View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Temuan Penting Hasil Monitoring dan Evaluasi SJSN
Jakarta, 20 Desember 2018
Temuan Jaminan Kesehatan Nasional
2
3
1. Pendahuluan
2. Aspek Kepesertaan
3. Aspek Pelayanan
4. Aspek Iuran dan Pembayaran Manfaat
5. Kesimpulan
Outline
Peta Jalan JKN menuju 2019
4
2019 2014
1. Mulai Beroperasi
2. 121,6 juta peserta (49%
populasi)
3. Manfaat medis standar dan
manfaat non-medis sesuai
kelas rawat
4. Kontrak fasilitas kesehatan
5. Menyusun aturan teknis
6. Indeks kepuasan peserta
75%
7. Indeks kepuasan fasilitas
kesehatan 65%
8. BPJS Dikelola secara
terbuka, efisien, dan
akuntabel
1. Kesinambungan
Operasional
2. 257,5 juta peserta (100%
populasi)
3. Manfaat medis dan non-medis
standar
4. Jumlah fasilitas kesehatan
cukup
5. Peraturan direvisi secara rutin
6. Indeks kepuasan peserta
85%
7. Indeks kepuasan fasilitas
kesehatan 80%
8. BPJS dikelola secara terbuka,
efisien, dan akuntabel
KEPESERTAAN JKN s.d 31 Oktober 2018
2014 s.d 31 Oktober 2018
Segmen Peserta s.d 31 Oktober 2018
(1) (6)
PBI 92.305.191
PPU 48.820.348
PBPU 30.421.103 Bukan Pekerja 5.134.578 Integrasi Jamkesda 28.389.783
TOTAL 205.071.003
KEPESERTAAN ppu vs pbpu
• Kepesertaan PPU dalam diagram di atas termasuk anggota keluarga nya • Pertumbuhan peserta PBPU lebih tinggi dibandingkan dengan kepesertaan PPU
Capaian KEPESERTAAN menurut rkat
Tahun RKAT
Realisasi Persentase Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) =(3)/(2)
2014 131.378.187 133.423.653 101,5
2015 174.369.222 156.790.287 89,92
2016 188.700.552 171.939.254 91,12
2017 201.714.911 187.982.949 93,19
Okt 2018 195.549.050 205.071.003 104,87
Capaian KEPESERTAAN menurut peta jalan
Tahun Target Peta Jalan JKN
Realisasi Persentase Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) =(3)/(2)
2014 121.600.000 133.423.653
109,72
2015 155.450.000 156.790.287
101,73
2016 189.300.000 171.939.254
90,83
2017 223.150.000 187.982.949
84,24
2018 257.000.000 205.071.003* 79,79*
*Oktober 2018
KEPESERTAAN : PESERTA TIDAK AKTIF dan tanpa nik Segmen Peserta
2014 2015 2016 2017 Okt 2018
PBI N/A 0 0 0 0
PPU N/A
435.464 315.602 1.321.908 3.657.183
PBPU N/A 5.511.127 9.907.944 11.609.996 14.046.333
Bukan Pekerja N/A
1.013 3.242 29.985 66.144
Integrasi Jamkesda
N/A 0 0 346.916 1.193.893
TOTAL 1.840.950
5.947.604
10.226.788
13.303.805 18.963.553
• Peserta tidak aktif, adalah peserta yang menunggak/tidak membayar iuran
• Secara akumulatif, jumlah tsb semakin meningkat setiap tahunnya
Segmen
Peserta 2014 2015 2016 2017 Okt 2018
PBI 85.688.093 25.121.360 26.420.109 20.014.017 14.877.967
PPU 7.712.768 9.516.017 7.848.546 1.715.961 1.172.872
PBPU 1.133.525 1.265.647 1.711.704 80.134 61.611
Bukan Pekerja 2.802.227 3.001.123 2.599.926 1.618.124 1.423.286
Integrasi Jamkesda 2.994.029 683.253 1.099.156 340.120 140.417
TOTAL 100.330.64
2 39.587.400 39.679.441 23.768.356 17.676.153
Peserta Tdk Aktif
Peserta Tanpa NIK
Permasalahan Kepesertaan
1 • UHC pada 2019 diprediksi tidak akan tercapai
2 • Kualitas data kepesertaan, masih terdapat inclusion
error dan exclusion error
3 • NIK dan KTP masih menjadi kendala dalam pendaftaran
peserta, peserta kesulitan mendaftar karena tidak memiliki NIK
4 • Belum seluruh peserta PPU dan PPNPN terdaftar dalam
JKN, terdapat PDS TK dan PDS Upah
5 • Distribusi kartu KIS belum optimal
6 • Masih terdapat Pemda yang belum mengintegrasikan
Jamkesda
FASILITAS KESEHATAN No Jenis FKTP Jumlah FKTP
2014 2015 2016 2017 Okt 2018
1 Dokter Praktek Perorangan 3.984 4.441 4.578 4.883 5.288
2 Faskes TNI 1.324 1.291
704 669 657
3 Faskes Polri 568 562 561
4 Klinik Pratama 2.388 3.280 3.880 4.603 5.238
5 Puskesmas 9.788 9.799 9.813 9.842 9.909
6 RS Tipe D 8 10 15 16 24
Jumlah 17.492 18.821 19.558 20.575 21.677
7 Dokter Gigi Praktek Mandiri 945 1.148 1.150 1.188 1.219
• Rasio ideal FKTP (tidak termasuk drg praktik mandiri) berbanding peserta diasumsikan 1:5.000
• Tahun 2014 (1:7.628), 2015 (1: 8.331), 2016 (1:8.791), 2017 (1: 9.136), dan Okt 2018 (1:9.460)
• Rasio FKTP terhadap peserta semakin tahun semakin meningkat.
• Pesebaran peserta terbanyak (hampir 70% adalah di Puskesmas)
Pemanfaatan jkn
2014 (laporan audited)
2015 (laporan audited)
2016 (laporan audited)
2017 (laporan audited)
Okt 2018 (Laporan Oktober)
Pemanfaatan di FKTP (Puskesmas, DPP, Klinik Pratama, RS D)
66,8 juta 100,6 juta 134,9 juta 150,29 juta 124,67 juta
Pemanfaatan di Poli Rawat Jalan RS
21,3 juta 39,8 juta 50,4 juta 64,44 juta 62,17 juta
Pemanfaatan Rawat Inap RS
4,2 juta 6,3 juta 7,6 juta 8,73 juta 7,78 juta
Total Pemanfaatan 92,3 juta 146,7 juta 192,9 juta 223,46 juta 194,62 juta
JUMLAH KUNJUNGAN FKTP dan FKRTL
No. Jenis Layanan di FKRTL Jumlah s.d Agustus 2018
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) 47.439.852
2. Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL) 5.912.099
TOTAL AKSES FKRTL 53.351.951
Pasien RS yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan hampir 80% pasiennya merupakan
pasien peserta JKN. Hal ini menunjukkan bahwa JKN telah meningkatkan akses layanan
kesehatan kepada masyarakat.
Sumber data : Laporan Pengelolaan Program BPJS Kesehatan, Agustus 2018
No. Jenis FKTP s.d Agustus 2018
Jumlah Kunjungan Jumlah Rujukan Rasio Rujukan
1. Dokter Praktek Perorangan 10.957.778 1.615.835 14,74%
2. Klinik Polri 776.503 205.762 26,49%
3. Klinik Pratama 30.368.902 4.262.941 14,03%
4. Klinik TNI 1.412.387 421.392 29,83%
5. Puskesmas 54.088.203 9.305.126 17,20%
6. RS D Pratama 30.389 4.835 15,91%
TOTAL 97.634.162 15.815.891 16,19%
Rasio rujukan >15% menunjukkan perlunya penguatan kapasitas FKTP
Thursday, December 20, 2018
Permasalahan SDM Kesehatan
PRODUKSI
NAKES
PER TAHUN 1. Dokter : 11.000
2. Drg : 3.500
3. Perawat : 47.500
4. Bidan : 63.000
5. Kesmas : 10.250:
6. Kesling : 1.500
7. Gisi : 3.000
8. Apoteker :
3.300
MASALAH
1. Formasi CPNS Tidak
Ada/Terbatas
2. Penempatan tenaga Oleh
Pusat Terbatas di DTPK
(kontrak)
3. Pemda tidak dapat
mengangkat tenaga
kontrak/honor (PP 48) kecuali
BLUD
4. Daerah Tidak Dapat
Mengangkat Honor/kontrak
karena Fiskal rendah
5. Distribusi tidak merata
6. Kualitas Tenaga kurang
(UKOM Perawat/Bidan 39 %
tidak kompeten)
1. PRODUKSI
TIDAK
TERSERAP
(PENGANGGUR
AN)
2. KEKURANGAN
TENAGA
3. MALDISTRIBUSI
4. PELAYANAN
KESEHATAN
TIDAK OPTIMAL
UH
C
Thursday, December 20, 2018
Kompetensi FKTP (s.d Juni 2018)
No. Kedeputian Wilayah FKTP berdasarkan diagnosis yang disepakati
144 101-143 76-100 51-75 <50 1 Sutac 19 1468 16 16 4 2 Sumbagteng Jambi 160 1326 2 2 24 3 Sumsel Babel Beng 40 903 11 11 97 4 Jabodetabek - 181 0 0 0 5 Jabar 186 1618 6 6 187 6 Jateng DIY 129 2690 1 1 340 7 Jatim 226 1767 2 2 83 8 Kaltimtengseltara 56 1050 23 23 24 9 Sulselbartramal 19 1142 22 22 455
10 Sulutenggomalut 61 753 6 6 6 11 Bali Nusra - 281 2 2 0 12 Papabar 2 226 11 11 366 13 Bakalbalam 161 963 7 7 84
Total 1,059 14,368 109 109 1,670 Persentase 6.12 82.98 0.63 0.63 9.64
6,12% FKTP memenuhi Kompetensi 144 Penyakit dasar 9,64% FKTP memiliki Kompetensi <50 Penyakit dasar
Sumber: BPJS Kesehatan
JUMLAH FKTP YANG TIDAK MEMILIKI DOKTER (OKT 2017)
No Provinsi Jenis FKTP Jumlah
Klinik TNI Klinik Polri Puskesmas
1 Bali 3 3
2 Banten 3 2 5
3 Bengkulu 2 5 10 17
4 DKI Jakarta 14 5 19
5 Gorontalo 2 3 5
6 Jawa Barat 9 1 10
7 Jawa Tengah 1 1 1 3
8 Jawa Timur 4 2 6
9 Kalimantan Barat 7 2 2 11
10 Kalimantan Selatan 1 4 5
11 Kalimantan Tengah 5 14 17 36
12 Kalimantan Timur 6 2 8
13 Kalimantan Utara 6 9 15
14
Kep Bangka Belitung 2 2
15 Kep. Riau 6 1 7
16 Lampung 2 1 3
No Provinsi Jenis FKTP Jumlah
Klinik TNI Klinik Polri Puskesm
as 17 Maluku 2 3 81 86
18 Maluku Utara 2 2 10 14
19 NAD 4 3 1 8
20 NTB 3 1 4
21 NTT 15 14 44 73
22 Papua 10 2 116 128
23 Papua Barat 3 45 48
24 Riau 2 1 3
25 Sulawesi Barat 1 2 11 14
26 Sulawesi Selatan 5 6 11
27 Sulawesi Tengah 2 24 26
28
Sulawesi Tenggara 1 51 52
29 Sulawesi Utara 1 1 2
30 Sumatera Barat 1 1 2
31
Sumatera Selatan 7 7
32 Sumatera Utara 5 3 15 23
JUMLAH 124 101 431 656
Permasalahan Aspek Pelayanan
1 • Sistem rujukan online masih menghadapi berbagai masalah di
lapangan
2 • Kualitas Faskes belum merata tantangan pada equity of
access terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3 • Kecukupan dan distribusi dan fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan;
4 • Peran Faskes primer sebagai gatekeeper belum cukup kuat;
5 • Faskes belum optimal mengembangkan manajemen yang
efektif dan efisien.
6 • Ketersediaan dan distribusi obat masih mengalami kendala di
lapangan
7 • Optimalisasi sistem rujukan berjenjang dan rujuk balik
IURAN
No Pendapatan Iuran 2014 2015 2016 2017 Okt 2018
1 PBI 19.932.480 19.883.991 24.814.348 25.362.816 21.230.478
2 NON PBI
PPU Pemerintah 14.004.670 15.051.534 15.368.486 13.820.774 11.835.569
PPU BU 3.545.229 10.804.291 17.826.776 21.490.531 20.208.432
PBPU
1.885.436 4,674.895 5.726.023 6.716.609 7.295.756
Bukan Pekerja 1.650.705 1.288.104
3 Intagrasi Jamkesda 1.352.047 2.363.410 3.664.322
5.205.205 5.610.434
4 Kekurangan dan
(Kelebihan) Pengakuan
Pendapatan Iuran Tahun
Lalu
- - (4.057) - -
Jumlah 40.719.862 52.778.121 67.404.011 74.246.641 67.468.773
(dalam juta rupiah)
PEMBAYARAN MANFAAT
No Pembayaran 2014 2015 2016 2017 Okt 2018
1 RJTP 8.347.850 10.798.991 12.308.391 12.777.198 11.356.210
2 RITP 710.819
768.245
894.548 889.215
3 RJTL 6.912.247 13.618.686 16.558.047 23.524.143 22.620.156
4 RITL 23.527.325 31.855.384 37.489.605 47.041.265 42.503.933
Non Kapitasi, Non CBG’S 3.724.375
5 PromPrev 146.904 99.392 142.438 207.709 180.613
Kekurangan dan (Kelebihan) Pengakuan Beban Jaminan Tahun Lalu (18.842) (74.921)
Jumlah 42.658.702 57.083.273 67.247.884 84.444.864 77.475.206
(dalam juta rupiah)
Rasio klaim
No
Uraian 2014 2015 2016 2017 Okt 2018
1 Pendapatan Iuran
40.716.862 52.778.121 67.797.414 74.246.641 67.468.773
2 Pembayaran Manfaat
42.658.702 57.083.273 67.247.884 84.444.864 77.475.206
Rasio Klaim 104,76 % 108,16 % 99,19% 113,74% 114,83%
(dalam juta rupiah)
Permasalahan Aspek Iuran dan Pembayaran Manfaat
1 • Pemanfaatan dana kapitasi khususnya di puskesmas (terdapat sisa dana kapitasi sejak tahun 2014)
2 • Ketidakcukupan tarif kapitasi dan tarif INA CBGs
3 • Rendahnya kolektabilitas iuran, khususnya peserta PBPU
4 • Potensi fraud jaminana kesehatan
5 • Underfunding Dana Jaminan Sosial (DJS)
6 • Beban penyaakit katastropik
7
• Terdapat perbedaan dalam struktur biaya per diagnosis CBG’s dengan unit cost RS (selisih positif dan negatif)
8 • Kasus pending klaim di RS
Kesimpulan
1. Peta Jalan perlu dievaluasi dan direvisi dengan menentukan fokus prioritas yang lebih akurat dan tepat berdasarkan pengalaman Peta Jalan 2014-2019.
2. Pertumbuhan peserta untuk mencapai UHC belum dibarengi dengan ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan. Selain itu, pertumbuhan peserta juga belum dibarengi dengan peningkatan kolektabilitas iuran, khususnya peserta Mandiri
3. Fungsi strategic purchaser BPJS Kesehatan harus diperkuat termasuk kemampuannya dalam pengelolaan fasilitas kesehatan
4. Perlu dilakukan berbagai upaya pencapaian UHC baik dari sisi penguatan regulasi, supply, dan sistem
Pendapatan Pengeluaran
Tarif Biaya
Utilisasi Manfaa
t Jumlah Peserta
Besaran Iuran
KESEIMBANGAN JKN
Temuan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan
23
DISHARMONISASI REGULASI :
1. Perpres Nomor 103 Tahun 2013 Tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial, pada kenyataannya membatasi kepesertaan pekerja di sektor mikro pada program JHT dan JP;
2. PP Nomor 70 tahun 2015 jo PP Nomor 66 Tahun 2017 tentang Program JKK dan JKM bagi ASN yang diselenggarakan oleh PT. Taspen, menyebabkan a) Ada perbedaan manfaat antara pekerja swasta dan ASN, b) Tidak ada gotong royong risiko antara Pekerja Swasta dan ASN;
3. UU No. 7 Tahun 2017 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam Jaminan Sosial bagi nelayan diselenggarakan oleh PT. Jasindo;
4. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Permenaker No. 7 Tahun 2017perbedaan manfaat bagi pekerja mingran;
5. PP No. 45 tahun 2015, perbedaan antara usia pensiun dan usia mulai menerima manfaat pensiun
6. PP Nomor 46 tahun 2015 jo PP No. 60 tahun 2015 dan permenaker No. 19 Tahun 2017 pencairan JHT karena PHK meningkat drastis
DISHARMONISASI REGULASI :
1. Penguatan sinkronisasi dan harmonisasi undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan pekerja migran dengan undang-undang SJSN;
2. Sinkronisasi undang-undang SJSN dengan peraturan pelaksanaan di bawahnya;
3. Sinkronisasi regulasi program jaminan sosial;
4. Sinkronisasi antara regulasi pusat dengan di daerah.
COVERAGE KEPESERTAAN
COVERAGE KEPESERTAAN (Kepesertaan jamsos ketenagakerjaan dibandingkan dengan PETA JALAN JAMSOS NAKER*)
Tahun Target Penerima Upah
Jasa Konstruksi Bukan Penerima Upah
Total Keterangan
2016 Peta Jalan 14,571,791 6,682,219 1,379,072 22,633,082
Realisasi 14,571,791 6,682,219 1,379,072 22,633,082 Pencapaian
sesuai peta jalan
2017 Peta Jalan 16,924,055 7,481,859 1,750,000 26,155,914
Realisasi 16,068,453 8,459,410 1,714,169 26,242,032 Pencapaian
diatas peta jalan
2018 Peta Jalan 19,476,319 7,755,584 2,420,928 29,652,831 -
Realisasi 17,062,352 9,828,112 1,705,050 28,595,514 Pencapaian
bulan Okt ’18
( 96,43%)
2019 Peta Jalan 22,778,583 8,033,829 3,541,856 34,354,268 Penyesuaian
target RPJMN
2020 Peta Jalan 27,330,847 8,309,104 4,962,784 40,602,735
2021 Peta Jalan 33,447,304 8,589,829 6,528,734 48,565,867
*peta jalan yang disesuaikan oleh Bappenas
COVERAGE KEPESERTAAN (Okt 2018)
NO PROGRAM SEGMEN PESERTA
PPU PBPU JAKON
1 Jaminan Kecelakaan Kerja 17,062,352 1,705,050 9,828,112
2 Jaminan Kematian 17,062,352 1,705,050 9,828,112
3 Jaminan Hari Tua 15,165,408 221,370 -
4 Jaminan Pensiun 11,630,845 - -
COVERAGE KEPESERTAAN (Okt 2018)
Segmen Peserta Pemberi Kerja/Badan Usaha
JKK/JKM JHT JP
Skala Besar 7,765,359 7,699,030 7,143,639
Skala Menengah
5,990,631 5,623,410 4,024,723
Skala Kecil 1,843,268 1,527,763 407,587
Skala Mikro 1,463,094 315,205 54,896
JUMLAH 17,062,352 15,165,408 11,630,845
KEPATUHAN DAN SANKSI
1. Belum optimalnya penerapan regulasi kepatuhan dan Sanksi a. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, Pasal 10 Kewenangan
BPJS, diantaranya: • Menagih Pembayaran Iuran • Melakukan Wasrik • mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang
tidak memenuhi kewajibannya; • melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
b. PP 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial.
KEPATUHAN DAN SANKSI
2. Masih terdapat perusahaan wajib belum daftar
3. Masih terdapat perusahaan/pemberi kerja daftar sebagian pekerja
4. Masih terdapat perusahaan/pemberi kerja daftar sebagian program
5. Masih terdapat perusahaan/pemberi kerja daftar sebagian upah
6. Kepesertaan bagi buruh harian lepas masih belum didaftarkan
7. Terdapat badan usaha, peserta PBPU yang menunggak pembayaran iuran
KONDISI ASET DJS KETENAGAKERJAAN
Total aset dana jaminan sosial bidang ketenagakerjaan sampai dengan 31
Oktober 2018 yaitu :
1) program Jaminan Hari Tua memiliki total aset sebanyak Rp266,67 trilyun
2) total aset program jaminan kecelakaan kerja mencapai Rp28,13 trilyun;
3) total aset program jaminan kematian sebanyak Rp9,94 trilyun ; dan
4) total aset program jaminan pensiun sebanyak Rp36,40 trilyun.
PENGEMBANGAN PROGRAM
1. Anggaran PBI Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan untuk program JKK
dan JKM bagi petani dan nelayan;
2. Pengembangan program jaminan pengangguran bagi pekerja yang ter
PHK
Untuk informasi lebih lanjut dan pelayanan pengaduan implementasi SJSN dapat menghubungi Sekretariat DJSN :
0822-21-500500
contact@djsn.go.id
sekretariatdjsn@gmail.com
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Lantai IV, Jalan Medan Merdeka Barat No.3, Jakarta Pusat - 10110
P.O BOX DJSN500500 Jakarta 10000
34
email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000
Terima Kasih
35
Recommended