rumah Makan dan
Jasa akomodasi 19.90 31.18 25.07
o Transportasi, Pergudangan dan
Komunikasi 7.24 0.67 4.23
o Lembaga Keuangan, Real Estate,
Usaha
Persewaan dan jasa perusahaan 4.15 1.36 2.87
o Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 16.36 16.68 16.51
Perorangan
Jumlah 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 49
Tabel 3.4.3 :
Persentase Penduduk Angkatan Kerja, Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, Kabupaten Buleleng, 2011
Pendidikan tertinggi
Banyaknya
N %
(1) (2) (3)
Tidak punya ijasah 81,919 19.74
SD/sederajat 130,842 31.52
SMP/sederajat 80,102 19.30
SMA/sederajat 98,932 23.83
PT/Univ. 23,288 5.61
Jumlah 415,084 100.00
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 50
Tabel 3.4.4 :
Persentase Penduduk Yang Bekerja, Menurut Status Pekerjaan
Utama, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Status Pekerjaan Utama Nilai (%)
(1) (4)
· Berusaha Sendiri 13.47
· Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak
dibayar 25.54
· Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 1.92
· Buruh/Karyawan/Pegawai 26.88
· Pekerja Bebas di Pertanian 1.22
· Pekerja Bebas di Non Pertanian 11.44
· Pekerja Keluarga/Tak dibayar 19.53
Jumlah 100.00
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 51
Tabel 3.4.5 :
Persentase Penduduk yang Bekerja, Menurut Jumlah
Jam Kerja, Kabupaten Buleleng, Tahun 2011
Jumlah Jam Kerja Nilai (%)
(1) (4)
0 jam 0.27
1 - 34 jam 36.41
>= 35 jam 63.31
Jumlah 100.00
Sumber : BPS, Sakernas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.5 FERTILITAS DAN
KELUARGA BERENCANA
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 52
BAB III.5. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
Usia perkawinan pertama seorang wanita berpengaruh terhadap resiko
melahirkan. Semakin muda usia perkawinan pertama, semakin besar resiko yang
dihadapi selama masa kehamilan / melahirkan baik keselamatan ibu maupun anak,
karena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, atau
karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan / melahirkan. Demikian
pula sebaliknya, semakin tua usia perkawinan pertama (melebihi usia yang dianjurkan
dalam program KB), juga semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan
/ melahirkan.
Tabel 3.5.1 menampilkan persentase penduduk wanita usia 10 tahun ke atas
yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama. Secara umum, modus usia
saat perkawinan pertama adalah 19-24 tahun (53.9%) ini menunjukkan semakin
meningkatnya kesadaran wanita akan besarnya resiko perkawinan usia muda. Namun
demikian persentase wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang
dari 16 tahun masih mencapai 3.9 persen perempuan pernah kawin.
Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena
pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Wanita
yang usianya berada pada periode ini disebut Wanita Usia Subur ( WUS ) dan
Pasangan Usia Subur ( PUS ) bagi yang berstatus kawin.
Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan
juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan
kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota
rumah tangganya. Dengan demikian pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar
tercapai keluarga yang sejahtera.
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui
program Keluarga Berencana ( KB ). Pada tabel 3.5.2 terlihat bahwa persentase
wanita usia 15-49 tahun pernah kawin yang pernah meggunakan/memakai alat/cara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 53
KB adalah 77.6 persen sisanya (22.4%) tidak pernah/belum pernah pakai alat
/menggunakan alat KB, sementara yang sedang menggunakan alat/cara KB sebesar
58.17 persen dari wanita usia subur yang pernah/sedang kawin.
Menurut alat kontrasepsi yang digunakan, pemakai kontrasepsi suntikan dan
IUD dengan proporsi paling banyak yaitu masing-masing 52.3 persen dan 25.2 persen
sedangkan cara KB lainnya seperti pil KB (9.3%), tubektomi (7,8%), dengan cara
kondom/karet KB serta kondom wanita (2,2%), Vasektomi/MOP dan Susuk
KB/norplan/alwalit masing-masing 1,3% dan melalui Cara Tradisional hanya 0.7
persen (seperti terlihat pada tabel 3.5.3).
Gambar : 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Kabupaten Buleleng, 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 54
Beberapa Indikator Fertilitas dan Keluarga Berencana
Di Kabupaten Buleleng, Tahun 2011
I n d i k a t o r N i l a i
(1) (2)
Penduduk wanita 10 tahun ke atas yang pernah
kawin menurut usia kawin pertama (%)
a. Di bawah 16 tahun
b. 16 tahun
c. 17-18 tahun
d. 19-24 tahun
e. 25 tahun ke atas
Penggunaan alat kontrasepsi KB ( % )
a. Suntikan KB
b. IUD
c. Pil KB
d. Tubektomi
e. Vasektomi
f. Lainnya
100,0
3,9
5,5
24,1
53,9
12,6
100,0
52,3
25,2
9,3
7,8
1,2
4,2
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 55
Tabel : 3.5.1 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS
DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN
MENURUT UMUR PERKAWINAN PERTAMA, 2011
Umur Perkawinan
Pertama Banyaknya (%)
(1) (2)
Di bawah 16 tahun
16 tahun
17-18 tahun
19-24 tahun
25 tahun ke atas
3.9
5.5
24.1
53.9
12.6
Jumlah 100
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 56
Tabel : 3.5.2 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 15-49 TAHUN
DI KABUPATEN BULELENG YANG BERSTATUS KAWIN
MENURUT PERNAH / SEDANG PAKAI ALAT KB, 2011
Pernah / Sedang Pakai
Alat KB Banyaknya (%)
(1) (2)
Pernah Pakai Alat KB
Tidak Pernah Pakai Alat KB
77.6
22.4
Jumlah Wanita 15-49 Tahun dan Kawin 100
Sedang Pakai Alat KB
Tidak Sedang Pakai Alat KB
58.17
41.83
Jumlah Wanita Pernah ber KB 100
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 57
Tabel : 3.5.3 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 15-49 TAHUN
DI KABUPATEN BULELENG BERSTATUS KAWIN
MENURUT ALAT / CARA KB YANG SEDANG
DIGUNAKAN, 2011
Alat / Cara KB
Yang Sedang Digunakan Banyaknya (%)
(1) (2)
MOW / Tubektomi
MOP / Vasektomi
AKDR / IUD / Spiral
Suntikan KB
Susuk KB / Norplan / Alwalit
Pil KB
Kondom / Karet KB/Tisue/Kondom
Wanita
Cara Tradisional
7.8
1.2
25.2
52.3
1.3
9.3
2.2
0.7
Jumlah 100
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 58
Tabel : 3.5.4 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS
DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN
MENURUT JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP, 2011
Jumlah Anak Yang
Lahir Hidup ( ALH ) Banyaknya Wanita (%)
(1) (2)
0 orang
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
8 orang
9 orang
10 orang lebih
4.8
18.4
28.9
17.2
9.8
7.9
4.2
3.3
2.0
1.4
2.2
Jumlah 100
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 59
Tabel : 3.5.5 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS
DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN
MENURUT JUMLAH ANAK YANG MASIH HIDUP, 2011
Jumlah Anak Yang
Masih Hidup ( AMH ) Banyaknya Wanita (%)
(1) (2)
0 orang
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
8 orang
9 orang
10 orang lebih
6.3
18.9
29.7
19.6
10.0
7.7
4.1
2.0
0.6
0.8
0.3
Jumlah 100
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 60
Tabel : 3.5.6 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS
DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN
MENURUT JUMLAH ANAK YANG SUDAH MENINGGAL, 2011
Jumlah Anak Yang
Sudah Meninggal Banyaknya Wanita (%)
(1) (2)
0 orang
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang lebih
77.9
14.7
3.2
2.6
0.6
0.8
0.1
0.2
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.6 PERUMAHAN DAN
PEMUKIMAN
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 61
BAB III.6. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
Di samping pangan (makanan) dan sandang (pakaian), papan (perumahan)
merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Berdasarkan sifatnya tersebut, maka
permintaan unit rumah akan terus terjadi dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan
penduduk. Disisi lain meningkatnya permintaan tersebut harus diimbangi dengan
penyediaan akan kebutuhan perumahan bagi penduduk. Dengan demikian rumah
layak huni yang diidam-idamkan penduduk dapat dipenuhi. Kondisi dan kualitas
rumah yang ditempati umumnya dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah
tangga.
Dalam Susenas dikumpulkan beberapa informasi penting mengenai keadaan
perumahan antara lain penguasaan bangunan tempat tinggal, luas lantai, jenis lantai,
jenis atap, jenis dinding, sumber penerangan, fasilitas air minum, sumber air minum,
fasilitas tempat buang air besar dan sebagainya.
Dari 174.192 rumah tangga tahun 2011 di Kabupaten Buleleng, tercatat
sebagian besar (72,85 %) menempati rumah milik sendiri, sebesar 16,57 persen rumah
milik orang tua/sanak saudara sedangkan sisanya menempati rumah bebas sewa,
kontrak, dinas dan sebagainya (tabel 3.6.1), sementara yang menempati rumah dengan
luas lantai kurang dari 50 meter persegi ada lebih dari separo dari jumlah rumah
tangga (54,93 %), yang menempati rumah dengan luas lantai antara 50 – 99 meter
persegi sebesar 34,59 persen sedangkan yang menempati rumah dengan luas lantai
100 meter persegi atau lebih hanya sebesar 10,48 persen, seperti terlihat pada Tabel
3.6.2.
Atap rumah penduduk didominasi oleh genteng (48,73 %) dan atap dari seng
(45,01 %). Hal ini mencerminkan kondisi rumah penduduk di Kabupaten Buleleng
relative cukup baik, sedangkan yang menggunakan atap rumah dari sirap, asbes, ijuk
dan sebagainya hanya 6,11 persen seperti terlihat pada Tabel 3.6.3
Apabila dilihat dari jenis lantai terluas yang ditempati tercatat hampir sebagian
besar (92,54 %) rumah penduduk menggunakan lantai yang bukan tanah, walaupun
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 62
sementara masih ada ynag menggunakan lantai tanah sebesar 15,9 persen (Tabel
3.6.4).
Selain atap dan lantai rumah, jenis dinding rumah juga dapat menunjukkan
tingkat kesejahteraan masyarakat, dimana semakin tinggi nilai/kualitasnya dapat
dikatakan semakin sejahtera tingkat kehidupannya. Hal tersebut sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan, budaya masyarakat dan tersedianya bahan baku. Pada Tabel
3.6.5 terlihat bahwa 89,82% rumah penduduk di Kabupaten Buleleng telah menggu-
nakan tembok sebagai dinding rumah, selanjutnya disusul rumah dengan dinding dari
bambu sebesar 6,89 persen, dinding dari kayu 3,22 persen dan lainnya 0,52 persen.
Listrik merupakan sumber penerangan yang mempunyai nilai paling tinggi
dibandingkan sumber penerangan lainnya. Karenanya rumah tangga yang
menggunakan listrik dianggap mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik
dibanding lainnya. Pada Tabel 3.6.6 terlihat sebesar 99,25 persen rumah tangga telah
menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, namun masih ditemukan 0,75 persen
rumah tangga yang menggunakan pelita/lampu sentir dan petromak..
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia terutama untuk
minum. Manusia normal membutuhkan air minum rata-rata 1,5 liter (+ 8 gelas) per
hari, karena itu perlu pengadaan air minum yang cukup pada setiap rumah tangga.
Sumber air minum perlu diperhatikan dalam masalah perumahan karena
sumber air minum sangat mempengaruhi kualitas air yang diminum oleh anggota
rumah tangga. Penggunaan ledeng sebagai sumber air minum telah mencapai 29,18
persen dari jumlah rumah tangga, ini berarti air minum yang umumnya dikelola
PDAM ini belum menjangkau seperempat dari jumlah penduduk di Kabupaten
Buleleng. Dominan rumah tangga di Kabupaten Buleleng menggunakan air yang
sumber air minumnya dari mata air (41,30 %), yang bersumber dari sumur (11,17 %),
pompa sebesar 3,55 persen dan masih sekitar 2,04 persen persen rumah tangga yang
sumber air minumnya dari sungai, sedangkan rumah tangga yang sumber air
minumnya dari membeli air kemasan dan air isi ulang sudah tercatat sebesar 10,83
persen seperti Tabel 3.6.7.
Kotoran manusia, binatang, limbah rumah tangga dan industri merupakan
sumber penyakit. Untuk itu kita semua harus peduli terhadap jarak sumber air tanah
(sumber air minum yang berasal dari pompa, sumur atau mata air) ke tempat
penampungan kotoran tersebut agar terhindar dari kemungkinan mengkonsumsi air
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 63
yang kurang sehat. Jarak yang dianjurkan adalah lebih dari 10 meter, semakin jauh
jarak penampungan kotoran tersebut dengan sumber air minum, semakin kecil
kemungkinan tercemarnya air yang digunakan rumah tangga. Berdasarkan hasil
susenas tahun 2011, sebagian besar rumah tangga (71,01%) jarak sumber air
minumnya yang dari pompa, mata air dan sumur lebih dari 10 meter, namun masih
ditemukan sebanyak 6,1 persen dari jumlah rumah tangga yang jarak sumber airnya ke
penampungan kotoran/tinja kurang dari 10 meter, sebesar 7,44 persen dari jumlah
rumah tangga menjawab tidak tahu ( Tabel 3.6.8 ).
Rumah tangga yang mengutamakan unsur kesehatan tentunya tidak dapat
dilepaskan dari aspek fasilitas pembuangan air besar. Hasil Susenas 2011
menunjukkan sudah 100 persen rumah tangga telah menggunakan jamban.
Untuk menghindari tercemarnya sumber air minum rumah tangga dari resapan
air yang berasal dari tempat pembuangan akhir tinja, sebaiknya dibuat dengan jarak
tertentu atau sejauh mungkin dengan bak penampungan sehingga sumber air minum
rumah tangga sekitarnya tidak terkontaminasi oleh resapan dari tempat pembuangan
akhir. Sebesar 78,50 persen rumah tangga telah menggunakan tangki sebagai tempat
pembuangan akhir tinja, menggunakan pantai/kebun sebesar 11,64 persen, langsung
ke sungai/laut/danau sebesar 7,18 persen, ke lobang tanah (3,11 %) dan hanya sebesar
0,17 persen tempat pembuangan lainnya, seperti Tabel 3.6.11.
Memperhatikan penggunaan bahan bakar untuk memasak, ternyata kayu bakar
masih dominan (55,84 persen) digunakan oleh penduduk Kabupaten Buleleng
kemudian disusul dengan (36,99 persen), minyak tanah (3,27 persen), dan bahan
bakar lainnya (2,29 persen)
Gambar : 6. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak
Di Kabupaten Buleleng, 2011
Minyak tanah;
3,27
Gas/Elpiji;
36,99
Kayu bakar;
55,84
Lainnya; 2,29
Tdk memasak;
1,61
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 64
Beberapa Indikator Perumahan di Kabupaten
Buleleng, Tahun 2011
I n d i k a t o r N i l a i
(1) (2)
Jumlah Rumah Tangga ( N )
Luas Lantai ( % )
a. Kurang dari 50 m2
b. 50 - 99 m2
c. Lebih dari 100 m2
Jenis Lantai ( % )
a. Bukan tanah/bambu
b. Tanah/bambu
Jenis Atap ( % )
a. Genteng/seng/beton/asbes
b. Daun-daunan, Lainnya
Jenis Dinding ( % )
a. Tembok
b. Bambu, Kayu, Lainnya
Sumber Penerangan ( % )
a. Listrik
b. Non Listrik
Sumber Air Minum ( % )
a. Air Kemasan/Ledeng
b. Lainnya
Tempat Buang Air Besar ( % )
a. Jamban
b. Tidak Pakai Jamban
174.991
54,93
34,59
10,48
92,54
7.46
99,59
0,41
89,82
10,18
99,25
0,75
40,01
59,99
99,35
0,65
Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 65
Tabel 3.6.1
Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Status Penguasaan Bangunan Banyak
Tempat Tinggal Rumah Tangga
(1) (2)
1. Milik Sendiri 72,85
2. Kontrak 3,16
3. Sewa 1,07
4. Bebas Sewa 5,23
5. Dinas 0,98
6. Milik Ortu/sanak/saudara 16,57
7. Lainnya 0,14
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 66
Tabel 3.6.2
Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai
Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Luas Lantai Tempat Tinggal
Banyak
Rumah Tangga
(1) (2)
< 20 9,89
20-49 45,04
50-99 34,59
100-149 5,44
> 150 5,04
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 67
Tabel 3.6.3
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap
Terluas, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Jenis Atap Terluas
Banyak
Rumah Tangga
(1) (2)
* Beton 3,15
* Genteng 48,73
* Sirap 0,17
* Seng 45,01
* Asbes 2,53
* Ijuk/Rumbia 0,41
* Lainnya 0
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 68
Tabel : 3.6.4
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Tempat
Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Jenis Lantai Terluas
Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
Bukan Tanah/Bambu 92,54
Tanah/Bambu 7,46
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 69
Tabel : 3.6.5
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Tempat
Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Jenis Dinding Jumlah
Terluas Rumah Tangga
(1) (2)
Tembok 89,82
Kayu 3,22
Bambu 6,89
Lainnya 0,07
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 70
Tabel 3.6.6
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan
Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Sumber Penerangan
Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
Listrik PLN 97,44
Listrik Non PLN 1,81
Petromak/Aladin 0,00
Pelita/Sentir 0,75
Lainnya 0,00
Jumlah 100,00
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 71
Tabel 3.6.7
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber
Air Minum, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Sumber Air Jumlah
Minum Rumah Tangga
(1) (2)
Air Kemasan 10,83
Ledeng Meteran 29,18
Ledeng Eceran 0,96
Pompa 3,55
Sumur Terlindung 9,49
Sumur Tdk Terlindung 1,68
Mata Air Terlindung 28,36
Mata Air Tak Terlindung 12,94
Air Sungai 2,04
Air Hujan 0,97
Lainnya 0
Jumlah 100
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 72
Tabel 3.6.8
Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air
Minum ke Penampungan Tinja Terdekat
Kabupaten Buleleng, Tahun 2011
Jarak ke Penampungan Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
< = 10 m 7,44
> 10 m 71,01
Tidak Tahu 21,55
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 73
Tabel 3.6.9
Persentase Rumah Tangaga Menurut Penguasaan Fasilitas
Buang Air Besar, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Fasilitas Tempat Buang Jumlah
Air Besar Rumah Tangga
(1) (2)
Sendiri 63,2
Bersama 17,6
Umum 0,15
Tidak ada/tak pakai jamban 19,06
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 74
Tabel 3.6.10
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang
Dipakai, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Jenis Kloset
Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
Leher Angsa 97,41
Plengsengan 0,79
Cemplung/Cubluk 1,79
Tidak Pakai 0,00
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 75
Tabel 3.6.11
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja
Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Tempat Pembuangan Tinja
Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
1. Tangki/ SPAL 78,50
2. Kolam/Sawah 0,00
3. Sungai/Danau/Laut 7,18
4. Lubang Tanah 3,11
5. Pantai/Tanah lapang/Kebun 11,04
6. Lainnya 0,17
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 76
Tabel 3.6.12
Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Untuk
Memasak, Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Bahan Bakar Untuk Memasak
Jumlah
Rumah Tangga
(1) (2)
1. Gas/Elpiji 36,99
2. Minyak Tanha 3,27
3. Kayu Bakar 55,84
4. Lainnya 2,29
5. Tidak Memasak 1,61
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
III.7 DISTRIBUSI
PENDAPATAN DAN
POLA KONSUMSI
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 77
BAB III.7. DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI
Pemerataan Pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi yang sangat penting. Pemerataan Pendapatan dimaksud disini
adalah seberapa besar jumlah pendapatan yang dapat dinikmati oleh rumah tangga/
penduduk pada umumnya. Dengan mengikuti formulasi oleh Bank Dunia, hasil
analisis data Susenas 2011 menunjukkan bahwa 40 persen penduduk berpenghasilan
rendah di Kabupaten Buleleng menikmati sebanyak 20,10 persen pendapatan. Ini
menunjukkan kondisi pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik
(penghasilan rendah menikmati lebih dari 17 persen).
Dari hasil penghitungan Gini Ratio di Kabupaten Buleleng tahun 2011 ( tabel
3.7.1 ) tercatat bahwa tingkat pemerataan pendapatan penduduk Kabupaten Buleleng
berada dalam ketimpangan rendah yaitu angka indeks Gini = 0,3434 (sama atau lebih
kecil dari 0,3500 menunjukkan ketimpangan rendah, lebih besar dari 0,3500 dan lebih
kecil dari 0,5000 menunjukkan ketimpangan sedang dan sama atau lebih besar dari
0,5000 menunjukkan ketimpangan tinggi ). Indeks Gini Kabupaten Buleleng lebih
rendah dari Propinsi Bali yang tercatat tahun 2011 sebesar 0,3820. Jika dibandingkan
dengan satu dekade (5 tahun yl/tahun 2006), gini ratio Kabupaten Buleleng tercatat
0,2385 ini berarti fenomena ekonomi sudah sangat jauh berbeda membuat
kesenjangan pendapatan semakin terlihat nyata, namun demikian masih pada tingkat
ketimpangan rendah.
Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat diukur melalui besarnya
konsumsi/pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga yang bersangkutan.
Semakin besar konsumsi/pengeluaran rumah tangga, terutama porsi pengeluaran
untuk bukan makanan, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan
semakin baik.
Pengumpulan data konsumsi/pengeluaran melalui Susenas dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu menggunakan pertanyaan rinci melalui “modul konsumsi/
pengeluaran rumah tangga” yang dilaksanakan tiga tahun sekali (1993, 1996, 1999,
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 78
2002, 2005, 2008, 2011 dan seterusnya) dan menggunakan pertanyaan tidak rinci
melalui kor, yang datanya dikumpulkan setiap tahun sejak 1992.
Konsumsi/pengeluaran rumah tangga penduduk dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan (bukan makanan).
Konsumsi makanan meliputi beras, umbi-umbian, daging/ikan, sayur-sayuran, buah-
buahan, kacang-kacangan, susu dan telur, bahan minuman, tembakau sirih dan rokok
dan makanan jadi lainnya; sedangkan konsumsi non/bukan makanan meliputi
kelompok perumahan, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan,
pengeluaran alas kaki, pakaian, tutup kepala, barang tahan lama, pajak/asuransi dan
pengeluaran pesta/upacara agama/adat.
Pola konsumsi atau kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan dan bukan
makanan biasanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan, selera dan lingkungan. Konsumsi makanan pada suatu titik akan
menjadi statis karena telah mencapai titik kulminasi/kepuasan, sementara konsumsi
bukan/non makanan akan terus berkembang mengikuti tingkat pendapatan penduduk.
Secara keseluruhan pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng tahun 2011
untuk konsumsi makanan dan konsumsi Non Makanan mengalami pergeseran kearah
tingkat kesejahteraan meningkat karena proporsi konsumsi untuk makanan lebih kecil
dengan proporsi konsumsi untuk Non Makanan yaitu masing-masing sebesar 48,13
persen untuk Makanan dan sebesar 51,87 persen untuk Non Makanan. Angka tersebut
berbeda dengan kondisi tahun 2010 yang hampir berimbang yaitu 50,34 persen
berbanding 49,66 persen untuk konsumsi Non Makanan.
Gambar 7 : Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan
Kabupaten Buleleng Tahun 2011
Sumber : BPS, Susenas 2011
Sumber : BPS, Susenas 2011
Makanan;
48,13
Non
Makanan;
51,87
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 79
Beberapa Indikator Ekonomi, Kabupaten Buleleng, 2011
I n d i k a t o r N i l a i
(1) (2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah Tangga
Pola Konsumsi ( Rata-rata per kapita/bulan )
a. Makanan
- Rupiah
- %
b. Non Makanan
- Rupiah
- %
c. Rata-rata konsumsi per kapita / bulan ( Rp )
( Total Pengeluaran )
637.049
174.192
266.381
48,13
287075
51,87
553.456
Sumber : BPS, SUsenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 80
Tabel : 3.7.1
Gini ratio dan Distribusi Pendapatan
Penduduk Kabupaten Buleleng Thaun 2011
U r a i a n B a n y a k n y a
(1) (2)
Gini Ratio
Rata-Rata Pendapatan Penduduk ( Rp )
Distribusi Pendapatan ( % )
a. 40 % penduduk berpengeluaran rendah
b. 40 % penduduk berpengeluaran sedang
c. 20 % penduduk berpengeluaran tinggi
0,3434
553.456
100,00
20,10
35,73
44,17
Sumber : BPS, Susenas 2011
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 81
BAB IV. SIMPULAN
1. Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 diperkirakan sekitar
637.049 jiwa, dengan komposisi 49,58 persen penduduk laki-laki dan 50,42
persen perempuan. Perkiraan jumlah penduduk ini dihitung berdasarkan hasil
pengolahan Susenas 2011.
2. Angka ketergantungan (depedency ratio) penduduk Kabupaten Buleleng
sebesar 54.66. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung
sekitar 54 orang penduduk usia tidak produktif, beban ketergantungan ini
sama kondisinya dengan tahun 2011 yang tercatat 54 orang.
3. Dari hasil pendataan Susenas 2011 sebagian besar (97.16%) proses
persalinan/kelahiran bayi ditolong tenaga medis (Dokter, Bidan atau Tenaga
Paramedis), hal ini menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat untuk
memilih tenaga medis dibandingkan dengan tenaga non medis seperti dukun
dan famili. Walau demikian angka ini mengalami sedikit penambahan dari
keadaan tahun 2010 yang tercatat 95.9 persen. Namun secara umum kondisi
ini mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menangani siklus hidup
mulai dari proses kelahiran sudah cukup baik.
4. Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan atau angka
kesakitan (morbidity rate) sebesar 51.06 persen yang besarannya hampir
berimbang antara laki dan perempuan, angka ini turun dari kondisi tahun
sebelumnya yang tercatat 60.65 persen. Tiga jenis keluhan yang paling banyak
dialami penduduk adalah sakit panas, sakit batuk dan sakit pilek.
5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia pendidikan dasar (SD-SLP) yaitu usia 7
– 15 tahun masih perlu mendapat perhatian karena masih ada sekitar hamper 2
persen tidak/belum/ berhenti sekolah.
6. Pada tahun 2011 persentase penduduk usia 15 th keatas yang buta huruf di
Kabupaten Buleleng mencapai sekitar 11.77 persen, sebesar 42.19 persen
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 82
penduduk yang buta huruf untuk usia 65 tahun keatas dan hanya sebesar 1.75
persen penduduk yang buta huruf untuk usia 15-24 tahun.
7. Wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang dari 16 tahun
(perkawinan usia muda/di bawah umur) sebesar 3.9 persen, walaupun
demikian angka tersebut telah mengalami penurunan sedikit dari kondisi
tahun 2010 yang tercatat 5,46 persen.
8. Partisipasi laki-laki dalam ber KB relatif masih rendah yaitu hanya 1,2 persen
dari pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi, angka ini juga mengalami
penurunan sedikit dari kondisi tahun 2010 yang tercatat sebesar 1,3 persen.
9. Keadaan kualitas lingkungan perumahan umumnya masih perlu ditingkatkan.
penggunaan fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja
dan jarak ke tempat penampungan limbah masih perlu mendapat perhatian
kedepan untuk menunjang terwujudnya lingkungan yang sehat bagi seluruh
masyarakat. Tahun 2011 rumah tangga menggunakan jamban sebesar 99.35
persen, sementara jumlah rumah tangga dengan jarak ke tempat tampung
limbah yang kurang dari 10 meter naik dari 6.1 persen tahun 2010 menjadi
7.44 persen rumah tangga tahun 2011.
10. Tercatat sebagian besar (92.54 %) pada tahun 2011 rumah penduduk telah
menggunakan bahan penutup lantai yang cukup berkualitas (bukan tanah),
angka ini turun dari keadaan tahun 2010 yang tercatat 84.1 persen hal ini
barangkali karena banyaknya bangunan baru yang belum sempat disemen dan
terlanjur sudah ditempati pemiliknya.
11. Berdasar formulasi Bank Dunia dan penghitungan gini ratio menunjukkan
bahwa pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik dengan
tingkat ketimpangan rendah yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah
telah menerima 20.10 persen dari total pendapatan penduduk seluruhnya,
walaupun demikian angka ini turun sedikit jika dibandingkan dengan kondisi
tahun 2010 yang tercatat 23,20 persen.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 83
12. Pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng tahun 2011 mengalami
pergeseran ke arah tingkat kesejahteraan relatif naik yaitu menurunnya
konsumsi kelompok makanan dari 53.73 persen tahun 2010 menjadi 48.13
persen tahun 2011, kendatipun demikian penurunan tersebut tidak terlalu
signifikan.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
Recommended