View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh SRI SUHARTI 6102914040
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
ABSTRAK
Sri Suharti. 2016. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan Pendekatan Permainan Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016.Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembibing I Drs. Bambang Priyono,M.Pd, Pembimbing II Agus Widodo,S.Pd,M.Pd Kata Kunci : Gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran menggunakan pendekatan permainan boker dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang tahu pelajaran 2015/ 2016?.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil benajar siswa kelas III SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/ 2016 melalui pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan boker. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pucang kecamatan Secang kabupaten Magelang, penelitian ini melibatkan semua siswa kelas III yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi ( pengamatan ) dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penilaian pengamatan sikap keaktifan siswa, penilaian ketuntasan hasil belajar, serta angket respon / tanggapan siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I yang kaitannya dengan guru prosentasenya sebesar 78% sedangkan yang kaitannya dengan sikap aktivitas siswa prosentase sebesar 70% dan pada siklus II hasil prosentase yang kaitannya dengan guru sebesar 92% sedangkan yang kaitannya dengan aktivitas siswa sebesar 88%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14% yang kaitannya dengan guru dan 18% yang kaitannya dengan siswa. Pada siklus I ketuntasan hasil bejajar siswa melalui hasil penelitian memperoleh hasil sebesar 72.22% dan pada siklus II memperoleh sebesar 91.67%, ini menunjukkan peningkatan sebesar 19.45%. Dan hasil analisis angket respon siswa mendapat respon positif dari siswa, ini terlihat dari hasil angket respon yang hasilnya sebesar 82.78% jawaban siswa sangat setuju mengikuti pembelajaran.Ini dapat dikatakan bahwa siswa menyukai model pembelajaran yang disajikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan boker mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan saran dalam penelitian ini diharapkan bahwa pendekatan permainan boker bisa digunakan untuk pembelajaran dan guru diharapkan lebih inovatif, kreatif dalam memilih dan menerapkan metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan menyenangkan.
iv
PENGESAHAN
Skripsi atas nama Sri Suharti NIM 6102914040 Program Studi PJKR PGPJSD
judul Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan
Pendekatan Permainan Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri pucang
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun 2015/ 2016 telah dipertahankan
dihadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang pada hari jumat,tanggal 3 juni 2016
Panitia ujian
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Guru yang baik adalah guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh anak didik,
Guru bisa beramal ilmu juga karena adanya anak didik
Persembahan :
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :
Heru Suprapto suami tercinta yang selalu membantu dan mendukungku.
Dian Kartika Passussari putri pertamaku yang juga selalu mendukungku
Prapilia Lusiastuti putri keduaku yang tak kurang- kurangnya selalu
menberi semangat
Bapak Rokhmad dan ibu Asiah alm juga ibu Kasinem mertuaku yang tak
henti- hentinya selalu memberikan do’a pada diriku
Sahabat- sahabat seperjuangan di PJKR PGPJSD angkatan 2014 yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS
III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016” yang merupakan salah satu syarat tugas
akhir dari Program PJKR PGPJSD Universitas Negeri Semarang.
Pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat ;
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk menempuh studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua jurusan PJKR PGPJSD, FIK UNNES yang telah memberikan arahan
dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Bambang Priyono, M.Pd dan Agus Widodo, S. Pd, M.Pd selaku Dosen
pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu Dosen yang sudah memberikan bekal ilmu yang insyaallah
sangat bermanfaat.
vii
6. Rekan- rekan mahasiswa yang turut membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di
SD Negeri Pucang dalam rangka penyusunan sekripsi.
8. Siswa -siswi SD Negeri Pucang yang sangat membantu dalam penelitian
dalam penyusunan skripsi.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan pikiranyang diberikan sebagai amal soleh
yang senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT sehingga skripsi ini bisa
berguna bagi pembaca dan bemanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i ABSTRAK................................................................................... ii PERNYATAAN ........................................................................... iii PENGESAHAN............................................................................ iv MOTO DAN PERSEMBAHAN. .................................................. v KATA PENGANTAR................ ................................................... vi DAFTAR ISI............. ................................................................... viii DAFTAR TABEL ......................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2.Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 1.4.Manfaat penelitian ......................................................................... 4 1.5.Penegasan Istilah .......................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani ................................................... 9 2.2. Belajar .......................................................................................... 10 2.3. Minat ............................................................................................. 10 2.4. Motivasi ........................................................................................ 11 2.5. Karakteristik Anak Usia Sekolah .................................................. 12 2.6. Pembelajaran ............................................................................... 13 2.7. Proses Belajar Mengajar .............................................................. 14 2.8. Belajar Gerak ................................................................................ 15 2.9. Hasil Belajar siswa ....................................................................... 16 2.10. Permainan .................................................................................. 17 2.11. Pendekatan Bermain .................................................................. 18 2.12. Atletik .......................................................................................... 19 2.13. Lari Jarak Pendek ....................................................................... 19 2.13.1.Tehnik Start .............................................................................. 20 2.13.2.Tehnik Lari Jarak Pendek ......................................................... 22 2.13.3. Tehnik Memasuki Garis Finish ................................................ 24 2.14. Permainan Boker ........................................................................ 25 2.15. Kerangka Berpikir ....................................................................... 26
ix
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subyek Penelitian ......................................................................... 28 3.2. Obyek Penelitian .......................................................................... 28 3.3. Waktu Penelitian ........................................................................... 28 3.4. Lokasi Penelitian .......................................................................... 28 3.5. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................... 29 3.6. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 29 3.7. Analisis Data ................................................................................. 32 3.8. Indikator Keberhasilan .................................................................. 34 3.9. Prosedur Penilaian ....................................................................... 34 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian................................................................ 42 4.1.1. Prasiklus........................................................................... 42 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................ 43 4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................... 49 4.2. Analisis Data Angket ................................................................ 54 4.3. Pembahasan ............................................................................ 56 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ....................................................................................... 59 5.2. Saran ............................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 60 LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................... 62
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa............................................ 33
2 Kriteria Ketuntasan Belajar penjasorkes..................................... 34
3 Pengamatan Proses Pembelajaran Guru Siklus I....................... 45
4 Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus I..................... 49
5 Pengamatan Proses Pembelajaran Guru dan Siswa Siklus II.... 51
6 Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Siklus II.................... 52
7 Rekapitulasi Angket Respon Tingkat Kepuasan Belajar Siswa.. 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Tehnik Start Jongkok.............................................................. 20
2 Gerakan “ Bersedia“............................................................... 21
3 Gerakan “ Siap” ..................................................................... 21
4 Gerak “ Dorongan”.................................................................. 22
5 Gerakan Keseluruhan Lari Jarak Pendek............................... 23
6 Gerakan Ketika Tungkai Menumpu dan Mendorong.............. 23
7 Gerakan Kaki Ketika Tungkai melayang................................ 24
8 Tehnik Memasuki Garis Finish............................................... 25
9 Lapangan Permainan Boker................................................... 25
10 Siklus Penelitian tindakan kelas............................................. 36
11 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa siklus I................................ 48
12 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II.............................. 54
13 Grafik Hasil Respon siswa...................................................... 55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 SK Penetapan Pembimbing................................................... 62
2 Surat Ijin Penelitian................................................................. 63
3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian................................ 64
4 Daftar Nama Siswa Kelas III................................................... 65
5 Daftar Nama Petugas Penelitian............................................ 66
6 Jadwal Penelitian Siklus I dan Siklus II.................................. 67
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I............. 68
8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II............ 77
9 Instumen Tes Koqnitif............................................................. 86
10 Lembar Penilaian Psikomotor Siklus I.................................... 87
11 Lembar Penilaian Afektif Siklus I............................................ 88
12 Lembar Penilaian Koqnitif Siklus I.......................................... 89
13 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I................................. 90
14 Angket Respon Tingkat Kepuasan Belajar Siswa.................. 91
15 Lembar Penilaian Psikomotor Siklus II................................... 92
16 Lembar Penilaian Afektif Siklus II........................................... 93
17 Lembar Penilaian Koqnitif Siklus II......................................... 94
xiii
18 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II................................ 95
19 Dokumentasi Foto-foto........................................................... 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikanjasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
secarakeseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional. Pedidikan jasmani dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional, yang mencakup aspek fisik, intelektual, emosional,
social,dan moral. Tujuan tersebut tidak akan tercapai dengan sendirinya,
tetapi harus melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang dikelola
dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam
berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani olahraga kesehatan
yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan
kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga kesehatan,
karena gerak merupakan aktivitas jasmani sebagai dasar bagi manusia
untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang
searah dengan perkembangan jaman.
Dengan diterbitkannya Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 19
2
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan akan memberikan peluang
untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media
untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketrampilan
motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai- nilai ( sikap –
mental – emosional – sportifitas – spiritual – sosial ), serta pembiasaan hidup
sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Di dalam kurikulum pendidikan jasmani diajarkan beberapa macam
cabang olahraga. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam
pendidikan jasmani yaitu Atletik. Dalam KTSP untuk kelas III di tuliskan
Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar
melalui permainan dan nilai- nilai yang terkandung didalamnya, dan
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan
lari dalam permainan sederhana serta aturan dan kerjasama. Dalam cabang
olahraga atletik terdiri dari empat nomor yaitu jalan, lari, lempar dan lompat.
Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran atletik harus memperhatikan perkembangan anak,
karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang
harus dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran penjasorkes khususnya gerak dasar
atletik nomor lari, yang dilakukan di SD Negeri Pucang, Kec. Secang,
Kab. Magelang masih menggunakan pendekatan olahraga prestasi seperti
yang diajarkan kepada orang dewasa. Sedangkan anak- anak sekolah
3
dasarmasih lebih suka bermain, yang akhirnya dengan pembelajaran
menggunakan metode prestasi anak- anak sekolah dasar cepat merasa
bosan dan tidak menyenangkan.Pemberian materi pembelajaran gerak
dasar atletik nomor lari guru masih mengacu pada hasil yang dicapai bukan
proses yang dilakukan., hal ini yang menyebabkan anak- anak kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, serta hasil penilaian yang diperoleh
banyak yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan, dari 36 siswa ada
13 siswa dimyatakan belum mencapai KKM, atau sekitar 36% dari jumlah
siswa kelas III.
Guru megalami kesulitan untuk menentukan metode pembelajaran
gerak dasar atletik yang tepat, padahal untuk meningkatkan kompetensi
siswa dalam gerak dasar atletik nomor lari dibutuhkan metode yang bisa
menarik perhatian anak dan tidak membosankan sehingga anak merasa
senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari latar belakang tersebut maka
penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas yaitu “ Upaya
meningkatkanPembelajaran Gerak Dasar Lari Menggunakan Pendekatan
Permaianan Boker pada siswa Kelas III SD Negeri pucang Kec. Secang,
Kab Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016 “
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :“Apakah pembelajaran
menggunakan pendekatan permainan boker dapat meningkatkan hasil
belajar gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri Pucang Kec. Secang
Kab. Magelang tahun pelajaran 2015 / 2016? “
4
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III
SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang tahun pelajaran 2015 / 2016
melalui pendekatan permainan boker pada pembelajaran gerak dasar lari.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat
bagi peneliti, para pendidik dan pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut ;
1) Secara Teoritis
Memperoleh pengetahuan baru melalui penelitian ini dan dapat dijadikan
suatu referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses
pembelajaran serta memberikan masukan kepada semua para guru
pendidikan jasmani dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan permainan.
2) Secara Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani melalui pendekatan bermain.
b. Bagi Guru
Meningkatkan kreatifitas guru dalam menentukan serta menggunakan
metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik
sehingga pembelajaran menjadi sangat menyenangkan.
5
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk
mengembangkan dan meningkatkan model pembelajaran pendidikan
jasmani yang efektif khususnya pada pembelajaran gerak dasar lari.
d. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh Fakta bahwa melalui pendekatan permainan boker
pada pembelajaran gerak dasar lari dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.5. Penegasan Istilah
Untuk menghinadari supaya permasalahan yang dibicarakan dalam
penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan salah penafsiran atas istilah
yang digunakan, maka penulis memberikan penjelasan dan sumber
pemecahan masalah yaitu;
1.5.1. Upaya :
Usaha / Ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar.
http://kbbi.web.id/upaya
1.5.2. Peningkatkan :
Upaya untuk menambah keterampilan dan kemampuan agar menjadi
lebih baik.
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-
para-ahli/
1.5.3. Pembelajaran :
Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru
untuk mewujutkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien
6
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (Zainal Aqip,
2013:66)
Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian
konsep- konsep belaka ,tetap bagaimana melaksanakan proses
pembelajarannya,dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya
tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar- benar bermakna,
(Syaefurahman dan Tri Ujiati, 2013:60 )
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak
mampu melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat
menyebabkan bentuk ingatan jangka panjang.
1.5.4. Lari:
Lari adalah frekuensi langkah yang di percepat sehingga pada waktu
berlari ada kecenderungan badan melayang, yang artinya pada waktu lari
kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang- kurangnya satu kakitetap
menyentuh tanah,(Djumidar ,2003:5.2).
Eddy Purnomo (2013: 1) menyatakan, berdasarkan Jarak tempuhnya.
Nomor lari di bagi atas:
1. Lari jarak pendek
Larijarak pendek adalah lari yang jarak tempuhnya di mulai dari 60 sampai
400 meter.
2. lari jarak menengah
Lari jarak menengah adalah lari yang jarak tempunya di mulai dari 800
sampai 1500 meter.
7
3. Lari jarak jauh
Lari jarak jauh adalah lari yang jarak tempuhnya di mulai 3000 meter sampai
42,195 meter (marathon)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lari adalah frekuensi
langkah yang dicepatkan sehingga badan seperti melayang dengan jarak
tempuh yang telah ditetapkan
1.5.5. Bermain:
a. Menurut Rogers C.S dan Sawyers,1988 dalam ( Sofia Hartati, 2005:85 )
bermain adalah sebuah sarana yang dapat mengembangkan anak secara
optimal. Bermain berfungsi sebagai kekuatan, pengaruh terhadap
perkembangan juga pengalaman yang penting dalam dunia anak, memberi
kebebasan berimajinasi, menggali potensi diri/ bakat dan untuk
mengembangkan kreatifitas pada anak.
b. Gallahue,1989 dalam ( Sofia Hartati, 2005:85) bermain suatu aktivitas yang
langsung dan spontan yang dilakukan seorang anak bersama orang lain
atau dengan menggunakan benda-benda disekitarnya dengan senang,
sukarela dan imajinatif serta menggunakan perasaannya, tangannya, atau
seluruh anggota tubuhnya.
c. Semiawan dalam ( Sofia Hartati, 2005:85) bermain merupakan aktivitas yang
dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan bukan karena akan
memperoleh hadiah atau pujian..
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari- hari,
karena bermain sama dengan belajar, yang dapat memperoleh kesenangan,
pengalaman belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri
8
dengan lingkungan, belajar mengenal dunia, serta mempersiapkan diri untuk
berperan dan berperilaku dewasa.
1.5.6. Permainan Boker:
Permainan Boker adalah permainan bola keranjang, dimana siswa
berlari dengan membawa bola yang dipindahkan dari keranjang yang satu ke
keranjang yang lain pada suatu lintasan.
1.5.7. Pendekatan bermain:
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep
dalam bentuk permainan. Menurut wahjocdi (1999: 121 ) bahwa “pendekatan
bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi
permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman ( 1999/ 2000:
35 ) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi
pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya melibatkan
modifikasi atau pengembangan agar sesuai DAP (Developmentally
Appropriate practice ) dan body scalling ( ukuran fisik termasuk kemampuan
fisik )”.
https://mari-berkawand.blongspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-
bermain.html.
Berdasar pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk
permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain tetap melibatkan
modifikasi atau pengembangan..
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani, permainan dan/ atau cabang olahraga yang terpilih dengan maksud
untuk mencapai tujuan pendidikan ( Rusli Lutan, 2004:1.19)
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sitematik melalui berbagai kegiatanjasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani,
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak, UNESCO yang tertera
dalam International Charter of Physical Education (1974) dalam ( Aip
Syarifuddin dkk.,2004:1.16)
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikansecara
keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan untuk
mengembangkanindividusecara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional, Ateng(1993) dalam ( Aip Syarifiddin,dkk.,2004:1.16)
Berdasar beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat, aktif, sikap sportif dankecerdasan emosi.
10
2.2. Belajar
Menurut Robert M Gagne, dalam bukunya strategi pembelajaran
terpadu (Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari ,2012:4) belajar adalah suatu
proses yang komplek dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya
kapabilitas disebabka stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Menurut Skinner,dalam bukunya strategi pembelajaran terpadu
(Isriani Hardini dan Dewi Puspitasar ,2012:4) belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya jika tidak belajar responnya
menurun. Dengan demikian belajar diartikan sebagai suatu perubahan
dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.
Menurut Gage, dalam bukunya strategi pembelajaran terpadu (Isriani
Hardini dan Dewi Puspitasarin ,2012:4) belajar adalah proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman.
Dari pengertian-pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh
individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, sebagai hasil pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.3. Minat
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang
dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan bidang – bidang studi tertentu.
11
Jadi, minat dapat diekspesikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa
sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. (Haryu islamuddin,2012:20)
Seseorang yang memiliki minat terhadap materi pelajaran tertentu,
biasanya akan lebih intensif memperhatikan dan selanjutnya timbul motivasi
dalam dirinya untuk mempelajari materi tersebut ( Daryanto dan Muljo
Rahardjo )
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwaminat adalah
perasaan dimana ketertarikan terhadap sesuatu/objek tanpa ada yang
menyurh karena adanya suka atau senang terhadap sesuatu/objek tersebut.
2.4. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi internal sebagai pendorong pada diri
anak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi akan menentukan arah dan
intensitas (kekuatan) perilaku dalam kegiatan belajar. Dengan motifasi yang
kuat anak akan lebih terarah dan lebih kuat dalam tindakan belajarnya,
(Wardani,dkk.,2004:2.43).
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah
laku secara terarah (Gleitman,1986;Reber,1988) dalam Haryu Islamuddin,
2012:188).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu yang terarah
untuk mencapai tujuan.
12
2.5 Karateristik Anak Sekolah Dasar
Menurut Nasution (1993:44) dalam bukunya psikologi Pendidikan
(haryu Islamuddin, 2012:39) bahwa masa usia sekolah dasar sebagai masa
kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas sampai
dua belas tahun.Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah
dasar,dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupan yang kelak akan
mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.
Masa usia sekolah dasar dianggap oleh Suryobroto(1990) dalam
bukunya psikologi pendidikan ( haryu islamuddin, 2012:40) sebagai masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani
mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah
dasar. Kesukaran penentuan ketepatan umur anak matang untuk masuk
sekolah dasar disebabkan kematangan itu tidak ditentukan umur semata-
mata, namun pada umur antara 6 atau 7 tahunbiasanya anak memang telah
matang untuk masuk sekolah dasar.
Pada masa keserasian bersekolah ini, secara relatif anak- anak lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut
Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:(1) Masa kelas- kelas
rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun dan
(2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai
kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karateristik
anak usia sekolah dasar dianggap sebagai masa perkembangan kognitiif,
serta perkembangan sosialisasi yang disitu adanya kegiatan fisik. Sisi ini
tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar tetapi juga berperang untuk
13
mendapatkam ketrampilan tertentu. Dalam usia ini anak senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau
melakukan sesuatu secara langsung.
2.6. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru
untuk mewujutkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (Zainal Aqip,
2013:66)
Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian
konsep- konsep belaka, tetapi bagaimana melaksanakan proses
pembelajarannya, dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya
tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar- benar bermakna,
(Syaifurahman, dan Tri Ujiati, 2013:60 )
Pembelajaran adalah proses mencari kebenaran, menggunakan
kebenaran, dan mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan hidup manusia,khususnya yang berhubungan dengan upaya
merubah perilaku, sikap, pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-
tugas selama hidupnya ( Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012:30)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu
melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat
menyebabkan bentuk ingatan jangka panjang.
14
2.7. Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, berarti berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepadabagaimana proses belajar
mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan
belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan
siswa.Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kodisi belajar siswa yang
didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan ( Pupuh
Fathurohman dan M. Sobry Sutikno.,2010:8)
Proses belajar- mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mecapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam
proses belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar
hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.
Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar,
Moh.Uzer Usman dalam (Zainal Aqip,2013:67).
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
proses belajar-mengajar adalah suatu kegiatan atau interaksi antara guru
dan siswa untuk melakukan suatu pembelajaran mengenai pendidikan yang
bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa melalui pengalaman.
15
2.8. Belajar Gerak
Menurut Adam dalam bukunya perkembangan dan belajar motorik, (
Sugiyanto,2003:9.8) mengemukakah bahwa belajar gerak terjadi dalam 2
fase yaitu fase gerak ferbal yaitu fase belajar gerak dimana gerakan yang
dipelajari masih berada pada pikiran pelajar dan fase gerak yaitu kelanjutan
dari fase gerak ferbal karena penguasaan gerakan sudah baik maka saat
melakukan gerakan seolah- olah tidak memikirkan lagi gerakan yang
dilakukan.
Menurut Fitts dan Posner dalam bukunya perkembangan dan belajar
motorik,(Sugiyanto,2003:9.4) mengemukakan bahwa proses belajar gerak
ketrampilan terjadi dalam 3 fase belajar, yaitu: fase kognitif, fase asosiatif
dan fase otonom. Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak
ketrampilan, untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang
diberikan. Fase asosiatif disebut juga fase menengah, fase ini ditandai
dengan tingkat penguasaan gerakan di mana pelajar sudah mampu
melakukan gerakan- gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat
pelaksanaannya. Fase otonom bisa dikatakan fase akhir dalam belajar
gerak. Fase otonom ditandai dengan tingkat penguasaangerakan dimana
pelajar mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa
belajar gerak merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan
dikarenakan adanya penguasaan informasi, pemantapan gerak melalui
latihan berdasarkan informasi yang diperoleh.
16
2.9. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakanupaya mengumpulkan informasi,untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dicapai
oleh siswa (Wardani dan Siti Julaeha,2004:1.37
Bloom (1956 ) dalam (daryanto dan Muljo Raharjo)mengemukakan
bahwa hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor,dengan rincian sebagai berikut:
a. Ranah kognitif
Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sisntesis danevaluasi
b.Ranah afektif
Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat dan
nilai. Mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian,
pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.
c.Ranah psikomotorik
Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf,manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian dan
kreativitas.
Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari pembelajar dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa setelah mengalami
17
kegiatan belajar. Bentuk dari hasil belajar ditunjukkan dengan nilai yang
diberikan guru.
2.10. Permainan
Menurut Syamsir Azis (2003:1.4) Permainan adalah suatu kegiatan
yang menarik, menantang dan yang menimbulkan kesenangan yang unik,
baik dilakukan oleh seorang atau lebih, yang dilakukan oleh anak-anak atau
orang dewasa,tua atau muda,orang miskin atau orang kaya, laki- laki atau
perempuan.
Menurut Soetoto Pontjopoetro dkk, (2004:1.21) bahwa permaianan
merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak-anak, para remaja dan
juga orang tua. Permainan atau bermain berguna bagi perkembangan
pribadi seseorang, dengan bermain dapat dikembangkan kestabilan dan
pengendalian emosi yang sangat penting bagi keseimbangan mental.
Permainan adalah bagian dari studi pendidikan jasmani yang mempunyai
banyak sekali kegiatan. Permainan mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan kegiatan olahraga yang lain dalam mengembangkan manusia
seutuhnya.
Permainan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas jasmani, dimana
bila dilakukan secara teratur adalah mempunyai efek positif bagi kehidupan
manusia, apalagi dilakukan oleh anak- anak yang saat ini sangat
membutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka (Syamsir
Azis,2003:1.24)
Jadi dapat disimpulkan permainan atau bermain merupakan salah
satu kebutuhan hidup manusia baik anak-anak, orang dewasa, maupun
orang tua. Serta permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam
18
pendidikan jasmani mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas
dan tujuan pendidikan jasmani yaitu tujuan pendidikan jasmani ialah
meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia
seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.
2.11. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep
dalam bentuk permainan. Menurut Wahjuedi (1999:121 ) bahwa “pendekatan
bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi
permainan”.Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman ( 1999/2000:35
) berpendapat “strategi pembelajaranpermainan berbeda dengan strategi
pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus
melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prisip DAP
(Developmentally Appropriate practice)dan body scalling (ukuran fisik
termasuk kemampuan fisik )”.
https://mari-berkawand.blongspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-
bermain.html.
Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan bermaian merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep
dalam betuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain
menerapkan suatu tehnik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan.
Melalui permainan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa
untuk belajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
19
2.12. Atletik
Dalam dunia olahraga dikenal banyak sekali cabang olahraga antara
lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang
olahraga tersebut atletik mempunyai peranan penting, karena gerakan –
gerakannya merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik
berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang artinya berlomba dan
bertanding. Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik yang berisikan
gerakan- gerakan alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lempar dan lompat.
2.13. Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m
sampai dengan 400 m. Oleh karena itu yang paling penting untuk lari jarak
pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek merupakan
hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot- otot yang dirubah menjadi
gerakan halus,lancar dan efisien ( Eddy purnomo dan Dapan,2013:33 )
Lari jarak pendek atau lari cepat yaitu lari dengan kecepatan penuh
yang menempuh jarak 100 m, 200 m dan 400 m. Kunci pertama yang harus
dikuasai oleh pelari cepat adalah start. Keterlambatan atau ketidaktelitian
pada waktu melakukan start , sangat merugikan seorang pelari cepat. Oleh
sebab itu cara melakukan start harus benar- benar diperhatikan dan
dipelajari, serta dilatih dengan cermat ( Dadan Heryana dan Giri Verianti,
2010: 17 ).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lari jarak pendek
adalah lari sepanjang jarak yang ditempuh dengan kecepatan penuh dengan
kunci pertama yang harus dikuasai adalah start.
20
Untuk urutan lari jarak pendek terdiri dari : start, akselerasi,
percepatan positif, kecepatan maksimal, kecepatan negatif, finish.
2.13.1. Tehnik Start
Pada umumnya kita mengenal 3 cara melakukan start atau tolakan
yaitu: (a) Start jongkok (crouching start ), (b) Start berdiri ( Standing start ),
Start melayang ( flying start ). Macam- macam dari start jongkok yaitu (a).
Bunch Start, (b). Medium Start, (c). Long Start
Gambar 1. Tehnik start jongkok ( Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010:17)
Tahapan dalam start :
1. Tahap “ Bersedia”
a. Letakkan kedua tangan di tanah lurus, tangan sedikit lebih lebar dari
bahu. Kedua lengan menopang berat badan.
b. Letakkan lutut ke tanah ( posisi kaki depan belakang )
c. Kepala segaris dengan badan.
d. Seluruh badan dalam keadaan rileks
e. Pandangan ke depan kira- kira 1-2 meter
21
Gambar gerakan bersedia
Gambar 2. Gerakan “ Bersedia “ (Didik Zafar Sidik,2010:17 )
2. Tahap “ Siaap “
a. Pinggang naik secara terkontrol.
b. Kedua tungkai ditumpukan pada tanah / start block
c. Pinggang lebih tinggi sedikit dari bahu.
d. Kedua lengan lurus.
e. Kepala segaris dengan badan, pandangan mata sesuai dengan
posisi.
Gambar 3. Gerakan “ Siap “ (Didik Zafar Sidik, 2010:18)
3. Tahap “ Ya “
a. Dorongan / tolakan dilakukan kedua tungkai secara dinamis.
b. Dorongan kearah horisontal dengan sudut 45 derajat.
c. Lengan mendorong dan lepas dari tanah.
22
d. Kaki kanan meninggalkan start block dengan cepat dengan
mengangkat dan membengkokkan lutut.
e. Ayun lengan tinggi ke depan sesuai dengan gerakan tungkai.
f. Lutut, pinggang, badan, kepala segaris, pelurusan penuh.
g. Luruskan pinggang dan lutut sepenuhnya pada saat gerak dorong
berakhi
Gambar 4. Gerak “ Dorongan” (Dikdik Zafar Sidik,2010:15)
2.13.2. Tehnik Lari Jarak Pendek
1. Tahap gerakan keseluruhan
a. Setiap langkah terdiri dari tahap menumpu dan tahap melayang.
b. Pada saat menumpu ke depan kecepatan pelari berkurang.
c. Pada saat drve- mengayun kecepatan bertambah lagi.
d. Pada saat melayang paha tungkai ayun sejajar dengan tanah,
kemudian diluruskan ke depan untuk menumpu.
e. Tungkai tumpu ditekuk dan diayun cepat melewati badan
23
Gambar 5. Gerakan keseluruhan lari jarak pendek (Dikdik Zafar Sidik,2010:14)
1. Tahap menumpu dan mendorong
a. Kaki tumpu mendarat hamper tepat dibawah titik berat badan.
b. Gerak tungkai aktif mengais, kedan ke belakang.
c. Lutut kaki tumpu segera lurus untuk menuju gerakan mendorong.
d. Badan agak condong ke depan pada tahap mendorong dan seluruh
persendian ( kaki,lutut,pinggul ) lurus.
e. Lutut kaki ayun ditekuk untuk menambah kecepatan ayun dilanjutkan
dengan ayunan paha ke depan aktif sejajar dengan tanah.
f. Usahakan ujung kaki selalu keatas
g. Ayunan lengan dengan siku ditekuk 90 derajat.
h. Posisi kepala tegak, bahu dan otot muka stabil dan rileks.
Gambar 6.Gerakan ketika tungkai menumpu dan mendorong. (Dikdik Zafar Sidik,2010:11)
24
1. Tahap melayang
a. Paha tungkai ayun diayun aktif ke depan sejajar dengan tanah.
b. Lutut tungkai ayun ditekuk, tumit kaki ayun sedikit ke depan lutut.
c. Pada saat tungkai ayun siap melurus untuk mendarat, tungkai tumpu
ditekuk penuh pada lutut.
d. Kaki ayun siap mendarat dengan gerakan aktif mengais ( ke bawah
belakang ) dengan bantuan telapak kaki posisi mencangkul untuk
mendapatkan efek kaisan yang optimal.
Gambar 7.Gerakan kaki ketika tungkai melayang (Dikdik Zafar Sidik,2010:11)
2.13.3. Tehnik Memasuki Garis Finish
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai
garis finish
a. Lari terus tanpa perubahan gerak apapun.
b. Dada dicondongkan ke depan, kedua tangan diayunkan ke bawah
belakang ( gaya merebahkan diri )
c. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu
sebelah maju ke depan ( the shrug )
25
Gambar 8. Tehnik memasuki garis finish ( Dadan Heryana dan Giri Verianti,2010:19 )
2.14. Permainan Boker
Permainan dalam penelitian ini yaitu permainan boker. Permainan lari
boker adalah suatu permainan yang dilakukan dengan individu atau beregu
dengan cara berlari memindah / atau membawa bola dari keranjang yang
satu kemudian dimasukkan kedalam keranjang lainnya.
Gambar 9.Lapangan permainan boker
26
Keterangan :
: Siswa
: Keranjang
: Bendera kecil
: Bola kecil
Cara permainan dengan kompetisi secara individu :
1. Siswa dibagi menjadi 3 baris berbanjar.
2. Siswa mempraktikkan permainannya secara individu dari posisi start
sampai selesai, yaitu siswa berlari membawa bola yang telah disiapkan
satu persatu untuk dipindahkan dan dimasukkan kedalam keranjang
dengan jarak 20 meter sampai bola yang ada dikeranjang habis.
3. Ketika guru memberikan aba-aba maka siswa berlari secepat- cepatnya.
4. Yang dinyatakan sebagai pemenang adalah siswa yang menyelesaikan
tugasnya dengan cepat dan benar.
2.15. Kerangka Berpikir
Penelitian ini menfokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajargerak
dasar lari melalui pendekatan permainan boker. Proses pembelajara
pendidikan jasmani disekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimall
tergantung oleh beberapa factor. Factor tersebut antara lain: fasilitas dan
metode pembelajaran.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep pembelajaran dan konsep
yang dipelajari. Melalui pendekatan permainan siswa akan merasa lebih
27
senang, tertarik terhadap materi dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran.
Upaya dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani melalui
strategi pembelajaran yaitu menerapkan permainan boker. Melalui
permainan boker diharapkan tercipta suasana belajar yang menyenangkan,
siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dalam materi gerak dasar
lari, sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Untuk memperjelas
kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan ( Budi
Hartono, 2013:35 ) sebagai berikut :
Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi
Awal
Guru belum
menggunakan
pendekatan
permainan
a. Siswa kurang tertarik dan
mudah bosan dengan
pembelajaran gerak dasar
lari
b. Hasil belajar masih
rendah
Tindakan
Menerapkan
pembelajaran
melalui
permainan boker
Siklus I: peneliti menyusun
bentuk pengajaran yang
bertujuan meningkatkan hasil
belajar gerak dasar lari
melalui permainan boker.
Kondisi
Akhir
Melalui permainan
boker siswa lebih
bersemangat, hasil
belajar dan
partisipasi siswa
dalam mengikuti
pembelajaran lebih
meningkat
Siklus II: Upaya perbaikan
dari siklus I untuk
meningkatkan hasil belajar
gerak dasar lari dalam
pembelajaran melalui
permainan boker
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Pada Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Gerak Dasar Lari menggunakan Pendekatan Permainan
Boker Pada Siswa Kelas III SD Negeri Pucang Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015 / 2016”. Dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan permainan
boker dapat diterima siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I sebesar 78% untuk guru
dan 70% untuk siswa. Sedangkan untuk siklus II sebesar 92% untuk guru dan
88% untuk siswa,sehingga menunjukkan peningkatan sebesar 14% untuk guru
dan 28% untuk siswa. Data hasil ketuntasan belajar siswa siklus I mencapai
72,22% sedangkan pada siklus II mencapai hasil sebesar 91,67% sehingga
menunjukkan peningkatan sebesar 19.45%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan pendekatan permainan boker bisa digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran.
2. Guru diharapkan lebih inovatif, kreatif dalam memilih dan menerapkan
metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
60
DAFTAR PUSTAKA
Aip syarifudi dkk.2004.Azas dan Falsafah Penjaskes.Jakarta:Universitas Terbuka.
Djumijar. 2003 . Dasar- Dasar Atletik.Jakarta. Universitas Terbuka Daryanto dan Muljo Raharjo.2012.Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta:Gava Media Dadan Heryana dan Giri Verianti. 2010.Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional. Dikdik Zafar Sidik. 2010. Mengajar dan Melatih Atletik.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Eddy Purnomo dan Dapan.2013.Dasar-Dasar Atletik. Yogyakarta:
Alfamedia. Haryu Islamuddin.2012.Psikologi pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Isriani Hardani dan Dewi Puspitasari.2012.Strategi pembelajaran terpadu.
Yogyakarta: Familia. Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. 2010.Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami.Bandung: PT. Refika Aditama.
Rusli Lutan. 2004. Setrategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan.Jakarta: Universitas Terbuka. Syaefurohman dan Tri Ujiati. 2013. Manajemen Dalam
Pembelajaran.Jakarta: Permata Puri Media. Sofia Hartati. 2005. Perkembangan Belajar Anak Usia Dini.Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Syamsir Azis.2003.Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka. Suharsimi Arikunto, Suhardjono danSupardi.2007. Penelitian tindakan
Kelas.Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Wardani dkk.2004.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Recommended