View
263
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
1/16
I. PENDAHULUAN
Toksoplasmosis serebral adalah penyakit infeksi opportunistik biasanya menyerang
pasien-pasien dengan HIV-AIDS dan merupakan penyebab paling sering terhadap abses
serebral pada pasien-pasien ini. Toxoplasma gondii jugadapatmenimbulkanradang pada kulit
kelenjar getahbening jantung parumata dan selaput otak. Infeksi paling umum dapat
didapat dari kontak dengan ku!ing-ku!ing dan fe!es mereka atau daging mentah atau yang
kurang masak.
"enyakit ini bisa diobati dan bisa sembuh se!ara total namun jika tidak dira#at akan
berakhir dengan kematian. "enyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang
merupakan penyakit parasit pada he#an yang dapat ditularkan ke manusia. "arasit ini
merupakan golongan proto$oa yang bersifat parasit obligat intraseseluler yang menginfeksi
sebagian besar populasi dunia dan merupakan penyebab tersering penyakit-penyakit infeksi
otak pada pasien dengan HIV-AIDS. Infeksi toksoplasma gondii biasanya bersifat laten dan
dormant asimptomatik pada indi%idu baik dengan imunokompeten atau dengan HIV-AIDS.
&amun pasien dengan HIV lebih !enderung terkena toksoplasmosis akut karena proses
reakti%asi organisme ini apabila jumlah 'D( T sel mereka kurang di ba#ah )**sel+, atau
apabila jumlah 'D( T sel di ba#ah ** sel+, tetapi ada infeksi-infeksi oportunistik lainnya
atau malignansi. /eakti%asi toksoplasma gondii yang laten pada pasien HIV-AIDS umumnyaakan menyebabkan toksoplasmosis serebral dan bisa membahayakan ji#a jika diagnosis dan
terapi tidak tepat. "enyakit ini !ukup sulit didiagnosis dan diterapi terutama di negara-negara
berkembang di mana jumlah pasien HIV sangat tinggi.0)12aktor resiko untuk terkena infeksi
toksoplasma gondii pada pasien HIV termasuklah umur ras dan faktor demografik lainnya.
3erdasarkan gejala klinis dan terlibatnya organ sefal menyebabkan kasus ini menjadi lebih
serius dari toksoplasmosis ekstraserebral.45
Toksoplasma gondii dengan pe#arnaan H.A.
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
2/16
II. EPIDEMIOLOGI
"re%alensi $at anti T. gondii berbeda di berbagai daerah geografik seperti pada
ketinggian yang berbeda di daerah rendah pre%alensi $at anti lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah yang tinggi. "re%alensi $at anti ini juga lebih tinggi di daerah tropik."ada
umumnya pre%alensi $at anti T. gondii yang positif meningkat sesuai dengan umur tidak ada
perbedaan antara pria dan #anita. Anjing sebagai sumber infeksi mendapatkan infeksi dari
makan tinja ku!ing atau bergulingan pada tanah yang mengandung tinja ku!ing yang
merupakan instrumen penyebaran se!ara mekanis dari infeksi T. gondii. alat dan ke!oa
se!ara praktis juga penting dalam penyebarannya.465
Di Indonesia pre%alensi $at anti T. gondii pada he#an adalah sebagai berikut7
ku!ing 89-:8 ;
babi ))-8< ;
kambing ))-
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
3/16
>ambar ) 7 Siklus Hidup Toxoplasmosis
Siklus Hidup dan ?orfologi Toxoplasmosis
Toxoplasma gondii terdapat dalam 8 bentuk yaitu bentuk trofo$oit kista dan @okista7
Ta!hy$oit berbentuk o%al dengan ukuran 8-: um dapat mengin%asi semua sel
mamalia yang memiliki inti sel.Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut
dari infeksi. 3ila infeksi menjadi kronis ta!hy$oit dalam jaringan akan membelah
se!ara lambat dan disebut bradi$oit.4ambar 7 Ta!hy$oit
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
4/16
3entuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan
berukuran )*-)** um. ista penting untuk transmisi dan paling banyak terdapat
dalam otot rangka otot jantung dan susunan syaraf pusat.4ambar 8 7 ista
3entuk yang ke tiga adalah bentuk @okista yang berukuran )*-) um. @okista
terbentuk di sel mukosa usus ku!ing dan dikeluarkan bersamaan dengan fe!es ku!ing.
Dalam epitel usus ku!ing berlangsung siklusaseksual atau s!hi$ogoni dan siklus atau
gametogenidan sporogoni. =ang menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama fe!es
ku!ing. u!ing yangmengandung toxoplasma gondii dalam sekali ekskresi akan
mengeluarkan jutaan ookista. 3ila ookista ini tertelan oleh pejamu perantara seperti
manusia sapi kambing atau ku!ing maka pada berbagai jaringan pejamu perantara
akan dibentuk kelompok-kelompok trofo$oit yang membelah se!ara aktif. "ada
pejamu perantara tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk stadium istirahat
yaitu kista. 3ila ku!ing makan tikus yang mengandung kista maka terbentuk kembali
stadium seksual di dalam usus halus ku!ing tersebut.4ambar(7@okista
IV. PATOFISIOLOGI
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
5/16
"enularanpadamanusia dimulai dengan tertelannya tissue !yst atau oo!yst diikuti oleh
terinfeksinya sel epitel usus halus oleh brady$oites atau sporo$oites se!ara berturut-turut.
Setelah bertransformasi menjadi ta!hy$oitesorganisme ini menyebar ke seluruh tubuh le#at
peredaran darah atau limfatik. "arasit ini berubah bentuk menjadi tissue !ysts begitumen!apai
jaringan perifer. 3entuk ini dapat bertahan sepanjang hidup pejamudan berpredileksi untuk
menetap pada otakmyo!ardium paru otot skeletal dan retina.
"ada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reakti%asi dari infeksi
laten yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi oportunistik dengan predileksi di otak.
Tissue !yst menjadi ruptur dan melepaskan in%asi%e tropo$oit 0taki$oit1. Takisoit ini akan
menghan!urkan sel dan menyebabkan fo!us nekrosis.4954B5
>ambar9 7"atogenesis Toxoplasmosis
"ada pasien yang terinfeksi HIV jumlah 'D( limfosit T dapat menjadi prediktor
kemungkinan adanya infeksi oportunistik. HIV se!ara signifikan berdampak pada kapasitas
fungsional dan kualitas kekebalan tubuh. HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit
T( yang mempunyai reseptor 'D(. 3eberapa sel lain yangjuga mempunyai reseptor 'D(
adalah 7 sel monosit selmakrofag sel folikular dendritik sel retina sel leher rahim dan sel
langerhans. Infeksi limfosit 'D( oleh HIV dimediasi oleh perlekatan %irus ke permukaan sel
reseptor 'D( yang menyebabkan kematian sel dengan meningkatkan tingkat apoptosis pada
Ookista (Daging
Tachyzoit (usus)
Immunocompromiz
ed
Imune Respon
Bradyzoit (otak,
skeletal, myocard,
Darah !im"e
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
6/16
sel yang terinfeksi. Selain menyerang sistem kekebalan tubuh infeksi HIV juga berdampak
pada sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelainan pada saraf. Infeksi oportunistik dapat
terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada penderita HIV+AIDS. Infeksi tersebuT dapat
menyerang sistem saraf yang membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. ?ekanisme
bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistikseperti toxoplasmosissangat kompleks. Ini
meliputi deplesi dari sel T 'D(C kegagalan produksi I- I-) dan I2&-gammaC
kegagalanakti%itas imfosit T sitokin. Sel-sel dari pasien yang terinfeksi HIVmenunjukkan
penurunan produksi I-) dan I2&-gamma se!ara in%itro danpenurunan ekspresi dari 'D
)9( sebagai respon terhadap T gondii.4)*54)ambar9 7/esponImun
ekspresi #D$%&
'ktivasi #D& sel T
Tachyzoit
sel dendritik dan
makro"ag
I!$
*el TI+y
Respon
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
7/16
V. GAMBARAN KLINIS
>ejala toxoplasmosis !erebral tidak bersifat spesifik dan agak sulit untuk dibedakan
dengan penyakit lain seperti lymphoma tuber!ulosis dan infeksi HIV akut. Toksoplasmosis
dapatan tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. >ejala yang ditemui pada de#asa
maupun anak-anak umumnya ringan.
Apabila menimbulkan gejala maka gejalanya tidak khas seperti demam nyeri otot
sakit tenggorokan nyeri dan ada pembesaran kelenjar limfe ser%ikalis posterior
suprakla%ikula dan suoksiput. "ada infeksi berat meskipun jarang dapat terjadi sefalgia
muntah depresi nyeri otot pneumonia hepatitis miokarditis ensefalitis delirium dan dapat
terjadi kejang.4(5
>ejala-gejala klinis pada toksoplasmosis pada umumnya sesuai dengan kelainan
patologi yang terjadi dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala-gejala klinis pada
toksoplasmosis !ongenital dan toksoplasmosis didapat.
>ejala !erebral toksoplasma atau dikenali sebagai toksoplasma otak termasuk
ensefalitis demam sakit kepala hebat yang tidak ada respon terhadap pengobatan lemah
pada satu sisi tubuh kejang kelesuan kebingungan meningkat masalah penglihatan %ertigo
afasia masalah berjalan muntah dan perubahan kepribadian. Tidak semua pasien
menunjukan tanda infeksi. "ada ensefalitis fokal ditemukan nyeri kepala dan rasa bingung
kerna adanya pembentukan abses akibat dari terjadinya infeksi toksoplasma. "asien dengan
sistem immunonya menurun gejala-gejala fokalnya !epat sekali berkembang dan penderita
mungkin akan mengalami kejang dan penurunan kesadaran.4(5
Toksoplasmosis serebral sering mun!ul dengan onset subakut dengan gejala fokal
nerologik. alaubagaimanapun terdapat juga onset yang tiba-tiba disertai kejang atau
pendarahan serebral. Hemiparesis dan gangguan per!akapan sering ditemui sebagai gejala
klinis a#al.
eterlibatan batang otak bisa menghasilkan lesi saraf !ranial dan pasien akan
mempamerkan disfungsi serebral seperti disorientasi kesadaran menurun lelah atau koma.
"engibatan medulla spinalis akan menghasilkan gangguan motorik dan sensorik bagi
beberapa anggota badan serta kantung kemih atau kesakitan fokal.4(5
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
8/16
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan serologi biopsi jaringan isolasi T
gondii dari !airan tubuh atau darah dan pemeriksaan D&A parasit."ada pasien dengan suspek
toxoplasmosis pemeriksaan serologi dan pen!itraan baik Computed Tomography0'T1 atau
Magnetic Resonance Imaging 0?/I1 biasanya digunakan untuk membuat diagnosis. Terapi
empirik untuk toxoplasmosis !erebral harus dipertimbangkan untuk pasien yang terinfeksi
HIV. 3iopsi di!adangkan untuk diagnosis pasti atau untuk pasien yang gagal dengan terapi
empirik.4)54)85
"ada pemeriksaan serologi didapatkan seropositif dari anti-T gondii Ig> dan Ig?.
"emeriksaan yang sudah menjadi standar emas untuk mendeteksi titer Ig> dan Ig? T gondii
yang biasa dilakukan adalah dengan Sabin-Feldman dye test tapi pemeriksaan ini tidak
tersedia di Indonesia. Deteksi antibodi juga dapat dilakukan dengan indirect fluorescent
antibody 0I2A1 agglutinasi atau enzyme lined immunosorbent assay 0EISA1. Titer Ig>
men!apai pun!ak dalam )- bulan setelah infeksi kemudian bertahan seumur hidup. Anti bodi
Ig? hilang dalam beberapa minggu setelah infeksi.4)854)95
"emeriksaan !airan serebrospinal jarang berguna dalam diagnosis toxoplasmosis
!erebral dan tidak dilakukan se!ara rutin karena resiko dapat meningkatkan tekanan
intrakranial dengan melakukan pungsi lumbal. Temuan dari pemeriksaan !airan
serebrospinalmenunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononu!lear predominan dan
ele%asi protein.4)5
"emeriksaan !olymerase chain reaction 0"'/1 untuk mendeteksi D&A T gondii
dapat berguna untuk diagnosis toxoplasmosis. "'/ untuk T gondii dapat juga positif pada
!airan bronkoal%eolar dan !airan %itreus atau a"ueous humor dari penderita toxopasmosis
yang terinfeksi HIV. Adanya "'/ yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat
infeksi aktif karena tissue cystdapt bertahan lama berada di otak setelah infeksi akut. "'/
pada darah mempunyai sensitifitas yang rendah untukdiagnosis pada penderita AIDS.4)54))5
Toxoplasmosis juga dapat didiagnosis dengan isolasi T gondii dari kultur !airan tubuh
atau spesimen biopsi jaringan tapi diperlukan #aktu lebih dari < minggu untuk mendapatkan
hasil kultur. Diagnosis pasti dari toxoplasmosis adalah dengan biopsi otak tapi karena
keterbatasan fasilitas #aktu dan dana sering biosi otak ini tidak dilakukan. Fpaya isolasi
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
9/16
parasit dapat dilakukan dengan inokulasi mouse atau inokulasi dalam jaringan kultur sel dari
hampir semua jaringan manusia atau !airan tubuh. "asien dengan toxoplasmosis !erebral
ditemukan histopatologita!hy$oitpadajaringanotak.4)54)95
"ada kebanyakan pasien imunodefisiensi dengan toxoplasmosis !erebral 'T s!an
menunjukkan gambaran beberapa lesi otak bilateral. Studi pen!itraan biasanya menunjukkan
beberapa lesi terletak di #ilayah korteks serebral !orti!omedullary jun!tion atau ganglia
basal. ?eskipun begitu lesi tunggal juga kadang-kadang mun!ul pada penderita
toxoplasmosis !erebral. arakteristik toxoplasmosis !erebral adalah asimetris yang memberi
gambarn abses !in!in dengan kedua 'T dan ?/I. 'T s!an tanpa kontras dapat
memperlihatkan lesi hipodens dalam otak yang mungkin keliru pada lesi otak fokal tipe lain
namun 'T S!an ulang dengan kontras akan memperlihatkan lesi otak dengan gambarankhas ring enhancement dan disertai edema %asogenik pada jaringan sekitarnya.4)(5"ada T) G
#eighted ?/I toxoplasma memprelihatkn lesi dengan intensitas sinyal rendah berhubung
dengan sisa dari jaringan otak . "ada T G #eighted ?/I lesi biasanya dengan intensitas
sinyal tinggi. ?/I adalah modalitas pilihan untuk mendiagnosis dan memantau respon
terhadap pengobatan toxoplasmosis karena lebih sensitif dari 'T untuk mendeteksi beberapa
lesi.4)54)95
##$ %uality Standards subcommittee 0)66B1 merekomendasikan penggunaan terapi
empirik pada pasien yang diduga toxoplasmosis !erebral selama minggu kemudian
dimonitor lagi setelah minggu bila ada perbaikan se!ara klinis maupun radiologik
diagnosis adanya toxoplasmosis !erebral dapat ditegakkan dan terapi ini dapat di
teruskan.ebih dari 6*; pasien menunjukkan perbaikan klinis dan radiologik setelah
diberikan terapi inisial selama )*-)( hari. ika tidak ada perbaikan lesi setelah minggu
diindikasikan untuk dilakukan biopsi otak.4)5
VII. PENATALAKSANAAN
Terapi utama pada toxoplasmosis serebral akut ialah pirimetamin0obat anti malaria1
dan sulfadia$ine. ombinasi antara pirimetamin dengan sulfadia$in 0antibiotik1 ini
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
10/16
menunjukkan akti%itas sinergis dalam mengeradikasi toxoplasma gondii karena dapat
menyebabkan inhibisi se!ara terus menerus terhadap jalur sintesis asam folat. eu!o%orin
haruslah ditambah untukmen!egah komplikasi pendarahan karena efek samping untuk
regimen kombinasi ini adalah penurunan jumlah trombosit atau trombositopenia. "engobatan
untuk ibu hamil yang terinfeksi toksoplasma gondii sama dengan indi%idu-indi%idu lain
tetapi para ibu haruslah diberi informasi bah#a sulfadia$ine bisa menyebabkan bayinya
hiperbilirubinemia dan kernikterus.4)5 Terdapat regimen alternatif untuk pasien yang
intoleransi terhadap sulfadia$in atau pirimetamin. ombinasi yang sering dipakai dalam
menangani kasus toksoplasma serebral selain pirimetamin dan sulfadia$in ialah trimetoprim
dengan sulfamethoxa$ole klindamisin dengan pirimetamin dan !laritromisin dengan
pirimetamin. lindamisin dengan pirimetamin diberikan pada pasien yang tidak bisa toleransi
terhadap sulfonamid.4)545
Ato%auone adalah bagian dari naftouinon yang unik dengan akti%itas antiproto$oa
yang spektrumnya luas . Ato%auone telah dibuktikan efektif terhadap taki$oit toksoplasma in
%itro dan akan membunuh bradi$oit dalam kista jika dalam konsentrasi yang tinggi.
Ato%aoune sering digunakan dalam kombinasi obat-obat lain. ?enurut penelitian
ato%aoune menjadi lebih efektif apabila dikombinasikan dengan obat lain seperti
pirimetamin sulfodia$in klindamisisn atau !laritromisin.45
Regimen terapi untu t!"!p#a"m!"i" "ere$ra# aut
Terapi pi#i%an &an #ama peng!$atan Regimen A#ternati'
"irimethamin 0**-mg oral dosis inisial
dilanjutkan dengan 9*G:9 mg+hari se!ara
oral1 sulfadia$ine 0)***G)9** mg
( kali+hari1 and leu!o%orin 0)*G* mg+hari1
ama pengobatan 7< minggu
"irimethamine 0**-mg oral dosis inisial
dilanjutkan dengan 9*G:9 mg+day se!ara
oral1 and klindamisin0
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
11/16
"irimethamin 09*G:9 mg+hari1 dan
leu!o%orin 0)*G* mg+hari1 L
a$ithromisin 06**G)** mg+hari oral1
Fntuk pasien yang sakit berat dan tidak bisatoleransi terhadap medikasi oral T?" 0)*
mg+kg+hari1 and S?J 09* mg+kg+hari1 IV.
T?" M trimethoprimC S?J M sulfamethoxa$ole.
KAto%auone harus diambil bersama makanan.
Regimen pr!'i#a"i"
Indikasi Terapi pilihan /egimen alternatif
"rofilaksis primer ) kekuatan-ganda dua T?"-
S?J 0)
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
12/16
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
13/16
pemeliharaan selama < minggu setelah terapi fase akut. /egimen terapi fase pemeliharaan
sama dengan terapi fase akut tetapi dosisnya minimal danmemberikan hasil yang efektif. 0)1
VIII. DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding untuk lesi bentuk !in!in 0ring-enhancing lesions1 di otak pada
pasien dengan HIV ialah seperti berikut7 4)5
o Toksoplasmosis serebral akut
o imfoma sistem saraf pusat primer
o Tumor otak primer
o ?etastasis otak
o "enyakit demielinasi 0misal7 sklerosis multipel1
o Infeksi 0misal 7 tuberkuloma1
o Infark multifokal
o ?alformasi %ena-arteri
"enyebab abnormalitas sistem saraf pusat pada pasien HIV yang sudah berat 0'D( T
sel N9* sel+,1 termasuklah toksoplasmosis serebral 0)6; dari semua pasien dengan gejala
lesi di otak1 limfoma sistem saraf pusat primer 0(;-:;1 leukoensefalopati multifokal
progresif HIV ensefalopati dan ensefalitis sitomegalo%irus. Infeksi-infeksi dari etiologi lainialah tuberkulosis stafilokokkus streptokokkus salmonella kriptokokkus histoplasmosis
dan meningo%askuler syphilis.4)5
I(. PEN)EGAHAN
&on farmakologi
"emeriksaan antitoksoplasma Ig> antibodi harus dilakukan sebaik mungkin pada
pasien yang didiagnosis dengan HIV-AIDS untuk melihat faktor-faktor resiko terjadinya
toksoplasmosis akut. "asien dengan hasil laboratorium seronegatif harus diperiksa ulang
apabila jumlah 'D( T sel menurun di ba#ah )** sel+, untuk melihat apakah telah terjadi
serokon%ersi. Semua pasien dengan infeksi HIV harus diberikan edukasi mengenai !ara
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
14/16
menjaga makanan karena penularan toxoplasma gondii bisa melalui makanan.adi makanan
yang dikonsumsi terutamadaging harus benar-benar masak 0pada suhu ))< derajat !el!ius1.
Tangan harus di!u!i sebelum dan setelah menyentuh makanan. 3uah-buahan dan sayur-
sayuran harus di!u!i bersih.4)5
Hindari menyentuh barang yang kemungkinan terkontaminasi dengan kotoran
ku!ing.ika ada kotoran ku!ing maka harusdibersihkan untuk menghindari maturasi sel-sel
telur toxoplasma gondii. Se#aktuberkebun harus memakai sarung tangan untuk menghindari
transmisi toxoplasma gondii yang ada di tanah ke tangan manusia.4)5
2armakologi
"ada pasien dengan seropositif profilaksis primer direkomendasikan pada pasien
dengan T gondii seropositif yang memiliki jumlah 'D( T-sel N)**+, dan pada pasien
dengan 'D( T-sel N**+, yang mempunyai infeksi oportunistik atau malignansi. "rofilaksis
dengan menggunakan regimen trimetoprim-sulfamethoxa$ole pada pasien dengan jumlah
'D( T sel N)**+, menunjukkan pengurangan risiko terinfeksi toksoplasmosis sebanyak
:8;."asien-pasien yang tidak mendapat terapi pemeliharaan selepas menjalani terapi fase
akut mempunyai kadar kekambuhan antara 9*;-B*;. ?ereka harus mendapat terapi
pemeliharaan selepas < minggu menjalani terapi fase akut. Insiden infeksi oportunistiktermasuk toksoplasma serebral sudah berkurangterutama di daerah di mana penggunaan
antiretro%iral terapi bisa didapatkan. Terapi HAA/T 0&ighly #cti'e #nti Retro 'iral1 berhasil
mengurangi kekambuhan dan berhasil memperbaiki kualitas hidup pada pasien-pasien HIV.
Hal ini dikarenakan terapi itu berhasil menekan replikasi %irus dan meningkatkan jumlah
'D(L limfosit yang mana akan turut memperbaiki sistem imunitas pasien. 4)5
(. PROGNOSIS
ika tidak didiagnosis dan diterapi dengan tepat toksoplasmosis serebral bisa
menyebabkan ke!a!atan bahkan kematian. Terapi profilaksis adalah kun!i men!egah
terjadinya onset penyakit. Dengan adanya terapi HAA/T 0&ighly #cti'e #nti Retro'iral
Terapi1 maka insiden kekambuhan infeksi toksoplasmosis serebral dapat dikurangi.4)5
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
15/16
DAFTAR PUSTAKA
). aya#ardena S Singh S 3ur$yantse%a @ 'larke H. 'erebral Toxoplasmosis in Adult
"atients #ith HIV Infe!tion.&ospital !hysician. **B7):-(.
. &issapatorn V. Toxoplasmosis in HIV+AIDS7 A i%ing ega!y. Southeast #sian (
Trop Med !ublic &ealth. **6C(*0
7/25/2019 toksoplasmosis serebri
16/16
(. >aniem A/ Dian S Indriati A 'haidir isaksana / Sturm " et al. 'erebral
Toxoplasmosis ?imi!king Suba!ute ?eningitis in HIV-Infe!ted "atientsC a 'ohort
Study from Indonesia.!*)S $eglected Tropical +isease (. *)87)-I PT@J@"AS?A >@&DIIQ.
3agianesehataningkungan2akultasesehatan?asyarakat. Fni%ersitasn Sumatera
Ftara.
)*. =asuhiro Su$uki. Immunopathogenesis of 'erebral Toxoplasmosis. Department of
3iomedi!al S!ien!e and "athology Virginia. **.
)). "ereira-'hio!!ola/oberta S. &ogueira /oberto 2o!a!!ia and Vera u!ia@li%eira
AdriRn V. Hernande$ 2ran!is!o 3onasser-2ilho2abio A. 'olombo os E. Vidal
Augusto '. "enal%a de @li%eira. Diagnosis of 'erebral Toxoplasmosis in AIDS
"atients in 3ra$il7 Importan!e of ?ole!ular and Immunologi!al ?ethods Fsing
"eripheral 3lood Samples.(ournal of Clinical Microbiology0 **9.
). Sara ?athe# >eorge ?D 2/'"ath Ashok umar ?alik ?D 2/'"ath 2ayek Al
Hilli "hD. 'erebral Toxoplasmosis in an HIV "ositi%e "atient7 A 'ase /eport and
/e%ie# of"athogenesis and aboratory Diagnosis. 1ahrain Medical 1ulletin. une
**6.
)8. ose >. ?ontoya.The ournal of Infe!tious Diseases.aboratory Diagnosis of
Toxoplasma gondii Infe!tion and Toxoplasmosis Stanford Fni%ersity S!hool of
?edi!ine Stanford 'alifornia. **.
)(. Dalton Silaban iking/itar#an dan/usliDhanu. ?ajalahedokteran &usantara
Volume (). Departemen&eurologi 2akultasedokteran FSF+/SF" H. Adam ?alik
?edan. uni **B.)9. ?urat Hkelek ?D "hDC 'hief Editor7 3urke A 'unha ?D.
Toxoplasmosis orkup?eds!ape.Diunduh
dari7http7++emedi!ine.meds!ape.!om+arti!le+66
Recommended