View
182
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Teori penyadaran paulo friere terhadap perspektif pendidikan di indonesia. Febri Palupi Muslikhah Uswatun Hasanah Titien Yusnita. SUB POKOK BAHASAN. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
TEORI PENYADARAN PAULO FRIERE TERHADAP PERSPEKTIF PENDIDIKAN
DI INDONESIA
Febri Palupi Muslikhah Uswatun Hasanah
Titien Yusnita
SUB POKOK BAHASAN
TEORI PENYADARAN PAOLO FREIRE
GEJALA PERUBAHAN SOSIAL DAN
RELEVANSINYA TERHADAP TEORI
PENYADARAN KONTRIBUSI TEORI KOMUNIKASI PADA
TEORI PENYADARAN
PANDANGAN PAOLO FREIRE
PENDIDIKAN DAPAT DIRANCANG UNTUK PERCAYA PADA KEMAMPUAN DIRI
(SELF AFFIRMATION) YANG AKHIRNYA MENGHASILKAN KEMERDEKAAN DIRI.
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
PAULO FREIREMASYARAKAT YG FEODAL MENIMBULKAN PERBEDAAN YG MENCOLOK
ANTARA MASYARAKAT STRATA ‘ATAS’ (PENINDAS) DGN STRATA ‘BAWAH’ (TERTINDAS) SHG MELAHIRKAN “KEBUDAYAAN BISU”
BUDAYA BISU MELAHIRKAN MASYARAKAT YG MEMANG TIDAK TAHU APA-APA, MEREKA TIDAK MEMILIKI KESADARAN BAHKAN ADA
KETAKUTAN AKAN ADANYA KESADARAN TTG KETERTINDASAN MEREKA (DEHUMANISASI)
MENURUT PAOLO FREIRE, UNTUK MENGATASI KEBISUAN DAN MENGUASAI REALITAS HIDUP MAKA MASYARAKAT ‘TERTINDAS’ HARUS
MENGUASAI BAHASA KRN DG MENGUASAI BAHASA BERARTI MEMP.KESADARAN KRITIS DALAM MENGUNGKAPKAN REALITAS
LAHIR KONSEP “PENDIDIKAN YG MEMBEBASKAN DAN MEMBERDAYAKAN” DIMANA PENGAJARAN BERFOKUS PADA NARA DIDIK
(SISWA)
KRITIKAN FREIRE TERHADAP PENDIDIKAN “GAYA BANK”
Siswa dianggap seperti cawan/mangkok yg ‘harus’menampung sejumlah rumusan/dalil pengetahuan dari guru
Siswa ‘harus’ patuh pada guru dan tugasnya hanya menghafal seluruh cerita dari sang guru tanpa perlu memahaminya
Siswa merupakan ‘obyek’ dan guru adalah ‘subyek’
Tiga Prinsip Gagasan Conscientization Paulo Freire
Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga,
Tak seorang pun yang belajar sendiri,
Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka
SOLUSI FREIRE ADALAHPENDIDIKAN “HADAP MASALAH”
Pendidikan “Hadap Masalah” lahir dari konsepsi Freire tentang manusia
Manusia sbg titik tolak tidak terpisahkan dari realitas dunia – manusia hidup didalamnya
Realitas inilah yg harus dihadapkan pada siswa /nara didik agar menjadi “kesadaran”
Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi untuk membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi dan politik
Kesadaran ini akan menghasilkan perilaku kritis dalam diri siswa / nara didik
TIGA KESADARAN MENURUTPAULO FREIRE :
KESADARAN MAGIS
KESADARAN NAIF
KESADARAN KRITIS
Masyarakat miskin yang tidak mampu
melihat kaitan antara kemiskinan mereka sistem politik dan kebudayaan yang ada
Mereka meyakini bahwa kemiskinan itu suatu takdir yang sudah ditentukan dan mereka harus menerimanya
Hidup berarti hidup dibawah kekuasaan orang lain atau hidup dalam ketergantungan
Kesadaran magis melahirkan masyarakat berbudaya bisu
1. KESADARAN MAGIS
Melihat ‘aspek manusia’ sebagai akar penyebab masalah masyarakat.
Dalam konteks ini tidak mempermasalahkan sistem dan struktur karena sistem dan struktur sudah dianggap benar.
Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan utk mempertanyakan dan mengendalikan realitas tetapi masih ditandai dg sikap primitif dan naif, seperti : mengidentifikasikan diri dg elit, kembali ke masa lampau, sikap emosi kuat, bnyk berpolemik dan berdebat tapi bukan berdialog
2. KESADARAN NAIF
Melihat ‘aspek sistem dan struktur’ sebagai sumber masalah
Ditandai dg kedalaman menafsirkan masalah
Percaya diri dalam berdiskusi Mampu menerima dan menolak Pembicaraan bersifat dialog Pada tingkat ini orang mampu
merefleksi dan melihat hubungan sebab akibat
3. KESADARAN KRITIS
BAGI FREIRE PENDIDIKAN YG MEMBEBASKAN ADALAH PENDIDIKAN YG MENUMBUHKAN KESADARAN KRITIS
WALAUPUN SULIT DICAPAI TAPI MELALUI PEMBELAJARAN MERUPAKAN PROSES MENUJU KESADARAN DIATASNYA
GEJALA PERUBAHAN SOSIAL DAN RELEVANSINYA PADA TEORI PENYADARAN
PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI PADA TEORI PENYADARAN
BAGAIMANADENGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
???
MENGACU PADA UU SISDIKNAS NO.20 TAHUN 2003 TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN :
Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yg beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yg demokratis serta bertanggung jawab.
KURIKULUM DI INDONESIA (2004 – 2013)
KURIKULUM BERBASIS MATERI (KBM)
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
KURIKULUM 2013
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
KBK berorientasi pada dua hal penting, yaitu :
1) Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pembelajaran yang bermuara pada pengalaman belajar yang bermakna,
2) Keberagaman yang dapat
dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/2011/08/kurikulum-berbasis-kompetensi
CIRI-CIRI KBK SECARA SUBTANSIAL SBB :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal,
2. berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
3. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi,
4. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
KRITIK TERHADAP KBK1. KBK sifatnya sangat individualis, menekankan
pada outcomes (apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan) (Harris, dkk.,1995)
2. Secara teoretis, KBK meniadakan perbedaan antara ‘tangan dan pikiran’, teori dan praktek, umum dan spesifik dalam pendidikan (Harris, dkk.,1995)
3. KBK sebagai sesuatu yang sangat reduksionistik,sempit,kaku, teoretis, empiris dan pedagogis yang sangat tidak memadai (Chappell,1996;Hyland,1994).
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)1. KTSP adalah kurikulum operasional yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA)
2. Pengembangan KTSP memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki.
3. Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-6_KTSP_.pdf
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
4 tahun terakhir tingkat pengangguran hingga Agustus 2004 mencapai 9,9%, meningkat menjadi 10,3% pada Februari 2005. Kemudian Oktober 2005 membengkak menjadi 10,84% atau sekitar 11,6 juta.
40 juta orang pengangguran terselubung!!
KRITIK TERHADAP KTSP Empat tahun terakhir tingkat pengangguran di
Indonesia semakin terbuka yaitu hingga bulan Agustus 2004 mencapai 9,9%, meningkat menjadi 10,3% pada Februari 2005. Kemudian bulan Oktober 2005 membengkak menjadi 10,84% atau sekitar 11,6 juta.
Jika jumlah ini ditambahkan dengan orang setengah menganggur dan pengangguran terselubung ada 40 juta lebih orang dalam kategori pengangguran dan bila diakumulasikan lagi dengan jumlah penduduk miskin angkanya bertambah besar.http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/
KURIKULUM 2013
TAHU APA ? BISA APA ?
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbud-kurikulum2013
PENJELASAN MENDIKBUD TENTANG KURIKULUM 2013Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang.
SO WHAT...
???
PARADOKS PENDIDIKAN DI INDONESIA ?
Kurikulum hanya menekankan Aspek Kognitif sementara aspek afeksi & psikomotorik terabaikan
Penanaman karakter untuk menganalisis & berkreativitas melemah
Kurikulum yang diterapkan seragam baik di Kabupaten, Kota & Kecamatan se-Indonesia telah mematikan potensi daerah masing-masing kondisi ini diperparah oleh kurikulum sekolah yg tidak mengajarkan ilmu praktis untuk hidup di masyarakat
Lulusan yg dihasilkan oleh sekolah hanya teoritis belaka tapi tidak bisa diterapkan secara langsung
The last but not least…..lulusan sekolah menambah jumlah pengangguran di Indonesia
KRITIK WAPRES THD KURIKULUM
Dalam artikel di Kompas, 27 Agustus 2012, Wapres Boediono dengan tegas menyebutkan, sampai saat ini kita belum punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan. Karena tak ada konsepsi yang jelas, timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik. Bahan yang diajarkan terasa ”berat”, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari pendidikannya.
KNOWLEDGE IS POWER….
PENUTUP (1) Persoalan kemiskinan dan
penggangguran memiliki korelasi dengan masalah pendidikan karena merupakan sarana menuju kehidupan yang lebih baik.
Bangsa yang maju pendidikannya,
kualitas manusianya juga baik sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran dapat teratasi.
http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/
PENUTUP (2) Paulo Freire (Cruz dan Pradipto, 2002:5)
menyatakan bahwa pendidikan dapat membebaskan suatu bangsa dari masalah pengangguran dan kemiskinan.
Pendidikan yang benar dan sejati bukanlah pemberian atau pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) saja tetapi juga pengalihan dan penanaman nilai (transfer of value) yang berguna untuk kehidupan dan penghidupannya.http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/
TERIMAKASIH
Recommended