View
261
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
TARI MAS MERAH CIPTAAN FREIDY IDRIS DALAM
KEBUDAYAAN MELAYU DI KOTA BINJAI: DESKRIPSI
STRUKTUR GERAK DAN MUSIK IRINGAN
Skripsi Sarjana
Dikerjakan
O
L
E
H
DEBY SARTIKA GEA
NIM: 100707030
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2014
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap suku bangsa di Nusantara ini masing-masing memiliki bentuk-bentuk
kesenian tradisional yang khas dan beragam yang sering disebut dengan kebudayaan
lokal yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Meskipun masyarakat pendukungnya
mengalami perubahan, kesenian tradisional tersebut terus berkembang. Kesenian
sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan pencerminan dari pola pikir,
tingkah laku, dan watak masyarakat pemiliknya. Pada prinsipnya, sebuah bentuk
kesenian diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu masyarakat
tersebut adalah masyarakat Melayu.
Sejak abad ke-13 ketika Islam menjadi akar tunjang peradaban Melayu, maka
segala aktivitas kebudayaan Melayu bersandar kepada Islam yang mencerahkan.
Sehingga di abad ke-20 sampai sekarang ini lazim pula dikenal istilah Dunia Melayu
Dunia Islam. (Takari, 2008)
Menurut Ismail Hussein (1994) kata Melayu merupakan istilah yang meluas
dan agak kabur. Istilah ini merangkai suku bangsa serumpun di Nusantara yang pada
zaman dahulu dikenal oleh orang-orang Eropa sebagai bahasa dan suku bangsa
dalam perdaganggan dan perniagaan. Masyarakat Melayu adalah orang-orang yang
terkenal dan mahir dalam ilmu pelayaran dan turut ikut dalam aktifitas perdagangan
dan pertukaran barang dan kesenian dari berbagai wilayah dunia.
Kelompok ras Melayu dapat digolongkan dalam kumpulan Melayu Polinesia
atau ras berkulit coklat yang mendiami Gugusan Kepulauan Melayu, Polinesia, dan
2
Madagaskar. Dalam konteks Sumatera Utara, ciri kemelayuan yag utama adalah
budaya dan agama Islam (Takari dan Dewi, 2008:2).
Etnik Melayu adalah salah satu etnik di Sumatera Utara yang wilayah
kebudayaannya mencangkup Langkat, Deli Serdang, Asahan, Batubara, dan Labuhan
Batu. Ini adalah kawasan yang berada di pesisir Timur Provinsi Sumatera Utara. Di
dalam kebudayaan Melayu Sumatera Utara, proses mempertahankan identitas dan
mengambil unsur-unsur kebudayaan yang heterogen telah terjadi selama ratusan
tahun, dan menjadi suatu kelaziman dalam strategi kebudayaan mereka. Untuk
mempertahankan, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya, salah satu
upayanya adalah lagu dan tari Melayu. Lagu dan tari Melayu inilah salah satu
menjadi cerminan dari identitas etnik Melayu.
Dalam tulisan ini, penulis akan mengangkat judul tulisan tentang tari Mas
Merah1 yang diciptakan oleh Freidy Idris.2 Freidy Idris adalah salah satu seniman
tari Melayu yang terkenal di Sumatera Utara, secara khusus di Kota Binjai. Freidy
Idris juga salah satu seniman yang sudah banyak menggarap tarian seprti: tari sigale-
gale, tari renjak, dan salah satunya tari Mas Merah.
Tarian merupakan hasil ekspresi seniman tari dalam mengembangkan idenya
dalam bentuk gerak sebagai lahan untuk mentransformasikan satu ide ke dalam
1Tarian Mas Merah berasal dari kisah cerita “Kasih Tak Sampai” cinta Salam
dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai. Dimana dalam cerita tersebut Salam merantau dari Malaysia ke Belawan dan bertemu Salmah, dan mereka menjalin hubungan dengan diam-diam. Tetapi, Salmah dijodohkan orangtuanya sama orang India Karena orangtuanya memiliki utang kepada orang India tersebut. Dan di pernikahan Salmah, Salam memaikan alat musik Biola sambil benyanyi “Kaulah Mas Merahku” Mas Merah yang dimaksud Salam adalah si Salmah.
2Freidy Idris salah satu seniman tari Melayu yang sudah banyak menciptakan tarian. Beliau juga memiliki sanggar seni tari “sanggar Melati Suci” di Kota Binjai yang di pimpin oleh Beliau sendiri. Beliau juga bekerja di Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Utara.
3
bentuk sebuah garapan tari yang mengandung nilai pendidikan dan estetis (Arifni,
2003).
Cerita Mas Merah diangkat dari kisah cerita percintaan Salam dan Salmah
yang terjadi di Pulau Kampai3 pada tahun 1890 yang lalu, yang diangkat dari kisah
hikayat kebudayaan Melayu Sumatera Utara. Awal mulanya Bapak Freidy ingin
menciptakan tarian Mas Merah berawal dari perlombaan yang akan diadakan di
Taman Mini Jakarta pada tahun 2010. Beliau memikirkan tarian apa yang akan
ditampilkan pada perlombaan tersebut dan pada akhirnya, Freidy Idris terinspirasi
untuk menganggkat cerita Mas Merah sebagai alur cerita dalam tarian yang akan
diciptakan Beliau untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010 dan
tarian Mas Merah berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, musik terbaik, dan
jura seSumatera Kepulauan Riau dalam perlombaan di Taman Mini Jakarta. Setelah
memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini Jakarta para
penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai ada tawaran
untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar, seperti :
Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kota-kota lain.
Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu, 9 juli
2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang di pimpin oleh Bapak Freidy dipanggil
ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan mereka ingin
mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale4 yang sudah digarap oleh
Bapak Freidy. Wawancara penulis dengan Bapak Freidy (21 November 2013)
3Pulau Kampai adalah nama sebuah pulau yang terletak di Kecamatan
Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di Pulau Kampai ini asal mulanya terjadi cerita Mas Merah.
4Sigale-gale yang artinya lemah gemulia iyalah tarian yang berasal dari Sumatera Utara yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Batak Toba. Dahulu ada seorang raja yamng memiliki anak yang bernama manggale. Ia tewas di dalam sebuah peperangan. Sang rajapun menjadi sedih dan jatuh sakit karena merindukan
4
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dua aspek dari tarian Mas Merah,
yaitu deskripsi tari dan struktur musik iringan dalam melodi. Gerak tari akan
difokuskan yang meliputi motif gerak, hitungan dan siklus, pola lantai, busana,
properti tari, dan hal-hal sejenis. Kemudian untuk musik iringan meliputi alat-alat
musik yang digunakan dalam mengiringi tari Mas Merah secara khusus melodi
dalam alat musik biola.
Struktur garapan tari Mas Merah berasal dari Rongeng Melayu 5gerakan
tariannya merupakan gerakan tari kreasi baru dimana gerakan tari Mas Merah berupa
kisah perjalanan cinta Salam dan Salmah. Tarian ini merupakan sendra tari yang
mengandung nilai sosial. Jumlah penari Mas Merah berjumlah sepuluh penari, lima
penari perempuan dan lima penari laki-laki dan sepasang di antara kesepuluh penari
berperan menjadi Salam dan Salmah sebagai pemeran utama dalam cerita Mas
Merah. Busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak
Freidy yang mengkombinasikan busananya perpaduan India dengan busana Melayu.
Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah baju berwana hijau yang
panjangnya di atas mata kaki, dan memakai baju dalam berwarna merah dengan
memakai celana panjang berwarna merah. Aksesoris yang di pakai oleh penari
perempuan adalah sunting (hiasan seperti mahkota di atas kepala wanita), bungga
hias, anting-anting, cincin, kalung. Sedangkan penari laki-laki memakai baju dalam
warna merah dan memakai celana panjang warna merah serta mengenakan blazer.
Penari laki-laki juga memakai kain pingang yang berwarna hijau panjangnya di atas
lutut dan memakai tali pingang yang terbuat dari kain, serta memakai topi semi
tengkuluk. Properti tamabahan yang dipakai saat menari adalah satu payung yang
anaknnya. Akhirnya dibuatlah boneka kayu yang persis mirip Manggale dan di panggillah roh Manggale untuk masuk ke dalam boneka.
5 Ronggeng Melayu adalah salah satu wujud seni yang memadukan tari, musik, dan sastra (pantun).
5
terbuat dari kertas yang di pegang oleh Salmah dimana payung tersebut
melambangkan cinta.
Musik iringan tari Mas Merah diciptakan oleh Syarial Felani6 dan bersama
Freidy Idris. Musiknya hanya sebagai pengiring tarian atau sebagai memperkokoh
tariannya dan yang diutamakan struktur setiap gerakannya. Musik iringan tari Mas
Merah bersumber dari irama zapin yang tampak dari hentakan-hentakan tariannya.
Wawancara dengan Bapak Syarial Felani (Rabu, 5 Februari). Instrumen yang
digunakan mengiringi tari Mas Merah adalah biola sebagai melodi, arkodion sebagai
melodi, gambus sebagai melodi, cello sebagai bass, jimbe sebagai ritem, rebana
sebagai pembawa ritem, marwas sebagai peningkah dan Vokal. Saat perlombaan
tarian di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010, instrumen musik untuk mengiringi
tari Mas Merah, semua di tampilkan/dipertunjukan secara langsung. Tetapi setelah
perlombaan, instrumen musiknya tidak digunakan lagi dan saat menari mereka
memakai tape yang didalamnya sudah terekam isi instrumen musik yang mengiringi
tari Mas Merah. Tetapi jika permintaan konsumen meminta memainkan alat musik
lengkap, mereka akan memainkan instrumen yang lengkap.
Penelitian ini juga akan memperhatikan pertunjukan tari Mas Merah di
masyarakat Melayu Kota Binjai. Adapun aspek utama yang akan penulis diskusikan
di dalam penulisan ini adalah bagaimana tari dan musik iringan dalam penyajiannya
pada pertunjukan tari Mas Merah di masyarakat Melayu Kota Binjai? Gerak-gerak
yang bagaimanakah yang diekspresikan penari Mas Merah?
6Bapak Syarial felani salah satu seniman Melayu di Indonesia, yang memiliki
keahlian bermain musik Melayu khususnya bermain Gambus Melayu, dan Bapak Syarial felani juga dapat membuat Gambus Melayu.
6
Berdasarkan pertanyaan yang muncul dalam tulisan ini, penulis memilih
judul untuk penelitian adalah: Tari Mas Merah Ciptaan Freidy Idris dalam
Kebudayaan Melayu di Kota Binjai ; Deskripsi Tari dan Musik Iringan
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan urain pada latar belakang di atas, maka penulis menentukan tiga
pokok permasalahan yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana gerak tari Mas Merah ciptaan Bapak Fredy dalam kebudayaan
Melayu di Kota Binjai? Pokok masalah ini akan melibatkan deskripsi
tentang pola lantai, motif gerak, frase gerak, struktur tari, hitungan tari,
busana tari, properti tari, dan hal-hal sejenisnya yang berkaitan.
2. Bagaimana musik iringan tari Mas Merah dalam kebudayaan Melayu di
kota Binjai? Selanjutnya juga akan dikaji melodi utama yang disajikan
oleh Biola. Juga syair melodi yang terdapat pada musik Mas Mewrah.
Untuk melodi akan dikaji mengenai aspek: tangga nada, wilayah nada,
nada dasar, interval, formula, jumlah nada yang digunakan, kadensa, dan
kontur.
3.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Secara umum peneliti bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan
objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu
maslah yang ditelitih antara lain:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana gerak yang dilakukan
penari Mas Merah.
7
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur melodi musik
pengiringan tari Mas Merah.
3.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut.
1. Menambah refrensi tulisan tentang kesenian, khususnya tari Mas Merah
dalam
konteks kebudayaan Melayu.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca dan masyarakat mengenai
kesenian tari Mas Merah.
3. Dapat memberikan pemikiran terhadap deskripsi tarian-tarian yang
diciptakan Bapak Freidy.
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. R.
Merton mendefenisikan sebagai berikut: “Konsep merupakan definisi dari apa yang
perlu diamati. Seterusnya, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita
ingin menentukan hubungan empiris” (Merton, 1963:89).
Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI
2005:258).
Tari adalah segala gerak yang berirama atau sebagai segala gerak yang
dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya (Tengku Luckman
Sinar, 1996:5). Dalam tulisan ini yang penulis maksud dengan tari Mas Merah
8
adalah salah satu tari kebudayaan Melayu yang diciptakan oleh seniman Melayu
yang dipertunjukan untuk acara hiburan. Tarian Mas Merah ini terdiri dari sepuluh
orang penari, lima penari wanita dan lima penari pria. Sepasang diantara sepuluh
penari berperan sebagai Salam dan Salmah. Gerakannya diambil dari sejarah cerita
Pulau Kampai.
Istilah masyarakat dalam penulisan judul memiliki arti seperti yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1993:106-107), yaitu sebagai asosiasi
manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga
direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu. Selain itu Soerjono
Soekanto menambahkan bahwa istilah masyarakat sangat erat kaitannya dengan
nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tidak mungkin dipisahkan dari
kebudayaan dan kepribadian.
Masyarakat Melayu yang penulis maksud di sini, adalah masyarakat yang
telah lama ada di Kota Binjai, serta masyarakat Masyarakat yang telah melakukan
perpindahan dari daerah asalnya dan menetap ke Kota Binjai dengan membawa
kebiasaan mereka, adat istiadat, tingkah laku, budaya, serta tradisi mereka. Dimana
perpindahan tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti halnya faktor
ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Seperti yang juga dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (1986:160), bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup yang
berinteraksi menurut sistem adat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh rasa
identitas bersama.
9
1.4.2 Teori
Teori merupakan landasan atau kerangka berfikir dalam membahas
permasalahan. Sumantri (1993:143) mengatakan, teori juga merupakan pengetahuan
ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin
keilmuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi
tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10).
Dalam meneliti gerak tari tersebut, penulis akan menganalisis bagaimana
gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Mas Merah tersebut. Penyusunan gerak
dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari kelompok penari
bersama. Ditambah dengan penyesuaian ruang, sinar, warna, dan seni sastranya,
semuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi
(Djelantik, 1990:23). Dalam hal ini,yang dimaksud koreografi adalah gerakan-
gerakan yang dilakukan para penari pada pertunjukan tari Mas Merah, yang memiliki
ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian etnik lain yang dapat dilihat dan dinikmati
oleh pelaku dan penontonnya. Gerakannya terpola didalam aturan-aturan dan nilai
keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis. Dalam meneliti gerak tari
tersebut terdapat teori Kinesiologi yang membahas penulisan tari dalam bentuk
tulisan.
Musik dan tarian merupakan fenomena yang berbeda, tetapi dapat bergabung
apabila terdapat aspek yang sama mengkoordinasikannya. Menurut Pringgobroto,
musik adalah rangkaian ritmis nada, sedangkan tarian adalah rangkaian ritmis dan
pola gerak tubuh (Wimbrayardi, 1988:13-14). Musik merupakan audio (bunyi) yang
tidak terlihat, dan tari merupakan fenomena audio (bunyi) yang tidak terdengar. Baik
musik dan tari bergerak di dalam ruang dan waktu (Sachs, 1993:1-4 dan Blacking
1974:64-74) serta dapat dirasakan melalui getaran yang dihasilkannya. Aspek dasar
10
yang menghubungkan keduanya adalah waktu, yaitu gerak ritmis (musik dan tari)
dan tempo.
Untuk musik iringan tari Mas Merah ini, khususnya struktur melodi biola
yang berfungsi secara musikal sebagai pembawa melodi utama, penulis
menggunakan teori “bobot tangga nada”, yang ditawarkan oleh William P. Mal
(1977:8). Ia menawarkan delapan parameter untuk mendeskripsikan melodi, yaitu:
(1) tangga nada, (2) wilayah nada, (3) nada dasar, (4) interval, (5) distribusi nada, (6)
formula melodi, (7) pola-pola kadnsa, dan (8) kontur. Dalam hal ini, penulis juga
akan membuat transkrip musik pengiring Mas Merah dengan menggunakan teori
Nettl (1964:98) yang memberikan dua pendekatan, yaitu: 1. kita dapat menguraikan
dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. kita dapat menulis apa yang kita dengar
tersebut di atas kertas dan kita dapat menganalisa apa yang kita lihat tersebut.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah
membutuhkan suatu metode penelitian agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
dan sistematis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat
(1985:7) yang mengatakan bahwa, metode adalah cara atau jalan. Untuk meneliti tari
Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai, penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualiatif, sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Kirk Miller dalam Moleong (1990:3) yang mengatakan:
“Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri
dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya.” Penelitian
11
kualitatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan,
pekerjaan lapangan, analisis data dan penulisan laporan. Pada tahap pra lapangan
penulis mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan sebelum turun ke
dalam penelitian itu sendiri. Dalam bagian ini disusun rancangan penelitian ini,
menjajaki atau menilai keadaan lapangan, memilih informan, perlengkapan
penelitian, dan etika penelitian.
Selanjutnya pada tahap pekerjaan di lapangan seorang peneliti untuk
mengumpulkan data semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis menggunakan alat
bantu yaitu, kamera DCLR merk Nikon, dan catatan lapangan. Pengamatan langsung
(menyaksikan) tari Mas Merah di Kota Binjai.
Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang dalam
pelaksanaan tanya jawabnya berlangsung seperti percakapan sehari-hari. Informan
biasanya terdiri dari mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas.
Biasanya mereka telah mengetahui informasi yang dibutuhkan, dan wawancara
biasanya berlangsung lama.
Dalam tahap menganalisis data, penulis mengorganisasikan data yang telah
terkumpul dari catatan lapangan, foto, studi kepustakaan, rekaman, dan sebagainya
ke dalam suatu pola atau kategori. Dan sebagai hasil akhir dari menganalisis data
adalah membuat laporan yang dalam hal ini adalah penulisan skripsi.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Dalam tahapan ini penulis mencari, mempelajari, dan menggunakan literatur-
literatur yang berhubungan dan dapat membantu pemecahan permasalahan. Dari
hasil studi kepustakaan yang dilakukan penelitian tari Mas Merah dalam budaya
12
Melayu masih sulit didapat. Tetapi, penulis juga berusaha mencari refrensi lain dari
internet.
Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan konsep-konsep,
teori, serta informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembahasan atau
penelitian, dan menambah wawasan penulis tentang kebudayaan masyarakat Melayu
yang diteliti yang berhubungan dengan kepentingan pembahasan atau penelitian.
1.5.2 Penelitian Lapangan
Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman
kepada tulisan Harsja W. Bachtiar dan Koentjaraningrat dalam buku Metodemetode
penelitian masyarakat. Dalam buku ini tersebut dikatakan, bahwa pengumpulan data
dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan:
(1) Observasi (pengamatan), dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan
langsung, hal ini sesuai dengan pendapat Harja W. Bachtiar (1990:114-115), bahwa
seorang peneliti harus melihat langsung akan kegiatan-kegiatan dari sasaran
penelitiannya dalam mendapatkan data-data di lapangan, maka pengamat
menghadapi persoalan bagaimana cara ia dapat mengumpulkan keterangan yang
diperlukan tanpa harus bersembunyi, tetapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh
kehadirannya pada kegiatan-kegiatan yang diamatinya.
Mengacu pada teori di atas penulis mengumpulkan keterangan yang
diperlukan dengan cara mengamati sasaran penelitian, misalnya tentang bagaimana
berjalannya tari Mas Merah, sarana yang dipergunakan, pelaku, dan masalah-
masalah lain yang relevan dengan pokok permasalahan, dan dalam pengamatan,
penulis juga melakukan pencatatan data-data di lapangan sebagai laporan hasil
13
pengamatan penulis. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu mendapat ijin dari
pimpinan sanggar selaku pemimpin.
(2) Wawancara, dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan
keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta
pendirianpendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode
observasi.
Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi secara
lisan dari para informan. Untuk ini penulis mengacu pada pendapat Koentjaraningrat
(1990:129-155) yang membagi tiga kegiatan wawancara yaitu : persiapan
wawancara, teknik wawancara, dan pencatatan data wawancara. Sedangkan
wawancara terdiri dari wawancara terfokus, wawancara bebas, dan wawancara
sambil lalu
Dalam wawancara terfokus, pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu
tetapi selalu terpusat kepada pokok permasalahan lain. Wawancara sambil lalu,
sifatnya hanya untuk menambah data yang lain. Dalam mengumpulkan data, penulis
menggunakan ketiga wawancara ini serta terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan
dan mencatat secara langsung data-data yang diperlukan. Dalam wawancara yang
akan berlangsung, ditetapkan Bapak Freidy sebagai informan kunci dan Bapak
Syarial Felami sebagai informan pangkal.
(3) Perekaman, dalam hal ini penulis melakukan perekaman dengan 2 cara,
yaitu (a) perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dengan
menggunakan kamera digital Nikon. Perekaman ini sebagai bahan analisis tekstual
dan musikal. (b) Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk gambar digunakan
kamera Digital Nikon. Pengambilan gambar dilakukan setelah terlebih dahulu
mendapat ijin dari pihak pimpinan sanggar.
14
1.5.3 Kerja Laboratorium
Kerja laboratorium merupakan proses penganalisisan data-data yang telah
didapat dari lapangan. Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun
bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan
penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian dan
selanjutnya dianalisa. Pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaan
disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka penulisan. Untuk menyajikan
aspek kebudayaan, penulis mengacu dari antropologi, aspek struktur musik dari
musikologi, dan juga unsur sosial lainnya (sesuai dengan keperluan pembahasan ini),
sebagaimana ciri Etnomusikologi yang interdisipliner dan keseluruhannya dikerjakan
di dalam laboratorium Etnomusikologi), sehingga permasalahannya yang merupakan
hasil laporan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi. Jika data yang dirasa
masih kurang lengkap, maka penulis melengkapinya dengan menjumpai informan
kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang-ulang.
1.6 Lokasi Penelitian
Sebagai lokasi penelitian, penulis memilih Kota Binjai sebagai lokasi
penelitian. Hal ini dikarenakan tari Mas Merah hanya satu-satunya terdapat di
sanggar Melati Suci. Lokasi penelitian penulis berada di Jl. Sei Mencirim No.1
Rambung Barat Binjai.
15
BAB II
MASYARAKAT MELAYU DI KOTA BINJAI
2.1.1 Letak Geografis Kota Binjai
Wilayah Kota Binjai dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area disebelah
Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak
Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal
Kab.Deli Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei
Kab.Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.Langkat.
Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau.
Batas wilayah
Utara Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Selatan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Barat Kabupaten Langkat
Timur Kabupaten Deli Serdang
Kota Binjai terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan,
Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan
jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa. Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan (29,96 km2) sedangkan kecamatan
dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota (4,12 km2).
16
Selain dikenal sebagai kota dagang, Binjai juga dikenal sebagai kota
penghasil rambutan. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai saat ini
mencapai 425 Hadengan dan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Selain
sebagai buah segar, buah rambutan juga diolah menjadi selai atau buah
kaleng. Beberapa potensi wilayah dari Kota Banjai ini adalah di sektor pertanian,
terutama tanaman padi walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan
perekonomian terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih
menonjol dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan
dan perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak di
Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan. (sumber: Kantor Walikota
Binjai)
2.1.2 Gambaran Umum Masyarakat Melayu Di Kota Binjai
Menurut Tengku Lah Husni, Orang Melayu adalah kelompok yang
menyatukan diri dalam ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat
resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari (Lah Husni, 1957:7).
Selanjutnya Husni menyebutkan lagi bahwa, orang Melayu Pesisir Sumatera Timur
merupakan turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di
Pesisir Sumatera Timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti
Johor, Melaka, Riau, Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India,Bugis dan
Arab yang selanjutnya memakai adat resam dan bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar dalam pergaulan antara sesamanya atau dengan orang dari daerah lain,
serta yang terpenting adalah beragama Islam. Suku Melayu berdasarkan falsafah
hidupnya, terdiri dari lima dasar : Islam, beradat, berbudaya, berturai dan berilmu.
17
(Lah Husni, 1975:100). Berturai adalah mempunyai susunan-susunan sosial dan
berusaha menjaga integrasi dalam perbedaan di antara individu.
Pelzer (1985:18-19) menyebutkan bahwa masyarakat yang tinggal di
Sumatera Timur tersebut diperkirakan sebagai keturunan dari para migrant dari
berbagai daerah kebudayaan seperti: Semenanjung Melaka, Jambi, Palembang, Jawa,
Minangkabau, Bugis, yang telah menetap dan bercampur diwilayah setempat.
Percampuran dan adaptasi Melayu dalam pengertian sebagai kelompok etnik dangan
kelompok etnik lain, terjadi di sepanjang pantai pulau Sumatera, semenanjung
Malaysia dan Kalimantan. Demikian dapat disimpulkan bahwa orang Melayu terdiri
dari berbagai macam asal-usul sehingga membentuk suatu kelompok atau
masyarakat yang mendiami daerah pesisir dan daerah sepanjang sungai hilir, mereka
hidup didaerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan
lingkungan alam di laut maupun pesisir.
Begitu juga pada daerah penelitian penulis yakni di Kota Binjai yang
dominan menggunakan adat-istiadat Melayu, Kota Binjai terdiri dari berbagai suku
bangsa antara lain : Melayu, Batak Karo, Batak Pak-pak, Batak Simalungun, Batak
Toba, Mandailing, Jawa, Aceh, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya
memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
2.1.3 Sistem Agama dan Kepercayaan
Masyarakat yang tinggal di Kota Binjai. umumnya adalah orang Melayu.
Selain itu, terdapat juga Ras Batak, Jawa dan Warga Negara Indonesia keturunan
Cina, dan India yang dalam kehidupan sosial masyarakat mereka cukup menyatu
dengan masyarakat setempat. Sebagaimana halnya masyarakat Melayu secara umum
adalah pemeluk agama Islam, seperti yang dikatakan oleh Masindan (1987: 10-11)
18
bahwa agama yang dianut oleh penduduk Melayu adalah agama Islam yang
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan para sultan Melayu.
Pepatah Melayu menyebutkan "tak hilang adat dimakan zaman" yang artinya
adat istiadat sampai hari terakhir atau hari kiamat pun masih ada. Sesuai dengan
pepatah tersebut, masyarakat di Kota Binjai masih memegang teguh adatistiadat
leluhurnya seperti tampak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Kota Binjai
masih mempergunakan adat-istiadat turun-temurun seperti kenduri turun ke sawah,
memberkati anak bayi, kenduri pada akhir bulan safar, dan sebagainya.
Walaupun penduduk Melayu itu telah beragama Islam, tanda-tanda
Animisme masih ada pada sebagian penduduknya. Ada kepercayaan pada
masyarakat Melayu bahwa kita harus memberi salam kepada penghuni rimba,
sungai, dan tanah yang berbukit (busut), dan tempat-tempat yang dianggap angker.
Kalau tidak memberi salam, ada kepercayaan, kita akan sakit atau sesat dalam
perjalanan.
Jenis kepercayaan lainnya adalah tentang burung Sibirit-birit yang terbang
pada malam hari dianggap membawa kabar tidak baik. Selain itu, kunyit dianggap
mempunyai daya tangkal. Kunyit dapat menjaga seorang ibu yang baru bersalin dan
anak yang baru dilahirkan dari gangguan roh orang yang sudah meninggal. Kunyit
juga berkhasiat untuk ”memanggil semangat” orang yang sedang menghadapi suatu
kejadian atau sakit.
Bahasa yang dipakai oleh masyarakat adalah bahasa Melayu dialek Deli yang
dipakai dan dikenal secara umum oleh masyarakat pesisir. Sama akan halnya suku
Batak, WNI keturunan Cina, dan India mereka jumlahnya hampir seimbang dengan
orang Melayu, akibat kemajemukan bahasa itulah sehingga, sebagai alat komunikasi
19
sehari-hari memakai bahasa Melayu atau bahasa daerahnya masing-masing untuk
berkomunikasi antar sesamanya.
2.1.4 Sistem Kekerabatan
Dalam kebudayaan Melayu, garis keturunan ditentukan berdasarkan pada
garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak Ayah maupun Ibu. Namun,
dengan masuknya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang dijadikan
pandangan hidupnya, maka garis keturunan cenderung ke arah garis keturunan
patrilineal, yaitu berdasar kan garis keturunan ayah. Pembagian harta pusaka
berdasarkan kepada hukum Islam (syara`) yang mengatur pembagian yang adil.
Sistem kekerabatan etnik Melayu di Kota Binjai sistem kekerabatan secara
vertikal yang dimulai dari urutan tertua sampai yang termuda, adalah : (1) nini, (2)
datu, (3) oyang(moyang), (4) atok(datuk), (5) ayah(bapak), (6) anak, (7) cucu, (8)
cicit, (9) piut, dll. Sedangkan sistem kekerabatan secara horizontal adalah (1) saudara
satu ibu dan satu ayah(ayah tiri), (2) saudara sekandung yaitu saudara seibu atau lain
ayah, (3) saudara seayah yaitu saudara satu ayah lain
ibu(ibu tiri), (4) saudara sewali yaitu ayah nya saling bersaudara, (5) saudara
berimpal yaitu anak dari makcik(saudara perempuan ayah).
Sapaan dan istilah kekerabatan adalah sebagai berikut : (1) ayah, (2) emak,(3)
abang(abah), (4) akak(kakak), (5) uwak (saudara ayah atau ibu yang paling tua
umurnya), (6) uda (saudara ayah atau ibu yang paling muda umurnya), (7) uwak
ulung (saudara ayah atau saudara ibu yang pertama baik laki-laki maupun
perempuan), (8) uwak ngah (uwak tengah, saudara ayah atau saudara ibu yang kedua
baik laki-laki maupun perempuan), (9) uwak alang (saudara ayah atau saudara ibu
yang ketiga baik laki-laki maupun perempuan), (10) uwak utih
20
(saudara ayah atau saudara ibu yang keempat baik laki-laki maupun perempuan),
(11) uwak andak (saudara ayah atau saudara ibu yang kelima baik laki-laki maupun
perempuan), (12) uwak uda (saudara ayah atau saudara ibu yang keenam baik laki-
laki maupun perempuan), (13) uwak ucu (saudara ayah atau saudara ibu yang
bungsu/paing akhir baik laki-laki maupun perempuan).
2.1.5 Sistem Kesenian
Orang Melayu di Kota Binjai memiliki berbagai genre kesenian, yang
difungsikan di dalam kehidupan mereka seperti: marhaban, barzanji, syair,
gurindam, pantun, tari serampang dua belas, tari inang, tari zapin, tari inai, dan
lain-lain. Kesenian-kesenian ini hidup dan berkebang terus sampai sekarang.
Marhaban dan barjanzi adalah seni berunsur Islam yang umum digunakan di dalam
upacara-upacara yang berkaitan dengan agama Islam, seperti perkawinan, khitanan,
mengantar calon dan menyambut haji, festival budaya Islam, dan lain-lain. Kesenian
ini bersumber dari Kitab Al-Barzanji yang didalamnya adalah kisah tentang
kehidupan Nabi Muhammad. Kitab ini dikarang oleh ulama Islam ternama yaitu
Syekh Ahmad Barzanji. Seni barzanji biasanya disajikan secara bersama dengan seni
marhaban sekaligus.
Selanjutnya syair adalah salah satu genre seni sastra yang dipertunjukkan.
Isinya berupa kisah-kisah atau riwayat, yang disajikan menurut aturan-aturan puisi
tradisional Melayu yang disebut syair. Genre ini disajikan dengan cara bernyanyi
dengan menggunakan melodi-melodi yang khas digunakan untuk pembacaan syair,
seperti melodi Selendang Delima, Dandan Setia, dan lain-lain. Di samping itu ada
pula seni gurindam, yang juga merupakan salah satu puisi tradisional Melayu.
Gurindam berisi tentang nasihat-nasihat yang berakar dari ajaran Islam. Di antara
21
gurindam yang terkenal di Dunia Melayu adalah Dua Belas karya Raja Ali Haji dari
Riau. Gurindam ini juga sama seperti syair disajikan dengan menggunakan melodi
tertentu yang dapat dibedakan dengan genre-genre seni sastra Melayu lainnya.
Pantun adalah salah satu genre sastra tradisional Melayu yang paling lazim
dan umum digunakan dalam berbagai konteks kebudayaan Melayu. Pantun dapat
terdiri dari dua baris, empat baris, dan enam baris. Penggal pertama adalah sampiran
dan penggal kedua adalah isi pantun. Antara sampiran dan isi pantun terjadi
kesatuan, baik dari segi isi, tema, dan rima (persajakan). Yang paling umum adalah
pantun empat baris atau pantun empat rangkap, dengan rima rata (aa- a-a) maupun
binari (a-b-a-b). Pantun dapat disajikan dengan gaya berbicara sehari-hari, tetapi
dapat juga dinyanyikan dengan berbagai melodi dalam budaya musik Melayu. Tari
Serampang Dua Belas (XII) adalah tari yang memang berasal; dari Kesultanan
Serdang, yang awalnya disebut musik dan tari Pulau Sari yang kemudian dipolakan
oleh Guru Sauti dibantu oleh seniman O.K. Adram. Tarian ini menjadi begitu
populer di era awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia. Tarian ini bercerita
tentang pengalaman sepasang kekasih dari mulai kenal,
memadu kasih, sampai bersanding di atas pelaminan. Tarian ini setiap waktu selalu
diperlombakan, termasuk di Kota Binjai sendiri. Tari inang adalah tari-tarian Melayu
yang ditata dari rentak inang. Di antaranya yang terkenal adalah tari Mak Inang
Pulau Kampai dan tari Mak Inang Pak Malau. Tarian ini biasanya adalah untuk
fungsi hiburan dalam berbagai pertunjukan budaya Melayu, termasuk di Kota Binjai.
Tarian inang ini diambil dari nama para inang-inang pengasuh keluarga kesultanan
yang memang biasanya menarikan inang ini dalam konteks hiburan di istana-istana
kesultanan .
22
Selanjutnya tari zapin adalah satu jenis tari dalam kebudayaan Melayu dan
berbnagai kelompok masyarakat Nusantara ini yang begitu populer. Tarian ini
dipercayai berasal dari kawasan Arabia, khususnya Yaman. Tarian ini awalnya
digunakan untuk hiburan para tetamu di acara pesta perkawinan. Tari zapin memiliki
berbagai nama sesuai dengan judul lagu atau musik yang diciptakan untuk
mengiringinya. Dalam kebudayaan Melayu di antara tari zapin yang terkenal adalah
Ya Salam, Selabat Laila, Zapin Persebatian, Bunga Hutan, Menjelang Maghrib,
Zapin Deli, Zapin Serdang, dan lain-lain.
2.2.1 Pulau Kampai
Pulau kampai secara administratif terletak di Kecamatan Pangkalam Susu,
Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Pulau Kampai berada di sebelah utara
Teluk Aru yang bersebelahan dengan Pulau Sembilan. Di sebelah utara dan barat
pulau Kampai, terdapat sungai Serangjaya yang ditumbuhi oleh hutan Mangrove dan
di sebelah tenggara terdapat Sungai Besitang yang terhubung langsung dengan Teluk
Aru.
Masyarakat yang tinggal di Pulau Kampai sebagian besar berpenghasilan
sebagai nelayan, bertani, berternak, berkebun, dan ada juga sebagai PNS. Pulau
Kampai terkenal dengan terasi yang diproduksi oleh masyarakat yang ada di Pulau
Kampai. Suku yang ada di masyarakat Pulau Kampai adalah suku Melayu, Batak
Karo, Batak Toba, Jawa, Aceh. Melalui pemaparan cerita dari Kakek Edi Yusuf yang
berusia 75 tahun mengatakan bahwa suku yang paling dominan di Pulau Kampai
adalah suku Melayu. Berikut penuturan Kakek di Yusuf.
Ya betul suku yang ada di Pulau Kampai ini suku melayu yang paling banyak. Karena dulu-dulunyapun sewaktu kakek lahir
23
semua di sini suku melayu, gak ada yang bercampur kaya sekarang ni. Kalau dulu, semua muda-mudi di kampung ni, mereka gak mau cari jodoh di luar dari Pulau Kampai ni cukup mereka mencari jodoh di Kampung Pulau Kampai ini. Makanya dulu semua suku yang tinggal di Pulau Kampai ni suku Melayu. Makanya ada istilah Melayu yang mengatakan Sirih Serumpun. Karena dalam satu Kampung atau dalam satu lingkungan keluarga semuanya suku Melayu. Nah kalaunya sekarang, sudah ada suku Batak Karo, Batak Simalungun, Aceh, Jawa, Nias. Nah suku nias yang ada di Pulau Kampai ni hanya satu keluarga. Namanya Bapak Zega dan hanya dialah suku nias di sini. Kalau dulu ada orang cina tapi dia udah pindah ke Jakarta. Jadi gak ada orang cina lagi yang tinggal di sini.
Menurut penuturan Kakek Edy Yusuf yang mengatakan bahwa suku yang
paling dominan di Pulau Kampai adalah suku Melayu. Kakek Edy Yusuf juga
mengatakan bahwa suku Melayu lah yang menjadi suka yang tertua di Pulau Kampai
karena suku Melayu yang pertama kali membuka Pulau Kampai. Kakek Edy Yusuf
juga memberi tahukan kepada penulis, bahwa arti nama Pulau Kampai adalah Pulau
Tak Sampai. Alasannya karena dari Sembilan Pulau yang ada di sekitar Pulau
kampai tersebut, Pulau Kampai lah yang sangat susah untuk dibuka sebagai tempat
permukiman karena sebelum Pulau Kampai di buka, banyak penyamun di Pulau
tersebut.
Pulau Kampai tersebut juga terdapat kompleks makam yang oleh masyarakat
setempat disebut dengan “Makam Keramat Panjang”. Di dalam kompleks makam
tersebut terdapat dua makam, yang satu berukuran normal 1,5-2 meter dan satu lagi
berukuran antara 6-8 meter. Kedua makam tersebut dilengkapi dengan batu nisan
bercorak Islam yang mirip dengan nisan yang terdapat di Aceh. Diduga, nisan
tersebut didatangkan dari Aceh pasca masuknya kependudukan Aceh di Pulau
Kampai pada awal abad 17. (menurut masyarakat setempat). Kakek Edy Yusuf juga
menjelaskan kisah dari kuburan panjang yang sebagai berikut.
24
Kalau cerita kuburan panjang tu, tak ada satupun orang tahu siapa yang didalam tu. Tapi menurut semua masyarakat di sini makam tu ada sebelum pulau kampai ni ada. Karena kita bisa lihat, di atas kuburan panjang tu, ada batu karang di atas kuburan itu. Nah berartikan, dulunya kuburan panjang tu, ada di dasar laut dulunya sebelum pulau ni ada. Menurut masyarakat di sini, kami percaya juga bahwa orang yang ada di kuburan tu adalah orang yang lahir di jaman nabi Musa. Karena jaman nabi Musa kan semua orang tinggi dan besar dan orang yang ada di dalam kuburan tu hanya ada satu orang aja, dan pasti orangnya tinggi besar makanya kuburannya seperti tu panjangnya. Banyak orang yang datang untuk minta sesuatu ke kuburan tu. Ada dulu orang yang setres di bawak ke sutu sembuh juga. Ada orang yang datang supaya punya anak,dikabukan juga. Tapi setelah bermohon, harus gantungkan baru di atas pintu masuk kuburan panjang tu. Banyak orang yang percaya. Tapi kalu sekarang sudah berkurang orang yang percaya. Karenakan sudah ada agama yang menuntun kita percaya sama Allah.
Kakek Edy Yusuf mengatakakan bahwa kuburan panjang tersebut adalah
kuburan yang ada sebelum terbetuknya Pulau Kampai yang mereka tinggali.
Penduduk setempat salah satunya adalah Ibu Umi Sarah yang berusia 54 tahun juga
mempercayai bahwa kuburan tersebut adalah kuburan keramat dan didalam kuburan
tersebut yang dikuburkan adalah orang yang lahir pada saat di zaman Nabi Musa.
Banyak orang yang datang mengunjungi kuburan panjang tersebut untuk meminta
Sesuatu, dan setelah bermohon batu harus digantungkan di atas pintu kuburan
panjang tersebut.
Selain kuburan panjang, ada juga kuburan yang menjadi pusat perhatian
pengunjung Pulau Kampai yaitu kuburan Mas Merah. Kuburan Mas Merah adalah
kuburan sepasang suami istri yang dimana kisah percintaan yang sangat panjang dan
banyak memiliki rintangan untuk bersatu.
Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Serawak
Malaysia dan Medan Labuhan Belawan Pada tahun 1890 seorang pria bernama
Salam tinggal di Serawak Malaysia pergi merantau ke Medan Labuhan Belawan,
25
karena merasa sangat dikecewakan dengan seorang perempuan yang ia cintai
menikah dengan abang kandung Salam sendiri.
Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam
bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan.
Salam dan Salmah saling mencitai, tetapi kedua orangtua Salmah menikahi putrid
bersama dengan pria keturunan India. Orangtua Salmah terpaksa menikahi putrinya
karena orangtuanya mempunyai hutang kepada pria keturunan India tersebut.
Di saat acara perkawinan Salmah dengan seseorang pria keturunan India yang
bernama Tambi, diundanglah Salam untuk pementasan sandiwara ntuk mengisi acara
pernikahan Salmah dengan Tambi. Salam memainkan biola sambil menyanyikan
sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku".
Mendengar bait lagunya, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar
tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam
lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi
nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat
melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka
bercerai.
Pulau Kampai awalnya adalah hutan yang lebat. Tidak seorang pun dari
masyarakat Belawan yang berani membuka lahan hutan Pulau Kampai tersebut.
Paman dan Ayah Salmah besert dengan Salmah, mereka pergi ke hutan Pulau
Kampai untuk membuka lahan di sana. Namun, di tengah perjalanan mereka
dirampok penyamun yang dikenal dengan Pendekar Nayan (Pendekar Senayan).
Mereka diikat di tiang layar. Salmah dibawa ke tempat para penyamun dan ia
berteriak meminta pertolongan.
26
Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu.
Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh
Husein, karena Pulau Kampai tempat yang berbahaya pada saat itu. Salam tetap ingin
menolong orang yang sedang berteriak meminta pertolongan. Akhirnya terjadilah
perkelahian antara Pendekar Nayan dengan Salam. Pendekar Nayan kalah dan
bertemulah Salam dengan Salmah. Ayah Salmah awalnya tidak menyukai Salam
akhirnya berbaik hati untuk menyetujui anaknya berteman dengan Salmah.
Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Ia selalu menyanyikan
lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang
merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai. Ia juga melihat hubungan Salam dengan
Salmah yang sudah serius, dan ingin menjodohkan Salam dan Salmah.
Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan.
Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari
Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00
pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti
aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan
tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang
ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung
Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai.
Cerita ini diceritakan oleh sahabat Salmah yaitu Husein. Ia menceritakan
kepada teman-temannya, dan cerita ini secara turun-temurun dipercaya oleh
masyarakat setempat sebagai sejarah Pulai Kampai dapat di huni oleh masyarakat
yang tinggal di Pulau tersebut. Berikut cerita dari Kakek Edy Yusuf.
Kalu cerita tentang mas merah yang kuburannya di sebelah rumah kakek ni, ya benar begitu kisah ceritanya. Dulunya orang tu
27
pacaran dan si perempuan tadilah menikah dengan laki-laki india yang dijodohkan orang tuanya. Tapi oran tu bercerai, dan menikahlah si perempuan tu, si salmah namanya. Menikahlah dia sama si salam dan hanya sepuluh tahun orang tu menikah, meninggallah dengan perbedaan waktu satu jam. Orang tu dulu meninggal karena sakit cacar dan memang betul salam dan salah gak punya anak atau keturunan. Nama orang tu salam dan salmah memang betul. bukan di buat buat supaya sama. Tapi betrul-betul dari lahirnya nama orang tu salam dan salmah. Karena dulupun atok-atok kakek ceritakan sama kami memang kaya gituTapi kuburan mas merah ini juga, banyak orang datang untuk meminta sesuatu dan dikabulkan juga. Kemarin ada si Anis namanya, dia jiarah ke situ dan berdoa supaya dia di lulu jadi PNS(pegawai negeri sipil) dikabulkanlah permintaanya. Dan makanya sekarang yang bersihkan kuburan tu si Anis tadi. Setiap jumaat dia bersihkan kuburan tu. Kadang kalau dia gak sempat, di suruhnya anak-anak di sini untuk bersihkannya, di kasihnya tu tiga ribu satu orang untuk memberihkan kuburan mas merah. Nah sekarang warna kuburannya warna putihkan, kemarin dicat si Anislah warna merah. Karenakan mas merah jadi di catnya warna merah. Jeleklah sebenarnya warna merah, warna merahkan pekongnya orang cina. Kitakan orang muslim, ya taroklah warna putih menandakan suci. Nah semenjak kami bilang gitu dia buat warna putih catnya. Selain si Anis, banyak juga orang yang datang jiarah. Keturunan saudara si salam dan salamah ini, kadang mereka juga datanglah jiarah. Potong kambing nanti orang tu. Banyak juga anak mahasiswa dari aceh, jakarta, medan, binjai datang untuk menelitih sejarah mas merah ini.
Kakek Edy Yusuf mengatakan bahwa benar kisah yang disamapaikan orang-
orang tentang cerita Mas Merah benar ceritanya dan nama Salam dan Salmah benar-
benar nama yang dibuat orang tua mereka untuk sebutan. Kakek Edy Yusuf juga
menegaskan, bahwa nama Salam dan Salmah bukan nama yang dibuat-buat oleh
masyarakat, karena mereka telah mendengarkan cerita tersebut dari kakek-kakek
mereka yang masih ada sebelum Salam dan Salamah meninggal.
Kuburan Mas Merah juga adalah kuburan keramat yang dapat mengabulkan
permintaan. Banyak orang yang datang berjiarah ke makam Mas Merah untuk
meminta sesuatu dan yakin akan dikabulkan.(sumber: masyarakat Pulau Kampai)
28
Penulis juga menanyakan kepada Kakek Edy Yusuf apakah kakek tersebut
tahu tentang tarian yang diciptakan oleh Freidy Idris tentang kisah percintaan Mas
Merah. Berikut cerita Kakek Edy Yusuf.
O…. ya ada dan kakek tahu itu. Orang kakek lihat juga kok. Kemarin oran tu katanya mau lomba ke Jakarta dan mau di lombakan tarian yang bersangkutan dengan cerita mas merah ini. Orang tu tarikan di tepi laut itu dan sebelumnya mereka jiarah dulu ke makam mas merah. Mereka berdoa di makam tu. Kakek lihat orang tu datang rame dan jiarah siap jiarah kakek lihat orang tu nari di tepi pulau. Banyak oarng-orang sini kumpul untuk lihat tarian tu. Yah kakek senanglah mereka bawakan tarian itu untuk lomba di Jakarta.
Kakek Edy Yusuf mengatakan bahwa ia pernah melihat secara langsung
tarian Mas Merah yang diciptakan oleh Freidy Idris yang dimana mereka
menarikannya di tepi Pulau Kampai. sebelum mereka menarikannya, mereka jiarah
ke makam Mas Merah untuk berdoa. Penulis juga menanyakan kepada masyarakat di
sekitar Pulau Kampai yang berdekatan dengan kuburan Mas Merah. Mereka pernah
melihat tarian tersebut ditarikan di tepi Pulau.
29
Gambar 2.1
Kuburan Salam dan Salmah Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 2.2 Penulis Bersama Ibu Umi yang Tinggal disebelah Kuburan Mas Merah
Sumber: Koleksi Penulis
30
BAB III
BIOGRAFI
3.1 Biografi Freidy Idris
Sebagai seorang seniman Melayu, Freidy Idris memiliki biografi yang begitu
menarik secara budaya. Berikut penulis uraikan untuk bisa kita lihat bagaimana
perjalan hidupnya. Hal tersebut mencakup aspek-aspek riwayat keluarga yang
meliputi aspek-aspek masa kecil keluarga, pendidikan, Rumah Tangga dan karir.
3.1.1 Riwayat Kelurga
Freidy Idris dilahirkan di Kuala Simpang, Aceh Timur, pada tanggal 22
September 1965. Beliau merupakan anak dari pasangan Mohd.Idris,BA dengan
Asmah Hanim. Ayahnya berprofesi sebagai Kepala Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Pematang Siantar. Penjelasan Verbal tentang kinerja Ayah
Freidy Idris yang diceritakan kepada penulis sebagai berikut.
Kelurga kami dulu suka pindah-pindah tempat tinggalnya karena papa dulu suka pindah tugas. Waktu kami tinggal di Kuala Simpang, papanya papi kerjanya Wakil Kepala Sekolah SMA(sekolah menegah atas) tapi lupa SMA mana. Baru kami pindahlah ke Medan tahun 1967 di situ papa papi tugas di SMA Negeri 7 Medan jadi Wakil Kepala Sekolah juga. terus tahun 1975 kami di gotong lagi ke Rantau Parapat, alasannya pindah tugas juga lagi. Papa papi di situ diangkatlah jadi wakil kepala kantor departemen pendidikan dan kebudayaan. Di tahun 1981, kami pindah lagi ke Binjai, karena papa dipindah tugaskan lagi. Waktu kami di Binjai papa papi Kepala Kepegawaian Provinsi Sumatera Utara. Di tahun 1993, papa papi dipindah tugaskan lagi ke Siantar. Di situ dia diangkat jadi Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga. Nah tapi papi tinggal di Binjai karena tahun 1984 papi kuliah. Tapi kalau hari liburnya papi pulang ke Siantar. Kalau darah seni kami dari mamaklah. Dari atok-atok mamak,
31
semua pandai nari main musikpun atok dari mamak papi pandai. Main musik gambus, gendang bisa orang itu. Kalau papa papi dianya ya ilmu pasti. Tapi pintar memang papa papi tahu dia 5 bahasa ntah dari mana dia pande bahasa itu. Teruskan, papa papi dulu waktu lulus-lulusan, mereka gak seprti kita mencukupi nilai kita lulus. Tapi jaman papa papi dulu mereka dari 40 orang hanya 6 orang jatahnya untuk lulus. Nah, salah satunya papa papi lulus. Papa papi orangnya gak tergantung sama orangtuanya. Padahal atoknya papi dulu orang kaya kerjanya di Perkapalan. Tapi tak bergantung papa papi sama bapaknya. Salutlah lihat papa papi. Kemampuan otaknya sendiri yang membuatnya sukses. (wawancara penulis dengan Freidy Idris 5 Juni 2014)
Di samping sebagai seorang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya demi
memenuhi kebutuhan keluarga, Ayahnya juga salah satu orang yang sangat
memperhatikan keluaraganya di tengah kesibukan pekerjaanya. Di samping itu,
Ayahnya juga mendukung istrinya dalam berkesenian. Menurut penjelasan Freidy
idris, Ibunya salah satu penari yang hebat yang mampu menari sangat bagus. Ibu
Freidy idris mampu menari hanya dengan meniru gerakan yang dilihat Ibunya saat
Atoknya (kakek) latihan.
Saat Ayahnya meninggal pada tahun 1999, Freidy Idris mengatakan
bahwa Ayahnnya meninggal karena sakit, semenjak saat itu Ibu Freidy Idris tinggal
bersama Freidy Idris di Binjai. Untuk itu, Freidy Idris Ingin menceritakan kisah
kehidupannya di saat mereka ditinggalkan oleh kepala keluarga. Berikut
penuturannya.
Dulu, sebelum papa papi meninggalkan keluarga kami, papi dipesan sama papa. Andy, oy papi kalau di kelurga papi di panggil Andy. Andy kata papa papi. Kalaulah bisa, Andy minimal kerjaannya atau jabatan kerjanya kaya papa ya ndy. Dari papa papi ngomong kaya gitu, papi bertekat dan papi berusaha agar yang diinginkan papa papi dapat papi laksanakan. Smpe sekarang papi terus berusaha dan papi yakin papi bisa. Tapi kalau papi ingat sama perkataan papa papi yang diucapkannya tadi, papi semangat kali untuk kerja. Nah teringatnya, waktu papa papi meninggal itu, papa papikan punya ASKES (Asuransi Kesehatan) kalau PNSkan punya ASKES mereka. Nah papa
32
papi ingin mengunakan kartu itu. Karena katanya dia gak pernah sakit, jadi dia mau mengunakan kartu itu untuk ngecek kesahatannya. Setelah sampai Rumah sakit, papa papi diceklah kesehatannya sama dokternya. Eh gak lama keluar hasilnya, papa langsung disuruh opname di Rumah Sakit kaya parah gitu penyakitnya. Gak lama di Rumah Sakit, ada itu kira-kira seminggu, papa meninggal di Rumah Sakit. Kalu kadang dipikir bagusan papa kemarin gak usah berobat ya. Ah tapi memang udah rencana Tuhan yang mengatur itu semua.
Ketika Ayahnya wafat beliau meninggalkan 10 anak. Anaknya sendiri terdiri
dari empat anak laki-laki, dan enam anak permpuan. Freidy Idris anak ketiga dari 10
bersaudara. Berikut ini adalah saudara kandung dari Freidy Idris;
1) Hj.Asmida Nora Vina 02 Februari 1962 (anak perempuan sulung)
2) Asnita Ganofa 19 November 1963 (anak kedua perempuan)
3) Freidy Idris 22 September 1965 (dia sendiri)
4) Muklis 29 Oktober 1967 (anak kedua laki-laki)
5) Noni Elfrida 11 Agustus 1969 (anak ketiga perempuan)
6) Susi Rismana 02 Januari 1971 (anak keempat perempuan)
7) Rita Zahara 25 Agustus 1975 (anak kelima perempuan)
8) Dicky Ramdani 14 Agustus 1977 (anak ketiga laki-laki)
9) Muhamad Fhadlan 01 Februari 1981 (anak keempat laki-laki)
10) Risma 30 Januari 1983 (anak keenam perempuan)
Walaupun mereka telah ditingalkan oleh Ayah mereka, mereka terus tetap hidup
rukun. Saling kunjung mengunjungi dan saling membantu dalam keadaan apapun.
Keluarga Freidy Idris bisa dikatakan keluarga besar. Setelah Ayahnya meninggal
merekapun kebanyakan tingal di Kota Binjai.
Dulu semasa papa ada, papa sayang sama semua anaknya dan papa berikan kami contoh teladan yang baik sama kami. Tapi kalau ingat dulu papi yang memang paling disayangi. Awal mulanya dulukan, papi waktu-waktu SD (sekolah dasar) sudah ikut lomba menari, lomba menyanyi, lomba baca pusi dan selalu
33
dapat jura. Kalau di sekolah juga gitu papi selalu dapat jura. Makanya papa dan mamak papi lebih Nampak sayangnya sama papi. Karena juga di antra kami sepuluh yang berpretasi paling menonjol papi. Terukan karena papi pulaklah anak laki-laki yang pertama. Karena yang diatasan papi perempuan dua-duanya. Dulukan papa papi mimpi tiga minggu berturut-turut anak laki-laki namanya Freidy. Pas mamak melhirkan lahirlah papi dan diberi nama Freidy.
Dari penuturan Freidy Idris sendiri terungkap bahwa Ia sangat disayang di
keluarganya. Bahkan sampai Freidy Idris sudah menikah pun mereka sering sekali
berkunjung ke rumah Freidy Idris. Sehingga setiap pertanyaan menegenai keluarga,
Freidy Idris sanggat antusias dan sangat senang bercerita.
Gambar 3.1
Foto Fridy Idris Bersma Ayah dan Ibunya Beserta Saudara-saudaranya Sumber: Koleksi Freidy Idris
34
3.1.2 Riwayat Pendidikan
Saat Freydi Idris duduk di bangku Sekolah Dasar, kelas 1 sampai kelas 4 ia
sekolah di Medan. Saat kelas 4 dan 6 ia pindah sekolah di Rantau Prapat, labuhan
Batu. Ketika Penulis menanyakan mengapa berpindah sekolah, hanya satu alasannya
karena Ayahnya pindah tugas. Tetapi ketika Ia SMA, Ia bersekolah di SMA Negeri 2
Binjai. Freidy Idris salah satu siswa berprestasi di dunia pendidikannya Ia selalu
mendapatkan rangking di sekolahnya walaupun banyak kegitan yang ia ikuti diluar
pelajaran sekolahnya. Saat SD Ia mulai mengikuti banyak perlombaan seperti: lomba
tari, menyanyi, Puisi dan Ia juga terlibat di dalam kegiatan Pramuka.
Iya dulu papi waktu sekolah sering ikut dan diutus dari sekolah untuk lomba nyanyi, nari, puisi juga papi ikut. Kalau lomba puisi papi selalu menjadi juaranya. Lomba nari sama nyanyi pun papi dapat juara. Dulukan waktu papi diutus mewakili sekolah untuk lomba nyanyi, papi dapat juara. Nah waktu itu papi bawakan lagu “tanah air ku tidak ku lupakan” nyanyi itulah dulu papi dapat jura. Nari pun gitu juga dapat juara. Tapi waktu SD kan papi nari dan nyanyikan, tapi waktu SMP papi tinggalkan narinya. kenapa? Karena papi malu dulu nanti diejeki ih laki-laki ikut nari bancilah jadi papi berhenti narinya tapi papi puisinya lanjut waktu itu dan terus dapat juara gak ada yang ngalahi. Tapi waktu di SMA papi narinya aktif kembali. Dulukan kawan-kawan papi tahu papi pande nari, jadikan di bilang-bilang orangtulah kaulah yang mewakili sekolah kita, dari situ terus yang mewakili sekolah untuk menari papi dan mewakili sekolah untuk pramuka papi juga. Karena papi aktif dikegiatan kepramukaan pada saat SMA dulu.
Saat duduk dalam bangku pendidikan, Freidy idris tidak hanya aktif dalam
bidang kesenian saja, tetapi Ia juga aktif dalam kegiata pramuka. Sehingga sampai
saat ini Freidy Idris masih aktif dalam kegiatan pramuka. Setelah tamat SMA, Ia
merasa bosan menunggu ujian seleksi masuk perguruan tinggi negri, Ia melatih anak
yang ada dilingkungannya untuk lomba nari, berikut penuturannya.
35
Dulukan papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi, papi latilah orang itu nari, karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi waktu SMA kemarin. Nah rupanya pengumuman masuk kuliah negeri itu, papi gagal, kenapa gagal? Karena papi mau jadi guru jadi papi mau ambil jurusan mati matika, datang orangtua papi jangan sayang kau pintar ambil aja kedokteran. Karena orangtua papi da bilang gitu papi ikutilah tapi papi gak niat masuk kedokteran. Karena gak lulus papi masuk panca budi jurusan pertanian dan waktu semester 3 papi disuruh kawan dan senior papi untuk masuk unimed. Dulu baru bukalah jurusan seni tari, jadi karena mereka tahu papi pande nari, jadi disuruh mereka papi masuk unimed jurusan seni tari, tapi dulu masih D3 dulu belum S1. Rupanya, luluslah papi di unimed cuman papi lanjutkan juga di panca budi kuliahnya, tapi hanya smpe semester lima aja, karena capek papi rasa.
Saat Freidy Idris tidak sabar menunggu pengumuman masuk Universitas
Sumatera Utara, ia tidak tinggal diam dan Ia mengisi kesehariannya untuk melatih
anak-anak yang ada dilingkungannya untuk menari dalam acara kegiatan keagamaan
yang diselengarakan di lingkungan tempat tinggal Freidy Idris. Ia mengajari anak-
anak tersebut hanya dengan modal pengalaman yang dimilikinya dan Ia
mengajarinya tidak mengharapkan imbalan, tetapi Ia mengajarinya dengan tulus
dengan mengharapakan diberkati oleh Allah.
Setelah Ia menerima pengumuman bahwa Ia tidak lulus masuk ke perguruan
tinggi negeri, Freidy Idris tak putus harapannya untuk kuliah dan Ia masuk ke
Universitas Panca Budi Medan pada tahun 1984 dengan mengambil jurusan
pertanian. Pada saat semester tiga, Freidy Idris mencoba masuk Universitas Negeri
Medan jurusan seni tari yang dimana jurusan seni tari di IKIP baru dibuka dan
ternyata Freidy Idris lulus seleksi pada tahun 1986. Fredy Idris masih juga
melanjutkan kuliahnya di Universitas Panca Budi tetapi hanya sampai semester lima
saja. Alasannya karena Ia kelelahan untuk mengikuti pelajaran yang dimana
tempatnya berbeda.
36
Setelah Freidy Idris keluar dari Universitas Panca Budi, Ia mulai fokus
kuliah di IKIP dan meneruskan keseniannya dalam bidang tari. Freidy Idris
menyelesaikan kuliahnya di IKIP jurusan tari pada tahun 1989 dengan menyandang
gelar Amd. Penulis menanyakan kepada Freidy Idris mengapa mendapat gelar
Diploma dan Ia menjawab karena di UNIMED pada zaman itu belum ada S1 karena
baru dibuka jurusan seni tari.
Pada tahun 1999 Freidy Idris mendapatkan pekerjaan sebagai PNS(pegawai
negeri sipil) dan Ia melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan gelar Sarjana di salah
satu Universitas, jurusan Bahasa Indonesia. Ketika telah mendapatkan gelar Sarjana,
gelarnya tersebut tidak diakui oleh kepegawaian negeri sipil. Alasannya, karena
Freidy Idris saat melanjutkan kuliahnya Ia terikat pada ikatan dinas dan tidak
meminta surat izin untuk melanjutkan kuliah kepada Kepegawaian Negeri Sipil.
Tetapi ketika Ia diberi piagam penghargaan sebagai moderator atau pengisi acara di
seminar, gelar sarjananya ada juga yang mencantumkannya.
37
Gambar 3.2
Foto Wisuda Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.1.3 Riwayat Rumah Tangga
Ketika Freidy Idris aktif dalam kelompok tari, Ia bertemu dengan orang yang
dicintainya dalam kelompok tari tersebut dan mereka berpacaran. Ketika itu, Freidy
Idris pulang kesiantar untuk melamar pekerjaan dan Ia diterima sebagai pegawai
negeri sipil. Ketika Ia sudah mendapatkan pekerjaan, Ia tidak menemui pacarnya
selama empat bulan dan ketika itu Ia Ingin menemui pacarnya untuk melamarnya.
Ternyata pacarnya marah-marah karena Freidy Idris tidak menemuinya sudah
berbulan-bulan. Ketika Freidy Idris kebawa emosi, Freidy Idris meninggalkannya
dan membatalakan pelamarannya. Sesampainya di kosan Freidy Idris, Ia meminta
kepada Ibu kos untuk mencarikan dia calon istri dengan syarat: catik, dari kalangan
orang yang belum berada, pintar jahit atau make up. Secara tidak langsung, Freidy
Idris mengungkapakn kreteria tersebut adalah cucu dari Ibu kosnya. Tetapi ibu
kosnya dapat membaca pikirannya dan mengenalakan Freidy Idris kepada cucu yang
38
dimaksud Freidy Idris. Tidak sampai berjalan tiga bulan perkenalan mereka, Freidy
idris menikahi perempuan keturunan India itu yang bernama Nursyahlina pada
tanggal 21 Agustus 1991.
Sifat yang baik, ramah, dan jujur dari Nursyahlina yang membuat Freidy Idris
menjadi terpikat sehinggah Freidy Idris ingin menikah dengannya. Nursyahlina
memang dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang sopan santun, ramah, dan
selalu tersenyum. Freidy Idris menegaskan jika istrinya ini adalah pendamping
rumah tangga yang selalu sabar dalam mengatasi apapun baik dalam situasi masalah
di saat mereka sedang berbeda pandangan, Nursyahlina juga yang selalu mengalah
jika hal itu terjadi.
Nursyahlina juga istri yang tidak terlalu banyak menuntut saat situasi yang
terjadi dalam rumah tangga. Ia selalu memperhatikan Freidy Idris dan menghormati
Freidy Idris sebagai kepala rumah tangga mereka. Bahkan ketika Freidy Idris melatih
tari, latiahn tari bersama tema-teman dan, ketika ada acara kantor serta ketika Freidy
Idris mengisi acara seminar istrinya selalu menemaninya. Freidy Idris semakin
mencintai Istrinya karena istrinya pandai masak dan masakannya selalu enak
sehingga membuat Freidy Idris semakain selera untuk makan.
Pernikahan merekapun membentuk sebuah keluarga baru dengan kehadiran
seorang anak yang lahir dari pernikahan mereka. Nama anak tunggal mereka adalah
Muhamad Agung maulana yang lahir pada tanngal 3 September 1996. Mereka sangat
senang dan penuh kegembiraan dengan kelahiran Agung ditengah pernikahan dan
mereka sangat menyayanginya lebih dari apapun yang mereka punya. Anak tunggal
mereka ini salah satu anak yang berprestasi dalam bidang pendidikannya. Berikut
penuturan Freidy Idris saat menceritakan anaknya.
39
Si Agung ini anaknya pintar, bukan papi bangga-banggain dia ya soalnya dia di sekolahnya dapat juara tapi waktu udah SMA ini, dia gak dapat juara lagi kalau ranking dia dapat karena gini ceritanya, diakan di sekolahnya sebenarnya pintar tapi waktu ujian dia lihat orang bnyak ngopek, nyontek jadi trus dapat juara pula yang ngopek itu jadi malaslah dia. Ibaratnya dia bilang gini, ah sama ajapun yang dapat juara juga bukan hasil dari dia sendiri jadi mulai dari situ dia malas tapi kalau di sekolah ada nanti guru nyuruh ke depan ngerjakan soal yang di papan tulis, nah si agung nanti di suruhnya kawannya maju pake buku dia yang udah dikerjakannya sendiri. Papi tahu agung ini pintar soalnya papi da pernah uji kok. Walau gak juara dia di sekolah SMA nya, gitu-gitu dia dikirim mewakili sekolahnya untuk olompiade. Si Agung ini juga baru SMA dia baru mau ikut nari kalau sebelum itu dia hobynya main bola kaki. Jangan ditanya jagonya main bola kaki kenapa papi bilang gitu, karena dia sudah diakui pemain terbaik se Kota Binjai.
Keberhasilan anak Freidy idris tidak lepas dari perhatian Freidy Idris dan
istrinya Nursyahlina dalam mendidik anak tunggal mereka baik dalam bidang
pendidikan dan baik dalam bidang bakat anak mereka. Di samping anaknya fokus
akan bakat sepak bolanya, sehingga ia mendapatkan penghargaan pemain terbaik
sepak bola Se-Kota Binjai. Agung juga pernah dipilih dari sekolah SMA nya untuk
mengikuti seleksi menjadi jaka darah Kota Binjai, dan Agung terpilih menjadi jaka
darah Kota Binjai pada tahun 2013. Hal ini yang membuat Freidy Idris dan istrinya
Nursyahlina bangga kepada anak tunggalnya yang memiliki prestasi yang cukup
memuaskan. Tetapi selalu Freidy Idris dan istrinya Nursyahlina selalu mengingatkan
bahwa yang harus diutamakan dan yang paling penting adalah pendidikan. Karena
mengingat nasihat dari orangtuanya, Agung anak Freidy Idris tidak pernah bolos
sekolah. Bukti bahwa ketekunan belajar anak Freidy Idris membuahkan keberhasilan
ketika dipilihnya Agung mewakili sekolahnya untuk mengikuti olimpiade dan
lulusnya Agung ke jurusan kedokteran Universitas Sumatera Utara melalui jalur
undangan. Berikut penuturan Freidy Idris.
40
iya deby, agung memang lulus jalur undangan kedokteran USU Tapi gak diambil soalnya uang masuknya sampe seratus lima puluh jutaan. Mana ada uang papi gitu banyaknya uang. Itu baru uang masuknya, blum setelah masuknya lagi. Alat-alat dokter itupun pasti mahal ya gak sangguplah papi namanya belum rezeki ya. Tapi, si agung nyobak lagi dia jalur SMBPTN(seleksi masuk bersama perguruan tinggi negeri) unimed juga, menanglah dia di fakultas ekonomi unimed.
Dengan kegigihan Agung belajar saat duduk di bangku pendidiknnya, Agung
mendapatkan kesempatan masuk Univesutas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran
dengan jalur undangan dari sekolahnya tetapi kesempatan tersebut tidak
dimanfaatkan, alasannya karena Freidy Idris tidak sanggup membiayai
administrasinya. Akhirnya Agung mencoba kembali untuk masuk ke perguruan
tinggi negeri dengan jalur SMBPTN dan Agung lulus di UNIMED Fakultas
Ekonomi.
Semua keberhasilan yang diraih oleh Agung, tidak lepas dari perhatian Freidy
Idris dengan istrinya Nursyahlina yang selalu memperhatikan anaknya, memeberikan
yang terbaik buat anaknya, menumbuh kembangkan bakat anaknya, dan selalu
memiliki komunikasi yang baik kepada anaknya sebelum mengambil keputusan yang
dipilih oleh anaknya.
41
Gambar 3.3 Foto Pernikahan Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.4
Foto Agung Anak Tunggal Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.5
Freidy Idris Bersama Agung Saat Agung Terpilih Menjadi Jaka Darah Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.1.4 Riwayat Karir
Freidy Idris adalah pria yang menggeluti karirnya pada usia 9 tahun, dimana
saat itu beliau mulai bergabung dalam sanggar dan mulai mempertunjukan tariannya
42
bersama anggota sanggar dimana tempat beliau melatih tarian. Mulai saat itu beliau
memberanikan dirinya untuk tampil pada festival tari dan beliau juga pernah
mengikuti festival bernyanyi serta membaca puisi. Hasilnyapun sangat memuaskan
karena beliau selalu menjadi juara dalam vestifal yang diikutinya.
Freidy Idris salah satu orang yang sangat berkerja keras. Saat Freidy Idris
ingin mengikuti perlombaan bahkan ketika Freidy Idris mempertunjukan tariannya
bersama teman-temannya dalam suatu acara, ia sangat berlatih keras. Freidy Idris
tidak cukup berlatih di sanggar tetapi ketika pulang berltih dari sanggar, Fredi Idris
juga berlatih di rumahnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Freidy
Idris dirinya adalah sosok orang yang mau berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Dalam realitasnya, ternyata Freidy Idris tetap menang dalam perlomban-
perlombaan. Entah sudah berapa banyak piagam yang dia terima di saat mengikuti
lomba-lomba. Lomba yang sering diikutinya adalah lomba tari, nanyi, dan membaca
puisi.
papi dulu mulai tertarik nari karena lihat mamak papi pande nari. Jadi mulai SD kelas empat sekitar umur 9 tahun papi ikut sanggar dan yang ngajar papi dulu di sanggar, Bapak Rahim Nur. Dulu itu di labuhan batu namanya sanngar pemda. Nah di situ papi mulai belajar nari dan mulailah berani ikut festival karena kami dulu dibawa untuk pertunjukan nari di acara pesta. Papi juga pernah lomba nyanyi, walau sura papi pas-pasan tapi masih bagus jugalah buktinya dapat juara. Papi dapat juara juga karena penghayatan papi saat bernyanyi. Soalnyakan kalau lomba nyanyi penilaiannya gak hanya suara aja, tapikan ekspresi juga. Nah di situlah kemenangan papi. Makanya sebenarnya papi lebih sukanya di teater. Makanya kemarin papi lomba juga baca puisi. Papi menang juga. Dari antara menari, bernyanyi papi paling suka itu membaca puisinya dibanding yang lain.
43
Freidy Idris mulai membuka sanggar Melati Suci pada tahun
1984, saat masa di mana Freidy Idris mulai masuk di perguruan tinggi.
Berikut penuturan Freidy Idris yang ingin menceritakan saat terbentuknya
sanggar yang dipimpin Freidy Idris.
Begini ceritanya saat sanggar melati suci mulai dibentuk. Dulukan waktu tamat SMA papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi dan papi latilah orang itu nari. Karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi yang pernah belajar tari. Ternyata baguslah tarian tadi dipertunjukan sama anak-anak tadi. Disambut baik dengan masyarakat yang melihat tarian tersebut. Akhirnya mereka minta untuk papi ngajari nari lagi. Nah mulai dari situlah papi buka sanggar melati suci ini. Nama sanggar melati suci ini dulu berasal dari nama bunga yang ditanam di depan rumah papi. Mamak papikan nanam bunga melati warna putih di depan rumah kami, terus papi terinspirasi dengan bunga melati yang ditanam di depan rumah papi itu. Soalnya papi jug senang lihat bunga melati cantik kelihatannya kalau suda mekar. Nah dari situlah asal nama sanggar ini melati. Kalau nama suci terispirasi dari mawar putih itu juga karena warnanya putih. Kalau putihkan identik kelihatan bersih, suci, enaklah pokoknya dipandang. Nah nama suci itu berasal dari warna putih. Itulah penyebab kenapa nama sanggar ini Melati Suci.
Freidy Idris menceritakan bahwa awal dari ia membentuk sanggar Melati
Suci berawal dari ia melatih anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk menari
dalam acara keagamaan yang diadakan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Setelah
anak-anak yang dilatih Freidy Idris mempertunjukan tarian yang diajarkan oleh
Freidy Idris, masyarakat setempat yang berada di lingkungan tempat tinggal Fredy
Idris menerimanya dengan baik dan mereka meminta Freidy Idris untuk mengajari
anak-anak mereka untuk menari. Dengan melihat antusias warga yang ingin dilatih
untuk menari, akhirnya Freidy Idris memutuskan untuk membuka sanggar.
Freidy Idris juga menceritakan nama sanggar yang dipimpinnya. Nama
sanggar yang dipimpinnya berasal dari nama bunga melati putih yang ditanam oleh
44
Ibu Freidy idris di depan rumahnya. Freidy Idris menceritakan bahwa nama melati
berasal dari nama bunga melati, dan nama suci berasal dari warna bunga melati yang
berwarna putih.
Terbentuknya sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris
diresmikan pada tanggal 22 September 1984. Freidy Idris mengatakan bahwa
sebenarnya sanggar Melati Suci yang ia pimpin sudah berjalan selama empat bulan
dari hari peresmiannya. Alasannya karena Freidy Indris ingin meresmikan
sanggarnya bertepatan dengan peringatan hari kelahirannya yang diadakan pada
tanggal 22 September.
Jika ditanya mengenai sipa yang mengajarinya tari, Freidy Idris mengatakan
tidak ada yang mengajarinya menari hanya melihat Ibunya menari dan berlatih serta
memang bakatnya. Freidy Idris juga mengatakan memang pada masih kelas empat
SD Freidy Idris bergabung dengan sanggar Pemda yang dipimpin oleh Bapak Rahim
Nur untuk mengembangkan bakatnya serta melatih keberaniannya untuk
mempertunjukan tarian dan semenjang saat itu timbul ketertarikan dirinya untuk
ingin menjadi seorang penari yang mempertunjukan tariannya semaksimal mungkin,
sehingga masyarakat menerima tarian yang ditarikan Freidy Idris dengan baik. Saat
Freidy Idris kuliah di UNIMED jurusan seni tari, Freidy Idris dibina oleh Bapak
Aswan dan Bapak Sofian Muktar dalam mengembangkan talentanya.
papi dulu sewaktu SD kelas empat papi mulai masuk sanggar. Nama sanggarnya, sanggar pemda. Nah di situ papi dibina sama pemimpin sanggar namanya Bapak Rahim Nur. Dan sewktu kuliah di UNIMED papi dibina sama Bapak Aswan dan Bapak Sofian Muktar. Dosen-dosen papi pernah bilang sama papi termasuk Pembina papi waktu kuliah. Kata mereka gini, kau Freidy kalau latihan nilai tujuh, kalau tampil nilai delapan, kalau mengajar nari nilai Sembilan. Nah dari perkataan dosen-dosen papi itu, papi ambil kesimpulan berarti papi profesinya lebih kepelatihannya yaitu mengajar tari.
45
Freidy Idris menceritakan bahwa kesimpulan dari perkataan Dosen-dosennya
kepada Freidy Idris iyalah, Freidy Idris lebih cocok menjadi pelatih tari
dibandingkan dengan ia menampilkan tarian.
Pada saat Freidy Idris tamat dari UNIMED, Freidy Idris mencoba seleksi
masuk CPNS (calon pegawai negeri sipil ) dan pada tahun 1990, Freidy Idris lulus
dan ke dua orangtuanya pada saat itu bangga melihat Freidy Idris lulus ujian. Sampai
saat ini Freidy Idris masih berprofesi sebagai PNS(pegawai negeri sipil) yang
bertugas di Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Utara, yang bertempat di
jalan kesawan, Medan. Walaupun Freidy Idris berkerja disalah satu instasi negara,
Freidy Idris tetap memberikan perhatian terhadap sanggar yang ia pimpin dan tetap
menjadi pelatih serta menjadi motivator terhadap anggota sanggar yang ia pimpin.
Ketika ditanyai dengan julukan Freidy si Serampang Dua Belas, Freidy Idris
pun menjawabnya bahwa julukan Freidy Serampang Dua Belas dimulai saat berita di
koran mengatakan, bahwa sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris
berhasil menjadi juara saat mempertunjukan tarian Serampang Dua Belas yang
berasal dari Melayu. Freidy Idris juga mengatakan, bahwa tarian Serampang Dua
Belas adalah tarian wajib yang harus diketahui oleh anggota sanggar yang ia pimpin.
Dan tarian serampang dua belas juga adalah dasar tarian yang harus dipelajari oleh
anggota sanggar yang baru masuk.
Freidy Idris juga banyak menggarap tarian untuk dipertunjukan dan tarian
yang Freidy Idris garap mendapat sambutan yang baik di tengah mansyarakat
sehingga tarian yang digarapnya mendapatkan jura saat difestivalkan serta
mendapatkan penghargaan. Secara khusus tarian Sigale-gale yang Freidy Idris garap
mendapatkan sambutan yang baik sehingga Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudoyono, meminta anggota sanggar Freidy Idris untuk mempertunjukannya di
46
Istana Negara, Jakarta. Tari Mas Merah juga salah satu tari yang digarap Freidy Idris
untuk dipertunjukan saat perlombaan tari di Taman Mini Jakarta. Tari Mas Merah
ini juga menjadi salah satu tarian yang membawa nama Freidy Idris dalam dunia
seni. Saat diperlombakan, tari Mas Merah mendapatkan juara terbaik Sumater
Kepulauan Riau, Penyajian terbaik, dan peñata musik terbaik. Inilah beberapa tari
yang di garap oleh Freidy Idris. Tari Kipas, Zapin Ceracap, Hamonangan, Sir
Madenggan, Ula Cidadap, Piring, Rere Ma Rere, Dodaidi, Bajing, dan lain-lain.
Gambar 3.6
Foto Freidy Idris Bersama Dengan Anggota Sanggarnya Sumber: Koleksi Freidy Idris
47
Gambar 3.7
Foto Fredy Idris Bersama Pengurus Pramuka Kota Binjai Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.8
Piagam Penghargaan Dari Gubernur Sumatera Selatan Yang Diberikan Kepada Freidy Idris
Sumber: Koleksi Freidy Idris
48
Gambar 3.9
Piagam Penghargaan Dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara Yang Diberikan Kepada Seniman Berprestasi Di Sumatera Utara Yaitu Freidy
Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.10
Brosur Tari Mas Merah Yang Pertama Kali Di Tayangkan Di Kota Medan Sumber: Koleksi Freidy Idris
49
Gambar 3.11
Surat Kabar Yang Memuat Berita Tentang Kecermatan Freidy Idris dalam Menata Tari dan Musik yang Mampu Menjadi Tontonan Yang Menarik
Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.12
Berita Yang Memuat Prestasi Anggota Sangar Freidy Idris Saat Tahuan1990 Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.2 Biografi Syahrial Felani
50
Biografi Syahrial Felani yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini
mencakup aspek-aspek latar belakang keluarga, pendidikan, kehidupan sebagai
pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik.
3.2.1 Latar Belakang Keluarga
Syahrial Felani lahir di Medan pada tanggal 15 November 1959, anak dari
Bapak Muhammad Suhud dan Ibu Hafni br Harahap. Sementara asal usul keluaraga
Bapak Syahrial Felani berasal dari Purwokerto di Pulau Jawa dan Ibunya lahir di
Tapanuli Selatan. Ketika itu Ayah Syarial Felani berprofesi sebagai pekerja
perkebunan, sebagai buruh yang saat itu mempunyai dua orang anak dan orangtua
Syahrial Felani pindah profesi sebagai pegawai di perusahaan kereta api di Tanjung
Pura. Setelah itu orangtua Syahrial Felani pindah tugas ke kompleks perumahan
PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) titi gantung di lapangan Merdeka, yang
berada di kawasan pusat kota Medan. Ibu Syahrial Felani berprofesi sebagai guru
ngaji di daerah tersebut dikenal dengan nama “wak Idah”. Di kawasan itulah
keluarga Syahrial Felani sangat dikenal karena profesi Ibu Syahrial Felani sebagai
guru ngaji.
Syahrial Felani merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara masing-
masing sebagai berikut :
1. Zulkarnain (anak laki-laki sulung)
2. Suyitno (anak ke dua laki-laki)
3. Zuraidah (anak perempuan sulung)
4. Dahlan Efendi (anak ke tiga laki-laki)
5. Syahrial Felani (dia sendiri)
6. Masrun (anak ke lima laki-laki)
51
7. Masita (anak ke dua perempuan)
8. Maswan (anak ke enam laki-laki)
9.
2. 2. 2 Latar Belakang Pendidikan
Syahrial Felani menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tamat di bangku
SD (sekolah Dasar) pada tahun 1972. Syahrial Felani tidak dapat melanjutkan
pendidikannya dikarenakan faktor ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Alasan Syarial Felani tidak ingin melanjutkan pendidikannya karena
Syarial Felani ingin agar saudara-saudaranya saja yang melanjut pendidikannya ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Diantara ke-9 saudaranya, hanya kakak
tertuanya lah yang menempuh pendidikan tertinggi pada tingkatat SMA. Ketika
kakaknya sedang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, ternyata kakaknya
tidak dapat menyelesaikan studinya sampai selesai. Menurut Syahrial Felani alasan
mengapa kakak Syahrial Felani tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di
perguruan tinggi, alsannya karena kakak Syarial Felani terkena gangguan jiwa.
2. 2. 3 Keluarga Syahrial Felani
Syahrial Felani berumah tangga pada tanggal 6 bulan mei tahun 1990 dengan
istrinya yang bernama Rida Safitri yang tinggal di Tanjung Morawa. Rida Safitri
juga seorang seniman, dimasa mudanya sebelum ia menikah dengan Syahrial Felani
ia adalah seorang penari. Saat ini Rida Safitri berstatus sebagai guru yang mengajar
di Sekolah Dasar yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya di Tanjung Morawa.
Beliau dikaruniakan seorang anak perempuan bernama Ferita, lahir pada tanggal 12
Februari 1991. Di masa kecil Ferita, Ferita telah tersalurkan bakat seni yang lahir
dari kedua orang tuanya. Prestasi seni yang telah ia disumbangkan sudah banyak
52
mulai dari menyanyi, menari, teater dan lain-lain. Pada tanggal 10 Januari di tahun
2010 Ferita menikah dengan suaminya yang bernama Rudi Prawira dan sampai saat
ini mereka belum dikaruniakan anak.
2. 2. 4 Latar Belakang Syahrial Felani Sebagai Seniman Melayu
Awalnya Syahrial Felani mulai berkesenian hanya menyalurkan keseniannya
di lingkungan tempat tinggalnya yang ia sebut gang buntu. Di gang buntu tersebut,
mereka mempunyai istilah ikatan Senior dan Junior. Berawal dari menyalurkan
bakatnya ke daerah lingkungan tempat tinggalnya, salah seorang teman Syahrial
Felani mengajak untuk belajar berkesenian bermusik di Taman Budaya Medan pada
Tahun 1976. Di Taman Budaya tersebut Syahrial Felani menggeluti berbagai
kesenian dibidang musik, teater, dan tari. Pada tahun 1977 Syahrial Felani mengikuti
pertunjukan di Malaysia dalam bidang kesenian silat, orkes, dan menari. Di saat itu
Syahrial Felani pertama sekali melakukan perjalanan ke luar Negeri. Hingga sampai
tahun 1981 beliau masih melakukan berbagai kegiatan kesenian yang berada di
Taman Budaya Medan. Di tahun 1982 beliau dikirim dari Taman Budaya untuk
bergabung dan belajar lagi di Lembaga Studi Tari Patria ( LSTP ) dengan Yose Rizal
Firdaus SH yang bertempat tinggal di Perbaungan. Saat seperti itulah Syahrial Felani
mulai sangat dikhususkan untuk belajar kesenian Melayu walaupun di Taman
Budaya juga sudah belajar. Melalui lembaga inilah Syahrial Felani banyak mengikuti
segala kegiatan acara yang diadakan oleh berbagai daerah seperti di Binjai, Langkat,
Asahan dan Deli Serdang, dan banyak lagi daerah lainnya. Melalui lembaga ini
Sahrial Felani untuk pertama kali berangkat ke Jakarta pada tahun 1984 mengikuti
festival dalam acara pertunjukan Nusantara yang diikuti 27 Provinsi. Saat itu yang
dikirim hanya 2 group secara seleksi yaitu group Deli Serdang dan Group Asahan
53
kemudian d gabung menjadi satu. Di tahun 1985 beliau mengikuti acara festival
teater di Padang dan di saat itu Syahrial Felani bertemu dengan istrinya. Pada tahun
1986 hingga 1987 Syahrial Felani membentuk sebuah group yang masih dibawah
Lembaga Studi Tari Patria ( LSTP ) karena Patria mempunyai cabang-cabang studio.
Pada tahun 1988 Syahrial Felani mendirikan sanggar tari yang bernama Tamora 88
yang beralamat di tanjung Mulia dan hingga tahun 1996 sudah membuat karya tari
seperti tari Zapin nguncah I dan II. Tahun 2000 Syahrial Felani pindah ke Jakarta
bergabung dengan Rizaldi Siagian dan Grenek yang dipimpin Rinto Harahap mengisi
acara ulang tahun TVRI. Tahun 2001 bersama Grenek mengisi acara salam mesra
Ramadhan di RCTI sebagai pemain musik perkusi dan bergabung dengan seniman di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta ikut diberbagai event dan komunitas
musik. Tahun 2005 ikut acara merayakan Ulang Tahun kompas ke-40 “ Megalitikum
Kuantum” di JCC pada tanggal 28 – 29 Juni 2005. Pada tahun 2010 sebagai penata
musik unggulan Parade Tari Mas Merah Zapin Nusantara di Taman Mini Indonesia
Indah ( TMII ). Tahun 2011 ke Belanda ( Denhak ) misi seni tarian daerah pada acara
penggalangan dana korban gempa di Padang. Di tahun 2012 masih membina
lembaga kesenian Tamora 88 yang didirikannya hingga sampai saat ini.
54
Gambar 3.12
Pertunjukan Musik di Singapura Sumber: Koleksi Syarial Felani
Gamabar 3.13 Piala Kemenangan yang Diraih Syarial Felani Bersama Dengan Anggota Sanggarnya
Sumber: Koleksi Penulis
55
Gambar 3.14
Piagam Pengharaggan Penata Musik Terbaik Saat Mengiringi Tari Mas Merah di Jakarta Tahun 2010
Sumber: Koleksi Syarial Felani
Gambar 3.15
Sertifikat penghargaan Tahun 2010 di Singapura Sumber: Koleksi Syarial Felani
56
BAB IV
DESKRIPSI TARI MAS MERAH
4.1 Deskripsi Tari Mas Merah
Menurut Curt Sachs (1963:5) dalam bukunya yang berjudul History of The
Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada
pada zaman prasejarah. Pada awal kebudayaan tari telah mencapai tingkat
kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya.
Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari,
ditambah dengan penyesuaian dengan ruang, sinar, warna, dan seni sastranya,
kesemuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi
(Djelantik, 1990:23). Dimana koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari
bentuk tarian yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya.
Dimana didalam penyajian tarian Mas Merah ini menggunakan gerakan variatif
pencak silat khas Melayu.
Hal ini berarti gerakan-gerakan yang terbentuk dalam tari adalah terstruktur
ataupun terpola di dalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan setempat yang
dilakukan secara simbolis serta memiliki makna-makna tersendiri. Dimana kata
struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi tari Mas Merah dalam
pertunjukannya saling berhubungan satu dengan yang lain, ataupun tahapan-
tahapannya.
57
4.2 Penari Mas Merah
Penari merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan tari Mas Merah ini,
karena penari yang akan mempertunjukan tarian tersebut. Penari menjadi pusat
perhatian penonton, sehingga diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan
kemampuan menarikan tari Mas Merah tersebut di panggung pertunjukan.
Dalam penyajian tari Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai
biasanya harus menggunakan penari laki-laki berjumlah lima dan perempuan
berjumlah lima juga. Sepasang dari sepuluh penari berperan menjadi Salam dan
Salmah. Diawali dari posisi depan, sebelum memulai tarian dilakukan penghormatan
kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan, yang kemudian dilanjutkan dengan
melakukan gerakan. Dalam penyajian Tari Mas Merah yang penulis dapatkan
dilapangan penari berjumlah sepuluh orang dan menampilkan gerakan sesuai dengan
peran mereka masing-masing. Dimana struktur penyajiannya diawali dari posisi
depan juga sebelum memulai tarian dilakukann penghormatan kepada para tamu
yang menghadiri pertunjukan.
Pemilihan penari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan merupakan
anggota dari sanggar Melati Suci Binjai. Para penari yang dipilih mempunyai waktu
akan berlatih lagi untuk mempelajari sebelum hari pelaksanaan. Pada saat
pertunjukan, penari akan mempertunjukan tarian sesuai gerakannya.
58
4.3 Asal-usul Legenda Mas Merah
Mas Merah adalah sebutan khusus yang diberikan Salam kepada Salamah.
Salam memberikan sebutan tersebut karena Salam memiliki cinta yang sangat dalam
kepada Salmah orang yang sangat dicintainya semasa hidup Salam.
Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Salam dan
Salmah Pada tahun 1890 Salam tinggal di Serawak Malaysia dan mempunyai abang
bernama Amran. Salam telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan gadis
bernama Rukiah. Hubungan ini tidak diketahui oleh orangtua Salam. Rukiah adalah
seorang gadis baik dan berparas cantik. Ayah Salam ingin menikahkan Amran
dengan seorang gadis. Pada suatu hari ia bertanya pada Amran apakah dia ingin
menikah. Karena dilihatnya Amran sudah "berumur". Amran menjawab, "Kalau
Ayah hendak menikahkan aku, terserah pada Ayah saja,". Konon pada zaman
dahulu, pasangan hidup diatur oleh orangtua. Ayahnya kembali bertanya pada
Amran, "Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?". "Terserah siapa yang Ayah
suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,". Pilihan satu-satunya gadis yang baik dan
cantik di daerah Serawak ialah Rukiah. Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan
Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. Beberapa waktu
kemudian Salam menjumpai Rukiah, dan berkata, "Kalau memang abangku yang
menjadi jodohmu, ya sudah, apa yang bisa kita perbuat. Itu sudah kemauan orang
tua. Daripada nantinya aku melihat kau bersenang-senang dengan abangku, lebih
baik aku pergi dari sini,". Konon Salam melemparkan batu sebanyak tiga buah di
tanah Serawak. Ia berkata, "Kalau timbul tiga buah batu yang kulempar di tanah
Serawak ini, barulah aku akan pulang".
Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam
bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan. Ayah
59
Salmah bernama H. Kasim. Ibu Salmah berhutang pada seorang keturunan India
bernama Tambi namun ia tidak mampu membayar hutangnya. Lalu Tambi
mengatakan pada orangtua Salmah, "Kalau memang hutang Anda tidak bisa terbayar,
ya sudah". Namun melihat hutangnya yang tidak terbayar maka H. Kasim kembali
berkata pada Tambi, "Untuk mengikat erat persaudaraan bagaimana kalau Salmah
saya kawinkan dengan Anda".
Di saat acara perkawinan Salmah dengan Tambi, pementasan sandiwara ini diundang
untuk mengisi acara tersebut. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah
lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku". Isi bait dari lagunya seperti ini:
Sayang Mas Merah jangan merajuk
Mari kemari abang nan bujuk
Kalau ada penawar yang sejuk
Racun kuminum haram tak mabuk
Sayang selasih dibawa dulang
Mekar satu di atas peti
Sayang kekasih Mas Merahku sayang
Biar Bang Salam membawa diri
Mendengar bait ini, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak
mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya.
Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di
daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan
Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka akhirnya
bercerai.
Pulau Kampai awalnya adalah hutan yang lebat. Dan tidak seorang pun dari
masyarakat Belawan yang berani membuka lahan hutan Pulau Kampai tersebut.
60
Orang yang dituakan di daerah ini adalah H. Makminias. H. Makminias berkata
bahwa ia tidak berani membuka hutan ini. "Yang berani adalah abangku yaitu H.
Kasim" tambahnya. H. Kasim adalah ayah Salmah yang tinggal di Belawan. Maka H.
Makminias menjemput H. Kasim beserta anaknya Salmah. Namun, di tengah
perjalanan mereka dirampok penyamun yang dikenal dengan Pendekar Nayan
(Pendekar Senayan). Mereka diikat di tiang layar. Salmah dibawa ke tempat para
penyamun dan ia berteriak meminta pertolongan.
Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu.
Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh
Husein. Husein berkata pada Salam, "Aku tidak berani kesana. Daerahnya sangat
angker. Biasanya orang yang pergi kesana pasti tidak bisa kembali pulang". Namun
keinginan Salam untuk menolong wanita tersebut tidak bisa terhalangi oleh
temannya Husein. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Pendekar Nayan dengan
Salam. Akhirnya Pendekar Nayan kalah dan bertemulah Salam dengan Salmah. H.
Kasim yang awalnya tidak menyukai Salam akhirnya berbaik hati.
Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Dan ia selalu
menyanyikan lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan
yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai bernama Tu Awang Muhammadin. Ia
membeli ikan-ikan dari para nelayan dan dikenal dengan sifatnya yang baik hati.
Salam yang dulunya menjual ikan di Pulau Sembilan dan Brandan, kini hanya
menjual ikannya di Pulau Kampai. Tanpa diketahui Salam, Tu Awang Muhammadin
selalu memperhatikan gelagat Salam yang selalu termenung. Ia juga melihat
hubungan Salam dengan Salmah yang sudah serius. Tu Awang Muhammadin
menanyakan kepada Salam, "Lam, apakah kau mau menikah? Jangan hanya pergi ke
laut saja. Kalau memang engkau mau, akan kunikahkan kalian". Salam menjawab,
61
"Terserah Tu Awang saja". Kemudian Tu Awang kembali menanyakan kepada
Salam, "Siapa yang jadi pilihanmu?". Pilihan jatuh pada Salmah.
Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan.
Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari
Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00
pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti
aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan
tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang
ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung
Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai.
Tarian Mas Merah yang diciptakan Freidy Idris, berdasarkan dengan cerita
percintaan Salam dan Salamah. Awal Freidy Idris Menciptakan tarian Mas Merah
berawal saat sanggar yang Freidy Idris pimpin, yaitu sanggar Melati Suci ingin
mengikuti lomba di Taman Mini Jakrta pada tahun 2010 yang lalu. Saat itu Freidy
Idris berpikir tarian apa yang harus ia buat untuk ditampilkan pada acara perlombaan
di Taman Mini Jakarta. Saat itu Freidy Idris teringat dengan perjalanannya saat
Kepulau Kampai yang dimana Freidy Iris teringat dengan makam Mas Merah yang
Freidy Idris kunjungi dan Freidy Idris tergerak hatinya mengangkat kisah cerita
Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai, sebagai alur cerita dalam tarian
yang akan diciptakan Freidy Idris untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta. Freidy
Idris menciptakan gerakan kreasi tari Mas Merah dan mengajarkannya pada anggota
sanggar Melati Suci yang Freidy Idris pimpin untuk persiapan perlombaan di Taman
Mini Jakarta. Sebelum Freidy Idris dan anggota sanggar Melati Suci pergi ke Jakarta
untuk mengikuti perlombaan, mereka menarikan tari Mas Merah di Pulau kampai,
tepatnya di tepi laut Pulau Kampai.
62
Freidy Idris juga berkerja sama dengan Syahril Felani untuk membuat music
iringan yang akan mengiringi penari Mas Merah saat mempertunjukan tarin Mas
Merah yang akan diperlombaakan di Taman Mini Jakarta. Hasil yang sangat
memuaskan yang diraih oleh penari Mas Merah dimana tarian yang diciptakan
Freidy Idris berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, kostum terbaik, musik
terbaik, dan jura seSumatera Kepulauan Riau.
Setelah memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini
Jakarta para penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai
ada tawaran untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar,
seperti : Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kota-
kota lain. Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu,
9 juli 2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang dipimpin oleh Bapak Freidy
dipanggil ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan
mereka ingin mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale yang sudah
digarap oleh Bapak Freidy.
Gambar 4.1
Piagam Penghargaan Penyajian Unggul Parade Tari Nusantara pada tahun 2010 di Tamn Mini Jakarta
Sumber: Koleksi Freidy Idris
63
Gamba r 4.2
Piagam Penghargaan Penata Musik Unggulan Parade Tari Nusantara Pada Tahun 2010 di Taman Mini Jakarta Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 4.3
Piagam Penyajian Terbaik Wilayah Sumatera Parama Natya Budaya Swarna Dwipa Sumatera Parade Tari Nusantara pada tahu 2010 di Taman Mini Jakarta.
Sumber: Koleksi Freidy Idris
4.4 Busana dan Properti Tari Mas Merah
Pada pertunjukan tari Mas Merah, busana yang dikenakan oleh penari Mas
Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busana perpaduan
India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah
64
baju berwana hijau yang panjangnya di atas mata kaki, dan memakai baju dalam
berwarna merah dengan memakai celana panjang berwarna merah. Aksesoris yang di
pakai oleh penari perempuan adalah sunting (hiasan seperti mahkota di atas kepala
wanita), bungga hias, anting-anting, cincin, kalung. Sedangkan penari laki-laki
memakai baju dalam warna merah dan memakai celana panjang warna merah serta
mengenakan blazer. Penari laki-laki juga memakai kain pingang yang berwarna hijau
panjangnya di atas lutut dan memakai tali pingang yang terbuat dari kain, serta
memakai topi semi tengkuluk. Properti tamabahan yang dipakai saat menari adalah
satu payung yang terbuat dari kertas yang dipegang oleh Salmah dimana payung
tersebut melambangkan cinta.
Payung yang dipegang oleh Salmah akan dihancurkan oleh Salmah sebagai
lambang kekecewaan, karena Salmah tidak bisa menikah dengan Salam yang dimana
Salmah akan dinikahi dengan lelaki yang dijodohkan orangtuanya kepadanya yaitu
Tambi.
Gambar 4.4
Payung Kertas Sumber: Koleksi Penulis
65
4.5 Gerak dalam Pertunjukan
Pada kebudayaan Melayu di Kota Binjai, tarian Mas Merah yang ditampilkan
untuk pertunjukan hiburan yang menjadi pusat perhatian para penoton untuk
melihatnya. Dari gerakan-gerakan tari Mas Merah mengandung sebuah unsur cerita
tentang percintaan Salam dan Salmah dari gerakan yang ditarikan.
Selanjutnya menurut Bapak Freidy Idris yang merupakan informan penulis,
gerakan-gerakan tari Mas Merah merupakan gerakan kreasi memiliki hitungan
variatif dan memiliki makna tersendiri. Gerakan menggambarkan bagaimana
perjuangan Salam untuk mendapatkan Salmah dan sampai mereka bersama sampai
akhir hidup mereka. Gerakan-gerakan tersebut, dapat dilihat dari deskripsi secara
kinisiologis sebagai berikut.
66
Tabel 5.1 Deskripsi Gerak Tari Mas Merah
No
Ragam
Hitungan dan Tempo Tarian
Deskripsi Gerak Penari Mas Merah
dan Pola
Gambar
1
Ragam 1
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat (Tari tak terikat pada ketukan musik, tetapi gerak dalam tiga posisi)
Posisi kaki kiri diletakan di bawah kaki kanan ditengkukan setengah. Posisi ke dua tangan di turunkan kebawah. Posisi kepala di tundukan. Pola ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ = penari perempuan ᴏ = penari laki-laki
Melodi biola
67
2 Ragam 2 4x8 Tempo lambat
Posisi badan tegak lurus untuk peran utama. Posisi tangan lurus kearah samping kanan dan posisi kepala menghadap ke samping kanan. Untuk peran dayang posisinya setengah duduk. Pola ᴏ ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ
Melodi biola
68
3 Ragam 3 4x8 Tempo lambat
Hitungan 3x8 Salam memberikan payung kepada Salmah. Posisi kepala sama-sama tegak sambil saling memandang. Ke dua tangan kanan sama-sama memegang payung. Posisi badan tegak lurus. Kaki kanan sama-sama maju ke depan. Pola ∆ᴏ ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ
69
4 Ragam 4 4x8 Tempo cepat
Gerakan ini merupakan gerakan hormat. Posisi kepala tegak lurus. Ke dua telapak tangan disatukan dan tangannya membentuk seperti tanda hormat. Posisi kaki kanan di majukan ke depan. Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ∆
70
5 Ragam 5 4x8 Tempo sedang
Gerakan siku tangan kanan kepada masing-masing pasangan pada hitungan 2x8. Posisi badan tegak lurus menghadap pasangan. Posisi kaki kanan maju ke depan. Tangan kiri dibuka ke atas dan jarinya di genggam. Sedangkan jari jempol dibuka. Tempo sedang. Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆
71
6 Ragam 6 4x8 Tempo sedang
Gerakan dayung sampan. Tangan penari perempuan dan lai-laki digenggam. Posisi perempuan kaki kananya duduk setengah. Sedangkan kaki kirinya berdiri setengah. Untuk posisi laki-laki kaki kirinya maju ke depan dan agak ditengkuk. Sedangkan kaki kanannya mundur ke belakang. Pola ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ
72
7 Ragam 7
4x8 Tempo cepat
Posisi kepala agak ditundukan. Tangan kanan maju ke depan dan jari di genggam . sedangkan jari jempol di buka. Posisi badan agak dibungkukkan menghadap serong kiri. Posisi kaki kiri ditengkukkan dan kaki kanan maju serong kanan. Pola ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆
73
8 Ragam 8
1x8 Tempo cepat
Gerakan halangan antara permpuan dan laki-laki. Posisi ke dua peran berhadap-hadapan. Untuk peran perempuan arah badan ke samping kanan ke dua kaki dibuka. Untuk peran laki-laki arah badan ke samping kanan. Posisi kaki dibuka dan kaki kanan menghadap serong kanan. Pola ᴏ ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ
74
9 Ragam 9
1x8 Tempo sedang
Gerakan ini menunjukan gerakan konflik. Posisi perempuan bersadar ke pungung laki-laki. Posisi laki-laki membungkuk kebawah. Pola ᴏ ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ
75
10 Ragam 10
4x8 Tempo pelan
Gerakan ini menunjukan peran Mas Merah. Posisi badan perempuan tegak lurus. Tangan kanan ke arah atas, telapak tangan dibuka menghadap ke atas. Sedangkan tangan kiri dibuka kea rah bawah, sedangkan jarinya tegak lurus ke atas. Sedangkan dua pengawal laki-laki berdiri tegak lurus dan ke dua tangan mengangkat peran Mas Merah. Pola ∆ ᴏ∆ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ
76
11 Ragam 11
1x8 Tempo cepat
Gerakan tangan diayunkan ke depan atas yang menandakan kegembiraan. Posisi badan tegak lurus untuk peran Salam dan Salamah, sedangkan tangan dibuka. Untuk penari lainnya posisi badan setengah jongkok. Pola ᴏ ∆ ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ᴏ
77
12 Ragam 12
1x8 Tempo cepat
Gerakan membuka tangan kiri ke arah serong kiri. Posisi badan tegak lurus, kepala menghadap kearah samping kiri. Untuk posisi tangan diangkat ke atas menghadap serong kiri dan kaki kiri mundur ke belakang mengdap serong kiri. Kaki kanan tegak lurus menghadap ke depan. Pola ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ ∆
78
13 Ragam 13
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Gerakan ini dimana Salam dan Salmah akan berpisah karena Salmah mau menikah dengan orang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Posisi badan tegak lurus. Untuk laki-laki posisi badan ke arah samping kiri dan posisi kepala menghadap ke kanan. Untuk posisi perempuan bsdan tegak lurus , tangan kiri mengengam tangan peria dan tangan kanan memegang payung serta posisi kepala ke arah kanan melihat laki-laki. Pola ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ ∆ ᴏ
79
14 Ragam 14
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Gambaran ini menunjukan rasa ke kecewaan atau rasa sedih Mas Merah(Salmah). Posisi badan setengah berdidri. Kedua tangan menekan atas payung kertas yang sudah dikembangkan untuk dihancurkan. Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ
80
15 Ragam 15
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Badan pemeran Mas Merah tegak lurus. Kepala menghadap samping kanan, serta payung yang dipegang oleh tangan kanan di campakkan ke arah kanan atas. Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ
81
16 Ragam 16
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Pengawal laki-laki mengangkat peran Mas Merah. Mas Merah menjerit sera merebahkan badannya di atas tangan pengawal laki-laki, yang menandakan Mas Merah sudah meninggal. Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ∆ ᴏ
82
BAB V
ANALISIS MUSIK IRINGAN TARI MAS MERAH
5.1 Alat Musik Pengiring
Alat musik Melayau dapat dikelompokkan menurut pendapat Curt Sachs
danHornbostel (1914) yaitu (1) Idiofon penggetar utamanya badannya sendiri, (2)
Membranofon,penggetar utamanya membrane, (3) kordofon, penggetar utamanya
senar, (4) Aerofon penggetar utamanya adalah melalui udara. Alat musik Melayu
pengiring tari Mas Merah adalah biola sebagai melodi, arkodion sebagai melodi,
gambus sebagai melodi, cello sebagai bass, doll sebagai ritem, jimbe sebagai ritem,
rebana sebagai pembawa ritem, gendang Melayu sebagai ritem, marwas sebagai
peningkah dan Vokal.
Dalam menganalisa struktur musik pengiring tari Mas Merah ini, penulis
hanya memfokuskan menganalisa pada alat musik biola dan vocal. Biola adalah
sebuah alat musik yang tergolong kedalam klasifikasi kordofon (bersenar) yang
dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar G-D-A-E yang disetel
berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah
adalah G. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada
kunci G. Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle dan biola
seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.
83
Gambar 5.1 Biola Sebagai Melodi
Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.2
Arkodion Sebagai Melodi Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.3
Gambus Sebagai Melodi Sumber: Koleksi Penulis
84
Gambar 5.4
Cello Sebagai Bass Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.5
Jimbe Sebagai Ritem Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.6
Rebana Sebagai Ritem Sumber: Koleksi Penulis
85
Gambar 5.7
Marwas Sebagai Peningkah Sumber: Koleksi penulis
5.2 Analisis Musik
Menurut Nettl, (1964:98) ada dua pendekatan berkenaan dengan
pendeskripsian musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa
yang kita dengar; (2) kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan
mendeskripsikan apa yang kita lihat.
Dari dua hal di atas untuk memvisualisasikan musik iringan tari Mas Merah,
penulis
melakukan transkripsi agar lebih muda menganalisisnya terutama tangga nada, motif,
kadensa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat membantu kita
untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa yang kita pikirkan dari apa
yang kita dengar
Dalam pentranskripsian, penulis menggunakan notasi Barat untuk
memperlihatkan bunyi musikal yang terdengar. Sebagaimana dikatakan oleh Nettl,
(1964:94) yang mengutip pendapat Seegers tentang penulisan notasi musik bahwa
notasi musik terdiri dari dua bagian yaitu notasi deskriptif dan notasi preskriptif.
Lebih lanjut dikatakan bahwa notasi deskriptif ialah notasi yang
86
menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik.
Sedangkan notasi preskriptif hanya menuliskan bagian-bagian yang dianggap
menonjol dalam suatu musik tanpa harus menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada
dalam musik. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan
yang pertama yaitu notasi deskriptif. Salah satu dari notasi deskriptif adalah notasi
balok. Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam
pentranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada pada
garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam hal ini dikarenakan notasi
Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam musik iringan tarian ini, dan
juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik.
Musik dalam pertunjukan tari Mas Merah pada pertunjukan masyarakat
Melayu di Kota Binjai hanya sebagai musik pengiring. Keberadaan musik iringan
dalam tari Mas Merah merupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini mengikuti
musik. Iringan musik menjadi pembentuk suasana, dan untuk memperjelas tekanan-
tekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola gerakan yang ada.
5.3 Model Notasi
Dalam transkripsi musik iringan tari inai menggunakan notasi Barat, hal ini
dilakukan agar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang
digunakan, yaitu:
Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasi
dengan tanda kunci G.
87
Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk.
Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk.
Merupakan not 1/8 yang bernilai setengah ketuk.
Merupakan dua buah not 1/8 yang digabung menjadi satu ketuk.
Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam
lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna-maknanya.
Berikut hasil transkripsi biola dalam musik iringan tari Mas Merah.
88
89
5.4 Tangga Nada
Nettl,(1964 : 1945) mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan
tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing-
masing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa
klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic (dua nada), tritonic
(tiga nada), tetratonic (empat nada), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada),
heptatonic (tujuh nada).
Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja.
Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada yang terdapat pada
90
melodi yang dihasilkan puput serunai. Hal ini dilakukan pada pembagian nada-nada
mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah.
Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi biola dari nada
terendah sampai nada tertinggi. Terdiri dari tujuh nada, yaitu nada……..
Oleh karena itu tangga nadanya disebut dengan Heptatonic.
5.5 Nada Dasar
Dalam menentukan nada dasar melodi pada alat musik biola, penulis
mengacu pada hasil rekaman video yang penulis dapatkan di lapangan saat
pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil
nada dasar dalammelodi biola yang didapatkan adalah nada dasar C Mayor.
5.6 Wilayah Nada
Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang
terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, ialah
dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi.
Wilayah nada melodi biola yang diurutkan dari nada terendah sampai nada
Tertinggi adalah :
91
5.7 Frekuensi Pemakaian Nada
Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari banyaknya jumlah nada yang
dipakai dalam suatu musik atau nyayian. Banyaknya jumlah nada yang terdapat
dalam melodi biola :
Jumlah pemakaian nada-nada pada melodi biola adalah: Nada C C
’ Cis
D D’
D#
E F E’
F#
F’
G G’
G#
A A’
B Bb
Jumlah
1 46
21 3 29
3 23
26
49
20
26
50
34
8 74
9 52
20
5.8 Jumlah Interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain terdiri dari interval naik
maupun turun. Berikut adalah interval dari melodi biola :
Interval 1P 2P 2m 3M 3m 4P 4Auq 5P 5Dim 5Auq 6m
Jumlah 54 163 145 39 79 14 2 2 2 1 6
5.9 Pola Kadensa
Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa dapat
dibagi atasa dua bagian, yaitu : semi kadens (half cadence) dan kadens penuh (full
cadence). Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak
selesai (complete) dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut.
Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai
(complete) sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk
menambah gerakan ritem. Pola kadensa melodi biola yaitu :
92
5.10 Kontur
Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm (dalam irawan 1997 :
85) membedakan beberapa jenis kontur, yaitu :
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang
lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang
lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang
lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih
tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke
nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih
tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada
yang lebih tinggi.
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang
lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-
batasan.
Garis kontur yang terdapat pada melodi biola dalam tulisan ini pada umumnya
adalah conjuct . Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik baik mau pun turun.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar salah contoh melodi di bawah ini.
93
Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi conjuct. Dimana
terdapat pergerakan nada naik lalu turun, kemudian naik lagi.
Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi conjuct. Dimana
terdapat pergerakan nada turun lalu naik, kemudian turun dan naik lagi.
Kontur yang dipakai adalah Ascending
Vokal Mas Merah
94
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan dari bab-bab di atas, penulis menyimpulkan
pembahasan dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan ini adalah
jawaban dari dua pokok permasalah yang telah ditetapkan pada Bab I. Adapun pokok
masalah tersebut adalah: (a) deskripsi gerak tari Mas Merah, (b) struktur musik
iringan.
(a) Gerakan tari Mas Merah berupa kisah cerita percintaan Salam dan
Salamah yang terdapat gerakan-gerakan variatif sesuai ide si penari. Jumlah penari
pada tari Mas Merah harus genap yang berjumlah sepuluh penari sepasang di antra
sepuluh penari berperan sebagai Salam dan Salmah yang menggunakan properti
payung kertas sebagai lambang cinta. Menghancurkan payung kertas sebagai tanda
yang mengisahkan ke kecewan Salmah yang tidak dapat menikah dengan Salam.
Gerakan akhir yang dimana peran Salmah diangkat oleh ke tiga pengawal laki-laki
dengan tangan di atas posisi kepala. Peran Salmah naik ke atas tangan pengawal
untuk merebahkan tubuhnya sambil menjerit di atas tangan pengawal. Gerakan ini
digemari oleh penonton karena gerakan tersebut juga mempunyai tingkat kesulitan
yang tinggi. Penari juga harus memperhatikan bagian tubuhnya, jika tidak
memperhatikan kemungkinan akan mengakibatkan penari jatuh sehingga
mengakibatkan patah tulang.
b) Struktur musik iringan tari Mas Merah ini adalah sebagai berikut. Tari Mas
Merah diiringi oleh satu ensambel musik yang terdiri dari: Biola, arkodion, gambus,
95
cello, jimbe, rebana, marwas. Melodi dan rentak musik iringan untuk tari Mas Merah
disebut dengan Zapin. Vokal juga digunakan saat pertengahan musik iringan tari Mas
Merah yang berisikan nasihat.
Iringan musik dalam tari Mas Merah sangat penting, karena pada dasarnya
tari ini mengikuti musik. Dimana sebagai pembentuk suasana dan juga untuk
memperjelas tekanan-tekanan gerak, sehingga tari dapat dinikmati secara
keseluruhan dengan baik.
Dalam konteks kegiatan tari Mas Merah, ada hubungan antara tari, musik
iringan di dalam masyarakat Melayu di Kota Binjai. Hubungan itu berupa hubungan
pertunjukan, yang memiliki bentuk dan siklusnya tersendiri dalam dimensi waktu
dan ruang.
7.2 Saran
Tari Mas Merah sebagai salah satu kesenian tari kreasi masyarakat Melayu
yang ada di Kota Binjai. Mengingat tarian Mas Merah masih muda dalam
penciptaannya, dan kesenian ini semakin berkembang dengan adanya kreatifitas-
kreatifitas sanggar yang berkembang di Kota Binjai yang tentu saja akan mendapat
pengaruh dari kesenian yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, sebagai upaya
mempertahankan dan memperkenalkannya di luar Kota Binjai diperlukan wadah
seperti sanggar-sanggar Melayu dan memiliki kesadaran untuk menjaga kesenian
tradisional ini.
Generasi muda diharapkan untuk berperan aktif dalam menjaga kelangsungan
kesenian daerahnya. Ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi melalui
pertunjukan kesenian tradisi yang sering diadakan untuk membiasakan mereka
mengenalnya. Rasa kesadaran dan cinta akan kesenian tradisional merupakan kunci
permasalahannya. Penulis juga menyadari bahwa penelitian yang baru merupakan
96
tahap awal ini masih banyak memiliki kekurangan dan perlu mendapatkan
penyempurnaan. Penelitian ini hanyalah sebahagian kecil permasalahan yang
terkandung di dalamnya. Oleh karena itu penulis menyarankan dan mengharapkan
kepada siapa saja yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini untuk lebih
mendalam lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan Etnomusikologi dan
sebagai dokumentasi data mengenai kebudayaan musical yang berkaitan dengan
Melayu.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap apresiasi budaya dan pengetahuan terhadap ilmu
pengetahuan secara umum dan bidang Etnomusikologi secara khusus.
97
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Syahrifa. Tari Inai dalam Konteks Upacara Perkawinan Adat Melayu di Batang Kuis; Deskripsi Gerak, Musik Iringan, dan Fungsi. Skripsi Sarjana Etnomusikologi USU.
Blacking, John. 1984. “Dance as Cultural System and Human Capability: An
Anthropological Perspective.” dalam buku Dance, A Multicultural Perspective. Report of the Third Study of Dance Conference, ed. J. Adshead, 4-21 Guildford. University of Surrey.
Djelantik. 1990. Estetika, Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Green, Thomas A. 1997. Folklore: an Encyclopedia of Beliefs, Customs, Tales,
Music, and Art Volume 1. California: ABC-CLIO. Haviland, William A; Prins, Harald E. L.; McBride. Bunny; and Walrath, Dana
(2011). Cultural Anthropology: The Human Challenge (14th ed.). Belmont: Wadsworth, Cengange Learning.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Maleong. 1908. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia. Malm, Wiliam P. 1977. Music Cultures of Pacific, Near East, and Asia. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Merriam, Alan .P. 1995. ”Beberapa Defenisi tentang ‘Musikologi Komparatif’
dan‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis”. Dalam: Supanggah, Editor. Etnomusikologi (terjemahan). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. p. 40-55.
Natalia, Desi Ari. 2008. Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan
Masyarakat Gayo di Kota Medan : Skripsi Sarjana Etnomusikologi FS USU.
Netrirosa, Arifni. 2003. Tari Kelompok Barubah. Digitized by USU digital library Netrirosa, Arifni. 2006. Etnomudikologi: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni.
Volume 1, No 3, Januari.
98
Netrirosa, Arifni. 2011. Etnomusikologi: Jurnal Ilmu Pengetahuan Seni. Nomor
12, Tahun 6. Medan: USU Press. Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Etnomusicology. New York : The Pree Press. Sachs, Curt. 1993. World History of The Dance. New York: The Norton Library. Sinar, Luckman. 1996. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan:
Perwira. Takari dan Dewi, 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara. Medan:
Universitas Sumatera Utara Press. Wimbrayardi. 1989. Analisis Ritem Musik Adok Pengiring Tari Bentan. Medan,
Skripsi Sarjana Sastra USU. Sumber Internet: http://gitadanceq.blogspot.com/search/label/kinesiologi http://id.wikipedia.org/wiki /pulau_kampai,_pangkalan_susu,.
99
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Freidy Idris
Nama Panggilan : Andy
Tanggal Lahir : 22 September 1965
Alamat : Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai
Keahlian : Pencipta Tari, Penari dan Budayawan Melayu Kota
Binjai
2. Nama : Syarial Flani
Nama Panggilan : Makyal
Tanggar Lahir : 15 November 1959
Alamat : Jl. Printis Kemerdekaan No.204 Dusun IV Tanjung
Morawa
Keahlian : Penari dan Pembuat Alat Musik Gambus serta
Pemusik Gambus
3. Nama : Priadi
Nama Panggilan : Adi
Tanggal Lahir : 10 September 1981
Alamat : Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai
Keahlian : Pengelolah Sanggar Melati Suci dan Penari
4. Nama : Muhammad Abdul Toyeb
Nama Panggilan : Toyeb
Tanggal Lahir : 22 April 1990
Alamat : Jl. Jend Jamin Ginting No. 159
Keahlian : Penari
100
5. Nama : Maya Nolan Sari
Nama Panggilan : Maya
Tanggal Lahir : 13 Mei 1992
Alamat : Jl. Berastagi Binjai
Keahlian : Penari
Recommended