View
28
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
TRADISI BERBALAS PANTUN PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN
MASYARAKAT MELAYU KECAMATAN MERAL KABUPATEN KARIMUN
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
AZLIDIA
NIM 090388201034
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2013
nama
nimkelas
STJRAT PERI\TYATAAI\T TIDAK PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini:Azlidia090388201034
B6VIII (delapan)
III (tiga)2009
:TRADISI BERBALAS PAI\TT]N PADAT'PACARA ADAT PERKAWINAI\MASYARAKAT MELAYU KECAMATAI\MERAL KABUPATEN I(ARIMT]N
Dengan ini menyatakan bahwa:
l. Karya tulis saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana, baik di Universitas Ivfuritim Raja AliHaji maupun di Perguruan Tinggi lain;
2. Karya tulis ini murni gagasan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak
lain, kecuali arahan dari tim pembimbing;
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau yang
telah ditulis atau dipublikasikaru kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
4. Pernyataan inl saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hariterdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telatr
diperoleh karena karya ini, serta sanlsi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Perguruan Tinggi ini dan sesuai dengan undangan yang
berlaku.
Tanjungpinang 26 Juli 2013
pemyataan,
semester
angkatan/tahun akademikjudul skripsi
NIM 090388201034
Tradisi Berbalas Pantun Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu
Kecamatan Meral Kabupaten Karimun oleh Azlidia. Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Dosen Pembimbing I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Dosen Pembinbing II:
Hj. Dewi Murni, S.S, M.Hum. Azlidialia@yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu kebudayaan Melayu yang ada di Kepulauan Riau ini adalah pantun. Pantun telah
dipakai oleh orang melayu dalam segala sisi kehidupan. Dalam tradisi upacara adat
perkawinan melayu berbalas pantun merupakan pelengkap. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah tradisi berbalas pantun pada tahap merisik upacara
adat perkawinan masyarakat melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun?
Bagaimanakah tradisi berbalas pantun pada tahap menghantar tanda upacara adat
perkawinan masyarakat melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun? Bagaimanakah
tradisi berbalas pantun pada tahap bersanding upacara adat perkawinan masyarakat melayu
Kecamatan Meral Kabupaten Karimun? Tujuan penelitian ini untuk memahami
bagaimanakah tradisi berbalas pantun pada tahap merisik upacara adat perkawinan
masyarakat melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun, bagaimanakah tradisi berbalas
pantun pada tahap menghantar tanda upacara adat perkawinan masyarakat melayu
Kecamatan Meral Kabupaten Karimun, dan bagaimanakah tradisi berbalas pantun pada
tahap bersanding upacara adat perkawinan masyarakat melayu Kecamatan Meral
Kabupaten Karimun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013. Yang menjadi
objek dalam penelitian ini yaitu pantun pada upacara adat perkawinan masyarakat Melayu
Kecamatan Meral Kabupaten Karimun. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini
berupa angket yang terdiri dari 12 pertanyaan dan wawancara terdiri dari 7 pertanyaan.
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Dari hasil penyebaran angket dan wawancara, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa
52,3% responden menjawab selalu digunakan, hal ini menunjukkan bahwa tradisi berbalas
pantun selalu digunakan dalam upacara adat perkawinan masyarakat Melayu Kecamatan
Meral. Hal ini dapat dilihat pada beberapa tahap prosesi yang selalu menggunakan berbalas
pantun diantaranya pada tahap menghantar tanda, menghantar belanja, serah terima,
membuka pintu dan membuka kipas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tradisi
berbalas pantun selalu digunakan pada beberapa tahap prosesi dalam upacara adat
perkawinan masyarakat Melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun.
Kata kunci: tradisi berbalas pantun, upacara adat perkawinan masyarakat melayu.
ABSTRACT
One of Malay culture that is at this Riau's archipelago is poetry. Poetry was used by
malayan in all life flank. In custom ceremony tradition malay marriage responds poetry to
constitute complement. Problem formula in observational it is How tradition respond
poetry on phase looks for custom ceremony information malay society marriage Meral's
district Karimun's Regency? How tradition respond poetry on ceremony engagement phase
malay society marriage custom Meral's district Karimun's Regency? How tradition respond
poetry on ceremonies adjoining phase malay society marriage custom Meral's district
Karimun's Regency? To the effect this research to understand how tradition responds
poetry on phase looks for custom ceremony information malay society marriage Meral's
district Karimun's Regency, how tradition respond poetry on ceremony engagement phase
malay society marriage custom Meral's district Karimun's Regency, and how tradition
responds poetry on ceremonies adjoining phase malay society marriage custom Meral's
district Karimun's Regency. This research is executed on month of June 2013.
One that as object in observational it which is poetry on marriage custom ceremony
districts Malay society Meral Karimun's Regency. Data collecting instrument in
observational it as questionnaire that consisting of 12 questions and interviews consisting
of 7 questions. acquired result at research by methodics descriptive kualitatif..
Of questionnaire broadcast result and interview, therefore research result points out that
52,3% respondent answer always be utilized, it points out that tradition responds poetry
always be utilized deep marriage custom ceremony districts Malay society Meral. It can be
seen in many procession phase that does ever utilize to respond poetry amongst those on
engagement phase, giving expense, taking over, opening door and opens fan. Thus can be
concluded that tradition responds poetry always be utilized in many procession phase in
marriage custom ceremony districts Malay society Meral Karimun's Regency.
Keywords: tradition responds poetry, marriage custom ceremony malay society .
1. Pendahuluan
Menurut Hamidy (2010:134), Salah satu kebudayaan Melayu yang ada di
Kepulauan Riau ini adalah pantun. Puisi tradisional melayu yang bernama pantun ini telah
memainkan peranan yang begitu istimewa dalam perjalanan hidup orang Melayu. Pantun
telah mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Ia tidak hanya ditujukan untuk kalangan
orang tua saja, tetapi juga untuk anak-anak, dan remaja. Kata pantun dapat berarti sebagai
sebagai sepasang bahasa terikat yang dapat memberi arah, petunjuk, tuntunan dan
bimbingan.
Upacara perkawinan adat Melayu memiliki tahap-tahap ritual yang khusus. Setiap
ritual tersebut memiliki makna tertentu. Dalam kehidupan masyarakat melayu pantun dan
syair tidak pernah terlupakan, oleh sebab itu tidak heran jika dalam upacara adat
perkawinan masyarakat melayu dijumpai syair dan pantun.
Kebudayaan pantun dalam adat istiadat upacara perkawinan masyarakat Melayu
menjadi landasan nilai bagi masyarakat yang memakainya. Dalam tradisi upacara adat
perkawinan melayu berbalas pantun merupakan pelengkap.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana tradisi berbalas pantun pada
upacara adat perkawinan masyarakat melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun.
Analisis Nilai-Nilai dan Gaya Bahasa Pantun dalam Acara Pernikahan Masyarakat Melayu
Kecamatan Telok Sebong. Skripsi (Satria, 2012). Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa bahwa tradisi berbalas pantun selalu digunakan pada upacara
adat perkawinan masyarakat Melayu Kecamatan Meral meskipun hanya pada beberapa
tahap prosesi upacara saja. Hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya 52,3% responden
menjawab bahwa tradisi berbalas pantun selalu digunakan pada beberapa tahap prosesi
upacara adat perkawinan masyarakat Melayu di Kecamatan Meral.
2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu
metode penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang
sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dengan membuat rangkaian kata-kata
atau kalimat secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Meral Kabupaten Karimun terhitung dari
bulan Juni s.d. Juli 2013.
Objek dalam penelitian ini adalah pantun pada upacara adat perkawinan masyarakat
Melayu Kecamatan Meral Kabupaten Karimun.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi (melakukan
pengamatan secara langsung kelapangan untuk mengetahui secara umum tentang tradisi
berbalas pantun pada perkawinan Masyarakat Melayu Kecamatan Meral Kabupaten
Karimun), wawancara (percakapan dengan maksud tertentu secara lisan yang dilakukan
dua orang atau lebih yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (responden) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu), dan
penyebaran angket (sejumlah pertanyaan terhadap objek penelitian atau responden).
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Tradisi Berbalas Pantun dalam
Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu di Kecamatan Meral, terdapat beberapa
tahap perkawinan yang selalu menggunakan pantun dalam bertutur kata untuk
mengungkapkan maksud dan tujuan pertemuan adat tersebut. Diantaranya yaitu pada tahap
merisik sebanyak 16 oang (32%) responden menjawab tradisi berbalas pantun slalu
digunakan, pada tahap meminang sebanyak16 orang (32%) responden menjawab tradisi
berbalas pantun selalu digunakan , pada tahap menghantar tanda sebanyak 24 orang (48%)
responden menjawab selalu digunakan, pada tahap menghantar belanja sebanyak 27 orang
(54%) responden menjawab selalu digunakan, serah terima sebanyak 34 orang (68%) yang
menjawab selalu digunakan, pada tahap membuka pintu sebanyak 37 orang (74%)
responden menjawab selalu digunakan , dan pada tahap membuka kipas sebanyak 29 orang
(58%) responden menjawab selalu digunakan .
4. Simpulan dan Rekomendasi
Tradisi berbalas pantun pada upacara adat perkawinan masyarakat Melayu hasil
jawaban angket responden menjawab selalu digunakan sebanyak 52,3%. Hal ini
menandakan bahwa tradisi berbalas pantun selalu digunakan pada upacara adat perkawinan
masyarakat Melayu Kecamatan Meral meskipun hanya pada beberapa tahap prosesi
upacara saja. Beberapa tahap yang selalu menggunakan berbalas pantun diantaranya pada
tahap menghantar tanda, menghantar belanja, serah terima, membuka pintu dan membuka
kipas. Sedangkan pada tahap merisik dan meminang berbalas pantun jarang digunakan.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan tokoh adat dan masyarakat yang
sudah menikah di kecamatan Meral, bahwa dalam upacara adat perkawinan masyarakat
Melayu Kecamatan Meral tradisi berbalas pantun diperlukan dan harus tetap digunakan
pada beberapa tahap prosesi upacara adat perkawinan sebagai salah satu tradisi yang sudah
melekat dalam kehidupan masyarakat melayu agar acara yang dilaksanakan terasa lebih
khidmat dan menghibur.
Para orang tua yang mengerti tentang tradisi berbalas pantun hendaknya
mewariskan kepada generasi muda agar tradisi tersebut tidak hilang dalam kehidupan
masyarakat melayu.
Masyarakat hendaknya tetap melestarikan tradisi-tradisi yang ada dalam kehidupan
masyarakat, khususnya tradisi berbalas pantun.
Para tokoh adat sebaiknya harus melestarikan tradisi berbalas pantun sebagai hasil
budaya melayu agar generasi muda berikutnya tidak kehilangan pengetahuan tentang
tradisi yang ada dalam kehidupan masyarakat melayu, khususnya masyarakat melayu di
Kecamatan Meral.
Daftar Pustaka
Abdullah, Sabariah. 2005. Adat Perkahwinan Melayu. Malaysia: Pustaka Cahaya Intelek.
Al Mudra, Mahyudin. 2004. Rumah Melayu Memanggu adat Menjemut Zaman.
Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.
A.S, Nadjua. Buku Pintar Puisi dan Pantun. Surabaya. Triana Media.
Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV. YRAMA
WIDYA.
Effendi, Tenas. 2004. Pemakaian Ungkapan dalam Upacara Perkawinan Orang Melayu.
Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.
Hamidy, UU.2004. Jagad Melayu Dalam Lintasan Budaya di Riau. Pekanbaru: UNRI
Press.
Hidayatullah, Syamsul. 2008. Pribahasa & Pantun. Surabaya. Nidya Pustaka.
Malik, Abdul. 2009. Memelihara Warisan Yang Agung. Yogyakarta: Akar Indonesia.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Qurniadi dan Magdalena. 2012. Kebudayaan Melayu Kepulauan Riau. Batam. CV.
Bintang Dunia.
Rosyidi, M. Ikhwal, dkk. 2010.Analisis Teks Sastra. Yogyakarta. Grahara Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. CV
Alfabeta.
Sugono, Dendi. Dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Recommended