View
251
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH
PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
NOMOR 9 TAHUN 2013
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
NOMOR 2 TAHUN 2014 DAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 3
TAHUN 2015
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dipandang perlu untuk menyempurnakan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 314);
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 368, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5642);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH.
BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut LKPP adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) LKPP dipimpin oleh seorang Kepala.
Pasal 2 LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, perumusan, dan penetapan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LKPP menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan
standar prosedur di bidang pengadaan barang/Jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
b. penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya; d. pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik; e. pemberian bimbingan teknis, advokasi, dan pendapat hukum; f. pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di LKPP; dan g. pengawasan atas pelaksanaan tugas LKPP.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4 LKPP terdiri dari: a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan; d. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
Informasi; e. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia;
dan f. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah.
BAB III KEPALA
Pasal 5
Kepala mempunyai tugas memimpin LKPP dalam melaksanakan tugas dan fungsi LKPP.
BAB IV
SEKRETARIAT UTAMA
Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 6
(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu Pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 7 Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi dan sumber daya di LKPP.
Pasal 8**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi program, kegiatan, dan sumber daya; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi; c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
lembaga terkait; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 9 Sekretariat Utama terdiri dari: a. Biro Perencanaan, Organisasi, dan Tata Laksana; b. Biro Umum dan Keuangan; dan c. Biro Hukum, Sistem Informasi, dan Kepegawaian.
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan, Organisasi, dan Tata Laksana
Pasal 10 Biro Perencanaan, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja, serta peningkatan kapasitas organisasi dan tata laksana.
Pasal 11**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Biro Perencanaan, Organisasi, dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan koordinasi perencanaan program dan anggaran; b. pelaksanaan koordinasi pemantauan dan evaluasi; c. pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan; dan d. peningkatan kapasitas organisasi dan tata laksana.
Pasal 12
Biro Perencanaan, Organisasi, dan Tata Laksana terdiri dari: a. Bagian Program dan Anggaran; b. Bagian Pemantauan dan Evaluasi; c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; dan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 13 Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran.
Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi penyusunan program dan kegiatan; b. penyiapan koordinasi penyusunan anggaran; dan c. penyiapan penyusunan revisi program dan/atau anggaran.
Pasal 15
Bagian Program dan Anggaran terdiri dari: a. Subbagian Program; dan b. Subbagian Anggaran.
Pasal 16
(1) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan pengolahan data untuk penyusunan program, rencana kegiatan, rencana kinerja, serta revisi program dan kegiatan.
(2) Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, dan pengolahan data untuk penyusunan anggaran, serta revisi anggaran.
Pasal 17
Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta koordinasi penyusunan laporan kinerja LKPP.
Pasal 18**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: a. pengolahan data dan informasi kinerja, program, dan anggaran; b. pengendalian dan pemantauan pelaksanaan program dan anggaran; c. pelaksanaan evaluasi, kajian kebijakan program dan anggaran; dan d. penyusunan laporan kinerja dan program.
Pasal 19
Bagian Pemantauan dan Evaluasi terdiri dari: a. Subbagian Pemantauan; dan b. Subbagian Evaluasi.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 20** (1) Subbagian Pemantauan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pemantauan dan pengolahan data serta informasi untuk pengendalian dan pemantauan pelaksanaan program dan anggaran.
(2) Subbagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi, kajian kebijakan program dan anggaran serta penyusunan laporan.
Pasal 21
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan peningkatan kapasitas organisasi dan ketatalaksanaan.
Pasal 22** Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bagian Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan analisis dan evaluasi atas tugas, fungsi, dan susunan
organisasi; b. penyusunan uraian jabatan; c. penyusunan standar pelayanan, sistem prosedur, dan hubungan tata
kerja; dan d. penyusunan standarisasi sarana dan prasarana kerja.
Pasal 23
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri dari: a. Subbagian Organisasi; dan b. Subbagian Tata Laksana.
Pasal 24
(1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis dan evaluasi atas tugas, fungsi dan susunan organisasi, serta uraian jabatan, pembentukan jabatan fungsional dan penyusunan standar kompetensi.
(2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan standar pelayanan, sistem prosedur, hubungan tata kerja, standarisasi sarana dan prasarana kerja, serta pemantauan dan evaluasi ketatalaksanaan.
Bagian Keempat Biro Umum dan Keuangan
Pasal 25
Biro Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Barang Milik Negara, keuangan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Biro Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan Barang Milik Negara; b. pengelolaan keuangan; c. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga; dan d. pelaksanaan keprotokolan dan persidangan.
Pasal 27
Biro Umum dan Keuangan terdiri dari: a. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 28**
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan non gedung, dan penghapusan Barang Milik Negara.
Pasal 29**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana kebutuhan barang dan jasa; b. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; c. koordinasi penyusunan laporan pengadaan barang dan jasa; d. inventaris, distribusi, dan pengelolaan barang milik Negara; e. pemeliharaan barang milik Negara non gedung; dan f. penghapusan barang milik Negara.
Pasal 30 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri dari: a. Subbagian Layanan Pengadaan; dan b. Subbagian Inventarisasi dan Penghapusan Barang Milik Negara.
Pasal 31**
(1) Subbagian Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan, pelaksanaan pengadaan, koordinasi penyusunan laporan pengadaan barang/jasa, serta dapat melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa pada pekerjaan kompleks dan bersifat strategis berdasarkan penugasan dari Kepala LKPP.
(2) Subbagian Inventarisasi dan Penghapusan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan inventarisasi, distribusi, pendokumentasian, penyusunan laporan, pengelolaan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
pergudangan, dan pemeliharaan non gedung, serta penghapusan barang milik Negara.
Pasal 32**
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan akuntansi, penatausahaan keuangan, pengelolaan perbendaharaan, verifikasi, evaluasi dan pelaporan keuangan.
Pasal 33**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penatausahaan kas, anggaran belanja dan akuntansi
keuangan; b. pelaksanaan urusan perbendaharaan; c. pelaksanaan verifikasi data dan dokumen anggaran; dan d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan keuangan serta pelayanan sistem
informasi perbendaharaan.
Pasal 34 Bagian Keuangan terdiri dari: a. Subbagian Kas, Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan; dan b. Subbagian Verifikasi Anggaran.
Pasal 35**
(1) Subbagian Kas, Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan kegiatan akuntansi, penataan kas, anggaran belanja, perbendaharaan, penyusunan pelaporan, dan pelaksanaan pertimbangan penyelesaian masalah keuangan.
(2) Subbagian Verifikasi Anggaran mempunyai tugas melakukan pengujian terhadap dokumen keuangan serta pelayanan sistem informasi perbendaharaan dan pengelolaan kegiatan penatausahaan keuangan.
Pasal 36
Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, keprotokolan, kerumahtanggaan, dan perlengkapan.
Pasal 37**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan tata persuratan dan kearsipan; b. pelaksanaan pelayanan administrasi pimpinan; c. pelaksanaan keprotokolan dan persidangan; d. pelaksanaan rumah tangga; dan e. pelaksanaan pemeliharaan gedung.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 38 Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha; dan b. Subbagian Rumah Tangga.
Pasal 39** (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
ketatausahaan, dokumentasi, kearsipan, urusan pengaturan acara, kegiatan keprotokolan, dan koordinasi bahan rapat pimpinan.
(2) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga serta pemeliharaan gedung.
Bagian Kelima
Biro Hukum, Sistem Informasi, dan Kepegawaian
Pasal 40 Biro Hukum, Sistem Informasi, dan Kepegawaian mempunyai tugas memberikan dukungan pembentukan peraturan perundang-undangan dan pelayanan hukum, hubungan masyarakat, mengelola informasi, serta mengelola urusan kepegawaian.
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Biro Hukum, Sistem Informasi, dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan koordinasi pembentukan peraturan perundang-undangan
LKPP; b. pemberian pertimbangan, nasehat, fasilitasi, serta pendampingan
hukum; c. pelaksanaan hubungan masyarakat; d. pengelolaan informasi; dan e. pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan kompetensi pegawai.
Pasal 42 Biro Hukum, Sistem Informasi, dan Kepegawaian terdiri dari: a. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat; b. Bagian Sistem Informasi; c. Bagian Kepegawaian; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 43
Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pembentukan peraturan perundang-undangan dan produk hukum lainnya, pelayanan hukum, hubungan masyarakat, dan pelayanan informasi publik.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 44 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. pembentukan peraturan perundang-undangan dan produk hukum
lainnya; b. pemberian pertimbangan, nasehat, fasilitasi, dan pendampingan hukum; c. pelaksanaan hubungan masyarakat; dan d. pelayanan informasi publik.
Pasal 45
Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri dari: a. Subbagian Hukum; dan b. Subbagian Hubungan Masyarakat.
Pasal 46**
(1) Subbagian Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembentukan peraturan perundang-undangan dan produk hukum lainnya, pemberian pertimbangan, nasehat, fasilitasi, dan pendampingan hukum.
(2) Subbagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana, program, kegiatan pelaksanaan urusan publikasi, analisis pendapat umum, hubungan antar lembaga dan media massa, call center, serta pelayanan informasi publik.
Pasal 47
Bagian Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan informasi LKPP.
Pasal 48**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Bagian Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan data, informasi dan statistik; b. perencanaan kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi; c. pengembangan aplikasi sistem informasi dan infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi; d. pemberian layanan dukungan infrastruktur dan sistem teknologi
informasi dan komunikasi; e. melaksanakan pengelolaan informasi; f. pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik di LKPP; dan g. penyelenggaraan kepustakaan.
Pasal 49
Bagian Sistem Informasi terdiri dari: a. Subbagian Data dan Informasi; dan b. Subbagian Teknologi Informasi dan Komunikasi.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 50** (1) Subbagian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pengelolaan data, informasi, statistik, dan kepustakaan serta penyiapan bahan perencanaan kebutuhan dan pengembangan aplikasi sistem informasi.
(2) Subbagian Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan kebutuhan serta pengembangan dan pemberian layanan teknologi informasi dan komunikasi, pengelolaan informasi, serta pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik di LKPP.
Pasal 51 Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengadaan, mutasi, pengembangan kompetensi, serta pengelolaan kinerja pegawai.
Pasal 52 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana kebutuhan pegawai; b. pelaksanaan pengadaan pegawai; c. penyusunan rencana dan pelaksanaan mutasi pegawai; d. penyusunan rencana dan pelaksanaan pengembangan kompetensi
pegawai; dan e. pengelolaan kinerja pegawai.
Pasal 53
Bagian Kepegawaian terdiri dari: a. Subbagian Pengadaan dan Mutasi; dan b. Subbagian Pengembangan.
Pasal 54
(1) Subbagian Pengadaan dan Mutasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana kebutuhan, pengadaan, dan mutasi pegawai.
(2) Subbagian Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana pengembangan kompetensi dan pengelolaan kinerja pegawai.
BAB V DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 55 (1) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah unsur
pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 56
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pengembangan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha.
Pasal 57
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan
barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan
badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha;
c. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang kerjasama internasional yang terkait dengan pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
d. penyusunan pedoman pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Bagian Kedua Susunan Organisasi
Pasal 58
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan terdiri dari : a. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum; b. Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus;
dan c. Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional.
Bagian Ketiga Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum
Pasal 59
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum mempunyai tugas menyiapkan rumusan strategi dan kebijakan, serta menyusun pedoman pengadaan barang/jasa Pemerintah.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 60 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan strategi dan kebijakan pengadaan barang/jasa
Pemerintah; b. penyiapan penyusunan pedoman pengadaan barang/jasa Pemerintah;
dan c. pelaksanaan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 61 Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum terdiri dari: a. Subdirektorat Barang dan Jasa; dan b. Subdirektorat Pekerjaan Konstruksi.
Pasal 62
Subdirektorat Barang dan Jasa mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi di bidang pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
Pasal 63
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Subdirektorat Barang dan Jasa menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan barang
dan jasa; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan barang dan jasa; dan c. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan barang dan jasa.
Pasal 64 Subdirektorat Barang dan Jasa terdiri dari : a. Seksi Barang dan Jasa Lainnya; dan b. Seksi Jasa Konsultansi.
Pasal 65
(1) Seksi Barang dan Jasa Lainnya mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan barang dan jasa lainnya.
(2) Seksi Jasa Konsultansi mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan jasa konsultansi.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 66 Subdirektorat Pekerjaan Konstruksi mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi di bidang pengadaan pekerjaan konstruksi.
Pasal 67 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Subdirektorat Pekerjaan Konstruksi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan
pekerjaan konstruksi; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi; dan c. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi.
Pasal 68 Subdirektorat Pekerjaan Konstruksi terdiri dari : a. Seksi Pelaksana Konstruksi; dan b. Seksi Perencana dan Pengawas Konstruksi.
Pasal 69
(1) Seksi Pelaksana Konstruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan pelaksana pekerjaan konstruksi.
(2) Seksi Perencana dan Pengawas Konstruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan perencana dan pengawas pekerjaan konstruksi.
Bagian Keempat
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus
Pasal 70 Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus mempunyai tugas menyiapkan rumusan strategi dan kebijakan pengadaan khusus, serta menyusun pedoman pengadaan pada badan usaha dan badan layanan, untuk keadaan khusus, serta dalam rangka kerjasama Pemerintah dan badan usaha.
Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan strategi dan kebijakan pengadaan pada badan
usaha dan badan layanan, untuk keadaan khusus, serta dalam rangka kerjasama Pemerintah dan badan usaha;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
b. penyiapan penyusunan pedoman pengadaan pada badan usaha dan badan layanan, untuk keadaan khusus, serta dalam rangka kerjasama Pemerintah dan badan usaha; dan
c. pelaksanaan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan pada badan usaha dan badan layanan, untuk keadaan khusus, serta dalam rangka kerjasama Pemerintah dan badan usaha.
Pasal 72 Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus terdiri dari: a. Subdirektorat Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha; dan b. Subdirektorat Badan Usaha dan Keadaan Khusus.
Pasal 73
Subdirektorat Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi mengenai pengadaan dalam rangka kemitraan Pemerintah dan badan usaha.
Pasal 74
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Subdirektorat Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan dalam
rangka kemitraan Pemerintah dan badan usaha; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan dalam rangka kemitraan
Pemerintah dan badan usaha; dan c. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan dalam rangka kemitraan Pemerintah dan badan usaha.
Pasal 75 Subdirektorat Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha terdiri dari: a. Seksi Kemitraan Infrastruktur; dan b. Seksi Kemitraan Non Infrastruktur.
Pasal 76
(1) Seksi Kemitraan Infrastruktur mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan dalam rangka kemitraan Pemerintah dan badan usaha di bidang infrastruktur.
(2) Seksi Kemitraan Non Infrastruktur mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan dalam rangka kemitraan Pemerintah dan badan usaha di bidang non infrastruktur.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 77 Subdirektorat Badan Usaha dan Keadaan Khusus mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi mengenai pengadaan pada badan usaha dan badan layanan dan untuk keadaan khusus.
Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Subdirektorat Badan Usaha dan Keadaan Khusus menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan pada
badan usaha dan badan layanan dan untuk keadaan khusus; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan pada badan usaha dan badan
layanan dan untuk keadaan khusus; dan c. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan pada badan usaha dan badan layanan dan untuk keadaan khusus.
Pasal 79
Subdirektorat Badan Usaha dan Keadaan Khusus terdiri dari : a. Seksi Badan Usaha; dan b. Seksi Pertahanan Keamanan dan Keadaan Khusus.
Pasal 80
(1) Seksi Badan Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah.
(2) Seksi Pertahanan Keamanan dan Keadaan Khusus mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan di bidang pertahanan keamanan, riset, kawasan khusus, pengadaan dengan sumber pendanaan khusus, dan keadaan khusus.
Bagian Kelima
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional
Pasal 81 Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional mempunyai tugas menyiapkan rumusan strategi dan kebijakan, serta pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam rangka pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 82 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan strategi dan kebijakan pengadaan barang/jasa
dalam rangka pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional; b. penyiapan penyusunan pedoman pengadaan barang/jasa dalam
rangka pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional; c. pelaksanaan tugas hubungan internasional dan kerjasama ekonomi di
bidang strategi dan kebijakan pengadaan barang/jasa; dan d. pelaksanaan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman
pengadaan barang/jasa dalam rangka pengembangan iklim usaha dan kerjasama internasional.
Pasal 83
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional terdiri dari: a. Subdirektorat Iklim Usaha; dan b. Subdirektorat Kerjasama Internasional.
Pasal 84 Subdirektorat Iklim Usaha mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi mengenai pengadaan barang/jasa dalam rangka pengembangan iklim usaha.
Pasal 85
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, Subdirektorat Iklim Usaha menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan
barang/jasa dalam rangka pengembangan iklim usaha; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka
pengembangan iklim usaha; dan c. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka pengembangan iklim usaha.
Pasal 86
Subdirektorat Iklim Usaha terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Pelaku Usaha; dan b. Seksi Kesempatan Usaha.
Pasal 87
(1) Seksi Pengembangan Pelaku Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi teknis mengenai strategi, kebijakan,
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
dan pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka pengembangan pelaku usaha.
(2) Seksi Kesempatan Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka memperluas kesempatan usaha.
Pasal 88
Subdirektorat Kerjasama Internasional mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan strategi, kebijakan, pedoman, dan diseminasi mengenai pengadaan barang/jasa dalam rangka kerjasama internasional.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Subdirektorat Kerjasama Internasional menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan strategi dan kebijakan pengadaan
barang/jasa dalam rangka kerjasama internasional; b. penyiapan konsep pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka
kerjasama internasional; c. penyiapan konsep hubungan internasional dan kerjasama ekonomi di
bidang strategi dan kebijakan pengadaan barang/jasa; dan d. penyiapan konsep diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan
pedoman pengadaan barang/jasa dalam rangka kerjasama internasional.
Pasal 90
Subdirektorat Kerjasama Internasional terdiri dari: a. Seksi Multilateral; dan b. Seksi Bilateral.
Pasal 91
(1) Seksi Multilateral mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman serta hubungan dan kerjasama ekonomi multilateral di bidang pengadaan barang/jasa.
(2) Seksi Bilateral mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan diseminasi mengenai strategi, kebijakan, dan pedoman serta hubungan dan kerjasama ekonomi bilateral di bidang pengadaan barang/jasa.
BAB VI DEPUTI BIDANG MONITORING-EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 92 (1) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
Informasi adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi dipimpin oleh Deputi.
Pasal 93
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem informasi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement).
Pasal 94
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian, dan
evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. penyiapan masukan kepada kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; dan
d. pembinaan, pengawasan dan koordinasi pengembangan sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 95 Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi terdiri dari: a. Direktorat Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Pengadaan; b. Direktorat Pengembangan Sistem Katalog; dan c. Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Bagian Ketiga Direktorat Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Pengadaan
Pasal 96
Direktorat Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan dan menyusun pedoman dalam rangka perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 97** Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Direktorat Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Pengadaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan kebijakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyiapan penyusunan pedoman perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. koordinasi serta sinkronisasi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan d. penayangan daftar hitam.
Pasal 98**
Direktorat Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Pengadaan terdiri dari: a. Subdirektorat Perencanaan Pengadaan; dan b. Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi.
Pasal 99**
Subdirektorat Perencanaan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan dan pedoman mengenai perencanaan pengadaan.
Pasal 100**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Subdirektorat Perencanaan Pengadaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan perencanaan pengadaan; b. penyiapan konsep pedoman perencanaan pengadaan; c. penyusunan rekomendasi kebutuhan dan satuan biaya pengadaan; dan d. pelaksanaan kajian kebijakan dan analisis sistem perencanaan
pengadaan.
Pasal 101** Subdirektorat Perencanaan Pengadaan terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Pengadaan Kementerian/Lembaga/Instansi; dan b. Seksi Perencanaan Pengadaan Pemerintah Daerah.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 102** (1) Seksi Perencanaan Pengadaan Kementerian/Lembaga/Instansi mempunyai
tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan, pedoman, dan rekomendasi kebutuhan serta menyiapkan bahan kajian dan analisis sistem perencanaan pengadaan barang/jasa di Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah.
(2) Seksi Perencanaan Pengadaan Pemerintah Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan, pedoman, dan rekomendasi kebutuhan serta menyiapkan bahan kajian dan analisis sistem perencanaan pengadaan barang/jasa di Pemerintahan Daerah.
Pasal 103** Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan dan pedoman, pengelolaan administrasi penayangan daftar hitam, serta melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Pasal 104**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103, Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan konsep rumusan kebijakan pemantauan serta evaluasi
pelaksanaan pengadaan barang/jasa; b. penyiapan konsep pedoman pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa; c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengadaan
barang/jasa; d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengadaan
barang/jasa; dan e. pengelolaan administrasi penayangan daftar hitam.
Pasal 105
Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi terdiri dari : a. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengadaan; dan b. Seksi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Pengadaan.
Pasal 106**
(1) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan pengadaan.
(2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pengadaan, serta pengelolaan administrasi penayangan daftar hitam.
Bagian Keempat Direktorat Pengembangan Sistem Katalog
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 107 Direktorat Pengembangan Sistem Katalog mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan, pengembangan, dan pemantauan pelaksanaan pengadaan melalui sistem katalog.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Direktorat Pengembangan Sistem Katalog menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan sistem katalog; b. pengembangan sistem katalog; c. penyelenggaraan sistem katalog; dan d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan sistem katalog;
Pasal 109
Direktorat Pengembangan Sistem Katalog terdiri dari : a. Subdirektorat Riset dan Kontrak; dan b. Subdirektorat Pengelolaan Katalog.
Pasal 110
Subdirektorat Riset dan Kontrak mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam rangka pengembangan pengadaan melalui katalog, pelaksanaan riset pasar/industri barang dan jasa dan perumusan kontrak payung.
Pasal 111
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 Subdirektorat Riset dan Kontrak menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan dan pengembangan pengadaan
barang dan jasa melalui katalog; b. penyiapan konsep pedoman kontrak payung dan tata cara pemilihan
penyedia; dan c. pelaksanaan riset pasar/industri barang dan jasa.
Pasal 112
Subdirektorat Riset dan Kontrak terdiri dari : a. Seksi Riset Pasar dan Industri; dan b. Seksi Kontrak Payung.
Pasal 113
(1) Seksi Riset Pasar dan Industri mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan dan analisis hasil riset pasar/industri barang dan jasa.
(2) Seksi Kontrak Payung mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan pengadaan melalui katalog, pedoman kontrak payung dan tata cara pemilihan penyedia, serta pelaksanaan kontrak payung.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 114 Subdirektorat Pengelolaan Katalog mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan, pedoman, dan penyelenggaraan sistem katalog, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan katalog.
Pasal 115
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114, Subdirektorat Pengelolaan Katalog menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan pengelolaan katalog; b. penyiapan konsep pedoman pengelolaan katalog; c. pelaksanaan dan pengendalian operasional pelaksanaan katalog
pengadaan; dan d. penyiapan konsep pemantauan dan evaluasi sistem katalog;
Pasal 116
Subdirektorat Pengelolaan Katalog terdiri dari: a. Seksi Pengendalian Pelaksanaan Katalog; dan b. Seksi Evaluasi Katalog.
Pasal 117
(1) Seksi Pengendalian Pelaksanaan Katalog mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan dan pengendalian operasional katalog, serta rekomendasi tindak lanjut pengendalian sistem katalog.
(2) Seksi Evaluasi Katalog mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman pengelolaan, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sistem katalog.
Bagian Kelima
Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik
Pasal 118** Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem pengadaan secara elektronik, pengawasan dan pengelolaan serta pembinaan layanan pengadaan secara elektronik.
Pasal 119** Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan kebijakan dan penyusunan pedoman sistem
pengadaan secara elektronik; b. penyiapan rumusan kebijakan dan penyusunan pedoman layanan
pengadaan secara elektronik; c. pengembangan sistem elektronik pengadaan dan perangkat lunak
pengadaan secara elektronik;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengadaan secara elektronik; e. pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik; f. pengelolaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi pengadaan
secara elektronik; dan g. pelaksanaan diseminasi sistem dan layanan pengadaan secara
elektronik;
Pasal 120 Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik terdiri dari: a. Subdirektorat Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi; dan b. Subdirektorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara
Elektronik.
Pasal 121 Subdirektorat Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi mempunyai tugas menyiapkan pengembangan aplikasi, teknologi informasi, dan komunikasi sistem pengadaan secara elektronik.
Pasal 122**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121, Subdirektorat Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan dan penyusunan pedoman sistem
pengadaan secara elektronik; b. penyiapan pengembangan dan pelaksanaan aplikasi, teknologi
informasi, dan komunikasi sistem pengadaan secara elektronik; c. penyiapan konsep pemantauan, pengawasan, dan evaluasi
pengembangan sistem pengadaan secara elektronik; d. pengelolaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk
agregasi pengadaan secara elektronik; dan e. penyiapan konsep diseminasi pengembangan sistem pengadaan secara
elektronik.
Pasal 123 Subdirektorat Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik;
dan b. Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Sistem Pengadaan Secara
Elektronik.
Pasal 124 (1) Seksi Pengembangan Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik
mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman, pengembangan, pelaksanaan, diseminasi, serta pemantauan dan evaluasi pengembangan perangkat lunak sistem pengadaan secara elektronik.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
(2) Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman, pengembangan, pelaksanaan, diseminasi, serta pemantauan dan evaluasi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sistem pengadaan secara elektronik.
Pasal 125
Subdirektorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan konsep kebijakan, pedoman dan pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik.
Pasal 126** Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125, Subdirektorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep kebijakan dan pedoman pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik; b. penyiapan konsep diseminasi layanan pengadaan secara elektronik; c. penyiapan konsep implementasi sistem pengadaan secara elektronik; d. penyiapan konsep pemantauan dan evaluasi pengelolaan Layanan
Pengadaan Secara Elektronik; dan e. penyiapan konsep pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
Pasal 127
Subdirektorat Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik terdiri dari: a. Seksi Bimbingan Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik; dan b. Seksi Monitoring dan Evaluasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Nasional.
Pasal 128** (1) Seksi Bimbingan Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik
mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman, diseminasi mengenai layanan pengadaan secara elektronik secara nasional.
(2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik Nasional mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman pemantauan dan evaluasi pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi.
BAB VII
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 129
(1) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh Deputi.
Pasal 130
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan perumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya
manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraan pembinaan
sumber daya manusia nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
c. penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 132 Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia terdiri dari: a. Direktorat Pengembangan Profesi; b. Direktorat Pelatihan Kompetensi; dan c. Direktorat Sertifikasi Profesi.
Bagian Ketiga Direktorat Pengembangan Profesi
Pasal 133
Direktorat Pengembangan Profesi mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan, pedoman, dan kompetensi profesi pengelola pengadaan, serta pengembangan kelembagaan profesi.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 134 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Direktorat Pengembangan Profesi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan rumusan kebijakan pengembangan, kompetensi, dan
kelembagaan profesi pengadaan; b. penyiapan penyusunan pedoman kompetensi dan kelembagaan profesi
pengadaan; c. pelaksanaan pengembangan kelembagaan profesi pengadaan; d. pelaksanaan manajemen jabatan fungsional Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah; dan e. pelaksanaan diseminasi, pemantauan, dan evaluasi kelembagaan
profesi pengadaan.
Pasal 135 Direktorat Pengembangan Profesi terdiri dari: a. Subdirektorat Standar Kompetensi dan Kelembagaan; dan b. Subdirektorat Pengembangan Pengelola Pengadaan.
Pasal 136
Subdirektorat Standar Kompetensi dan Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan, pedoman standar kompetensi, dan kelembagaan profesi serta peningkatan kapasitas lembaga pengadaan barang/jasa.
Pasal 137 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 136, Subdirektorat Standar Kompetensi dan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan dan pedoman standar
kompetensi pengadaan; b. penyiapan konsep rumusan kebijakan dan pedoman kelembagaan
profesi pengadaan; c. penyiapan konsep peningkatan kapasitas lembaga pengadaan
barang/jasa; d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi standar kompetensi pengadaan;
dan e. pelaksanaan diseminasi, pemantauan, dan evaluasi kapasitas lembaga
pengadaan.
Pasal 138 Subdirektorat Standar Kompetensi dan Kelembagaan terdiri dari : a. Seksi Standar Kompetensi; dan b. Seksi Kelembagaan Pengadaan.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 139 (1) Seksi Standar Kompetensi mempunyai tugas menyiapkan bahan
rumusan kebijakan dan pedoman serta pemantauan dan evaluasi standar kompetensi pengadaan.
(2) Seksi Kelembagaan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman kelembagaan profesi pengadaan serta diseminasi, pemantauan, dan evaluasi dalam rangka peningkatan kapasitas lembaga pengadaan.
Pasal 140
Subdirektorat Pengembangan Pengelola Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan kebijakan dan pedoman pengembangan pengelola pengadaan, serta pelaksanaan manajemen jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 141
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 Subdirektorat Pengembangan Pengelola Pengadaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan kebijakan dan pedoman pengembangan
pengelola pengadaan; b. penyiapan konsep perencanaan kebutuhan jabatan fungsional
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; c. pelaksanaan diseminasi, pengembangan, penilaian angka kredit,
pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan
d. pengelolaan data dan informasi jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 142
Subdirektorat Pengembangan Pengelola Pengadaan terdiri dari: a. Seksi Karir Pengelola Pengadaan; dan b. Seksi Tata Kelola Pengelola Pengadaan.
Pasal 143
(1) Seksi Karir Pengelola Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pedoman pengembangan pengelola pengadaan serta pelaksanaan diseminasi, pengembangan, dan penilaian angka kredit jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
(2) Seksi Tata Kelola Pengelola Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan kebutuhan pejabat fungsional, pengelolaan data dan informasi, serta pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Bagian Keempat Direktorat Pelatihan Kompetensi
Pasal 144
Direktorat Pelatihan Kompetensi mempunyai tugas menyiapkan rumusan pedoman pelatihan kompetensi pengadaan barang/jasa Pemerintah dan pengelolaan sumberdaya pembelajaran.
Pasal 145
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Direktorat Pelatihan Kompetensi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan rumusan pedoman, program, dan kurikulum pelatihan
kompetensi pengadaan barang/jasa; b. pelaksanaan perumusan pedoman pembinaan pengajar pengadaan dan
lembaga pelatihan; c. pelaksanaan pelatihan, diseminasi bagi pengajar dan asesor akreditasi
lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa; d. pelaksanaan kerjasama dan akreditasi lembaga pelatihan pengadaan
barang/jasa; e. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengajar, asesor akreditasi lembaga pelatihan, pelatihan kompetensi, pengendalian mutu, serta akreditasi lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa; dan
g. pengelolaan informasi dan diseminasi pengetahuan pengadaan barang/jasa.
Pasal 146
Direktorat Pelatihan Kompetensi terdiri dari: a. Subdirektorat Program Pelatihan; dan b. Subdirektorat Sumberdaya Pembelajaran.
Pasal 147
Subdirektorat Program Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan pedoman pelatihan kompetensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 148 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147, Subdirektorat Program Pelatihan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan pedoman, program, dan kurikulum
pelatihan kompetensi pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyiapan konsep pemantauan dan evaluasi pelatihan kompetensi,
pengendalian mutu, serta akreditasi lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
c. pelaksanaan diseminasi dan pemantauan program pelatihan kompetensi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 149
Subdirektorat Program Pelatihan terdiri dari: a. Seksi Materi Pelatihan; dan b. Seksi Evaluasi Pelatihan.
Pasal 150
(1) Seksi Materi Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan pedoman, program, dan kurikulum serta diseminasi dan pemantauan program pelatihan kompetensi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
(2) Seksi Evaluasi Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelatihan kompetensi, pengendalian mutu, serta akreditasi lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 151 Subdirektorat Sumberdaya Pembelajaran mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan pedoman pembinaan pengajar pengadaan, pengelolaan sumber daya pembelajaran, serta pelaksanaan kerjasama dan akreditasi lembaga pelatihan pengadaan.
Pasal 152
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151, Subdirektorat Sumberdaya Pembelajaran menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep rumusan pedoman pembinaan pengajar pengadaan
dan lembaga pelatihan; b. penyiapan konsep pelatihan, diseminasi, pemantauan dan evaluasi
pengajar pengadaan, asesor akreditasi lembaga pelatihan, pelatihan kompetensi, pengendalian mutu, serta akreditasi lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa Pemerintah;
c. penyiapan konsep kerjasama dan akreditasi lembaga pelatihan pengadaan barang/jasa Pemerintah;
d. penyiapan konsep pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan
e. penyiapan konsep pengelolaan informasi dan diseminasi pengetahuan pengadaan barang/jasa.
Pasal 153
Subdirektorat Sumberdaya Pembelajaran terdiri dari: a. Seksi Pengajar Pengadaan; dan b. Seksi Lembaga Pelatihan.
Pasal 154
(1) Seksi Pengajar Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan pedoman pembinaan, pelatihan, diseminasi, pemantauan dan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
evaluasi pengajar pengadaan serta asesor akreditasi lembaga pelatihan.
(2) Seksi Lembaga Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan pedoman pembinaan, kerjasama, dan akreditasi lembaga pelatihan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, serta pengelolaan informasi dan diseminasi pengetahuan pengadaan barang/jasa.
Bagian Kelima
Direktorat Sertifikasi Profesi
Pasal 155 Direktorat Sertifikasi Profesi mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan dan pedoman serta pelaksanaan sertifikasi profesi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 156**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, Direktorat Sertifikasi Profesi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan kebijakan dan pedoman sertifikasi profesi
pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. pelaksanaan sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. pengelolaan sistem manajemen mutu sertifikasi pengadaan barang/jasa
pemerintah; dan d. pengelolaan sistem informasi manajemen sertifikasi pengadaan
barang/jasa Pemerintah.
Pasal 157 Direktorat Sertifikasi Profesi terdiri dari: a. Subdirektorat Sistem dan Sarana Sertifikasi; dan b. Subdirektorat Tata Kelola dan Evaluasi Sertifikasi.
Pasal 158** Subdirektorat Sistem dan Sarana Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan konsep rumusan dan pengembangan kebijakan, pedoman, dan sistem manajemen mutu sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 159**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 158, Subdirektorat Sistem dan Sarana Sertifikasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan konsep rumusan dan pengembangan kebijakan, pedoman,
dan sistem manajemen mutu sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
b. penyiapan konsep penyusunan dan pengembangan sarana sertifikasi dan Materi Uji Kompetensi (MUK) sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah;
c. pelaksanaan sistem manajemen mutu sertifikasi; d. penyiapan sarana sertifikasi dan Materi Uji Kompetensi (MUK) sertifikasi
pengadaan barang/jasa; dan e. penyiapan konsep pengelolaan Tempat Uji Kompetensi (TUK).
Pasal 160
Subdirektorat Sistem dan Sarana Sertifikasi terdiri dari : a. Seksi Sistem Sertifikasi; dan b. Seksi Sarana Sertifikasi.
Pasal 161**
(1) Seksi Sistem Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan dan pengembangan kebijakan, pedoman, dan sistem manajemen mutu sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
(2) Seksi Sarana Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan dan pengembangan sarana sertifikasi dan Materi Uji Kompetensi (MUK) sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah serta pengelolaan Tempat Uji Kompetensi (TUK).
Pasal 162**
Subdirektorat Tata Kelola dan Evaluasi Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan tata kelola sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah, sistem informasi manajemen, dan evaluasi sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 163**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162, Subdirektorat Tata Kelola dan Evaluasi Sertifikasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep pengelolaan sertifikasi pengadaan barang/jasa
Pemerintah; b. penyiapan konsep pengelolaan Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LKPP; c. penyiapan konsep pengelolaan surveilen pemegang sertifikat
pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan d. penyiapan konsep pengelolaan sistem informasi manajemen sertifikasi
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 164 Subdirektorat Tata Kelola dan Evaluasi Sertifikasi terdiri dari : a. Seksi Tata Kelola Sertifikasi; dan b. Seksi Evaluasi dan Surveilan.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 165** (1) Seksi Tata Kelola Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan bahan
pengelolaan sertifikasi, Tempat Uji Kompetensi (TUK) Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LKPP, dan manajemen sertifikasi pengadaan barang/jasa Pemerintah.
(2) Seksi Evaluasi dan Surveilan mempunyai tugas menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi sertifikasi serta surveilen pemegang sertifikat pengadaan barang/jasa Pemerintah.
BAB VIII DEPUTI BIDANG HUKUM DAN PENYELESAIAN SANGGAH
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 166 (1) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah adalah unsur
pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah dipimpin oleh Deputi.
Pasal 167 Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas memberikan saran, pendapat, dan rekomendasi dalam penyelesaian sanggah dan permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa.
Pasal 168
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 167, Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh pemangku
kepentingan terkait dengan Peraturan Perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa;
c. pemberian nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu; dan
d. pemberian keterangan ahli di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 169
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah terdiri dari: a. Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I; b. Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II; dan c. Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum.
Bagian Ketiga Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I
Pasal 170**
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah I.
Pasal 171**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170, Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah I; b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di
Wilayah I; c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa di Wilayah I;
d. pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah I; dan
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah I.
Pasal 172
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I terdiri dari: a. Subdirektorat Wilayah I Barat; dan b. Subdirektorat Wilayah I Timur.
Pasal 173**
Subdirektorat Wilayah I Barat mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah I Barat.
Pasal 174**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, Subdirektorat Wilayah I Barat menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah I Barat;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di Wilayah I Barat;
c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para pengelola pengadaan dalam proses pengadaan barang/jasa di Wilayah I Barat;
d. penyiapan konsep pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah I Barat; dan
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah I Barat.
Pasal 175
Subdirektorat Wilayah I Barat terdiri dari : a. Seksi Wilayah Sumatera Bagian Utara; dan b. Seksi Wilayah Sumatera Bagian Selatan.
Pasal 176**
(1) Seksi Wilayah Sumatera Bagian Utara mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
(2) Seksi Wilayah Sumatera Bagian Selatan mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung.
Pasal 177**
Subdirektorat Wilayah I Timur mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah I Timur.
Pasal 178** Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177, Subdirektorat Wilayah I Timur menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah I Timur; b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di
Wilayah I Timur; c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan proses pengadaan barang/jasa di Wilayah I Timur;
d. penyiapan konsep pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah I Timur; dan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah I Timur.
Pasal 179
Subdirektorat Wilayah I Timur terdiri dari : a. Seksi Wilayah Kalimantan; dan b. Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Pusat.
Pasal 180**
(1) Seksi Wilayah Kalimantan mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
(2) Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Pusat mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Instansi Pusat.
Bagian Keempat
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II
Pasal 181** Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah II.
Pasal 182**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181, Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah II; b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di
Wilayah II; c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa di Wilayah II;
d. penyiapan konsep pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah II; dan
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah II.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 183 Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah II terdiri dari: a. Subdirektorat Wilayah II Barat; dan b. Subdirektorat Wilayah II Timur.
Pasal 184**
Subdirektorat Wilayah II Barat mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, advokasi, penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah II Barat.
Pasal 185**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, Subdirektorat Wilayah II Barat menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah II Barat; b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di
Wilayah II Barat; c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan dalam proses pengadaan barang/jasa di Wilayah II Barat;
d. penyiapan konsep pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah II Barat; dan
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah II Barat.
Pasal 186
Subdirektorat Wilayah II Barat terdiri dari : a. Seksi Wilayah Jawa Bagian Barat; dan b. Seksi Wilayah Jawa Bagian Timur.
Pasal 187**
(1) Seksi Wilayah Jawa Bagian Barat mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
(2) Seksi Wilayah Jawa Bagian Timur mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 188** Subdirektorat Wilayah II Timur mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan dalam proses pengadaan di Wilayah II Timur.
Pasal 189**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188, Subdirektorat Wilayah II Timur menyelenggarakan fungsi: a. pemberian bimbingan teknis dan konsultasi dalam rangka pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di Wilayah II Timur; b. pelaksanaan penyelesaian sanggah dan penanganan pengaduan di
Wilayah II Timur; c. pemberian pendapat, rekomendasi, dan tindakan koreksi kepada para
pengelola pengadaan dalam proses pengadaan barang/jasa di Wilayah II Timur;
d. penyiapan konsep pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah di Wilayah II Timur; dan
e. pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, dan penyelesaian sanggah di Wilayah II Timur.
f. Pasal 190
Subdirektorat Wilayah II Timur terdiri dari : a. Seksi Wilayah Sulawesi; dan b. Seksi Wilayah Maluku dan Papua.
Pasal 191**
(1) Seksi Wilayah Sulawesi mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
(2) Seksi Wilayah Maluku dan Papua mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis, konsultasi dan penyelesaian sanggah, dan penanganan pengaduan, pengembangan sistem advokasi dan penyelesaian sanggah, pemantauan dan evaluasi atas hasil bimbingan teknis, konsultasi, penyelesaian sanggah di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Bagian Kelima
Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum
Pasal 192** Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum mempunyai tugas memberikan nasehat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu.
Pasal 193**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192, Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum menyelenggarakan fungsi: a. pemberian nasehat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan
yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu;
b. pemberian keterangan ahli dalam proses hukum di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas hasil penanganan permasalahan hukum.
Pasal 194 Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum terdiri dari: a. Subdirektorat Penanganan Permasalahan Kontrak; dan b. Subdirektorat Keterangan Ahli.
Pasal 195**
Subdirektorat Penanganan Permasalahan Kontrak mempunyai tugas menyiapkan konsep pemberian nasehat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu.
Pasal 196**
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Subdirektorat Penanganan Permasalahan Kontrak menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep pemberian nasehat dan pendapat hukum kepada
pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu;
b. penyiapan konsep pemberian dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu; dan
c. penyiapan konsep pemantauan dan evaluasi atas hasil pelaksanaan kontrak dan permasalahan hukum.
Pasal 197
Subdirektorat Penanganan Permasalahan Kontrak terdiri dari: a. Seksi Penanganan Permasalahan Kontrak Barang dan Jasa; dan b. Seksi Penanganan Permasalahan Kontrak Pekerjaan Kontruksi.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 198** (1) Seksi Penanganan Permasalahan Kontrak Barang dan Jasa mempunyai
tugas menyiapkan bahan pemberian nasehat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu dan pemantauan evaluasi atas hasil pelaksanaan kontrak dan permasalahan hukum pada pengadaan barang, jasa konsultasi, dan jasa lainnya.
(2) Seksi Penanganan Permasalahan Kontrak Pekerjaan Kontruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan nasehat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu dan pemantauan evaluasi atas hasil pelaksanaan kontrak dan permasalahan hukum pada pengadaan pekerjaan konstruksi.
Pasal 199 Subdirektorat Keterangan Ahli mempunyai tugas menyiapkan konsep pemberian keterangan ahli dalam proses hukum di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 200
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 Subdirektorat Keterangan Ahli menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan konsep pemberian keterangan ahli dalam proses hukum di
bidang pengadaan barang/jasa; dan b. penyiapan konsep pemantauan dan evaluasi atas hasil pemberian
keterangan ahli di bidang pengadaan barang/jasa.
Pasal 201 Subdirektorat Keterangan Ahli terdiri dari : a. Seksi Keterangan Ahli Barang dan Jasa; dan b. Seksi Keterangan Ahli Pekerjaan Konstruksi.
Pasal 202
(1) Seksi Keterangan Ahli Barang dan Jasa mempunyai tugas menyiapkan bahan pemberian keterangan ahli serta pemantauan dan evaluasi atas hasil pemberian keterangan ahli pada pengadaan barang, jasa konsultansi, dan jasa lainnya.
(2) Seksi Keterangan Ahli Pekerjaan Konstruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan pemberian keterangan ahli serta pemantauan dan evaluasi atas hasil pemberian keterangan ahli pada pengadaan pekerjaan kontruksi.
BAB VIIIA
INSPEKTORAT
Bagian Pertama
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 202A** Inspektorat mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan fungsi LKPP.
Pasal 202B** Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203 Inspektorat melaksanakan fungsi: a. pelaksanaan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP); b. pelaksanaan pengawasan kinerja LKPP; c. pelaksanaan pengusutan, pemeriksaan atas adanya indikasi
penyimpangan dan penyalahgunaan jabatan/wewenang, serta penyiapan usulan tindakan terhadap pegawai LKPP yang terbukti melakukan perbuatan melanggar hukum atau melakukan pelanggaran disiplin pegawai;
d. perencanaan program dan anggaran Inspektorat; e. penyusunan prosedur dan pedoman kegiatan operasional
Inspektorat; f. penyusunan kebijakan, prosedur, dan pedoman pembinaan dan
pengawasan Inspektorat; g. pelaksanaan Whistleblowing System LKPP; dan h. pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawasan
fungsional instansi lain mengenai pelaksanaan pengawasan pada umumnya.
Bagian Kedua Susunan Organisasi
Pasal 202C**
Inspektorat terdiri atas: a. Kelompok Kerja Pengawasan Administrasi Keuangan; b. Kelompok Kerja Pengawasan Kinerja Kelembagaan; dan c. Subbagian Tata Usaha.
Bagian Ketiga
Kelompok Kerja dan Subbagian Tata Usaha
Pasal 202D** (1) Kelompok Kerja Pengawasan Administrasi Keuangan mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan;
(2) Kelompok Kerja Pengawasan Kinerja Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kelembagaan LKPP;
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas urusan tata usaha, administrasi keuangan, rumah tangga, perlengkapan, administrasi kepegawaian, serta organisasi dan tata laksana di lingkungan Inspektorat.
BAB VIIIB
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 202E** Di LKPP dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 202F** Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 202G** (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
208 terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan masing-masing.
(2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala.
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PELAKSANA LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI, LAYANAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK, PENANGGUNG JAWAB PENAYANGAN DAFTAR HITAM, SERTA
PENANGGUNG JAWAB WHISTLEBLOWING SYSTEM
Pasal 203* (1) Unit organisasi yang menangani tugas di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah, karena tugas dan fungsinya melaksanakan Layanan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Unit Layanan Pengadaan LKPP.
(2) Kepala Subbagian yang menangani tugas pelaksanaan pengadaan selanjutnya disebut Kepala Unit Layanan Pengadaan LKPP.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 204
(1) Unit organisasi yang menangani tugas di bidang pengelolaan informasi dan dokumentasi, karena tugas dan fungsinya melaksanakan pengelolaan informasi dan dokumentasi yang selanjutnya disebut Pengelola Informasi dan Dokumentasi LKPP.
(2) Kepala Biro yang menangani tugas dan fungsi pengelolaan informasi dan dokumentasi, selanjutnya disebut Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) LKPP.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 205**
(1) Unit organisasi yang menangani tugas melaksanakan pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik di LKPP, karena tugas dan fungsinya melaksanakan pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LKPP yang selanjutmya disebut Layanan Pengadaan Secara Elektronik LKPP.
(2) Kepala Subbagian yang menangani tugas pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LKPP, selanjutnya disebut Kepala Layanan Pengadaan Secara Elektronik LKPP.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Layanan Pengadaan Secara Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 206**
(1) Unit organisasi yang menangani tugas di bidang perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa, karena tugas dan fungsinya melaksanakan penanyangan daftar hitam.
(2) Direktur yang menangani tugas dan fungsi di bidang perencanaan, pemantauan dan evaluasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, selanjutnya disebut Penanggung Jawab Penayangan daftar hitam.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Penanggung Jawab penayangan daftar hitam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 207** (1) Unit organisasi yang menangani tugas melakukan pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi LKPP karena tugas dan fungsinya melaksanakan Whistleblowing System LKPP.
(2) Inspektur yang menangani tugas melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi LKPP disebut Penanggung Jawab Whistleblowing System LKPP.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Penanggung Jawab Whistleblowing System sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 207A**
Pimpinan Unit Organisasi Eselon I menugaskan salah satu unit organisasi Eselon IV sebagai pelaksana Tugas dan Fungsi ketatausahaan pada unit organisasi Eselon I dan Eselon II yang bersangkutan.
BAB X ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 208
(1) Kepala, Sekretaris Utama, dan Deputi merupakan jabatan struktural eselon I.a.
(2) Kepala Biro, Direktur Kepala Pusat dan Inspektur merupakan jabatan struktural eselon II.a.
(3) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(4) Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural eselon IV.a.
Pasal 209
(1) Kepala LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan nasional.
(2) Sekretaris Utama dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala LKPP.
(3) Pejabat eselon II ke bawah di LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Kepala.
BAB XI
TATA KERJA
Pasal 210 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi di LKPP wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
LKPP maupun antar instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk kesatuan gerak dalam melaksanakan tugas.
Pasal 211
Setiap pimpinan unit organisasi di LKPP wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 212
Setiap pimpinan unit organisasi di LKPP bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 213
Setiap pimpinan unit organisasi di LKPP wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan secara semesteran dan tahunan tepat pada waktunya.
Pasal 214
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk teknis kepada bawahan.
Pasal 215 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada unit organisasi lain secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 216
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi dibantu oleh kepala unit organisasi di bawahnya, dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat berkala.
Pasal 217
Pengaturan tata kerja dan hubungan kerja ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan Kepala LKPP.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
Pasal 218** Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi di LKPP wajib melaksanakan pengolahan data, serta menyusun laporan informasi sesuai dengan tugas dan fungsi unit organisasinya.
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 219
Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor.PER.001/KEP.LKPP/ 05/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 220
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2015 KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, AGUS RAHARDJO
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
LAMPIRAN: BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Kepala LKPP
p.13/5/08
Sekretariat Utama
p.13/5/08
Biro Perencanaan Organisasi dan Tata Laksana
Biro Umum dan Keuangan
Biro Hukum, Sistem Informasi dan Kepegawaian
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
Deputi Bidang Pengembangan dan
Pembinaan Sumber Daya Manusia
p.13/5/08
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan
Pengembangan Sistem Informasi
p.13/5/08
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Direktorat Penanganan
Permasalahan Hukum
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian
Sanggah
Wilayah II
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian
Sanggah Wilayah I
Direktorat Sertifikasi
Profesi
Direktorat Pelatihan
Kompetensi
Direktorat Pengemba
ngan Profesi
Direktorat Pengemba
ngan Sistem
Pengadaan Secara
Elektronik
Direktorat Pengemba
ngan Sistem Katalog
Direktorat Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi Pengadaan
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasio
nal
Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan
Pengadaan Khusus
Direktorat Pengemba
ngan Strategi
dan Kebijakan
Pengadaan Umum
Inspektorat
p.13/5/08
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT UTAMA
Sekretariat Utama
Biro Umum dan Keuangan
Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana
Biro Hukum, Sistem Informasi dan Kepegawaian
Bagian, Program dan
Anggaran
Bagian Kepegawaian
Bagian Sistem Informasi
Bagian Pemantauan dan Evaluasi
Bagian Pengelolaan Barang Milik
Negara
Bagian Keuangan
Bagian Hukum dan Humas
Bagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga
Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Sub-Bagian Program
Sub-Bagian Pemantauan
Sub-Bagian Organisasi
Sub-Bagian
Layanan Pengadaan
Sub-Bagian Pengadaan dan Mutasi
Sub-Bagian Data dan Informasi
Sub-Bagian
Tata Usaha
Sub-Bagian Kas,
Perbendaharaan dan
Pelaporan Keuangan
Sub-Bagian Verifikasi Anggaran
Sub-Bagian Inventaris dan Penghapusan Barang Milik
Negara
Sub-Bagian
Hubungan Masyarakat
Sub-Bagian Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Sub-Bagian Pengemban
gan
Sub-Bagian Tata
Laksana
Sub-Bagian Evaluasi
Sub-Bagian Anggaran
Sub-Bagian Rumah Tangga
Sub-Bagian Hukum
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Deputi Bidang Pengembangan Strategi
dan Kebijakan
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus
Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama Internasional
Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum
Subdit Kemitraan Pemerintah dan
Badan Usaha
Subdit Badan Usaha dan
Keadaan Khusus
Subdit Iklim Usaha
Subdit Kerjasama
Internasional
Subdit Barang dan Jasa
Subdit Pekerjaan Konstruksi
Seksi Barang dan Jasa
Lainnya
Seksi Perencana
dan Pengawas Konstruksi
Seksi Multilateral
Seksi Pengembang
an Pelaku Usaha
Seksi Badan Usaha
Seksi Kemitraan
Infrastruktur
Seksi Jasa konsultasi
Seksi Pelaksana Konstruksi
Seksi Bilateral
Seksi Kesempatan
Usaha
Seksi Pertahanan Keamanan
dan Keadaan Khusus
Seksi Kemitraan
Non Infrastruktur
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG MONITORING-EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi Dan
Pengembangan Sistem Informasi
Direktorat Pengembangan Sistem Katalog
Direktorat Perencanaan, Monitoring dan
Evaluasi Pengadaan
Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik
Subdit Riset dan Kontrak
Subdit Pengelolaan
Katalog
Subdit Perencanaan Pengadaan
Subdit Monitoring dan
Evaluasi
Subdit Pengelolaan
dan Pembinaan LPSE
Subdit Pengembangan
Aplikasi dan Teknologi
Informasi
Seksi Bimbingan
Teknis LPSE
Seksi Pengembangan Aplikasi
SPSE
Seksi Pengendalian Pelaksanaan
katalog
Seksi Riset Pasar dan Industri
Seksi Monitoring
dan Evaluasi Pelaksanaan
Kebijakan Pengadaan
Seksi Perencanaan Pengadaan
Kementerian/ Lembaga/Insta
nsi
Seksi Monitoring
dan Evaluasi LPSE
Nasional
Seksi Teknologi
Informasi dan Komunikasi
SPSE
Seksi Evaluasi katalog
Seksi Kontrak Payung
Seksi Monitoring
dan Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Pengadaan
Seksi Perencanaan Pengadaan Pemerintah
Daerah
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSA
Deputi Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Direktorat Sertifikasi Profesi
Direktorat Pengembangan Profesi
Direktorat Pelatihan Kompetensi
Subdit Tata kelola dan Evaluasi
Sertifikasi
Subdit Sistem dan Sarana Sertifikasi
Subdit Sumberdaya Pembelajaran
Subdit Program Pelatihan
Subdit Pengembangan
Pengelola Pengadaan
Subdit Standar Kompetensi dan
Kelembagaan
Seksi Materi Pelatihan
Seksi Tata Kelola
Sertifikasi
Seksi Sistem Sertifikasi
Seksi Pengajar Pengadaan
Seksi Karir Pengelola
Pengadaan
Seksi Standar Kompetensi
Seksi Evaluasi dan Survailen
Seksi Sarana Sertifikasi
Seksi Lembaga Pelatihan
Seksi Evaluasi Pelatihan
Seksi Tata Kelola
Pengelola Pengadaan
Seksi Kelembagaan
Pengadaan
*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN PENYELESAIAN SANGGAH
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
Direktorat Penanganan Permasalahan
Hukum Direktorat Advokasi dan Penyelesaian
Sanggah Wilayah II
Direktorat Advokasi dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I
Seksi Penanganan
Permasalahan Kontrak
Pekerjaan konstruksi
Seksi Penanganan
Permasalahan Kontrak Barang
dan Jasa
Seksi Wilayah Maluku &
Papua
Seksi Wilayah Sulawesi
Seksi Wilayah Jawa Bagian timur
Seksi Wilayah Jawa Bagian Barat
Seksi Wilayah Bali, Nusa
Tenggara & Pusat
Seksi Wilayah Kalimantan
Seksi Wilayah
Sumatera Bagian Selatan
Seksi Wilayah
Sumatera Bagian Utara
Subdit Keterangan Ahli
Subdit Penanganan
Permasalahan Kontrak
Subdit Wilayah II Timur
Subdit Wilayah II Barat
Subdit Wilayah I Timur
Subdit Wilayah I Barat
Seksi Keterangan
Ahli Pekerjaan Konstruksi
Seksi Keterangan Ahli Barang
dan jasa
Recommended