View
215
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
medical
Citation preview
Buang Air Kecil yang Tidak Tuntas Karena Pembesaran
Kelenjar ProstatTjhia Theonardy Gilroy
102013346
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510
Theo_justme@hotmail.com
Pendahuluan
Buang air kecil atau miksi merupakan salah satu mekanisme tubuh manusia untung
mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan tubuh. Gangguan buang air kecil tidak tuntas
merupakan masalah yang lumayan sering kita jumpai di kehidupkan kedokteran sehari-hari.
Biasanya disebabkan oleh karena kelenjar prostat yang membesar (BPH). Oleh karena itu, saya
akan membahas tentang anatomi dan histologi kelenjar prostat.
Mekanisme Miksi4,5
Mikturisi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih yang diatur oleh 2
mekanisme yakni, refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih dicetuskan apabila
reseptor-reseptor regang di dalam kandung kemih terangsang. Semakin besar peregangan
melebihi ambang ini, semakin besar pula tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari
reseptor regang membawa impuls ke korda spinalis dan akhirnya, melalui antarneuron,
merangsang saraf parasimpatis yang berjalan ke kandung kemih dan menghambat neuron
motorik yang mempersarafi sfingter eksterna. Stimulasi parasimpatis pada kandung kemih
menyebabkan organ ini berkontraksi. Untuk membuka sfingter interna tidak diperlukan
mekanisme khusus, perubahan bentuk kandung kemih sewaktu organ tersebut berkontraksi
secara mekanis menarik sfingter interna menjadi terbuka. Sfingter eksterna melemas karena
neuron-neuron motoriknya dihambat. Kedua sfingter terbuka dan urin terdorong ke luar melalui
uretra akibat gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih.
Pengisian kandung kemih, selain memicu refleks berkemih, juga menyebabkan timbulnya
keinginan sadar untuk berkemih. Persepsi kandung kemih yang penuh muncul sebelum sfingter
eksterna secara refleks melemas, sehingga hal tersebut memberi “peringatan” bahwa proses
berkemih akan dimulai. Akibatnya, kontrol volunter terhadap berkemih dapat mengalahkan
refleks berkemih, sehingga pengosongan kandung kemih dapat terjadi sesuai keinginan orang
yang bersangkutan dan bukan pada saat pengisian kandung kemih pertama kali mencapai titik
yang menyebabkan pengaktifan reseptor regang. Apabila saat berkemih tidak tepat sementara
refleks berkemih sudah dimulai, pengosongan kandung kemih dapat secara sengaja dicegah
dengan mengencangkan sfingter eksterna dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter yang
berasal dari korteks serebrum mengalahkan masukan inhibitorik refleks dari reseptor regang ke
neuron- neuron motorik yang terlibat, sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan urin tidak
dikeluarkan. Namun berkemih tidak dapat ditunda selamanya. Apabila isi kandung kemih terus
bertambah, masukan refleks dari reseptor regang juga semakin meningkat. Akhirnya, masukan
inhibitorik refleks ke neuron motorik sfingter eksternal menjadi semakin kuat, sehingga tidak
lagi dapat dikalahkan oleh masukan eksitatorik volunter, yang mengakibatkan sfingter melemas
dan kandung kemih secara tidak terkontrol dikosongkan.
Proses berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, walaupun kandung kemih belum teregang,
yakni oleh relaksasi volunter dari sfingter eksternal dan diafragma pelvis. Penurunan lantai
panggul juga memungkinkan kandung kemih turun, yang secara simultan membuka sfingter
uretra interna dam meregangkan kandung kemih. Pengaktifan reseptor-reseptor regang
selanjutnya menyebabkan kandung kemih berkontraksi melalui refleks berkemih. Pengosongan
kandung kemih secara volunter dapat dibantu lebih lanjut oleh kontraksi dinding abdomen dan
diafragma pernapasan. Hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen yang
selanjutnya “memeras” kandung kemih untuk mengosongkan isinya
Anatomi1
Merupakan suatu kelenjar eksokrin fibromuskular. Bangunan berbentuk limas terbalik .
Glandula ini di bedakan menjadi :
- Basis : merupakan bagian superoanterior antara collum vesica urinaria
- Apex : terletak pada diaphragm urogenitale
Pada bagian ventral , glandula prostata berbatasan dengan vesica urinaria , pada bagian
dorsal dengan pars analis recti dan pada bagian lateral dengan M. levator ani.
Glandula prostat terdiri dari 5 lobus, yaitu :
Lobus anterior : terletak di depan urethra pars prostatica dan tidak mengandung jaringan
kelenjar.
Lobus medius : terletak diantara urethra dan ductus ejakulatorius . Lous medius ini
banyak mengandung kelenjar dan dapat berubah menjadi adenoma
Lobus posterior : terletak di belakang urethra dan di caudal ductusejaculatorus. Lobus
posterior mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah menjadi kanker primer.
Lobus lateral : terdapat 2 buah , terletak di kanan dan kiri urethra pars prostatica . pada
usia lanjut bagian ini sering mengalami hipertrofi prostat.
Glandula ini di perdarahi oleh cabang – cabang dari a. vesikalis inferior , a. rectalis media
dan arteri pudenda interna . Sedangkan aliran balik darah melalui plexus venosus prostaticus .
aliran getah bening glandula prostate di alirkan ke nnll. gl. prostata dan akhirnya bermuara ke
nnll. Iliaca interna. Glandula prostat dipersarafi oleh cabang plexus hypogastricus inferior.
Sumber: K.OH, William (2000)
Gambar 1. Organ prostat pada pria
Histologi
Kelenjar ini merupakan kelenjar pelengkap terbesar, ditembus oleh urethra dan ductus
ejaculatorius. Kapsula tipis kelenjar terdiri atas jaringan ikat kolagen padat irregular dengan
banyak pembuluh darah , diselingi sel – sel otot polos. Mukosanya berlipat-lipat dilapisi oleh
epitel selapis torak atau dapat pula bertingkat , didalam lamina propria terdapat serat otot polos .
Biasanya didalam lumen terdapat konkremen ( sering di temukan pada usia lanjut ) yang
berwarna merah homogen. Berperan dalam pengaktivan sperma , dan akan memasuki urethra
saat ejakulasi.2
Prostat memiliki 3 zona yang berbeda yaitu:
1. Zona sentral
2. Zona perifer
3. Zona transisional
Gambar 2. Zona prostat secara histologi3
Kesimpulan
Menurut hasil dari makalah, penyebab mengapa pasien tersebut tidak lampias pipis, atau
buang air kecil menetes-netes adalah karena pembesaran prostat. Prostat adalah organ yang
sangat dekat dengan urethra jadi bias menekan urethra, lalu air kencing tidak keluar sempurna.
Hipotesis di terima
Daftar Pustaka
1. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Jakarta : Penerbit Ukrida ; 2012.h. 31-8
2. Fawcett DW . Buku ajar histology . Jakarta : EGC ; 2002.h.727-30.
3. Leeson. 2006. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.h.30-2
4. Sherwood. Human Physiology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.h.461-97.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2008.h.325-33
Recommended