View
225
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI
DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM
PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA DI KELAS VIII A
SMPN 1 NGUTER
TAHUN AJARAN
2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
Duwi Natalia
K6405014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGAJUAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI
DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM
PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA DI KELAS VIII A
SMPN 1 NGUTER
TAHUN AJARAN
2009/2010
Oleh :
Duwi Natalia
K6405014
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Duwi Natalia. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI
DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A SMPN 1 NGUTER
TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan
hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran
2009/2010. Hal ini dilakukan karena sebelum penggunaan metode pembelajaran
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) guru masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran PKn yang
berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran
2009/2010 yang berjumlah 33 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan hasil nilai
ujian semester I yang menujukkan bahwa kelas VIII A mempunyai nilai rata-rata
kelas dan ketuntasan kelas terendah diantara kelas VIII lainnya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, angket, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang
mempunyai empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas
tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada kondisi awal (tes
kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada nilai tes kemampuan awal rata-rata
kelas hanya 58,93 dengan ketuntasan kelas sebesar 18% dan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 6 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan
yaitu rata-rata kelas menjadi 70,75 dan ketuntasan kelas meningkat menjadi 55%
(mengalami peningkatan sebesar 37%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
berjumlah 18 siswa. Selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu
rata-rata kelas menjadi 80,30 dan ketuntasan kelas menjadi 88% (mengalami
peningkatan sebesar 33%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 29
siswa.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan
hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran
2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Duwi Natalia. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE STUDENT’S
LEARNING ACHIEVEMENT USING STUDENTS TEAMS-ACHIEVEMENT
DIVISIONS (STAD) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD IN
REPUBLIC OF INDONESIA’S PEOPLE SOVEREIGNTY AND STATE
SYSTEM MAIN MATERIAL IN VIII A CLASS OF SMPN 1 NGUTER IN
THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and
Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2011.
The objective of research is to find out the use of Students Teams-
Achievement Divisions (STAD) learning method in improving the student’s PKn
(civic education) learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter
in the School Year of 2009/2010. It was done because before using Students
Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method, the teachers still
employed conventional learning method in delivering PKn learning material
leading to the students’ low learning achievement.
This study belongs to a Classroom Action Research carried out in two
cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing and
reflecting. The subject of research was VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the
School Year of 2009/2010 consisting f 33 students. The subject was selected based
on the result of Semester I examination value indicating that the VIII A class has
the lowest mean class and passing among other VIII classes. Techniques of
collecting data used were test, observation, questionnaire, interview, and
documentation. Technique of analyzing data used was an interactive model
having four components: data collection, reduction, display, and conclusion
drawing or verification.
The criteria of action success for the learning achievement is the passing
limit of 70 (KKM = 70) and class passing of 85%. The result of research shows
that there is an improvement of PKn learning achievement in prior condition
(prior competency test), cycle I and cycle II. In the prior competency test the
mean value of class is only 58.93 with class passing rate of 18% and there are 6
students obtaining ≥ 70 value. In cycle I there is an increase in the mean class to
70.75 and the class passing rate increase to 55% (increases by 37%) and there
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
are 18 students obtaining ≥ 70 value. Next, in cycle II there is an increase in the
mean class to 80.75 and the class passing rate increase to 88% (increases by
33%) and there are 29 students obtaining ≥ 70 value.
Considering the result above, it can be concluded that the application of
Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method can improve the
student’s PKn learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter in
the School Year of 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Dengan belajar manusia akan menjadi lebih cerdas, bijaksana dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama”. (Arief Rahman – Pakar Pendidikan)
“Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak
pengetahuan yang tak dimanfaatkan”. (Khahlil Gibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan
kasih sayangnya selama ini, semoga Allah
SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan
kepada ibu dan bapak di dunia dan akhirat
2. Kakak, Adik dan Mas Yosep tersayang
terimakasih atas doa dan dukungannya.
3. Teman-teman seperjuangan Lisa, Ria, Tika,
Ririn, Agustin, Dita, Siwi, Hegar, dan semua
teman-teman angkatan 2005 yang saya
banggakan.
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Kompetensi dasar Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP
N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010” untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bahri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. DR. Sri Haryati, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PKn Jurusan P. IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret
Surakarta yaitu
4. Drs. Utomo, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan.
5. Drs. Machmud AR, S. H, M. Si, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Drs. Kasino, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Nguter yang telah memberikan
ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Dra. Suparni, selaku Pengampu Mata Pelajaran PKn kelas VIII SMPN 1
Nguter yang telah membantu dan memberikan bimbingan selama penelitian.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACK...................................................................................................... . vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... x
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................ 9
Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dan Hasil Belajar ...................................................................... 9
a. Menurut Aji Baroto ............................................................... 9
b. Menurut Johnson ................................................................... 9
c. Menurut Isjoni ....................................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
d. Menurut Lundgren ................................................................ 10
e. Menurut Robert E. Slavin ..................................................... 11
f. Menurut Amstrong................................................................ 12
g. Menurut Anton Prayitno ....................................................... 13
h. Menurut Francis A. Adesoji dan Tunde I. Ibraheem............ 14
i. Menurut Nurkhayati .............................................................. 14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... ….... 15
C. Kerangka Berpikir ............................................................ …… 17
D. Hipotesis Tindakan ....................................................... ………. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. …………. 20
1. Tempat Penelitian ........................................................ …… 20
2. Waktu Penelitian .......................................................... …… 20
B. Pendekatan Penelitian ........................................................ …… 21
C. Subjek Penelitian……………………………………………….. 22
D. Data dan Sumber Data ........................................................ ……. 22
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. ……. 24
F. Validitas Data ...................................................................... ……. 31
G. Teknik Analisis Data ........................................................... ……. 32
H. Indikator Kerja ................................................................... ……. 35
I. Prosedur Penelitian ............................................................. ……. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal ..................................................... ……. 41
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) ……………………………………………………….… 41
2. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa…. .… 44
3. Penelitian Siklus I .......................................................... .…… 45
a. Perencanaan Siklus I .................................................. ……. 45
b. Pelaksanaan Siklus I .................................................. …...…46
c. Observasi Siklus I ...................................................... ……. 49
d. Analisis dan Refleksi Siklus I .................................... …….. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan
Penelitian…………………………………………………….. 50
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I………………………... 50
b. Hasil Observasi Siklus I…………………………………... 51
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I .......... ……. 51
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan
Kelompok Siklus I……………………………………..
54
3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I…… 55
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I……………………… 57
d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II…………….. 61
5. Penelitian Siklus II ......................................................... …… 62
a. Perencanaan Siklus II ................................................ …… 62
b. Pelaksanaan Siklus II ................................................ …… 63
c. Observasi Siklus II .................................................... …… 66
d. Analisis dan Refleksi Siklus II .................................. …… 66
6. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan
Penelitian…………………………………………………….. 67
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus II……………………….. 67
b. Hasil Observasi Siklus II………………………………..… 69
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ............ …… 69
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan
Kelompok Siklus II…………………………………….. 71
3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II...….. 73
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II……………….……. 75
d. Temuan Penelitian Siklus II……………………..………... 80
B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode
Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . …….. 81
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan
Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
(STAD) ......................................................................... …..... 81
2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)…… 81
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan
Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) ...…………………………………………………….. 82
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang
Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) … ........ …... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………….. ....... ….. 84
B. Implikasi ……………. ....................................................... …. 84
C. Saran ………………… ....................................................... ….. 85
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 86
LAMPIRAN …………………….. ........................................................... …. 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 20
Tabel 2. Kriteria keberhasilan tindakan untuk Hasil Belajar PKn Siswa PKn 35
Tabel 3. Kondisi Awal Sebelum di Lakukan Tindakan .................................... 42
Tabel 4. Data Ketercapaian SKBM Pada Sub Materi Kedaulatan Rakyat dan
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelas VIII A
SMPN 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010 ........................................ 44
Tabel 5.Peningkatan Hasil Belajar siswa pada Tes Kemampuan Awal dan
Tes Siklus I siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter .............................. 49
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ..................................................... 51
Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ........................................ 52
Tabel 8.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada
Siklus I .............................................................................................. 54
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ............................ 55
Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I ................................................ 57
Tabel 11.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I, dan
Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter .................................. 66
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................................................... 68
Tabel 13.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Siklus I dan Tes Siklus
II siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ............................................... 68
Tabel 14. Hasil Observasi Keaktifan Siklus II.................................................. 69
Tabel 15.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada
Siklus II ............................................................................................ 71
Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ......................... 73
Tabel 17.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II ............................................... 75
Tabel 18.Ketercapaian Indikator Kerja ............................................................ 80
Tabel 19.Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ............................................. 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 18
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................................ 22
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif ................................................. 33
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ........................................................... 40
Gambar 5. Grafik Ketercapaian SKBM Sebelum Dimanfaatkannya Metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ........................... 45
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar pada Tes Kemampuan Awal
dan Siklus I Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ........................ 50
Gambar 7. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ....................... 51
Gambar 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I,
dan Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ....................... 67
Gambar 9. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...................... 68
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II ................................................................................. 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Identitas Siswa ..................................................................... 89
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ................................................................... 91
Lampiran 3. Hasil Nilai Ujian Akhir Semester I .............................................. 94
Lampiran 4. Kisi-kisi Butir Soal Tes Kemampuan Awal ................................ 96
Lampiran 5. Soal Tes Kemampuan Awal ......................................................... 98
Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ........................................ 101
Lampiran 7. Hasil Nilai Tes Kemampuan Awal ............................................... 102
Lampiran8. Daftar kelompok Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) ......................................................................................... 104
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I..................... 105
Lampiran 10.Tugas Kelompok Siklus I ............................................................ 108
Lampiran 11.Kisi-kisi Butir Soal Siklus I......................................................... 109
Lampiran 12. Soal Tes Siklus I ......................................................................... 110
Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus I .............................................................. 113
Lampiran 14. Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 114
Lampiran 15.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus
I ................................................................................................... 116
Lampiran 16. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 118
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ................ 120
Lampiran 18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I .................... 121
Lampiran 19. Angket Balikan Siswa Siklus I ................................................... 122
Lampiran 20. Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus I .................................... 125
Lampiran 21. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I .......................................... 126
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................. 129
Lampiran 23. Tugas Kelompok Siklus II .......................................................... 132
Lampiran 24. Kisi-kisi Butir Soal Siklus II ...................................................... 133
Lampiran 25. Soal Tes Siklus II ....................................................................... 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran 26. Kunci Jawaban Siklus II ............................................................. 137
Lampiran 27.Hasil Tes Siklus II ....................................................................... 138
Lampiran 28.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus
II ................................................................................................ 140
Lampiran 29.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 142
Lampiran 30.Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ................ 144
Lampiran 31.Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II .................... 145
Lampiran 32.Angket Balikan Siswa Siklus II................................................... 146
Lampiran 33.Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus II .................................... 149
Lampiran 34.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II.......................................... 150
Lampiran 35.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I dan
Siklus II ....................................................................................... 153
Lampiran 36.Lembar Skor Kuis ....................................................................... 155
Lampiran 37.Lembar Rangkuman Tim Siklus I dan Siklus II .......................... 157
Lampiran 38. Sertifikat Penghargaan Tim....... ........................................ ....... 161
Lampiran 39.Bagan Peran Lembaga Negara Seabagai Pelaksana Kedaulatan
Rakyat........................................................................................ 162
Lampiran 40.Foto Siklus I ................................................................................ 163
Lampiran 41.Foto Siklus II ............................................................................... 165
Lampiran 42.Surat permohonan ijin penyusunan skripsi kepada dekan c.q
pembantu dekan I FKIP UNS ..................................................... 167
Lampiran 43. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi/
Makalah....................................................................................... 168
Lampiran 44.Surat permohonan ijin research / try out kepada rektor UNS..... 169
Lampiran 45.Surat ijin kepada kepala sekolah SMPN 1 Nguter untuk
mengadakan research / try out di SMPN 1 Nguter..................... 170
Lampiran 46. Surat keterangan telah mengadakan research / try out di SMPN
1Nguter..................................................................................... 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
iBAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Nguter merupakan salah satu
instansi pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan yang baik sehingga mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang
bermutu pula. SMP N 1 Nguter merupakan sekolah negeri yang berada di
Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. SMP N 1 Nguter terdiri dari 21 kelas,
meliputi kelas VII A, B, C, D, E, F, G, kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, dan kelas
IX A, B, C, D, E, F, G. Keadaan sekolah yang terletak strategis didekat jalan raya
dan berada didekat jalan perlintasan kereta api menyebabkan kondisi belajar siswa
sedikit terganggu. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas jalan raya yang
sangat padat dan bising ditambah dengan suara dan getaran yang ditimbulkan
akibat kereta api yang melintas didekat bangunan sekolah, sehingga proses belajar
mengajar sedikit mengalami gangguan.
Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan
berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika keadaan dalam proses belajar mengajar
tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka penyampaian
pelajaran dari guru kurang begitu diserap oleh siswa sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sebaliknya, jika proses belajar
mengajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang
akan disampaikan oleh guru akan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan
siswa akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar siswa yang rendah khususnya dalam hal ini adalah pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), juga terjadi di SMP N 1 Nguter.
Peneliti menfokuskan perhatian pada kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas yaitu
kelas VIII A, B, C, D, E, F, G. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan
di kelas VIIIA. Hal ini dapat di lihat berdasarkan nilai rata-rata Pendidikan
Kewarganegaraan hasil ujian akhir semester 1 kelas VIII A SMP N 1 Nguter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tahun pelajaran 2009/2010, yaitu: 64,84, sedangkan nilai rata-rata hasil ujian akhir
semester 1 kelas VIII B adalah 70,69; kelas VIII C adalah 72,29; kelas VIII D
adalah 70,03; kelas VIII E adalah 69,54; kelas VIII F adalah 72,42; kelas VIII G
adalah 69,54. Berdasarkan data nilai diatas dapat dilihat bahwa kelas VIIIA
memiliki nilai rata-rata terendah dari nilai rata-rata dikelas lainnya yaitu 64,84
padahal batas ketuntasan minimalnya adalah 70. Berdasarkan data tersebut siswa
yang mampu mencapai nilai ≥ 70 hanya 21 %, sedangkan sisanya memperoleh
nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Data ini peneliti dapatkan
berdasarkan daftar nilai kelas VIII yang diperoleh setelah melakukan wawancara
dengan guru PKn kelas VIII yaitu Dra. Suparni di SMP N 1 Nguter. Penelitian ini
dilakukan oleh peneliti pada semester II sebelum kenaikkan kelas semester II
tahun ajaran 2009/2010.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII di SMP N 1
Nguter yaitu Dra. Suparni dan setelah melakukan observasi yang peneliti lakukan
tanggal 1, 8 dan 15 April 2010 di kelas VIIIA pada saat pembelajaran PKn
berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa dikelas VIIIA SMP N 1 Nguter
disebabkan oleh sumber belajar siswa masih kurang karena siswa belajar hanya
menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS), tidak ada buku pegangan yang lain
seperti buku paket, selama ini siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan LKS dan informasi yang diberikan oleh guru selain itu siswa
kurang semangat mengikuti pelajaran PKn di mana ada siswa yang mengantuk
ketika guru menyampaikan informasi, dan metode mengajar yang dilakukan guru
ketika menyampaikan materi masih berkisar ceramah dan tanya jawab. Padahal
dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang pula variasi-variasi mengajar guru yang sesuai dengan kondisi
belajar siswa akan tetapi guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan
Tanya jawab. Sedangkan alokasi waktu pada mata pelajaran PKn di kelas VIIIA
selama 3x 40 menit yaitu pada jam ketiga, keempat dan kedelapan. Apabila dalam
proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab
siswa merasa bosan, jenuh dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran
seperti perilaku siswa ketika peneliti melakukan observasi di kelas VIIIA di mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ketika guru menyampaikan pelajaran PKn siswa berbicara dengan teman
sebangkunya, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk
mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku.
Apabila siswa dalam proses pembelajaran merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik
mengikuti pelajaran PKn akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
menguasai materi pembelajaran PKn. Sebagaimana diketahui Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis
untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih untuk mempelajari materi pelajaran
PKn sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, selain itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang penting dan diwajibkan untuk kurikulum di jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan
perguruan tinggi sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37. Pendidikan Kewarganegaraan
juga dapat membentuk warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Hal
tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi
siswa.
Perilaku yang dilakukan siswa seperti berbicara dengan teman
sebangkunya ketika guru mengajar, melamun, tidak mencatat penjelasan guru
kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan,
mencoret-coret buku, menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran PKn rendah. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa yang rendah karena tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar
siswa, (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 121).
Untuk itu diperlukan adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, yakni
dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan
belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif, menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga
motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran PKn meningkat. Dengan
meningkatnya motivasi siswa, maka hasil belajar siswa juga dapat meningkat
karena motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa, (Sardiman. A. M. 1992 : 84-85).
Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya
alasannya karena metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sesuai
diterapkan pada materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara
republik Indonesia dimana pada materi tersebut terdapat banyak teori yang perlu
dipahami oleh siswa apabila dalam penyampaian materi guru hanya menerangkan
dan sesaat bertanya cenderung siswa akan merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik
ditambah dengan alokasi waktu pelajaran PKn di kelas VIII A yang panjang akan
membuat siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran PKn. Untuk itu
diterapkan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Pada metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
siswa tidak hanya belajar dengan guru tetapi bisa belajar dengan siswa lain dalam
satu kelompok yang lebih memahami materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru karena dalam metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
siswa terbagi kedalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan
kemampuan akademik siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang,
yang 25% adalah siswa yang pandai, 50% siswa yang memiliki kemampuan
akademik sedang, dan 25% siswa yang kurang pandai. Berdasarkan pembagian
kelompok secara heterogen, siswa dapat menjadi sumber belajar siswa lainnya,
dalam hal ini siswa yang pandai dapat menjadi tutor dengan tugas memberi
penjelasan yang belum dimengerti oleh teman satu kelompoknya mengenai materi
yang sedang diajarkan dengan begitu siswa dapat lebih mudah memahami materi
pelajaran yang sedang diajarkan. Selain itu, dalam komponen atau langkah-
langkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dikemas secara lengkap dan runtut, meskipun metode-metode lain selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) juga dikemas secara runtut
dan lengkap akan tetapi metode lain lebih menekankan pada salah satu aspek
pembelajaran saja seperti metode Tanya jawab lebih menekankan pada kegiatan
Tanya jawab, metode ceramah lebih menekankan pada penyampaian materi,
metode Team-Game-Tournament (TGT) lebih menekankan pada turnamen atau
games, metode GI (Group Investigasi) yang lebih menekankan pada aspek diskusi
kelompok. Untuk itu peneliti memilih menerapkan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya karena metode ini sesuai
dengan materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara
Indonesia, selain itu langkah-langkah atau komponen dari pembelajaran metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dan
runtut, hal ini disesuaikan dengan keadaan siswa kelas VIIIA yang heterogen
dilihat dari jenis kelamin siswa, kemampuan akademik siswa kelas VIIIA, dan
jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA yang panjang, dimana dalam sehari
jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Hal
ini tidak terjadi di kelas lainnya. Dengan jadwal pelajaran yang lama membuat
siswa merasa bosan dan jenuh untuk itu dengan menerapkan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa menjadi lebih semangat dan tertarik
untuk mengikuti proses pembelajaran PKn karena metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) dalam langkah-langkah pembelajaran dikemas
secara lengkap dan runtut yang diawali dengan penyampaian materi oleh guru
kemudian diskusi kelompok, kemudian diadakan kuis untuk mengetahui
pemahaman atau penguasaan siswa pada materi yang sudah diajarkan guru,
setelah itu dilakukan penghitungan skor atau nilai siswa yang dilakukan guru
bersama murid. Melalui perhitungan skor perkembangan individu, siswa dapat
mengetahui hasil belajar mereka apakah mengalami kemajuan atau tidak. Apabila
siswa mengetahui hasil yang diperoleh, maka akan meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar lebih giat jika hasil tersebut meningkat, dengan grafik hasil belajar
yang semakin meningkat maka harapannya selalu meningkat, (J. Gino, dkk, 2000:
117). Kemudian diakhir pelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi mendapat sertifikat penghargaan yang diberikan oleh guru. Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
langkah-langkah tersebut diharapkan siswa tidak merasa bosan, jenuh, dan tertarik
dalam mengikuti proses pembelajaran PKn sampai jam pelajaran PKn selesai,
sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn meningkat dan
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) pada Kompetensi Dasar Kedaulatan Rakyat
dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N
1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Metode mengajar yang digunakan guru masih berkisar ceramah dan
tanyajawab.
2. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran rendah.
3. Hasil belajar PKn siswa yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah
di atas dapat dibatasi agar lebih jelas. Pembatasan masalahnya sebagai berikut:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII A tahun ajaran 2009/2010.
2. Objek Penelitian
a. Metode pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dibatasi pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
b. Materi pelajaran yang diteliti dibatasi pada materi Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VIII semester genap yaitu materi pokok tentang
Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
c. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah
tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah disampaikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIIIA pada materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah serta perumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut:
“Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA di SMP N 1 Nguter pada
materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams-Achievement Divisions (STAD)”.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang
bermanfaat dalam hasil dunia pendidikan mengenai penerapan metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan hasil
belajar siswa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan,
dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan
permasalahan sejenis atau bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Manfaat Praktis
a. Siswa termotivasi, dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
b. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) sehingga mereka tidak merasa bosan dan
jenuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) dan Hasil Belajar
Seorang guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu model
pembelajaran yang dirasa sesuai dengan kebutuhan siswa. Suatu model yang
dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan saling bekerjasama
dengan siswa lainnya sehingga proses belajar mengajar pun akan berjalan secara
efektif dan efisien.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa adalah model
pembelajaran koooperatif (Cooperative Learning). Model pembelajaran
kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerjasama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Aji Baroto (2008) dalam journal science
and technology menyatakan bahwa “Cooperative learning a particular type of
active learning, is a formal instructional approach in which students work
together in small teams to accomplish a common learning goal”. Pendapat
tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu tipe khusus dari pembelajaran aktif, pendekatan yang mengarahkan siswa
untuk bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Johnson (dalam Isjoni, 2009: 15-16) mengemukakan bahwa:
Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within
cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all
other groups members.Cooperative learning is the instructional use of
small groups that allows students to work together to maximize their own
and each other as learning.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif
mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
Berarti dengan melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerjasama dalam satu kelompok kecil yang dapat saling
menguntungkan diantara siswa, artinya siswa yang pandai tidak akan dirugikan
apabila bekerjasama dengan siswa yang kurang pandai karena dengan
bekerjasama siswa yang pandai dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang
pandai dengan begitu pengetahuan dan pemahaman dari siswa pandai tersebut
menjadi meningkat sedangkan bagi siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memberi
motivasi untuk mau mengerjakan dan menguasai bahan ajar yang diberikan oleh
guru. Dengan adanya suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran
kooperatif, hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi
dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar bersama
yaitu pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Seperti yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:13) bahwa “Dalam cooperatif
learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan
dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.
Menurut Lundgren (1994:6) menyatakan manfaat pembelajaran kooperatif
untuk siswa dengan hasil belajar yang rendah sebagai berikut:
Research-supportet benefit of cooperative learning for low-achieving
student: Increased time on task, Higher self-esteem, Improved attitude to
ward science and school, Improved attendance, Greater acceptance bof
individual differences, Less disruptive behavior, Reduced interpersonal
conflict, Less apathy, Deeper comprehension, Greater motivation, Higher
achievement, Longer retention, Increased kindness, sensitivity, and
tolerance.
Berdasarkan pendapat Lundgren di atas, maka dapat dikatakan bahwa
manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah adalah
meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri lebih tinggi,
memperbaiki sikap terhadap sekolah, memperbaiki kehadiran, tingkat putus
sekolah lebih rendah, penerimaan terhadap individu yang lebih besar, perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengganggu yang lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, sikap apatis
berkurang, pemahaman yang lebih dalam, motivasi lebih besar, hasil belajar lebih
tinggi, retensi lebih lama, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Berarti dengan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat dan
dampak positif terdapat siswa terutama pada pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Robert E. Salvin (2008: 11), model pembelajaran kooperatif
terdiri dari: Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Team-Game-
Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and composition
(CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI).
Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikembangkan
oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode
ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi
siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, (Robert E. Slavin, 2008:12).
Berarti dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dalam proses pembelajaran, siswa dapat termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran karena siswa satu dengan siswa lainnya dapat saling
bekerjasama dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan guru
khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PKn. Dengan meningkatnya
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Menurut Robert E. Slavin (2008:143), menyatakan bahwa “STAD terdiri
atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individual dan rekognisi tim”. Komponen-komponen dalam metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dimulai dari
penyampaian materi oleh guru kemudian diadakan kerja kelompok atau diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kelompok lalu dilanjutkan kuis untuk mengetes tingkat pemahaman masing-
masing siswa kemudian siswa bersama dengan guru menilai hasil kerja mereka
dengan cara perhitungan menurut ketentuan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) dan diakhir pembelajaran siswa atau kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan sertifikat penghargaan dari guru.
Melalui pembelajaran yang dikemas secara lengkap dan runtut diharapkan siswa
tidak lagi merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga siswa
merasa tertarik dan pada akhirnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
meningkat dengan begitu hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat.
Robert E. Slavin (dalam Isjoni, 2009:51) menyatakan bahwa “Metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses
pembelajarannya terdapat interaksi antar siswa karena pada metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa terbagi dalam kelompok-kelompok
kecil untuk dapat bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dan saling membantu dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru
sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Amstrong (2008:2), yang menyatakan
bahwa:
STAD was the most successful cooperative learning technique at
increasing academic achievement, but the bulk of the research on STAD
had been conducted at the elementary level and in subject areas other
than social studies. STAD consistenly had positive effects on learning.
generally, STAD positively affected (a) cross race relations, (b) attitude
toward school and class, (c) peer support, (d) locus of control, (e) time on
task, (f) peer relationships and, (g) cooperation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berdasarkan uraian di atas Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sukses untuk meningkatkan
pencapaian prestasi siswa, tetapi yang terpenting dari metode pembelajaran
kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yaitu dapat diterapkan
mulai dari tingkat dasar dan pada anak dengan perbedaan pembelajaran sosial.
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) secara konsisten memberikan
pengaruh positif pada (a) hubungan persaingan kelompok, (b) sikap terhadap
sekolah dan kelas, (c) dukungan antar teman, (d) kemampuan kontrol, (e) waktu
pengerjaan tugas, (f) hubungan dengan teman dan (g) kerjasama.
Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Johnson dalam Anton Prayitno
(2008,http://antonprayitno.wordpress.com/2008/07/01/laporan-tindakan/kelas-
mtk) menyatakan bahwa:
Penggunaan pembelajaran kooperatif khususnya model STAD memiliki
keuntungan dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka
saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan,
selain itu pembelajaran STAD juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran
bahwa belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan, siswa lebih
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran serta timbulnya sikap
positif siswa dalam mempelajari materi yang disajikan.
Berdasarkan uraian tentang metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran siswa dapat
tercapai melalui aktivitas kerja kelompok dalam tugas-tugas terstruktur yang
tercermin dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) peserta didik akan lebih mudah menemukan
pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan
dengan teman. Selain itu siswa dapat bekerja sama satu sama lainnya, berdiskusi,
berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota yang
lainnya. Siswa bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap
siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal
ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir
untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu keunggulan yang diperoleh dari metode Student Teams-Achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Divisions (STAD) dibanding dengan teknik konvensional adalah dengan adanya
fakta bahwa metode ini membuat siswa mengembangkan sikap yang lebih positif
terhadap dirinya sendiri, sesama siswa, orang yang lebih dewasa dan
pembelajaran secara umum. Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Francis A.
Adesoji dan Tunde l. Ibraheem (2009) yaitu, ”The superiority of STAD
cooperative learning strategy over the conventional technique coulb be attribute
to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer,
adult and learning in general”.
Menurut Nurkhayati (2006: 13-14), menyatakan bahwa metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
proses pembelajaran”. Adapun uraian mengenai kelemahan dan kelebihan dari
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) menurut Nurkhayati
sebagai berikut:
1. Kelebihan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
a. Kelas dibagi dalam kelompok - kelompok kecil dengan aturan tertentu,
sehingga kemampuan dan perkembangan siswa dapat terpantau dan tergali
dengan baik;
b. Adanya penghargaan individu maupun kelompok, sehingga mampu
memotivasi belajar siswa baik secara individu maupun kelompok;
c. Terciptanya suasana kompetitif untuk menghasilkan yang terbaik antar
siswa dalam kelompok maupun antar kelompok dalam kelas, sehingga
proses KBM akan lebih hidup;
d. Terciptanya semangat kebersamaan antar siswa sekaligus memperkecil
tingkat ketergantungan antar siswa;
e. Transfer atau perpindahan ilmu tidak hanya terjadi dari guru atau buku
kepada siswa melainkan juga terjadi antar siswa;
f. Siswa mendapat kemudahan dalam memahami materi;
g. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Kelemahan pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
a. Pekerjaan administrasi guru lebih banyak;
b. Waktu KBM sedikit banyak akan terkurangi, karena untuk menyusun
tempat duduk kelompok;
c. Lancar tidaknya pelaksanaan akan sangat tergantung dari kemampuan awal
siswa;
d. Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya, maka
siswa kurang bisa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas;
e. Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar
kelompok;
f. Apabila ada siswa yang malas maka usaha kelompok untuk mendapatkan
penghargaan akan terhambat.
Kelebihan tersebut dapat terwujud apabila terdapat tanggung jawab
individual anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada
kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat
melihat bahwa kerjasama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok
sangat penting. Sedangkan kelemahan yang ada pun dapat diminimalisir dengan
peran aktif guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar
dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama,
dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
2. Teori Tentang Hasil Belajar
Proses belajar mengajar di kelas dapat digunakan untuk mengetahui
keberhasilan atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus
dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan
untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar
yang telah ditetapkan dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat
diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum diketahui peserta didik.
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 2) menyatakan bahwa “Belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
pertumbuhan seseorang secara alamiah”.
Menurut Slameto (1995: 2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) berpendapat
“Learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar
sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stephen B. Klein (1996: 2)
bahwa “Learning can be defined as experiental process resulting in a relatively
permanent change in behavior that cannot be explained by temporary states,
maturation, or innate response tendencies”. Pengertian ini mengandung maksud
bahwa belajar sebagai proses berpengalaman yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan tidak bisa dijelaskan dengan keadaan
sementara.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai makna belajar, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan.
“Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang
setelah melakukan usaha yaitu belajar” (Yasyin, 1997: 202)
Nana Sudjana (2008: 22-23) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”.
Sedangkan menurut Syaodih (2003: 102) menyatakan bahwa “Hasil belajar
(achievement) merupakan realisasi dari kecakapan potensial yang dimiliki
seseorang”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa
hasil belajar adalah kemampian yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan
itu mereka dapatkan setelah melakukan usaha yaitu belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 5) mengemukakan “Lima kategori
hasil belajar yaitu: informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif,
keterampilan motorik, dan sikap”. Sedangkan menurut Bloom dalam Angkowo
dan Kosasi (2007: 53) menyatakan bahwa “Hasil belajar mencakup tiga ranah
yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum
menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang
peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah
ini yaitu penelitian mengenai penggunaan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian yang telah peneliti temukan.
Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah seperti di bawah ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Sularmi dan Wiwik Wijayanti. Untuk lebih
jelasnya sebagai berikut:
1. Peneliti/Penulis : Sularmi
Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar
Siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat
Geografi (Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007
Tahun Laporan : 2007
Kesimpulan : Metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) lebih efektif dibandingkan dengan
metode ceramah bervariasi guna meningkatkan hasil
belajar siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat
Geografi di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun
Ajaran 2006/2007. Mean skor untuk kelompok kontrol
26,7 (mean skor untuk kelompok kontrol mencapai
60,68%). Mean skor kelompok eksperimen 31,46 (mean
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
skor untuk kelompok eksperimen mencapai 71,36%)
2. Peneliti/Penulis : Wiwik Wijayanti
Judul Penelitian : Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar
Biologi ditinjau dari Komunikasi Interpersonal Siswa
Tahun Laporan : 2006
Kesimpulan : a. Ada pengaruh secara signifikan dari penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas VII semester genap SMP N 12
Surakarta tahun ajaran 2005/2006
b. Ada pengaruh secara signifikan kemampuan
komunikasi interpersonal terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas VII semester genap SMP N 12 Surakarta
tahun ajaran 2005/2006
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan acuan di dalam melaksanakan penelitian dan
merupakan jawaban atas perumusan masalah berdasarkan kajian teori. Adapun
kerangka berpikir sebagai berikut:
Proses belajar mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus dihadapi
dan diselesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga menghadapi
permasalahan. Permasalahan tersebut muncul sebelum pembelajaran PKn
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD). Metode ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn. Dimana sebelumnya dalam proses
pembelajaran PKn guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan
tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif siswa merasa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran PKn serta motivasi belajar siswa rendah, sehingga
akan mempengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar melalui
proses pembelajaran di kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan
siswa, kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn dan meningkatkan
motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran PKn yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses
pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana tiap kelompok
beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi siswa
supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru, dengan meningkatnya motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran PKn ketika diterapkannya metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut
sesuai dengan kondisi yang terjadi di kelas VIII A SMP N 1 Nguter sehingga
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meningkat, tertarik,
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti membuat skema kerangka
berpikir sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)
Motivasi belajar siswa
rendah
Siswa kurang
tertarik dan
mengalami
kesulitan dalam
memahami
pelajaran PKn
Metode mengajar
guru masih berkisar
ceramah dan Tanya
jawab
Pembelajaran PKn dengan Metode
STAD
Kondisi Akhir (Sesudah Tindakan)
Siswa tertarik
dan mudah
memahami
materi pelajaran
PKn
Motivasi belajar
siswa meningkat
Hasil belajar siswa rendah
Hasil belajar meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Hipotesis Tindakan
Suharsimi Arikunto (2006:71) menyatakan “Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir diatas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA pada mata pelajaran
Pendidikan kewarganegaraan di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Nguter kelas VIIIA. Pemilihan
lokasi tersebut dikarenakan peneliti menemukan masalah sebagaimana yang telah
dijelaskan pada latar belakang permasalahan yaitu hasil belajar rata-rata kelas
VIIIA pada mata pelajaran PKn yang rendah, di samping itu karena lokasinya
tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat biaya, waktu
dan tenaga.
2. Waktu Penelitian
Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 12 bulan yaitu
bulan Februari 2010 sampai Januari 2011. Adapun pelaksanaannya setelah
mendapat ijin dari pihak yang berwenang.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2009/2010
dimulai pada bulan April 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara
bertahap sebagai berikut:
Tabel. 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
N
o
Kegiatan
Tahun 2010 2011
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep okt Nov Des Jan
1 Persiapan
2 Penyusunan
proposal
3 Pembuatan
instrumen
4 Pengumpulan
data
5 Analisis data
6 Penyusunan
laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang
guru maupun peneliti untuk memperbaiki suatu keadaan atau hasil yang belum
sesuai dengan harapan, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi
disini seorang guru atau peneliti terjun secara langsung ke kelas untuk mengetahui
permasalahan yang sedang dihadapi kemudian mencari dan melaksanakan suatu
tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Menurut Kasihani Kasbolah (2001:2) yang menyatakan bahwa
“Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu
pendidikan yang secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di
kelas”. Sedangkan menurut Zainal Aqib, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati dan Khusnul
Khotimah (2008: 3) menyatakan bahwa “ Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang reflektif untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan praktis
untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu
pembelajaran
Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas
kita perlu mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas
itu sendiri. Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas
diharapkan pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas.
Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbolah,
2001:15 ) yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru
2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual
3. Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang
bersangkutan
4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan
tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk
lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP N 1 Nguter dan guru
PKn. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A. Siswa
tersebut berjumlah 33 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan (lihat lampiran 1). Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek
penelitian ini adalah Dra. Suparni.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
?
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
data primer dan data sekunder.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :
Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain
berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah,
orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat
berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar
siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan
pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara
langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM.
Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data
dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dengan guru serta
nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas,
sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan
Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta foto-
foto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian.
Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Informan
Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta
atau yang ditentukan oleh penelitinya. Dalam penelitian ini yang ditunjuk
sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan. Adapun beberapa
informan yang diperlukan, yaitu:
1) Dra. Suparni selaku guru PKn yang mengajar kelas VIII A di SMP N 1
Nguter.
2) Siswa kelas VIII A di SMP N 1 Nguter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Dokumen
Menurut H.B Sutopo (2002:54) “ Dokumen adalah bahan tertulis atau
benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.” Dokumen
merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk melengkapi data–
data yang diperoleh dari informan dan data-data penelitian lainnya. Dokumen
ini terdiri dari rencana pembelajaran, daftar nilai, lembar rangkuman materi
dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.
c. Tempat dan Peristiwa
Tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 1 Nguter terutama di
kelas VIIIA sebagai kelas yang diterapkan penggunaan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran PKn, sedangkan
peristiwa yang dimaksud adalah peneliti mengamati penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
dalam proses belajar mengajar di kelas VIIIA.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rancangan penelitian ini
antara lain:
a. Siklus I
1) Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan
dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam
kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini
dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Nguter untuk mengetahui
kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan
penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Terlampir pada lampiran 15 serta terhadap kegiatan guru mengajar di
kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) terlampir pada lampiran 17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan
tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, mengenai kesulitan
yang dialami oleh guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan di kelas VIIIA dalam proses pembelajaran, serta faktor
penyebabnya (lihat lampiran 2).
3) Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:206) “Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai
data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas
siswa (lihat lampiran 1), daftar nilai siswa, dan foto ketika proses belajar
mengajar berlangsung.
4) Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus I.
5) Angket
Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda. Untuk masing-masing responden diberikan
kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan
memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka
akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon
siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan
pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket
dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat
jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar
kebenarannya berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif
adalah sebagai berikut :
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 4.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 3
c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat
skor 2.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden
mendapat skor 1.
Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka
kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 1.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 2.
c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat
skor 3.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden
mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A
dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 19). Metode angket ini
digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan
siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Siklus II
1) Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan
dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam
kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini
dilakukan pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Nguter untuk mengetahui
kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan
penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Terlampir pada lampiran 28 serta terhadap kegiatan guru mengajar di
kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) terlampir pada lampiran 30.
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan
tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan penggunaan
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD), mengenai
kesulitan yang dialami oleh guru PKn dalam proses pembelajaran, serta
faktor penyebabnya (lihat lampiran 2).
3) Dokumentasi
Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data
pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa
(lihat lampiran 1), daftar nilai siswa dan foto ketika proses belajar
mengajar berlangsung.
4) Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa kelas VIII A setelah melakukan tindakan pada siklus II.
5) Angket
Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda. Untuk masing-masing responden diberikan
kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan
memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon
siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan
pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket
dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat
jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar
kebenarannya berbeda.
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif
adalah sebagai berikut :
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 4.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 3
c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat
skor 2.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden
mendapat skor 1.
Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka
kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 1.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 2.
c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat
skor 3.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden
mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A
dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 31). Metode angket ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan
siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD).
2. Alat Pengumpulan Data
Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul
Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam
pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi
proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat di gunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Dari Sisi Proses
a) Alat untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar
masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah :
(1) Dokumen berupa hasil tes awal (lihat lampiran 7).
(2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka
dan tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh
guru dalam pembelajaran,serta faktor penyebabnya(lihat lampiran2).
b) Alat Untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat
dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang
digunakan adalah :
(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi
tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan
menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem
Pemerintahan Negara Republik Indonesia (lihat lampiran 15).
(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam
proses belajar mengajar berlangsung pada siklus I(lihat lampiran40).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c) Alat Untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan
adalah Tes, alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda
setelah dilakukan tindakan (lihat lampiran 12).
2) Dari Sisi Hal yang Diamati
Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang
diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu
a) Pengamatan Terhadap Guru
“Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”.
(Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).
Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia(lihat
lampiran17).
b) Pengamatan Terhadap Kelas
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di
kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas,
tata letaknya.
c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang
perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list
tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi,
ketrampilan bertanya dan kegiatan kelompok (lihat lampiran 15).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Siklus II
1) Dari Sisi Proses
a) Alat Untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar
masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah
dokumen berupa hasil tes pada siklus I (lihat lampiran 14).
b) Alat Untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat
dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang
digunakan adalah :
(1) Observasi alatnya adalah cek list atau lembar observasi tentang
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada
kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan
Negara Republik Indonesia. Lembar observasi atau cek list tentang
keaktifan siswa pada siklus II (lihat lampiran 28).
(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam
proses pembelajaran berlangsung pada siklus II (lihat lampiran 41).
c) Alat Untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan
adalah tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda
setelah dilakukan tindakan II (lihat lampiran 25).
2) Dari Sisi Hal yang Diamati
a) Pengamatan Terhadap Guru
“Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”.
(Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).
Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia(lihat
lampiran30)
b) Pengamatan Terhadap Kelas
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di
kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas,
tata letaknya.
c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang
perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list
tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi,
ketrampilan bertanya dan kegiatan kelompok (lihat lampiran 27).
F. Validitas Data
Validitas adalah kesahihan data didalam suatu penelitian, hal ini data
dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya,
oleh karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh.
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data menurut Priyono
dalam buku Basrowi dan Suwandi (2008:123) antara lain:
1. Face validity (validita muka),setiap anggota kelompok peneliti tindakan
saling mengecek atau menilai atau memutuskan validitas suatu
instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan.
2. Trianggulation (Trianggulasi), menggunakan berbagai sumber data
untuk meningkatkan kualitas penilaian
3. Critical Reflection (Refleksi Krisis), setiap tahap siklus penelitian
tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman.
4. Catalityc validity (Validitas Pengetahuan), yang dihasilkan oleh
penelitian tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam
mendorong pada adanya perubahan.
Dari beberapa teknik validitas data tersebut diatas maka yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik Trianggulation karena peneliti ingin mengumpulkan
data yang sejenis dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas penilaian.
Teknik validitas data ini diberlakukan sama antara siklus I dan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini di mulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan
dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis mengacu pada model analisis yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagaimana di kutip dari bukunya
Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 103 ) “ teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, salah satunya modelnya
adalak teknik analisis interakif ”.
HB Sutopo (2002: 92 ) berpendapat bahwa” Dalam proses analisis data
terdapat empat komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti
kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data, (2)
reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.”
1. Pengumpulan Data
Menurut kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat
yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, dan dokumentasi. Data yang
diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan
analisis data agar menjadi teratur.
2. Reduksi Data
Menurut H.B Sutopo (2002:92) berpendapat bahwa “Reduksi data adalah
bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.”
3. Sajian Data
Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema,
jaringan kerja kegiatan, data tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna
mempermudah pemahaman informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan
data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan
melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat
dan bisa dipertanggungjawabkan.
Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut diatas, terdapat
empat langkah secara sederhana gambar posisinya sebagai berikut:
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif (H.B Sutopo, 2002:96)
Dengan gambar tersebut, maka proses analisa data akan lebih jelas. Data
yang terkumpul akan di analisa melalui tiga tahap yaitu mereduksi data,
menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan suatu
proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga komponen-komponen
tersebut menjadi rangkaian yang tidak bisa dipisahkan yang kemudian
menghasilkan data yang tersusun secara sistematis.
Langkah-langkah Analisis, sebagai berikut:
a. Siklus I
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus
1
Pengumpulan Data
3
Sajian Data
2
Reduksi Data
4
Penarikan
kesimpulan atau
verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian yang akan
dilanjutkan dengan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada
siklus 2
b. Siklus II
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir untuk penelitian berikutnya.
H. Indikator Kerja
Indikator kerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam
menentukan keberhasilan dari penelitian. Berikut ini keberhasilan kerja dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Tindakan untuk Hasil Belajar PKn Siswa
Aspek yang
dinilai Target
Alat
Penilaian
Cara Penilaian (x100%)
Hasil belajar
siswa
Minimal 85 % siswa
tuntas dengan Kriteria
Ketuntasan minimal 70
Tes
Tertulis
Dihitung dari:
Σ Siswa Tuntas x 100%
Σ Seluruh Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keterangan:
Yang dimaksud batas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini
adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang ditentukan sendiri
oleh setiap sekolah. Batas tuntas untuk mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan di SMP N 1 Nguter adalah 70 dan batas tuntas ini digunakan
sebagai pedoman ketuntasan pada penelitian ini.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini dimaksudkan untuk menerapkan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD)dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang digunakan
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kasihani
Kasbolah, 2001: 63-65) yaitu model spiral. Model spiral ini dimulai dengan
rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu
dasar pemecahan masalah.
Secara operasional, tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini
meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Sebelum dilaksanakan pembelajaran PKn menggunakan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD), peneliti terlebih dahulu melaksanakan
tahap persiapan agar pembelajaran dapat berjalan lancar. Tahap pelaksanaan ini
berlangsung pada hari Kamis tanggal 1 April 2010 sampai dengan hari Kamis
tanggal 15 April 2010. Berikut persiapan yang dilakukan oleh peneliti.
a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah SMP N 1 Nguter yaitu Drs. Kasino
untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut.
b. Melakukan observasi dan wawancara dengan Dra. Suparni selaku guru
pengampu mata pelajaran PKn kelas VIII, untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn di kelas
VIII SMP N 1 Nguter
c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelajaran PKn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Tahap Perencanaan
Adapun skenario pembelajaran yang sudah direncanakan untuk dapat
dilaksanakan dalam tiap siklus yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahapan ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang
meliputi:
1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang
berupa penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
pada kompetensi mendeskripsikan system pemerintahan Indonesia dan
peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
2) Menyusun instrumen penelitian meliputi:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir pada lampiran 9.
b) Soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal (lihat lampiran 5), soal
kuis (lihat lampiran 12) dan lembar jawaban.
c) Lembar kegiatan siswa untuk diskusi kelompok (lihat lampiran 10) dan
Lembar rangkuman tim (lihat lampiran 37).
d) Lembar observasi untuk keaktifan siswa (lihat lampiran 15) dan aktivitas
mengajar guru selama proses belajar mengajar (lihat lampiran 17).
e) Angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir
pada lampiran 19.
f) Mempersiapkan daftar wawancara untuk memperoleh informasi dari guru
PKn kelas VIII mengenai pelaksanaan penelitian (lihat lampiran2).
g) Mempersiapkan sertifikat penghargaan tim (lihat lampiran 38).
b. Tahap Perencanaan Siklus II
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II disesuaikan
dengan kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga
kegiatan ini mengarah pada perbaikan dari kekurangan pada siklus I.
Perencanaan tindakan pada siklus II peneliti tetap menyusun RPP serta bahan
ajar yang akan dilaksanakan memperbaiki kekurangan pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
a. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Siklus I
1) Menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Menginformasikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan, dalam
hal ini metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
3) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun sesuai dengan langkah-langkah dalam metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD). Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi
pelajaran.
b) Guru membagi siswa kedalam bebeberapa kelompok secara heterogen
berdasarkan jenis kelamin dan prestasi belajar.
c) Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk dikerjakan dan
didiskusikan, setelah selesai tiap kelompok mempresentasikan
jawabannya.
d) Guru mengadakan kuis individu dan tidak diperbolehkan untuk
melakukan kerjasama dengan teman satu kelompok atau siswa lain.
e) Guru melakukan evaluasi dari hasil kuis individu yang telah dilakukan
oleh siswa.
f) Bersama-sama membuat kesimpulan.
g) Guru memberi penghargaan kepada tim yang mendapatkan skor atau
nilai tertinggi
4) Memberikan angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
metode pembelajaran yang diterapkan
b. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Siklus II
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan seperti pada siklus I
yang telah disusun untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi
pada siklus I. Serta mempersiapkan untuk menerapkan metode Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) secara lebih baik. Pada akhir pelaksanaan
tindakan II siswa diberikan tes untuk mengetahui hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) berlangsung. Interprestasi dilakukan setelah pembelajaran
selesai antara peneliti dan guru. Observasi ini dilakukan pada siklus I dan siklus
II, sebagai berikut:
a. Tahap Observasi atau Pengamatan Siklus I
Pengamatan yang dilakukan oleh observer ditekankan pada
implementasi metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sebagai
penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data
tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan tindakan.
b. Tahap Observasi atau Pengamatan Siklus II
Pengamatan yang dilakukan oleh observer ditekankan pada
implementasi metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sebagai
penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data
tentang kekurangan dan kemajuan tindakan pertama.
5. Tahap Analisis dan Refleksi
a. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I
Analisis dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Dari hasil analisis
dilakukan refleksi untuk menentukan siklus berikutnya. Analisis ini dilakukan
terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, pencapaian hasil
belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pada siklus I. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki dan bagian
mana yang telah memenuhi syarat atau target.
b. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II
Analisis ini dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar
mengajar, pencapaian hasil belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II. Data yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat
digunakan sebagai penyusunan laporan.
6.Tahap Tindak Lanjut
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru PKn
untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan model
pembelajaran yang tepat agar kompetensi dapat tercapai secara maksimal.
Tahap-tahap penelitian tersebut secara skematis dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
(menggunakan metode STAD)
Refleksi I
TERSELESAIKAN
Observasi I
Siklus II
Siklus I
TERSELESAIKAN
BELUM
TERSELESAIKAN
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
(menggunakan
metode STAD)
Observasi II
Refleksi II
TIDAK
TERSELESAIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn)
Observasi awal dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Observasi
awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan
khususnya keadaan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Observasi
awal dilakukan pada hari kamis tanggal 1, 8, dan 15 April 2010 di kelas VIIIA
SMP N 1 Nguter. Observasi dilakukan bertepatan pada jadwal mata pelajaran
PKn di kelas VIIIA. Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan beberapa
permasalahan dalam pembelajaran PKn yaitu Guru dalam menyampaikan
materi pelajaran PKn masih berkisar ceramah dan tanya jawab. Dimana dalam
proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa hanya menerima
informasi dari guru sehingga siswa menjadi bosan, jenuh, tidak tertarik dan
kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran PKn. Hal ini tampak ketika
peneliti melakukan observasi dikelas VIIIA dimana ketika guru
menyampaikan pelajaran PKn siswa berbicara dengan teman sebangkunya,
melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat,
mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku. Selain itu
siswa hanya memiliki LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai sumber belajar.
Tidak ada buku pegangan lain yang dimiliki siswa sehingga referensi belajar
yang dimiliki siswa masih kurang. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil
belajar siswa kelas VIIIA pada mata pelajaran PKn dimana nilai rata-rata
kelas ujian akhir semester 1 tahun ajaran 2009/2010, adalah: 64,84 dengan
batas ketuntasan minimalnya adalah 70 (lihat lampiran 3). Berdasarkan data
tersebut siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ 70 hanya 21% sedangkan
sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan observasi atau pengamatan di kelas VIIIA tanggal 1, 8, 15
April 2010, dan wawancara dengan guru PKn di SMP N 1 Nguter (lihat
lampiran2), maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 tentang
keadaan yang dapat mencerminkan kondisi awal sebelum diadakannya
tindakan, adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kondisi Awal Sebelum di Lakukan Tindakan
No Kondisi Awal Keterangan
1. Ditinjau
dari
Segi
Guru
a. Guru kurang bisa
memanfaatkan metode
mengajar
Kegiatan guru berorientasi
pada metode ceramah dan
tanya jawab
b. Proses kegiatan belajar
mengajar di kelas masih di
dominasi oleh guru atau
masih berpusat pada guru
Kegiatan siswa hanya
mendengarkan penjelasan
guru dan mencatat materi
pelajaran yang di berikan
oleh guru bila disuruh untuk
mencatat hal ini membuat
siswa menjadi pasif.
2.
Ditinjau
dari
Segi
Siswa
a. Rasa ingin tahu siswa yang
masih rendah
Sedikit siswa yang bertanya
apabila tidak ditunjuk oleh
guru untuk bertanya maka
siswa tidak bertanya
b. Hasil belajar siswa rendah Kurang dari 50 % siswa
yang mencapai batas tuntas
c. Selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung siswa
kurang tertarik / termotivasi
untuk mengikuti proses
pembelajaran
Siswa sering berbicara
dengan teman sebangkunya,
melamun, mengetuk meja
ketika guru menerangkan,
mencoret-coret buku
Sumber Data: Hasil Pengamatan Pada Kondisi Awal
b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar siswa adalah penggunaan metode mengajar guru yang masih bersifat
konvensional. Metode ini hanya berkisar pada ceramah dan tanya jawab.
Siswa hanya diminta untuk diam dan mendengarkan. Sehingga selama proses
belajar mengajar siswa cenderung pasif. Oleh karena itu perlu diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
suatu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk
belajar dan berpikir menyelesaikan suatu persoalan.
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat digunakan
model pembelajaran kooperatif. Salah satu modelnya yaitu metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD). Gagasan utama
dari Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah untuk memotivasi
siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Sehingga diharapkan
dengan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar PKn.
c. Rencana Tindakan
Peneliti menerapkan dua siklus pembelajaran dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode pembelajaran. Student
Teams-Achievement Division (STAD). Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti
memberikan tes kemampuan awal. Tes kemampuan awal di kelas VIIIA SMP
N 1 Nguter. Tes kemampuan awal diberikan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang diujikan yaitu Kedaulatan Rakyat dan
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dan untuk menentukan
pembagian kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes kemampuan awal
dan jenis kelamin pada saat metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Division (STAD) siklus I diterapkan. Tes kemampuan awal diberikan pada
hari Kamis tanggal 8 April 2010. Adapun kisi-kisi dan soal tes kemampuan
awal dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
2. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa
Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan
menggunakan tes kemampuan awal pada hari Kamis tanggal 8 April 2010. Tes
kemampuan awal ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia. Selain itu, tes kemampuan awal juga digunakan sebagai pedoman
dalam menentukan pembagian kelompok belajar selama proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dengan menggunakan metode STAD pada siklus I dan 2. Tes kemampuan awal
diberikan sebanyak 20 soal berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif
jawaban yaitu a, b, c dan d (lihat lampiran 5).
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal kelas VIIIA memperoleh nilai
rata-rata yaitu 58,93 dengan jumlah siswa yang tuntas 6 siswa dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 27 siswa. Hasil nilai tes kemampuan awal kelas VIII A
dapat dilihat pada lampiran 7. Nilai ini juga digunakan sebagai pedoman dalam
menentukan pembagian kelompok belajar selama proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) pada
pelaksanaan siklus I, daftar kelompok untuk pelaksanaan siklus I dapat dilihat
pada lampiran 8. Rendahnya hasil tes kemampuan awal siswa membuktikan
bahwa masih banyak siswa yang masih sulit memahami sub materi Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia, sehingga hasil
belajar pada sub materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia relatif rendah, yang ditunjukkan dengan masih banyaknya
(<50 %) siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SKBM). Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi sub materi
Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia kelas
VIIIA tahun ajaran 2009/2010 pada tabel 4, berikut ini:
Tabel 4. Data Ketercapaian SKBM Pada Sub Materi Kedaulatan Rakyat dan
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelas VIIIA SMP N 1
Nguter Tahun Ajaran 2009/2010
No DATA Kelas VIIIA
1 Jumlah siswa 33
2 Jumlah siswa yang lulus SKBM 6
3 Jumlah siswa yang belum mencapai SKBM 27
4 Presentase siswa yang mencapai SKBM (%) 18 %
5 Presentase siswa yang belum mencapai SKBM (%) 82%
Sumber Data : Hasil Tes Awal Sebelum Dilakukan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Sedangkan untuk memperjelas sajian data tersebut dapat dilihat dalam
gambar no 5 di bawah ini.
33
6
27
18% 82%
0
5
10
15
20
25
30
35 Jumlah siswa
Jumlah siswa yang belum
mencapai SKBM
Jumlah siswa yang sudah
mencapai SKBM
Presentase siswa yang belum
mencapai SKBM (%)
Presentase siswa yang sudah
mencapai SKBM (%)
Gambar 5. Grafik Ketercapaian SKBM Sebelum Dimanfaatkannya Metode STAD
Dalam Pembelajaran PKn
Pada mata pelajaran PKn, siswa dihadapkan pada banyak konsep dan
fakta, maka ada pemikiran untuk melakukan suatu tindakan di kelas VIIIA SMP
N 1 Nguter agar kompetensi siswa dapat meningkat. Berdasarkan temuan di atas
akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang kurang optimal, sehingga perlu
adanya perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Sebagai
tindak lanjut agar hasil belajar siswa meningkat dan kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan efektif, maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD).
3. Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini guru bersama peneliti menyusun rancangan
pembelajaran untuk diterapkan dalam penyampaian materi tentang Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Kegiatan
perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010.
Pada tiap siklus peneliti akan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan metode pembelajaran Student Teams-
Achievement Division (STAD), menyiapkan soal untuk diskusi kelompok dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kuis, membuat daftar kelompok berdasarkan nilai tes kemampuan awal,
lembar observasi dan angket respon siswa. Pembagian kelompok terdiri dari
tujuh kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa.
Pembagian kelompok berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa, dimana
pembagian kelompok dibagi secara heterogen dari kemampuan akademik
siswa yaitu siswa yang pandai 25%, siswa yang kemampuan akademiknya
sedang 50%, siswa yang akademiknya rendah 25% akan tetapi pembagian
kelompok tidak bisa dilaksanakan sesuai persentase tersebut dikarenakan
jumlah dari siswa yang pandai, sedang dan rendah tidak proposional dimana
jumlah dari siswa yang pandai hanya 6 siswa sedangkan untuk siswa yang
kemampuan akademiknya sedang dan rendah lebih banyak. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) digunakan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah
pembelajaran (lihat lampiran 9), soal tes yaitu kuis siklus I yang dikerjakan
secara individu dan soal untuk dikerjakan secara berkelompok (lihat lampiran
10 dan 12). Tes tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemudian
lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa (lihat lampiran
15) dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti (lihat
lampiran17), angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
metode pembelajaran yang diterapkan (lihat lampiran 19).
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama satu kali pertemuan
seperti yang telah direncanakan yaitu pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010
dengan alokasi waktu 3 x 40 menit karena jadwal pelajaran PKn di kelas
VIIIA dilaksanakan setiap hari kamis dengan alokasi waktu 3 x 40 menit yaitu
pada jam pelajaran ke tiga, empat dan delapan. Peneliti bertindak sebagai guru
(mengajar) dan dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu Dra. Suparni selaku
guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA dan dua teman sejawat yaitu Ririn Iriani
dan Ria Wulansari. Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga
negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Pelaksanaan tindakan I pada hari kamis tanggal 6 Mei 2010 pada jam
pelajaran ke tiga dan keempat (Pukul 08.20-09.40 WIB) digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD), sedangkan jam pelajaran ke delapan (Pukul
12.10-12.50 WIB) akan dilakukan kuis siklus I, perhitungan skor kemajuan
individual, pemberian penghargaan dan pengisian angket respon siswa
terhadap metode yang diterapkan. Adapun urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pelajaran jam ke tiga dan ke empat (Pukul 08.20-09.40 WIB)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa.
b) Guru memperkenalkan diri dan menjelaskan metode pembelajaran
Student Teams-Achievement Division (STAD)
c) Guru menyampaikan materi tentang kompetensi dasar
mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga
negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
e) Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok belajar dimana masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok dibagi
secara heterogen berdasarkan hasil belajar tes kemampuan awal yang
sudah terlaksana pada tanggal 8 April 2010 dan berdasarkan jenis
kelamin. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menempatkan diri sesuai kelompoknya masing-masing.
f) Guru memberikan soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok.
g) Guru membimbing dan memantau kegiatan siswa selama diskusi serta
mengingatkan tiap kelompok untuk memastikan bahwa tiap
anggotanya memahami materi yang telah disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
h) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok yang sudah selesai
mengerjakan soal diskusi untuk mempresentasikannya didepan kelas.
i) Guru membahas soal diskusi bersama siswa dan membuat kesimpulan
terhadap pelajaran yang telah dilalui.
j) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa jam pelajaran kedelapan
akan dilaksanakan kuis siklus I maka dari itu siswa diminta untuk
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa mengerjakan soal
dengan baik.
2) Pelajaran jam ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB)
a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri mengerjakan
kuis siklus I untuk materi yang telah didiskusikan pada pertemuan
sebelumnya. Soal berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan
empat alternatif jawaban.
c) Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa dan meminta siswa
agar bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bekerjasama.
d) Siswa mengerjakan soal, guru mengawasi agar tidak ada siswa yang
mencoba berbuat curang.
e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban ditukarkan kepada
temannya untuk dikoreksi saat itu juga dan dinilai.
f) Guru memberikan lembar rangkuman tim kepada tiap kelompok untuk
diisi oleh masing-masing kelompok. Lembar kegiatan tim bertujuan
untuk mengetahui poin kemajuan yang meraka peroleh selama
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student
Teams-Achievement Division (STAD).
g) Guru membimbing siswa untuk memberikan penilaian dan menghitung
poin kemajuan ke dalam lembar rangkuman tim serta mengingatkan
kepada siswa untuk berlaku jujur dalam memberikan penilaian.
h) Guru memberikan penghargaan kepada tim atau kelompok yaitu tim
super dengan nilai rata-rata tim 25, tim hebat dengan rata-rata tim 20,
dan tim baik dengan nilai rata-rata 15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
i) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah
diterapkan pada siklus I untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu
juga.
j) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Student Teams-
Achievement Division (STAD) dan kegiatan evaluasi pada siklus I
berakhir.
c. Observasi Siklus I
Observasi tindakan I peneliti dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu
Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang
teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Pengamatan dilaksanakan
untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk
mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan
metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus I.
Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.
d. Analisis dan Refleksi Siklus I
Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan
terhadap hasil belajar siswa dari tes kemampuan awal sampai pada
berakhirnya kegiatan belajar siklus I. Pada dasarnya hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari kondisi awal (tes kemampuan awal) sampai
dengan siklus I. Adapun hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Awal dan Tes
Siklus I Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Keterangan Tes Awal Siklus I
Siswa Tuntas 6 (18 %) 18 (55%)
Siswa Belum Tuntas 27 (82%) 15 (45%)
Nilai Tertinggi 70 90
Nilai Terendah 40 55
Rata-rata Kelas 58,93 70,75
Sumber: Data Primer Hasil Tes Awal dan Tes Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn
siswa kelas VIIIA mengalami peningkatan dari kondisi awal (tes kemampuan
awal) sampai tindakan pada siklus I. Hasil tes awal menunjukkan siswa yang
tuntas sebanyak 6 siswa dengan persentase 18% kemudian pada siklus I
mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas menjadi 18 siswa dengan
persentase 55% (mengalami peningkatan sebesar 37%). Begitupula dengan
rata-rata kelas yang semula hanya 58,93 pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 70,75. Selain itu pencapaian nilai tertinggi pada siklus I adalah 90
dan nilai terendah 55 sedangkan untuk tes awal pencapaian nilai tertinggi
adalah 70 dan nilai terendah 40. Adapun hasil nilai tes siklus I dapat dilihat
pada lampiran 14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik
berikut ini:
6
27
70
40
1815
90
55
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tes Awal Siklus I
Siswa Tuntas
Presentase Siswa
Tuntas
Siswa Belum Tuntas
Presentase Siswa
Belum Tuntas
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Awal
dan Tes Siklus I Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Kriteria keberhasilan untuk hasil belajar yaitu dengan batas tuntas atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%.
Berdasarkan target tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian nilai untuk
hasil belajar pada siklus I belum tercapai, karena pada siklus I ketuntasan
kelas hanya mencapai 55% sedangkan target yang ditetapkan sebesar 85%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil tes siklus I terdapat siswa yang mendapat nilai
kurang dari 70 (KKM = 70) sebanyak 15 siswa dengan persentase 45% dan
yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 55%,
dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 70,75. Ketuntasan belajar siswa
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria Jumlah Siswa
Tuntas 18 (55%)
Belum Tuntas 15 (45%)
Sumber: Data Primer Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Hasil capaian ketuntasan belajar siswa siklus I juga dapat dilihat pada
grafik berikut ini:
18
55%
15
45%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tuntas Belum
Tuntas
Jumlah Siswa
Presentase Siswa
Tuntas / Belum
Tuntas
Gambar 7. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas
tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan grafik
di atas dapat dilihat bahwa target yang diharapkan belum tercapai, karena pada
hasil tes siklus I ketuntasan kelas baru mencapai 55% sedangkan target yang
ditetapkan sebesar 85%. Keadaan ini akan diperbaiki pada siklusII.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan observasi
siklus I dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Kegiatan observasi keaktifan siswa siklus I dilakukan oleh Dra.
Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman
sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian
dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan
hasil observasi keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 16.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel no 7 berikut ini:
Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Kegiatan Siklus I
1 Kegiatan Siswa Ya Tidak Penilaian Persentase
1.1. Ada siswa yang tidak
masuk kelas
- v 33 100%
1.2. Ada siswa yang terlambat
masuk kelas
- v 33 100%
1.3. Ada siswa yang tidak
memperhatikan sewaktu
guru menerangkan
v - 4 12.1%
1.4. Ada siswa yang bertanya
mengenai materi pelajaran
v - 10 30,3%
1.5. Ada siswa yang menjawab
pertanyaan dari guru
v - 18 54,5%
1.6. Ada yang tidak
mengindahkan instruksi
guru
v - 3 9,09%
1.7. Ada siswa yang tidak
membawa LKS PKn
- v 33 100%
1.8. Ada siswa yang masih
belajar materi pelajaran
lain sewaktu guru mengajar
- v 33 100%
1.9. Ada siswa yang tidak
serius mengerjakan kuis
v - 4 12,1%
1.10
.
Ada siswa yang mengantuk
saat guru menerangkan
- v 33 100%
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD) pada siklus I siswa sangat antusias untuk
mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD) hal terlihat dari hasil observasi keaktifan
siswa dimana siswa hadir sebanyak 33 siswa artinya tidak ada siswa yang
tidak masuk kelas kemudian selama proses pembelajaran berlangsung
pada siklus I siswa tidak ada yang datang terlambat baik ketika pergantian
jam pelajaran saat pelajaran PKn akan dimulai maupun ketika pelajaran
akan dimulai setelah siswa istirahat. Semua siswa membawa LKS sebagai
bahan belajar mereka dan tidak ditemukan siswa mengerjakan mata
pelajaran lain diluar mata pelajaran PKn siswa tidak menunjukkan raut
muka yang mengantuk semua siswa bersemangat mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, selain itu terdapat 30,3% siswa yang berani
untuk bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang kurang jelas
dan ketika guru melontarkan pertanyaan terdapat 54,5% siswa yang
mengacungkan jari. Akan tetapi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I
masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru yaitu
12,1% mereka bicara sendiri dengan teman satu mejanya dan teman
didepannya. Selain itu ada siswa yang tidak mengindah instruksi dari guru
yaitu 9,09% sehingga proses pembelajaran kurang dapat berjalan secara
maksimal dan ketika waktunya untuk mengerjakan soal kuis yaitu 12,1%
siswa yang tidak serius mengerjakan soal tersebut dimana ada siswa yang
meminta jawaban dari teman lain atau mencontek jawaban teman dan
mengerjakan soal tersebut sambil bercanda dengan temannya. Untuk
memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada proses pembelajaran siklus
I, maka akan dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Pada Siklus I
Kegiatan observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok
siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas
VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah
disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa dalam
kegiatan kelompok siklus I dapat dilihat pada lampiran 16. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel no 8 berikut ini:
Tabel 8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok
Siklus I
NO Kegiatan Kelompok Penilaian Persentase
1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif
bekerjasama dalam mengerjakan tugas
kelompok
5 71,4%
2. Siswa dalam kelompok saling
berdiskusi apabila mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas
atau memahami materi pelajaran
4 57,1%
3. Semua siswa dalam kelompok
bertanggungjawab terhadap bagian
tugasnya masing-masing
4 57,1%
4. Semua siswa dalam kelompok
mengerjakan tugas tepat waktu
4 57,1%
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa dalam
kegiatan kelompok pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan
menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD)
terdapat tujuh kelompok dimana setiap kelompok terdapat 4-5 siswa yang
dibagi berdasarkan hasil belajar dan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pada kegiatan kelompok seluruh siswa dalam kelompok yang aktif
bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok adalah 71,4% pada
kegiatan kelompok pada siklus I masih ada siswa yang tidak aktif
membantu kelompoknya mengerjakan tugas kelompok.
b) Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran dan seluruh
siswa dalam tiap kelompok sudah saling berdiskusi untuk mengatasi
kesulitan mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran sebesar
57,1%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c) Semua siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap bagian
tugasnya masing-masing. Akan tetapi terdapat beberapa kelompok
yang anggotanya tidak bertanggungjawab terhadap tugas yang diterima
mereka cenderung acuh dengan tugas mereka dan melimpahkan
tugasnya kepada anggota lain. kelompok yang anggotanya
bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing sebesar
57,1%.
d) Kelompok yang anggotanya mengerjakan tugas tepat waktu sebanyak
57,1% sedangkan sisanya masih belum mengerjakan tugas tepat
waktu.
3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar
Kegiatan observasi aktivitas guru mengajar siklus I dilakukan oleh
oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua
orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi
kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun
pengolahan hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I dapat dilihat
pada lampiran 18. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I
No Indikator Penilaian Kategori
1 Apersepsi 3 Baik
2 Penjelasan metode STAD 2 Cukup
3 Penjelasan Materi 2 Cukup
4 Teknik pembagian kelompok 3 Baik
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 2 Cukup
6 Pemberian pertanyaan / kuis 3 Baik
7 Menentukan nilai individu dan kelompok 3 Baik
8 Memberikan penghargaan 3 Baik
9 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 Baik
10 Menutup pembelajaran 3 Baik
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Aktivitas Guru
Mengajar Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi aktivitas guru mengajar
siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kategori baik
karena guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
kemudian melakukan absensi siswa yang mengikuti pelajaran
mempersiapkan siswa sebelum pelajaran dimulai, yaitu dengan
menyuruh siswa untuk menyiapkan buku PKn dan memberikan
deskripsi singkat tentang materi pelajaran.
b) Kemampuan guru dalam menjelaskan langkah–langkah metode
Student Teams-Achievement Division (STAD) dalam kategori cukup
karena guru sudah menjelaskan semua langkah-langkah pembelajaran
dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung tetapi masih ada siswa yang belum
paham dengan penjelasan guru.
c) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran masuk dalam
kategori cukup karena relevan dengan materi tetapi situasi kelas belum
begitu terkendali dan guru kurang memberikan penekanan pada materi
pelajaran yang dibahas.
d) Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar
masuk kategori baik karena guru mampu membantu siswa dalam
mengorganisasi kelompok belajar dengan baik dan pembagian
kelompok berdasarkan hasil belajar siswa dan jenis kelamin.
e) Kemampuan guru dalam pengelolaan diskusi kelompok masuk
kategori cukup karena kegiatan kelompok masih kurang terkendali
masih ada siswa yang pindah-pindah kekelompok lain dan suasana
diskusi masih kurang terkendali
f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan ataupun kuis kepada
siswa masuk kategori baik karena guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya dan guru memberikan pertanyaan menyeluruh kepada
siswa jadi tidak hanya bertanya kepada siswa yang pandai atau aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Ketika memberikan soal kuis guru memastikan bahwa setiap siswa
sudah mendapatkan soal kuis.
g) Kemampuan menentukan penilaian kepada individu dan kelompok
masuk kategori baik karena guru dalam menentukan nilai untuk
individu maupun kelompok berdasarkan pada hasil penilaian yang ada.
h) Kemampuan memberikan penghargaan masuk kategori baik karena
guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh
predikan tim super, tim hebat dan tim baik. Sedangkan penghargaan
kepada individu diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai
tertinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
i) Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran masuk kategori baik
karena guru dalam menyimpulkan materi pelajaran dilakukan bersama
siswa.
j) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran masuk kategori baik
karena pada akhir pelajaran guru mengingatkan kepada siswa untuk
belajar dirumah dan menyiapkan diri pada pertemuan minggu depan
sehingga proses pembelajaran minggu depan akan lebih baik lagi dari
proses pembelajaran sebelumnya.
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I
Angket respon ini diisi oleh siswa mengenai respon terhadap
pembelajaran PKn menggunakan metode Student Teams-Achievement
Division (STAD) siklus I, pengisian ini dilakukan setelah siswa mengerjakan
tes siklus I. Adapun hasil angket respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I
No Pernyataan Respon Siswa Persentase
SS dan S R dan STS
1 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) membuat
suasana belajar lebih hidup dan
tidak membosankan.
18 60%
2 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
22 73,3%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Division (STAD)
menciptakan suasana
pembelajaran yang gaduh dan
tidak terkendali.
3 Penggunaan metode Student
Teams-Achievement Division
(STAD) memudahkan saya dalam
memahami materi sistem
pemerintahan Indonesia dan peran
lembaga negara sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat.
20 66,7%
4 Saya tidak suka mengerjakan
tugas secara berkelompok
sebagaimana instruksi dalam
pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD)
20 66,7%
5 Metode Student Teams-
Achievement Division (STAD)
sesuai digunakan dalam
pembelajaran PKn.
25 83,3%
6 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) mendorong saya
untuk bekerja secara individu dan
tidak memperhatikan teman dalam
satu pasangan.
26 86,7%
7 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) mendorong saya
untuk aktif dalam kegiatan belajar
di kelas.
18 60%
8 Saya mengalami kesulitan saat
guru menjelaskan materi sistem
pemerintahan Indonesia dan peran
lembaga negara sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD)
19 63,3%
9 Belajar dengan menggunakan
metode Student Teams-
Achievement Division (STAD)
pada mata pelajaran PKN
mendorong saya untuk menjawab
soal yang diberikan oleh guru.
17 56,7%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
10 Saya tidak memperhatikan teman
yang sedang mengeluarkan
pendapat dalam pembelajaran
metode Student Teams-
Achievement Division (STAD).
20 66,7%
11 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) membuat saya
tidak mengantuk di kelas.
25 83,3%
12 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) tidak membuat
saya lebih aktif dalam
pembelajaran PKn.
20 66,7%
13 Tugas kelompok dalam
pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) menarik untuk
dikerjakan.
22 73,3%
14 Metode Student Teams-
Achievement Division (STAD)
tidak sesuai digunakan dalam
pembelajaran PKn.
25 83,3%
15 Pembelajaran dengan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) mendorong saya
untuk berusaha mendapat nilai
maksimal.
21 70%
Sumber: Data Primer Pengolahan Angket Respon Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa respon siswa
terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Division (STAD) sangat baik. Hal ini dibuktikan pada hasil persentase angket
respon siswa hampir semua pernyataan yang diberikan memperoleh tanggapan
yang cukup memuaskan yaitu ≥ 60%. Hal ini menandakan bahwa separuh
lebih siswa kelas VIIIA menanggapi positif terhadap penerapan metode ini
dalam pembelajaran PKn. Adapun pengolahan hasil angket respon siswa
siklus I dapat dilihat pada lampiran 21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II
1) Bagi Guru
a) Guru terkadang terlalu cepat dalam penyampaian materi pelajaran
sehingga guru masih kurang dalam memberikan penekanan pada
materi pembelajaran. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru
akan memberikan penekanan lebih mengenai materi yang telah
disampaikan.
b) Guru kurang bisa memantau dan mengontrol jalannya diskusi, karena
posisi guru kebanyakan di depan kelas. Untuk memperbaikinya maka
pada siklus II guru akan berkeliling kelas untuk mengawasi jalannya
diskusi.
c) Guru kurang dalam hal menyampaikan informasi mengenai langkah-
langkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement
Division (STAD). Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru
selalu mengingatkan kepada siswa langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement
Division (STAD).
2) Bagi Siswa
a) Siswa pada awal pembelajaran perlu waktu beberapa lama untuk
mempersiapkan diri memulai kegiatan kelompok.
b) Beberapa siswa dalam kelompok kurang tepat waktu dalam
penyelesaian tugas kelompok.
c) Hasil belajar siswa belum mencapai target ketuntasan kelas sebesar
85%. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan mencoba
memperbaiki segala kekurangan yang ada pada siklus I, baik dari
media, pelaksanaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Division (STAD) maupun pendalaman materi kepada siswa.
d) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru masih
rendah hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran masih relatif rendah. Untuk memperbaikinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
maka pada siklus II guru akan mencoba menampilkan bagan untuk
menarik perhatian siswa.
e) Masih ada siswa yang bekerjasama pada saat evaluasi berlangsung.
Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan meningkatkan
pengawasannya terhadap jalannya evaluasi.
f) Keengganan siswa untuk berkumpul dengan teman satu kelomponya.
Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan kembali
mencoba memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara kerja
metode pembelajaran kooperatif khususnya metode Student Teams-
Achievement Division (STAD).
5. Penelitian Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD).
Pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran. Terdapat beberapa perbedaan dalam RPP siklus I dengan siklus
II, yaitu perihal media, pada pelaksanaan siklus I media yang digunakan guru
hanya white board, boardmaker dan penghapus. Pada pelaksanaannya
pemakaian media tersebut belum efektif karena siswa masih merasa kesulitan
memahami materi pelajaran dan terlihat masih jenuh untuk mendengarkan
penjelasan guru. Oleh karena itu pada siklus II guru menggunakan bagan yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan (lihat lampiran 39).
Selain menyusun RPP peneliti juga mempersiapkan soal kuis siklus II
untuk mengetahui hasil belajar siswa (lihat lampiran 22), lembar observasi
digunakan untuk mengamati keaktifan siswa, kegiatan kelompok dan untuk
mengamati aktivitas guru mengajar yang dilakukan peneliti (lihat lampiran 28
dan 30), angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode
pembelajaran yang diterapkan (lihat lampiran 32).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan II satu kali pertemuan yaitu pada hari Kamis
tanggal 20 Mei 2010. Peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh tiga
orang pengamat, yaitu oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn
kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria
Wulansari.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya saja dalam pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan-perbaikan
yang diperlukan dengan memperhatikan hasil refleksi tindakan I. Materi pada
tindakan II ini adalah kompetensi dasar materi sistem pemerintahan Indonesia
dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Pelaksanaan tindakan II pada hari kamis tanggal 20 Mei 2010 pada
jam pelajaran ke tiga dan keempat (Pukul 08.20-09.40 WIB) digunakan guru
untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD), sedangkan jam pelajaran ke delapan (Pukul
12.10-12.50 WIB) akan dilakukan kuis siklus II, perhitungan skor kemajuan
individual, pemberian penghargaan dan pengisian angket respon siswa
terhadap metode yang diterapkan. Adapun urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pelajaran jam ke tiga dan ke empat (Pukul 08.20-09.40 WIB)
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek
kehadiran siswa.
b) Guru menjelaskan metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Division (STAD) dan memastikan siswa untuk paham betul dengan
langkah-langkah proses pembelajaran.
c) Guru sedikit mengulangi materi pelajaran minggu lalu dengan
diselingi tanya jawab untuk membangkitkan semangat dan ingatkan
siswa tentang materi yang telah dipelajari. Pada kesempatan ini guru
mencoba untuk berinteraksi dengan siswa dengan cara berkeliling ke
tempat duduk siswa, dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan siswa
sehingga siswa tidak merasa malu atau enggan untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempatkan diri
sesuai kelompoknya masing-masing.
f) Guru memberikan soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok.
g) Guru membimbing dan memantau kegiatan siswa selama diskusi serta
mengingatkan tiap kelompok untuk memastikan bahwa tiap
anggotanya memahami materi yang telah disampaikan. Pada kegiatan
ini guru mengelilingi kelas untuk memantau jalannya diskusi
kelompok agar tiap kelompok benar-benar fokus pada kegiatan
kelompok dan bertanggung jawab atas tugas kelompok yang diberikan.
h) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok yang sudah selesai
mengerjakan soal diskusi untuk mempresentasikannya didepan kelas.
i) Guru membahas soal diskusi bersama siswa dan membuat kesimpulan
terhadap pelajaran yang telah dilalui.
j) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa jam pelajaran kedelapan
akan dilaksanakan kuis siklus I maka dari itu siswa diminta untuk
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa mengerjakan soal
dengan baik.
2) Pelajaran jam ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB)
a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri mengerjakan
kuis siklus II untuk materi yang telah didiskusikan pada pertemuan
sebelumnya. Soal berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan
empat alternatif jawaban.
c) Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa dan meminta siswa
agar bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bekerjasama.
d) Siswa mengerjakan soal, guru mengawasi agar tidak ada siswa yang
mencoba berbuat curang. Pada kesempatan ini guru mengelilingi
seluruh ruangan kelas untuk memantau siswa sehingga tidak ada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
yang mencontek dan bila ada siswa yang berbuat curang guru langsung
menegurnya.
e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban ditukarkan kepada
temannya untuk dikoreksi saat itu juga dan dinilai.
f) Guru memberikan lembar rangkuman tim kepada tiap kelompok untuk
diisi oleh masing-masing kelompok. Lembar kegiatan tim bertujuan
untuk mengetahui poin kemajuan yang meraka peroleh selama
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student
Teams-Achievement Division (STAD).
g) Guru membimbing siswa untuk memberikan penilaian dan menghitung
poin kemajuan ke dalam lembar rangkuman tim serta mengingatkan
kepada siswa untuk berlaku jujur dalam memberikan penilaian.
h) Guru memberikan penghargaan kepada tim atau kelompok yaitu tim
super dengan nilai rata-rata tim 25, tim hebat dengan rata-rata tim 20,
dan tim baik dengan nilai rata-rata 15.
i) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah
diterapkan pada siklus II untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu
juga.
j) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Student Teams-
Achievement Division (STAD) dan kegiatan evaluasi pada siklus II
berakhir.
c. Observasi Siklus II
Observasi tindakan II peneliti dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu
Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang
teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Pengamatan dilaksanakan
untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk
mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan
metode pembelajaran pembelajaran Student Teams-Achievement Division
(STAD) siklus II. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
d. Analisis dan Refleksi Siklus II
Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan
terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II akan
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I dan tes kemampuan
awal (lihat lampiran 35). Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan
Siklus II Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II
Siswa Tuntas 6 (18 %) 18 (55%) 29 (88%)
Siswa Belum Tuntas 27 (82%) 15 (45%) 4 (12%)
Rata-rata Kelas 58,93 70,75 80,30
Sumber: Data Primer Hasil Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar dari kondisi awal (tes kemampuan awal), siklus I, dan siklus II.
Pada kondisi awal (tes kemampuan awal) siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa
dengan persentase sebesar 18%, pada siklus I mengalami peningkatan dimana
siswa yang tuntas menjadi 18 siswa dengan persentase sebesar 55%
(mengalami peningkatan sebesar 37%). Selanjutnya pada siklus II mengalami
peningkatan lagi dimana siswa yang tuntas menjadi 29 siswa dengan
persentase sebesar 88% (mengalami peningkatan sebesar 33 %). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat gambar grafik dibawah ini:
6
27
18%82%
18
15
55%45%
29
488%12%
0
5
10
15
20
25
30
Tes
Awal
Siklus I Siklus II
Siswa Tuntas
Siswa Belum Tuntas
Presentase Siswa
Tuntas (%)
Presentase Siswa
Belum Tuntas (%)
Gambar 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan
Siklus II Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kriteria keberhasilan untuk hasil belajar yaitu dengan batas tuntas atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%.
Berdasarkan target tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian nilai untuk
hasil belajar pada siklus II telah tercapai, hal ini ditunjukkan pada perolehan
nilai tes siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dengan persentase 88%
dan target yang ditetapkan sebesar 85%.
6. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan tes siklus II terdapat siswa yang mendapat nilai kurang
dari 70 (KKM = 70) sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 12% dan
yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 29 dengan persentase sebesar 88 % siswa,
dan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,30 sedangkan nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Adapun hasil nilai tes
siklus II dapat dilihat pada lampiran 27. Ketuntasan belajar siswa tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria Jumlah Siswa
Tuntas 29 (88%)
Belum Tuntas 4 (12%)
Sumber: Data Primer Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Hasil capaian ketuntasan belajar siswa siklus II juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
29
88%4
12%
0
5
10
15
20
25
30
Tuntas Belum
Tuntas
Jumlah Siswa
Presentase
Siswa Tuntas /
Belum Tuntas
(%)
Gambar 9. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibanding dengan
siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 13. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
Keterangan Siklus I Siklus II
Siswa Tuntas 18 (55%) 29 (88%)
Siswa Belum Tuntas 15 (45%) 4 (12%)
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 55 60
Rata-rata Kelas 70,75 80,30
Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas
tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan grafik
di atas dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan telah tercapai, karena pada
hasil tes siklus II ketuntasan kelas telah mencapai 88% dan target yang
ditetapkan sebesar 85%.
b. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan pada lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan
observasi siklus II dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Kegiatan observasi keaktifan siswa siklus I dilakukan oleh Dra.
Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman
sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian
dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan
hasil observasi keaktifan siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 29.
Hasil obeservasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 14. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
No Kegiatan Siklus II
1 Kegiatan Siswa Ya Tidak Penilaian Persentase
1.1. Ada siswa yang tidak masuk kelas - v 33 100%
1.2. Ada siswa yang terlambat masuk
kelas
- v 33 100%
1.3. Ada siswa yang tidak
memperhatikan sewaktu guru
menerangkan
- v 33 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
1.4. Ada siswa yang bertanya
mengenai materi pelajaran
v - 19 57,6%
1.5. Ada siswa yang menjawab
pertanyaan dari guru
v - 25 75,8%
1.6. Ada yang tidak mengindahkan
instruksi guru
- v 33 100%
1.7. Ada siswa yang tidak membawa
LKS PKn
- v 33 100%
1.8. Ada siswa yang masih belajar
materi pelajaran lain sewaktu
guru mengajar
- v 33 100%
1.9. Ada siswa yang tidak serius
mengerjakan kuis
- v 33 100%
1.10. Ada siswa yang mengantuk saat
guru menerangkan
- v 33 100%
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD) pada siklus II siswa sangat antusias untuk
mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD) hal terlihat dari hasil observasi keaktifan
siswa dimana siswa hadir sebanyak 33 siswa artinya tidak ada siswa yang
tidak masuk kelas kemudian selama proses pembelajaran berlangsung
pada siklus II siswa tidak ada yang datang terlambat baik ketika pergantian
jam pelajaran saat pelajaran PKn akan dimulai maupun ketika pelajaran
akan dimulai setelah siswa istirahat. Semua siswa membawa lembar kerja
siswa sebagai sumber belajar mereka dan tidak ditemukan siswa
mengerjakan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran PKn siswa tidak
menunjukkan raut muka yang mengantuk semua siswa bersemangat
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, selain itu terdapat
peningkatan siswa yang berani untuk bertanya kepada guru mengenai
materi pelajaran yang kurang jelas yang semula hanya 30,3% sekarang
meningkat menjadi 57,6% dan peningkatan juga terjadi pada siswa yang
antusias untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru yang
semula hanya 54,5% pada siklus II sebanyak 75,8% yang menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
pertanyaan dari guru. Pada pelaksanaan tindakan siklus II tercipta suasana
yang kondusif dan siswa mulai tertib dan serius mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement
Division (STAD). Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn dapat
dikatakan meningkat karena dengan kehadiran seluruh siswa dalam prses
pembelajaran PKn dan tidak adanya siswa yang mengerjakan materi
pelajaran lain, siswa tidak mengantuk, siswa aktif menjawab pertanyaan
yang dilontarkan guru, dan siswa membawa LKS sabagai bahan belajar
siswa.
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Pada Siklus
II
Kegiatan observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok
siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas
VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari.
Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah
disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa dalam
kegiatan kelompok siklus II dapat dilihat pada lampiran 29. Hasil
Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada tabel no 17
berikut ini:
Tabel 15. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok
Siklus II
NO Kegiatan Kelompok Peningkatan Persentase
1. Seluruh siswa dalam kelompok
aktif bekerjasama dalam
mengerjakan tugas kelompok
6 85,7%
2. Siswa dalam kelompok saling
berdiskusi apabila mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas
atau memahami materi pelajaran
6 85,7%
3. Semua siswa dalam kelompok
bertanggungjawab terhadap bagian
tugasnya masing-masing
6 85,7%
4. Semua siswa dalam kelompok
mengerjakan tugas tepat waktu
7 100%
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi
keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok pada pelaksanaan pembelajaran
siklus II meningkat lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pada kegiatan kelompok seluruh siswa aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok dan pada pelaksanaan tindakan II terdapat peningkatan
dimana pada siklus I hanya 71,4% kelompok yang seluruh anggotanya
aktif mengerjakan tugas kelompok sedangkan pada siklus II terdapat
peningkatan dimana seluruh kelompok yang seluruh anggotanya aktif
dalam mengerjakan tugas kelompok yaitu 85,7%.
b) Pada pelaksanaan tindakan II siswa dalam kelompok saling berdiskusi
apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami
materi pelajaran yaitu 85,7% dimana sebelumnya pada siklus I hanya
57,1% siswa dalam kelompok yang saling berdiskusi apabila
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi
pelajaran.
c) Pada pelaksanaan tindakan II semua siswa dalam kelompok sudah
bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing yaitu
85,7%. Hal ini mengalami peningkatan dimana sebelumnya pada
siklusI hanya 57,1% siswa yang bertanggungjawab atas tugasnya
masing-masing.
d) Pada pelaksanaan tindakan II kelompok yang anggotanya mengerjakan
tugas tepat waktu yaitu 100%. Hal ini mengalami peningkatan dimana
pada siklus I hanya 57,1% kelompok yang mengerjakan tugas tepat
waktu.
3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar
Kegiatan observasi aktivitas guru mengajar siklus II dilakukan oleh
oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua
orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi
kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun
pengolahan hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus II dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pada lampiran 31. Hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II
No Indikator Penilaian Kategori
1 Apersepsi 3 Baik
2 Penjelasan metode STAD 3 Baik
3 Penjelasan Materi 3 Baik
4 Teknik pembagian kelompok 3 Baik
5 Pengelolaan kegiatan diskusi 3 Baik
6 Pemberian pertanyaan / kuis 3 Baik
7 Menentukan nilai individu dan kelompok 3 Baik
8 Memberikan penghargaan 3 Baik
9 Menyimpulkan materi pembelajaran 3 Baik
10 Menutup pembelajaran 3 Baik
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Aktivitas Guru
Mengajar Siklus II
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi aktivitas guru mengajar
siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kategori baik
karena guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
kemudian melakukan absensi siswa yang mengikuti pelajaran
mempersiapkan siswa sebelum pelajaran dimulai, yaitu dengan
menyuruh siswa untuk menyiapkan buku PKn dan memberikan
deskripsi singkat tentang materi pelajaran.
b) Kemampuan guru dalam menjelaskan langkah–langkah metode
Student Teams-Achievement Division (STAD) dalam kategori baik
karena guru sudah menjelaskan semua langkah-langkah pembelajaran
dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) dan
guru memastikan seluruh siswa mengerti dengan langkah-langkah
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-
Achievement Division (STAD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran masuk dalam
kategori baik karena relevan dengan materi dan pada siklus II guru
menggunakan bagan agar siswa mudah untuk memahami materi
pelajaran selain itu kondisi kelas ketika guru menyampaikan materi
tenang dan terkendali.
d) Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar
masuk kategori baik karena guru mampu membantu siswa dalam
mengorganisasi kelompok belajar dengan baik.
e) Kemampuan guru dalam pengelolaan diskusi kelompok masuk
kategori baik karena suasana diskusi kelompok lebih hidup dimana
siswa dalam kelompok dapat berinteraksi dengan baik dan lebih aktif.
f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan ataupun kuis kepada
siswa masuk kategori baik karena guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya dan guru memberikan pertanyaan menyeluruh kepada
siswa jadi tidak hanya bertanya kepada siswa yang pandai atau aktif.
Ketika memberikan soal kuis guru memastikan bahwa setiap siswa
sudah mendapatkan soal kuis.
g) Kemampuan menentukan penilaian kepada individu dan kelompok
masuk kategori baik karena guru dalam menentukan nilai untuk
individu maupun kelompok berdasarkan pada hasil penilaian yang ada
tanpa ada rekayasa.
h) Kemampuan memberikan penghargaan masuk kategori baik karena
guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh
predikan tim super, tim hebat dan tim baik. Sedangkan penghargaan
kepada individu diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai
tertinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
i) Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran masuk kategori baik
karena guru dalam menyimpulkan materi pelajaran dilakukan bersama
siswa.
j) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran masuk kategori baik
karena pada akhir pelajaran guru mengingatkan kepada siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
belajar dirumah dan menyiapkan diri pada pertemuan minggu depan
sehingga proses pembelajaran minggu depan akan lebih baik lagi dari
proses pembelajaran sebelumnya.
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
Angket respon ini diisi oleh siswa mengenai respon terhadap
pembelajaran PKn menggunakan metode Student Teams-Achievement
Division (STAD) siklus II, pengisian ini dilakukan setelah siswa mengerjakan
tes siklus II. Adapun hasil angket respon siswa pada tabel berikut ini:
Tabel 17. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
No
Pernyataan
Respon Siswa
Persentase SS dan S R dan STS
1 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) membuat suasana
belajar lebih hidup dan tidak
membosankan.
26 86,7%
2 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) menciptakan
suasana pembelajaran yang
gaduh dan tidak terkendali.
28 93,3%
3 Penggunaan metode Student
Teams-Achievement
Division (STAD)
memudahkan saya dalam
memahami materi sistem
pemerintahan Indonesia dan
peran lembaga negara
sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat.
26 86,7%
4 Saya tidak suka
mengerjakan tugas secara
berkelompok sebagaimana
instruksi dalam
pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD)
27 90%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
5 Metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) sesuai digunakan
dalam pembelajaran PKn.
25 83,3%
6 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) mendorong saya
untuk bekerja secara
individu dan tidak
memperhatikan teman
dalam satu pasangan.
26 86,7%
7 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) mendorong saya
untuk aktif dalam kegiatan
belajar di kelas.
24 80%
8 Saya mengalami kesulitan
saat guru menjelaskan
materi sistem pemerintahan
Indonesia dan peran
lembaga negara sebagai
pelaksana kedaulatan rakyat
dengan metode Student
Teams-Achievement
Division (STAD)
24 80%
9 Belajar dengan
menggunakan metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD) pada mata
pelajaran PKN mendorong
saya untuk menjawab soal
yang diberikan oleh guru.
25 83,3%
10 Saya tidak memperhatikan
teman yang sedang
mengeluarkan pendapat
dalam pembelajaran metode
Student Teams-Achievement
Division (STAD).
25 83,3%
11 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) membuat saya
tidak mengantuk di kelas.
25 83,3%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
12 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) tidak membuat
saya lebih aktif dalam
pembelajaran PKn.
26 86,7%
13 Tugas kelompok dalam
pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) menarik untuk
dikerjakan.
24 80%
14 Metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) tidak sesuai
digunakan dalam
pembelajaran PKn.
24 80%
15 Pembelajaran dengan
metode Student Teams-
Achievement Division
(STAD) mendorong saya
untuk berusaha mendapat
nilai maksimal.
25 83,3%
Sumber: Data Primer Pengolahan Angket Respon Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil respon siswa
jika dibandingkan dengan siklus I meningkat menjadi lebih baik. Pada siklus
II respon siswa cukup baik yaitu hampir semua pernyataan mendapatkan
persentase ≥ 60%, dan pada siklus II ini respon terhadap penerapan metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) meningkat yaitu
semua pernyataan yang diberikan memperoleh tanggapan yang sangat
memuaskan yaitu ≥ 80%. Hal ini berarti separuh lebih siswa kelas VIIIA
menanggapi positif penerapan metode ini dalam pembelajaran PKn. Khusus
untuk angket respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran Student
Teams-Achievement Division (STAD) memang peneliti tidak memberikan
target khusus untuk dikatakan berhasil, tetapi melihat pada perolehan hasil
angket respon siswa siklus II dimana semua pernyataan yang diberikan
memperoleh tanggapan yang sangat memuaskan yaitu ≥ 80% ( ≥ 24 dari 33
siswa menanggapi positif) itu sudah cukup menggambarkan bahwa siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
sangat antusias terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-
Achievement Division (STAD). Adapun pengolahan hasil angket respon siswa
siklus II dapat dilihat pada lampiran 34.
d. Temuan Penelitian Siklus II
1) Bagi Guru
a) Guru sudah dapat mengontrol diri dalam penyampaian materi pelajaran
sehingga guru dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat dan
memberikan penekanan pada materi pelajaran.
b) Guru sudah dapat meningkatkan perhatiannya kepada setiap kelompok
sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berjalan dengan lancar.
Siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi yang berlangsung dibandingkan
dengan keadaan diskusi pada siklus I.
2) Bagi Siswa
a) Siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dengan cukup baik
setelah penggunaan media bagan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD).
b) Siswa mulai terbiasa untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
kegiatan kelompok sehingga tidak lagi memakan waktu.
c) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih tenang karena guru lebih
meningkatkan pengawasannya terhadap jalannya evaluasi.
d) Target ketuntasan kelas sebesar 85% dapat tercapai, sehingga
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berakhir pada siklus II, karena
indikator kerja yang meliputi hasil belajar telah memenuhi target yang
ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 18. Ketercapaian Indikator Kerja
Indikator
Kinerja
Target Siklus
I
Siklus
II
Keterangan
Hasil
Belajar
Hasil tes tiap siklus
minimal 70 (KKM = 70)
dan 85% secara klasikal.
55% 88% Tercapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode
Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan Metode
Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD).
Perencanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan metode Student
Teams-Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan serangkaian tindakan yang berupa pelaksanaan dari
metode Student Teams-Achievement Division (STAD) meliputi tahap
penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individu/kuis, tahap
perhitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian
penghargaan kelompok.
b. Menyusun instrumen penelitian seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk tiap siklus, soal kemampuan awal, soal tes
untuk tiap siklus, lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa,
kegiatan kelompok dan aktivitas guru mengajar, angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap metode yang diterapkan, serta daftar wawancara
untuk mengetahui informasi dari guru PKn dan siswa.
2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I dan siklus
II dengan menggunakan metode pembelajaran Student Teams-Achievement
Division (STAD) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan materi
sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat terjadi peningkatan hasil belajar PKn. Peningkatan ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 19. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Tes Awal Siklus I Siklus II Tes Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
6
27
18
15
29
4
18%
82%
55%
45%
88%
12%
Sumber: Data primer peningkatan ketuntasan belajar siswa
Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut juga dapat dilihat pada
grafik berikut ini:
6
18%
18
55%
29
88%
0
5
10
15
20
25
30
Tes Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Presentase
Ketuntasan
(%)
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I,
dan siklus II
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode
Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
a. Metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga siswa masih terlihat
bingung dengan penerapan metode pembelajaran ini.
b. Masih ada siswa yang terlihat tidak nyaman ketika berada dalam satu
kelompok dengan temannya.
c. Ketika diskusi kelas berlangsung masih ada siswa yang melakukan
kegiatan lain dan enggan berdiskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam
Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division
(STAD)
a. Guru selalu menyampaikan informasi dan selalu mengingatkan siswa
mengenai langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilakukan pada proses
pembelajaran dengan menggunaka metode Student Teams-Achievement
Division (STAD)
b. Guru menjelaskan dan memberi pengarahan kepada siswa agar bersedia
bekerja bersama dengan kelompok yang telah ditetapkan.
c. Ketika tahap diskusi berlangsung guru dan pengamat bersama-sama
mengawasi jalannya diskusi agar siswa tidak melakukan kegiatan lain
selain berdiskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran Student
Teams-Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter
tahun ajaran 2009-2010, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
hasil belajar PKn siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter pada kompetensi dasar
mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara
sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Hal ini dapat ditunjukkan pada peningkatan
hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I, dan siklus II.
Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 6
siswa tuntas dengan persentase sebesar 12% dan rata-rata kelas sebesar 58,93.
Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 18 siswa dengan
persentase sebesar 55% rata-rata kelas meningkat menjadi 70,75. Siklus II
meningkat lagi menjadi 29 siswa dengan persentase sebesar 88% rata-rata kelas
meningkat lagi menjadi 80,30. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan
yaitu sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa target ketuntasan hasil
belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan
bahwa untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa sangat terkait dengan
pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini maka, metode
pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat digunakan
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
C. Saran
1. Guru
Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran Student Teams-
Achievement Division (STAD) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa
Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru
dalam penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division
(STAD), sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PKn khususnya.
3. Peneliti
Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih
dahulu menganalisis metode untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama
dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, media pembelajaran, dan
karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan.
Recommended