View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
M e i 2 0 2 1
Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia
Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
T E M
TINJAUANEKONOMIMAKRO
EXECUTIVE SUMMARY
❑ Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh mencapai 5,6% pada tahun 2021
yang merupakan kecepatan pasca resesi terkuat dalam 80 tahun terakhir.
❑ Secara point-to-point, pergerakan harga emas di bulan Mei menguat 0,07%.
❑ Secara point-to-point, pergerakan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di bulan Mei
menguat 5,32%.
❑ Tingkat inflasi tahunan di AS meningkat menjadi 5% pada Mei 2021 dari 4,2% pada April dan di atas
perkiraan pasar sebesar 4,7%.
❑ Tingkat pengangguran AS sebesar 5,8% pada bulan Mei 2021 turun dibanding bulan April 2021 yang
sebesar 6,1%.
❑ Pada bulan Mei 2021, secara umum pasar saham global ditutup positif.
❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan
BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku
bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
❑ Pada bulan Mei 2021 terjadi inflasi sebesar 0,32% (m-t-m) atau sebesar 1,68% (y-o-y).
❑ Pada bulan Mei 2021, mata uang Dolar AS (USD) bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia,
adapun Rupiah mengalami apresiasi terhadap USD sebesar 1,14%. Mata uang Rupiah ditutup di level
Rp14.275,00 per USD pada 31 Mei 2021 dari sebelumnya Rp14.440,00 per USD pada 30 April 2021.
❑ Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 mengalami surplus sebesar USD2,36 miliar.
❑ Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2021 tetap tinggi yaitu sebesar 136,4 miliar dolar AS.
❑ Sepanjang bulan Mei 2021, bursa saham domestik mengalami koreksi. Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) melemah sebesar 0,80% yaitu turun ke level 5.947,46 pada akhir Mei 2021.
❑ Kinerja pasar obligasi berlanjut positif pada Mei 2021.
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
Analis: Eko Surya LesmanaE-mail: eko.lesmana@bpkh.go.id
Sumber: investing.com, diolah
A. Bank Dunia perkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 5,6%
Harga minyak mentah menguat di tengah prospek
permintaan yang membaik karena kampanye vaksinasi virus corona
berlanjut dan ekonomi dibuka kembali. Di sisi pasokan, OPEC+
setuju untuk mempertahankan rencana mereka untuk secara
bertahap mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli,
menandakan penguatan fundamental pasar yang sedang
berlangsung. Sedangkan kenaikan imbal hasil obligasi, US Treasury
menghambat pergerakan safe haven emas beberapa waktu
belakangan. Yield yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang
untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal
hasil.
Harga komoditas emas menguat tipis dengan harga
tertinggi di bulan Mei di level USD1,911.15 per troy ounce pada 31
Mei 2021 dan harga terendah berada di level USD1,778.25 per troy
ounce pada 4 Mei 2021. Secara point-to-point, pergerakan harga
emas di bulan Mei menguat 0,07%.
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate
(WTI) menguat dengan harga tertinggi di bulan Mei di level
USD66,96 per barel pada 31 Mei 2021 dan harga terendah berada
di level USD62,05 per barel pada 20 Mei 2021. Secara point-to-
point, pergerakan harga minyak mentah jenis West Texas
Intermediate (WTI) di bulan Mei menguat 5,32%.
B. Harga Emas dan Minyak
Sumber: tradingeconomics diakses tanggal 21 Juni 2021
IKHTISAR EKONOMI GLOBAL
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 1
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akantumbuh mencapai 5,6% pada tahun 2021 yang merupakan kecepatanpasca resesi terkuat dalam 80 tahun terakhir. Pemulihan inidiperkirakan tidak merata sehubungan rebound tajam disebabkanprogram vaksinasi yang cukup bagus di negara-negara maju tetapikurang bagus di banyak negara-negara miskin.
Kekuatan pemulihan global jangka pendek sebagian besar didorongoleh beberapa ekonomi utama, seperti Amerika Serikat dan China,dengan banyak pasar berkembang dan ekonomi berkembang(EMDEs) tertinggal. Amerika Serikat dan China masing-masingberkontribusi lebih dari seperempat pertumbuhan global pada tahun2021, dengan kontribusi AS hampir tiga kali lipat dari rata-rata 2015-2019.
Pertumbuhan global pada tahun 2021 diproyeksikan lebih kuat dariyang diperkirakan sebelumnya. Program vaksinasi yang cepatmemberikan kontribusi pada peningkatan prakiraan pertumbuhanekonomi di banyak negara; namun terkonsentrasi terutama di negaramaju. Bagi banyak negara-negara miskin lonjakan COVID-19 barubaru ini akibat munculnya varian baru serta terbatasnya programvaksinasi justru berkontribusi pada penurunan pertumbuhanekonomi.
64.49
65.6965.6364.92
66.08
63.82
66.27
65.49
62.05
63.58
66.0566.07
66.85 66.5966.96
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
May-21 May-21 May-21 May-21 May-21 May-21 May-21 May-21
Crude Oil WTI
1,792.25
1,815.15
1,836.85
1,869.551,884.15
1,911.15
1,700.00
1,750.00
1,800.00
1,850.00
1,900.00
1,950.00
May-21 May-21 May-21 May-21 May-21 May-21
Harga Emas (COMEX)
18.3%7.0%
-0.7%1.6%1.9%0.4%1.1%
-0.7%-4.3%
1.0%-2.8%
0.3%-0.5%
-6.1%-1.3%
1.2%-3.1%-0.8%-3.0%-3.6%-3.2%-1.6%-4.3%
1.3%
-10.0% -5.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0%
ChinaTurkey
IndonesiaIndia
South KoreaUnited States
AustraliaRussiaSpainBrazil
NetherlandsCanada
SwitzerlandUnited Kingdom
Euro AreaFrance
GermanyItaly
Saudi ArabiaMexico
South AfricaJapan
ArgentinaSingapore
P E R T U M B U H A N E KO N O M I G 2 0
C. Indikator Ekonomi AS
Sumber: tradingeconomics
C.1. Tingkat Inflasi AS
C. 2. Tingkat Pengangguran AS
Sumber: tradingeconomics
D. Pergerakan indeks saham global
Sumber: bloomberg
Sumber: bloomberg
Pada bulan Mei 2021, pasar saham global kompak
menguat. Hal ini tak terlepas dari harapan pemulihan ekonomi yang
semakin nyata yang ditandai dengan penurunan kasus Covid-19 dan
vaksinasi yang gencar dilakukan, semakin banyaknya pelonggaran
kegiatan sosial dan ekonomi serta penuruan tingkat pengangguran
di berbagai negara di dunia.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,92%
yaitu dari sebelumnya 33.879,00 pada akhir April 2021 menjadi
34.529,45 pada akhir Mei 2021. Indeks S&P500 bergerak menguat
0,55% dari sebelumnya 4.181,17 pada akhir April 2021 menjadi
4.204,11 pada akhir Mei 2021. Indeks FTSE100 di Inggris juga
bergerak menguat 0,06% dari sebelumnya 7.018,05 pada akhir April
2021 menjadi 7.022,61 pada akhir Mei 2021. Indeks DAX bergerak
menguat 1,88% dari sebelumnya 15.135,91 pada akhir April 2021
menjadi 15.421,13 pada akhir Mei 2021. Indeks Hang Seng di bursa
saham Hong Kong menguat sebesar 2,44% dari sebelumnya
28.458,44 pada akhir April 2021 menjadi 29.151,80 pada akhir Mei
2021. Indeks Nikkei 225 menguat 0,16% dari sebelumnya 28.812,63
pada akhir Maret 2021 menjadi 28.860,08 pada akhir Maret 2021.
Namun hal ini berbeda dengan indeks Nasdaq 100 melemah 1,26%
yaitu dari sebelumnya 13.860,76 pada akhir April 2021 menjadi
13.686,51 pada akhir Mei 2021.
Tingkat pengangguran AS sebesar 5,8% pada bulan Mei
2021 turun dibanding bulan April 2021 yang sebesar 6,1%. Di bawah
ekspektasi pasar yang sebesar 5,9% menambah tanda-tanda bahwa
pasar tenaga kerja mengkonsolidasikan pemulihannya karena
ekonomi dibuka kembali. Jumlah pengangguran menurun 496 ribu
menjadi 9,32 juta sedangkan penyerapan tenaga kerja naik 444 ribu
menjadi 151,62 juta.
Catatan: Tingkat pengangguran tertinggi sepanjang masa di AS adalah
14,7% pada bulan April 2020. Sebelumnya tingkat Pengangguran di
Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi di angka 10,80% pada bulan
November 1982 dan rekor terendah 2,50% pada bulan Mei 1953.
30-Apr-21 28-Mei-21 Change Change(%)
S&P 500 4,181.17 4,204.11 22.94 0.55%
Nasdaq 100 13,860.76 13,686.51 -174.25 -1.26%
Dow 30 33,879.00 34,529.45 650.45 1.92%
FTSE100 7,018.05 7,022.61 4.56 0.06%
DAX 15,135.91 15,421.13 285.22 1.88%
Hang Seng 28,458.44 29,151.80 693.36 2.44%
Nikkei 225 28,812.63 28,860.08 47.45 0.16%
Tingkat inflasi tahunan di AS meningkat menjadi 5%
pada Mei 2021 dari 4,2% pada April dan di atas perkiraan pasar
sebesar 4,7%. Ini adalah angka tertinggi sejak Agustus 2008 di
tengah efek dasar yang rendah dari tahun lalu ketika pandemi virus
corona menghantam ekonomi dengan keras, meningkatnya
permintaan konsumen ketika ekonomi dibuka kembali,
melonjaknya harga komoditas, kendala pasokan dan upah yang
lebih tinggi karena perusahaan bergulat dengan kekurangan tenaga
kerja.
Kenaikan harga terbesar terjadi pada bensin (56,2%),
mobil bekas dan truk (29,7%), gas utilitas (13,5%), jasa transportasi
(11,2%) dan pakaian jadi (5,6%). Biaya tempat tinggal naik 2,2% dan
makanan juga naik 2,2%.
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 2
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
0.10%
0.60%
1.00%
1.30%1.40%
1.20%1.20% 1.40% 1.40%
1.70%
2.60%
4.20%
5.00%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
CPI Inflation
13.30%
11.10%10.20%
8.40%
7.90%
6.90% 6.70% 6.70%6.30% 6.20% 6.00% 6.10% 5.80%
3.20%
5.20%
7.20%
9.20%
11.20%
13.20%
15.20%
US Jobless Rate
34,113.2334,230.34
34,742.82
34,382.13
33,896.04
34,207.8434,312.46
34,464.64
32,800
33,000
33,200
33,400
33,600
33,800
34,000
34,200
34,400
34,600
34,800
35,000
3-May-21 8-May-21 13-May-21 18-May-21 23-May-21 28-May-21
Dow Jones Industrial Average
A. Suku Bunga
Sumber: Bank Indonesia, update: 18 Juni 2021
Sumber: Badan Pusat Statistik
B. Inflasi Bulan April Tercatat Sebesar 0,32% (m-t-m) atau 1,68% (y-o-y)
Pada bulan Mei 2021 terjadi inflasi
sebesar 0,32% (m-t-m) atau sebesar 1,68% (y-o-y).
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok
pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan
tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok pakaian dan
alas kaki sebesar 0,52 persen; kelompok perumahan,
air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03
persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27 persen;
kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen; kelompok
transportasi sebesar 0,71 persen; kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen;
kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,12
persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen;
kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,44 persen; dan kelompok
perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59
persen.
Komponen inti pada Mei 2021 mengalami
inflasi sebesar 0,24 persen. Tingkat inflasi komponen
inti tahun kalender (Januari–Mei) 2021 sebesar 0,61
persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke
tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,37
persen.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada
16-17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit
Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar
4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap
rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta upaya
untuk memperkuat pemulihan ekonomi. Bank Indonesia juga terus
mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial
akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran
Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional
lebih lanjut melalui berbagai langkah kebijakan sebagai berikut: 1.
Melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas
nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme
pasar; 2. Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk
memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif.
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Oct Nov Des
2019 2.82% 2.57% 2.48% 2.83% 3.32% 3.28% 3.32% 3.49% 3.39% 3.13% 3.00% 2.72%
2020 2.68% 2.98% 2.96% 2.67% 2.19% 1.96% 1.54% 1.32% 1.42% 1.44% 1,59% 1.68%
2021 1.55% 1.38% 1.37% 1.42% 1.68%
3. Memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru, faktor-
faktor yang menyebabkannya (peningkatan persepsi risiko dan margin keuntungan), serta analisis SBDK Individual Bank (Lampiran); 4.
Memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit 1% dari outstanding atau maksimal Rp100.000,-
sampai dengan 31 Desember 2021, untuk mendorong penggunaan kartu kredit sebagai buffer konsumsi masyarakat dalam rangka
mendukung pemulihan ekonomi nasional; 5. Mempercepat program pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka pengaturan pasar
uang dan implementasi Electronic Trading Platform (ETP) Multimatching, khususnya pasar uang Rupiah dan valas; 6. Memfasilitasi
penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja
sama dengan instansi terkait. Pada Juni dan Juli 2021 akan diselenggarakan promosi investasi dan perdagangan di Jepang, Amerika Serikat
(AS), Meksiko, Perancis, Swedia, Norwegia, Singapura, Australia, dan Tiongkok (Bank Indonesia).
EKONOMI MAKRO INDONESIA: BANK INDONESIAMEMPERTAHANKAN SUKU BUNGA BI 7-DAY REVERSEREPO RATE DI LEVEL 3,50%
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 3
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
2.19%
1.96%
1.54%
1.32%1.42% 1.44%
1.59%1.68%
1.55%
1.38% 1.37% 1.42%
1.68%
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21
Inflasi Indonesia (year on year)
5.00 5.02 5.03 5.06 5.10 5.15
4.003.98 3.98
4.244.31 4.31 4.34
4.000
3.78000 3.79000 3.82000 3.85000 3.89000 3.92000
3.75 3.77 3.77 3.79
4.38
4.2
3.91
3.50
3.25 3.25 3.30 3.34 3.35 3.39
3.000
3.5000
4.000
4.5000
5.000
5.5000
1 Minggu 2 Minggu 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan
Term Structure Bank Indonesia
Term Structure… Term Structure… Term Structure…
C. Mata uang USD bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia
Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currency Sumber: investing.com
D. Neraca Perdagangan Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)
Bank Indonesia telah melakukan intervensi demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ke depan, bank sentral optimistis bisa terus
mengendalikan pergerakan nilai tukar rupiah. Hal ini juga didukung dengan kondisi stabilitas eksternal yang memadai, seperti Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) yang masih surplus dan defisit Neraca Transaksi Berjalan atau current account deficit (CAD) yang terkendali. Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran
COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang
perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan
berdaya tahan (www.bi.go.id).
Pada bulan Mei 2021, mata uang Dolar AS (USD) bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, adapun Rupiah
mengalami apresiasi terhadap USD sebesar 1,14%. Mata uang Rupiah ditutup di level Rp14.275,00 per USD pada 31 Mei 2021 dari sebelumnya
Rp14.440,00 per USD pada 30 April 2021. Secara rerata mata uang Rupiah mengalami apresiasi dari sebelumnya di Rp14.523,81 pada bulan
April 2021 menjadi Rp14.315,00 pada bulan Mei 2021. Penguatan nilai tukar didorong oleh masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan
domestik. Meskipun pada perkembangan terakhir mengalami tekanan akibat fluktuasi imbal hasil US Treasury Bond (UST). BI terus memperkuat
kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Hal ini melalui efektivitas operasi
moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. Selain itu inflasi tetap rendah sejalan pasokan yang memadai di tengah peningkatan permintaan
musiman Ramadan.
Neraca perdagangan Indonesia pada Mei
2021 mengalami surplus sebesar USD2,36 miliar.
Apabila dibandingkan dengan bulan April 2021 yang
sebesar USD2,28 miliar. Ekspor non-migas Indonesia
mengalami penurunan sebesar 10,67% yaitu dari
sebelumnya USD17,53 miliar pada April 2021 menjadi
USD15,66 miliar pada Mei 2021. Begitupun dengan
impor non-Migas yang mengalami penurunan sebesar
14,16% yaitu dari sebelumnya USD14,18 miliar pada
April 2021 menjadi USD12,17 miliar pada Mei 2021.
Ekspor migas Indonesia mengalami
penurunan sebesar 2,68% yaitu dari sebelumnya
USD0,96 miliar pada April 2021 menjadi USD0,94
miliar pada Mei 2021. Berbeda halnya dengan impor
migas yang mengalami kenaikan sebesar 1,90% yaitu
dari sebelumnya USD2,02 miliar pada April 2021
menjadi USD2,06 miliar pada Mei 2021.
Komponen Apr-21 Mei-21 Selisih %
Ekspor Non Migas 17,528.30 15,658.40 (1,869.90) -10.67%
Ekspor Migas 962.40 936.60 (25.80) -2.68%
Impor Non Migas 14,180.90 12,172.60 (2,008.30) -14.16%
Impor Migas 2,023.40 2,061.90 38.50 1.90%
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 4
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
-344.70
2,015.70
1,267.40
3,238.402,353.40
2,389.60
3,577.20
2,594.90
2,099.901,951.701,991.20
1,566.90
2,286.402,360.50
(1000.000)
(500.000)
-
500.000
1000.000
1500.000
2000.000
2500.000
3000.000
3500.000
4000.000
Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia
-1.14%
0.16%
-0.67%0.71%
-0.06%
-1.23%
-4.04%
-2.36%
0.25%
-0.95%
-2.08%
2.51%
-1.72%
-2.86%
-0.23%
-1.51%
-1.54%
-5% -4% -3% -2% -1% 0% 1% 2% 3%
USD/IDR
USD/THB
USD/SGD
USD/MYR
USD/VND
USD/PHP
USD/BRL
USD/RUB
USD/JPY
USD/KRW
USD/INR
USD/TRY
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
NZD/USD
USD/CHF
Nilai Tukar Mei 2021
14,855
14,105
14,530
14,650
14,785
14,686
14,18414,097
14,01714,028
14,379
14,524
14,315
Rerata USD/IDR
F. Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2021 tetaptinggi yaitu sebesar 136,4 miliar dolar AS, meskipun menurundibandingkan dengan posisi pada akhir April 2021 sebesar 138,8 miliardolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeripemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampumendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitasmakroekonomi dan sistem keuangan.
Penurunan posisi cadangan devisa pada Mei 2021 antara laindipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan,Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukungoleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagairespons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi (BankIndonesia).
Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD
G. Kinerja Pasar Saham Domestik
Sepanjang bulan Mei 2021, bursa saham domestik mengalami
koreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,80% yaitu
turun ke level 5.947,46 pada akhir Mei 2021. Kondisi tersebut diikuti oleh
indeks domestik lainnya, indeks LQ45 melemah sebesar 0,57% yaitu dari
level 893,72 pada akhir April 2021 ke level 888,65 pada akhir Mei 2021
begitupun dengan indeks Syariah JII yang melemah sebesar 3,04% yaitu dari
level 585,43 pada akhir April 2021 ke level 567,62 pada akhir Mei 2021.
Minimnya katalis positif sepanjang bulan Mei 2021 juga
menyebabkan IHSG berada dalam tren penurunan. Selama bulan Mei 2021,
investor asing tercatat melakukan net sell terhadap saham-saham di dalam
negeri sebesar Rp55,479 milyar (sumber: idx).
Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia
Sumber: data diolah internal BPKH dari sumber PHEI
Pada periode Mei 2021, PBS005 mengalami kenaikan yield
sebesar 5bps ke level 6,82%, PBS015 mengalami penurunan yield sebesar
2bps menjadi 7,42%, PBS023 mengalami penurunan yield sebesar 8bps
menjadi 6,52%, dan PBS026 mengalami penurunan yield sebesar 16bps
menjadi 5,24%.
Performa pasar obligasi Indonesia berlanjut dalam tren positif
pada bulan Mei. Yield curve PHEI-IGSYC dominan bullish dengan rata-rata
perubahan yield seluruh tenor (1-30tahun) turun sebesar –6,02bps mom.
Volume transaksi harian SBN meningkat menjadi Rp22,21 triliun/hari.
Sedangkan rata-rata frekuensi harian turun menjadi 1.827 transaksi/hari.
Performa positif yang ditunjukkan pasar obligasi di bulan ini
lebih ditopang oleh sentimen dalam negeri. Membaiknya data ekonomi
Indonesia tampak direspon positif pasar, dan mampu menahan
terkoreksinya harga ditengah berbagai tekanan. Beberapa diantaranya
adalah data inflasi Indonesia April yang mengalami perbaikan yakni berada
di level 1,42% (yoy), posisi cadangan devisa sebesar USD 138,8 miliar, serta
neraca perdagangan yang surplus USD 2,19 miliar. Katalis positif juga
datang dari tren apresiasi Rupiah (Sumber: PHEI).
Pergerakan IHSG selama bulan Mei 2021 bergerak menurunseiring dengan turunnya nilai transaksi harian. Lesunya IHSG dipicusentimen eksternal maupun interal. Dari sentimen eksternal, pelaku pasarmengkhawatirkan inflasi AS dan kemungkinan pengurangan pembelianobligasi oleh Bank Sentral AS atau The Fed. Sementara dari sentimeninternal, IHSG masih diperberat kondisi pertumbuhan ekonomi kuartal I2021 yang negatif.
H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
30-Apr-21 31-Mei-21 Change Change(%)
IHSG 5,995.62 5,947.46 -48.16 -0.80%
LQ45 893.72 888.65 -5.07 -0.57%
JII 585.43 567.62 -17.81 -3.04%
Seri 30-Des-20 30-Apr-21 31-Mei-21Perubahan
(m-t-m)Perubahan
(y-t-d)
PBS005 6.62 6.77 6.82 0.05 0.20
PBS015 7.05 7.43 7.42 -0.02 0.37
PBS023 6.14 6.60 6.52 -0.08 0.38
PBS026 5.06 5.40 5.24 -0.16 0.18
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 5
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
127.88
130.54
131.70
135.10
137.00
135.20
133.70133.60
135.90
138.00138.80
137.10
138.80
136.40
125.000
130.000
135.000
140.000
Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)
5,952.605,975.91
5,938.35
5,833.865,773.125,815.84
5,947.46
5,300
5,500
5,700
5,900
6,100
6,300
6,500
Indek Harga Saham Gabungan
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
1 6 11 16 21 26 31
SBSN Yield Curve
30-Dec-20 30-Apr-21 28-May-21
❑www.bi.go.id
❑www.tradingeconomics.com
❑www.bloomberg.com
❑www.bps.go.id
❑www.ibpa.co.id
REFERENSI
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 6
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Mei 2021
Recommended