View
222
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, FAKTOR PSIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA INSTALASI RAWAT INAP RSU DAERAH
Dr. ZAINOEL ABIDIN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
T E S I S
Oleh
ABD. RAHIM
057012001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, FAKTOR PSIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA INSTALASI RAWAT INAP RSU DAERAH
Dr. ZAINOEL ABIDIN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ABD. RAHIM 057012001/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, FAKTOR PSIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA INSTALASI RAWAT INAP RSU DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Nama Mahasiswa : Abd. Rahim Nomor Pokok : 057012001 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD.,Sp.JP) (Drs. A. Ridwan Siregar, M.Lib) Ketua Anggota Ketua Program Studi Direktur (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc) Tanggal lulus: 6 Januari 2009
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji Pada tanggal: 6 Januari 2009 PANITIA PENGUJI TESIS: Ketua : Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP
Anggota : 1. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi
2. Drs. A. Ridwan Siregar, M.Lib
3. Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, FAKTOR PSIKOLOGIS DAN ORGANISASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA INSTALASI RAWAT INAP RSU DAERAH
Dr. ZAINOEL ABIDIN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 6 Januari 2009
(Abd. Rahim)
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Regulasi tentang rekam medis dan praktik keperawatan mengharuskan perawat mendokumentasikan setiap pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Hasil studi pendahuluan tentang penerapan dokumentasi asuhan keperawatan di RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin rata-rata 24,32%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin masih belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan R.I. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, faktor psikologis dan faktor organisasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei eksplanatori, dilaksanakan Juli-Oktober 2008. Penelitian ini menggunakan total populasi (perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap) yang berjumlah 289 orang diambil sebagai sampel. Analisis data menggunakan uji statistik regresi linier berganda pada α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel karakteristik individu (masa kerja), variabel psikologis (motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan), dan variabel organisasi (imbalan, kepemimpinan, dan disain pekerjaan) secara bersama memberi pengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan sebesar 65,3%. Hasil analisis juga menunjukkan motivasi memberi pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar manajemen RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin dapat menetapkan kebijakan dan peraturan internal tentang pelaksanaan standard operating procedure (SOP) bagi perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap guna mendukung sistem pendokumetasian yang lebih baik. Terkait dengan kebijakan pengorganisasian agar memperhatikan aspek imbalan terutama sistem remunerasi sebaiknya ditetapkan berdasarkan beban kerja. Disarankan juga untuk meningkatkan sistem manajemen kepemimpinan keperawatan khususnya peran evaluasi dan monitoring perlu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan sehingga setiap kekurangan dalam melakukan pendokumentasian dapat segera diperbaiki. Kata Kunci: Karakteristik Individu, Faktor Psikologis, Organisasi, Dokumentasi.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT
The regulation on medical record and nursing ruled out that nurses have to file all the treatment documentation which they deliver to the patient. The result of a preliminary study on applying the documentation of nursing care in the in-patient department of Provincial General Hospital (RSUD) Dr. Zainoel Abidin was noted 24.32%. This condition indicates that the nursing care documentation by nurses in the in-patient of RSUD Dr. Zainoel Abidin is not appropriate as the standard which was set by the Department of Health Republic of Indonesia. The objective of this study is to find out the influences of individual characteristics, psychological factors, and organizational factors on the nursing care with documentation at RSUD Dr. Zainoel Abidin. This study is an explanatory survey, conducted from July to October 2008. This study recruited as total population technique, (nurse who are on duty at in-patient department) of 289 nures as the sample. The data was analyze by multiple regression test with α = 5%. The result of the study showed that individual characteristics (work experience), organization (reward, leadership and work design) and psychologic variables (motivation and job perception) influencing on the documentation of the nursing care by 65.3%. The it also showed that motivation is the most dominant compared with the other variables. Based on the result of this study, it is suggested that the management of the RSUD Dr. Zainoel Abidin should make an internal policy and rules on the implementation of Standard Operating Procedure (SOP) for the nurses who work in the in-patient department to support a better documentation system. Related to the organizational policy, the management should pay attention to the reward aspect, especially the system of remuneration must be made based on the work load. It is also suggested to improve the managerial system of nursing ie leadership especially the role of evaluation and monitoring which is necessary done periodically and continuously so that every single weakness in the document can be improved. Key words: Individual Characteristics, Psychological Factors, Organization,
Documentation.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini sampai dengan selesai. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di Program
Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan.
Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS sebagai Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
3. Ibu Prof. Dr. Ida Yustina, MSi, sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4. Bapak Dr. Taufik Mahdi, Sp.OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Zainoel Abidin Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah memberikan
kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
5. Bapak Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD,Sp.JP sebagai Ketua Komisi
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
memberikan bimbingan, arahan serta dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Drs. A. Ridwan Siregar, M.Lib sebagai Anggota Komisi Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan
bimbingan, arahan serta dukungan kepada penulis guna penyelesaian tesis ini.
7. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi dan Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE.,
MSi sebagai Anggota Penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritik
maupun saran kepada penulis untuk kesempurnaan tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memberikan arahan,
bantuan dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
9. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan, yang telah memberikan dukungan
serta doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
10. Teristimewa, rasa hormat dan terima kasih kepada Ayahanda (almarhum) dan
Ibunda tercinta yang telah membesarkan dan mendidik penulis, sehingga penulis
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
dapat melanjutkan pendidikan pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan.
11. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada istriku dan anak-anakku tercinta
yang telah memberikan dukungan serta do’a yang tak henti-hentinya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu bila
ada saran maupun kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga tesis
ini bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dalam rangka meningkatkan kinerja
tenaga keperawatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam pemecahan masalah
praktik keperawatan khususnya tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
Medan, 6 Januari 2009
Penulis
(Abd. Rahim)
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Abd. Rahim dilahirkan di Kampung Baru pada tanggal 7 Desember 1955,
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Aloezi Tukuk (Almarhum)
dan Ibunda Hj. Djuminem. Menikah dengan Ns. Maharnis, S.Kep pada tanggal 3
Nopember 1988 dan telah dikaruniai dua orang putra yaitu Yugi Diancita Armis, dan
Yanang Prastikniya Armis, sekarang menetap di Jl. Tgk. H. Daud Beureueh 17
Kelurahan Laksana Kota Banda Aceh.
Memulai pendidikan di SD Rampah Estate Deli Serdang lulus tahun 1968,
melanjutkan pendidikan di SMP Bakti Sei Rampah lulus tahun 1971. Kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Pengatur Rawat A (SPRA) di Pematang Siantar
lulus tahun 1976. Tahun 1986 melanjutkan pendidikan di Sekolah Guru Perawat
(SGP) Cilandak Jakarta lulus tahun 1987. Tahun 1989 melanjutkan pendidikan
di Akademi Keperawatan Pajajaran Bandung lulus tahun 1991. Kemudian melanjutkan
pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh
lulus tahun 2004.
Pernah bekerja di PT. Socfin Indonesia tahun 1976-1979, di PT. Indonesia
Asahan Aluminium tahun 1979-1981, dan bekerja di PNP VII Gunung Meliau
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat tahun 1981-1982. Kemudian bekerja di RSU
Daerah Dr. Zainoel Abidin Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 1982 sampai
sekarang.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ . xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Permasalahan Penelitian.......................................................................... 7 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 1.4. Hipotesis ................................................................................................. 7 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9 2.1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...................................................... 9 2.2. Konsep Keperawatan ............................................................................ 14 2.3. Konsep Kinerja ..................................................................................... 22 2.3.1. Pengertian Kinerja .............................................................................. 22 2.3.2. Penilaian Kinerja ................................................................................ 23 2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ........................................ 24 2.4. Karakteristik Individu ........................................................................... 25 2.5. Karakteristik Psikologis ......................................................................... 29 2.6. Karakteristik Organisasi ........................................................................ 32 2.7. Landasan Teori ...................................................................................... 36 2.8. Kerangka Konsep .................................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 41 3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 41 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 41 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 42 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 42 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 45 3.6. Metode Pengukuran .............................................................................. 47 3.7. Metode Analisis Data ............................................................................ 51
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 52 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................. 52 4.2. Analisis Univariat ................................................................................. 56 4.3. Analisis Multivariat ............................................................................... 64
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 67 5.1. Pendokumentasian ................................................................................. 67 5.2. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis dan Organisasi terhadap Pendokumentasian.................................................................... 73 5.3. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 85 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 86 6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 86 6.2. Saran ........................................................................................................ 87 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ............ 90
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 3.1. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Faktor Organisasi .................... 44
3.2. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Faktor Psikologis...................... 44
3.3. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Karakteristik Individu ........................................................................................................... 48
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Faktor Organisasi ........................................................................................................ 49 3.5. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Faktor Psikologis ........................................................................................... ............. 49 3.6. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Dokumentasi Asuhan Keperawatan ............................................... ................. 50 4.1. Pencapaian Kinerja RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2006 dan 2007 .......... 53
4.2. Jenis Pelayanan Rawat Jalan pada RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2007.... 54
4.3. Kategori dan Jumlah Tenaga pada RSUD Dr. Zainoel Abidin Juli Tahun 2008...................................................................................................... 55
4.4. Jumlah Responden Penelitian pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2008.......................................................................................... 55
4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu .............................. 57 4.6. Distribusi Faktor Organisasi dan Faktor Psikologis ....................................... 58 4.7. Distribusi Frekuensi Pendokumentasian ......................................... ................ 59 4.8. Distribusi Frekuensi Keseluruhan Pendokumentasian..................................... 60 4.9. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Individu .................................. ................ 62
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4.10.Hasil Tabulasi Silang Faktor Organisasi terhadap Pendokumentasian........... 63 4.11. Hasil Tabulasi Silang Faktor Psikologis terhadap Pendokumentasian.......... 64 4.12. Hasil Regresi Karakteristik Individu, Faktor Psikologis dan Faktor Organisasi terhadap Pendokumentasian............................................. 65
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman 2.1. Diagram Skematis Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja Menurut James L. Gibson, et al.,(1997) ..................................... 24 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ .................. 40
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman 1. Surat Izin Penelitian ............................................................................................ 94
2. Surat Keterangan Selesai Penelitian.................................................................... 96
3. Kuesioner Penelitian ........................................................................................... 97
4. Hasil Pengolahan Data Distribusi Frekuensi ...................................................... 103
5. Hasil Uji Tabulasi Silang... ................................................................................. 106
6. Hasil Uji Regresi ............................................................................. ................... 109
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terjadinya perubahan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia berpengaruh
terhadap dokumentasi keperawatan dalam praktik keperawatan profesional. Semua
catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan memiliki nilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan,
perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai konsumen, maka dokumentasi
menjadi sangat penting sebagai bukti otentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
Tersedianya dokumentasi yang memuat semua catatan hasil pemeriksaan,
tindakan maupun pengobatan yang diberikan kepada pasien merupakan unsur yang
penting terkait dengan mutu pelayanan di rumah sakit selain tenaga kesehatan dan
fasilitas yang tersedia.
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 749a Tahun 1989 tentang Rekam
Medis (Medical Records) menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan, dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Lebih
lanjut dalam Pasal 2 disebutkan bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis.
Pembuatan rekam medis sebagaimana disebutkan pada Pasal 3 dibuat oleh dokter dan
atau tenaga kesehatan lainnya yang memberi pelayanan langsung kepada pasien.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 749a Tahun 1989 di atas
maka tenaga keperawatan berkewajiban mendokumentasikan setiap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien di sarana pelayanan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan demikian dokumentasi asuhan
keperawatan adalah sesuatu yang mutlak harus ada di setiap sarana pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit.
Kenyataannya walaupun telah ada regulasi tentang praktik keperawatan dan
Rekam Medik, kebanyakan perawat merasakan bahwa dalam melaksanakan
pendokumentasian proses keperawatan bukanlah menjadi suatu kewajiban profesi
melainkan sebagai suatu beban (Keliat, et al., 1998). Pernyataan tersebut didukung
dengan hasil evaluasi dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah sakit umum
yang menunjukkan bahwa kemampuan perawat mendokumentasikan asuhan
keperawatan rata-rata kurang dari 60 %, sedangkan hasil evaluasi dokumentasi
keperawatan pada dua rumah sakit jiwa rata-rata kurang dari 40 % yang memenuhi
kriteria (Keliat, et al., 1998).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Zainoel Abidin adalah rumah sakit
milik Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai tugas pokok
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga memiliki kewajiban untuk
membuat rekam medis dan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan R.I. Nomor 749a Tahun 1989.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor YM.00.03.2.2.1953 tanggal
23 Mei 2000 RSUD Dr. Zainoel Abidin dinyatakan lulus akreditasi 5 jenis pelayanan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
tingkat dasar yaitu: pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan medik,
pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, dan pelayanan rekam medis. Tahun
2004 RSUD Dr. Zainoel Abidin juga telah ditetapkan lulus akreditasi 12 jenis
pelayanan yang meliputi 5 jenis pelayanan tingkat dasar ditambah 7 jenis pelayanan
yaitu: pelayanan kamar operasi, pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi,
pelayanan farmasi, pelayanan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan
bencana (K3), pelayanan pengendalian infeksi nosokomial, dan pelayanan perinatal
resiko tinggi.
Kendati telah lulus akreditasi 12 jenis pelayanan namun dalam
implementasinya dokumentasi asuhan keperawatan dirasakan masih belum sesuai
standar yang diharapkan. Kondisi ini diakui oleh Kepala Bidang Keperawatan RSUD
Dr. Zainoel Abidin pada saat wawancara dengan penulis tanggal 5 Maret 2007 yang
menyebutkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilaksanakan
secara komprehensif khususnya pada ruang rawat inap yang seharusnya memiliki
dokumentasi keperawatan sejak pasien masuk hingga pulang.
Studi pendahuluan dokumentasi asuhan keperawatan yang penulis laksanakan
di RSUD Dr. Zainoel Abidin pada tanggal 23–24 Agustus 2007 dengan mengambil
sampel 42 orang pasien rawat inap yang pulang pada tanggal tersebut di atas dengan
kriteria telah dirawat lebih dari tiga hari. Studi pendahuluan menggunakan instrumen
A tentang studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I. tahun 1995.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Hasil yang diperoleh rata-rata penerapan dokumentasi asuhan keperawatan adalah
24,32%, sedangkan standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan R.I. 80%-100%.
Hasil penelitian Azhari (2005) tentang persepsi perawat terhadap dokumentasi
asuhan keperawatan di RSUD Dr. Zainoel Abidin menunjukkan bahwa: persepsi
perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan sebagai alat komunikasi perawat
(53,33%) kategori kurang, sebagai alat pengumpulan data (58,33%) kategori kurang,
sebagai sarana audit keperawatan dan monitoring (83,33%) kategori kurang, sebagai
aspek etik dan legal (55%) kategori kurang, dan persepsi perawat terhadap
dokumentasi asuhan keperawatan bermanfaat bagi kesinambungan proses
keperawatan (51,67%) kategori kurang. Hasil penelitian tersebut menggambarkan
bahwa perawat yang bertugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin
memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pentingnya dokumentasi asuhan
keperawatan dalam setiap tindakannya. Seharusnya perawat memahami bahwa
dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bentuk pertanggungjawaban profesi
pada aspek etik dan hukum yang dapat digunakan sebagai bukti yang legal bila
sewaktu-waktu ada gugatan dari pasien terkait dengan pelayanan keperawatan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis dan hasil penelitian Azhari
(2005) di atas dapat diduga bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin masih belum sesuai dengan standar yang
diharapkan, sehingga perlu diketahui apakah karakteristik individu, faktor psikologis
dan faktor organisasi berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan
di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Dharma (2005) menyebutkan bahwa faktor karakteristik individu yang
mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, dan
penempatan kerja. Makmuri (2004) menyebutkan salah satu faktor manusia
berperilaku baik ataupun buruk ditentukan oleh karakteristik biografik berupa: umur,
jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota dalam keluarga, pendapatan dan
senioritas.
Berdasarkan data skunder yang penulis peroleh dari Sub Bag Kepegawaian
RSUD Dr. Zainoel Abidin pada bulan Januari 2008 perawat pelaksana di instalasi
rawat inap sebagian besar (93,01%) memiliki tingkat pendidikan S1 keperawatan dan
D.III keperawatan, sisanya (6,99%) pendidikan SPK dan Bidan. Masa kerja ≤ 5 tahun
(61,83%), > 5 tahun (39,17%). Status perkawinan (21,51%) belum menikah,
(76,88%) telah menikah dan (1,61%) janda/duda. Walau sebagian besar perawat
pelaksana memiliki kategori pendidikan tinggi, dan sebagian besar telah menikah,
kenyataannya pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum mencapai standar
yang diharapkan. Seharusnya menurut Simanjuntak (1985) semakin tinggi pendidikan
seseorang akan semakin tinggi produktivitas kerjanya. Siagian (1995) menyebutkan
status perkawinan berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam kehidupan
organisasi, baik secara positif maupun negatif. Artinya status perkawinan pada situasi
tertentu dapat mempengaruhi individu untuk meningkatkan kinerjanya, namun
sebaliknya juga dapat berpengaruh terhadap penurunan kinerja. Karakteristik
psikologis yang mempengaruhi perilaku atau kinerja individu antara lain motivasi,
persepsi terhadap pekerjaan, sikap, kepribadian, dan belajar (Ilyas, 1999). Hal ini
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
selaras dengan hasil penelitian Haslinda (Ilyas, 1999) yang meneliti faktor-faktor
yang berhubungan dengan prestasi kerja bidan desa di Kabupaten Subang Jawa Barat
menunjukkan adanya hubungan variabel psikologis dengan prestasi kerja bidan desa.
Sehingga penulis ingin mengetahui apakah faktor psikologis seperti motivasi dan
persepsi perawat pelaksana terhadap pekerjaannya di instalasi rawat inap RSUD Dr.
Zainoel Abidin berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan.
Menurut data dari Sub Bagian Kepegawaian rekapitulasi absensi perawat
pelaksana di RSUD Dr. Zainoel Abidin tahun 2007 terlihat bahwa tingkat kehadiran
dan pulang tepat waktu masih sangat rendah yaitu: kehadiran tepat waktu hanya 38%,
dan pulang tepat waktu hanya 31%. Sementara pihak manajemen mengharapkan
tingkat kehadiran dan pulang tepat waktu ≥ 80 %. Keadaan ini menunjukkan
bahwa motivasi perawat pelaksana untuk datang dan pulang tepat waktu masih sangat
rendah, sehingga berdampak terhadap pemotongan Tunjangan Prestasi Kerja (TPK)
mereka.
Kebijakan tersebut mendapat protes dari perawat yang merasa dirugikan,
di mana pada bulan September 2007 sedikitnya 30 perawat bagian bedah RSUD Dr.
Zainoel Abidin melakukan aksi mogok, menuntut manajemen rumah sakit segera
mengembalikan TPK yang telah dipotong beberapa waktu yang lalu. Dampak dari
aksi tersebut rencana operasi terhadap 17 pasien tertunda (Harian Serambi Indonesia,
14 Agustus 2007). Menurut Gibson, et al., (1997) karakteristik organisasi yang
mempengaruhi kinerja individu terdiri atas sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur organisasi, dan disain pekerjaan. Oleh karena itu sudah selayaknya pimpinan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
sebuah organisasi harus memahami bahwa pentingnya pengelolaan karakteristik
organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja individu, dan kelompok yang pada
akhirnya berdampak terhadap peningkatan kinerja organisasi.
1.2. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah, apakah
karakteristik individu (status perkawinan, masa kerja, tingkat pendidikan), faktor
psikologis (motivasi, persepsi terhadap pekerjaan), dan organisasi (imbalan,
kepemimpinan, disain pekerjaan) berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
1.3. Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh karakteristik individu (status perkawinan, masa kerja,
tingkat pendidikan), faktor psikologis (motivasi, persepsi terhadap pekerjaan), dan
organisasi (imbalan, kepemimpinan, disain pekerjaan) terhadap pendokumentasian
asuhan keperawatan pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh karakteristik individu (status perkawinan, masa kerja, tingkat
pendidikan), faktor psikologis (motivasi, persepsi terhadap pekerjaan), dan organisasi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
(imbalan, kepemimpinan, disain pekerjaan) terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai dasar
untuk menetapkan kebijakan tentang sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
yang baku dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin. Hasil Penelitian
ini juga bisa digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan pihak manajemen
RSUD Dr. Zainoel Abidin untuk menyusun unit cost pelayanan keperawatan dan
menetapkan remunerasi jasa pelayanan bagi tenaga keperawatan.
Selain itu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh Komite
Keperawatan untuk pembinaan dan pengembangan profesionalisme keperawatan.
Disisi lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti
lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2.1.1. Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua
warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum
(Hidayat, 2001). Sedangkan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan
keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2001).
2.1.2. Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Hidayat (2001) mengatakan bahwa, dokumentasi asuhan keperawatan
merupakan tuntutan profesi yang harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari aspek
etik maupun aspek hukum. Artinya dokumentasi asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan dari kedua aspek ini berkaitan erat dengan aspek manajerial,
yang disatu sisi melindungi pasien sebagai penerima pelayanan (konsumen) dan disisi
lain melindungi perawat sebagai pemberi jasa pelayanan dan asuhan keperawatan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Hakekat dokumentasi asuhan keperawatan adalah terciptanya kegiatan-
kegiatan keperawatan yang menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, cara berpikir dan
bertindak profesional pada setiap perawat. Pendekatan yang sistematis dan logis
dengan landasan ilmiah yang benar, serta melalui dokumentasi proses keperawatan,
semua kegiatan dalam proses keperawatan dapat ditampilkan kembali sehingga dapat
diteliti ulang untuk dikembangkan atau diperbaiki (Nursalam, 2001).
Melalui dokumentasi asuhan keperawatan ini pula diharapkan para perawat
dan tim pelayanan kesehatan dapat saling berkomunikasi dan berkonsultasi untuk
pengembangan pelayanan kesehatan yang diberikan, keperluan pendidikan serta
digunakan sebagai dokumen legal bila diperlukan dalam proses peradilan. Selain itu
dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina
dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan pelayanan keperawatan. Kualitas
asuhan keperawatan bergantung pada akuntabilitas dari individu perawat dalam hal
menggunakan proses keperawatan pada pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
pengaruhnya pada pasien secara individual dari hasil asuhan yang diberikan. Proses
keperawatan sebagai metode saintifik memerlukan tindakan nyata dan dokumentasi
(Depkes R.I., 1995).
Kegiatan Dokumentasi asuhan keperawatan mencakup pencatatan dan
pelaporan, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
profesional dan merupakan suatu hal yang mutlak harus ada dan dilaksanakan pada
setiap tahapan proses keperawatan, mulai dari pengkajian (pengumpulan dan analisis
data), diagnosa keperawatan, menyusun rencana tindakan keperawatan,
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengadakan evaluasi hasil tindakan
keperawatan (Depkes R.I., 1995). Perawat perlu memahami berbagai konsep untuk
model dokumentasi keperawatan, menurut pendapat Hidayat (2001) yang mengutip
pendapat Fischbach, terdapat tiga komponen model dokumentasi yang saling
berhubungan, saling ketergantungan, dan dinamis, yaitu: komunikasi, proses
keperawatan, dan standar dokumentasi. Tiap-tiap komponen memiliki keterampilan
tertentu yang dapat dipelajari dan digunakan oleh perawat.
Keterampilan komunikasi secara tertulis adalah keterampilan perawat dalam
mencatat dengan jelas, mudah dimengerti, dan berisi informasi akurat yang secara
tepat dapat diinterpretasikan oleh orang lain. Keterampilan dokumentasi proses
keperawatan adalah keterampilan perawat dalam melakukan pencatatan proses
keperawatan seperti keterampilan mendokumentasikan pengkajian pasien,
keterampilan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan untuk keperawatan,
keterampilan mendokumentasikan rencana keperawatan, keterampilan
mendokumentasikan implementasi keperawatan, keterampilan mendokumentasikan
evaluasi respon pasien terhadap keperawatan, dan keterampilan mengkomunikasikan
hasil kajian pasien kepada perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan keterampilan untuk dapat
memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan dengan
tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan dalam memenuhi standar
dokumentasi pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Dokumentasi keperawatan menurut Nursalam (2001) mempunyai makna yang
penting bila dilihat dari berbagai aspek:
1. Aspek Hukum
Semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct) yang berhubungan
dengan profesi keperawatan di mana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien
sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan setiap saat. Dokumentasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu
data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani
oleh perawat serta tanggal.
2. Aspek Jaminan Mutu
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat, akan memberikan
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Hal
ini tentunya akan membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
3. Aspek Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah yang
berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat
catatan yang ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4. Aspek Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan
dalam menentukan biaya keperawatan pasien.
5. Aspek Pendidikan
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan referensi pembelajaran bagi mahasiswa/siswa atau
profesi keperawatan.
6. Aspek Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7. Aspek Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauhmana peran dan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Dengan
demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut.
Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu, juga bagi individu perawat
dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2.2. Konsep Keperawatan
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan
dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan
kebutuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam
praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu asuhan keperawatan
profesional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut Proses Keperawatan dan
Dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai standar praktik, dan
pelaksanaan proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Proses keperawatan adalah aktivitas ilmiah yang dilakukan secara sistematis
melalui lima tahap, yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Kozier, 1995). Menurut Nursalam (2001) proses
keperawatan adalah suatu metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien atau keluarga. Lebih lanjut Nursalam (2001) dengan
mengutip pendapat Iyer, et al., (1996) mengatakan bahwa proses keperawatan terdiri
dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan, yaitu: pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan tersebut berintegrasi terhadap
fungsi intelektual problem solving dalam mendefinisikan suatu tindakan keperawatan.
Clark (1992) mendefinisikan proses keperawatan sebagai suatu metode atau
proses berpikir yang terorganisir untuk membuat suatu keputusan klinis dan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
pemecahan masalah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Nursalam (2001) yang
mengutip pendapat Yura dan Walsh, proses keperawatan adalah tindakan berurutan,
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah pasien, membuat perencanaan
untuk mengatasinya, melaksanakan rencana tersebut atau menugaskan orang lain
untuk melaksanakannya dan mengevaluasi keberhasilan secara efektif terhadap
masalah yang diatasi.
Tahapan proses keperawatan secara berurutan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon pasien agar dapat
mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien. Area yang termasuk respon pasien antara lain kegiatan
sehari-hari, emosional, sosio-ekonomi, kultural dan spiritual (Nursalam, 2001).
Menurut Kozier, et al, (1995), proses pengkajian terdiri atas empat kegiatan,
yaitu: pengumpulan data, organisasi data, validasi data dan pencatatan data.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Carpenito (Nursalam, 2001) diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok di mana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah. Selanjutnya
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) dikutip Nursalam
(2001) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data di mana menurut NANDA diartikan sebagai definisi karekteristik.
Definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala, tanda adalah sesuatu
yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh pasien
(Nursalam, 2001). Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan
memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah
merumuskan suatu diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan menurut
Carpenito (Nursalam, 2001) dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu; aktual,
resiko, kemungkinan, keperawatan sejahtera (welness), dan keperawatan sindrom
(syndrome). Diagnosa keperawatan aktual menjelaskan masalah nyata yang terjadi
saat ini sesuai data klinik yang ditemukan. Syarat untuk menegakkan diagnosa
keperawatan aktual harus ada unsur (P) = problem (masalah) yaitu, pernyataan
terhadap masalah kesehatannya baik aktual maupun potensial, (E) = etiology
(penyebab) adalah penyebab atau alasan yang dicurigai dari respon yang telah
diidentifikasi dari pengkajian, (S) = sign and symtomps (tanda dan gejala) adalah
manifestasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa
keperawatan. Menurut Nursalam (2001) diagnosa keperawatan resiko
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
intervensi. Syarat untuk menegakkan diagnosa keperawatan resiko harus ada
unsur P dan E (problem dan etiology). Diagnosa keperawatan kemungkinan
menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan. Keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada
akan tetapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah (Nursalam, 2001).
Diagnosa keperawatan sejahtera adalah keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera
tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi. Contoh diagnosa keperawatan
sejahtera: potensial peningkatan hubungan dalam keluarga (Nursalam, 2001).
Diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok
diagnosa keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul
karena suatu kejadian atau situasi tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan
sindrom adalah agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian dalam
setiap melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan. Menurut NANDA
(Nursalam, 2001) ada dua diagnosa keperawatan sindrom, yaitu: sindrom trauma
pemerkosaan (rape trauma syndrome) dan resiko sindrom penyalahgunaan (risk for
disuse syndrome). Contoh diagnosa trauma pemerkosaan; cemas dan resiko tinggi
sewaktu melakukan hubungan seksual. Sedangkan contoh diagnosa resiko
sindrom penyalahgunaan antara lain; resiko konstipasi, fungsi pernafasan, resiko
infeksi, resiko gangguan integritas jaringan, dan lain-lain.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada pasien.
Setiap pasien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan
yang baik. Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan pemecahan masalah, dan
menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Ali (2002) menyebutkan perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan,
tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan
analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan menurut Nursalam
(2001) terdiri atas empat langkah, yaitu:
a. Menentukan prioritas
Secara realistik, perawat tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan semua
diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada pasien
sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas
diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan
peralatan yang diperlukan (Nursalam, 2001). Penetapan prioritas dilakukan
karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam waktu yang bersamaan. Salah
satu metode dalam menetapkan prioritas dengan mempergunakan hirarki
Maslow. Menurut hirarki Maslow (Nursalam, 2001) kebutuhan manusia dibagi
dalam lima tahap, yaitu: fisiologis, rasa aman dan nyaman, sosial, harga diri
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
dan aktualisasi diri. Dia menyatakan bahwa pasien memerlukan suatu tahapan
kebutuhan jika pasien menghendaki suatu tindakan yang memuaskan. Dengan
kata lain, kebutuhan fisiologis biasanya sebagai prioritas utama bagi pasien dari
pada kebutuhan lainnya.
b. Menentukan kriteria hasil
Tujuan pasien dan tujuan keperawatan adalah standar ukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan pasien atau keterampilan perawat. Tujuan pasien
merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku pasien, keluarga atau
kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan diberikan.
Sebaliknya tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu
tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat.
Karena kriteria hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan
pasien yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui rencana tindakan
keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Nursalam (2001) menggunakan pedoman
penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART, yaitu: S = spesific (tujuan harus
spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda), M = measurable (tujuan
keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien; dapat
dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau), A = achievable (tujuan harus
dapat dicapai), R = reasonable (tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah), dan T = time (tujuan harus dapat dicapai dalam batas waktu
tertentu).
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
c. Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah disain spesifik intervensi untuk membantu pasien
dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan
komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana
mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-faktor
pendukung terhadap suatu permasalahan. Menurut Bulecheck dan Mc. Closkey
(Nursalam, 2001) intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung
kepada pasien yang dilaksanakan oleh perawat. Tindakan tersebut meliputi
tindakan independent keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan
medis berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar
fungsi kesehatan kepada pasien yang tidak dapat melakukannya. Definisi
tersebut berhubungan dengan semua intervensi keperawatan dengan diagnosa
keperawatan dan atau masalah kolaboratif.
d. Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan adalah sesuatu yang paling efektif jika
dilaksanakan setelah pertama kali perawat kontak dengan pasien. Segera setelah
melakukan pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan
diagnosa aktual atau resiko, kriteria hasil, dan rencana tindakan.
4. Implementasi (pelaksanaan)
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995). Menurut Nursalam
(2001) mengutip pendapat Iyer, et al. pelaksanaan atau implementasi adalah
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari
implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Jenis tindakan pada implementasi
ini terdiri dari tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan atau
kolaborasi (interdependent), dan tindakan rujukan atau ketergantungan
(dependent).
5. Evaluasi
Kurniawati (2004) menyebutkan evaluasi adalah proses yang berkelanjutan
untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan
terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tahap evaluasi merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan
pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Menurut Nursalam, (2001) ada beberapa komponen yang
dievaluasi mengenai status kesehatan pasien, yaitu: pengetahuan (kognitif), status
emosional (affektif), kemampuan pasien melakukan tindakan yang benar
(psikomotor), perubahan fungsi tubuh, tanda dan gejala yang spesifik.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2.3. Konsep Kinerja
2.3.1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun
kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat berupa penampilan individu maupun
kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang
memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan
jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 1999).
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Suprihanto (2000) kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Sesuai dengan definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli (Ilyas, 1999;
Suprihanto, 2000; dan Mangkunegara, 2000) dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil penampilan kerja yang dicapai oleh individu maupun kelompok sesuai dengan
tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2.3.2. Penilaian Kinerja
Menurut Suprihanto (2000) penilaian kinerja adalah suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan. Ilyas (1999)
menyebutkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses menilai hasil karya
personil dalam suatu organisasi melalui instrument kinerja dan pada hakikatnya
merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan
membandingkannya dengan standar baku penampilan.
Mangkunegara (2005) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai suatu proses
yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Mengutip pendapat para ahli (Suprihanto, 2000; Ilyas, 1999; dan
Mangkunegara, 2005) dapat disimpulkan bahwa, penilaian kinerja adalah suatu
proses penilaian yang dilakukan oleh pimpinan organisasi secara sistematis untuk
mengetahui penampilan hasil kerja personil dan kinerja organisasi.
Gibson, et al. (1997), menyebutkan tujuan penilaian kinerja dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan pimpinan untuk menentukan imbalan (upah, promosi,
dan alih tugas), identifikasi kebutuhan pelatihan, dan sebagai umpan balik bagi para
pegawai.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat Gibson at al. (1997), tiga variabel yang mempengaruhi
perilaku dan kinerja seseorang, yaitu: variabel individu, variabel psikologi dan
variabel organisasi. Pengaruh ketiga variabel tersebut terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Diagram Skematis Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja Menurut James L. Gibson, et al. (1997)
Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan
keterampilan, latar belakang dan demografi. Sub variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja
individu. Sedangkan sub variabel latar belakang dan demografi memiliki efek tidak
langsung pada perilaku dan kinerja individu.
Variabel psikologis terdiri atas sub variabel persepsi, sikap, kepribadian,
belajar, dan motivasi. Sub-variabel pesepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
hal yang kompleks dan sukar diukur. Variabel organisasi digolongkan dalam sub
variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi, dan disain
pekerjaan. Menurut Gibson, et al. (1997), variabel organisasi memiliki efek tidak
langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Sementara itu Ilyas (1999) mengutip
pendapat Kopelman mengemukakan sub variabel imbalan akan berpengaruh untuk
meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan
kinerja individu. Hasil penelitian Haslinda (Ilyas, 1999) yang meneliti faktor-faktor
yang berhubungan dengan prestasi kerja bidan desa di Kabupaten Subang Jawa Barat
menunjukkan adanya hubungan antara variabel individu, variabel psikologis
(dorongan) dan variabel lingkungan dengan prestasi kerja bidan desa.
2.4. Karakteristik Individu
Makmuri (2004) menyebutkan bahwa manusia berperilaku baik ataupun
buruk ditentukan oleh 4 (empat) variabel, yaitu: karakteristik biografik, kemampuan,
kepribadian dan proses belajar. Karakteristik biografik pada diri individu dapat
berupa: umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota dalam keluarga,
pendapatan dan senioritas. Pernyataan ini didukung oleh Hughes dalam Atkinson
(2004) yang menemukan bahwa faktor karakteristik manusia berupa umur dan jenis
kelamin serta lama kerja mempengaruhi aktifitas bekerja seseorang. Pendapat lain
yang dikemukakan Rakhmat (2004) salah satu faktor situasional yang mempengaruhi
perilaku manusia adalah faktor-faktor sosial yang di dalamnya adalah karakteristik
individu dalam populasi berupa usia, kecerdasan, dan karakteristik biologis. Pendapat
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
ini didukung oleh Dharma (2005) bahwa faktor-faktor karakteristik individu yang
mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, dan
penempatan kerja.
Mathias dan Jackson (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja dari individu yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan
yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka
dengan organisasi. Sementara Suprihanto (2000) menyatakan karakteristik individu
berupa sejumlah faktor seperti: bakat, pendidikan dan pelatihan, lingkungan dan
fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi,
manajemen, kesempatan berprestasi dan sebagainya.
Menurut Makmuri (2004) ada 3 (tiga) faktor yang perlu diperhatikan dalam
karakteristik individu yaitu: minat (interest), sikap (attitudes) dan kebutuhan (needs).
Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang untuk berbuat, biasanya
dimulai rangsangan eksternal (misalnya; uang/makan) yang selanjutnya
mempengaruhi perilaku dalam bekerja. Besar kecilnya minat seseorang melakukan
pekerjaan tersebut, rasa puas melakukan pekerjaan dan perasaan aman bila bekerja
di tempat tersebut sehingga tidak terlintas untuk pindah.
Menurut Ilyas (1999) yang mengutip pendapat Kopelman bahwa karakteristik
individu mencakup:
1. Umur, berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas seseorang.
Kedewasaan adalah tingkat kedewasaan teknis dalam melaksanakan tugas-tugas,
maupun kedewasaan psikologis. Menurut Wexley dan Yuki (1977) pekerja usia
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
20–30 tahun mempunyai motivasi kerja relatif lebih rendah dibandingkan pekerja
yang lebih tua, karena pekerja yang lebih muda belum berpijak pada landasan
realitas, sehingga sering mengalami kekecewaan dalam bekerja. Hal ini dapat
menyebabkan rendahnya kinerja dan kepuasan kerja. Menurut Siagian (1995)
semakin lanjut usia seseorang semakin meningkat pula kedewasaan teknisnya,
demikian juga kedewasaan psikologis akan menunjukkan kematanagan jiwanya.
Usia yang semakin meningkat akan meningkat pula kemampuan seseorang dalam
mengambil keputusan, berpikir rasional, mengendalikan emosi, dan toleransi
terhadap pandangan orang lain, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan
motivasinya.
2. Jenis kelamin, diasumsikan bahwa bukan perbedaan jenis kelamin itu sendiri
yang menyebabkan perbedaan kinerja, tetapi berbagai faktor berkaitan dengan
jenis kelamin misalnya perbedaan mendapatkan formasi, besarnya gaji dan lain-
lain. Menurut Ilyas (1999) mengutip pendapat Shye, menyebutkan bahwa tidak
ada perbedaan produktivitas kerja antara karyawan wanita dan pria. Namun
demikian jenis kelamin perlu mendapat perhatian karena sebagian besar tenaga
kesehatan berjenis kelamin wanita. Pada pria dengan beban keluarga tinggi akan
meningkatkan jam kerja perminggu, sebaliknya wanita dengan beban keluarga
tinggi akan mengurangi jam kerja perminggu.
3. Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan masa kerja seseorang akan
mempengaruhi kemampuan pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda yang akhirnya mempengaruhi motivasi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
kerja seseorang (Maslow, 1992). Pekerja yang mempunyai latar belakang
pendidikan tinggi akan mewujudkan motivasi kerja yang berbeda dengan mereka
yang berpendidikan lebih rendah. Siagian (1995) mengatakan bahwa latar
belakang pendidikan mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Karyawan yang
berpendidikan tinggi motivasinya cenderung lebih baik karena telah memiliki
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan karyawan yang
berpendidikan rendah. Notoatmodjo (1992), menyebutkan melalui pendidikan
seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat
keputusan dalam bertindak. Simanjuntak (1985) mengatakan semakin tinggi
pendidikan seseorang akan semakin tinggi produktivitas kerjanya.
4. Status perkawinan, dapat dipastikan status perkawinan berpengaruh terhadap
perilaku seseorang dalam kehidupan organisasi, baik secara positif maupun
negatif (Siagian, 1995). Hal tersebut menunjukkan bahwa, status perkawinan
seseorang turut memberikan gambaran tentang cara, dan teknik yang sesuai untuk
digunakan bagi mereka yang telah berkeluarga untuk melakukan pekerjaan di luar
rumah dibanding dengan mereka yang belum berkeluarga. Kondisi seperti itu
memgindikasikan bahwa karyawan yang telah berkeluarga memiliki potensi
untuk memperlihatkan kinerja yang berbeda dengan yang belum berkeluarga.
5. Masa kerja, adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Setiap
organisasi menginginkan turn overnya rendah dalam arti karyawan aktif yang
lebih lama bekerja di organisasi tersebut tidak pindah ke organisasi lain, sebab
dengan turn over yang tinggi menggambarkan buruknya kinerja organisasi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
tersebut. Siagian (1995) mengatakan semakin banyak tenaga aktif yang
meninggalkan organisasi dan pindah ke organisasi lain mencerminkan ketidak
beresan organisasi tersebut. Lebih lanjut Siagian (1995) mengatakan bahwa
semakin lama seseorang bekerja dalam suatu organisasi maka akan semakin
tinggi motivasi kerjanya.
2.5. Karakteristik Psikologis
Karakteristik psikologis yang mempengaruhi perilaku atau kinerja individu
antara lain motivasi, persepsi terhadap pekerjaan, sikap, kepribadian, dan belajar
(Ilyas, 1999). Berikut beberapa uraian tentang faktor psikologis yang diungkapkan
para pakar:
1. Motivasi.
Menurut Stoner (1993) motivasi adalah hal yang menyebabkan dan
mendukung perilaku seseorang. Selanjutnya Maslow (1992) dengan teorinya yang
terkenal hirarkhi kebutuhan mengatakan bahwa individu akan termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan apa saja yang paling kuat baginya pada suatu saat tertentu.
Kuatnya suatu kebutuhan tergantung pada situasi yang sedang berjalan dan
pengalaman individu yang bersangkutan, mulai dari kebutuhan fisik yang paling
mendasar sekurang-kurangnya harus dipenuhi sebagian sebelum keinginan
individu untuk memuaskan suatu kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan pendapat Maslow di atas dapat disimpulkan bahwa, orang cenderung
berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih rendah sebelum memenuhi kebutuhan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
yang lebih tinggi. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan
fisiologis, dan kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan mempertinggi
kapasitas kerja. Timbulnya perilaku seseorang pada saat tertentu ditentukan oleh
kebutuhan yang memiliki kekuatan yang tinggi, sehingga penting bagi setiap
manajer untuk memiliki pemahaman tentang kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan
penting bagi bawahannya.
2. Persepsi terhadap pekerjaan
Persepsi adalah hasil pengamatan langsung dari individu terhadap sesuatu
obyek melalui alat indera. Stoner (1993) mengatakan bahwa persepsi peran adalah
kejelasan peran dalam arti bahwa seorang pegawai memahami dan menyetujui apa
yang diharapkan darinya dalam melaksanakan pekerjaan.
Menurut Wursanto (2002) persepsi merupakan proses pemberian arti oleh
seseorang terhadap lingkungan. Persepsi meliputi penafsiran terhadap suatu objek
dari sudut pandang atau pengalaman orang yang bersangkutan. Persepsi juga
merupakan suatu sikap, perasaan seseorang atau kelompok terhadap orang lain.
Gibson, et.al. (1997), menyebutkan persepsi adalah proses pemberian arti
(cognitive) yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami
dunia sekitarnya. Karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka
individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda-
beda. Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan dalam persepsi antara lain
perhatian, harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, kebutuhan sistem nilai
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
dan cirri kepribadiannya sehingga setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-
beda terhadap suatu rangsangan.
3. Sikap
Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan perilaku adalah sikap (attitude).
Sikap merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan perilaku
karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian dan belajar. Sikap
berhubungan dengan keadaan mental seseorang dalam menghadapi mutu obyek
tertentu (orang, atau lingkungan) yang mempunyai pengaruh tertentu atas
tanggapan seseorang, yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak seseuai
dengan pandangan atau tanggapan terhadap obyek tertentu tadi. Sikap terbentuk
melalui pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangan hidup seseorang
(Wursanto, 2002). Menurut Gibson, et al. (1997), sikap (attitude) adalah kesiap-
siagaan mental, yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman, dan
mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain,
obyek, dan situasi yang berhubungan dengannya.
4. Kepribadian
Menurut (Wursanto, 2002) kepribadian adalah keseluruhan dari sikap,
kelaziman, pikiran, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi peran dan kedudukannya dalam berbagai kelompok,
serta dapat mempengaruhi kesadaran akan diri individu yang bersangkutan. Lebih
lanjut Wursanto mengatakan, kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
lain kebudayaan, keturunan, keluarga, kelas sosial dan interaksi kelompok di luar
lingkungan keluarga.
5. Belajar
Menurut Hilgar, E.R. (Wursanto, 2002) belajar merupakan suatu proses
timbulnya atau berubahnya tingkah laku melalui prosedur latihan, sebagai
perbedaan dari perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan pada
latihan. Lebih lanjut Hilgar mengatakan bahwa, belajar merupakan salah satu
proses yang mendasari timbulnya atau terjadinya perubahan perilaku. Sebagian
besar perilaku diperoleh melalui belajar, dalam belajar ada perilaku yang berubah
dimana perubahan tersebut terjadi melalui prosedur latihan. Perubahan perilaku
yang tidak melalui prosedur latihan tidak dapat dinamakan belajar.
2.6. Karakteristik Organisasi
Menurut Gibson, et.al. (1997), karakteristik organisasi yang mempengaruhi
kinerja individu terdiri atas sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur
organisasi, dan disain pekerjaan, oleh karena itu organisasi merupakan suatu sistem
yang memiliki beberapa unsur yaitu masukan (input), proses (process), keluaran
(output), hasil (outcome), dampak (impact), umpan balik (feedback), dan lingkungan
(environment). Semua unsur dalam sistem ini saling ketergantungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Dharma (2005) bahwa faktor-faktor organisasi yang mempengaruhi
kinerja adalah: rekan kerja, atasan, organisasi, penghargaan dan imbalan. Oleh karena
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
itu sudah selayaknya sebuah organisasi menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan tenaga memberikan kontribusi yang maksimal dengan kualitas
profesional, misalnya dengan meninjau kembali struktur organisasi yaitu memberi
tempat yang setara dengan profesi organisasinya (Murlis, 2004).
Kreitner dan Kininci (2006) menyebutkan bahwa, ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi lingkungan organisasi, pengaruh yang utama terdiri dari lima dimensi
yaitu: a) Karakteristik pekerjaan, b) Pembayaran/gaji, c) Promosi, d) Supervisi/
penyelia, e) Kelompok kerja dan kondisi dalam melakukan pekerjaan.
Berikut beberapa uraian yang disebutkan beberapa pakar yang menyangkut
organisasi:
1. Sumber Daya
a. Pada organisasi pelayan jasa sumber daya manusia adalah salah satu
pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi dan ini akan
ditentukan oleh kinerja karyawan yang merupakan faktor penentu
keberhasilan suatu organisasi. Tugas utama seorang karyawan sesuai dengan
ketentuan yang diisyaratkan oleh organisasi adalah melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan standar kerja (Trisnantoro, 2005).
b. Menurut Gibson et. al. (1997), sumber daya merupakan bagian dari unsur
masukan yang keberadaannya dalam suatu organisasi merupakan hal yang
paling utama karena merupakan modal dasar untuk dapat berfungsinya suatu
organisasi.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2. Kepemimpinan
a. Menurut Wursanto (2002) kepemimpinan dalam suatu organisasi penting
karena kepemimpinan mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama guna
mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
b. Siagian (1983) mengemukakan kepemimpinan adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan
kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk
memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pencapaian tujuan organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan atau
efektivitas pimpinan dalam menggerakkan dan mendorong anggota organisasi
untuk melaksanakan pekerjaannya. Oleh sebab itu, kepemimpinan merupakan
faktor yang penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Seorang pimpinan
yang efektif sebaiknya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
bawahan, membangkitkan motivasi kerja bawahan, mengkoordinasikan
pekerjaan bawahan, dan melakukan supervisi pekerjaan bawahannya.
3. Imbalan
a. Siagian (1995) berpendapat bahwa imbalan erat kaitannya dengan prestasi
kerja seseorang. Imbalan merupakan salah satu faktor eksterna yang
mempengaruhi motivasi seseorang. Selanjutnya Menurut Mc. Celland (As’ad,
2000) selain imbalan mempengaruhi motivasi kerja, motif ini juga merupakan
ketakutan individu akan kegagalan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
b. Bandura (1986) mengatakan bahwa imbalan adalah insentif kerja yang dapat
diperoleh dengan segera atau yang diperoleh dalam jangka panjang. Pada
bagian lain Notoadmodjo (1992) berpendapat bahwa melalui achieve dimana
insentif baik berupa material atau non material akan mempengaruhi motivasi
kerja seseorang.
4. Struktur organisasi
Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam
organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan yang saling berhubungan. Oleh karena itu
struktur bertalian dengan hubungan-hubungan pekerjaan yang terdapat dalam
organisasi yang relatif pasti. Wursanto (2002) berpendapat bahwa struktur
organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan
saluran-saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.
Sesuai uraian di atas dapat disimpulkan bahawa struktur organisasi menunjukkan
garis kewenangan dan rentang kendali dari suatu organisasi yang akan
menentukan kegiatan dan hubungan serta ruang lingkup tanggung jawab dan
peran masing-masing individu.
5. Disain pekerjaan
Disain pekerjaan menguraikan tentang cakupan, kedalaman, dan tujuan dari
setiap pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan
lainnya. Tujuan pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, di mana para
manajer menguraikan pekerjaan sesuai dengan aktivitas yang dituntut agar
membuahkan hasil yang diharapkan (Gibson, et.al., 1997).
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2.7. Landasan Teori
Menurut Hidayat (2001) dokumentasi keperawatan sangat penting bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Dokumentasi ini penting karena
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien membutuhkan catatan dan
pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai kemungkinan masalah yang dialami pasien baik masalah kepuasan maupun
ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Pendapat tersebut sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Nursalam (2001) bahwa setiap intervensi keperawatan
yang diberikan kepada pasien, harus dihindarkan terjadinya kesalahan-kesalahan
(negligence) dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan
pendokumentasian yang akurat dan benar. Karena kesalahan sekecil apapun yang
dilakukan oleh seorang perawat professional akan berdampak terhadap citra
keperawatan secara keseluruhan yang akan dipertanggungjawabkan kepada
konsumen.
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 749a tahun 1989 tentang Rekam
Medis, merupakan landasan hukum yang mendasar bagi perawat untuk
mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
di sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Ketentuan hukum yang lain sebagai
aspek legal tentang pendokumentasian proses keperawatan adalah Keputusan Menteri
Kesehatan R.I. (Kepmenkes R.I.) Nomor 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan
Praktik Keperawatan, pada Pasal 16 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
dan kewenangannya perawat berkewajiban: (1) menghormati hak pasien, (2) merujuk
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
kasus yang tidak dapat ditangani, (3) menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, (4) memberikan informasi, (5) meminta
persetujuan tindakan yang dilakukan, dan melakukan catatan perawatan dengan baik.
Masih terkait dengan Kepmenkes R.I. Nomor 1239 Tahun 2001 dikatakan bahwa
kewenangan perawat yang berhubungan dengan ruang lingkup praktik berdasarkan
pendekatan proses keperawatan adalah: (1) melaksanakan pengkajian keperawatan,
(2) merumuskan diagnosa keperawatan, (3) menyusun rencana tindakan keperawatan,
(4) melaksanakan tindakan keperawatan termasuk tindakan medik yang dapat
dilakukan perawat, (5) melaksanakan evaluasi terhadap tindakan, dan
(6) mendokumentasikan hasil keperawatan. Menurut Keliat, et al. (1998), proses
keperawatan adalah pendekatan yang disepakati untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Namun pada kenyataannya walaupun telah ada regulasi tentang praktik
keperawatan dan Rekam Medik, kebanyakan perawat merasakan bahwa dalam
melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan bukan suatu kewajiban profesi
melainkan sebagai suatu beban. Keadaan tersebut diperkuat dengan hasil evaluasi
dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah sakit umum ditemukan bahwa
kemampuan perawat menuliskan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan rata-rata kurang dari 60% yang memenuhi kriteria. Penelitian yang sama
juga menunjukkan bahwa hasil evaluasi dokumentasi keperawatan pada dua rumah
sakit jiwa rata-rata kurang dari 40% yang memenuhi kriteria, sedangkan kriteria yang
diharapkan oleh Departemen Kesehatan R.I. (1995) adalah 80%-100%.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Hasil penelitian Azhari (2005) tentang persepsi perawat terhadap dokumentasi
asuhan keperawatan pada RSUD Dr. Zainoel Abidin menunjukkan bahwa persepsi
perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan yang termasuk dalam kategori
kurang adalah: sebagai alat komunikasi 53,33%, sebagai alat pengumpul data
58,33%, sebagai sarana penelitian 65%, sebagai sarana audit keperawatan dan
monitoring 83,33%, sebagai aspek etik dan legal 55%, dan sebagai kesinambungan
proses keperawatan 51,67%. Studi pendahuluan dokumentasi asuhan keperawatan
yang penulis lakukan tanggal 23–24 Agustus 2007 terhadap 42 orang pasien rawat
inap pada RSUD Dr. Zainoel Abidin yang pulang, dengan kriteria telah mendapat
perawatan lebih dari tiga hari, rata-rata penerapan dokumentasi asuhan keperawatan
hanya 24,32%. Berdasarkan hasil penelitian dan studi pendahuluan di atas
menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di beberapa rumah sakit
umum dan rumah sakit jiwa, termasuk RSUD Dr. Zainoel Abidin masih belum sesuai
dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh Depkes R.I. (1995) sebesar
80%-100%. Sehingga perlu diketahui apakah ada pengaruh karakteristik individu,
faktor psikologis dan faktor organisasi terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan pada instalasi rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
Menurut Mangkunegara (2005) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Secara
psikologis kemampuan terdiri atas kemampuan potensi inteligensi quotiont (IQ) dan
kemapuan reality (knowledge and skill). Artinya, pimpinan dan karyawan yang
memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110–120) dengan pendidikan yang memadai untuk
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih
mudah mencapai kinerja maksimal. Sedangkan motivasi diartikan suatu sikap
(attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya.
Mereka yang bersifat positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
kerja tinggi, dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya
akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud
mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola
kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
Menurut Gibson, et al. (1997), secara teoretis ada tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi perilaku dan prestasi yaitu: (1) variabel individu terdiri atas sub
variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis, (2) variabel
psikologis terdiri atas subvariabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi,
dan (3) variabel organisasi memiliki subvariabel sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur organisasi, dan disain pekerjaan.
2.8. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep yang digunakan dalam
penelitian ini dikembangkan dari teori kinerja menurut Gibson, et al. (1997).
Sehubungan dengan keterbatasan peneliti, maka variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah: Karakteristik Individu (status perkawinan, masa kerja,
pendidikan), Faktor Psikologis (motivasi, dan persepsi terhadap pekerjaan). Faktor
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Organisasi (imbalan, kepemimpinan, dan disain pekerjaan). Dengan demikian
kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
1. Karakteristik Individu: a. Status Perkawinan b. Masa Kerja. c. Pendidikan 2. Faktor Organisasi:
a. Imbalan b. Kepemimpinan c. Disain Pekerjaan.
3. Faktor Psikologis: a. Motivasi b. Persepsi Terhadap
Pekerjaan.
Pendokumentasian: a. Pengkajian b. Diagnosa
Keperawatan c. Perencanaan d. Implementasi e. Evaluasi f. Dokumentasi
Askep.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
eksplanatori dengan menggunakan rancangan cross sectional. Menurut Sugiyono
(2004) survei analitik dengan disain cross sectional diarahkan untuk menjelaskan
atau mempelajari situasi dinamika korelasi antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Sehingga jenis penelitian ini dianggap sesuai untuk mendapatkan gambaran
tentang pengaruh karakteristik individu, faktor psikologis, dan organisasi terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 20 ruang rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan rincian: Penyakit dalam Pria, Penyakit
dalam Wanita, Bedah Pria, Bedah Wanita, Paru, Rehidrasi, Saraf, THT, Jantung,
Mata, ICU Dewasa, ICCU, PICU/Perinatologi, NICU, Kebidanan & Kandungan,
Penyakit Anak, Paviliun Seulawah, Paviliun Geurutee, Kamar Bersalin dan Ruang
Keumala. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli sampai dengan Oktober 2008.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang melaksanakan tugas
di ruang rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin yang berjumlah 289 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi diambil sebagai
sampel.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan mengajukan
pertanyaan tertutup kepada seluruh perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Zainoel Abidin dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert.
Alternatif jawaban untuk Karakteristik Individu, Faktor Psikologis, dan Faktor
Organisasi adalah: Sangat Setuju (skor: 5), Setuju (skor: 4), Ragu-ragu (skor: 3),
Tidak Setuju (skor: 2), Sangat Tidak Setuju (skor: 1). Sedangkan alternatif jawaban
untuk Dokumentasi Asuhan Keperawatan: Selalu (skor: 5), Sering (skor: 4), Kadang-
kadang (skor: 3), Jarang (skor: 2), Tidak Pernah (skor: 1).
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari perawat yang melaksanakan tugas
di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin dengan menggunakan kuesioner
yang terdiri dari empat bagian yaitu; kuesioner bagian A untuk mengidentifikasi
karakteristik individu perawat, kuesioner bagian B untuk mengidentifikasi faktor
psikologis, kuesioner bagian C untuk mengidentifikasi faktor organisasi, dan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
kuesioner bagian D untuk mengidentifikasi pendokumentasian asuhan keperawatan
yang diadopsi dari Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Departemen Kesehatan
R.I. Tahun 1995.
Guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, maka kuesioner yang
dijadikan sebagai instrumen pengumpulan data primer terlebih dahulu dilakukan uji
validitas guna menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya.
Sugiyono (2004) menyatakan bahwa pengukuran uji validitas setiap butir pertanyaan
(content validity) dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing variabel
dengan skor total masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang
layak dan tidak layak untuk mengukur variabel penelitian ini. Teknik pengujian
reliabilitas instrumen ini dekenal dengan istilah internal consistency teknik belah dua
(split half) yang analisisnya menggunakan rumus Spearman Brown guna
mendapatkan r nya. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner faktor organisasi dan
psikologis dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Faktor Organisasi
Variabel Butir Corrected Status Cronbach Status1 .4801 Valid2 .8245 Valid 3 .8632 Valid 4 .7901 Valid
Kepemimpinan
5 .5193 Valid
.8952 Reliabel
1 .8245 Valid 2 .8632 Valid 3 .7901 Valid 4 .5193 Valid
Imbalan
5 .6976 Valid
.8156 Reliabel
1 .6345 Valid 2 .6750 Valid 3 .7435 Valid 4 .6574 Valid
Disain Pekerjaan
5 .7875 Valid
.7525 Reliabel
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Faktor Psikologis
Variabel Butir Pertanyaan
Corrected Item
Status Cronbach
Alpha
Status
1 .9357 Valid
2 .9269 Valid
3 .9473 Valid
4 .8866 Valid
Persepsi terhadap Pekerjaan
5 .6472 Valid
.9698 Reliabel
1 .7877 Valid
2 .7253 Valid
3 .7561 Valid
4 .7404 Valid
Motivasi
5 .7358 Valid
.8844 Reliabel
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Bidang Keperawatan, Sub Bagian Umum, Sub
Bagian Kepegawaian, dan Instalasi Rekam Medik RSUD Dr. Zainoel Abidin untuk
mendukung kelengkapan data penelitian yang terkait dengan kategori ketenagaan
perawat, jumlah ruang rawat inap dan indikator kinerja.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Bebas
Variabel variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik individu
(status perkawinan, masa kerja dan tingkat pendidikan), karakteristik psikologis
(motivasi, dan persepsi terhadap pekerjaan), dan karakteristik organisasi (imbalan,
kepemimpinan dan disain pekerjaan).
1. Karakteristik Individu
a. Status perkawinan, adalah pengakuan perawat tentang dimiliki atau tidaknya
pasangan hidup secara sah.
b. Masa kerja, adalah lamanya perawat bekerja dalam tahun, perhitungan dari
Surat Keputusan (SK) penempatan pertama sebagai perawat di tempat tugas
sampai dilaksanakan penelitian ini.
c. Tingkat pendidikan, adalah pendidikan formal di bidang keperawatan yang
pernah diikuti sesuai dengan ijazah terakhir yang dimiliki perawat disaat
dilakukan penelitian.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
2. Faktor Psikologis
a. Motivasi, adalah proses internal dan eksternal yang mendorong perawat dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Persepsi terhadap pekerjaan, adalah pandangan perawat terhadap tugasnya dan
tanggung jawab yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Faktor Organisasi
a. Imbalan, adalah sesuatu yang diterima oleh perawat sebagai imbalan (selain
gaji) atas hasil kerja yang dicapai.
b. Kepemimpinan, adalah persepsi perawat tentang cara pimpinan menggerakkan
bawahan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Disain pekerjaan, adalah uraian tugas perawat dalam melaksanakan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK) dan Prosedur Standar Operasional (PSO).
3.5.2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendokumentasian asuhan
keperawatan pada setiap tahapan proses keperawatan meliputi; pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
1. Pengkajian, adalah kegiatan mengumpulkan informasi atau data tentang respon
pasien agar dapat mengidentifikasi masalah/kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien.
2. Diagnosa keperawatan, adalah pernyataan perawat yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari pasien.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3. Perencanaan, adalah disain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam
mencapai tujuan keperawatan.
4. Implementasi, adalah pengelolaan dan perwujudan dari suatu rencana tindakan
keperawatan.
5. Evaluasi, adalah tindakan yang dilakukan perawat untuk menilai efek dari
tindakan yang diberikan perawat pada pasien.
3.6. Metode Pengukuran
Pengukuran, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pemberian batas
kuantifikasi tertentu pada variabel sehingga dapat diketahui nilai atau besaran
variasinya (Pratiknya, 2003).
3.6.1. Variabel Bebas
Faktor organisasi diukur dengan 15 pertanyaan dengan skor tertinggi 75.
Kategori baik bila skor 56-75, sedang 36-55, dan kurang baik 15-35. Untuk mengukur
faktor psikologis dipergunakan alat ukur berupa kuisioner dengan melampirkan 10
buah pertanyaan dengan skor tertinggi 50, kategori baik bila skor 38-51, sedang 24-
37, dan kurang baik 10-23.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3.6.2. Variabel Terikat
Pendokumentasian asuhan keperawatan terdiri dari lima sub variabel, yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah seluruh pertanyaan 30 buah dengan
skor tertinggi 150. Kategori baik bila skor 111-150, sedang 71-110, dan kurang baik
30-70.
Definisi operasional, cara ukur dan hasil ukur untuk karakteristik individu,
faktor organisasi, faktor psikologis, dan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat
dilihat pada Tabel 3.3.-Tabel 3.6.
Tabel 3.3. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Karakteristik Individu
Variabel
Bebas Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Karekteristik Individu
Ciri khas yang melekat pada diri perawat, terdiri dari umur, jenis kelamin, status pernikahan, masa kerja, dan tingkat pendidikan.
a. Status Perkawinan
Pengakuan perawat tentang dimiliki atau tidaknya pasangan hidup secara sah.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner 1. Belum Menikah 2. Menikah 3. Janda/duda
Nominal
Variabel Bebas Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
b. Masa kerja Lamanya perawat bekerja dalam tahun, perhitungan dari SK penempatan pertama sebagai perawat di tempat tugas sampai dilaksanakan penelitian ini.
Pertanyaan terbuka
Kuesioner 1. ≤ 5 thn 2. 6-10 thn 3. > 10 thn
Interval
e. Tingkat pendidikan
Pendidikan formal dibidang keperawatan yang pernah diikuti sesuai dengan ijazah terakhir yang dimiliki perawat disaat dilakukan penelitian.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner 1. Baik = SI Kep 2. Sedang = D.III
Keperawatan/ Kebidanan
3. Kurang = SPK/Bidan
Ordinal
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Faktor Organisasi
Variabel Bebas Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
Faktor Organisasi
Kondisi dalam tempat kerja yang dapat memberi pengaruh terhadap individu melakukan pendokumentasian dengan baik
Kuesioner skala Likert dengan 15 pertanyaan
1. Baik = 56-75 2. Sedang = 36-55 3. Kurang = 15-35
Ordinal
a. Imbalan Sesuatu yang diterima oleh perawat sebagai imbalan (selain gaji) atas hasil kerja yang dicapai
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert dengan 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
b. Kepemim- pinan
Persepsi perawat tentang cara pimpinan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert dengan 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
c. Disain Pekerjaan
Uraian tugas perawat dalam melaksanakan standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Prosedur Standar Operasional (PSO)
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert dengan 5 pertanyaan
1.Baik = 19-25 2.Sedang = 12-18 3.Kurang = 5-11
Ordinal
Tabel 3.5. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Faktor Psikologis
Variabel
Bebas Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Faktor Psikologis
Segala sesuatu hal yang terdapat dalam diri individu yang dapat membentuk perilakunya
Kuesioner skala Likert dengan 10 pertanyaan
1. Baik = 38-51 2. Sedang = 24-37 3. Kurang = 10-23
Ordinal
a. Motivasi Proses internal dan ekternal yang mendorong perawat dalam melaksanakan pekerjaan
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert Jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang= 5-11
Ordinal
b. Persepsi terhadap Pekerjaan
Pandangan perawat terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang =12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 3.6. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Variabel Terikat
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Pendokumen tasian
Asuhan Keperawatan
Penampilan hasil kerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari:
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert dengan jumlah pertanyaan 30
1. Baik = 111-150 2. Sedang =71-110 3. Kurang = 30-70
Ordinal
a. Pengkajian Mengumpulkan informasi atau data tentang respon klien agar dapat mengidentifikasi masalah/kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
b. Diagnosa Keperawatan
pernyataan perawat yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari klien.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
Variabel Bebas Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
c. Perencanaan Disain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai tujuan keperawatan.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
d. Implementasi pengelolaan dan perwujudan dari suatu rencana tindakan keperawatan
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik= 19-25 2. Sedang =12-18 3. Kurang= 5-11
Ordinal
e. Evaluasi Tindakan yang dilakukan perawat untuk menilai efek dari tindakan yang diberikan perawat pada klien.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
f. Dokumentasi asuhan keperawatan
Bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat serta dapat dipertanggungjawabkan dari aspek etik dan hukum.
Pertanyaan tertutup
Kuesioner skala Likert jumlah 5 pertanyaan
1. Baik = 19-25 2. Sedang = 12-18 3. Kurang = 5-11
Ordinal
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Metode Analisis Data
Pengolahan Data
Dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Editing, adalah proses memeriksa ulang kelengkapan, kejelasan, kesesuaian,
kemungkinan kesalahan dan melihat konsistensi jawaban.
2. Coding, merupakan proses penyusunan konversi data ke dalam angka atau kode
guna memudahkan pengolahan data.
3. Penetapan skor, yaitu penentuan skor untuk variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis Data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa data numerik yang
berskala ordinal, sesuai dengan tujuan penelitian maka pendekatan analisis yang
digunakan adalah analisis statistik. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah
regresi linier berganda pada α = 5 %.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
RSUD Dr. Zainoel Abidin Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
adalah rumah sakit kelas B Pendidikan dan pusat rujukan di tingkat Provinsi NAD
beralamat di Jl. Tgk. H.M. Daud Beureueh Nomor 108 Banda Aceh, memiliki luas
area 196.480 m2 dan luas bangunan 174.728 m2. Sesuai Qanun (Peraturan Daerah)
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah,
kedudukan RSUD Dr. Zainoel Abidin adalah lembaga teknis daerah yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebagai pusat rujukan dan
pendidikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr. Zainoel Abidin meliputi pelayanan
medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan keperawatan, dan pelayanan
administrasi & manajemen. Pelayanan medis spesialistik meliputi spesialis dasar dan
sub spesialistik yaitu Bedah Saraf, Bedah Digestif, Bedah Urologi, Jantung, Paru dan
Bedah Ortopedi.
Sebelum tsunami kapasitas tempat tidur tersedia pada RSUD Dr. Zainoel
Abidin adalah 350 tempat tidur, pasca tsunami kapasitas tempat tidur mengalami
penurunan. Tahun 2006 hanya mampu menyediakan 254 tempat tidur dengan bed
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
occupancy rate (BOR) 65,03%, dan tahun 2007 kapasitas tempat tidur meningkat
menjadi 288 tempat tidur dengan BOR 83,06%. Pencapaian kinerja pelayanan rawat
inap RSUD Dr. Zainoel Abidin tahun 2006 dan 2007 sebagaimana digambarkan pada
Tabel 4.1. terjadi peningkatan BOR tahun 2007 sebesar 18,03%, di mana indikator
pencapaian kinerja terutama BOR, LOS dan TOI masih dalam batas nilai ideal.
Namun angka BTO, NDR dan GDR melampaui batas nilai ideal. Nilai BTO seperti
itu bisa terjadi akibat pada situasi tertentu ruang rawat inap harus merawat pasien
melebihi kapasitas tempat tidur tersedia, sedangkan peningkatan angka NDR dan
GDR kemungkinan pasien yang datang di RSUD Dr. Zainoel Abidin sudah dalam
kondisi terminal.
Tabel 4.1. Pencapaian Kinerja RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2006 dan 2007
No Kinerja Tahun 2006
Tahun 2007 Nilai Ideal
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bed Occupancy Rate (BOR) Length Of Stay (LOS) Turn Over Interval (TOI) Bed Turn Over (BTO) Net Death Rate (NDR) Gross Death Rate (GDR)
65,03% 5,07 hari 2,69 hari 47,28 kali
3,44% 6,97%
83,06% 5,70 hari 1,17 hari 53,03 kali
3,61% 6,32%
60 - 85% 6 - 9 hari 1 - 3 hari
40 - 50 kali ≤ 2,5% ≤ 4,5%
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2007
Pelayanan rawat jalan yang disediakan di RSUD Dr. Zainoel Abidin
sepanjang tahun 2007 masing-masing poliklinik mempunyai hari buka yang berbeda
dalam satu minggu. Hari buka poliklinik dalam seminggu dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.2. Jenis Pelayanan Rawat Jalan pada RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2007
Jumlah hari buka dalam satu minggu Poliklinik
2x 4x 5x 7x Bedah ortopedi √ - - - Kardiologi - √ - - Penyakit dalam - - √ - Kesehatan anak - - √ - Obstetri dan ginekologi - - √ - Keluarga berencana - - √ - Syaraf - - √ - THT - - √ - Mata - - √ - Kulit dan kelamin - - √ - Gigi dan mulut - - √ - Paru - - √ - Umum - - √ - Gawat darurat - - - √ Endokrin - - √ - Pegawai - - √ -
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun 2007
Sumber daya tenaga yang bekerja di RSUD Dr. Zainoel Abidin memiliki
empat kategori ketenagaan, yaitu: tenaga medis, tenaga non-medis, tenaga keperawatan,
dan tenaga non-keperawatan yang berjumlah 1.171 orang sebagaimana tercantum
pada Tabel 4.3.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.3. Kategori dan Jumlah Tenaga pada RSUD Dr. Zainoel Abidin Juli Tahun 2008
Kategori Tenaga Jumlah (%)
Tenaga Medis Tenaga non Medis Tenaga Keperawatan Tenaga non Keperawatan
228 245 506 192
19,47 20,92 43,21 16,40
Jumlah 1.171 100 Sumber: Laporan Bulanan Sub Kepegawaian RSUD Dr. Zainoel Abdin Juli 2008
Tabel 4.4. Jumlah Responden Penelitian pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Zainoel Abidin Tahun 2008
Ruang Rawat Inap Jumlah Penyakit Dalam Pria Penyakit Dalam Wanita Bedah Pria Bedah Wanita Saraf Paru Anak Rehidrasi Jantung Kebidanan dan Kandungan Kamar Bersalin ICCU ICU PICU NICU THT Mata Paviliun Seulawah Paviliun Keumala Paviliun Geurute
16 16 14 17 15 15 12 14 11 16 15 14 17 15 19 11 10 13 15 14
Total 289 Sumber: Data Primer Diolah Juli 2008
Berdasarkan Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa tenaga keperawatan memiliki
proporsi jumlah terbesar (43,21%) dibandingkan dengan tenaga lainnya. Dari jumlah
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
tenaga keperawatan yang ada, 289 orang (57,1 %) bekerja di instalasi rawat inap dan
dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini.
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi
karakteristik individu (status perkawinan, masa kerja, pendidikan) faktor psikologis
(motivasi, persepsi terhadap pekerjaan), faktor organisasi (kepemimpinan, imbalan,
disain pekerjaan) serta distribusi pendokumentasian asuhan keperawatan pada
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Zainoel Abidin.
4.2.1. Distribusi Karakteristik Responden
Hasil penelitian pada Tabel 4.5. menunjukkan kelompok umur responden
terbanyak pada kelompok umur 20-25 tahun yaitu 103 orang (35,6%). Variabel jenis
kelamin pada penelitian ini menunjukkan kelompok yang terbanyak pada jenis
kelamin perempuan yaitu 247 orang (85,5%).
Variabel masa kerja responden menunjukkan bahwa responden yang masa
kerja ≤ 5 tahun adalah kelompok yang terbanyak yaitu 182 orang (63,0%), dan masa
kerja > 10 tahun 67 orang (23,2%). Untuk variabel pendidikan responden yang
terbanyak adalah pendidikan D.III Keperawatan yaitu 238 orang (82,4%), S1
Keperawatan 37 orang (12,8%), dan pendidikan SPK/Bidan 14 orang (4,8%).
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu
Variabel Jumlah % Umur
20-25 Tahun 103 35,6 26-30 Tahun 78 27,0 30-35 Tahun 73 25,3 >35 Tahun 35 12,1
Total 289 100,0 Jenis Kelamin
Laki-laki 42 14,5 Perempuan 247 85,5
Total 289 100,0 Status Perkawinan
Belum Menikah 93 32,2 Menikah 196 67,8
Total 289 100,0 Pendidikan
SI Keperawatan 37 12,8 DIII Keperawatan 238 82,4
SPK/Bidan 14 4,8 Total 289 100,0
Masa Kerja ≤ 5 Tahun 182 63,0
6-10 Tahun 40 13,8 > 10 Tahun 67 23,2
Total 289 100,0
4.2.2. Distribusi Frekuensi Faktor Organisasi dan Faktor Psikologis
Faktor Organisasi diukur melalui variabel kepemimpinan, imbalan dan desain
pekerjaan. Faktor psikologis diukur melalui motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan.
Hasil penelitian pada Tabel 4.6. sub variabel organisasi menunjukkan bahwa
responden yang menyatakan bahwa perlunya kepemimpinan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan pada kategori baik yaitu 130 orang (45,0 %).
Sub variabel imbalan menurut responden diperlukan dalam mendukung mereka
dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan terbanyak dalam kategori
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
baik yaitu sebanyak 155 orang (53,6 %), sedangkan untuk sub variabel disain
pekerjaan yang terbanyak pada kategori baik sebanyak 156 orang (54,0 %),
selanjutnya variabel psikologis pada sub variabel motivasi terbanyak pada kategori
baik yaitu 185 orang (64,0 %), dan sub variabel persepsi terhadap pekerjaan yang
terbanyak pada kategori baik yaitu 176 orang (60,9 %).
Tabel 4.6. Distribusi Faktor Organisasi dan Faktor Psikologis
Variabel Jumlah % Faktor Organisasi Kepemimpinan Baik 130 45,0 Sedang 128 44,3 Kurang 31 10,7
Total 289 100,0 Imbalan Baik 155 53,6 Sedang 114 39,4 Kurang 20 6,9
Total 289 100,0 Desain Pekerjaan Baik 156 54,0 Sedang 124 42,9 Kurang 9 3,1
Total 289 100,0 Faktor Psikologis Motivasi Baik 185 64,0 Sedang 87 30,1 Kurang 17 5,9
Total 289 100,0 Persepsi terhadap Pekerjaan Baik 176 60,9 Sedang 96 33,2 Kurang 17 5,9
Total 289 100,0
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4.2.3. Distribusi Pendokumentasian
Distribusi pendokumentasian dalam penelitian ini melihat faktor pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi asuhan
keperawatan.
Hasil penelitian pada Tabel 4.7. menunjukkan bahwa dokumentasi tentang
pengkajian terbanyak pada kategori baik yaitu 174 orang (60,2%), dokumentasi
tentang diagnosa keperawatan menunjukkan terbanyak pada kategori baik yaitu 175
orang (60,6%), dokumentasi tentang perencanaan terbanyak pada kategori baik yaitu
173 orang (59,9%), dokumentasi tentang implementasi terbanyak pada kategori baik
yaitu 141 orang (48,8%), dokumentasi tentang evaluasi terbanyak pada kategori baik
yaitu 179 orang (61,9%) dan dokumentasi tentang asuhan keperawatan terbanyak
pada kategori baik yaitu 151 orang (52,3%), sedangkan kategori kurang 29 orang
(10,0%).
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pendokumentasian
Pendokumentasian Jumlah %
Pengkajian Baik 174 60,2 Sedang 113 39,1 Kurang 2 0,7
Total 289 100,0 Diagnosa Keperawatan Baik 175 60,6 Sedang 110 38,1 Kurang 4 1,4
Total 289 100,0
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Perencanaan Baik 173 59,9 Sedang 114 39,4 Kurang 2 0,7
Total 289 100,0 Implementasi Baik 141 48,8 Sedang 127 43,9 Kurang 21 7,3
Total 289 100,0 Evaluasi Baik 179 61,9 Sedang 108 37,4 Kurang 2 0,7
Total 289 100,0 Dokumentasi Askep Baik 151 52,3 Sedang 109 37,7 Kurang 29 10,0
Total 289 100,0
Secara keseluruhan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat disimpulkan
pada Tabel 4.8. di bawah ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendokumentasian
asuhan keperawatan perawat ada pada kategori baik yaitu 147 orang (50,9%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Keseluruhan Pendokumentasian
Pendokumentasian Jumlah % Baik 147 50,9 Sedang 107 37,0 Kurang 35 12,1
Total 289 100,0
Lanjutan Tabel 4.7.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4.2.4. Tabulasi Silang Karakteristik Individu, Faktor Organisasi, dan Faktor Psikologis terhadap Pendokumentasian
4.2.4.1.Tabulasi Silang Karakteristik Individu terhadap Pendokumentasian
Hasil tabulasi silang status perkawinan terhadap pendokumentasian
menunjukkan bahwa responden dengan status perkawinan belum menikah
pendokumentasiannya terbanyak pada kategori sedang yaitu 41 orang (14,2%).
Sedangka responden dengan status menikah pendokumentasiannya terbanyak pada
kategori baik yaitu 107 orang (37,0%).
Hasil tabulasi silang masa kerja terhadap pendokumentasian menunjukkan
bahwa untuk kelompok masa kerja ≤ 5 tahun terbanyak pada kategori baik yaitu 108
orang (37,4%), untuk masa kerja 6-10 tahun terbanyak pada kategori sedang yaitu 57
orang (19,7%), sedangkan untuk kelompok masa kerja lebih 10 tahun terbanyak pada
kategori baik yaitu 22 orang (3,5%).
Hasil tabulasi silang pendidikan terhadap pendokumentasian menunjukkan
bahwa responden dengan pendidikan S1 Keperawatan pendokumentasiannya
terbanyak pada kategori baik yaitu 21 orang (7,3%), kategori sedang dan kurang 16
orang (5,5%). Untuk pendidikan D.III Keperawatan pendokumentasiannya yang
terbanyak pada kategori baik yaitu 118 orang (40,8%), kategori sedang dan kurang
120 orang (41,5%). Sedangkan untuk tingkat pendidikan SPK dan Bidan
pendokumentasiannya terbanyak pada kategori baik yaitu 8 orang (2,8%), kategori
sedang dan kurang 6 orang (2,1%).
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.9. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Individu
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang
Karakteristik Responden
N % N % N % Status Perkawinan Belum Menikah 40 13,8 41 14,2 12 4,2 Menikah 107 37,0 66 22,8 23 8,0 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1 Masa Kerja ≤5 Tahun 108 37,4 42 14,5 18 6,2 6-10 Tahun 17 5,9 57 19,7 6 2,1 > 10 Tahun 22 7,6 8 2,8 11 3,8 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1 Pendidikan S1 Kep 21 7,3 14 4,8 2 0,7 D III Kep 118 40,8 89 30,8 31 10,7 SPK/Bidan 8 2,8 4 1,4 2 0,7 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1
N = 289
4.2.4.2.Tabulasi Silang Faktor Organisasi terhadap Pendokumentasian
Hasil tabulasi silang pada Tabel 4.10. menunjukkan kepemimpinan terhadap
pendokumentasian terbanyak pada kategori baik yaitu 97 orang (33,6%), kategori
sedang dan kurang 33 orang (11,4%). Hasil tabulasi silang imbalan terhadap
pendokumentasian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan jika imbalan
baik maka didapat pendokumentasiannya terbanyak pada kategori baik sebanyak 98
orang (33,9%), kategori sedang dan kurang 57 orang (19,7%). Hasil tabulasi silang
disain pekerjaan terhadap pendokumentasian menunjukkan bahwa responden yang
menyatakan jika disain pekerjaan baik maka didapat pendokumentasian terbanyak
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
pada kategori baik yaitu 105 orang (36,3 %), kategori sedang dan kurang 51 orang
(17,6%).
Tabel 4.10. Hasil Tabulasi Silang Faktor Organisasi terhadap Pendokumentasian
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang
Faktor Organisasi
N % N % N % Kepemimpinan Baik 97 33,6 31 10,7 2 0,7 Sedang 46 15,9 75 26,0 7 2,4 Kurang 4 1,4 1 0,3 26 9,0 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1 Imbalan Baik 98 33,9 42 14,5 15 5,2 Sedang 48 16,6 59 20,4 7 2,4 Kurang 1 0,3 6 2,0 13 4,5 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1 Disain Pekerjaan Baik 105 36,3 46 15,9 5 1,7 Sedang 41 14,2 60 20,8 23 8,0 Kurang 1 0,3 1 0,3 7 2,4 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1
N = 289
4.2.4.3.Faktor Psikologis terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Hasil tabulasi silang motivasi terhadap pendokumentasian menunjukkan
bahwa responden yang menyatakan apabila motivasi perawat baik maka hasil
pendokumentasian menjadi lebih baik baik pada kategori terbanyak yaitu 134 orang
(46,4%), kategori sedang dan kurang 51 orang (17,6%). Selanjutnya hasil tabulasi
persepsi terhadap pekerjaan menunjukkan, bahwa bila persepsi perawat terhadap
pekerjaannya baik maka pendokumentasian akan menjadi lebih baik pada kategori
terbanyak yaitu 122 orang (42,2 %), kategori sedang dan kurang 54 orang (18,6%).
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.11. Hasil Tabulasi Silang Faktor Psikologis terhadap Pendokumentasian
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang
Faktor Psikologis
N % N % N % Motivasi Baik 134 46,4 46 15,9 5 1,7 Sedang 13 4,5 61 21,1 13 4,5 Kurang 0 0 0 0 17 5,9 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1 Persepsi Terhadap Kerja Baik 122 42,2 53 18,3 1 0,3 Sedang 25 8,7 53 18,3 18 6,2 Kurang 0 0 1 0,3 16 5,5 Total 147 50,9 107 37,0 35 12,1
N = 289
4.3. Analisis Multivariat
Uji regresi berganda dilakukan untuk menguji hipotesis di mana terdapat
pengaruh karakteristik individu, faktor organisasi dan faktor psikologis terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Pengaruh karakteristik individu (status perkawinan, masa kerja dan
pendidikan), faktor organisasi (kepemimpinan, imbalan, dan disain pekerjaan), dan
faktor psikologis (motivasi, dan persepsi terhadap kerja) terhadap pendokumentasian
dapat lihat pada Tabel 4.12.
Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.12. di bawah dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
1. Terdapat 1 (satu) variabel karakteristik individu (masa kerja), 3 (tiga) variabel
faktor organisasi (imbalan, kepemimpinan, desain pekerjaan) dan 2 (dua) variabel
psikologis (motivasi, persepsi terhadap kerja) yang berpengaruh terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan taraf signifikansi masing-masing
variabel < 0,05.
2. Secara bersama variabel masa bekerja, persepsi terhadap kerja, motivasi, imbalan,
kepemimpinan, disain pekerjaan mempunyai pengaruh relatif dominan terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan, dengan kontribusi sebesar (dari nilai R
Square: 0,653 x 100%) = 65,3 %, artinya pendokumentasian secara dominan
dipengaruhi oleh lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, motivasi, imbalan,
kepemimpinan, disain pekerjaan dan ada sekitar 34,7% dipengaruhi oleh faktor
lain.
3. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa faktor motivasi mempunyai pengaruh
yang paling kuat yang ditunjukkan dengan nilai Beta (0,415) dibandingkan
dengan variabel lainnya.
Tabel 4.12. Hasil Regresi Karakteristik Individu, Faktor Psikologis dan Faktor Organisasi terhadap Pendokumentasian
No. Kode Variabel B Sig.
X1 Status Perkawinan 0,006 0,911 X2 Masa Kerja 0,071 0,040 X3 Pendidikan 0,008 0,893 X4 Imbalan 0,182 0,000 X5 Kepemimpinan 0,283 0,010 X6 Disain Pekerjaan 0,142 0,003 X7 Motivasi 0,415 0,000 X8 Persepsi Terhadap Pekerjaan 0,235 0,014
(Constant) 0,418 R R Square
0,808(a) 0,653
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
4. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.12. dapat disusun persamaan teoritis
sebagai berikut:
ỳ (Pendokumentasian) = 0,418 + 0,071(X2) + 0,182 (X4) + 0,283(X5) + 0,142 (X6) + 0,415 (X7)+ 0,235 (X8).
Ketentuan: ỳ = Pendokumentasian, X1 = Status Perkawinan, X2 = Masa Kerja,
X3 = Pendidikan, X4 = Imbalan, X5= Kepemimpinan, X6 = Disain Pekerjaan, X7 = Motivasi, X8 = Persepsi terhadap Pekerjaan
Berdasarkan persamaan di atas secara teoritis dapat disebutkan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat akan meningkat menjadi lebih
baik, apabila perawat memiliki masa kerja lebih lama, selain itu peningkatan
pendokumentasian akan lebih baik jika ada perubahan persepsi positif perawat
terhadap pekerjaan, motivasi, imbalan, kepemimpinan dan disain terhadap pekerjaan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pendokumentasian
Hasil penelitian menunjukkan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
diukur melalui sub variabel pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan dokumentasi asuhan keperawatan secara umum belum
dapat dikategorikan baik. Kondisi ini ditunjukkan dengan sebagian responden (142
orang (49,1%) memiliki hasil pendokumentasian dengan kategori sedang dan kurang.
Pendokumentasian asuhan keperawatan secara umum belum dapat
dikategorikan baik keadaan ini dapat digambarkan lebih rinci melalui variabel sub
pendokumentasian yaitu: (1) untuk dokumentasi pengkajian sebanyak 115 orang
(39,8%) dengan kategori sedang dan kurang, (2) dokumentasi diagnosa keperawatan
kategori sedang dan kurang sebanyak 114 orang (39,5%), (3) dokumentasi
perencanaan dengan kategori kurang dan sedang sebanyak 116 orang (40,1%) (4),
dokumentasi implementasi dengan kategori sedang dan kurang sebanyak 148 orang
(51,2%), (5) dokumentasi evaluasi dengan kategori sedang dan kurang sebanyak 110
orang (38,1%), dan (6) dokumentasi asuhan keperawatan dengan kategori sedang dan
kurang sebanyak 138 orang (47,7%).
Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengukur variabel
pendokumentasian pada sub variabel pengkajian, diagnosa, perencanaan,
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
implementasi, evaluasi, dokumentasi asuhan keperawatan) maka hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 142 orang (49,1%) memperoleh
hasil pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kategori sedang dan kurang.
Adanya fenomena di atas disebabkan oleh beberapa alasan mengenai pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi asuhan
keperawatan yang dapat diuraikan berdasarkan masing-masing permasalahan dalam
sub pendokumentasian pada jabaran di bawah ini.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kurangnya pengkajian dalam
pendokumentasian disebabkan oleh karena perawat belum melakukan pengkajian
data secara komprehensif sejak pasien masuk sampai dengan pulang secara
berkesinambungan. Penyebab lain juga disebabkan oleh karena perawat belum
sepenuhnya melakukan pengelompokan data bio-psiko-sosio-spiritual pasien.
Perumusan diagnosa atau masalah keperawatan tidak berdasarkan pada kesenjangan
antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan pasien. Kondisi ini
bisa terjadi karena kurang akuratnya pengumpulan data yang dilakukan perawat pada
setiap tahapan proses keperawatan.
Menurut Nursalam (2001) hakekat dokumentasi asuhan keperawatan adalah
terciptanya kegiatan-kegiatan keperawatan yang menjamin tumbuhnya pandangan,
sikap, cara berpikir dan bertindak profesional pada setiap perawat. Pendekatan yang
sistematis dan logis dengan landasan ilmiah yang benar, serta melalui dokumentasi
proses keperawatan, semua kegiatan dalam proses keperawatan dapat ditampilkan
kembali sehingga dapat diteliti ulang untuk dikembangkan atau diperbaiki.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Kegiatan Dokumentasi asuhan keperawatan dalam hal ini juga mencakup
pencatatan dan pelaporan kajian kondisi fisik pasien sesuai dengan asuhan
keperawatan profesional dan merupakan suatu hal yang mutlak harus ada dan
dilaksanakan pada setiap tahap proses keperawatan (Depkes R.I., 1995). Untuk
mendukung suatu sistem pengkajian dalam bentuk pencatatan dan pelaporan yang
baik menurut Nursalam (2001) dapat menggunakan pedoman penulisan kriteria hasil
berdasarkan SMART yaitu: S = spesific (tujuan harus spesifik dan tidak
menimbulkan arti ganda), M = measurable (tujuan keperawatan harus dapat diukur,
khususnya tentang perilaku pasien; dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan
dibau), A = achievable (tujuan harus dapat dicapai), R = reasonable (tujuan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah), dan T = time (tujuan harus dapat
dicapai dalam batas waktu tertentu).
Hasil penelitian tentang diagnosa keperawatan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan termasuk pada kategori sedang dan kurang. Hal tersebut bisa
terjadi karena perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan masih belum
mengacu pada respon individu terhadap masalah kesehatan aktual dan potensial, dan
tidak didukung dengan tanda dan gejala klinis yang timbul sebagai respon terhadap
penyakitnya. Hal lain dari penyebab masalah ini adalah bahwa diagnosa keperawatan
yang dibuat belum mencerminkan problem etiology dan Symptoms (PES) atau
Problem dan Etiologi (PE). Mereka belum merumuskan diagnosa keperawatan secara
aktual dan berdasarkan risiko, dalam membuat rencana keperawatan terlihat juga
bahwa perawat belum mengacu kepada diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
keperawatan yang disusun belum menurut urutan prioritas. Menurut Nursalam (2001)
semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, di mana menurut NANDA
diartikan sebagai definisi karekteristik. Definisi karakteristik tersebut dinamakan
tanda dan gejala, tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah
sesuatu yang dirasakan oleh pasien. Setelah perawat mengelompokkan,
mengidentifikasi, dan memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat
pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosa keperawatan.
Menurut Carpenito yang dikutip dalam Nursalam (2001) diagnosa
keperawatan bersifat aktual jika mampu menjelaskan masalah nyata yang terjadi saat
ini sesuai data klinik yang ditemukan. Syarat untuk menegakkan diagnosa
keperawatan aktual harus ada unsur (P) = problem (masalah) yaitu, pernyataan
terhadap masalah kesehatannya baik aktual maupun potensial, (E) = etiology
(penyebab) adalah penyebab atau alasan yang dicurigai dari respon yang telah
diidentifikasi dari pengkajian, (S) = sign and symtomps (tanda dan gejala) adalah
manifestasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa
keperawatan.
Hasil penelitian tentang perencanaan keperawatan masih kurang baik dalam
pendokumentasiannya disebabkan oleh karena rumusan tujuan keperawatan yang
dibuat perawat belum mengandung komponen pasien, perubahan prilaku, kondisi
pasien, dan kriteria hasil. Rencana tindakan keperawatan yang dibuat juga belum
mengacu kepada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Gambaran rencana tindakan keperawatan yang dibuat belum melibatkan
pasien dan keluarganya serta kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain. Hasil
lain yang ditemukan sebagai penyebab masalah adalah bahwa perawat belum
melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu kepada rencana keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada pasien. Setiap pasien yang memerlukan asuhan keperawatan
perlu suatu perencanaan yang baik. Perencanaan adalah bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan,
penetapan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi
masalah klien (Hidayat, 2001).
Ali (2002) menyebutkan perencanaan keperawatan meliputi perumusan
tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien
dapat diatasi. Berdasarkan beberapa teori tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
suatu perencanaan yang kurang baik akan berakibat rendahnya mutu pelayanan
keperawatan pada pasien sebagai akibat dari data yang ada kurang lengkap.
Hasil penelitian tentang implementasi pada kategori kurang baik disebabkan
oleh karena perawat belum melaksanakan observasi respons pasien setelah
melakukan tindakan keperawatan. Disebutkan juga bahwa perawat belum melakukan
dengan segera revisi rencana dan tindakan keperawatan berdasarkan hasil evaluasi
yang telah dilakukan. Semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
tidak dicatat dengan ringkas dan jelas. Selain itu dalam melakukan evaluasi perawat
juga belum mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan.
Menurut Effendy (1995) implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Oleh karena itu
pelaksanaan atau implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi mekanisme koping.
Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri (independent),
saling ketergantungan atau kolaborasi (interdependent), dan tindakan rujukan atau
ketergantungan (dependent).
Hasil penelitian tentang cara evaluasi yang masih kurang dalam
pendokumentasian disebabkan oleh penerapan proses keperawatan dari tahap
pengkajian sampai dengan evaluasi belum dicatat pada format yang baku. Hasil
evaluasi yang dicatat juga belum dilakukan dengan ringkas dan jelas. Dalam
melakukan pencatatan perawat belum melakukan penulisan dengan jelas, ringkas, dan
belum memakai istilah yang baku dan benar. Hasil lain yang ditemukan adalah bahwa
setiap melakukan tindakan/kegiatan keperawatan belum semua perawat
mencantumkan paraf, nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan. Sikap
perawat yang belum menyimpan berkas catatan keperawatan secara benar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku juga merupakan penyebab kurang baiknya evaluasi
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
5.2. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis dan Organisasi
terhadap Pendokumentasian
Analisis pengaruh antar 2 (dua) variabel dalam penelitian ini adalah melihat
variabel yang di dalam hasil uji regresi dinyatakan memiliki pengaruh. Hasil regresi
karakteristik individu terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan ditemukan hasil
bahwa hanya variabel masa kerja yang memiliki pengaruh terhadap
pendokumentasian. Hasil uji regresi faktor psikologis terhadap pendokumentasian
diperoleh 2 (dua) variabel yang berpengaruh terhadap pendokumentasian yaitu
motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan. Sementara hasil regresi faktor organisasi
ditemukan 3 (tiga) variabel yang memiliki pengaruh terhadap pendokumentasian
yaitu imbalan, kepemimpinan dan disain pekerjaan.
5.2.1. Pengaruh Masa Kerja terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi masa kerja terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P = 0,040 dan kontribusi aspek masa kerja terhadap pendokumentasian
sebesar (nilai B) 0,071.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama seorang bekerja maka
semakin baik hasil kerjanya dalam melakukan pendokumentasian. Kondisi ini
disebabkan bahwa masa kerja dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dengan tepat efisien dan efektif. Dari
banyak penelitian menyebutkan bahwa masa kerja memberikan pengaruh kepada
hasil kerja yang dicapai oleh seseorang.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Mengutip teori yang dikatakan Anderson (1994) bahwa makin lama
pengalaman kerja seseorang. maka semakin terampil petugas tersebut. Biasanya
seseorang sudah masa kerja pada bidang tugasnya makin mudah ia memahami tugas
dan tanggung jawabnya, sehingga memberi peluang orang tersebut untuk
meningkatkan prestasi serta beradaptasi dengan lingkungan di mana ia berada.
Pengaruh masa kerja dalam penelitian ini juga ditunjukkan dari tabulasi silang
antara masa kerja dan pendokumentasian perawat di mana kelompok masa kerja ≤ 5
tahun terbanyak pada kategori baik (37,4%), namun kelompok masa kerja > 10 tahun
hanya 7,6% ada pada kategori baik. Fenomena ini kemungkinan disebabkan karena
adanya kebijakan manajemen RSUD Dr. Zainoel Abidin menerima tenaga perawat
dengan sistem kontrak yang berlaku selama satu tahun. Untuk dapat melanjutkan
kontrak pada tahun berikutnya dilakukan evaluasi kinerja perawat pada tahun
sebelumnya, perawat yang memiliki kinerja yang baik akan dilanjutkan dengan
kontrak baru sementara yang memiliki kinerja tidak baik kontraknya tidak
dilanjutkan.
5.2.2. Pengaruh Status Perkawinan terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi status perkawinan terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P= 0,911. dan kontribusi aspek persepsi kerja terhadap
pendokumentasian sebesar (nilai B ) 0,006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
status perkawinan tidak berpengaruh terhadap pendokumentasian. Hasil penelitian ini
menegaskan bahwa status perkawinan tidak memberi pengaruh terhadap
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
pendokumentasian, di mana sistem pendokumentasian perawat yang belum menikah
dan yang sudah menikah tidak memiliki perbedaan kinerja pada pendokumentasian.
Beberapa penyebab yang diprediksi tidak adanya pengaruh status perkawinan
terhadap pendokumentasian perawat antara lain disebabkan bahwa perawat yang
sudah menikah jumlahnya lebih besar yaitu 67,8%, sedangkan jumlah perawat yang
belum menikah hanya 32,2%. Disisi lain ada pengaruh budaya di daerah ini yang
sejak dahulu tidak membedakan status perkawinan untuk berjuang membangun
daerahnya tanpa harus terbebani dengan urusan rumah tangga. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilyas (1999) terhadap kinerja dokter PTT
mengatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan
kinerja dokter PTT, keadaan ini mungkin disebabkan gaji yang diterima oleh dokter
PTT tidak berbeda antara yang sudah menikah dengan yang belum menikah, sehingga
membuat hasil kinerja tidak jauh berbeda.
Walaupun hasil penelitian ini tidak ada pengaruh antara status perkawinan
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, tetapi secara proporsional responden
yang sudah menikah lebih besar jumlahnya dibanding dengan responden yang belum
menikah. Dengan demikian diperlukan dukungan, bimbingan dan pengawasan secara
kontinu oleh pimpinan keperawatan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
5.2.3. Pengaruh Pendidikan terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi pendidikan terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P= 0,893. dan kontribusi aspek persepsi kerja terhadap
pendokumentasian sebesar (nilai B ) 0,008. Hasil uji ini menunjukkan tingkat
pendidikan perawat tidak berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan.
Banyak teori yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan formal yang lebih tinggi biasanya memiliki tingkat pemahaman kerja
yang lebih baik. Beberapa teori yang mendukung bahwa pendidikan berpengaruh
terhadap kinerja individu seperti pendapat Suprihanto (2000) yang menyatakan,
pendidikan formal dapat memberi kesempatan berprestasi yang lebih baik pada diri
seorang pekerja. Pendapat lain yang dikemukakan Rakhmat (2004), salah satu faktor
situasional yang mempengaruhi perilaku adalah faktor-faktor sosial yang di dalamnya
adalah kecerdasan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendapat yang sama
dikemukakan Simanjuntak (1985) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang akan semakin tinggi produktivitas kerjanya. Namun dalam
penelitian ini ditemukan hasil bahwa tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh
terhadap pendokumentasian keperawatan. Beberapa faktor yang diprediksi sebagai
penyebab tidak berpengaruhnya tingkat pendidikan terhadap pendokumentasian
adalah bahwa rata-rata kelompok perawat yang ada di rumah sakit ini memiliki
tingkat pendidikan sebagai perawat vokasi (D.III Keperawatan). Hal ini terlihat dari
besarnya jumlah kelompok perawat berpendidikan D.III Keperawatan yaitu 82,4%,
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
dibandingkan dengan jumlah perawat yang berpendidikan S1 Keperawatan yaitu
12,8%. Kondisi ini diprediksi mendominasi kinerja perawat vokasi yang lebih
terfokus pada keterampilan prosedur tindakan keperawatan, sehingga kurang
memberikan perhatian pada aspek pendokumentasian asuhan keperawatan. Faktor
lain yang diprediksi sebagai penyebab tidak berpengaruhnya tingkat pendidikan
terhadap pendokumentasian adalah perawat yang memiliki tingkat pendidikan S1
Keperawatan sebagian besar adalah kepala ruang dan wakil kepala ruang yang
memiliki tugas pokok dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen ruang rawat inap, bukan sebagai tenaga teknis pelaksana asuhan
keperawatan.
5.2.4. Pengaruh Persepsi Kerja terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi persepsi kerja terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P= 0,014. dan kontribusi aspek persepsi kerja terhadap
pendokumentasian sebesar (nilai B) 0,235. Persepsi yang baik pada bidang pekerjaan
yang sifatnya mekanistis, seperti adanya kesesuaian kerja yang diciptakan organisasi
pada mereka akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perawat. Persepsi yang
baik pada diri perawat pada bidang kerjanya juga dapat membuat pekerjaan perawat
lebih terpola dengan jelas, menjadi lebih pasti dan lebih teratur.
Pengertian persepsi menurut (Koentjaraningrat, 2001) adalah akal manusia
yang sadar meliputi proses fisik, fisiologis dan psikologis yang mengolah bermacam-
macam input sebagai penggambaran lingkungan. Persepsi merupakan perlakuan
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar,
dialami, atau dibaca sehingga persepsi mempengaruhi tingkah laku, percakapan, serta
perasaan seseorang.
Persepsi yang baik harus sengaja diciptakan oleh pimpinan organisasi dengan
cara menyampaikan visi, misi dan tujuan organisasi dalam setiap pertemuan atau
rapat-rapat rutin, agar perawat merasa bahwa bekerja adalah untuk mencapai tujuan
organisasi rumah sakit yaitu pelayanan yang bermutu. Persepsi perawat yang baik
terhadap pekerjaannya akan memberikan motivasi bagi perawat untuk bekerja lebih
baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
Achua (2004) menyebutkan bahwa kekuatan sebuah organisasi dalam
mencapai tujuannya terletak di dalam kemampuan manajemen untuk
mendeskripsikan tugas pada bawahan dalam bentuk kerjasama yang kuat dalam tim.
Kekuatan tim dapat dijadikan alat untuk perubahan yang cukup hebat dalam tubuh
organisasi dan mereka akan memberi produk yang cukup baik dalam pelayanan.
Hasil penelitian yang dilakukan Sarwastuti (2001) menunjukkan pengaruh
persepsi kerja terhadap pendokumentasian dikarenakan oleh sistem kepemimpinan
yang datang dari top manajemen hingga lower manajemen di rumah sakit.
Terbentuknya persepsi yang baik ini menciptakan sistem kerja yang baik. Persepsi
yang baik akan membuat perawat berupaya semaksimal mungkin untuk
meningkatkan kualitas pekerjaan semata-mata untuk kepentingan pasien, rumah sakit
dan dirinya sendiri.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Gibson et al. (1997), menyebutkan persepsi adalah proses pemberian arti
(cognitive) yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami
dunia sekitarnya. Karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu
yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa
hal yang menyebabkan perbedaan dalam persepsi antara lain perhatian, harapan
seseorang akan rangsangan yang timbul, kebutuhan sistem nilai dan ciri
kepribadiannya sehingga setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda
terhadap suatu rangsangan.
Rangsangan atau stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh alat
sensorik ke otak, sehingga terjadilah suatu proses di otak sehingga individu dapat
menyadari apa yang diterima. Proses ini dinamakan proses pengamatan. Setelah
proses ini terbentuklah pengamatan, setelah itu terbentuklah persepsi tentang obyek
yang baru diamati (Atkinson, 2004).
5.2.5. Pengaruh Motivasi terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi motivasi terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P = 0,000 dan kontribusi aspek motivasi terhadap pendokumentasian
sebesar (nilai B) 0,415.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perawat kurang berusaha untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dalam setiap melaksanakan pekerjaan. Pola
pembinaan dan pengembangan karier bagi perawat yang dilakukan kurang konsisten
dan tidak dapat meningkatkan motivasi dan daya saing yang kompetitif. Sebagai
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
seorang staf perawat merasa kurang diberikan kesempatan untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bidang keahliannya. Monitoring yang dilakukan atasan langsung
secara berkala juga dapat memacu untuk bekerja lebih baik. Sebaiknya pimpinan
memberikan dorongan dan perhatian terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
perawat. Supervisi dari bidang keperawatan di instalasi rawat inap sebaiknya
dilakukan minimal setiap bulan sekali untuk memberikan bimbingan dokumentasi
asuhan keperawatan.
Hasil lain yang ditemukan juga menyebutkan bahwa pimpinan kurang
memberikan dukungan dan penghargaan terhadap setiap prestasi yang mereka raih
sehingga mereka kurang termotivasi untuk meningkatkan keberhasilan kerjanya.
Lingkungan tempat kerja yang di rasakan perawat menurut mereka juga kurang
memberikan kenyamanan sehingga kurang dapat memberikan dorongan semangat
untuk bekerja lebih baik. Menurut pendapat Maslow yang dikutip dalam Atkinson
(2004) timbulnya perilaku seseorang pada saat tertentu ditentukan oleh kebutuhan
yang memiliki kekuatan yang tinggi, sehingga penting bagi setiap manajer untuk
memiliki pemahaman tentang kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan penting bagi
bawahannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hageman (1993) menemukan hasil atas
pertanyaan apa yang memotivasi responden untuk bertindak melakukan sesuatu.
Diperoleh hasil bahwa lebih dari 60% responden menjawab berhubungan dengan
kebutuhan sosio-psikologis seperti: umpan balik, keadilan, rasa memiliki, kejujuran,
kredibilitas, kepercayaan, partisipasi dan tanggung jawab. Sekitar 20% jawaban
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
responden berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan intelektualitas seperti
pemenuhan diri sendiri, tugas yang menarik, variatif, dan ada tantangan. Hanya 10%
jawaban yang berhubungan dengan faktor materi, sisanya 10% jawaban berkaitan
dengan motivasi yang mengikuti kata hatinya.
5.2.6. Pengaruh Imbalan terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi imbalan terhadap pendokumentasian dengan nilai signifikansi
P= 0,000. dan kontribusi aspek imbalan terhadap pendokumentasian sebesar (nilai B )
0,182. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbalan yang diterima perawat dari hasil
kerjanya selain gaji seperti tunjangan prestasi kerja (TPK), jasa medis, jasa ASKES,
dan imbalan lainnya dapat mendorong perawat untuk bekerja lebih baik. Perawat juga
menyebutkan seharusnya pemberian insentif (jasa pelayanan medis, jasa ASKES, jasa
Jamkesmas dan imbalan lainnya) dilakukan secara proporsional dan rasional, sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab setiap perawat. Imbalan dan
tunjangan lainya yang diberikan juga harus disesuaikan dengan beban kerja perawat
pelaksana. Kebutuhan perawat akan reward berupa sistem promosi atau pemberian
tunjangan dan pengaturan jadwal dinas harus dilakukan sacara terbuka dan jelas.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa perawat belum mendapatkan
imbalan yang sesuai dengan beban kerja. Walaupun beberapa penelitian yang
dilakukan di tempat lain ada yang menunjukkan bahwa insentif bukanlah hal yang
berpengaruh terhadap prestasi kerja, namun komponen imbalan sebagai kompensasi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
perlu dipertimbangkan. Pengaruh kompensasi menurut Sedarmayanti (2001) dapat
dijadikan sebagai balas jasa untuk kerja mereka, dimana apabila kompensasi
diberikan secara tepat, maka para pegawai akan memperoleh kepuasan kerja dan
termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi bila kompensasi yang diberikan
tidak atau kurang memadai, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja
pegawai akan menurun.
Murlis (2003) menyebutkan reward dalam bentuk uang seperti yang
diharapkan para pegawai berdasarkan struktur golongan dan tunjangan amat perlu,
sebab dengan dibuatnya struktur golongan maka peringkat jabatan individual jadi
tampak seperti broadbanded structure yang berfungsi sebagai alat konsistensi dan
kontrol dalam pemberian imbalan.
5.2.7. Pengaruh Disain Pekerjaan terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi disain pekerjaan terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P= 0,003. dan kontribusi aspek disain pekerjaan terhadap
pendokumentasian sebesar (nilai B) 0,142.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa disain pekerjaan sangat penting untuk
memperbaiki kinerja perawat dalam pendokumentasian. Disain pekerjaan yang
mereka terima sampai saat ini menurut mereka belum dapat diaplikasikan secara
mekanistis dan stategis. Para perawat hanya melakukan pekerjaan atas kebiasaan
sehari-hari tanpa mengerti tentang cakupan dan kedalaman dari tugas yang mereka
emban.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Menurut Gibson et al. (1997), sebuah disain kerja yang baik adalah yang
mampu menguraikan tentang cakupan, kedalaman, dan tujuan dari setiap pekerjaan
yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya. Tujuan
pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, di mana para manajer menguraikan
pekerjaan sesuai dengan aktivitas yang dituntut agar membuahkan hasil yang
diharapkan.
Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa para perawat masih
membutuhkan bimbingan dari atasan untuk terus dapat mengimplementasikan
tugasnya dengan baik. Seharusnya disain pekerjaan yang baik sudah bisa menjiwai
diri para perawat tanpa harus mendapat bimbingan secara terus menerus dan
monitoring yang ketat dari atasannya. Hackman dan Oldham (1995) dalam Berry dan
Houston (1997) telah melakukan penelitian bahwa faktor yang paling menentukan
tentang keefektifan kerja seseorang adalah adanya desain kerja yang dapat
memberikan sikap positif pada diri karyawan untuk melakukannya.
5.2.8. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Pendokumentasian
Hasil uji regresi kepemimpinan terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi P= 0,010. dan kontribusi aspek kepemimpinan terhadap
pendokumentasian sebesar (nilai B) 0,283.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengaruh kepemimpinan sangat
diperlukan untuk perbaikan kerja pendokumentasian oleh perawat. Pernyataan yang
diungkapka perawat dalam penelitian ini menyebutkan bahwa pimpinan seharusnya
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
memberikan perhatian dan penghargaan atas apa yang mereka lakukan baik itu dalam
bentuk fisik maupun non fisik. Upaya peningkatan kinerja juga dapat dilakukan oleh
mereka jika kesejahteraan para perawat menjadi perhatian yang penuh oleh pimpinan.
Mereka menyatakan tidak adanya penghargaan yang disesuaikan dengan beban kerja
mereka membuat mereka kurang termotivasi untuk melaksanakan kegiatan dengan
maksimal.
Perhatian pimpinan dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan dan pengarahan
dalam pelaksanaan tugas, ketersediaan waktu atasan untuk mendengarkan saran-saran
untuk dipertimbangkan, dan sikap terbuka dalam menerima keluhan staf serta
mencari solusi untuk memberi bantuan atas permasalahan yang dihadapi staf dalam
bidang kerjanya, terutama juga penegakan aspek disiplin kerja. Menurut pendapat
Hersey dan Blanchard (1990) mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara
pemimpin dan bawahan yang dikenal dengan teori siklus hidup dalam penerapan
kebijakan organisasi memberi motivasi kerja dan memberi dampak kepada
peningkatan kinerja staf. Menurut teori ini hubungan antara pemimpin dengan
bawahan berjalan melalui empat tahap sesuai dengan tingkat kematangan
bawahan sehingga seorang pemimpin organisasi harus dapat menerapkan kebijakan
yang tepat kepada seluruh stafnya.
Pendapat senada diungkapkan oleh Kepner (1998) bahwa tidak ada sebuah
organisasi yang dapat mencapai potensi sepenuhnya, kecuali jika organisasi itu
merangsang dan menikmati kerjasama dari kegiatan produktif dari para anggotanya.
Semakin rumit kegiatan organisasi semakin diperlukan koordinasi, jika organisasi ini
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
ingin berkembang. Organisasi harus mampu melakukan suatu tindakan yang sifatnya
dapat mengikat antara pimpinan dan bawahan dalam bentuk suatu kebijakan yang
disepakati bersama.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya:
1. Penilaian kinerja staf dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dalam
penelitian ini merupakan salah satu aspek dari kinerja perawat dan belum
mencakup semua aspek kegiatan pelayanan asuhan keperawatan secara
komprehensif.
2. Dalam penilaian pendokumentasian asuhan keperawatan untuk membuktikan
kinerja perawat dalam penelitian ini masih menggunakan pengumpulan data
melalui kuesioner dan belum melakukan penilaian dengan observasi langsung.
3. Penelitian ini hanya dilakukan kepada perawat yang bertugas di Instalasi Rawat
Inap, karena memiliki kompleksitas dan kesinambungan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan dibandingkan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan
di Instalasi Rawat Jalan.
4. Penelitian ini hanya dilakukan di RSUD Dr. Zainoel Abidin, dan belum dilakukan
penelitian di rumah sakit lain yang kemungkinan hasilnya bisa sama atau
kemungkinan berbeda dengan hasil penelitian ini.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Zainoel Abidin belum dapat dikategorikan baik, sebab sebagian besar responden
(49,1%) memiliki cara pendokumentasian pada kategori kurang sampai sedang,
dan hanya 50,9% yang memiliki pendokumentasian baik.
2. Variabel karakteristik individu dalam penelitian ini menunjukkan hanya masa
kerja yang memiliki pengaruh terhadap pendokumentasian dengan nilai
signifikansi sebesar 0,040 dan merupakan variabel berpengaruh yang kurang kuat
dibandingkan dengan 5 variabel lainnya yang dinyatakan berpengaruh.
3. Faktor Organisasi terdiri atas: imbalan, kepemimpinan dan desain pekerjaan,
belum dapat dikategorikan baik yang tergambar dari masih tingginya kelompok
responden pada kategori sedang dan kurang. Hal ini juga ditandai dengan adanya
pengaruh yang cukup besar dari seluruh komponen faktor organisasi terhadap
pendokumentasian dengan nilai signifikansi mendekati nilai P= 0,000.
4. Faktor psikologis yang terdiri atas: motivasi, dan persepsi terhadap pekerjaan,
belum dapat dikategorikan baik yang terlihat dari masih tingginya responden pada
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
kategori kurang sampai sedang pada aspek motivasi dan persepsi pekerjaan
terhadap pendokumentasian dengan nilai signifikansi mendekati nilai P= 0,000.
5. Hasil Analisis menunjukkan 1 (satu) variabel karakteristik individu (masa kerja),
3 (tiga) variabel faktor organisasi yaitu imbalan, kepemimpinan, disain pekerjaan,
2 (dua) variabel faktor psikologi yaitu motivasi, dan persepsi terhadap pekerjaan,
secara bersama mempunyai pengaruh dominan terhadap pendokumentasian,
dengan kontribusi sebesar 65,3 %. Secara teoritis dapat ditafsirkan, jika 1 (satu)
variabel karakteristik individu yaitu masa kerja, 3 (tiga) variabel faktor organisasi
yaitu imbalan, kepemimpinan dan disain pekerjaan, dan 2 (dua) variabel faktor
psikologis yaitu motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan diperbaiki dan
ditingkatkan, maka pendokumentasian responden akan meningkat menjadi lebih
baik.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian 1 (satu) variabel karakteristik
individu yaitu masa kerja, 3 (tiga) variabel faktor organisasi yaitu imbalan,
kepemimpinan dan disain pekerjaan, dan 2 (dua) variabel faktor psikologis yaitu
motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan dapat disarankan upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan sebagai berikut:
1. Karakteristik Individu
Mengingat masa kerja dalam penelitian ini memberi pengaruh terhadap
pendokumentasian yang walaupun nilai pengaruhnya lebih kecil dibanding
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
variabel lainnya, maka sebaiknya kepada para karyawan yang masa kerjanya
masih sedikit diberi bimbingan oleh pimpinan bidang keperawatan tentang
pentingnya dokumentasi keperawatan dan sistem pendokumentasian yang baik.
Evaluasi atas hasil pendokumentasian juga sebaiknya dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan sehingga setiap kesalahan dalam pendokumentasian dapat
segera diperbaiki. Meskipun status perkawinan dan tingkat pendidikan perawat
tidak memberi pengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, namun
perlu diupayakan untuk senantiasa memperbaiki dan mengembangkan sikap
mental (kepribadian) perawat yang baik secara kontinu untuk mencapai kinerja
yang maksimal.
2. Faktor Psikologis.
a. Persepsi terhadap pekerjaan, perlu dilakukan perubahan sikap perawat tentang
uraian tugas yang mereka emban melalui sosialisasi tugas dan curah pendapat
tentang pelaksanaan tugas sehari-hari agar perawat benar-benar memiliki
tanggung jawab bahwa tugas yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan
kelanjutan usaha mencapai tujuan organisasi dan mereka sendiri sebagai
individu yang ada di dalamnya.
b. Motivasi, pemberian dorongan yang kuat oleh pimpinan puncak, menengah
sampai bawah kepada perawat pelaksana berupa serangkaian perhatian dan
penghargaan atas setiap prestasi yang diraih oleh perawat dalam
melaksanakan tugasnya. Penghargaan melalui pujian dan pengakuan yang
kuat oleh atasan merupakan hal cukup baik dan sederhana untuk dilakukan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
3. Faktor Organisasi
a. Imbalan, pendokumentasian yang baik yang dilakukan seseorang akan lebih
dapat ditingkatkan oleh perawat jika hasil kerja yang diraih benar-benar
diwujudkan dalam bentuk nyata. Wujud nyata tersebut dapat dilakukan dalam
bentuk pemberian imbalan yang disesuaikan dengan beban kerja yang
dilakukannya.
b. Disain Pekerjaan, perlu adanya revisi tentang disain pekerjaan yang telah
dilakukan dengan cara mengundang para perawat untuk curah pendapat
tentang disain pekerjaan yang dapat mempermudah pekerjaan perawat adalah
hal yang sangat baik, sebab dilapangan perawat adalah pelaksana teknis dari
pelayanan asuhan keperawatan dan bertanggung jawab terhadap
pendokumentasian.
c. Kepemimpinan, perlu adanya perhatian pimpinan dalam pengelolaan kerja
perawat khususnya pimpinan bidang keperawatan. Perubahan pola
manajemen yang lebih demokratis kepada para bawahan dapat dilakukan agar
tercipta hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan. Peran
monitoring dan evaluasi atas kerja bawahan perlu ditingkatkan.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Achua, L.F.C., and Feldman, D.C. 2004. Managing Individual Are Group, Behavioral in Organization. New York: Mc.Graw-Hill.
Ali, Z. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika. Anderson. 1994. Performance Appraisal. New Jersey: Prantice-Hall. Atkinson, R.L. 2004. Pengantar Psikologi. edisi ke delapan. Jakarta: PT Erlangga As’ad, M. 2000. Psikologi Industri. Yoyakarta: Liberty. Azhari. 2005. Persepsi Perawat Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan
di BPK-RSU Dr. Zainoel Abidin. Skripsi S1 tidak dipublikasikan. Banda Aceh: PSIK-Universitas Syiah Kuala.
Bandura, A. 1986. Social Foundation Thought and Action A Social Cognitive and
Theory Practice. New Jersey: Prantice-Hall. Clark, J.M. 1992. Nursing in Community. Conecticut: Prantice-Hall. Departemen Kesehatan R.I. 1995. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I.
_______. 2002. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I. Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Effendy, N. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. Ellis, C,W. 2005. Management Skill for New Manager. New Jersey: American
Manangement Association. Hageman. 1993. Introduction to Psycology. New York: Thompson. Serambi Indonesia. 2007. “Tenaga Medis dan Paramedis RSUD Dr. Zainoel Abidin
Mogok”. Harian Serambi Indonesia. Banda Aceh. 14 Agustus 2007.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Hersey and Blanchard. 1990. New Managerial. New York: The Mc. Graw-Hill. Hidayat, Alimul Aziz A. 2001. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., and Donnelly Jr, J.H. 1997. Organisasi: Perilaku,
Struktu, Proses. Jilid 1. Edisi Ke-5. Diterjemahkan oleh: Djarkasih. Jakarta: Erlangga.
Ilyas, Y. 1999. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian. Depok: Badan Penerbit
FKM-UI. Keliat, B.A., Herawati, N., Panjaitan, R.U., dan Helena, N. 1998. Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Koentjoroningrat. 2001. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia. Kozier, B., Erb Glenora, and Blais, K. 1995. Fundamental of Nursing: Process and
Practice. 5th ed. California: Addison Weshley Nursing. Kreitner dan Kinici. 2006. Motivasi Kerja. Diterjemahkan oleh: Sugeng. Jakarta:
Graha Sindo. Kurniawati, A.K. 2004. Analisis Lama Waktu Pelayanan Keperawatan dan Tingkat
Kepuasan Kerja Perawat di RS Ghrasia Provnsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi S1 tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Makmuri, M. 2004. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Mangkunegara, A.A.A.P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. _______. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Maslow, A. 1992. Motivasi dan Perilaku. Semarang: Dahara Prize. Mathias dan Jackson Whittaker. 2003. The Government Performance Resul Act of
Washington: GAO. Murlis, A. 2004. Manajemen Reward. Jakarta: Gramedia. Muchlas, M. 1998. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Notoatmodjo, S. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep & Praktik. Jakarta:
Salemba Medika. Potter, A.P., and Perry, G.A. 1995. Fundamental of Nursing. St. Louis: Mosby. Praktinya, A.W. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. RSUD Dr.Zainoel Abidin. 2007. Laporan Tahunan RSUD Dr. Zainoel Abidin Tahun
2007. Banda Aceh: Sub Bidang Perencanaan dan Evaluasi RSUD Dr. Zainoel Abidin.
Sarwastuti. 2001. Manajemen Emosional. Ed. ke-2 Yogyakarta: BPFE UGM. Sekarmayanti. 2001. Motivasi dan Kinerja. Jurnal Sumber Daya Manusia. Edisi 2
Vol 2. Jakarta. Siagian, S.P. 1983. Organisasi, Kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta:
Gunung Agung. Siagian, S.P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara. Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia. Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrati. Cet. ke-9. Bandung: Alfabeta. Soeprihanto, J. 2000. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset. Stoner, J.A.F. 1993. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen.
Edisi Bahasa Indonesia. Diterjemahkan oleh: Sahat Simamora. Jakarta: Rineka Cipta.
Subanegara, 2004. Head Diamond Drill. Yogyakarta: Andi Offset.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Trisnantoro, L. 2005. Manajemen Strategik Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Wexley, K.N., and Yuki, G.A. 1977. Organization Behavior and Personal Psycology.
Home Wood: Illionis Richard Irwin. Wursanto, Ig. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Kuesioner Penelitian
Pertanyaan Bagian A (KARAKTERISTIK INDIVIDU) Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda chek ( V ) pada kolom jawaban yang teman sejawat pilih. Data ini akan dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti. 1. Nomor kode: Unit Kerja/ Ruang Rawat Inap: (Diisi oleh
Peneliti ). 2. Umur/Tgl Lahir: Tahun/ _______________________ 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Status : Belum menikah Menikah Janda/duda 5. Pendidikan : S1 Keperawatan D-III Keperawatan /D-III Kebidana Sekolah Perawat Kesehatan/Bidan 6. Status Kepegawaian: Pegawai Negeri Sipil Honor/Kontrak 7. Terhitung menjadi Pegawai Negeri Sipil : Tgl Bulan Tahun______ 8. Lama bekerja di ruang rawat inap sebagai perawat pelaksana :
(≤ 5 tahun)
(6 – 10 tahun) (> 10 tahun)
1
2
3
1
2
3
1 2
1 2 3
1 2
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Pertanyaan bagian B (FAKTOR PSIKOLOGIS) Petunjuk Pengisian:
1. Pertanyaan berikut ini merupakan pertanyaan tentang faktor psikologis yang mempengaruhi teman sejawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Mohon agar teman sejawat dapat memberikan jawaban dengan jujur serta menelaah makna setiap pertanyaan dengan baik. Hasil dari kuesioner ini tidak akan ada artinya sama sekali apabila teman sejawat memberikan jawaban bukan gambaran yang sebenarnya tentang faktor yang mempengaruhi teman sejawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
3. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dibawah ini. 4. Pilih salah satu alternative jawaban yang saudara anggap paling sesuai dengan kenyataan
yang saudara hadapi, dengan ketentuan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju Skor : 5 S : Setuju. Skor : 4 R : Ragu-ragu. Skor : 3 TS : Tidak Setuju. Skor : 2 STS : Sangat Tidak Setuju. Skor : 1
5. Berilah tanda chek (V) pada kolom alternative jawaban yang tersedia. 6. Jika teman sejawat ingin mengganti pilihan jawaban karena jawaban pertama salah, cukup
memberi tanda ( ) pada tanda chek ( V ) yang salah, kemudian berikan tanda chek ( V ) yang baru pada kolom jawaban yang dianggap paling benar.
CONTOH PENGISIAN :
NO PERTANYAAN STS TS R S SS 1. Adanya ruang kerja perawat, merupakan tempat
yang sangat penting dalam kelancaran pelayanan keperawatan
(V)
V
NO PERTANYAAN STS TS R S SS A MOTIVASI 1. Saya berusaha mendapatkan hasil yang terbaik
dalam setiap melaksanakan pekerjaan.
2. Pola pembinaan dan pengembangan karier bagi perawat yang dilakukan secara konsisten dapat meningkatkan motivasi dan daya saing yang kompetitif.
3. Sebagai perawat saya diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan bidang keahlian saya.
4. Pimpinan selalu memberikan dukungan dan penghargaan terhadap setiap perawat yang berprestasi.
5. Pujian dan penghargaan pimpinan terhadap perawat atas setiap keberhasilan kerjanya dapat menimbulkan semangat kerja.
B PERSEPSI TERHADAP PEKERJAAN
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
1. Semua pimpinan dari top manajemen hingga lower manajemen di rumah sakit ini senantiasa menciptakan dan membina hubungan baik dengan staf.
2. Sesuai tuntutan profesi dan organisasi setiap melaksanakan tugas saya berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas pekerjaan semata-mata untuk kepentingan klien, rumah sakit dan diri saya sendiri.
3. Semua perawat di ruangan ini menunjukkan semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya tanpa dorongan atasan langsung.
4. Lingkungan tempat kerja di sini nyaman, aman dan kondusif sehingga dapat memberikan dorongan semangat untuk bekerja lebih baik
5. Penghargaan dan pujian yang diberikan oleh pimpinan atas prestasi kerja saudara dapat meningkatkan rasa membutuhkan dan dibutuhkan oleh rumah sakit.
Pertanyaan bagian C (FAKTOR ORGANISASI) Petunjuk pengisian:
1. Pertanyaan berikut ini merupakan pertanyaan tentang faktor organisasi yang mempengaruhi teman sejawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Bacalah pertanyaan dan daftar pilihan jawaban satu demi satu. 3. Beri tanggapan terhadap pertanyaan yang paling sesuai menurut teman sejawat, dengan
memberikan tanda chek ( V ) pada salah satu kolom yang tersedia dibawah ini. 4. Keterangan pilihan jawaban :
SANGAT TIDAK SETUJU (STS) : Artinya, apabila pertanyaan tersebut sangat tidak sesuai dengan apa yang teman sejawat rasakan. Skor : 1
TIDAK SETUJU (TS) : Artinya, apabila pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan apa yang teman sejawat rasakan. Skor: 2
RAGU-RAGU (R) : Artinya, apabila pertanyan tersebut ragu-ragu dengan apa yang teman sejawat rasakan. Skor: 3
SETUJU ( S ) : Artinya, apabila pertanyaan tersebut sesuai dengan apa yang teman sejawat rasakan. Skor: 4
SANGAT SETUJU (SS) : Artinya, apabila pertanyaan tersebut sangat sesuai dengan apa yang teman sejawat rasakan. Skor: 5
NO PERTANYAAN STS TS R S SS
A IMBALAN 1 Imbalan yang saya terima selain gaji seperti tunjangan
prestasi kerja (TPK), jasa medis, jasa ASKES, dan imbalan lainnya dapat mendorong saya untuk bekerja lebih baik.
2. Pemberian insentif (jasa pelayanan, jasa ASKES, jasa JPS dan imbalan lainnya) dilakukan secara proporsional, sesuai
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab setiap pegawai.
3. Imbalan dan tunjangan lainya yang diberikan diruang ini disesuaikan dengan beban kerja perawat pelaksana.
4. Diruang ini, sistem promosi dilakukan secara terbuka dan jelas.
5. Imbalan yang saya terima selama ini (selain gaji) sesuai dengan beban kerja saya
B KEPEMIMPINAN 1 Pimpinan rumah sakit senantiasa berupaya meningkatkan
kesejahteraan perawat.
2. Pimpinan rumah sakit memberikan penghargaan untuk setiap keberhasilan tugas yang dilaksanakan oleh perawat
3. Pimpinan rumah sakit memberikan fasilitas perumahan bagi perawat yang berprestasi.
4. Pimpinan rumah sakit memberikan penghargaan non fisik (pujian, kenaikan pangkat, dan kesempatan mengikuti pendidikan/pelatihan) bagi perawat yang berprestasi
5. Penghargaan yang diberikan sesuai dengan prestasi kerja perawat.
C DISAIN PEKERJAAN 1. Pemberian bimbingan dari atasan langsung sangat penting
dilakukan bila terjadi kekeliruan dalam melakukan pekerjaan.
2. Monitoring yang dilakukan atasan langsung secara berkala dapat memacu motivasi perawat dalam melakukan pekerjaan.
3. Pimpinan memberikan dorongan dan perhatian terhadap pekerjaan yang dilakukan perawat.
4. Supervisi dari bidang keperawatan ke ruangan dilakukan setiap bulan untuk memberikan bimbingan.
5. Dalam supervisi/pertemuan dengan atasan, perawat dapat mengemukakan dengan bebas permasalahan yang di hadapinya di ruangan.
D. Pertanyaan bagian D (PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN)
Petunjuk pengisian: 1. Jawablah pertanyaan dibawah ini yang merupakan pendekatan teman sejawat dalam
menerapkan dan mendokumentasikan proses keperawatan di ruangan saat ini. Dasarilah pendapat teman sejawat tersebut dengan kenyataan yang dilaksanakan sehari-hari.
2. Bacalah pertanyaan dan daftar pilihan jawaban satu demi satu. 3. Beri tanggapan terhadap pertanyaan yang paling sesuai menurut teman sejawat, dengan
cara memberi tanda chek ( V ) pada salah satu kolom yang tersedia dibawah ini. 4. Keterangan pilihan jawaban:
1 = TIDAK PERNAH. Skor : 1 2 = JARANG. Skor : 2 3 = KADANG-KADANG. Skor : 3 4 = SERING. Skor : 4 5 = SELALU. Skor : 5
NO PERTANYAAN TIDAK JARANG KADANG SERING SELALU
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
PERNAH KADANG A PENGKAJIAN
1. Saya melakukan pengkajian data sejak kilen masuk sampai dengan pulang.
2. Setiap melakukan pengkajian data, saya malakukannya dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
3. Data yang di peroleh melalui pengkajian saya kelompokkan menjadi data bio-psiko-sosio dan spiritual.
4. Saya mengkaji data subyektif dan data obyektif berdasarkan keluhan klien dan pemeriksaan fisik.
5. Saya mencatat data yang dikaji sesuai dengan format dan pedoman pengkajian yang baku.
B DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Merumuskan diagnosa/ masalah
keperawatan klien berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
2. Rumusan diagnosa keperawatan, dilakukan berdasarkan masalah keperawatan yang telah ditetapkan.
3. Rumusan diagnosa keperawatan mencerminkan problem etiology dan Symptoms (PES).
4. Rumusan diagnosa keperawatan dapat juga mencerminkan Problem dan Etiologi (PE)
5. Rumusan diagnosa keperawatan bisa dalam bentuk aktual dan risiko
C PERENCANAAN 1. Rencana keperawatan dibuat berdasarkan
diagnosa keperawatan dan di susun menurut urutan prioritas.
2. Rumusan tujuan keperawatan yang di buat mengandung komponen klien, perubahan prilaku, kondisi klien, dan kriteria hasil.
3. Rencana tindakan keperawatan yang di buat mengacu kepada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas.
4. Rencana tindakan keperawatan yang di buat menggambarkan keterlibatan klien dan keluarga di dalamnya.
5. Rencana tindakan keperawatan yang di buat menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan lain.
D IMPLEMENTASI 1. Implementasi tindakan keperawatan
menggambarkan tindakan mandiri,
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
kolaborasi dan ketergantungan sesuai dengan rencana keperawatan.
2. Observasi terhadap setiap respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3. Implementasi tindakan keperawatan bertujuan untuk promotif, preventif, rehabilitatif dan mekanisme koping.
4. Implementasi tindakan keperawatan bersifat holistik, dan menghargai hak-hak klien.
5. Implementasi tindakan keperawatan melibatkan partisipasi aktif klien.
E EVALUASI 1. Komponen yang dievaluasi mengenai
status kesehatan klien meliputi aspek kognitif, afektif, kemampuan psikomotor klien melakukan tindakan, perubahan fungsi tubuh, tanda dan gejala.
2. Evaluasi dilakukan menggunakan pendekatan SOAP.
3. Evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang diberikan mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil.
4. Evaluasi terhadap pengetahuan klien tentang penyakitnya, pengobatan, dan resiko komplikasi setelah diberikan promosi kesehatan
5. Evaluasi terhadap perubahan fungsi tubuh dan kesehatan klien setelah dilakukan tindakan.
F Dokumentasi Keperawatan 1. Pendokumentasian setiap tahap proses
keperawatan ditulis dengan jelas, ringkas, memaki istilah yang baku dan benar.
2. Setiap melakukan tindakan/ kegiatan keperawatan, perawat mencantumkan paraf, nama jelas, tanggal dan jam dilakukannya tindakan.
3. Dokumentasi proses keperawatan di ruangan ini ditulis menggunakan format yang baku.
4. Prinsip dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah; tulis apa yang telah dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak tertulis.
5. Berkas dokumentasi proses keperawatan di ruangan ini di simpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Frequency Table
Umur Pegawai
Frequen
cy Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 20-25Tahun 103 35,6 35,6 35,6
26-30Tahun 78 27,0 62,6 62,6 31-35Tahun 73 25,3 87,9 87,9
35-50Tahun 35 12,1 100,0 100,0 Total 289 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Laki-Laki 42 14,5 14,5 14,5 Perempuan 247 85,5 85,5 100,0 Total 289 100,0 100,0
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Belum Menikah 93 32,2 32,2 32,2
Menikah 196 67,8 67,8 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Pendidikan Pegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid S.1 Kep 37 12,8 12,8 12,8 D.III. Kep 238 82,4 82,4 95,2 SPK/Bidan 14 4,8 4,8 100,0 Total 289 100,0 100,0
Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent ≤ 5 Tahun 168 58,1 58,1 58,1 Valid 6 - 10 Tahun 80 27,7 27,7 85,8
Lampiran 4. Hasil Tabel Frekuensi
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
> 10 Tahun 41 14,1 14,1 100,0
Total 289 100,0 100,0 Motivasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 185 64,0 64,0 64,0 Sedang 87 30,1 30,1 94,1 Kurang 17 5,9 5,9 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Persepsi Terhadap Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 176 60,9 60,9 60,9 Sedang 96 33,2 33,2 94,1 Kurang 17 5,9 5,9 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Imbalan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 155 53,6 53,6 53,6 Sedang 114 39,4 39,4 93,1 Kurang 20 6,9 6,9 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Kepemimpinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 130 45,0 45,0 45,0 Sedang 128 44,3 44,3 89,3 Kurang 31 10,7 10,7 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Disain Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 156 54,0 54,0 54,0 Sedang 124 42,9 42,9 96,9 Kurang 9 3,1 3,1 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Perencanaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 173 59,9 59,9 59,9 Sedang 114 39,4 39,4 99,3 Kurang 2 ,7 ,7 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Implementasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 141 48,8 48,8 48,8 Sedang 127 43,9 43,9 92,7 Kurang 21 7,3 7,3 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Evaluasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 179 61,9 61,9 61,9 Sedang 108 37,4 37,4 99,3 Kurang 2 ,7 ,7 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Dokumentasi Keperawatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 151 52,2 52,2 52,2 Sedang 109 37,7 37,7 90,0 Kurang 29 10,0 10,0 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0 Diagnosa Keperawatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 141 48,8 48,8 48,8 Sedang 132 45,7 45,7 94,5 Kurang 16 5,5 5,5 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Pendokumentasian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Baik 147 50,9 50,9 50,9 Sedang 107 37,0 37,0 87,9 Kurang 35 12,1 12,1 100,0
Valid
Total 289 100,0 100,0
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Status Perkawinan * Pendokumentasian Crosstabulation Pendokumentasian
Baik Sedang Kurang Total Count 40 41 12 93Belum Menikah % of Total 13,8% 14,2% 4,2% 32,2%Count 107 66 23 196
Status Perkawinan
Menikah % of Total 37,0% 22,8% 8,0% 67,8%Count 147 107 35 289Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Pendidikan Pegawai * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang Total
Count 21 14 2 37S.1 Kep % of Total 7,3% 4,8% ,7% 12,8%Count 118 89 31 238D.III. Kep % of Total 40,8% 30,8% 10,7% 82,4%Count 8 4 2 14
Pendidikan Pegawai
SPK/Bidan % of Total 2,8% 1,4% ,7% 4,8%Count 147 107 35 289Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Lama Bekerja * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang Total
Count 108 42 18 168≤ 5 Tahun % of Total 37,4% 14,5% 6,2% 58,1%Count 17 57 6 806 - 10
Tahun % of Total 6,2% 19,7% 2,1% 27,7%Count 22 8 11 41
Lama Bekerja
> 10 Tahun % of Total 7,3% 2,8% 3,8% 14,1%Count 147 107 35 289Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Motivasi * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang Total
Count 134 46 5 185 Baik % of Total 46,4% 15,9% 1,7% 64,0% Count 13 61 13 87
Motivasi
Sedang % of Total 4,5% 21,1% 4,5% 30,1%
Lampiran 5. Hasil Uji Tabulasi Si
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Count 0 0 17 17 Kurang % of Total ,0% ,0% 5,9% 5,9% Count 147 107 35 289 Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Persepsi Terhadap Pekerjaan * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian
Baik Sedang Kurang Total Count 122 53 1 176Baik % of Total 42,2% 18,3% ,3% 60,9%Count 25 53 18 96Sedang % of Total 8,7% 18,3% 6,2% 33,2%Count 0 1 16 17
Persepsi Terhadap Pekerjaan
Kurang % of Total ,0% ,3% 5,5% 5,9%Count 147 107 35 289Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Imbalan * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang Total
Count 98 42 15 155 Baik % of Total 33,9% 14,5% 5,2% 53,6% Count 48 59 7 114 Sedang % of Total 16,6% 20,4% 2,4% 39,4% Count 1 6 13 20
Imbalan
Kurang % of Total 0,3% 2,0% 4,5% 6,9% Count 147 107 35 289 Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Kepemimpinan * Pendokumentasian Crosstabulation Pendokumentasian Total
Baik Sedang Kurang Kepemimpinan Baik Count 97 31 2 130 % of Total 33,6% 10,7% ,7% 45,0% Sedang Count 46 75 7 128 % of Total 15,9% 26,0% 2,4% 44,3%
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Kurang Count 4 1 26 31 % of Total 1,4% ,3% 9,0% 10,7%Total Count 147 107 35 289 % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Disain Pekerjaan * Pendokumentasian Crosstabulation
Pendokumentasian Baik Sedang Kurang Total
Count 105 46 5 156 Baik % of Total 36,3% 15,9% 1,7% 54,0% Count 41 60 23 124 Sedang % of Total 14,2% 20,8% 8,0% 42,9% Count 1 1 7 9
Disain Pekerjaan
Kurang % of Total ,3% ,3% 2,4% 3,1% Count 147 107 35 289 Total % of Total 50,9% 37,0% 12,1% 100,0%
Abd. Rahim : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 USU Repository © 2008
Regresi Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,808(a) ,653 ,643 ,415 1,903 a Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Persepsi Terhadap Pekerjaan, Pendidikan Pegawai, Lama Bekerja, Imbalan, Disain Pekerjaan, Kepemimpinan, Motivasi b Dependent Variable: Pendokumentasian ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 90,440 8 11,305 65,734 ,000(a) Residual 48,155 280 ,172 Total 138,595 288
a Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Persepsi Terhadap Pekerjaan, Pendidikan Pegawai, Lama Bekerja, Imbalan, Disain Pekerjaan, Kepemimpinan, Motivasi b Dependent Variable: Pendokumentasian Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) ,418 ,184 2,269 ,024Disain Pekerjaan ,142 ,050 ,115 2,866 ,003
Kepemimpinan ,283 ,044 ,271 6,371 ,010Imbalan ,182 ,035 ,190 5,147 ,000Persepsi Terhadap Pekerjaan
,235 ,054 ,205 4,342 ,014
Motivasi ,415 ,051 ,360 8,116 ,000Masa Kerja ,071 ,034 ,077 2,060 ,040Pendidikan Pegawai ,008 ,060 ,005 ,134 ,893
1
Status Perkawinan ,006 ,055 ,004 ,111 ,911
a Dependent Variable: Pendokumentasian
Lampiran 6. Hasil Uji Regresi
Recommended