View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BUKU PANDUAN
PENYUSUNAN KURIKULUM
UNIVERSITAS SAMUDRA
TAHUN 2018
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Prof. Dr. Syarief Thayeb, Meurandeh, Langsa – Aceh
Telp. (0641) 7445139 Fax. (0641) 7445139
Website : www.fkip.unsam.ac.id. Kode Pos 24416
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SAMUDRA
Dibuat Oleh
1. Drs. Teuku Junaidi, M.Pd. (Wakil Dekan I) 2. Dra. Elfrida, M.Pd. (Wakil Dekan II) 3. Dr. Imam Hadi Sutrisno, M.Si. 4. Dr. T. Muhammad Sahudra, M.Pd. 5. Dr. Mastura, M.Si. 6. Adi Bejo Suwardi, M.Si. 7. Azrul Rizki, S.Pd., M.Pd. 8. Faiz ‘Urfan, S.Pd., M.Pd. 9. Dona Mustika, S.Pd., M.Pfis. 10. Dini Ramadhani, S.Pd., M.Pd.
Disetujui oleh
i
Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... i
BAB I KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI ................................................................................................ 1
1.1 Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia ........................................................................................ 1
1.2 Landasan Pemikiran Kurikulum Pendidikan Tinggi .......................................................... 2
1.3 Arah Kebijakan Kurikulum Universitas Samudra ............................................................... 5
BAB II PARADIGMA KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI ................................................................... 7
2.1 KKNI dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi ........................................................................... 7
2.2 KKNI sebagai Tolak Ukur .............................................................................................................. 7
2.3 Capaian Pembelajaran sebagai bahan Utama Penyusunan KPT ................................... 8
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM STUDI .......................... 11
3.1 Penyusunan Struktur Kurikulum Program Studi ................................................................ 11
3.2 Penetapan Capaian Pembelajaran ............................................................................................. 13
3.3 Unsur dalam Capaian Pembelajaran ........................................................................................ 13
3.4 Tahap Penyusunan Capaian Pembelajaran ........................................................................... 15
3.5 Jenis Formulasi CP ........................................................................................................................... 15
3.6 Alur Penyusunan CP ....................................................................................................................... 16
3.7 Langkah Menentukan Profil ........................................................................................................ 16
3.8 Alur Menyusun Pernyataan CP ................................................................................................... 18
3.9 Rujukan Penyusunan Capaian Pembelajaran ....................................................................... 19
BAB IV PENYUSUNAN MATA KULIAH ....................................................................................................... 20
4.1 Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan ........................................................... 20
4.2 Pengertian Standar Isi ................................................................................................................... 22
4.3 Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan SKS ................................................................... 23
4.4 Ketentuan Khusus Kurikulum Unsam ..................................................................................... 26
4.5 Teknik Menyusun Kode Mata Kuliah ....................................................................................... 27
BAB V RANCANGAN PEMBELAJARAN ....................................................................................................... 29
BAB VI Evaluasi Kurikulum ............................................................................................................................ 32
6.1 Kurikulum Program Studi ............................................................................................................ 33
6.2 Cakupan Evaluasi Kurikulum ...................................................................................................... 33
6.2.1 Faktor Proses Internal ....................................................................................................... 33
ii
Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
6.2.2 Faktor Proses Eksternal .................................................................................................... 34
6.3 Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Kurikulum ............................................................... 35
6.3.1 Evaluasi Kebijakan, Standar dan Pedoman Pengembangan
Kurikulum .............................................................................................................................. 35
6.3.2 Evaluasi Implementasi Kurikulum ............................................................................... 38
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Kurikulum Program Studi ..................................................................................... 40
Lampiran 2. Matrik Keterkaitan Capaian Pembelajaran dengan KKNI dan
Elemen Kompetensi ................................................................................................................. 42
Lampiran 3. Perhitungan Beban Belajar Mahasiswa dan SKS .......................................................... 44
Lampiran 4. Contoh Diagram Alir Mata Kuliah ...................................................................................... 49
Lampiran 5. Contoh RPS .................................................................................................................................. 50
Lampiran 6. Struktur Kurikulum Mata Kuliah Umum ......................................................................... 53
1 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 1
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
1.1 Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia
Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi di Indonesia memiliki empat tahapan pokok, yaitu (1) Input; (2) Proses; (3) Output; dan (4) Outcomes. Input Perguruan Tinggi (PT) adalah lulusan SMA, MA, dan SMK sederajat yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi mendapatkan pengalaman belajar dalam proses pembelajaran yang telah ditawarkan. Input yang baik memiliki beberapa indikator, antara lain nilai kelulusan yang baik, namun yang lebih penting adalah adanya sikap dan motivasi belajar yang memadai. Kualitas input sangat tergantung pada pengalaman belajar dan capaian pembelajaran calon mahasiswa.
Setelah mendaftarkan diri dan resmi menjadi mahasiswa, tahapan selanjutnya
adalah menjalani proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik memiliki unsur yang baik dalam beberapa hal, yaitu: (1) capaian pembelajaran (learning outcomes) yang jelas; (2) Organisasi PT yang sehat; (3) Pengelolaan PT yang transparan dan akuntabel; (4) Ketersediaan rancangan pembelajaran PT dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja; (5) Kemampuan dan ketrampilan SDM akademik dan nonakademik yang handal dan profesional; (6) Ketersediaan sarana- prasarana dan fasilitas belajar yang memadai. Dengan memiliki keenam unsur tersebut, PT akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat, serta mengarah pada ketercapaian masyarakat akademik yang profesional. Dalam perkembangannya, ketercapaian iklim dan masyarakat akademik tersebut dijamin secara internal oleh PT masing-masing. Namun, proses penjaminan mutu secara internal tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil PT saja. Oleh karenanya, pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMRISTEK DIKTI), mensyaratkan bahwa PT harus melakukan proses penjaminan mutu secara konsisten dan benar agar dapat menghasilkan lulusan yang baik. Setelah melalui proses pembelajaran yang baik, diharapkan akan dihasilkan lulusan PT yang berkualitas. Beberapa indikator yang sering digunakan untuk menilai keberhasilan lulusan PT adalah (1) IPK; (2) Lama Studi dan (3) Predikat kelulusan yang disandang. Namun proses ini tidak hanya berhenti disini. Untuk dapat mencapai keberhasilan, perguruan tinggi perlu menjamin agar lulusannya dapat terserap di pasar kerja. Keberhasilan PT untuk dapat mengantarkan lulusannya agar diserap dan diakui oleh pasar kerja dan masyarakat inilah yang akan juga membawa nama dan kepercayaan PT di mata calon pendaftar yang akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendaftar (input). Siklus ini harus dievaluasi dan diperbaiki atau dikembangkan secara berkelanjutan (Gambar1-1).
2 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
1.2 Landasan Pemikiran Kurikulum Pendidikan Tinggi
Sebelum tahun 2000 kurikulum disusun berdasarkan tradisi 5 tahunan (jenjang S1) atau 3 tahunan (jenjang D3) yang selalu mengindikasikan berakhirnya tugas satu perangkat kurikulum. Selain itu, berorientasi kepada rencana strategis PT yang memuat visi dan misi PT juga telah berubah. Sebagian besar alasan perubahan kurikulum berasal dari permasalahan internal PT sendiri. Apalagi pada situasi global seperti saat ini, dimana percepatan perubahan terjadi di segala sektor, maka akan sulit bagi masyarakat untuk menahan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pada masa sebelum tahun 1999 (pre-millenium era) perubahan IPTEKS yang terjadi mungkin tidak sedahsyat pasca-millenium. Jika dipahami secara mendalam berdasarkan sistem pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka jika terjadi perubahan pada tuntutan dunia kerja sudah sewajarnyalah proses di dalam PT perlu untuk beradaptasi. Alasan inilah yang seharusnya dikembangkan untuk melakukan perubahan kurikulum PT di Indonesia.
Gambar 1-1: Alur Sistem Pendidikan Tinggi
Setelah diratifikasinya beberapa perjanjian dan komitmen global (AFTA, WTO,
GATTS) oleh Pemerintah RI, maka dunia semakin mencair dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan mutu lulusan di berbagai belahan bumi. Berbagai kesepakatan dan kesepahaman antar negara-negara di ASEAN mulai ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas bebas tenaga kerja professional antar negara di ASEAN telah dibentangkan. Perkembangan roadmap tersebut dimulai semenjak tahun 2008 dengan melakukan
3 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk memperkuat institusi pengembang
SDM. Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati Mutual Recognition Agreement
(MRA) untuk berbagai profesi. Beberapa bidang profesi yang telah memiliki MRA adalah: (1) engineers; (2) architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5) medical
doctor; (6) dentist; (7) nurses, dan (8) labor in tourism. Atas dasar prinsip kesetaraan mutu serta kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai bidang pekerjaan dan profesi di era global, maka diperlukanlah sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari lulusan pendidikan di Indonesia.
Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara internal,
kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 program studi satu dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari program studi yang sama. Selain itu, juga sukar dibedakan antara lulusan pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi. Tidak adanya standar kualifikasi pendidikan ini membuat akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi semakin turun.
Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, dorongan sekaligus dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan pendidikan di Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian dikenal dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi sebuah tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global. Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 menyatakan:
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI,
adalah kerangka penjenjangan kualifiasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
KKNI juga disusun sebagai respon dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia pada
tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan pendidikan tinggi (The
International Convention on the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher
Education in Asia and the Pasific). Dalam hal ini dengan adanya KKNI maka negara- negara lain dapat menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan penilaian kesetaraan capaian pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau bekerja di Indonesia maupun sebaliknya apabila akan menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perjalanan perubahan
4 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia diawali tahun 1994 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dimana kurikulum yang mengutamakan ketercapaian penguasaan IPTEKS, oleh karenanya disebut sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Model kurikulum ini, ditetapkan mata kuliah wajib nasional pada program studi yang ada. Kemudian pada tahun 2000, atas amanah UNESCO melalui concept the four pillars of education, yaitu learning to
know, learning to do, learning to be dan learning to live together (Dellors, 1998), Indonesia merekonstruksi konsep kurikulumnya dari Kurikulum Berbasis Isi (KBI) ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum era tahun 2000 dan 2002 ini mengutamakan pencapaian kompetensi,
sebagai wujud usaha untuk mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan industri. KBK terdiri atas kurikulum inti dan institusional, mencakup kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Implementasi KBK memerlukan penetapan kompetensi utama melalui kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan. Sedangkan kompetensi pendukung dan kompetensi lain, ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan perkembangan global yang saat ini dituntut adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum di perguruan tinggi sejak tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan untuk menjaga mutu lulusannya. Kurikulum ini dikenal dengan nama Kurikulum Pendidikan
Tinggi (KPT). Pada Tabel 1-1 di bawah ini menjelaskan perbandingan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Indonesia dari waktu ke waktu.
Tabel 1-1. Perbandingan Kurikulum Pendidikan Tinggi dari waktu ke waktu
KBI (1994) KBK (2000/2002) KPT (2012)
Kurikulum Nasional (Kepmendikbud Nomor:
056/U/1994)
Kurikulum Inti dan Institusional (Kepmendikbud Nomor:
232/U/2000 dan 045/U/2002)
Kurikulum Pendidikan Tinggi (UUPT Nomor: 12/2012 dan
KKNI – Perpres Nomor 8/2012)
Mengutamakan penguasaan ipteks
Tidak merumuskan kemampuannya
Menetapkan MK wajib (100 – 110) dari 160 sks (S1)
Mengutamakan pencapaian kompetensi
Tidak ditetapkan batasan keilmuan yang harus dikuasai
Penetapan kompetensi utama dari hasil kesepakatan program studi sejenis
Mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran
Terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, pengembangan keilmuan, kewenangan dan tanggungjawabnya.
Perumusan capaian pembelajaran minimal tercantum pada SNPT dan
Hasil kesepakatan prodi sejenis.
5 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
1.3 Arah Kebijakan Kurikulum Universitas Samudra
Rujukan penyusunan kurikulum harus mengacu kepada berbagai kebijakan maupun standar nasional yang disesuaikan dengan karakteristik pendidikan tinggi yang wajib menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Cakupan standar pendidikan tinggi lebih luas dari delapan standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penerbitan Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), menuntut kurikulum pendidikan tinggi juga merujuk kepada cakupan capaian pembelajaran yang ditunjukkan oleh seorang lulusan.
Kata kunci yang mengkaitkan antara kurikulum dengan KKNI adalah capaian pembelajaran (CP) dan kualifikasi. Pengemasan CP ke dalam jenjang kualifikasi KKNI sangat penting untuk keperluan penyetaraan kualifikasi dan rekognisi antara tingkat
pendidikan dan tingkat pekerjaan. Di samping itu, pengemasan CP ke dalam KKNI juga
penting untuk keperluan harmonisasi dan kerjasama saling pengakuan kualifikasi dengan negara lain, baik secara regional maupun secara internasional.
Pengembangan kurikulum Program Studi di Universitas Samudra didasarkan atas berbagai kebijakan yang ada sebagai berikut ini.
1. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan capaian visi Unsam yang inovatif, mandiri, dan terkemuka dalam menghasilkan lulusan berkualitas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika.
2. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan berpedoman pada Dokumen Mutu Unsam yang terdiri dari kebijakan mutu, standar mutu, dan manual mutu.
3. Kurikulum senantiasa dapat diperbaharui (living document) sesuai dengan perubahan dan perkembangan paradigma pendidikan tinggi atas dasar telaah kritis dengan didukung bukti ilmiah yang mengarah kepada kompetensi KKNI.
4. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan melibatkan Tenaga Ahli, stakeholders
(pemangku kepentingan), Assosiasi Bidang Studi, dan civitas academika program studi untuk mendapatkan masukan.
5. Penyusunan dan perbaikan kurikulum dilakukan serentak di setiap Program Studi dan diharapkan penerapannya juga dilakukan secara serentak.
6. Pengembangan kurikulum didukung oleh Landasan Yuridis, Landasan Filosofi, dan Landasan Teoritis.
7. Pengembangan kurikulum atas dasar Landasan Yuridis dengan mempertimbangkan peraturan-peraturan yang berlaku.
8. Pengembangan kurikulum atas dasar Landasan Filosofi seperti idealisme, humanisme, esensialisme, parenialisme, dan rekonstruktivisme sosial.
9. Pengembangan kurikulum atas dasar Landasan Teoritis didasarkan atas ilmu dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang mencakup relevansi, kontinuitas, fleksibilitas, efektivitas, efesiensi, dan pragmatis.
10. Unsam akan menyediakan dana bantuan pemutakhiran kurikulum kepada setiap prodi untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum tersebut.
11. Setiap Prodi hanya menjalankan 1 kurikulum yang telah disyahkan oleh Rektor
6 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Unsam. 12. Implementasi kurikulum KKNI harus dilaksanakan paling lambat semester Ganjil
2017/2018. 13. Mata Kuliah wajib di Unsam mengacu kepada ketetapan Rektor Unsam, dan 14. Hal-hal teknis lainnya (seperti SKS, masa studi, dan lainnya) mengacu kepada
Panduan Kurikulum yang ditetapkan oleh Rektor Unsam.
7 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 2
PARADIGMA KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
2.1 KKNI dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Pernyataan ini ada dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
Sangat penting untuk menyatakan juga bahwa KKNI merupakan perwujudan mutu
dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan pelatihan yang dimiliki Negara Indonesia. Maknanya adalah, dengan KKNI ini memungkinkan hasil pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dilengkapi dengan perangkat ukur yang memudahkan dalam melakukan penyepadanan dan penyejajaran dengan hasil pendidikan bangsa lain di dunia. KKNI juga menjadi alat yang dapat menyaring hanya SDM yang berkualifikasi yang dapat masuk dan bekerja ke Indonesia.
Fungsi komprehensif ini menjadikan KKNI berpengaruh pada hampir setiap bidang
dan sektor di mana sumber daya manusia dikelola, termasuk di dalamnya pada sistem pendidikan tinggi, terutama pada kurikulum pendidikan tinggi.
2.2 KKNI Sebagai Tolak Ukur
Pergeseran wacana penamaan kurikulum pendidikan tinggi dari KBK ke KPT memiliki beberapa alasan yang penting, sebagai berikut: a) Penamaan KBK tidak sepenuhnya didasari oleh ketetapan peraturan, sehingga masih
memungkinkan untuk terus berkembang. Hal ini sesuai dengan kaidah dari kurikulum itu sendiri yang terus berkembang menyesuaikan pada kondisi terkini dan masa mendatang.
b) KBK mendasarkan pengembangannya pada kesepakatan penyusunan kompetensi lulusan oleh perwakilan penyelenggara program studi yang akan disusun kurikulumnya. Kesepakatan ini umumnya tidak sepenuhnya merujuk pada parameter ukur yang pasti, sehingga memungkinkan pengembang kurikulum menyepakati kompetensi lulusan yang kedalaman atau jenjang capaiannya berbeda dengan pengembang kurikulum lainnya walaupun pada program studi yang sama pada jenjang yang sama pula.
c) Ketiadaan parameter ukur dalam sistem KBK menjadikan sulit untuk menilai apakah program studi jenjang pendidikan yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
lain. Artinya, tidak ada yang dapat menjamin apakah kurikulum program D4 misalnya lebih tinggi dari program D3 pada program studi yang sama jika yang menyusun dari kelompok yang berbeda.
d) KKNI memberikan parameter ukur berupa jenjang kualifikasi dari jenjang 1 (terendah) sampai jenjang 9 (tertinggi). Setiap jenjang KKNI bersepadan dengan
8 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
jenjang Capaian Pembelajaran (CP) program studi pada jenjang tertentu, yang mana kesepadanannya untuk pendidikan tinggi adalah jenjang 3 untuk D1, jenjang 4 untuk D2, jenjang 5 untuk D3, jenjang 6 untuk D4/S1, jenjang 7 untuk profesi (setelah sarjana), jenjang 8 untuk S2, dan jenjang 9 untuk S3. Kesepadanan ini diperlihatkan pada Gambar 2-1.
Gambar 2-1: Penataan Jenis dan Strata Pendidikan Tinggi
e) CP pada setiap jenjang KKNI diuraikan dalam diskripsi sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak dengan pernyataan yang ringkas yang disebut dengan deskriptor generik. Masing-masing deskriptor mengindikasikan kedalaman dan jenjang dari CP sesuai dengan jenjang program studi.
f) KPT merupakan bentuk pengembangan dari KBK, menggunakan jenjang kualifikasi KKNI sebagai pengukur CP untuk bahan penyusun kurikulum suatu program studi.
g) Perbedaan utama KPT dengan KBK terletak pada kepastian dari jenjang program studi karena CP yang diperoleh memiliki ukuran yang pasti.
2.3 Capaian Pembelajaran sebagai Bahan Utama Penyusunan KPT
Akuntabilitas penyusunan KPT dapat dipertanggung jawabkan dengan adanya KKNI sebagai tolok ukur dalam penyusunan CP. Secara khusus kewajiban menyusun CP yang menggunakan tolok ukur jenjang KKNI dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang
9 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi pada pasal 10 ayat 4, yakni: setiap program studi wajib menyusun deskripsi CP minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang. Bahkan pada ayat yang sama juga dinyatakan bahwa setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi. Dengan demikian semua perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program studi harus mengembangkan kurikulum dan menyusun CP dengan menggunakan KKNI sebagai tolok ukurnya.
Capaian pembelajaran dapat dipandang sebagai resultan dari hasil keseluruhan
proses belajar yang telah ditempuh oleh seorang mahasiswa selama menempuh studinya pada satu program studi tertentu, dimana unsur CP mencakup sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, dan tanggung jawab/hak. Seluruh unsur ini menjadi kesatuan yang saling terkait dan juga membentuk relasi sebab akibat. Oleh karenanya, unsur CP dapat dinyatakan bahwa siapapun orang di Indonesia, dalam perspektif sebagai SDM, pertama-tama harus memiliki sikap dan tata nilai keIndonesiaan, padanya harus dilengkapi dengan kemampuan yang tepat dan menguasai/didukung oleh pengetahuan yang sesuai, maka padanya berlaku
tanggung jawab sebelum dapat menuntut/mendapat hak-nya. Kesatuan unsur CP tersebut digambarkan seperti Gambar 2-2.
10 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Gambar 2-2: Capaian Pembelajaran Sesuai KKNI
Apabila unsur-unsur pada CP tersebut dijadikan bahan utama dalam penyusunan kurikulum pada program studi, maka lulusannya akan dapat mengkonstruksi dirinya menjadi pribadi yang utuh dan unggul dengan karakter yang kuat dan bersih.
11 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 3
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM STUDI
3.1 Penyusunan Struktur Kurikulum Program Studi
Pengaturan mata kuliah dalam tahapan semester sering dikenal sebagai struktur kurikulum. Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan penyusunan struktur kurikulum, yaitu model serial dan model paralel. Pendekatan model serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau struktur keilmuannya. Pada pendekatan serial ini, mata kuliah disusun dari yang paling dasar (berdasarkan logika keilmuannya) sampai di semester akhir yang merupakan mata kuliah lanjutan (advanced). Setiap mata kuliah yang saling berhubungan ditunjukkan dengan adanya mata kuliah prasyarat. Mata kuliah yang tersaji di semester awal akan menjadi syarat bagi mata kuliah di atasnya. Permasalahan yang sering muncul adalah siapa yang harus membuat hubungan antar mata kuliah antar semester. Jika mahasiswa, mereka belum memiliki kompetensi untuk memahami keseluruhan kerangka keilmuan tersebut. Jika dosen, tidak ada yang menjamin terjadinya kaitan tersebut mengingat antara mata kuliah satu dengan yang lain diampu oleh dosen yang berbeda dan sulit dijamin adanya komunikasi yang baik antara dosen-dosen yang terlibat. Kelemahan inilah yang menyebabkan lulusan dengan model struktur serial ini kurang memiliki kompetensi yang terintegrasi. Sisi lain dari adanya mata kuliah prasyarat sering menjadi penyebab terlambatnya kelulusan mahasiswa karena bila salah satu mata kuliah prasyarat tersebut gagal mereka harus mengulang di tahun berikutnya.
Adapun pendekatan struktur kurikulum model paralel menyajikan mata kuliah
pada setiap semester sesuai dengan tujuan kompetensinya. Struktur paralel ini secara ekstrim sering dijumpai dalam model BLOK di program studi kedokteran. Model Blok adalah struktur kurikulum paralel yang tidak berdasarkan pembelajaran semesteran, tetapi berdasarkan ketercapaian kompetensi di setiap blok, sehingga sering pula disebut sebagai model MODULAR, karena terdiri dari beberapa modul/blok. Tetapi, struktur kurikulum paralel tidak hanya dilaksanakan dengan model Blok, tetapi dapat juga dalam bentuk semesteran yaitu dengan mengelompokkan beberapa mata kuliah berdasarkan kompetensi yang sejenis. Sehingga setiap semester akan mengarah pada pencapaian kompetensi yang serupa dan tuntas pada semester tersebut, tanpa harus menjadi syarat bagi mata kuliah di semester berikutnya.
Sebagai penutup dari rangkaian penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh setiap
program studi, dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini. Di dalam gambar tersebut tampak bahwa pada awal pengembangan kurikulum, program studi harus menetapkan capaian pembelajaran pendidikannya, yang dikenal dengan profil (peran mahasiswa). Dari peran inilah, capaian pembelajaran di setiap tahap pendidikan dapat diturunkan dengan lebih akuntabel dan reliabel. Maknanya, tidak ada program studi yang terlewat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam
12 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
KKNI. Ketentuan dari penetapan capaian pembelajaran ini, diatur dalam standar kompetensi lulusan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Gambar 3.1 Tahapan Penyusunan Kurikulum
Langkah berikutnya adalah menetapkan bahan kajian untuk dapat memenuhi
ketercapaian dari capaian pembelajaran tersebut. Ketentuan dari penetapan bahan kajian ini, ditetapkan melalui standar isi Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
KKNI
dan SN-
DIKTI
KKNI dan
SN-DIKTI
Pemilihan:
Bahan Kajian
Tingkat Keluasan
Tingkat Kedalaman
Tingkat Kemampuan
yang ingin dicapai
Konsep Mata Kuliah dan
Besarnya SKS
Matriks antara:
Sikap, Ketrampilan
Kerja Umum,
Ketrampilan Khusus,
dengan
Bahan Kajian
Tracer Study:
Need Assesment,
Market Signal
Analisis SWOT:
(University Values,
Scientific Vision)
Struktur Kurikulum dan
Rancangan Pembelajaran
Rumusan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
PROFIL LULUSAN
13 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Pola pengembangan yang sesuai dengan peraturan mengenai Standar Nasional Pendidikan Tinggi ini, akan menjamin keterwujudan kurikulum yang akuntabel terhadap KKNI, serta lulusan yang dihasilkan sesuai dengan kualifikasi dari KKNI.
3.2 Penetapan Capaian Pembelajaraan
Deskripsi Capaian Pembelajaran (CP) menjadi komponen penting dalam rangkaian penyusunan kurikulum pendidikan tinggi (KPT). Sebagaimana telah diungkapkan di bab sebelumnya, CP dapat dipandang sebagai resultan dari hasil keseluruhan proses belajar yang telah ditempuh oleh seorang pembelajar/ mahasiswa selama menempuh studinya pada satu program studi tertentu. Unsur capaian pembelajaran mencakup: sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, dan tanggung jawab/hak. Seluruh unsur ini menjadi kesatuan yang saling terkaitt dan juga membentuk hubungan sebab akibat. Secara umum CP dapat memiliki beragam fungsi, diantaranya :
a) Sebagai Penciri, Deskripsi, atau Spesifikasi dari Program Studi. b) Sebagai ukuran, rujukan, pembanding pencapaian jenjang pembelajaran dan
pendidikan. c) Sebagai kelengkapan utama deskripsi dalam SKPI (Surat Keterangan
Pendamping Ijazah) d) Sebagai komponen penyusun kurikulum dan pembelajaran.
Karena sifatnya yang multifungsi seperti di atas, maka sangat mungkin format
diskripsi CP beragam sesuai dengan kebutuhannya. Pada fungsi tertentu CP dapat dideskripsikan secara ringkas, namun pada saat yang lain perlu untuk menguraikan secara lebih rinci. Keberagaman format CP sesuai dengan fungsinya tidak boleh menghilangkan unsur-unsur utamanya, sehingga CP pada program studi yang sama akan tetap memberikan pengertian dan makna yang sama walaupun dinyatakan dengan format berbeda.
3.3 Unsur dalam Capaian Pembelajaran
Pengertian capaian pembelajaran menurut KKNI (Perpres RI No. 8 Tahun 2012) adalah: internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan praktis, ketrampilan, afeksi, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
Dalam SN-DIKTI salah satu yang terkait dengan pengertian termuat dalam salah
satu standar yakni “standar kompetensi lulusan” yang tertera pada pasal 5 ayat (1) Permenristek dikti No. 44 Tahun 2015 yang dituliskan sebagai berikut : “Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan”.
14 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Dimana sikap diartikan sebagai perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual, personal, maupun sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Pengetahuan
merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Sedangkan Keterampilan merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
Dalam SN Dikti, unsur ketrampilan dibagi menjadi dua yakni ketrampilan umum
dan ketrampilan khusus. a) Keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh
setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan
b) Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
Gambar 3-2: Penetapan Capaian Pembelajaran menurut SN-DIKTI
Keterkaitan utama CP adalah pada diskriptor generik KKNI, hal ini sangat jelas dikarenakan definisi CP dinyatakan pertama kali dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI. Dalam KKNI, CP merupakan penera (alat ukur) dari apa yang diperoleh seseorang yang menyelesaikan suatu proses belajar baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. CP, dengan demikian akan mengidentifikasi unsur-unsur pencapaian belajar tersebut, sehingga dapat diidentifikasi jenjang atau derajatnya.
15 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
3.4 Tahap Penyusunan Capaian Pembelajaran
Menurut SN-DIKTI CP lulusan terdiri dari unsur sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan unsur sikap dan ketrampilan umum yang merupakan bagian dari CP telah dirumuskan dalam SN-DIKTI sebagai standar minimal yang harus dimiliki oleh setiap lulusan sesuai jenis dan jenjang program pendidikannya. Sedangkan unsur ketrampilan khusus dan pengetahuan yang merupakan rumusan kemampuan minimal lulusan suatu program studi tertentu, wajib disusun oleh forum program studi yang sejenis atau diinisiasi dan diusulkan oleh suatu program studi. Hasil rumusan CP dari forum atau program studi dikirim ke Direktorat Pembelajaran Kemristek-DIKTI, dan setelah diverifikasi oleh tim pakar, hasil akhir rumusan CP bersama rumusan CP program studi yang lain akan dimuat dalam laman DIKTI untuk masa sanggah dalam waktu tertentu sebelum ditetapkan sebagai standar kompetensi lulusan (SKL) oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek- DIKTI. Penyusunan CP, secara substantif dapat dilakukan melalui tahapan berikut: 1. Bagi program studi yang belum memiliki rumusan “kemampuan lulusannya” dapat
mencari referensi rumusan CP lulusan dari program studi sejenis yang memiliki reputasi baik, dan dari sumber lain yang pernah ditulis, misal dari: asosiasi profesi, kolegium keilmuan, konsorsium keilmuan, jurnal pendidikan, atau standar akreditasi dari negara lain.
2. Bagi program studi yang telah memiliki rumusan ‘kemampuan lulusannya’ dapat
mengkaji dengan membandingkan serta menyandingkan rumusan tersebut terhadap rumusan CP pada KKNI untuk melihat kelengkapan unsur deskripsi dan kesetaraan jenjang kualifikasinya.
3. Menyesuaikan hasil rumusan dengan rumusan sikap dan ketrampilan umum yang
telah ditetapkan di SN-DIKTI sebagai salah satu bagian kemampuan minimal yang harus dicapai.
3.5 Jenis Formulasi CP
Ragam formulasi deskripsi CP dimungkinkan dikarenakan pernyataannya yang menyesuaikan dengan kefungsiannya. Pada saat dipergunakan sebagai penciri atau pembeda program studi yang nantinya akan dituliskan pada SKPI yang menyatakan ragam kemampuan yang dicapai oleh lulusan, pernyataan CP cenderung ringkas namun mencakup semua informasi penting yang dibutuhkan. Sedangkan pada saat dipergunakan untuk mengembangkan kurikulum pada program studi, pernyataan CP justru harus rinci sehingga dapat menggambarkan kemampuan pada setiap profil yang dituju.
Sebagai penciri program studi, seringkali pernyataan CP dituntut untuk seringkas
mungkin sehingga dapat saja dinyatakan dalam satu paragraf yang mencakup seluruh unsurnya. Pernyataan CP untuk kebutuhan pengembangan kurikulum dapat dilakukan
16 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
dengan menelusuri dari profil yang dituju dan mengantisipasi bahan kajian yang akan disusun. CP pada pengembangan kurikulum berpeluang lebih mudah dikembangkan.
Hasil penyusunan CP untuk mengembangkan kurikulum dapat dipergunakan
sebagai perantara dalam menyusun CP untuk penciri program studi yang lebih ringkas. Polanya adalah dengan merekonstruksi diskripsi rinci pada CP kurikulum dengan melakukan filterisasi untuk mendapatkan substansi dari setiap pernyataan sehingga diperoleh kalimat atau paragraf yang konvergen.
3.6 Alur Penyusunan CP
Pola atau alur penyusunan CP, utamanya untuk referansi dalam menyusun dokumen kurikulum minimal mencakup : a. Profil : postur yang diharapkan pada saat pembelajar lulus atau menyelesaikan
seluruh proses pembelajaran dengan kesesuaian jenjang KKNI b. CP (Capaian Pembelajaran): dapat menyesuaiakan dengan deskriptor KKNI atau
unsur CP pada SN-DIKTI. c. Bahan Kajian: sebagai komponen/materi yang harus dipelajari/diajarkan untuk
mencapai CP yang direncanakan. d. Mata kuliah: merupakan wadah sebagai konsekwensi adanya bahan kajian yang
dipelajari mahasiswa dan harus diajarkan oleh dosen. e. Metoda Pembelajaran: merupakan strategi efektif dan efesien dalam menyampaikan
atau mengakuisisi bahan kajian selama proses pembelajaran. f. Metoda Penilaian: proses identifikasi dan penentuan tingkat penetrasi maupun
penguasaan bahan kajian oleh pembelajar melalui parameter dan variabel ukur yang akuntabel.
g. Dosen/laboran/teknisi: SDM yang tepat dan kompeten pada bidangnya sesuai dengan profil yang dituju yang harus ada dan siap.
h. Sarana Pembelajaran: yang membangun lingkungan dan suasana belajar yang memberdayakan.
Penyusunan CP dengan pola di atas setidaknya membutuhkan langkah penentuan
atau identifikasi profil lulusan. Profil dapat disepadankan dengan spesifikasi teknis dari hasil proses produksi, dalam hal ini adalah proses pembelajaran pada institusi pendidikan. Dengan demikian, pendeskripsian profil menjadi langkah utama yang harus dilakukan dalam menyusun CP. Tidak akan ada CP yang dapat dihasilkan tanpa mengetahui profil terlebih dahulu.
3.7 Langkah Menentukan Profil
Profil lulusan suatu program studi dapat disusun secara praktis dengan mengikuti alur sebagai berikut:
17 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Gambar 3- 7: Langkah Penyusunan Profil Lulusan
Seyogyanya profil program studi disusun oleh kelompok program studi
sejenis/asosiasi program studi, sehingga terjadi kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Dalam penyusunan profil keterlibatan dari stake
holders juga akan memberikan kontribusi untuk memperoleh konvergensi dan konektivitas antara institusi pendidikan dengan pemangku kepentingan yang nantinya akan menggunakan lulusannya. Hal ini menjamin mutu dari profil lulusan.
Penentuan profil juga wajib merujuk pada jenjang kualifikasi lulusan sesuai dengan
KKNI. Aspek yang perlu menjadi pertimbangan mencakup : sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak yang akan diemban oleh seorang lulusan. Kesesuaian tersebut dilakukan dengan membandingkan terhadap diskriptor generik KKNI.
Untuk membangun kekhasan program studi, dianjurkan untuk mengidentifikasi
keunggulan atau kearifan lokal/daerahsehingga rumusan profil akan memuat informasi mengenai kemampuan untuk menjawab persoalan dan tantangan yang berkembang atau muncul di daerah masing-masing.Bahkan jika perlu menjadi nilai unggul dari program studi bersangkutan. Demikian halnya dengan perkembangan berbagai sektor yang muncul di masyarakat harus dapat diakomodasikan, sehingga turut dalam mewarnai profil.
S2
TERAPAN
S3
TERAPAN
18 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Profil yang telah terdefinisi dengan jelas akan menjadi modal utama dalam mengembangkan pernyataan CP program studi. Satu program studi setidaknya memiliki satu profil, sangat umum bahwa satu program studi memiliki lebih dari satu profil. Berapa jumlah profil maksimum dapat diperkirakan dengan merujuk pada jenjang pendikan diperbandingkan dengan diskripsi KKNI. Secara umum, semakin tinggi jenjangnya, berpeluang untuk memiliki jumlah profil lebih banyak.
3.8 Alur Menyusun Pernyataan CP
Profil yang tersusun dengan cermat akan memudahkan dalam menyusun pernyataan CP. Metode paling sederhana dalam menyusun profil adalah dengan menguraikan setiap definisi profil menjadi unsur-unsur CP. Tip sederhana dalam menyusun CP dari profil yang ada adalah dengan pola fikir berikut: profil adalah indikasi apa yang dapat diperankan oleh seorang lulusan, sedangkan CP adalah apa yang harus dapat dilakukan oleh lulusan sesuai profil tersebut.
Diagram di atas menunjukkan alur penyusunan CP yang diturunkan dari profil
dengan menguraikan kedalam unsur-unsur deskripsi pada KKNI.
Perumusan CP dengan menguraikan kedalam unsur KKNI harus juga memasukkan komponen lain yakni :
a. Indikator tingkat capaian: merupakan gradasi pernyataan deskripsi sesuai dengan jenjang yang akan dicapai, hal ini tertera dalam deskripsi generik KKNI;
b. Visi dan misi program studi: menjamin kekhasan dan cita-cita atau tujuan dari program pendidikan dapat dicapai;
c. Bidang keilmuan: sangat penting untuk program studi jenis akademik sesuai dengan nomenklatur;
d. Bidang keahlian: pendidikan jenis profesi dan vokasi wajib mengidentikasi secara teliti;
19 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
e. Kemungkinan bahan kajian yang diperlukan untuk membangun dan menyusun CP yang direncanakan;
f. Referensi prodi sejenis yang berkembang di negara lain sebagai pembanding jika ada;
g. Peraturan yang ada; h. Kesepakatan prodi dan juga profesi terkait.
3.9 Rujukan Penyusunan Capaian Pembelajaran
Pengembang kurikulum dapat menetapkan tujuan pembelajaran secara lebih spesifik jika menggunakan taksonomi pembelajaran untuk menyiapkan perencanaan desain pembelajaran sampai perlengkapan evaluasinya. Selama dekadeini, telah dikenalkan 3 (tiga) model besar taksonomi, yaitu mulai dari Bloom (1956), Anderson dan Krathwol (2002) dan terakhir adalah taksonomi belajar Marzano (2009). Penyusun kurikulum dan rancangan pembelajaran dapat memilih model taksonomi yang ada. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekhasan.
20 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 4
PENYUSUNAN MATA KULIAH
4.1 PENETAPAN KELUASAN DAN KEDALAMAN PENGETAHUAN
Di dalam menetapkan keluasan materi, mata kuliah yang harus dirujuk adalah CP yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran dan kedalaman pengetahuan harus diperhatikan cakupan materi. Secara praktis, penyusun kurikulum dapat menentukan materi/kajian apa saja yang diperlukan untuk menguasai CP. Materi/bahan kajian yang dipilih tersebut akan menghasilkan informasi secara lengkap mengenai keluasan materi/kajian sebuah mata kuliah. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran atau mata kuliah, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh mahasiswa. Dibawah ini akan disampaikan tabel contoh dari penggunaan analisis dengan menggunakan pertanyaan di atas terhadap sebuah capaian pembelajaran.
Tabel 4.1 Penetapan keluasan materi diturunkan dari capaian pembelajaran (gunakan pertanyaan: untuk mencapai capaian pembelajaran, ilmu apa saja yang diperlukan?)
Kualifikasi
KKNI
CAPAIAN PEMBELAJARAN KAJIAN/ILMU/MATERI/POKOK
BAHASAN
S-1 Menguasai aplikasi software, teknologi
pembelajaran, agar dapat berperan
sebagai akademisi dan profesional
dalam memecahkan masalah
Pendidikan Kewarganegaraan
Konsep kurikulum, strategi
pembelajaran, media pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, teori politik,
konsep lembaga Negara, prinsip
hubungan interpersonal, hukum privat
dan publik, konsep ekonomi, ilmu
budaya
S-1 Mampu melakukan interview, observasi,
tes psikologi yang diperbolehkan sesuai
dengan prinsip psikodiagnostik dan
Kode Etik Psikologi Indonesia
Konsep pengukuran (psikometri), teori
kepribadian manusia, teori
perkembangan manusia, teori
psikologi sosial, prinsip komunikasi,
metodologi penelitian, kode etik
D-3 Mampu mengidentifikasi, menggunakan,
dan memelihara alat uji dan diagnosa
untuk melakukan pekerjaan sebagai
mekanik ahli sepeda motor
Prinsip pengujian kerja mesin, Konsep
kerja mesin/engine, konsep
pemindahan enerji, system rem,
system penerangan, system rangka
dan suspense,
D-4 Mampu melaksanakan kegiatan
fungsi-fungsi bisnis sebagai realisasi
gagasan bisnis yang memanfaatkan
sumberdaya bisnis secara efektif dan
efisien
Ilmu administrasi, prinsip dan
konsep bisnis, konsep manajemen
sumberdaya, prinsip kualitas dan
kontrol, pengelolan anggaran
21 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Prinsip penting lainnya yang harus diperhatikan adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi pembelajaran (mata kuliah) juga perlu diperhatikan. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh masing-masing program studi pelaksana. Cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh mahasiswa terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai, sesuai dengan kompetensi bidang ilmu spesifik dan juga sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan oleh asosiasi program studi secara nasional.
Setelah mendapatkan berbagai kajian ilmu, program studi juga perlu untuk menetapkan kedalaman dari materi yang akan disampaikan. Dalam proses penetapan kedalaman materi ini mengacu pada pasal 9 permenristekdikti nomor 44 tahun 2015 yang telah menetapkan kerangka tingkatannya yang harus diacu. Penetapan ini dipandang perlu, agar di dalam melaksanakan kurikulum pendidikan tinggi nantinya hasil lulusannya dapat distandarkan, tidak terlalu rendah ataupun melampaui hingga kualifikasi yang jauh di atasnya. Tidak jarang, sebuah program studi menetapkan kedalaman materi di bawah kualifikasi yang seharusnya. Misalnya, lulusan D-IV (sarjana terapan), hanya dituntut untuk menguasai konsep umum sederhana, dihafalkan dan diujikan dalam model pilihan ganda. Dapat dipastikan bahwa hasil lulusannya akan berada di bawah kualifikasi yang distandarkan KKNI. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Kedalaman penguasaan pengetahuan
LEVEL TINGKAT KEDALAMAN DAN KELUASAN MATERI PEMBELAJARAN DALAM SN DIKTI
PRODI
9 Filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu
S3
8 Teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu
S2
7 Teori aplikasi bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu Profesi 6 Konsep teoritis bidang pengetahuan dan ketrampilan
tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan tersebut secara mendalam
S1/D4
5 Konsep teoritis bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu secara umum
D3
4 Prinsip dasar bidang pengetahuan dan ketrampilan pada bidang keahlian tertentu
D2
3 Konsep umum pengetahuan dan ketrampilan operasional lengkap
D1
2 Pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik
Lulusan SMA
1 Pengetahuan faktual
22 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Tabel di atas menunjukkan adanya suatu kesinambungan ilmu dari tingkatan satu ke tingkatan lain. Oleh karenanya, untuk dapat menjalankan pendidikan secara terstandar dan sesuai dengan KKNI, penguasaan keluasan dan kedalaman pengetahuan ini harus dicapai secara kumulatif dan integratif. Di dalam Pasal 9 ayat (3) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 disebutkan bahwa Tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat
kumulatif dan/atau integratif. Dalam hal ini pada program studi yang memiliki jenjang pendidikan berkelanjutan, perlu untuk melakukan desain kurikulum secara berkesinambungan dan integratif dari jenjang ke jenjang. Sebagai contoh, program studi teknik elektro perguruan tinggi A menyelenggarakan dari strata S-1, S-2 dan S-3, maka dalam menetapkan tingkat kedalamannya harus berkelanjutan dan integratif.
Semua tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang ditetapkan untuk mencapai capaian pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk mata kuliah. Oleh karena itu, mata kuliah ditetapkan secara sangat terstruktur berdasarkan capaian pembelajaran dan kajian/materi yang diperlukan, bukan dibuat dengan mencontoh dan mengambil dari program studi lain yang sejenis. Dengan demikan, terbentuklah mata kuliah tersebut yang berorientasi kepada pencapaian kualifikasi yang sesuai.
4.2 PENGERTIAN STANDAR ISI
Pengertian dari standar isi, sebagaimana yang tertuang di dalam Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 pasal 8 ayat (1) adalah kriteria minimal tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran. Tingkat kedalaman serta keluasan dalam definisi ini merujuk pada CP yang ditetapkan. Tingkat kedalaman adalah sebuah tingkatan pencapaian kemampuan lulusan yang dirancang untuk memenuhi standar kompetensi lulusannya. Sementara keluasan materi adalah jumlah dan jenis kajian, atau ilmu atau cabang ilmu ataupun pokok bahasan yang diperlukan dalam mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Pasal 8 ayat
(3) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 menjelaskan bahwa Kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran pada program profesi, spesialis, magister, magister
terapan, doktor, dan doktor terapan, wajib memanfaatkan hasil penelitian dan
hasil pengabdian kepada masyarakat.
Oleh karenanya, untuk dapat mewujudkan CP yang sesuai dengan bidang ilmu serta kualifikasi KKNI, suatu program studi perlu mendesain secara integratif antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam kurikulumnya. Pemetaan kajian dalam kurikulum untuk dapat dikembangkan dan atau dikupas dalam sebuah penelitian, akan menjadi kekuatan tersendiri bagi program studi agar menghasilkan lulusan yang berkualitas. Selanjutnya pada paparan di bawah ini akan disampaikan secara lebih rinci mengenai metode dan ketentuan dalam menetapkan keluasan materi maupun kedalamannya.
23 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
4.3 PENETAPAN BEBAN BELAJAR MATA KULIAH DAN SKS
Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan kajian, dan tingkat penguasaanya, minimal harus mencakup “pengetahuan atau keilmuan yang harus dikuasai” dari deskripsi CP program studi yang sesuai dengan level KKNI dan telah disepakati oleh forum program studi sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara rumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian, dapat dibentuk mata kuliah beserta perkiraan besarnya beban sks. Matriks rumusan CP dan bahan kajian (Tabel 4. 3 ) dapat digunakan sebagai alat bantu agar keterkaitan antara kompetensi dengan bahan kajian menjadi lebih jelas, artinya tidak ada bahan kajian yang tidak terkait dengan CP yang akan dicapai. Di sisi lain dengan menggunakan matriks ini dapat diketahui asal munculnya matakuliah beserta besarnya sks.
Tabel 4.3 Matriks Kaitan Bahan Kajian dan CP Lulusan
Pembentukan sebuah mata kuliah dapat ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan efektivitas pencapaian kompetensi bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah, dan dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat. seperti contoh pada Tabel 4 . 4 berikut ini.
24 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Tabel 4.4 Contoh Penetapan Mata Kuliah berdasarkan Matriks Hubungan antara kompetensi lulusan dengan bahan kajian.
Pada tabel di atas tampak banyak alternatif dalam membentuk mata kuliah. Mata kuliah A dan mata kuliah C merupakan integrasi dari berbagai ilmu yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan yang komprehensif karena dipelajari dalam satu bungkus mata kuliah. Tetapi memungkinkan dibentuk mata kuliah B yang membahas satu bahan kajian untuk mencapai berbagai CP.
Dari contoh pembentukan mata kuliah seperti di atas, merangkai beberapa bahan kajian menjadi suatu mata kuliah dapat melalui beberapa pertimbangan yaitu : (a) Adanya keterkaitan yang erat antar bahan kajian yang bila dipelajari secara terintergrasi diperkirakan akan lebih baik hasilnya; (b) Adanya pertimbangan konteks keilmuan, artinya mahasiswa akan menguasai suatu makna keilmuan dalam konteks tertentu; (c) Adanya metode pembelajaran yang tepat yang menjadikan pencapaian kompetensi lebih efektif dan efisien serta berdampak positif pada mahasiswa bila suatu bahan kajian dipelajari secara komprehensif dan terintegrasi. Dengan demikian pembentukan mata kuliah mempunyai fleksibilitas yang tinggi, sehingga suatu program studi sangat dimungkinkan mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang sangat berbeda, karena dalam hal ini mata kuliah hanyalah kumpulan serangkaian bahan kajian yang dipilih sendiri oleh suatu program studi.
Pasal 15 ayat (1) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 menyatakan bahwa beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat ( 2) huruf (d), dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks). Untuk menetapkan besaran sks sebuah mata kuliah, terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti. Menurut Betts & Smith (2005) dalam buku Developing the Credit- based Modular
Curriculum in Higher Education, salah satu dasar pertimbangan penyusunan kurikulum dengan sistem kredit adalah beban kerja yang diperlukan mahasiwa dalam proses pembelajarannya untuk mencapai kompetensi hasil pembelajaran yang telah ditetapkan.
25 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Dasar pemikiran penetapan satuan kredit ini adalah equal credit for equal
work philosophy. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan terhadap beban mata kuliah yang akan dipelajari. Beban mata kuliah ini sangat ditentukan oleh keluasan, kedalaman, dan kerincian bahan kajian yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi, serta tingkat penguasaan yang ditetapkan. Setelah mendapatkan beban/alokasi waktu untuk sebuah mata kuliah, maka dapat dihitung satuan kredit persemesternya dengan cara memperbandingkan secara proporsional beban mata kuliah terhadap beban total untuk mencapai sks total suatu program studi yang ditetapkan (misalnya untuk program S1 dan D-IV minimal beban sks sebesar 144 sks). Dalam paradigma pengembangan kurikulum ini, besarnya sks sebuah mata kuliah atau suatu pengalaman belajar yang direncanakan, dilakukan dengan menganalisis secara simultan beberapa variabel, yaitu (a) tingkat kemampuan yang ingin dicapai; (b) tingkat keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c) cara/strategi pembelajaran yang akan diterapkan; (d) posisi/letak semester suatu mata kuliah atau suatu kegiatan pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan terhadap keseluruhan beban studi di satu semester yang menunjukkan peran/ besarnya sumbangan suatu mata kuliah dalam mencapai kompetensi lulusan.
Secara prinsip pengertian sks harus dipahami sebagai waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu, dengan melalui bentuk pembelajaran dan bahan kajian tertentu. Sementara itu, makna sks telah dirumuskan dalam pasal 17 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, yang menyebutkan bahwa 1 sks :
o Untuk perkuliahan, responsi dan tutorial di kelas bermakna 50 menit pembelajaran tatap muka di kelas, 60 menit tugas mandiri dan 60 menit tugas terstruktur setiap minggunya;
o Untuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis, mencakup tatap muka, 100 menit dan 70 menit tugas mandiri setiap minggunya;
o Untuk bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
Berdasarkan pengertian di atas maka bentuk pembelajaran yang akan dirancang harus memperhitungkan makna sks di setiap mata kuliah yang ada. Pasal 17 ayat (3) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 juga menekankan bahwa setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 sks. Selain itu pada Pasal 15 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 disebutkan bahwa semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 minggu. Proses penetapan sks yang akan disajikan dalam struktur kurikulum perlu mempertimbangkan kekuatan lama belajar mahasiswa.
Berdasarkan Pasal 16 ayat (1) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 bahwa masa studi dan beban belajar sebagai berikut:
a. program diploma satu: masa studi paling lama 2 (dua) tahun dengan beban
26 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
belajar paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks b. program diploma dua: masa studi paling lama 3 (tiga) tahun dengan beban
belajar paling sedikit 72 (tujuh puluh dua) sks; c. program diploma tiga: masa studi paling lama 5 (lima) tahun dengan beban
belajar paling sedikit 108 (seratus delapan) sks; d. program sarjana/sarjana terapan/diploma empat: masa studi paling lama 7
(tujuh) tahun dengan beban belajar paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) sks
e. program profesi: masa studi paling lama 3 (tiga) tahun dengan beban belajar paling sedikit 24 (dua puluh empat) sks;
f. program magister/program magister terapan/program spesialis: masa studi paling lama 4 tahun dengan beban belajar paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks; dan
g. program doktor/program doktor terapan/program sub spesialis: masa studi paling lama 7 (tujuh) tahun dengan beban belajar paling sedikit 42 (empat puluh dua) sks.
(2) Desain kurikulum
a. 6 semester untuk program diploma tiga b. 8 semester untuk program diploma empat dan program sarjana; c. 2-4 semester untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana
atau diploma empat; d. 3-4 semester untuk program magister, program magister terapan, dan
program spesialis satu setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat;
e. 6 semester untuk program doktor, program doktor terapan, dan program spesialis dua.
4.4 KETENTUAN KHUSUS KURIKULUM UNSAM
Dalam penyusunan kurikulum program studi di Universitas Samudra harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Mata Kuliah wajib disuatu program studi sarjana terdiri atas:
NO KODE MATA KULIAH sks
1 USA101 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2
2 USA102 PENDIDIKAN AGAMA 2
3 USA103 BAHASA INDONESIA 2
4 USA104 BAHASA INGGRIS 2
5 USA105 KEWIRAUSAHAAN 2
6 USA106 ILMU ALAMIAH DASAR 2
7 USA107 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR 2
8 USA108 KULIAH KERJA NYATA (KKN ) 4
9 USA109 ADAT DAN BUDAYA ACEH 2
10 USA110 PENDIDIKAN PANCASILA 2
11 USA111 PENDIDIKAN ANTI KORUPSI 2
27 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
2. Muatan masing-masing mata kuliah tersebut disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran pada jenjang KKNI program studi.
4.5 TEKNIK MENYUSUN KODE MATA KULIAH
Kode mata kuliah terdiri dari enam karakter, dimana tiga karakter pertama dalam bentuk huruf menyatakan kode prodi, fakultas, atau universitas dan tiga karakter selanjutnya dalam bentuk angka menyatakan penomoran mata kuliah.
Kode Huruf (contoh)
NO Kode Keterangan
1 USA Mata Kuliah Universitas 2 FHK Mata Kuliah Fakultas Hukum 3 FEB Mata Kuliah Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4 FPA Mata Kuliah Fakultas Pertanian 5 FKP Mata Kuliah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 6 HKM Mata Kuliah Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum 7 EKM Mata Kuliah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ekonomi Manajemen 8 EKP Mata Kuliah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan 9 EKA Mata Kuliah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ekonomi Akuntansi
10 AGO Mata Kuliah Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi 11 AGR Mata Kuliah Fakultas Pertanian Prodi Agribisnis 12 AKR Mata Kuliah Fakultas Pertanian Prodi Budidaya Perairan 13 PPS Mata Kuliah Fakultas FKIP Prodi Pendidikan Sejarah 14 BIO Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Biologi 15 ELT Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 16 PBI Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia 17 GEO Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Geografi 18 PMA Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Matematika 19 PFA Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Fisika 20 PKM Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Kimia 21 PJR Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Olah Raga 22 GSD Mata Kuliah Fakultas KIP Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 23 FTS Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil 24 FTM Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin 25 PTI Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Teknik Industri 26 FIF Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika 27 MAT Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Matematika 28 BIO Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Biologi 29 FSK Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Fisika 30 KIM Mata Kuliah Fakultas Teknik Prodi Kimia
Kode Angka
Digit pertama menunjukkan posisi tahun mata kuliah pada kurikulum, yaitu:
Angka 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut menunjukkan tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
28 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Semester 3
Kode Mata Kuliah SKS
INF 201 Statistika Dasar 3 (2 - 1)
INF 203 Logika 3 (3 - 0)
INF 205 Organisasi Sistem Komputer
2 (2 - 0)
INF 207 Aljabar Linier 3 (3 - 0)
INF 209 Komunikasi Data 3 (2 - 1)
INF 211 Struktur Data dan Algoritma 3 (2 - 1)
INF 213 Pemrograman Berorientasi Objek
3 (2 - 1)
TOTAL
20 (16- 4)
Semester 4
Kode Mata Kuliah SKS
INF 202 Metodelogi Penelitian 2 (2 - 0)
INF 204 Metode Numerik 3 (2 - 1)
INF 206 Rekayasa Perangkat Lunak
3 (2 - 1)
INF 208 Jaringan Komputer 3 (2 - 1)
INF 210 Sistem Informasi Geografis
3 (2 - 1)
INF 212 Sistem Operasi 3 (2 - 1)
INF 214 Pemrograman Berbasis Web
3 (2 - 1)
TOTAL
20 (14- 6)
Angka 5 menunjukkan mata kuliah pilihan. Angka 6 dan 7 menyatakan mata kuliah program S2. Angka 8 dan 9 menyatakan mata kuliah program S3.
Digit kedua dan ketiga menunjukkan semester mata kuliah tersebut dalam kurikulum, misalnya:
01, 03, 05, 07, 09, 11, … merupakan mata kuliah di semester ganjil. 02, 04, 06, 08, 10, 12, ... merupakan mata kuliah di semester genap.
Contoh:
INF 201 merupakan mata kuliah wajib Prodi Informatika pada tahun kedua semester ganjil atau mata kuliah semester 3.
INF 502 merupakan mata kuliah pilihan Prodi Informatika pada semester genap.
Kode Khusus untuk Mata Kuliah Khusus
Digit pertama dari tiga digit angka dapat berupa huruf P (stands for Project) untuk menyatakan mata kuliah yang nilainya dapat dimasukkan oleh operator ke sistem akademik (SIAKAD) di pertengahan semester, seperti mata kuliah seminar, tugas akhir, kuliah kerja nyata (KKN), kuliah kerja praktek (KKP), Program Pengalaman Lapangan (PPL). Untuk mata kuliah Tugas Akhir, perlu diberi kode PA setelah kode huruf yang menyatakan bahwa mata kuliah tersebut dapat diikuti selama 2 semester.
Contoh:
INF P01 menyatakan mata kuliah Tugas Akhir 1 dari Prodi Informatika di semester ganjil.
KIP P01 menyatakan mata kuliah wajib di FKIP untuk semester ganjil. KIP PA1 menyatakan mata kuliah Skripsi di FKIP.
29 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 5
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Rencana kegiatan belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk rencana
pembelajaran semester (RPS) atau nama lainnya, disusun oleh dosen atau tim dosen sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studinya.
Terdapat beberapa model perancangan pembelajaran, salah satunya adalah Model ADDIE. Model ADDIE adalah salah satu model rancangan pembelajaran yang
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (1990). Model ADDIE disusun secara sistimatis
dengan menggunakan tahap pengembangan yaitu analysis, design, development,
implementation, dan evaluation yang disingkat dengan ADDIE.
Gambar 6- 1: Model Perancangan Pembelajaran ADDIE & Dick-Carey
Tahapan pengembangan pembelajaran sesuai dengan model gambar di atas
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut,
Tabel 5- 1: Model Perancangan Pembelajaran ADDIE
TAHAPAN LUARAN
Analysis Menganalisis masalah-masalah pembelajaran sesuai kebutuhan belajar mahasiswa untuk mengindentifikasi capaian pembelajaran mata kuliah.
• Kebutuhan belajar mahasiswa
• Capaian Pembelajaran
Design Design merupakan tahapan untuk menentukan indikator, intrumen asesmen dan motode/strategi pembelajaran berdasarkan hasil tahapan analysis.
• Indikator • Instrumen Asesmen • Metode/strategi
Pembelajaran • Tugas-tugas
Development Berdasarkan tahapan design kemudian pada tahapan development, dikembangkan bahan pembelajaran dan media penghantarannya.
• Bahan Pembelajaran • Media Penghantaran
30 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
TAHAPAN LUARAN
Implementation Berdasarkan hasil dari tahapan development, kemudian diimplementasikan dlam proses pembelajaran mahasiswa.
Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri atau Terbimbing
Evaluation Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran kemudian dilakukan evaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar mahasiswa dalam menggapai capaian pembelajarannya.
• Evaluasi Proses Pembelajaran
• Evaluasi Hasil Pembelajaran
Selanjutnya dari hasil perancangan tersebut dituliskan dalam bentuk Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan butir-butir paling sedikit memuat: nama
program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; kemampuan akhir
yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan; kriteria, indikator, dan bobot penilaian; pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa selama satu semester; metode pembelajaran; bahan kajian yang terkait
dengan kemampuan yang akan dicapai waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; daftar referensi yang digunakan.
Tabel 5- 2: Format Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Mata Kuliah :……………………………………. Semester: ……………, Kode:……………, sks:…....
Program Studi :……………………............. Dosen: ..……………………………………….......................
Capaian Pembelajaran Program Studi: ………………………..........................................................................
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah : ……………………….............................................................................
Penilaian : ................................................................................................................................................................
Minggu
Ke-
Kemampuan
Akhir Yang
Diharapkan
Bahan
Kajian
(MateriPelajaran)
Strategi
Pembelajaran
Waktu
Belajar
(menit)
Kreteria
Penilaian
(Indikator)
Bobot
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
4.
5.
..
...
16.
31 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Tabel 5- 3: Penjelasan pengisian RPS
NOMOR
KOLOM JUDUL KOLOM PENJELASAN PENGISIAN
1 MINGGU KE Menunjukan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampai ke 16 ( satu semester ) (bisa 1/2/3/4 mingguan).
2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Rumusan kemampuan dibidang kognitif, psikomotorik, dan afektif diusahakan lengkap dan utuh (hard skills & soft skills). Merupakan tahapan kemampuan yang diharapkan dapat mencapai kompetensi mata kuliah ini diakhir semester.
3 BAHAN KAJIAN (materi belajar)
Bisa diisi pokok bahasan / sub pokok bahasan, atau topik bahasan (dengan asumsi tersedia diktat/modul njar untuk setiap pokok bahasan).
4. STRATEGI PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang dipilih (Misal: PBL, Inquiry Leraning, dll), Metode (misal: ceramah, diskusi, presentasi tugas, seminar, simulasi, responsi, praktikum, latihan, kuliah lapang, praktek bengkel, survai lapangan,bermain peran,atau gabungan berbagai bentuk. Pendekatan (misal: kontektual, lingkungan, dll) Penetapan strategi pembelajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan di atas akan tercapai dengan strategi pembelajaran tersebut.
5. Waktu Belajar Takaran waktu yang menyatakan beban belajar dalam satuan sks (satuan kredit semester). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester.
6. Kriteria Penilaian
Berisi indikator yang dapat menunjukan pencapaian kemampuan yang dicanangkan, atau unsur kemampuan yang dinilai (dapat bersifat kualitatif misalnya ketepatan analisis, kerapian sajian, kreatifitas ide, kemampuan komunikasi, juga kuantitatif misalnya jumlah kutipan acuan/ unsur yang dibahas, kebenaran hitungan, dll).
7. Bobot Penilaian Disesuaikan dengan waktu yang digunakan untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau besarnya sumbangan suatu kemampuan terhadap pencapaian kompetensi mata kuliah ini.
32 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
BAB 6
EVALUASI KURIKULUM
6.1 Kurikulum Program Studi
Sebagaimana misi pendidikan Unsam yaitu: “Terwujudnya Universitas Samudra yang maju dan bermutu sesuai standar nasional pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, profesional, kompeten dalam bidangnya dan mampu bersaing di era global ”.
Sejalan dengan misi yang diemban dalam rangka pencapaian Visi, maka tujuan penyelenggaraan Perguruan Tinggi Universitas Samudra, sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi peserta didik agar manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah Yang Maha Kuasa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, menguasai IPTEK, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi, taat hukum serta bertanggungjawab.
2. Membina dan mengembangkan mahasiswa yang kreatif untuk menjadi penggerak pembangunan yang memiliki kepemimpinan dan keteladanan.
3. Menguasai, mengembangkan, memanfaatkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.
4. Mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat akademik yang didukung oleh budaya ilmiah yang menjunjung tinggi kebenaran, terbuka, titik, inovatif dan tanggap terhadap perubahan bangsa maupun perubahan global.
5. Mampu mengembangkan penelitian ilmiah yang berbasis kepada metodologi dalam rangka menciptakan masyarakat ilmiah.
6. Mengembangkan kepekaan sosial dan budaya pengabdian masyarakat.
Dari arah pengembangan pendidikan tersebut maka target capaian pendidikan Unsam yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global, mendapat penghargaan di lingkungan kerja dan mampu belajar sepanjang hayat.
Sesuai dengan tujuannya, serta maknanya dalam penyelenggaraan secara integral dan utuh dalam program tridharma perguruan tinggi, evaluasi kurikulum harus menyentuh seluruh rangkaian kurikulum yang dirancang. Dengan diberlakukannya KKNI pada tahun 2013 dan SNPT pada tahun 2014 maka bertanggung jawab menyesuaikan dengan kurikulum baru yang disebut Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT). KPT ini paling lambat harus diterpakan oleh semua perguruan paling lambat tahun 2016. Oleh karenanya perlu disiapkan secara jelas tentang mekanisme evaluasi dan pengembangan kurikulum yang sedang berjalan di semua jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum program studi di lingkungan Unsam harus mengacu pada: 1) Kebijakan pengembangan kurikulum menjadi dasar perumusan perencanan
kurikulum program studi. 2) Setiap pernyataan dalam standar mutu kurikulum harus dimplementasikan di semua
33 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
program studi di lingkungan Unsam. 3) Capaian standar standar mutu kurikulum di semua program studi harus
dimonitoring dan dievaluasi sebagai dasar perbaikan berkelanjutan.
6.2 Cakupan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum meliputi evaluasi berbagai komponen unsur pembelajaran yang mendukung kurikulum yang dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Unsam juga harus melakukan evaluasi berbagai unsur komponen penting yang lainnya yang berpengaruh pada keberhasilan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan. Selain dari pada itu, evaluasi kurikulum harus juga memperhatikan hal-hal berikut: a) Kebutuhan pembangunan bangsa yang harus bertumpu pada kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi,industri, sosial dan kemanusiaan; b) Perubahan paradigma lapangan pekerjaan akibat kemajuanilmu
pengetahuan dan teknologi;
Terdapat dua proses yang berpengaruh pada keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, yaitu proses internal dan proses eksternal.
6.2.1 Faktor proses internal
Unsur-unsur yang menyatakan keberhasilan pada proses internal antara lain meliputi: a) Angka efisiensi edukasi; b) Rata-rata IPK lulusan yang dihasilkan setiap tahun; c) Rata-rata lama studi lulusan; d) Persentase lulusan tepat waktu; e) Rata-rata skor TOEFL lulusan; dan f) Gambaran Student Activities Performance System (SAPS) lulusan.
Dari angka-angka prestasi yang diperoleh pada unsur-unsur di atas selanjutnya dapat dievaluasi unsur-unsur lain yang mendukung penyelengaraan program pendidikan, meliputi unsur-unsur dalam kelompok input internal, dan unsur- unsur dalam kelornpok proses internal. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan maupun pengajaran kedua kelompok unsur di atas akan selalu dipengaruhi secara natural oleh unsur-unsur pada kelompok output internal.
Pada sisi input internal terdapat berbagai unsur yang berpengaruh pada keberhasilan kurikulum maupun program pendidikan, antara lain: a) Kualitas dan kesiapan mahasiswa untuk mengikuti program pendidikan yang
dirumuskan dalam kurikulum; b) Kualitas dan ketrampilan dosen dalam menyelenggarakan pengajaran; c) Kualitas dan ketrampilan tenaga laboran/teknisi/programer dalam
menyelenggarakan praktek; d) Kualitas dukungan sarana dan prasarana laboratorium/bengkel/studio serta
program yang disusun untuk penggunaannya; e) Ketersediaan dan kualitas pustaka; f) Kesiapan dan kecukupan infrastruktur pendidikan dan pengajaran; dan g) Perangkat manajemen dan organisasi, khususnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
34 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Sementara pada sisi proses internal terdapat unsur-unsur yang sangat berpengaruh pada output (prestasi) sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, antara lain meliputi: a) Kurikulum yang dirumuskan (kompetensi/capaian pembelajaran, isi/materi
pembelajaran, set matakuliah, dan RPS); b) Proses pembelajaran, yaitu bagaimana kurikulum yang telah dirancang
diimplementasikan; c) Sistem penilaian, yang menggunakan standar penilaian proses dan hasil
belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan; d) Suasana pembelajaran yang terciptakan (hubungan/interaksi dalam
pembelajaran antara dosen dan mahasiswa, antar dosen, dan antar mahasiswa);
e) Penyelenggaraan manajemen dan organisasi pada umumnya, dan khususnya untuk pendidikan dan pengajaran;
f) Program riset khususnya sehubungan dengan kebijakan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran;
g) Suasana akademik di dalam lingkungan kampus; h) Pengembangan dan pembinaan staf akademik; dan i) Pembangunan dan pengembangan institusi.
6.2.2 Faktor proses eksternal
Pada dasarnya prestasi proses internal belum cukup menggambarkan prestasi sebenarnya dari kurikulum maupun penyelenggarakan suatu program pendidikan. Banyak faktor eksternal yang berpengaruh di luar sistem perguruan tinggi yang bersangkutan. Namun faktor-faktor eksternal tersebut tidak dapat secara langsung dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menciptakan prestasi proses internal pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Unsur-unsur yang menyatakan keberhasilan sebenarnya dari suatu sistem pendidikan (termasuk kurikulum) adalah unsur-unsur pada output proses eksternal, yang antara lain meliputi: a) Rata-rata waktu tunggu sebagai ukuran daya saing lulusan mendapatkan
pekerjaan pertama; b) Rata-rata gaji lulusan sebagai pengakuan atas kompetensi, prestasi, tanggung
jawab yang diterima oleh lulusan pada pekerjaan pertama; dan c) Kesesuaian pekerjaan sebagai pengakuan kompetensi dlam bidang ilmu
lulusan.
Terdapat dua kelompok unsur yang berpengaruh pada prestasi eksternal, yaitu kelompok input eksternal dan kelompok proses eksternal. Pada kelompok input eksternal, termasuk di dalamnya adalah unsur-unsur input dari proses internal, meliputi: a) Pengakuan kompetensi lulusan oleh masyarakat/pengguna; dan b) Pengakuan Unsam oleh masyarakat/pengguna.
Sementara unsur-unsur proses eksternal, di antaranya meliputi: a) Karir lulusan di tempat kerja; dan b) Prestasi dan jenjang akademik lulusan di tempat kerja.
Kedua unsur di atas hampir tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh programpenyelenggaraan pendidikan institusi. Namun demikian, sesuai
dengan visi dan misi Unsam, institusi bertanggung jawab dalam melakukan
35 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
pembinaan dan pengembangan atas ketiga unsur eksternal di atas.
Kombinasi performance indicators (internal, eksternal) serta semua unsur-unsur yang berpengaruh pada proses internal maupun proses eksternal dapat menggambarkan keterkaitan berbagai unsur dan performance indicators dalam menentukan prestasil keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan dan pengajaran. Dapat ditunjukan pula parameter-parameter kritis yang perlu dilakukan analisis untuk tujuan evaluasi kurikulum hingga evaluasi penyelenggaraan pendidikan dari institusi. Selanjutnya dapat ditetapkan unsur- unsur mendasar dari sistem penyelenggaraan pendidikan yang harus dievaluasi. Unsur-unsur ini dapat meliputi: visi dan misi, organisasi & manajemen, pengembangan dan pembinaan staf akademik, pengembangan kurikulum, pengembangan kebijakan dasar pendidikan, dan pengembangan kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
6.3 Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Kurikulum
Monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan dan standar mutu kurikulum dilaksanakan oleh universitas, pengembangan dan implementasi serta luaran/dampaknyanya dilaksanakan oleh program studi sendiri.
6.3.1 Evaluasi kebijakan, standar dan pedoman pengembangan kurikulum
Evaluasi kebijakan, standar dan pedoman pengembangan kurikulum dilaksanakan pada tingkat universitas oleh LPPM dan PM, GPM, dan GKM. Komponen evaluasi mencakup: (1) peninjauan kebijakan dan standar mutu kurikulum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) penyesuaian dengan visi dan misi universitas/ fakultas/program studi; dan (3) penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat/pengguna lulusan. Tahapan penyusunan kurikulum dalam berbagai pertimbangannya sampai terbentuk dokumen kurikulum dapat dilihat pada Gambar 4.
36 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Gambar 4. Tahapan penyusunan kurikulum sampai terbentuk dokumen kurikulum
Peninjauan kebijakan mutu kurikulum dilakukan jika terjadi perubahan peraturan oleh pemerintah/kementerian/dirjen DIKTI. Universitas harus menyesuaikan kebijakan dan standar mutu kurikulum yang akan diberlakukan di lingkungan Unsam. Pengembangan standar mutu kurikulum harus berpegang pada prinsip yang melebihi standar nasional sesuai dengan dukungan kekuatan internal, dengan target Unsam tetap mempertahankan sebutan unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal ini bertujuan agar lulusan Unsam memiliki kelebihan tertentu dibandingkan dengan universitas lain sehingga memiliki daya saing tinggi untuk mendapatkan pekerjaan dan mendapat pengakuan di lingkungan kerjanya. Selanjutnya, penyesuaian pengembangan kurikulum dengan visi dan misi universitas/ fakultas/program studi dilakukan dilakukan secara periodik setiap kali penyusunan Renstra jangka pendek. Penyesuaian dengan visi dan misi tersebut bertujuan agar pengembangan kurikulum sejalan dan mendukung target capaian pendidikan menurut Renstra. Disamping itu, penyesuaian pengembangan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat/pengguna lulusan dapat dilakukan sewaktu- waktu, tergantung pada perubahan perilaku pasar kerja. Perubahan perilaku pasar kerja yang sangat dinamis pada era global perlu diantisipasi dengan penyesuaian pengembangan kurikulum sehingga lulusan Unsam mampu bersaing secara global.
Dalam merevisi/mengembangkan kurikulum program studi, mekanisme yang paling penting dilakukan adalah evaluasi diri terhadap semua komponen- komponen pendidikan baik masukan, proses dan luaran serta dampak dari kurikulum yang dijalankan sebelumnya. Evaluasi terhadap setiap komponen- komponen tersebut harus harus dipetakan dalam bentuk Analisis SWOT (strength,
weakness, oppurtunity, threath). Kekuatan (strength) internal harus dijadikan keunggulan komponen masukan dan proses dalam pengembangan kurikulum.
37 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Peluang (oppurtunity) lulusan perlu diraih melalui penetapan kompetensi lulusan/capaian pembelajaran yang akan menetapkan profil lulusan. Sementara kelemahan (weakness) perlu segera diperbaiki agar program pendidikan berjalan efektif, dan ancaman (threath) eksternal harus diantispasi dengan kekuatan yang dimilki sehingga ancaman tersebut bisa diubah menjadi peluang.
Kurikulum yang telah dijalankan perlu dianalisis sebelum direvisi/dikembangkan, yang mencakup: 1) Kesesuaian dengan visi, misi dan tujuan program studi; 2) Kelayakan dengan profil dengan kompetensi/capaian pembelajaran lulusan; 3) Kesesuaian antara capaian pembelajaran dan isi pembelajaran/bahan
kajian; 4) Kesesuaian antara isi pembelajaran/bahan kajian dan mata kuliah; 5) Ketepatan strategi/metode proses pembelajaran dengan capaian
pembelajaran; dan 6) Ketepatan sistem penilaian untuk mengukur capaian pembelajaran.
Kurikulum harus memuat standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan terwujudnya visi program studi. Capaian pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misi tersebut dirumuskan dalam bahan kajian yang tercakup dalam IPTEKS pendukung. Kesesuaidan kurikulum dengan visi, misi dan tujuan pendidikan program studi penting dianalisis secara tepat karena akanmenetukan kespesifikan atau keunggulan program studi dalam bidang tertentu dibandingkan dengan program studi sejenis pada perguruan tinggi lainnya. Berbeda halnya dengan analisis inti keilmuan yang dianalisis dan selanjutnya disekapi oleh konsorsium atau ketua program studi sejenis (jika tidak memiliki konsorsium), yang sifatnya relatif sama di antara program studi.
Untuk lingkup profil lulusan disusun berdasarkan kebijakan Unsam, analisis SWOT program studi, need assessment, sinyal pasar (market signal), pelacakan alumni (tracer study), pihak yang berkepentingan (stake-holders), masukan dari asosiasi serta kesepakatan program studi sejenis. Selayaknya profil lulusan harus ditetapkan berdasarkan capaian pembelajaran lulusan suatu program studi, yang mencakup: (1) sikap dan tata nilai, (2) unsur kemampuan kerja, (3) unsur penguasaan keilmuan, dan (4) unsur hak/kewenangan dan tanggungjawab.
Untuk mendukung capaian pembelajaran lulusan harus dianalisis secara hati- hati keterkaitannya dengan isi pembelajaran/bahan kajian sampai terbentuk mata kuliah, yang akan terdistrubusi dalam kelompok inti keilmuan, IPTEKS pendukung, IPTEKS pelengkap, yang dikembangkan, untuk masa depan dan ciri Unsam. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap ketepatan strategi/metode proses pembelajaran dengan capaian pembelajaran, dan ketepatan sistem penilaian untuk mengukur capaian pembelajaran
Kurikulum yang baru ditetapkan bukanlah bersifat statis sepanjang pelaksanaannya, melainkan harus dinamis sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Perkembangan IPTEKS yang begitu pesat akhir-akhir dekade ini akan berdampak terhadap perubahan kedalaman dan keluasan standar isi pembelajaran serta koherensinya. Oleh karena itu, unsur kurikulum yang selalu akan berubah adalah isi pembelajaran pada setiap mata kuliah. Meskipun tidak tertutup kemungkinan
38 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
terjadi pengembangan strategi proses pembelajaran dan sistem penilaian pada matakuliah tertentu. Oleh karenanya, program studi perlu memperhatikan kedinamisan isi pembelajaran mata kuliah sesuai dengan perkembangan IPTEKS terbaru. Setiap kali perubahannya harus dicantumkan dalam RPS sebagai bukti peninjauan terhadap kurikulum yang sedang dijalankan. Dan ini merupakan salah satu bukti terlaksananya kepemimpinan operasional oleh ketua program studi, artinya mampu menterjemahkan visi, misi dan tujuan pendidikan dalam bentuk pengembangan kurikulum.
6.3.2 Evaluasi implementasi kurikulum
Evaluasi terhadap pencapaian standar mutu kurikulum yang sedang dijalankan pada semua program studi penting dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Evaluasi kurikulum program studi menggunakan instrumen audit mutu internal (AMI) prodi dan instrumen AMI khusus untuk kurikulum. Hasilnya didiseminasikan terhadap semua pengelola pendidikan baik pada tingkat universitas, fakultas/pascasarjana dan program studi. AMI khusus untuk kurikulum dilaksanakan harus dilakukan setiap tahun, untuk menjamin terimplementasinya kebijakan dan tercapainya standar mutu kurikulum yang telah ditetapkan oleh Unsam.
Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat program studi dilaksanakan oleh auditor dari tim Penjaminan Mutu, GPM dan Gugus Kendali Mutu (GKM) dibawah koordinasi LPPM dan PM, terhadap butir-butir mutu dalam standar mutu kurikulum. Audit mutu kurikulum program studi mencakup 6 standar yang terdiri atas 12 komponen dengan jumlah total 29 butir mutu, sebagaimana dicantumkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Standar, komponen dan butir mutu kurikulum yang dievaluasi
Standar Komponen Jumlah
Butir Mutu 1. Kompetensi Lulusan 1. Pengembangan Kurikulum 1
2. Capaian Pembelajaran 6 2. Bahan Kajian 3.Materi Pembelajaran 2
4. Fleksibilitas kurikulum 1 3. Proses Pembelajaran 5. Perencanaan 5
6. Pelaksanaan 4
7. Pemantauan dan Evaluasi 2
4. Penilaian Pembelajaran 8. Penilaian pembelajaran 3
9. Hasil pembelajaran 3
5. Kualifikasi Lulusan 10. Kualifikasi Lulusan 2
6. Peninjauan dan Evaluasi Kurikulum
11. Peninjauan Kurikulum 1
12. Evaluasi Kurikulum 1
39 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
LAMPIRAN
Buku Panduan Penyusunan Kurikulum
Universitas Samudra
40 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Lampiran 1. FORMAT “KURIKULUM PROGRAM STUDI”
Cover Kata Pengantar (Dekan) SK Rektor Tim Penyusun (sesuai SK Rektor) Daftar Isi (termasuk Daftar Lampiran) Daftar Tabel Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan (maksimal 2 lembar, secara ringkas juga diuraikan proses/mekanisme penyusunan kurikulum dan pihak-pihak yang terlibat, terutama pihak eksternal termasuk asosiasi keilmuan dan pengguna lulusan) Bab 2. Profil Program Studi (maksimal 5 lembar)
2.1 Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan 2.2 Profil Dosen Tetap dan Tidak Tetap (jika ada) dan Tenaga Kependidikan 2.3 Profil Sumber Pembelajaran (Laboratorium, Perpustakaan, Teknologi Informasi, dll) 2.4 Profil Layanan Kemahasiswaan (Himpunan, UKM, fasilitas asrama, olahraga, seni)
Bab 3. Ketentuan Akademik (minimal sama dengan ketentuan akademik fakultas, dan dapat ditambah ketentuan lain sesuai karakteristik atau kebutuhan program studi selama tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di Unsam) - Pengertian dasar sistem kredit semester - Nilai kredit semester dan beban studi - Perkuliahan - Sistem evaluasi hasil belajar dan batas waktu studi - Bimbingan akademik dan asistensi - Administrasi akademik - Pengendalian Proses Pembelajaran Bab 4. Kurikulum
4.1 Profil Lulusan 4.2 Capaian Pembelajaran dan Kompetensi (utama, pendukung dan lainnya) 4.3 Keterkaitan Mata kuliah/bahan kajian dengan Capaian Pembelajaran (bagian ini dapat juga ditempatkan pada lampiran) 4.4 Komposisi kurikulum (sks menurut kelompok kompetensi dan pengelompokan lain sesuai karakteristik program studi, dan perlu diperhatikan bahwa sks mata kuliah pilihan/peminatan/ konsentrasi yang harus diambil tidak boleh melebihi 40% dari total sks kelulusan) 4.5 Distribusi Mata Kuliah Per Semester 4.6 Deskripsi Mata Kuliah Bab 5. Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran 1. Daftar Dosen Tetap Program Studi (Nama Lengkap, NIP, Pangkat, Jabatan Akademik, Keahlian).
Lampiran 2. Matrik Keterkaitan Mata Kuliah dan Elemen Kompetensi Pendidikan Tinggi (Keputusan MENDIKNAS No. 232/U/2000). Lampiran 3. Diagram Alir Mata Kuliah.
41 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Lampiran 4. Contoh Rencana Pembelajaran Semester (RPS) (2 buah, yang mewakili mata kuliah inti) dan merujuk pada ayat (3) pasal 12 Permenristekdikti No 44 Tahun 2015) Lampiran 5. Daftar Ekuivalensi Mata Kuliah
42
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
La
mp
ira
n 2
. Ma
trik
Ke
terk
ait
an
Ca
pa
ian
Pe
mb
ela
jara
n d
en
ga
n K
KN
I d
an
Ele
me
n K
om
pe
ten
si
Ca
pa
ian
Pe
mb
e-l
aja
ran
P
rog
ram
Stu
di
(PL
O)
C
ap
aia
n P
em
be
laja
ran
Pe
rku
lia
ha
n (
CL
O)
KK
NI
EL
EM
EN
KO
MP
ET
EN
SI
A
B
C D
1
2 3
4 5
6 P
LO
1 :
Men
erap
kan
kons
ep
dasa
r sc
ienc
e,
mat
emat
ika,
mat
eri d
an
huku
m-h
ukum
das
ar
kim
ia p
ada
berb
agai
re
aksi
dal
am
peny
eles
aian
mas
alah
1.1
Men
erap
kan
Satu
an In
tern
asio
nal d
alam
ber
baga
i pe
nguk
uran
dan
per
hitu
ngan
kim
ia
√
√
√
√
√
1.2
Men
gana
lisis
kla
sifi
kasi
mat
eri b
erda
sark
an s
ifat
fi
sika
dan
kim
ia s
erta
per
ubah
anny
a
√
√
√
√
√
1.3
Men
jela
skan
kon
sep
atom
dan
sis
tem
ke
peri
odik
anny
a
√
√
√
√
√
...
....
1.16
M
enga
plik
asik
an k
onse
p da
sar
Bio
logi
yan
g be
rkai
tan
deng
an p
erm
asal
ahan
kim
ia
√
√
√
√
√
√
PL
O 2
: M
enan
alis
is k
eter
kait
an
stru
ktur
mat
eri d
enga
n si
fat-
sifa
t din
amis
, ke
reak
tifa
n, d
an e
nerg
i da
lam
ber
baga
i pe
ruba
han
kim
ia
2.1
Men
jela
skan
geo
met
ri m
olek
ul s
enya
wa
orga
nik
berd
asar
kan
hibr
idis
asi a
tom
kar
bon
peny
usun
nya
√
√
√
√
√
2,2
Mer
amal
kan
hubu
ngan
ant
ara
sifa
t int
ram
olek
ular
da
n in
term
olek
ular
den
gan
sifa
t fis
ik d
an s
ifat
ki
mia
sen
yaw
a or
gani
k
√
√
√
√
√
2.3
Men
ggam
bark
an s
truk
tur
seny
awa
orga
nik
berd
asar
kan
nam
a IU
PAC
dan
Tri
vial
dan
se
balik
nya
√
√
√
√
√
√
...
....
2.53
M
enga
nalis
is k
atab
olis
me
dan
anab
olis
me
Nuk
leot
ida
PL
O 3
: m
enga
plik
asik
an m
etod
e pe
mis
ahan
dan
mem
ilih
tekn
ik p
engu
kura
n ya
ng
sesu
ai b
aik
seca
ra
3.1
Men
gana
lisis
jeni
s ka
tion
dan
ani
on d
alam
sua
tu
cupl
ikan
√
√
√
√
√
3.2
Men
entu
kan
kada
r/ko
nsen
tras
i sua
tu z
at d
alam
su
atu
cupl
ikan
den
gan
met
ode
anal
isis
yan
g se
suai
√
√
√
√
√
43
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
kual
itat
if d
an m
aupu
n ku
anti
tati
f ...
...
.
3.10
M
endi
skri
psik
an p
rins
ip k
erja
ala
t spe
ktro
skop
i da
lam
men
entu
kan
stru
ktur
mol
ekul
/min
eral
√
√
√
√
√
PL
O 5
: M
enyu
sun
kary
a ilm
iah
berd
asar
kan
anal
isis
in
form
asi d
an d
ata
pene
litia
n se
rta
men
gkom
unik
asik
anny
a se
cara
aku
rat,
akun
tabe
l, ef
ekti
f dan
kom
unik
atif
.
5.1
Mem
ilih
desa
in p
enel
itia
n, m
etod
e pe
nelit
ian
berd
asar
kan
mas
alah
dan
men
gint
erpr
esta
sika
n ha
sil p
enel
itia
n se
cara
aku
rat,
akun
tabe
l efe
ktif
dan
ko
mun
ikat
if
√
√
√
√
√
√
√
√
5.2
Mem
ilih
satr
ateg
i pen
elit
ian
kual
itat
if d
an
kuan
tita
tif s
erta
pem
anfa
atan
nya
dala
m p
enel
itia
n pe
ndid
ikan
kim
ia d
an p
enga
mbi
lan
kepu
tusa
n da
lam
mas
lah-
mas
alah
pen
didi
kan
kim
ia
√
√
√
√
√
√
√
√
...
....
5.9
Mem
buat
lapo
ran
hasi
l pen
elit
ian
kuan
tita
tif d
an
kual
itat
if
√
√
√
√
√
√
√
√
√
PL
O 6
: M
enga
nalis
is k
arak
teri
stik
m
ater
i (co
nten
t kno
wle
dge)
, da
n si
swa
sert
a m
enen
tuka
n st
rate
gi y
ang
sesu
ai d
enga
n m
emili
h m
odel
, met
ode,
pe
ndek
atan
, ser
ta
impl
emen
tasi
nya
sec
ara
SCL
(Stu
de
nt
Ce
nte
r
Lea
rnin
g)
pada
set
iap
pem
bela
jara
n
6.1
Mer
enca
naka
n pe
mbe
laja
ran
kim
ia b
erda
sark
an
kara
kter
isti
k m
ater
i dan
per
kem
bang
an k
ogni
tif
sisw
a
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6.2
Mer
enca
naka
n pe
mbe
laja
ran
kim
ia b
erda
sark
an
berb
agai
teor
i bel
ajar
dan
pem
bela
jara
n √
√
√
√
√
√
√
√
√
...
....
6.6
Men
geva
luas
i pel
aksa
naan
lati
han
men
gaja
r m
ahas
isw
a √
√
√
√
√
√
√
Ket
eran
gan
: A)
Kem
ampu
an b
idan
g ke
rja;
B)
Pen
geta
huan
yan
g di
kuas
ai; C
) K
emam
puan
man
ajer
ial;
D)
Aku
ntab
ilita
s
1) N
asio
nalis
me
dan
kara
kter
ban
gsa;
2)
Aka
dem
ik K
epen
didi
kan
(Pen
guas
aan
ilmu
& k
etra
mpi
lan)
; 3)
Ipte
ks d
an/a
tau
Ola
h R
aga
(Pen
guas
aan
ilmu
& k
etra
mpi
lan)
; 4)
Kem
ampu
an &
Ket
eram
pila
n B
erka
rya
(Kem
ampu
an b
erka
rya)
; 5)
Sika
p &
Per
ilaku
Ber
kary
a (S
ikap
& P
erila
ku B
erka
rya)
; 6)
Kai
dah
Ber
kehi
dupa
n B
erm
asya
raka
t (Pe
mah
aman
kai
dah
berk
ehid
upan
ber
mas
yara
kat)
44
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
La
mp
ira
n 3
. PE
RH
ITU
NG
AN
BE
BA
N B
EL
AJA
R M
AH
AS
ISW
A D
AN
SK
S
Ma
ta K
uli
ah
: K
ine
tik
a K
imia
CAPA
IAN
PE
MB
ELA
JAR
AN
PE
RK
ULI
AH
AN
(C
LO)
IND
IKA
TO
R
SUB
STA
NSI
K
AJI
AN
/MA
TE
RI/
ISI
PEN
GA
LAM
AN
B
ELA
JAR
PE
RK
IRA
AN
WA
KT
U P
EN
GA
LAM
AN
BE
LAJA
R
SKS
TE
OR
I (D
EK
LAR
AT
IF)
ME
NIT
SEM
INA
R
PRA
KT
IK
(PR
OSE
DU
RA
L)
ME
NIT
LAPA
NG
AN
(K
ON
STE
KT
UA
L)
ME
NIT
M
enga
nalis
is
sifa
t-si
fat g
as
berd
asar
kan
teor
i kin
etik
ya
ng m
elip
uti
kons
ep:
teka
nan
gas,
di
stri
busi
M
axw
ell
Bol
tzm
an, d
an
sifa
t tra
nspo
rt
zat
Men
jela
skan
as
umsi
dal
am te
ori
kine
tika
gas
Teo
ri K
inet
ik G
as
Med
isku
sika
n as
umsi
teor
i ki
neti
ka g
as
50
Men
ghit
ung
teka
nan
gas
dan
kece
pata
n ra
ta-r
ata
gas
berd
asar
kan
teor
i kin
etik
a ga
s
M
engh
itun
g ke
cepa
tan
rata
- ra
ta d
an
kece
pata
n ak
ar
kuad
rat r
ata-
rata
m
olek
ul m
elal
ui
disk
usi i
nfor
mas
i
50
Mem
beda
kan
kece
pata
n ra
ta-r
ata
dan
akar
rat
a-ra
ta
kuad
rat k
ecep
atan
m
olek
ul d
alam
gas
M
enga
nalis
is
huku
m d
istr
ibus
i M
axw
ell-
B
oltz
man
unt
uk
kece
pata
n m
olek
ul
50
Men
urun
kan
rum
us d
istr
ibus
i M
axw
ell -
Bol
tzm
an
untu
k ke
cepa
tan
mol
ekul
Men
entu
kan
pers
amaa
n la
ju r
eaks
i
Men
jela
skan
ko
nsep
huk
um la
ju
dan
mem
beda
kan
Kon
sep
Laju
R
eaks
i M
endi
skus
ikan
ko
nsep
huk
um
laju
/per
sam
aan
50
45
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
de
ngan
car
a di
ffer
ensi
al,
inte
gral
, dan
w
aktu
par
uh
tekn
ik p
engu
kura
n se
cara
kim
ia d
an
fisi
ka
la
ju r
eaks
i dan
te
knik
pe
nguk
uran
laju
se
cara
kim
ia d
an
fisi
ka
M
enen
ruka
n or
de
reak
si s
ecar
a di
ffer
ensi
al,
inte
gral
, dan
wak
tu
paru
h
Pene
ntua
n or
de
reak
si s
ecar
a di
ffer
ensi
al,
inte
gral
, dan
w
aktu
par
uh
Pres
enta
si tu
gas
kelo
mpo
k: te
knik
pe
nguk
uran
laju
re
aksi
sec
ara
fisi
k da
n ki
mia
15
0
Pe
nent
uan
orde
re
aksi
sec
ara
diff
eren
sial
dan
in
tegr
al
150
M
elak
ukan
pe
rcob
aan
di
labo
rato
rium
m
embu
ktik
an
orde
sua
tu r
eaks
i, m
enen
tuka
n or
de,
kons
tant
a da
n pe
rsam
aan
laju
re
aksi
M
endi
skus
ikan
tu
gas
man
diri
dan
ha
sil p
erco
baan
se
cara
tata
p m
uka
di k
elas
1000
M
enje
lask
an
peng
aruh
te
mpe
ratu
r da
n ka
talis
terh
adap
Peng
aruh
te
mpe
ratu
r te
rhad
ap la
ju
reak
si
Men
jela
skan
pe
ngar
uh
tem
pera
tur
terh
adap
laju
100
46
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
laju
rea
ksi
dika
itka
n de
ngan
te
ori t
umbu
kan
re
aksi
Teo
ri L
aju
Rea
ksi:
Teo
ri tu
mbu
kan,
te
ori k
eada
an
tran
sisi
Men
gana
lisis
m
ekan
ism
e re
aksi
ki
mia
mel
alui
te
ori t
umbu
kan
dan
teor
i kea
daan
tr
ansi
si
100
D
apat
mer
amal
kan
laju
rea
ksi
berd
asar
kan
data
m
ekan
ism
e re
aksi
Mek
anis
me
Rea
ksi
Mer
amal
kan
pers
amaa
n la
ju
reak
si
berd
asar
kan
mek
anis
me
reak
si
150
Kat
alis
dan
K
atal
isis
M
endi
skus
ikan
ko
nsep
kat
alis
da
n ka
talis
is
dala
m
mem
peng
aruh
i la
ju r
eaks
i kim
ia
100
Pr
esen
tasi
tuga
s ke
lom
pok
tent
ang
peng
guna
an
kata
lis d
i Ind
ustr
i
15
0
Mem
aham
i ko
nsep
laru
tan
elek
trol
it d
an
depo
sisi
el
ektr
olit
ik
sert
a se
l el
ektr
olis
is,
Men
gana
lisis
ko
nsep
laru
tan
elek
trol
it d
an
men
jela
skan
pr
insi
p de
posi
si
elek
trol
itik
Kon
dukt
ivit
as
Laru
tan
elek
trol
it
Men
disk
usik
an
kons
ep la
ruta
n el
ektr
olit
, el
ektr
olis
is d
an
depo
sisi
el
ektr
olit
ik
100
47
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
M
elak
ukan
ek
sper
imen
unt
uk
mem
bukt
ikan
hu
bung
an
kuan
tita
tif a
ntar
a ku
at a
rus
listr
ik
deng
an d
epos
isi
elek
trol
itik
500
M
empe
laja
ri
tekn
ik
elek
trop
lati
ng d
i in
dust
ri lo
gam
, da
n m
empr
esen
tasi
ap
likas
i kon
sep
sel e
lekt
rolis
is
pada
pro
ses
pela
pisa
n lo
gam
10
00
M
enga
nalis
is s
ifat
ha
ntar
an d
an
men
entu
kan
akti
vita
s su
atu
laru
tan
elek
trol
it
Kon
dukt
ivit
as Io
n,
bila
ngan
tr
ansp
ort,
mob
ilita
s io
n
Men
jela
skan
sif
at
hant
aran
, m
enen
tuka
n ak
tivi
tas
dan
koef
isie
n ak
tivi
tas
100
Mem
aham
i sel
el
ektr
okim
ia
dan
aplik
asin
ya
Men
desk
rips
ikan
se
l ele
ktro
kim
ia
Sel E
lakt
roki
mia
da
n re
aksi
sel
M
engg
amba
r se
l el
ektr
okim
ia,
mem
buat
rea
ksi
sel b
erda
sark
an
gam
bar
100
M
engh
itun
g po
tens
ial s
el d
an
men
ggun
akan
pe
rsam
aan
Ner
nst
Pers
amaa
n N
erns
t da
n ap
likas
inya
M
engh
itun
g po
tens
ial s
el d
an
elek
trod
a,
mem
aham
i
150
48
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
1T
+ 1
� +
50
P +
50
L
2
17
0
17
0
16
5
0
14
50
+ 1
(30
0)
+ 5
0 (1
50
0)
+ 5
0 (1
00
0)
2
17
0
80
0
17
0
14
50
+ 1
50
+ 4
41
,17
8 +
29
4,1
20
=
8
00
23
35
,29
8 =
2,9
20
= 3
SK
S 8
00
untu
k m
enen
tuka
n te
tapa
n ke
seti
mba
ngan
ko
nsep
te
rmod
inam
ika
sel d
an
men
ghit
ung
pote
nsia
l sel
M
engg
unak
an
pers
amaa
n N
erns
t un
tuk
men
ghit
ung
teta
pan
kese
tim
bang
an
100
M
ende
skri
psik
an
kons
ep s
el b
ahan
ba
kar
dan
men
jela
skan
ap
likas
i sel
bah
an
baka
r da
lam
ke
hidu
pan
seha
ri-
hari
Sel b
ahan
bak
ar
Men
disk
usik
an s
el
baha
n ba
kar
dan
aplik
asin
ya d
alam
ke
hidu
pan
seha
ri-
hari
100
1450
30
0 15
00
1000
3
S
KS
=
SK
S =
SK
S =
49
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
Uji
an
Ko
mp
re
he
ns
if
Ker
ja P
rakt
ek +
Sem
inar
Mat
emat
ika
II
Lam
pira
n 4.
Con
toh
Dia
gram
Alir
Mat
a K
ulia
h
D
IAG
RA
M A
LIR
PR
AS
YA
RA
T M
AT
AK
UL
IAH
JU
RU
SA
N K
IMIA
Kim
ia F
isik
a
Op
eras
i T.K
imia
I
Per
anca
nga
n P
rose
s
Pili
han
Pili
han
Waj
ib
Per
enc.
Pra
brik
Kim
ia
Op
eras
i T. K
imia
III
Mik
rob
iolo
gi
Tek
. Bu
anga
n In
d.
Uti
litas
Pen
g. B
hn
. Ko
nst
ruks
i P
rak.
Kim
ia A
nal
isa
Per
anca
nga
n A
lat
III
Per
anca
nga
n A
lat
II
Per
anca
nga
n A
lat
I M
engg
amba
r T
ekn
ik
Pra
k. K
imia
Org
.
Op
eras
i T.K
imia
II
Pen
gen
alan
T. K
imia
Ner
aca
Mas
sa &
E
ner
gi
Pra
k. T
.Kim
ia II
P
eng.
Per
isti
wa
Per
p.
Pra
k. M
ikro
bio
logi
Pen
elit
ian
+ S
emin
ar
Pro
p. P
enel
itia
n +
Se
min
ar
Met
odol
ogi P
enel
itia
n
Pra
k. T
. Kim
ia I
P
rose
s In
d.K
imia
II
Pro
ses
Ind
. Kim
ia I
K
imia
Org
anik
II
Kim
ia A
nal
isa
II
Pen
gen
dal
ian
Pro
ses
Ele
kt. &
In
stru
. Pro
ses
Pr
ar
an
ca
ng
an
Pa
br
ik
Kim
ia +
Se
min
ar
TG
A
Pra
k. K
imia
Fis
ika
Ter
mo.
T. K
imia
II
Ter
mo.
T.K
imia
I
Kim
ia O
rgan
ik I
Kim
ia A
nal
isa
I
Pra
k. F
isik
a D
asar
Fisi
ka D
asar
Kim
ia D
asar
Psi
kolo
gi In
du
stri
T
ekn
ik R
eakt
or
Kin
etik
a &
Kat
alis
a M
atem
atik
a II
I M
atem
atik
a I
Man
ajem
en P
roye
k E
kon
omi T
ekn
ik
Kom
pu
tasi
Ter
apan
M
at. T
. Kim
ia
Met
ode
Nu
mer
ik
Pen
g. A
pli
. Ko
mp
.
SE
ME
ST
ER
I
SE
ME
ST
ER
II
SE
ME
ST
ER
III
S
EM
ES
TE
R I
V
SE
ME
ST
ER
V
SE
ME
ST
ER
VI
SE
ME
ST
ER
VII
S
EM
ES
TE
R V
III
Pen
did
ikan
K
ewar
gane
gara
an
Pen
did
ikan
Aga
ma
Ilm
u K
eala
man
Das
ar
Bah
asa
Ind
ones
ia
Kew
irau
. & P
rofe
s.(*
)
Pen
gab.
pad
a M
asy.
(*)
Com
m. S
kills
B
hs.
Ingg
ris
Tek
nik
IS
BD
50
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
Lam
pira
n 5.
Con
toh
RPS
Mat
a K
ulia
h : K
imia
Fis
ik
Sem
este
r: V
; K
ode:
KM
K 0
05;
sks:
3 (
tiga
)
Pro
gram
Stu
di :
Pen
didi
kan
Kim
ia
Dos
en: 1
) D
r. M
. Has
an, M
.Si.,
2)
Drs
. Rus
man
, M.S
i.
Ca
pa
ian
Pe
mb
ela
jara
n P
rog
ram
Stu
di
(PL
O)
: M
enge
valu
asi h
ubun
gan
stru
ktur
mat
eri d
enga
n si
fat-
sifa
t din
amis
, ker
eakt
ifan
, ene
rgi
dan
fung
si d
alam
ber
baga
i per
ubah
an k
imia
C
ap
aia
n P
em
be
laja
ran
Ma
ta K
uli
ah
(C
LO
): 1
) D
apat
men
gana
lisi
stru
ktur
mol
ekul
kim
ia b
erba
sis
aplik
asi
dasa
r-da
sar
spek
tros
kopi
m
olek
ul, 2
) da
pat
men
gana
lisis
sif
at p
adat
an b
erda
sark
an u
nsur
sim
etri
dan
kel
ompo
k ti
tik,
3)
men
gana
ilisi
s pe
ruba
han
kim
ia s
uatu
se
nyaw
a be
rdas
arka
n re
aksi
foto
kim
ia, 4
) m
enga
nalis
is k
arak
teri
stik
per
muk
aan
suat
u pa
data
n be
sert
a ap
likas
inya
dal
am k
atal
is d
an
kata
lisis
, 5)
mem
aham
i kar
akte
rist
ik z
at p
olim
er d
an te
knol
ogi p
last
ik
Kri
teri
a P
en
ila
ian
: P
enila
ian
Acu
an P
atok
an K
ompe
tens
i Sed
ang;
Ite
m P
en
ila
ian
; T
ugas
: 20
% ;
Qui
s : 2
0%; U
TS:
30%
; UA
S: 3
0%
Min
ggu
Ke-
K
emam
puan
Akh
ir Y
ang
Dih
arap
kan
Bah
an K
ajia
n (M
ater
i Pel
ajar
an)
Stra
tegi
P
embe
laja
ran
Wak
tu
Bel
ajar
(m
enit
)
Kre
teri
a P
enila
ian
(Ind
ikat
or)
Bob
ot N
ilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
Mem
aham
i rua
ng li
ngku
p pe
rkul
iaha
n K
imia
Fis
ik 3
, m
enge
valu
asi h
ubun
gan
mod
el
rota
si p
emut
ar k
aku
terh
adap
sp
ektr
a ro
tasi
dan
apl
ikas
inya
un
tuk
men
entu
kan
panj
ang
ikat
an m
olek
ul d
wi a
tom
Kon
trak
per
kulia
han,
R
otor
tega
r, s
pekt
ra
rota
si d
an a
plik
asin
ya
(mo
du
l-0
1)
Mo
de
l:
Pem
bela
jara
n la
ngsu
ng;,
pe
nd
ek
ata
n :
Indu
ktif
; me
tod
e:
cera
mah
, tan
ya
jaw
ab, p
enug
asan
510
Tes
tert
ulis
, tug
as
5%
51
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
2.
M
enge
valu
asi h
ubun
gan
mod
el o
sila
tor
harm
onik
te
rhad
ap s
pekt
ra v
ibra
si-
rota
si. m
enga
nalis
is
hubu
ngan
spe
ktra
vib
rasi
- ro
tasi
mol
ekul
den
gan
ener
gi
dari
cab
ang
P, Q
, dan
R d
alam
sp
ektr
a
Osi
lato
r ha
rmon
ik,
spek
tra
vibr
asi-
rota
si
(mod
ul-0
1)
Mo
de
l : K
oper
atif
, P
en
de
ka
tan
: pe
mec
ahan
mas
alah
, m
eto
de
: dis
kusi
, pr
esen
tasi
, pe
nuga
san
510
Tes
tert
ulis
, ke
tram
pila
n:
ting
kat a
kura
si
men
ggam
bar
spek
tra
vibr
asi-
ro
tasi
, sik
ap :
kerj
asam
a,
disi
plin
; tug
as
7%
...
4.
Men
gana
lisis
uns
ur s
imet
ri
Sim
etri
mol
ekul
, M
od
el
: PB
L 51
0 T
es
tert
uli
s:
da
lam
sua
tu m
olek
ul d
an
men
entu
kan
unsu
r M
eto
de
:
disk
usi
m
enga
nalis
is
m
enen
tuka
n ke
lom
pok
titi
k si
met
ri, m
enen
tuka
n ke
lom
pok,
unsu
r si
met
ri d
an
se
nyaw
a ke
lom
pok
titi
k pr
esen
tasi
men
entu
kan
seny
awa
(mo
du
l-0
2)
Pe
nd
ek
ata
n:
ke
lom
pok
titi
k
K
etra
mpi
lan
pros
es;
se
nyaw
a,
S
ek
en
ari
o:
K
etr
am
pil
an
:
m
enya
mpa
ikan
LO
kete
pata
n
pe
rkul
iaha
n,
m
eran
gkai
10
%
m
engi
lust
rasi
kan
se
nyaw
a de
ngan
pe
ntin
gnya
po
int
m
edia
ala
mi,
g
rup
sua
tu s
enya
wa;
Afe
kti
f: te
pat
m
emba
gi m
ahas
isw
a
wak
tu, t
angg
ung
ke
dal
am 5
jaw
ab, k
erja
sam
a
ke
lom
pok,
dim
inta
m
eran
gkai
seb
anya
k
7
cont
oh s
enya
wa
be
riku
t dit
entu
kan
52
Pa
nd
ua
n P
en
yu
sun
an
da
n E
valu
asi
Ku
rik
ulu
m
un
sur
sim
etri
;
men
entu
kan
po
int
gro
up
, men
gisi
LK
; da
n se
tiap
kel
ompo
k m
empr
esen
tasi
kan
hasi
l dis
kusi
mer
eka
(han
ya s
alah
sat
u co
ntoh
saj
a);
mem
beri
pen
guat
an,
men
gara
hkan
m
ahas
isw
a un
tuk
men
yim
pulk
an
...
...
16.
C
ata
tan
:
Sin
tak
s u
ntu
k M
od
el
PB
L :
1) O
rien
tasi
, 2)
Eks
plor
asi;
3) E
labo
rasi
; dan
4) K
onfi
rmas
i
Sin
tak
s u
ntu
k M
od
el
Inq
uir
y L
ea
rnin
g :
1) O
rien
tasi
; 2)
Peru
mus
an M
asal
ah; 3
) M
enyu
sun
Hip
otes
is; 4
) m
engu
mpu
lkan
dat
a:
5) m
enga
nalis
is d
ata;
6)
men
yim
pulk
an
53 Panduan Penyusunan dan Evaluasi Kurikulum
Lampiran 6. Struktur Kurikulum Mata Kuliah Umum
Daftar Mata Kuliah Umum:
NO KODE MATA KULIAH sks
1 USA101 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2
2 USA102 PENDIDIKAN AGAMA 2
3 USA103 BAHASA INDONESIA 2
4 USA104 BAHASA INGGRIS 2
5 USA105 KEWIRAUSAHAAN 2
6 USA106 ILMU ALAMIAH DASAR 2
7 USA107 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR 2
8 USA108 KULIAH KERJA NYATA (KKN ) 4
9 USA109 ADAT DAN BUDAYA ACEH 2
10 USA110 PENDIDIKAN PANCASILA 2
11 USA111 PENDIDIKAN ANTI KORUPSI 2 Catatan:
1) USA108 (kuliah Kerja Nyata) dapat diambil di setiap semester setelah mahasiswa lulus minimal 100 sks.
Recommended