View
125
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan IPTEK membawa dunia kesehatan
semakin modern, sebagai contoh penggunaan alat-alat kesehatan dengan
teknologi tinggi dan penerapan ilmu-ilmu dalam metode-metode
kesehatan. Prinsip fisika sangatlah berpengaruh dalam kinerja alat-alat
kesehatan, salah satu contohnya tensimeter (Sphygmomanometer)
Tensimeter (Sphygmomanometer) biasanya disebut "alat pengukur
tekanan darah." Ada beberapa jenis manset tekanan darah digunakan.
Beberapa dibuat untuk menempel pada dinding (di samping tempat tidur
pasien rumah sakit, misalnya), tetapi kebanyakan portabel atau stand
(berdiri). Semua alat pengukur tekanan darah pada dasarnya bekerja
dengan cara yang sama dan memiliki bagian-bagian yang sama, sebuah
handbulb dengan pelepasan katup, sebuah tabung yang menghubungkan
handbulb ke manset/bladder, dan mengukur (baik merkuri atau aneroid)
untuk mengukur tekanan. Ada juga yang menggunakan air raksa atau
mercury pada range untuk melihat hasil pengukuran tekanan darah.
Pemeriksaan tekanan darah selalu wajib dilakukan, atau pertama kali
dilakukan sebelum tindakan medis yang lain dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu bagaimanakah penerapan prinsip
fluida dalam tensimeter?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip fluida dalam tensimeter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tensimeter (sphygmomanometer)
2.1.1. Pengertian Tensimeter (sphygmomanometer)
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter
adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah
digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para
dokter.
Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan
raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah
konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah
menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.
Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka
kepada tensimeter air raksa ini.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang
dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan,
yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.
2.1.2. Komponen Penyusun Tensimeter
Pada tensimeter atau spygnomanometer yaitu merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur tensi (tekanan darah), menggunakan air
raksa untuk mengukur tensi, dalam skala mmHg.
Komponen dari spygmanometer itu sendiri adalah :
Dasar :
Tabung Skala
Tabung air Raksa
Pengunci
Pelengkap :
Manset dan selang
Balon dan valve
Seal atas-bawah
Fungsi-Fungsinya :
a. Pompa (Pump)
Pompa menggembungkan manset untuk menghentikan aliran
darah dalam arteri anda untuk beberapa detik.
b. Dial
Dial nomor atau kolom merkuri dapat digunakan untuk merekam
tekanan darah yang terbaca.
c. Manset (cuuf)
Manset yang digunakan untuk membungkus lengan atas.
d. Valve (Katup)
Katup yang memungkinkan udara keluar dari manset yang
memungkinkan aliran darah untuk kembali seperti semula.
2.1.3. Jenis-Jenis Tensimeter
Tensimeter memiliki 4 jenis, yaitu :
a. Tensimeter jarum/aneroid
b. Tensimeter air raksa
c. Tensimeter bebas air raksa
d. Tensimeter digital
a. Tensimeter Jarum/Aneroid
Gambar 1. Tensimeter jarum
Tensimeter jarum merupakan alat pengukur tekanan darah yang
hasil pengukurannya ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Alat ini terdiri
dari meteran pengukur tekanan,balon pompa dan selang dan kain ke
lengan pasien. Tensimeter aneroid merupakan tensimeter jarum
yang bekerja secara manual dengan menggunakan prinsip tekanan
angin.
b. Tensimeter Air Raksa
Gambar 2. Tensimeter air raksa
Tensimeter air raksa merupakan tensimeter yang menggunakan
air raksa sebagai penunjuk tekanan darah yang telah diukur,
Merupakan tensimeter konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak
boleh digunakan lagi karena bahaya dari air raksa, jika sampai alat
pecah dan air raksanya terkena kulit atau pernapasan.
Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah:
1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada
lengan atas.
2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara
memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial
artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar
sumbat udara.
5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal
yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk
tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang
dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk
pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan
adalah nilai tekanan sistolik.
6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut
menghilang disebut tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada
pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi).
Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase
istirahat. Alat ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita
tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan
darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan
mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah
pengukuran tekanan darah secara teratur.
Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk
mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara
melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level
angka nol (0 mmHg).
2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang
rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak
turun lebih dari 2mmHg (ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah
ada bagian yang bocor.
3. Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1
detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air
raksa.
4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih
dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari
sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan
terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam
menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi
(tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.
Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan
berikut:
1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama
2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)
3. Udara atau debu di air raksa
Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam
setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan
tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat
dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi
kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu
membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air
raksa.
Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa
adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni.
Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori
tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat.
Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini
disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari
sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara.
Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air
raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat
menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.
c. Tensimeter bebas air raksa
Mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang
berbahaya, maka sekarang sudah banyak beredar
Sphygmomanometer yang tidak menggunakan raksa contohnya UM-
101 A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer. Pertimbangan
banyak dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A & Medical
Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:
1. Akurat, konsisten inovatif design.
2. Bebas Mercury /air raksa: aman untuk pasien, diri sendiri, staff
dan lingkungan.
3. Tidak ada perasaan cemas menggunakan sphygmomanometer.
Gambar 3. Mercury-Free Sphygmomanometer
Mercury-Free Sphygmomanometer mempunyai cara kerja yang
sama dengan tensimeter air raksa.
Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada
juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan
darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital selesai
mengukur tekanan darah.
d. Tensimeter Digital
Tensimeter digital merupakan tensimeter modern yang akurat
dianjurkan untuk digunakan dirumah untuk memantau tekanan darah.
Berbeda dengan tensimeter raksa yang menggunakan stetoskop
untuk mendengarkan suara sebagai pertanda menentukan tekanan
sistolik dan diastolik, tensimeter digital menggunakan sensor sebagai
alat pendeteksinya.
Gambar 4. Tensimeter digital
Cara penggunaan Tensimeter digital adalah masukkan manset ke
lengan atas dan tekan tombol. Maka dalam 20 detik hasilnya akan
terpampang di layar LCD, besar sistolik, diastolic dan detak jantung.
Keunggulan menggunakan digital tensimeter, pada tampilan
tensimeter yang ada pada layar digital dan dijalankan secara
otomatis menggunakkan sensor. Kelemahannya menggunakan
baterai dan keakuratan tiap merk berbeda, harus dikomparasikan
dengan unit standar untuk lebih baiknya.
Sesuai dengan kebutuhan, inovasi pada tensi digital, wrist
tensimeter. Pengukuran tekanan darah bukan hanya kebutuhan saat
kita memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit saja, tetapi
pasien ataupun orang lain bisa menggunakkannya untuk memonitor
dirinya sendiri dalam berbagai macam hal. Digunakan pada
pergelangan tangan dengan setting otomatis dan bisa melakukan
tensi secara otomatis berkala, misal tiap 3 menit.
2.2. Prinsip Fisika dalam Tensimeter
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama
dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan
yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk
menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan
dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan
(brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan.
Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Cara paling sederhana mengukur tekanan adalah manometer, yaitu
tabung berbentuk U yang diisi sebagian oleh zat cair, umumnya air raksa
(Hg) atau air H2O.
Tekanan yang diukur P berkaitan dengan
perbedaan ketinggian Dh dari zat cair:
P=P0+ ρg∆h
P0 adalah tekanan atmosfir.
Seringkali tekanan diukur menggunakan satuan
mm-Hg atau mm-H2O dengan konversi:
1 mm-Hg = 133 N/m2 (1 torr)
1 mmH2O = 9,81 N/m2
2.2.1. Prinsip U-Tube Manometer
Tekanan pada titik A sama besarnya dengan pada titik 1. Tekanan
di titik 2 adalah tekanan di titik 1 ditambah dengan ɣ1h1. Tekanan di titik 2
sama dengan tekanan di titik 3, yaitu ɣ2h2. Berdasarkan persamaan besar
tekanan di titik 2 dan titik 3, dapat dituliskan sebuah persamaan:
PA+γ1h1=γ2h2
Fluida pada A dapat berupa liquid atau gas. Bila fluida pada A
berupa gas, pada umumnya tekanan ɣ1h1 dapat diabaikan, karena berat
dari gas sangat kecil sehingga P2 hampir sama dengan PA. Oleh karena itu
berlaku persamaan:
PA+γ1h1=γ2h2
PA=γ 2h2
Dalam kasus alat pengukur tekanan darah, h2 adalah tinggi cairan
merkuri pembacaan pada kaca tabung dan ɣ2 adalah berat spesifik dari
merkuri.
Berikut ini adalah tambahan penjelasan teknis (yang saya kutip dari
wikipedia) atas komentar Goio dan Wiku: Stetoskop biasanya diletakkan
diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan ‘bebatan kain
bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi
tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah arteri di lengan
jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain dilepaskan perlahan-
lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh
darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara wussshhhh…
(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk ‘mencatat’
penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan darah
systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar
kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat
dari displai manometer).
Ukuran tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan
kondisi saat pengukuran normal, tidak setelah berolahraga):
*Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
*Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
Mempelajari tentang sirkulasi tekanan darah, tentu harus bertolak
dari Hukum Poiseuille dan Bernouli karena dalam hukum tersebut ada
hubungan antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (Poiseuille) yang
berlaku di dalam susunan pembuluh darah. Pada prinsipnya, darah itu
mengalir ke arah turunnya tekanan yang berlaku di sepanjang pembuluh
darah tersebut.
Sekitar tahun 1730, R. Stephen H. menggunakan pipa gelas
panjang yg langsung dihubungin ke pembuluh arteri kuda dengan
perantara trakea angsa. Apabila para ahli bedah, mengukur pembuluh
darah memakai kateter yg dipasang langsung pada pembuluh darah, yang
sebelumnya salah satu ujung kateternya dihubungin ke transduser
tekanan. Tapi karena cara yang digunakan R. Stephen H dan para ahli
bedah tersebut sangat tidak praktis, maka diciptakanlah
sphygmomanometer (tensi.red) yg terdiri dari manometer air raksa,
pressure cuff & stetoskop. Pressure cuff dipasang pada lengan kemudian
dipompa perlahan-lahan dengan tujuan aliran darah dapat distop,
kemudian akan terlihat air raksa dalam tabung naik pada skala tertentu
(S), kemudian saat pressure cuff dilepaskan secara perlahan (D).
Stetoskop diletakan di daerah volar persis di atas arteri brakhialis, melalui
stetoskop itu akan terdengar vibrasi turbulensi darah yg disebut Bunyi
Korotkoff. Bunyi hilang pertama disebut Sistolik (S), sedangkan bunyi
muncul pertama disebut Diastolik (D). Dari situ kita bisa memprediksi
tekanan darah seseorang (dengan catatan systole dan diastole).
2.3. Fluida
2.3.1. Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir termasuk didalamnya zat
cair dan gas. Ilmu yang mempelajari tentang fluida yang diam / tidak
bergerak dikenal dengan “ Hidrostatika “. Ilmu yang mempelajari tentang
fluida yang bergerak dikenal dengan “ Hidrodinamika “
2.3.2. Jenis – jenis Fluida
Yang termasuk fuida ialah zat cair dan gas karena kedua zat
tersebut tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap, maka memiliki
kemampuan untuk mengalir.
Tabel 1. Perbedaan zat cair dengan gasZAT CAIR GAS
Molekul-molekulnya terikat secara
longgar namun tetap berdekatan
Molekul bergerak bebas dan
saling bertumbukkan
Tekanan terjadi oleh karena adanya
gaya gravitasi bumi yang bekerja
terhadapnya
Tekanan gas bersumber pada
perubahan momentum yang
disebabkan tumbukan molekul gas
pada dinding
Tekanan yang terjadi secara tegak
lurus pada bidang
Tekanan yang terjadi tidak tegak
lurus pada bidang
Tidak mudah dimampatkan Mudah dimampatkan
2.3.3. Prinsip Fluida
2.3.3.1. Hidrostatika (Fluida Diam)
Massa jenis (ρ) suatu benda didefinisikan sebagai massa benda
setiap satuan volume.
ρ=mv
Dengan:
ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
v = volume benda (m3)
Tabel 2. Massa Jenis Beberapa Bahan
Bahan Rapat Massa (g cm-3)
Bahan Rapat Massa (g cm-3)
Air 1,00 emas 19,3
Es 0,92 kuningan 8,6
Etil alcohol 0,81 perak 10,5
Gliserin 1,26 platina 21,4
Raksa 13,6 Baja 7,8
Tekanan (P) adalah besarnya gaya tekan per satuan luas
permukaan yang ditekannya secara tegak lurus
P= FA
Dengan:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A = luas permukaan (m2)
Tekanan Hidrostatis (Ph) adalah tekanan pada suatu titik di
kedalaman „h‟ (diukur dari permukaan fluida) akibat gaya berat
fluida itu sendiri.
Ph= ρgh
Dengan:
Ph = Tekanan Hidrostatik (Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
Tekanan dalam fluida pada suatu kedalaman h adalah tekanan
udara luar di permukaan (tekanan atmosfer (Po)) ditambah tekanan
Hidrostatisnya.
Ph=Po+ ρgh
Hukum Pascal: tekanan yang dikerjakan pada fluida dalam bejana
tertutup diteruskan tanpa berkurang ke semua bagian fluida
F0
A0
=F1
A1
=P
Dengan:
F0 = gaya pada bejana 1
A0 = Luas penampang 1
F1 = gaya pada bejana 2
A1 = Luas penampang 2
Hukum Archimedes: “Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida maka akan mengalami gaya ke
atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan”
Fa=ρ f gV b
Dimana:
Fa = gaya ke atas (N)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vb = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
2.3.3.2. Fluida Dinamika (Fluida Bergerak)
a. Sifat-sifat fluida ideal berdasarkan prinsip Bernoulli :
Fluida mengalir tanpa ada gesekan dalam (tidak mempunyai
viskositas)
Fluida mengalir secara stationer dalam hal kecepatan, arah
maupun besarnya
Fluida mengalir tidak termampatkan melalui sebuah pembuluh
(volumenya tidak berubah karena tekanan)
Fluida mengalir secara Streamline, artinya garis alirannya
membentukkurva yang tetap berkesinambungan.
Gambar penampang berdasarkan hukum Bernoulli
Keterangan:
A1 dan A2 = penampang tekanan
P1 dan P2 = tekanan
H1 dan H2 = tinggi
I1 dan I2 = panjang
V1 dan V2 = kecepatan
Jika zat cair bergerak pada sebuah tabung dimana luas
penampang kedua ujung tabung tersebut berbeda (A1 & A2) maka
debit air (Q) yang mengalir pada kedua ujung tabung akan sama.
Q1=Q2
A1 v1=A2 v2
Dimana:
Q1 & Q2 = debit air di kedua ujung pipa (m3/s)
A1 & A2 = luas penampang pada kedua ujung pipa (m2)
v1 & v2 = kecepatan zat cair pada kedua ujung pipa (m/s)
b. Persamaan Bernoulli
P1+12ρ v1
2+ ρgh1=P2+12ρ v2
2+ρgh2
Dalam suatu aliran fluida hukum kekekalan energi juga harus
berlaku. Hukum kekekalan energi dalam fluida dapat dijabarkan oleh
Bernoulli sebagai:
P+ 12ρ v2+ρgh=konstan
Aliran Zat Cair Melalui Pembuluh
Bentuk aliran zat cair dalam pembuluh dapat digambarkan sebagai
berikut: “Makin ketengah kecepatan alir makin besar karena hambatan di
bagian tengah pembuluh relatif lebih kecil, kecepatan alirnya berbentuk
parabola‟.
c. Persamaan Poiseuille
Bila fluida mengalir melalui pipa, maka akan terjadi gesekan antara
fluida dengan dinding pipa, , hal ini mengakibatkan kecepatan aliran
semakin ke pusat pipa semakin besar. Kelajuan aliran rata-rata yang
dinyatakan dalam Q ditulis sebagai berikut:
Q=A v=∆ v∆ t
Persamaan di atas adalah persamaan debit aliran. Kelajuan aliran
tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua
ujung pipa. Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan
viskositas konstan dalam pipa dan tabung yang alirannya laminer. Dari
studinya, Poiseuille berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan
Aliran yang dikenal dengan hukum Poiseuille, yaitu:
Q= π8 (R4
η )( P1−P2
L )Keterangan :
Q : kelajuan aliran (m/s)
π : ‘pi’ ( 3,14 atau 22/7)
R : jari-jari pipa atau tabung (m)
L : panjang pipa atau tabung (m)
ΔP : p1-p2 (N/m2) tekanan
ɳ : ‘eta’ koefisien viskositas ( Ns/m2)(Pascal)
untuk air : 10-3 pascal pada 20oC
darah : 3 – 4 x 10-3 pascal tergantung kepada prosentase darah
merah dalam darah (hematokrit).
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui
saluran pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan
sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat
dinyatakan :
volumedetik
= tekanantahanan
Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa
pada penderita usia lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah
meningkat); mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin. Namun
demikian hukum Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu
laminer dan harga Re (Reynold) = 2000.
Hukum Poiseuille juga menyatakan bahwa cairan yang mengalir
melalui suatu pembuluh akan berbanding langsung dengan penurunan
tekanan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tensimeter menggunakan prinsip fluida dalam Fisika, yaitu Hukum
Poiseuille dan Bernouli karena dalam hukum tersebut ada hubungan
antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (Poiseuille) yang berlaku di
dalam susunan pembuluh darah. Pada prinsipnya, darah itu mengalir ke
arah turunnya tekanan yang berlaku di sepanjang pembuluh darah
tersebut.
3.2. Saran
Mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang
berbahaya, maka sekarang gunakanlah tensimeter (Sphygmomanometer)
yang tidak menggunakan raksa.
Recommended